FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI

(1)

i

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH

ATAS INFORMASI AKUNTANSI

(Studi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara)

SKRIPSI

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi pada Universitas Negeri Semarang

Oleh

DIAH SETYOWATI NIM 7250406570

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2011


(2)

ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:

Hari : Rabu

Tanggal : 22 Desember 2010

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Partono Thomas, M.S. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si. NIP. 19521219191982031002 NIP. 197510101999031001

Mengetahui, Ketua Jurusan Akuntansi

Amir Mahmud, S.Pd., M.Si. NIP. 197212151998021001


(3)

iii

PENGESAHAN KELULUSAN

Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada :

Hari : Selasa

Tanggal : 1 Februari 2011

Penguji Skripsi

Amir Mahmud, S.Pd., M.Si. NIP. 197212151998021001

Anggota I Anggota II

Dr. Partono Thomas, M.S. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si. NIP. 19521219191982031002 NIP. 197510101999031001

Mengetahui : Dekan Fakultas Ekonomi

Drs. S. Martono, M.Si. NIP.196603081989011001


(4)

iv

PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat temuan atau orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Semarang, 22 Desember 2010

Diah Setyowati


(5)

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO:

^ Jenius adalah 1% inspirasi dan 99% keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan (Thomas A. Edison)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini saya persembahkan untuk:

^ Bapak Soeparno (Alm)

^ Ibu Munafi’ah

^ Mbak Chipung, Mbak Widha, dan Kak Cipta

^ Almamaterku

^ Sahabat-sahabatku Ipah, Nadia, Nanik, Yayuk ,Astri, Susi, Nofia, dan Niken

^ Teman – teman Accounting Class Paralel B’06 yang tidak bisa ku sebutkan satu per satu,


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul ”Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi (Studi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara)”.

Penulis menyadari bahwa terwujudnya skripsi ini karena adanya bimbingan, bantuan, saran dan kerjasama dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati dan rasa hormat, penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih atas segala bantuan yang telah diberikan. Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada :

1. Rektor Universitas Negeri Semarang, Prof. Dr. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si. yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk belajar dan menuntut ilmu di Universitas Negeri Semarang,

2. Dekan Fakultas Ekonomi, Drs. S. Martono, M.Si. yang telah memberikan pelayanan dan kesempatan mengikuti program SI di Fakultas Ekonomi,

3. Ketua Jurusan Akuntansi Amir Mahmud, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan selama masa studi di Jurusan Akuntansi,

4. Dosen Pembimbing I, Dr. Partono Thomas, M.S. yang telah memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik, 5. Dosen Pembimbing II, Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si. yang telah

memberikan bimbingan dan arahan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik,

6. Dosen Penguji, Amir Mahmud, S.Pd., M.Si. yang telah memberikan saran, masukan, kritikan, dan kebijaksanaannya dalam ujian skripsi,

7. Dosen Wali Kelas Akutansi S1 Paralel B, Drs. Heri Yanto, M.Ba. yang telah memberikan motivasi dan arahan selama menjalani perkuliahan,

8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang, yang telah membimbing, mengarahkan, dan membagikan ilmu pengetahuannya.


(7)

vii

9. Staf administrasi Jurusan Akuntansi, Bapak Agus Yanto, yang telah memberikan pelayanan administrasi selama masa penelitian,

10. Kepala UPT LITBANG BAPPEDA Kabupaten Jepara, Anik Susila, SP, M.Si, yang telah memberikan ijin penelitian di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara,

11. Seluruh pengusaha kecil dan menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini, 12. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat penulis sebutkan satu persatu.

Harapan penulis semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Semarang, 27 Januari 2011 Penulis


(8)

viii

SARI

Diah Setyowati. 2010. ”Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi (Studi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara)”. Skripsi. Jurusan Akuntansi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Dr. Partono Thomas, M.S. Pembimbing II. Muhammad Khafid, S.Pd., M.Si.

Kata kunci : Usaha Kecil dan Menengah, Informasi Akuntansi, Persepsi, Skala Usaha, Umur Perusahaan, Pengetahuan Akuntansi, Pengalaman dalam Informasi Akuntansi.

Informasi akuntansi diharapkan dapat dilaksanakan dalam berbagai organisasi karena semakin rumitnya variabel-variabel yang dihadapi termasuk dalam perusahaan kecil sekalipun. Namun diperkirakan dari seluruh UMKM di Indonesia hanya 5% yang menyelenggarkan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Tidak adanya penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dalam pengelolaan UKM, pada dasarnya ditentukan oleh persepsi atas informasi akuntansi para pengusaha kecil dan menengah yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Berdasar hal tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis secara simultan dan parsial pengaruh skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas Informasi di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara .

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha kecil dan menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kab.Jepara yang terdaftar di Dinas Koperasi, UKM dan Pengelolaan Pasar Kab.Jepara tahun 2009 yang berjumlah 36 pengusaha. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei lapangan menggunakan kuesioner. Metode analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis regresi berganda dengan α 0.05.

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata pengusaha kecil dan menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara memiliki persepsi yang netral atas informasi akuntansi. Berdasarkan hasil uji regresi berganda, secara simultan diperoleh nilai sig. 0.000 < α 0.05 dan secara parsial di peroleh nilai sig. skala usaha 0.195 > α 0.05, nilai sig. umur perusahaan 0.746 > α 0.05, nilai sig. pengetahuan akuntansi 0.003 < α 0.05, dan nilai sig. pengalaman dalam informasi akuntansi 0.000 < α 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa secara simultan variabel skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi, dan secara parsial hanya variabel pengetahuan akuntansi dan pengalaman dalam informasi akuntansi yang berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi. Saran yang berkaitan dengan hasil penelitian ini yaitu agar pihak-pihak yang terkait dengan pengembangan dan pemberdayaan usaha kecil dan menengah di Kabupaten Jepara dapat memberikan pelatihan akuntansi pada para pengusaha kecil dan menengah di Kabupaten Jepara.


(9)

ix

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

PENGESAHAN KELULUSAN... iii

PERNYATAAN ... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

SARI ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 ... Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 10

1.3 Tujuan Penelitian... 11

1.4 Manfaat Penelitian ... 11

BAB II LANDASAN TEORI ... 13

2.1 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) ... 13

2.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah ... 13

2.1.2 Karakteristik Usaha Kecil dan Menengah ... 15

2.1.3 Pengusaha Kecil dan Menengah ... 16

2.2 Informasi Akuntansi ... 18

2.2.1 Pengertian Informasi Akuntansi ... 18

2.2.2 Tujuan Informasi Akuntansi ... 20

2.2.3 Jenis Informasi Akuntansi ... 21


(10)

x

2.3.1 Pengertian Persepsi ... 23

2.3.2 Proses Pembentukan Persepsi... 25

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi ... 26

2.3.3.1 Skala Usaha ... 32

2.3.3.2 Umur Perusahaan ... 34

2.3.3.3 Pengetahuan Akuntansi ... 35

2.3.3.4 Pengalaman dalam Informasi Akuntansi ... 36

2.4 Penelitian Terdahulu ... 38

2.5 Kerangka Berfikir ... 40

2.6 Hipotesis Penelitian ... 44

BAB III METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Populasi Penelitian ... 45

3.2 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel ... 45

3.2.1 Skala Usaha ... 46

3.2.2 Umur Perusahaan ... 46

3.2.3 Pengetahuan Akuntansi ... 46

3.2.4 Pengalaman dalam Informasi akuntansi ... 47

3.2.5 Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi ... 47

3.3 Sumber Data ... 48

3.4 Metode Pengumpulan Data ... 48

3.5 Validitas dan Reliabilitas ... 50

3.5.1 Validitas ... 50

3.5.2 Reliabilitas ... 52

3.6 Metode Analisis Data ... 53

3.6.1 Analisis Deskriptif Responden ... 53

3.6.2 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 54

3.6.3 Uji Asumsi Klasik... 56

3.6.3.1 Uji Normalitas ... 56

3.6.3.2 Uji Multikolinieritas ... 56


(11)

xi

3.6.4 Analisis Regresi Berganda ... 58

3.6.5 Uji Hipotesis ... 58

3.6.5.1 Uji Simultan dengan F-test ... 59

3.6.5.2 Koefisien Determinasi ... 59

3.6.5.3 Uji Parsial dengan t-test ... 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 62

4.1 Hasil Penelitian ... 62

4.1.1 Deskripsi Data ... 62

4.1.2 Analisis Deskriptif Responden ... 62

4.1.3 Analisis Deskriptif Variabel Penelitian ... 64

4.1.3.1 Skala Usaha ... 64

4.1.3.2 Umur Perusahaan ... 64

4.1.3.3 Pengetahuan Akuntansi ... 65

4.1.3.4 Pengalaman dalam Informasi Akuntansi ... 66

4.1.3.5 Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi ... 69

4.1.4 Uji Asumsi Klasik ... 73

4.1.4.1 Uji Normalitas ... 73

4.1.4.2 Uji Multikolinieritas ... 74

4.1.4.3 Uji Heteroskedastisitas ... 75

4.1.4 Analisis Regresi Berganda ... 77

4.1.5 Uji Hipotesis ... 78

4.1.5.1 Uji Simultan dengan F-test ... 78

4.1.5.2 Koefisien Determinasi ... 79

4.1.5.3 Uji Parsial dengan t-test ... 80

4.2 Pembahasan ... 82

4.2.1 Pengaruh Skala Usaha Umur Perusahaan Pengetahuan Akuntansi dan Pengalaman dalam Informasi Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi... 82


(12)

xii

4.2.2 Pengaruh Skala Usaha Terhadap Persepsi Pengusaha

Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi... 84

4.2.3 Pengaruh Umur Perusahaan Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi... 85

4.2.4 Pengaruh Pengetahuan Akuntansi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi ... 87

4.2.5 Pengaruh Pengalaman dalam Informasi Terhadap Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi ... 88

BAB V PENUTUP ... 90

5.1 Kesimpulan ... 90

5.2 Saran ... 91

DAFTAR PUSTAKA ... 93


(13)

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. ... Kerang ka Konseptual ... 43 2. ... Kurva

P-Plot ... 73 3. ... Grafik


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu ... 38

3.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi (X3) ... 50

3.2 Hasil Uji Validitas Pengalaman dalam Informasi Akuntansi (X4) .. 51

3.3 Hasil Uji Validitas Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi (Y) ... 52

3.4 Hasil Uji Reliabilitas ... 53

3.5 Kategori Penilaian ... 55

4.1 Deskripsi Karakteristik Responden ... 63

4.2 Deskripsi Skala Usaha ... 64

4.3 Deskripsi Umur Perusahaan ... 65

4.4 Deskripsi Pengetahuan Akuntansi ... 65

4.5 Deskripsi Pengalaman dalam Informasi Akuntansi ... 66

4.6 Deskripsi Pengalaman Menyelenggarakan Informasi Akuntansi... 67

4.7 Deskripsi Pengalaman Menggunakaan Informasi Akuntansi ... 68

4.8 Deskripsi Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi ... 69

4.9 Deskripsi Persepsi Terhadap Manfaat Informasi Akuntansi ... 70

4.10 Deskripsi Persepsi Terhadap Perbandingan Biaya dan Manfaat Informasi Akuntansi ... 71

4.11 Deskripsi Persepsi Terhadap Kesediaan Menyelenggarakan Informasi Akuntansi ... 72

4.12 Hasil Uji Normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov ... 74

4.13 Hasil Uji Multikolinieritas ... 75

4.14 Hasil Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser ... 76

4.15 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 77


(15)

xv

4.17 Koefisien Determinasi ... 79

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman 1. Uji Kualitas Data (Validitas dan Reliabilitas) ... 97

2. Instrumen Penelitian ... 101

3. Tabulasi Data ... 111

4. Analisis Deskriptif ... 116

5. Analisis Regresi Berganda ... 128


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dewasa ini semakin disadari bahwa pengembangan dan pertumbuhan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran penting dalam perekonomian suatu bangsa. Sektor UKM secara umum berperan dalam menciptakan lapangan kerja, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mempercepat pemerataan pendapatan melalui kesempatan berusaha. Pengembangan UKM menjadi relevan dilakukan di Indonesia mengingat struktur usaha yang berkembang di Indonesia selama ini bertumpu pada keberadaan industri kecil dan menengah. Hal ini dibuktikan dengan adanya fakta bahwa dari 51 juta usaha di Indonesia pelaku UMKM mencapai 99%-nya (Kompas, 27 Agustus 2009).

Perhatian terhadap UKM semakin besar manakala sektor ini mampu melewati krisis ekonomi yang terjadi di tahun 1997/1998. Krisis ekonomi yang ditandai dengan kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar tidak membuat UKM untuk ikut gulung tikar. Keadaan ini membuktikan bahwa sektor UKM sangat tangguh dan fleksibel dalam menghadapi berbagai kondisi perekonomian termasuk kondisi yang kurang menguntungkan.

Ketangguhan sektor UKM dalam menghadapi berbagai tantangan tidak terlepas dari peranan seorang pengusaha kecil dan menengah. Dalam UKM biasanya pengusaha merupakan pemilik sekaligus pengelola


(17)

perusahaan (manajer). Oleh karena itu, pengusaha mempunyai tanggung jawab penuh terhadap jalannya perusahaan, sehingga semua keputusan yang bersangkutan dengan perusahaan sepenuhnya berada ditangan mereka. Tentu saja hal ini menjadi tugas yang berat bagi seseorang yang tidak memiliki keahlian yang bermacam-macam untuk menyelesaikan sendiri masalah yang timbul dalam perusahaannya. Dengan demikian, besar kemungkinan dalam membuat suatu keputusan seorang pengusaha kecil dan menengah akan melakukan banyak kesalahan.

Kurangnya kualifikasi pengusaha kecil dan menengah sebagai seorang manajer tidak berarti pengusaha kecil dan menengah merupakan pimpinan yang tidak baik. Mereka merupakan orang-orang yang kreatif dan inovatif yang berani mengambil resiko untuk berusaha sendiri. Keberanian mereka dalam mengambil resiko inilah yang pada akhirnya mengantarkan mereka pada kesuksesan. Namun, tidak sedikit pula pengusaha kecil dan menengah yang mengalami kegagalan di tengah karir mereka. Salah satu penyebab kegagalan tersebut adalah kelemahan dalam mengelola keuangannya. Menurut Wibowo dkk. pengendalian keuangan yang lemah dan administrasi yang kacau menjadi salah satu sebab utama gagalnya suatu perusahaan (2000:37).

Sekarang ini semakin disadari bahwa untuk meningkatkan daya saing suatu perusahaan diperlukan kemampuan untuk mengelola keuangan yang baik, salah satunya dengan memanfaatkan sistem informasi akuntansi. Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan


(18)

3

yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Bagi seorang manajer, akuntansi berperan membantu tugas-tugas mereka khususnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan (Jusup, 2003: 3). Itulah sebabnya akuntansi harus dipelajari oleh para usahawan sekarang ini.

Informasi akuntansi merupakan bagian yang terpenting dari seluruh informasi yang diperlukan manajemen terutama yang berhubungan dengan data keuangan suatu perusahaan (Baridwan, 2000:1). Tujuan informasi akuntansi tersebut adalah memberikan petunjuk dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi (Ikhsan dan Ishak, 2005:1). Dalam berbagai aktivitas usaha, informasi akuntansi dipandang potensial karena mampu memberikan kontribusi terhadap berbagai tindakan yang bisa dijadikan pertimbangan dalam perencanaan, pengawasan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu para pengusaha kecil dan menengah dituntut untuk memiliki kemampuan menganalisis dan menggunakan data akuntansi.

Informasi akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Informasi dari laporan keuangan tersebut sangat bermanfaat bagi UKM untuk menyusun berbagai proyeksi, misalnya kebutuhan kas dimasa yang akan datang (Kriyanto dkk. 2001: 200). Selain


(19)

itu, informasi akuntansi juga dapat digunakan untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan, pengendalian intern perusahaan, dan sebagai bahan pertanggungjawaban terhadap pihak-pihak yang berkepentingan dengan perusahaan seperti investor, pemerintah, kreditor, dll. Kewajiban menyelenggarakan pencatatan akuntansi yang baik bagi UKM di Indonesia sebenarnya telah tersirat dalam Undang-undang usaha kecil no. 9 tahun 1995 dan dalam Undang-undang perpajakan (Pinasti, 2007: 322).

Kesenjangan terjadi pada pemanfaatan informasi akuntansi antara harapan dengan kondisi yang sebenarnya. Diharapkan akuntansi dapat dilaksanakan dalam berbagai organisasi karena semakin rumitnya variabel-variabel yang dihadapi termasuk dalam perusahaan kecil sekalipun (Jusup, 2003: 6). Dalam setiap organisasi (perusahaan) akuntansi digunakan untuk pangambilan keputusan manajemen. Dengan demikian akuntansi merupakan suatu sistem informasi yang sangat diperlukan oleh perusahaan modern sekarang ini termasuk UKM. Namun kenyataanya pemanfaatan informasi akuntansi oleh UKM masih sangat lemah. Diperkirakan dari seluruh UMKM di Indonesia hanya 5% yang menyelenggarkan dan menggunakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya (Kompas, 27Agustus 2009).

Ketua Umum Kadin Indonesia Mohamad S Hidayat menyatakan “para pengusaha mikro, kecil dan menengah umumnya masih mengerjakan pembukuan sebatas pencatatan pendapatan dan pengeluaran, akibatnya laba bersih perusahaan dan estimasi pajak penghasilan sulit diketahui sehingga


(20)

5

menjadi kesulitan tersendiri bagi para pengusaha kecil untuk menentukan strategi pengembangan bisnisnya” (Kompas, 27Agustus 2009).

Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan terhadap 8 pengusaha kecil dan menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara diperoleh hasil bahwa 1 pengusaha telah membuat laporan keuangan (laporan L/R, dan perubahan modal), 1 pengusaha melakukan pencatatan sebatas pendapatan dan pengeluaran, dan sisanya 6 pengusaha tidak melakukan suatu pencatatan apapun. Para pengusaha yang tidak membuat laporan keuangan beranggapan bahwa mereka tidak memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan informasi akuntansi karena keterbatasan pengetahuan mereka terhadap informasi akuntansi. Selain itu mereka juga beranggapan bahwa pada skala usaha mereka seperti sekarang ini belum membutuhkan pencatatan akuntansi yang rinci. Meski demikian, mulai disadari bahwa dalam usaha mereka sebenarnya dibutuhkan suatu sistem pengelola keuangan yang baik.

Tidak adanya penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dalam pengelolaan UKM, pada dasarnya ditentukan oleh persepsi atas informasi akuntansi para pengusaha kecil dan menengah yang bertindak sebagai pembuat keputusan. Pemilihan dan penetepan keputusan bisnis pada dasarnya melibatkan aspek-aspek keperilakuan dari para pengambil keputusan, oleh karena itu akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi yang dapat dihasilkan oleh akuntansi (Ikhsan dan Ishak, 2008: 1).


(21)

Kreitner dan Kinicki dalam Pinasti (2007:322) menjelaskan bahwa persepsi seseorang akan mempengaruhi perilaku dan keputusannya. Pada umumnya setiap orang dapat memiliki persepsi yang berbeda-beda terhadap suatu hal yang sama. Perbedaan persepsi antara orang-orang ini disebabkan karena perasaan individu yang penerimaannya berbeda fungsi dan hal ini terutama sekali disebabkan oleh kecenderungan perbedaan (Ikhsan dan Ishak, 2008: 59). Oleh karena itu, setiap orang cenderung bertindak berdasarkan persepsinya masing-masing dengan mengabaikan apakah persepsinya itu mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya atau tidak. Begitu juga dengan pengusaha kecil dan menengah akan bertindak sesuai dengan persepsi mereka masing-masing termasuk dalam penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dalam usahanya.

Persepsi seseorang terhadap suatu hal pada dasarnya dipengaruhi oleh berbagai faktor. Faktor-faktor tersebut bisa berasal dari luar maupun dari dalam diri pengusaha kecil dan menengah. Faktor-faktor perhatian dari luar meliputi intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan, dan hal-hal baru berikut ketidakasingan, sedangkan faktor-faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain proses belajar, motivasi, dan kepribadian (Kiryanto dkk. 2001: 203).

Penelitian ini akan menggunakan skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi sebagai variabel yang diduga mempengaruhi persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi. Skala usaha dan umur perusahaaan merupakan


(22)

7

faktor yang berasal dari luar diri pengusaha kecil dan menengah yang diduga mempengaruhi persepsi mereka atas informasi akuntansi. Sedangkan pengetahuan akuntansi dan pengalaman dalam informasi akuntansi merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pengusaha kecil dan menengah yang diduga akan mempengaruhi persepsi mereka atas informasi akuntansi.

Skala usaha merupakan ukuran perusahaan yang dapat diukur dengan jumlah modal kerja, jumlah tenaga kerja, jumlah produksi, besarnya investasi, dll. Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) menunjukkan bahwa jumlah informasi akuntansi yang digunakan tergantung pada ukuran usaha yang dikategorikan menurut jumlah karyawan. Hal ini berarti bahwa persepsi pengusaha (manajer) berubah sejalan dengan perubahan skala perusahaan yang diukur dengan jumlah karyawan.

Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah (2006: 70), Ismail dan King (2007: 12), dan Astuti (2007: 40) yang menunjukkan bahwa skala usaha yang diukur berdasarkan jumlah karyawan berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Namun berbeda dengan hasil penelitian Solovida (2003: 59) yang menunjukkan bahwa skala usaha yang diukur berdasarkan jumlah karyawan tidak berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.

Umur perusahaan merupakan lamanya suatu perusahaan telah menjalankan operasinya pada manajemen yang sama. Holmes dan Nicholls (1988) memperlihatkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi


(23)

oleh umur perusahaan, yaitu semakin muda umur perusahaan terdapat kecenderungan menyatakan informasi akuntansi secara ekstensif untuk membuat keputusan dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua umurnya. Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solovida (2003: 59) yang menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi. Berbeda dengan hasil penelitian Astuti (2007: 40) yang menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh umur perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi, yang berarti bahwa persepsi pengusaha (manajer) tidak terpengaruh dengan umur perusahaan.

Pengetahuan akuntansi merupakan pengetahuan keakuntansian yang dimiliki oleh pengusaha kecil dan menengah. Hasil penelitian Fitriyah (2006: 62) menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi. Selanjutnya Fitriyah (2006: 78) menjelaskan bahwa pengetahuan akuntansi sangat diperlukan oleh pemilik perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan. Senada dengan Fitriyah (2006), hasil penelitian Ismail dan King (2007: 10) menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi pemilik/manajer berpengaruh terhadap penerapan sistem informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur kecil dan menengah di Malaysia.

Proses belajar mengenai akuntansi akan meningkatkan pengetahuan akuntansi pengusaha (manajer), sehingga pemahaman pengusaha (manajer) untuk menerapkan informasi akuntansi dalam usahanya juga akan semakin


(24)

9

meningkat. Hasil penelitian Kiryanto dkk. (2001: 206) menunjukkan bahwa proses belajar berpengaruh terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi keuangan.

Pengalaman dalam informasi akuntansi merupakan pengalaman pengusaha (manajer) dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi. Pinasti (2007: 325) menyatakan bahwa persepsi negatif atas informasi akuntansi diduga didasari oleh gambaran yang bukan berasal dari pengalaman pengusaha kecil dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi. Hasil penelitian Pinasti (2007: 330) menunjukkan bahwa pengalaman dalam informasi akuntansi yang diukur dengan penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi secara empiris melalui riset eksperimennya mempunyai pengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi.

Penelitian ini dilakukan pada pengusaha kecil dan menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara. Lokasi ini dipilih karena Kabupaten Jepara mempunyai potensi sebagai sentra UKM dibidang kerajinan seni relief/ukiran yang produknya telah sampai ke mancanegara. Hal ini berarti produk relief/ukiran tidak hanya dipasarkan di pasar lokal namun telah memasuki pasar global, dan untuk dapat bertahan dalam ketatnya persaingan di pasar, suatu perusahaan harus mempunyai kemampuan untuk mengelola keuanganannya dengan baik yaitu dengan memanfaatkan informasi akuntansi dalam usahanya. Namun berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan sangat sedikit pengusaha kecil


(25)

dan menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara yang telah memanfaatkan informasi akuntansi dalam usahanya.

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dilakukan penelitian mengenai “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi (Studi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara)”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi secara simultan berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi?

2. Apakah skala usaha berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi?

3. Apakah umur perusahaan berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi?

4. Apakah pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi?

5. Apakah pengalaman dalam informasi akuntansi berpengaruh terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi?


(26)

11

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diajukan, maka penelitian ini bertujuan:

1. Menganalisis secara simultan pengaruh skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.

2. Menganalisis pengaruh skala usaha terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.

3. Menganalisis pengaruh umur perusahaan terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.

4. Menganalisis pengaruh pengetahuan akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.

5. Menganalisis pengaruh pengalaman dalam informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi. 1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

a. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Jepara, dan Dinas Koperasi, UKM dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Jepara dalam pemberdayaan dan pengembangan UKM. Selain itu penelitian ini diharapkan dapat berguna


(27)

bagi Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam penyusunan standar akuntansi untuk UKM.

b. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan acuan bagi penelitian-penelitian dimasa yang akan datang mengenai informasi akuntansi untuk pengusaha kecil dan menengah. Serta untuk mendorong dilakukannya penelitian-penelitian tentang informasi akuntansi yang relevan bagi UKM dimasa yang akan datang.


(28)

13

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Usaha Kecil dan Menengah (UKM) 2.1.1 Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

Batasan definisi usaha kecil dan menengah (UKM) masih berbeda-beda sampai saat ini tergantung pada fokus permasalahanya masing-masing. Dun Steinhoff dan John F. Burgess (1993) dalam Suryana (2006: 118) mengemukakan bahwa definisi usaha kecil telah didefinisikan secara berbeda tergantung pada kepentingan organisasi.

Pembatasan atau definisi UKM yang berbeda-beda dapat terjadi karena perbedaan kriteria yang dipakai untuk membedakan kelompok usaha. Ada bermacam-macam kriteria yang digunakan untuk mengelompokkan usaha diantaranya adalah jumlah modal kerja , jumlah tenaga kerja, jumlah produksi, besarnya investasi, dll.

Undang-undang No.9 tahun 1995 pasal 1 memberikan pengertian usaha kecil, menengah, dan besar sebagai berikut:

1. Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dan memenuhi kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam Undang-undang ini.


(29)

2. Usaha menengah dan besar adalah kegiatan ekonomi yang mempunyai kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan lebih besar dari pada kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan usaha kecil.

Selanjutnya Undang-undang tersebut dalam pasal 5 mengemukakan kriteria usaha kecil yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah), tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau 2. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 1.000.000.000,00

(satu milyar rupiah)

3. Milik Warga Negara Indonesia

4. Berdiri sendiri, bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau berafiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau besar

5. Berbentuk usaha orang perseorangan, badan usaha yang tidak berbadan hukum, atau badan usaha yang berbadan hukum termasuk koperasi

Badan Pusat Statistik Indonesia (BPS) 1988 dalam Suryana (2006: 119) membuat pengelompokan pada industri pengolahan skala kecil, menengah, dan besar berdasarkan jumlah karyawannya. Pengelompokan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja 1 – 4 orang dikelompokkan sebagai industri rumah tangga.

2. Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja 5 – 19 orang dikelompokkan sebagai usaha kecil.


(30)

15

3. Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja 20 – 99 orang dikelompokkan sebagai usaha menengah.

4. Usaha industri pengolahan yang memiliki tenaga kerja lebih dari 100 orang dikelompokkan sebagai usaha besar.

Dinas Perindustrian dan Perdagangan berdasarkan Perda Kabupaten Jepara nomor 11 Tahun 2001 tentang usaha industri dan ijin perluasan, mengelompokan industri berdasarkan besarnya investasi, yaitu sebagai berikut:

1. Industri kecil, besarnya investasi antara Rp. 5.000.000,00 sampai dengan Rp. 200.000.000,00

2. Industri menengah, besarnya investasi antara Rp.200.000.000,00 sampai dengan Rp. 1.000.000.000,00

3. Industri besar, besarnya investasi di atas Rp. 1.000.000.000,00

Definisi perusahaan kecil dan menengah pada penelitian ini mengacu pada pengelompokan usaha menurut skala usaha yang dikeluarkan oleh BPS. Namun, dalam penelitian ini menggabungkan klasifikasi industri rumah tangga dengan usaha kecil, menjadi klasifikasi perusahaan kecil yang memiliki tenaga kerja 1 sampai 19 orang. Sedangkan jumlah tenaga kerja 20 sampai 99 orang diklasifikasikan sebagai usaha menengah.

2.1.2 Karakteristik Usaha Kecil dan Menengah

Suryana (2006:120) menjelaskan pada umumnya UKM memiliki ciri-ciri khusus yaitu manajemen, modal, dan operasinya bersifat lokal. Pada


(31)

UKM manajer yang mengoperasikan perusahaan adalah pemilik yang mengambil berbagai keputusan secara mandiri. Modal yang diperlukan juga biasanya relatif kecil dan hanya dari beberapa sumber. Karena modalnya relatif kecil dan dikelola secara mandiri maka daerah operasinya adalah lokal. Akan tetapi, secara keseluruhan merupakan sektor yang mampu menyerap tenaga kerja lokal yang cukup besar dan tersebar.

Prawirokusumo (2001: 78) menyatakan bahwa UKM secara umum memiliki karakteristik sebagai berikut:

1. Fleksibel, dalam arti jika menghadapi hambatan dalam menjalankan usahanya akan mudah berpindah ke usaha lain.

2. Dalam permodalannya tidak selalu tergantung pada modal dari luar, UKM dapat berkembang dengan kekuatan modal sendiri.

3. UKM tersebar diseluruh Indonesia dengan kegiatan usaha di berbagai sektor, merupakan sarana distributor barang dan jasa dalam rangka melayani kebutuhan masyarakat.

2.1.3 Pengusaha Kecil dan Menengah

Pembahaasan mengenai UKM tidak terlepas dari pengusaha atau wirausahanya yang sangat mendominasi perilaku bisnis dan sangat menentukan arah masa depan suatu UKM. Pengusaha kecil dan menengah pada umumnya merupakan seseorang yang merencanakan namun terlibat dalam pengawasan bahkan sebagai pelaksana. Dengan kata lain pengusaha kecil dan menengah melakukan berbagai fungsi dan peran dalam usaha yang dimilikinya.


(32)

17

Longenecker (2001: 483) mengemukakan bahwa para pendiri perusahaan baru tidak selalu merupakan anggota organisasi yang baik. Mereka merupakan orang-orang yang kreatif dan inovatif yang mengambil resiko untuk berusaha sendiri. Namun mereka sering terdorong ke dalam kewirausahaan oleh peristiwa-peristiwa yang timbul dan terkadang mengalami kesulitan mencocokan kedalam peran oraganisasi yang konvensional. Akibatnya para pendiri mungkin gagal untuk menghargai nilai praktik manajemen yang baik.

Reksohadiprodjo dkk. (1994: 20), menyatakan bahwa dalam perusahaan kecil, pimpinan pelaksana umumnya mempunyai kewajiban sehari-hari dan bertanggungjawab penuh. Dengan demikian semua keputusan tentang masalah-masalah diambil atau diputuskan sendiri. Akibatnya manajer kemungkinan besar membuat kesalahan yang bermacam-macam karena masalah yang berbermacam-macam-bermacam-macam harus diselesaikan sendiri.

Wibowo, dkk (2008: 36) menyatakan ada hal-hal yang sering diabaikan oleh pengusaha kecil dalam soal keuangan. Kebanyakan mereka tidak tahu atau belum menerapkan prinsip-prinsip pengelolaan keuangan yang baik, terutama perusahaan kecil perorangan. Pengendalian keuangan umumnya tanpa pedoman. Kelemahan ini akan terungkap ketika akan mengambil kredit di bank. Subanar (2001: 69) menjelaskan pola pengelolaan keuangan dalam sistem akuntansi yang diterapkan pada usaha kecil dapat berpedoman kepada pola umum yang telah dikenal dan digunakan oleh berbagai perusahaan besar, namun jika kurang sesuai maka


(33)

dapat memodifikasi sesuai dengan keperluan dengan tetap memperhatikan fungsi perencanaan dan pengawasannya. Selanjutnya juga dijelaskan bahwa administrasi pembukuan usaha kecil memerlukan minimal 3 (tiga) jenis buku pencatatan meliputi buku harian, buku jurnal, dan buku besar.

Berdasarkan uraian mengenai pengusaha kecil dan menengah di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengusaha kecil dan menengah dalam usahanya dituntut untuk melaksanakan berbagai fungsi yang bermacam-macam. Bagi seseorang yang tidak memiliki banyak keahlian melaksanakan fungsi yang bermacam-macam merupakan tugas yang berat. Berbeda dengan kondisi perusahaan besar yang tugas untuk perencanaan, pelaksanaan serta pengendalian, dan pengawasannya dilakukan oleh orang yang berbeda sesuai dengan keahlian tiap orang. Oleh karena itu seorang pengusaha kecil dan menengah yang baru melangkah masuk dalam dunia usaha harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kompetisi persaingan yang mungkin tidak sehat.

2.2 Informasi Akuntansi

2.2.1 Pengertian Informasi Akuntansi

Definisi akuntansi menurut Jusup (2003: 4) dapat dirumuskan dari dua sudut pandang, yaitu dari sudut pemakai jasa akuntansi, dan dari sudut proses kegiatannya. Dari sudut pemakainya akuntansi didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan suatu organisasi. Sedangkan ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi


(34)

19

didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi.

Akuntansi sangat dibutuhkan oleh setiap perusahaan, baik perusahaan yang berskala besar maupun yang berskala kecil. Dalam akuntansi, transaksi-transaksi keuangan diolah sedemikian rupa sehingga menjadi laporan yang siap digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen (Jusup, 2003:6). Laporan keuangan yang siap digunakan akan memberikan informasi kepada berbagai pihak yang membutuhkannya sebagai sarana untuk mengambil keputusan. Informasi yang dihasilkan laporan keuangan inilah yang disebut sebagai informasi akuntansi.

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No.1 bahwa menyatakan laporan keuangan terdiri atas :

1. Neraca yang merupakan laporan tentang posisi keuangan perusahaan yang terdiri atas hak (sumber daya) perusahaan dan kewajiban (asal sumber daya perusahaan).

2. Laporan laba rugi yang merupakan akumulasi aktivitas yang berkaitan dengan pendapatan dan biaya selama periode waktu tertentu.

3. Laporan arus kas yang merupakan laporan yang menggambarkan perputaran kas pada periode tertentu

4. Laporan perubahan ekuitas (modal) yang merupakan laporan yang menjelaskan perubahan modal, laba ditahan, agio/disagio.


(35)

5. Catatan atas laporan keuangan yang merupakan penjelasan umum tentang perusahaan, kebijakan akuntansi yang dianut, dan penjelasan tiap-tiap akun neraca dan laba rugi.

2.2.2 Tujuan Informasi Akuntansi

Ikhsan dan Ishak (2008: 3) menyatakan bahwa sistem informasi dimanfaatkan untuk membantu dalam proses perencanaan, pengoordinasian, dan pengendalian yang kompleks. Selanjutnya Ikhsan dan Ishak (2008: 6) menyatakan bahwa informasi akuntansi melalui pelaporan keuangan sebagai hasil dari sistem informasi keuangan memiliki tujuan yang beberapa diantaranya adalah:

1. Menyediakan informasi laporan keuangan yang dapat dipercaya dan bermanfaat bagi investor serta kreditor sebagai dasar pengambialan keputusan dan pemberian kredit.

2. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan perusahaan dengan menunjukkan sumber-sumber ekonomi (kekayaan) perusahaan serta asal dari kekayaan tersebut.

3. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan dalam menghasilkan laba.

4. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan kemampuan perusahaan dalam melunasi utang-utangnya.

5. Menyediakan informasi keuangan yang dapat menunjukkan sumber-sumber pendanaan perusahaan.


(36)

21

6. Menyediakan informasi yang dapat membantu para pemakai dalam memperkirakan arus kas masuk ke dalam perusahaan.

2.2.3 Jenis Informasi Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam proses pengambilan keputusan bisnis. Untuk memberikan informasi yang dibutuhkan pemakainya, akuntansi dapat dibedakan berdasarkan jenis informasi yang dihasilkannya. Menurut Mulyadi (1999: 1 - 6) akuntansi secara garis besar dapat dibagi menjadi dua tipe yaitu:

1. Akuntansi Keuangan

Akuntansi keuangan terutama ditujukan untuk menyajikan informasi bagi pemakai luar perusahaan. Untuk suatu perusahaan yang besar, pemakai luar ini meliputi pemegang saham, kreditur, langganan, para analis keuangan, karyawan, dan berbagai instansi pemerintah. Akuntansi keuangan menghasilkan laporan keuangan periodik yang umumnya terdiri dari neraca, laporan rugi-laba, laporan perubahan laba, dan laporan perubahan posisi keuangan. Informasi akuntansi yang disajikan untuk pihak luar perusahaan ini memerlukan ketepatan yang tinggi karena umumnya menyangkut masa yang telah lalu.

2. Akuntansi Manajemen

Akuntansi manajemen ditujukan untuk menyediakan informasi keuangan bagi keperluan manajemen. Akuntansi manajemen berhubungan


(37)

dengan informasi mengenai perusahaan untuk memberikan manfaat bagi mereka yang ada dalam perusahaan. Akuntansi manajemen ini menghasilkan laporan keuangan rinci dari berbagi jenjang organisaai yang menyajikan informasi rinci. Informasi akuntansi yang dihasilkan oleh akuntansi manajemen digunakan untuk pengambilan keputusan oleh para manajer.

Holmes dan Nicholls (1988) mengklasifikasikan informasi akuntansi dalam tiga jenis yang berbeda menurut manfaatnya bagi para pemakai, yaitu:

1. Statutory Accounting Information

Statutory accounting information merupakan informasi yang disiapkan sesuai dengan peraturan yang ada. Penyelenggaraan pembukuan merupakan suatu kewajiban yang di atur dalam undang-undang perpajakkan, yang menyajikan keterangan yang digunakan untuk menghitung penghasilan kena pajak. Oleh karena itu, pembukuan ini sekurang-kurangnya berisi tentang keadan kas perusahaan, daftar hutang piutang, dan daftar persediaan barang, serta pada akhir tahun membuat neraca dan perhitungan laba-rugi. 2. Budgetary Information

Budgetary Information yaitu informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk anggaran yang berguna bagi pihak internal dalam perencanaan, penilaian, dan pengambilan keputusan. Informasi anggaran ini misalnya anggaran biaya produksi yang berkaitan dengan informasi mengenai biaya yang digunakan untuk berproduksi di masa yang akan datang.


(38)

23

3. Additional Accounting Information

Additional accounting information yaitu informasi akuntansi lain yang disiapkan perusahaan guna meningkatkan efektifitas pengambilan keputusan manajer. Informasi akuntansi lain ini seperti laporan produksi yang dikaitkan dengan informasi mengenai produksi.

2.3 Persepsi

2.3.1 Pengertian Persepsi

Persepsi menurut Sudarmo dan Sudita (2008: 16) adalah suatu proses memperhatikan dan menyeleksi, mengorganisasikan dan menafsirkan stimulus lingkungan. Proses memperhatikan dan menyeleksi terjadi karena setiap saat panca indera kita dihadapkan kepada berbagai stimulus lingkungan.

Ikhsan dan Ishak (2008: 57) menyatakan bahwa persepsi adalah bagaimana orang-orang melihat atau mengiterprestasikan peristiwa, objek, serta manusia. Orang-orang bertindak atas persepsi mereka dengan mengabaikan apakah persepsi itu mencerminkan kenyataan yang sebenarnya. Pada kenyatannya masing-masing orang memiliki persepsinya sendiri atas suatu kejadian.

Robbins (2002: 45) mendefinikan persepsi sebagai suatu proses dimana individu mengorganisasikan dan mengiterprestasikan kesan sensori mereka untuk memberi arti lingkungan mereka. Riset tentang persepsi secara konsisten menunjukkan bahwa individu yang berbeda dapat melihat


(39)

hal yang sama tetapi memahaminya secara berbeda. Kenyataanya adalah bahwa tak seorangpun dari kita melihat realitas, yang kita lakukan adalah mengiterprestasikan apa yang kita lihat dan menyebutnya sebagai realitas.

Rachmiyantono (2002: 22) menyebutkan ada tiga alasan persepsi tidak dapat disebut sebagai cerminan realitas, yaitu:

1. Indera kita tidak mampu memberikan respon terhadap seluruh aspek-aspek yang ada dalam lingkungan, misalnya melihat molekul tubuh kita, 2. Manusia sering kali melakukan rangsangan-rangsangan yang pada

kenyataanya tidak ada

3. Persepsi manusia tergantung dari apa yang diharapkan, pengalaman dan motivasi

Berdasarkan beberapa pengertian mengenai persepsi di atas maka dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang berkaitan dengan penerimaan rangsang dan proses kognitif terhadap rangsangan-rangsangan yang diterima melalui panca indera manusia. Proses tersebut meliputi perhatian, penyeleksian, pengorganisasian, dan penginterprestasian rangsangan yang dapat mempengaruhi perilaku dan sikap manusia.

Teori persepsi diri yang dinyatakan oleh Ikhsan dan Ishak (2008: 48), dipandang sebagai teori yang dapat menjelaskan hubungan persepsi dengan perilaku dan sikap. Teori tersebut menganggap bahwa orang-orang mengembangkan sikap berdasarkan bagaimana mereka mengamati dan menginterprestasikan perilaku mereka sendiri. Dengan kata lain, teori ini mengusulkan fakta bahwa sikap tidak menentukan perilaku, tetapi sikap


(40)

25

terbentuk setelah perilaku terjadi guna menawarkan sikap yang konsisten dengan perilaku. Menurut teori ini, sikap hanya akan berubah setelah perilaku berubah. Kreitner dan Kinicki dalam Pinasti (2007:322) menjelaskan bahwa persepsi seseorang akan mempengaruhi perilaku dan keputusannya. Sehingga dapat disimpulkan bahwa perilaku seseorang dapat berubah sesuai dengan persepsinya.

2.3.2 Proses Pembentukan Persepsi

Berbagai model pembentukan persepsi telah dikembangkan untuk kepentingan analisis persepsi. Menurut Kreitner dan Kinicki dalam Pinasti (2007: 324), terdapat empat tahap pemrosesan dalam pembentukan persepsi. Tahap-tahap tersebut adalah:

1. Tahap perhatian selektif (selective attention), yang merupakan proses timbulnya kesadaran akan sesuatu atau seseorang.

2. Tahap interprestasi dan penyederhanaan (encoding and simplification), yaitu proses interprestasi dan translasi informasi menjadi representasi mental.

3. Tahap penyimpanan dan pengulangan (storage and retention), yaitu tahap penyimpanan informasi dalam memori jangka panjang.

4. Tahap penarikan informasi dan pemberian respon (retrieval and response), yaitu dilakukan pada saat seseorang membuat pertimbangan dan mengambil keputusan.

F. Engel dalam Kiryanto, dkk (2001: 202) menyebutkan ada 5 (lima) tahapan proses informasi, yaitu: (1) pemaparan (esposure), (2) perhatian, (3)


(41)

pemahaman, (4) penerimaan, dan (5) ingatan. Sedangkan Sudarmo dan Sudita (2008: 17) menjelaskan bahwa proses persepsi dimulai dari datangnya stimulus lingkungan, perhatian dan seleksi, pengorganisasian, penafsiran stimulus, dan akhirnya penarikan kesimpulan untuk pengambilan keputusan.

Rachmiyantono (2002: 21) menyatakan bahwa persepsi memiliki dua aspek yaitu pengakuan pola (parttern recognition) dan perhatian (attention). Pengakuan pola meliputi identifikasi serangkaian stimulus yang kompleks, yang dipengaruhi oleh konteks yang dihadapi dan pengalaman masa lalu. Sedangkan perhatian merupakan konsentrasi dari aktivitas mental, yang melibatkan pemrosesan lebih lanjut suatu stimuli, dan dalam waktu yang bersamaan tidak mengindahkan stimuli yang lain.

2.3.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi

Setiap individu pada dasarnya memiliki persepsinya masing-masing terhadap suatu kejadian. Persepsi seseorang terhadap suatu obyek tergantung pada suatu kerangka, ruang, dan waktu (Hilgard, 1985 dalam Kasidi 2007: 36). Dengan demikian persepsi setiap individu sangat tergantung dengan keadaan atau kondisi.

Perbedaan persepsi tiap orang disebabkan oleh berbagai faktor. Kreitner dan Kinicki dalam Pinasti (2007:324) menyatakan bahwa perbedaan interprestasi disebabkan oleh perbedaan informasi dalam schemata yang digunakan untuk interprestasi, pengaruh mood dan emosi,


(42)

27

penerapan kategori kognitif terkini, serta perbedaan individual. Sedangkan Ikhsan dan Ishak (2008: 59) menyatakan bahwa perbedaan persepsi antara orang-orang disebabkan karena perasaan individu yang menerimanya berbeda fungsi dan hal ini terutama sekali disebabkan kecenderungan perbedaan.

Kiryanto dkk. (2001: 203), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi dibagi menjadi dua yaitu faktor-faktor perhatian dari luar yang meliputi intensitas, ukuran, keberlawanan, pengulangan, gerakan, dan hal-hal baru berikut ketidakasingan, dan faktor-faktor dari dalam diri seseorang yang mempengaruhi proses seleksi persepsi antara lain proses belajar, motivasi, dan kepribadian.

Robbins (2002: 46), menjelaskan ada tiga faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang yaitu :

1. Orang yang mempersepsikan (pemersepsi) sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadi yang meliputi sikap, kepribadian, motif, kepentingan, pengalaman masa lalu dan harapan.

2. Karakteristik objek atau sasaran yang diamati juga dapat mempengaruhi apa yang dipersepsikan karena sasaran tidak dipahami secara terisolasi maka latar belakang sasaran dapat mempengaruhi persepsi.

3. Konteks dimana persepsi dibuat juga dapat mempengaruhi persepsi seperti waktu, lokasi, cahaya, panas atau sejumlah faktor-faktor situasional lainnya dimana objek atau peristiwa diamati.


(43)

Pengusaha kecil dan menengah juga memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu hal yang sama dalam hal ini adalah informasi akuntansi. Kiryanto dkk. (2001: 209) mengungkapkan bahwa proses belajar, motivasi, dan kepribadian secara bersama-sama mempunyai pengaruh positif terhadap persepsi manajer perusahaan kecil atas informasi keuangan. Senada dengan penelitian Kiryanto dkk. (2001), hasil penelitian Wulandari (2008) melalui analisis Konkordans Kendall diketahui bahwa variabel proses belajar, motivasi dan kepribadian berpengaruh secara simultan terhadap persepsi manajer atas informasi keuangan, sedangkan dengan analisis Rank Sperman diketahui bahwa secara parsial hanya variabel kepribadian yang mempunyai pengaruh dengan persepsi manajer atas informasi akuntansi.

Pinasti (2007: 330) menyatakan bahwa pengalaman dalam informasi akuntansi yang diukur dari penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terbukti mempunyai pengaruh positif terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi. Dalam penelitiannya dijelaskan bahwa penyelenggaraan informasi akuntansi adalah pencatatan kegiatan-kegiatan usaha/transaksi kedalam catatan-catatan akuntansi, sedangkan penggunaan informasi akuntansi adalah pemanfaatan informasi-informasi akuntansi yang berasal dari catatan-catatan akuntansi dalam pengambilan keputusan bisnis. Selanjutnya dalam penelitiannnya dijelaskan, terdapat tiga persepsi atas informasi akuntansi yang diukur (2007: 326), yaitu:


(44)

29

1. Persepsi terhadap manfaat informasi akuntansi, merupakan persepsi pengusaha kecil mengenai manfaat yang akan diperoleh dari informasi akuntansi dalam pengelolaan usaha.

2. Persepsi terhadap perbandingan biaya dan manfaat informasi akuntansi, merupakan persepsi pengusaha kecil mengenai perbandingan biaya yang dikeluarkan dengan manfaat yang diperoleh dalam menyelenggarakan informasi akuntansi.

3. Persepsi terhadap kesediaan menyelenggarakan informasi akuntansi merupakan persepsi pengusaha kecil mengenai kesediaannya untuk menyelenggarakan informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya.

Pamungkas (2008: 18) menyatakan bahwa pada koperasi di Kabupaten Grobogan dalam pengelolaanya belum memanfaatkan informasi akuntansi secara optimal, hal itu dipengaruhi antara lain tingkat pendidikan dan pengalaman manajer koperasi yang berbeda, yang pada akhirnya akan mempengaruhi persepsi manajer koperasi tentang informasi akuntansi.

Pinasti menyatakan, berdasarkan temuan-temuan terdahulu menunjukkan bahwa pengusaha kecil mempunyai persepsi negatif atas nilai informasi akuntansi, persepsi tersebut muncul bebarengan dengan ketiadaan penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi (2007: 325). Berdasarkan hal tersebut maka dapat dikatakan bahwa pada dasarnya penyiapan/penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi pada usaha kecil dan menengah ditentukan oleh persepsi pengusaha (manajer) atas informasi akuntansi itu sendiri. Beberapa penelitian telah mengungkapkan


(45)

faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah yang berarti bahwa hal tersebut juga dapat berpengaruh pada persepsi pengusaha (manajer) atas informasi akuntansi.

Penelitian Holmes dan Nicholls (1988) mengungkapkan bahwa ukuran usaha, lamanya perusahaan beroperasi pada manajemen yang sudah ada, sektor industri, dan pendidikan pemilik/manajer berpengaruh terhadap jumlah dan sifat informasi akuntansi yang diolah perusahaan kecil di Australia.

Penelitian Solovida (2003: 70) mengungkapkan bahwa skala usaha, masa memimpin perusahaan, umur perusahaan, pendidikan formal pemilik, sektor industri, pelatihan akuntansi, serta budaya organisasi secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di Jawa Tengah. Namun secara sendiri-sendiri skala usaha dan sektor industri tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.

Penelitian Fitriyah (2006: 85), mengungkapkan bahwa pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha dan jenis usaha berpengaruh positif dan signifikan terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah di Kabupaten Sidoharjo, sedangkan ketidakpastian lingkungan hanya memoderasi pengaruh pengalaman usaha terhadap penggunaan informasi akuntansi.


(46)

31

Penelitian Ismail dan King (2007: 14) menunjukkan bahwa faktor utama yang mempenagaruhi penerapan sistem informasi akuntansi adalah pengalaman, pengetahuan akuntansi pemilik/manajer, komitmen pemilik/manajer, keahlian eksternal, dan keahlian internal. Ukuran usaha yang diukur berdasarkan jumlah karyawan juga memperlihatkan pengaruh dengan penerapaan sistem informasi akuntansi pada perusahaan manuaktur kecil dan menengah di Malaysia.

Penelitian Astuti (2007: 40) menunjukkan bahwa skala usaha, masa memimpin, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi, dan umur perusahaan secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus. Sedangkan secara parsial hanya skala usaha, masa memimpin, dan pelatihan akuntansi yang berpengaruh positif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus.

Berdasarkan berbagai pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa dalam kaitannya dengan pemanfaatan informasi akuntansi, maka persepsi seseorang akan berbeda-beda walaupun yang dipersepsikan sama. Hal ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing individu, karakteristik target yang dipersepsikan, dan juga faktor lingkungan yang melingkupinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi yang diguankan dalam penelitian ini dibagi menjadi dua yaitu faktor dari luar dan faktor dari dalam diri


(47)

pengusaha kecil dan menengah. Skala usaha dan umur perusahaan merupakan faktor yang berasal dari luar, sedangkan pengetahuan akuntansi dan pengalaman dalam informasi akuntansi merupakan faktor yang berasal dari dalam diri pengusaha kecil dan menengah.

2.3.3.1 Skala Usaha

Skala usaha merupakan ukuran dari perusahaan yang dapat diukur melalui jumlah modal kerja , jumlah tenaga kerja, jumlah produksi, besarnya investasi, dll. Dalam penelitian ini skala usaha diukur berdasarkan jumlah karyawan. Seiring dengan perkembangan perusahaan selalu diharapkan oleh pemiliknya yang berakibat pada skala perusahaan. Semakin besar skala usaha maka aktivitas perusahaan semakin banyak, hal ini ditandai dengan jumlah karyawan yang semakin banyak pula. Sehingga semakin besar skala usaha maka akan dibutuhkan semakin banyak informasi untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil perusahaan dimasa yang akan datang. Salah satu informasi yang dibutuhkan perusahaan tersebut adalah informasi akuntansi.

Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) menunjukkan bahwa jumlah informasi akuntansi yang digunakan tergantung pada ukuran usaha yang dikategorikan menurut jumlah karyawannya. Hasil penelitian Fitriyah (2006: 70) menunjukkan bahwa skala usaha yang diukur berdasarkan jumlah karyawan berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah di Kabupaten Sidoharjo. Hasil penelitian Ismail dan King (2007: 12) menunjukkan skala usaha yang diukur berdasarkan jumlah


(48)

33

karyawan memiliki pengaruh terhadap penerapan sistem informasi akuntansi pada perusahaan manufaktur kecil dan menengah di Malaysia. Hasil penelitian Astuti (2007: 40) menunjukkan skala usaha yang diukur berdasarkan jumlah karyawan berpengaruh positif terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus.

Berdasarkan hasil penelitian-penelitian tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi dapat dipengaruhi oleh skala usaha. Hal tersebut dapat berarti bahwa persepsi pengusaha (manajer) atas informasi akuntansi dipengaruhi oleh skala usaha, karena pengusaha (manajer) sebagai penentu yang memutuskan akan menyiapkan dan menggunakan informasi akuntansi dalam usahanya atau tidak. Penelitian yang tidak berhasil mengungkapakan pengaruh skala usaha terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi adalah penelitian Solovida (2003).

Penelitian ini dilakukan pada pengusaha kecil dan menengah, sehingga jumlah karyawan yang akan mengukur variabel skala usaha dibatasi. Berdasarkan pengelompokan usaha yang dilakukan BPS (1988) dalam Suryana (2006: 119), maka kisaran jumlah karyawan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah berkisar dari 1 hingga 99 karyawan.


(49)

2.3.3.2 Umur Perusahaan

Umur perusahaan merupakan lamanya suatu perusahaan telah berdiri dan menjalankan operasi usahanya yang dapat dinyatakan dalam tahun. Perusahaan yang telah lama berdiri mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut semakin berkembang. Seiring dengan perkembangan perusahaan maka aktivitas perusahaan akan semakin meningkat, sehingga semakin dibutuhkan informasi akuntansi untuk membuat keputusan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan yang telah lama berdiri seharusnya memiliki informasi akuntansi lebih banyak dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Holmes dan Nicholls (1988) memperlihatkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh umur perusahaan, yaitu semakin muda umur perusahaan terdapat kecenderungan menyatakan informasi akuntansi secara ekstensif untuk membuat keputusan dibandingkan dengan perusahaan yang lebih tua umurnya.

Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solovida (2003: 59) yang menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di Jawa Tengah. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi dapat dipengaruhi oleh umur perusahaan. Hal tersebut juga dapat berarti bahwa persepsi pengusaha (manajer) atas informasi akuntansi dipengaruhi oleh umur perusahaan, karena pengusaha (manajer) sebagai pembuat keputusan. Penelitian yang


(50)

35

tidak berhasil mengungkapkan pengaruh umur perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi adalah penelitian Astuti (2007).

2.3.3.3 Pengetahuan Akuntansi

Pengetahuan akuntansi merupakan pengetahuan keakuntansian yang dimiliki pengusaha kecil dan menengah. Menurut Jusup (2003: 5) akuntansi adalah proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisaan data keuangan suatu organisasi. Proses belajar mengenai akuntansi akan meningkatkan pengetahuan akuntansi pengusaha (manajer), sehingga pemahaman pengusaha (manajer) untuk menerapkan informasi akuntansi juga akan semakin meningkat. Hasil penelitian Kiryanto dkk. (2001: 206) menunjukkan bahwa proses belajar berpengaruh terhadap persepsi manajer perusahan kecil atas informasi keuangan.

Ismail dan King (2007: 4), dalam penelitiannya menyatakan bahwa perusahaan dengan pemilik/manajer yang mempunyai tingkat pengetahuan akuntansi yang tinggi akan memiliki tingkat persetujuan yang tinggi pula terhadap penerapan sistem informasi akuntansi dibandingkan dengan pemilik/manajer yang memiliki tingkat pengetahuan akuntansi yang rendah.

Pengusaha (manajer) UKM yang memiliki pengetahuan akuntansi akan memahami pentingnya keberadaan informasi akuntansi dalam usahanya. Dengan kata lain semakin tinggi tingkat pengetahuan akuntansi yang dimiliki pengusaha (manajer) maka akan semakin positif persepsi


(51)

mereka terhadap nilai informasi akuntansi. Hasil penelitian Fitriyah (2006) menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah di Kabupaten Sidoharjo.

Pengetahuan akuntansi dalam penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah (2006: 18) diukur melalui dua indikator yaitu pengetahuan deklaratif yang merupakan pengetahuan tentang fakta-fakta dan berdasarkan konsep seperti kas merupakan bagian dari harta lancar, dan pengetahuan prosedural yang merupakan pengetahuan yang konsisten dengan aturan-aturan. Penelitian ini akan mengukur pengetahuan akuntansi berdasarkan pengetahuan deklaratif mengenai akuntansi dasar saja. Hal ini didasarkan pada karakteristik dari responden penelitian yang kebanyakan menempuh pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA), dimana ditingkat SMA baru dikenalkan mengenai akuntansi dasar.

2.3.3.4 Pengalaman Dalam Informasi Akuntansi

Pengalaman dalam informasi akuntansi merupakan suatu pembelajaran yang diperoleh pengusaha dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi pada saat menjalankan usahanya. Penyelenggaraan informasi akuntansi adalah pencatatan kegiatan-kegiatan usaha/transaksi kedalam catatan-catatan akuntansi, sedangkan penggunaan informasi akuntansi adalah pemanfaatan informasi-informasi akuntansi yang berasal dari catatan-catatan akuntansi untuk pengambilan keputusan bisnis.


(52)

37

Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, kebanyakan para pengusaha kecil dan menengah memiliki persepsi negatif atas nilai dari informasi akuntansi. Menurut Pinasti (2007: 325), persepsi negatif dari pengusaha kecil atas nilai informasi akuntansi didasari oleh gambaran yang bukan berasal dari pengalaman pengusaha kecil dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi. Dengan kata lain pengalaman penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi dapat mengubah persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi.

Pengalaman pengusaha kecil dan menengah dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi pada usahanya memberikan gambaran bahwa pengusaha tersebut telah merasakankan manfaat dari informasi akuntansi dalam pengelolaan usahanya. Sehingga mereka memiliki persepsi positif atas informasi akuntansi. Sedangkan, pengusaha kecil dan menengah yang tidak menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi dalam usahanya memberikan gambaran bahwa mereka tidak memiliki pengalaman menggunakan informasi akuntansi dalam usahanya sehingga mereka tidak merasakan maanfaat dari informasi akuntansi. Oleh karena itu, para pengusaha kecil tersebut akan memiliki persepsi yang negatif terhadap informasi akuntansi.


(53)

2.4 Penelitian Terdahulu

Ringkasan dari hasil penelitian terdahulu dapat dilihat dari tabel 2.1. berikut ini:

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu No Peneliti Judul Variabel

Independen Hasil 1 Holmes dan Nicholls (1988)

An Analysis of The Use of Accounting Information by Australian Small Business ukuran usaha, lamanya perusahaan beroperasi pada manajemen yang sudah ada, sektor industri, dan pendidikan pemilik/manajer Berpengaruh positif terhadap jumlah dan sifat informasi akuntansi yang diolah 2 Kiryanto dkk. (2001) Pengaruh persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan terhadap keberhasilan perusahaan kecil Proses Belajar, Motivasi, dan Kepribadian Berpengaruh positif terhadap persepsi manajer atas informasi akuntansi keuangan 3 Solovida (2003) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi pada perusahaan kecil dan menengah di Jawa Tengah

skala usaha, masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik, sektor industri, pelatihan akuntansi, serta budaya organisasi Secara simultan berpengaruh positif. Secara parsial yang berpengaruh positif adalah masa memimpin perusahaan, pendidikan pemilik, pelatihan akuntansi, serta budaya organisasi


(54)

39

Tabel 2.1 Ringkasan Hasil Penelitian Terdahulu (Lanjutan) No Peneliti Judul Variabel

Independen Hasil 4 Fitriyah (2006) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi penggunaan informasi akuntansi pada industri menengah di Kabupaten Sidoarjo Pengetahuan akuntansi, skala usaha, pengalaman usaha, dan jenis usaha dengan ketidakpastian lingkungan sebgai variabel moderasi Berpengaruh positif. Ketidakpastian lingkungan memoderasi pengaruh pengalaman usaha 5 Pinasti (2007) Pengaruh penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil atas informasi akuntansi Penyelenggaraan dan penggunaan informasi akuntansi Berpengaruh positif 6 Ismail dan King (2007) Factors influencing the aligment of accounting information systems in small and medium sized Malaysian manufacturing firms Pengalaman, pengetahuan manajer, komitmen manajer, keahlian eksternal, keahlian internal, dan ukuran perusahaan Berpengaruh positif 7 Astuti (2007) Pengaruh karakteristik internal perusahaan terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi perusahaan kecil dan menengah di Kabupaten Kudus

skala usaha, masa memimpin, pendidikan manajer/pemilik, pelatihan akuntansi, dan umur perusahaan Secara simultan berpengaruh. Secara parsial yang berpengaruh hanya skala usaha, masa memimpin, dan pelatihan akuntansi


(55)

2.5 Kerangka Berfikir

Persepsi atas informasi akuntansi dapat bersifat positif artinya pengusaha menyetujui keberadaan informasi akuntansi dalam usahanya, dan dapat bersifat negatif artinya pengusaha tidak menyetujui keberadaan informasi akuntansi dalam usahanya. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang diduga mempengaruhi persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi adalah skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi.

Skala usaha merupakan ukuran dari perusahaan yang dapat diukur dari banyaknya jumlah karyawan yang dimiliki suatu usaha. Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) menunjukkan bahwa jumlah informasi akuntansi yang digunakan tergantung pada ukuran usaha. Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fitriyah (2006), Ismail dan King (2007), dan Astuti (2007) yang menunjukkan bahwa skala usaha berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.

Skala usaha yang semakin besar mengindikasikan kompleksitas perusahaan semakin meningkat. Dengan kompleksitas perusahaan yang semakin meningkat maka akan semakin dibutuhkan informasi akuntansi untuk menentukan langkah-langkah yang harus diambil perusahaan dimasa yang akan datang. Semakin dibutuhkannya informasi akuntansi dalam suatu usaha maka akan memberikan gambaran pada pengusaha (manajer) untuk memanfaatkan informasi akuntansi dalam usahanya. Sehingga dengan


(56)

41

semakin besarnya skala usaha suatu perusahaan maka akan semakin positif persepsi pengusaha (manajer) atas informasi akuntansi.

Umur perusahaan dalam penelitian ini dilihat dari lamanya perusahaan menjalankan kegiatan operasinya (dalam tahun). Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) memperlihatkan bahwa penyediaan informasi akuntansi dipengaruhi oleh umur perusahaan. Hasil penelitian Holmes dan Nicholls (1988) tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Solovida (2003: 59) yang menunjukkan bahwa umur perusahaan berpengaruh terhadap penyiapan dan penggunaan informasi akuntansi.

Lamanya perusahaan berdiri dalam bidang yang sama menggambarkan bahwa perusahaan mengalami perkembangan sehingga tidak berpindah pada bidang usaha yang lainnya. Perkembangan perusahaan ini mengindikasikan terjadinya peningkatan aktivitas dalam perusahaan. Aktivitas perusahaan yang telah lama berdiri cenderung lebih kompleks dibandingkan dengan perusahaan yang baru berdiri. Sehingga perusahaan yang telah lama berdiri seharusnya memiliki informasi akuntansi lebih banyak dibandingkan perusahaan yang baru berdiri. Hal ini berarti semakin tua umur perusahaan semakin banyak informasi akuntansi yang harus disiapkan, sehingga semakin tua umur perusahaan maka akan semakin positif persepsi pengusaha (manajer) atas informasi akuntansi.

Pengetahuan akuntansi merupakan pengetahuan dibidang keakuntansian yang dimiliki oleh seseorang. Hasil penelitian Fitriyah (2006) menunjukkan bahwa pengetahuan akuntansi berpengaruh terhadap


(57)

penggunaan informasi akuntansi. Hasil penelitian Ismail dan King (2007) juga menunjukkan hal yang senada yaitu pengetahuan akuntansi pemilik/manajer berpengaruh pada penerapan sistem informasi akuntansi. Apabila seseorang memiliki pengetahuan akuntansi maka seseorang tersebut akan memahami pentingnya nilai informasi akuntansi dalam suatu perusahaan. Theng dan Jasmine (1996) menyatakan bahwa kemampuan untuk menjalankan sistem informasi akuntansi dalam perusahaan sangat tergantung pada kemampuan pemilik untuk menjalankan aktivitas teknis akuntansi. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat pengetahuan akuntansi pengusaha (manajer) maka akan semakin positif persepsi mereka atas informasi akuntansi.

Pengalaman pengusaha (manajer) dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi akan mempengaruhi persepsinya atas informasi akuntansi. Menurut Pinasti (2007: 325), persepsi negatif dari pengusaha kecil atas nilai informasi akuntansi didasari oleh gambaran yang bukan berasal dari pengalaman pengusaha kecil dalam menyelenggarakan dan menggunakan informasi akuntansi. Pengusaha kecil dan menengah yang telah merasakan manfaat dari informasi akuntansi akan memiliki persepsi positif atas informasi akuntansi dan sebaliknya pengusaha kecil dan menengah yang tidak merasakan manfaat dari informasi akuntansi akan memiliki persepsi negatif atas informasi akuntansi.


(58)

43

Hubungan skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntansi terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi akan digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1 Kerangka Konseptual

Gambar 1 diatas menunjukkan bahwa skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan pengalaman dalam informasi akuntasi sebagai variabel independen yang mempengaruhi persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi sebagai variabel dependen. Secara simultan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digambarkan dengan garis putus-putus. Sedangkan secara parsial pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen digambarkan dengan tanda panah garis lurus tanpa putus-putus.

Pengetahuan Akuntansi Skala Usaha

Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas

Informasi Akuntansi Umur Perusahaan

Pengalaman dalam Informasi Akuntansi


(59)

2.6 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka berfikir yang telah digambarkan diatas maka hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha1: Skala usaha, umur perusahaan, pengetahuan akuntansi, dan

pengalaman dalam informasi akuntansi secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.

Ha2: Skala usaha berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.

Ha3: Umur perusahaan berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.

Ha4: Pengetahuan akuntansi berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.

Ha5: Pengalaman dalam informasi akuntansi berpengaruh positif terhadap persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi.


(60)

45

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Pada penelitian ini, yang menjadi populasi adalah pengusaha kecil dan menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian populasi karena objek yang akan diteliti berjumlah kurang dari 100 yaitu 36 pengusaha kecil dan menengah (Dinas Koperasi, UKM dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Jepara, 2009). Menurut Arikunto (2006: 134) jika populasinya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi.

3.2 Variabel Penelitian dan Operasional Variabel

Variabel adalah obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian (Arikunto, 2006 : 118). Variabel dalam penelitian ini terdiri dari variabel independen (X) dan variabel dependen (Y). Variabel independen dalam penelitian ini adalah skala usaha (X1), umur perusahaan (X2), pengetahuan akuntansi (X3), dan pengalaman dalam informasi akuntansi (X4), sedangkan variabel dependen dalam penelitian ini adalah persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi (Y). Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan mengenai operasional masing-masing variabel berikut ini:


(61)

3.2.1 Skala Usaha (X1)

Skala usaha merupakan ukuran dari suatu perusahaan. Skala usaha dalam penelitian ini diukur berdasarkan jumlah karyawan yang dimiliki oleh perusahaan kecil dan menengah. Jumlah karyawan ini dapat menunjukkan kompleksitas aktivitas operasional yang dilakukan dalam suatu perusahaan. Karena objek penelitian pada pengusaha kecil dan menengah maka jumlah karyawan yang digunakan dalam penelitian ini dibatasi yaitu berkisar dari 1 sampai 99 karyawan.

3.2.2 Umur Perusahaan (X2)

Umur perusahaan merupakan lamanya perusahaan menjalankan operasional usahanya. Dalam penelitian ini umur perusahaan diukur berdasarkan waktu (dalam tahun) dari pendirian perusahaan sampai dengan penelitian ini dilakukan. Jika perusahaan yang menjadi responden berdiri pada tahun 2000 maka, umur perusahaan itu di tahun 2010 adalah 10 tahun dengan asumsi selama kurun waktu tersebut tidak terjadi pergantian manajemen (pemilik).

3.2.3 Pengetahuan Akuntansi (X3)

Pengetahuan akuntansi merupakan pengetahuan keakuntansian yang dimiliki oleh pengusaha (manajer). Pengetahuan akuntansi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pengetahuan deklaratif mengenai akuntansi dasar. Hal ini didasarkan pada karakteristik dari responden


(62)

47

penelitian yang kebanyakan menempuh pendidikan hanya sampai tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) yang baru dikenalkan mengenai akuntansi dasar. Pengetahuan deklaratif mengenai akuntansi dasar merupakan pengetahuan akuntansi tentang fakta-fakta dan berdasarkan konsep, seperti kas merupakan bagian dari harta lancar. Pengukuran setiap dimensi variabel pengetahuan akuntansi menggunakan skala Likert 5.

3.2.4 Pengalaman dalam Informasi Akuntansi (X4)

Pengalaman dalam informasi akuntansi merupakan pengalaman pengusaha (manajer) dalam menerapkan informasi akuntansi pada usahanya. Dalam penelitian ini pengalaman dalam informasi akuntansi diukur dengan 2 (dua) indikator yaitu

1. pengalaman dalam menyelenggarakan informasi akuntansi, 2. pengalaman dalam menggunakan informasi akuntansi.

Jawaban pernyataan dari setiap dimensi variabel pengalaman dalam informasi akuntansi diukur dengan skala Likert 5.

3.2.5 Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi (Y)

Pesepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi merupakan gambaran yang dimiliki pengusaha kecil dan menengah atas nilai informasi akuntansi untuk kelangsungan usahanya. Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) indikator yang diukur, yaitu:


(63)

1. Persepsi terhadap manfaat informasi akuntansi,

2. Persepsi terhadap perbandingan biaya dan manfaat informasi akuntansi, 3. Persepsi terhadap kesediaan menyelenggarakan informasi akuntansi. Jawaban pernyataan dari setiap dimensi variabel persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi diukur dengan skala Likert 5.

3.3 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian merupakan data primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden atau objek yang diteliti. Data ini merupakan data mentah yang selanjutnya akan diproses untuk tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan.

Data primer dari penelitian ini berasal dari responden seperti jawaban atas daftar kuesioner yang peneliti berikan pada pimpinan atau pemilik perusahaan kecil dan menengah yang bersangkutan. Data primer dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh informasi mengenai skala usaha (X1), umur perusahaan (X2), pengetahuan akuntansi (X3), pengalaman dalam informasi akuntansi (X4), dan persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi (Y).

3.4 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan survei lapangan menggunakan kuesioner. Data dikumpulkan dengan cara melakukan penyebaran kuesioner secara langsung pada para responden yang menjadi objek penelitian ini. Hal ini bertujuan untuk memperoleh data dari jawaban


(64)

49

responden. Kuesioner ini digunakan untuk memperoleh data mengenai skala usaha (X1), umur perusahaan (X2), pengetahuan akuntansi (X3), pengalaman dalam informasi akuntansi (X4), dan persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi (Y).

Pengukuran untuk skala usaha dan umur perusahaan menggunakan skala rasio yaitu berdasarkan jumlah yang diisikan oleh respenden. Skala usaha diisi berdasarkan jumlah karyawan yang dimiliki responden, dan umur perusahaan diisi berdasarkan jumlah tahun perusahaan telah berdiri, misalnya jika perusahaan yang menjadi responden berdiri pada tahun 2000 maka, umur perusahaan itu di tahun 2010 adalah 10 tahun.

Pengukuran untuk pengetahuan akuntansi, pengalaman dalam informasi akuntansi, dan persepsi pengusaha kecil dan menengah atas informasi akuntansi menggunakan skala Likert 5 dengan alternatif jawaban sebagai berikut:

1. Skor 1 untuk jawaban “Sangat tidak setuju (STS)” 2. Skor 2 untuk jawaban “Tidak setuju (TS)”

3. Skor 3 untuk jawaban “Netral (N)” 4. Skor 4 untuk jawaban “Setuju (S)”


(65)

3.5 Validitas dan Reliabilitas 3.5.1 Validitas

Validitas merupakan suatu pengukur yang menunjukkan kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Menurut Nugroho (2005: 68), validitas suatu butir pertanyaan dapat dilihat pada hasil output SPSS pada tabel dengan judul Item-Total Statistics. Menilai kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat dilihat dari nilai Corrected Item-Total Correlation masing-masing butir pertanyaan.

Penelitian ini menggunakan 36 responden, maka nilai r-tabel dapat diperoleh melalui df (degree of freedom) = n-2 (Ghozali, 2005: 45). Jadi df = 36 – 2 = 34, maka r-tabel = 0,329. Suatu butir pertanyaan dikatakan valid jika nilai r-hitung yang merupakan nilai dari Corrected Item-Total Correlation > dari r-tabel.

Hasil uji validitas kuesioner pengetahuan akuntansi dapat dilihat pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Hasil Uji Validitas Pengetahuan Akuntansi (X3)

No r-hitung r-tabel Kesimpulan

1 0,292 0,329 Tidak Valid

2 0,757 0,329 Valid

3 0,576 0,329 Valid

4 0,699 0,329 Valid

5 0,702 0,329 Valid

6 0,774 0,329 Valid

7 0,820 0,329 Valid

8 0,699 0,329 Valid

9 0,775 0,329 Valid

10 0,786 0,329 Valid


(1)

¾

Uji Regresi Berganda

Descriptive Statistics

Mean Std. Deviation N Persepsi Pengusaha Kecil

dan Menengah atas Informasi Akuntansi

27.03 5.764 36

Skala Usaha 13.00 11.711 36

Umur Perusahaan 10.14 4.987 36

Pengetahuan Akuntansi 27.89 7.938 36 Pengalaman dalam

Informasi Akuntansi 27.86 7.220 36

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method

1 Pengalaman

dalam Informasi Akuntansi, Umur Perusahaan, Skala Usaha, Pengetahuan Akuntansia . Enter

a. All requested variables entered.

b. Dependent Variable: Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .917a .842 .821 2.437

a. Predictors: (Constant), Pengalaman dalam Informasi Akuntansi, Umur Perusahaan, Skala Usaha, Pengetahuan Akuntansi

b. Dependent Variable: Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 978.874 4 244.719 41.208 .000a

Residual 184.098 31 5.939

Total 1162.972 35

a. Predictors: (Constant), Pengalaman dalam Informasi Akuntansi, Umur Perusahaan, Skala Usaha, Pengetahuan Akuntansi


(2)

133

ANOVAb

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 978.874 4 244.719 41.208 .000a

Residual 184.098 31 5.939

Total 1162.972 35

a. Predictors: (Constant), Pengalaman dalam Informasi Akuntansi, Umur Perusahaan, Skala Usaha, Pengetahuan Akuntansi

b. Dependent Variable: Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 5.563 2.123 2.620 .013

Skala Usaha -.054 .041 -.110 -1.325 .195 Umur Perusahaan -.030 .093 -.026 -.327 .746 Pengetahuan Akuntansi .201 .061 .277 3.290 .003 Pengalaman dalam Informasi

Akuntansi .605 .071 .758 8.571 .000

a. Dependent Variable: Persepsi Pengusaha Kecil dan Menengah atas Informasi Akuntansi

Coefficientsa

Model

Correlations Collinearity Statistics Zero-order Partial Part Tolerance VIF 1 (Constant)

Skala Usaha .121 -.232 -.095 .742 1.348 Umur Perusahaan -.178 -.059 -.023 .786 1.272 Pengetahuan Akuntansi .664 .509 .235 .720 1.389 Pengalaman dalam Informasi

Akuntansi .879 .839 .612 .653 1.532


(3)

(4)

135

¾

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N

36

Normal Parameters

a

Mean

.0000000

Std. Deviation

2.29345622

Most Extreme Differences Absolute

.102

Positive

.083

Negative

-.102

Kolmogorov-Smirnov Z

.610

Asymp. Sig. (2-tailed)

.851


(5)

¾

Uji

Glejser

Variables Entered/Removedb

Model

Variables Entered

Variables

Removed Method 1 Pengalaman

dalam Informasi Akuntansi, Umur Perusahaan, Skala Usaha, Pengetahuan Akuntansia . Enter

a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: AbsUt

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .365a .133 .022 1.37686

a. Predictors: (Constant), Pengalaman dalam Informasi Akuntansi, Umur Perusahaan, Skala Usaha, Pengetahuan Akuntansi

b. Dependent Variable: AbsUt

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9.047 4 2.262 1.193 .333a

Residual 58.768 31 1.896

Total 67.815 35

a. Predictors: (Constant), Pengalaman dalam Informasi Akuntansi, Umur Perusahaan, Skala Usaha, Pengetahuan Akuntansi

b. Dependent Variable: AbsUt

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.750 1.200 2.293 .029

Skala Usaha -.039 .023 -.324 -1.670 .105 Umur Perusahaan .002 .053 .006 .030 .976 Pengetahuan

Akuntansi .008 .035 .043 .218 .829 Pengalaman dalam


(6)

137

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.750 1.200 2.293 .029

Skala Usaha -.039 .023 -.324 -1.670 .105 Umur Perusahaan .002 .053 .006 .030 .976 Pengetahuan

Akuntansi .008 .035 .043 .218 .829 Pengalaman dalam

Informasi Akuntansi -.024 .040 -.126 -.610 .546 a. Dependent Variable: AbsUt

Residuals Statisticsa

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N Predicted Value .5294 2.3954 1.7972 .50841 36 Residual -1.74264 2.95838 .00000 1.29579 36 Std. Predicted Value -2.494 1.177 .000 1.000 36 Std. Residual -1.266 2.149 .000 .941 36 a. Dependent Variable: AbsUt


Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN (Studipada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra KerajinanTas Kain Kabupaten Kendal)

2 16 133

ANALISIS PERSEPSI FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TENTANG PENDAPATAN PENGUSAHA KECIL MENENGAH DI KABUPATEN LANGKAT.

3 6 22

ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS PENYELENGGARAAN DAN PENGGUNAAN INFORMASI ANALISIS PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS PENYELENGGARAAN DAN PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI (SURVEY PADA UKM YANG TERDAPAT DI KOTA SURAKARTA).

0 0 12

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DI DAERAH KABUPATEN TUBAN.

0 0 103

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM).

0 1 86

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS KEBERHASILAN PERUSAHAAN KECIL.

0 0 98

(ABSTRAK) FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI PENGUSAHA KECIL DAN MENENGAH ATAS INFORMASI AKUNTANSI (Studi pada Pengusaha Kecil dan Menengah di Sentra Kerajinan Seni Relief/Ukiran Kabupaten Jepara).

0 0 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI PADA USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KABUPATEN WONOSOBO.

0 2 2

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI DALAM PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI KEUANGAN TERHADAP PERSEPSI PENGUSAHA KECIL ATAS KEBERHASILAN PERUSAHAAN KECIL DI WEDORO - SIDOARJO SKRIPSI

0 0 17

BEBERAPA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN PENGUSAHA KECIL ATAS PENGGUNAAN INFORMASI AKUNTANSI DI DAERAH KABUPATEN TUBAN

0 0 18