GAMBARAN KONFLIK DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT PENDATANG.

GAMBARAN KONFLIK DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT PENDATANG
Dewa N. Yogananda, Ratih Pradnyani, Yohanes K. Herdiyanto,
David Hizkia Tobing, Hutri Dharasasmita
Center for Health and Indigenous Psychology (CHIP), Universitas Udayana
chip.udayana@yahoo.co.id

Abstrak
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika
berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai konflik antara mayarakat pendatang
dan mayarakat asli di dalam satu daerah. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari
kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran konflik
dari sudut pandang masyarakat pendatang yang berdomisili di Denpasar, Bali. Masyarakat
pendatang ini merupakan masyarakat dari suku Toraja dan Atambua, Nusa Tenggara
Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber konflik yang muncul
pada masyarakat pendatang dengan masyarakat asli Bali. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara.
Responden berjumlah dua orang dewasa yang telah mendapat gelar S1. Hasil Penelitian ini
mendapatkan tiga kategori besar, yaitu penyebab munculnya konflik, cara mengatasi
konflik, dampak dari konflik.
Kata Kunci: sumber konflik, dampak konflik, resolusi konflik, masyarakat pendatang


Abstract
Humans as social beings always interact with fellow human beings. When interacting with
the others, always colored by the conflict between society and society original settlers in
the area. Thus the conflict is a part of human life. This study aims to look at how the image
of the conflict from the perspective of migrant communities who live in Denpasar, Bali.
The immigrant communities are communities of Toraja and Atambua, East Nusa
Tenggara. This study also aims to determine the sources of conflict that arise in immigrant
communities with indigenous Bali. The research is a qualitative research. Data collection
techniques using interviews. Respondents amounted to two adults who have earned a S1.
The results of this research is to get three broad categories, namely the cause of conflict,
how to resolve conflicts, the impact of the conflict.
Keywords: a source of conflict, impact of conflict, conflict resolution, immigrant
communities

D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
pergulatan mental, penderitaan batin.

LATAR BELAKANG
Pulau Bali terkenal sebagai pulau

seribu Pura. Dengan julukan tersebut,
tentunya Pulau Bali menjadi sasaran
destinasi wisata oleh wisatawan luar dan
dalam negeri. Tidak hanya di bidang
pariwisata,

tetapi

dalam

bidang

pendidikan dan ekonomi Bali cukup
dapat dipertimbangkan. Oleh sebab itu,
banyak masyarakat pendatang dari luar
pulau yang menetap di Bali untuk
menuntut ilmu dan mencari nafkah.

Konflik adalah suatu pertentangan yang
terjadi antara apa yang diharapkan oleh

seorang terhadap dirinya, orang lain,
orang

dengan

masyarakat

pendatang

berinteraksi dengan masyarakat asli Bali,

apa

yang

diharapkan (Mangkunegara, 2001)
Berdasarkan

pemaparan


diatas,

menarik minat peneliti untuk mengangkat
pertanyaan penelitian : “1. Apa saja
sumber

konflik

menurut

masyarakat

pendatang, 2. Apakah dampak yang
ditimbulkan

dari

masyarakat
Ketika


kenyataan

konflik

pendatang,

menurut

3.

Apakah

resolusi dari konflik menurut masyarakat
pendatang”.

selalu diwarnai oleh konflik internal dan
eksternal. Seperti yang kita ketahui,
belakang ini semakin marak terjadinya

METODE PENELITIAN


bentrok antar suku di dalam maupun luar
Pulau Bali. Dengan demikian konflik
merupakan

bagian

dari

kehidupan

manusia.
Cassel

Concise

dalam

Lacey


Metode

penelitian

ini

adalah

menggunakan

metode

penelitian

kualitatif

yang

dimana


metodologi

penelitian

kualitatif

penelitian

yang

adalah

prosedur

menghasilkan

data

(2003) mengemukakan bahwa konflik


deskriptif berupa kata-kata lisan atau

sebagai “a fight, a collision; a struggle, a

tertulis dari responden dari orang dan

contest; opposition of interest, opinion or

perilaku yang dapat diamati (Moleong,

purposes;

2010)

Pengertian

mental

strife,


tersebut

agony”.

memberikan

penjelasan bahwa konflik adalah suatu
pertarungan,

suatu

benturan;

pergulatan; pertentangan
opini-opini

atau

suatu


kepentingan,
tujuan-tujuan;

Penelitian

ini

menggunakan

pendekatan fenomenologi. Pendekatan
fenomenologi berguna untuk mengamati
fenomena-fenomena konseptual subyek
yang

diamati melalui tindakan dan

GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI

pemikirannya guna memahami makna
yang disusun oleh subyek di sekitar

TEKNIK PENGUMPULAN DATA

kejadian sehari hari. (George Ritzer,
Pengumpulan

2007).

suatu

Konflik dapat dinyatakan sebagai

untuk

keadaan

dibutuhkan

dari

seseorang

atau

memperoleh
dalam

data

dilakukan

informasi

yang

mencapai

tujuan

kelompok orang dalam suatu system

penelitian.

Maka

pengumpulan

data

social yang memiliki perbedaan dalam

berperan

penting

dalam

memandang suatu hal dan diwujudkan

penelitian, karena itu peneliti harus

dalam perilaku yang tidak atau kurang

terampil dalam mengumpulkan data agar

sejalan dengan pihak lain yang terlibat di

data yang dikumpulkan tersebut valid.

dalamnya ketika mencapai tujuan tertentu

Dalam penelitian mengenai gambaran

(Soetopo & Supriyanto, 2003).

rasa malu pada remaja, pengumpulan

sebuah

data dilakukan dengan cara wawancara.
RESPONDEN
Wawancara adalah metode pengumpulan
Responden dalam penelitian ini

data untuk tujuan penelitian dengan cara

berjumlah dua orang yang sesuai dengan

tanya jawab antara Interviewer dan

tujuan dari penelitian ini. Responden

subjek penelitian dengan menggunakan

berasal dari luar Pulau Jawa dan Bali,

interview guide (panduan wawancara).

responden pertama seorang perempuan
yang

berasal

dari

daerah

Toraja.

Sedangkan responden yang kedua berasal
dari Antambua-Nusa Tenggara Timur
(NTT) yang ditentukan bagi mereka yang
berusia

dewasa,

tinggal

di

beragama

Denpasar

dan

Kristen,
telah

menyelesaikan kuliah S1. Kemudian
dilakukan wawancara dengan responden
yang

bersangkutan

sekitar

bulan

November sampai dengan Desember
2015.

Tujuan peneliti menggunakan metode ini,
untuk memperoleh data secara jelas
tentang

gambaran

konflik

pada

masyarakat pendatang dan masyarakat
asli Bali. Dalam penelitian ini, peneliti
akan mengadakan wawancara dengan dua
orang dewasa yang berasal dari luar
Pulau Jawa dan Bali sesuai dengan
criteria yang telah ditentukan. Dalam
melakukan wawancara, pengumpul data
menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar ataupun material lain

D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
yang

dapat

membantu

Langkah pertama dari analisis

pelaksanaan

wawancara.

data

adalah

open

coding,

yakni

membentuk kategori awal dari informasi
tentang
ANALISIS DATA
Analisis

data

adalah

penyebab

terjadinya

konflik

masyarakat pendatang dan masyarakat
proses

mencari dan menyusun sacara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan ke unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain

asli Bali dengan pemisahan informasi
menjadi beberapa kategori. Selanjutnya
peneliti

mengelompokkan

kategori

berdasarkan

kesamaan kategori. Setelah itu peneliti
mengidentifikasi

alur

cerita

yang

kemudian mencatatkannya berdasarkan
kategori-kategori yang telah dilakukan
pada axial coding dan selective coding.
Lalu,

setelah

kategori

(Sugiyono, 2011).

sebelumnya

kategori-

besar,

menemukan

kategori-

kemudian

kategori-

kategori tersebut dipilih yang sesuai
dengan

topik

HASIL dan PEMBAHASAN
Pandangan responden yang merupakan
pendatang melihat konflik dalam tiga

Pada topik sumber konflik, responden
mengatakan ada 2 subtopik yang dapat
dibahas. Pertama dari sumber konflik
yang berasal dari masyarakat lokal,
melihat

bahwa

adanya

perbedaan perlakuan atau diskriminasi
antara

masyarakat

besar,

yaitu:

sumber

penelitian

konflik,

dampak yang ditimbulkan dari konflik
dan resolusi konflik.
itu sendiri, labeling pada suku tertentu,

Sumber Konflik

responden

pertanyaan

pendatang

dan

masyarakat lokal oleh masyarakat lokal

perkataan – perkataan masyarakat lokal
yang

mengandung

unsur

rasisme,

penolakan terhadap pendatang, sampai
pada kepentingan pribadi masyarakat
lokal yang melibatkan pendatang dan hal
tersebut dapat menjadi sumber konflik.
Sumber konflik yang kedua menurut
responden adalah sumber konflik yang

GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI

berasal dari masyarakat pendatang itu

mau menolong ketika ia mengalami

sendiri, responden mengatakan bahwa

masalah atau kesulitan.

konflik akan terjadi apabila masyarakat
pendatang itu sendiri menutup diri dan
susah untuk menyesuaikan diri dengan

Resolusi Konflik

kehidupan masyarakat di Bali.

Pada topik terakhir, yaitu resolusi
konflik, responden mengatakan bahwa
ada 2 subtopik, yang pertama adalah

DAMPAK KONFLIK
resolusi konflik
Pada

dampak

positif,

yaitu

konflik,

toleransi, penyesuaian diri, komunikasi

responden mengatakan ada 2 subtopik

dan hukum. Toleransi, yang didalamnya

yaitu yang pertama adalah dampak yang

ada saling

diterima oleh masyarakat lokal. Dampak

menghargai antar masyarakat pendatang

yang diterima oleh masyarakat lokal

dan masyarakat lokal dan penyesuaian

adalah persepsi masyarakat pendatang

diri,

terhadap masyarakat lokal akan berubah.

menyesuaikan diri dengan belajar bahasa

Responden mengatakan bahwa ketika ia

daerah,

berkonflik dengan salah satu masyarakat

masyarakat

lokal

tersinggung

ia

topik

yang

sempat

berfikir

bahwa

menghormati dan saling

dimana

belajar

responden

mencoba

berinteraksi

lokal dan
dengan

tidak
cara

dengan
mudah
bercanda

masyarakat asli Bali yang terkenal ramah,

masyarakat lokal yang berbeda dengan

ternyata terbalik dengan apa yang dilihat

tempat asalnya, sesuai dengan yang

oleh responden. Jika hal tersebut terjadi

dikemukakan oleh Carver, Scheier dan

pada semua masyarakat pendatang, tentu

Weintraub (1989) tentang aspek – aspek

akan

strategi coping yaitu perencanaan. Selain

berdampak

masyarakat

asli

pada
Bali.

kehidupan

Kedua,

yaitu

itu, resolusi positif yang dikemukakan

dampak yang diterima oleh masyarakat

oleh

pendatang,

masyarakat

dimana responden mengajak individu

mengatakan

bahwa

pendatang

dampak

yang

responden

adalah

komunikasi,

yang diajak berkonflik untuk bersama –

dialaminya ketika berkonflik dengan

sama

masyarakat lokal adalah ia merasa tidak

sesuai dengan yang dikemukakan oleh

nyaman tinggal di daerah tersebut dan

Carver, Scheier dan Weintraub (1989)

tidak akan ada masyarakat lokal yang

tentang aspek – aspek strategi coping

mencari

penyelesaian

konflik,

D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
yaitu keaktifan. Resolusi positif yang

yaitu mencari dukungan sosial yang

terakhir adalah hukum, dimana responden

bersifat emosional.

membawa penyelesaian konflik ke pihak
yang berwajib agar dapat diselesaikan
KESIMPULAN

secara hukum. Hal tersebut sesuai dengan
apa yang dikemukakan Carver, Scheier
dan Weintraub (1989) tentang aspek –
aspek strategi coping yaitu mencari
dukungan

sosial

yang

bersifat

instrumental.

negatif yaitu diam dan melibatkan orang
lain. Diam disini berarti individu hanya
dan

tidak

berusaha

untuk

menyelesaikan konflik yang dialaminya.
Sedangkan resolusi konflik negatif yang
terakhir adalah melibatkan orang lain,
dimana

didalamnya

ada

melibatkan

ormas (organisasi masyarakat) untuk
penyelesaian konflik dan membicarakan
konflik

diperoleh,

hasil
dapat

penelitian
disimpulkan

yang
bahwa

pendatang melihat konflik yang terjadi
antara

masyarakat

pendatang

dan

masyarakat local terjadi karena adanya 2

Yang kedua adalah resolusi konflik yang

diam

Berdasarkan

dengan

tetangga

tanpa

ada

sumber yaitu:
1. Sumber konflik yang berasal
dari

masyarakat

perbedaan

local,

perlakuan

yaitu
atau

diskriminasi, labeling pada suku
tertentu, perkataan – perkataan
yang mengandung unsur rasisme,
penolakan
dan

terhadap

pendatang

kepentingan

pribadi

masyarakat lokal yang melibatkan
pendatang.

tindakan penyelesaian. Melibatkan ormas
disini sesuai dengan yang dikemukakan

2. Sumber konflik yang berasal

oleh Carver, Scheier dan Weintraub

dari masyarakat pendatang, yaitu

(1989) tentang aspek – aspek strategi

pendatang menutup diri dan susah

coping yaitu mencari dukungan sosial

untuk menyesuaikan diri dengan

yang bersifat instrumental. Sedangkan

kehidupan masyarakat di Bali.

membicarakan konflik dengan tetangga
sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Carver, Scheier dan Weintraub (1989)
tentang aspek – aspek strategi coping

Selain itu, pendatang juga melihat adanya
dampak dari konflik yang terjadi antara
masyarakat pendatang dan masyarakat
local, adapun dampak – dampak yang
ditimbulkan :

GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI

1. Dampak pada masyarakat local,

Secara keseluruhan, dapat disimpulkan

yaitu

persepsi

bahwa masyarakat pendatang melihat

masyarakat pendatang terhadap

konflik sebagai sesuatu yang bersumber

masyarakat

yang

tidak hanya dari masyarakat local, namun

pada

juga dari masyarakat pendatang, begitu

berubahnya

asli

berdampak

Bali

langsung

kehidupan masyarakat local Bali.
2.

Dampak

pendatang,

pada

masyarakat

yaitu

masyarakat

pendatang merasa tidak nyaman
tinggal

di

daerah

tempat

ia

berkonflik dan tidak akan ada
masyarakat

lokal

yang

mau

menolong ketika ia mengalami

juga dengan dampak yang dihasilkan,
berpengaruh pada kehidupan masyarakat
local dan masyarakat pendatang itu
sendiri. Resolusi yang ditawarkan oleh
masyarakat pendatang terbilang cukup
sederhana karena konflik yang mereka
lihat atau alami pun juga terbilang cukup
sederhana.

masalah atau kesulitan.
Resolusi konflik yang ditawarkan dari
sudut pandang masyarakat pendatang
antara lain:

KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan

penelitian

ini

adalah

responden yang masih ragu untuk terbuka

1. Resolusi konflik positif : Saling

mengenai

menghormati, saling menghargai,

terhadap masyarakat Bali karena dari

belajar

belajar

pihak peneliti sendiri berasal dari Bali.

mudah

Selain itu jumlah responden yang kami

bahasa,

berinteraksi,

tidak

konflik

dan

pandangan

tersinggung, dibicarakan baik –

miliki

baik

sehingga ada baiknya untuk menambah

dan

diselesaikan

secara

hukum.

melibatkan

(organisasi
membicarakan
tetangga.

berjumlah dua orang,

jumlah responden bila memungkinkan

2. Resolusi konflik negative :
Diam,

hanya

masyarakat)
konflik

agar hasil yang diperoleh lebih akurat.

ormas
dan

SARAN

dengan
Saran yang dapat diberikan dari hasil
penelitian ini, yaitu:

D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
1. Bagi Kelompok yang Berkonflik :
agar lebih menjalin komunikasi yang

DAFTAR PUSTAKA

baik, sehingga kemajuan bisa dirasakan
kedua belah pihak dengan mengurangi
isu-isu yang menimbulkan prasangka,
stereotype, atribusi, dan mispersepsi di
antara masyarakat.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya

:

menambah jumlah subjek agar
memperkuat hasil yang diperoleh tentang
solusi konflik yang diperoleh dari
responden
LAMPIRAN

Moleong, L. J. (2014) .Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Riadi, Muchlisin. (2013). Strategi
Coping.Diaksesmelaluihttp://www.kajianpust
aka.com/2013/10/strategi-coping.htmltgl
21desember 2015
Stewart, C. J. & Cash, Jr. B. C.
(2014).Interviu.Prinsip dan Praktik Edisi 13.
Salemba Humanika