BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DI DAERAH KABUPATEN TUBAN.
DI DAERAH KABUPATEN TUBAN
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Jurusan Akuntansi
Diajukan oleh :
Achmad Rifa'i Oktafiano 0413010331/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(2)
DI DAERAH KABUPATEN TUBAN
SKRIPSI
Diajukan oleh :
Achmad Rifa'i Oktafiano 0413010331/FE/EA
Kepada
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
JAWA TIMUR
(3)
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, serta atas petunjuk Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul : “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengusaha Kecil Atas Penggunaan Informasi Akuntansi Di Daerah Kabupaten Tuban”. Penulisan skripsi ini untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Dalam penelitian ini hingga selesainya skripsi penulis telah banyak mendapat bimbingan, bantuan, kesempatan serta pengorbanan baik moril maupun materiil dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyatakan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak. Dr. Dhani Ichsanuddin Nur, MM., selaku Dekan Fakultas Ekonomi UPN “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Drs. Ec. Saiful Anwar, M.Si selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
4. Ibu Dr. Sri Trisnaningsih, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
(4)
bimbingan dan pengarahan selama penyusunan skripsi ini.
6. Seluruh staf pengajar dan karyawan di lingkungan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur, khususnya segenap Dosen Jurusan Akuntansi yang telah membekali penulis pengetahuan-pengetahuan yang sangat berguna dan berharga.
7. Bapak dan Ibu beserta seluruh anggota keluarga besarku yang telah memberikan banyak dorongan, semangat serta doa restu, baik secara moril maupun materiil.
8. Special dedicate for Vivin Anisi Fauziah, makasi buat perhatian dan
semangatnya ‘you are my inspiration’.
9. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi
terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.
Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan dapat memberi sumbangan yang berguna bagi almamater tercinta.
Surabaya, Mei 2011
Penulis
(5)
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ... vii
DAFTAR LAMPIRAN ... viii
ABSTRAKSI ... ix
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil-Hasil Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 13
2.2.1. Persepsi Manajer ... 13
2.2.1.1. Pengertian Persepsi ... 13
2.2.1.2. Karakteristik Persepsi ... 14
2.2.1.3. Pemilihan Persepsi ... 15
2.2.1.3.1. Faktor-faktor dari luar ... 16
2.2.1.3.2. Faktor-faktor dari dalam ... 17
2.2.1.3.2.1. Proses Belajar ... 17
2.2.1.3.2.2. Motivasi ... 19
2.2.1.3.2.3. Kepribadian ... 23
2.2.1.4. Organisasi Persepsi ... 25
2.2.2. Kewirausahaan atau Entrepreneurship ... 26
2.2.3. Karakteristik Laporan Keuangan ... 37
2.2.4. Persepsi Manajer bila ditinjau dari Informasi Akuntansi Keuangannya ... 39
2.2.5. Kerangka Pikir ... 43
2.2.5.1. Hubungan Proses Belajar Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 43
2.2.5.2. Hubungan Motivasi Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 44
(6)
Pengusaha Kecil ... 46
2.3. Diagram Kerangka Pikir ... 48
2.4. Hipotesis ... 49
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 50
3.1.1. Definisi Operasional ... 50
3.1.2. Pengukuran Variabel ... 51
3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 52
3.2.1. Populasi ... 52
3.2.2. Sampel ... 53
3.3. Teknik Pengumpulan Data ... 54
3.3.1. Jenis Data ... 54
3.3.2. Sumber Data ... 55
3.3.3. Pengumpulan Data ... 55
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 56
3.4.1. Uji Validitas ... 56
3.4.2. Uji Reliabilitas ... 56
3.4.3. Uji Normalitas ... 57
3.4.4. Uji Asumsi Klasik ... 58
3.4.5. Teknik Analisis ... 60
3.4.6. Uji Hipotesis ... 61
3.4.6.1. Uji Kesesuaian Model ... 61
3.4.6.2. Uji t ... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 63
4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ... 65
4.2.1. Karakterisitik Responden ... 65
4.2.2. Karakterisitik Jawaban Responden ... 66
4.3. Teknik Analisis ... 71
4.3.1. Pengujian Kualitas Data ... 71
4.3.1.1.Uji Validitas ... 71
4.3.1.2.Uji Reliabilitas ... 73
4.3.2. Uji Normalitas ... 74
4.3.3. Uji Asumsi Klasik ... 75
4.3.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 77
4.4. Uji Hipotesis ... 79
4.4.1. Uji Kesesuaian Model ... 79
(7)
4.5.4. Keterbatasan Penelitian ... 88 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ... 89 5.2. Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA
(8)
Tabel 4.1. Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 65
Tabel 4.2. Identitas Responden Berdasarkan Umur ... 66
Tabel 4.3. Tanggapan Responden Tentang Proses Belajar ... 67
Tabel 4.4. Tanggapan Responden Tentang Motivasi ... 68
Tabel 4.5. Tanggapan Responden Tentang Kepribadian ... 69
Tabel 4.6. Tanggapan Responden Tentang Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 70
Tabel 4.7. Uji Validitas Untuk Variabel Proses Belajar ... 71
Tabel 4.8. Uji Validitas Untuk Variabel Motivasi ... 72
Tabel 4.9. Uji Validitas Untuk Variabel Kepribadian ... 72
Tabel 4.10. Uji Validitas Untuk Variabel Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 73
Tabel 4.11. Uji Reliabilitas ... 74
Tabel 4.12. Uji Normalitas Untuk Variabel Penelitian ... 75
Tabel 4.13. Uji Multikolonieritas ... 76
Tabel 4.14. Uji Heteroskedastisitas ... 77
Tabel 4.15. Analisis Regresi antara Proses belajar, Motivasi dan Kepribadian terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil ... 78
Tabel 4.16. Hasil Analisis Pengaruh Secara Simultan ... 79
Tabel 4.17. Hasil Analisis Varians Hubungan Secara Parsial... 80
(9)
(10)
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Tanggapan Responden Lampiran 3 Uji Validitas,Uji Reliabilitas
Lampiran 4. Uji Normalitas, Asumsi Klasik Dan Hasil Analisis Regresi Berganda
(11)
Oleh :
Achmad Rifa'i Oktafiano
ABSTRAKSI
Semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan kompetitif yang akan mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan. Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik. Informasi akuntansi dapat menjadi dasar yang dapat diandalkan bagi pengambilan keputusan-keputusan dalam pengelolaan usaha kecil, antara lain keputusan pengembangan pasar, penetapan harga, dan lain-lain. Kelancaran arus informasi akuntansi keuangan dari perusahaan kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usaha perusahaan, bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungannya yang telah diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, pengelolaan perusahaan kecil membutuhkan tenaga yang profesional, baik dibidang usaha, manajemen, organisasi dan akuntasi. Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh persepsi dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban.
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha kecil di Kabupaten Tuban. Sedangkan metode penentuan sampel dalam penelitian menggunakan teknik probability sampling dengan metode simple random sampling. Teknik analisis yang dipergunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda.
Dari hasil pengujian hipotesis didapat bahwa proses belajar, motivasi dan kepribadian mempunyai pengaruh secara simultan dan parsial terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban. Serta proses belajar mempunyai pengaruh dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban telah teruji kebenarannya.
Keyword : proses belajar, motivasi, kepribadian dan keberhasilan pengusaha kecil
(12)
1.1.Latar Belakang
Pembangunan nasional pada hakekatnya ditujukan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat dengan jalan mengembangkan kegiatan usaha untuk masyarakat secara berencana. Pertumbuhan dan perkembangan kegiatan masyarakat ditandai dengan kegiatan pembangunan di berbagai sektor baik dari pemerintah maupun sektor dari swasta. Dengan adanya perubahan dan tantangan perekonomian dunia terutama dengan dicanangkannya sistem perdagangan bebas, persaingan usaha akan dirasakan semakin ketat. Salah satu tantangan dan masalah yang harus segera dipecahkan adalah dalam bidang ekonomi.
Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, salah satu langkah strategis adalah menumbuhkembangkan perusahaan kecil yang memiliki karakteristik antara lain : teknologi sederhana, serta mampu menyerap tenaga kerja sehingga dapat mewujudkan pemerataan kesempatan berusaha dan pemerataan pendapatan. Disamping itu, perusahaan kecil atau pengusaha kecil merupakan sub sektor kegiatan ekonomi yang memegang peranan penting dalam memperkuat struktur ekonomi secara makro.
Banyak masalah yang dihadapi oleh pengusaha kecil, baik bersifat eksternal maupun internal. Masalah eksternal dan internal yang dihadapi pengusaha kecil antara lain : (1) iklim usaha yang belum mendukung tumbuh
(13)
dan berkembangnya usaha kecil secara optimal sesuai dengan potensinya; (2) saran dan prasarana usaha yang berorientasi pada perkembangan kecil relatif terbatas; (3) kemampuan berwirausaha dari pengusaha kecil kurang optimal dan (4) sikap profesional sebagai seorang pengusaha belum membudaya. (Tjakrawerdaja, 1994:30).
Selain itu, masalah-masalah yang dihadapi oleh pengusaha kecil antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut : tidak ada/kurang akuratnya perencanaan anggaran tahunan, terutama anggaran kas. Tidak sedikit dari mereka yang tidak memiliki catatan harga pokok produksi yang baik. Perhitungan dilakukan secara kasar dalam menentukan harga jual, misalnya hanya mencatat pengeluaran untuk bahan baku dan tenaga kerja. Banyak diantara mereka yang tidak/belum mengerti dari pencatatan keuangan/ akuntansi. (Sutojo, 1994:20).
Dari uraian tersebut jelas bahwa pengusaha kecil banyak mengalami kesulitan dalam memahami sistem informasi keuangan dengan baik. Padahal dengan semakin ketatnya persaingan bisnis dalam era globalisasi ekonomi, hanya perusahaan yang memiliki berbagai keunggulan kompetitif yang mampu memenangkan persaingan. Keunggulan tersebut diantaranya adalah kemampuan dalam mengelola berbagai informasi, sumber daya manusia, alokasi dana, penerapan teknologi, sistem pemasaran dan pelayanan. Sehingga manajemen perusahaan yang profesional merupakan tuntutan yang harus segera dipenuhi untuk dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan perusahaan secara baik.
(14)
Memasuki era globalisasi dewasa ini, kebutuhan informasi sangat dominan. Namun penggunaan alat informasi untuk menyampaikan sesuatu kepada pihak lain belum tentu diterima oleh pihak yang bersangkutan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengirimnya. Perbedaan persepsi antara si pengirim informasi dengan si penerima informasi sering terjadi. Setiap manajer perusahaan kecil tentu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, baik itu mengenai latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga, dan lain sebagainya, sehingga pemahaman masing-masing manajer terhadap informasi akuntansi tentu berbeda pula. (Kiryanto, 2001:201).
Kelancaran arus informasi akuntansi keuangan dari pengusaha kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan usahanya, bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungannya yang telah diperoleh pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, pengelolaan pengusaha kecil membutuhkan tenaga yang profesional, baik dibidang usaha, manajemen, organisasi dan akuntasi.
Untuk itu pengelolaan pengusaha kecil atau manajer perlu melakukan proses belajar, istilah belajar yang dimaksud dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasa dilakukan di bangku sekolah tetapi juga segala bentuk pengalaman, yang merupakan hasil kontak antara manusia dengan lingkungannya. Keberhasilan seorang manajer pun sangat tergantung pada kemampuan belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain dituntut untuk menguasai aneka
(15)
ketrampilan teknis, seorang manajer juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut. Belajar dari pengalaman orang lain juga belajar dari kegagalan maupun keberhasilan dimasa-masa yang lalu adalah merupakan contoh dari proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam menunjang keberhasilan.
Kemauan untuk terus belajar tersebut dapat ditimbulkan dan dipengaruhi oleh motivasi individual. Motivasi itu sendiri berkaitan dengan arah dari perilaku individu yang menyangkut perilaku yang dipilih seseorang bila terdapat beberapa alternatif, kekuatan perilaku seseorang setelah melakukan pemilihan alternatif, dan ketetapan perilaku tersebut. Secara sederhana motivasi adalah dorongan dari dalam yang mampu menggerakkan seseorang dari kondisi sikap yang pasif dan tidak tertarik akan suatu hal hingga melakukan suatu tindakan yang dinamis. Motivasi, adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat, selain itu konsep motivasi digunakan untuk menunjukkan arah perilaku. Selain itu hal penting yang perlu mendapat perhatian adalah kepribadian yaitu sesuatu yang mengembangkan ciri khas (keunikan) dari seseorang yang membedakan orang tersebut dengan orang lain. Faktor kepribadian ini dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor lingkungan.
(16)
Pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban yang sebagian besar manajemennya tidak menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan perusahaannya. Mereka hanya berpedoman atau mengandalkan nota jual beli (kwintansi) sebagai bukti bahwa mereka telah melakukan transaksi. Hal ini dikarenakan para pengusaha kecil tidak memiliki pengetahuan akuntansi, dan banyak diantara mereka yang belum memahami pentingnya pencatatan dan pembukuan bagi kelangsungan usahanya. Pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban memandang bahwa proses akuntansi tidak terlalu penting untuk diterapkan, sehingga pengelolaan pembukuan di dalam perusahaan terkesan apa adanya. Persepsi yang demikian akan berdampak pada keberhasilan pengelola usaha kecil menjadi berantakan dan akan menyulitkan manajer dalam mengontrol tentang informasi akuntansinya. Tidak adanya penggunaan informasi akuntansi dalam kebanyakan pengelola usaha kecil ini, ditentukan oleh persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi. (Pinasti, 2007:322).
Penggunaan informasi akuntansi keuangan yang memadai merupakan suatu alat, dengan mana manajer perusahaan sanggup mengarahkan dan mengendalikan usaha-usaha yang melampaui pengamatan dan pengawasan perorangan yang tidak dapat dijangkaunya sendiri. Tidak perlu diragukan lagi bahwa apabila manajer telah diberi informasi sebaik-baiknya mengenai tindakan-tindakan yang positif, maka dapat membantu mereka dalam mengelola organisasi secara menguntungkan.
(17)
Melihat begitu banyak peranan dan manfaat informasi akuntansi dalam menciptakan arus informasi keuangan guna menunjang kelangsungan hidup pengusaha kecil dan menyadari betapa beragamnya pemahaman setiap orang terhadap informasi yang ada, maka melalui penelitian ini ingin dicari kejelasan mengenai persepsi manajer pengusaha kecil sebagai orang yang berkecimpung dalam dunia usaha terhadap informasi akuntasi keuangan. Sehingga keberhasilan pengusaha kecil dalam mengelola perusahaannya bisa berhasil dengan baik. Hal inilah yang mendorong peneliti untuk mengadakan penelitian dengan judul : “Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keberhasilan Pengusaha Kecil Atas Penggunaan Informasi Akuntansi Di Daerah Kabupaten Tuban”.
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka perumusan masalah :
1. Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh positif terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban ? 2. Manakah di antara proses belajar, motivasi dan kepribadian yang
berpengaruh dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah dan latar belakang, maka tujuan penelitian ini adalah :
(18)
1. Untuk menguji dan membuktikan secara empiris pengaruh proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban.
2. Untuk menguji dan menentukan secara empiris pengaruh yang paling dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban.
1.4. Manfaat Penelitian
Beberapa manfaat yang diperoleh melalui penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan
Memberikan informasi kepada manajemen tentang adanya persepsi dari dalam yang dapat mempengaruhi keberhasilan pengusaha kecil di daerah Kabupaten Tuban.
2. Bagi penulis
Dengan penelitian ini diharapkan akan menambah wawasan dan pengetahuan sekaligus mengembangkan ilmu terutama mengenai hal-hal yang berhubungan dengan penelitian, khususnya yang berkaitan dengan bidang akuntansi manajemen.
3. Bagi Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah perbendaharaan perpustakaan untuk kepentingan ilmiah sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan penelitian yang akan datang dengan materi yang sama.
(19)
2.1. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang pernah dilakukan dapat digunakan sebagai bahan masukan serta bahan pengkajian yang berkaitan dengan penelitian ini, adalah penelitian yang telah dilakukan oleh :
1. Kiryanto, dkk (2001)
a. Judul :
Pengaruh Persepsi Manajer atas Informasi Akuntansi Keuangan terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil.
b. Perumusan masalah :
1) Apakah proses belajar, motivasi dan kepribadian mempunyai pengaruh terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan.
2) Apakah persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
c. Hipotesis :
1) Diduga bahwa proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan.
(20)
2) Diduga bahwa persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan berpengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil.
d. Kesimpulan :
1) Bahwa proses belajar, motivasi dan kepribadian terbukti secara bersama-sama mempunyai pengaruh terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan. Hal ini dibuktikan dengan F hitung 8,23 lebih besar dari F tabel.
2) Sedangkan persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi akuntansi keuangan mempunyai pengaruh terhadap keberhasilan perusahaan kecil. Hal ini ditunjukkan dengan F hitung 15,811 lebih besar dari F tabel.
e. Persamaan dan Perbedaan
Persamaan : menggunakan variabel bebas proses belajar, motivasi dan kepribadian dan analisis regresi linier berganda.
Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel terikat persepsi manajer, sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel terikat keberhasilan pengusaha kecil. Penelitian terdahulu menggunakan analisis regresi berganda dan sederhana, sedangkan penelitian sekarang hanya menggunakan analisis regresi berganda.
(21)
2. Pinasti (2007)
a. Judul :
Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen.
b. Perumusan masalah :
Apakah penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi melalui metode eksperimen ?.
c. Hipotesis :
Diduga bahwa penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi melalui metode eksperimen.
d. Kesimpulan :
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terbukti secara empiris dalam riset eksperimen ini mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi. Hal ini dinyatakan oleh hasil uji t yang menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan secara statistik atas persepsi subyek kelompok I (kelompok eksperimen) dan persepsi subyek kelompok II (kelompok kontrol) terhadap informasi akuntansi.
(22)
e. Persamaan dan Perbedaan
Persamaan : sama menggunakan variabel persepsi pengusaha kecil atau manajer.
Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan analisis uji beda rata-rata, sedangkan penelitian sekarang menggunakan analisis regresi berganda. Selain itu penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang mempunyai perbedaan pada dimensi waktu, serta tempat yang berbeda.
3. Wiwin (2000)
a. Judul :
Pengaruh Motivasi, Belajar Dan Sikap Terhadap Persepsi Konsumen Pada Surat Kabar Harian Surya.
b. Perumusan masalah :
1) Apakah faktor motivasi mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya ?
2) Apakah faktor belajar mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya ?
3) Apakah faktor sikap mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya ?
4) Apakah faktor-faktor motivasi, belajar dan sikap berpengaruh secara bersama-sama terhadap persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya ?
(23)
c. Hipotesis :
1) Diduga bahwa faktor motivasi mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya.
2) Diduga bahwa faktor belajar mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya.
3) Diduga bahwa faktor sikap mempunyai pengaruh terhadap persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya.
4) Diduga bahwa faktor-faktor motivasi, belajar dan sikap mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap persepsi konsumen pada surat kabar Harian Surya.
d. Kesimpulan :
Dalam pengujian secara parsial dengan uji t menunjukkan adanya pengaruh dari masing-masing variabel bebas yaitu motivasi, belajar dan sikap terhadap variabel terikat yaitu persepsi konsumen. Sedangkan pengujian secara simultan dengan menggunakan uji F menunjukkan adanya pengaruh secara nyata antara variabel bebas dan variabel terikat dengan nilai F hitung (242,975) lebih besar dari Ftabel (2,68). Yang berarti secara simultan atau keseluruhan variabel bebas yaitu motivasi, belajar dan sikap berpengaruh secara nyata terhadap variabel terikat yaitu persepsi konsumen.
e. Persamaan dan Perbedaan
Persamaan : sama menggunakan variabel bebas belajar, motivasi dan kepribadian (sikap) serta menggunakan analisis regresi linier berganda.
(24)
Perbedaan : penelitian terdahulu menggunakan variabel terikat persepsi konsumen, sedangkan penelitian sekarang menggunakan variabel terikat keberhasilan perusahaan kecil. Selain itu penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan sekarang mempunyai perbedaan pada obyek penelitian, tempat serta waktu yang berbeda.
2.2. Landasan Teori
2.2.1. Persepsi Manajer
2.2.1.1. Pengertian Persepsi
Dalam suatu organisasi selalu terjadi proses komunikasi antara satu orang dengan yang lain, baik secara individu maupun secara kelompok. Dalam proses tersebut, siapapun yang mengambil inisiatif, apakah seorang bawahan ataukah seorang manajer, pengambil inisiatif berharap agar tujuannya berkomunikasi dapat diterima dan dimengerti. Penerimaan inilah yang disebut dengan persepsi.
Menurut Miftah Thoha menyatakan persepsi adalah proses kognitif yang dialami setiap orang didalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan dan penciuman (2000:123).
Menurut Stephen, persepsi merupakan suatu proses dimana individu-individu mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka (1996:124). Sejumlah faktor bekerja untuk membentuk persepsi dan
(25)
kadangkala membiaskan persepsi. Faktor-faktor tersebut dapat terletak pada orang yang mempersepsikannya, objek atau sasaran yang dipersepsinya atau konteks dimana persepsi itu dibuat.
Para manajer perlu mengetahui bahwa karyawan mereka bereaksi terhadap persepsi, bukan terhadap kenyataan. Jadi apakah penghargaan manajer terhadap seorang karyawan sesungguhnya objektif dan tidak bias. Individu yang berpendapat bahwa penilaian kinerja adalah bias, atau tingkat upah dianggap rendah akan berperilaku seolah-olah kondisi-kondisi tersebut benar ada. Pesan untuk para manajer adalah mereka harus benar-benar perlu memperhatikan pada bagaimana karyawan mempersepsikan pekerjaan mereka maupun praktek-praktek manajemen.
2.2.1.2. Karakteristik Persepsi
Menurut Busch dan Houston (1998:152-153), karakteristik persepsi didefinisikan sebagai berikut :
a. Bersifat Selektif
Manusia mempunyai keterbatasan bahwa hal kapasitas atau kemampuan mereka dalam memproses semua informasi di lingkungan.
b. Terorganisir / teratur
Suatu perangsang / pendorong tidak bisa dianggap terisolasi dari perangsang-perangsang yang lain. Rangsangan-rangsangan dikelompokkan kedalam suatu pola atau informasi yang membentuk
(26)
keseluruhan. Jadi ketika seseorang memperhatikan suatu perangsang, seseorang berusaha untuk mengatur dan memberikan arti pada rangsangan tersebut.
c. Stimulus
Adalah apa yang dirasakan dan arti-arti yang terdapat didalamnya adalah fungsi atau tugas dari perangsang / pendorong itu sendiri. d. Subyektif
Persepsi merupakan fungsi faktor-faktor pribadi. Kebutuhan, nilai-nilai, motif-motif, pengalaman masa lalu, pola pikir dan kepribadian seseorang digabungkan untuk memperoleh apa yang dirasa dan bagaimana cara merasakan.
2.2.1.3. Pemilihan Persepsi
Reaksi setiap orang terhadap stimulus akan bergantung bagaimana stimulus yang bersangkutan. Pemrosesan informasi mengacu pada suatu stimulus yang diterima, ditafsirkan, disimpan dalam ingatan dan akhirnya diambil kembali.
Cara proyeksi semua stimulus dijelaskan oleh prinsip-prinsip pemilihan persepsi sebagai berikut :
a. Faktor-faktor perhatian dari luar.
(27)
2.2.1.3.1. Faktor-faktor dari luar
1. Intensitas
Merupakan faktor yang menyatakan perhatian yang dinyatakan bahwa semakin besar intensitas stimulus dari luar, maka semakin besar pula hal-hal itu dapat dipahami.
2. Ukuran
Merupakan faktor yang menyatakan bahwa semakin besar ukuran suatu obyek, maka semakin mudah untuk bisa diketahui atau dipahami.
3. Keberlawanan atau kontras
Yaitu stimulus luar yang penampilannya berlawanan dengan latar belakangnya atau sekelilingnya atau yang sama sekali diluar sangkaan orang banyak, akan menarik banyak perhatian.
4. Pengulangan (Repetition)
Yaitu stimulus dari luar yang diulang akan memberikan perhatian yang lebih besar dibandingkan dengan sekali dilihat.
5. Gerakan ( Moving )
Yaitu menyatakan bahwa orang akan memberikan banyak perhatian terhadap obyek yang bergerak dalam jangkauan pandangannya dibandingkan dari obyek yang lain.
(28)
2.2.1.3.2. Faktor-faktor dari dalam (Internal set factor)
Beberapa faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain : proses belajar, motivasi dan kepribadian.
2.2.1.3.2.1.Proses Belajar
Merupakan perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman. Hasil belajar ini akan memberikan tanggapan tertentu yang sesuai dengan rangsangan dan yang mempunyai tujuan tertentu. Perilaku yang dipelajari tidak hanya menyangkut perilaku yang tampak, tetapi harus juga menyangkut sikap, emosi, kepribadian, kriteria dan banyak faktor lain yang mungkin tidak dapat ditunjukkan dengan kegiatan yang tampak. Proses belajar terjadi karena adanya interaksi antara manusia atau organisasi yang dasarnya bersifat individual dengan lingkungan khusus tertentu. Sebagai hasil dari interaksi ini terbentuklah hubungan antara kebutuhan dan tanggapan, antara tegangan dan perilaku yang mengubah tegangan tersebut.
Menurut Stephen (1996:99), belajar merupakan setiap perubahan yang relatif permanen dari perilaku yang terjadi sebagai hasil pengalaman.
Istilah belajar dalam arti kata umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasa dilakukan di bangku sekolah. Tetapi juga segala bentuk pengalaman, yang merupakan hasil kontak antara
(29)
manusia dengan lingkungannya. Keberhasilan seorang manajerpun sangat bergantung pada kemampuan belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain dituntut memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut.
Pengalaman merupakan kesimpulan oleh seorang peserta tertentu atas suatu kejadian, arti yang diberikan kepada kejadian itu, arti yang ia masukkan, cernakan. Bila dilihat lebih cermat, pengalaman-pengalaman peserta adalah apa yang diperbuat kejadian itu berlangsung. Jelaslah disini dalam waktu bahwa pengalaman adalah masukan dari apa yang diperbuat selama waktu kejadian berlangsung, dan hal ini ikut berperan dalam penyelesaian pekerjaan.
Belajar dari pengalaman orang lain juga belajar dari kegagalan maupun keberhasilan dimasa-masa yang lalu adalah merupakan contoh dari proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam menunjang keberhasilan.
2.2.1.3.2.2.Motivasi
Adalah konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih kuat, selain itu konsep motivasi digunakan untuk menunjukkan arah perilaku.
(30)
Menurut Stephen (1996:198), motivasi merupakan kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang tinggi ke arah tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi sesuatu kebutuhan individual.
Menurut Husein (1998:37-42), teori motivasi dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu (1) teori kepuasan (content theory) dan (2) teori proses (process theory) :
1. Teori Motivasi Kepuasan
Teori ini mendasarkan pada faktor-faktor kebutuhan dan kepuasan individu sehingga mereka mau melakukan aktivitasnya, jadi mengacu pada diri seseorang. Teori ini mencoba mencari tahu tentang kebutuhan yang dapat mendorong semangat kerja seseorang untuk bekerja. Teori kepuasan ini dikenal antara lain : a. Teori motivasi Klasik dari Taylor
Menurut teori ini, motivasi pekerja hanya untuk dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan biologis saja, yaitu hanya dapat mempertahankan kelangsungan hidup.
b. Teori hierarki kebutuhan (Need Hierarchi) dari Abraham Maslow
Menurut teori ini, kebutuhan dan kepuasan pekerja identik dengan kebutuhan biologis dan psikologis, yaitu berupa materiil maupun non materiil. Dasar teori ini adalah bahwa manusia merupakan mahkluk yang keinginannya tak terbatas
(31)
atau tanpa henti, alat motivasinya adalah kepuasan yang belum terpenuhi serta kebutuhan berjenjang.
c. Teori dua faktor (two factors) dari Frederick Herzberg
Pekerja dalam melaksakan pekerjaannya dipengaruhi oleh 2 faktor utama yang merupakan kebutuhan, yaitu :
1. Faktor-faktor pemeliharaan (Maintenance Factors)
Merupakan faktor pemeliharaan yang berhubungan dengan hakekat pekerja yang ingin memperoleh ketentraman badaniah.
2. Faktor-faktor motivasi (Motivation factors)
Faktor-faktor ini merupakan fakto-faktor motivasi yang menyangkut kebutuhan psikologis yang berhubungan dengan penghargaan terhadap pribadi yang secara langsung berkaitan dengan pekerja.
Teori dua faktor ini disebut juga dengan konsep Higiene, yang mencakup :
1. Isi Pekerjaan a. Prestasi b. Perngakuan
c. Pekerjaan itu sendiri d. Tanggung jawab
(32)
2. Faktor Higienis a. Gaji dan upah b. Kondisi kerja
c. Kebijakan administrasi perusahaan d. Hubungan antar individu
e. Kualitas supervise
d. Teori Motivasi prestasi (Achievement Motivation) dari Mc.Clelland
Teori ini menyatakan bahwa seorang pekerja memiliki energi potensial yang dapat dimanfaatkan tergantung pada dorongan motivasi, situasi dan peluang yang ada. Kebutuhan pekerja yang dapat memotivasi gairah kerja adalah :
- Kebutuhan akan prestasi - Kebutuhan akan afiliasi
- Kebutuhan akan kekuasaan
e. Teori ERG (Excistence, Relatedness and Growth) dari Alderfer Teori ini merupakan penyempurnaan dari teori yang dikemukakan Abraham Maslow dan menurut para ahli dianggap lebih mendekati keadaan yang sebenarnya menurut data empiris. Teori ini mengemukakan bahwa ada 3 kelompok kebutuhan yang utama yaitu:
- Kebutuhan akan keberadaan (Existence) - Kebutuhan akan afiliasi (Relatedness)
(33)
- Kebutuhan akan kemajuan (Growth)
2. Teori Motivasi Proses
Teori ini berusaha agar setiap pekerja mau bekerja giat sesuai dengan harapan. Daya penggerak yang memotivasi semangat kerja tergantung dari harapan yang akan diperolehnya. Jika harapan menjadi kenyataan mereka pekerja cenderung akan meningkatkan kualitas kerjanya, begitu pula sebaliknya. Ada 3 macam teori motivasi proses yang terkenal yaitu :
a. Teori Harapan (Expectancy Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Victor H. Vroom yang mengatakan bahwa seseorang bekerja untuk merealisasikan harapannya dari pekerjaan itu. Teori ini didasarkan pada 3 komponen, yaitu : - Harapan, adalah suatu kesempatan yang disediakan, dan
akan terjadikarena perilaku.
- Nilai, merupakan nilai yang diakibatkan oleh perilaku tertentu.
- Pertautan (instrumentality), yaitu besarnya probabilitas, jika bekerja secara efektif apakah akan terpenuhi keinginan dan kebutuhan tertentu yang diharapakan. b. Teori Keadilan (Equity Theory)
Keadilan merupakan daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang.
(34)
c. Teori Pengukuran (Reinforcement Theory)
Teori ini didasarkan atas hubungan sebab akibat dari perilaku dengan pemberian kompensasi.
3. Teori X dan Y dari Mc. Gragor
Teori yang dicetuskan oleh Mc. Gragor ini didasarkan pada asumsi bahwa manusia secara jelas dan tegas dapat dibedakan atas manusia penganut teori X dan penganut teori Y.
a. Asumsi Teori X
- Karyawan rata-rata malas bekerja.
- Karyawan tidak berambisi untuk mencapai prestasi yang optimal dan selalu menghindarkan tanggung jawab.
- Karyawan lebih suka dibimbing, diperintah dan diawasi. - Karyawan lebih mementingkan dirinya sendiri.
b. Asumsi Teori Y
- Karyawan rata-rata rajin bekerja. Pekerjaan tidak perlu dihindari dan dipaksakan, bahkan banyak karyawan tidak betah karena tidak ada yang dikerjakan.
- Dapat memikul tanggung jawab.
- Berambisi untuk maju dalam mencapai sasaran organisasi.
2.2.1.3.2.3.Kepribadian
Hal penting yang perlu mendapat perhatian untuk menunjukkan pengertian kepribadian adalah sesuatu yang mengembangkan ciri khas (keunikan) dari seseorang yang membedakan orang tersebut dengan
(35)
orang lain. Kepribadian meliputi kebiasan sikap, cirri-ciri / watak yang khas yang membedakan perilaku setiap individu. Ada dua pendapat yang bertentangan dengan faktor-faktor pembentukan kepribadian.
Pertama, aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang secara murni ditentukan oleh faktor bawaan. Menurut Lambroso berpendapat, “a born criminal” (Indriyati Sunaryo,1993). Maksudnya bahwa seseorang itu menjadi jahat karena memang ia sudah dilahirkan sebagai penjahat.
Kedua, aliran yang mengagungkan pengaruh faktor lingkungan. Menurut John Locke dengan teori “tabula rasa” (Indriyati Sunaryo, 1993). Maksudnya bahwa seorang bayi yang dilahirkan itu ibarat selembar kertas putih, lingkungan yang dapat menentukan apakah seseorang itu akan menjadi jahat atau baik.
Menurut Stephen (1996:85), kepribadian merupakan total jumlah dari cara-cara dimana seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan orang-orang lain.
Kepribadian seseorang ditentukan oleh tiga faktor yaitu : 1. Keturunan
Keturunan memainkan suatu bagian penting dalam menentukan kepribadian seorang individu.
2. Lingkungan
Diantara faktor-faktor yang menggunakan tekanan pada pembentukan kepribadian adalah budaya dimana seorang
(36)
dibesarkan, kondisi, norma-norma diantara keluarga, teman-teman, dan kelompok-kelompok sosial serta pengaruh-pengaruh lain yang dipaparkan memberikan suatu peran yang cukup besar dalam membentuk kepribadian.
3. Situasi
Situasi mempengaruhi efek keturunan dan lingkungan pada kepribadian.
2.2.1.4. Organisasi Persepsi
Jika informasi berasal dari suatu situasi yang telah diketahui oleh seseorang, maka informasi yang datang tersebut akan mempengaruhi cara seseorang mengorganisasikan persepsinya. Hasil pengorganisasian persepsi mengenai informasi dapat berupa pengertian tentang suatu obyek tertentu.
Menurut Miftah Thoha (2000:137-138) pengorganisasian persepsi meliputi :
1. Kesamaan dan ketidaksamaan
Sesuatu obyek yang mempunyai kesamaan dan ketidaksamaan ciri, akan dipersepsi sebagai sesuatu obyek yang berhubungan dan ketidakberhubungan. Artinya obyek yang mempunyai ciri yang sama dipersepsi ada hubungannya, sedangkan obyek yang mempunyai ciri tidak sama adalah terpisah.
(37)
2. Kedekatan dalam ruang
Obyek atau peristiwa yang dilihat oleh orang karena adanya kedekatan dalam ruang tertentu, akan dengan mudah diartikan sebagai obyek atau peristiwa yang ada hubungannya.
2.2.2. Kewirausahaan atau Entrepreneurship
Kewirausahaan adalah seorang pembuat keputusan yang membantu terbentuknya sistem ekonomi perusahaan yang bebas. Sebagian besar pendorong, perubahan, inovasi dan kemajuan di perekonomian kita akan datang dari para wirausaha; orang-orang yang memiliki kemampuan untuk mengambil resiko dan mempercepat pertumbuhan ekonomi. (Marbun, 1996:36)
Sekarang ini banyak kesempatan untuk berwirausaha. Suatu karier kewirausahaan dapat mendukung kesejahteraan masyarakat, menghasilkan imbalan finansial yang nyata. Wirausaha diberbagai industri membantu perekonomian dengan menyediakan pekerjaan dan memproduksi barang dan jasa bagi konsumen didalam negeri maupun diluar negeri. Meskipun perusahaan raksasa menarik lebih banyak perhatian publik dan sering kali menghiasi berita utama media massa, bisnis kecil, dan kegiatan kewirausahaannya setidaknya memberikan andil nyata bagi kehidupan sosial dan perekonomian dunia.
Pembahasan mengenai usaha kecil tidak lepas dari pemahaman tentang lingkungan dan sistem perusahaan berskala kecil serta pengusahanya. Berbagai kegiatan yang dilakukan usaha kecil dan
(38)
hambatan - hambatan yang dijumpai dalam dunia usaha tercakup dalam suatu istilah yang disebut Entrepreneur-ship atau kewirausahaan. Peran sang Entrepreneur atau wirausahanya sangat mendominasi perilaku bisnis dan sangat menentukan arah masa depan bagi suatu usaha kecil.
• Kriteria Usaha Kecil
Berdasarkan KADIN dan Asosiasi serta Himpunan Pengusaha Kecil, juga kriteria dari Bank Indonesia, maka yang termasuk kategori usaha kecil adalah :
a. Usaha perdagangan
Keagenan, Pengecer, Ekspor/Impor, dan lain-lain dengan Model aktif Perusahan (MAP) tidak melebihi Rp. 150.000.000/tahun dan Capital Turn-Over (CTO) atau perputaran modal tidak melebihi Rp. 600.000.000,00.
b. Usaha Pertanian
Pertanian pangan maupun perkebunan, perikanan darat/laut. Peternakan dan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan departemen pertanian. Ketentuan batas MAP tidak melebihi Rp. 150.000.000,00 / tahun dan CTO tidak melebihi Rp. 600.000.000,00.
c. Usaha Industri
Industri logam/kimia, makanan/minuman, pertambangan, bahan-galian, serta aneka industri kecil lainnya, dengan batas MAP = Rp. 250.000.000,00 serta batas CTO = Rp. 1.000.000.000,00
(39)
d. Usaha jasa
Menjual tenaga/pelayanan bagi pihak ketiga, konsultan, perencana, perbengkelan, transportasi serta restoran dan lainnya dengan batas MAP tidak melebihi Rp. 150.000.000,00 / tahun dan CTO tidak melebihi Rp. 600.000.000,00.
e. Usaha Jasa Konstruksi
Kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan, pengairan dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan teknik konstruksi bangunan, dengan batas MAP = Rp. 250.000.000,00 dan batas CTO = Rp. 1.000.000.000,00.
Pada masing-masing jenis usaha diatas, batas jumlah tenaga kerja perusahaan tidak lebih dari 300 orang.
- modal dan assets tidak melebihi US $ 3.000.000. - Tenaga kerja tidak melebihi : 100 orang.
• Bentuk dan Jenis Usaha Kecil
Berbagai usaha kecil yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan menurut bentuk-bentuk, jenis serta kegiatan yang dilakukan. Penggolongan menurut bentuk berdasarkan pada pola kepemimpinan dan pertanggungjawabannya. Penggolongan menurut jenis berdasarkan pada produk atau jasa yang dihasilkan serta aktivitas yang dilakukannya. Di samping penggolongan berdasarkan kategori di atas, pada hakekatnya usaha kecil yang ada secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) golongan khusus yang meliputi :
(40)
a. Industri kecil
Misalnya : industri kerajinan rakyat, industri cor logam, konveksi dan berbagai industri lainnya.
b. Perusahaan berskala kecil
Misalnya : penyalur, toko kerajinan, koperasi, waserba, restoran, toko bunga, jasa profesi dan lainnya.
c. Sektor informal
Misalnya : agen barang bekas, kios kaki lima, dan lainnya.
• Bentuk
Berdasarkan bentuk usahanya, maka perusahaan kecil yang terdapat di Indonesia dapat digolongkan kedalam 2 bentuk :
1. Usaha Perorangan
Usaha Perorangan bertanggung jawab kepada pihak ketiga atau pihak lain (dalam hal ini konsumen) dengan dukungan harta kekayaan perusahaan yang merupakan milik pribadi dari pengusaha yang bersangkutan. Jumlahnya di Indonesia cukup besar dan skala usahanya relatif kecil. Pada umumnya lebih mudah untuk didirikan, karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit dan bertahap seperti bentuk – bentuk usaha lainnya.
2. Usaha Persekutuan / Partnership
Usaha Persekutuan berusaha mencapai tujuan – tujuan perusahaan dalam memperoleh laba. Merupakan laba. Merupakan bentuk kerja sama dari beberapa orang yang bertanggung jawab
(41)
secara pribadi terhadap kewajiban – kewajiban usaha persekutuannya. Bentuk pertanggungjawab dan pola kepemimpinannya berbeda – beda menurut bentuk – bentuk persekutuan yang dibentuk.
• Jenis
Jenis usaha kecil dikategorikan berdasarkan jenis produk atau jasa yang dihasilkan maupun aktivitas yang dilakukan oleh suatu usaha kecil, serta mengacu pada kriteria usaha kecil. Berbagai ragam dan jenis usaha kecil yang dikenal meliputi :
a. Usaha Perdagangan
Keagenan : agen koran dan majalah, sepatu, pakaian, dan lain-lain.
Pengecer : minyak, kebutuhan sehari-hari, buah-buahan dan lain-lain.
Ekspor/impor: berbagai produk lokal dan internasional
Sektor informal: pengumpulan barang bekas, kaki lima dan lain-lain
b. Usaha pertanian
Pertanian pangan maupun perkebunan: bibit dan peralatan pertanian, buah-buahan, dan lian-lain
Perikanan darat/laut: tambak udang, pembuatan krupuk ikan dan produk lain dari hasil perikanan darat dan laut.
(42)
Peternakan usaha lain yang termasuk lingkup pengawasan departemen pertanian: produsen telur ayam, susu sapi, dan lain-lain produksi hasil peternakan.
c. Usaha industri
Industri logam/kimia: pengrajin logam, pengrajin kulit, keramik, fiberglass, marmer, dan lain-lain.
Makanan/minuman: produsen makanan tradisional, minuman ringan, catering, produk lainnya.
Pertambangan, bahan-galian, serta aneka industri kecil: pengrajin perhiasan, batu-batuan, dan lain-lain.
Konveksi: produsen garment, batik, tenun ikat, dan lain-lain. d. Usaha jasa
Konsultan: konsultan hukum, pajak, manajemen, dan lain-lain. Perencana: perencana teknis, perencana sistem, dan lain-lain. Perbengkelan: bengkel mobil, elektronik, jam, dan lain-lain. Transportasi: travel, taxi, angkutan umum, dan lain-lain. Restoran: rumah makan, coffee-shop, cafetaria, dan lain-lain. e. Usaha jasa konstruksi
Kontraktor bangunan, jalan, kelistrikan, jembatan, pengairan, dan usaha-usaha lain yang berkaitan dengan teknis kontruksi bangunan.
(43)
• Keunggulan dan Kelemahan Usaha Kecil
Pemerintah melalui departemen perindustrian, departemen tenaga kerja, departemen perdagangan serta pihak perbankan telah melakukan upaya yang semaksimal mungkin dalam membantu pengusaha kecil, industri kecil maupun sektor informal. Melalui strategi pengembangan industri kecil, pada akhir pelita III telah dicapai jumlah unit usaha kecil yang tersebar di pulau jawa (76,54%) serta di propinsi lainnya (23,46%). (sumber: data dan profil industri kecil di Indonesia–Departemen Perindustrian RI).
• Keunggulan Usaha kecil
Pada kenyataannya, usaha kecil mampu tetap bertahan dan mengantisipasi kelesuan perekonomian yang diakibatkan inflasi maupun berbagai faktor penyebab lainnya. Tanpa subsidi dan proteksi, industri kecil di Indonesia mampu menambah nilai devisa bagi negara. Sedangkan sektor informal mampu berperan sebagai duffer (penyangga) dalam perekonomian masyarakat lapisan bawah. Secara umum perusahaan skala kecil baik perorangan maupun kerja sama memiliki keunggulan dan daya tarik seperti :
1. Pemilik merangkap manajer perusahaan yang bekerja sendiri dan memiliki gaya manajemen sendiri (merangkap semua fungsi manajerial seperti marketing, finance dan administrasi).
2. Perusahaan keluarga, di mana pengelolanya mungkin tidak
(44)
3. Sebagian besar membuat lapangan pekerjaan baru, inovasi, sumber daya baru serta barang dan jasa-jasa baru.
4. Resiko usaha menjadi beban pemilik.
5. Pertumbuhan yang lambat, tidak teratur, terkadang cepat dan prematur (prematur high-growth).
6. Fleksibel terhadap bentuk fluktuasi jangka pendek, namun tidak memiliki rencana jangka panjang (Corporate-Plan).
7. Independen dalam penentuan harga produksi atas barang atau jasa-jasanya.
8. Prosedur hukumnya sederhana.
9. Pajak relatif ringan, karena yang dikenakan pajak adalah pribadi/pengusaha, bukan perusahaannya.
10.Kontak-kontak dengan pihak luar bersifat pribadi. 11.Mudah dalam proses pendiriannya.
12.Mudah dibubarkan setiap saat jika dikehendaki. 13.Pemilik mengelola secara mandiri dan bebas waktu. 14.Pemilik menerima seluruh laba.
15.Umumnya mempunyai kecenderungan mampu untuk survive. 16.Merupakan type usaha yang paling cocok untuk mengelola produk,
jasa atau proyek perintisan, yang sama sekali baru atau belum pernah ada yang mencobanya, sehingga memiliki sedikit pesaing.
(45)
17.Terbukanya peluang dengan adanya berbagai kemudahan dalam peraturan dan kebijakan pemerintah yang mendukung berkembangnya usaha kecil di Indonesia.
18.Diversifikasi usaha terbuka luas sepanjang waktu dan pasar konsumen senantiasa tergali melalui kreativitas pengelola.
19.Relatif tidak membutuhkan investasi yang terlalu besar, tenaga kerja yang tidak berpendidikan tinggi, serta sarana produksi lainnya yang tidak terlalu mahal.
20.Meskipun tidak terlihat nyata, masing-masing usaha kecil dengan usaha kecil yang lain saling ketergantungan secara moral dan semangat berusaha.
Di samping keunggulan secara umum seperti diatas, usaha kecil memiliki arti strategis secara khusus bagi suatu perekonomian, diantaranya:
1. Dalam banyak pengerjaan produk tertentu, perusahaan besar banyak bergantung kepada perusahaan – perusahaan kecil, karena jika dikerjakan sendiri oleh mereka (perusahaan besar) maka margin-nya menjadi tidak ekonomis.
2. Merupakan pemerataan konsentrasi dari kekuatan – kekuatan ekonomi dalam masyarakat.
(46)
• Hambatan dalam Pengelolaan Usaha kecil.
Berbagai kendala yang menyebabkan kelemahan serta hambatan bagi pengelola suatu usaha kecil di antaranya masih menyangkut faktor intern dari usaha kecil itu sendiri serta beberapa faktor ekstern, sepert:
1. Umumnya penelola small-business meras tidak memerlukan
ataupun tidak pernah melakukan studi kelayakan, penelitian pasar, analisis perputaran uang tunai/kas, serta berbagai penelitian lain yang diperlukan suatu aktivitas bisnis.
2. Tidak memiliki perencanaan sistem jangka panjang, sistem akuntansi yang memadai, anggaran kebutuhan modal, struktur organisasi dan pendelegasian wewenang, serta alat - alat kegiatan manajerial lainnya (perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian usaha) yang umumnya diperlukan oleh suatu perusahaan bisnis yang profit-oriented.
3. Kekurangan informasi bisnis, hanya mengacu pada intuisi dan ambisi pengelola, lemah dalam promosi.
4. Kurangnya petunjuk pelaksanaan teknis operasional kegiatan dan pengawasan mutu hasil kerja dan produk, serta sering tidak konsisten dengan ketentuan – ketentuan order/pesanan, yang mengakibatkan klaim atau produk yang ditolak.
(47)
6. Terlalu banyak biaya-biaya yang diluar pengendalian serta utang yang tidak bermanfaat, juga tidak dipatuhinya ketentuan – ketentuan pembukuan standar.
7. Pembagian kerja tidak proporsional, sering terjadi pengelola memiliki pekerjaan yang melimpah atau karyawan yang bekerja di luar batas jam karja standar.
8. Kesulitan modal kerja atau tidak mengetahui secara tepat berapa kebutuhan modal kerja, sebagai akibat tidak adanya perencanaan kas.
9. Persediaan yang terlalu banyak, khususnya jenis barang – barang yang salah (kurang laku).
10.Lain-lain yang menyangkut mist-manajemen dan ketidakpedulian pengelola terhadap prinsip-prinsip manajerial
11.Resiko dan utang-utang kepada pihak ketiga ditanggung oleh kekayaan pribadi pemilik.
12.Perkembangan usaha tergantung pada pengusaha yang setiap waktu dapat berhalangan karena sakit atau meninggal.
13.Sumber modal terbatas pada kemampuan pemilik.
14.Perencanaan dan program pengendalian tidak ada atau belum pernah merumuskannya.
Meskipun demikian, pemerintah tetap mendorong agar industri/usaha kecil mampu lebih berkembang dan mandiri dengan melaksanakan berbagai program pengembangan usaha kecil yang dilaksanakan oleh
(48)
pemerintah maupun pihak-pihak atau lembaga swadaya masyarakat, diantaranya:
a. Program peningkatan kemampuan usaha
b. Program pengembangan industri kecil untuk menunjang ekspor. c. Program pengembangan keterkaitan sistem bapak angkat dengan
mitra usahanya.
d. Program pengembangan wiraswasta dan tenaga profesi. e. Program penelitian dan pengembangan industri kecil. f. Program penciptaan/pengaturan iklim dan kerja sama.
g. Program pengembangan usaha kecil dari berbagai perguruan tinggi negeri maupun swasta.
h. Seminar dan pameran produk-produk industri kecil tingkat nasional maupun internasional.
2.2.3. Karakteristik Laporan Keuangan
Dalam pemahaman terhadap informasi akuntansi keuangan perlu kiranya diuraikan lebih dahulu tentang kriteria kualitatif laporan keuangan. Karakteristik kualitatif ini merupakan cirri khas yang membuat informasi laporan keuangan berguna bagi pemakainya. Berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK) (1999:5-7) disebutkan ada empat karakteristik pokok yaitu :
(49)
a. Dapat dipahami
Kualitas penting informasi yang ditampung dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pemakai. Untuk maksud ini, pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang seharusnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar pertimbangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pemakai tertentu.
b. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mereka dengan mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi, hasil evaluasi mereka dimasa lalu.
c. Keandalan
Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan pemakainya sebagai penyajian yang tulus dan jujur (faithful representation) dari yang
(50)
seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat disajikan.
Informasi mungkin relevan tetapi jika hakekat atau penyajiannya tidak dapat diandalkan maka pengguna informasi tersebut secara potensial dapat menyesatkan.
d. Dapat diperbandingkan
Pemakai harus dapat memperbandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (trend) posisi dan kinerja keuangan. Pemakai juga harus dapat memperbandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perusahaan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.
2.2.4. Persepsi Manajer bila ditinjau dari Informasi Akuntansi
Keuangannya
Informasi akuntansi keuangan yang dimaksud adalah informasi akuntansi keuangan yang disajikan untuk manajer dan disusun berdasarkan standar akuntansi keuangan (SAK). Wujud nyata informasi akuntansi keuangan yang terdiri dari : neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan modal, laporan arus kas. Menurut Haryono, (1999:21-25) :
(51)
1. Neraca
Adalah suatu daftar yang menggambarkan aktiva (harta kekayaan), kewajiban dan modal yang dimiliki oleh suatu perusahaan saat tertentu. Judul suatu neraca terdiri atas 1) nama organisasi atau perusahaan; 2) nama laporan (dalam hal ini neraca); 3) tanggal neraca. Badan atau isi laporan terdiri atas 3 bagian yaitu : aktiva, kewajiban, modal.
Aktiva adalah sumber-sumber ekonomi yang biasa dinyatakan dalam satuan uang. Kewajiban adalah utang yang harus dibayar oleh perusahaan dengan uang atau jasa pada suatu saat tertentu dimasa yang akan datang. Dengan kata lain kewajiban merupakan tagihan para kreditur kepada perusahaan.Modal adalah hak pemilik perusahaan atas kekayaan (aktiva) perusahaan.
2. Laporan rugi laba
Adalah laporan keuangan yang disusun secara sistematis untuk menyajikan hasil usaha perusahaan dalam rentang waktu tertentu.
Tujuan utama perusahaan adalah mendapatkan laba. Laporan laba rugi disusun dengan maksud untuk menggambarkan hasil operasi perusahaan dalam suatu periode tertentu. Dengan kata lain laporan laba rugi menggambarkan keberhasilan atau kegagalan operasi perusahaan dalam upaya mencapai tujuan. Hasil operasi perusahaan diukur dengan membandingkan antara pendapatan perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh pendapatan tersebut. Apabila
(52)
pendapatan lebih besar dari biaya maka perusahaan akan memperoleh laba. Dan apabila pendapatan lebih kecil dari biaya maka perusahaan akan menderita rugi. Laporan laba rugi harus diberi judul yang terdiri atas : nama perusahaan, nama laporan (dalam hal ini laporan rugi laba) dan periode laporan. Isi laporan rugi laba terdiri atas 3 komponen pokok : pendapatan, biaya, dan laba atau rugi.Pendapatan dalah aliran penerimaan kas atau harta lain yang diterima dari konsumen sebagai hasil penjualan barang atau pemberian jasa.Biaya adalah harga pokok barang yang dijual dan jasa-jasa yang dikonsumsi untuk menghasilkan pendapatan. Laba atau rugi adalah selisih lebih atau kurang antara pendapatan dengan biaya.
3. Laporan perubahan modal
Adalah laporan keuangan yang menyajikan informasi yang mengenai perubahan modal perusahaan akibat operasi perusahaan pada satu periode akuntansi tertentu.
Hasil operasi perusahaan yang berupa laba atau rugi akan berpengaruh terhadap modal pemilik. Apabila perusahaan memperoleh laba, maka laba tersebut akan menambah modal pemilik. Sebaliknya jika perusahaan menderita rugi, maka modal menjadi berkurang. Modal pemilik dapat juga berubah karena adanya tambahan investasi yang dilakukan oleh si pemilik atau karena pemilik mengambil harta perusahaan untuk keperluan pribadi. Dengan demikian modal pemilik akan bertambah 1) karena adanya tambahan investasi dari pemilik ; 2)
(53)
karena perusahaan mendapat laba. Dilain pihak modal pemilik akan berkurang 1) karena pemilik melakukan pengambilan harta perusahaan untuk keperluan pribadi atau disebut pengambilan prive ; 2) karena perusahaan menderita rugi.
4. Laporan arus kas
Adalah laporan yang menyajikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu.
Penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut kegiatan operasi, kegiatan pembelanjaan dan kegiatan investasi. Kegiatan investasi meliputi transaksi-transaksi yang berakibat pada kas, yang menjadi penentu rugi-laba. Kegiatan pembelanjaan meliputi kegiatan dengan pemilik dan kreditur yang berpengaruh pada kas. Kegiatan investasi meliputi kegiatan pembelian aktiva tetap untuk fasilitas produksi, menjualnya kembali kalau sudah tak terpakai dan kegiatan memberi pinjaman uang serta penerimaan dari hasil tagihan atas pinjaman tersebut.
Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan informasi tentang perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan tersebut. Kondisi keuangan perusahaan tercermin dari laporan keuangan. Laporan keuangan perusahaan merupakan bahan yang digunakan oleh manajer untuk menilai prestasinya yang ditunjukkan dari pemahaman terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan yang dibutuhkan oleh manajer ini dapat diperoleh darilaporan keuangan pada periode yang sedang berjalan
(54)
ataupun dari periode sebelumnya. Selain itu laporan keuangan juga digunakan oleh manajer sebagai pertanggungjawaban manajer atas dana-dana yang telah dikelola.
Dalam SAK dijelaskan bahwa tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah pemakaian dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Keberhasilan perusahaan kecil ditinjau dari dua sudut pandang, yaitu sudut pandang ekonomi dan sudut pandang social. Dari segi ekonomi, keberhasilan perusahaan ditinjau dari adanya peningkatan kekayaan perusahaan diluar pinjaman, misalnya : kenaikan laba, tambahan modal sendiri dan rasio-rasio yang lain. Sedangkan segi social, keberhasilan perusahaan ditinjau dari adanya kelangsungan perusahaan dengan kaitannya keberadaan karyawan diperusahaan.
2.2.5. Kerangka Pikir
2.2.5.1.Hubungan Proses Belajar Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil
Istilah belajar yang dimaksud dalam belajar dalam arti kata yang sangat umum, bukan hanya menyangkut proses belajar formal yang biasa dilakukan di bangku sekolah tetapi juga segala bentuk pengalaman, yang merupakan hasil kontak antara manusia dengan lingkungannya.
Menurut pendapat dari Kiryanto, dkk (2001:203) bahwa keberhasilan seorang manajer pun sangat tergantung pada kemampuan
(55)
belajarnya. Dalam lingkungan dunia usaha yang berubah-ubah dengan cepat, dan agar dapat menjalankan tugasnya dengan baik, selain dituntut untuk menguasai aneka ketrampilan teknis, seorang manajer juga dituntut untuk memiliki kemampuan yang tinggi untuk belajar dan beradaptasi dengan lingkungannya tersebut. Belajar dari pengalaman orang lain juga belajar dari kegagalan maupun keberhasilan dimasa-masa yang lalu adalah merupakan contoh dari proses belajar yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam menunjang keberhasilan.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan seorang manajer diperoleh melalui kemampuan dalam belajarnya. proses belajar ini bukan hanya didapat dari bangku sekolah tetapi juga dari segala bentuk pengalaman orang lain yang dapat dimanfaatkan oleh para manajer dalam menunjang keberhasilannya.
2.2.5.2.Hubungan Motivasi Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil
Dalam hal ini motivasi merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Konsep ini digunakan untuk menjelaskan perbedaan-perbedaan dalam intensitas perilaku dimana perilaku yang bersemangat adalah hasil dari tingkat motivasi yang lebih
(56)
kuat, selain itu konsep motivasi digunakan untuk menunjukkan arah perilaku.
Banyak teori yang membicarakan motivasi yang mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku dan hasilnya. Menurut pendapat Kiryanto, dkk (2001:203), teori tersebut dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu : Pertama, teori kepuasan : yang memusatkan perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang, yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku; Kedua, teori proses : yang menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung, dan dihentikan.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa motivasi timbul dari dalam diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku. Dengan adanya perilaku dalam diri ini akan menggerakkan,
mengarahkan, mendukung, dan menghentikan perilaku untuk
menghasilkan sesuatu.
2.2.5.3.Hubungan Kepribadian Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil
Kepribadian merupakan hal penting yang perlu mendapat perhatian untuk menunjukkan keberhasilan dari pengusaha kecil. Kiryanto, dkk
(2001:203) mendefinisikan kepribadian adalah sesuatu yang
(57)
orang tersebut dengan orang lain. Ada dua pendapat yang bertentangan tentang faktor-faktor pembentuk kepribadian.
Pertama, aliran yang percaya bahwa kepribadian seseorang secara murni ditentukan oleh faktor bawaan. Menurut Lambroso (dalam Indryati Sunaryo, 1993) yang berpendapat “a born criminal”. Yang maksudnya bahwa seseorang itu menjadi jahat karena memang ia sudah dilahirkan sebagai penjahat.
Kedua, aliran yang mengagungkan pengaruh faktor lingkungan. Menurut John Locke (dalam Sunaryo, 1993) dengan teori “tabula rasa”. Yang maksudnya bahwa seorang bayi yang dilahirkan itu ibarat selembar kertas putih, lingkunganlah yang dapat menentukan apakah seseorang itu akan menjadi jahat atau baik.
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kepribadian seseorang merupakan ciri khas dari seseorang tersebut yang membedakan dengan orang lain, yang dapat dipengaruhi dari faktor bawaan maupun dari faktor lingkungan.
2.2.5.4.Hubungan Proses Belajar, Motivasi, Kepribadian Terhadap Keberhasilan Pengusaha Kecil
Kelancaran arus informasi akuntansi keuangan dari pengusaha kecil sangat bermanfaat untuk mengetahui bagaimana perkembangan
(58)
usaha perusahaan, bagaimana struktur modalnya, berapa keuntungannya yang telah diperoleh perusahaan pada suatu periode tertentu. Oleh karena itu, pengelolaan pengusaha kecil membutuhkan tenaga yang profesional, baik dibidang usaha, manajemen, organisasi dan akuntansi. Namun dalam penggunaan alat informasi untuk menyampaikan sesuatu kepada pihak lain belum tentu diterima oleh pihak yang bersangkutan sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengirimnya.
Perbedaan persepsi antara si pengirim informasi dengan si penerima informasi sering terjadi. Setiap manajer pengusaha kecil tentu berbeda antara yang satu dengan yang lainnya, baik itu mengenai latar belakang pendidikan, latar belakang keluarga dan lain sebagainya, sehingga pemahaman masing-masing manajer terhadap informasi akuntansi tentu berbeda pula.
Dalam penelitian Kiryanto, dkk (2001:201), menunjukkan bahwa persepsi manajer dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian mempunyai pengaruh yang positif terhadap keberhasilan pengusaha kecil. Hal ini nantinya dapat membantu pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengambil keputusan bisnis yang rasional dimana nantinya dapat menciptakan suatu iklim bisnis yang memungkinkan bagi semua pihak yang berkepentingan.
(59)
Regresi Linier Berganda Proses Belajar
(X1)
Motivasi (X2)
Kepribadian (X3)
Keberhasilan Pengusaha Kecil
(Y)
Dari pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keberhasilan pengusaha kecil dipengaruhi oleh persepsi manajer yang timbul dari dalam diri pribadi manajer (faktor internal) yaitu melalui proses belajar, motivasi dan kepribadian.
2.3. Diagram Kerangka Pikir
Berdasarkan teori dan hasil penelitian diatas maka dapat disusun kerangka pikir sebagai berikut :
Gambar 2.1. Diagram Kerangka Pikir
Keterangan :
X1 = Proses Belajar
X2 = Motivasi
X3 = Kepribadian
(60)
2.4. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang dan tujuan penelitian yang ingin dicapai, maka hipotesis yang dikemukakan disini adalah :
H1. Terdapat pengaruh proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan pengusaha kecil atas penggunaan informasi akuntansi di daerah Kabupaten Tuban.
H2. Bahwa proses belajar mempunyai pengaruh dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil atas penggunaan informasi akuntansi di daerah Kabupaten Tuban.
(61)
3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional
Definisi Operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstrak atau variabel tersebut. (Nazir 1998:152). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 variabel yaitu variabel dependen (Y) dan variabel independen (X).
1. Variabel dependen yaitu Keberhasilan Pengusaha Kecil (Y)
Merupakan keberhasilan dari para pengusaha untuk meningkatkan kinerja perusahaan, baik dalam partisipasi dalam perusahaan maupun pengelolaannya.
2. Variabel independen (X) terdiri atas : a. Proses Belajar (X1)
Merupakan suatu perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya pengalaman.
b. Motivasi (X2)
Merupakan konsep yang menguraikan tentang kekuatan-kekuatan yang ada pada diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku.
(62)
c. Kepribadian (X3)
Merupakan sesuatu yang mengembangkan ciri khas (keunikan) dari seseorang yang membedakan orang tersebut dengan orang lain.
3.1.2. Pengukuran Variabel
Pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan suatu instrumen yang telah diuji secara nyata mengenai validitas dan reabilitasnya.
1. Variabel Keberhasilan Pengusaha Kecil (Y)
Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kiryanto, dkk (2001:204) berupa 4 pernyataan yaitu mengenai orientasi ekonomi dan orientasi sosial. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantic differensialscale yang terukur dalam tujuh poin dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju 2. Variabel Proses Belajar (X1)
Variabel ini merupakan suatu perubahan-perubahan perilaku yang terjadi sebagai hasil akibat adanya jenjang pendidikan dan pengalaman. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kiryanto, dkk (2001:203) berupa 4 pernyataan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantic differensial scale yang terukur dalam tujuh poin dengan pola sebagai berikut :
(63)
3. Variabel Motivasi (X2)
Variabel ini merupakan dorongan dari diri setiap individu untuk memulai dan mengarahkan perilaku yang berdasarkan pada motivasi internal dan eksternal. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kiryanto, dkk (2001:203) berupa 4 pernyataan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantic differensial scale yang terukur dalam tujuh poin dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju
4. Variabel Kepribadian (X3)
Variabel ini merupakan ciri khas dari seseorang yang membedakan orang tersebut dengan orang lain yang terbentuk pada faktor karakteristik individu dan lingkungan yang diukur melalui 4 pernyataan. Variabel ini diukur dengan menggunakan instrumen yang dikembangkan oleh Kiryanto, dkk (2001:203). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantic differensialscale yang terukur dalam tujuh poin dengan pola sebagai berikut :
Sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6 7 sangat setuju
3.2. Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
(64)
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 1999:72). Sedangkan populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha kecil di Kabupaten Tuban sebanyak 57 pengusaha, dengan jenis usaha sebagai berikut :
Tabel 3.1. Jenis-Jenis Usaha di Kabupaten Tuban
No Jenis Usaha Jumlah
Pengusaha 1 Perdagangan :
- Batik 15
- Kripik Gayam 7
- Legen dan Siwalan 3
- Kripik Singkong 8
- Usaha Limbah Kayu Semanding 2
- Anyaman Bambu Merak Urak 4
- Gerabah Sidorejo 2
- Konveksi Ngadirejo Widang 6
- Meubel Gedong Ombo 2
- Kerajinan Ongkek Baturetno 1
2 Pertanian :
- Blimbing Tasmad 1
- Benih Kacang Tanah 2
- Varientas Tuban 2
3 Perikanan :
- Ikan Kering dan Trasi 2
Total 57
Sumber : Kelurahan di Kabupaten Tuban
3.2.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. (Sugiyono, 1999:73). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik probability sampling dengan metode yang dipilih adalah simple random sampling di mana pengambilan
(65)
sampel dilakukan secara acak. Pemilihan dilakukan secara acak, agar semua individu mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih.
Perhitungan jumlah sampel yang digunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Umar (2001:146) dengan menggunakan rumus :
n =
) (
1 Ne2
N
+
=
) 0,05 x 57 ( 1
57
2
+ = 49,89 ≈ 50 pengusaha kecil
Keterangan : n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi
e = Toleransi kesalahan = 5%
Berdasarkan pedoman pengambilan sampel diatas, serta keterbatasan waktu dan biaya, maka peneliti menetapkan jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 50 pengusaha kecil.
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. Jenis Data
Dalam membahas penelitian ini dibutuhkan data-data yang akurat, maka pengumpulan datanya melalui data primer yaitu data atau keterangan yang diperoleh secara langsung dari perusahaan dengan menggunakan teknik kuesioner yang dibagikan kepada pengusaha yaitu pengusaha kecil di Kabupaten Tuban.
(66)
3.3.2. Sumber Data
Sumber data merupakan asal mula pengambilan data, dimana sumber data dalam penelitian ini diambil dari sumber intern perusahaan yaitu industri kecil di Kabupaten Tuban.
3.3.3. Pengumpulan Data
Dilaksanakan dengan melakukan penelitian lapangan yang dilakukan untuk memperoleh data sekunder secara langsung, yaitu mengunjungi obyek penelitian yang dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a. Wawancara
Pengumpulan data yang dilakukan untuk melengkapi penjelasan tentang pengisian kuesioner. Wawancara dilakukan terhadap tiap pengusaha kecil di Kabupaten Tuban dan pihak lain yang dianggap berhubungan dengan data yang diperoleh.
b. Observasi
Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan jalan mengadakan pengamatan secara langsung terhadap obyek yang akan diteliti, hal ini sangat membantu dalam suatu kegiatan pengumpulan, pengolahan, penyajian dan analisis data yang dilakukan dengan metode ilmiah yang hasilnya dapat memberikan suatu kesimpulan yang sangat berguna bagi semua pihak.
(67)
c. Daftar Pertanyaan (Kuesioner)
Teknik pengumpulan data yang akan dilakukan oleh peneliti dengan cara menyebarkan daftar partanyaan yang sudah tersusun rapi atau terstruktur yang dibagikan kepada tiap-tiap manajer.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat pengukur itu (kuesioner) mengukur apa saja yang diinginkan. Valid atau tidaknya alat ukur tersebut dapat diuji dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing – masing butir pertanyaan dengan skor total yang diperoleh dari penjumlahan semua skor pertanyaan. Apabila korelasi antara skor total dengan skor masing – masing pertanyaan signifikan maka dapat dikatakan bahwa alat pengukur tersebut valid.
Dasar pengambilan keputusan menurut Ghozali (2002:137) :
− Jika nilai signifikansi < 0,05, maka variabel atau indikator tersebut valid.
− Jika jika nilai signifikansi > 0,05, maka variabel atau indikator tersebut tidak valid.
3.4.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah jawaban yang diberikan responden dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Dengan perkataan lain, hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan
(68)
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama.
Realibilitas dapat dilihat dari nilai cronbach alpha, dimana instrumen dianggap reliabel apabila cronbrach alpha diatas atau lebih besar dari 0,60 (Ghozali, 2002:133).
3.4.3. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data tersebut memiliki distribusi normal atau tidak. Selanjutnya karena data akan diolah dengan menggunakan uji statistik parameter, syarat utama untuk data tersebut agar dapat diteruskan kepengujian selanjutnya adalah data tersebut harus mengikuti sebaran distribusi normal. Adapun metode yang digunakan untuk mengetahui apakah data tersebut berdistribusi normal atau tidak adalah dengan uji Kolmogrov Smirnov.
Dengan kriteria pengujian bahwa pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah distribusi data mengikuti distribusi normal adalah :
− Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih kecil dari 5%, maka distribusi adalah tidak normal.
− Jika nilai signifikansi (nilai probabilitasnya) lebih besar dari 5%, maka distribusi adalah normal.
(69)
3.4.4. Uji Asumsi Klasik
Persamaan regresi harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Esimator), artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar.
Tiga asumsi dasar yang tidak boleh dilanggar oleh regresi linier berganda yaitu :
1. Tidak boleh ada autokorelasi 2. Tidak boleh ada multikolinieritas 3. Tidak boleh ada heterokedastisitas
Apabila salah satu dari ketiga asumsi dasar tersebut dilanggar, maka persamaan regresi yang diperoleh tidak lagi bersifat BLUE, sehingga pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t menjadi bias.
1. Autokorelasi
Autokorelasi dapat didefinisikan sebagai korelasi antara data observasi yang diurutkan berdasarkan waktu (data time series) atau data
yang diambil pada waktu tertentu (data Cross-sectional) (Gujarati, 1995:201).
Jadi model regresi linier berganda diasumsikan tidak terdapat gejala autokorelasi. Artinya nilai residual (y observasi – y prediksi) pada waktu ke t (e1) tidak boleh ada hubungan dengan nilai residual periode
sebelumnya. (e1-1). Identifikasi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat
(70)
Dasar pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut :
− Bila nilai DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelsi sama dengan 0, berarti tidak ada autokorelasi.
− Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower buond (dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.
− Bilai nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien
autokorelasi lebih kecil dari 0, berarti ada autokorelasi negative.
− Bila nilai DW terletak diantara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
2. Multikolinieritas
Multikolinieritas berarti adanya hubungan linier yang “sempurna” atau pasti, diantara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model regresi. Identifikasi ada atau tidaknya gejala multikolinieritas dapat dites dengan menghitung nilai VIF (Variance Inflation Factor).
Menurut Santoso (2002:206) syarat suatu model regresi liniernya tidak terdapat multikolinieritas adalah nilai VIF kurang dari 10 dan angka tolerance mendekati angka 1.
(71)
3. Heterokedastisitas
Maksud dari penyimpangan heterokedastisitas adalah variabel independen adalah tidak konstan (berbeda) untuk setiap nilai tertentu variabel independen. Pada regresi linier, nilai residual tidak boleh ada hubungan dengan variabel independen. Hal ini bisa diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antar residual dengan seluruh variabel independen.
Menurut Santoso (2002:301), deteksi adanya heteroskedastisitas adalah:
− Jika taraf signifikan > 0,05 maka tidak terjadi heterokedastisitas.
− Jika taraf signifikan < 0,05 maka terjadi heterokedastisitas.
3.4.5. Teknik Analisis
Analisis data diolah dengan menggunakan teknik statistik dalam bentuk regresi linier berganda, dengan rumus sebagai berikut :
Y = βo + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + e ………….(Anonim, 2003 : L-21)
Keterangan :
Y = Keberhasilan pengusaha kecil X1 = Proses belajar
X2 = Motivasi
X3 = Kepribadian
(72)
β1 – β3 = Koefisien regresi berhubungan dengan masing-masing variabel bebas
e = Kesalahan pengganggu
3.4.6. Uji Hipotesis
3.4.6.1. Uji Kesesuaian Model
Uji F dilakukan untuk melihat apakah model yang dianalisis memiliki tingkat kelayakan model yang tinggi yaitu variabel-variabel yang digunakan model mampu untuk menjelaskan fenomena yang dianalisis. Ho : β1 = β2 = β3 = 0 (tidak ada pengaruh yang signifikan antara
variabel X1, X2, X3 terhadap Y).
Hi : β1 = β2 = β3 ≠ 0 (ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1, X2, X3 terhadap Y).
Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikansi (α) 0,05. Kriteria pengujian sebagai berikut :
1) Jika nilai probabilitas > 0,05, maka Ho diterima dan Hi ditolak, berarti tidak ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.
2) Jika nilai probabilitas ≤ 0,05, maka Ho ditolak dan Hi diterima, berarti ada pengaruh yang signifikan X1, X2, X3 terhadap Y.
3.4.6.2. Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji signifikan atau tidaknya pengaruh X1,X2
(1)
4.5.3. Konfirmasi Tujuan Dan Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian dapat mengungkapkan tujuan penelitian yaitu untuk untuk memperoleh bukti empiris mengenai adanya pengaruh persepsi dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap keberhasilan pengusaha kecil. Tujuan ini terjawab dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa terdapat pengaruh baik secara simultan maupun parsial antara proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh terhadap keberhasilan pengusaha kecil sehingga tujuan penelitian ini dapat tercapai.
Sedangkan manfaat dari penelitian ini yaitu hasil penelitian ini diharapkan sebagai sumbangan pemikiran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dimasa yang akan datang bagaimana pengaruh persepsi dari dalam yaitu proses belajar, motivasi dan kepribadian terhadap keberhasilan pengusaha kecil. Dari hasil-hasil pengambilan data serta pengolahan data yang telah dilakukan didapatkan bahwa rata-rata tanggapan para pengusaha mengenai proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh signifikan terhadap keberhasilan pengusaha kecil, yang artinya di Kabupaten Tuban memiliki sumberdaya manusia yang potensial khususnya para pengusahanya.
Untuk mencapai tujuan, sasaran, dan rencana jangka panjang dalam usahanya (perusahaan), maka pengusaha dapat meningkatkan proses belajar, motivasi dan kepribadian dalam perusahaan. Selain itu peneliti juga menyarankan, untuk penelitian yang akan datang sebaiknya
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(2)
88
mengambil populasi dan sampel yang lebih banyak ataupun periode pengamatan yang lebih panjang agar hasil penelitian lebih maksimal lagi.
4.5.4. Keterbatasan Penelitian
Walaupun penelitian ini telah dilakukan dengan baik, namun beberapa keterbatasan tidak bisa dihindari. Seperti penelitian-penelitian empiris lainnya. Keterbatasan yang mungkin dapat mengganggu hasil penelitian ini adalah :
1. Instrumen yang mendasarkan pada persepsi responden. Hal ini akan menimbulkan masalah bila persepsi responden berbeda dengan keadaan sesungguhnya.
2. Penelitian ini hanya menerapkan metode survey melalui kuesioner, peneliti tidak melakukan wawancara atau terlibat langsung dalam aktivitas perusahaan, sehingga simpulan yang diambil hanya berdasarkan pada data yang dikumpulkan melalui penggunaan instrumen secara tertulis.
(3)
89 5.1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis penelitian yang telah dikemukakan dapat diambil kesimpulan sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun kesimpulan yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut :
1. Hipotesis yang menyatakan bahwa proses belajar, motivasi dan kepribadian mempunyai pengaruh secara simultan dan parsial terhadap keberhasilan pengusaha kecil atas penggunaan informasi akuntansi di daerah Kabupaten Tuban telah teruji kebenarannya.
2. Hipotesis yang menyatakan bahwa proses belajar mempunyai pengaruh dominan terhadap keberhasilan pengusaha kecil atas penggunaan informasi akuntansi di daerah Kabupaten Tuban telah teruji kebenarannya.
5.2. Saran
Sebagai implikasi dari hasil penelitian ini, dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :
1. Untuk lebih meningkatkan dan mengembangkan pengusaha kecil, maka para pengusaha perlu lebih meningkatkan lagi keahlian dan pengetahuan tentang kewirausahaan.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(4)
90
2. Berdasarkan penelitian dan pengamatan menunjukkan bahwa pengetahuan dan manajemen perusahaan sangat kurang sekali, maka sebaiknya pemerintah memberikan penyuluhan atau training tentang kewirausahaan. Sehingga dengan adanya peningkatan pemahaman tentang dunia usaha diharapkan akan meningkatkan kemampuan para pengusaha kecil dalam mengelola usahanya.
(5)
Anonim, 2003, Pedoman Penyusunan Usulan Penelitian Skripsi, Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur. AL Haryono Jusuf, 1999, Dasar-dasar Akuntansi, Jilid I Edisi Kelima, Penerbit
Bagian Penerbit Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Farida Januartiningsih, 2003, Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Manajer Atas Keberhasilan Perusahaan Kecil, Universitas Pembangunan Nasional, Surabaya.
Ghozali, Imam, 2002, Aplikasi Analisis multivariate dengan program SPSS, Edisi II, Penerbit Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang. Gujarati, Damodar, 1995, Basic Economics, Mc Graw Hill International Book
Company,Third Edition, Tokyo.
Husein, Umar, 1998, Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
___________, 2001, Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI), 1999, Standart Akuntansi Keuangan (SAK), Penerbit Salemba Empat, Jakarta
Indriyati Sunaryo, 1993, Perilaku Organisasi Teknik dan Manajemen Industri, Penerbit ITB, Bandung.
Kiryanto, Dedi Rusdi dan Sutapa, 2001, Pengaruh Persepsi Manajer Atas Informasi Akuntansi Keuangan Terhadap Keberhasilan Perusahaan Kecil, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.4 No.2, Mei, Universitas Islam Sultan Agung.
Marbun, BN, 1996, Manajemen Perusahaan Kecil, Edisi Pertama, Jakarta, PT, Pustaka Binaman Pressindo.
Margani Pinasti, 2007, Pengaruh Penyelenggaraan dan Penggunaan Informasi Akuntansi terhadap Persepsi Pengusaha Kecil atas Informasi Akuntansi: Suatu Riset Eksperimen, Jurnal Riset Akuntansi Indonesia, Vol.10 No.3. September, Universitas Jendral Sudirman.
Hak Cipta © milik UPN "Veteran" Jatim :
(6)
Megginson, W.L., M.J. Byrd, and L.C. Megginson, 2000, Small Business Management: An Entrepreneur’s Guidebook, Third Edition, Irwin McGraw-Hill, Boston.
Miftah Thoha, 2000, Perilaku Organisasi : Konsep Dasar dan Aplikasinya, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Moh. Nazir, 1998, Metode Penelitian, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Paul S. Bush dan Michael J. Houston, 1998, Marketing Strategic Foundation, Penerbit Richard D. Irwin Inc, Homewood Illionis.
Santoso, Singgih, 2002, Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik, PT. Elex Media Komputindo, Jakarta
Stephen P. Robbins, 1996, Perilaku Organisasi, Jilid I, Edisi Bahasa Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta
Sugiyono, 1999, Metode Penelitian Bisnis, Penerbit CV. Alfabeta, Bandung. Wiwin K.R. Pamungkas, 2000, Analisis Pengaruh Faktor Motivasi, Belajar dan
Sikap Terhadap Pembentukan Persepsi Konsumen Pada Surat Kabar Harian Surya di Surabaya, Universitas Pembangunan Nasional, Surabaya.