PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWAPADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI :PENELITIANKUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS XI TAHUN AJARAN 2013-2014 DI SMA NEGERI 4 BANDUNG:.

(1)

SKRIPSI

DiajukanUntukMemenuhiSebagiandariSyarat MemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program StudiPendidikanSosiologi

Oleh

Elsa CahyaSantya 1000555

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

Negeri 4 Bandung)

Oleh: Elsa CahyaSantya

1000555

Diajukanuntukmemenuhisebagiansyaratuntukmemperoleh gelarSarjanaPendidikan Sosiologi

©Elsa CahyaSantya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

2014

Hak cipta dilindungi undang-undang.


(3)

(PenelitianKuasiEksperimenTerhadapSiswaKelas XI TahunAjaran 2013-2014 di SMA Negeri 4 Bandung)

Disetujuidandisahkanolehpembimbing :

Pembimbing I

Prof.Dr. AchmadHufad, M.A NIP. 195501011981011001

Pembimbing II

Dra.Wilodati.,M.Si NIP. 1196801141992032002

Mengetahui,

Ketua Program StudiPendidikanSosiologi FPIPS UPI


(4)

Panitiaujiansidangterdiridari : Ketua : Dekan FPIPS UPI

Prof. Dr. H. KarimSuryadi, M.Si NIP. 197008141994021001

Sekretaris : Ketua Program StudiPendidikanSosiologi SitiKomariah, M.Si., Ph. D

NIP. 1968040319910302001

Penguji :

Penguji I

Dr. EllyMalihah., M.Si NIP. 196604251992032002

Penguji II

Dr. Hj. SitiNurbayani. K, M.Si NIP. 197007111994032002


(5)

(PENELITIANKUASI EKSPERIMEN TERHADAP SISWA KELAS XI TAHUN AJARAN 2013-2014 DI SMA NEGERI 4 BANDUNG)

1

Elsa Cahya Santya, 2Achmad Hufad, 3Wilodati 1

Mahasiswa Prodi Pendidikan Sosiologi, FPIPS UPI, Jl. Dr. Setiabudi No.229 Bandung

2

Dosen MKDU UPI

3

Dosen MKDU UPI E-mail : elsacahyas@yahoo.com

Abstrack:On subject sociology that covering about knowledge, attitude, value, and norm so the application of Problem Based Introduction model must be adjusted to the material which would be taught. At this time many teachers especially in sociology subject which related tightly to the example in real life, only use conventional method for the learning process. The subject of sociology is less attractive for students at this time so that it will have an impact on students learning outcome. In fact this time, various kind of classroom has been developed in increasing study result of the students, one kind of classroom innovative is Problem Based Introduction (PBI) method. Problem Based Introduction (PBI) method has an excess value, therefore the purpose of this research is to know the influence of Problem Based Introduction

(PBI) to the student learning outcomes.Based on the background above, the outlines of this research are: 1) is there any differences of the score in pre-test and post test on experiment class that use the Problem Based Introduction (PBI) method, 2) is there any differences of the score in pre-test and post test on the control class that use conventional method (speech), 3) how huge the influence of Problem Based Introduction (PBI) and conventional method (speech) that implemented to the student learning outcomes.This research use quantitative phenomenological by using experiment quasi method in Senior High School 4 Bandung. The respondents taken as sample data in this research are 40 students in XI IPS 1 as experiment class and 38 students in XI IPS 4 as the control class.Based on result of the research indicated that there are differences on pre-test and post test on experiment class, from the testing of hypotheses on 5% significant standard where H1 accepted and H0 rejected (tcount= 8,913 and

ttable= 1,697). There are differences on pre-test and post test on control class, where H1

accepted and H0 rejected (tcount = 5,208 and ttable = 1,697). Besides that, Problem Based

Introduction (PBI) model in sociology subject give big influence on the students learning

outcomes, between the student who use PBI method with another who don’t use PBI method

in Senior High School 4 in Bandung can be seen from the score of study result. Therefore,

Problem Based Introduction method can be used as one of alternative method that innovative on the study learning.

Keywords : Influence,Problem Based Introduction (PBI) MethodLearning Outcome

Abstrak :DalammatapelajaranSosiologi yang mencakuppengetahuan, sikap, nilai,


(6)

sangatberkaitandengancontohnyatadalamkehidupan, dalam proses

belajarmengajarnyahanyamenggunakanmetodekonvensionalsaja. Mata

pelajaranSosiologikurangdiminatisiswasaatinisehinggaakanberdampakpadahasilbelajarsiswa.

Padahalsaatiniberbagai model

pembelajarantelahdikembangkandalamupayameningkatkanhasilbelajarsiswa, salahsatunya model pembelajaraninovatifyaitu model Problem Based Introduction (PBI). Model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) inimempunyaikelebihan, sehinggapenelitianinidilakukanuntukmengetahuipengaruh model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) terhadaphasilbelajarsiswa.Berdasarkanlatarbelakangdiatas, makarumusanpenelitianadalahsebagaiberikut: 1) apakahterdapatperbedaanhasilnilaipre testdanpost testpadakelaseksperimen yang menggunakan model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI), 2) apakahterdapatperbedaanhasilnilaipre testdanpost testpadakelas control yang menggunakanmetodekonvensional(ceramah), 3) seberapabesarpengaruh model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) danmetodekonvensional(ceramah) yang telahditerapkanterhadaphasilbelajarsiswa.Penelitianinimenggunakanpendekatankuantitatifden ganmetodekuasieksperimen di SMA Negeri 4 Bandung.Adapunresponden yang diambilsebagaisampel data dalampenelitianiniyaitukelas XI IPS 1 sebanyak 40 orang

sebagaikelasEksperimendankelas XI IPS 4 sebanyak 38 orang

sebagaikelaskontrol.Berdasarkanhasilpenelitian,

menunjukkanbahwaterdapatperbedaanhasilpre testdanpost testpadakelaseksperimen, daripengujianhipotesispadatarafsignifikasi 5% dimana H1diterimadan H0ditolak (thitung= 8,913 danttabel=1,697). Terdapatperbedaanhasilpre testdanpost testpadasiswakelaskontrol, dengan H1 diterimadan H0ditolak (thitung= 5,208 danttabel=1,697). Selainitu, Model

pembelajaranProblem Based Introduction (PBI)

padamatapelajaranSosiologisangatberpengaruhterhadaphasilbelajarsiswa, antarasiswa yang menggunakan model PBI dengan yang tidakmenggunakan model PBI di SMA Negeri 4 Bandung yang dilihatdariskorhasilbelajarnya. Dengandemikian, model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI)dapatdijadikansebagaisalahsatualternatif model yang inovatifdalamkegiatanpembelajaran.


(7)

(8)

DAFTAR ISI PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. LatarBelakangPenelitian ... 1

B. IdentifikasiMasalahPenelitian ... 6

C. RumusanMasalahPenelitian ... 6

D. TujuanPenelitian ... 7

E. ManfaatPenelitian... 7

F. StrukturOrganisasiSkripsi ... 8

BAB II PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI ... 11

A. Pengertian Model Pembelajaran ... 11

B. Model PembelajaranProblem Based Introduction (PBI)... 12

C. Perbedaan Model Pembelajaran PBI dan PBL ... 14

D. PengertianPembelajaranSosiologi ... 16


(9)

G. PengertianPembelajaran PAIKEM ... 22

H. HasilBelajar ... 25

I. OrsinalitasPenelitian ... 27

J. KerangkaPemikiran ... 30

K. HipotesisPenelitian ... 34

BAB III METODE PENELITIAN ... 36

A. LokasidanSubjekPopulasi/SampelPenelitian ... 36

1. LokasidanSubjekPenelitian ... 36

2. PopulasidanSampel ... 37

B. DesainPenelitian ... 38

C. MetodePenelitian... 39

D. DefinisiOperasional ... 40

1. Model PembelajaranProblem Based Introduction (PBI) ... 40

2. Hasil Belajar ... 41

3. Variabel Penelitian ... 41

E. Instrument Penelitian ... 42

1. JenisInstrumen ... 42

2. SkalaPengukuran ... 43

F. Proses PengembanganInstrumen ... 44

1. UjiValiditasInstrumen... 44

2. UjiReliabilitasInstrumen ... 45

3. DayaPembeda ... 46

4. Uji Tingkat Kesukaran ... 48

5. HasilUjiCobaInstrumen ... 48


(10)

H. Analisis Data ... 51

1. Analisis Data HasilObservasi ... 52

2. Analisis Data HasilTes ... 52

3. UjiNormalitasdengan Uji-X2 (Chi Square) ... 52

4. UjiHomogenitas Data denganUji-F ... 56

5. UjiHipotesisdenganUji-t ... 57

6. AnalisisIndeks Gain ... 58

7. AnalisisHasilBelajar ... 59

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 59

A. DeskripsiUmumProfilLokasiPenelitiandanSubjekPenelitian ... 59

1. Profil SMA Negeri 4 Bandung ... 59

2. VisiMisi ... 61

3. KeadaanFasilitasdanKelengkapan Proses Pembelajaran di Sekolah ... 62

4. SubjekPenelitian ... 63

B. DeskripsiHasilObservasi ... 64

1. Data HasilObservasi ... 64

2. Data HasilTes ... 68

3. Data HasilBelajar ... 72

4. UjiHipotesis ... 74

C. Pembahasan ... 77

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 82

A. Simpulan ... 82


(11)

DAFTAR PUSTAKA ... 86

LAMPIRAN ... 90

DAFTAR TABEL 2.1 TabelPerbedaan Model Pembelajaran PBI dan PBL ... 16

2.2 TabelPenelitianTerdahulu... 28

3.1 TabelPopulasiPenelitianSiswa ... 32

3.2 TabelDesainPenelitian ... 34

3.3 TabelKriteriaValiditas ... 41

3.4 TabelKriteriaReliabilitas ... 42

3.5 TabelKlasifikasiDayaPembeda ... 43

3.6 TabelIndeksKesukaran ... 44

3.7 TabelHasilPerhitunganUjiCobaInstrumentesObjektif ... 45

3.8 TabelDistribusiFrekuensi ... 50

3.9 TabelInterpretasiNilaiIndeks Gain ... 54

4.1 TabelHasilObservasiPada Proses Pembelajaran ... 61

4.2 TabelHasilObservasiTerhadapSiswa... 63

4.3 TabelDeskripsiSkor Pre Test ... 65

4.4 TabelDeskripsiSkor Post Test ... 66

4.5 TabelDeskripsi Gain KelasEksperimendanKelasKontrol ... 67

4.6 TabelDeskripsiNilaiTugasKelasEksperimendanKelasKontrol... 68

4.7 TabelDeskripsiHasilBelajar ... 69


(12)

DAFTAR GAMBAR


(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kisi-kisiInstrumenPenelitian Lampiran 2Kisi-kisi Test

Lampiran 3Silabus

Lampiran 4RencanaPelaksanaanPembelajaran (RPP) Lampiran 5Soal Pre Test dan Post Test

Lampiran 6 Lembar Kerja Siswa Lampiran 7 LembarObservasi Lampiran 8 Tingkat KeaktifanSiswa Lampiran 9 LembarPenilaian

Lampiran 10 Daftar Siswa Lampiran 11 UjiInstrumen

Lampiran 12 Surat Izin /penelitian Lampiran 13 Dokumentasi


(14)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Pada umumnya, proses belajar mengajar adalah kegiatan interaksi antara guru sebagai pengajar dan siswa sebagai pelajar. Guru adalah salah satu faktor pendorong yang terpenting untuk menentukan berhasilnya proses belajar mengajar di dalam kelas, dan guru harus mampu menciptakan lingkungan belajar yang efektif. Seorang guru dituntut harus dapat memberikan suatu pembelajaran yang membuat siswa termotivasi untuk menjadi aktif, kreatif, dan inovatif dengan cara menerapkan suatu model pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa dan sesuai dengan kemampuan guru. Menurut Hidayat (2011, hlm. 68) seorang guru harus mempelajari model serta metode pembelajaran yang berbasis PAIKEM ( Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan ).

Dalam PAIKEM digunakan prinsip-prinsip pembelajaran berbasis kompetensi, sehingga hasil dari pembelajarannya adalah meningkatnya kompetensi peserta didik yang dapat diukur dalam pola sikap, pengetahuan, dan keterampilannya. Menurut Hidayat (2011, hlm. 76) terdapat empat prinsip-prinsip atau komponen-komponen berbasis PAIKEM, yaitu :

1. Mengalami: dalam hal ini peserta didik mengalami secara langsung dengan memanfaatkan banyak indera. Bentuk konkretnya adalah peserta didik melakukan pengamatan, percobaan, dan wawancara dengan belajar banyak melalui berbuat (perbuatan).

2. Interaksi: dalam hal ini interaksi antara peserta didik itu sendiri maupun dengan guru baik melalui diskusi/Tanya jawab atau melalui metode lain (misalnya,


(15)

bermain peran) harus selalu ada dan terjaga karena dengan interaksi inilah pembelajaran menjadi lebih hidup dan menarik.

3. Komunikasi: dalam hal ini komunikasi perlu diupayakan. Komunikasi adalah cara kita menyampaikan apa yang kita ketahui, interaksi tidak cukup jika tidak terjadi komunikasi. Bahkan interaksi menjadi lebih bermakna jika interaksi itu komunikatif.

4. Refleksi: merupakan hal penting lainnya agar pembelajaran itu bermakna. Refleksi disini maksudnya adalah memikirkan kembali apa yang diperbuat/dipikirkan atau yang sudah dipelajarinya, dengan refleksi kita bisa menilai efektif atau tidaknya pembelajaran.

Menurut Hidayat (2011, hlm. 76) pembelajaran berbasis kompetensi berpusat pada peserta didik (student center), peserta didiklah yang harus lebih aktif dalam proses pembelajaran. Untuk mencapai kompetensi yang diharapkan, pembelajaran terpadu dirumuskan dalam KI dan KDagar tercapai secara utuh, pembelajaran dilakukan dengan sudut pandang adanya keunikan individual setiap peserta didik, pembelajaran dilakukan secara bertahap dan terus menerus menerapkan prinsip pembelajaran tuntas (Mastery Learning) sehingga mencapai ketuntasan yang diterapkan, pembelajaran diharapkan pada situasi pemecahan masalah (Problem Solving), sehingga perserta didik menjadi pembelajar yang kritis, dan kreatif, pembelajaran dilakukan dengan multi strategi dan multimedia sehingga memberikan pengalaman belajar beragam bagi peserta didik.

Sesuai dengan hasil observasi yang pernah dilakukan peneliti pada saat ini,khususnya di tahun 2014 masih banyaknya guru-guru SMA dipersekolahan yang ada di bandung kebingungan dalam menerapkan serta memilih model pembelajaran khususnya dalam mata pelajaran Sosiologi sehingga dapat berdampak pada hasil


(16)

belajar siswa. Alasan mengapa siswa kurang meminati atau berpartisipasi dalam mata pelajaran Sosiologi karena cara, model atau metode yang di sampaikan guru saat di kelas itu kurang dikemas dengan baik. Mata pelajaran Sosiologi itu mencakup pengetahuan, sikap, nilai dan norma maka penerapan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) harus disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan.

Pada umumnya, guru dilapangan pun tidak terkecuali masih menggunakan metode pembelajaran konvensional (ceramah). Hal ini menjadi penyebab mengapa proses belajar mengajar masih belum berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan, dan dari kurangnya perhatian atau minat siswa terhadap mata pelajaran sosiologi juga diduga bisa berpengaruh terhadap hasil belajar.Untuk mengantisipasi agar minat sertapartisipasi siswa tidak menurun, perlu dipilih atau ditampilkan sejumlah model pembelajaran yang inovatif.

Menurut Firnawati (2013, hlm. 2) model pembelajaran inovatif merupakan salah satu model pembelajaran yang patut dipertimbangkan untuk meningkatkan kualitas, model inovatif ini menyeimbangkan antara kegiatan penyadaran dengan kegiatan pemberdayaan pada setiap siswa. Model yang inovatif itu bisa membuat iklim belajar menjadi kondusif, siswa menjadi semangat, siswa menjadi interest sehingga keinginan untuk mempelajari sosiologi itu muncul, dan akhrinya akan terlihat pada hasil ulangan yang memuaskan. Ada beberapa fungsi dari model pembelajaran inovatif, yaitu sebagai berikut:

1. Sebagai pedoman guru dalam melaksanakan proses mengajar secara komprehensif untuk mencapai tujuan pembelajaran;


(17)

3. Menetapkan bahan-bahan pengajaran, yaitu menetapkan bahan ajar secara khusus yang akan disampaikan siswa untuk membantu perubahan positif pengetahuan dan kepribadian;

4. Membantu perbaikan dalam mengajar, yaitu mampu mendorong atau membantu proses belajar-mengajar secara efektif dalam mencapai tujuan pendidikan; dan 5. Mendorong atau memotivasi terjadinya perubahan tingkah laku pada peserta

didik secara maksimal sesuai dengan bakat, minat atau kemampuan masing-masing siswa.

Berdasarkan hasil dari pra penelitian yang dilakukan oleh peneliti di SMAN 4 Bandung pada Tahun 2013, peneliti menemukan berbagai kendala yang dialami oleh guru khususnya pada mata pelajaran Sosiologi mengenai model pembelajaran yang diterapkan dalam proses belajar mengajar. Hal ini bisa terlihat dari aktivitas yang dilakukan didalam kelas,dimanadalam proses belajar mengajarnya guru hanya menggunakan metodekonvensional (ceramah). Aktivitas yang dilaksanakan dalam proses belajar mengajar menunjukkan bahwa, metodekonvensional(ceramah)yang sering digunakan seorang guru berdampak pada keaktifan dan ketidakaktifan siswa mengikuti pelajaran.Siswa yang aktif akan selalu memperhatikan dan bertanya apabila ada yang kurang di mengerti, dalam berdiskusi pun siswa sudah faham terhadap materi dan aktif melakukan tanya jawab. Sedangkan bagi siswa yang tidak aktif mereka tidak serius memperhatikan, dan kurang faham terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Walaupun tidak semua siswa menunjukkan ketidakaktifan, tetapi semua ini bisa telihat dalam kegiatan-kegiatan didalam kelas dengan menggunakan metodekonvensional(ceramah).

Berdasarkan wawancara dengan guru mata pelajaran Sosiologi, bahwa metode konvensional berupa ceramah yang diterapkan didalam kelas memang kurang


(18)

memicu minat serta partisipasi siswa dalam belajar yang akhirnya akan terlihat pada hasil belajarnya. Kebanyakan guru khusunya pada mata pelajaran Sosiologi ini masih belum dapat menerapkan model pembelajaran yang inovasi dikarenakan pengetahuan, situasi, dan kondisi yang ada belum memungkingkan seorang guru menerapkan model pembelajaran inovasi yang pada akhirnya metodekonvensional (ceramah) ini yang selalu digunakan.

Dalam proses pembelajaran khususnya pada mata pelajaran sosiologi ini memang diperlukan adanya model yang inovatif, salah satunya adalah model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI). Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) ini memusatkan pada masalah kehidupannya yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dialog.

Menurut Hidayat (2011, hlm. 85-86) model Problem Based Introduction

(PBI) ini siswa lebih menitik beratkan untuk memecahkan masalahnya sendiri (problem solving) yang akan memberikan kesan dan makna tersendiri bagi siswa, sehingga nantinya akan terlihat pada akhir pembelajaran yakni pada hasil belajarnya.Setiap model pembelajaran akan mempunyai kelebihan serta kekurangan dan tidak semua model pembelajaran dapat diterapkan pada semua materi, pemilihan model pembelajaran harus disesuaikan dengan materi yang diajarkan. Model Problem Based Introduction (PBI) ini juga terdapat kelebihan serta kelemahan dalam proses pembelajarannya, adapun kelebihan dan kekurangannya yaitu:

Kelebihan

1. Siswa dilibatkan pada kegiatan belajar sehingga pengetahuannya benar-benar diserapnya dengan baik.


(19)

3. Dapat memperoleh dari berbagai sumber. Kekurangan

1. Untuk siswa yang malas tujuan dari model ini tidak dapat tercapai. 2. Membutuhkan banyak waktu.

3. Tidak semua mata pelajaran dapat diterapkan dengan model ini.

Maka berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk menelitipermasalahan tentang kesulitan seorang guru khususnya dalam mata pelajaran Sosiologi ini untuk mengembangkan modelbelajar yang inovatif sehingga siswa dapat memahami materi dengan baik dan memicu minat, motivasi, serta partisipasi siswa dalam kelas yang nantinya dapat dilihat pada hasil belajar. Penelitian ini akan mencoba menerapkan model pembelajaran yang inovatif berupa model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI), dan model yang akan diterapkan ini diduga mampu mempengaruhi proses pembelajaran menjadi lebih baik.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Dalam masalah penelitian ini kesulitan seorang guru adalah saat mereka memilih dan menerapkan model pembelajaran yang pas digunakan dalam penyampaian materi, sehingga nantinya siswa dapat memahami materi dengan baik. Hal ini berkaitan dengan mata pelajaran khususnya Sosiologi yang kurang diminati, kurangnya memicu partisipasi siswa, membosankan, dan terkesan monoton sehingga akan berpengaruh pada hasil belajar.Disinyalir bahwa hal-hal yang menyebabkan bagi sejumlah peserta didik dianggap membosankan dan terkesan monoton adalah berkaitan dengan metode atau model yang diterapkan oleh guru hanya menggunakan metodekonvensional(ceramah).Penelitian ini akan mencoba melihat perbedaan hasil


(20)

belajar antara hasilpre test dan post test yang menggunakan model pembelajaran

Problem Based Introduction (PBI) maupun dengan menggunakan metodekonvensional (ceramah), dengan harapan model ini bisa memberikan kesan yang lebih baik dan berpengaruh pada pencapaian hasil belajar siswa.

Dari penjelasan diatas dapat diidentifikasikan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Pada kenyataannya, sebagian besar guru dilapangan masih tidak menggunakan atau memanfaatkan model-model dalam pembelajaran.

2. Guru masih kebingungan dalam pemilihan model pembelajaran yang tepat. 3. Rendahnya partisipasi terhadap penerapan model pembelajaran dalam proses

belajar mengajar.

4. Kurangnya pemahaman atau pengetahuan guru tentang model-model pembelajaran.

C. Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas,penulisakan merumuskan suatu permasalahan.Mengingat luasnya kajian permasalahan pada penulisan ini, maka penulis membatasi masalah kedalam beberapa rumusan, antara lain:

1. Apakah terdapat perbedaan hasil nilaipre test dan post test pada kelas eksperimenyang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI)?

2. Apakah terdapat perbedaan hasil nilai pre test dan post test pada kelas kontrol yang menggunakan metodekonvensional (ceramah) ?


(21)

3. Seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Introduction

(PBI) danmetode konvensional(ceramah) yang telah diterapkan terhadaphasil belajar siswa?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan sasaran atau harapan yang ingin dicapai dalam penelitian, sehingga penelitian dapat lebih terfokus dan terarah. Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah, maka tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahuiperbedaan hasil nilai pre test dan post test pada kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction

(PBI).

2. Untuk mengetahui perbedaan hasil nilai pre test dan post test pada kelas kontrol yang menggunakan metodekonvensional(ceramah).

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) dan metodekonvensional(ceramah) yang telah diterapkan terhadap hasil belajar siswa.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Dari segi Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi bidang pendidikan khususnya yang berkaitan dengan model atau metode pembelajaraninovatif berdasarkan PAIKEM, dan penerapan model pembelajaran yang inovatif didalam kelas sehingga dapat memicu minat atau partisipai siswa.Penelitian ini juga diharapkan untuk dapat menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman serta kontribusi atau tambahan


(22)

informasi tentang model pembelajaran inovatif yaitu model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI).

2. Dari segi Praktis

Penelitian ini memberikan manfaat untuk guru, siswa dan sekolah, karena penelitian ini sangat berguna khusunya dalam ranah pendidikan. Manfaat dari segi praktis itu antara lain:

a. Guru

Adanya masukkan tentang pentingnya penerapan berbagai model pembelajaran inovatif khususnya dalam mata pelajaran sosiologi, sehingga guru menjadi kreatif dan sudah mampu menginovasikan model-model pembelajaran dalam penyampaian materi.

b. Siswa

Siswa dapat lebih memahami materi, bersemangat dalam pembelajaran, menjadi lebih aktif, kreatif, interest sehingga keinginan untuk belajar sangat tinggi yang nantinya akan ada peningkatan dalam hasil belajarnya, dan dapat mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga maupun lingkungannya.

c. Sekolah

Penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang pentingnya diterapkan model pembelajaran inovatif, dalam hal ini model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan, berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal skripsi. Pendahuluan berisi latar belakang penelitian (memaparkan tentang


(23)

alasan peneliti tertarik untuk meneliti masalah penelitian serta berbagai fakta yang terjadi dilapangan), identifikasi masalah penelitian (berisi pengenalan dan inventarisasi masalah), rumusan masalah penelitian (dinyatakan dalam bentuk kalimat Tanya tentang masalah yang akan di teliti), tujuan penelitian (menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan), manfaat penelitian berisi tentang manfaat yang diperoleh biasanya dilihat dari salah satu atau beberapa aspek (manfaat teoritis dan manfaat praktis), struktur organisasi skripsi (berisi tentang urutan penulisan setiap bab dan bagian dalam skripsi mulai dari bab I sampai dengan bab terakhir).

Bab II Tinjauan Pustaka, Kerangka Pemikiran dan Hipotesis. Tinjauan pustakan dimaksudkan sebagai landasan teoritik dalam menyusun pertanyaan penelitian, tujuan serta hipotesis (bagi penelitian yang memerlukan hipotesis).Kajian pustaka berisi konsep-konsep dalam bidang kajiannya, penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang yang diteliti termasuk prosedur, subjek dan temuannya, posisi teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti.Kerangka pemikiran merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis dengan mengkaji hubungan antarvariabel penelitian, sedangkan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang dirumuskan dalam penelitian atau submasalah yang diteliti.

Bab III Metode Penelitian.Dalam metode penelitian menjelaskan secara rinci tentang metodelogi yang ingin digunakan dan jenis penelitian. Termasuk beberapa komponen seperti lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel harus melahirkan indikator-indikator dari setiap variabel yang diteliti yang kemudian dijabarkan dalam instrument penelitian, instrument penelitian misalnya tes atau lembar observasi dan skala sikap/pendapat/pandangan, proses pengembangan instrument antara lain:


(24)

pengujian validitas, reliabilitas, daya beda, tingat kesukaran, dan karakteristik lainnya, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data berupa laporan secara rinci tahap-tahap analisis data dan teknik yang dipakai dalam analisis data itu.

Bab IV Penelitian dan Pembahasan.Pada bab ini memuat dua hal utama yaitu, pengolahan atau analisis datauntuk menghasilkan temuan berkaitan dengan masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis, tujuan penelitian, dan pembahasan atau analisis temuan. Pengolahan data dilakukan berdasarkan prosedur penelitian kuantitatif atau penelitian kualitatif sesuai dengan desain penelitian yang diuraikan dalam bagian sebelumnya dari skripsi.Uji hipotesis, khususnya untuk penelitian kuantitatif dilakukan sebagai bagian dari analisis data.Bagian pembahasan atau analisis temuan yaitu mendiskusikan penelitian tersebut dikaitkan dengan dasar teoretis yang telah dibahas dalam Bab kajian pustaka dan temuan sebelumnya.

Bab V Simpulan dan Saran.Dalam Bab simpulan dan saran menyajikan penafsiran dan pemaknaan peneliti terhadap hasil analisis temuan. Ada dua alternatif cara penulisan simpulan, yakni dengan cara butir demi butir atau dengan cara uraian padat. Untuk karya tulis ilmiah seperti skripsi, terutama tesis dan disertasi penulisan simpulan dengan cara uraian padat lebih baik dari pada dengan cara butir demi butir. Simpulan harus menjawab pertanyaan penelitian atau rumusan masalah.Selain itu, simpulan tidak mencantumkan lagi angka-angka statistik hasil uji statistik. Saran atau rekomendasi yang ditulis setelah simpulan dapat ditujukan kepada para pembuat kebijakan, kepada para pengguna hasil penelitian yang bersangkutan, kepada peneliti berikutnya yang berminat untuk melakukan penelitian selanjutnya dan kepada pemecahan masalah di lapangan atau follow up dari hasil penelitian.


(25)

(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Populasi/Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Subjek Penelitian

Lokasi dalam penelitian ini dilakukan di SMAN 4 Bandung. Objek dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa di SMA Negeri 4 Bandung yang berlokasi di Jl. Gardujati no.20 Bandung, sedangkan yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 1 diperlakukan sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model Problem Based Introduction (PBI) dan siswa kelas XI IPS 4 dieprlakukan sebagai kelas kontrolyang menggunakan model konvensional. Alasan peneliti memilih SMA Negeri 4 Bandung sebagai lokasi penelitian karena aspek sebagai berikut:

a. Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Pendidikan Kota Bandung, SMA Negeri 4 Bandung berada pada klaster pertama, sehingga bisa digeneralisasikan untuk SMA Negeri yang ada di klaster teratas dan tertinggi. b. Hasil wawancara dengan guru Sosiologi SMA Negeri 4 Bandung, sekolah ini

jarang menggunakan model-model yang inovatif dalam proses pembelajarannya khususnya dalam mata pelajaran Sosiologi ini.

c. Berdasarkan informasi dari guru Sosiologi di sekolah menyatakan bahwa materi-materi yang telah disampaikan sebelumnya tidak memakai model-model pembelajaran yang inovatif dalam menunjang pembelajaran sehingga memungkinkan untuk peneliti dapat melihat perbedaan kemampuan pemahaman siswa yang dilihat dari hasil belajar dengan menggunakan


(27)

pendekatan metakognitif dan menerapkan model pembelajaranProblem Based Introduction(PBI).

d. Peneliti memilih SMA Negeri 4 Bandung ini pun melihat dari situasi dan

kondisi yang ada.

Subjek penelitiannya ialah siswa SMA Negeri 4 Bandung yang duduk di bangku SMA kelas XI. Siswa SMA Negeri 4 Bandung akan dapat menjadi sumber informasi bagi peneliti.

2. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi penelitian ini ialah seluruh siswa kelas X1 di SMA Negeri 4 Bandung Tahun Ajaran 2013-2014 yang berjumlah 146siswa.

Tabel 3.1 Populasi Penelitian

Jumlah Siswa

Kelas Jumlah Populasi

XI IPS 1 40 Siswa

XI IPS 2 34 Siswa

XI IPS 3 34 Siswa

XI IPS 4 38 Siswa

Jumlah 146 Siswa

b. Sampel


(28)

Dalam penelitian pengaruh model Pembelajaran Problem Based Introduction

(PBI) terhadap hasil belajar siswa di SMA Negeri 4 Bandung menggunakan teknik

purposive sampling yaitu pengambilan sampel dengan mengambil orang-orang yang terpilih atau menentukan sendiri sampel yang diambil karena pertimbangan tertentu. Jadi, sampel ditentukan sendiri oleh si peneliti tidak ditentukan secara acak dan kelas yang menjadi sampel disini adalah 2 kelas dari Program IPS Kelas XI yaitu IPS 1 dan IPS 4.

Menurut Radiani (Martono, 2010, hlm.38) memberikan gambaran rumus pintas untuk perhitungan besaran sampel, yaitu sebagai berikut :

= N

N. 2+ 1

Keterangan :n = jumlah sampel yang dicari N = jumlah populasi

2= nilai presisi yang ditetapkan

Dalam objek penelitian ini populasinya diketahui sebanyak 150 siswa, dan tingkat presisi yang ditetapkan sebesar = 15%.

= N

N. 2+ 1

= 146

146. 0,152 + 1=

146 3.285 + 1=

146

4.285= 34.08

Karena jumlah sampel sebesar 34.08 maka dibulatkan menjadi 34 responden (siswa).


(29)

B. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan pre-test post-test control group design,

hanya pada desain ini kelas yang menggunakan model PBI maupun kelas yang menggunakan konvensional tidak dipilih secara random. Berikut ini desain yang digunakan:

Tabel 3.2 Desain Penelitian

Kelas (X) Pre-Test Post-Test

Eksperimen TE1 TE2

Kontrol TK1 TK2

Keterangan:

X : Eksperimen dan Kontrol

TE1 : Pemberian pre-test dikelas yang menggunakan model PBI

TE2 : Pemberian post-test dikelas yang menggunakan model PBI

TK1 : Pemberian pre-test dikelas yang menggunakan konvensional

TK2 : Pemberian post-test dikelas konvensional

C. Metode Penelitian

Metode adalah aspek yang sangat penting dan besar pengaruhnya terhadap berhasil tidaknya suatu penelitian, terutama untuk mengumpulkan data.Sebab data yang diperoleh dalam suatu penelitian merupakan gambaran dari obyek penelitian.


(30)

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode kuasi eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Metode penelitian kuasi eksperimen ini digunakan untuk melihat hubungan sebab akibat antara variabel bebas (model Problem Based Introduction) dengan variabel terikat (hasil belajar siswa). Metode kuasi eksperimen dalam penelitian ini adalah metode penelitian yang digunakan untuk menilai pengaruh suatu perlakuan/treatmen pendidikan terhadap tingkah laku siswa atau menguji hipotesis tentang ada atau tidaknya pengaruh tindakan itu apabila dibandingkan dengan tindakan lain.

Metode-metode dalam penelitian kuantitatif pada umumnya melibatkan proses pengumpulan, analisis, dan interpretasi data, serta penulisan hasil-hasil penelitian. Akan tetapi, dalam penelitian survei atau eksperimen metode-metode ini muncul lebih spesifik, yang biasanya berhubungan dengan identifikasi sampel dan populasi, penentuan strategi penelitian, pengumpulan dan analisis data, penyajian hasil penelitian, penafsiran, dan penulisan hasil penelitian (Creswell, 2010, hlm. 215)

D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memakai kata-kata dalam penelitian ini, maka peneliti mencantumkan definisi operasional sebagai berikut :

1. Model PembelajaranProblem Based Introduction(PBI)

Bruce Joyce (dalam Hidayat, 2011, hlm. 65) mengemukakan bahwa:

Model pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang dirancang atau dikembangkan dengan menggunakan pola pembelajaran tertentu. Pola pembelajaran yang dimaksud dapat menggambarkan kegiatan guru dan peserta didik dalam mewujudkan kondisi belajar atau system lingkungan yang menyebabkan terjadinya proses belajar. Pola pembelajaran menjelaskan


(31)

karakteristik serentetan kegiatan yang dilakukan oleh guru-peserta didik.Pola pembelajaran dikenal dengan istilah sintak.

Pada penjelasan pelaksanaan pembelajaran yang tertuang pada Lampiran Permendiknas Nomor 41 tahun 2007, tentang Standar Proses, II poin C, dinyatakan tentang beberapa model pembelajaran alternatif yang dapat dikembangkan dan digunakan secara inovatif sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapi di kelas serta untuk mendukung iklim belajar PAIKEM (pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan). Iklim belajar PAIKEM diharapkan dapat menumbuhkembangkan secara optimal multi kecerdasan yang dimiliki setiap peserta didik.

Menurut Hidayat (2011, hlm. 85) model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) memusatkan pada masalah kehidupan yang bermakna bagi siswa, peran guru menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) adalah cara penyajian bahan pelajaran dimana guru memberikan sebuah tugas agar melakukan kegiatan belajar dalam bentuk mencari suatu permasalahan yang terjadi atau yang ada didalam kehidupan sekitarnya.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar disini yaitu kemampuan pengetahuan siswa dalam mata pelajaran sosiologi yang dibuktikan dengan pelaksanaan tes.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah menerima pengalaman belajarnya, baik dari segi kognitif, afektif maupun psikomotor. Hasil belajar akan terlihat setelah diberikan perlakuan pada proses pemberian pengalaman belajar. Hasil belajar mengharapkan terjadinya perubahan tingkah laku yang terjadi


(32)

pada diri siswa. Seperti yang dikemukakan Haryati (2007, hlm. 22) mengatakan

bahwa “ Hasil belajar pada umumnya dikelompokkan menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah psikomotor, dan ranah afektif”.

3. Variabel Penelitian

Objek yang bervariasi disebut variabel. Variabel menurut Arikunto (2006, hlm.118) variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Menurut hubungan antar variabel dengan variabel yang lain, maka macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi dua yaitu variabel independen dan variabel dependen. Menurut Sugiyono (2011, hlm.64) variabel independen disebut variabel bebas, variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Dalam penelitian ini menetapkan pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) sebagai variabel independen atau variabel bebas (X) dan hasil belajar siswa sebagai variabel dependen atau variabel terikat (Y).

E. Instrument Penelitian 1. Jenis Instrumen

Pengaruh Model Pembelajaran

PBI

Hasil Belajar Siswa


(33)

Untuk mengetahui hasil belajar siswa antara kelas eksperimen yang menggunakan Model Problem Based Introduction (PBI) dengan kelas kontrol yang menggunakan Motode konvensional, maka peneliti ini harus didukung oleh instrumen penelitian.Instrumen penelitian sangat diperlukan dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan yang diharapkan.Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah:

1. Observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Observasi dalam penelitian ini dilakukan di kelas XII IPS 1 sebagai kelas eksperimen yang menerapkan model Problem Based Introduction (PBI) dan kelas XII IPS 4 sebagai kelas kontrol yang menerapkan metode konvensional, di SMA Negeri 4 Bandung

2. Tes, yaitu serentetan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intelegasi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok (Arikunto, 2002, hlm. 127). Tes yang digunakan adalah pre-test dan post-test. Pre-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum hasil pembelajaran dilakukan. Sedangkan post-test dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah dilakukan pembelajaran, untuk mengetahui hasil belajar siswa serta proses pembelajaran langsung di kelas. Adapun bentuknya yaitu test multiple choise (pilihan ganda) sebanyak 20 soal.

Penyusunan pengumpulan data dimulai dengan membuat kisi-kisi instrumen berdasarkan aspek yang diukur, yaitu pengaruh model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI) terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sosiologi di SMA


(34)

Negeri 4 Bandung, kemudian kisi-kisi instrument dinilai kelayakannya oleh dosen pembimbing, kisi-kisi instrument mencakup penjabaran variabel yang akan diungkap menjadi aspek dan indikator. Pada variabel pengaruh model pembelajaranProblem Based Introduction (PBI), kisi-kisi instrument yang digunakan adalah aspek kebutuhan dalam penerapan model ini pada proses belajar mengajar. Sedangkan pada variabel hasil belajar, kisi-kisi instrument yang digunakan adalah aspek hasil dan penunjang dari penerapan model Problem Based Introduction (PBI).

2. Skala Pengukuran

Instrumen penelitian akan digunakan untuk melakukan pengukuran dengan tujuan menghasilkan data kuantitatif yang akurat, maka setiap instrumen harus mempunyai skala. Dengan skala pengukuran, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka. Skala yang dipakai dalam penelitian ini adalah skala likert. Menurut Riduwan (2010, hlm.12) skala likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atu sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Dalam penelitian gejala sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.

Untuk menentukan nilai hasil belajar siswa pada skala pengukuran ini menggunakan hasil pengamatan selama proses pembelajaran, tugas, pre test dan post test. Empat pilihan tersebut merupakan jawaban terhadap item berbentuk tugas dan tes.


(35)

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa instrmen yaitu tes, lembar tugas dan lembar observasi.Untuk tes hasil belajar siswa digunakan lembar tes dengan 23 soal pilihan ganda. Soal tersebut harus di uji berdasarkan kaidah berikut :

1. Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid apabila tes tersebut mampu mengukur secara tepat terhadap apa yang semestinya diukur. Sebagaimana menurut Arikunto

(2010:211) menyatakan bahwa “sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan”.Pada penelitian ini, uji validitas dilakukan dengan

menggunakan rumus Korelasi Product Moment dengan angka kasar yang dikemukakan oleh Pearson. Uji validitas ini menggunakan rumus :

=

− ∑

(

)

{

2

)

2

{

2

(

)

2

}

(Arikunto, 2006: 72)

Keterangan: rxy : koefisien korelasi butir ∑x : jumlah skor tiap item

∑y : jumlah skor total item

∑x2

: jumlah skor-skor x yang dikuadratkan

∑y2

: jumlah skor-skor y yang dikuadratkan

∑xy : jumlah perkalian x dan y n : jumlah sample

Adapun kriteria yang digunakan untuk menginterprestasikan indeks validitas tersebut adalah sebagai berikut:


(36)

Tabel 3.3 Kriteria Validitas

Angka Validitas Keterangan

0,00 – 0,20 0,20 – 0,40 0,40 – 0,70 0,70 – 0,90 0,90 – 1,00

Sangat Rendah Rendah

Cukup Tinggi Sangat Tinggi

Dalam pemberian interpretasi rxy digunakan derajat keabsahan (N-nr), yaitu

32-2 = 30 kemudian disesuaikan dengan tabel nilai “r” product moment, pada taraf signifikansi 5% dan 1%. Adapun hasilnya sebagai berikut :

Rtabel atau rtpada taraf signifikansi 5% = 0,338

Rtabel atau rtpada taraf signifikansi 1% = 0,448 2. Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Arikunto (2010:221) reliabilitas menunjuk pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga.

Untuk mengetahui reliabilitas, tes dalam penelitian ini menggunakan rumus Spearman-Brown dengan teknik belah dua ganjil-genap.

11

=

2

1 2 1 2

(1 +

1 2 1 2

)


(37)

Keterangan : r11 : reliabilitas instrumen

r1

212: rxy yang disebut sebagai indeks korelasi antara

dua belahan instrumen

Sebelumnya, untuk menghitung besaran r1/2 atau rhh digunakan

rumusproduct momentberikut ini :

r

hh

=

N

XY

(

X)(

Y)

N

X

2

(

X)²

N

Y

2

(

Y)²

Besar koefisien reliabilitas diinterprestasikan untuk menyatakan kriteria reliabilitas, adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4 Kriteria Reliabilitas

Koefisien Reliabilitas Interprestasi

Antara 0,81 sampai dengan 1,000 Antara 0,61 sampai dengan 0,800 Antara 0,41 sampai dengan 0,600 Antara 0,21 sampai dengan 0,400

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah

3. Daya Pembeda

Daya pembeda digunakan untuk menganalisis data hasil uji coba instrumen penelitian dalam hal tingkat perbedaan setiap butir soal, dengan mengggunakan rumus:


(38)

=

� − �

Dimana

=

� dan,

=

(Arikunto, 2006:213) Keterangan : D : daya pembeda

JA : banyaknya peserta kelompok atas JB : banyaknya peserta kelompok bawah

PA : Proporsi kelompok atas yang menjawab betul PB : Proporsi kelompok bawah yang menjawab betul

BA : banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal dengan benar

BB : banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal dengan benar

Adapun klasifikasi yang digunakan untuk daya pembeda adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5

Klasifikasi Daya Pembeda Soal

Rentan Nilai Kriteria

0,00 – 0,20 Lemah

0,20 – 0,40 Sedang

0,40 – 0,70 Baik

0,70 – 1,00 Sangat Baik

Negatif Jelek


(39)

Uji daya beda dalam penelitian tindakan ini didapat dengan cara membagi jumlah teste menjadi dua kelompok yaitu kelompok atas (termasuk pandai) dan kelompok bawah (kurang pandai) kemudan mengitung skor-skor betul dan salah dari kedua kelompok tersebut.

4. Uji Tingkat Kesukaran

Untuk menghitung tingkat kesukaran dari masing-masing butir soal digunakan rumus:

=

(Arikunto, 2006:208) Keterangan : P : indeks tingkat kesukaran item

B : jumlah siswa yang menjawab benar per item soal JS : jumlah seluruh siswa peserta

Indeks kesukaran (P) diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 3.6

Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Keterangan

0,00 sampai dengan 0,30 Sukar


(40)

0,70 sampai dengan 1,00 Mudah

(Arikunto, 2006:210)

5. Hasil Uji Coba Instrumen

Sebelum penelitian dilaksanakan, terlebih dahulu dilakukan uji coba instrument penelitian berupa tes objektif pilihan ganda sebnyak 20 soal. Uji coba instrument ini dilakukan terhadap siswa kelas XI IPS 3 yang berjumlah 34 siswa yang mempunyai karakteristik yang sama dengan sampel penelitian.

Perhitungan uji coba instrument penelitian yang dilakukan meliputi perjitungan validitas butir soal, perhitungan reliabilitas, perhitungan daya beda, dan perhitungan indeks kesukaran butir soal.Berikut adalah tabel hasil coba.

Tabel 3.7

Hasil Perhitungan Uji Coba Instrumen Tes Objektif

No Soal Validitas Butir Soal Reliabilitasi Daya Pembeda Tingkat kesukaran

1 0,470 (Valid) 0,1 (Lemah) 0,56 (Sedang)

2 0,340 (Valid) 0,4 (Sedang) 0,58 (Sedang)

3 0.452 (Valid) 0,3 (Sedang) 0,53 (Sedang)

4 0,355 (Valid) 0,5 (Baik) 0,5 (Sedang)

5 0,352 (Valid) 0,3 (Sedang) 0,56 (Sedang)

6 0,667 (Valid) 0,5 (Baik) 0,67 (Sedang)

7 0,340 (Valid) 0,2 (Sedang) 0,82 (Mudah)


(41)

9 0,374 (Valid)

0,866

0,5 (Baik) 0,5 (Sedang)

10 0,508 (Valid) 0,8 (Sangat Baik) 0,56 (Sedang)

11 0,480 (Valid) 0,7 (Baik) 0,41 (Sedang)

12 0,463 (Valid) 0,5 (Baik) 0,5 (Sedang)

13 0,368 (Valid) 0,3 (Sedang) 0,5 (Sedang)

14 0,32 (Valid) 0,5 (Baik) 0,58 (Sedang)

15 0,307 (Valid) 0,1 (Lemah) 0,76 (Mudah)

16 0,532 (Valid) -0,1 (Jelek) 0,52 (Sedang)

17 0,474 (Valid) 0 (Lemah) 0,62 (Sedang)

18 0,503 (Valid) 0,1 (Lemah) 0,63 (Sedang)

19 0,566 (Valid) 0 (Lemah) 0,70 (Sedang)

20 0,436 (Valid) 0,2 (Sedang) 0,70 (Sedang)

21 -0.083 (Invalid) -0,4 (Jelek) 0,65 (Sedang)

22 -0,12 (Invalid) -0,3 (Jelek) 0,70 (Sedang)

23 0,217 (Invalid) 0 (Lemah) 0,70 (Sedang)

Perhitungan uji validitas instrument menggunakan rumus korelasi product moment, dari perhitungan di atas thitung>table maka item tersebut dianggap valid. Untuk taraf signifikan 95% dan dk=n-2=36-2=34, didapat ttabel=1,697. Berdasarkan tabel di

atas, maka dapat diketahui soal yang tidak validsebanyak 3 butir soal yaitu 21, 22 dan 23.Maka soal-soal yang tidak valid selanjutnya dibuang, sehingga dalam perhitungan normalitas tidak diikut sertakan.Sehingga soal yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 20 soal.

Hasil perhitungan uji reliabilitas instrument tes pada sampel 36 siswa dengan taraf kesukaran (dk) = n-2 = 34 dan taraf signifikan 95% maka rtabel= 0,764 maka tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah reabel, dimana r11= 0,866>rtabel=0,764.


(42)

Untuk mengetahui tingkat kesukaran dari soal tes, maka dilakukan pengujian soal dengan cara membandingkan soal jawaban dari kelompok kelas atas dan kelompok kelas bawah. Dari hasil perhitungan didapat hasil sebanyak 2 soal termasuk kategori mudah dan 21 soal sedang.

G. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Dalam melakukan penelitian, peneliti mengumpulkan data dengan menggunakan tes, observasi, studi literatur, dan studi dokumentasi.Menurut Allen dan Yen (1979, hlm. 1) tes adalah alat untuk memperoleh data tentang perilaku individu. Sedangkan pada buku Penilaian Hasil Belajar, Prasetya Irawan (2001) menyatakan tes dapat didefinisikan sebagai suatu pertanyaan atau tugas atau seperangkat tugas yang direncanakan untuk memperoleh informasi tentang trait atau tribut pendidikan atau psikologik yang setiap butir pertanyaan atau tugas tersebut mempunyai jawaban atau ketentuan yang dianggap benar.

Didalam tes ini terdapat pre-test (tes awal) dan tes akhir (post-tes). Pre-test dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum dikenakanperlakuan, dan post-test dimaksudkan untuk mengetahui hasil belajar setelah dikenakan perlakuan.Tes tertulis ini berdasarkan indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar pada materi pelajaran sosiologi SMA kelas XI semester 2 Tahun Ajaran 2013-2014 dengan materi pokok Masyarakat Multikultural.Format observasi dimaksudkan agar dapat melihat keaktifan penggunaan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada proses pembelajaran di kelas yang telah disesuaikan dengan langkah penggunaannya.

Menurut Arikunto (2013, hlm. 199) di dalam pengertian psikologik, observasi atau yang disebut pula dengan pengamatan, meliputi kegiatan pemuatan perhatian


(43)

terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Jadi, mengobservasi dapat dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran, peraba, dan pengecap. Studi literatur, yaitu teknik penelitian yang mempelajari buku-buku sumber untuk mendapatkan data atau informasi teoritis yang berhubungan dengan masalah yang diteliti yakni pengaruh model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) terhadap hasil belajar siswa.

Studi dokumentasi, yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat agenda dan sebagainya. (Arikunto, 1996, hlm. 236). Dokumentasi ini dilakukan untuk memperlihatkan sebuah bukti dalam bentuk gambar siswa dalam proses belajar mengajar yang dilaksanakan.

H. Analisis Data

Data yang diperoleh dari penelitian diolah agar dapat memberikan informasi mengeni permasalahan yang diteliti, maka hal yang dilakukan adalah melakukan suatu analisis data yang bertujuan untuk menjawab hipotesis.Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan statistika parametrik.

1. Analisis Data Hasil Observasi

Observasi atau pengamatan dilaksanakan untuk melihat jalannya proses pembelajaran, pengamatan dilakukan oleh peneliti pada setiap pertemuan. Data mengenai proses pembelajaran model Problem Based Introduction (PBI) mata pelajaran Sosiologi berlangsung, dapat dianalisis dengan cara menilai dengan kategori B-C-K (baik, cukup, dan kurang) dengan kegiatan tertentu kemudian menghitung presentasenya.


(44)

Dalam hal analisis data hasil tes ini, didalamnya terdapat penskoran, parameter penilaian tugas dan tingkat keaktifan siswa. Penskoran untuk tes bentuk pilihan ganda adalah dengan menggunakan metode rights only, yaitu jawaban yang benar diberi skor satu dan jawaban salah atau benar soal yang tidak dijawab diberi skor nol. Skor tiap siswa ditentukan dengan menghitung jumlah jawaban yang benar dengan menggunakan rumus:

(Arikunto, 2009:172)

Keterangan:

S : skor yang diperoleh R : jawaban yang benar

3. Uji Normalitas dengan Uji-X2 (Chi Square)

Uji ini digunakan untuk menguji perbedaan antara data empirik dengan data harapan. Teknik ini dapat digunakan untuk mengetahui hasil pengukuran yang berupa skor kemampuan yang diperoleh dari pre-test dan post-test akan berdistribusi pada sebuah datayang normal atau tidak normal. Jika nilai p<0,05 atau statistik dihitung X2> x2 tabel maka H0 ditolak sehingga data tidak terdistribusi normal dan jika

sebaliknya maka data terdistribusi normal.

Adapun langkah-langkah pengukuran dengan menggunakan X2 (chi-square), adalah sebagai berikut:

a. Menentukan rentang skor ialah skor terbesar dikurangi skor terkecil, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada rumus:

R= skor tertinggi - skor terendah


(45)

b. Menentukan banyaknya kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada rumus:

K= 1+3,3 Log n Keterangan :

K : banyaknya kelas interval 1 : bilangan tetap

3,3: bilangan tetap Log : logaritma

n : jumlah siswa uji coba

c. Menentukan panjang kelas interval, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada rumus:

=

Keterangan : P : panjang kelas r : rentang skor k : banyaknya kelas

d. Membuat tabel distribusi frekuensi, seperti pada contoh tabel 3.8

Tabel 3.8 Distribusi Frekuensi


(46)

No Kelas Interval

fi xi xi2 fi-xi fi-xi2

Keterangan :

fi : menyatidakan frekuensi skor yang sesuai untuk tanda xi xi : menyatidakan skor yang diperoleh siswa uji coba

e. Menghitung Mean (rata-rata), dengan persamaan dasarnya ditunjukkan pada rumus:

=

� �

Keterangan :

� : data pengamatan (nilai tes)

� : total frekuensi skor yang sesuai untuk tanda x xi : skor yang diperoleh siswa uji coba

n : jumah skor

f. Menentukan simpangan baku, dengan persamaan dasarnya ditunjukkan dengan rumus :

= .��[�� − � ] . ( −1)


(47)

Keterangan:

S : simpangan baku

� : mean (rata-rata)

Fi: frekuensi yang sesuai dengan tanda kelas Xi

Xi: tanda kelas interval atau nilai tengah dari kelas interval

n: jumlah responden

g. Menghitung harga baku (Z) h.

Z =

(

− �

)

Keterangan: Z : harga baku K : batas kelas

� : mean (rata-rata) S : simpangan baku

i. Menentukan derajat kebebasan (dk), dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada rumus:

dk = K - 3 keterangan:

K : banyaknya kelas interval 3 : bilangan tetap

j. Menentukan nilai x2tabel dari daftar tabel chi-squaredengan tingkat kepercayaan 95% (α 0,05).

k. Membandingkan(x2hitung)dengan (x2tabel)

Untuk menentukan kriteria uji normalitas (x2) menggunakan ketentuan sebagai berikut:


(48)

1) Jika x2hitung <x2tabel, maka data tersebut berdistribusi normal

2) Jika x2hitung >x2tabel, maka data tersebut tidak berdistribusi normal. 4. Uji Homogenitas Data dengan Uji-F

Setelah kita mengetahui bahwa kedua sampel berdistribusi normal, maka langkah selanjutnya adalah mancari nilai homogenitasnya.Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui varians populasi, apakah populasi mempunyai varians yang homogeny atau heterogen. Adapun langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

a. Menghitung harga varian dari dua kelompok data, kelas eksperimen dan kelas kontrol.

b. Menghitung varian terbesar (S2b) dan varian terkecil (S2k), dengan rumus:

� = �

� �

Keterangan :

F : nilai yang dicari S2b : varian terbesar S2k : varian terkecil

c. Menentukan derajat kebebasan dengan persamaan, dk = N-1 d. Menentukan nilai Fhitung dengan Ftabel

Untuk menentukan kriteria uji homogenitas (F) menggunakan ketentuan sebagai berikut:


(49)

1) Jika Fhitung <Ftabel, maka data tersebut homogen

2) Jika Fhitung >Ftabel, maka data tersebut tidak homogeny

5. Uji Hipotesis dengan Uji-t

Setelah semua data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis untuk menjawab hipotesis.Setelah data terdistribusi normal dan homogen, maka langkah selanjutnya adalah melakukan uji hipotesis dengan uji-t. Langah-langkah yang ditempuh dalam pengujian hipotesis ini adalah sebagai berikut:

a. Melihat harga mean pada kedua kelompok b. Melihat harga varian pada kedua kelompok c. Menghitung jumlah subyek pada kedua kelompok

d. Menghitung thitung, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan

pada rumus:

= �1 − �2

1 2 1+

2 2 2

Keterangan:

�1

: nilai rata-rata kelas eksperimen

�2

: nilai rata-rata kelas control S1: varian kelas eksperimen


(50)

n1: jumlah responden kelas eksperimen

n2: jumlah responden kelas kontrol

e. Menentukan derajat kebebasan dengan persamaan, dk=n1+n2=2

f. Menentukan nilai t dari tabel sebagai ttabel pada α 0,05

Setelah melakukan perhitungan uji t, maka selanjutnya dibandingkan dengan nilai tabel dengan penarikan kesimpulan sebagai berikut:

1) Bila thitung<ttabel,maka H0 diterima dan H1 ditolak

2) Bila thitunh >ttabel, maka H0 ditolak dan H1 diterima

6. Analisis Indeks Gain

Setelah memperoleh nilai pre-test dan post-test pada kedua kelas, dihitung selisih antara pre-testdan post-test untuk mendapatkan nilai gain dan gain normalisasi. Rumus yang digunakan untuk menghitung nilai gain dan gain ternorm alisasi adalah sebagai berikut.

� = −

� −

(Hake dalam nuraeni, 2913. Hlm. 36)

Adapun interprestasi yang digunakan untuk melihat nilai indeks gain adalah sebagai berikut:


(51)

Tabel 3.9

Interprestasi Nilai Indeks Gain

Presentase Kategori

0,00 <<g> ≤ 0,30 Rendah

0,30 <<g> ≤ 0,70 Sedang

070 <<g> ≤ 1,00 Tinggi

(Hake dalam nuraeni, 2913. Hlm. 36)

7. Analisis Hasil Belajar

Setelah semua data penelitian terkumpul, selanjutnya dilakukan analisis hasil belajar siswa baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Untuk menghitung hasil belajar siswa, dapat dihitung dengan persamaan dasarnya ditunjukan pada rumus:

� �=� +

2 Keterangan :


(52)

(53)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta dilakukan pengolahan dan analisis data, dapat ditarik simpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI), terdapat perbedaan hasil pre test dan post test. Hal ini ditunjukan adanya peningkatan skor pre test yang awalnya rendahdan setelah dilakukan proses pembelajaran dengan menggunakan model PBI skor post tesnya menjadi tinggi.Dalam penggunaan model Problem Based Introduction (PBI), proses pembelajarannya membuat sebuah makalah penelitian tentang permasalahan yang ada disekitar. Kemudian peningkatan pun terlihat jelas pada hasil tes siswa yang mengalami peningkatan yang cukup tinggi setelah menggunakan model Problem Based Introduction (PBI).

2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap kelas kontrol yang menggunakan metode konvensional (ceramah), terdapat perbedaan hasil pre test dan post test. Hal ini ditunjukan adanya peningkatan skor pre test dan post test setelah dilakukan proses pembelajaran menggunakan metode konvensional (ceramah). Dalam proses pembelajarannnya menggunakan ceramah dan mengerjakan LKS yang diberikan guru. Kemudian peningkatan terlihat dari hasil belajar yang menggunakan ceramah dengan mengerjakan LKS.

3. Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada mata pelajaran Sosiologi sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, antara siswa yang


(54)

menggunakan model PBI dengan yang tidak menggunakan model PBI di SMA Negeri 4 Bandung.Model Problem Based Introduction (PBI) juga memberikan pengalaman belajar yang baru bagi siswa karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada umumnya, seluruh siswa baik pada kelas yang menggunakan model PBI dan konvensional memiliki nilai post test lebih besar daripada nila pre test. Hal ini menunjukkan bahwa indikator ataupun tujuan pembelajaran diantara keduanya telah tercapai. Model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh serta dilakukan pengolahan data, maka peneliti memberikan beberapa hal yang dapat menjadi bahan untuk rekomendasi bagi pihak-pihak yang terkait agar proses pembelajaran dapat berjalan maksimal. Dapat penulis kemukakan saran sebagai berikut:

1. Bagi Guru

Berdasarkan hasil penelitian di lapangan untuk perbaikan proses pembelajaran dikelas maka:

a. Guru hendaknya harus membuat suatu rancangan kegiatan pembelajaran secara jelas dan tertata disesuaikan dengan materi yang mendukung, dengan pengadaan media pembelajaran dan kegiatan evaluasi yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai serta pengelolaan waktu dalam setiap pembelajarannya.

b. Guru harus dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif lagi dalam pengemasan serta pembuatan media pembelajaran agar siswa dapat termotivasi dan


(55)

meningkatkat pemahaman materi pelajaran sehingga akan ada peningkatan dalam hasil belajarnya.

2. Bagi Siswa

Berdasarkan temuan dilapangan peneliti mengharapkan :

a. Meskipun sudah mendapatkan pemahaman materi Sosiologi dari berbagai sumber seperti buku paket, internet, dan LKS, alangkah baiknya jika siswa mempelajari materi yang terkait dari keadaan sekitar atau dalam kehidupan sehari-hari.

b. Siswa diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran Sosiologi menjadi interaktif mengingat guru hanya sebagai fasilitator.

3. Bagi Sekolah (Pengembang Kurikulum)

Agar proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih maksimal, maka hendaknya sekolah :

a. Kepala sekolah mengharuskan dan memberikan kebebasan pada setiap guru untuk belajar lebih kreatif serta inovatif dalam proses penyampaian materi sebagai penunjang pembelajaran yang akan diterapkan disekolah.

b. Kepala sekolah dapat lebih memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam rangka mengoptimalkan proses pembelajaran agar lebih berkualitas.

4. Bagi Para Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya dapat mencoba untuk menerapkan model pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada jenjang pendidikan sekolah yang lainnya.


(56)

(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Astriyani, A. (2009). Pengaruh Metode PenugasanTerhadap Hasil Belajar Siswa (Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Pkn di SMA Laboratorium UPI Bandung). Skripsi Pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Badan Standar Nasional Pendidikan.(2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan KompetensiDasar SMA/MA.

Jakarta.

Creswell, J.W. (2010).Research Desain, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damayanthi, N. (0809259). (2012).Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran Geografi di SMA (Penelitian Eksperimen Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 11 Bandung pada pokok bahasan Menganalisis Pemanfaatan dan Pelestarian Lingkungan Hidup). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.

Fajar, A. (2009).Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(58)

Hadis, A. (2008).Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, cv.

Hidayat, U. S. (2011).Model-Model Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Bandung: CV. Siliwangi & Co.

Irawan, N. S. (056629).(2009). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Laboratorium Percontohan UPI Bandung). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.

Irawan, P. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas, Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT).

Kencana, A. P. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Geografi di SMP Negeri 5 Bandung). Skripsi Pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Malihah, E dan Kolip, Usman.(2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kecana Prenada Media Group.

Oktaviana, D. S. (056804).(2009). Perbandingan Model Pembelajaran berbasis Masalah Dan Model Pembelajaran Berbasis Tema Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran Geografi (Studi Eksperimen Pada SMA Negeri 9


(59)

Bandung). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.

Riduwan.(2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Soekanto, S. (2009). Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Solihatin, E dan Raharjo.(2011). Cooperative Learning Analisis Pembelajaran IPS.

Jakarta: PT Bumi Aksara

Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sugiyono.(2007). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : CV. Alfabeta

Utomo, S. P. (0608142).(2010). Perbandingan Model Pembelajaran RTE (Rotating Trio Exchange) dan Teori Bambu Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Geografi (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 7 Bandung). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.


(60)

Yunisa, E. N. (0605837).(2010). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 1 anyar). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.

Sumber Internet:

Akarna, Aziza. (2011). Pengertian dan Strategi Pembelajaran PAIKEM.[Online]. Tersedia di: http://azkiyatunnufus.blogspot.com/2011/12/strategi-pembelajaran-peikem.htm. Diakses 03 April 2014.

Firnawati, Tintin. (2013). Makalah Model Pembelajaran Inovatif.[Online]. Tersedia di:http://titinfirnawati.blogspot.com/2013/02/makalah-model-pembelajaran-inovatif.htm. Diakses 19April 2014.


(1)

dalam hasil belajarnya.

2. Bagi Siswa

Berdasarkan temuan dilapangan peneliti mengharapkan :

a. Meskipun sudah mendapatkan pemahaman materi Sosiologi dari berbagai

sumber seperti buku paket, internet, dan LKS, alangkah baiknya jika siswa mempelajari materi yang terkait dari keadaan sekitar atau dalam kehidupan sehari-hari.

b. Siswa diharapkan dapat lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, sehingga proses pembelajaran Sosiologi menjadi interaktif mengingat guru hanya sebagai fasilitator.

3. Bagi Sekolah (Pengembang Kurikulum)

Agar proses pembelajaran di sekolah menjadi lebih maksimal, maka hendaknya sekolah :

a. Kepala sekolah mengharuskan dan memberikan kebebasan pada setiap guru untuk belajar lebih kreatif serta inovatif dalam proses penyampaian materi sebagai penunjang pembelajaran yang akan diterapkan disekolah.

b. Kepala sekolah dapat lebih memberikan fasilitas yang dibutuhkan dalam rangka mengoptimalkan proses pembelajaran agar lebih berkualitas.

4. Bagi Para Peneliti

Bagi para peneliti berikutnya dapat mencoba untuk menerapkan model

pembelajaran Problem Based Introduction (PBI) pada jenjang pendidikan


(2)

(3)

Arikunto, S. (2006).Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Astriyani, A. (2009). Pengaruh Metode PenugasanTerhadap Hasil Belajar Siswa

(Penelitian Kuasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Pkn di SMA Laboratorium UPI Bandung). Skripsi Pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Badan Standar Nasional Pendidikan.(2006). Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah; Standar Kompetensi dan KompetensiDasar SMA/MA. Jakarta.

Creswell, J.W. (2010).Research Desain, Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Damayanthi, N. (0809259). (2012).Pengaruh Penerapan Metode Pembelajaran

Berbasis Masalah Terhadap Hasil Belajar Peserta didik pada Mata Pelajaran Geografi di SMA (Penelitian Eksperimen Mata Pelajaran Geografi di SMA Negeri 11 Bandung pada pokok bahasan Menganalisis Pemanfaatan dan Pelestarian Lingkungan Hidup). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.

Fajar, A. (2009).Portofolio dalam pembelajaran IPS. Bandung: PT. Remaja


(4)

Hadis, A. (2008).Psikologi Dalam Pendidikan. Bandung: Alfabeta, cv.

Hidayat, U. S. (2011).Model-Model Pembelajaran Berbasis PAIKEM. Bandung: CV.

Siliwangi & Co.

Irawan, N. S. (056629).(2009). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Student Teams Achievement Divisions (STAD) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi di SMA Laboratorium

Percontohan UPI Bandung). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan

Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.

Irawan, P. (2001). Penilaian Hasil Belajar. Jakarta: Pusat Antar Universitas, Universitas Terbuka (PAU-PPAI-UT).

Kencana, A. P. (2011). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time

Assisted Individualization (TAI) Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran IPS Pokok Bahasan Geografi di SMP Negeri 5 Bandung). Skripsi Pada FPIPS UPI Bandung: Tidak diterbitkan.

Malihah, E dan Kolip, Usman.(2011). Pengantar Sosiologi. Jakarta: Kecana Prenada

Media Group.

Oktaviana, D. S. (056804).(2009). Perbandingan Model Pembelajaran berbasis


(5)

diterbitkan.

Riduwan.(2010). Dasar-dasar Statistika. Bandung: Alfabeta.

Slameto.(2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Soekanto, S. (2009). Pengantar Sosiologi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Solihatin, E dan Raharjo.(2011). Cooperative Learning Analisis Pembelajaran IPS. Jakarta: PT Bumi Aksara

Syah, M. (2011). Psikologi Pendidikan, Dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sudjana.(2005). Metoda Statistika. Bandung: PT Tarsito.

Sugiyono.(2007). Metode Penelitian Pendidikan.Bandung : CV. Alfabeta

Utomo, S. P. (0608142).(2010). Perbandingan Model Pembelajaran RTE (Rotating Trio Exchange) dan Teori Bambu Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata

Pelajaran Geografi (Studi Eksperimen Pada Siswa Kelas X SMAN 7 Bandung).


(6)

Yunisa, E. N. (0605837).(2010). Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Quiz Terhadap Hasil Belajar Siswa (Studi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Geografi Kelas X di SMA Negeri 1 anyar). Bandung: Skripsi, Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), tidak diterbitkan.

Sumber Internet:

Akarna, Aziza. (2011). Pengertian dan Strategi Pembelajaran PAIKEM.[Online]. Tersedia di: http://azkiyatunnufus.blogspot.com/2011/12/strategi-pembelajaran-peikem.htm. Diakses 03 April 2014.

Firnawati, Tintin. (2013). Makalah Model Pembelajaran Inovatif.[Online]. Tersedia di:http://titinfirnawati.blogspot.com/2013/02/makalah-model-pembelajaran-inovatif.htm. Diakses 19April 2014.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Model Pembelajaran Problem Based Learning Terhadap Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X SMA 29 Jakarta

1 17 175

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 2 KISARAN TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 5 24

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI KELAS X SMA NEGERI 1 SIBORONGBORONG TAHUN AJARAN 2014/2015.

0 2 25

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 TAHUN PELAJARAN 2014/2015.

0 3 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DI SMK NEGERI 1 MEDAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014.

0 4 102

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI DI KELAS XI IPS SMA N 1 BALIGE TAHUN AJARAN 2013/2014.

0 2 20

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN TALKING STICK TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN KEARSIPAN KELAS XI SMK NEGERI 7 MEDAN TAHUN AJARAN 2013/2014�.

0 0 26

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) DALAM PEMBELAJARAN MENULIS TEKS EKSPLANASI: penelitian eksperimen kuasi pada siswa kelas XI SMA negeri 3 cimahi tahun ajaran 2014/2015.

0 5 50

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA : Studi Quasi Eksperimen Pada Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI IPS SMA Laboratorium Percontohan UPI Tahun Ajaran 2013/2014.

0 6 47

PERBEDAAN MODEL PEMBELAJARANPROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI : Studi Eksperimen di Kelas XI SMA PGII 1 Bandung.

3 3 48