PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP UPAYA PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI PESERTA DIDIK : Studi Eksperimen di Kelas X SMAN 13 Bandung.
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
TERHADAP UPAYA PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI PESERTA DIDIK
(Studi Eksperimen di Kelas X SMAN 13 Bandung)
SKRIPSI
diajukan untuk memenuhi sebagian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Sosiologi
oleh Rita Sari NIM 1102908
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
TERHADAP UPAYA PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI PESERTA DIDIK
(Studi Eksperimen pada Kelas X SMAN 13 Bandung)
oleh
Rita Sari 1102908
diajukan untuk memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sosiologi, Fakultas Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial, Universitas Pendidikan Indonesia
©Rita Sari 2015
Universitas Pendidikan Indonesia 2015
Hak cipta dilindungi undang-undang
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, Dengan cetakan ulang, di foto kopi, atau cara lainnya tanpa seizin penulis.
(3)
RITA SARI
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI
TERHADAP UPAYA PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI PESERTA DIDIK
(Studi Eksperimen pada Kelas X SMAN 13 Bandung)
Disetujui dan disahkan oleh pembimbing Pembimbing I
Dr. Hj. Siti Nurbayani K, S.Pd, M.Si. NIP. 197007111994032002
Pembimbing II
Syaifullah Syam, S.Pd, M.Si. NIP. 197211121999031001
Mengetahui,
Ketua Prodi Pendidikan Sosiologi
Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si., Ph.D. NIP. 196804031991032002
(4)
SKRIPSI INI DIUJI PADA TANGGAL 16 JUNI 2015
Panitia Ujian Sidang Terdiri Atas
Ketua : Dekan FPIPS UPI
Prof. Dr. H. Karim Suryadi, M.Si NIP. 19700814 199402 1 001
Sekretaris : Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi
Dra. Hj. Siti Komariah, M.Si, Ph.D NIP. 19680403 199103 2 002 Penguji
Penguji I,
Prof. Dr. H. Bunyamin Maftuh, M.Pd.,M.A NIP. 19620702 198601 1 002
Penguji II,
Dr. Yadi Ruyadi, M.Si NIP. 19620516 198903 1 002
Penguji III,
Dra. Wilodati, M.Si NIP. 19680114 199203 2 002
(5)
PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI TERHADAP UPAYA
PENANAMAN KARAKTER TOLERANSI PESERTA DIDIK (Studi Eksperimen pada Kelas X SMAN 13 Bandung)
Rita Sari NIM 1102908 ABSTRAK
Model pembelajaran memiliki peranan penting didalam pelaksanaan proses belajar mengajar, dimana tujuannya tidak semata untuk melakukan transfer of knowledge saja akan tetapi diharapkan terjadi perubahan perilaku perserta didik ke arah yang lebih baik, salah satunya ialah karakter toleransi pada diri peserta didik. Kondisi awal peserta didik kelas X IIS SMAN 13 Bandung yaitu masih adanya peserta didik yang mengintimidasi ketika teman sekelasnya sedang berbicara, ketika adanya perbedaan di dalam kelas terkadang dijadikan bahan olok-olok oleh sebagian peserta didik, jadi karakter toleransi sangat penting sekali ditanamkan pada diri peserta didik agar peserta didik memiliki sikap tenggang rasa dan saling menghargai. Peneliti mencoba mencari solusi pada permasalahan ini dengan menerapkan model pembelajaran Problem based Introduction (PBI). Dalam penelitian ini juga menerapkan model pembelajaran Konvensional, tujuannya untuk melihat seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran Problem Based Introductin (PBI) dan model pembelajaran Konvensional dalam penanaman karakter toleransi peserta didik. Metode dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, tujuan dari penelitian eksperimen ini untuk mengetahui ada tidaknya hubungan sebab akibat dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada kelompok eksperimen. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini pertama, karakter toleransi peserta didik pada kelas eksperimen sudah tergolong baik. Kedua karakter toleransi peserta didik pada kelas kontrol masih tergolong rendah. Ketiga, pada kelas eksperimen diperoleh hasil determinasi sebesar 31%, artinya model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) memberikan pengaruh sebesar 31% terhadap karakter toleransi. Keempat, pada kelas kontrol yang menerapkan model pembelajaran Konvensional diperoleh hasil determinasi sebesar 3,4%, artinya model pembelajaran Konvensional memberikan pengaruh sebesar 3,4% terhadap karakter toleransi peserta didik.
Kata Kunci : Problem Based Introduction (PBI), Karakter Toleransi, Peserta Didik.
(6)
THE IMPACT IN USING LEARNING MODEL OF PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) ON ATTEMPTING TO PUT TOLERANCE IN
STUDENT’S BEHAVIOR ON SOCIOLOGY STUDY (Experiment Study at X Class in SMAN 13 Bandung)
Rita Sari NIM 1102908 ABSTRACT
Learning model has great role in learning process, its purpose is not only about transfer of knowledge but also it can change student’s behavior to the right way, one of this behavior is tolerance on student self. First condition at X IIS class in SMAN 13 Bandung, there still intimidation around the student when one is speaking, somestimes when there is different opinion among the students, one is bullied by other students, character of tolerance is the most important thing to put in the student’s behavior so that the students can respect one another. The researcher tries to give a solution with using learning model of problem based on introduction in teaching. This study also uses conventional model, its purpose is to view how many impact teaching with using problem based on introduction and conventional model in shaping student’s behavior about tolerancy. This study is experiment method, the purpose of this study is to find out casuality with some treatment on the experiment group. This method is matched with its purpose. The result of this study, first tolerancy on student’s behavior in the experiment class is excellent. Second, tolerancy on student’s behavior in the control class is poor. Third, in the experiment class has determinant result about 31% which means learning model of problem based on introduction has an impact on tolerancy about 31 %. Fourth, in the control class has determinat result about 3,4% which means learning model of conventional has an impact on tolerancy about 3,4%.
(7)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Berbicara mengenai masalah toleransi, hingga saat ini masih sering kita jumpai bahwa terdapat peserta didik yang memiliki sikap toleransi yang masih rendah. Hal ini terlihat dari pengalaman peneliti pada saat Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 13 Bandung. Pada saat pertama kali peneliti masuk kelas dan melakukan proses pembelajaran seperti biasanya. Pada pertemuan selanjutnya peneliti mendapati adanya peserta didik yang mengintimidasi ketika teman sekelasnya sedang berbicara atau mengutarakan pendapat, dan ketika adanya perbedaan atau keberagaman di dalam kelas terkadang dijadikan bahan olok-olok oleh sebagian peserta didik, seperti pada salah satu kelas terdapat anak yang memiliki kulit lebih gelap dari teman-teman yang lainnya hal tersebut mereka jadikan sebagai bahan candaan. Hal tersebut menjadi perhatian bagi peneliti selama melaksanakan kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di SMAN 13 Bandung. Dengan demikian peneliti menyimpulkan bahwa sebagian besar dari peserta didik di sekolah tersebut masih memiliki karakter toleransi yang tergolong rendah. Hal tersebut terlihat dengan kenyataan yang telah peneliti paparkan sebelumnya. Dengan adanya kenyataan dilapangan tersebut, artinya dapat dikatakan pada diri peserta didik saat ini rasa tenggang rasa dan saling toleran satu dengan yang lainnya masih rendah. Kenapa hal tersebut dapat terjadi pada diri peserta didik saat ini Faiq (dalam Mahfud, 2013, hlm.11) mengatakan bahwa
Toleransi yang kita pahami adalah toleransi semu. Artinya, pendidikan telah
gagal membangun toleransi yang sebenarnya. Wacana “toleransi” dalam
menyikapi realitas multikultural yang dikedepankan Orde Baru telah menuai kegagalan. Alasannya yang paling rasional adalah, karena toleransi yang diterapkan dalam domain sosial tersebut bukan atas nama perbedaan, tetapi lebih pada egosentrisme.
Sikap toleran sangat penting sekali dikembangkan dalam dunia pendidikan saat ini. Hendaknya sejak dini peserta didik dilatih untuk dapat saling menghargai segala perbedaan yang ada, mengingat bahwa bangsa Indonesia
(8)
memiliki masyarakat yang multikultural, oleh sebab itu sangat dibutuhkan sekali rasa toleransi yang tinggi antara satu dengan yang lainnya. Sangat dikhwatirkan dengan keadaan masyarakat Indonesia yang multikultural ini, apabila masyarakatnya masih memiliki rasa toleransi yang rendah, maka akan sangat mudah sekali memicu munculnya suatu konflik.
Pendidikan di sekolah harus terdapat keseimbangan antara aspek kognitif, aspek afektif dan aspek-aspek lainnya yang harus ditanamkan dalam diri peserta didik, agar terciptanya generasi penerus bangsa yang berkarakter baik.
Meskipun sekarang telah dikeluarkan kurikulum 2013 yang memiliki pendekatan scientific, namun kurikulum 2013 ini tidak diterapkan oleh semua sekolah di Indonesia, namun saat ini masih diberlakukannya Ujian Nasional sebagai salah satu penentu seorang peserta didik dapat lulus atau tidak dalam menempuh jenjang pendidikan, perbedaannya sekarang Ujian Sekolah juga dilibatkan sebagai penentu kelulusan peserta didik. Meskipun demikian, kenyataan ini bertolak belakang dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU nomor 20 tahun 2003 yang secara jelas mengungkapkan bahwa, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Disinilah peran seorang guru sangat dibutuhkan, khususnya guru sosiologi untuk dapat mengembangkan sikap dan karakter toleransi serta rasa simpati dan empati para peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas. Berbagai macam cara dapat dilakukan oleh seorang guru untuk mengembangkan sikap dan karakter toleran siswa, salah satunya yaitu dengan menerapkan model pembelajaran yang dapat melatih dan meningkatkan rasa toleransi diantara peserta didik. Disini peneliti menggunakan konsep pembelajaran berbasis masalah Problem Based Introduction (PBI) dalam mata pelajaran sosiologi untuk melatih dan mengembangkan karakter toleran siswa tersebut.
Pembelajaran sosiologi merupakan pembelajaran yang menjadikan manusia dan masyarakat sebagai objek kajiannya, sebagaimana definisi yang diungkapkan oleh Wulansari (2009, hlm. 17) “Sosiologi adalah ilmu tentang
(9)
masyarakat yang mempelajari masyarakat secara keseluruhan, meliputi struktur sosial dan proses-proses sosial termasuk perubahan-perubahan sosial, hubungan antara manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, kelompok dengan
kelompok, baik formil, materil, statis atau dinamis”.
Berdasarkan definisi sosiologi tersebut, seorang guru dapat melatih sikap dan karakter, terutama karakter toleransi peserta didik dengan mengaitkan materi pelajaran yang dipelajari tersebut dengan isu-isu atau permasalahan sosial yang ada dalam kehidupan sehari-hari yang sedang ramai diperbincangkan, permasalahan tersebut bisa dalam lingkup lokal, nasional, maupun internasional. Model pembelajaran yang diterapkan oleh gurupun dapat bervariasi seperti diskusi kelompok untuk memecahkan suatu permasalahan yang diangkat oleh guru, dan guru juga bisa menerapkan model pembelajaran yang meminta siswanya untuk mengerjakannya secara individu.
Permasalahan yang peneliti temukan pada saat berada di kelas X IIS 2 dan kelas X IIS 3 SMA N 13 Bandung yaitu masih rendahnya sikap toleransi peserta didik. Hal tersebut terlihat ketika ada peserta didik yang menjawab pertanyaan dari guru dan peserta didik lainnya tidak mendengarkan temannya berbicara. Selain itu juga pada saat peserta didik sedang melakukan presentasi di depan kelas masih banyak peserta didik lainnya yang tidak mendengarkan temannnya berbicara di depan kelas. Permasalahan yang terlihat pada kelas eksperimen pertama kelas X IIS 2 yaitu ketika pendidik masuk ke dalam kelas keadaan peserta didik masih belum kondusif untuk melaksanakan pembelajaran dikarenakan masih banyak peserta didik yang berada di luar kelas. Selain itu, ketika peneliti menjelaskan materi pelajaran dengan menggunakan metode ceramah, terdapat sebagian peserta didik yang memperhatikan dan sebagian lainnya sibuk dengan kesibukannya masing-masing, seperti mengobrol dengan teman sebangku, memainkan handphone. Permasalahan lainnya yaitu saat diadakannya diskusi kelompok terlihat ada peserta didik yang terintimidasi oleh temannya sehingga pada saat diskusi berlangsung terdapat sebagian peserta didik yang diam saja dan tidak mau berpendapat dalam kelompok. Ketika pendidik bertanya kepada peserta didik alasan mereka tidak mau berpendapat dan berbicara di depan kelas, mereka beralasan “takut salah, dan malu ditertawakan”,
(10)
karena memang pernah terjadi ketika ada peserta didik yang salah menjawab pertanyaan yang diberikan, terdapat beberapa dari teman-temannya tertawa.
Permasalahan yang terjadi pada kelas X IIS 3 tidak berbeda jauh dengan kelas X IIS 2. Pada kelas X IIS 3 terdapat anak-anak yang menjadikan temannya yang berkulit lebih gelap daripada teman-teman yang lain sebagai bahan candaan. Selain itu pada saat presentasi di depan kelas terdapat sebagian peserta didik tidak mendengarkan dan sibuk sendiri dan ketika ada temannya yang salah menjawab pertanyaan keadaan kelas ribut menertawakan temannya yang salah memberikan jawaban. Permasalahan lain yang penulis temukan ketika terdapat peserta didik yang memiliki suku selain suku Sunda, hal tersebut oleh teman-teman mainnya dijadikan sebagai suatu bahan candaan. Meskipun hal tersebut hanya sebagai candaan, akan tetapi jika itu dibiarkan begitu saja, bisa menjadi suatu pemicu konflik dikalangan pelajar.
Terlihat dari beberapa permasalahan yang ada di SMAN 13 Bandung, alternatif pemecahan permasalahan untuk dapat melatih sikap toleransi siswa yaitu, pendidik dapat menerapkan model pembelajaran yang membentuk peserta didik berkelompok. Model pembelajaran merupakan suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola tersebut dapat menggambarkan kegiatan pendidik dan peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar yang menyebabkan terjadinya proses belajar. Jalan alternatif yang diambil peneliti yaitu dengan melakukan suatu eksperimen yaitu dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran sosiologi dalam upaya
menanamkan karakter sikap toleransi peserta didik.
Terdapat salah satu penelitian terdahulu oleh Muslim (2013) tentang penggunaan suatu model pembelajaran dalam pengembangan karakter toleransi peserta didik, dengan judul skripsinya yaitu “Mengembangkan Karakter Toleransi Siswa Melalui Pembelajaran Isu Kontroversial dalam Pembelajaran
IPS di SMP Negeri 10 Bandung “. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Muslim tersebut menyimpulkan bahwa Pembelajaran Isu Kontroversial telah mampu mengembangkan karakter toleransi siswa kelas VIII C SMP Negeri 10 Bandung.
(11)
Dengan adanya penelitian terdahulu yang mengkaji pengembangan karakter toleransi siswa melalui pembelajaran Isu Kontroversial, peneliti ingin mengetahui apakah dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI) dapat mempengaruhi karakter toleransi peserta didik pada
kelas X IIS SMAN 13 Bandung.
Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) merupakan model pembelajaran berdasarkan masalah, pada tingkatan SMA peserta didik sudah dapat mengidentifikasi masalah yang terjadi pada kehidupan sehari-harinya.
Problem Based Introduction (PBI) memusatkan pada permasalahan yang
bermakna dan mempunyai arti bagi peserta didik, peran guru menyiapkan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Peserta didik dilatih untuk bekerja sama dengan peserta didik lainnya, dibutuhkan kekompakan dan pemahaman akan suatu permasalahan agar siswa dapat menyelidiki permasalahan tersebut. Mengingat pada kelas X IIS terdapat
materi mengenai “Perilaku Menyimpang” maka peneliti ingin melakukan
eksperimen model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) ini, selain itu juga model pembelajara Problem Based Introduction (PBI) ini juga belum pernah diterapkan pada kedua kelas eksperimen.
Berdasarkan latar belakang yang telah peneliti uraikan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk mengangkat tema ini sebagai salah satu tema dalam penelitian skripsi, oleh sebab itu peneliti mengangkat penelitian ini dengan judul, “Pengaruh Penggunaan Model Problem Based Introduction (PBI) Pada
Mata Pelajaran Sosiologi terhadap Upaya Penanaman Karakter Toleransi Peserta
Didik” (Studi Eksperimen Pada Kelas X SMAN 13 Bandung).
B. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas, maka penulis mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana karakter toleran peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)? 2. Bagaimana karakter toleran peserta didik pada kelas kontrol yang
(12)
3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada karakter toleran peserta didik yang menggunakan model Pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI)?
4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan pada karakter toleran peserta didik yang menggunakan model Pembelajaran konvensional (ceramah)?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1) Mengetahui karakter toleran peserta didik pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI); 2) Mengetahui karakter toleran peserta didik pada kelas kontrol yang
menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah);
3) Mengetahui pengaruh yang signifikan pada karakter toleran peserta didik yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI);
4) Mengetahui pengaruh yang signifikan pada karakter toleran peserta didik yang menggunakan model pembelajaran konvensional (ceramah).
D. Manfaat/ Signifikansi Penelitian 1. Secara Teoretis
Secara teoretis hasil dari penelitian dapat memperluas wawasan dalam dunia pendidikan serta bermanfaat untuk perkembangan ilmu pengetahuan mengenai berbagai model pembelajaran yang inovatif terutama untuk mata pelajaran sosiologi di sekolah.
2. Secara Praktis
Manfaat praktis dari hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi dunia pendidikan, antara lain:
a. Bagi peneliti, dapat menambah pengetahuan serta keterampilan dalam hal penerapan model-model pembelajaran yang inovatif dalam proses pembelajaran selanjutnya;
(13)
b. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan karakter toleransi peserta didik dalam upaya mempersiapkan mereka dalam menghadapi era global;
c. Bagi guru, dapat menambah wawasan serta keterampilan dalam menggunakan model-model pembelajaran dalam proses belajar mengajar;
d. Bagi sekolah, dapat menjadi masukan yang positif bagi sekolah untuk lebih meningkatkan mutu kualitas pembelajaran guru agar dapat menghasilkan peserta didik yang memiliki wawasan luas dan memiliki karakter toleran yang baik antar sesama;
e. Bagi Prodi Pendidikan Sosiologi adalah untuk memberikan sumbangsih pemikiran dalam pembelajaran mahasiswa, serta untuk bahan bacaan bagi mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi.
E. Struktur Organisasi
Adapun sistematika penulisan dalam penyususnan skripsi ini, adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab I ini secara garis besar memaparkan permasalahan yang akan dikaji. Adapun sub bab yang terdapat didalamnya yaitu latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan struktur organisasi skripsi.
BAB II KAJIAN PUSTAKA/LANDASAN TEORETIS
Pada bab ini diuraikan dokumen-dokumen atau data-data yang berkaitan dengan fokus penelitian serta teori-teori yang mendukung penelitian peneliti. Landasan teori ini diambil dari literatur, sebagai fondasi dalam pelaksanaan penelitian.
BAB III METODE PENELITIAN
Memaparkan mengenai serangkaian tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan oleh peneliti ketika melakukan penelitian untuk mendapatkan data dari hasil penelitian yang telah dilakukan dengan permasalahan yang
(14)
dikaji, mulai dari persiapan, pelaksanaan, sampai pada pengolahan data, definisi operasional dan laporan penelitian.
BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN
Memaparkan serangkaian isi yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, hasil, dan kendala yang ditempuh pada proses penelitian yaitu tentang tentang upaya pengembangan sikap dan karakter toleransi menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI).
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.
(15)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian quasi eksperimen. Pengertian motode quasi eksperimen menurut Sugiyono (2012, hlm. 77) adalah bentuk
quasi eksperimen ini merupakan pengembangan dari true experimental design.
Desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan ekperimen.
Tujuan dari penelitian eksperimen adalah untuk menyelidiki ada tidaknya hubungan sebab akibat dengan cara memberikan perlakuan tertentu pada kelompok eksperimen. Pemilihan metode ini disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai, yaitu untuk menguji pengaruh penggunaan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) dalam menanamkan karakter dan sikap
toleransi peserta didik.
Pada penelitian ini peneliti menggunakan dua kelas, satu kelas sebagai kelas eksperimen yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI) dan kemudian satu kelas sebagai kelas kontrol. Sebelumya
peneliti telah melakukan observasi terhadap kedua kelas tersebut sebagai langkah awal untuk mengetahui kondisi kelas sebelum di lakukan treatment. Peneliti melakukan observasi untuk mengetahu bagaimana karakter toleransi yang dimiliki oleh para peserta didik. Setelah dilakukan observasi dan peneliti memperoleh gambaran mengenai karakter dan sikap toleransi peserta didik, maka pada masing-masing kelas penelitian di berikan treatment atau perlakuan. Untuk kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI), sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan perlakuan
secara khusus dalam proses pembelajaran melainkan hanya menggunakan model ceramah. Selanjutnya setelah setiap kelas penelitian mendapatkan treatment atau perlakuan, langkah berikutnya adalah peneliti akan membagikan angket yang harus diisi oleh peserta didik berkaitan dengan model pembelajaran dan karakter
(16)
toleransi yang peserta didik rasakan selama mendapatkan treatment atau perlakuan.
Setelah dilakukan eksperimen pada masing-masing kelas, peneliti selanjutnya mengolah hasil dari angket yang telah diisi oleh peserta didik untuk menguji perbedaan keberhasilan antar treatment atau perlakuan tersebut terhadap karakter dan sikap toleransi peserta didik. Berdasarkan pembahasan yang diuraikan sebelumnya, maka pada dasarnya penelitian eksperimen adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian perlakuan pada kelas yang diteliti.
B. Partisipan
Penelitian yang akan dilaksanakan ini berlokasi di SMA Negeri 13 Bandung, yang beralamat di Jalan Raya Cibeureum Nomor 52 Bandung. Alasan pemilihan lokasi penelitian ini, karena sebelumnya peneliti sudah melakukan pengamatan selama peneliti melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) terhadap proses pembelajaran sosiologi pada kelas X IIS di SMAN 13 Bandung. Permasalahan yang tampak dari hasil pengamatan peneliti yaitu masih terdapatnya peserta didik yang memiliki karakter toleransi diantara sesama teman yang tergolong rendah. Masih terlihat sebagaian dari peserta didik yang tidak mendengarkan dan memperhatikan ketika temannya sedang berpendapat, selain itu juga tedapat peserta didik yang menjadikan perbedaan suku dan fisik sebagai bahan untuk bercanda.
Adapun waktu penelitian yang dilakukan mulai tanggal 3 sampai 19 Maret 2015 semester ganjil tahun ajaran 2014/2015.
Dengan demikian hal tersebut dinilai cukup dan sesuai untuk mewakili sampel yang akan diteliti, yaitu sejauh mana pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dalam menanamkan karakter dan sikap toleransi peserta didik.
C. Populasi dan Sampel
Sugiyono (2014, hlm. 80) mendefinisikan “populasi sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kuantitas dan
(17)
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari yang kemudian ditarik kesimpulannya”.
Jadi populasi adalah keseluruhan dari sampel yang memiliki karakteristik tertentu yang sudah ditentukan. Populasi dalam penelitian ini dipilih peserta didik kelas X IIS di SMAN 13 Bandung.
Tabel 3.1
Jumlah Peserta Didik Kelas X IIS SMAN 13 Bandung
No Kelas Jumlah Peserta Didik
1 X IIS 1 35 Orang
2 X IIS 2 32 Orang
3 X IIS 3 34 Orang
4 X IIS 4 34 Orang
Sedangkan sampel menurut Sugiono (2014, hlm. 81) “sampel adalah bagian
dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Bila populasi
besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan waktu, dana, dan tenaga maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
Dengan demikian sampel yang digunakan ialah dua kelas yaitu kelas X IIS 2 dengan peserta didik berjumlah 32 orang, dan kelas X IIS 3 dengan jumlah peserta didik 34 orang. Peneliti memilih kedua kelas tersebut karena pada penelitian ini, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampel dengan
purposive sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara
menentukan sendiri sampel yang akan diambil sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti sendiri.
Teknik pengambilan sampel menggunakan Purposive Sampling yang merupakan teknik pengambilan sampel dengan cara menentukan sendiri sampel yang akan diambil sesuai dengan kriteria yang ditentukan oleh peneliti itu sendiri. Pada penelitian ini peneliti mengelompokkan kelas yang terdiri dari kelas eksperimen yaitu kelas X IIS 2 dengan menggunakan model pembelajaran
(18)
Problem Based Introduction (PBI), sedangkan untuk kelas kontrol yaitu kelas X
IIS 3 yang menggunakan model pembelajaran konvensional dimana pendidik menggunakan metode ceramah dan diskusi dalam proses belajar mengajar.
D. Definisi Operasionalisai Variabel Penelitian
Sugiyono (2014, hlm. 38) mengungkapkan bahwa “Variabel merupakan
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Jadi, dapat disimpulkan bahwa variabel adalah bagian dari yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan diteliti sehingga peneliti dapat menarik kesimpulan dari hasil variabel tersebut.
Adapun definisi operasional adalah variabel-variabel yang diamati atau diteliti, yang bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran pengamatan terhadap variabel-veriabel yang bersangkutan, serta pembagian instrument (alat ukur).
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu : 1. Variabel Bebas (Variabel X)
Creswell (2010, hlm. 77) mengemukakan bahwa,
“Variabel bebas (Independent Variables) merupakan variabel-variabel yang (mungkin) menyebabkan, mempengaruhi, atau berefek pada
outcome. Variabel-variabel ini juga dikenal dengan istilah variabel-variabel treatment, manipulated, atecedent, atau predictor”.
Variabel bebas pada penelitian ini adalah pengaruh penggunaan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI). model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) adalah model pembelajaran yang
berlandaskan paham konstruktivistik yang mengakomodasi keterlibatan siswa dalam belajar dan pemecahan masalah otentik (Budi, 2013).
2. Variabel Terikat (Variabel Y)
Creswell (2010, hlm. 77) mengemukakan bahwa,
“Variabel terikat (dependent variables) merupakan variabel yang
bergantung pada variabel-variabel bebas. Variabel terikat ini merupakan outcome atau hasil dari pengaruh variabel bebas. Istilah lain untuk variabel terikat adalah variabel criterion, outcome, dan effect”.
(19)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah karakter toleransi peserta didik. Pendidikan Karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai, pendidikan moral, pendidikan budi pekerti, pendidikan watak yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan sehari-hari dengan sepenuh hati. (Martadi, dalam Budimansyah, 2012. hlm. 15). Sedangkan toleransi yakni sikap dan perilaku yang mencemirkan penghargaan perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis, pendapat, dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka, serta dapat hidup tenang di tengah perbedaan tersebut (Suyadi 2013, hlm. 8).
E. Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang di tempuh dalam penelitian antara lain : 1. Tahap Persiapan
a. Studi pendahuluan (Pra penelitian) dilaksanakan melalui observasi dan wawancara terhadap guru mata pelajaran Sosiologi di SMAN 13 BANDUNG.
b. Studi literatur, dilakukan untuk memperoleh teori-teori yang relevan mengenai masalah yang tengah diuji.
c. Telaah kurikulum mengenai pokok bahasan yang akan dijadikan sebagai materi dalam penelitian.
d. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran. e. Membuat dan menyusun instrumen penelitian. f. Menguji instrumen penelitian.
g. Menganalisis hasil uji coba instrumen. 2. Tahap Pelaksanaan
a. Memberikan perlakuan (treatmeant) berupa pengajaran mata pelajaran Sosiologi dengan menggunakan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) pada kelompok eksperimen dan
(20)
b. Memberikan angket tertutup kepada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
3. Tahap Akhir
a. Melakukan analisis dan penelitian b. Membahas hasil penemuan penelitian c. Memberikan kesimpulan dan saran.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Munurut Sugiyono (2014, hlm. 102) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang tengah diamati. Untuk itu, alat yang digunakan peneliti dalam penelitian ini antara lain:
a) Jenis Instrumen Penelitian 1. Angket
Angket menurut Riduwan (2013, hlm. 71) yaitu “daftar pertanyaan
yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respons (responden)
sesuai dengan permintaan pengguna”. Tujuan dari angket dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data yang diinginkan, selain itu juga responden dapat menjawab pertanyaan dengan bebas dan tidak terpengaruh temannya.
Dalam penelitian penulis menggunakan angket tertutup yaitu “angket
yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden diminta
untuk memilih satu jawaban yang sesuai dengan karakteristik dirinya”
(Riduwan, 2013, hlm. 72). Selain itu, dengan menggunakan angket tertutup ini dapat membantu responden menjawab dengan cepat dan juga memudahkan peneliti dalam melakukan analisis data terhadap seluruh angket yang telah terkumpul.
2. Observasi
“Metode survei (observasi) yaitu melakukan pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat dari dekat kegiatan yang dilakukan.”. (Riduwan. 2013, hlm. 76).
(21)
Teknik ini dimaksudkan untuk mendapatkan data geografis yang aktual dengan mengadakan pengamatan langsung ke lokasi penelitian melalui pengamatan kondisi atau keadaan daerah penelitian. Observasi lapangan dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung di lapangan, menggunakan daftar check list dan instrumen observasi.
Selain itu peneliti juga menggunakan lembar observasi, Lembar yang digunakan untuk mengumpulkan data mengenai aktivitas selama pelaksanaan pembelajaran Sosiologi dengan penerapan model pembelajaran yang diujikan.
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai bahan data informasi sesuai dengan masalah penelitian dan dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada relevasinya dengan permasalahan dalam penelitian, seperti data siswa, foto, gambar, dan sebagaimya.
4. Studi Literatur
Studi litelatur yaitu mempelajari buku-buku, jurnal dan lain sebaginya yang berhubungan dengan masalah yang menjadi pokok bahasan dengan objek penelitian. Sehingga dengan studi litelatur ini digunakan untuk memperoleh data empiris yang relevan dan berkaitan dengan masalah yang sedang diteliti. Kemudian dalam penelitian ini, peneliti membaca dan mempelajari sumber-sumber informasi yang berkaitan dengan penggunaan metode Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran sosiologi dalam upaya menanankan karakter toleransi peserta didik.
b) Penyusunan Instrumen
Pada penelitian ini peneliti menyebarkan angket kepada sampel penelitian ini oleh peneliti. Dalam menentukan jumlah pertanyaan angket, Arikunto (2013, hlm. 203) berpendapat bahwa,
Berapakah jumlah pertanyaan angket menurut teori? Pertimbangannya adalah: semua indikator sudah terwakili dalam pertanyaan, sekurang-kurangnya satu. Jika indikator yang diungkap tidak terlalu banyak, setiap indikator sebaiknya dinyatakan lebih dari satu kali, yang penting adalah bahwa jumlah pertanyaan jangan terlalu banyak sehingga waktu yang digunakan untuk mengisi hanya kurang lebih dari satu jam saja.
(22)
c) Pemberian Skor Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Munurut Sugiyono (2012, hlm. 102) “instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang tengah diamati. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini yaitu berupa angket tertutup dengan bentuk skala ordinal. Skala ordinal menurut Riduwan (2013, hlm. 84) menyebutkan bahwa, “ Skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada ranking diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai jenjang terendah
atau sebaliknya”.
Penelitian ini akan mengukur pengaruh penggunaan model pembelajaran
Problem Based Introduction (PBI) terhadap karakter dan sikap toleransi
peserta didik. Karena penelitian ini mengukur karakter dan sikap toleransi, maka pengukurannya menggunakan skala Likert yang memiliki empat option sebagai berikut:
Tabel 3.2
Pengukuran Skala Likert
Alternatif Jawaban Variabel
Bobot
Sering 4
Kadang-kadang 3
Jarang 2
Tidak Pernah 1
Sumber: Riduwan (2013, hlm. 87)
G. Proses Pengembangan Instrumen
Pengembangan instrumen dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui sejau mana instrumen penelitian dapat mengungkap dengan tepat gejala-gejala yang akan diukur. Adapun uji coba validitas dan reliabilitas instrumen penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 18 Februari 2015 terhadap 31 peserta didik kelas X IIS 4 SMAN 13 Bandung.
(23)
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (dalam Riduwan 2013, hlm. 63) mengatakan: ‘Validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau keshahihan
suatu alat ukur’.
Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, dalam Riduwan, 2013, hlm. 97).
Untuk menguji validitas konstruk setiap item dalam indikatornya menggunakan analisis dengan rumus korelasi rank Sperman. Adapun rumus korelasi rank Sperman menurut Wachidah, L (2012, hal. 119) adalah sebagai berikut :
�� = 1- 6∑�2 n (n²-1 ) Keterangan :
�� = nilai koefisien korelasi Sperman Rank d² = jumlah kuadrat selisih ranking
n = banyaknya jumlah sampel (jumlah responden)
Pengujian validitas dilakukan terhadap 110 item angket dengan rincian, 40 item angket model pembelajaran PBI, 30 item angket model pembelajaran konvensional (model ceramah), dan 40 item angket karakter toleransi. Berikut hasil dari uji validitas angket;
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Angket Model Pembelajaran PBI
No r Hitung r Tabel Keterangan
1 0,437 0,367 Valid
2 0,195 0,367 Tidak Valid
3 0,590 0,367 Valid
(24)
5 0,221 0,367 Tidak Valid
6 0,483 0,367 Valid
7 0,499 0,367 Valid
8 0,241 0,367 Tidak Valid
9 0,464 0,367 Valid
10 0,259 0,367 Tidak Valid
11 0,458 0,367 Valid
12 0,491 0,367 Valid
13 0,502 0,367 Valid
14 0,534 0,367 Valid
15 0,434 0,367 Valid
16 0,408 0,367 Valid
17 0,295 0,367 Tidak Valid
18 0,032 0,367 Tidak Valid
19 0,258 0,367 Tidak Valid
20 0,674 0,367 Valid
21 0,660 0,367 Valid
22 0,535 0,367 Valid
23 0,483 0,367 Valid
24 0,522 0,367 Valid
25 0,529 0,367 Valid
26 0,406 0,367 Valid
27 0,427 0,367 Valid
28 0,362 0,367 Tidak Valid
29 0,505 0,367 Valid
30 0,370 0,367 Valid
31 0,374 0,367 Valid
32 0,302 0,367 Tidak Valid
33 0,308 0,367 Tidak Valid
34 0,302 0,367 Tidak Valid
(25)
36 0,371 0,367 Valid
37 0,479 0,367 Valid
38 0,390 0,367 Valid
39 0,369 0,367 Valid
40 0,215 0,367 Tidak Valid
Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Software SPSS, angket variabel X (model pembelajaran Problem Based Introduction) terdapat 13 item pertanyaan yang tidak valid, yaitu item nomor 2, 5, 8, 10, 17, 18, 19, 28, 32, 33, 34, 35, 40, karena nilai r hitung dari setiap item pertanyaan lebih kecil daripada nilai r tabel. Item-item pertanyaan yang tidak valid akan diganti dan diujikan kembali.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Angket Karakter Toleransi
NO r Hitung r Tabel Keterangan
41 0,388 0,367 Valid
42 0,187 0,367 Tidak Valid
43 0,148 0,367 Tidak Valid
44 0,178 0,367 Tidak Valid
45 0,383 0,367 Valid
46 0,182 0,367 Tidak Valid
47 0,267 0,367 Tidak Valid
48 0,201 0,367 Tidak Valid
49 0,074 0,367 Tidak Valid
50 0,103 0,367 Tidak Valid
51 0,352 0,367 Tidak Valid
52 0,460 0,367 Valid
53 0,588 0,367 Valid
54 0,443 0,367 Valid
55 0,077 0,367 Tidak Valid
(26)
57 -0,079 0,367 Tidak Valid
58 0,028 0,367 Tidak Valid
59 0,451 0,367 Valid
60 0,219 0,367 Tidak Valid
61 0,073 0,367 Tidak Valid
62 0,148 0,367 Tidak Valid
63 0,096 0,367 Tidak Valid
64 0,420 0,367 Valid
65 -0,035 0,367 Tidak Valid
66 0,297 0,367 Tidak Valid
67 0,337 0,367 Tidak Valid
68 0,481 0,367 Valid
69 0,317 0,367 Tidak Valid
70 0,164 0,367 Tidak Valid
71 0,131 0,367 Tidak Valid
72 0,532 0,367 Valid
73 0,490 0,367 Valid
74 0,473 0,367 Valid
75 0,345 0,367 Tidak Valid
76 0,364 0,367 Tidak Valid
77 0,320 0,367 Tidak Valid
78 0,350 0,367 Valid
79 0,563 0,367 Valid
80 0,498 0,367 Valid
Berdasarkan hasil uji validitas dengan menggunakan Software SPSS, angket variabel Y yang berjumlah 40 item pertanyaan, terdapat 24 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 42, 43, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 55, 56, 57, 58, 60, 61, 62, 63, 65, 66, 67, 69, 70, 71, 75, 76,77 karena nilai r hitung dari setiap item pertanyaan lebih kecil daripada nilai r tabel. Item-item pertanyaan yang tidak valid akan diganti dan diujikan kembali.
(27)
Tabel 3.5
Hasil Uji Validitas Angket Model Pembelajaran Konvensional
No r Hitung r Tabel Keterangan
81 0,415 0,367 Valid
82 0,451 0,367 Valid
83 0,283 0,367 Tidak Valid
84 0,660 0,367 Valid
85 0,745 0,367 Valid
86 0,593 0,367 Valid
87 0,369 0,367 Valid
88 0,323 0,367 Tidak Valid
89 0,538 0,367 Valid
90 0,414 0,367 Valid
91 0,560 0,367 Valid
92 0,647 0,367 Valid
93 0,649 0,367 Valid
94 0,582 0,367 Valid
95 0,501 0,367 Valid
96 0,589 0,367 Valid
97 0,553 0,367 Valid
98 0,161 0,367 Tidak Valid
99 0,129 0,367 Tidak Valid
100 0,601 0,367 Valid
101 0,453 0,367 Valid
102 0,262 0,367 Tidak Valid
103 0,423 0,367 Valid
104 0,719 0,367 Valid
105 0,220 0,367 Tidak Valid
106 0,618 0,367 Valid
107 0,609 0,367 Valid
(28)
109 0,212 0,367 Tidak Valid
110 0,445 0,367 Valid
Setelah dilakukan uji validitas dengan menggunakan Software SPSS, dari 30 jumlah item pertanyaan variabel tentang model pembelajaran konvensional terdapat 7 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 83, 88, 98, 99, 102, 105, 109 karena nilai r hitung dari setiap item pertanyaan lebih kecil daripada nilai r tabel. Item-item pertanyaan yang tidak valid tersebut akan diganti dan diujikan kembali.
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (2010, hal. 221) miengatakan bahwa :
Suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Dalam menguji reliabilitas penulis menggunakan rumus dari Alpha. Adapun rumus Alpha yang digunakan adalah menurut Riduwan (2013, hal. 116).
St Si k k r .11 11
r11 = nilai realibilitas
∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians item
k = jumlah item
Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunaka aplikasi SPSS maka diperoleh nilai reliabilitas sebagai berikut:
(29)
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Model Pembelajaran Problem Based
Introduction (PBI)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.672 26
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Karakter Toleransi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.816 14
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Model Pembelajaran Konvensional
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.910 23
H. Teknik Pengumpulan Data
Untuk menunjang metode penelitian ini, maka diperlukan suatu teknik yang diharapkan dapat mengungkap masalah dari data yang telah terkumpul dan mampu membantu peneliti untuk dapat merumuskan kesimpulan atas penelitian
(30)
yang dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran angket (questionnare). Menurut Riduwan (2013, hlm. 71) angket adalah:
Daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan respon tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
I. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh seorang peneliti yaitu menganalisis data yang telah diperoleh sebelumnya. Adapun prosedur pengolahan data-data tersebut dilakukan melalui analisis secara kuantitatif adalah sebagai berikut :
a) Analisis Deskriptif
Peneliti menggunakan analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk menjelaskan data dari variabel yang sedang diteliti. Ukuran statistik deskriptif yang sering digunakan untuk mendeskripsikan data penelitian adalah frekuensi dan rata-rata. Pengukuran dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model PBI terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik. Masing-masing kuesioner memiliki empat kemungkinan jawaban yang dipilih dan dianggap sesuai dengan keadaan yang dialami oleh responden. Dari jawaban-jawaban tersebut kemudian disususn kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan berdasarkan persentase.
b) Perhitungan Persentase
Teknik prosentase digunakan untuk melihat banyaknya responden menjawab satu item pernyataan yang terdapat didalam angket. Melalui teknik prosentase ini peneliti mempresentasikan setiap jawaban terhadap pernyataan yang diajukan oleh peneliti dalam mempresentasekan setiap jawaban responden terhadap pernyataan yang diajukan peneliti. Teknik prosentase ini menggunakan rumuss sebagai berikut:
(31)
� = ��� × %
Keterangan:
P = Prosentase Penafsiran
Fo= Frekuensi Observer (jumlah responden yang memilih pilihan) N = Jumlah Sampel
Tabel 3.9 Penafsiran Prosentase
Prosentase (%) Penafsiran
0 – 1% Tidak ada
2% – 25% Sebagian kecil
26% – 49% Kurang dari setengahnya
50% Setengahnya
51% – 75% Lebih dari setengahnya
76% – 99% Sebagian besar
100% Seluruhnya
Sumber: Effendi (dalam Zakiah, 2014, hlm. 50)
c) Analisis Data Korelasi dan Pengujian Hipotesis
Untuk mendapatkan jawaban mengenai korelasi antara penggunaan model pembelajaran PBI dengan karakter dan sikap toleransi peserta didik maka peneliti menggunakan rumus korelasi Rank Sperman, (Wachidah, L, 2013, hal. 119) dengan rumus sebagai berikut:
�� = 1- 6∑�2 n (n²-1 )
Keterangan :
�� = nilai koefisien korelasi Sperman Rank d² = jumlah kuadrat selisih ranking
(32)
Tabel 3.10
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0, 800 – 1, 000 0, 600 – 0, 799 0, 400 – 0, 599 0, 200 – 0, 399 0, 00 – 0, 199
Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat
Rendah Sangat Rendah
Sumber: Riduwan (2013, hlm. 138)
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji dua pihak (two tail test) sehingga bila dirumuskan secara statistik adalah sebagai berikut:
a. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik. b. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
model pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
Kriteria pengujian yaitu jika nilai Sig. lebih lbesar dari 0,05 maka H0 diteroma, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima.
(33)
d) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dipengaruhi atau tidak oleh variabel dependen yang diambil dari koefisien yang telah diketahui. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Riduwan
(2013, hlm. 139) “untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan Variabel X
terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan”.
KD = r² x 100% Keterangan :
KD : koefisien determinasi r : koefisien korelasi
(1)
109 0,212 0,367 Tidak Valid
110 0,445 0,367 Valid
Setelah dilakukan uji validitas dengan menggunakan Software SPSS, dari 30 jumlah item pertanyaan variabel tentang model pembelajaran konvensional terdapat 7 item pertanyaan yang tidak valid yaitu nomor 83, 88, 98, 99, 102, 105, 109 karena nilai r hitung dari setiap item pertanyaan lebih kecil daripada nilai r tabel. Item-item pertanyaan yang tidak valid tersebut akan diganti dan diujikan kembali.
2. Uji Reliabilitas
Arikunto (2010, hal. 221) miengatakan bahwa :
Suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan tendensius mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan mengahasilkan data yang dapat dipercaya juga.
Dalam menguji reliabilitas penulis menggunakan rumus dari Alpha. Adapun rumus Alpha yang digunakan adalah menurut Riduwan (2013, hal. 116).
St Si k kr .1
1 11
r11 = nilai realibilitas
∑Si = jumlah varians skor tiap-tiap item St = varians item
k = jumlah item
Berdasarkan perhitungan reliabilitas dengan menggunaka aplikasi SPSS maka diperoleh nilai reliabilitas sebagai berikut:
(2)
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.672 26
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Variabel Karakter Toleransi
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.816 14
Tabel 3.8
Hasil Uji Reliabilitas Model Pembelajaran Konvensional
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.910 23
H. Teknik Pengumpulan Data
(3)
yang dilakukan. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui penyebaran angket (questionnare). Menurut Riduwan (2013, hlm. 71) angket adalah:
Daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain bersedia memberikan respon (responden) sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan penyebaran angket ialah mencari informasi yang lengkap mengenai suatu masalah dan respon tanpa merasa khawatir bila responden memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan.
I. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya yang dilakukan oleh seorang peneliti yaitu menganalisis data yang telah diperoleh sebelumnya. Adapun prosedur pengolahan data-data tersebut dilakukan melalui analisis secara kuantitatif adalah sebagai berikut :
a) Analisis Deskriptif
Peneliti menggunakan analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk menjelaskan data dari variabel yang sedang diteliti. Ukuran statistik deskriptif yang sering digunakan untuk mendeskripsikan data penelitian adalah frekuensi dan rata-rata. Pengukuran dengan menggunakan kuesioner dilakukan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model PBI terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik. Masing-masing kuesioner memiliki empat kemungkinan jawaban yang dipilih dan dianggap sesuai dengan keadaan yang dialami oleh responden. Dari jawaban-jawaban tersebut kemudian disususn kriteria penilaian untuk setiap item pernyataan berdasarkan persentase.
b) Perhitungan Persentase
Teknik prosentase digunakan untuk melihat banyaknya responden menjawab satu item pernyataan yang terdapat didalam angket. Melalui teknik prosentase ini peneliti mempresentasikan setiap jawaban terhadap pernyataan yang diajukan oleh peneliti dalam mempresentasekan setiap jawaban responden terhadap pernyataan yang diajukan peneliti. Teknik prosentase ini menggunakan rumuss sebagai berikut:
(4)
� = ��� × %
Keterangan:
P = Prosentase Penafsiran
Fo= Frekuensi Observer (jumlah responden yang memilih pilihan) N = Jumlah Sampel
Tabel 3.9 Penafsiran Prosentase
Prosentase (%) Penafsiran
0 – 1% Tidak ada
2% – 25% Sebagian kecil
26% – 49% Kurang dari setengahnya
50% Setengahnya
51% – 75% Lebih dari setengahnya
76% – 99% Sebagian besar
100% Seluruhnya
Sumber: Effendi (dalam Zakiah, 2014, hlm. 50) c) Analisis Data Korelasi dan Pengujian Hipotesis
Untuk mendapatkan jawaban mengenai korelasi antara penggunaan model pembelajaran PBI dengan karakter dan sikap toleransi peserta didik maka peneliti menggunakan rumus korelasi Rank Sperman, (Wachidah, L, 2013, hal. 119) dengan rumus sebagai berikut:
�� = 1- 6∑�2 n (n²-1 )
Keterangan :
�� = nilai koefisien korelasi Sperman Rank d² = jumlah kuadrat selisih ranking
(5)
Tabel 3.10
Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0, 800 – 1, 000 0, 600 – 0, 799 0, 400 – 0, 599 0, 200 – 0, 399 0, 00 – 0, 199
Sangat Kuat Kuat Cukup Kuat
Rendah Sangat Rendah Sumber: Riduwan (2013, hlm. 138)
Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji dua pihak (two tail test) sehingga bila dirumuskan secara statistik adalah sebagai berikut:
a. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik. b. H0 : Tidak terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan
model pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran Konvensional pada mata pelajaran sosiologi terhadap upaya penanaman karakter toleransi peserta didik.
Kriteria pengujian yaitu jika nilai Sig. lebih lbesar dari 0,05 maka H0 diteroma, begitu juga sebaliknya jika nilai Sig. lebih kecil dari 0,05 maka H0 di tolak dan H1 diterima.
(6)
d) Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen dipengaruhi atau tidak oleh variabel dependen yang diambil dari koefisien yang telah diketahui. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Riduwan (2013, hlm. 139) “untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan Variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan”.
KD = r² x 100% Keterangan :
KD : koefisien determinasi r : koefisien korelasi