PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV A DI SD NEGERI 1 CILEDUG KULON.

(1)

PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS IV A DI SD NEGERI 1 CILEDUG KULON

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana pada Jurusan Pendidikan Seni Musik Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

Universitas Pendidikan Indonesia

Oleh :

Bayu Aji Irawan Wijaya 0906936

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK

FAKULTAS PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

HALAMAN PENGESAHAN

PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR

SISWA KELAS IV A DI SD NEGERI 1 CILEDUG KULON

Oleh:

Bayu Aji Irawan Wijaya 0906936

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING : Pembimbing I

Dr. Rita Milyartini, M.Si NIP. 19640623 198803 2 001

Pembimbing II

Engkur Kurdita, M.Pd NIP. 19610422 198601 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Seni Musik

Dr. Phil. Yudi Sukmayadi, M.Pd NIP. 19730326 200003 1 003


(3)

Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran

Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar

Siswa Kelas IV A di SD Negeri 1 Ciledug Kulon

Oleh

Bayu Aji Irawan Wijaya

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni

© Bayu Aji Irawan Wijaya 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

April 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

Penelitian ini berangkat dari permasalahan pembelajaran di kelas IV A SDN 1 Ciledug kulon dimana metode pembelajaran yang diterapakan dinilai belum maksimal serta kurang membangkitkan motivasi belajar siswa. Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah dengan menerapkan pembelajaran tematik menggunakan angklung sebagai media pembelajaran. Hal ini dilandasi pada paradigma bahwa pembelajaran tematik yang mengaitkan beberapa pelajaran dengan suatu tema, dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Selain itu secara teoritis media pembelajaran tidak hanya berfungsi sebagai sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran, melainkan juga dapat membangkitkan motivasi belajar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis: (1) Penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik; (2) perbandingan motivasi belajar siswa sebelum dan sesudah penerapan angklung pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya serta pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.

Melalui pendekatan kualitatif dilakukan penelitian tindakan kelas. Teknik pengumpulan data terdiri dari wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Data dianalisis melalui beberapa tahap, mulai dari reduksi data, display data, verifikasi data, sampai triangulasi data. Pelaksanaan tindakan dilakukan selama dua siklus yang didasari pada perkembangan motivasi belajar siswa.

Hasil penelitian menunjukan bahwa penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, hal ini tergambar dari kemampuan siswa dalam berkonsentrasi, kemampuan mencari materi pelajaran secara mandiri, serta berkomunikasi secara aktif. Selain untuk meningkatkan aspek kognitif siswa, pemanfaatan angklung sebagai media pembelajaran tematik dapat mengembangkan karakter siswa dalam hal kedisiplinan, menghargai perbedaan, serta kebersamaan. Hasil penelitian merekomendasikan penggunaan media pembelajaran yang sesuai tema dan memberi kesempatan pada siswa untuk mengekspresikan diri dalam pembelajaran tematik.


(5)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

This research is based on of learning problems in class IV A 1 SDN 1 Ciledug Kulon the learning methods less maximum and yet raise students' motivation. Efforts are being made to increase students' motivation is to implement thematic learning using angklung as a medium of learning. It is based on thematic learning paradigm that can provide meaningful experiences to students. theoretically instructional media not only serves as a tool in the learning process, but also can raise motivation to learn.

This research aims to examine and analyze: (1) Application of angklung as thematic learning medium; (2) comparison of students' motivation before and after implementation of angklung on the subjects of art and craft culture and Pancasila and citizenship education.

Through qualitative research approach implemented a classroom action research. Techniques of data collection consisted of interviews, observation and documentation studies, the data obtained will be analyzed and described in the form of a sentence. The results showed that the application of a media angklung as thematic learning can increase students 'motivation, it is based on the student ability to communicate actively. The results of the study recommend the use of instructional media that fit the theme and provide opportunities for students to express themselves in thematic learning.


(6)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 5

1. Tujuan Umum ... 5

2. Tujuan Khusus ... 5

D. Manfaat Penelitian ... 5

1. Secara Teoretis ... 5

2. Secara Praktis ... 6

E. Struktur Organisasi Skripsi ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 8

A.Pembelajaran tematik ... 8

1. Pengertian Pembelajaran Tematik ... 8

2. Keunggulan Penerapan Pembelajaran Tematik ... 9

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik ... 10

B.Motivasi dan Motivasi Belajar ... 12

1. Pengertian Motivasi ... 12

2. Motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik ... 13

3. Motivasi Belajar ... 14

4. Prinsip-Prinsip Motivasi Belajar ... 14

5. Fungsi motivasi dalam belajar ... 15

6. Bentuk-bentuk Motivasi di Sekolah ... 16

C.Media Pembelajaran ... 17

1. Pengertian Media ... 17

2. Fungsi dan Manfaat Media ... 18

3. Pemilihan Media ... 19

4. Penggunaan Media ... 20


(7)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pengertian Angklung ... 21

2. Organologi Angklung ... 22

3. Fungsi Angklung ... 23

4. Teknik bermain angklung ... 23

5. Jenis-jenis angklung Diatonis ... 25

BAB III METODE PENELITAN ... 27

A. Lokasi dan Objek Penelitian ... 27

1. Lokasi Penelitian ... 27

2. Objek Penelitian ... 27

B. Definisi Operasional ... 27

C. Desain Penelitian ... 28

D. Metode Penelitian ... 29

1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas ... 30

2. Tahap-Tahap Penelitian ... 31

3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kela ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Observasi ... 34

2. Wawancara ... 35

3. Angket ... 36

4. Studi Dokumentasi ... 36

F. Teknik Analisis Data ... 36

G. Validitas Data ... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 39

A. Profil Sekolah ... 39

1. Profil SD Negeri 1 Ciledug Kulon ... 39

2. Visi Misi SD Negeri 1 Ciledug Kulon ... 40

B. Gambaran Hasil Penelitian ... 41

1. Gambaran awal pembelajaran ... 41

2. Penelitian Siklus I ... 52

3. Penelitian Siklus II ... 60

C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 68

1. Penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik ... 68

2. Hasil penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 78


(8)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Kesimpulan Umum ... 78 2. Kesimpulan Khusus ... 78 B. Saran ... 79 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN BIODATA PENELITI


(9)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

B.Latar Belakang Masalah

Indonesia merupakan negara besar yang terdiri dari berbagai suku, adat istiadat, kebudayaan, bahasa, dan agama yang beraneka ragam. Dalam keaneka ragaman ini penduduk Indonesia dipersatukan oleh semboyan yang luhur yaitu Bhineka Tunggal Ika yang memiliki pengertian berbeda-beda namun tetap satu.

Penanaman sikap dan pemahaman akan pentingnya rasa toleransi, menghargai sesama, gotong royong, mencintai bangsa dan kebudayaannya mutlak sangat dibutuhkan bagi seluruh masyarakat Indonesia untuk menjaga kedamaian, ketentraman serta memajukan bangsa ini. Pembelajaran akan penanaman hal di atas akan lebih baik jika dilakukan selagi dini. Hal ini perlu karena akan membentuk pola pikir dan sikap individu yang terus berkesinambungan sampai seseorang dewasa. Sebagaimana terlihat dari adanya mata pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan serta pelajaran seni budaya dan prakarya yang terdapat pada kurikulum untuk siswa sekolah dasar. Mata pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan serta pelajaran seni budaya dan prakarya yang diberikan pada siswa sekolah dasar perlu mengacu pada karakteristik perkembangan anak usia sekolah.

Pada fase usia sekolah dasar, perkembangan fisik beranjak matang sehingga perkembangan motoriknya pun sudah dapat terkoordinasi dengan baik. Setiap gerakannya sudah selaras dengan kebutuhan dan minatnya. Dia dapat menggerakkan anggota tubuhnya dengan tujuan yang jelas, seperti menggerakan tangan untuk menulis, menggambar, mengambil maupun melempar bola serta ia juga dapat menggerakkan kaki untuk menendang bola, berlari mengejar temannya pada saat bermain, dan sebagainya.


(10)

2

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Fase atau usia sekolah dasar (7-12 tahun) ditandai dengan gerakan atau aktivitas motorik yang lincah, karena itu usia ini merupakan masa yang ideal untuk belajar keterampilan yang berkaitan dengan motorik, baik halus maupun kasar. Perkembangan fisik yang normal merupakan salah satu faktor penentu

kelancaran proses belajar baik dalam bidang pengetahuan maupun keterampilan. Oleh karena itu, perkembangan motorik sangat menunjang keberhasilan belajar peserta didik.

Pada usia sekolah dasar, anak sebagai peserta didik juga sudah mengalami perkembangan intelektual, yaitu anak sudah dapat mereaksi rangsangan intelektual, atau melaksanakan tugas-tugas belajar yang menuntut intelektual atau kemampuan kognitif seperti membaca, menulis, dan berhitung. Sebelum masa ini, yaitu masa prasekolah (usia taman kanak-kanak), daya pikir anak masih bersifat imajinatif, berangan-angan atau berkhayal, sedangkan pada usia SD daya pikir anak sudah berkembang ke arah berpikir konkret dan rasional.

Dilihat dari aspek perkembangan kognitif, Piaget dalam Yusuf dan Sugandhi (2012:61) menjelaskan bahwa;

Masa ini berada pada tahap operasi konkret, yang ditandai dengan kemanpuan (1) mengklasifikasikan (mengelompokkan) benda-benda berdasarkan ciri yang sama; (2) menyusun atau mengasosiasikan (menghubungkan atau menghitung) angka-angka atau bilangan; dan (3) memecahkan masalah ( problem solving) yang sederhana.

Kemampuan intelektual pada masa ini dinilai sudah cukup untuk menjadi dasar diberikannya berbagai kecakapan yang dapat mengembangkan pola pikir atau daya nalarnya. Anak sudah dapat diberikan dasar-dasar keilmuan. Selain itu, anak juga sudah dapat diberikan dasar-dasar pengetahuan yang terkait dengan agama, berbagai kehidupan manusia, hewan, tumbuhan, alam, lingkungan sosial budaya, dan pendidikan kewarganegaraan.


(11)

3

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jika menyimak mata pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan serta Seni Budaya dan Prakarya, pada kurikulum 2013 untuk SD/MI kelas IV terdapat hubungan tematik. Siswa diharapkan dapat memenuhui beberapa kompetensi inti dan kompetensi dasar, sebagian besar berkenaan tentang pentingnya sikap menghargai sesama serta memahami hak dan kewajiban tiap individu.

Dalam pembelajaran terkadang siswa menemui beberapa hambatan, salah satunya yaitu hambatan dari segi motivasi belajar. Motivasi belajar di dalam kelas memberi pengaruh, baik kepada proses belajar, maupun tingkah laku para siswa. Siswa yang meiliki motivasi belajar, dan memiliki minat yang besar maka dia akan belajar dengan lebih baik. Tentunya hal ini sangat berpengaruh pada kelancaran dan keberhasilan suatu pembelajaran. Menurut Hawley (1913) dalam Yusuf, dkk (1992:14) berpendapat bahwa;

Para siswa yang memiliki motivasi yang tinggi, belajarnya lebih baik dibandingkan dengan para siswa yang memiliki motivasinya rendah. Apabila guru menggunakan waktunya di kelas untuk mengembangkan motivasi siswa, berarti waktu itu telah diinvestasikan kepada hal-hal yang bermakna bagi masa depan siswa.

Sebagai salah satu cara untuk menumbuhkan dan meningkatkan motivasi belajar siswa dalam suatu proses pembelajaran, guru dapat memilih dan menggunakan media yang menarik dan membangkitkan motivasi belajar siswa. Hamalik (1986) dalam Arsyad (2007:15) mengemukakan bahwa;

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.

Salah satu media yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran adalah angklung. Berdasarkan SK. Mendikbud No. 082/1968 pada 23 Agustus 1968 atas rintisan Daeng soetigna Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, menetapkan angklung sebagai media pendidikan. Keputusan menteri ini


(12)

4

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dikeluarkan atas dasar pemikiran bahwa terkandung sifat-sifat baik dalam permainan angklung seperti kerjasama, disiplin, keterampilan, tanggung jawab, dan olah rasa musikalitas. Jika dilihat dari fungsi, sifat-sifat dan sudut pandang kebudayaannya, alat musik angklung dapat dijadikan suatu media pembelajaran tematik bagi kedua mata pelajaran tersebut, hal ini dikarenakan adanyan materi pelajaran yang dapat dikaitkan dengan tema tertentu dengan menggunakan media angklung dalam suatu pembelajaran tematik. Menurut Poerwadarminta (1983) menyatakan bahwa;

Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraaan.

Dari beberapa pemaparan di atas serta studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 2 November 2014 di kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon, diperoleh informasi bahwa proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah tersebut masih berpusat pada guru, yaitu terlihat dari metode yang digunakan oleh guru antara lain metode ceramah dan demonstrasi. Pada metode pembelajaran ini siswa lebih diarahkan untuk menyimak materi pelajaran yang disampaikan oleh guru dengan sesekali mencatat penjelasan-penjelasan yang mereka anggap penting, tanpa lebih jauh dilibatkan secara aktif selama proses pembelajaran. Metode seperti ini dinilai kurang efektif, karena pembelajaran lebih berpusat kepada guru sedangkan siswa hanya berperan pasif. Hal ini dapat berpengaruh terhadap pemahaman siswa mengenai materi yang disampaikan, siswa tidak dapat memahami materi secara utuh dikarenakan siswa hanya mendapatkan pemahaman secara verbal tanpa mengalami langsung, sehingga model seperti ini kurang menggali potensi dan motivasi belajar siswa. Oleh karena itu peneliti merasa tertarik untuk mengetahui dan meneliti penarapan angklung

sebagai media pembelajaran tematik “Indahnya Kebersamaan” untuk


(13)

5

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Peneliti memilih siswa didik kelas IV A di SDN 1 Ciledug Kulon yang beralamat di Jln. R.A Kartini No. 22 Desa Ciledug Kulon Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon. Alasan Peneliti memilih siswa didik SDN 1 Ciledug Kulon karena permasalahan pembelajaran yang ada di kelas tersebut dan sekolah ini pula merupakan salah satu sekolah induk pengembangan kesenian yang berada di Cirebon Timur. Maka adapun judul

penelitian ini adalah: PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV A DI SD NEGERI 1 CILEDUG KULON.

C.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas maka penelitian ini dibatasi pada pembelajaran tematik “Indahnya Kebersamaan” antara mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dengan Seni Budaya dan Prakarya, maka peneliti mengurai rumusan masalah penelitian ke dalam beberapa pertanyaan untuk mendeskripsikan dan menjawab masalah yang diteliti, adapun pertanyaannya disusun sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik? 2. Bagaimana hasil dari penerapan angklung sebagai media pembelajaran

tematik tehadap motivasi belajar siswa?

D.Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas dan pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan penelitian ini di bagi ke dalam dua kategori, yaitu Tujuan umum dan tujuan Khusus.

1. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini, adalah untuk menjawab dan mendeskripsikan tentang penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk


(14)

6

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SDN 1 Ciledug Kulon Desa Ciledug Kulon Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon.

2. Tujuan Khusus

Tujuan Khusus Penelitian ini,adalah untuk menjawab dan mendeskripsikan tentang:

a. Penerapan dan pemanfaatan angklung sebagai media pembelajaran tematik.

b. Pengaruh angklung sebagai media pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa.

E.Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis

Melalui penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan temuan-temuan baru yang akan berguna bagi perkembangan disiplin ilmu pendidikan seni musik, khususnya terkait dengan penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD negeri 1 Ciledug Kulon.

2. Manfaat Praktis

a. Peneliti, mengembangkan kemampuan dalam menggunakan angklung sebagai media pembelajaran tematik.

b. Guru dan Sekolah terkait, diharapkan dapat menjadi tambahan wawasan serta dokumentasi bagi guru dan sekolah untuk mengembangkan pembelajaran melalui angklung sebagai media pembelajaran tematik bagi mata pelajaran seni budaya dan prakarya, pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan maupun mata pelajaran yang lainnya.

c. Prodi Pendidikan Seni Musik, melalui penelitian ini Prodi Pendidikan Seni Musik memiliki dokumentasi penelitian tentang pengaruh angklung


(15)

7

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

d. Mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik, melalui penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi para mahasiswa khususnya mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik untuk lebih mencintai, melestarikan dan memanfaatkan alat musik tradisional sebagai media pembelajaran, serta sebagai rujukan bagi peneliti yang akan melakukan penelitian dengan tema yang sejenis.

F. Struktur Organisasi Skripsi

Sistematika penulisan dalam penelitian ini terbagi kedalam Lima (5) Bab, yaitu :

1. Bab I : Pendahuluan

Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tempat lokasi penelitian, dan struktur organisasi skripsi.

2. Bab II : Landasan Teoritis

Pada bab ini memaparkan landasan teoritik dalam analisis temuan yang mencakup teori-teori yang berhubungan dengan judul penelitian.

3. Bab III : Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian, merupakan penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian yang digunakan. Isi dari bab ini meliputi; a) lokasi dan subjek penelitian, b) desain penelitian dan justifikasi penggunaan desain tersebut, c) metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode tersebut, d) definisi operasional yang dirumuskan untuk setiap variabel, e) instrumen penelitian, f) teknik pengumpulan data, dan g) teknik pengolahan dan analisis data.


(16)

8

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4. Bab IV : Hasil Penelitian

Pada bab ini di dalamnya berisi tentang pengolahan dan analisis data tentang angklung digunakan sebagai media pembelajaran tematik serta pengaruh angklung sebagai media pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan serta pelajaran Seni Budaya dan Prakarya.

5. Bab V : Kesimpulan dan saran

Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan dan saran sebagai penutup dari hasil temuan penelitian dan permasalahan di lapangan yang telah diidentifikasi dan dikaji dalam skripsi.


(17)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Ciledug Kulon yang beralamat di jalan R.A Kartini No. 22 Desa Ciledug Kulon Kecamatan Ciledug Kabupaten Cirebon 45188. Pemilihan SD Negeri 1 Ciledug Kulon sebagai lokasi penelitian, didasarkan pada pertimbangan bahwa SD Negeri 1 Ciledug Kulon merupakan salah satu sekolah induk pengembangan kesenian yang berada di Cirebon Timur.

2. Subjek Penelitian

Objek dalam penelitian ini terdiri dari serta 40 orang siswa kelas IV A, guru kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon.

B.Definisi Operasional

Untuk menghindari terjadinya kesalah pahaman antara penulis dan pembaca dari judul penelitian ini, maka dikemukakan definisi-definisi sebagai berikut:

1. Angklung adalah alat musik tradisional, terbuat dari bambu, yang dibunyikan dengan cara digoyangkan (bunyi disebabkan oleh benturan badan pipa bambu) sehingga menghasilkan bunyi yang bergetar dalam susunan 2, 3, sampai 4 nada dalam setiap ukuran, baik besar maupun kecil (Yoyok dan Siswandi, 2008:162).

2. Media Pembelajaran adalah alat yang berfungsi untuk menyampaikan pesan pembelajaran. Pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara peserta didik, pendidik, dan bahan ajar. Komunikasi tidak akan berjalan tanpa bantuan sarana penyampai pesan atau media (Simamora, 2009:65).


(18)

28

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang menggunakan tema dalam mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna bagi siswa. Tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraaan (Poerwadarminta,1983).

4. Motivasi Belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal ini mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar (Uno, 2008:23).

C. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain kualitatif. Penelitian kualitatif ditujukan untuk memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif partisipan (Sukmadinata, 2009:94). Pendekatan kualitatif dipilih karena peneliti ingin melakukan penelitian dengan cara berusaha mendeskripsikan Penerapan Angklung Sebagai Media Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV A di SD Negeri 1 Ciledug Kulon Kabupaten Cirebon. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV A, guru dan kepala sekolah SD Negeri 1 Ciledug Kulon. Objek itu akan diungkapkan kondisinya sebagaimana adanya atau dalam keadaan sewajarnya (natural setting), serta dideskripsikan dalam bentuk kalimat, yang pengolahannya dilakukan melalui proses berpikir (logika) yang bersifat kritik analitik/sintetik dan tuntas. sebagaimana Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2000:3) mengemukakan bahwa penelitian kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

Keuntungan menggunakan metode kualitatif sebagaimana dikemukakan oleh Guba dan Lincoln dalam Moleong (2004:176) adalah sebagai berikut :

1. Didasarkan pada pengalaman secara langsung. 2. Memungkinkan peneliti untuk melihat.


(19)

29

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

3. Memungkinkan peneliti mencatat peristiwa dalam situasi yang berkaitan dengan pengetahuan proporsional maupun pengetahuan yang langsung diperoleh dari data.

4. Menghindari keraguan pada peneliti akan kemungkinan adanya data yang bias.

5. Menghindari penulis dari keraguan akan data-data yang didapat. 6. Memungkinkan peneliti memahami situasi-situasi yang rumit

Penelitian kualitatif lebih bersifat subjektif. Sifat penelitian ini adalah penelitian terbuka yang dilakukan dengan menggunakan pertanyaan mendalam. Berdasarkan hal tersebut, dalam penelitian ini peneliti menggunakan desain penelitian kualitatif dengan tujuan agar hasil yang diperoleh dapat menjawab secara utuh dan menyeluruh aspek-aspek yang diteliti. Selain itu, desain penelitian kualitatif dapat menghindari terjadinya bias dalam penelitian karena peneliti lebih leluasa melakukan pengamatan.

D. Metode Penelitian

Metode penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dimaksudkan agar dapat memaksimalkan hasil penelitian. Pemilihan pendekatan tersebut disebabkan karena dalam Penelitian Tindakan Kelas, peneliti dapat melihat secara langsung praktik pembelajaran, dapat melakukan penelitian terhadap siswa dilihat dari segi aspek interaksinya dalam proses pembelajaran, serta secara reflektif dapat menganalisis dan mensintesis terhadap apa yang telah dilakukan di kelas. Sehingga peneliti dapat memperbaiki praktik-praktik pembelajaran agar lebih efektif.

Ada banyak manfaat yang dapat diraih dengan dilakukannya penelitian tindakan kelas antara lain dalam penelitian ini mengandung inovasi pembelajaran dalam hal pendekatan musik untuk mempelajari pendidikan kewarganegaraan dengan model pembelajaran yang berpusat pada siswa. Selain itu dalam penelitian ini pula terdapat pengembangan kurikulum di tingkat regional yaitu dengan menggunakan kurikulum tematik, sehingga diharapkan dapat meningkatkan mutu


(20)

30

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

profesionalisme guru. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Arikunto, dkk (2012:107) mengenai manfaat dilakukannya penelitian tindakan kelas yang dapat dilihat dan dikaji dalam beberapa komponen pendidikan dan/atau pembelajaran di kelas.

Berdasarkan pendapat beberapa ahli tersebut mendorong peneliti menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK), karena dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas peneliti dapat menilai secara langsung dan hasil yang diperoleh lebih alamiah. Selain itu, peneliti dapat segera memberikan tindakan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi oleh guru di kelas, dalam penelitian ini yaitu permasalahan pembelajaran yang kurang memotivasi dan melibatkan siswa secara aktif di kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon.

Untuk memperbaiki permasalan yang dihadapi dalam penelitian ini, peneliti memberikan alternatif pemecahan masalah dengan menerapkan angklung sebagai media pembelajaran tematik sehingga diharapkan adanya perubahan ke arah perbaikan dan peningkatan secara positif setelah menerapkan tindakan tersebut. Sebagaimana Mc. Niff dalam Arikunto, dkk (2012:106) menegaskan bahwa dasar utama bagi dilaksanakannya penelitian tindakan kelas adalah untuk perbaikan. Tujuan itu dapat dicapai dengan melakukan berbagai tindakan alternatif dalam memecahkan berbagai persoalan pembelajaran.

Selain penjabaran diatas terdapat 3 ciri pokok dalam Penelitian Tindakan Kelas yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Inkuiri Reflektif, kegiatan penelitian berdasarkan pada pelaksanaan tugas dan pengambilan tindakan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

b. Kolaboratif, Penelitian Tindakan Kelas merupakan upaya bersama dari berbagai pihak untuk mewujudkan perbaikan yang diinginkan, dalam hal ini peneliti, guru, siswa dan kepala sekolah.


(21)

31

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Reflektif, bertujuan untuk mendapatkan penjelasan tentang kemajuan, peningkatan, kemunduran, kekurang efektifan, dan sebagainya dari pelaksanaan sebuah tindakan guna memperbaiki proses tindakan pada siklus kegiatan berikutnya.

1. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Prinsip dasar yang melandasi Penelitian Tindakan Kelas, yaitu sebagai berikut: a. Tugas utama peneliti adalah menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan

berkualitas.

b. Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran, yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data.

c. Kegiatan meneliti, yang merupakan bagian integral dari pembelajaran harus diselenggarakan dengan tetap bersandar pada alur dan kaidah ilmiah.

d. Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran yang riil. e. Konsistensi sikap dan kepedulian dalam memperbaiki dan meningkatkan

kualitas pembelajaran sangat diperlukan.

f. Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar kelas, misalnya tataran sistem atau lembaga.

2. Tahap-Tahap Penelitian 1. Tahap Pra Penelitian

a. Melakukan studi pendahuluan untuk mendapatkan gambaran awal mengenai subjek yang akan diteliti.

b. Memilih dan merumuskan masalah penelitian. c. Menentukan judul dan lokasi penelitian. d. Menyusun proposal penelitian.


(22)

32

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Menghubungi Kepala Sekolah SD Negeri 1 Ciledug Kulon untuk meminta ijin mengadakan penelitian.

b. Menghubungi Kepala Sekolah dan Guru Kesenian SD Negeri 1 Ciledug Kulon untuk membuat janji melakukan wawancara.

c. Melakukan wawancara dengan responden, kemudian hasil wawancara tersebut ditulis dan disusun dalam bentuk catatan lengkap.

d. Melakukan studi dokumentasi dan membuat catatan yang diperlukan dan relevan dengan masalah yang diteliti.

e. Melakukan observasi/pengamatan terhadap proses pembelajaran. 3. Tahap pelaporan

a. Analisis hasil penelitian. b. Penulisan laporan akhir.

3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas

Prosedur PTK berbentuk siklus berulang. Siklus tidak hanya belangsung satu kali, apabila satu siklus belum menunjukan tanda-tanda perubahan ke arah perbaikan (peningkatan mutu), kegiatan riset dilanjutkan pada siklus kedua, dan seterusnya, sehingga tujuan pembelajaran dapat lebih bermakna. Adapun prosedur penelitian tindakan kelas yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan yaitu menyusun rencana tindakan penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam penelitian ini perencanaan ini dibuat setelah peneliti menyusun identifikasi masalah, merumuskan masalah (apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana) dan analisi penyebab masalah yang terdapat di kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon serta mengembangkan intervensi atau menentukan strategi apa yang akan diterapkan dalam pembelajaran dalam hal ini peneliti akan menerapkan angklung sebagai media pembelajaran. Pada saat perencanaan


(23)

33

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti membuat silabus dan rencana pembelajaran serta mempersiapkan format observasi yaitu format kegiatan guru dan siswa.

b. Acting

Selama melaksanakan tindakan, peneliti harus mengambil peran dalam memberdayakan siswa sehingga mereka menjadi agen of change bagi diri di kelas. Kelas diciptakan sebagai komunitas belajar daripada laboratorium tindakan. Pengamat menggunakan angket atau cheklist guna merekam kejadian yang muncul pada waktu tindakan intervensi dilaksanakan.

c. Observing (Observasi)

Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran (Arikunto, 2012:127). Dalam penelitian ini observasi untuk melihat sejauh mana penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik dapat meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon. Adapun faktor yang dilihat adalah keaktifan siswa dalam pembelajaran, pemahan siswa terhadap materi pembelajaran.

d. Reflecting

Pada tahap ini peneliti menjawab pertanyaan terkait rumusan masalah dan seberapa jauh intervensi telah menghasilkan perubahan secara signifikan. Berdasarkan hasil refleksi tersebut, peneliti mencoba untuk mengatasi kekurangan/kelemahan yang terjadi akibat tindakan yang telah dilakukan. Jika ditemukan cara atau strateginya maka diperlukan rencana untuk melaksanakan tindakan/siklus berikutnya. Siklus ini merupakan perbaikan dari siklus sebelumnya, tahapan dari setiap siklus perlu disusun rencana yang matang dengan memperhatikan hasil refleksi dari siklus sebelumnya.


(24)

34

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Dalam penelitian ini, kegiatan tindakan kelas yang hendak dilaksanakan mengacu pada model dan tahapan penelitian yang dikembangkan oleh Arikunto (2012:74), yaitu seperti yang terlihat pada gambar berikut ini.

Siklus I

Siklus II

Gambar 3.1

Penelitian Tindakan Kelas Dikembangkan Oleh Arikunto E.Teknik Pengumpulan Data

Keberhasilan pengumpulan data dari sebuah penelitian sangat bergantung kepada teknik yang digunakan Peneliti dalam pengumpulan data penelitiannya. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan tersebut, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari obeservasi, wawancara, angket dan studi dokumentasi.

Pengamatan/ Pengumpulan data II Refleksi II

Apabila permasalahan belum terselesaikan

Dilanjutkan ke siklus berikutnya Permasalahan

Refleksi I

Pelaksanaan Tindakan I Perencanaan

Tindakan I

Pengamatan/ Pengumpulan data I

Permasalahan baru hasil

refleksi

Perencanaan Tindakan II

Pelaksanaan Tindakan II


(25)

35

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Observasi

Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung (Sukmadinata, 2009:220). Kegiatan tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar, kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, dsb. Kegiatan observasi ini dapat dilakukan secara partisipatif ataupun nonpartisipatif. Dalam observasi partisipatif (participatory observation) pengamat ikut serta dalam kegiatan yang sedang berlangsung, pengamat ikut serta menjadi peserta rapat atau peserta pelatihan. Dalam observasi nonpartisipatif (nonparticipatory observaion) pengamat tidak ikut serta dalam dalam kegiatan, pengamat hanya berperan mengamati kegiatan, tidak ikut masuk dalam kegiatan yang sedang berlangsung. Kedua jenis observasi ini ada kelebihan dan kekurangannya. Sukmadinata (2009:220) mengatakan bahwa:

Kelebihan observasi partisipatif adalah individu-individu yang diamati tidak tahu bahwa mereka sedang diobservasi sehingga situasi dan kegiatan akan berjalan lebih wajar. Kelemahan observasi partisipatif, pengamat harus melakukan dua kegiatan sekaligus, ikut serta dalam dalam kegiatan disamping melakukan pengamatan. Sebaliknya pada observasi nonpartisipatif, pengamat dapat lebih terfokus dan seksama melakukan pengamatan, tetapi karena peserta tahu kehadiran pengamat sedang melakuakan pengamatan, maka perilaku atau kegiatan individu-individu yang diamati bisa menjadi kurang wajar atau dibuat-buat.

Dalam penelitian ini observasi dilakukan sebagai studi untuk mengenal, mengamati dan mendefinisikan masalah yang akan diteliti. Observasi dilakukan dengan cara observasi nonpartisipatif, peneliti langsung mendatangi lokasi penelitian sekaligus mengamati proses kegiatan belajar. Selain itu dalam penelitian ini pula menggunakan metode cheklist.

Metode checlist adalah salah satu metode observasi dimana observer sudah menentukan indikator perilaku yang akan diobservasi dari subjek dalam suatu tabel. Dalam penelitian ini peneliti akan menentukan indikator dan menilai prilaku


(26)

36

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

yang berkaitan dengan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik dengan menggunakan angklung sebagai media pembelajarannya. Peneliti akan

memberikan tanda checklist (√) pada setiap prilaku yang muncul sesuai dengan

indikator yang telah ditentukan oleh peneliti. Metode ini dinilai sederhana serta mampu fokus hanya pada prilaku yang diinginkan terjadi.

2. Wawancara

Wawancara ini dilakukan guna melengkapi data-data yang tidak dapat digali dari kegiatan observasi yang dilakukan peneliti, maka dilakukan wawancara. Wawancara atau interview menurut Sukmadinata (2009:216) merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hal ini dikarenakan bentuknya yang berasal dari interaksi verbal antara peneliti dan responden untuk mendapatkan data yang khas dari tiap responden.

Kegiatan wawancara ini akan dilakukan sebagai berikut: 1) Wawancara kepada kepala sekolah

Wawancara ini dilakukan untuk tujuan mengetahui tentang kurikulum yang ada di sekolah tersebut dan proses belajar mengajar. Mengapa wawancara ini

dilakukan adalah dengan alasan untuk mengetahui karakteristik siswa di sekolah. Hal ini merupakan langkah awal dalam mengumpulkan data

penelitian.

2) Wawancara kepada guru yang bersangkutan

Wawancara ini dilakukan dengan tujuan mengetahui karakteristik siswa secara khusus di kelas dan tentang proses belajar mengajar di kelas terutama pada mata pelajaran seni musik serta pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Alasannya adalah wawancara ini bertujuan untuk mengetahui motivasi belajar siswa dalam tiap pembelajarannya.


(27)

37

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wawancara ini dilakukan dengan tujuan mengetahui keadaan awal objek penelitian terkait tentang motivasi belajar. Serta tanggapan siswa terhadap mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.

3. Angket

Angket atau kuesioner (questionaire) merupakan suatu teknik atau cara mengumpulkan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya-jawab dengan responden). Instrumen atau alat pengumpulan datanya juga disebut angket berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau direspon oleh responden (Sukmadinata, 2009:219). Pada angket pertanyaan dapat bermacam-macam, bisa berupa pertanyaan terbuka, pertanyaan berstruktur ataupun pertanyaan tertutup. Pada penelitian ini angket digunakan untuk pengumpulan data guna mengetahui sejauh mana pengaruh angklung sebagai media pembelajaran terpadu terhadap motivasi belajar siswa pada mata pelajaran pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan.

4. Studi Dokumentasi

Teknik ini merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik. Dalam penelitian ini semua data pembelajaran akan di dokumentasikan melalui perekam audio visual. Dokumen tersebut merupakan media informasi faktual yang sangat penting untuk dikaji.

F. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan pada awal proses penelitian serta pada akhir penelitian. Data yang telah diperoleh dan dikumpulkan peneliti dari responden melalui hasil obeservasi, wawancara, angket, dan dokumentasi di lapangan untuk selanjutnya dideskripsikan dalam bentuk laporan, sebagaimana dinyatakan oleh Nasution (1996:129) bahwa “dalam penelitian


(28)

38

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kualitatif analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh dalam

lapangan segera harus dituangkan dalam bentuk tulisan dan dianalisis”.

Tahapan analisis data menurut Nasution (1996:129) adalah sebagai berikut:

Tidak ada suatu cara tertentu yang dapat dijadikan pendirian bagi semua penelitian, salah satu cara yang dapat dianjurkan ialah mengikuti langkah-langkah berikut yang bersifat umum yaitu reduksi data, display data dan penarikan kesimpulan/verifikasi.

Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dijelaskan bahwa dalam mengolah dan menganalisis data dilakukan melalui langkah-langkah sebagai berikut:

i. Reduksi data

Reduksi data yaitu proses analisis data yang dilakukan untuk merangkum dan mereduksi hasil-hasil penelitian dengan menitikberatkan pada hal-hal yang dianggap penting oleh peneliti yang bertujuan untuk mempermudah pemahaman terhadap data yang telah terkumpul sehingga memberikan gambaran lebih rinci. ii. Display data

Display data yaitu data-data hasil penelitian yang tersusun secara terperinci guna memberikan gambaran penelitian secara utuh. Data yang telah terkumpul, selanjutnya dicari pola hubungannya untuk mengambil kesimpulan yang tepat. Penyajian data selanjutnya disusun dalam bentuk uraian atau laporan sesuai dengan hasil penelitian yang diperoleh.

iii. Kesimpulan/verifikasi

Kesimpulan/verifikasi merupakan tahap akhir dalam proses penelitian. Proses ini bertujuan untuk memberikan makna terhadap data yang telah dianalisis. Proses pengolahan data dimulai dengan pencatatan data lapangan (data mentah), kemudian direduksi dalam bentuk unifikasi dan kategorisasi data. Setelah data yang terkumpul direduksi, selanjutnya data dianalisa dan diverifikasi.

Beberapa pemaparan di atas merupakan prosedur pengolahan data yang dilakukan peneliti dalam melakukan penelitian ini. Dengan tahap-tahap ini diharapkan penelitian yang dilakukan peneliti tentang Penerapan Angklung


(29)

39

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sebagai Media Pembelajaran Tematik Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas IV A di SD Negeri 1 Ciledug Kulon Kabupaten Cirebon dapat memperoleh data yang memenuhi kriteria keabsahan suatu penelitian.

G.Validitas Data

Validitas data mutlak diperlukan dalam penelitian guna membuktikan keabsahan suatu penelitian. Proses ini digunakan untuk membuktikan apa yang telah diamati peneliti sesuai dengan apa yang sesungguhnya yang ada. Tahap-tahap yang dilakukan dalam validitas data kualitatif adalah sebagai berikut:

1. Member-check, yakni memeriksa kembali keterangan-keterangan atau

informasi data yang diperoleh selama observasi atau wawancara dari narasumber, apakah keterangan atau informasi, atau penjelasan itu tetap sifatnya atau tidak berubah sehingga dapat dipastikan keajegannya, dan data itu terperiksa kebenarannya (Wiriaatmadja, 2005:168).

2. Triangulasi, yaitu memeriksa kebenaran hipotesis, asumsi, konstruk, atau analisis yang timbul. Menurut Elliott dalam Wiriaatmadja (2005:168)

triangulasi dilakukan berdasarkan tiga sudut pandang, yakni sudut pandang guru, siswa dan yang melakukan pengamatan atau observasi (peneliti), berdasarkan pendapat tersebut peneliti melakukan triangulasi dalam penelitian penerapan angklung sebagi media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dengan melibatkan tiga sudut pandang dari peneliti, siswa kelas IV A SD Negeri 1 Ciledug Kulon dan guru.

3. Audit trail, yaitu mengecek kebenaran hasil penelitian beserta prosedur dan metode pengumpulan data dengan mengkonfirmasikan buku-buku temuan yang diperiksa dan dicek kesahihannya kepada sumber data pertama guru dan siswa (Nasution, 1996:141).

4. Expert opinion, yaitu pemeriksaan terhadap temuan-temuan dalam penelitian oleh pakar yang professional di bidang ini, yakni dosen pembimbing. Pada


(30)

40

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahap ini dapat dilakukan perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.

5. Key respondents review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang Penelitian Tindakan Kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2005:171).


(31)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya serta pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Meningkatnya motivasi belajar siswa nampak dari kemampuan siswa dalam berkonsentrasi saat proses pembelajaran, bersedia mencari materi pelajaran secara mandiri, serta terbentuknya hubungan timbal balik yang aktif antara guru dan siswa. Terbentuknya hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, terlihat dari siswa aktif bertanya, menjawab serta mengemukakan pendapat. Hal penting yang mengalami peningkatan adalah siswa lebih antusias mengikuti pelajaran serta situasi belajar yang disiplin dan kondusif.

2. Kesimpulan Khusus

Kesimpulan khusus merupakan jawaban dari setiap aspek yang dikaji sebagaimana tertuliskan dalam rumusan masalah, sebagai berikut.

Penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik diawali dengan penetapan tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran tersebut, yaitu peningkatan motivasi belajar siswa, terdapat beberapa indikator yang dapat mewakili penilaian dalam perkembangan motivasi belajar siswa anatara lain, konsentrasi siswa, keaktifan siswa selama KBM dan kedisiplinan siswa. Selain itu pula pembelajaran tematik ini bertujuan untuk memberikan siswa pengalaman langsung mengenai materi yang sedang dipelajarinya, supaya siswa mendapatkan pemahaman yang utuh. Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan


(32)

79

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

media angklung dilaksanakan melalui dua siklus. Pada siklus I belum nampak adanya perubahan atau peningkatan diharapkan, dikarenakan masih rendahnya

tingkat keaktifan siswa, siswa juga dinilai masih kurang berkonsentrasi dalam KBM serta kurang menunjukan sikap disiplin, hal tersebut terjadi karena masih kurangnya kontrol guru, serta siswa belum sepenuhnya memahami pembelajaran tematik yang sedang berlangsung. setelah melakukan refleksi dan diskusi dari siklus I peneliti dan guru mitra melakuakan perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan untuk siklus II, sehingga pada siklus II peningkatan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran tematik dengan media angklung sudah mengalami peningkatan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Hal ini terlihat dari antusias siswa yang semakin meningkat selama proses KBM berlangsung, siswa dapat memahami materi yang disampaikan, situasi KBM yang hidup dengan siswa yang aktif bertanya, menjawab, dan mengemukakan pendapatnya hingga terjadi timbal balik baik guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa, selain itu siswa dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran serta menunjukan sikap disiplin.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung baik menggunakan angket, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar uraian siswa, didapatkan hasil bahwa pembelajaran tematik dengan mengguakan media angklung terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memberikan pengalaman siswa untuk memainkan alat musik nusantara, memberikan pengalaman langsung pada siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajarinya, selain itu pembelajaran tematik dengan media angklung dapat meningkatkan kecerdasan sosial dan kerjasama antar siswa.

B.Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan yang dilaksanakan selama dua siklus, peneliti banyak menemukan beberapa hal yang menjadi dasar dalam


(33)

80

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyusunan rekomendasi khususnya kepada guru dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran menjadi semakin efektif sebagai berikut:

1. Hendaknya guru selalu menciptakan kondisi dimana pembelajaran berpusat pada siswa (student center).

2. Memberikan ruang sepenuhnya untuk siswa agar siswa dapat berekspresi sehingga dapat merangsang keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan.

3. Memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.

4. Guru dapat menciptakan metode-metode pembelajaran yang lebih bervariasi agar proses pembelajaran tidak monoton sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar

5. Guru dapat menggembangkan pembelajaran tematik untuk mengaitkan beberapa macam pelajaran dengan tema lain sesuai dengan konten materi pada pelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik dan efisien waktu. 6. Guru dapat menggunakan berbagai media yang dianggap menunjang terhadap

keberhasilan proses pembelajaran seperti media gambar, video, power point, dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan konten materi guna mempercepat pemahaman siswa terkait materi yang sedang dibahas.

7. Untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa guru dapat memberikan award/penghargaan bagi siswa yang berprestasi.


(34)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, Dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Djamarah, Saiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar Edisi Revisi 2011. Jakarta: Rineka Cipta.

Hajar, Ibnu. (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI Tutorial Kurikulum Baru. Jogjakarta: Diva Press.

Masunah, Juju, Dkk. (2003). Angklung di Jawa Barat Sebuah Perbandingan.

Bandung: P4ST UPI.

Moleong, J.X. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Poerwadarminta. (1983) Tersedia dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/13/pembelajaran-tematik-di-kelas-awal-sekolah-dasar/ diakses [10 Oktober 2013]

Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Simamora, Ns. Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta: EGC.

Sukamadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Suryani, Yeni. (2010). CD Interaktif Pembelajaran Angklung Untuk Anak Usia 8-13 Tahun. Bandung: Tidak diterbitkan.

Uno, Hamzah B. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.


(35)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Yoyok dan Siswandi. (2008). Pendidikan Seni Budaya 2 SMP. Bogor: PT. Ghalia Indonesia Printing.

Yusuf, S dan Sugandhi N. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


(1)

40

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tahap ini dapat dilakukan perbaikan, modifikasi, atau penghalusan berdasarkan arahan atau opini pakar (pembimbing), selanjutnya analisis yang dilakukan akan meningkatkan derajat kepercayaan penelitian yang dilakukan.

5. Key respondents review, yakni meminta salah seorang atau beberapa mitra peneliti atau orang yang banyak mengetahui tentang Penelitian Tindakan Kelas, untuk membaca draft awal laporan penelitian dan meminta pendapatnya (Hopkins dalam Wiriaatmadja, 2005:171).


(2)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.Kesimpulan

1. Kesimpulan Umum

Berdasarkan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik terhadap motivasi belajar siswa telah mampu meningkatkan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran seni budaya dan prakarya serta pendidikan Pancasila dan kewarganegaraan. Meningkatnya motivasi belajar siswa nampak dari kemampuan siswa dalam berkonsentrasi saat proses pembelajaran, bersedia mencari materi pelajaran secara mandiri, serta terbentuknya hubungan timbal balik yang aktif antara guru dan siswa. Terbentuknya hubungan timbal balik antara guru dengan siswa, terlihat dari siswa aktif bertanya, menjawab serta mengemukakan pendapat. Hal penting yang mengalami peningkatan adalah siswa lebih antusias mengikuti pelajaran serta situasi belajar yang disiplin dan kondusif.

2. Kesimpulan Khusus

Kesimpulan khusus merupakan jawaban dari setiap aspek yang dikaji sebagaimana tertuliskan dalam rumusan masalah, sebagai berikut.

Penerapan angklung sebagai media pembelajaran tematik diawali dengan penetapan tujuan yang hendak dicapai dari pembelajaran tersebut, yaitu peningkatan motivasi belajar siswa, terdapat beberapa indikator yang dapat mewakili penilaian dalam perkembangan motivasi belajar siswa anatara lain, konsentrasi siswa, keaktifan siswa selama KBM dan kedisiplinan siswa. Selain itu pula pembelajaran tematik ini bertujuan untuk memberikan siswa pengalaman langsung mengenai materi yang sedang dipelajarinya, supaya siswa mendapatkan pemahaman yang utuh. Pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan


(3)

79

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

media angklung dilaksanakan melalui dua siklus. Pada siklus I belum nampak adanya perubahan atau peningkatan diharapkan, dikarenakan masih rendahnya

tingkat keaktifan siswa, siswa juga dinilai masih kurang berkonsentrasi dalam KBM serta kurang menunjukan sikap disiplin, hal tersebut terjadi karena masih kurangnya kontrol guru, serta siswa belum sepenuhnya memahami pembelajaran tematik yang sedang berlangsung. setelah melakukan refleksi dan diskusi dari siklus I peneliti dan guru mitra melakuakan perbaikan pada perencanaan dan pelaksanaan untuk siklus II, sehingga pada siklus II peningkatan motivasi belajar siswa melalui pembelajaran tematik dengan media angklung sudah mengalami peningkatan sesuai dengan apa yang telah diharapkan. Hal ini terlihat dari antusias siswa yang semakin meningkat selama proses KBM berlangsung, siswa dapat memahami materi yang disampaikan, situasi KBM yang hidup dengan siswa yang aktif bertanya, menjawab, dan mengemukakan pendapatnya hingga terjadi timbal balik baik guru dengan siswa ataupun siswa dengan siswa, selain itu siswa dapat berkonsentrasi dalam pembelajaran serta menunjukan sikap disiplin.

Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan selama proses penelitian berlangsung baik menggunakan angket, lembar observasi aktivitas siswa dan lembar uraian siswa, didapatkan hasil bahwa pembelajaran tematik dengan mengguakan media angklung terbukti dapat meningkatkan motivasi belajar siswa, memberikan pengalaman siswa untuk memainkan alat musik nusantara, memberikan pengalaman langsung pada siswa tentang materi pelajaran yang sedang dipelajarinya, selain itu pembelajaran tematik dengan media angklung dapat meningkatkan kecerdasan sosial dan kerjasama antar siswa.

B.Saran

Berdasarkan pada hasil penelitian tindakan yang dilaksanakan selama dua siklus, peneliti banyak menemukan beberapa hal yang menjadi dasar dalam


(4)

80

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

penyusunan rekomendasi khususnya kepada guru dengan tujuan agar pelaksanaan pembelajaran menjadi semakin efektif sebagai berikut:

1. Hendaknya guru selalu menciptakan kondisi dimana pembelajaran berpusat

pada siswa (student center).

2. Memberikan ruang sepenuhnya untuk siswa agar siswa dapat berekspresi

sehingga dapat merangsang keingintahuan siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan.

3. Memberikan kemudahan-kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas

belajar.

4. Guru dapat menciptakan metode-metode pembelajaran yang lebih bervariasi

agar proses pembelajaran tidak monoton sehingga siswa lebih tertarik untuk belajar

5. Guru dapat menggembangkan pembelajaran tematik untuk mengaitkan

beberapa macam pelajaran dengan tema lain sesuai dengan konten materi pada pelajaran sehingga pembelajaran lebih menarik dan efisien waktu.

6. Guru dapat menggunakan berbagai media yang dianggap menunjang terhadap

keberhasilan proses pembelajaran seperti media gambar, video, power point, dan lain sebagainya yang disesuaikan dengan konten materi guna mempercepat pemahaman siswa terkait materi yang sedang dibahas.

7. Untuk lebih meningkatkan motivasi belajar siswa guru dapat memberikan


(5)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi, Dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi

Aksara

Arsyad, Azhar. (2007). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Banoe, Pono. (2003). Kamus Musik. Yogyakarta: Kanisius

Djamarah, Saiful Bahri. (2011). Psikologi Belajar Edisi Revisi 2011. Jakarta:

Rineka Cipta.

Hajar, Ibnu. (2013). Panduan Lengkap Kurikulum Tematik untuk SD/MI Tutorial

Kurikulum Baru. Jogjakarta: Diva Press.

Masunah, Juju, Dkk. (2003). Angklung di Jawa Barat Sebuah Perbandingan.

Bandung: P4ST UPI.

Moleong, J.X. (2004). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. (1996). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.

Poerwadarminta. (1983) Tersedia dalam

http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/07/13/pembelajaran-tematik-di-kelas-awal-sekolah-dasar/ diakses [10 Oktober 2013]

Sardiman. (2010). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Rajawali

Pers.

Simamora, Ns. Roymond H. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan.

Jakarta: EGC.

Sukamadinata, Nana Syaodih. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung:

PT. Remaja Rosdakarya.

Suryani, Yeni. (2010). CD Interaktif Pembelajaran Angklung Untuk Anak Usia 8-13 Tahun. Bandung: Tidak diterbitkan.

Uno, Hamzah B. (2012). Teori Motivasi dan Pengukurannya Analisis di Bidang


(6)

Bayu Aji Irawan Wijaya, 2014

Penerapan Angklung sebagai media pembelajaran tematik untuk meningkatkan motivasi belajar siswa kelas IV A di SD Negeri I Ciledug Kulon

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Wiriaatmadja, R. (2005). Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung:

PT Remaja Rosdakarya.

Yoyok dan Siswandi. (2008). Pendidikan Seni Budaya 2 SMP. Bogor: PT. Ghalia Indonesia Printing.

Yusuf, S dan Sugandhi N. (2012). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV ZULKIFLI SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

2 27 71

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL MELALUI MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS IV B SD NEGERI 1 NUNGGALREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

2 4 71

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA GRAFIS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV SD NEGERI 4 BUMI JAWA LAMPUNG TIMUR

2 9 76

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 1 Peleman Sragen.

0 2 13

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN TEMATIK PADA KELAS IV A Implementasi Pembelajaran Tematik Kelas IV A SD Negeri 1 Peleman Sragen.

0 2 16

PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KELAS IV DI SD NEGERI 25 TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN.

0 2 41

PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DANHASIL BELAJAR MATA PELAJARAN IPA KELAS I SD NEGERI 1 JATI KULON KECAMATAN JATI KUDUS.

0 0 18

PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IV A DI SD NEGERI 1 CILEDUG KULON - repository UPI S SDT 0906936 title

0 0 3

PENERAPAN ANGKLUNG SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU KELAS IV DI SD NEGERI 25 TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN - repository UPI T PSN 1201062 Title

0 0 3