PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV ZULKIFLI SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

(1)

ABSTRAK

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM

PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV ZULKIFLI SD MUHAMMADIYAH

METRO PUSAT KOTA METRO

Oleh

Akmal Hadi Maulana

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran tematik kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro. Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro pada pembelajaran tematik melalui penerapan media audio visual.

Jenis penelitian adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan dalam 3 siklus dengan tahapan perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan lembar observasi untuk data motivasi dan untuk data hasil belajar menggunakan tes. Analisis data dengan analisis kualitatif sedangkan analisis tes dengan analisis kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan media audio visual dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Matro. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata motivasi siswa pada siklus I sebesar 55,23 kategori (Cukup), siklus II 59,13 kategori (Cukup), siklus III 66,72 kategori (Baik). Peningkatan motivasi siklus I ke II adalah 3,9, siklus II ke III 7,59. Rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 71,38 kategori (Baik), siklus II 73,61 kategori (Baik), siklus III 80,58 kategori (Baik). Peningkatan hasil belajar siklus I ke II 2,23, siklus II ke III 6,97. Persentase ketuntasan hasil belajar pada siklus I yaitu 66,66% kategori (Sedang), siklus II 72,22% kategori (Tinggi), siklus III 91,66% kategori (Sangat Tinggi). Peningkatan presentase hasil belajar siklus I ke II 5,56%, siklus II ke III 19,44%. Kata kunci:media audio visual, motivasi, hasil belajar


(2)

(3)

PENERAPAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

TEMATIK KELAS IV ZULKIFLI SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT KOTA METRO

(Skripi)

Oleh

Akmal Hadi Maulana

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(4)

(5)

(6)

(7)

(8)

(9)

(10)

(11)

(12)

(13)

(14)

(15)

(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Akmal Hadi Maulana lahir di Desa Mulyojati, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro, pada tanggal 16 Juli 1991, sebagai anak pertama dari pasangan Bapak Widodo dan Ibu Wahyu Widayati. Pendidikan penulis dimulai dari SD Negeri 3 Metro Barat, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro pada tahun 1999 lulus tahun 2004. Penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama di SMP Negeri 3 Metro, Kecamatan Metro Pusat, Kota Metro lulus tahun 2007. Kemudian penulis melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 2 Metro, Kecamatan Metro Barat, Kota Metro lulus tahun 2010. Selanjutnya penulis pada tahun 2010 melanjutkan pendidikan ke Universitas Lampung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD).


(17)

PERSEMBAHAN

Bismillahirohmanirohim

Kupersembahkan karya sederhana ini sebagai rasa syukur kepada Allah SWT dan ucapan terima kasih serta rasa banggaku kepada:

Bapak Widodo dan Ibu Wahyu Widayati

Orang tuaku tercinta yang telah mendoakan, dan memberi dorongan moral maupun material, memberi semangat, serta memberi motivasi demi kelancaran

menyelesaikan skripsi ini


(18)

SANWACANA

Puji dan syukur peneliti panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang telah melimpahkan karunia rahmat, hidayah, dan inayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “PenerapanMedia Audio Visual untuk Meningkatkan Motivasi dan Hasil Belajar Siswa dalam Pembelajaran Tematik Kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro”. Sebagai salah satu syarat meraih gelar sarjana pendidikan pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Semoga tulisan ini memenuhi syarat untuk disebut sebagai skripsi.

Penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa selesainya penulisan ini tak lepas dari bantuan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini, di antaranya: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. Sugeng P. Harianto, M. S., selaku Rektor Universitas

Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menuntut ilmu di Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M. Si., selaku Dekan FKIP Universitas Lampung, yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan hingga terselesaikan penyusunan skripsi ini.


(19)

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak., M. Pd., selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. 4. Bapak Dr. Hi. Darsono, M. Pd., selaku Ketua Program Studi PGSD. 5. Ibu Dra. Asmaul Khair, M. Pd., selaku Ketua S1 PGSD UPP Metro.

6. Ibu Dra. Hj. Nelly Astuti M. Pd., selaku Dosen Pembimbing I, dan Dosen Pembimbing Akademik yang dalam kesibukannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing, memberi saran dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

7. Ibu Dra. Siti Rachmah Sofiani., selaku Dosen Pembimbing II, yang dalam kesibukannya senantiasa meluangkan waktu untuk membimbing, memberi semangat dan petunjuk dalam penyusunan skripsi ini hingga selesai.

8. Ibu Dra. Sulistiasih, M. Pd., selaku Dosen Pembahas yang telah memberi saran dan dukungan serta bantuan selama proses penyusunan skripsi.

9. Bapak dan Ibu Dosen serta Staf PGSD UPP Metro yang telah membantu sampai skripsi ini selesai.

10. Kepala Sekolah serta para guru SD Muhammadiyah Metro Pusat atas bimbingan dan kerja samanya sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

11. Siswa-siswi kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat yang telah berpartisipasi aktif sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan lancar.

12. Sahabatku Khusnaini Azizah, Riri Afrilia, Indah Fitriani yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi.

13. Teman-teman seperjuangan, dalam suka dan duka di Program Studi S1 PGSD Universitas Lampung angkatan 2010 yang telah memberikan masukan, kenangan serta pelajaran berharga dalam hidupku.


(20)

14. Terima kasih kepada semua pihak yang tidak dapat peneliti ucapkan satu per satu.

Semoga amal baik Bapak, Ibu dan Saudara-saudara mendapatkan balasan dari Allah SWT. Dengan segala kerendahan hati, peneliti berharap untuk itu kritik dan saran yang membangun demi peningkatan kualitas skripsi ini di masa mendatang.

Akhir kata, peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan yang selalu menghadapi tantangan seiring dengan berkembangnya zaman, khususnya para guru sebagai acuan dalam pengembangan pembelajaran di kelas dalam usaha meningkatkan disiplin dan hasil belajar siswa.

Metro, Mei 2014 Peneliti


(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran secara aktif mengembangkan kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah. Oleh karena itu, pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan memikirkan apa yang akan dihadapi peserta didik di masa yang akan datang.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dibutuhkan perjuangan dalam proses pembelajaran di sekolah yang dilakukan oleh guru, peserta didik, orang tua dan lingkungan. Penentu keberhasilan pendidikan di sekolah adalah guru dan siswa. Oleh karena itu, guru sebagai pengajar perlu memiliki dan menerapkan berbagai pengetahuan dengan strategi belajar yang dapat membantu peserta didik, untuk memahami materi ajar.

Dalam Undang-undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang sistem pendidikan nasional dinyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.


(22)

2

Selain itu, Hamalik (2002: 3) menyatakan bahwa pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya. Dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara baik dalam kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, pendidikan adalah usaha mengajar berbagai pengetahuan dan keterampilan.

Saat ini pembenahan kurikulum guna mencapai tujuan dalam pendidikan telah dilaksanakan, pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu tipe/jenis dari-pada model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa (Depdiknas, 2006: 5). Pembelajaran terpadu adalah upaya memadukan berbagai materi belajar yang berkaitan, baik dalam satu disiplin ilmu maupun antardisiplin ilmu dengan kehidupan dan kebutuhan nyata para siswa, sehingga proses belajar anak menjadi sesuatu yang bermakna dan menyenangkan anak.

Pembelajaran terpadu mengacu kepada dua hal pokok, yaitu: 1) keterkaitan materi belajar antardisiplin ilmu relevan dengan diikat/disatukan melalui tema pokok, dan 2) keterhubungan tema pokok tersebut dengan kebutuhan dan kehidupan aktual para siswa. Dengan demikian tingkat keterpaduannya bergantung kepada strategi dalam mengaitkan dan menghubungkan materi belajar dengan pengalaman nyata para siswa (http://sobarnasblog.blogspot.com).

Berdasarkan pengertian-pengertian, diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran terpadu adalah pembelajaran yang menghubungkan bahan ajar dari berbagai mata pelajaran dengan kenyataan hidup sehari-hari. Sehubungan dengan itu, pembelajaran terpadu membantu anak untuk


(23)

3

belajar menghubungkan apa yang telah dipelajari dan apa yang baru dipelajari.

Masalah pada pembelajaran tematik sebagaimana telah dijelaskan di atas dapat diberikan solusi salah satunya dengan menggunakan media audio visual dalam proses pembelajaran. Asra (2007: 5.6) mengungkapkan bahwa media audio visual adalah salah satu media yang dapat dilihat dan didengar, seperti film bersuara, video, TV, dan sound silde. Alat-alat audio visual dapat menyampaikan pengertian atau informasi dengan cara lebih konkret atau lebih nyata yang disampaikan dengan kata-kata yang diucapkan, dicetak atau ditulis. Hal tersebut sesuai dengan taraf berpikir anak SD yang masih berada pada taraf berpikir konkret. Piaget (dalam Budi, 2006: 54-58) mengungkapkan bahwa anak usia SD 6/7-11/12 tahun berada pada taraf berpikir konkret, anak hanya mampu berpikir dengan logika untuk memecahkan masalah yang sifatnya konkret atau nyata saja, yaitu dengan cara mengamati atau melakukan sesuatu yang berkaitan dengan pemecahan masalah itu.

Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan penulis dengan guru kelas pada 20 Januari 2014 di kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah pada pembelajaran tematik, diperoleh keterangan bahwa motivasi belajar siswa masih rendah. Rendahnya motivasi belajar siswa terlihat pada saat mengikuti proses pembelajaran yaitu kurangnya motivasi siswa dalam belajar, siswa kurang memperhatikan penjelasan guru, kurang aktif menjawab pertanyaan guru, kurang aktif mengungkapkan pendapat, belum digunakannya media pempelajaran oleh guru khususnya media audio visual. Pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered), dan hasil belajar siswa kelas IV Zulkifli masih rendah. Hal tersebut berdampak


(24)

4

pada rendahnya motivasi belajar siswa yang dapat diketahui dari rendahnya nilai mid semester siswa di semester genap tahun pelajaran 2013/2014 yaitu rata-rata 65, sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan adalah 66. Jumlah siswa yang mencapai KKM adalah 15 orang siswa atau 42,8% dari 35 orang siswa. Selain itu guru kurang mengoptimalkan media pembelajaran khususnya media audio visual.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya dilakukan perbaikan kualitas pembelajaran tematik melalui penelitian tindakan kelas dengan penerapan media audio visual untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa SD Muhammadiyah Metro Pusat.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut.

1. Kurangnya motivasi siswa dalam belajar. 2. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru. 3. Siswa kurang aktif menjawab pertanyaan. 4. Siswa kurang aktif mengungkapkan pendapat.

5. Belum digunakannya media pembelajaran secara maksimal sehingga siswa sulit untuk memahami proses pembelajaran.

6. Pembelajaran masih berpusat pada guru teacher centered sehingga siswa sulit untuk memahami materi yang disampaikan.


(25)

5

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini perlu dirumuskan permasalahan yang akan diteliti. Adapun permasalahan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Bagaimanakah penerapan media audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro?

2. Bagaimanakah penerapan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran tematik di kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

1. Meningkatnya motivasi belajar siswa melalui penerapan media audio visual pada pembelajaran tematik kelas IV Zulkifli SD Muahmmadiyah Metro Pusat Kota Metro.

2. Meningkatnya hasil belajar siswa melalui kegiatan penerapan media audio visual dalam pembelajaran tematik kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat: 1. Bagi Siswa

Dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa melalui media audio visual pada siswa kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro.


(26)

6

2. Bagi Guru

Sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran tematik di kelasnya, serta menambah dan mengembangkan kemampuan guru dalam pembelajaran yang baik dan benar.

3. Bagi Sekolah

Merupakan bahan masukan bagi sekolah dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan melalui penerapan pembelajaran tematik, khususnya dalam penerapan media audio visual.

4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan serta wawasan peneliti dalam menerapkan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa pada pembelajaran tematik.


(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Media Pembelajaran Audio Visual 1. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran merupakan perantara untuk menyampaikan pesan atau informasi yang sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran agar memudahkan guru dalam penyampaian materi pembelajaran dan memudahkan siswa untuk menerima materi pembelajaran.

Asra (2007: 5.5) mengemukakan bahwa kata media dalam “media pembelajaran” secara harfiah berarti perantara atau pengantar, sedangkan kata pembelajaran diartikan sebagai suatu kondisi yang diciptakan untuk membuat seseorang melakukan sesuatu kegiatan belajar. Media pembelajaran memberikan penekanan pada posisi media sebagai wahana penyalur pesan atau informasi belajar untuk mengondisikan seseorang belajar.

Sementara itu Gerlach dan Ely dalam Aryad (2011: 3) mengatakan bahwa media apabila dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media. Sedangkan Musfiqon (2012: 28) mengungkapkan bahwa secara lebih utuh media pembelajaran dapat digunakan sebagai perantara antara guru dan siswa dalam memahami materi pembelajaran agar lebih efektif dan efisien.


(28)

8

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala bentuk saluran sebagai perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Media pembelajaran dapat merangsang minat siswa untuk belajar serta membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Fungsi Media Pembelajaran

Media pembelajaran dapat memenuhi tiga fungsi utama apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar jumlahnya, yaitu (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi (Kemp dan Dayton dalam Arsyad, 2011: 19).

Fungsi dari media pembelajaran juga diungkapkan oleh Asyhar (2011: 29-35) bahwa media pembelajaran memiliki beberapa fungsi yang dijelaskan sebagai berikut.

a. Media sebagai sumber belajar, media pembelajaran berperan sebagai salah satu sumber belajar bagi siswa.

b. Fungsi semantik, melalui media dapat menambah perbendaharaan kata atau istilah.

c. Fungsi manipulatif, adalah kemampuan suatu benda dalam menampilkan kembali suatu benda atau peristiwa dengan berbagai cara, sesuai kondisi, situasi, tujuan dan sasarannya. d. Fungsi fiksatif, adalah kemampuan media untuk menangkap,

menyimpan dan menampilkan kembali suatu objek atau kejadian yang sudah lampau.

e. Fungsi distributive, bahwa dalam sekali penggunaan suatu materi, objek atau kejadian dapat diikuti siswa dalam jumlah besar dan dalam jangkauan yang sangat luas.

f. Fungsi psikologis, media pembelajaran memiliki beberapa fungsi seperti atensi, afektif, kognitif, imajinatif, dan fungsi motivasi.

g. Fungsi sosio kultural, penggunaan media dapat mengatasi hambatan sosial kultural antarsiswa.


(29)

9

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki fungsi di antaranya (a) memotivasi minat atau tindakan, (b) menyajikan informasi, dan (c) memberi instruksi. Fungsi dari media pembelajaran dapat mendukung pelaksanaan proses pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran.

3. Manfaat Media Pembelajaran

Secara umum manfaat praktis media dalam proses pembelajaran disampaikan oleh Sudjana dan Rivai dalam Arsyad (2011: 24-25) adalah sebagai berikut.

a. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar.

b. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.

c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.

d. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengar uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.

Sementara itu Daryanto (2010: 40) mengungkapkan bahwa media pembelajaran bermanfaat sebagai berikut.

a. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra. c. Menimbulkan gairah belajar.

d. Memungkinkan anak dapat belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori,dan kinestetiknya.

e. Memberikan rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.

f. Dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.


(30)

10

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa manfaat praktis dari penggunaan media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar akan lebih menarik.

4. Karakteristik Media Pembelajaran

Setiap jenis pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda satu dengan yang lainnya. Hernawan (2007: 22-34) menjelaskan karakteristik media pembelajaran menurut jenisnya, yaitu:

a. Media visual adalah media yang hanya dapat dilihat. b. Media audio adalah media yang hanya dapat didengar.

c. Media audio visual merupakan kombinasi audio visual atau biasa disebut media pandang dengar.

Sementara itu Asyhar (2011: 53-57) mengungkapkan karakteristik media pembelajaran sebagai berikut.

a. Media visual, media yang di dalamnya terdapat unsur-unsur yang terdiri dari garis, bentuk warna dan tekstur.

b. Media audio, merupakan media yang isi pesannya hanya diterima melalui indra pendengar.

c. Media audio visual, media ini dapat menampilkan unsur gambar (visual) dan suara (audio).

d. Multimedia, media yang melibatkan beberapa jenis media untuk merangsang semua indra dalam satu kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik media pembelajaran dikelompokkan sesuai dengan jenis dan penggunaannya dalam proses pembelajaran.

5. Jenis-jenis Media Pembelajaran

Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran banyak disampaikan oleh para ahli media pembelajaran, di antaranya Asra


(31)

11

(2007: 5.8-5.9) mengelompokkan media pembelajaran menjadi beberapa jenis, yaitu:

a. Media visual yaitu media yang hanya dapat dilihat, seperti foto, gambar dan poster.

b. Media audio yaitu media yang hanya dapat didengar saja seperti kaset audio, MP3, dan radio.

c. Media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus didengar seperti film suara, video, televise dansound slide. d. Multimedia adalah media yang dapat menyajikan unsur media

secara lengkap seperti suara, animasi, video, grafis dan film. e. Media realia yaitu semua media nyata yang ada di lingkungan

alam, seperti tumbuhan, batuan, air, sawah, dan sebagainya. Pengelompokan jenis-jenis media pembelajaran juga diungkapkan oleh Ashar (2011: 44-45) yaitu:

a. Media visual yaitu jenis media yang digunakan hanya mengandalkan indra pengliatan misalnya media cetak seperti buku, jurnal, peta, gambar, dan lain sebagainya.

b. Media audio adalah jenis media yang digunakan hanya mengandalkan pendengaran saja, contohnya tape recorder, dan radio.

c. Media audio visual adalah film, video, program TV, dan lain sebagainya.

d. Multimedia yaitu media yang melibatkan beberapa jenis media dan peralatan secara terintegrasi dalam suatu proses atau kegiatan pembelajaran.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran memiliki beberapa jenis, yaitu (a) media visual, (b) media audio, (c) media audio visual, (d) multimedia, dan (e) media realia. Setiap jenis media pembelajaran memiliki bentuk dan cara penyajian yang berbeda-beda dalam pembelajaran audio visual.

6. Pemilihan Media Pembelajaran.

Penggunaan media pembelajaran oleh guru dalam proses pembelajaran harus sesuai dengan kebutuhan belajar siswa sehingga dapat digunakan secara tepat untuk mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Hernawan (2007: 39) mengungkapkan terdapat tiga hal


(32)

12

utama yang perlu dijadikan pertimbangan dalam pemilihan media pembelajaran, yaitu (a) tujuan pemilihan media, (b) karakteristik media, dan (c) alternatif media pembelajaran yang dapat dipilih.

Sementara itu Arsyad (2011: 75-76) mengungkapkan ada beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam memilih media, yaitu (a) sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, (b) tepat untuk mendukung isi pelajaran yang sifatnya fakta, konsep, prinsip atau generalisasi, (c) praktis, luwes, dan bertahan lama, (d) guru terampil menggunakannya, (e) pengelompokan sasaran, dan (f) mutu teknis.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa sebelum menggunakan media dalam proses pembelajaran harus memperhatikan beberapa hal di antaranya, yaitu (a) tujuan pemilihan media, (b) karakteristik media, (c) kepraktisan, keluwesan dan ketahanan media, (d) keterampilan guru dalam menggunakan media, (e) pengelompokan sasaran, dan (f) mutu teknis. Proses penggunaan media pembelajaran akan lebih efisien apabila guru memperhatikan terlebih dahulu media pembelajaran yang akan digunakan sebelum menggunakan dalam proses pembelajaran.

7. Pengertian Media Pembelajaran Audio Visual

Media audio visual merupakan salah satu jenis media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran.

Asyhar (2011: 45) mendefinisikan bahwa media audio visual adalah jenis media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Pesan dan informasi yang dapat disalurkan melalui media ini dapat berupa pesan verbal dan nonverbal yang mengandalkan baik penglihatan maupun pendengaran. Beberapa contoh media audio visual adalah film, video, program TV dan lain-lain.


(33)

13

Sementara itu Asra (2007: 5−9) mengungkapkan bahwa media audio visual yaitu media yang dapat dilihat sekaligus dapat didengar, seperti film bersuara, video, televisi, dan sound slide. Sedangkan Rusman (2012: 63) menjelaskan bahwa media audio visual yaitu media yang merupakan kombinasi audio dan visual atau bisa disebut media pandang-dengar. Contoh dari media audio-visual adalah program video/televisi pendidikan, video/televisi instruksional, dan program slide suara (sound slide).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa media audio visual merupakan media yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran dengan melibatkan pendengaran dan penglihatan sekaligus dalam satu proses atau kegiatan. Contoh media audio visual adalah film, video, program TV, slide suara (sound slide) dan lain-lain.

8. Karakteristik Media Audio Visual

Pembelajaran menggunakan teknologi audio visual adalah satu cara menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio visual. Arsyad (2011: 31) mengemukakan bahwa media audio visual memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Mereka biasanya bersifat linear.

b. Mereka biasanya menyajikan visual yang dinamis.

c. Mereka digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang/pembuatnya.

d. Mereka merupakan gambaran fisik dari gagasan real atau abstrak.

e. Mereka dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan kognitif.

f. Umumnya mereka berorientasi pada guru dengan tingkat pelibatan interaktif murid yang rendah.


(34)

14

9. Kelebihan dan Kelemahan Media Audio Visual

Setiap jenis media yang digunakan dalam proses pembelajaran memiliki kelebihan dan kelemahan begitu pula dengan media audio visual. Arsyad (2011: 49−50) mengungkapkan beberapa kelebihan dan kelemahan media audio visual dalam pembelajaran sebagai berikut.

a. Kelebihan media audio visual:

1) Film dan vidio dapat melengkapi pengalaman dasar siswa. 2) Film dan vidio dapat menggambarkan suatu proses secara

tepat yang dapat disaksikan secara berulang-ulang jika perlu. 3) Di samping mendorong dan meningkatkan motivasi film dan

video menanamkan sikap-sikap dan segi afektif lainnya. 4) Film dan video yang mengandung nilai-nilai positif dapat

mengundang pemikiran dan pembahasan dalam kelompok siswa.

5) Film dan video dapat menyajikan peristiwa yang berbahaya jika dilihat secara langsung.

6) Film dan video dapat ditunjukkan kepada kelompok besar atau kelompok kecil, kelompok yang heterogen maupun homogen maupun perorangan.

7) Film yang dalam kecepatan normal memakan waktu satu minggu dapat ditampilkan dalam satu atau dua menit.

b. Kelemahan media audio visual:

1) Pengadaan film dan video umumnya memerlukan biaya mahal dan waktu yang banyak.

2) Tidak semua siswa mampu mengikuti informasi yang ingin disampaikan melalui film tersebut.

3) Film dan vidio yang tersedia tidak selalu sesuai dengan kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan, kecuali dirancang dan diproduksi khusus untuk kebutuhan sendiri. Dari uaian di atas dapat disimpulkan bahwa kelebihan dan kelemahan media audio visual yang berupa film dan video bukan merupakan suatu kendala dalam proses pembelajaran.

10. Langkah-langkah Menggunakan Media Audio Visual

Media pembelajaran audio visual memiliki langkah-langkah dalam penggunaannya seperti halnya media pembelajaran lainnya.


(35)

Langkah-15

langkah pembelajaran menggunakan media audio visual adalah sebagai berikut.

a. Persiapan

Kegiatan yang dilakukan oleh guru pada saat persiapan yaitu (1) membuat rencana pelaksanaan pembelajaran, (2) mempelajari buku petunjuk penggunaan media, (3) menyiapkan dan mengatur peralatan media yang akan digunakan.

b. Pelaksanaan/Penyajian

Pada saat melaksanakan pembelajaran menggunakan media audio visual, guru perlu mempertimbangkan seperti (1) memastikan media dan semua peralatan telah lengkap dan siap digunakan, (2) menjelaskan tujuan yang akan dicapai, (3) menjelaskan materi pelajaran kepada siswa selama proses pembelajaran berlangsung, (4) menghindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu konsentrasi siswa.

c. Tindak lanjut

Aktivitas ini dilakukan untuk memantapkan pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan menggunakan media audio visual. Di samping itu aktivitas ini bertujuan untuk mengukur efektivitas pembelajaran yang telah dilaksanakan. Kegiatan yang bisa dilakukan di antaranya diskusi, observasi, eksperimen, latihan dan tes adaptasi dari Sumarno (2011, Blog.elearning-unesa.ac.id).

Gambar 2.1 Langkah-langkah penggunaan media audio visual Tindak lanjut diskusi, observasi, eksperimen, latihan. Pelaksanaan

dalam proses pembelajaran Persiapan

media dan perangkat pembelajaran


(36)

16

B. Motivasi dan Hasil Belajar 1. Pengertian belajar

Belajar merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia, karena belajar seseorang dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap, baik bagi dirinya maupun orang lain dalam kehidupan bermasyarakat. Belajar hanya mungkin terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri. Menurut Hamalik (2011: 27) belajar adalah merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Menurut teori behavioristik belajar adalah perubahan tingkah laku akibat adanya interaksi stimulus dan respon. Dengan kata lain belajar merupakan satu bentuk perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuannya untuk bertingkah laku dengan cara yang baru sebagai hasil interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang dianggap telah belajar sesuatu jika ia dapat menunjukkan perubahan tingkah lakunya (Budiningsih, 2004: 20).

Sedangkan menurut Skinner dalam Dimyati dan Mujiono (2002: 9) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar maka responnya jadi lebih baik dan sebaliknya bila tidak belajar maka responnya menurun. Menurut Syah (2002: 113) belajar merupakan tahapan perubahan perilaku siswa yang relatif positif dan menetap sebagai hasil interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.

Berdasarkan pengertian tentang belajar yang dikemukakan, penulis menyimpulkan belajar adalah suatu proses usaha mencari dan menemukan hal-hal baru sehingga mengakibatkan perubahan tingkah laku atau kemampuan yang dicapai seseorang.

2. Pengertian Motivasi dan Fungsi Motivasi

Bayi dan anak-anak mempunyai motivasi untuk belajar dari rasa ingin tahu secara alami, didorong oleh keinginan untuk berinteraksi,


(37)

17

mengenal dan memahami lingkungan sekitar mereka. Sejalan dengan pertumbuhannya, ketertarikan dan semangat untuk belajar pada kebanyakan anak mulai berkurang dan belajar sering menjadi sebuah beban yang kadang berhubungan dengan kebosanan.

Gray dalam Majid (2013: 307) mendefinisikan motivasi sebagai sejumlah proses yang bersifat internal atau exsternal bagi seorang individu yang menyebabkan timbulnya sikap antusiasme dalam hal melaksanakan kegiatan tertentu. Sedangkan menurut Wexley dan Yukl dalam Majid (2013: 307) motivasi adalah pemberian atau penimbulan motif. Banyak sekali para ahli berpendapat bahwa pengertian motivasi sama saja dengan minat siswa dalam mengikuti pembelajaran seperti pendapat Sardiman (2012: 75) motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang ingin dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai.

Selain itu perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan yang berpengaruh pada aktivitas. Fungsi motivasi menurut Sadirman dalam Majid (2013: 309) adalah sebagai berikut.

a) Mendorong manusia untuk berbuat. Artinya motivasi biasa dijadikan sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan ke arah tujuan yang hendak dicapai. Dengan demikian, motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yaitu menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan tidak bermanfaat bagi tujuan-tujuan tersebut.


(38)

18

Sedangkan menurut Hanafiah dan Suhana (2010: 26) fungsi motivasi adalah sebagai berikut.

a) Motivasi merupakan alat pendorong terjadinya perilaku belajar peserta didik.

b) Motivasi merupakan alat untuk memengaruhi prestasi belajar peserta didik.

c) Motivasi merupakan alat untuk memberikan direksi terhadap pencapaian tujuan pembelajaran.

d) Motivasi merupakan alat untuk membangun sistem pembelajaran yang lebih bermakna.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah energi aktif yang menyebabkan terjadinya suatu perubahan pada diri seseorang yang tampak pada gejala kejiwaan, perasaan juga emosi sehingga mendorong individu untuk bertindak atau melakukan sesuatu dikarenakan adanya tujuan kebutuhan.

3. Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Belajar adalah perubahan tingkah laku secara permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Menurut Hanafiah (2010: 26) motivasi belajar merupakan kekuatan, daya dorong, atau alat pembangun kesediaan dan keinginan yang kuat dari peseta didik untuk belajar secara aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan dalam rangka perubahan perilaku, baik dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Motivasi belajar dapat timbul karena faktor instrinsik berupa hasrat dan keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita. Sedangkan faktor ekstrinsik adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar yang


(39)

19

kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Tetapi harus diingat, kedua faktor tersebut disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Menurut Uno (2007: 23) hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal itu mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Menurut Uno (2007: 23) indikator motivasi belajar dapat diklasifikasikan sebagai berikut: (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik.

4. Hasil Belajar

Nashar (2004: 77) mengatakan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa setelah melalui kegiatan belajar. Lebih lanjut, menurut Kunandar (2013: 62) bahwa hasil belajar adalah kompetensi atau kemampuan tertentu baik kognitif, afektif, maupun psikomotorik yang dicapai atau dikuasai peserta didik setelah mengikuti proses belajar mengajar.

Sedangkan menurut Susanto (2011: 277) bahwa hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif , dan psikomotor sebagai hasil dari


(40)

20

kegiatan belajar. Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan belajar anak yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Selain itu hasil belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi pada anak dalam proses belajar.

C. Pembelajaran Tematik

1. Pengertian Pembelajaran Tematik

Pembelajaran tematik dimaknai sebagai pembelajaran yang dirancang berdasarkan tema-tema tertentu. Pembelajaran tematik menyediakan keluasan dan kedalaman implementasi kurikulum, menawarkan kesempatan yang sangat banyak pada siswa untuk memunculkan dinamika dalam pendidikan.

Permendikbud No. 65 tahun 2013 menyebutkan bahwa karakteristik pembelajaran dalam kurikulum 2013 di antaranya adalah menggunakan pembelajaran tematik terpadu di jenjang SD dengan pendekatanscientificdan penilaian autentik.

Menurut Depdiknas dalam Trianto (2011: 147) pembelajaran tematik sebagai model pembelajaran termasuk salah satu jenis/tipe dari model pembelajaran terpadu. Istilah pembelajaran tematik pada dasarnya adalah model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa. Sedangkan Suryobroto (2009: 133) mengatakan bahwa pembelajaran tematik


(41)

21

dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam suatu tema atau topik pembahasan.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran tematik dirancang berdasarkan tema-tema tertentu untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran dalam satu tema atau topik, sehingga dapat memberikan pengalaman bermakna kepada siswa.

.

2. Strategi Pembelajaran Tematik

Strategi pembelajaran merupakan perpaduan berbagai kegiatan, melibatkan penggunaan media dan pengaturan tahapan dan waktu untuk setiap langkah. Pemilihan strategi pembelajaran paling tidak didasarkan pada dua argumenttasi. Pertama, startegi yang disusun didukung dengan teori-teori psikologi dan teori pembelajaran. Kedua, strategi yang disusun menunjukkan efektivitas dalam membuat siswa mencapai tujuan pembelajaran (Trianto 2011: 102). Sedangkan menurut Soli (2003: 56) bahwa strategi pembelajaran adalah pemikiran dan pengupayaan secara strategi dalam memilih, menyusun, memobilasi, dan mensinergikan segala cara, sarana/prasarana, dan sumber daya untuk mencapai tujuan.

Dengan demikian dalam menentukan strategi pembelajaran ditentukan pemilihan, dan sedapat mungkin disusun berdasarkan alasan-alasan yang rasional. Selain itu upaya pemikiran yang disusun berdasarkan tema-tema dengan menggabungkan beberapa mata pelajaran tertentu dengan sistematis.


(42)

22

3. Karakteristik Pembelajaran Tematik

Menurut Hernawan, dkk. (2007: 131) pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut.

a. Berpusat pada siswa.

b. Memberikan pengalaman langsung.

c. Pemisahan mata pelajaran tidak begitu jelas. d. Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran. e. Bersifat fleksibel.

f. Hasil pembelajaran sesuai dengan minat dan kebutuhan siswa. g. Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan

menyenangkan.

Sedangkan menurut Depdiknas dalam Trianto (2010: 91) pembelajaran tematik memiliki beberapa ciri khas yaitu sebagai berikut.

a) Pengalaman dan kegiatan belajar sangat relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak usia sekolah dasar.

b) Kegiatan-kegiatan yang dipilih dalam pelaksanaan pembelajaran tematik bertolak dari minat dan kebutuhan siswa. c) Kegiatan belajar akan lebih bermakna dan berkesan bagi siswa

sehingga hasil belajar dapat bertahan lebih lama.

d) Membantu mengembangkan keterampilan berpikir siswa. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ciri khas atau karakteristik pembelajaran tematik adalah dapat mempermudah dalam pembelajaran. Selain itu siswa lebih cepat memahami pembelajaran.

4. Prinsip Pembelajaran Tematik

Sebagai bagian dari pembelajaran terpadu, maka pembelajaran tematik memiliki prinsip dasar sebagaimana halnya pembelajaran terpadu. Menurut Sukandi, dkk. dalam Trianto (2009: 84) pembelajaran terpadu memiliki satu tema aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada kaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

Secara umum prinsip pembelajaran tematik dapat diklasifikasikan menjadi: (1) prinsip penggalian tema; (2) prinsip pengelolaan


(43)

23

pembelajaran; (3) prinsip evaluasi; (4) prinsip reaksi. (Trianto, 2009: 85).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bawa prinsip pembelajaran tematik perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang saling terkait. Selain itu pengajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku.

5. Pendekatan Pembelajaran Tematik Saintifik (Scientific Approach) Kurikulum 2013 sudah disahkan dan penerapan untuk beberapa jenjang pun sudah dimulai di tahun pembelajaran 2013/2014. Penerapan kurikulum 2013 ini didasari dengan disadarinya bahwa guru-guru perlu memperkuat kemampuannya dalam memfasilitasi siswa agar terlatih berpikir logis, sistematis, dan ilmiah. Tantangan ini memerlukan peningkatan keterampilan guru melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan ilmiah. Skenario untuk memacu keterampilan guru menerapkan strategi ini di Indonesia telah melalui sejarah yang panjang. Namun hingga saat ini harapan baik ini belum terwujudkan juga. Karenanya dalam perancangan kurikulum baru ini, pemerintah menggunakan pendekatan ilmiah atau scientific, karena pendekatan ini dianggap lebih efektif hasilnya dibandingkan pendekatan tradisional.

Fitriani (2013, http://yusrinans.blogspot.com) menyatakan pendekatan scientific adalah konsep dasar yang menginspirasi atau melatarbelakangi perumusan metode mengajar dengan menerapkan karakteristik yang ilmiah. Proses pembelajaran yang mengimplementasikan pendekatan scientific akan menyentuh tiga


(44)

24

ranah, yaitu: (1) sikap (afektif), (2) pengetahuan (kognitif), (3) keterampilan (psikomotor).

Pendekatan pembelajaran ilmiah (scientific teaching) merupakan bagian dari pendekatan pedagogis pada pelaksanaan pembelajaran dalam kelas yang melandasi penerapan metode ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran (menyajikan).

6. Penilaian Pembelajaran Tematik (Autentik) a. Pengertian Penilaian Autentik

Sebagai bentuk implikasi dari penerapan SKL (Standar Kompetensi Lulusan) maka proses penilaian yang dilakukan oleh guru, baik yang bersifat formatif maupun sumatif mesti beracuan kriteria. Guru pada intinya harus mengembangkan penilaian autentik berkelanjutan yang akan menjamin pencapaian dan penguasaan kompetensi.

Kunandar (2013: 35) penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian penilaian autentik merupakan proses pengumpulan dan


(45)

25

pengolahan informasi tentang hasil belajar peserta didik berdasarkan indikator-indikator pencapaian hasil belajar.

b. Prinsip-prinsip Penilaian Autentik

Di bawah ini dijelaskan prinsip-prinsip penilaian autentik menurut Faiq (2013, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com), yaitu:

a) Proses penilaian harus merupakan bagian yang tak terpisahkan dari proses pembelajaran, bukan bagian terpisah dari proses pembelajaran. Penilaian harus mencerminkan masalah dunia nyata, bukan masalah dunia sekolah.

b) Penilaian harus menggunakan berbagai ukuran, metode dan kriteria yang sesuai dengan karakteristik dan esensi pengalaman belajar.

Sedangkan menurut Komalasari (2013: 151-152) prinsip-prinsip penilaian autentik adalah sebagai berikut.

a) Validitas, melihat apa yang seharusnya dinilai dengan menggunakan alat yang sesuai untuk mengukur kompetensi.

b) Reliabilitas, berkaitan dengan konsistensi hasil penilaian. c) Menyeluruh, penilaian dilakukan menyeluruh mencakup

seluruh domain yang tertuang pada setiap kompetensi dasar (kognitif, afektif, dan psikomotor).

d) Berkesinambungan, penilaian dilakukan terencana, bertahap, dan terus menerus untuk memperoleh gambaran pencapaian kompetensi siswa dalam kurun waktu tertentu. e) Objektif, penilaian harus adil, terencana, dan menerapkan

kriteria yang jelas dalam pemberian skor.

f) Mendidik, proses dan hasil penilaian dapat dijadikan dasar untuk memotivasi, memperbaiki proses pembelajaran bagi guru, meningkatkan kualitas belajar dan membina siswa agar tumbuh dan berkembang secara optimal.

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa prinsip-prinsip penilaian autentik harus bersifat holistik yang mencakup semua aspek dari tujuan pembelajaran (sikap, keterampilan, dan pengetahuan).


(46)

26

c. Karakteristik Penilaian Autentik

Faiq (2013, http://penelitiantindakankelas.blogspot.com) mengatakan karakteristik penilaian autentik menurut kurikulum 2013 adalah sebagai berikut.

a. Pusat Belajar, penilaian kelas lebih memfokuskan perhatian guru dan siswa pada pengamatan dan perbaikan belajar dari pada pengamatan dan perbaikan mengajar.

b. Partisipasi Aktif Siswa, karena difokuskan pada belajar, maka penilaian kelas memerlukan partisipasi aktif siswa. c. Formatif, pelaksanaan penilaian kelas yang bersifat formatif

mempunyai tujuan untuk memperbaiki mutu hasil belajar peserta didik.

b) Konstektual Spesifik, pelaksanaan penilaian kelas adalah jawaban terhadap kebutuhan khusus bagi guru dan siswa. c) Umpan Balik, penilaian kelas merupakan suatu alur proses

umpan balik di kelas.

d) Berakar kepada praktik mengajar yang baik, penilaian kelas adalah suatu usaha untuk membangun praktik mengajar guru yang lebih baik dengan melakukan umpan balik pada pembelajaran siswa secara lebih sistematik, lebih fleksibel, dan lebih efektif.

Sementara itu Riyanto (2009: 175) mengungkapkan bahwa karakteristik penilaian autentik adalah sebagai berikut.

a) Dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung.

b) Biasa digunakan untuk tes formatif maupun tes sumatif. c) Yang diukur adalah keterampilan dan performansi, bukan

mengingat fakta.

d) Berkesinambungan (secara terus menerus). e) Terintegrasi (satu kesatuan yang utuh). f) Dapat digunakan sebagaifeed back.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik penilaian autentik harus berpusat pada siswa, dan dapat menilai siswa yang berbeda kemampuan. Selain itu siswa dapat berfokus pada tujuan, melibatkan pembelajaran secara langsung, dan bekerja sama, serta menanamkan tingkat yang lebih tinggi.


(47)

27

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut “Apabila dalam pembelajaran tematik menggunakan media audio visual dengan langkah-langkah yang tepat, maka motivasi dan hasil belajar siswa kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusatdapat meningkat”.


(48)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom Action Research (Wardhani, dkk. 2007: 1.3). Dalam setiap siklus terdiri dari 4 kegiatan pokok yang dirangkai menjadi satu kesatuan yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Penelitian ini dipilih dan berkolaborasi dengan guru kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat. Berikut tahapan daur siklus dalam penelitian tindakan kelas.

Gambar 3.1 Alur siklus PTK Modifikasi dari Wardhani, dkk. (2007: 2.4) Perencanaan I

Refleksi I Siklus I Pelaksanaan I

Siklus II Perencanaan II Pengamatan I

Perencanaan II

Pengamatan II Refleksi II

Siklus III Perencanaan III

Refleksi III Perencanaan III

Pengamatan III dst


(49)

29

B. Setting Penelitian a. Tempat Penelitian

Tempat penelitian dilaksanakan di SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro. Jl. KH. Ahmad Dahlan No.1 Kota Metro.

b. Waktu Penelitian

Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2013/2014 selama lima bulan, yaitu bulan Februari sampai dengan bulan Juni 2014 dimulai dari tahap persiapan hingga penyusunan laporan hasil penelitian.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah guru dan siswa kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat Kota Metro dengan jumlah 36 siswa terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dengan cara tes dan nontes.

a. Tes, digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa setelah diterapkan media audio visual untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Nontes, dilakukan dengan mengobservasi motivasi siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran audio visual.

E. Sumber Data

Data penelitian ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi yaitu motivasi siswa dan kinerja guru.


(50)

30

Sedangkan data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang berbentuk skor (angka).

F. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan, berupa:

a. Lembar panduan observasi, instrumen ini dirancang oleh peneliti yang berkolaborasi dengan guru kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat. Lembar observasi ini digunakan untuk mengobservasi data mengenai motivasi belajar siswa dan kinerja guru selama penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik melalui kegiatan audio visual.

b. Tes, digunakan untuk menjaring data-data siswa mengenai peningkatan kemampuan dalam pembelajaran tematik melalui media audio visual pada kelas IV Zulkifli SD Muhammadiyah Metro Pusat.

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini akan dianalisis dengan menggunakan analisis kualitatif dan kuantitatif.

1. Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data yang menunjukkan dinamika proses dengan memberikan pemaknaan secara kontekstual dan mendalami sesuai dengan permasalahan penelitian, yaitu data motivasi belajar siswa, kinerja guru, dan interaksi pembelajaran yang bersumber dari data observasi.

a. Persentase motivasi belajar setiap siswa digunakan rumus sebagai berikut.


(51)

31

N= 100

Keterangan :

N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)

Aspek motivasi dalam kegiatan pembelajaran A = Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran B = Semangat antusias siswa dalam mengerjakan soal C = Tanggung jawab siswa mengerjakan soal

D = Bekerja sama dalam diskusi kelompok E = Menyelesaikan soal

(Adaptasi dari Sudjana, 2011:61)

Tabel 3.1 Lembar observasi motivasi belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran

No Nama Siswa

Nilai/skor tiap

aspek Jumlah

skor Nilai Kategori A B C D E

1 2 3 4 5 Dst

Jumlah per aspek Skor maksimal Jumlah nilai Nilai rata-rata

Tabel 3.2 Kriteria penilaian observasi motivasi siswa Nilai angka Nilai mutu Indikator

5 Sangat baik Siswa benar-benar menunjukkan

aspek seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan.

4 Baik Siswa selalu menukjukkan aspek

seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan tetapi belum sepenuhnya dilakukan

3 Cukup Siswa menunjukkan kecenderungan

dalam aspek


(52)

32

seperti yang dituliskan dalam pernyataan

1 Sangat Kurang Jika siswa tidak menunjukkan aspek

seperti yang dituliskan dalam pernyataan

(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)

Tabel 3.3 Kategori motivasi

No Rentang Nilai Kategori

1 0-20 Sangat Kurang

2 21-4 Kurang

3 41-60 Cukup

4 61-80 Baik

5 81-100 Sangat Baik

(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)

b. Persentase sikap belajar setiap siswa digunakan rumus sebagai berikut.

N= 100

Keterangan :

N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)

Tabel 3.4 Lembar observasi sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran

No Nama Siswa

Nilai/skor tiap

aspek Jumlah

skor Nilai Kategori A B C D E

1 2 3 4 5 Dst

Jumlah per aspek Skor maksimal Jumlah nilai Nilai rata-rata


(53)

33

Tabel 3.5 Kriteria penilaian observasi sikap siswa Kriteria Baik Sekali 4 Baik 3 Cukup 2 Kurang 1 A=Jujur Tindakan selalu sesuai dengan ucapan Tindakan kadang-kadang sesuai dengan ucapan Tindakan kurang sesuai dengan ucapan Tindakan tidak sesuai dengan ucapan B=Disiplin Mampu menjalanka n aturan dengan kesadaran diri Mampu menjalanka n aturan dengan pengarahan guru Kurang mampu menjalanka n aturan Belum mampu menjalan kan aturan C=Tanggung jawab Tertib mengikuti instruksi dan selesai tepat waktu Tertib mengikuti instruksi dan selesai tidak tepat waktu Kurang tertib mengikuti instruksi dan selesai tidak tepat waktu Tidak tertib dan tidak menyeles aikan tugas D=Santun Berbahasa positif dan bersikap sopan Berbahasa positif dan bersikap kurang sopan Berbahasa negatif dan bersikap kurang sopan Berbahas a negatif dan bersikap tidak sopan E=Peduli Selalu care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya Kurang care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya Kadang-kadang care/empati dengan lingkungan sekitar dan temannya Belum care/emp ati dengan lingkung an sekitar dan temannya .

Sumber: Depdikbud (2013: 9) Tabel 3.6 Kategori sikap

No Rentang nilai Kategori

1 0-20 Sangat kurang

2 21-40 Kurang

3 41-60 Cukup

4 61-80 Baik

5 81-100 Sangat baik


(54)

34

c. Analisis kinerja guru digunakan dengan rumus:

NP= 100

Keterangan :

NP = Nilai persen yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)

Tabel 3.7 Lembar kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran

No Aspek yang diamati Skor

I Pra pembelajaran

1. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelajaran 1 2 3 4 5

2. Memeriksa kesiapan siswa 1 2 3 4 5

II Membuka pelajaran

1. Melakukan apersepsi 1 2 3 4 5

2. Menyampaikan kompetensi (tujuan yang akan dicapai dan rencana kegiatan)

1 2 3 4 5

III Kegiatan Inti Pembelajaran

A. Penugasan materi pembelajaran

1. Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran 1 2 3 4 5

2. Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan 1 2 3 4 5

3. Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar 1 2 3 4 5

4. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan 1 2 3 4 5

B. Pendekatan/strategi pembelajaran

1. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi (tujuan) yang akan dicapai

1 2 3 4 5 2. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat

perkembangan dan kebutuhan siswa

1 2 3 4 5

3. Melaksanakan pembelajaran secara runtut 1 2 3 4 5

4. Menguasai kelas 1 2 3 4 5

5. Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual 1 2 3 4 5

6. Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

1 2 3 4 5 7. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah

dialokasikan.

1 2 3 4 5 C. Pemanfaatan media audio visual

1. Persiapan

a. Menyiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran 1 2 3 4 5

b. Menyiapkan lembar kerja siswa 1 2 3 4 5

c. Menyiapkan dan mengatur peralatan media yang akan

digunakan

1 2 3 4 5 2. Pelaksanaan/penyajian

a. Memastikan media dan semua peralatan telah lengkap

dan siap digunakan

1 2 3 4 5

b. Menjelaskan tujuan yang akan dicapai 1 2 3 4 5

c. Menjelaskan apa yang harus dilakukan oleh siswa selama

proses pembelajaran berlangsung


(55)

35

d. Menghindari kejadian-kejadian yang dapat mengganggu

konsentrasi siswa

1 2 3 4 5 D. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

1. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran 1 2 3 4 5

2. Merespon positif partisipasi siswa 1 2 3 4 5

3. Menunjukkan sikap terbuka terhadap respon siswa 1 2 3 4 5

4. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif 1 2 3 4 5

5. Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme dalam belajar 1 2 3 4 5

E. Penilaian proses dan hasil belajar (evaluasi)

1. Memantau kemajuan belajar 1 2 3 4 5

2. Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi (tujuan) 1 2 3 4 5

F. Penggunaan bahasa

1. Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar 1 2 3 4 5

2. Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar 1 2 3 4 5

3. Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai 1 2 3 4 5

IV Penutup

1. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa 1 2 3 4 5

2. Melaksanakan tindak lanjut 1 2 3 4 5

SKOR TOTAL IPKG Nilai

Kategori

Tabel 3.8 Kriteria penilaian kinerja guru

Nilai angka Nilai mutu Indikator

5 Sangat baik Dilaksanakan dengan sangat baik oleh

guru, guru terlihat professional

4 Baik Dilaksanakan dengan baik oleh guru,

guru terlihat menguasai.

3 Cukup Dilaksanakan dengan cukup oleh guru,

guru terlihat cukup menguasai

2 Kurang Dilaksanakan dengan kurang oleh guru,

guru terlihat kurang menguasai

1 Sangat kurang tidak dilaksanakan oleh guru, guru

terlihat tidak menguasai.

(Modifikasi dari Poerwanti (2008:7.8)

Tabel 3.9 Kategori guru mengajar berdasarkan perolehan nilai

No Rentang Nilai Kategori

1 0-20 Sangat Kurang

2 21-4 Kurang

3 41-60 Cukup

4 61-80 Baik

5 81-100 Sangat Baik

(Adaptasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)

d. Persentase psikomotor belajar setiap siswa digunakan rumus sebagai berikut.


(56)

36

Keterangan :

N = Nilai yang dicari atau diharapkan R = Skor mentah yang diperoleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

100 = Bilangan tetap

Adaptasi dari Purwanto (2008: 102)

Tabel 3.10 Lembar psikomotor sikap siswa dalam kegiatan pembelajaran

No Nama Siswa

Nilai/skor tiap

aspek Jumlah

skor Nilai Kategori A B C D E

1 2 3 4 5 Dst

Jumlah per aspek Skor maksimal Jumlah nilai Nilai rata-rata

Tabel 3.11 Kriteria penilaian observasi psikomotor siswa Nilai angka Nilai mutu Indikator

5 Sangat baik Siswa benar-benar menunjukkan

aspek seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan.

4 Baik Siswa selalu menukjukkan aspek

seperti yang ditunjukkan dalam pernyataan tetapi belum sepenuhnya dilakukan

3 Cukup Siswa menunjukkan kecenderungan

dalam aspek

2 Kurang Siswa kurang menunjukkan aspek

seperti yang dituliskan dalam pernyataan

1 Sangat Kurang Jika siswa tidak menunjukkan aspek

seperti yang dituliskan dalam pernyataan

(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8)

Tabel 3.12 Kategori psikomotor

No Rentang Nilai Kategori


(57)

37

2 21-4 Kurang

3 41-60 Cukup

4 61-80 Baik

5 81-100 Sangat Baik

(Modifikasi dari Poerwanti, 2008: 7.8) 2. Analisis Kuantitatif

Analisis kuantitatif digunakan untuk menghitung nilai hasil belajar kognitif siswa dengan penguasaan materi yang diajarkan oleh guru menggunakan media audio visual. Analisis kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dikerjakan siswa pada siklus I. siklus II dan siklus III. Tabel 3.13 Data hasil belajar kognitif peserta didik

No. Nama

Nilai siswa per siklus

Siklus I Siklus II Siklus III Nilai Ket. Nilai Ket. Nilai Ket.

1. 2. 3. 4. 5. dst

Jumlah Nilai Rata-rata Kelas Persentase Ketuntasan

a. Nilai rata-rata hasil belajar kognitif diperoleh dengan rumus:

x = x N Keterangan:

 =Nilai rata-rata yang dicari

x =Jumlah nilai

N =Aspek yang dinilai

(Adopsi dari Muncarno, 2009:15)

b. Persentase Ketuntasan Belajar Siswa

P = siswa yang tuntas belajar


(58)

38

Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan utntuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus selanjutnya, sebagai bahan refleksi dalam memperbaiki rancangan pembelajaran.

Tabel 3.14 Kriteria ketuntasan belajar siswa dalam persen (%)

No. Tingkat Keberhasilan Keterangan

1. 86–100 Sangat Tinggi

2. 7185 Tinggi

3. 5670 Sedang

4. 4155 Rendah

5. 2640 Sangat Rendah

(Adopsi dari Aqib, dkk 2009: 41)

H. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini berbentuk siklus. Siklus ini tidak hanya berlangsung satu siklus tetapi beberapa kali hingga mencapai tujuan yang diharapkan dalam pembelajaran tematik di kelas dapat tercapai. Dalam setiap siklus terdiri dari empat kegiatan pokok, yaitu:

a. Perencanaan (planning) adalah merencanakan program tindakan pembelajaran yang akan dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar

b. Tindakan (action) adalah pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya meningkatkan motivasi belajar.

c. Pengamatan (observation) adalah pengamatan terhadap motivasi siswa dan kinerja guru selama pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi (reflection) adalah kegiatan mengkaji dan mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses pembelajaran selanjutnya.


(59)

39

Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran tematik melalui media audio visual terdiri dari tiga siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III yang setiap siklusnya terdiri dari empat kegiatan langkah, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (action), pengamatan (observation), dan refleksi(reflection) dalam Wardhani, dkk. (2007: 2.4)

I. Urutan Penelitian Tindakan Kelas Siklus I

1. Perencanaan (planning)

1) Menetapkan materi pokok yaitu tema, subtema, dan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tema yang dipilih indahnya negeriku, subtema 3 indahnya peninggalan sejarah, dan pembelajaran 1 dan 2.

2) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan pada siklus I.

3) Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4) Mata pelajaran apa yang akan dipadukan.

a. Pembelajaran 1 (bahasa Indonesia, IPA, IPS, dan Matematika). b. Pembelajaran 2 (bahasa Indonesia, dan IPA).

2. Pelaksanaan (acting) 1) Kegiatan Awal

a. Guru memasuki ruang kelas dan memerintahkan ketua kelas untuk memimpin doa.

b. Guru memberi salam dan dilanjutkan dengan mengapsen siswa. c. Guru menyampaikan apersepsi dan tujuan pembelajaran yang akan


(60)

40

2) Kegiatan Inti

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan dengan menggunakan media audio visual.

b. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan dari penjelasan yang disampaikan. c. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok.

d. Guru memberikan tugas berupa LKS. e. Siswa menjelaskan hasil mengerjakan KLS 3) Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

b. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami oleh siswa.

c. Sebelum mengakhiri pelajaran, guru meminta salah satu siswa untuk memimpin teman-temannya berdoa.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah kinerja guru dan motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan dan motivasi siswa untuk melihat peningkatan siswa dalam mengerjakan tugas.


(61)

41

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus pertama yang dilakukan oleh penulis baik itu kelebihan ataupun kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.

Siklus II

1. Perencanaan (planning)

1) Menetapkan materi pokok yaitu tema, subtema, dan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tema yang dipilih indahnya negeriku, subtema 3 indahnya peninggalan sejarah, dan pembelajaran 3 dan 4.

2) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan pada siklus II.

3) Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4) Mata pelajaran apa yang akan dipadukan.

a. Pembelajaran 3 (bahasa Indonesia, IPS, Matematika, dan PKn). b. Pembelajaran 4 (bahasa Indonesia, dan IPA).

2. Pelaksanaan (acting) 1. Kegiatan Awal

a. Guru memasuki ruang kelas dan memerintahkan ketua kelas untuk memimpin teman-temannya berdoa.


(62)

42

b. Guru memberi salam kepada siswa dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa.

c. Guru menyampaikan apersepsi dan menginformasikan kepada siswa mengenai tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan dengan menggunakan media audio visual.

b. Guru merangsang siswa untuk bertanya mengenai topik yang disajikan dalam media tersebut.

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan.

d. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. e. Guru memberikan tugas berupa LKS. 3. Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

b. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami siswa

c. Guru memimta salah satu siswa untuk memimpin teman-temannya berdoa.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersama dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah kinerja guru dan motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi


(63)

43

lembar observasi tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan dan motivasi siswa untuk melihat peningkatan siswa dalam mengerjakan tugas. 4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus kedua yang dilakukan oleh penulis baik itu kelebihan ataupun kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.

Siklus III

1. Perencanaan (planning)

1) Menetapkan materi pokok yaitu tema, subtema, dan pembelajaran yang akan dilaksanakan. Tema yang dipilih indahnya negeriku, subtema 3 indahnya peninggalan sejarah, dan pembelajaran 5 dan 6.

2) Menyusun perangkat pembelajaran yang akan diterapkan di kelas sebagai tindakan pada siklus II.

3) Menentukan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. 4) Mata pelajaran apa yang akan dipadukan.

a. Pembelajaran 5 (bahasa Indonesia, Matematika). b. Pembelajaran 6 (bahasa Indonesia, Matematika). 2. Pelaksanaan (acting)

1. Kegiatan Awal

a. Guru memasuki ruang kelas dan memerintahkan ketua kelas untuk memimpin teman-temannya berdoa.


(64)

44

b. Guru memberi salam dan dilanjutkan dengan mengabsen siswa. c. Guru meyampaikan apersepsi dan menginformasikan tujuan

pembelajaran yang akan dilaksanakan. 2. Kegiatan Inti

a. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi yang disampaikan dengan menggunakan media audio visual.

b. Guru merangsang siswa untuk bertanya mengenai topik yang disajikan dalam media tersebut.

c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya ataupun memberikan tanggapan.

d. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok. 3. Kegiatan Akhir

a. Guru bersama siswa menyimpulkan materi pelajaran yang telah dipelajari.

b. Guru menanyakan kepada siswa tentang hal-hal yang belum dipahami.

c. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin teman-temannya brdoa.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan secara bersama dengan pelaksanaan tindakan. Aspek-aspek yang diamati adalah kinerja guru dan motivasi siswa selama proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi. Lembar observasi yang disiapkan meliputi lembar observasi tentang aktivitas guru dalam pelaksanaan tindakan dan motivasi siswa untuk melihat peningkatan siswa dalam mengerjakan tugas.


(65)

45

4. Refleksi

Hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus kedua yang dilakukan oleh penulis baik itu kelebihan ataupun kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran berlangsung. Kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus kedua. Sedangkan kelebihan atau kebaikan pada siklus kedua perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan contoh dalam melaksanakan pembelajaran yang akan datang.

J. Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah adanya peningkatan motivasi dan nilai pada pembelajaran tematik di setiap siklusnya meningkat. Peneliti menargetkan penelitian ini dinyatakan berhasil jika 80% dari jumlah siswa telah mencapai (KKM) yaitu 66. Arikunto (2007: 250) yang menyatakan para siswa diharapkan dapat menguasai materi sekurang-kurangnya 75%, atau dengan kata lain setiap siswa diharapkan dapat mencapai ketuntasan sekurang-kurangnya 75% dari intruksional yang ditentukan.


(66)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran tematik melalui penerapan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata motivasi siswa sebesar 55,23 dengan kategori “Cukup”. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata motivasi siswa sebesar 59,13 dengan kategori “Cukup”. Selanjutnya pada siklus III nilai rata-rata motivasi siswa sebesar 66,72 dengan kategori “Baik”. Peningkatan motivasi siswa siklus I ke II adalah 3,9, sedangkan peningkatan motivasi siswa siklus II ke III adalah 7,59dengan kategori “Baik”.

2. Pembelajaran tematik melalui penerapan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar ini terdiri dari tiga ranah, yakni hasil belajar sikap, psikomotor, dan kognitif.

a) Hasil belajar sikap siswa siklus I 53,88 (Cukup), siklus II 55,71 (Cukup), dan siklus III 66,63 (Baik).

b) Hasil belajar psikomotor siswa siklus I 49,71 (Cukup), siklus II 56,16 (Cukup), dan siklus III 67,77 (Baik).


(67)

84

c) Hasil belajar kognitif siswa siklus I 71,38 (Baik), siklus II 73,61 (Baik), siklus III 80,58 (Sangat Baik).

B. Saran

Perbaikan motivasi dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran tematik dengan penerapan media pembelajaran audio visual yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran antara lain:

1. Bagi Siswa

Siswa harus mempersiapkan bahan materi terlebih dahulu sebelum materi disampaikan oleh guru. Siswa harus berani dalam menyampaikan ide/gagasan serta pertanyaan kepada teman atau guru dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Partisipasi dalam bertanya maupun mengeluarkan pendapat dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di kelas.

2. Bagi Guru

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai pelaksanaan penerapan media pembelajaran audio visual antara lain perlu mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti pemetaan, silabus, RPP, LKS, sumber belajar dan media pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran harus sesuai dengan tema dan subtema yang sedang dibahas dan berada dekat dengan kehidupan siswa sehingga semua mata pelajaran dapat terkait secara harmonis.

3. Bagi SD Muhammadiyah

Perubahan dan pembangunan dunia yang semakin maju menuntut manusia untuk selalu belajar agar dapat diterima dan mampu bersaing


(68)

85

dengan manusia-manusia unggul lainnya. Pendidikan adalah penentu kualitas yang dimiliki oleh manusia. Dunia pendidikan yang selalu mengalami peningkatan, perlu diadakan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran tersebut harus mampu menciptakan manusia yang cakap cerdas dan berwawasan luas menghadapi realita dan fenomena yang ada saat ini. Seperti penerapan medial pembelajaran audio visual dalam pembelajaran di sekolah serta pengoptimalan sarana dan prasarana. 4. Bagi peneliti berikutnya

Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk menerapkan media pembelajaran audio visual pada pembelajaran. Proses pembelajaran ini dapat digunakan pada semua pembelajaran.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Abu. 2007.Psikologi Sosial. Rieneka Cipta. Jakarta

Aqib, Zainal. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.

Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2011.Media Pembelajaran.. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Asyhar, H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Budi, Amin, dkk. 2006.Perkembangan Peserta Didik. UPI Press. Bandung. Budiningsih, Asri. 2004.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai TujuanPembelajaran). Gava Media. Yogyakarta.

Depdikbud. 2013Teknik Penilaian di SD. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta. Dimyati, dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Faiq, Muhammad. 2013. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com /2013/12/

penilaian-kelas- otentik-menurut-Kurikulum-2013.html. Diakses pada jumat, 07/02/2014@11.11 WIB.

Fitriani, Yusrina Ns. 2013. http://yusrinans.blogspot.com/2013/11/ pendekatan-scientific-pada-kurikulum.html. Diakses pada jumat, 07/02/2014@09.05 WIB.


(1)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dibahas pada bab IV, dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pembelajaran tematik melalui penerapan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada siklus I nilai rata-rata motivasi siswa sebesar 55,23 dengan kategori “Cukup”. Kemudian pada siklus II nilai rata-rata motivasi siswa sebesar 59,13 dengan kategori “Cukup”. Selanjutnya pada siklus III nilai rata-rata motivasi siswa sebesar 66,72 dengan kategori “Baik”. Peningkatan motivasi siswa siklus I ke II adalah 3,9, sedangkan peningkatan motivasi siswa siklus II ke III adalah 7,59dengan kategori “Baik”.

2. Pembelajaran tematik melalui penerapan media pembelajaran audio visual dapat meningkatkan hasil belajar. Hasil belajar ini terdiri dari tiga ranah, yakni hasil belajar sikap, psikomotor, dan kognitif.

a) Hasil belajar sikap siswa siklus I 53,88 (Cukup), siklus II 55,71 (Cukup), dan siklus III 66,63 (Baik).

b) Hasil belajar psikomotor siswa siklus I 49,71 (Cukup), siklus II 56,16 (Cukup), dan siklus III 67,77 (Baik).


(2)

c) Hasil belajar kognitif siswa siklus I 71,38 (Baik), siklus II 73,61 (Baik), siklus III 80,58 (Sangat Baik).

B. Saran

Perbaikan motivasi dan hasil belajar siswa melalui pembelajaran tematik dengan penerapan media pembelajaran audio visual yang telah dilakukan, peneliti memberikan saran antara lain:

1. Bagi Siswa

Siswa harus mempersiapkan bahan materi terlebih dahulu sebelum materi disampaikan oleh guru. Siswa harus berani dalam menyampaikan ide/gagasan serta pertanyaan kepada teman atau guru dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Partisipasi dalam bertanya maupun mengeluarkan pendapat dapat dijadikan salah satu indikator keberhasilan pelaksanaan pembelajaran di kelas.

2. Bagi Guru

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebagai pelaksanaan penerapan media pembelajaran audio visual antara lain perlu mempersiapkan perangkat pembelajaran seperti pemetaan, silabus, RPP, LKS, sumber belajar dan media pembelajaran. Pembuatan media pembelajaran harus sesuai dengan tema dan subtema yang sedang dibahas dan berada dekat dengan kehidupan siswa sehingga semua mata pelajaran dapat terkait secara harmonis.

3. Bagi SD Muhammadiyah

Perubahan dan pembangunan dunia yang semakin maju menuntut manusia untuk selalu belajar agar dapat diterima dan mampu bersaing


(3)

85

dengan manusia-manusia unggul lainnya. Pendidikan adalah penentu kualitas yang dimiliki oleh manusia. Dunia pendidikan yang selalu mengalami peningkatan, perlu diadakan inovasi pembelajaran. Inovasi pembelajaran tersebut harus mampu menciptakan manusia yang cakap cerdas dan berwawasan luas menghadapi realita dan fenomena yang ada saat ini. Seperti penerapan medial pembelajaran audio visual dalam pembelajaran di sekolah serta pengoptimalan sarana dan prasarana. 4. Bagi peneliti berikutnya

Berdasarkan pelaksanaan dan hasil penelitian, peneliti menyarankan bagi peneliti berikutnya untuk menerapkan media pembelajaran audio visual pada pembelajaran. Proses pembelajaran ini dapat digunakan pada semua pembelajaran.


(4)

Ahmadi, Abu. 2007.Psikologi Sosial. Rieneka Cipta. Jakarta

Aqib, Zainal. 2009.Penelitian Tindakan Kelas. Yrama Widya. Bandung Arikunto, Suharsimi, dkk. 2007.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara.

Jakarta.

Arsyad, Azhar. 2011.Media Pembelajaran.. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Asra, dkk. 2007. Komputer dan Media Pembelajaran di SD. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi. Jakarta.

Asyhar, H. Rayandra. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Gaung Persada Press. Jakarta.

Budi, Amin, dkk. 2006.Perkembangan Peserta Didik. UPI Press. Bandung. Budiningsih, Asri. 2004.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta.

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai TujuanPembelajaran). Gava Media. Yogyakarta.

Depdikbud. 2013Teknik Penilaian di SD. Ditjen Dikti Depdiknas. Jakarta. Dimyati, dan Mudjiono. 2002.Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta. Faiq, Muhammad. 2013. http://penelitiantindakankelas.blogspot.com /2013/12/

penilaian-kelas- otentik-menurut-Kurikulum-2013.html. Diakses pada jumat, 07/02/2014@11.11 WIB.

Fitriani, Yusrina Ns. 2013. http://yusrinans.blogspot.com/2013/11/pendekatan-scientific-pada-kurikulum.html. Diakses pada jumat, 07/02/2014@09.05 WIB.


(5)

87

Hamalik, Oemar. 2011. Kurikulum dan Pembelajaran. PT. Bumi Aksara. Bandung.

Hanafiah, Nanang dan Suhana, cucu. 2010. Konsep Strategi Pembelajaran. PT Refika Aditama. Bandung.

Hernawan, Asep Herry, dkk. 2007. Media Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

_________. 2007. Belajar dan Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

Kemendikbud. 2013. Panduan Teknis Penilaian di Sekolah Dasar. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar. Jakarta.

Komalasari, Kokom. 2013. Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung.

Kunandar. 2013. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan Kurikulum 2013) Suatu Pendekatan Pratis Disertai dengan Contoh. Rajawali Press. Jakarta

Kusumah, Wijaya, dkk. 2009. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Malta Printindo. Jakarta.

________. 2011.Media Pembelajaran, Satu Nusa. Bandung.

Majid, Abdul. 2013.Strategi Pembelajaran. PT Remaja Rosdakarya. Bandung. Muncarno. 2009.Bahan Ajar Statistik Pendidikan. PGSD. Metro

Musfiqon. 2012.Pengembangan Media dan Sumber Belajar Pembelajaran. Prestasi Pustaka. Jakarta.

Nashar. 2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal. Delia Press. Jakarta Poerwanti, Endang, dkk. 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.

Purwanto, Ngalim. 2008.Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Rosda Karya. Bandung.

Ridwan. 2010. Metode dan Teknik Menyusun Proposal Penelitian. Alfabeta. Bandung.


(6)

Riyanto, Yatim. 2009. Paradikma Baru Pembelajaran. Prenada Media Group. Jakarta.

Rusman, dkk. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Sangidu, Achmad. 2009. (http://sobarnasblog.blogspot.com/2009/04/model-pembelajaran-terpadu-di-sekolah.html). Diakses pada selasa, 11/02/2014@10.40 WIB

Sardiman. 2012. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta.

Sudjana, Nana. 2011. Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sumarno, Alim. 2011. Langkah-langkah Penggunaan Media Pembelajaran, (online), (Blog.elearning-unesa.ac.id/alim-sumarno/langkah-langkah-penggunaan-media-pembelajaran//). Diakses tanggal 5 februari 2014. Pukul 22.51 WIB.

Suryosubroto. 2009. Proses Pembelajaran Mengajar Di Sekolah. Rineka cipta. Jakarta

Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Kencana Prenada Media Group. Jakarta

Syah, Muhibbin. 2002. Format Penulisan Karya Ilmiah. Universitas Lampung. Bandar Lampung.

Tim Penyusun. 2013.Permendikbud No. 65 Tahun 2013 Standar Proses Pendidik. Depdiknas. Jakarta

Trianto. 2011. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Prenada Media Group. Jakarta.

Uno, Hamzah B. 2007. Teori Motivasi dan Pengukurannya (Analisis dibidang pendidikan). PT Bumi Aksara. Jakarta.

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Universitas Terbuka. Jakarta.


Dokumen yang terkait

PENERAPAN STRATEGI PAIKEM PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 5 47

PENERAPAN METODE ROLE PLAYING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD PADA PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 11 74

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV A SD NEGERI 6 METRO PUSAT

0 26 96

PENERAPAN MODEL PAIKEM UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS 1 SD N 07 METRO TIMUR

1 13 86

MODEL PROJECT BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR TEMATIK SISWA KELAS IV SULAIMAN SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 19 70

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN PREVIEW, QUESTION, READ, REFLECT, RECITE, REVIEW UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV DAUD SD MUHAMMADIYAH METRO PUSAT

1 17 89

PENERAPAN METODE INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SDN 2 METRO PUSAT

3 16 69

PENERAPAN MEDIA REALIA PADA PEMBELAJARAN TEMATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IA SD NEGERI 7 METRO PUSAT TAHUN PELAJARAN 2014/2015

7 93 76

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PEMBELAJARAN IPA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V B SD NEGERI 5 METRO PUSAT

0 5 85

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK KELAS IV C SD NEGERI 1 METRO PUSAT

0 6 65