PENDAHULUAN Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Starch 1500 Dan Bahan Pengisi Manitol.

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Banyak tanaman memiliki kandungan senyawa yang dapat digunakan sebagai obat yang disebut dengan obat tradisional. Salah satu tanaman yang sering ditemukan dan mempunyai khasiat obat adalah kersen (Muntingia calabura L.). Kersen merupakan family Elaeocarsapeceae, satu-satunya spesies dalam genus

Muntigia yang mempunyai khasiat sebagai antioksidan. Kandungan antioksidan

dalam daun kersen cukup tinggi dengan nilai IC50 22 µg/mL (Premakumari et al., 2010).

Ekstrak daun kersen akan diformulasi menjadi bentuk sediaan fast

disintegrating tablet (FDT). Menurut Amerika Serikat Food and Drug

Administration (FDA) FDT didefinisikan sebagai bentuk sediaan padat yang

mengandung zat obat atau bahan aktif yang hancur dengan cepat dalam hitungan detik ketika ditempatkan pada lidah. Waktu hancur FDT berkisar antara 15 detik sampai 3 menit (Mehta et al, 2013). Keuntungan FDT adalah meningkatkan kepatuhan dan kenyamanan pasien dan baik untuk pasien anak-anak (Velmurugan dan Vinushitha, 2010).

Dalam formula FDT dibutuhkan bahan-bahan tambahan yang sesuai, salah satunya adalah bahan penghancur dan bahan pengisi. Bahan penghancur yang dapat digunakan dalam formula adalah starch 1500. Starch 1500 merupakan pati jagung dengan sifat mengembang dalam air dingin (Siregar dan Saleh, 2010). Starch 1500 dapat digunakan sebagai bahan penghancur, non toksik dan non iritan, selain itu starch 1500 memiliki sifat yang stabil walaupun higroskopis (Kibbe, 2009). Bahan pengisi dalam formula adalah manitol karena manitol dapat digunakan sebagai pengisi sekaligus memiliki rasa manis, memberikan rasa dingin pada mulut, tidak higroskopis serta dapat digunakan dalam formula baik dengan cara kempa langsung maupun dengan metode granulasi basah, tetapi manitol dapat menyebabkan efek laksatif bila dikonsumsi secara oral dalam jumlah yang


(2)

besar (Armstrong, 2009). Kombinasi manitol dan starch 1500 diharapkan dapat menutupi sifat higroskopis pada starch 1500.

Metode optimasi yang digunakan adalah factorial design untuk melihat efek dan interaksi dari beberapa faktor dalam sebuah penelitian (Bolton, 1997). Efek dan interaksi yang dapat dilihat dari penelitian ini adalah variasi konsentrasi starch 1500 dan manitol sehingga dapat menghasilkan formula yang optimum yang dilihat dari sifat fisik tablet.

B. Rumuan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kombinasi starch 1500 dan manitol terhadap sifat fisik FDT ekstrak daun kersen?

2. Pada variasi konsentrasi berapakah starch 1500 dan manitol yang menghasilkan sifat fisik FDT yang optimum?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh variasi kombinasi starch 1500 dan manitol terhadap sifat fisik FDT ekstrak daun kersen.

2. Untuk mendapatkan formula FDT yang optimum dengan metode factorial design.

D. Tinjauan Pustaka 1. Tanaman Kersen

a. Klasifikasi Tanaman Kersen (Muntingia calabura L.) Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiosperma Kelas : Dicotyledoneae Bangsa : Malvales

Suku : Tiliaceae Marga : Muntingia

Jenis : Muntingia calabura L.


(3)

b. Morfologi Tanaman

Habitus: pohon, tahunan, tinggi ± 10 m. Batang: berkayu percabangan simpodial, cabang berambut halus, keputih putihan. Daun: tunggal, berseling, lonjong, panjang 10-60 cm, lebar 2-4 cm, dan pangkal runcing, berbulu, pertulangan menyirip, hijau. Bunga : tunggal, berkelamin dua, di ketiak daun, mahkota lonjong, putih, benang sari ± 0,5 cm, kuning, putik kecil, putih. Buah: buni, bulat, diameter ± 1 cm. Biji: bulat, kecil, putih kekuningan. Akar: tunggal, putih kotor (Widyaningrum, 2011).

2. Ekstraksi

Ekstraksi merupakan proses pemisahan bahan dari campurannya menggunakan pelarut yang cocok (Agoes, 2008). Ekstrak merupakan sediaan kering, kental atau cair yang dibuat dengan cara menyari simplisia nabati atau hewani dengan pelarut yang sesuai di luar pengaruh cahaya matahari langsung. Ekstrak kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Depkes RI, 1979).

Metode ekstraksi yang digunakan adalah maserasi. Maserasi merupakan suatu proses dimana simplisia yang sudah halus direndam sampai meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zatnya mudah larut (Voigt, 1984). Untuk ekstraksi yang optimum memerlukan waktu beberapa jam atau beberapa hari.

3. Fast Disintegrating Tablet (FDT)

Tablet merupakan sediaan yang sering digunakan, tetapi banyak pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet tersebut. FDT adalah sediaan padat yang hancur atau larut seketika jika diletakkan di lidah sehingga dapat melepaskan obat dalam beberapa detik tanpa perlu air (Deepak et al., 2012). Waktu hancur FDT berkisar antara 15 detik sampai 3 menit (Mehta et al, 2013). Kelebihan dari sediaan FDT adalah dapat digunakan tanpa air, cocok untuk pasien yang mengalami kesulitan dalam menelan tablet terutama anak-anak dan pasien yang mudah muntah, sedangkan kekurangannya adalah tablet dapat meninggalkan rasa yang tidak nyaman apabila tidak diformulasi dengan benar, biasanya memiliki kekerasan yang rendah (Bhowmik et al., 2009).


(4)

4. Bahan Tambahan dalam Pembuatan FDT a. Bahan Pengisi

Bahan pengisi diperlukan apabila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pengisi dapat juga ditambah untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran (Lachman dkk, 1994). Bahan yang umum digunakan sebagai bahan pengisi adalah laktosa, glukosa, manitol dan levulosa (Voigt, 1984). Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu tidak toksik, tersedia dalam jumlah yang cukup, murah, tidak kontraindikasi, inert, stabil secara fisika kimia, bebas mikroba, tidak mengganggu bioavaibilitas obat (Lachman dkk, 1994).

b. Bahan Penghancur (Superdisintegran)

Bahan penghancur atau superdisintegran berfungsi untuk mempermudah hancurnya tablet ketika terjadi kontak dengan cairan. Superdisintegran bekerja dengan menarik air sehingga tablet mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian kecil (Anwar, 2012). Teori hancurnya tablet dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu :

1) Mekanisme pengembangan (swelling) merupakan mekanisme yang pasti terjadi pada pati. Saat kontak dengan air, adhesivitas bahan tambahan lain dalam tablet dapat dilampaui dan dapat menyebabkan hancurnya tablet.

2) Porositas dan gaya dianggap sebagai jalan masuk atau penetrasi cairan masuk ke dalam tablet. Cairan akan ditarik masuk melalui jalan kapilar dan akan menghilangkan ikatan antar partikel yang menyebabkan tablet hancur.

3) Deformasi, semakin besar energi yang terkandung karena tekanan, maka kemampuan mengembang akan semakin kuat.

4) Gaya tolak antar partikel, teori ini digunakan untuk bahan penghancur yang tidak mengembang. Kekuatan tolak menolak antar partikel merupakan mekanisme hancurnya tablet (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

Metode penambahan bahan penghancur dalam pembuatan fast

disintegrating tablet dikenal dengan tiga cara yaitu:


(5)

2) Ekstragranular (Pada metode ini bahan penghancur ditambahkan di luar proses granulasi yaitu ditambahkan pada granul yang sudah diayak no 14 sebelum pencetakan tablet).

3) Intragranular dan ekstragranular (Penambahan bahan penghancur sebagian

ditambahkan pada saat pembuatan granul dan sebagian lagi pada saat granul kering yang sudah diayak sebelum pencetakan tablet).

c. Bahan Pelicin

Bahan pelicin berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi selama kompresi, untuk meningkatkan sifat alir granul dan untuk mencegah melekatnya bahan pada dinding ruang cetak tablet (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). 5. Metode Pembuatan FDT

Granulasi basah merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menambahkan cairan pada campuran serbuk dalam suatu wadah dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul (Siregar dan Saleh, 2010). Keuntungan metode ini adalah memperbaiki sifat alir serbuk, memperbaiki kompaktibilitas serbuk, dapat digunakan untuk bahan obat dosis kecil, sedangkan kerugian dari metode ini adalah menggunakan peralatan yang cukup banyak, proses kerja yang kompleks (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

6. Sifat Fisik Granul

a. Uji kecepatan alir merupakan metode pengukuran yang dapat langsung diketahui kecepatan atau waktu granul untuk mengalir. Granul dapat dikatakan memiliki sifat yang baik jika 100 g granul memiliki waktu alir ≤ 10 detik atau 10 g/detik (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Waktu alir didapat dengan cara dicatat dari saat corong dibuka sampai seluruh granul mengalir keluar. Kecepatan alir (V) dapat dihitung dengan persamaan (1).

V = ... (1)

Keterangan: V = Kecepatan alir granul, m = Masa granul, t = Watu alir granul

b. Uji pengetapan merupakan pengujian dengan cara menghentakkan sejumlah granul dengan alat volumenometer, dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan (Vo) dan setelah pengetapan (Vt). Granul yang memiliki


(6)

sifat alir baik jika indeks kemampatannya kurang dari 20% (Voigt, 1984). Pengetapan (T%) diperoleh menggunakan persamaan (2).

%T = x 100%...(2)

Keterangan: Vo = Volume granul mula-mula, Vk = Volume granul setelah konstan 7. Sifat Fisik Tablet

a. Keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia edisi III (1979) ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh dua tablet menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak ada tablet yang menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan tabel B sebagaimana dalam tabel 1:

Tabel 1. Persyaratan keseragaman bobot tablet

Bobot tablet rata-rata

Penyimpangan (%) dari bobot tablet rata-rata

A B

25 mg atau kurang 15 30

26-150 mg 10 20

151-300 mg 7,5 15

>300 mg 5 10

Penyimpangan (%) keseragaman bobot dapat dihitung dengan niali CV (%) yaitu pada persamaan (3).

CV (%) = x 100%... (3)

b. Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan tablet dalam menahan tekanan mekanik. Syarat kekerasan tablet konvensional adalah 4-8 kg, 3 kg untuk tablet kunyah, 7-14 kg untuk tablet hisap dan 10-20 kg untuk tablet lepas lambat (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). FDT memiliki kekerasan antara 2-3 kg (Madan et al, 2009).

c. Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet. Kerapuhan tablet tidak boleh lebih dari 1% (Ratnakar dan Prajapati, 2011). % kerapuhan dapat dihitung dengan persamaan (3).

% kerapuhan = x 100%...(4)


(7)

berkisar 0,25- 3 menit (Mehta et al, 2013). Uji waktu hancur dapat dilakukan dengan metode cawan petri. Metode ini merupakan metode modifikasi untuk uji waktu hancur (Mangal et al., 2012).

e. Uji tanggapan rasa adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap rasa dari FDT ini. Uji tanggapan rasa terdiri dari sangat enak, enak, cukup enak, kurang enak dan tidak enak (Wahyuni, 2010). 8. Optimasi Factorial Design

Optimasi adalah metode yang memberikan kemudahan dalam mencari dan memakai range faktor-faktor untuk formula dan prosesnya. Factorial design merupakan desain yang digunakan untuk menjelaskan efek dari beberapa faktor dan interaksinya terhadap respon yang dihasilkan dalam sebuah penelitian (Bolton, 1997). Persamaan desain faktorial dengan dua level dan dua faktorial diperlukan empat percobaan (2n = 4, dua menunjukkan level dan menunjukkan jumlah faktor).

Gambar grafik factorial design yang digunakan untuk menentukan variasi konsentrasi setiap formula dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik Faktorial design

Pada penelitian ini dibuat dua faktor (starch 1500 : manitol), dengan rumus seperti pada tabel 2:

Tabel 2. Penentuan kombinasi dua faktor berdasarkan factorial design

Kombinasi factor Starch 1500 Manitol

0 - -

A + -

B - +

Ab + +

a. Faktor merupakan variabel bebas yang memiliki dua level atau lebih. Faktor adalah variabel yang ditetapkan, misalnya suhu, waktu, konsentrasi dan macam bahan. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan adalah starch 1500


(8)

b. Level adalah harga yang ditetapkan untuk faktor. Penelitian ini level terendah dari starch 1500 adalah 5% (15,2 mg) dan tertinggi 15% (45,6 mg), sedangkan untuk manitol level terendahnya adalah 10% (30,4 mg) dan tertinggi 80% (243,2 mg).

c. Efek adalah perubahan yang disebabkan oleh variasi level oleh faktor.

d. Interaksi adalah tidak adanya penambahan efek-efek faktor. Interaksi dapat bersifat sinergis berarti hasil interaksi mempunyai efek yang lebih besar dari efek faktor. Interaksi juga dapat bersifat antagonis berarti hasil interaksi mempunyai efek lebih kecil dari efek faktor (Kurniawan dan Sulaiman, 2009).

e. Hubungan antara respon dengan interaksi dinyatakan dengan persamaan: Y = β0 + β1 XA + β2 XB + β12 XA XB ... (4) Keterangan : Y (respon), XA XB (level dari faktor), β0, β1, β2, β12 (dapat dihitung dari hasil)

Persamaan yang didapat kemudian dibuat contour plot dari masing-masing respon. Semua contour plot dijadikan satu (superimposed) sehingga pada akhirnya diperoleh daerah optimum dengan sifat tablet yang dikehendaki (Amstrong dan James, 1996).

Keuntungan dari metode ini adalah dengan jumlah percobaan yang sedikit dapat ditentukan persamaan dan contour plot, dengan adanya persamaan yang telah ditemukan dapat ditentukan kombinasi pasangan faktor yang menghasilkan respon yang diinginkan.

E. Landasan Teori

Dalam pembuatan FDT diperlukan bermacam bahan tambahan yaitu bahan penghancur dan pengisi. Bahan penghancur digunakan untuk memudahkan pecah atau hancurnya tablet saat kontak dengan saliva dan bahan pengisi untuk meningkatkan bobot tablet sehingga dapat memenuhi bobot tablet yang sesuai dan dapat memperbaiki sifat alir.

Bahan penghancur yang digunakan adalah starch 1500 yang memiliki aktivitas seperti superdisintegran. Keuntungan starch 1500 adalah nontoksik,


(9)

penghancur pada FDT adalah 5-15% (Deepak et al., 2012). Manitol digunakan sebagai pengisi dan sekaligus memiliki rasa manis, manitol dapat memberikan rasa dingin pada mulut, dan tidak higroskopis (Armstrong, 2009). Konsentrasi bahan pengisi pada FDT adalah 0%-85% (Deepak et al., 2012).

Optimasi formula pada penelitian ini menggunakan metode factorial

design yang digunakan untuk mengetahui efek dan interaksi dari beberapa faktor

dan interaksi terhadap respon (Bolton, 1997). Efek dan interaksi dapat dilihat dari penelitian ini adalah variasi konsentrasi starch 1500 dan manitol, sehingga dapat menghasilkan formula yang optimum yang dilihat dari sifat fisik tablet dengan menggunakan metode factorial design. Penggunaan starch 1500 sebagai bahan penghancur dapat mempercepat hancurnya tablet dan manitol sebagai bahan pengisi yang sekaligus dapat memberikan rasa manis pada tablet.

F. Hipotesis

Kombinasi bahan penghancur starch 1500 dan bahan pengisi manitol mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik tablet, semakin banyak bahan penghancur starch 1500 akan meningkatkan waktu hancur, kerapuhan dan menurunkan kekerasan, serta meningkatkan tanggapan rasa. Semakin banyak manitol dapat menurunkan kecepatan alir dan kerapuhan, meningkatkan kekerasan dan waktu hancur. Pada variasi konsentrasi starch 1500 : manitol (15% : 10%) akan diperoleh sifat fisik FDT yang baik menggunakan metode factorial design.


(1)

4. Bahan Tambahan dalam Pembuatan FDT a. Bahan Pengisi

Bahan pengisi diperlukan apabila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk. Pengisi dapat juga ditambah untuk memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau untuk memacu aliran (Lachman dkk, 1994). Bahan yang umum digunakan sebagai bahan pengisi adalah laktosa, glukosa, manitol dan levulosa (Voigt, 1984). Bahan pengisi harus memenuhi beberapa kriteria yaitu tidak toksik, tersedia dalam jumlah yang cukup, murah, tidak kontraindikasi, inert, stabil secara fisika kimia, bebas mikroba, tidak mengganggu bioavaibilitas obat (Lachman dkk, 1994).

b. Bahan Penghancur (Superdisintegran)

Bahan penghancur atau superdisintegran berfungsi untuk mempermudah hancurnya tablet ketika terjadi kontak dengan cairan. Superdisintegran bekerja dengan menarik air sehingga tablet mengembang dan menyebabkan tablet pecah menjadi bagian-bagian kecil (Anwar, 2012). Teori hancurnya tablet dapat dibedakan menjadi empat bagian yaitu :

1) Mekanisme pengembangan (swelling) merupakan mekanisme yang pasti terjadi pada pati. Saat kontak dengan air, adhesivitas bahan tambahan lain dalam tablet dapat dilampaui dan dapat menyebabkan hancurnya tablet.

2) Porositas dan gaya dianggap sebagai jalan masuk atau penetrasi cairan masuk ke dalam tablet. Cairan akan ditarik masuk melalui jalan kapilar dan akan menghilangkan ikatan antar partikel yang menyebabkan tablet hancur.

3) Deformasi, semakin besar energi yang terkandung karena tekanan, maka kemampuan mengembang akan semakin kuat.

4) Gaya tolak antar partikel, teori ini digunakan untuk bahan penghancur yang tidak mengembang. Kekuatan tolak menolak antar partikel merupakan mekanisme hancurnya tablet (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

Metode penambahan bahan penghancur dalam pembuatan fast

disintegrating tablet dikenal dengan tiga cara yaitu:


(2)

2) Ekstragranular (Pada metode ini bahan penghancur ditambahkan di luar proses granulasi yaitu ditambahkan pada granul yang sudah diayak no 14 sebelum pencetakan tablet).

3) Intragranular dan ekstragranular (Penambahan bahan penghancur sebagian

ditambahkan pada saat pembuatan granul dan sebagian lagi pada saat granul kering yang sudah diayak sebelum pencetakan tablet).

c. Bahan Pelicin

Bahan pelicin berfungsi untuk mengurangi gesekan yang terjadi selama kompresi, untuk meningkatkan sifat alir granul dan untuk mencegah melekatnya bahan pada dinding ruang cetak tablet (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). 5. Metode Pembuatan FDT

Granulasi basah merupakan metode yang digunakan dalam penelitian ini dengan cara menambahkan cairan pada campuran serbuk dalam suatu wadah dengan pengadukan yang akan menghasilkan granul (Siregar dan Saleh, 2010). Keuntungan metode ini adalah memperbaiki sifat alir serbuk, memperbaiki kompaktibilitas serbuk, dapat digunakan untuk bahan obat dosis kecil, sedangkan kerugian dari metode ini adalah menggunakan peralatan yang cukup banyak, proses kerja yang kompleks (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013).

6. Sifat Fisik Granul

a. Uji kecepatan alir merupakan metode pengukuran yang dapat langsung diketahui kecepatan atau waktu granul untuk mengalir. Granul dapat dikatakan memiliki sifat yang baik jika 100 g granul memiliki waktu alir ≤ 10 detik atau 10 g/detik (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). Waktu alir didapat dengan cara dicatat dari saat corong dibuka sampai seluruh granul mengalir keluar. Kecepatan alir (V) dapat dihitung dengan persamaan (1).

V = ... (1) Keterangan: V = Kecepatan alir granul, m = Masa granul, t = Watu alir granul

b. Uji pengetapan merupakan pengujian dengan cara menghentakkan sejumlah granul dengan alat volumenometer, dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan (Vo) dan setelah pengetapan (Vt). Granul yang memiliki


(3)

sifat alir baik jika indeks kemampatannya kurang dari 20% (Voigt, 1984). Pengetapan (T%) diperoleh menggunakan persamaan (2).

%T = x 100%...(2) Keterangan: Vo = Volume granul mula-mula, Vk = Volume granul setelah konstan

7. Sifat Fisik Tablet

a. Keseragaman bobot menurut Farmakope Indonesia edisi III (1979) ditimbang 20 tablet dan dihitung bobot rata-rata tiap tablet. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh dua tablet menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan kolom A dan tidak ada tablet yang menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan tabel B sebagaimana dalam tabel 1:

Tabel 1. Persyaratan keseragaman bobot tablet Bobot tablet

rata-rata

Penyimpangan (%) dari bobot tablet rata-rata

A B

25 mg atau kurang 15 30

26-150 mg 10 20

151-300 mg 7,5 15

>300 mg 5 10

Penyimpangan (%) keseragaman bobot dapat dihitung dengan niali CV (%) yaitu pada persamaan (3).

CV (%) = x 100%... (3) b. Kekerasan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan tablet dalam menahan tekanan mekanik. Syarat kekerasan tablet konvensional adalah 4-8 kg, 3 kg untuk tablet kunyah, 7-14 kg untuk tablet hisap dan 10-20 kg untuk tablet lepas lambat (Hadisoewignyo dan Fudholi, 2013). FDT memiliki kekerasan antara 2-3 kg (Madan et al, 2009).

c. Kerapuhan merupakan parameter yang menggambarkan kekuatan permukaan tablet dalam melawan berbagai perlakuan yang menyebabkan abrasi pada permukaan tablet. Kerapuhan tablet tidak boleh lebih dari 1% (Ratnakar dan Prajapati, 2011). % kerapuhan dapat dihitung dengan persamaan (3).

% kerapuhan = x 100%...(4)

d. Waktu hancur merupakan waktu yang dibutuhkan oleh tablet untuk hancur atau terkikis oleh pelarut dalam waktu yang cepat. Waktu yang hancur FDT


(4)

berkisar 0,25- 3 menit (Mehta et al, 2013). Uji waktu hancur dapat dilakukan dengan metode cawan petri. Metode ini merupakan metode modifikasi untuk uji waktu hancur (Mangal et al., 2012).

e. Uji tanggapan rasa adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui tanggapan responden terhadap rasa dari FDT ini. Uji tanggapan rasa terdiri dari sangat enak, enak, cukup enak, kurang enak dan tidak enak (Wahyuni, 2010). 8. Optimasi Factorial Design

Optimasi adalah metode yang memberikan kemudahan dalam mencari dan memakai range faktor-faktor untuk formula dan prosesnya. Factorial design merupakan desain yang digunakan untuk menjelaskan efek dari beberapa faktor dan interaksinya terhadap respon yang dihasilkan dalam sebuah penelitian (Bolton, 1997). Persamaan desain faktorial dengan dua level dan dua faktorial diperlukan empat percobaan (2n = 4, dua menunjukkan level dan menunjukkan jumlah faktor).

Gambar grafik factorial design yang digunakan untuk menentukan variasi konsentrasi setiap formula dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Grafik Faktorial design

Pada penelitian ini dibuat dua faktor (starch 1500 : manitol), dengan rumus seperti pada tabel 2:

Tabel 2. Penentuan kombinasi dua faktor berdasarkan factorial design Kombinasi factor Starch 1500 Manitol

0 - -

A + -

B - +

Ab + +

a. Faktor merupakan variabel bebas yang memiliki dua level atau lebih. Faktor adalah variabel yang ditetapkan, misalnya suhu, waktu, konsentrasi dan macam bahan. Dalam penelitian ini faktor yang digunakan adalah starch 1500 dan manitol.


(5)

b. Level adalah harga yang ditetapkan untuk faktor. Penelitian ini level terendah dari starch 1500 adalah 5% (15,2 mg) dan tertinggi 15% (45,6 mg), sedangkan untuk manitol level terendahnya adalah 10% (30,4 mg) dan tertinggi 80% (243,2 mg).

c. Efek adalah perubahan yang disebabkan oleh variasi level oleh faktor.

d. Interaksi adalah tidak adanya penambahan efek-efek faktor. Interaksi dapat bersifat sinergis berarti hasil interaksi mempunyai efek yang lebih besar dari efek faktor. Interaksi juga dapat bersifat antagonis berarti hasil interaksi mempunyai efek lebih kecil dari efek faktor (Kurniawan dan Sulaiman, 2009).

e. Hubungan antara respon dengan interaksi dinyatakan dengan persamaan: Y = β0 + β1 XA + β2 XB + β12 XA XB ... (4)

Keterangan : Y (respon), XA XB (level dari faktor), β0, β1, β2, β12 (dapat dihitung dari hasil)

Persamaan yang didapat kemudian dibuat contour plot dari masing-masing respon. Semua contour plot dijadikan satu (superimposed) sehingga pada akhirnya diperoleh daerah optimum dengan sifat tablet yang dikehendaki (Amstrong dan James, 1996).

Keuntungan dari metode ini adalah dengan jumlah percobaan yang sedikit dapat ditentukan persamaan dan contour plot, dengan adanya persamaan yang telah ditemukan dapat ditentukan kombinasi pasangan faktor yang menghasilkan respon yang diinginkan.

E. Landasan Teori

Dalam pembuatan FDT diperlukan bermacam bahan tambahan yaitu bahan penghancur dan pengisi. Bahan penghancur digunakan untuk memudahkan pecah atau hancurnya tablet saat kontak dengan saliva dan bahan pengisi untuk meningkatkan bobot tablet sehingga dapat memenuhi bobot tablet yang sesuai dan dapat memperbaiki sifat alir.

Bahan penghancur yang digunakan adalah starch 1500 yang memiliki aktivitas seperti superdisintegran. Keuntungan starch 1500 adalah nontoksik, noniritan dan stabil walapun higroskopis (Kibbe, 2009). Konsentrasi bahan


(6)

penghancur pada FDT adalah 5-15% (Deepak et al., 2012). Manitol digunakan sebagai pengisi dan sekaligus memiliki rasa manis, manitol dapat memberikan rasa dingin pada mulut, dan tidak higroskopis (Armstrong, 2009). Konsentrasi bahan pengisi pada FDT adalah 0%-85% (Deepak et al., 2012).

Optimasi formula pada penelitian ini menggunakan metode factorial

design yang digunakan untuk mengetahui efek dan interaksi dari beberapa faktor

dan interaksi terhadap respon (Bolton, 1997). Efek dan interaksi dapat dilihat dari penelitian ini adalah variasi konsentrasi starch 1500 dan manitol, sehingga dapat menghasilkan formula yang optimum yang dilihat dari sifat fisik tablet dengan menggunakan metode factorial design. Penggunaan starch 1500 sebagai bahan penghancur dapat mempercepat hancurnya tablet dan manitol sebagai bahan pengisi yang sekaligus dapat memberikan rasa manis pada tablet.

F. Hipotesis

Kombinasi bahan penghancur starch 1500 dan bahan pengisi manitol mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik tablet, semakin banyak bahan penghancur starch 1500 akan meningkatkan waktu hancur, kerapuhan dan menurunkan kekerasan, serta meningkatkan tanggapan rasa. Semakin banyak manitol dapat menurunkan kecepatan alir dan kerapuhan, meningkatkan kekerasan dan waktu hancur. Pada variasi konsentrasi starch 1500 : manitol (15% : 10%) akan diperoleh sifat fisik FDT yang baik menggunakan metode factorial design.


Dokumen yang terkait

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Starch 1500 Dan Bahan Pengisi Manitol.

0 3 17

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Starch 1500 Dan Bahan Pengisi Manitol.

0 2 12

OPTIMKE Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Explotab Dan Bahan Pengisi Amilum.

4 7 18

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN KERSEN (Muntingia calabura L.) DENGAN BAHAN Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Explotab Dan Bahan Pengisi Amilum.

4 20 12

PENDAHULUAN Optimasi Formula Fast Disintegrating Tablet Ekstrak Daun Kersen (Muntingia calabura L.) Dengan Bahan Penghancur Explotab Dan Bahan Pengisi Amilum.

1 5 7

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN BAHAN PENGHANCUR SODIUM STARCH GLYCOLATE DAN BAHAN PENGISI MANITOL.

0 0 27

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN BAHAN PENGHANCUR SODIUM CROSCARMALLOSE DAN BAHAN PENGISI MANITOL.

4 8 24

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI ( Psidium guajava L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR CROSPOVIDONE DAN BAHAN PENGISI MANITOL.

0 7 23

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava L.) DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR MICROCRYSTALLINE CELLULOSE DAN BAHAN PENGISI MANITOL.

0 6 24

OPTIMASI FORMULA FAST DISINTEGRATING TABLET PIROKSIKAM DENGAN KOMBINASI BAHAN PENGHANCUR CROSPOVIDONE DAN BAHAN PENGISI MANITOL SKRIPSI

1 1 15