Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengaruh Metode APIQ terhadap Hasil Belajar Matematika bagi Siswa Kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga Tahun Pelajaran 2015/2016 T1 292012508 BAB IV

(1)

28 4.1 Deskripsi Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SD MI Asas Islam Salatiga. Subjek pada penelitian ini yaitu siswa kelas 3A yang berjumlah 27 siswa dan siswa kelas 3B yang berjumlah 30 siswa. Kelas 3B adalah sebagai kelas ekperimen yang diberi perlakuan metode APIQ sedangkan kelas 3A sebagai kelas kontrol diberi pembelajaran dengan metode perhitungan bersusun. Data siswa kelompok kotrol dan eksperimen dapat dilihat pada tabel seperti berikut:

Tabel 1. Data Siswa Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

Kelas Kontrol (Kelas 3A) 14 13 27

Kelas Eksperimen (Kelas 3B) 13 17 30

Jumlah Seluruhnya 57

4.2 Analisis Data Pretest 4.2.1 Deskripsi Nilai Pretest

Nilai pretest digunakan untuk mengetahui keadaan sebelum diberi perlakuan awal pada kelompok kontrol yaitu kelas 3A dan kelompok eksperimen yaitu kelas 3B maka diperoleh hasil yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 2. Deskripsi Nilai Pretest

PRETEST KONTROL

PRETEST EKSPERIMEN

N Valid 27 30

Missing 31 28

Mean 57.59 52.33

Median 60.00 50.00

Mode 65 65

Std. Deviation 13.110 9.890

Minimum 25 35


(2)

Berdasarkan hasil dari analisis soal pretest dapat terlihat bahwa hasil dari pretest kelas kontrol yang berjumlah 27 siswa mempunyai rata-rata 57,59 dengan standar deviasi 13,110; nilai minimum sebesar 25 serta nilai maximum sebesar 75. Sedangkan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 mempunyai rata-rata sebesar 52,33. Kelas eksperimen mempunyai standar deviasi sebesar 9,890 dengan nilai minimum sebesar 35 dan nilai maksimum sebesar 70.

Analisis frekuensi pada hasil belajar pretest kedua kelas dapat dikategorikan dalam 3 tingkatan sebagai berikut:

Nilai Maksimum = 75; dan nilai minimum = 25 sehingga rangenya = (75-25) = 50 sehingga lebar kelasnya adalah (50+1)/3 = 17

Oleh karena itu, distribusi frekuensi nilai pretest dapat dilihat dalam tabel berikut ini

Tabel 3.

Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi % Frekuensi %

Tinggi 58< x≤ 75 14 51,85% 10 33,33%

Sedang 41< x ≤ 58 9 33,33% 14 46,67%

Rendah 24 < x ≤ 41 4 14,82% 6 20%

Jumlah 27 100% 30 100%

Berdasarkan Tabel 13 hasil belajar pretest kelas kontrol memiliki kategori tinggi sebanyak 14 siswa (51,85%), kategori sedang sebanyak 9 siswa (33,33%), kategori rendah sebanyak 4 siswa (14,82%). Kelas Eksperimen memiliki hasil belajar pretest kategori tinggi sebanyak 10 siswa (33,33%), kategori sedang sebanyak 14 siswa (46,67%), dan kategori rendah sebanyak 6 siswa (20%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas kontrol SD MI Asas Islam Salatiga berada pada kategori tinggi serta kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori sedang.


(3)

4.2.2 Uji Normalitas Pretest

Uji normalitas merupakan salah satu syarat sebelum melakukan uji banding dua sampel. Gunanya untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang ada pada varabel kontrol dan eksperimen. Untuk uji normalitas, penelitian ini menggunakan SPSS v16.0 dengan Uji Kolmogorov-Smirnov. Data pada hasil uji normalitas dikatakan normal jika nilai signifikansi Asymp sig. (2-tiled) menunjukkan angka > 0,05. Data menunjukan tidak berdistribusi normal jika Asymp sig. (2-tiled) < 0,05. Hasil uji normalitas pada penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 4. Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest

Pretest kontrol Pretest eksperimen

N 27 30

Normal Parametersa Mean 57.59 52.33

Std. Deviation 13.110 9.890

Most Extreme Differences Absolute .158 .137

Positive .092 .137

Negative -.158 -.133

Kolmogorov-Smirnov Z .823 .753

Asymp. Sig. (2-tailed) .507 .622

a. Test distribution is Normal.

Berdasarkan tabel 14 dapat dilihat bahwa nilai signifikan pada Asymp. Sig. (2-tailed) pretest pada kelas kontrol adalah 0,507 atau probabilitas lebih dari 0,05 dan kelas ekperimen mempunyai nilai signifikan sebesar 0,622 atau probabilitas lebih dari 0,05 sehingga H0 diterima yang berarti kedua populasi berdistribusi normal.


(4)

4.2.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Pretest

Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test. Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 5. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Pretest

Levene's Test for Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Differ ence Std. Error Differenc e 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper NILAI

PRETEST Equal variances assumed

1.743 .192 1.720 55 .091 5.259 3.057 -.868 11.386

Equal variances not assumed

1.695 48.135 .097 5.259 3.103 -.978 11.497

Berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi uji Levene atau uji homogenitas pretest sebesar 0,192 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen. Untuk uji t, jika dilihat dari Equal Variances Assumed, pada kolom sig. (2-tailed) menunjukan angka 0,091 > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak terdapat perbedaan nilai rerata antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Selanjutnya, untuk menafsirkan hasil uji t dapat juga dengan cara melihat thitung dan ttabel nya. thitung dari output diatas adalah 1,720. Sedangkan ttabel dapat dicari dengan perhitungan t(0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 57-2) = t(0,025;55) = 1,960. Sehingga dapat diketahui nilai dari ttabel adalah 1,960. Karena thitung= 1,720 < ttabel= 1,960, maka H0 diterima, yang berarti rata-rata kedua sampel adalah sama. Kesimpulanya rataan kedua sampel adalah sama.


(5)

4.3 Langkah Pembelajaran

Dalam penelitian ini, untuk mengetahui hasil posttest siswa kelas eksperimen, peneliti melakukan empat kali pertemuan. Pada setiap pertemuan terdapat beberapa langkah yang dilakukan peneliti. Langkah kegiatan pembelajaran pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pertemuan Pertama a. Kegiatan awal

Kegiatan pembelajaran diawali dengan guru mengucapkan salam dan

membimbing siswa untuk melakukan do’a. Kemudian guru melakukan

absensi, perkenalan tentang metode dan membuat kesepakatan dengan siswa mengenai aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung. Kemudian guru meminta siswa menyiapkan alat tulis dan meminta siswa mengerjakan soal pretest yang diberikan oleh guru. Setelah itu guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan inti

Guru menjelaskan materi perkalian dasar 1-100 dengan metode APIQ, kemudian meminta siswa membuat soal perkalian yang akan ditukarkan dengan teman satu bangkunya. Setelah itu guru melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.

c. Kegiatan penutup

Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan siswa. Kemudian membimbing siswa melakukan doa penutup dan mengucapkan salam penutup.

2. Pertemuan Kedua a. Kegiatan awal

Kegiatan pembelajaran pada hari kedua diawali dengan guru mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a. Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung. Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi


(6)

beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok. Guru meminta siswa melakukan permainan kombi milinium yang diawali dengan pelemparan dadu oleh guru. Setiap individu di dalam kelompok mempunyai tugas masing-masing yaitu mencari hasil perkalian, pembagian, pertambahan, dan pengurangan. Setelah dadu dilempar, setiap siswa diminta mencari jawaban sesuai dengan tugas masing-masing individu dalam kelompok. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan inti

Guru menjelaskan materi perkalian yang hasilnya tiga angka dengan metode APIQ, kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa yang harus diselesaikan dengan teman satu bangku. Setelah itu, guru melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.

c. Kegiatan penutup

Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan siswa kemudian membimbing siswa melakukan doa penutup dan mengucapkan salam penutup.

3. Pertemuan Ketiga a. Kegiatan awal

Kegiatan pembelajaran pada hari ketiga diawali dengan guru

mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.

Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung. Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok dan meminta memberikan permainan ular tangga yang berkaitan dengan hitung perkalian. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran.


(7)

b. Kegiatan inti

Setelah guru mengulas pelajaran yang lalu, guru menjelaskan materi pembagian bilangan tiga angka dengan Metode APIQ. Kemudian bersama siswa menyelesaikan soal pembagian dari nomor-nomor yang diambil dari sebuah kantung. Dengan pengambilan nomor-nomor dari sebuah kantung tersebut, guru juga mengajarkan cara mengubah perkalian ke dalam bentuk pembagian dan sebaliknya. Setelah itu, Guru memberikan tugas yang dikerjakan secara kelompok yang berkaitan dengan penyelesaian masalah sehari-hari melalui matematika dan melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.

c. Kegiatan Penutup

Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan siswa. Kemudian, guru membimbing siswa

melakukan do’a penutup dan mengucapkan salam penutup.

3 Pertemuan Keempat a. Kegiatan awal

Kegiatan pembelajaran pada hari keempat diawali dengan guru

mengucapkan salam dan membimbing siswa untuk melakukan do’a.

Kemudian guru melakukan absensi dan mengingatkan siswa mengenai aturan yang harus ditaati selama proses belajar di kelas berlangsung. Setelah guru memberikan pengarahan, guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari 4 siswa perkelompok. Guru meminta siswa melakukan permainan lucky ball yang berkaitan dengan pembagian. Setelah itu guru memberikan lembar kerja untuk dikerjakan siswa secara individu. Kemudian, guru menginformasikan tentang tujuan pembelajaran. b. Kegiatan Inti

Guru menjelaskan cara menyelesaikan soal cerita baik dalam materi perkalian ataupun pembagian. Kemudian memberikan pertanyaan kepada siswa yang harus diselesaikan dengan teman satu bangku. Setelah itu, guru


(8)

melakukan tanya jawab secara lisan tanpa alat tulis sebagai alat bantu hitung.

c. Kegiatan Penutup

Guru membimbing siswa melakukan refleksi tentang pembelajaran yang baru saja dilakukan siswa. kemudian membimbing siswa melakukan doa penutup dan mengucapkan salam penutup.

4.4 Analisis Data Posttest 4.4.1 Deskripsi Nilai Posttest

Analisis deskriptif nilai posttest digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah mendapatkan perlakuan dengan metode APIQ. Analisis deskriptif pada penelitian ini menggunakan SPSS v16.0. Hasil analisis deskriptif untuk nilai posttest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen dapat dilihat pada Tabel 16. Berdasarkan hasil dari analisis soal posttest dapat terlihat bahwa hasil dari posttest kelas kontrol yang berjumlah 27 siswa mempunyai rata-rata 71,85; standar deviasi sebesar 14,620; nilai minimum sebesar 45 dan nilai maksimum sebesar 100. Sedangkan kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 mempunyai rata-rata sebesar 84,50; standar deviasi sebesar 15,776; nilai minimum sebesar 45 dan nilai maksimum sebesar 100.

Tabel 6. Deskripsi Nilai Posttest

Posttest Kontrol

Posttest Eksperimen

N Valid 27 30

Missing 31 28

Mean 71.85 84.50

Median 75.00 90.00

Mode 80 90a

Std. Deviation 14.620 15.776

Minimum 45 45

Maximum 100 100

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Analisis frekuensi pada hasil belajar posttest kedua kelas dapat dikategorikan dalam 3 tingkatan sebagai berikut:


(9)

Nilai Maksimum = 100; dan nilai minimum = 45 sehingga rangenya = (100-45) = 55 sehingga lebar kelasnya adalah (55+1)/3 = 18,67

Oleh karena itu, tabel distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut ini

Tabel 7.

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen Frekuensi % Frekuensi %

Tinggi 81,33< x≤ 100 11 40,74% 22 73,33%

Sedang 62,66< x ≤ 81,33 11 40,74% 6 20%

Rendah 43,99< x ≤ 62,66 5 18,52% 2 6,67%

Jumlah 27 100% 30 100%

Berdasarkan tabel 17 hasil belajar posttest kelas kontrol memiliki kategori tinggi sebanyak 11 siswa (40,74%); kategori sedang sebanyak 11 siswa (40,74%) dan kategori rendah sebanyak 5 siswa (18,52%). Kelas Eksperimen memiliki hasil belajar posttest kategori tinggi sebanyak 22 siswa (73,33%); kategori sedang sebanyak 6 siswa (20%), dan kategori rendah sebanyak 2 siswa (6,67%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas kontrol SD MI Asas Islam Salatiga berada pada kategori tinggi dan sedang serta kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori tinggi.

4.4.2 Uji Normalitas Posttest

Data pada hasil uji normalitas dikatakan normal jika nilai signifikansi Asymp sig. (2-tiled) menunjukkan angka > 0,05. Data menunjukkan tidak berdistribusi normal jika Asymp sig. (2-tiled) < 0,05. Hasil uji normalitas posttest pada penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai signifikan pada Asymp. Sig. (2-tailed) posttest pada kelas kontrol adalah 0,841 (> 0,05) berarti data normal dan kelas ekperimen mempunyai nilai signifikan sebesar 0,070 (>0,05) sehingga dapat disimpulkan kedua data berdistribusi normal.


(10)

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest

Nilai Posttest Kontrol

Nilai Posttest Eksperimen

N 27 30

Normal Parametersa Mean 71.85 84.50

Std. Deviation 914.620 15.776

Most Extreme Differences Absolute .119 .236

Positive .118 .163

Negative -.119 -.236

Kolmogorov-Smirnov Z .617 1.294

Asymp. Sig. (2-tailed) .841 .070

a. Test distribution is Normal.

Untuk diagram datanya dapat dilihat dalam diagram berikut ini:

4.4.3 Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar PosttestMatematika

4.4.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Posttest

Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Metode APIQ terhadap kelas eksperimen. Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(11)

Tabel 9. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Posttest

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed)

Mean Differen

ce

Std. Error Differen

ce

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Nilai

Posttest

Equal variances assumed

.145 .705 -3.128 55 .003 -12.648 4.043 -20.750 -4.546 Equal

variances not assumed

-3.141 54.947 .003 -12.648 4.026 -20.718 -4.579

Berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi uji Levene atau uji homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen. Jika dilihat dari Equal Variances Assumed, pada kolom sig. (2-tailed) menunjukan sebesar 0,003 < 0,05 artinya bahwa nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Selanjutnya, berdasarkan thitung dari output diatas adalah -3,128. Sedangkan ttabel dapat dicari dengan perhitungan t (0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 57-2) = t(0,025;55) = 1,960 . Sehingga dapat diketahui nilai dari Tabel t adalah 1,960 atau -1,960. Karena thitung= -3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima yang berarti ada pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika siswa.

4.4.4 Pembahasan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga Tahun


(12)

Pelajaran 2015/2016. Analisis pelaksanaan penelitian diperlukan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan Metode APIQ.

Pembelajaran matematika di kelas 3A sebagai kelas kontrol pada materi perhitungan perkalian dan pembagian menggunakan cara panjang dengan bersusun tanpa adanya permainan ataupun modifikasi dalam pembelajarannya. Setelah guru membuka pelajaran, guru mengajarkan pembelajaran. Sebelum memasuki tugas kelompok, guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan jika terdapat siswa yang kurang jelas dalam pembelajarannya. Kemudian guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, dan memberikan tugas secara kelompok. Setelah itu, guru memberikan latihan secara individu melalui lembar kerja siswa dan melakukan beberapa pembahasan terkait soal yang susah.

Pembelajaran matematika di kelas 3B sebagai kelas eksperimen menggunakan metode APIQ. Metode APIQ mengajarkan siswa melakukan perhitungan perkalian dan pembagian secara cepat. Mula-mula pada awal pembelajaran siswa akan diberikan permainan edukatif. Permainan edukatif tersebut akan berganti-ganti pada setiap pertemuan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan permainan super kombi milenium, ular tangga dan lucky ball. Kemudian, siswa akan diberi lembar kerja yang sesuai dengan kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan, guru akan menjelaskan materi perhitungan cepat dengan cara yang menyenangkan sampai siswa jelas dalam pengerjaannya. Jika ada yang masih kurang jelas, guru memperbolehkan siswa untuk bertanya. Perhitungan cepat pada awalnya akan diajarkan oleh guru, kemudian guru akan memberikan tugas secara kelompok agar siswa dapat saling membantu dan berdiskusi dengan temannya. Kemudian, guru akan memberikan evaluasi yang harus dijawab oleh siswa secara lisan tanpa menggunakan alat tulis sebagai alat bantu hitung. Dalam sesi ini, biasanya siswa akan mengikuti dengan penuh antusias sehingga guru harus menekankan peraturan tentang hal yang harus dilakukan siswa pada saat menjawab pertanyaan.

Hasil belajar sebelum diberikan perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat dari nilai pretest siswa. Kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata


(13)

sebesar 57,59 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 52,53. Berdasarkan hasil kategorisasi hasil pretest, sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas kontrol berada pada kategori tinggi sedangkan kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori sedang. Pada hasil uji normalitas dari hasil pretest menunjukan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal yaitu sebesar 0,507 untuk kelas kontrol dan 0,622 untuk kelas eksperimen. Hasil uji homogenitas pretest juga menunjukan bahwa kedua kelas bersifat homogen yang dapat dilihat dari angka signifikan sebesar 0,192. Angka tersebut sudah melampaui angka 0,05.

Setelah diberikan perlakuan yaitu menggunakan metode perhitungan bersusun pada kelas kontrol dan perlakuan Metode APIQ pada kelas eksperimen, diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 71,85 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata lebih besar yaitu 84,50. Tampaklah bahwa nilai rerata kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rerata kelas kontrol.

Berdasarkan kategorisasi hasil posttest, pada kelas 3A sebagai kelas kontrol, 11 siswa berada pada kategori tinggi dan 11 siswa berada pada kategori sedang. Pada kelas eksperimen, yaitu kelas 3B, hampir seluruh siswanya berada pada kategori tinggi.

Hasil uji normalitas posttest menunjukan nilai signifikan sebesar 0,841 untuk kelas kontrol dan 0,070 untuk kelas eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal. Pada tabel uji t diperoleh nilai signifikansi uji Levene atau uji homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen. Sedangkan hasil dari hasil uji t posttest yang menunjukan bahwa thitung= -3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima yang berarti bahwa terdapat perbedaan rereata antara kedua kelompok sampel. Selanjutnya, pada analisis t-test dengan melihat sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05, artinya bahwa nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda.


(14)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas 3B SD MI Asas

Islam Salatiga. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga” diterima. Hal tersebut diperkuat dengan hasil analisis data yang menunjukan nilai rata-rata kelas 3B sebagai kelas eksperimen lebih baik daripada kelas 3A sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini sependapat dengan Fitriani (2015) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pada hasil belajar tes akhir pada kelas yang diterapkan metode APIQ daripada siswa yang tidak memperoleh pembelajaran dengan metode APIQ.


(1)

Nilai Maksimum = 100; dan nilai minimum = 45 sehingga rangenya = (100-45) = 55 sehingga lebar kelasnya adalah (55+1)/3 = 18,67

Oleh karena itu, tabel distribusi frekuensi dapat dilihat dalam tabel berikut ini

Tabel 7.

Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Kelas Kontrol dan Eksperimen

Kategori Interval Skor Kelas Kontrol Kelas Eksperimen

Frekuensi % Frekuensi %

Tinggi 81,33< x≤ 100 11 40,74% 22 73,33%

Sedang 62,66< x ≤ 81,33 11 40,74% 6 20%

Rendah 43,99< x ≤ 62,66 5 18,52% 2 6,67%

Jumlah 27 100% 30 100%

Berdasarkan tabel 17 hasil belajar posttest kelas kontrol memiliki kategori tinggi sebanyak 11 siswa (40,74%); kategori sedang sebanyak 11 siswa (40,74%) dan kategori rendah sebanyak 5 siswa (18,52%). Kelas Eksperimen memiliki hasil belajar posttest kategori tinggi sebanyak 22 siswa (73,33%); kategori sedang sebanyak 6 siswa (20%), dan kategori rendah sebanyak 2 siswa (6,67%). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas kontrol SD MI Asas Islam Salatiga berada pada kategori tinggi dan sedang serta kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori tinggi.

4.4.2 Uji Normalitas Posttest

Data pada hasil uji normalitas dikatakan normal jika nilai signifikansi

Asymp sig. (2-tiled) menunjukkan angka > 0,05. Data menunjukkan tidak berdistribusi normal jika Asymp sig. (2-tiled) < 0,05. Hasil uji normalitas posttest

pada penelitian ini dapat dilihat dari Tabel 18. Berdasarkan Tabel 18 dapat dilihat bahwa nilai signifikan pada Asymp. Sig. (2-tailed) posttest pada kelas kontrol adalah 0,841 (> 0,05) berarti data normal dan kelas ekperimen mempunyai nilai signifikan sebesar 0,070 (>0,05) sehingga dapat disimpulkan kedua data berdistribusi normal.


(2)

Tabel 8. Hasil Uji Normalitas Nilai Posttest

Nilai Posttest Kontrol

Nilai Posttest Eksperimen

N 27 30

Normal Parametersa Mean 71.85 84.50

Std. Deviation 914.620 15.776

Most Extreme Differences Absolute .119 .236

Positive .118 .163

Negative -.119 -.236

Kolmogorov-Smirnov Z .617 1.294

Asymp. Sig. (2-tailed) .841 .070

a. Test distribution is Normal.

Untuk diagram datanya dapat dilihat dalam diagram berikut ini:

4.4.3 Uji Beda Rata-rata Hasil Belajar PosttestMatematika

4.4.3 Uji Beda Rata-rata Nilai Posttest

Untuk melakukan uji beda rata-rata antara kedua sampel, peneliti menggunakan program SPSS v16.0 yang dilakukan dengan Independent t-test. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perlakuan Metode APIQ terhadap kelas eksperimen. Hasil perhitungan uji beda t-test dapat dilihat pada tabel berikut ini:


(3)

Tabel 9. Hasil Uji Independent Sampel t-test nilai Posttest

Levene's Test for Equality

of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig. (2-tailed) Mean Differen ce Std. Error Differen ce 95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper Nilai

Posttest

Equal variances assumed

.145 .705 -3.128 55 .003 -12.648 4.043 -20.750 -4.546 Equal

variances not assumed

-3.141 54.947 .003 -12.648 4.026 -20.718 -4.579

Berdasarkan hasil uji beda rerata diperoleh nilai signifikansi uji Levene atau uji homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol

mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen. Jika dilihat dari Equal Variances Assumed, pada kolom sig. (2-tailed) menunjukan sebesar 0,003 < 0,05 artinya bahwa nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda, maka H0 ditolak dan H1 diterima. Selanjutnya, berdasarkan thitung dari output diatas adalah

-3,128. Sedangkan ttabel dapat dicari dengan perhitungan t (0,05/2;n-2) = t(0,05/2; 57-2) =

t(0,025;55) = 1,960 . Sehingga dapat diketahui nilai dari Tabel t adalah 1,960 atau

-1,960. Karena thitung= -3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima

yang berarti ada pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika siswa.

4.4.4 Pembahasan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika siswa kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga Tahun


(4)

Pelajaran 2015/2016. Analisis pelaksanaan penelitian diperlukan untuk menjelaskan tingkat keberhasilan pembelajaran dengan Metode APIQ.

Pembelajaran matematika di kelas 3A sebagai kelas kontrol pada materi perhitungan perkalian dan pembagian menggunakan cara panjang dengan bersusun tanpa adanya permainan ataupun modifikasi dalam pembelajarannya. Setelah guru membuka pelajaran, guru mengajarkan pembelajaran. Sebelum memasuki tugas kelompok, guru mempersilahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan jika terdapat siswa yang kurang jelas dalam pembelajarannya. Kemudian guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok, dan memberikan tugas secara kelompok. Setelah itu, guru memberikan latihan secara individu melalui lembar kerja siswa dan melakukan beberapa pembahasan terkait soal yang susah.

Pembelajaran matematika di kelas 3B sebagai kelas eksperimen menggunakan metode APIQ. Metode APIQ mengajarkan siswa melakukan perhitungan perkalian dan pembagian secara cepat. Mula-mula pada awal pembelajaran siswa akan diberikan permainan edukatif. Permainan edukatif tersebut akan berganti-ganti pada setiap pertemuan. Dalam hal ini, peneliti menggunakan permainan super kombi milenium, ular tangga dan lucky ball. Kemudian, siswa akan diberi lembar kerja yang sesuai dengan kemampuan siswa. Setelah selesai mengerjakan, guru akan menjelaskan materi perhitungan cepat dengan cara yang menyenangkan sampai siswa jelas dalam pengerjaannya. Jika ada yang masih kurang jelas, guru memperbolehkan siswa untuk bertanya. Perhitungan cepat pada awalnya akan diajarkan oleh guru, kemudian guru akan memberikan tugas secara kelompok agar siswa dapat saling membantu dan berdiskusi dengan temannya. Kemudian, guru akan memberikan evaluasi yang harus dijawab oleh siswa secara lisan tanpa menggunakan alat tulis sebagai alat bantu hitung. Dalam sesi ini, biasanya siswa akan mengikuti dengan penuh antusias sehingga guru harus menekankan peraturan tentang hal yang harus dilakukan siswa pada saat menjawab pertanyaan.

Hasil belajar sebelum diberikan perlakuan pada kelas kontrol dan eksperimen dapat dilihat dari nilai pretest siswa. Kelas kontrol memperoleh nilai rata-rata


(5)

sebesar 57,59 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata sebesar 52,53. Berdasarkan hasil kategorisasi hasil pretest, sebagian besar siswa kelas 3A sebagai kelas kontrol berada pada kategori tinggi sedangkan kelas 3B sebagai kelas eksperimen berada pada kategori sedang. Pada hasil uji normalitas dari hasil pretest

menunjukan bahwa kedua kelompok berdistribusi normal yaitu sebesar 0,507 untuk kelas kontrol dan 0,622 untuk kelas eksperimen. Hasil uji homogenitas pretest juga menunjukan bahwa kedua kelas bersifat homogen yang dapat dilihat dari angka signifikan sebesar 0,192. Angka tersebut sudah melampaui angka 0,05.

Setelah diberikan perlakuan yaitu menggunakan metode perhitungan bersusun pada kelas kontrol dan perlakuan Metode APIQ pada kelas eksperimen, diperoleh nilai rata-rata kelas kontrol sebesar 71,85 sedangkan kelas eksperimen memperoleh nilai rata-rata lebih besar yaitu 84,50. Tampaklah bahwa nilai rerata kelas eksperimen lebih baik daripada nilai rerata kelas kontrol.

Berdasarkan kategorisasi hasil posttest, pada kelas 3A sebagai kelas kontrol, 11 siswa berada pada kategori tinggi dan 11 siswa berada pada kategori sedang. Pada kelas eksperimen, yaitu kelas 3B, hampir seluruh siswanya berada pada kategori tinggi.

Hasil uji normalitas posttest menunjukan nilai signifikan sebesar 0,841 untuk kelas kontrol dan 0,070 untuk kelas eksperimen maka dapat disimpulkan bahwa kedua sampel berdistribusi normal. Pada tabel uji t diperoleh nilai signifikansi uji

Levene atau uji homogenitas posttest sebesar 0,705 > 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa hipotesis nol (H0) diterima, artinya nilai posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol mempunyai variansi yang sama, atau dapat disebut homogen. Sedangkan hasil dari hasil uji t posttest yang menunjukan bahwa thitung=

-3,128 > ttabel= -1,960, maka H0 ditolak, sedangkan H1 diterima yang berarti bahwa

terdapat perbedaan rereata antara kedua kelompok sampel. Selanjutnya, pada analisis t-test dengan melihat sig. (2-tailed) sebesar 0,003 < 0,05, artinya bahwa nilai rata-rata posttest kelas kontrol dan eksperimen berbeda.


(6)

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika pada siswa kelas 3B SD MI Asas Islam Salatiga. Dengan demikian hipotesis yang menyatakan “terdapat pengaruh Metode APIQ terhadap hasil belajar matematika bagi siswa kelas 3 SD MI Asas Islam Salatiga” diterima. Hal tersebut diperkuat dengan hasil analisis data yang menunjukan nilai rata-rata kelas 3B sebagai kelas eksperimen lebih baik daripada kelas 3A sebagai kelas kontrol. Hasil penelitian ini sependapat dengan Fitriani (2015) yang menyatakan bahwa terjadi peningkatan rata-rata pada hasil belajar tes akhir pada kelas yang diterapkan metode APIQ daripada siswa yang tidak memperoleh pembelajaran dengan metode APIQ.


Dokumen yang terkait

ANALISIS DANA PIHAK KETIGA PADA PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA PERIODE TRIWULAN I 2002 – TRIWULAN IV 2007

40 502 17

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

PENGEMBANGAN TARI SEMUT BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER DI SD MUHAMMADIYAH 8 DAU MALANG

57 502 20

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Diskriminasi Daun Gandarusa (Justicia gendarrusa Burm.f.) Asal Surabaya, Jember dan Mojokerto Menggunakan Metode Elektroforesis

0 61 6

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5