GAMBARAN KONFLIK DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT PENDATANG.
GAMBARAN KONFLIK DARI SUDUT PANDANG MASYARAKAT PENDATANG
Dewa N. Yogananda, Ratih Pradnyani, Yohanes K. Herdiyanto,
David Hizkia Tobing, Hutri Dharasasmita
Center for Health and Indigenous Psychology (CHIP), Universitas Udayana
chip.udayana@yahoo.co.id
Abstrak
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika
berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai konflik antara mayarakat pendatang
dan mayarakat asli di dalam satu daerah. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari
kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran konflik
dari sudut pandang masyarakat pendatang yang berdomisili di Denpasar, Bali. Masyarakat
pendatang ini merupakan masyarakat dari suku Toraja dan Atambua, Nusa Tenggara
Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber konflik yang muncul
pada masyarakat pendatang dengan masyarakat asli Bali. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara.
Responden berjumlah dua orang dewasa yang telah mendapat gelar S1. Hasil Penelitian ini
mendapatkan tiga kategori besar, yaitu penyebab munculnya konflik, cara mengatasi
konflik, dampak dari konflik.
Kata Kunci: sumber konflik, dampak konflik, resolusi konflik, masyarakat pendatang
Abstract
Humans as social beings always interact with fellow human beings. When interacting with
the others, always colored by the conflict between society and society original settlers in
the area. Thus the conflict is a part of human life. This study aims to look at how the image
of the conflict from the perspective of migrant communities who live in Denpasar, Bali.
The immigrant communities are communities of Toraja and Atambua, East Nusa
Tenggara. This study also aims to determine the sources of conflict that arise in immigrant
communities with indigenous Bali. The research is a qualitative research. Data collection
techniques using interviews. Respondents amounted to two adults who have earned a S1.
The results of this research is to get three broad categories, namely the cause of conflict,
how to resolve conflicts, the impact of the conflict.
Keywords: a source of conflict, impact of conflict, conflict resolution, immigrant
communities
D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
pergulatan mental, penderitaan batin.
LATAR BELAKANG
Pulau Bali terkenal sebagai pulau
seribu Pura. Dengan julukan tersebut,
tentunya Pulau Bali menjadi sasaran
destinasi wisata oleh wisatawan luar dan
dalam negeri. Tidak hanya di bidang
pariwisata,
tetapi
dalam
bidang
pendidikan dan ekonomi Bali cukup
dapat dipertimbangkan. Oleh sebab itu,
banyak masyarakat pendatang dari luar
pulau yang menetap di Bali untuk
menuntut ilmu dan mencari nafkah.
Konflik adalah suatu pertentangan yang
terjadi antara apa yang diharapkan oleh
seorang terhadap dirinya, orang lain,
orang
dengan
masyarakat
pendatang
berinteraksi dengan masyarakat asli Bali,
apa
yang
diharapkan (Mangkunegara, 2001)
Berdasarkan
pemaparan
diatas,
menarik minat peneliti untuk mengangkat
pertanyaan penelitian : “1. Apa saja
sumber
konflik
menurut
masyarakat
pendatang, 2. Apakah dampak yang
ditimbulkan
dari
masyarakat
Ketika
kenyataan
konflik
pendatang,
menurut
3.
Apakah
resolusi dari konflik menurut masyarakat
pendatang”.
selalu diwarnai oleh konflik internal dan
eksternal. Seperti yang kita ketahui,
belakang ini semakin marak terjadinya
METODE PENELITIAN
bentrok antar suku di dalam maupun luar
Pulau Bali. Dengan demikian konflik
merupakan
bagian
dari
kehidupan
manusia.
Cassel
Concise
dalam
Lacey
Metode
penelitian
ini
adalah
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif
yang
dimana
metodologi
penelitian
kualitatif
penelitian
yang
adalah
prosedur
menghasilkan
data
(2003) mengemukakan bahwa konflik
deskriptif berupa kata-kata lisan atau
sebagai “a fight, a collision; a struggle, a
tertulis dari responden dari orang dan
contest; opposition of interest, opinion or
perilaku yang dapat diamati (Moleong,
purposes;
2010)
Pengertian
mental
strife,
tersebut
agony”.
memberikan
penjelasan bahwa konflik adalah suatu
pertarungan,
suatu
benturan;
pergulatan; pertentangan
opini-opini
atau
suatu
kepentingan,
tujuan-tujuan;
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan fenomenologi. Pendekatan
fenomenologi berguna untuk mengamati
fenomena-fenomena konseptual subyek
yang
diamati melalui tindakan dan
GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI
pemikirannya guna memahami makna
yang disusun oleh subyek di sekitar
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
kejadian sehari hari. (George Ritzer,
Pengumpulan
2007).
suatu
Konflik dapat dinyatakan sebagai
untuk
keadaan
dibutuhkan
dari
seseorang
atau
memperoleh
dalam
data
dilakukan
informasi
yang
mencapai
tujuan
kelompok orang dalam suatu system
penelitian.
Maka
pengumpulan
data
social yang memiliki perbedaan dalam
berperan
penting
dalam
memandang suatu hal dan diwujudkan
penelitian, karena itu peneliti harus
dalam perilaku yang tidak atau kurang
terampil dalam mengumpulkan data agar
sejalan dengan pihak lain yang terlibat di
data yang dikumpulkan tersebut valid.
dalamnya ketika mencapai tujuan tertentu
Dalam penelitian mengenai gambaran
(Soetopo & Supriyanto, 2003).
rasa malu pada remaja, pengumpulan
sebuah
data dilakukan dengan cara wawancara.
RESPONDEN
Wawancara adalah metode pengumpulan
Responden dalam penelitian ini
data untuk tujuan penelitian dengan cara
berjumlah dua orang yang sesuai dengan
tanya jawab antara Interviewer dan
tujuan dari penelitian ini. Responden
subjek penelitian dengan menggunakan
berasal dari luar Pulau Jawa dan Bali,
interview guide (panduan wawancara).
responden pertama seorang perempuan
yang
berasal
dari
daerah
Toraja.
Sedangkan responden yang kedua berasal
dari Antambua-Nusa Tenggara Timur
(NTT) yang ditentukan bagi mereka yang
berusia
dewasa,
tinggal
di
beragama
Denpasar
dan
Kristen,
telah
menyelesaikan kuliah S1. Kemudian
dilakukan wawancara dengan responden
yang
bersangkutan
sekitar
bulan
November sampai dengan Desember
2015.
Tujuan peneliti menggunakan metode ini,
untuk memperoleh data secara jelas
tentang
gambaran
konflik
pada
masyarakat pendatang dan masyarakat
asli Bali. Dalam penelitian ini, peneliti
akan mengadakan wawancara dengan dua
orang dewasa yang berasal dari luar
Pulau Jawa dan Bali sesuai dengan
criteria yang telah ditentukan. Dalam
melakukan wawancara, pengumpul data
menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar ataupun material lain
D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
yang
dapat
membantu
Langkah pertama dari analisis
pelaksanaan
wawancara.
data
adalah
open
coding,
yakni
membentuk kategori awal dari informasi
tentang
ANALISIS DATA
Analisis
data
adalah
penyebab
terjadinya
konflik
masyarakat pendatang dan masyarakat
proses
mencari dan menyusun sacara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan ke unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain
asli Bali dengan pemisahan informasi
menjadi beberapa kategori. Selanjutnya
peneliti
mengelompokkan
kategori
berdasarkan
kesamaan kategori. Setelah itu peneliti
mengidentifikasi
alur
cerita
yang
kemudian mencatatkannya berdasarkan
kategori-kategori yang telah dilakukan
pada axial coding dan selective coding.
Lalu,
setelah
kategori
(Sugiyono, 2011).
sebelumnya
kategori-
besar,
menemukan
kategori-
kemudian
kategori-
kategori tersebut dipilih yang sesuai
dengan
topik
HASIL dan PEMBAHASAN
Pandangan responden yang merupakan
pendatang melihat konflik dalam tiga
Pada topik sumber konflik, responden
mengatakan ada 2 subtopik yang dapat
dibahas. Pertama dari sumber konflik
yang berasal dari masyarakat lokal,
melihat
bahwa
adanya
perbedaan perlakuan atau diskriminasi
antara
masyarakat
besar,
yaitu:
sumber
penelitian
konflik,
dampak yang ditimbulkan dari konflik
dan resolusi konflik.
itu sendiri, labeling pada suku tertentu,
Sumber Konflik
responden
pertanyaan
pendatang
dan
masyarakat lokal oleh masyarakat lokal
perkataan – perkataan masyarakat lokal
yang
mengandung
unsur
rasisme,
penolakan terhadap pendatang, sampai
pada kepentingan pribadi masyarakat
lokal yang melibatkan pendatang dan hal
tersebut dapat menjadi sumber konflik.
Sumber konflik yang kedua menurut
responden adalah sumber konflik yang
GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI
berasal dari masyarakat pendatang itu
mau menolong ketika ia mengalami
sendiri, responden mengatakan bahwa
masalah atau kesulitan.
konflik akan terjadi apabila masyarakat
pendatang itu sendiri menutup diri dan
susah untuk menyesuaikan diri dengan
Resolusi Konflik
kehidupan masyarakat di Bali.
Pada topik terakhir, yaitu resolusi
konflik, responden mengatakan bahwa
ada 2 subtopik, yang pertama adalah
DAMPAK KONFLIK
resolusi konflik
Pada
dampak
positif,
yaitu
konflik,
toleransi, penyesuaian diri, komunikasi
responden mengatakan ada 2 subtopik
dan hukum. Toleransi, yang didalamnya
yaitu yang pertama adalah dampak yang
ada saling
diterima oleh masyarakat lokal. Dampak
menghargai antar masyarakat pendatang
yang diterima oleh masyarakat lokal
dan masyarakat lokal dan penyesuaian
adalah persepsi masyarakat pendatang
diri,
terhadap masyarakat lokal akan berubah.
menyesuaikan diri dengan belajar bahasa
Responden mengatakan bahwa ketika ia
daerah,
berkonflik dengan salah satu masyarakat
masyarakat
lokal
tersinggung
ia
topik
yang
sempat
berfikir
bahwa
menghormati dan saling
dimana
belajar
responden
mencoba
berinteraksi
lokal dan
dengan
tidak
cara
dengan
mudah
bercanda
masyarakat asli Bali yang terkenal ramah,
masyarakat lokal yang berbeda dengan
ternyata terbalik dengan apa yang dilihat
tempat asalnya, sesuai dengan yang
oleh responden. Jika hal tersebut terjadi
dikemukakan oleh Carver, Scheier dan
pada semua masyarakat pendatang, tentu
Weintraub (1989) tentang aspek – aspek
akan
strategi coping yaitu perencanaan. Selain
berdampak
masyarakat
asli
pada
Bali.
kehidupan
Kedua,
yaitu
itu, resolusi positif yang dikemukakan
dampak yang diterima oleh masyarakat
oleh
pendatang,
masyarakat
dimana responden mengajak individu
mengatakan
bahwa
pendatang
dampak
yang
responden
adalah
komunikasi,
yang diajak berkonflik untuk bersama –
dialaminya ketika berkonflik dengan
sama
masyarakat lokal adalah ia merasa tidak
sesuai dengan yang dikemukakan oleh
nyaman tinggal di daerah tersebut dan
Carver, Scheier dan Weintraub (1989)
tidak akan ada masyarakat lokal yang
tentang aspek – aspek strategi coping
mencari
penyelesaian
konflik,
D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
yaitu keaktifan. Resolusi positif yang
yaitu mencari dukungan sosial yang
terakhir adalah hukum, dimana responden
bersifat emosional.
membawa penyelesaian konflik ke pihak
yang berwajib agar dapat diselesaikan
KESIMPULAN
secara hukum. Hal tersebut sesuai dengan
apa yang dikemukakan Carver, Scheier
dan Weintraub (1989) tentang aspek –
aspek strategi coping yaitu mencari
dukungan
sosial
yang
bersifat
instrumental.
negatif yaitu diam dan melibatkan orang
lain. Diam disini berarti individu hanya
dan
tidak
berusaha
untuk
menyelesaikan konflik yang dialaminya.
Sedangkan resolusi konflik negatif yang
terakhir adalah melibatkan orang lain,
dimana
didalamnya
ada
melibatkan
ormas (organisasi masyarakat) untuk
penyelesaian konflik dan membicarakan
konflik
diperoleh,
hasil
dapat
penelitian
disimpulkan
yang
bahwa
pendatang melihat konflik yang terjadi
antara
masyarakat
pendatang
dan
masyarakat local terjadi karena adanya 2
Yang kedua adalah resolusi konflik yang
diam
Berdasarkan
dengan
tetangga
tanpa
ada
sumber yaitu:
1. Sumber konflik yang berasal
dari
masyarakat
perbedaan
local,
perlakuan
yaitu
atau
diskriminasi, labeling pada suku
tertentu, perkataan – perkataan
yang mengandung unsur rasisme,
penolakan
dan
terhadap
pendatang
kepentingan
pribadi
masyarakat lokal yang melibatkan
pendatang.
tindakan penyelesaian. Melibatkan ormas
disini sesuai dengan yang dikemukakan
2. Sumber konflik yang berasal
oleh Carver, Scheier dan Weintraub
dari masyarakat pendatang, yaitu
(1989) tentang aspek – aspek strategi
pendatang menutup diri dan susah
coping yaitu mencari dukungan sosial
untuk menyesuaikan diri dengan
yang bersifat instrumental. Sedangkan
kehidupan masyarakat di Bali.
membicarakan konflik dengan tetangga
sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Carver, Scheier dan Weintraub (1989)
tentang aspek – aspek strategi coping
Selain itu, pendatang juga melihat adanya
dampak dari konflik yang terjadi antara
masyarakat pendatang dan masyarakat
local, adapun dampak – dampak yang
ditimbulkan :
GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI
1. Dampak pada masyarakat local,
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan
yaitu
persepsi
bahwa masyarakat pendatang melihat
masyarakat pendatang terhadap
konflik sebagai sesuatu yang bersumber
masyarakat
yang
tidak hanya dari masyarakat local, namun
pada
juga dari masyarakat pendatang, begitu
berubahnya
asli
berdampak
Bali
langsung
kehidupan masyarakat local Bali.
2.
Dampak
pendatang,
pada
masyarakat
yaitu
masyarakat
pendatang merasa tidak nyaman
tinggal
di
daerah
tempat
ia
berkonflik dan tidak akan ada
masyarakat
lokal
yang
mau
menolong ketika ia mengalami
juga dengan dampak yang dihasilkan,
berpengaruh pada kehidupan masyarakat
local dan masyarakat pendatang itu
sendiri. Resolusi yang ditawarkan oleh
masyarakat pendatang terbilang cukup
sederhana karena konflik yang mereka
lihat atau alami pun juga terbilang cukup
sederhana.
masalah atau kesulitan.
Resolusi konflik yang ditawarkan dari
sudut pandang masyarakat pendatang
antara lain:
KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan
penelitian
ini
adalah
responden yang masih ragu untuk terbuka
1. Resolusi konflik positif : Saling
mengenai
menghormati, saling menghargai,
terhadap masyarakat Bali karena dari
belajar
belajar
pihak peneliti sendiri berasal dari Bali.
mudah
Selain itu jumlah responden yang kami
bahasa,
berinteraksi,
tidak
konflik
dan
pandangan
tersinggung, dibicarakan baik –
miliki
baik
sehingga ada baiknya untuk menambah
dan
diselesaikan
secara
hukum.
melibatkan
(organisasi
membicarakan
tetangga.
berjumlah dua orang,
jumlah responden bila memungkinkan
2. Resolusi konflik negative :
Diam,
hanya
masyarakat)
konflik
agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
ormas
dan
SARAN
dengan
Saran yang dapat diberikan dari hasil
penelitian ini, yaitu:
D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
1. Bagi Kelompok yang Berkonflik :
agar lebih menjalin komunikasi yang
DAFTAR PUSTAKA
baik, sehingga kemajuan bisa dirasakan
kedua belah pihak dengan mengurangi
isu-isu yang menimbulkan prasangka,
stereotype, atribusi, dan mispersepsi di
antara masyarakat.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
:
menambah jumlah subjek agar
memperkuat hasil yang diperoleh tentang
solusi konflik yang diperoleh dari
responden
LAMPIRAN
Moleong, L. J. (2014) .Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Riadi, Muchlisin. (2013). Strategi
Coping.Diaksesmelaluihttp://www.kajianpust
aka.com/2013/10/strategi-coping.htmltgl
21desember 2015
Stewart, C. J. & Cash, Jr. B. C.
(2014).Interviu.Prinsip dan Praktik Edisi 13.
Salemba Humanika
Dewa N. Yogananda, Ratih Pradnyani, Yohanes K. Herdiyanto,
David Hizkia Tobing, Hutri Dharasasmita
Center for Health and Indigenous Psychology (CHIP), Universitas Udayana
chip.udayana@yahoo.co.id
Abstrak
Manusia sebagai makhluk sosial selalu berinteraksi dengan sesama manusia. Ketika
berinteraksi dengan sesama manusia, selalu diwarnai konflik antara mayarakat pendatang
dan mayarakat asli di dalam satu daerah. Dengan demikian konflik merupakan bagian dari
kehidupan manusia. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana gambaran konflik
dari sudut pandang masyarakat pendatang yang berdomisili di Denpasar, Bali. Masyarakat
pendatang ini merupakan masyarakat dari suku Toraja dan Atambua, Nusa Tenggara
Timur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sumber-sumber konflik yang muncul
pada masyarakat pendatang dengan masyarakat asli Bali. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara.
Responden berjumlah dua orang dewasa yang telah mendapat gelar S1. Hasil Penelitian ini
mendapatkan tiga kategori besar, yaitu penyebab munculnya konflik, cara mengatasi
konflik, dampak dari konflik.
Kata Kunci: sumber konflik, dampak konflik, resolusi konflik, masyarakat pendatang
Abstract
Humans as social beings always interact with fellow human beings. When interacting with
the others, always colored by the conflict between society and society original settlers in
the area. Thus the conflict is a part of human life. This study aims to look at how the image
of the conflict from the perspective of migrant communities who live in Denpasar, Bali.
The immigrant communities are communities of Toraja and Atambua, East Nusa
Tenggara. This study also aims to determine the sources of conflict that arise in immigrant
communities with indigenous Bali. The research is a qualitative research. Data collection
techniques using interviews. Respondents amounted to two adults who have earned a S1.
The results of this research is to get three broad categories, namely the cause of conflict,
how to resolve conflicts, the impact of the conflict.
Keywords: a source of conflict, impact of conflict, conflict resolution, immigrant
communities
D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
pergulatan mental, penderitaan batin.
LATAR BELAKANG
Pulau Bali terkenal sebagai pulau
seribu Pura. Dengan julukan tersebut,
tentunya Pulau Bali menjadi sasaran
destinasi wisata oleh wisatawan luar dan
dalam negeri. Tidak hanya di bidang
pariwisata,
tetapi
dalam
bidang
pendidikan dan ekonomi Bali cukup
dapat dipertimbangkan. Oleh sebab itu,
banyak masyarakat pendatang dari luar
pulau yang menetap di Bali untuk
menuntut ilmu dan mencari nafkah.
Konflik adalah suatu pertentangan yang
terjadi antara apa yang diharapkan oleh
seorang terhadap dirinya, orang lain,
orang
dengan
masyarakat
pendatang
berinteraksi dengan masyarakat asli Bali,
apa
yang
diharapkan (Mangkunegara, 2001)
Berdasarkan
pemaparan
diatas,
menarik minat peneliti untuk mengangkat
pertanyaan penelitian : “1. Apa saja
sumber
konflik
menurut
masyarakat
pendatang, 2. Apakah dampak yang
ditimbulkan
dari
masyarakat
Ketika
kenyataan
konflik
pendatang,
menurut
3.
Apakah
resolusi dari konflik menurut masyarakat
pendatang”.
selalu diwarnai oleh konflik internal dan
eksternal. Seperti yang kita ketahui,
belakang ini semakin marak terjadinya
METODE PENELITIAN
bentrok antar suku di dalam maupun luar
Pulau Bali. Dengan demikian konflik
merupakan
bagian
dari
kehidupan
manusia.
Cassel
Concise
dalam
Lacey
Metode
penelitian
ini
adalah
menggunakan
metode
penelitian
kualitatif
yang
dimana
metodologi
penelitian
kualitatif
penelitian
yang
adalah
prosedur
menghasilkan
data
(2003) mengemukakan bahwa konflik
deskriptif berupa kata-kata lisan atau
sebagai “a fight, a collision; a struggle, a
tertulis dari responden dari orang dan
contest; opposition of interest, opinion or
perilaku yang dapat diamati (Moleong,
purposes;
2010)
Pengertian
mental
strife,
tersebut
agony”.
memberikan
penjelasan bahwa konflik adalah suatu
pertarungan,
suatu
benturan;
pergulatan; pertentangan
opini-opini
atau
suatu
kepentingan,
tujuan-tujuan;
Penelitian
ini
menggunakan
pendekatan fenomenologi. Pendekatan
fenomenologi berguna untuk mengamati
fenomena-fenomena konseptual subyek
yang
diamati melalui tindakan dan
GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI
pemikirannya guna memahami makna
yang disusun oleh subyek di sekitar
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
kejadian sehari hari. (George Ritzer,
Pengumpulan
2007).
suatu
Konflik dapat dinyatakan sebagai
untuk
keadaan
dibutuhkan
dari
seseorang
atau
memperoleh
dalam
data
dilakukan
informasi
yang
mencapai
tujuan
kelompok orang dalam suatu system
penelitian.
Maka
pengumpulan
data
social yang memiliki perbedaan dalam
berperan
penting
dalam
memandang suatu hal dan diwujudkan
penelitian, karena itu peneliti harus
dalam perilaku yang tidak atau kurang
terampil dalam mengumpulkan data agar
sejalan dengan pihak lain yang terlibat di
data yang dikumpulkan tersebut valid.
dalamnya ketika mencapai tujuan tertentu
Dalam penelitian mengenai gambaran
(Soetopo & Supriyanto, 2003).
rasa malu pada remaja, pengumpulan
sebuah
data dilakukan dengan cara wawancara.
RESPONDEN
Wawancara adalah metode pengumpulan
Responden dalam penelitian ini
data untuk tujuan penelitian dengan cara
berjumlah dua orang yang sesuai dengan
tanya jawab antara Interviewer dan
tujuan dari penelitian ini. Responden
subjek penelitian dengan menggunakan
berasal dari luar Pulau Jawa dan Bali,
interview guide (panduan wawancara).
responden pertama seorang perempuan
yang
berasal
dari
daerah
Toraja.
Sedangkan responden yang kedua berasal
dari Antambua-Nusa Tenggara Timur
(NTT) yang ditentukan bagi mereka yang
berusia
dewasa,
tinggal
di
beragama
Denpasar
dan
Kristen,
telah
menyelesaikan kuliah S1. Kemudian
dilakukan wawancara dengan responden
yang
bersangkutan
sekitar
bulan
November sampai dengan Desember
2015.
Tujuan peneliti menggunakan metode ini,
untuk memperoleh data secara jelas
tentang
gambaran
konflik
pada
masyarakat pendatang dan masyarakat
asli Bali. Dalam penelitian ini, peneliti
akan mengadakan wawancara dengan dua
orang dewasa yang berasal dari luar
Pulau Jawa dan Bali sesuai dengan
criteria yang telah ditentukan. Dalam
melakukan wawancara, pengumpul data
menggunakan alat bantu seperti tape
recorder, gambar ataupun material lain
D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
yang
dapat
membantu
Langkah pertama dari analisis
pelaksanaan
wawancara.
data
adalah
open
coding,
yakni
membentuk kategori awal dari informasi
tentang
ANALISIS DATA
Analisis
data
adalah
penyebab
terjadinya
konflik
masyarakat pendatang dan masyarakat
proses
mencari dan menyusun sacara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara
dengan cara mengorganisasikan data
kedalam kategori, menjabarkan ke unitunit, melakukan sintesa, menyusun ke
dalam pola, memilih mana yang penting
dan yang akan dipelajari, dan membuat
kesimpulan sehingga mudah dipahami
oleh diri sendiri maupun orang lain
asli Bali dengan pemisahan informasi
menjadi beberapa kategori. Selanjutnya
peneliti
mengelompokkan
kategori
berdasarkan
kesamaan kategori. Setelah itu peneliti
mengidentifikasi
alur
cerita
yang
kemudian mencatatkannya berdasarkan
kategori-kategori yang telah dilakukan
pada axial coding dan selective coding.
Lalu,
setelah
kategori
(Sugiyono, 2011).
sebelumnya
kategori-
besar,
menemukan
kategori-
kemudian
kategori-
kategori tersebut dipilih yang sesuai
dengan
topik
HASIL dan PEMBAHASAN
Pandangan responden yang merupakan
pendatang melihat konflik dalam tiga
Pada topik sumber konflik, responden
mengatakan ada 2 subtopik yang dapat
dibahas. Pertama dari sumber konflik
yang berasal dari masyarakat lokal,
melihat
bahwa
adanya
perbedaan perlakuan atau diskriminasi
antara
masyarakat
besar,
yaitu:
sumber
penelitian
konflik,
dampak yang ditimbulkan dari konflik
dan resolusi konflik.
itu sendiri, labeling pada suku tertentu,
Sumber Konflik
responden
pertanyaan
pendatang
dan
masyarakat lokal oleh masyarakat lokal
perkataan – perkataan masyarakat lokal
yang
mengandung
unsur
rasisme,
penolakan terhadap pendatang, sampai
pada kepentingan pribadi masyarakat
lokal yang melibatkan pendatang dan hal
tersebut dapat menjadi sumber konflik.
Sumber konflik yang kedua menurut
responden adalah sumber konflik yang
GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI
berasal dari masyarakat pendatang itu
mau menolong ketika ia mengalami
sendiri, responden mengatakan bahwa
masalah atau kesulitan.
konflik akan terjadi apabila masyarakat
pendatang itu sendiri menutup diri dan
susah untuk menyesuaikan diri dengan
Resolusi Konflik
kehidupan masyarakat di Bali.
Pada topik terakhir, yaitu resolusi
konflik, responden mengatakan bahwa
ada 2 subtopik, yang pertama adalah
DAMPAK KONFLIK
resolusi konflik
Pada
dampak
positif,
yaitu
konflik,
toleransi, penyesuaian diri, komunikasi
responden mengatakan ada 2 subtopik
dan hukum. Toleransi, yang didalamnya
yaitu yang pertama adalah dampak yang
ada saling
diterima oleh masyarakat lokal. Dampak
menghargai antar masyarakat pendatang
yang diterima oleh masyarakat lokal
dan masyarakat lokal dan penyesuaian
adalah persepsi masyarakat pendatang
diri,
terhadap masyarakat lokal akan berubah.
menyesuaikan diri dengan belajar bahasa
Responden mengatakan bahwa ketika ia
daerah,
berkonflik dengan salah satu masyarakat
masyarakat
lokal
tersinggung
ia
topik
yang
sempat
berfikir
bahwa
menghormati dan saling
dimana
belajar
responden
mencoba
berinteraksi
lokal dan
dengan
tidak
cara
dengan
mudah
bercanda
masyarakat asli Bali yang terkenal ramah,
masyarakat lokal yang berbeda dengan
ternyata terbalik dengan apa yang dilihat
tempat asalnya, sesuai dengan yang
oleh responden. Jika hal tersebut terjadi
dikemukakan oleh Carver, Scheier dan
pada semua masyarakat pendatang, tentu
Weintraub (1989) tentang aspek – aspek
akan
strategi coping yaitu perencanaan. Selain
berdampak
masyarakat
asli
pada
Bali.
kehidupan
Kedua,
yaitu
itu, resolusi positif yang dikemukakan
dampak yang diterima oleh masyarakat
oleh
pendatang,
masyarakat
dimana responden mengajak individu
mengatakan
bahwa
pendatang
dampak
yang
responden
adalah
komunikasi,
yang diajak berkonflik untuk bersama –
dialaminya ketika berkonflik dengan
sama
masyarakat lokal adalah ia merasa tidak
sesuai dengan yang dikemukakan oleh
nyaman tinggal di daerah tersebut dan
Carver, Scheier dan Weintraub (1989)
tidak akan ada masyarakat lokal yang
tentang aspek – aspek strategi coping
mencari
penyelesaian
konflik,
D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
yaitu keaktifan. Resolusi positif yang
yaitu mencari dukungan sosial yang
terakhir adalah hukum, dimana responden
bersifat emosional.
membawa penyelesaian konflik ke pihak
yang berwajib agar dapat diselesaikan
KESIMPULAN
secara hukum. Hal tersebut sesuai dengan
apa yang dikemukakan Carver, Scheier
dan Weintraub (1989) tentang aspek –
aspek strategi coping yaitu mencari
dukungan
sosial
yang
bersifat
instrumental.
negatif yaitu diam dan melibatkan orang
lain. Diam disini berarti individu hanya
dan
tidak
berusaha
untuk
menyelesaikan konflik yang dialaminya.
Sedangkan resolusi konflik negatif yang
terakhir adalah melibatkan orang lain,
dimana
didalamnya
ada
melibatkan
ormas (organisasi masyarakat) untuk
penyelesaian konflik dan membicarakan
konflik
diperoleh,
hasil
dapat
penelitian
disimpulkan
yang
bahwa
pendatang melihat konflik yang terjadi
antara
masyarakat
pendatang
dan
masyarakat local terjadi karena adanya 2
Yang kedua adalah resolusi konflik yang
diam
Berdasarkan
dengan
tetangga
tanpa
ada
sumber yaitu:
1. Sumber konflik yang berasal
dari
masyarakat
perbedaan
local,
perlakuan
yaitu
atau
diskriminasi, labeling pada suku
tertentu, perkataan – perkataan
yang mengandung unsur rasisme,
penolakan
dan
terhadap
pendatang
kepentingan
pribadi
masyarakat lokal yang melibatkan
pendatang.
tindakan penyelesaian. Melibatkan ormas
disini sesuai dengan yang dikemukakan
2. Sumber konflik yang berasal
oleh Carver, Scheier dan Weintraub
dari masyarakat pendatang, yaitu
(1989) tentang aspek – aspek strategi
pendatang menutup diri dan susah
coping yaitu mencari dukungan sosial
untuk menyesuaikan diri dengan
yang bersifat instrumental. Sedangkan
kehidupan masyarakat di Bali.
membicarakan konflik dengan tetangga
sesuai dengan yang dikemukakan oleh
Carver, Scheier dan Weintraub (1989)
tentang aspek – aspek strategi coping
Selain itu, pendatang juga melihat adanya
dampak dari konflik yang terjadi antara
masyarakat pendatang dan masyarakat
local, adapun dampak – dampak yang
ditimbulkan :
GAMBARAN KONFLIK ANTARA MASYARAKAT PENDATANG DENGAN
MASYARAKAT ASLI BALI
1. Dampak pada masyarakat local,
Secara keseluruhan, dapat disimpulkan
yaitu
persepsi
bahwa masyarakat pendatang melihat
masyarakat pendatang terhadap
konflik sebagai sesuatu yang bersumber
masyarakat
yang
tidak hanya dari masyarakat local, namun
pada
juga dari masyarakat pendatang, begitu
berubahnya
asli
berdampak
Bali
langsung
kehidupan masyarakat local Bali.
2.
Dampak
pendatang,
pada
masyarakat
yaitu
masyarakat
pendatang merasa tidak nyaman
tinggal
di
daerah
tempat
ia
berkonflik dan tidak akan ada
masyarakat
lokal
yang
mau
menolong ketika ia mengalami
juga dengan dampak yang dihasilkan,
berpengaruh pada kehidupan masyarakat
local dan masyarakat pendatang itu
sendiri. Resolusi yang ditawarkan oleh
masyarakat pendatang terbilang cukup
sederhana karena konflik yang mereka
lihat atau alami pun juga terbilang cukup
sederhana.
masalah atau kesulitan.
Resolusi konflik yang ditawarkan dari
sudut pandang masyarakat pendatang
antara lain:
KETERBATASAN PENELITIAN
Keterbatasan
penelitian
ini
adalah
responden yang masih ragu untuk terbuka
1. Resolusi konflik positif : Saling
mengenai
menghormati, saling menghargai,
terhadap masyarakat Bali karena dari
belajar
belajar
pihak peneliti sendiri berasal dari Bali.
mudah
Selain itu jumlah responden yang kami
bahasa,
berinteraksi,
tidak
konflik
dan
pandangan
tersinggung, dibicarakan baik –
miliki
baik
sehingga ada baiknya untuk menambah
dan
diselesaikan
secara
hukum.
melibatkan
(organisasi
membicarakan
tetangga.
berjumlah dua orang,
jumlah responden bila memungkinkan
2. Resolusi konflik negative :
Diam,
hanya
masyarakat)
konflik
agar hasil yang diperoleh lebih akurat.
ormas
dan
SARAN
dengan
Saran yang dapat diberikan dari hasil
penelitian ini, yaitu:
D. N. YOGANANDA, R. PRADNYANI, Y. K. HERDIYANTO, D. H. TOBING, H.
DHARASASMITA
1. Bagi Kelompok yang Berkonflik :
agar lebih menjalin komunikasi yang
DAFTAR PUSTAKA
baik, sehingga kemajuan bisa dirasakan
kedua belah pihak dengan mengurangi
isu-isu yang menimbulkan prasangka,
stereotype, atribusi, dan mispersepsi di
antara masyarakat.
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
:
menambah jumlah subjek agar
memperkuat hasil yang diperoleh tentang
solusi konflik yang diperoleh dari
responden
LAMPIRAN
Moleong, L. J. (2014) .Metodologi Penelitian
Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Riadi, Muchlisin. (2013). Strategi
Coping.Diaksesmelaluihttp://www.kajianpust
aka.com/2013/10/strategi-coping.htmltgl
21desember 2015
Stewart, C. J. & Cash, Jr. B. C.
(2014).Interviu.Prinsip dan Praktik Edisi 13.
Salemba Humanika