PERANCANGAN BUKU INFOGRAFIS SEJARAH DAN APLIKATIF TARI REMO SURABAYAN.

(1)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU INFOGRAFIS SEJARAH

DAN APLIKATIF TARI REMO SURABAYAN

Disusun oleh :

FLORIANA PUJI RHYSKYTAWATI 1054010060

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIO

NAL “ V

ETERAN

JAWA TIMUR

2014


(2)

PERANCANGAN BUKU INFOGRAFIS SEJARAH

DAN APLIKATIF TARI REMO SURABAYAN

TUGAS AKHIR

Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam memperoleh Gelar Sarjana Teknik (S-1)

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

Diajukan Oleh :

FLORIANA PUJI RHYSKYTAWATI 1054010060

PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUAL

FAKULTAS TEKNIK SIPIL & PERENCANAAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2014


(3)

TUGAS AKHIR

PERANCANGAN BUKU INFOGRAFIS

SEJARAH DAN APLIKATIF TARI REMO

SURABAYAN

Dipersiapkan dan disusun oleh

FLORIANA PUJI RHYSKYTAWATI

1054010060

Telah dipertahankan didepan Tim Penguji Pada tanggal : 11 Desember 2014

Pembimbing I Pembimbing II

Widyasari, ST., MT. Aditya Rahman Y. ST., M.Med.Kom.

NPT. 3 8109 10 0303 1

Penguji I Penguji II

Aryo Bayu W, ST., M.Med.Kom Aris Sutejo, S.Sn., M.Sn.

NPT. 3 8312 10 0304 1 NPT. 3 8511 13 0353 1 Penguji III

Heru Subiyantoro, ST., MT.

NPT. 3 7102 96 0061 1

Ketua Jurusan Koordinator

Heru Subiyantoro, ST., MT. Aditya Rahman Y., ST., M.Med.Kom.

NPT. 3 7102 96 0061 1 NPT. 3 8109 10 0303 1

Tugas akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan Untuk memperoleh gelar Sarjana (S1)

Tanggal : ………..


(4)

PERNYATAAN ORISINALITAS TUGAS AKHIR

Saya menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa sepanjang pengetahuan saya, di dalam Naskah Tugas Akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu Perguruan Tinggi, dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar pustaka.

Apabila ternyata di dalam naskah Tugas Akhir ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur jiplakan, saya bersedia Tugas Akhir ini digugurkan dan gelar akademik yang telah saya peroleh (Sarjana) dibatalkan, serta diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 ayat 2 dan pasal 70)

Surabaya, 11 Desember 2014


(5)

ABSTRAK

Indonesia memiliki banyak warisan budaya leluhur, mulai dari seni tari, seni musik, seni gambar, seni patung sampai makanan khas dan masih banyak yang lain. Kebudayaan nasional ialah dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan identitas nasional bangsa Indonesia. Saat ini budaya-budaya asli Indonesia mulai tergeser oleh budaya luar. Terjadinya klaim budaya Indonesia oleh bangsa lain ialah dampak yang muncul akibat masyarakat Indonesia kurang peduli untuk melestarikan budaya bangsa. Para generasi muda cenderung mempelajari kebudayaan bangsa asing yang menurut mereka lebih menarik dan dapat mewakili jiwa muda mereka dari pada budayanya sendiri. Salah satu contohnya adalah modern dance. Modern dance saat ini sangat digandrungi kawula muda. Mereka mengaku bahwa tarian dari budaya luar tersebut lebih asik, fun, dan sebagainya. Namun ketika disodori tarian tradisional mereka bilang kaku dan kurang menarik. Mereka juga tidak suka dengan kemasan pertunjukan tari tradisional yang monoton.

Metode yang digunakan dalam perancangan buku infografis ini adalah dengan menggunakan data primer yang meliputi metode observasi, dokumentasi, wawancara dan kuisioner. Sedangkan data sekunder adalah dengan menggunakan metode kepustakaan baik dari buku, literatur dan jurnal. Dari hasil penelitian dan data yang sudah diolah terdapat keyword yang muncul yakni “remolution (revolusi remo)” maksud dari keyword tersebut adalah adanya perubahan dalam penyampaian remo kepada remaja Surabaya.

Infografis atau grafis informasi adalah representasi visual informasi, data atau ilmu pengetahuan yang dikemas secara grafis. Grafis ini memperlihatkan informasi rumit yang kemudian dikemas lebih singkat dan jelas. Saat ini grafis informasi terdapat di berbagai bentuk media di mulai dari cetakan biasa dan ilmiah hingga papan dan rambu jalan. Infografis mengilustasikan informasi yang memiliki sedikit teks, dan berperan sebagai ringkasan visual untuk konsep sehari-hari.

Media dibuat buku informasi dan disesuaikan dengan karakteristik remaja Surabaya dengan upaya remaja dapat mengenal budaya lokal Surabaya. Melihat remaja-remaja di Surabaya menyukai buku-buku bergambar yang dikemas secara fun. Dan dibuat media pendukung yang diminati oleh remaja seperti: totebag, pin, stiker, pembatas buku dan poster untuk media promosi.


(6)

ABSTRACT

Indonesia has many cultural heritages, such as folkdance, folkmusic, drawing, craft, food, etc. National culture is the overall Indonesian people’s effort to develop a national identity of Indonesia. And nowadays, Indonesian cultures has been replacing by western culture. Phenomenon of Indonesia culture that claimed by another country caused by Indonesian people passiveness of national culture concervation. Indonesian people, especially teenagers, prefer to learning and living in western culture than their own culture because western culture is more attractive and represent teen’s spirit. For example: modern dance. Many Indonesian teenagers like it. They said modern dance is cool. But, when they presented traditional dance, they said it’s clumsy and not interesting. They also don’t like the monotonous packaging of traditional dance.

The methodologies that writer uses to design this graphical information book are primary and secondary data method, The primary data contains observation, documentation, interview, and questionnaire methods. And the secondary data contains document and journal literature method. The result of primary and secondary data process is a keyword: “remolution (remo revolution)”. Remolution is a different approaching to package and deliver Remo dance to Surabaya teenagers.

Information graphics or infographics are graphic visual representations of information, data or knowledge intended to present complex information quickly and clearly. This graphic shows the complex information that packed more concise and clear. These days, infographicscontained in various forms of media, ranging from the usual and scientifically print media to the board and street signs. Infographics illustrate the information that has little text, and role as a visual summary of the concept of the everyday.

Media used as information book and appropriated for the characteristics of Surabaya teenager in order to Surabaya teenagers want to know and learn about local culture of Surabaya. Surabaya teenagers love picture book with fun packaged. And supporting media that interest teenagers created such as: totebag, pins, stickers, bookmarks and posters for promotion media.


(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala rahmatnya yang Engkau berikan kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan laporan tugas akhir ini dengan judul Perancangan Buku Infografis Sejarah dan Aplikatif Tari Remo Surabayan.

Keterkaitan buku infografis dengan Desain Komunikasi visual sangat menarik bagi perancangan dalam menentukan judul tugas akhir ini. Permasalahan dalam sepinya akan peminat tari Remo terutama pada kalangan remaja Surabaya saat ini. Dibuatnya buku ini dengan upaya remaja Surabaya mengenal tarian budaya lokal.

Tidak lupa penulis menyampaikan rasa terimakasih, kepada :

1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmatnya sehingga perancang dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan baik.

2. Kedua orangtua saya yang sudah yang selalu mendoakan dan memfasilitasi saya.

3. Ibu Widyasari selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktu dan dengan sabar mengarahkan saya mulai awal sampai akhir Tugas Akhir ini.

4. Bapak Heru Subiyantoro selaku KaProgdi Desain Komunikasi Visual UPN “Veteran”.

5. Ibu Naniek Ratni Jar selaku Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UPN “Veteran”.

6. Bapak Aditya Rahman Yani selaku koordinator TugasAkhir.

7. Untuk seluruh Dosen DKV UPN “VETERAN” dan staff pengajar yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis mengikuti perkuliahan di UPN “VETERAN” JATIM.

8. Wawan Jananto yang selalu support mulai awal sampai akhir Tugas Akhir. 9. Adik Odie yang sudah membantu dan kasih kritik.


(8)

Masih banyak kekurangan dalam penulisan laporan ini. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga Laporan Tugas Akhir ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Surabaya, 11 Desember 2014

FLORIANA PUJI RHYSKYTAWATI


(9)

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iii

ABSTRAKSI ... iv

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 4

1.3. Rumusan Masalah ... 4

1.4. Batasan Masalah ... 5

1.5. Tujuan Perancangan ... 5

1.6. Manfaat Perancangan ... 5

1.6.1. Bagi Masyarakat ... 5

1.6.2. Bagi Praktisi DKV ... 5

BAB II LITERATUR DAN STUDI EKSISTING 2.1. Tinjauan Tentang Buku ... 6

2.1.1. Buku ... 6

2.1.2. Infografis... 6

2.2. Tinjauan Tentang Tari ... 7

2.2.1. Tari ... 7

2.2.2. Tari Remo... 9

2.3. Tinjauan Desain Komunikasi Visual ... 10

2.3.1. Warna ... 10


(10)

2.3.4. Tipografi ... 18

2.3.5. Layout ... 19

2.4. Studi Kompetitor ... 20

2.4.1. Buku Tari Melayu Tradisional ... 20

2.4.2. Buku Kasepuhan Ciptagelar ... 22

2.4.3. Buku Ayo Berlatih Balet! ... 25

2.5. Studi Komparator ... 27

2.5.1. Buku Udah Putusin Aja! ... 27

2.5.2. Buku Celebrate Your Weirdness ... 28

BAB III METODOLOGI PERANCANGAN 3.1. Definisi Operasional Judul ... 30

3.1.1. Buku ... 30

3.1.2. Infografis ... 30

3.1.3. Tari Remo Surabayan ... 30

3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 31

3.2.1. Data Primer ... 31

3.2.2. Data Sekunder ... 32

3.3. Analisis Data ... 33

3.3.1. Analisis SWOT. ... 33

3.3.2. Analisis 5W+1H ... 34

3.3.3. Analisa Observasi ... 37

3.3.4. Analisa Wawancara ... 37

3.3.5. Analisa Kuisioner ... 38

3.3.6. Consumer Insight ... 39

3.3.7. Consumer Journey ... 39

3.3.8. Point of Contact ... 42

3.4. Skema Pola Pikir ... 44

BAB IV KONSEP DESAIN 4.1. Perumusan Konsep (keyword)... 45


(11)

4.2.1. Kuisioner AIO ... 46

4.3. Unique Selling Point (USP) ... 48

4.4. Penjabaran Konsep ... 48

4.4.1. Konsep Verbal ... 48

4.4.1.1. Judul Buku ... 49

4.4.1.2. Cover Buku ... 49

4.4.1.3. Perwajahan Buku ... 49

4.4.1.4. Konten Buku ... 50

4.4.1.5. Pesan Moral ... 51

4.4.1.6. Ukuran Buku ... 52

4.4.1.7. Gaya Bahasa ... 52

4.4.2. Konsep Visual ... 52

4.4.2.1. Gaya Gambar ... 52

4.4.2.2. Tipografi ... 53

4.4.2.3. Warna ... 54

4.4.2.4. Layout ... 55

4.4.3. Konsep Perancangan Media ... 56

4.4.31. Media Utama ... 56

4.4.3.2. Media Pendukung ... 56

4.5. Proses Desain ... 57

4.5.1. Sketsa Gambar Manual ... 57

4.5.2. Studi Karakter ... 58

4.5.2.1. Remaja... 58

4.3.2.2. Penari Remo ... 59

4.5.3. Alternatif Desain ... 59

4.5.3.1. Pengaplikasian Gaya Layout ... 59

4.5.3.2. Alternatif Cover ... 60

4.5.3.3. Alternatif Tipografi ... 60

4.5.3.4. Studi Visual Cover... 61


(12)

5.1.1. Cover Buku ... 62

5.1.2. Font Cover Buku ... 62

5.1.3. Layout konten Buku ... 63

5.2. Media Pendukung ... 65

5.2.1. Pembatas Buku ... 65

5.2.2. Tote Bag ... 65

5.2.3. Jam Tangan ... 66

5.2.4. Pin ... 67

5.2.5. Poster ... 67

5.2.6. Stiker ... 68

5.3. Biaya Produksi Cetak Buku ... 69

5.3.1. Estimasi Harga Penerbit ... 69

5.3.1. Estimasi Harga Pribadi ... 70

BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan ... 71

6.2. Saran ... 71

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(13)

DAFTAR GAMBAR

Gb.2.1. Busana tari remo Surabayan ... 10

Gb.2.2. Buku pembelajaran tari Melayu ... 20

Gb.2.3. Buku ilustrasi ... 22

Gb.2.4. Buku panduan balet bergambar ... 25

Gb.2.5. Buku infograsi karangan Felix Siauw ... 27

Gb.2.6. Buku infografis Celebrate Your Weirdness ... 28

Gb.4.1. Contoh gaya gambar ilustrasi simple ... 53

Gb.4.2. Contoh font complate in him ... 53

Gb.4.3. Contoh font century gotic ... 54

Gb.4.4. Contoh warna-warna cerah (shocking) ... 54

Gb.4.5. Contoh teknik pewarnaan (psycodelic color) ... 55

Gb.4.6. Contoh layout buku bergambar ... 55

Gb.4.7. Sketsa dan alternative desain penari remo ... 57

Gb.4.8. Sketsa dan alternatif karakter remaja ... 58

Gb.4.9. Studi visual karakter remaja ... 58

Gb.4.10.Studi visual karakter penari remo... 59

Gb.4.11.Layout buku infografis tari remo Surabayan ... 59

Gb.4.12.Alternatif cover buku infografis tari remo Surabayan ... 60

Gb.4.13. Alternatif tipografi buku infografis tari remo Surabayan... 61

Gb.4.14. Studi visual cover buku infografis tari remo Surabayan ... 61

Gb. 5.1. Cover buku ... 62

Gb. 5.2. Tipografi ... 62

Gb. 5.3. Layout buku ... 64

Gb. 5.4. Pembatas buku ... 65

Gb. 5.5. Tote bag ... 66

Gb. 5.6. Jam tangan ... 66

Gb. 5.7. Pin ... 67

Gb. 5.8. Poster ... 68


(14)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. SWOT matriks ... 33 Tabel 3.2. Skema pola pikir ... 44 Tabel 4.1. Perumusan keyword ... 45


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Indonesia memiliki banyak warisan budaya leluhur, mulai dari seni tari, seni musik, seni gambar, seni patung hingga makanan khas dan masih banyak yang lain. Kebudayaan nasional merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia untuk mengembangkan identitas nasional bangsa Indonesia. Menurut TAP MPR No.IItahun 1998: “Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan karsa bangsa Indonesia harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan yang berbudaya. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K,

199”.

Kebudayaan disetiap daerah mempunyai ciri khas yang berbeda-beda.Menurut selaku Budayawan J.W. Ajawaila “Budayalokaladalahbudayaasli dari suatu kelompok masyarakat tertentu yang juga menjadi khas budaya sebuah kelompok masyarakat lokal”.Pada setiap daerah mempunyai karakteristik tarian yang berbeda. Terdapat lebih dari 3000 jenis tarian asli Indonesia dari 700 suku bangsa. Di setiap provinsi tidak hanya satu tarian saja, pada setiap daerahnya pun terdapat tarian-tarian khas daerah setempat.

Remo ialah embrio dari ludruk besutan (kesenian khas Jombang) yang didalamnya terdapat sebuah gerak tari, kidungan dan dialog yang kemudian berkembang di Surabaya dan mengalami perpecahan pada gerak tari dan mengalami pengembangan lalu dinamakanlah Remo. Menurut Bapak Tribroto Wibisono (seniman tari remo) adanya kesalah artian dari pemahaman Remo di kalangan masyarakat, banyak yang menganggap bahwa tari remo ialah simbol kepahlawanan, namun sebenarnya Remo ialah simbol kelahiran manusia. Bapak Munali Fatah ialah seniman Remo mengalihkan pandangan masyarakat yang salah


(16)

menyimbolkan kepahlawanan. Remo identik dengan gerakan kaki yang dihentakan ketanah yang di sebut “Gedruk” ialah simbol dari mengingat manusia akan keberadaan bumi.

Sayangnya, saat ini budaya-budaya asli Indonesia mulai tergeser oleh budaya luar. Terjadinya klaim budaya Indonesia oleh bangsa lain ialah dampak yang muncul akibat masyarakat kurang peduli untuk melestarikan budaya bangsa. Para generasi muda cenderung mempelajari kebudayaan bangsa asing yang menurut mereka lebih menarik dan dapat mewakili jiwa muda mereka dari pada budayanya sendiri. Salah satu contohnya adalah modern dance. Modern dance saat ini sangat digandrungi kawula muda. Mereka mengaku bahwa tarian dari budaya luar tersebut lebih asik, fun, dan sebagainya. Namun ketika disodori dengan tarian tradisional mereka mengatakan kaku dan kurang menarik. Mereka juga tidak suka dengan kemasan pertunjukan tari tradisional yang monoton. Bahkan, menurut data observasi yang telah dilakukan sebagian besar remaja mengatakan tidak mengetahui Tari Remo. Hal tersebut mengakibatkan sanggar tari tradisional yang masih bertahan jumlahnya yang kini bisa dihitung dengan jari, bandingkan dengan sanggar modern dance yang semakin lama semakin menjamur, khususnya di kota Surabaya, dan kegiatan ekstra di sekolah yang juga mulai membiasakan modern dance pada siswanya.

Saat ini posisi kesenian tradisional Indonesia sangat rentan untuk bersaing dengan kesenian dari budaya asing, sehingga diperlukan adanya pembelaan untuk melindungi eksistensi kesenian budaya lokal ditengah arus globalisasi yang membuat ruang gerak kesenian budaya lokal semakin sempit. Menurut peneliti budaya yakni Edi Sedyawati, “Kesenian daerah perlu di beri ruang gerak yang luas dalam penyajian agar dapat leluasa dalam berekspresi dalam menciptakan keindahan seni demi menarik perhatian konsumen.”Katanya dalam saresahan dan curah pendapat pelestarian seni tradisional Menkokesra,Jakarta,Selasa (21/7).

Kecanggihan teknologi yang semakin pesat turut mendukung apatisme masyarakat Indonesia terhadap budaya lokal. Masyarakat tidak mampu menyaring budaya asing yang semakin merajalela di setiap kalangan terutama anak muda. Secara tidak langsung, negara kita telah terjajah dari segi budaya. Saat ini


(17)

kebudayaan asing. Padahal menurut Habib yang terdapat di buku beliau yang berjudul Transformasi Budaya Lokal dalam Era Globalisasi mengatakan, bahwa “Sebelum abad ke-21, jarang channel televisi Indonesia yang menayangkan program-program dari negara-negara lain selain dari AS. Tapi, saat ini di layar kaca dapat kita temukan banyak sekali tayangan non-Amerika. Sebut saja serial TV dari Jepang dan Korea, Telenovela dari Amerika Latin dan film dari India”.Hal tersebut semakin menenggalamkan citra budaya sebagai warisan leluhur bangsa.

Dengan adanya nilai kultural, tari Remo Surabayan harus dapat terus bertahan sebagai identitas budaya lokal di Surabaya. Diperlukan gambaran kepada generasi muda betapa pentingnya menjaga dan melestarikan budaya lokal, kita sudah mempunyai kebudayaan sendiri yang lebih beragam yang dapat di pelajari.

Dalam hal ini sebuah gambaran mengenai pentingnya dalam melestarikan budaya lokal dengan cara mengapresiasikan melalui canggihnya teknologi yang saat ini banyak diminati masyarakat khususnya para kawula muda. Sesuai dengan media yang berkembang saat ini dan masyarakat yang lebih modern. Nilai kebudayaan lokal menjadi penting disaat fungsi sosial kebudayaan tersebut dilaksanakan, namun selalu terjadi benturan pada masalah kemasan yang dianggap kuno, kaku, dan monoton.

Tari Remo Surabayan saat ini sepi akan peminat terlebih dikalangan anak muda, maka dengan di buatnya buku infografis remo Surabayan diharapkan para anak muda Surabaya dapat ikut serta melestarikan budaya lokal mereka, dengan begitu budaya-budaya bangsa kita akan terjaga dan kemungkinan kecil untuk bisa di akui oleh bangsa lain.

Karakteristik generasi muda saat ini tidak akan menghiraukan himbauan-himbauan yang ada salah satunya dalam hal pelestarian budaya tanpa adanya pendekatan, dan strategi yang di gunakan juga mengikuti apa yang mereka inginkan,dengan begitu mereka akan merespon tujuan kita.

Media yang digunakan ialah buku, disamping kita mengajak para generasi muda untuk mencintai dan menghargai budaya sendiri khususnya budaya lokal Surabaya, juga meningkatkan minat baca pada generasi muda.


(18)

Menurut hasil observasi yang telah di buat, generasi muda saat ini tidak suka membaca buku yang hanya berisikan bacaan atau teks saja, tanpa terdapat gambar ataupun foto dan warna-warna di dalamnya, menurut mereka akan merasa jenuh dan kurang asik apabila membaca buku seperti itu.

Infografis adalah representasi visual informasi, data atau ilmu pengetahuan yang di kemas secara grafis. Grafis ini memperlihatkan informasi rumit yang kemudian di kemas lebih singkat dan jelas. Saat ini grafis informasi terdapat di berbagai bentuk media di mulai dari cetakan biasa dan ilmiah hingga papan dan rambu jalan. Infografis mengilustasikan informasi yang memiliki sedikit teks, dan berperan sebagai ringkasan visual untuk konsep sehari-hari.

Buku infografis yang akan di buat ialah mengenai upaya pelestarian kebudayaan lokal yang bertujuan agar dapat menyadarkan masyarakat khususnya generasi muda untuk menyadari pentingnya budaya lokal bagi kelangsungan budaya bangsa, serta agar mencintai dan menghargai budaya lokal disekitarnya dan turut melestarikan, dalam hal ini budaya lokal yang ada di Surabaya yakni Remo Surabayan.

1.2. Identifikasi Masalah

1. Permasalahan yang dialami kebudayaan nasional khususnya Surabaya ialah benturan tarian tradisional untuk tetap bertahan di tengah maraknya arus modernisasi yang membuka peluang masuknya budaya asing ke Indonesia.

2. Berdasarkan sifat kebudayaan yang rentan akan perubahan, sehingga diperlukan media visual mengenai Tari Remo Surabayan yang dapat mewakili kebudayaan yang ada di Surabaya.

3. Adanya anggapan dari kawula muda bahwa tarian dari budaya asing lebih menarik dan lebih dapat mewakili jiwa muda mereka.

1.3. RumusanMasalah

“Bagaimana merancang buku infografis sejarah dan aplikatif Tari Remo Surabayan, sebagai upaya menjaga dan melestarikan budaya lokal Surabaya ?”


(19)

1.4. Batasan Masalah

 Objek perancangan ini adalah sebagai buku yang menginformasikan kepada masyarakat tentang sejarah tari remo, gerakan dasar, gayabusana dan tata musik yang di gunakan.

 Subjek materi adalah perancangan komunikasi visual dalam bentuk buku mengenai sejarah sejarah tari remo, gerakan dasar, gayabusana dan tata musik yang di gunakan.

1.5. Tujuan

1. Mengajarkan kepada masyarakat khususnya generasi muda betapa pentingnya melestarikan warisan budaya bangsa.

2. Mendukung kegiatan Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dalam upaya melestarikan Tari Tradisional.

3. Mengenalkan dan melestarikan budaya Indonesia kepada masyarakat khususnya generasi penerus bangsa serta mengajak mereka untuk mengenal lebih dalam tentang Tari Remo Surabayan.

4. Memperluas wawasan tari tradisional kepada generasi muda terhadap budaya Indonesia.

1.6. Manfaat

1.6.1. Bagi Masyarakat

Hasil perancangan ini diharapkan dapat menjadikan masyarakat Indonesia agar lebih menghargai dan peduli atas budaya bangsanya sendiri.

1.6.2. Bagi Praktisi DKV

Dapat digunakan sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang perancangan buku infografis di lingkungan Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur khususnya Program Studi Desain Komunikasi Visual.


(20)

BAB II

STUDI EKSISTING DAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Tentang Buku 2.1.1. Definisi Buku

Buku adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar. Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman. Seiring dengan perkembangan dalam bidang dunia informatika, kini dikenal pula istilah e-book atau buku-e (buku elektronik), yang bertujuan untuk memudahkan para pembaca untuk mencari informasi.

Ada dua macam jenis buku, yaitu buku fiksi dan non fiksi. Buku fiksi adalah buku yang merupakan karya naratif yang isinya tidak mengarah pada kebenaran atau cerita yang sesungguhnya. Maksud dari pengertian tersebut adalah buku yang berasal dari karangan seseorang dan tidak benar-benar terjadi atau rekayasa. Buku fiksi melputi cerpen, novel, komik dan sebagainya. Sedangkan buku non fiksiadalah buku yang didalamnya berisikan kenyataan atau hal yang sesungguhnya terjadi seperti buku ilmiah dan buku pelajaran.

2.1.2. Definisi Infografis

Infografis atau grafis informasi adalah representasi visual informasi, data atau ilmu pengetahuan yang dikemas secara grafis. Grafis ini memperlihatkan informasi rumit yang kemudian dikemas lebih singkat dan jelas. Saat ini grafis informasi terdapat di berbagai bentuk media di mulai dari cetakan biasa dan ilmiah hingga papan dan rambu jalan. Infografis mengilustasikan informasi yang memiliki sedikit teks, dan berperan sebagai ringkasan visual untuk konsep sehari-hari.

Inforgrafis yang baikmenunjukkan keahlian desainer yangmembuatnya untuk menyampaikan informasi yang tidak hanya mudah untuk dipahami namun juga lebih menarik danlebih dapat dinikmati daripada hanya membaca teks atau tulisanya saja. Intinya visualisasi darisuatu informasi melibatkan penyimpulan dan pengesahan data yang diberikan sehingga dapat disampaikandelan cara yang lebih ringkas dan jelas sehingga dapat dengan mudah pembaca untuk memahami. (Knight, Glaser, 2009; 5)


(21)

Desainer informasi digambarkan sebagai “Transformer” informasi baik itu data mentah, mauun serangkaian aksi, dan proses menjadi suatu bentukan visual yang mampu mengungkapkan inti permasalahan dalam keadaan dimana pembaca mampu memahami dengan baik. (Widbur, 1998: 6-7)

2.2. Tinjuauan tentang Tari 2.2.1. Definisi Tari

Tari adalah ungkapan perasaan jiwa manusia yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang indah dan diiringi musik. Menurut manfaatnya tari dibedakan menjadi 2 yaitu sebagai hiburan dan komunikasi. Sebagai hiburan sifatnyapenikmat saja atau menghibur dan tidak perlu ada persiapan terlebih dahulu yang dapat berupa tarian, music dan lawakan. Sebagai komunikasi yaitu melalui gerak, ruang dan waktu yan ada padanya membawa pesan-pesan sebuah tarian tertentu untuk bisa di pahami oleh penikmatnya. Tarian meliputi aspek yakni :

a. Bentuk

Sebuah tari akan menemuan bentuk seninya bila penggalaman batin pencipa (penata tari) maupun penarinya dapat menyatu dengan penggalaman lahrnya (ungkapannya), yaitu tari yang disajikan bias menggetarkan perasaan atau emosi penontonnya. Dengan kata lain, penonton merasa terkesan setelah menikmati pertunjukan tari.Berdasarkan bentuknya tari dibedakan menjadi dua, yaitu representasional dan non representasional:

 Tari representasional adalah tari yang menggambarkan seorang petani, tari nelayan melukiskan seorang nelayan.

 Tari non reprentasional, yaitu tari yag melukiskan sesuatu secara simbolis, biasanya melalui gerak-gerak maknawi. Contohnya adalah tari golek, tari klana topeng, tari bedaya, tari serimpi, tari monggawa, dan sebagainya.

b. Gerak

Tenaga atau energi yang mencakup ruang dan waktu. Gerak dibedakan menjadi 2 yaitu gerak murni dan maknawi


(22)

Gerak murni (pure movement) atau disebut gerak wantch adalah gerak yang disusun dengan tujuan mendapatkan bentuk artistic (keindahan) dan tidak mempunyai maksud-maksud tertentu.

Gerak maknawi (gesture) atau gerak tidak wantah adalah gerak yang mengandung arti atau maksut tertentu dan telah distilasi (dari wantah menjadi wantah), misalnya gerak ulap-ulap dari tari jawa merupakan stilasi dari orang yang sedang marah dan sebagainya.

c. Tubuh

Alat wahana instrumen dalam tari. keadaan tubuh sangat penting bagi seorang penari. Sebab, bagi seorang penari tubuh merupakan sarana komunikasi kepada para penontonnya ketika sedang membawakan perannya. Oleh karena itu bagi seorang penari bentuk tubuh yang khas sering menghadirkan teknik-teknik gerak yang khas pula. Postur tubuh yang tinggi-besar akan mempunyai tenik gerak yang berbeda dengan postur tubuh yang kecil ketika melakukan sebuah tarian yang sama.

d. Irama

Iringan dalam tarian yang bisa membuat tampilan penari tersebut menjadi lebih bagus.Tiga kepekaan irama yang harus dikuasai oleh seorang penari:

 Kepekaan terhadap irama iringan (lagu atau gending), dalam hal ini seorang penari harus peka terhadap irama yang ditarikan.

 Kepekaan terhadap irama gerak yaitu menggerakan anggota tubuh dengan tempo yang telah ditentukan. Jadi, dalam hal ini seorang penari arus peka terhadap gerakan anggota tubuh (menari) kepada tempo irama yang sedang berbunyi.

 Kepekaan terhadap irama jarak, maksutnya adalah penggambilan jarak antar anggota tubuh yang digerakan sesuai dengan tata atuaran yang ditetapkan pada suatu tarian tertentu. Dan ditentukan oleh irama atau tempo dalam tarian.

e. Jiwa

Jiwa adalah istilah abstrak. Sedangkan tubuh dalam arti pisik adalah kongkret. Jiwamerupakan satu kesatuan yang unik dari kesan-kesan, intuinsi-intuinsi dan keyakinan yang menafsir seluruh penggalaman. Kekuatan jiwa bias dikatakan


(23)

sebagai tingkat kekuatan proses-proses stimulatif yang mengikuti persepsi (tanggapan) maupum motivasi (pendorongnya), karena penggalaman-penggalaman yang belum dipahami secara baik tidak akan membantu untuik memunculkan sebuah ungkapan. Dengan kata lain adalah apa yang belum terkesan tidak dapat terungkapkan.

2.2.2.Tari Remo

Suatu tarian gaya Jawa Timuran yang dilakukan oleh seorang penari atau lebih yang pada gerak dasarnya terdiri dari ragam-ragam gerak tertentu alam susunan yang dirangkaikan. Tari Remo bisa dibawakan oleh penari pria atau wanita, namun asal mulanya tari ini ialah tari yang mempunyai dua macam gaya yaitu gaya tari putra dan gaya tari putri.(ensiklopedi tari nusantara)

Remo ialah embrio dari ludruk besutan (kesenian khas Jombang) yang didalamnya terdapat sebuah gerak tari, kidungan dan dialog yang kemudian berkembang di Surabaya dan mengalami perpecahan pada gerak tari dan mengalami pengembangan lalu dinamakanlah Remo. Menurut Bapak Tribroto Wibisono (seniman tari remo) adanya kesalah artian dari pemahaman Remo di kalangan masyarakat, banyak yang menganggap bahwa tari remo ialah simbol kepahlawanan, namun sebenarnya Remo ialah simbol kelahiran manusia. Bapak Munali Fatah ialah seniman Remo mengalihkan pandangan masyarakat yang salah akan tarian Remo dengan membuat tarian yang di namakan Cokro Negoro yang menyimbolkan kepahlawanan. Remo

identik dengan gerakan kaki yang dihentakan ketanah yang di sebut “Gedruk” ialah

simbol dari mengingat manusia akan keberadaan bumi.

Remo berdasalkan hasil penyajiannya, dapat di tarik bebebrapa pokok masalah yaitu :  Tata pentasnya

 Teknik pergerakan gerak tari  Penggunaan vocal (kidugan)

 Rasa dari pada tari itu sendiri dan penjiwaannya

Beberapa masalah diatas adalah bahan dalam mempelajari tari remo.

Karakteristik yang paling utama dari tari remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di


(24)

pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif.

Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di belakang. Penari memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan penari memegang masing-masing-masing-masing ujung selendang. Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.(Wibisono,1981:18-19)

Gambar 2.1Busana Tari Remo Surabayan Sumber : buku “NGREMO 2.3. Tinjauan Desain Komunikasi Visual

2.3.1. Studi Warna

Warna sebagai termasuk dalam ranah nirmana. Terkadang pemakaian warna sangat membantu dalam pemilihan font dalam tipografi. Kemampuan penguasaan budaya dan warna sangat berpengaruh dalam menentukan sebuah warna dalam pemakaian ke dalam produk desain.

Kuning

Respon Psikologi: Optimis, Harapan, Filosofi, Ketidak jujuran, Pengecut (untuk budaya Barat), pengkhianatan, pencerahan dan intelektualitas.


(25)

Kuning adalah warna keramat dalam agama Hindu. Kuning adalah warna yang hangat. Cukup menarik perhatian dan sangat baik jika dijadikan background untuk teks hitam karena akan lebih mencolok terlihat.

Oranye

Respon Psikologi: Energy, Keseimbangan, Kehangantan. Menekankan sebuah produk yang tidak mahal.

Merah

Respon Psikologi: Power, energi, kehangatan, cinta, nafsu, agresi, bahaya, berpendirian, dinamis, dan percaya diri. Warna Merah kadang berubah arti jika dikombinasikan dengan warna lain. Merah dikombinasikan dengan Hijau, maka akan menjadi simbol Natal. Merah jika dikombinasikan dengan Putih, akan mempunyai arti „bahagia‟ di budaya Oriental. Bisa berarti berani dan semangat yang berkobar-kobar. Singkatnya secara umum berhubungan dengan perasaan yang meledak-ledak. Warna merah mudah menarik perhatian dan meningkatkan nafsu. Karena itu seperti saya katakan tadi, bisnis makanan banyak menggunakan warna dominan merah karena ini dipercaya dapat meningkatkan nafsu makan pembeli, lihat saja warna pizza hut, McD, KFC yang juga ada merahnya. Atau kalau untuk teks, warna merah pasti akan lebih menarik perhatian dibanding warna lain. Namun jika untuk background dengan teks hitam, akan membuat mata cepat lelah.

Biru

Respon Psikologi: Kepercayaan, Konservatif, Keamanan, Tehnologi, Kebersihan, Keteraturan, Damai, menyejukkan, spiritualitas, kontemplasi, misteri, dan kesabaran. Banyak digunakan sebagai warna pada logo Bank di Amerika Serikat untuk memberikan kesan tenang, terpercaya, ilmu dan wawasan. Warna ini sangat baik untuk menumbuhkan loyalitas konsumen. Bank-bank banyak menggunakan warna biru sebagai warna dominannya, demikian juga pendidikan.


(26)

Hijau

Respon Psikologi: Alami, Sehat, Keberuntungan, Pembaharuan, pertumbuhan, kesuburan, harmoni, optimisme, kebebasan, dan keseimbangan Warna Hijau tidak terlalu ‟sukses‟ untuk ukuran Global. Di Cina dan Perancis, kemasan dengan warna Hijau tidak begitu mendapat sambutan. Tetapi di Timur Tengah, warna Hijau sangat disukai. Banyak produk yang menekankan kealamian produk menggunakan warna ini sebagai pilihan. Untuk perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan eksplorasi alam, warna hijau banyak dipakai untuk menegaskan bahwa perusahannya berwawasan lingkungan. Warna ini termasuk yang sedang ngetren dan akan banyak dipakai khususnya dengan kampanye yang berhubungan dengan lingkungan. Kemasan deterjen juga tidak sedikit yang menggunakan warna hijau.

Ungu atau jingga

Respon Psikologi: Spiritual, Misteri, Kebangsawanan, Transformasi, Kekasaran, Keangkuhan, Ramah, Romantis dan Mandiri. Warna ungu sangat jarang ditemui di alam. Ungu adalah campuran warna merah dan biru. Perpaduan antara keintiman dan erotis atau menjurus ke pengertian yang dalam dan peka. Bersifat kurang telitnamun penuh harapan.

Coklat

Respon Psikologi: Tanah/Bumi, Reliability, Comfort, Daya Tahan, Stabilitas, Bobot, Kestabilan dan Keanggunan. Kemasan makanan di Amerika sering memakai warna Coklat dan sangat sukses, tetapi di Kolumbia, warna Coklat untuk kemasan kurang begitu membawa hasil.

Hitam

Respon Psikologi: Ketakutan, Power, Kecanggihan, Kematian, Misteri, Seksualitas, Kesedihan, Keanggunan, dan Independen, Berwibawa, Penyendiri, Disiplin, dan Berkemauan keras.Melambangkan kematian dan kesedihan di budaya Barat. Sebagai warna Kemasan, Hitam melambangakan Keanggunan (Elegance), Kemakmuran (Wealth) dan Kecanggihan (Sopiscated). Menunjukkan hal yang tegas, elegan, dan


(27)

eksklusif. Juga bisa mengandung makna rahasia. Seperti ketika saya memilih warna dominan hitam pada Rahasia Blogging.warnatersebut sangat mendukung kata “rahasia” yang ingin saya tekankan. Kalau untuk warna mobil, biasanya mobil berwarna hitam lebih mahal daripada mobil berwarna lain.

Putih

Warna suci dan bersih, natural, kosong, tak berwarna, netral, awal baru, kemurnian dan kesucian. Warna yang sangat bisa dipadukan dengan warna apapun. Warna putih di situs web banyak dipakai sebagai warna background teks hitam. Sebab pengunjung akan lebih mudah untuk membacanya.

Abu - Abu

Respon Psikologi: Intelek, Masa Depan (kayak warna Milenium), Kesederhanaan, Kesedihan.

2.3.2. Klasifikasi Warna Berdasarkan Karakteristiknya

Warna berdasarkan karakteristiknya terbagi atas dua kelompok, yaitu warna negatif dan warna positif. Warna negatif juga dapat disebut sebagai warna pasif seperti biru, biru kemerahan, merah kebiruan yang mengidentifikasikan kegelisahan, kepatuhan, pemikiran yang lemah lembut dan sebagainya. Sedangkan warna positif atau bisa juga disebut warna aktif seperti kuning, merah, oranye yang memberikan kesan karakter yang aktif.(Wiyono dalam jurnal Lidyawati, 2010: 46)

2.3.3. Studi Ilustrasi

Pengertian ilustrasi adalah proses penggambaran objek, baik visual maupun audio dan lain-lain. Komunikasi visual merupakan suatu komunikasi melalui wujud yang dapat diserap oleh indera pengelihatan. Pada media komunikasi, khususnya media cetak, terdiri atas beberapa unsur yaitu warna, tipografi, ilustrasi, layout, fotografi, dan lain sebagainya.


(28)

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia (Balai Pustaka, 1996), ilustrasi dibagi menjadi dua jenis yaitu ilustrasi audio dan ilustrasi visual. Ilustrasi audio berarti musik yang mengiringi suatu pertunjukan sandiwara di pentas, radio atau musik yang melatari sebuah film.(www.e-jurnal.com)

Di Eropa, seniman pada masa keemasan dipengaruhi oleh kelompok Pre-Raphaelite dan gerakan-gerakan yang berorientasi kepada desain seperti Arts and Crafts Movement, Art Nouveau, danLes Nabis. Contohnya Walter Crane, Edmund Dulac, Aubrey Beardsley, Arthur Rackham dan Kay Nielsen. Pada masa kini, ilustrasi semakin berkembang dengan penggunaan banyak software pembantu seperti Adobe Illustrator, Photoshop, CorelDraw, dan CAD. Namun ilustrasi tradisional yang dibuat dengan tangan tetap memiliki nilai yang tinggi.

Di Indonesia, sejarah tradisi ilustrasi dapat merujuk kepada lukisan gua yang terdapat di Kabupaten Maros, provinsi Sulawesi Selatan dan di pulau Papua. Jejak ilustrasi yang berumur hampir 5000 tahun itu menggambarkan tumpukan jari tangan berwarna merah terakota. Selain lukisan gua, wayang beber dalam hiburan tradisional Jawa dan Bali dilihat sebagai ilustrasi yang merepresentasikan alur cerita kisah Mahabarata, tradisi yang kira-kira muncul bersamaan dengan berdirinya kerajaan Sriwijaya yang menganut agama Hindu di Pulau Sumatera bagian Selatan.

Terdapat fungsi khusus dari ilustrasi, antara lain :

 Memberikan suatu bayangan dalam suatu alur karakteristik dalam cerita  Memberikan bayangan bentuk alat-alat yang digunakan di dalam tulisan

ilmiah

 Memberikan bayangan langkah kerja  Mengkomunikasikan cerita.

 Menghubungkan tulisan dengan kreativitas dan individualitas manusia.  Memberikan humor-humor tertentu untuk mengurangi rasa bosan.  Dapat menerangkan konsep yang disampaikan

Pada bacaan terdapat berbagai ilustrasi, berikut ini macam-macam ilustrasi yang terdapat pada bacaan:


(29)

a. Ilustrasi tumbuh-tumbuhan

Ilustrasi tumbuh tumbuhan biasanya lebih mudah karena hanya membentuk tanaman biasa dan tidak perlu membutuhkan teknik dasar.

b. Ilustrasi Binatang

Ilustrasi binatang dibagi menjadi dua yaitu binatang berkaki dua dan binatang berkaki empat :

 Binatang berkaki dua

binatang berkaki dua (sebangsa unggas) dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu unggas berleher pendek dan unggas berleher panjang.

 Binatang berkaki empat

Ada beberapa binatang berkaki empat yang memiliki kesamaan dalam proporsi,tetapi memiliki perbedaan pada ciri-ciri khusus yang menjadi tanda binatang tersebut.

c. Ilustrasi Manusia

Untuk ilustrasi manusia dibagi menjadi dua,yaitu Pria dan Wanita. d. Ilustrasi yang digunakan untuk bacaan

Ilustrasi yang digunakan pada bacaan terdapat 13 macam,ada yang digunakan untuk menghias dan digunakan untuk memperjelas bacaan,yakni :Ilustrasi pada buku pelajaran,ilustrasi pada buku cerita,ilustrasi pada koran,ilustrasi pada majalah,kartun,karikatur,vignet,exlibris,komik,sampul kaset,gambar pola,cover/sampul dan novel.

e. Ilustrasi pada buku pelajaran

gambar gambar yang ada di buku pelajaran itu termasuk ilustrasi yang bertujuan untuk menjelaskan materi yang di ajarkan.

f. Ilustrasi pada buku cerita

gambar yang biasanya banyak ditemukan di buku cerita anak anak yang digunakan untuk menjelaskan cerita,menarik minat anak-anak untuk membaca buku dan memudahkan anak-anak untuk membayangkannya.


(30)

g. Ilustrasi pada koran

gambar yang banyak kita temukan di koran merupakan gambar yang digunakan untuk menjelaskan bacaan yang didominasi oleh berita. h. Ilustrasi pada majalah.

gambar yang sering kita temukan di dalam majalah adalah gambar yang kegunaan dan tujuannya hampir sama dengan koran.

i. Kartun

adalah gambar bergerak yang terbuat dari kertas yang biasanya ditampilkan ditv berbentuk film maupun film pendek.

j. Karikatur

adalah gambar yang bentuknya seperti kartun tetapi bentuknya tidak sebagus kartun karena biasanya digunakan untuk mengejek atau menyinggung. k. Vignet

adalah gambar yang terbuat dari beberapa garis yang membentuk sesuatu. l. Exlibris

adalah gambar yang digunakan untuk menjelaskan tulisan pada buku.

m. Komik

terbagi menjadi beberapa jenis antara lain,komik strip,komik cerita,komik rage,komik meme.Komik sendiri adalah gambar yang bentuknya seperti kartun tetapi digambar dan di susun yang kemudian dijadikan buku n. Sampul kaset

yang terdapat diluar kaset dan digunakan untuk memperjelas apa isi dari kaset tersebut.

o. Gambar pola

merupakan gambar yang digunakan untuk membuat pola pada bahan.

p. Cover/Sampul

terdapat paling depan pada bagian buku yang biasanya bertuliskan judul dan beberapa inti dari buku tersebut.

q. Novel


(31)

namun ada beberapa lembar yang berisikan ilustrasi yang berguna untuk mempermudah para pembaca memahami maksud dalam cerita tersebut. Secara mendasar tedapat 2 (dua) macam teknik ilustrasi yaitu ilustrasi, dengan teknik fotografi dan ilustrasi dengan teknik tulis atau gambar tangan. Teknik drawing atau gambar tangan, antara lain :

line drawings

yaitu gambar yang dibuat dengan alat dan tinta gambar. Gambar hanya bersifat hitam dan putih. Ilustrasi yang sering dikerjakan dengan teknik ini adalah jenis ilustrasi kartun, karikatur, dan sejenisnya.

wash drawings

gambar dengan teknik ini lebih realistik, mirip foto hitam putih. Oleh karena itu lebih mungkin digunakan daripada fotografi dan bahkan kadang-kadang dapat melebihi keterbatasan kemampuan kamera. Gambar dengan teknik ini dibedakan menjadi dua macam yaitu:

a. tight drawings

gambar ilustrasi dengan teknik wash drawings yang lebih bersifat detail dan realistik. Gambar ini lebih mendekati karya fotografi.

b. loose drawings

gambar ilustrasi dengan teknik wash drawings yang lebih bersifat impresif. Ilustrasi ini biasa dipakai dalam ilustrasi fashion,

scratchboard

ilustrasi dengan teknik ini menggunakan kertas bertekstur khusus sebagai medianya. Sedangkan alat yang digunakan adalah pena atau alat lain yang tajam dan digoreskandengan menggunakan tinta gambar.

teknik ilustrasi yang lain

ilustrasi dengan teknik ini adalah jenis gambar ilustrasi yang banyak dijumpai di sekitar kita. Media yang dapat dipakai dalam teknik ini antara lain pensil, crayon, arang, cat minyak, dan cat air. Dengan teknik ini gambar ilustrasi dapat dibuat dengan cara gores-goresan pensil, sapuan kuas atau air brush.


(32)

2.3.4. Studi Tipografi

Tipografi atau typography menurut Roy Brewer (1971) dapat memiliki pengertian luas yang meliputi penataan dan pola halaman, atau setiap barang cetak. Atau dalam pengertian lebih sempit hanya meliputi pemilihan, penataan dan berbagai hal bertalian pengaturan baris-baris susun huruf (typeset), tidak termasuk ilustrasi dan unsur-unsur lain bukan susun huruf pada pada halaman cetak.

Peran dari pada tipografi itu sendiri adalah untuk mengkomunikasikan ide atau informasi dari halaman tersebut ke pengamat. Terkadang secara tidak sadar, kita selau berhubungan dengan tipografi setiap hari dan setiap saat. Seperti koran atau majalah yang kita baca, label pakaian yang biasa kita kenakan.(kusrianto,2010).

Perkembangan tipografi saat ini sudah mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand draw) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya. Beberapa jenis huruf yang dilakukan oleh James Craig berdasarkan klasifikasi, antara lain:

a. Roman

Ciri dari huruf ini adalah memiliki sirip/kaki/serif yang berbentuk lancip pada ujungnya. Huruf Roman memiliki ketebalan dan ketipisan yang kontras pada garis-garis hurufnya. Kesan yang ditimbulkan adalah klasik, anggun, lemah gemulai dan feminin.

b. Egyptian

Jenis huruf yang memiliki ciri kaki/sirip/serif yang berbentuk persegi seperti papan dengan ketebalan yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulakn adalah kokoh, kuat, kekar dan stabil.

c. Sans Serif

Pengertian San Serif adalah tanpa sirip/serif, jadi huruf jenis ini tidak memiliki sirip pada ujung hurufnya dan memiliki ketebalan huruf yang sama atau hampir sama. Kesan yang ditimbulkan oleh huruf jenis ini adalah modern, kontemporer dan efisien.


(33)

d. Script

Huruf Script menyerupai goresan tangan yang dikerjakan dengan pena, kuas atau pensil tajam dan biasanya miring ke kanan. Kesan yang ditimbulkannya adalah sifast pribadi dan akrab.

e. Miscellaneous

Huruf jenis ini merupakan pengembangan dari bentuk-bentuk yang sudah ada. Ditambah hiasan dan ornamen, atau garis-garis dekoratif. Kesan yang dimiliki adalah dekoratif dan ornamental.

2.3.4. Studi Layout

Layout adalah tata letak unsur-unsur desain dalam sebuah bidang. Prinsip layout ada empat yaitu diantaranya adalah squence/urutan, emphasis/penekanan, balance/keseimbangan, unity/kesatuan.

a. Sequence

Sequence merupakan urutan atau jalur dari sebuah desain. Sequence dibutuhkan untuk menentukan arah dari media cetak agar pembaca dapat melihat secara berurutan, dan tidak tumpang tindih. Sequence juga membantu pembaca untuk mengetahui jalur cerita dari media tersebut, dengan begitu pesan yang disampaikan dapat dipahami dengan baik bagi pembaca.

b. Emphasis

Emphasis merupakan penekanan utama suatu visual dalam bidang tersebut. Emphasis dapat menentukan perhatian utama dari suatu objek dalam suatu bidang visual. Emphasis merupakan sebuah hierarki dalam desain. Untuk memberikan penekanan pada sebuah desain dapat dilakukan dengan;

 Membedakan ukuran suatu objek dengan backgroundnya

 Memberi warna yang mencolok dan berbeda dengan lingkungan sekitar

 Menaruhnya di tempat yang strategis bagi pembaca. c. Balance

Balance digunakan untuk memberikan berat yang merata pada suatu bidang. Penggunaan balance sendiri digunakan agar tidak terjadi perbedaan yang terelalu


(34)

mencolok pada sebuah bidang desain, seperti pemberian ruang kosong yang terlalu banyak pada satu sisi, perbedaan yang tidak rata tersebut membuat pembaca menjadi tidak nyaman dengan ruang kosong yang terlalu besar.

d. Unity

Unity digunakan untuk memberikan rasa yang sama pada suatu desain. Unity digunakan agar ide pokok dari desain tidak terkesan menyebar karena konsep desain yang berbeda. Dalam komik unity dalam sebuah karakter sangat dibutuhkan agar pembaca tidak bingung dengan pengulangan karakter yang muncul. Tidak adanya kesamaan dalam gaya gambar akan membuat pembaca semakin bingung dengan karakter yang muncul.

2.4. Studi Kompetitor

2.4.1. Buku pembelajaran dasar “Tari Melayu Tradisional”

Gambar 2.2. Buku pembelajaran dasar “Tari Melayu Tradisional Sumber : www.adicita.com


(35)

Nama : Pembelajaran Dasar Judul : Tari Melayu Tradisional Penulis : Tengku Mira Sinar Penerbit : Adicita Karya Nusa Jumlah Halaman :102 halaman

Buku ini menyajikan teknik dasar dalam mempelajari tari Melayu yang dipaparkan secara runtut disertai gambar-gambar pendukung sehingga dapat dipakai di sekolah-sekolah sebagai pendukung kurikulum dalam bidang seni dan budaya, serta memiliki relevansi yang signifikan dengan tujuan pendidikan muatan lokal (Mulok) kepada peserta didik. Bagi masyarakat luas buku ini sangat bermanfaat sebagai penuntun dalam mempelajari tari Melayu, baik digunakan oleh sanggar-sanggar tari maupun digunakan secara individu.

Strength:

 Menggunakan teknik fotografi sehingga mudah bagi si pembaca untuk mengikuti gerakan yang dicontohkan.

 Buku ini dominan pada gambarnya, teks hanya untuk keterangan dan sedikit memperjelas maksud gambar yang disajikan.

 Tata letak pada gambar dan teks tertata rapi.

Weakness:

 Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa baku sehingga kurang tepat jika buku ini mempunyai segmen remaja.

 Cover yang digunakan terkesan terlalu formal.

 Ukuran buku tebal sehingga kurang efisien jika untuk dibawa kemana-mana.

 Isi buku tidak berwarna sehingga masyarakat kurang tertarik untuk membacanya.

Opportunity:

 Masih jarang ditemui buku grafis info yang menjelaskan secara detail tarian-tarian budaya lokal.


(36)

Threat:

 Kurangnya minat baca para remaja untuk membaca buku, di karenakan kemudahan untuk mengakses informasi melalui media elektronik yang lebih memudahkan mereka untuk mencari informasi

2.4.2.Buku Ilustrasi “KASEPUHAN CIPTAGELAR ”

Gambar 2.3 Buku ilustrasi “Kesepuhan Ciptagelar” Sumber: paparkarya.blogspot.com


(37)

Nama :Buku Ilustrasi

Judul :Kesepuhan Ciptagelar Perancang : Ricky Rinaldi

Penerbit : Jagad Pustaka Jumlah Halaman :150 halaman

Buku ilustrasi berjudul “Kasepuhan Ciptagelar” menceritakan tokoh mayoritas penduduk Jawa Barat adalah masyarakat Sunda. Adapun salah satu contoh masyarakat Sunda yang masih memegang teguh kebudayaan peninggalan leluhur adalah masyarakat di Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar. Masyarakat Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar merupakan salah satu dari Komunitas Adat Banten Kidul yang terletak di Gunung Halimun. informasi mengenai Nilai - nilai hidup yang luhur di Kasepuhan Ciptagelar masih sedikit diketahui oleh masyarakat luas khususnya masyarakat perkotaan.Sedangkan pada hakekatnya pelestarian kebudayaan diperlukan sebagai penguat integrasi Bangsa, maka dari itu hadirlah buku ilustrasi yang disampaikan dengan pendekatan infografis, membahas nilai-nilai hidup di Kasepuhan Ciptagelar. Kegunaan ilustrasi dengan pendekatan infografis bertujuan untuk mengemas informasi agar lebih mudah dicerna dan informatif.Diharapkan dengan hadirnya buku ilustrasi yang menjelaskan nilai - nilai hidup di Kasepuhan Ciptagelar di mayoritas penduduk Jawa Barat adalah masyarakat Sunda. Adapun salah satu contoh masyarakat Sunda yang masih memegang teguh kebudayaan peninggalan leluhur adalah masyarakat di Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar. Masyarakat Kampung Gede Kasepuhan Ciptagelar merupakan salah satu dari Komunitas Adat Banten Kidul yang terletak di Gunung Halimun. informasi mengenai Nilai - nilai hidup yang luhur di Kasepuhan Ciptagelar masih sedikit diketahui oleh masyarakat luas khususnya masyarakat perkotaan. Sedangkan pada hakekatnya pelestarian kebudayaan diperlukan sebagai penguat integrasi bangsa, maka dari itu hadirlah buku ilustrasi yang disampaikan dengan pendekatan infografis, membahas nilai-nilai hidup di Kasepuhan Ciptagelar. Kegunaan ilustrasi dengan pendekatan infografis bertujuan untuk mengemas informasi agar lebih mudah dicerna dan informatif.Diharapkan dengan hadirnya buku ilustrasi yang menjelaskan nilai - nilai hidup di Kasepuhan Ciptagelar dapat menumbuhkan


(38)

minat dan sikap masyarakat terhadap kebudayaan Sunda yang ada di Jawa Barat khususnya di Kasepuhan Ciptagelar.apat menumbuhkan minat dan sikap masyarakat terhadap kebudayaan Sunda yang ada di Jawa Barat khususnya di Kasepuhan Ciptagelar. Analisis SWOT Buku ilustrasi“Kasepuhan Ciptagelar”karya Ricky Rinaldi

Strength:

 Pendekatan ilustrasi yang digunakan sangat informatif sehingga pembaca mudah mengerti yang dimaksud dalam buku.

 Menggunakan teknik ilustrasi realistis dan jelas sehingga memudahkan pembaca untuk memahami.

 Menggunakan teknik pewarnaan full color dan menggunakan warna-warna asli dari benda yang digambarkan.

 Buku ini dominan pada gambarnya, teks hanya untuk keterangan dan sedikit memperjelas maksud gambar yang disajikan.

 Tata letak pada gambar dan teks tertata rapi.

Weakness:

 Gaya bahasa yang digunakan adalah bahasa baku sehingga kurang tepat jika buku ini mempunyai segmen remaja.

 Cover yang digunakan terlihat elegan sehimgga terkesan buku ini terlalu formal.

 Ukuran buku tebal sehingga kurang efisien jika untuk dibawa kemana-mana.

Opportunity:

 Buku ilustrasi bersifat infografik, masih jarang ditemui di pasaran yang membahas tentang budaya lokal yang dikemas menggunakan teknik ilustrasi, kebanyakan menggunakan teknik fotografi saja dan dominan pada teks, sehingga masyarakat kurang tertarik untuk membacanya.

Threat:

 Kurangnya minat baca para remaja untuk membaca buku, di karenakan kemudahan untuk mengakses informasi melalui media elektronik yang lebih memudahkan mereka untuk mencari informasi yang di butuhkan.


(39)

2.4.3. Buku panduan balet bergambar “Ayo Berlatih Balet!”

Gambar 2.4. Buku Panduan Bergambar “Ayo Berlatih Balet !” Sumber : pribadi

Nama : Buku Panduan Bergambar Judul : Ayo Berlatih Balet !

Penulis : Lidyawati Setiawan Wijaya

Buku yang berjudul “Ayo berlatih Balet !” ini adalah buku panduan untuk para penari balet pemula. Dibuat buku ini bertujuan untuk meningkatkan minat anak-anak khususnya ballerina pemula agar meningkatkan kompetensi saat berlatih balet secara mandiri Baha yang dipakai menggunakan bahasa Indonesia, memakai jilidan softcover. Buku ini terkesan santai sesai target segmen adalah anak-anak.


(40)

Strength:

 Menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia sehingga mudah dimengerti oleh anak-anak.

 Buku dikemas ringan maka, tidak membebani pembaca.

 Presentase teks dan gambar seimbang sehingga tidak rancuh saat membaca.

 Menggunakan warna-warna cerah sehingga dapat membuat menarik anak-anak untuk membaca.

Weakness:

 Menggunakan teknik fotografi dan ilustrasi,kurang tepat untuk target anak-anak karena anak-anak belum bias sempurna membayangkan sebuah gambar.

Opportunity:

 Belum ada buku yang mengulas tentang tari balet secara detail dan menggunakan bahasa pengantar bahasa Indonesia, kebanyakan yang beredar di pasar menggunakan bahasa asing.

Threat:

 Sudah banyak buku yang menggunakan teknik ilustrasi yang lebih informatif dan menggunakan warna-warna cerah, sehingga dapat lebih menyenangkan ketika dibaca.


(41)

2.5. Studi Komparator

2.5.1. Buku Infografis “Udah Putusin Aja!”

Gambar 2.5. Buku Infografis karangan Felix Siauw berjudul “Udah Putusin Aja !” Sumber : http://publishing.mizan.com/

Nama : Buku Infografis

Judul :Udah Putusin Aja! Penulis : Felix Y. Siauw

Penerbit : Mizania

Harga : Rp. 59.000 Jumlah Halaman : 180

Buku yang berjudul “Udah Putusin Aja!” adalah yang berisikan pengetahuan tentang Islam yang bertemakan remaja, di dalam buku tersebut penulis mengajak para remaja Islam untuk tidak berpacaran karena dapat menimbulkan hal yang tidak baik. Teknik ilustrasi yang di gunakan mencerminkan remaja yakni dominan warana merah muda dan biru, cover yang di gunakannya pun menggunakan teknik cutting sehingga menjadi daya tarik tersendiri untuk pembacanya. Gaya bahasa yang di gunakan dalam buku tersebut juga menggunakan bahasa remaja sehingga ringan dan mudah untuk dipahami.

Strength:

 Memiliki gaya ilustrasi yang simple sehingga cocok dengan karakteristik remaja saat ini yang tidak menyukai suatu hal yang rumit.

 Penyampaian informasi mudah untuk di pahami.

 Menggunakan gaya bahasa populer sehingga para pembaca khususnya remaja lebih nyaman untuk membaca buku ini.


(42)

Weakness:

 Warna yang di gunakan dominan merah jambu (pink) sehingga buku ini terkesan terlalu fokus pada pembaca kaum perempuan.

Opportunity:

 Masih jarang di temui di pasaran buku yang mengangkat tema islam namun di kemas secara grafis, yang membuat para remaja tertarik untuk membaca dan mengetahi lebih jauh tentang islam.

Threat:

 Kurangnya minat baca para remaja untuk membaca buku, di karenakan kemudahan untuk mengakses informasi melalui media elektronik yang lebih memudahkan mereka untuk mencari informasi yang di butuhkan.

2.5.2. Buku Infografis “Celebrate Your Weirdness (positive teens againts bullying)”

Gambar 2.6. Buku Infografis “Celebrate Your Weirdness(positive teens againts bullying)” Sumber : pribadi

Nama : Buku Infografis


(43)

Penulis : kaWanku

Penerbit : PT. Gramedia Jakarta Harga : Rp. 60.000

Jumlah Halaman : 143

Celebrate Your Weirdness (positive teens againts bullying) ialah buku yang di buat oleh majalah “kaWanku”, yang bertujuan mengajak para remaja untuk tidak menutupi keunnikan dirinya yang di sebabkan bullying. Buku ini mengajak remaja untuk mengubah mainseat mereka bahwa menjadi beda itu hal yang menyenangkan. Mendampingi remaja untuk mengekspresikan keunkan yang ada pada diri mereka masing-masing dengan percaya diri. POSITEENS ialah gerakan remaja utuk menghentikan bullying yang di usung oleh “kaWanku” yang mendapat dukungan dari Kementrian Pemberdaya Perempuan dan Perlindungan Anak.

Strength:

 Memiliki gaya ilustrasi yang simple dan unik yang sesuai dngan tema yang di usung .

 Penyampaian informasi mudah untuk di pahami.

 Menggunakan gaya bahasa populer sehingga para pembaca khususnya remaja lebih nyaman untuk membaca buku ini.

 Dari halaman depan sampai akhir buku ini full color sehingga pembaca dapat menikmati bacaan dan warna-warna yang di suguhkan.

Weakness:

 Tidak terdapat daftar pustaka sehingga pembaca ragu untuk tigkat kebenaran info yang ada di dalam buku ini.

Opportunity:

 Masih jarang di temui buku yang bertemakan remaja yang full color di halaman awal sampai akhir, biasanya full color hanya di pakai untuk di halaman-halaman depan saja untuk menarik minat pembaca kemudian di halaman selanjutnya hitam putih.

Threat:

 Minimnya minat baca remaja saat ini yang lebih menyukai untuk mengikuti komunitas-komunitas yang ada sekarang.


(44)

BAB III

METODE PERANCANGAN

3.1. Definisi Operasional Judul 3.1.1. Definisi Buku

Definisi buku yang dimaksud dalam perancangan ini adalah kumpulan kertas atau bahan lainnya yang dijilid menjadi satu pada salah satu ujungnya dan berisi tulisan atau gambar.Setiap sisi dari sebuah lembaran kertas pada buku disebut sebuah halaman.

3.1.2. Definisi Infografis

Definisi Infografis yang di maksud dalam perancangan ini adalah representasi visual informasi, data atau ilmu pengetahuan yang dikemas secara grafis.Grafis ini memperlihatkan informasi rumit yang kemudian dikemas lebih singkat dan jelas.Saat ini grafis informasi terdapat di berbagai bentuk media di mulai dari cetakan biasa dan ilmiah hingga papan dan rambu jalan.Infografis mengilustasikan informasi yang memiliki sedikit teks, dan berperan sebagai ringkasan visual untuk konsep sehari-hari.

3.1.3. Tari Remo Surabaya

Definisi tari remo Surabaya yang dimaksud dalam perancangan ini adalah suatu tarian gaya Jawa Timuran yang dilakukan oleh seorang penari atau lebih yang pada gerak dasarnya terdiri dari ragam-ragam gerak tertentu alam susunan yang dirangkaikan. Tari Remo bisa dibawakan oleh penari pria atau wanita, namun asal mulanya tari ini ialah tari yang mempunyai dua macam gaya yaitu gaya tari putra dan gaya tari putri.

Remo ialah embrio dari ludruk besutan (kesenian khas Jombang) yang didalamnya terdapat sebuah gerak tari, kidungan dan dialog yang kemudian berkembang di Surabaya dan mengalami perpecahan pada gerak tari dan mengalami pengembangan lalu dinamakanlah Remo.Menurut Bapak Tribroto Wibisono (seniman tari remo) adanya kesalah artian dari pemahaman Remo di


(45)

kepahlawanan, namun sebenarnya Remo ialah simbol kelahiran manusia. Bapak Munali Fatah ialah seniman Remo mengalihkan pandangan masyarakat yang salah akan tarian Remo dengan membuat tarian yang di namakan Cokro Negoro yang menyimbolkan kepahlawanan. Remo identik dengan gerakan kaki yang dihentakan ketanah yang di sebut “Gedruk” ialah simbol dari mengingat manusia akan keberadaan bumi.

3.2. Teknik Pengumpulan Data 3.2.1. Data Primer

Data Primer adalah data atau keterangan yang diperoleh peneliti secara langsung melalui sumbernya (Waluya, 2007:79). Data primer meliputi :

a) Metode Observasi

Metode observasi adalah pengumpulan data dengan cara melihat, meninjau dan mengamati langsung ke lapangan untuk mendapatkan data untuk diteliti. Teknik observasi adalah teknik pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap fenomena yang terjadi di lapangan (Hadi, 1984:31). Objek yang diamati adalah sanggar tari Lab. Remo yang terletak di gedung Cak Durasim Surabaya, untuk mengetahui seberapa banyak peminat Tari Remo Surabayan saat ini dan mengetahui perilaku penyuka tari remo yang ada disana.

b) Metode Dokumentasi

Metode Dokumentasi adalah metode yang dilakukan untuk memperoleh sumber data berupa laporan tertulis atau foto dan rekaman video, melihat keterbatasan pengamatan yang dilakukan dengan mata sepintas, pikiran dan catatan yang diperlukan dapat menibulkan kesalahan dan kekurangan sehingga dengan menggunakan metode ini dapat memperbaiki kesalahan yang terjadi. Metode dokumentsi digunakan untuk mengumpulkan data yang berupa foto ataupun rekaman video yang menyangkut dengan Remo Surabayan (Surakhmad, 1980:23).

c) Metode Wawancara

Metode Wawancara adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk mendapatkan keterangan secara lisan yang melalui tanya jawab


(46)

Tribroto Wibisono selaku seniman tari Jawa Timuran.wawancara ini dilakukan untuk mengetahui seluk beluk Tari Remo Surabayan dan pandangan narasumber mengenai masuknya budaya asing yang dapat menggeser dengan cepat budaya lokal.

d) Metode Kuisioner

Metode Kuisioner adalah metode pengumpulan data yang menyusun daftar pertanyaan secara terperinci dalam satuan daftar pertanyaan agar responden mengisi sendiri pertanyaan yang sudah disiapkan.Kuisioner disebar untuk 50 responden (remaja) yang digunakan untuk riset perancangan dengan tujuan untuk mencari data yang terkait dengan berapa banyak remaja yang tahu tentang remo dan minat remaja dengan buku bergambar.

3.2.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak kedua, baik berupa catatan seperti buku, laporan, buletin, dan majalah yang sifatnya dokumentasi.Data yang dikumpulkan pada suatu waktu tertentu yang dapat menggambarkan keadaan atau kegiatan pada waktu tersebut (Waluya, 2007:79).

Metode Kepustakaan

Metode Kepustakaan adalah metode yang menggunakan literature untuk data komparatif dalam menunjang semua data yang diperoleh dari berbagai sumber kepustakaan untuk memperoleh teori dan mempelajari peraturan-peraturan yang berhubungan dengan perancangan yang akan dibuat dan menunjang keabsahan daa yang di peroleh dari lapangan (Moleong, 2001:113). Metode kepustakaan digunakan untuk mengumpulkan data berupa buku, majalah, jurnal atau artikel yang terkait dengan perancangan buku infografis sejarah dan aplikatif tari remo surabayan.


(47)

3.3. Analisa Data

3.3.1. Analisis Data SWOT

Tabel 3.1. SWOT Matriks

Strenght (S)

 Bisa menarik minat baca remaja karena terdapat visual yang full color sehingga pembaca dapat menikmati bacaan dan warna-warna yang disuguhkan.

 Menggunakan teknik ilustrasi yang simple sehingga cocok dengan karakteristik remaja yang tidak menyukai suatu hal yang rumit.

 Menggunakan bahasa popular sehingga mudah untuk dipahami oleh target segmen yang sudah ditentukan yakni remaja.

 Di dalam buku infografis menjelaskan tentang sejarah dan aplikatif tari remo sehingga pembaca bisa memahami budaya lokal mereka sendiri sesuai tujuan dengan dirancangnya bku ini.  Belum ada buku yang

menjelaskan mengenai sejarah dan aplikatif suatu budaya yang di kemas menggunakan teknik ilustrasi, kebanyakan menggunakan teknik fotografi dan penataan asal-asalan sehingga tidak nyaman saat membecanya dan bahasa yang diguakan adalah bahasa sastra sehingga remaja kurang bisa memahami maksud dari isi buku tersebut.

 Terdapat games-games yang

Weakness (W)

 Masa pembuatan terlalu lama.

 Buku ini didesain untuk kalangan remaja sebagai upaya parancang untukmengajak remaja Surabaya dapat memahami budaya lokal, jika buku ini dibaca oleh orang tua mereka akan kurang memahami.


(48)

tersebut agar pembaca tidak terlalu jenuh dan untuk menguji para pembaca apakah benar dapat memahami isi buku .

Opportunity (O)

 Mepermudah remaja untuk memahami budaya lokal sendiri khususnya tari remo surabayan.

 Belum ada buku yang menjelaskan mengenai sejarah dan aplikatif suatu budaya yang di kemas menggunakan teknik ilustrasi.

 Dapat digunaa sebagai buku pembelajaran seni budaya untuk tingkat SMP ataupun SMA.

Strength Opportunity (S.O.)  Buku yang dirancang agar

menarik perhatian remaja Surabaya untuk memahami budaya lokal.

Weakness Oportunity (W.O.)  Membutuhkan tim agar pembuatan buku dapat diselesaikan secara cepat.

Threat (T)

 Kurangnya minat baca para remaja untuk membaca buku, dikarenakan kemudahan untuk mengakses informasi melalui media elektronik yang lebih memudahkan mereka untuk mencari informasi yang dibutuhkan.

Strength Threat (S.T.)

 Sebagai media pembelajaran seni budaya yang dikemas menarik untuk upaya pelestarian budaya lokal Surabaya.

Weakness Threat (W.T.)  Memberikan

pengetahuan yang baru untuk remaja.

3.3.2. Analisis 5W+1H

Perencanaan buku infografis sejarah dan aplikatif tari remo surabayan agar tepat dengan target audience dan berhasil membuat mereka nyaman untuk membacanya menggunakan analisis data yang mendalam, salah satunya dengan menggunakan analisis 5W+1H (what, where, why, who, when, dan how). Metode ini akan menjadi acuan dalam perancangan yang selalu mengacu kepada target audience.


(49)

1. What (apa)

Apa yang akan dirancang?

Pemilihan media ang tepat merupakan salah satu faktor keberhasilan apakah media yang digunaan tepat sasaran kepada target audience dan media yang digunakan adalah buku. Yang mengulas tentang sejarah dan aplikatif Tari Remo Surabayan, dengan menggunakan teknik ilustrasi yang dimple dan gaya bahasa populer.

2. Where (dimana)

Dimana akan media buku infografis akan didistribusikan?

Hasil wawancara dengan penerbit yaitu BUKUNE dapat menerbitkan buku yang mengulas sejarah dan aplikatif Tari Remo Surabayan.Mereka mendukung jika ada buku yang mengangkat tema budaya yang mempunyai segme anak muda, dikarenakan belum ada tema seperti ini yang menggunakan target anak muda menurut mereka.

3. When (kapan)

Kapan media yang dirancang akan digunakan?

Media yang dirancang harus memperhatikan kapan media tersebut akan dipublikasikan kepada masyarakat. Jadi penyebaran media tersebut dapat sesuai dengan kebutuhan target audience agar tepat sasaran. Dengan begitu pesan yang ingin disampaikan dapat langsung diterima oleh sasaran.

4. Why (mengapa)

Mengapa Tari Remo ?

Tari Remo ialah salah satu warisan budaya lokal Surabaya yang harus dijaga untuk upaya pelestarian budaya bangsa.Masyarakat Surabaya kurang menyadari keberadaan tari remo, mereka hanya sekedar tahu namun itu saja tidak cukup.Untuk mempelajari tari remo tidaklah mudah, membutuhkan waktu yang cukup lama utuk dapat menarikan dengan sempurna.Dengan adanya buku infografis sejarah dan aplikatif tari remo ini masyarakat Surabaya setidaknya memahami elemen-elemen dan sedikit gerakan dasar yang terkandung dalam tari remo secara singkat.


(50)

Tujuan pemilihan sasaran adalah untuk menentukan target audience yang menjadi prioritas utama dalam perancangan. Untuk target yang dituju ialah kalangan remaja yang berumur 12-17 tahun. Dalam melakukan strategi media, variable segmentasi pasar atau khalayak sasaran dapat dibedakan menjadi empat, yang meliputi demografis, psikografis, geografis dan behavior.

a. Demografis

- Usia : 12-18 tahun

- Jenis Kelamin : Perempuan dan Laki-laki - Pendidikan : Pelajar

- Pendidikan : SMP/SMA - Kelas Sosial : Menengah b. Geografis

- Jawa Timur, Surabaya c. Psikografis

Remaja aktif yang berusia 12-17 tahun yang menyukai membaca buku bergambar dan yang isinya menggunakan bahasa populer, contohnya majalah, atau yang sedang mempelajari atau mangetahui budaya lokal namun tidak suka membaca dan belajar dari buku yang sudah ada dipasaran karena buku kurang menarik dai segi visual ataupun gaa bahasa yang digunakan.

d. Behaviour

Remaja aktif yang berusia 12-17 tahun yang cenderung menyukai buku bergambar dengan menyuguhkan gaya visual yang menarik dengan menggunakan warna-warna cerah, aktif dan memiliki keinginan untuk mengetahui dan memahami budaya bangsa, menyukai hal-hal yang baru, dan mempunyai rasa ingin tahu yang tinggi.

6. How (bagaimana)

Bagaimana merancang buku infografis yang dapat menarik minat remaja? Perancangan buku infografis yang membahas mengenai budaya lokal akan


(51)

data menarik minat para remaja dan lebih mudah dipahami untuk kalangan mereka.

3.3.3.Analisa Observasi

Obsevasi dilakukan di sangar tari, untuk mengetahui peminat tari remo dan meneliti perilaku siswa tari remo saat ini. Di bawah ini adalah hasil kesimpulan dari observasi yang telah dilakukan. : siswa tari remo saat ini juga menyadari bahwa saat ini telah sepi akan peminat, mereka juga dapat menerima masuknya budaya asing dan mereka juga ingin belajar, namun mereka menyatakan alangkah lebih baik untuk menguasai budaya bangsa sendiri terlebih dahulu.

Observasi yang selanjutnya dilakukan di lingkungan target audience, yang menggunakan remaja Surabaya untuk menjadi taget audience dalamperncangan yang akan di buat. Berikut ini ialah hasil kesimpulan dari observasi yang telah dilakukan. Karakterstik remaja saat ini : tidak mau ribet, selalu mencoba hal-hal yang baru, menggemari kegiatan yang dapat mewakili jiwa muda mereka, menyukai hal-hal yang nyeleneh (beda dari yang lain), tidak suka di atur dalam menentukan suatu hal, up to date, pengguna gadget.

3.3.4. Analisa Wawancara

Data yang dilakukan proses wawancara dengan narasumber yang ahli dalam bidang yang di butuhkan untuk perancangan buku infografis mengenai sejarah dan aplikatif tari remo surabayan. Tokoh yang di jadikan narasumber untuk epentingan perancangan buku infografis ini ialah seniman tari tradisional dan pengajar tari remo di sanggar tari yang ada di Surabaya. Di bawah ini adalah hasil dari wawancara dengan narasumber :

 Wawancara dengan seniman tari tradisional ialah bapak Tribroto Wibisono. Dalam wawancara yang telah dilakukan, ialah membahas mengenai menurunnya peminat tari tradisional di kalangan remaja untuk saat ini khususnya untuk tari remo. “Sangat disayangkan sekali remaja saat ini lebih menggandrungi tarian asing dari pada tarian tradisional yang ada pada budaya bangsa kita, yang di karenakan kurangnya bimbingan pengetahuan dari pihak orang tua ataupun sekolah dari sejak dini untuk


(52)

dengan karakteristik remaja saat ini,yang tidak mau susah atau ingin serba instan, bisa kita lihat kehadiran tarian-tarian yang bermunculan dari negara-negara lain yang dengan cepat mereka pahami dan pelajari”.  Wawancara dengan pelatih remo di sanggar tari yang ada di Surabaya ialah

Ibu Dini yang menyadari bahwa tari remo saat ini kurang di minati terlebih di kalangan remaja yang juga menyatakan bahwa “Mungkin kurangnya sosialisasi terhadap remaja akan pentingnya untuk mempelajari budaya bangsa atau paling tidak dapat mengerti apa saja elemen-elemen yang terkandung di dalamnya”. Beliau setuju akan mengenai perancangan buku yang mengulas mengenai tari tradisional dengan begitu apabila tarian tradisonal tidak mudah untuk di pelajari karena memerlukan proses yang lama untuk menjadi menguasai tari tersebut setidaknya para remaja dapat dengan mudah untuk belajar tarian tersebut dari sisi yang lain.

3.3.5. Analisa Kuisioner

Di bawah ini adalah hasil kuisioner dari Target Audience mulai usia 12-18 tahun :  58% remaja membeli buku yang di mereka inginkan atau di butuhkan misal

buku pelajaran.

 Biaya yang di anggarkan untuk membeli buku kurang dari 100 ribu rupiah dalam setiap bulannya.

 58% remaja menyukai buku yangterdapat bayak gambar dan warna.  Menyukai buku yang menggunakan bahasa lugas (populer).

 80% remaja mengakatakan bahwa membaca buka bergambar dan berwarna dapat menarik perhatian mereka untuk membaca, karena tidak membosankan ketika membacanya.

 84% remaja mengatakan pernah membaca buku yang terdapat unsur-unsur budaya, misal : komik.

 44% remaja mengatakan mengetahui budaya lokal Surabaya.  90% remaja mengatakan mengetahui Tari Remo.

 69% remaja mengatakan bahwatidak pernah endapatkan pembelajaran Tari Rmo Surabayan.


(53)

3.3.6. Consumer Insight

Menurut Djito Kasilo (2008:23) Consumer Insight adalah pengaruh yang mengarah kepada tingkah laku seseorang (biasanya sudah mengendap di bawah sadar). Ada yang menyebut forgotten truth, atau hidden truth.Jadi, itu adalah sesuatu yang tak tampak, padahal ada dan sangat berpengaruh. Pada perancangan ini target audience adalah remaja, saat ini banyak remaja yang mengacuhkan budaya mereka sendiri, dan lebih memilih mempelajari budaya asing khususnya tarian asing. Dengan dibuatnya buku infografis ini setidaknya mereka dapat mengetahui sejarah dan aplikatif tarian lokal.

Saat ini tingkat baca remaja mulai menurun, dari hasil wawancara mendalam dengan remaja berusia 17 tahun menyatakan bahwa untuk membaca buku pelajaran pun mereka enggan, mereka lebih memilih membaca majalah lokal yang tersedia di perpustakaan jika ada jam kosong. Alasan mereka tidak meyukai buku pelajaran “karena tidak ada warna dan gambar yang bisa asik untuk dilihat”. Dengan begitu kita dapat menarik kesimpulan bahwa buku bergambar dan berwarna dapat menarik minat baca pada remaja dan penggunaan bahasa populer sesuai dengan karakteristik remaja akan efektif karena mereka dapat lebih mudah untuk memahami isi dari buku tersebut.Kehadiran budaya asing telah menggeser posisi budaya bangsa yang seharusnya dijaga dan dilestarikan oleh generasi penerus bangsa.

3.3.7. Consumer Journey

Menurut Djito Kasilo dalam bukunya berjudul Komunikasi Cinta, Consumer Journey dapat diartikan sebagai suatu cara untuk mengetahui tentang target audience dengan menapaki detik demi detik kehidupan target. Consumer Insight merupakan bekal untuk membuat strategi komunikasi menjadi efektif, sedangkan consumer journey akan membuat strategi tersebut dapat disampaikan lebih efisien. Objek yang di teliti untuk studi consumer journey perancangan ini adalah remaja berusia 12-17 tahun pelajar SMP-SMA dengan kegiaan di sekolah. Berikut adalah profil target audience dari media yang akan dirancang :

 Nama : Elvira Putri Dewintari  Usia : 17 Tahun


(1)

Gambar 5.8. Poster

5.2.6. Stiker

Stiker untuk bonus pada setiap pembelian yang dikemas menjadi satu dengan buku. Digunakan sebagai media promosi untuk buku “NGREMO”.

Bahan :Vinily Ukuran : 5x5 cm

Finishing :laminasi doff


(2)

5.3. Biaya produksi Cetak Buku

5.3.1. Estimasi Harga Penerbit Bukune

Perancangan buku infografis “Ngremo”, sementara menggunakan salah satu penerbit yang berada di Jakarta yaitu Bukune, dimana terdapat gambaran umum biaya rincian yang sudah ditentukan :

1. Harga Perhalaman X Jumlah Halaman = Harga Pokok Produksi Rp. 325 /hal X 190 halaman= Rp.61.750,-

2. Harga Soft Cover +HPP = Harga Buku Rp. 5000+ Rp.61.750,-= Rp. 66.750,-

Setelah harga satuan perbuku telah ditemukan, maka total biaya yang dikeluarkan untuk mencetak 1000 eksemplar adalah :

Harga Satuan Buku X Jumlah Eksemplar= Total Biaya Produksi Rp. 66.750,-X 1000 Eksemplar= Rp. 66.750.000,-

Pada dasarnya, semua jenis usaha harus memiliki keuntungan yaitu 40% dari seluruh biaya yang telah dikeluarkan. Maka dari itu dalam perancangan buku cergam ini biaya yang telah dikeluarkan ditambah biaya keuntungan yang telah ditetapkan adalah :

1. Total Biaya Produksi X Keuntungan = Total Keuntungan Rp. 66.750.000X 40% = Rp. 26.700.000,- 2. Total Biaya Produksi + Total keuntungan = Total Kotor

Rp. 66.750.000+ Rp. 26.700.000,- = Rp. 93.450.000,-

Setelah menentukan keuntungan, selanjutnya menentukan harga jual pereceran, antara lain :

1. Total Kotor : Total Eksemplar = Harga Eceran Rp.93.450.000 : 1000 Eksemplar = Rp.93.450,-

Jadi harga jual untuk jumlah eceran adalah Rp.93.450,- dibulatkanmenjadiRp. 95.000,-atau terbilang Sembilan Puluh Lima Ribu Rupiah.


(3)

5.3.2 Estimasi Harga Cetak Pribadi dalam Satuan

Jika Peracangan Buku “Ngremo” menggunakan percetakan biaya pribadi dalam jumlah satuan, sebagai berikut :

1. Harga Perhalaman X Jumlah Halaman = Harga Pokok Produksi Rp. 7.500 X 80 hal = Rp. 600.000,-

2. Harga Soft Cover + HPP = Harga Buku Rp. 15.000 + Rp. 600.000 = Rp. 615.000,-

Jadi harga jual untuk jumlah eceran adalah Rp. 615.000,- atau terbilang Enam Ratus Lima Belas Ribu Rupiah.


(4)

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan

Budaya Indonesia sangat beragam dan unik, akan tetapi jika penyajian media budaya lokal tetap tidak berkembang maka akan berdampak kepada peminat dari budaya tersebut. Penyajian media budaya lokal harus mengikuti jaman yang semakin berkembang tanpa merubah pakem-pakem yang ada dalam budaya lokal itu sendiri. Kemajuan teknologi dan perkembangan ilmu pengetahuan di tengah masyarakat seharusnya menjadi aspek yang paling menguntungkan dalam perkembangan kebudayaan di Indonesia.

Remo adalah suatu tarian gaya Jawa Timuran yang dilakukan oleh seorang penari atau lebih yang pada gerak dasarnya terdiri dari ragam-ragam gerak tertentu alam susunan yang dirangkaikan. Media buku infografis yang dianggap dekat dengan remaja diharapkan dapat membantu remaja untuk mulai menyukai dan mau belajar tari Remo Surabayan. Perubahan kemasan yang dilakukan terhadap visual yang digunakan pada isi buku menggunakan warna-warna kontras sehingga dapat menarik minat pembaca khususnya remaja. Diharapkan dengan perubahan tersebut Remo sebagai budaya asli Indonesia dapat diperhatikan oleh remaja mengingat adanya krisis akan budaya Indonesia di kalangan masyarakat.

Buku adalah media yang paling banyak dicari dan diminati masyarakat untuk mencari informasi, dengan alasan demikian maka dibuatkanlah buku infografis ini dengan upaya remaja Surabaya lebih mengenal budaya lokal Indonesia.

6.2 Saran

Remo adalah budaya lokal Indonesia yang dapat dikemas secara modern misal di buat kampanye dengan cara flashmob tari Remo, atau dibuatkan buku yang fun sehingga dapat menarik minat para remaja untuk dapat lebih mengenal budaya lokal Indonesia.

Inforgrafis yang baik menunjukkan keahlian desainer yangmembuatnya untuk

menyampaikan informasi yang tidak hanya mudah untuk dipahami namun juga lebih menarik danlebih dapat dinikmati daripada hanya membaca teks atau tulisanya saja. Intinya visualisasi darisuatu informasi melibatkan penyimpulan dan pengesahan data yang diberikan sehingga


(5)

Daftar Pustaka

Knight, Glaser, Jurnal Nirmana Vol.1, No1, Januari 2010:13 Universitas Kristen Petra. Widbur, Burke, Jurnal Nirmana Vol.1, No1, Januari 2010:13 Universitas Kristen Petra. Wibisono, Tribroto, 1981. Ngremo, Surabaya, Proyek Pengembangan Kesenian Jawa-Timur. Rusliana, Iyus, 1990. Pendidikan Seni Tari Buku Sekolah Dasar, Jakarta, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Kusrianto, Adi, 2007. Pengantar Desain Komunikasi Visual, Jakarta, Penerbit Andi.

Rustan, Surianto, 2009. Layout Dasar dan Penerapannya, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama.

Waluya, Bagja. 2007. Sosiologi Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, Bandung, PT Setia Purna Inves.

Surakhmad, Winarno. 1980. Sosiologi : Menyelami Fenomena Sosial di Masyarakat, Bandung, PT Setia Purna Inves.

Moleong, Lexy J. 2001. Metode Penelitian kualitatif, Bandung, PT. Remaja Rosadakarya. Kasilo, Djito. 2008. Komunikasi Cinta, Jakarta, PT. Gramedia.

Soedarsono. 1977. Metode Pendidikan Seni Tari untuk Sekolah Menengah Pertama, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Webtografi

www.e-jurnal.com, diakses 19 maret 2014 paparkarya.blogspot.com

http://oase.kompas.com/ http://publishing.mizan.com/


(6)