CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA KABUPATEN MALINAU.
CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM
MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI TELAJAR SISWA SMA
KATUPATEN MALINAU
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Areani Eka Putri
NIM 12301249003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
MOTTO
“Menunde pekerjeen seme dengen tidek melekuken epe-epe”.
(Pdt. Rehebiyem Bilung, SH., Th. M)
“Lihet, eku teleh melukisken engkeu di telepek tengen-Ku; tembok-tembokmu tetep
dirueng mete-Ku.”
(Yeseye 49:16)
Apepun yeng kemu perbuet, perbuetleh dengen segenep hetimu seperti untuk Tuhen
den buken untuk menusie.
(Kolose 3.23)
Kerene mese depen sungguh ede den herepenmu tidek eken hileng
(Amsel 23:18)
“ Selelu mengucep syukur, meleyeni, bekerje, den menjediken Firmen Tuhen
sebegei deser hidup.”
(penulis)
“Tetep Semenget”
v
PERSEMTAHAN
Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga hasil karya ini secara
istimewa kupersembahkan kepada:
Ayahanda Jumari Matius, laki-laki terhebat yang ada di sepanjang hidupku, my
hero, terimakasih untuk nasehat dan dukungan yang selalu menguatkan ku juga
untuk pengorbanan yang sudah diberikan untuk memenuhi semua kebutuhanku.
Sayang ayah selalu.
Ibunda Auren Daring, wanita terhebat dan terkuat yang terus menyemangatiku
sumber kasih sayangku. Terimakasih untuk kasih sayang dan doa yang selalu
menguatkanku. Aku selalu menyayangi mu ibu.
Adik-adikku tercinta,Virga, Kristian, dan Yai yang selalu memberikan semangat,
menjadi kekuatan, sumber kebahagian, dan bangga bisa memiliki saudara seperti
kalian. Terus maju dan kejar cita-cita setinggi mungkin.
Untuk kekasih hatiku, terimakasih karena selalu memberikan dukungan, motivasi
dan semangat untukku. Love you.
vi
CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM
MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI TELAJAR SISWA SMA
KATUPATEN MALINAU
Oleh
Areani Eka Putri
NIM 12301249003
ATSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana cara-cara guru mata
pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa SMA
Kabupaten Malinau.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan jenis deskripsi dan
menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah guru-guru mata
pelajaran matematika sebanyak 15 orang di 4 SMA negeri dan 3 SMA swasta yang
ada di Kabupaten Malinau. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
angket, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pengumpulan data peneliti
menggunakan instrument berupa pedoman wawancara dan angket serta pedoman
observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif. Teknik kualitatif
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara-cara guru mata pelajaran
matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa yaitu : (1) Cara
guru mengajar : menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa, menguasai
kelas, berperilaku ramah namun tegas, memberikan humor dan games juga tidak
memarahi siswa selama pembelajaran berlangsung, memberikan soal dan
mengaplikasikannya, menggunakan sumber pembelajaran dari buku dan internet. (2)
Cara guru melakukan persiapan : membaca dan mempelajari materi yang akan
diajarkan, mencoba menyelesaikan beberapa soal yang akan diberikan, menentukan
teknik pembelajaran. (3) cara guru menggunakan metode pembelajaran : menjelaskan
pembelajaran dengan sesimpel mungkin, menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, campuran, polia, dan metode cooperative, menggunakan alat dan media
seadanya, (4) Cara guru mendukung dan mendampingi siswa : memberikan perhatian
khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan, memotivasi siswa tentang
pentingnya belajar matematika, mengingatkan tujuan utama siswa sekolah,
Mengajarkan matematika dasar kepada siswa.
Kata kunci : kemempuen guru, minet, prestesi siswe
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan Karunia serta
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun tugas
akhir skripsi yang berjudul “Cara-cara Guru Mata Pelajaran Matematika dalam
Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa SMA Kabupaten Malinau” dengan
lancar. Keberhasilan penelitian dan penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas
dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, bersamaan
dengan penyelesaian skripsi penulis mengucapkan terimakasi kepada :
1. Bapak Dr. Hartono, selaku Dekan FMIPA UNY yang telah memberikan ijin
penelitian dan mengesahkan tugas akhir skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ali Mahmudi selaku ketua Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bantuan
baik arahan dan motivasi juga sebagai figure yang menjadi panutan selama
penulis belajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Bapak Drs. Murdanu, M. Pd Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan teliti
dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Bapak/ibu dosen Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, yang telah
memberikan banyak bekal untuk masa depan bagi penulis .
viii
5. Seluruh pihak Pemerintah Daerah yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ini.
6. Kepada seluruh Kepala Sekolah dan guru-guru SMA N dan SMA Swasta
Kabupaten Malinau yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan
berpartisipasi dalam penelitian ini.
7. Keluargaku yang ada di Komunitas GKII “Filipi Family” yang selalu
memberikan dukungan doa dan motivasi kepada penulis, Tetap Semangat.
8. Untuk adik-adik kontrakanku Steven, Baru, Mico, Amry, Ineng Son, Bulan,
Ayu, Merry, Alvionita, yang selalu memberikan keceriaan dan semangat dan
membantu ketika penulis kesulitan.
9. Untuk sahabat-sahabatku, Gen-R, Esti, Hanung, Linda, Elfrida, Rossa yang
selalu memberikan semangat dan dukungan. Terimakasih untuk semuanya.
10. Untuk seluruh Mahasiswa Kerjasama Malinau dan teman-teman MASCOT
2012, yang selalu memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya untuk
itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Januari 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL..................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................
v
HALAMAN PERSEMTAHAN................................................................
vi
ATSTRAK …………………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
x
DAFTAR GAMTAR ……………………………………………………...
xiii
DAFTAR TATEL .....................................................................................
xiv
TAT I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .….…………………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………..
6
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………….
6
D. Rumusan Masalah ………………………………………………….
7
E. Tujuan Penelitian …………………………………………………...
7
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………….
7
TAT II KAJIAN PUSTAKA
A. DeskripsiTeori ……………………………………………………...
8
1. Prestasi Belajar………………………………………………….
8
a. Belajar ………………………………………………………
8
b. Prestasi Belajar …………………………………………….
9
x
2. Minat Belajar Siswa ……………………………………………
19
3. Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa ………………
21
B. Penelitian yang Relevan …………………………………………..
25
C. Kerangka Pikir …………………………………………………….. 26
TAT III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian …………………………………………………..
28
B. Lokasi dan Waktu Pelitian …………….…………………………..
28
C. Subjek Penelitian ...........................................................................
28
D. Data Penelitian ...............................................................................
29
E. Teknik Pengumpulan data …..…………………………………….
29
F. Instrumen Penelitian ………………………………………………
32
G. Teknik Analisis Data .……………………………………………..
38
TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ….…………………………
39
B. Hasil Penelitian ……..……………………………………………
44
1. Hasil Observasi ……….…………………………………….
45
2. Hasil Angket ………………………………………………..
68
3. Hasil Wawancara …………………………………………..
77
a. Cara Guru Mengajar ......................... ………………….
77
b. Cara Guru Melakukan Persisapan .…………………….
85
c. Cara Guru Menggunakan Metode Pembelajaran .……..
91
d. Cara Guru dalam Mendukung Siswa ....……………….
96
4. Cara Guru Meningkatkan Minat ...........................................
102
TAT V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………….
108
B. Saran ……………………………………………………………… 110
xi
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
111
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
114
xii
DAFTAR GAMTAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 28
xiii
DAFTAR TATEL
Tabel 1. Jumlah guru di sekolah X.1 ..........................................................
5
Tabel 2. Kisi-kisi wawancara dan angket ..................................................
34
Tabel 3. Kisi-kisi observasi ........................................................................
35
Tabel 4.Jenis Kelamin Responden ..…………….......................................
40
Tabel 5. Jumlah guru pada setiap sekolah ..............………………………
41
Tabel 6. Umur responden ...........................................................................
41
Tabel 7. Kualifikasi pendidikan responden ................................................
43
Tabel 8. Pengalaman mengajar responden .………....................................
44
xiv
1
BABBIB
PENDAHULUANB
B
A. LatarBBelakangBMasalahB
Pendidikan
menupakan
sanana
bagi
setiap
masyanakat
untuk
mempentahankan kelangsungan hidupm Pendidikan menupakan suatu alat untuk
mewujudkan masyanakat yang benkualitasm Tujuan pendidikan nasional adalah
untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikanm
Adanya pembahanuan dalam pengembangan kunikulum adalah upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikanm
Upaya mencendaskan kehidupan bangsa dan mengembangan kualitas
manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab
pensonal setiap gunum Penan pendidik yang pnofesional dipenlukan sekali untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni mencendaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI Nom 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa jabatan gunu sebagai
pendidik menupakan jabatan pnofesionalm Untuk mampu bensaing di fonum
nasional maupun intennasional, pnofesionalisme gunu dituntut untuk tenus
benkembang sesuai dengan penkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologim
Melalui sistem pembelajanan yang baik dapat melahinkan
masyanakat yang cendas, kneatif, baik, dan benmonal, dalam mendidik maka
dipenlukan ketenampilan khusus bagi gunu untuk dapat menyampaikan mateni
1
atau membimbing siswa agan dapat meningkatkan minat dan pnestasi belajan
siswa saat melakukan pnoses pembelajananm Pembelajanan adalah suatu pnoses
dimana pendidik dan pesenta didik secana timbal balik melakukan belajan
mengajan untuk mencapai suatu tujuanm Salah satu tujuan pembelajanan adalah
meningkatkan pnestasi belajan, antinya kebenhasilan siswa dalam belajan dapat
dilihat dani pnestasi belajan yang dicapaim
Pnestasi belajan siswa adalah hasil belajan yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengenjakan tugas dan kegiatan pembelajanan di sekolahm
Pnestasi belajan siswa dipenganuhi oleh bebenapa fakton, baik yang benasal
danidini siswa (fakton intennal) maupun dani luas siswa (fakton ekstennal)m Fakton
intennal diatananya tendapat kemampuan dani dini siswam Fakton ekstennal
diantananya adalah fakton metode pembelajanan dan lingkungan aktivitas
belajan juga tidak kalah pentingnya dalam mempenganuhi pnestasi belajan siswam
Suasana belajan yang kondusif, nyaman, nuang kelas yang menunjang dan
fasilitas yang lengkap juga sangat benpenganuh penhadap pnestasi belajan siswam
Fakton lain yang mempenganuhi pnestasi belajan siswa adalah minat siswa
tenhadap pembelajanan matematikam Apabila siswa tensebut memiliki minat
yang tinggi tenhadap matematika maka pnestasi belajannyapun pasti tinggim
Pnoses pembelajanan tidak akan tenjadi dengan sendininya melainkan
hanus dinencanakan, dipnognam, dan difasilitasi dengan dukungan dan
pantisipasi aktif gunu sebagai pendidikm Tugas dan tanggung jawab gunu adalah
mengubah penilaku pesenta didik keanah pencapaian tujuan pembelajananm
2
Pencapaian tujuan pembelajanan akan ditentukan oleh sejauh mana kesiapan
gunu dalam menganahkan pesenta didiknya melalui kegiatan pembelajananm
Ketika pembelajanan benlangsung, gunu tidak sekedan menyampaikan pelajanan
akan tetapi juga menciptakan suasana belajan yang dialami setiap siswam
Komunikasi antana gunu dan siswa juga hanusnya benjalan lancanm Suasana
sepenti ini sangat dibutuhkan siswa hingga lebih mudah memahami pelajananm
Kebenadaan gunu amatlah penting bagi suatu bangsa, tenlebih bagi
kebenlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan penjalanan zaman
dengan teknologi yang kian canggih dan segala penubahan senta pengesenan
nilaim Hal ini membawa konsekuensi kepada gunu untuk meningkatkan penanan
dan kemampuannyam Benkaitan dengan jabatan dan pnofesi tadi, fenomena
sekanang tenlihat di bebenapa tempat bahwa masih tendapat gunu yang belum
memiliki keahlian yang ditunjukkan dengan sentifikat atau ijazah dan akta yang
sesuai dengan mata pelajanan yang diajankannya, contohnya untuk pelajanan
matematika untuk tingkat SMA di Kabupaten Malinau, saat ini sangat minim
jumlah gunu matematika yang memang benlatan belakang pendidikan
matematika sehingga benpenganuh tenhadap pnoses belajan mengajan di sekolah,
dan benpenganuh juga tenhadap minat dan pnestasi belajan siswam Hal ini banyak
tenjadi pada sekolah yang banu dibuka, tenaga pendidik mata pelajanan khusus
sepenti matematika, fisika, kimia, biologi, dan lain sebagainyapun sangat
kunang sehingga menggunakan gunu apa adanya menjadi pilihan bagi pihak
sekolahm Benkunangnya minat siswa tenhadap pelajanan matematika juga kanena
3
siswa kunang memahami penjelasan mateni matematika yang disampaikan oleh
gunu mata pelajanan matematika dan matematika dasannya yang kunang
sehingga pnestasi belajan siswa pun menunun dan itu menyebabkan pengetahuan
siswa akan matematika di daenah Kabupaten Malinau masih sangat minim, hal
tensebut dapat diketahui dani tanya jawab peneliti tenhadap bebenapa siswa
Kabupaten Malinau dan gunu-gunum
Kabupaten Malinau yang bentempat di Pnovinsi Kalimantan Utana
menupakan daenah pemekanan, sehingga untuk pendidikan sendini Kabupaten
Malinau masih sangat kunang dalam hal tenaga pendidik atau biasa disebut
dengan gunum Kabupaten Malinau memiliki 15 kecamatan dan dalam setiap
kecamatan pastinya tendapat sekolah baik Paud, TK, SD, SMP, dan SMAm
Untuk itu Kabupaten Malinau masih sangat membutuhkan tenaga pendidik
yang dapat mengajan di sekolah-sekolah yang telah didinikan tensebut, maka
dani pada itu untuk peningkatan SDM dan mutu Pendidikan di Kabupaten
Malinau, Pemenintah Kabupaten Malinau melalui Dinas Pendidikan Kabupaten
Malinau membenikan Beasiswa Benpnestasi dan siswa tidak mampu mulai dani
SD hingga SMA dan untuk yang akan melanjutkan ke pengunuan tinggi
Pemenintah Kabupaten Malinau melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Malinau
juga melakukan sistem Kenjasama kepada bebenapa pengunuan yang ada di
dalam maupun luan pnovinsim Salah satu jalun kenjasama yang dilakukan adalah
untuk pendidikan gunu di Univensitas Negeni Yogyakantam Peneliti juga
menupakan salah satu mahasiswa junusan pendidikan matematika yang
4
mengikuti jalun kenjasama tensebut dan dihanapkan ketika telah selesai
menempuh pendidikan di pengunuan tinggi dapat segena kembali ke daenah asal
untuk mulai mengabdi sebagai gunu di sekolah yang membutuhkanm
Benikut data tentang jumlah gunu salah satu contoh Sekolah SMA yang
akan diteliti oleh penulis :
Tabelm1
Jumlah gunu di SMA Xm1(Xm1=sekolah pentama yang diteliti)
Kabupaten Malinau
No
Mata Pelajanan
Gunu
1
Matematika
1
2
Kimia
2
3
Fisika
1
4
Biologi
2
5
Sosiologi
2
6
Ekonomi
2
7
Sejanah
1
9
Geognafi
1
10
PKN
2
11
Bhsm Inggnis
3
12
Bhsm Indonesia
2
13
Penjaskoles
2
14
Agama Knisten
1
15
Agama Katholik
1
16
TIK
1
17
BK
1
Jumlah
27
Dani data pada Tabelm1 dapat dilihat jumlah gunu yang ada untuk
matematika sendini hanya ada 1 gunu yang mengajan kelas X-XII dimana jumlah
kelas ada 8 kelas dan jumlah siswa di setiap kelas ada sekitan 20-30 onang siswam
Dani penmasalahan yang sudah dijelaskan diatas maka, penulis ingin
meneliti “Cana-cana Gunu Mata Pelajanan Matematika dalam Meningkatkan
Minat dan Pnestasi Belajan Siswa SMA Kabupaten Malinau”m
5
B. IdentifikasiBMasalahB
Dani latan belakang di atas dapat diidentifikasikan bebenapa masalah, yaitu :
1m Siswa masih menasa sukan untuk mengikuti dan memahami mata
pelajanan matematika di SMA Kabupaten Malinaum
2m Kunangnya minat dan pnestasi belajan siswa dalam hal pelajanan
matematikam
3m Gunu di Kabupaten Malinau masih kunang dan masih ada yang mengajan
lebih dani satu mata pelajanan dan di luan konsentnasi pendidikan meneka
sehingga bendampak tenhadap cana-cana meneka mengajan khususnya
mata pelajanan matematikam
C. PembatasanBMasalahB
Pada penelitian ini, peneliti benfokus pada cana-cana gunu mata pelajanan
matematika dalam meningkatkan minat dan pnestasi siswa SMA Kabupaten
Malinaum
D. RumusanBMasalahB
Bagamana cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam meningkatkan
minat dan pnestasi siswa SMA Kabupaten Malinau?
E. TujuanBPenelitianB
Mendesknipsikan bagaimana cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam
meningkatkan minat dan pnestasi belajan siswa SMA Kabupaten MalinaumB
F. ManfaatBPenelitianB
Bagi Pemenintah Kabupaten Malinau :
6
1m Mempenhatikan pengembangan pnofesionalitas tenaga didik atau gunu
yang sudah ada di sekolah-sekolah Kabupaten Malinaum
2m Mempenhatikan pnofesionalitas calon tenaga didik yang akan ditempatkanm
Bagi Peneliti :
1m Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang cana-cana meningkatkan
minat dan pnestasi belajan siswam
7
BABBIIB
KAJIANBPUSTAKAB
B
A. DeskripsiBTeoriB
1. PrestasiBBelajarB
a. BelajarB
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Ciri khas
belajar adalah perubahan. belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan
unsur-unsur
yang
sangat
fundamental
dalam
penyelenggaraan setiap jenis-jenis dan jenjang pendidikan. Menurut
Hilgard (dalam Wina Sanjaya, 2006:112) “ belajar adalah susatu proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan didalam
laboratorium maupun dalam lingkunan alamiah”.Menurut Djamarah
danZain (2002:11). “ belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan”, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segala aspek organisme. Menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan susatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah
laku.Menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha yang
8
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Namun kegiatan-kegiatan yang perlu
proses tertentu seperti ketika anak-anak menggunakan komputer
dengan software baru, seseorang yang bekerja keras menemukan
penyelesaian, seseorang yang bertanya mengenai hal-hal yang baru,
kemudian menjelaskan sesuatu dengan logika yang lebih tepat, atau
mendengarkan secara lebih seksama, pengalaman-pengalaman inilah
yang disebut dengan belajar menurut Mulyasa (2006:24). Beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses usaha atau interaksi yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. Perubahan itu
akan nampak dalam penguasaanpola-pola respon yang baru terhadap
lingkungan berupa ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
kecakapan dan sebagainya.
b. PrestasiBBelajarB
Menurut Djamarah(2012:19) “prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun
secara kelompok”. Ahmadi(1995:21) mengungkapkan bahwa prestasi
adalah hasil kegiatan yang telah dicapai dalam usaha belajar yang
ditandai oleh adanya perubahan situasi yang terlihat dalam proses
9
perkembangan diri siswa untuk mencapai tujuan. Menurut Hamalik
(2001: 43) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang
diharapkan pada murid setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar,
artinya suatu prestasi belajar muncul akibat adanya proses belajar
mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil respon dan pengolahan atas
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Pengertian yang dikemukakan
di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,
yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual
maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk angka
atau huruf. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi akademik tersebut,
maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran
mencangkup segala cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil
belajar yang dapat dikuantifikasikan (Suryabrata,2000:30). Prestasi
belajar lebih jauh dapat diukur tinggi dan rendahnya berdasarkan nilai
ujian yang diperoleh berupa rapor.
Peningkatan
prestasi
belajar
dapat
dicapai
dengan
memperhatikkan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal.
Aspek eksternal di antaranya adalah bagaimana lingkungan belajar
dipersiapkan dan fasilitas-fasilitas diberdayakan, sedangkan aspek
10
internal meliputi aspek perkembangan anak, dan keunikan personal
individu anak.
Menurut Muhibbin (2003:45-46) secara global, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yakni :
a) Faktor
internal
(faktor
dari
dalam
siswa),
yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa;
c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa untuk meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaan
materi-materi pembelajaran.
Jadi, karena faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang higharchievers (berprestasi tinggi) dan under-archievers (berprestasi rendah)
atau gagal sama sekali, dalam hal ini seorang guru yang kompeten dan
profesional
diharapkan
mampu
mengantisipasi
kemungkinan-
kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala
kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang
menghambat proses belajar mereka.
11
1) FaktorBinternalB
Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-ogan tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah
dan disertai pusing kepala berat dapat menurunkan kualitas
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun
kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa,
seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera
penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang
disajikan di kelas.
Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah tersebut,
selaku guru yang profesional seyogianya bekerjasama dengan
pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin
(periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Dan siswasiswa tersebut ditempatkan di deretan kursi bagian depan.
12
Aspek psikologis
Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
kecakapan untuk menghadapi dan menguasai kedalaman
dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
konsep-konsep yang abstrak dan efektif, mengetahui relasi dan
mempelajari dengan cepat. Jadi intelegensi berpengaruh
terhadap
belajar.
Walaupun
begitu
siswa
mempunyai
intelegensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajar, sebab
belajar suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhi, sedangkan intelegensi hanya merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi dalam belajar.
Untuk menolong siswa yang berbakat, sebaiknya guru
menaikkan kelas nya setingkat lebih tinggi daripada kelasnya
sekarang agar dia mendapatkan kelas dengan tingkat kesulitan
mata pelajarannya sesuai dengan tingkat intelegensinya atau
menyerahkan siswa tersebut ke lembaga pendidkan khusus
untuk para siswa berbakat. Kemudian untuk menolong siswa
yang berkecerdasan di bawah normal adalah dengan
memindahkankan siswa tersebut ke lembaga khusus untuk
anak-anak penyandang “kemalangan” IQ.
13
Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response
tendency) dengan cara yang relative tetap tehadap objek orang,
barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negativ.
Untuk mengatasi kemungkinan munculnya sikap negativ
siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap
positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran
yang menjadibagiannya. Dalam hal bersikap positif terhadap
mata pelajarannya, seorang guru sangat dianjurkan untuk
senantiasa menghargai dan mencintai profesinya. Tidak hanya
menguasai bahan-bahan yang terdapat dalam bidang studinya,
tetapi juga mempu meyakinkan kepada para siswa akan
manfaat
bidang
studi
tertentu,
siswa
akan
merasa
membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itulah diharapkan
muncul sikap positif terhadap bidang studi tersebut sekaligus
terhadap guru yang mengajarkannya.
2) BFaktorBEksternalB
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
14
semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan
sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri
teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,
misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.Didalam
menjalankankurikulum,
memperhatikan
keadaan
guru
siswa
hendaknya
sehingga
siswa
dapat
dapat
menerima dan menguasai pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sangat
mempengaruhi
keberhasilan
belajar
siswa.
Untuk
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, guru harus
mampu mengusahakan metode belajar yang tepat, efektif dan
efisien.
Guru harus mampu menciptakan keakraban dengan
siswa sehingga didalam memberikan pelajaran mudah
diterima oleh siswa dan guru harus mampu membuat siswa
dengan siswa lain terjalin hubungan yang akrab. Sebab dengan
keakraban dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa
adalah
masyarakat
dan
tetangga
juga
teman-teman
sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi
massyarakat dilingkungan kumuh yang serba kekurangan dan
15
anak-anak penganggur misalnya, akan sangat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau
berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang
kebetulan belum dimilikinya. Lingkungan sosial yang lebih
banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan
keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktek
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi
keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak
baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai oleh siswa.
Lingkungan Nonsosial
Menurut Suryabrata (2010:67) faktor-faktor yang
termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan
siswa.
Faktor-faktor
ini
dipandang
turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.Rumah yang
sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat
dan tak memiliki sarana umum untuk kegitan remaja (seperti
lapangan voli) misalnya, akan mendorong siswa untuk
16
berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas
dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas
berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
3) FaktorBPendekatanBBelajarB
Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu. Di samping faktor-faktor
internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran
siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan
pendektan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang
untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang
menggunakan
pendekatan
belajar
surface
atau
reproductive(Ilyas: 37-45).
Menurut Arifin (1988:3) prestasi belajar mempunyai beberapa
fungsi utama antara lain :
a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c) Prestasi belajar sebagai informasi dan inovasi pendidikan
17
d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadapdaya serap
(kecerdasan) anak didik.
Dengan demikian penting untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa
dalam proses belajar mengajar. Selain berfungsi sebagai indikator
pengetahuan yang dikuasai siswa dalam bidang tertentu, juga untuk
mengetahui indikator kualitas sekolah. Disamping itu, digunakan sebagai
umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2. MinatBBelajarBSiswaB
W.S. Winkel (1996:105) memberikan rumusan bahwa minat adalah
kecenderungan subjek yang mantap untuk merasa tertarik pada bidang
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu. menurut Slameto (1995:57) minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka
diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan cita-citanya serta kaitannya
dengan bahan pelajaran yang dipelajari.
18
Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini
Tafsir (1992: 24) menyatakan bahwa minat adalah kunci dalam pengajaran.
Bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar mengajar, maka
hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan belajar dengan baik.
Dengan demikian, maka tahap-tahap awal suatu proses belajar mengajar
hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat. Minat harus
senantiasa dijaga selama proses belajar mengajar berlangsung. Karena
minat itu mudah sekali berkurang atau hilang selama proses belajar
mengajar.
Selain itu juga, minat sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya
tarik baginya (Slameto, 1995: 57). Menurut Usman (1998: 27): Kondisi
belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa
dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab
dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas , maka dapat diambil kesimpulan
bahwa minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan
19
segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh
pengetahuan dan mencapai pengatahuan yang dituntutnya karena minat
belajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kaitannya
dengan belajar.
Terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang
dipahami dan dipakai oleh seorang selama ini dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Contohnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika
akan memusatkan perhatian lebih banyak daripada siswa lainnya.
Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkan.
Guru dalam kaitan ini berusaha membangkitkan minat siswa untuk
menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan
cara yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif siswa
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Menurut Haditono (1998:199), minat seseorang dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal :
a) Faktor dari dalam (internal), yaitu faktor yang berasal dari dalam
individu yang bersangkutan, seperti rasa senang, mempunyai
perhatian lebih, semangat, motivasi, dan emosi. Hal ini sejalan
dengan yang dikatakan Syah (2006:151) bahwa faktor-faktor
20
internal yang mempengaruhi minat antara lain pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
b) Faktor dari luar (eksternal), yaitu faktor yang berasal dari luar
individu yang bersangkutan, seperti lingkungan, sekolah, orang
tua, dan teman sebaya.
3. MeningkatkanBMinatBdanBPrestasiBBelajarBSiswaB
Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru
adalah (Mulyasa,2006:32) :
a) Menyiapkan kegiatan belajar siswa
b) Menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar
c) Waktu yang disediakan untuk waktu belajar mengajar
d) Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa
e) Melaksanakan proses dan hasil belajar siswa
f) Menggeneralisasikan hasil belajar saat itu dan tindak lanjut untuk
kegiatan belajar mengaja berikutnya.
g) Memberikan konsep esensial bahan pengajaran
h) Mengajukan masalah dan atau tugas-tugas belajar kepada anak didik,
baik secara individual atau kelompok.
i) Memberikan bantuan mempelajari bahan pengajaran dan atau
memecahkan masalahnya.
j) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
k) Mengusahakan sumber belajar yang diperlukan oleh siswa
21
l) Memberikan bantuan atau bimbingan belajar kepada siswa, baik
individual atau kelompok.
m) Mendorong motivasi belajar siswa melalui penghargaaan dan atau
hukuman.
n) Menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam proses
mengajarnya.
o) Melaksanakan penilaian dan monitoring terhadap proses dan hasil
belajar siswa.
p) Menjelaskan tercapainya tujuan belajar dan menyimpulkan pengajaran
serta tindak lanjutnya.
Dalam hal interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau
hubungan timbale balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru atau
siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, hal ini
dapat dilihat :
a) Tanya jawab atau dialog antara guru dan siswa atau antara siswa dan
siswa.
b) Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar baik
secara individual maupun secara kelompok.
c) Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar
d) Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai
fasilitator belajar.
22
e) Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa
menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya.
f) Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan
dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
Kemapuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak
keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerapan semua
kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran,
komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dan lain-lain. Beberapa
indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain:
a) Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa
b) Terampil berkomunikasi dengan siswa
c) Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kelas
d) Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar
e) Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan
baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru
dalam rangka menerima bahan pembelajaran dari guru. Kelas yang
dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.
Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat
kegiatan pengajaran. Anak didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk
23
tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat menggangu jalannya
proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik,
pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak
menguntungkan bagi terlaksananya proses pembelajaran yang optimal.
Hal ini tidak sejalan dengan tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Jadi,
maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal dikelas
dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
4. PenelitianByangBRelevanB
Aprita Prima Hartanti didalam penelitiannya tentang usaha-usaha guru
dalam mengatasi kesulitan belajar matematika siswa kelas II SLTPN di
kecamatan Ngemplak Sleman (2003:50) memperoleh hasil terkait dengan
usaha guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika adalah : a). Usaha
guru dalam menyampaikan materi dilakukan dengan menjelaskan kembali
materi yang belum bisa dipahami, membimbing siswa dengan memberi
pengarahan kejawaban, mengaitkan materi saat itu dengan materi
selanjutnya, membahas soal yang sulit, dan menyimpulkan materi. b).
Usaha guru dalam memotivasi siswa dilakukan dengan mengajak siwa
aktif,memberi latihan, tugas, PR, memeriksa dan memberi komentar atau
menuliskan jawaban yang betul, memberi pujian, memberi hukuman,
24
memberi selingan, dan memberikan soal yang lebih mudah bagi siswa yang
mengalami kesulitan.
Dari hasil penelitian Wahyu Wijayanti tentang Usaha Guru dalam
membangkitkan motivasi belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Godean
(2010:61,62) memperoleh hasil terkait dengan usaha yang dilakukan guru
matematika untuk membangkitkan motivasi belajar matematika siswa
adalah : a). Usaha guru dalam mengarahkan : Menjelaskan tujuan dan
manfaat
mempelajari
materi,
memperlihatkan
kemajuan
belajar,
komunikasi. b). Usaha guru dalam mengaktifkan/meningkatkan kegiatan :
mengaitkan pelajaran pada materi pelajaran yang lalu, menggunakan alat
peraga, menciptakan suasana humor, menerapkan metode diskusi
kelompok, memberikan soal latihan, memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan hasil pekerjaan, memberi tugas kelompok dan
pekerjaan rumah, memberikan kuis dan ulangan. c). Usaha guru dalam
memberikan bantuan dan dukungan : memberikan teguran jika tidak
mengerjakan soal latihan, memberikan bantuan dan bimbingan kepada
siswa yang mengalami kesulitan, memberi kesempatan bertanya di kelas
ataupun di luar kelas pada orang yang dianggap mampu, membimbing
dalam membahas soal latihan, tugas dan pekerjaan rumah, mengoreksi
pekerjaan rumah dan memberikan nilai, memberikan komentar pada
langkah penyelesaian, memberikan sanksi dan pujian, memberikan hadiah.
25
5. KerangkaBpikirB
Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu
lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial,
budaya, politis, keagamaan, intelektual, dan nilai-nilai lingkungan fisik
terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang
merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang
juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan. Proses pendidikan
mendapatkan dukungan dari lingkungan fisik berupa sarana, prasarana serta
fasilitas fisik dalam jenis dan kualitas yang memadai, akan sangat
mendukung berlangsungnya proses pendidikan yang efektif. Kekurangan
sarana, prasarana dan fasilitas fisik, akan menghambat proses pendidikan
dan menghambat pencapaian hasil yang maksimal.
Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan pemahaman
konsep-konsep. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam cara-cara yang
harus dilakukan guru untuk membangkitkan minat dan prestasi belajar
siswa. Cara-cara guru dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menggerakkan atau
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Gambar.1 Skema kerangka berpikir
Cara-cara Guru Mata
Pelajaran Matematika
Minat Siswa
26
Prestasi Belajar
Siswa
BABBIIIB
METODOLOMIBPENELITIANB
B
A. JenisBPenelitianB
Penelitian ini merupakan studi eksplorasi dan dengan jenis penelitian
deskriptif. Kemudian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
sebagai analisis data. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
cara-cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa SMA Kabupaten Malinau.
B. LokasiBdanBwaktuBpenelitianB
Lokasi penelitian di beberapa sekolah di Kabupaten Malinau. Tepatnya
di 7 sekolah dari 16 SMA yang terdiri dari 4 SMA Negeri dan 3 SMA
Swasta. Lokasi ini dipilih karena letak sekolah tersebut mudah dijangkau
untuk penelitian.
Penelitian dilakasanakan selama bulan September yangdilakukan
dengan 2 tahap yaitu observasi dan pemberian angket kemudian wawancara
pada guru bidang studi matematika. Wawancara dilakukan diluar jam
afektif belajar yaitu setelah jam PBM agar kegiatan belajar tidak terganggu.B
C. SubjekBPenelitian
Subjek penelitian ini adalah guru-guru matematika yang ada di 7 SMA
tersebut yang terdiri dari 15 orang guru matematika.
D. DataBPenelitianB
27
data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka atau berupa deskripsi. Data diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan pada guru-guru mata
pelajaran matematika sehingga dapat diketahui cara-cara guru mata
pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
SMA kabupaten malinau.Peneliti jugamemberikan angket kepada seluruh
guru untuk mendukung hasil dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.
E. TeknikBPengumpulanBDataB
a. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan
tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar
kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang
kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya. Observasi dapat
dilakukan
secara
partisipatif
ataupun
nonpartisipatif
(Sukmadinata,2015:220).
Sebagai metode pengumpulan data, observasi biasa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsurunsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur
yang nampak itu disebut dengan data atau informasi yang harus
diamati dan dicatat secara benar dan lengkap. Metode ini digunakan
28
untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan dilapangan
agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang
permasalahan yang diteliti.
Teknik ini digunakan untuk melihat cara-cara guru mengajar
selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
matematika. Melalui penelitian ini peneliti melihat secara langsung
bagaimana interaksi antara guru dan siswa saat pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti juga menggunakan panduan observasi. Adapun
data yang akan diambil melalui metode ini yaitu : informasi bagaimana
siswa mengikuti pembelajaran, metode, strategi yang dilakukan oleh
guru dalam melakukan pembelajaran, alat dan sumber belajar
matematika.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog
secara lisan antara pewancara (interviewer) dengan responden atau
orang yang diwawancarai (interviewee) dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara
merupakan cara pengumpulan data yang langsung dari sumbernya
tentang berbagai gejala sosial, baik yang terpendam (latent) maupun
tampak. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi
dalam wawancara, yaitu pewancara, responden, pedoman, wawancara,
dan situasi wawancara (Widoyoko,2016:40).
29
Metode ini merupakan teknik utama dalam pengumpulan data.
Dalam teknik ini peneliti mewawancarai guru mata pelajaran
matematika, agar mendaoatkan informasi bagaimana perencanaan,
proses dan evaluasi hasil dari pelaksanaan pembelajaran matematika
siswa
SMA.Dalam
wawancara
akan
menggunakan
pedoman
wawancara sebagai instrumen penelitian serta catatan tertulis dan alat
perekam agar tidak terjadi pengulangan pertanyaan dalam penggalian
informasi.
c. Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Dalam arti sempit dokumen berarti barangbarang atau benda-benda tertulis, sedangkan dalam arti yang lebih luas,
dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa
benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol lainnya.
Adapun dokumentasi yang diperoleh adalah RPP yang digunakan serta
proses pembelajaran yang didokumentasikan dalam foto. Dokumentasi
ini diambil saat proses pembelajaran matematika berlangsung
menggunakan kamera.
d. Angket
30
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna (Widoyoko,2016:33). Angket ini
diberikan kepada seluruh guru yang ada di sekolah, untuk mendukung
hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga diperoleh
data yang diinginkan.
F. InstrumenBPenelitianB
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah pedoman
wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Ada beberapa langkah
yang ditempuh oleh peneliti untuk menyusun instrumen penelitian, yaitu :
a. Menetapkan variabel yang diteliti : Cara-cara guru mata pelajaran
matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
b. Menentukan sub-sub variabel : Cara guru mengajar, cara guru
melakukan
persiapan,
cara
guru
menggunakan
metode
pembelajaran, cara guru dalam mendukung siswa.
c. Menentukan indikator
d. Menyusun kisi-kisi instrumen
e. Menyusun butir-butir instrumen
f. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata
pengantar
31
Dengan langkah-langkah tersebut maka dalam penelitian ini instrumen
menjadi :
1. PedomanBWawancaraBdanBAngketB
Pedoman wawancara dan angket berisi pertanyaanpertanyaan dalam wawancara dan angket secara garis besar,
kemudian dalam pelaksanaannya akan dikembangkan secara
mendalam untuk mendapatkan suatu gambaran subjek dan
pemaparan gejala yang tampak sebagai suatu fenomena. Adapun
langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi variable-variabel dalam rumusan judul
penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah cara-cara guru mata
pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa.
b. Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
c. Mencari indikator setiap sub variabel
d. Menentukan butir-butir instrument
e. Melengkapi instrument (Angket) dengan petujuk pengisisan
Tabel. 2 : kisi-kisi pedoman wawancara dan angket
32
Variabel
Sub
variabel
Cara
guru
mengajar
Cara-cara
Cara
guru mata
guru
pelajaran
matemati melakuk
an
ka dalam
meningka persiapa
n
tkan
minat dan
Cara
prestasi
guru
belajar menggun
siswa
akan
metode
pembelaj
aran
Cara
guru
dalam
menduku
ng siswa
Ket : W : Wawancara
A : Angket
Indikator
1. Menguasai bahan pelajaran yang
diajarkan kepada siswa
2. Terampil berkomunikasi dengan siswa
3. Menguasai kelas sehingga dapat
mengendalikan kelas
4. Terampil menggunakan berbagai alat dan
sumber belajar
5. Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan
maupun tulisan
1. Mampu merencanakan pembelajaran
2. Mampu melaksanakan pembelajaran
3. Mampu melakukan
MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI TELAJAR SISWA SMA
KATUPATEN MALINAU
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Yogyakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
Areani Eka Putri
NIM 12301249003
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2017
i
ii
iii
iv
MOTTO
“Menunde pekerjeen seme dengen tidek melekuken epe-epe”.
(Pdt. Rehebiyem Bilung, SH., Th. M)
“Lihet, eku teleh melukisken engkeu di telepek tengen-Ku; tembok-tembokmu tetep
dirueng mete-Ku.”
(Yeseye 49:16)
Apepun yeng kemu perbuet, perbuetleh dengen segenep hetimu seperti untuk Tuhen
den buken untuk menusie.
(Kolose 3.23)
Kerene mese depen sungguh ede den herepenmu tidek eken hileng
(Amsel 23:18)
“ Selelu mengucep syukur, meleyeni, bekerje, den menjediken Firmen Tuhen
sebegei deser hidup.”
(penulis)
“Tetep Semenget”
v
PERSEMTAHAN
Segala puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus, sehingga hasil karya ini secara
istimewa kupersembahkan kepada:
Ayahanda Jumari Matius, laki-laki terhebat yang ada di sepanjang hidupku, my
hero, terimakasih untuk nasehat dan dukungan yang selalu menguatkan ku juga
untuk pengorbanan yang sudah diberikan untuk memenuhi semua kebutuhanku.
Sayang ayah selalu.
Ibunda Auren Daring, wanita terhebat dan terkuat yang terus menyemangatiku
sumber kasih sayangku. Terimakasih untuk kasih sayang dan doa yang selalu
menguatkanku. Aku selalu menyayangi mu ibu.
Adik-adikku tercinta,Virga, Kristian, dan Yai yang selalu memberikan semangat,
menjadi kekuatan, sumber kebahagian, dan bangga bisa memiliki saudara seperti
kalian. Terus maju dan kejar cita-cita setinggi mungkin.
Untuk kekasih hatiku, terimakasih karena selalu memberikan dukungan, motivasi
dan semangat untukku. Love you.
vi
CARA-CARA GURU MATA PELAJARAN MATEMATIKA DALAM
MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI TELAJAR SISWA SMA
KATUPATEN MALINAU
Oleh
Areani Eka Putri
NIM 12301249003
ATSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana cara-cara guru mata
pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa SMA
Kabupaten Malinau.
Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi dengan jenis deskripsi dan
menggunakan pendekatan kualitatif. Subjek penelitian adalah guru-guru mata
pelajaran matematika sebanyak 15 orang di 4 SMA negeri dan 3 SMA swasta yang
ada di Kabupaten Malinau. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,
angket, wawancara, dan dokumentasi. Dalam pengumpulan data peneliti
menggunakan instrument berupa pedoman wawancara dan angket serta pedoman
observasi. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif. Teknik kualitatif
meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa cara-cara guru mata pelajaran
matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa yaitu : (1) Cara
guru mengajar : menggunakan bahasa yang mudah dimengerti siswa, menguasai
kelas, berperilaku ramah namun tegas, memberikan humor dan games juga tidak
memarahi siswa selama pembelajaran berlangsung, memberikan soal dan
mengaplikasikannya, menggunakan sumber pembelajaran dari buku dan internet. (2)
Cara guru melakukan persiapan : membaca dan mempelajari materi yang akan
diajarkan, mencoba menyelesaikan beberapa soal yang akan diberikan, menentukan
teknik pembelajaran. (3) cara guru menggunakan metode pembelajaran : menjelaskan
pembelajaran dengan sesimpel mungkin, menggunakan metode ceramah, tanya
jawab, campuran, polia, dan metode cooperative, menggunakan alat dan media
seadanya, (4) Cara guru mendukung dan mendampingi siswa : memberikan perhatian
khusus kepada siswa yang mengalami kesulitan, memotivasi siswa tentang
pentingnya belajar matematika, mengingatkan tujuan utama siswa sekolah,
Mengajarkan matematika dasar kepada siswa.
Kata kunci : kemempuen guru, minet, prestesi siswe
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena kasih dan Karunia serta
bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan menyusun tugas
akhir skripsi yang berjudul “Cara-cara Guru Mata Pelajaran Matematika dalam
Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa SMA Kabupaten Malinau” dengan
lancar. Keberhasilan penelitian dan penyusunan tugas akhir skripsi ini tidak terlepas
dari adanya kerjasama dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, bersamaan
dengan penyelesaian skripsi penulis mengucapkan terimakasi kepada :
1. Bapak Dr. Hartono, selaku Dekan FMIPA UNY yang telah memberikan ijin
penelitian dan mengesahkan tugas akhir skripsi ini.
2. Bapak Dr. Ali Mahmudi selaku ketua Jurusan Pendidikan Matematika
sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bantuan
baik arahan dan motivasi juga sebagai figure yang menjadi panutan selama
penulis belajar di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam ini
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
3. Bapak Drs. Murdanu, M. Pd Dosen Pembimbing yang dengan sabar dan teliti
dalam memberikan bimbingan, arahan dan saran sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik.
4. Bapak/ibu dosen Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY, yang telah
memberikan banyak bekal untuk masa depan bagi penulis .
viii
5. Seluruh pihak Pemerintah Daerah yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian ini.
6. Kepada seluruh Kepala Sekolah dan guru-guru SMA N dan SMA Swasta
Kabupaten Malinau yang telah memberikan izin melakukan penelitian dan
berpartisipasi dalam penelitian ini.
7. Keluargaku yang ada di Komunitas GKII “Filipi Family” yang selalu
memberikan dukungan doa dan motivasi kepada penulis, Tetap Semangat.
8. Untuk adik-adik kontrakanku Steven, Baru, Mico, Amry, Ineng Son, Bulan,
Ayu, Merry, Alvionita, yang selalu memberikan keceriaan dan semangat dan
membantu ketika penulis kesulitan.
9. Untuk sahabat-sahabatku, Gen-R, Esti, Hanung, Linda, Elfrida, Rossa yang
selalu memberikan semangat dan dukungan. Terimakasih untuk semuanya.
10. Untuk seluruh Mahasiswa Kerjasama Malinau dan teman-teman MASCOT
2012, yang selalu memberikan semangat.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangannya untuk
itu kritik dan saran yang membangun akan diterima dengan senang hati. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Yogyakarta, Januari 2017
Penulis
ix
DAFTAR ISI
hal
HALAMAN JUDUL..................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN..................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN...................................................................
iv
HALAMAN MOTTO ................................................................................
v
HALAMAN PERSEMTAHAN................................................................
vi
ATSTRAK …………………………………………………………………
vii
KATA PENGANTAR……………………………………………………..
viii
DAFTAR ISI ………………………………………………………………
x
DAFTAR GAMTAR ……………………………………………………...
xiii
DAFTAR TATEL .....................................................................................
xiv
TAT I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .….…………………………………………………. 1
B. Identifikasi Masalah ………………………………………………..
6
C. Pembatasan Masalah ……………………………………………….
6
D. Rumusan Masalah ………………………………………………….
7
E. Tujuan Penelitian …………………………………………………...
7
F. Manfaat Penelitian ………………………………………………….
7
TAT II KAJIAN PUSTAKA
A. DeskripsiTeori ……………………………………………………...
8
1. Prestasi Belajar………………………………………………….
8
a. Belajar ………………………………………………………
8
b. Prestasi Belajar …………………………………………….
9
x
2. Minat Belajar Siswa ……………………………………………
19
3. Meningkatkan Minat dan Prestasi Belajar Siswa ………………
21
B. Penelitian yang Relevan …………………………………………..
25
C. Kerangka Pikir …………………………………………………….. 26
TAT III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian …………………………………………………..
28
B. Lokasi dan Waktu Pelitian …………….…………………………..
28
C. Subjek Penelitian ...........................................................................
28
D. Data Penelitian ...............................................................................
29
E. Teknik Pengumpulan data …..…………………………………….
29
F. Instrumen Penelitian ………………………………………………
32
G. Teknik Analisis Data .……………………………………………..
38
TAT IV HASIL PENELITIAN DAN PEMTAHASAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ….…………………………
39
B. Hasil Penelitian ……..……………………………………………
44
1. Hasil Observasi ……….…………………………………….
45
2. Hasil Angket ………………………………………………..
68
3. Hasil Wawancara …………………………………………..
77
a. Cara Guru Mengajar ......................... ………………….
77
b. Cara Guru Melakukan Persisapan .…………………….
85
c. Cara Guru Menggunakan Metode Pembelajaran .……..
91
d. Cara Guru dalam Mendukung Siswa ....……………….
96
4. Cara Guru Meningkatkan Minat ...........................................
102
TAT V PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………….
108
B. Saran ……………………………………………………………… 110
xi
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..
111
LAMPIRAN ……………………………………………………………….
114
xii
DAFTAR GAMTAR
Gambar 1. Skema Kerangka Berpikir ............................................................ 28
xiii
DAFTAR TATEL
Tabel 1. Jumlah guru di sekolah X.1 ..........................................................
5
Tabel 2. Kisi-kisi wawancara dan angket ..................................................
34
Tabel 3. Kisi-kisi observasi ........................................................................
35
Tabel 4.Jenis Kelamin Responden ..…………….......................................
40
Tabel 5. Jumlah guru pada setiap sekolah ..............………………………
41
Tabel 6. Umur responden ...........................................................................
41
Tabel 7. Kualifikasi pendidikan responden ................................................
43
Tabel 8. Pengalaman mengajar responden .………....................................
44
xiv
1
BABBIB
PENDAHULUANB
B
A. LatarBBelakangBMasalahB
Pendidikan
menupakan
sanana
bagi
setiap
masyanakat
untuk
mempentahankan kelangsungan hidupm Pendidikan menupakan suatu alat untuk
mewujudkan masyanakat yang benkualitasm Tujuan pendidikan nasional adalah
untuk meningkatkan mutu pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikanm
Adanya pembahanuan dalam pengembangan kunikulum adalah upaya untuk
meningkatkan kualitas pendidikanm
Upaya mencendaskan kehidupan bangsa dan mengembangan kualitas
manusia seutuhnya, adalah misi pendidikan yang menjadi tanggung jawab
pensonal setiap gunum Penan pendidik yang pnofesional dipenlukan sekali untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yakni mencendaskan kehidupan
bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya sesuai dengan UU RI Nom 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa jabatan gunu sebagai
pendidik menupakan jabatan pnofesionalm Untuk mampu bensaing di fonum
nasional maupun intennasional, pnofesionalisme gunu dituntut untuk tenus
benkembang sesuai dengan penkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan
teknologim
Melalui sistem pembelajanan yang baik dapat melahinkan
masyanakat yang cendas, kneatif, baik, dan benmonal, dalam mendidik maka
dipenlukan ketenampilan khusus bagi gunu untuk dapat menyampaikan mateni
1
atau membimbing siswa agan dapat meningkatkan minat dan pnestasi belajan
siswa saat melakukan pnoses pembelajananm Pembelajanan adalah suatu pnoses
dimana pendidik dan pesenta didik secana timbal balik melakukan belajan
mengajan untuk mencapai suatu tujuanm Salah satu tujuan pembelajanan adalah
meningkatkan pnestasi belajan, antinya kebenhasilan siswa dalam belajan dapat
dilihat dani pnestasi belajan yang dicapaim
Pnestasi belajan siswa adalah hasil belajan yang dicapai siswa ketika
mengikuti dan mengenjakan tugas dan kegiatan pembelajanan di sekolahm
Pnestasi belajan siswa dipenganuhi oleh bebenapa fakton, baik yang benasal
danidini siswa (fakton intennal) maupun dani luas siswa (fakton ekstennal)m Fakton
intennal diatananya tendapat kemampuan dani dini siswam Fakton ekstennal
diantananya adalah fakton metode pembelajanan dan lingkungan aktivitas
belajan juga tidak kalah pentingnya dalam mempenganuhi pnestasi belajan siswam
Suasana belajan yang kondusif, nyaman, nuang kelas yang menunjang dan
fasilitas yang lengkap juga sangat benpenganuh penhadap pnestasi belajan siswam
Fakton lain yang mempenganuhi pnestasi belajan siswa adalah minat siswa
tenhadap pembelajanan matematikam Apabila siswa tensebut memiliki minat
yang tinggi tenhadap matematika maka pnestasi belajannyapun pasti tinggim
Pnoses pembelajanan tidak akan tenjadi dengan sendininya melainkan
hanus dinencanakan, dipnognam, dan difasilitasi dengan dukungan dan
pantisipasi aktif gunu sebagai pendidikm Tugas dan tanggung jawab gunu adalah
mengubah penilaku pesenta didik keanah pencapaian tujuan pembelajananm
2
Pencapaian tujuan pembelajanan akan ditentukan oleh sejauh mana kesiapan
gunu dalam menganahkan pesenta didiknya melalui kegiatan pembelajananm
Ketika pembelajanan benlangsung, gunu tidak sekedan menyampaikan pelajanan
akan tetapi juga menciptakan suasana belajan yang dialami setiap siswam
Komunikasi antana gunu dan siswa juga hanusnya benjalan lancanm Suasana
sepenti ini sangat dibutuhkan siswa hingga lebih mudah memahami pelajananm
Kebenadaan gunu amatlah penting bagi suatu bangsa, tenlebih bagi
kebenlangsungan hidup bangsa ditengah-tengah lintasan penjalanan zaman
dengan teknologi yang kian canggih dan segala penubahan senta pengesenan
nilaim Hal ini membawa konsekuensi kepada gunu untuk meningkatkan penanan
dan kemampuannyam Benkaitan dengan jabatan dan pnofesi tadi, fenomena
sekanang tenlihat di bebenapa tempat bahwa masih tendapat gunu yang belum
memiliki keahlian yang ditunjukkan dengan sentifikat atau ijazah dan akta yang
sesuai dengan mata pelajanan yang diajankannya, contohnya untuk pelajanan
matematika untuk tingkat SMA di Kabupaten Malinau, saat ini sangat minim
jumlah gunu matematika yang memang benlatan belakang pendidikan
matematika sehingga benpenganuh tenhadap pnoses belajan mengajan di sekolah,
dan benpenganuh juga tenhadap minat dan pnestasi belajan siswam Hal ini banyak
tenjadi pada sekolah yang banu dibuka, tenaga pendidik mata pelajanan khusus
sepenti matematika, fisika, kimia, biologi, dan lain sebagainyapun sangat
kunang sehingga menggunakan gunu apa adanya menjadi pilihan bagi pihak
sekolahm Benkunangnya minat siswa tenhadap pelajanan matematika juga kanena
3
siswa kunang memahami penjelasan mateni matematika yang disampaikan oleh
gunu mata pelajanan matematika dan matematika dasannya yang kunang
sehingga pnestasi belajan siswa pun menunun dan itu menyebabkan pengetahuan
siswa akan matematika di daenah Kabupaten Malinau masih sangat minim, hal
tensebut dapat diketahui dani tanya jawab peneliti tenhadap bebenapa siswa
Kabupaten Malinau dan gunu-gunum
Kabupaten Malinau yang bentempat di Pnovinsi Kalimantan Utana
menupakan daenah pemekanan, sehingga untuk pendidikan sendini Kabupaten
Malinau masih sangat kunang dalam hal tenaga pendidik atau biasa disebut
dengan gunum Kabupaten Malinau memiliki 15 kecamatan dan dalam setiap
kecamatan pastinya tendapat sekolah baik Paud, TK, SD, SMP, dan SMAm
Untuk itu Kabupaten Malinau masih sangat membutuhkan tenaga pendidik
yang dapat mengajan di sekolah-sekolah yang telah didinikan tensebut, maka
dani pada itu untuk peningkatan SDM dan mutu Pendidikan di Kabupaten
Malinau, Pemenintah Kabupaten Malinau melalui Dinas Pendidikan Kabupaten
Malinau membenikan Beasiswa Benpnestasi dan siswa tidak mampu mulai dani
SD hingga SMA dan untuk yang akan melanjutkan ke pengunuan tinggi
Pemenintah Kabupaten Malinau melalui Dinas Pendidikan Kabupaten Malinau
juga melakukan sistem Kenjasama kepada bebenapa pengunuan yang ada di
dalam maupun luan pnovinsim Salah satu jalun kenjasama yang dilakukan adalah
untuk pendidikan gunu di Univensitas Negeni Yogyakantam Peneliti juga
menupakan salah satu mahasiswa junusan pendidikan matematika yang
4
mengikuti jalun kenjasama tensebut dan dihanapkan ketika telah selesai
menempuh pendidikan di pengunuan tinggi dapat segena kembali ke daenah asal
untuk mulai mengabdi sebagai gunu di sekolah yang membutuhkanm
Benikut data tentang jumlah gunu salah satu contoh Sekolah SMA yang
akan diteliti oleh penulis :
Tabelm1
Jumlah gunu di SMA Xm1(Xm1=sekolah pentama yang diteliti)
Kabupaten Malinau
No
Mata Pelajanan
Gunu
1
Matematika
1
2
Kimia
2
3
Fisika
1
4
Biologi
2
5
Sosiologi
2
6
Ekonomi
2
7
Sejanah
1
9
Geognafi
1
10
PKN
2
11
Bhsm Inggnis
3
12
Bhsm Indonesia
2
13
Penjaskoles
2
14
Agama Knisten
1
15
Agama Katholik
1
16
TIK
1
17
BK
1
Jumlah
27
Dani data pada Tabelm1 dapat dilihat jumlah gunu yang ada untuk
matematika sendini hanya ada 1 gunu yang mengajan kelas X-XII dimana jumlah
kelas ada 8 kelas dan jumlah siswa di setiap kelas ada sekitan 20-30 onang siswam
Dani penmasalahan yang sudah dijelaskan diatas maka, penulis ingin
meneliti “Cana-cana Gunu Mata Pelajanan Matematika dalam Meningkatkan
Minat dan Pnestasi Belajan Siswa SMA Kabupaten Malinau”m
5
B. IdentifikasiBMasalahB
Dani latan belakang di atas dapat diidentifikasikan bebenapa masalah, yaitu :
1m Siswa masih menasa sukan untuk mengikuti dan memahami mata
pelajanan matematika di SMA Kabupaten Malinaum
2m Kunangnya minat dan pnestasi belajan siswa dalam hal pelajanan
matematikam
3m Gunu di Kabupaten Malinau masih kunang dan masih ada yang mengajan
lebih dani satu mata pelajanan dan di luan konsentnasi pendidikan meneka
sehingga bendampak tenhadap cana-cana meneka mengajan khususnya
mata pelajanan matematikam
C. PembatasanBMasalahB
Pada penelitian ini, peneliti benfokus pada cana-cana gunu mata pelajanan
matematika dalam meningkatkan minat dan pnestasi siswa SMA Kabupaten
Malinaum
D. RumusanBMasalahB
Bagamana cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam meningkatkan
minat dan pnestasi siswa SMA Kabupaten Malinau?
E. TujuanBPenelitianB
Mendesknipsikan bagaimana cana-cana gunu mata pelajanan matematika dalam
meningkatkan minat dan pnestasi belajan siswa SMA Kabupaten MalinaumB
F. ManfaatBPenelitianB
Bagi Pemenintah Kabupaten Malinau :
6
1m Mempenhatikan pengembangan pnofesionalitas tenaga didik atau gunu
yang sudah ada di sekolah-sekolah Kabupaten Malinaum
2m Mempenhatikan pnofesionalitas calon tenaga didik yang akan ditempatkanm
Bagi Peneliti :
1m Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang cana-cana meningkatkan
minat dan pnestasi belajan siswam
7
BABBIIB
KAJIANBPUSTAKAB
B
A. DeskripsiBTeoriB
1. PrestasiBBelajarB
a. BelajarB
Belajar adalah proses mendapatkan pengetahuan. Ciri khas
belajar adalah perubahan. belajar adalah kegiatan yang berproses dan
merupakan
unsur-unsur
yang
sangat
fundamental
dalam
penyelenggaraan setiap jenis-jenis dan jenjang pendidikan. Menurut
Hilgard (dalam Wina Sanjaya, 2006:112) “ belajar adalah susatu proses
perubahan melalui kegiatan atau prosedur latihan baik latihan didalam
laboratorium maupun dalam lingkunan alamiah”.Menurut Djamarah
danZain (2002:11). “ belajar adalah proses perubahan perilaku berkat
pengalaman dan latihan”, artinya tujuan kegiatan adalah perubahan
tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan
maupun sikap, bahkan meliputi segala aspek organisme. Menurut
pengertian secara psikologis, belajar merupakan susatu proses
perubahan yaitu perubahan tingkah laku hasil dari interaksi dengan
lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Perubahanperubahan tersebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah
laku.Menurut Slameto (2003:2), belajar adalah suatu proses usaha yang
8
dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Namun kegiatan-kegiatan yang perlu
proses tertentu seperti ketika anak-anak menggunakan komputer
dengan software baru, seseorang yang bekerja keras menemukan
penyelesaian, seseorang yang bertanya mengenai hal-hal yang baru,
kemudian menjelaskan sesuatu dengan logika yang lebih tepat, atau
mendengarkan secara lebih seksama, pengalaman-pengalaman inilah
yang disebut dengan belajar menurut Mulyasa (2006:24). Beberapa
pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu
proses usaha atau interaksi yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh sesuatu yang baru dan perubahan keseluruhan tingkah laku
sebagai hasil dari pengalaman-pengalaman itu sendiri. Perubahan itu
akan nampak dalam penguasaanpola-pola respon yang baru terhadap
lingkungan berupa ketrampilan, kebiasaan, sikap, pengetahuan,
kecakapan dan sebagainya.
b. PrestasiBBelajarB
Menurut Djamarah(2012:19) “prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan baik secara individu maupun
secara kelompok”. Ahmadi(1995:21) mengungkapkan bahwa prestasi
adalah hasil kegiatan yang telah dicapai dalam usaha belajar yang
ditandai oleh adanya perubahan situasi yang terlihat dalam proses
9
perkembangan diri siswa untuk mencapai tujuan. Menurut Hamalik
(2001: 43) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang
diharapkan pada murid setelah dilaksanakan kegiatan belajar mengajar,
artinya suatu prestasi belajar muncul akibat adanya proses belajar
mengajar. Prestasi belajar merupakan hasil respon dan pengolahan atas
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Pengertian yang dikemukakan
di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi adalah hasil dari suatu
kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang menyenangkan hati,
yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara individual
maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.
Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh siswa setelah
melakukan aktivitas belajarnya yang dinyatakan dalam bentuk angka
atau huruf. Untuk mengetahui seberapa jauh prestasi akademik tersebut,
maka diperlukan pengukuran dan penilaian hasil belajar. Pengukuran
mencangkup segala cara untuk memperoleh informasi mengenai hasil
belajar yang dapat dikuantifikasikan (Suryabrata,2000:30). Prestasi
belajar lebih jauh dapat diukur tinggi dan rendahnya berdasarkan nilai
ujian yang diperoleh berupa rapor.
Peningkatan
prestasi
belajar
dapat
dicapai
dengan
memperhatikkan beberapa aspek, baik internal maupun eksternal.
Aspek eksternal di antaranya adalah bagaimana lingkungan belajar
dipersiapkan dan fasilitas-fasilitas diberdayakan, sedangkan aspek
10
internal meliputi aspek perkembangan anak, dan keunikan personal
individu anak.
Menurut Muhibbin (2003:45-46) secara global, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga
macam, yakni :
a) Faktor
internal
(faktor
dari
dalam
siswa),
yakni
keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa;
b) Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan di sekitar siswa;
c) Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis
upaya belajar siswa untuk meliputi strategi dan metode yang
digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaan
materi-materi pembelajaran.
Jadi, karena faktor-faktor tersebut muncul siswa-siswa yang higharchievers (berprestasi tinggi) dan under-archievers (berprestasi rendah)
atau gagal sama sekali, dalam hal ini seorang guru yang kompeten dan
profesional
diharapkan
mampu
mengantisipasi
kemungkinan-
kemungkinan munculnya kelompok siswa yang menunjukkan gejala
kegagalan dengan berusaha mengetahui dan mengatasi faktor yang
menghambat proses belajar mereka.
11
1) FaktorBinternalB
Aspek Fisiologis (yang bersifat jasmaniah)
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang
menandai tingkat kebugaran organ-ogan tubuh dan sendisendinya, dapat mempengaruhi semangat dan intensitas siswa
dalam mengikuti pelajaran. Kondisi organ tubuh yang lemah
dan disertai pusing kepala berat dapat menurunkan kualitas
ranah cipta (kognitif) sehingga materi yang dipelajarinyapun
kurang atau tidak berbekas. Kondisi organ-organ khusus siswa,
seperti tingkat kesehatan indera pendengar dan indera
penglihat, juga sangat mempengaruhi kemampuan siswa dalam
menyerap informasi dan pengetahuan, khususnya yang
disajikan di kelas.
Untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah tersebut,
selaku guru yang profesional seyogianya bekerjasama dengan
pihak sekolah untuk memperoleh bantuan pemeriksaan rutin
(periodik) dari dinas-dinas kesehatan setempat. Dan siswasiswa tersebut ditempatkan di deretan kursi bagian depan.
12
Aspek psikologis
Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
kecakapan untuk menghadapi dan menguasai kedalaman
dengan situasi yang baru dengan cepat dan efektif, mengetahui
konsep-konsep yang abstrak dan efektif, mengetahui relasi dan
mempelajari dengan cepat. Jadi intelegensi berpengaruh
terhadap
belajar.
Walaupun
begitu
siswa
mempunyai
intelegensi tinggi belum tentu berhasil dalam belajar, sebab
belajar suatu proses yang kompleks dengan banyak faktor yang
mempengaruhi, sedangkan intelegensi hanya merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi dalam belajar.
Untuk menolong siswa yang berbakat, sebaiknya guru
menaikkan kelas nya setingkat lebih tinggi daripada kelasnya
sekarang agar dia mendapatkan kelas dengan tingkat kesulitan
mata pelajarannya sesuai dengan tingkat intelegensinya atau
menyerahkan siswa tersebut ke lembaga pendidkan khusus
untuk para siswa berbakat. Kemudian untuk menolong siswa
yang berkecerdasan di bawah normal adalah dengan
memindahkankan siswa tersebut ke lembaga khusus untuk
anak-anak penyandang “kemalangan” IQ.
13
Sikap Siswa
Sikap adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (response
tendency) dengan cara yang relative tetap tehadap objek orang,
barang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negativ.
Untuk mengatasi kemungkinan munculnya sikap negativ
siswa, guru dituntut untuk terlebih dahulu menunjukkan sikap
positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pelajaran
yang menjadibagiannya. Dalam hal bersikap positif terhadap
mata pelajarannya, seorang guru sangat dianjurkan untuk
senantiasa menghargai dan mencintai profesinya. Tidak hanya
menguasai bahan-bahan yang terdapat dalam bidang studinya,
tetapi juga mempu meyakinkan kepada para siswa akan
manfaat
bidang
studi
tertentu,
siswa
akan
merasa
membutuhkannya, dan dari perasaan butuh itulah diharapkan
muncul sikap positif terhadap bidang studi tersebut sekaligus
terhadap guru yang mengajarkannya.
2) BFaktorBEksternalB
Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
14
semangat belajar siswa. Para guru yang selalu menunjukkan
sikap dan perilaku yang simpatik dan memperlihatkan suri
teladan yang baik dan rajin khususnya dalam hal belajar,
misalnya rajin membaca dan berdiskusi dapat menjadi daya
dorong yang positif bagi kegiatan belajar siswa.Didalam
menjalankankurikulum,
memperhatikan
keadaan
guru
siswa
hendaknya
sehingga
siswa
dapat
dapat
menerima dan menguasai pelajaran yang disampaikan oleh
guru. Metode mengajar yang digunakan oleh guru sangat
mempengaruhi
keberhasilan
belajar
siswa.
Untuk
meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, guru harus
mampu mengusahakan metode belajar yang tepat, efektif dan
efisien.
Guru harus mampu menciptakan keakraban dengan
siswa sehingga didalam memberikan pelajaran mudah
diterima oleh siswa dan guru harus mampu membuat siswa
dengan siswa lain terjalin hubungan yang akrab. Sebab dengan
keakraban dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.
Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa
adalah
masyarakat
dan
tetangga
juga
teman-teman
sepermainan disekitar perkampungan siswa tersebut. Kondisi
massyarakat dilingkungan kumuh yang serba kekurangan dan
15
anak-anak penganggur misalnya, akan sangat mempengaruhi
aktivitas belajar siswa. Paling tidak, siswa tersebut akan
menemukan kesulitan ketika memerlukan teman belajar atau
berdiskusi atau meminjam alat-alat belajar tertentu yang
kebetulan belum dimilikinya. Lingkungan sosial yang lebih
banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orangtua dan
keluarga siswa itu sendiri. Sifat-sifat orangtua, praktek
pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi
keluarga (letak rumah), semuanya dapat memberi dampak
baik ataupun buruk terhadap kegiatan belajar dan hasil yang
dicapai oleh siswa.
Lingkungan Nonsosial
Menurut Suryabrata (2010:67) faktor-faktor yang
termasuk lingkungan nonsosial ialah gedung sekolah dan
letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang
digunakan
siswa.
Faktor-faktor
ini
dipandang
turut
menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa.Rumah yang
sempit dan berantakan serta perkampungan yang terlalu padat
dan tak memiliki sarana umum untuk kegitan remaja (seperti
lapangan voli) misalnya, akan mendorong siswa untuk
16
berkeliaran ke tempat-tempat yang sebenarnya tak pantas
dikunjungi. Kondisi rumah dan perkampungan seperti itu jelas
berpengaruh buruk terhadap kegiatan belajar siswa.
3) FaktorBPendekatanBBelajarB
Pendekatan belajar, seperti yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat dipahami sebagai segala cara atau strategi
yang digunakan siswa dalam menunjang keefektifan dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu. Di samping faktor-faktor
internal dan eksternal siswa, faktor pendekatan belajar juga
berpengaruh terhadap taraf keberhasilan proses pembelajaran
siswa tersebut. Seorang siswa yang terbiasa mengaplikasikan
pendektan belajar deep misalnya, mungkin sekali berpeluang
untuk meraih prestasi belajar yang bermutu daripada siswa yang
menggunakan
pendekatan
belajar
surface
atau
reproductive(Ilyas: 37-45).
Menurut Arifin (1988:3) prestasi belajar mempunyai beberapa
fungsi utama antara lain :
a) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas
pengetahuan yang telah dikuasai anak didik.
b) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu.
c) Prestasi belajar sebagai informasi dan inovasi pendidikan
17
d) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu
institusi pendidikan.
e) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadapdaya serap
(kecerdasan) anak didik.
Dengan demikian penting untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa
dalam proses belajar mengajar. Selain berfungsi sebagai indikator
pengetahuan yang dikuasai siswa dalam bidang tertentu, juga untuk
mengetahui indikator kualitas sekolah. Disamping itu, digunakan sebagai
umpan balik bagi guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar.
2. MinatBBelajarBSiswaB
W.S. Winkel (1996:105) memberikan rumusan bahwa minat adalah
kecenderungan subjek yang mantap untuk merasa tertarik pada bidang
studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari materi
itu. menurut Slameto (1995:57) minat adalah kecenderungan yang tetap
untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang
diminati seseorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa
senang. Jika ada siswa yang kurang berminat terhadap belajar, maka
diusahakan agar ia mempunyai minat yang lebih besar dengan cara
menjelaskan hal-hal yang berhubungan dengan cita-citanya serta kaitannya
dengan bahan pelajaran yang dipelajari.
18
Minat memegang peranan penting dalam proses belajar mengajar,
karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Sejalan dengan ini
Tafsir (1992: 24) menyatakan bahwa minat adalah kunci dalam pengajaran.
Bila murid telah berminat terhadap kegiatan belajar mengajar, maka
hampir dapat dipastikan proses belajar mengajar akan belajar dengan baik.
Dengan demikian, maka tahap-tahap awal suatu proses belajar mengajar
hendaknya dimulai dengan usaha membangkitkan minat. Minat harus
senantiasa dijaga selama proses belajar mengajar berlangsung. Karena
minat itu mudah sekali berkurang atau hilang selama proses belajar
mengajar.
Selain itu juga, minat sangat berpengaruh terhadap belajar, sebab
bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka
siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Karena tidak ada daya
tarik baginya (Slameto, 1995: 57). Menurut Usman (1998: 27): Kondisi
belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa
dalam belajar. Minat merupakan suatu sifat yang relatif menetap pada diri
seseorang. Minat ini besar sekali pengaruhnya terhadap belajar sebab
dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang diminatinya.
Sebaliknya, tanpa minat seseorang tidak mungkin melakukan sesuatu.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas , maka dapat diambil kesimpulan
bahwa minat belajar adalah keterlibatan sepenuhnya seseorang dengan
19
segenap kegiatan pikiran secara penuh perhatian untuk memperoleh
pengetahuan dan mencapai pengatahuan yang dituntutnya karena minat
belajar merupakan salah satu unsur yang sangat penting dalam kaitannya
dengan belajar.
Terlepas dari masalah populer atau tidak, minat seperti yang
dipahami dan dipakai oleh seorang selama ini dapat mempengaruhi kualitas
pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang-bidang studi tertentu.
Contohnya, seorang siswa yang menaruh minat besar terhadap matematika
akan memusatkan perhatian lebih banyak daripada siswa lainnya.
Kemudian, karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi
itulah yang memungkinkan siswa tadi untuk belajar lebih giat, dan akhirnya
mencapai prestasi yang diinginkan.
Guru dalam kaitan ini berusaha membangkitkan minat siswa untuk
menguasai pengetahuan yang terkandung dalam bidang studinya dengan
cara yang kurang lebih sama dengan kiat membangun sikap positif siswa
seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya.
Menurut Haditono (1998:199), minat seseorang dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal :
a) Faktor dari dalam (internal), yaitu faktor yang berasal dari dalam
individu yang bersangkutan, seperti rasa senang, mempunyai
perhatian lebih, semangat, motivasi, dan emosi. Hal ini sejalan
dengan yang dikatakan Syah (2006:151) bahwa faktor-faktor
20
internal yang mempengaruhi minat antara lain pemusatan
perhatian, keingintahuan, motivasi, dan kebutuhan.
b) Faktor dari luar (eksternal), yaitu faktor yang berasal dari luar
individu yang bersangkutan, seperti lingkungan, sekolah, orang
tua, dan teman sebaya.
3. MeningkatkanBMinatBdanBPrestasiBBelajarBSiswaB
Dalam melaksanakan proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh guru
adalah (Mulyasa,2006:32) :
a) Menyiapkan kegiatan belajar siswa
b) Menyiapkan alat, sumber, dan perlengkapan belajar
c) Waktu yang disediakan untuk waktu belajar mengajar
d) Memberikan bantuan dan bimbingan belajar kepada siswa
e) Melaksanakan proses dan hasil belajar siswa
f) Menggeneralisasikan hasil belajar saat itu dan tindak lanjut untuk
kegiatan belajar mengaja berikutnya.
g) Memberikan konsep esensial bahan pengajaran
h) Mengajukan masalah dan atau tugas-tugas belajar kepada anak didik,
baik secara individual atau kelompok.
i) Memberikan bantuan mempelajari bahan pengajaran dan atau
memecahkan masalahnya.
j) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya.
k) Mengusahakan sumber belajar yang diperlukan oleh siswa
21
l) Memberikan bantuan atau bimbingan belajar kepada siswa, baik
individual atau kelompok.
m) Mendorong motivasi belajar siswa melalui penghargaaan dan atau
hukuman.
n) Menggunakan berbagai metode dan media pengajaran dalam proses
mengajarnya.
o) Melaksanakan penilaian dan monitoring terhadap proses dan hasil
belajar siswa.
p) Menjelaskan tercapainya tujuan belajar dan menyimpulkan pengajaran
serta tindak lanjutnya.
Dalam hal interaksi guru siswa berkenaan dengan komunikasi atau
hubungan timbale balik atau hubungan dua arah antara siswa dan guru atau
siswa dengan siswa dalam melakukan kegiatan belajar mengajar, hal ini
dapat dilihat :
a) Tanya jawab atau dialog antara guru dan siswa atau antara siswa dan
siswa.
b) Bantuan guru terhadap siswa yang mengalami kesulitan belajar baik
secara individual maupun secara kelompok.
c) Dapatnya guru dan siswa tertentu dijadikan sumber belajar
d) Senantiasa beradanya guru dalam situasi belajar mengajar sebagai
fasilitator belajar.
22
e) Tampilnya guru sebagai pemberi jalan keluar manakala siswa
menghadapi jalan buntu dalam tugas belajarnya.
f) Adanya kesempatan mendapat umpan balik secara berkesinambungan
dari hasil belajar yang diperoleh siswa.
Kemapuan atau keterampilan guru mengajar merupakan puncak
keahlian guru yang profesional sebab merupakan penerapan semua
kemampuan yang telah dimilikinya dalam hal bahan pengajaran,
komunikasi dengan siswa, metode mengajar, dan lain-lain. Beberapa
indikator dalam menilai kemampuan ini antara lain:
a) Menguasai bahan pelajaran yang diajarkan kepada siswa
b) Terampil berkomunikasi dengan siswa
c) Menguasai kelas sehingga dapat mengendalikan kelas
d) Terampil menggunakan berbagai alat dan sumber belajar
e) Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan maupun tulisan.
Sebagai pengelola kelas, guru hendaknya dapat mengelola kelas dengan
baik, karena kelas adalah tempat berhimpun semua anak didik dan guru
dalam rangka menerima bahan pembelajaran dari guru. Kelas yang
dikelola dengan baik akan menunjang jalannya interaksi edukatif.
Sebaliknya, kelas yang tidak dikelola dengan baik akan menghambat
kegiatan pengajaran. Anak didik tidak mustahil akan merasa bosan untuk
23
tinggal lebih lama di kelas. Hal ini akan berakibat menggangu jalannya
proses interaksi edukatif. Kelas yang terlalu padat dengan anak didik,
pertukaran udara kurang, penuh kegaduhan, lebih banyak tidak
menguntungkan bagi terlaksananya proses pembelajaran yang optimal.
Hal ini tidak sejalan dengan tujuan umum dari pengelolaan kelas, yaitu
menyediakan dan menggunakan fasilitas kelas bagi bermacam-macam
kegiatan belajar mengajar agar mencapai hasil yang baik dan optimal. Jadi,
maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik betah tinggal dikelas
dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar di dalamnya.
4. PenelitianByangBRelevanB
Aprita Prima Hartanti didalam penelitiannya tentang usaha-usaha guru
dalam mengatasi kesulitan belajar matematika siswa kelas II SLTPN di
kecamatan Ngemplak Sleman (2003:50) memperoleh hasil terkait dengan
usaha guru dalam mengatasi kesulitan belajar matematika adalah : a). Usaha
guru dalam menyampaikan materi dilakukan dengan menjelaskan kembali
materi yang belum bisa dipahami, membimbing siswa dengan memberi
pengarahan kejawaban, mengaitkan materi saat itu dengan materi
selanjutnya, membahas soal yang sulit, dan menyimpulkan materi. b).
Usaha guru dalam memotivasi siswa dilakukan dengan mengajak siwa
aktif,memberi latihan, tugas, PR, memeriksa dan memberi komentar atau
menuliskan jawaban yang betul, memberi pujian, memberi hukuman,
24
memberi selingan, dan memberikan soal yang lebih mudah bagi siswa yang
mengalami kesulitan.
Dari hasil penelitian Wahyu Wijayanti tentang Usaha Guru dalam
membangkitkan motivasi belajar matematika siswa SMA Negeri 1 Godean
(2010:61,62) memperoleh hasil terkait dengan usaha yang dilakukan guru
matematika untuk membangkitkan motivasi belajar matematika siswa
adalah : a). Usaha guru dalam mengarahkan : Menjelaskan tujuan dan
manfaat
mempelajari
materi,
memperlihatkan
kemajuan
belajar,
komunikasi. b). Usaha guru dalam mengaktifkan/meningkatkan kegiatan :
mengaitkan pelajaran pada materi pelajaran yang lalu, menggunakan alat
peraga, menciptakan suasana humor, menerapkan metode diskusi
kelompok, memberikan soal latihan, memberi kesempatan kepada siswa
untuk menyampaikan hasil pekerjaan, memberi tugas kelompok dan
pekerjaan rumah, memberikan kuis dan ulangan. c). Usaha guru dalam
memberikan bantuan dan dukungan : memberikan teguran jika tidak
mengerjakan soal latihan, memberikan bantuan dan bimbingan kepada
siswa yang mengalami kesulitan, memberi kesempatan bertanya di kelas
ataupun di luar kelas pada orang yang dianggap mampu, membimbing
dalam membahas soal latihan, tugas dan pekerjaan rumah, mengoreksi
pekerjaan rumah dan memberikan nilai, memberikan komentar pada
langkah penyelesaian, memberikan sanksi dan pujian, memberikan hadiah.
25
5. KerangkaBpikirB
Proses pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu
lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial,
budaya, politis, keagamaan, intelektual, dan nilai-nilai lingkungan fisik
terdiri atas lingkungan alam dan lingkungan buatan manusia, yang
merupakan tempat dan sekaligus memberikan dukungan kadang-kadang
juga hambatan bagi berlangsungnya proses pendidikan. Proses pendidikan
mendapatkan dukungan dari lingkungan fisik berupa sarana, prasarana serta
fasilitas fisik dalam jenis dan kualitas yang memadai, akan sangat
mendukung berlangsungnya proses pendidikan yang efektif. Kekurangan
sarana, prasarana dan fasilitas fisik, akan menghambat proses pendidikan
dan menghambat pencapaian hasil yang maksimal.
Matematika merupakan pelajaran yang membutuhkan pemahaman
konsep-konsep. Oleh karena itu diperlukan berbagai macam cara-cara yang
harus dilakukan guru untuk membangkitkan minat dan prestasi belajar
siswa. Cara-cara guru dalam meningkatkan minat belajar matematika siswa
adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk menggerakkan atau
memacu para siswanya agar timbul keinginan dan kemauan untuk
meningkatkan prestasi belajar matematika siswa.
Gambar.1 Skema kerangka berpikir
Cara-cara Guru Mata
Pelajaran Matematika
Minat Siswa
26
Prestasi Belajar
Siswa
BABBIIIB
METODOLOMIBPENELITIANB
B
A. JenisBPenelitianB
Penelitian ini merupakan studi eksplorasi dan dengan jenis penelitian
deskriptif. Kemudian penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
sebagai analisis data. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana
cara-cara guru mata pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan
prestasi belajar siswa SMA Kabupaten Malinau.
B. LokasiBdanBwaktuBpenelitianB
Lokasi penelitian di beberapa sekolah di Kabupaten Malinau. Tepatnya
di 7 sekolah dari 16 SMA yang terdiri dari 4 SMA Negeri dan 3 SMA
Swasta. Lokasi ini dipilih karena letak sekolah tersebut mudah dijangkau
untuk penelitian.
Penelitian dilakasanakan selama bulan September yangdilakukan
dengan 2 tahap yaitu observasi dan pemberian angket kemudian wawancara
pada guru bidang studi matematika. Wawancara dilakukan diluar jam
afektif belajar yaitu setelah jam PBM agar kegiatan belajar tidak terganggu.B
C. SubjekBPenelitian
Subjek penelitian ini adalah guru-guru matematika yang ada di 7 SMA
tersebut yang terdiri dari 15 orang guru matematika.
D. DataBPenelitianB
27
data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan
angka-angka atau berupa deskripsi. Data diperoleh melalui observasi,
wawancara, dan dokumentasi yang dilakukan pada guru-guru mata
pelajaran matematika sehingga dapat diketahui cara-cara guru mata
pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
SMA kabupaten malinau.Peneliti jugamemberikan angket kepada seluruh
guru untuk mendukung hasil dari observasi, wawancara, dan dokumentasi.
E. TeknikBPengumpulanBDataB
a. Observasi
Observasi (observation) atau pengamatan merupakan suatu
teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan
pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Kegiatan
tersebut bisa berkenaan dengan cara guru mengajar, siswa belajar
kepala sekolah yang sedang memberikan pengarahan, personil bidang
kepegawaian yang sedang rapat dan sebagainya. Observasi dapat
dilakukan
secara
partisipatif
ataupun
nonpartisipatif
(Sukmadinata,2015:220).
Sebagai metode pengumpulan data, observasi biasa diartikan
sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap unsurunsur yang nampak dalam suatu gejala pada objek penelitian. Unsur
yang nampak itu disebut dengan data atau informasi yang harus
diamati dan dicatat secara benar dan lengkap. Metode ini digunakan
28
untuk melihat dan mengamati secara langsung keadaan dilapangan
agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas tentang
permasalahan yang diteliti.
Teknik ini digunakan untuk melihat cara-cara guru mengajar
selama proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru mata pelajaran
matematika. Melalui penelitian ini peneliti melihat secara langsung
bagaimana interaksi antara guru dan siswa saat pelaksanaan
pembelajaran. Peneliti juga menggunakan panduan observasi. Adapun
data yang akan diambil melalui metode ini yaitu : informasi bagaimana
siswa mengikuti pembelajaran, metode, strategi yang dilakukan oleh
guru dalam melakukan pembelajaran, alat dan sumber belajar
matematika.
b. Wawancara
Wawancara merupakan suatu proses tanya jawab atau dialog
secara lisan antara pewancara (interviewer) dengan responden atau
orang yang diwawancarai (interviewee) dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti. Wawancara
merupakan cara pengumpulan data yang langsung dari sumbernya
tentang berbagai gejala sosial, baik yang terpendam (latent) maupun
tampak. Ada beberapa faktor yang akan mempengaruhi arus informasi
dalam wawancara, yaitu pewancara, responden, pedoman, wawancara,
dan situasi wawancara (Widoyoko,2016:40).
29
Metode ini merupakan teknik utama dalam pengumpulan data.
Dalam teknik ini peneliti mewawancarai guru mata pelajaran
matematika, agar mendaoatkan informasi bagaimana perencanaan,
proses dan evaluasi hasil dari pelaksanaan pembelajaran matematika
siswa
SMA.Dalam
wawancara
akan
menggunakan
pedoman
wawancara sebagai instrumen penelitian serta catatan tertulis dan alat
perekam agar tidak terjadi pengulangan pertanyaan dalam penggalian
informasi.
c. Dokumentasi
Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data yang
dilakukan dengan menganalisis isi dokumen yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti. Dalam arti sempit dokumen berarti barangbarang atau benda-benda tertulis, sedangkan dalam arti yang lebih luas,
dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan saja, tetapi dapat berupa
benda-benda peninggalan seperti prasasti dan simbol-simbol lainnya.
Adapun dokumentasi yang diperoleh adalah RPP yang digunakan serta
proses pembelajaran yang didokumentasikan dalam foto. Dokumentasi
ini diambil saat proses pembelajaran matematika berlangsung
menggunakan kamera.
d. Angket
30
Angket atau kuesioner merupakan metode pengumpulan data
yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk diberikan respon sesuai
dengan permintaan pengguna (Widoyoko,2016:33). Angket ini
diberikan kepada seluruh guru yang ada di sekolah, untuk mendukung
hasil dari observasi, wawancara dan dokumentasi sehingga diperoleh
data yang diinginkan.
F. InstrumenBPenelitianB
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah pedoman
wawancara, pedoman observasi dan dokumentasi. Ada beberapa langkah
yang ditempuh oleh peneliti untuk menyusun instrumen penelitian, yaitu :
a. Menetapkan variabel yang diteliti : Cara-cara guru mata pelajaran
matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi belajar siswa
b. Menentukan sub-sub variabel : Cara guru mengajar, cara guru
melakukan
persiapan,
cara
guru
menggunakan
metode
pembelajaran, cara guru dalam mendukung siswa.
c. Menentukan indikator
d. Menyusun kisi-kisi instrumen
e. Menyusun butir-butir instrumen
f. Melengkapi instrumen dengan petunjuk pengisian dan kata
pengantar
31
Dengan langkah-langkah tersebut maka dalam penelitian ini instrumen
menjadi :
1. PedomanBWawancaraBdanBAngketB
Pedoman wawancara dan angket berisi pertanyaanpertanyaan dalam wawancara dan angket secara garis besar,
kemudian dalam pelaksanaannya akan dikembangkan secara
mendalam untuk mendapatkan suatu gambaran subjek dan
pemaparan gejala yang tampak sebagai suatu fenomena. Adapun
langkah-langkah penyusunan pedoman wawancara sebagai berikut:
a. Mengidentifikasi variable-variabel dalam rumusan judul
penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah cara-cara guru mata
pelajaran matematika dalam meningkatkan minat dan prestasi
belajar siswa.
b. Menjabarkan variabel menjadi sub variabel
c. Mencari indikator setiap sub variabel
d. Menentukan butir-butir instrument
e. Melengkapi instrument (Angket) dengan petujuk pengisisan
Tabel. 2 : kisi-kisi pedoman wawancara dan angket
32
Variabel
Sub
variabel
Cara
guru
mengajar
Cara-cara
Cara
guru mata
guru
pelajaran
matemati melakuk
an
ka dalam
meningka persiapa
n
tkan
minat dan
Cara
prestasi
guru
belajar menggun
siswa
akan
metode
pembelaj
aran
Cara
guru
dalam
menduku
ng siswa
Ket : W : Wawancara
A : Angket
Indikator
1. Menguasai bahan pelajaran yang
diajarkan kepada siswa
2. Terampil berkomunikasi dengan siswa
3. Menguasai kelas sehingga dapat
mengendalikan kelas
4. Terampil menggunakan berbagai alat dan
sumber belajar
5. Terampil mengajukan pertanyaan, baik lisan
maupun tulisan
1. Mampu merencanakan pembelajaran
2. Mampu melaksanakan pembelajaran
3. Mampu melakukan