Sholaikhah Sulistyoningtyas R1111034
iv
PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PENANGANAN DISMENORE TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI
DISMENORE
KARYA TULIS ILMIAH
Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Saint Terapan
SHOLAIKHAH SULISTYONINGTYAS R1111034
PROGRAM STUDI D IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA 2012
(2)
vii MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesusahan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai (dari satu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh
(urusan) yang lain dan hanya kepada Robbmu lah hendaknya kamu berharap. (Q.S. Al Insyiroh 6-8)
§ Apa yang kita kerjakan
Apa yang kita pikirkan Apa yang kita usahakan Utuhkanlah dengan doa Dan lihat apa yang terjadi.
(Mario Teguh)
Sukses tidak diukur dari posisi yang dicapai seseorang dalam hidup, tetapi dari kesulitan-kesulitan yang berhasil diatasi ketika berusaha meraih sukses
“ BOOKERT WASHINGTON”
(3)
v
PERSEMBAHAN
Karya tulis ini kupersembahkan untuk
1. Bapak dan ibuku tercinta yang selalu mendoakanku, mendukungku dan
membantuku selalu.
2. Adikku wahyu yang selalu mendukung dan membantuku terima kasih.
3. Ibu Mujahidatul M dan Ibu Fresthy Astrika yang telah meluangkan waktunya
untuk membimbingku dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.
4. Sahabat-sahabatku tersayang khususnya Mb tana, yang selalu membantuku
5. Teman-teman D-IV kebidanan Transfer UNS angkatan 2011/2012
(4)
vii ABSTRAK
SHOLAIKHAH S, R 1111034, PENGARUH PENYULUHAN TENTANG PENANGANAN DISMENORE TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI DISMENORE, D-4 BIDAN PENDIDIK FK UNS
Remaja putri sebanyak 61,76% di SMP N I Kedawung Sragen menunjukkan
sikap kurang siap dalam menghadapi dismenore, ditunjukkan dengan
kegelisahan,takut, serta bingung, pemberian informasi kesehatan khususnya
tentang dismenore melalui penyuluhan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui
pengaruh penyuluhan tentang penanganan dismenore terhadap sikap remaja putri
dalam menghadapi dismenore.
Jenis penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan rancangan pre test- post
test control group. Populasi dalam penelitian adalah remaja putri kelas VIII SMP N I Kedawung Sragen sejumlah 68 remaja putri, dimana kelompok perlakuan 34
remaja putri dan kelompok kontrol 34 diambil dengan tehnik total sampling.
Pengumpulan data menggunakan kuesioner dan analisis menggunakan t-test
independent.
Hasil penelitian menunjukkan t hitung 21,880 dan nilai p = 0,000. Menunjukkan terdapat perbedaan antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol.
Kesimpulan adalah ada pengaruh penyuluhan tentang penanganan dismenore
terhadap sikap remaja putri dalam menghadapi dismenore.
Kata Kunci : Penyuluhan, Penanganan dismenore, Sikap
(5)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul PENGARUH PENYULUHAN TENTANG
PENANGANAN DISMENORE TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI DALAM
MENGHADAPI DISMENORE . KTI ini diajukan sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar sarjana saint terapan program studi Diploma IV Kebidanan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah membantu dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, antara lain :
1. Prof. Dr. Zainal Arifin Adnan, dr, Sp.PD-KR FINASIM, selaku Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret
2. H. Tri Budi Wiryanto, dr, SpOG (K) Selaku Ketua Program Studi DIV
Kebidanan Universitas Sebelas Maret
3. Erindra Budi C, S.Kep.Ns, M.Kes selaku Tim KTI DIV Kebidanan
Universitas Sebelas Maret
4. Mujahidatul Musfiroh, S.Kep.Ns, M.Kes selaku Pembimbing Utama yang
selalu membimbing dan memberikan saran serta ilmunya
5. Fresthy Astrika Y, S.ST, M.Kes selaku Pembimbing Pendamping yang selalu
membimbing dan memberikan saran serta ilmunya
6. Ramelan, M.Pd Selaku Kepala Sekolah SMP N 1 Kedawung Sragen, yang
(6)
vii
7. Seluruh dosen, karyawan, dan karyawati DIV Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret
8. Kedua orang tua yang selalu memberi doa dan dukungannya
9. Teman-teman mahasiswa DIV Kebidanan Fakultas Kedokteran Uiversitas
Sebelas Maret
10. Berbagai pihak yang tidak dapat peenulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari kesempurnaan sehingga dengan rendah hati penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun agar dapat melanjutkan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya menjadi lebih baik. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta, 30 Juli 2012
Penulis
Sholaikhah Sulistyoningtyas
(7)
vii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
HALAMAN VALIDASI ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
PESEMBAHAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR GRAFIK ... xiv
DAFTAR LAMPIRAN ... xv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 2
C. Tujuan Penelitian ... 3
1. Tujuan Umum ... 3
2. Tujuan Khusus ... 3
D. Manfaat ... 3 1. Manfaat Teoretis ... commit to user 3
(8)
vii
2. Manfaat Aplikatif ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 5
A. Teori Penyuluhan ... 5
1. Pengertian Penyuluhan ... 5
2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyuluhan ... 5
3. Tujuan ... 5
B. Teori Dismenore ... 6
1. Pengertian Dismenore ... 6
2. Faktor resiko ... 6
3. Penyebab ... 6
C. Penanganan dismenore ... 7
D. Sikap Menghadapi Dismenore ... 9
E. Pengaruh Penyuluhan terhadap sikap menghadapi dismenore pada remaja putri ... 15
F. Kerangka Konsep ... 16
G. Hipotesis ... 16
BAB III METODE PENELITIAN ... 17
A. Desain Penelitian ... 17
B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 18
C. Populasi Penelitian ... 18
D. Sampel ... 18
E. Kriteria Retriksi ... 18
(9)
vii
F. Pengalokasian Subyek ... 19
G. Definisi Operasional ... 19
H. Intervensi dan Instrumentasi ... 20
I. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 21
J. Pengolahan dan Analisis Data ... 23
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 26
A. Rekapitulasi pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kontrol ... 26
B. Rerata Nilai Pre test dan Post test Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 27
C. Rerata Perubahan Nilai Pre test dan Post test Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol ... 27
D. Hasil Uji T -Test ... 28
BAB V PEMBAHASAN ... 31
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31
B. Hasil Analisa Data ... 32
BAB VI PENUTUP ... 36
A. Kesimpulan ... 36
B. Saran ... 36 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
(10)
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi Operasional.
Tabel 3.2. Kisi-kisi kuesioner Sikap Menghadapi Dismenore
Tabel 4.1. Rerata Nilai Pre test dan Post test Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol.
Tabel 4.2. Rerata Perubahan Nilai Pre test dan Post test Kelompok Perlakuan
dan Kelompok Kontrol.
Tabel 4.3. Hasil Uji Kolmogrov smirnov test.
Tabel 4.4. Hasil Uji Paired T-test Kelompok Perlakuan.
Tabel 4.5. Hasil Uji Paired T- test Kelompok Kontrol
Tabel 4.6. Hasil Uji Independent t- test
(11)
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Kerangka Konsep ... 16
(12)
vii
DAFTAR GRAFIK
4.1 Grafik Rekapitulasi pretest-posttest kelompok perlakuan dan kontrol
(13)
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penyusunan Karya Tulis Ilmiah. Lampiran 2. Surat Permohonan ke Responden.
Lampiran 3. Informed Consent.
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Uji Validitas kepada Kepala SMP IT Kosgoro Sragen.
Lampiran 5. Surat Permohonan Ijin Penelitian dan Pengambilan Data kepada Kepala SMP N I Kedawung Sragen.
Lampiran 6. Satuan Acara Penyuluhan dan Hand Out Penanganan Dismenore.
Lampiran 7. Kuesioner Pengaruh Penyuluhan Tentang Penanganan Dismenore
Terhadap Sikap dalam Menghadapi Dismenore.
Lampiran 8. Uji Validitas. Lampiran 9. Uji Reliabilitas.
Lampiran 10. Tabulasi Hasil Penelitian Kelompok Perlakuan. Lampiran 11. Tabulasi Hasil Penelitian Kelompok Kontrol. Lampiran 12. Normalitas Data
Lampiran 13. Uji t-Test Independent.
Lampiran 14. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
(14)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menstruasi merupakan saat-saat yang dinantikan kehadirannya oleh para wanita dewasa (Anurogo, 2008 ). Menstruasi adalah suatu proses pembersihan rahim terhadap pembuluh darah, kelenjar dan sel-sel yang tidak terpakai karena tidak adanya pembuahan atau kehamilan(Pribakti, 2008). Menstruasi begitu wajar dialami sehingga dapat dipastikan bahwa semua wanita yang normal pasti akan mengalami proses itu. Walaupun begitu, pada kenyataannya banyak wanita yang mengalami masalah menstruasi, diantaranya adalah nyeri saat menstruasi (dismenore).
Rasa nyeri saat menstruasi merupakan keluhan ginekologi yang paling umum dan banyak dialami oleh wanita. Rasa nyeri saat menstruasi tidak diketahui secara pasti kaitannya dengan penyebabnya, namun beberapa faktor dapat mempengaruhi yaitu ketidakseimbangan hormon dan faktor psikologis. Dismenore dibedakan menjadi 2 yaitu dismenore primer dan dismenore sekunder. ( Subijakto, 2011).
Di Indonesia angka kejadian dismenore sebesar 64.25 % yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36 % dismenore sekunder (Info sehat, 2008). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan Februari tahun 2012 di SMP N 1 Kedawung, Sragen, pada siswi kelas VIII terdapat 68 siswi
(15)
yang mengalami dismenore. Gejala yang dialami antara lain: mual-mual, rasa lemas, sakit daerah bawah pinggang, dan nyeri perut bagian bawah.
Dari hasil studi pendahuluan dari 68 siswi terdapat 42 atau 61,76% siswi yang mempunyai sikap negatif, hal tersebut dapat diketahui dari respon maupun pemikiran mereka yang khawatir dan takut serta ada yang gelisah saat mengalami dismenore. Siswi saat mengalami dismenore ada yang datang ke UKS karena mengalami gangguan kenyamanan tetapi tidak ada yang sampai pingsan, bahkan ada juga yang izin pulang karena mengalami dismenore. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Penyuluhan Tentang Penanganan Dismenore terhadap Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Dismenore.
Penelitian serupa yang menyangkut tentang dismenore pernah dilakukan oleh Dyah Pradnya Paramita (2010) tentang “hubungan tingkat pengetahuan tentang dismenore dengan perilaku penanganan dismenore Pada siswi SMA YPKK 1 Sleman,Yogyakarta. Dan hasil yang didapat adalah ada hubungan antara tingkat pengetahuan tentang penanganan dismenore dengan perilaku penanganan dismenore pada siswi SMA YPKK 1 Sleman, Yogyakarta.
Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu pada judul, tempat penelitian. Peneliti sekarang mengambil judul “Pengaruh Penyuluhan Tentang Penanganan Dismenore Terhadap Sikap Remaja Putri Dalam Menghadapi Dismenore. Penelitian dilakukan di SMP N I Kedawung Sragen dan hasil yang diperoleh adalah ada pengaruh penyuluhan tentang
(16)
penanganan dismenore terhadap sikap remaja putri dalam menghadapi dismenore.
B. Rumusan Masalah
Adakah pengaruh penyuluhan tentang penanganan dismenore terhadap sikap remaja putri dalam menghadapi dismenore ?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui adakah pengaruh penyuluhan tentang penanganan dismenore terhadap sikap remaja putri dalam menghadapi dismenore .
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui sikap remaja putri dalam menghadapi dismenore
sebelum diberi penyuluhan
b. Untuk mengetahui adakah perbedaan sikap pada remaja putri setelah
diberi penyuluhan.
c. Untuk menganalisa pengaruh penyuluhan terhadap sikap siswa remaja
putri dalam menghadapi dismenore
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai pengaruh penyuluhan tentang penanganan dismenore terhadap sikap dalam menghadapi dismenore.
(17)
2. Manfaat Aplikatif
a. Bidan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi profesi bidan agar lebih meningkatkan perhatiannya terhadap program penyuluhan tentang dismenore pada remaja putri.
b. Orang Tua
Hasil Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai wawasan tentang kesehatan reproduksi khususnya bagi orang tua yang menpunyai anak perempuan sehingga bisa diberi pendidikan lebih dini tentang dismenore saat menstruasi
c. Individu (yang mengalami dismenore)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi individu yang mengalami dismenore agar dapat melakukan penanganan saat menghadapi gangguan dismenore,
(18)
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Penyuluhan Penanganan Dismenore
1. Penyuluhan
a. Pengertian
Menurut septalia (2010), penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan atau menanamkan kenyakinan , sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Penyuluhan dalam bidang kesehatan biasanya dilakukan dengan cara promosi atau pendidikan kesehatan.
Menurut Walgito (2005) penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada kelompok dalam memecahkan masalah dengan cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidup.
b. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan penyuluhan
Menurut syarfudin (2010), faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam keberhasilan penyuluhan kesehatan adalah:
1) Tingkat pendidikan
2) Tingkat sosial ekonomi
3) Adat istiadat
4) Kepercayaan masyarakat
5) Ketersediaan waktu di masyarakat
(19)
c. Tujuan Penyuluhan
Tujuan penyuluhan menurut Uripni (2003) antara lain :
1) Membantu klien memecahkan masalah.
2) Membantu pemenuhan kebutuhan klien meliputi menghilangkan
perasaan yang menekan/ mengganggu dan mencapai kesehatan mental yang positif.
3) Mengubah sikap dan tingkah laku yang negatif menjadi positif dan
yang merugikan menjadi menguntungkan klien.
d. Penyuluhan Remaja
Penyuluhan yang diberikan pada masa remaja menurut Uripni (2003) bertujuan memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada usia remaja. Pelaksanaan penyuluhan pada remaja menggunakan pendekatan kelompok
2. Dismenore
a. Pengertian dismenore
Menorea atau mens atau mensis adalah pelepasan lapisan uterus yang berlangsung setiap bulan berupa darah atau jaringan dan sering
disebut dengan haid atau menstruasi (benson, 2008). Dismenore adalah
kondisi medis yang terjadi sewaktu haid / menstruasi yang dapat mengganggu aktivitas dan memerlukan pengobatan yang ditandai dengan nyeri atau rasa sakit didaerah perut maupun panggul. (lusa, 2010)
(20)
b. Faktor resiko dismenore
Menurut anurogo (2008) faktor resiko terjadinya disminorea primer adalah sebagai berikut:
1) Usia menarche kurang dari 12 tahun,
2) Menstruasi panjang (heavy or prolonged menstrual flow),
3) Merokok,
4) Kegemukan.
c. Penyebab
Penyebab disminorea bermacam-macam, bisa karena penyakit (radang panggul), endometriosis, tumor atau kelainan uterus, selaput dara atau vagina tidak berlubang, stres atau cemas yang berlebihan. Penyebab lain diduga terjadi ketidakseimbangan hormonal dan tidak ada hubungan dengan organ reproduksi
3. Penanganan Dismenore
Penanganan dismenore dapat dilakukan antara lain dengan :
a. Obat-obatan
Obat-obatan yang digunakan membantu mengurangi nyeri haid adalah: Analgetik digunakan untuk mengurangi nyeri. Jenis analgetika untuk nyeri ringan antara lain : aspirin, asetaminofen, dll
b. Rileksasi
Stress timbul bila kita merasa dalam keadaan tegang dan tidak nyaman. Akan tetapi jika kita relaks maka kita menempatkan tubuh pada posisi yang sebaliknya. Rileksasi dapat dilakukan dengan :
(21)
1) Tidur dan istirahat yang cukup
2) olahraga yang teratur dapat mengurangi stres.
3) Mendengarkan musik,dan menonton televisi
(Arifin, 2009)..
c. Alternatif
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri haid antara lain:
1) Suhu panas (bantal pemanas, kompres, minum minuman hangat,
mandi air hangat). (Harapan, 2008: ).
2) Visualisasi konsentrasi.
visualisasi konsentrasi pada warna sakit sampai mencapai penguasaan atasnya dapat membantu mengurangi nyeri haid.
3) Melakukan posisi knee chest,
yaitu menelungkupkan badan di tempat yang datar. Lutut ditekuk dan di dekatkan ke dada
4) Aroma terapi
5) Pijatan.
Sebagai tambahan, aroma terapi dan pemijatan juga dapat mengurangi rasa tidak nyaman. Pijatan yang ringan dan melingkar dengan menggunakan telunjuk pada perut bagian bawah akan membantu mengurangi nyeri haid. (Arifin,2008)
(22)
d. Konsumsi makanan yang sehat
1) Mengurangi konsumsi kopi.
2) Tidak merokok maupun minum alkohol.
3) Mengurangi konsumsi garam dan memperbanyak minum air putih
4) Mengkonsumsi makanan tinggi kalsium
5) Memperbanyak konsumsi buah dan sayuran.
6) Tumbuhan obat (daun sadewa, mawar, teki)
(Warianto, 2008)
4. Penyuluhan Penanganan Dismenore
Pendidikan kesehatan atau pemberian informasi tentang penanganan
dismenore. Adapun cara yang dapat dilakukan dalam penanganan dismenore
antara lain : dengan mengkonsumsi obat-obatan, rileksasi (istirahat yang cukup, olah raga yang cukup, mendengarkan musik), mengkonsumsi makan – makanan yang sehat, hipnoterapi, serta dengan alternatif pengobatan lain seperti : mengkompres air hangat, pijatan, visualisasi konsentrasi.
B. Sikap Menghadapi Dismenore
1. Sikap
a. Pengertian
Sikap merupakan reaksi atau respons yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau obyek (Notoatmodjo, 2007).
Sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri , orang lain, obyek atau issue. Selain itu juga sikap
(23)
adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak secara tertentu. (Wawan dan Dewi, 2011). Sikap juga merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud disini adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang dikehendaki adanya respon (Azwar, 2007)
Menurut allport (1954)dalam Notoatmojo (2007), sikap itu mempunyai 3 komponen pokok:
1) Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek
2) Kehidupan emosional atau evaluasi emosional terhadap suatu objek
3) Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave)
b. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan :
1) Menerima (receiving)
Menerima atau diartika bahwa orang(subyek) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek) . misalnya, sikap orang terhadap gizi deapat dilihat dari kesediaan dan perhatian itu terhadap ceramah-cramah
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau
(24)
mengerjkan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga
4) Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilihnya dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi
(Notoatmodjo, 2007)
c. Faktor yang mempengaruhi sikap
1) Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil tahu, hal ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek, individu mempunyai dorongan untuk mengerti, dengan pengalamannya memeperoleh pengetahuan. Sikap seseorang terhadap suatu objek menunjukkan pengetahuan orang tersebut terhadap objek yang bersangkutan. (walgito, 2003)
2) Pengalaman Pribadi
Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus meninggalkan kesan yang kuat, karena itu sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi pada situasi yang melibatkan faktor emosional (Azwar, 2009)
(25)
3) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada umumnya individu cenderung untuk memiliki sikap konformis atau searah dengna sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut.
4) Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaanlah yang memberi corak pengalaman individu – individu masyarakat asuhannya. Wawan dan Dewi (2011)
5) Media Massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media kominikasi lainnya, berita yang seharusnya faktual disampaikan secara obyektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya sehingga akan berakibat terhadap sikap konsumen.
6) Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dan ajaran dari lembaga pendidikan dan lembaga agama sangat menentukan sistem kepercayaan, sehingga konsep tersebut memepengaruhi sikap.
(26)
7) Faktor emosional
Suatu bentuk sikap merupakan pernyataanyang didasari emosi yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
(Azwar, 2009)
d. Arah sikap
Sikap terpilah pada dua arah kesetujuan yaitu apakah setuju atau tidak setuju, apakah mendukung atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek. Orang yang setuju mendukung atau memihak terhadap suatu objek sikap berarti memiliki sikap yang positif sebaliknya mereka yang tidak setuju atau tidak mendukung dikatakan memiliki sikap yang
arahnya negatif (Azwar, 2009).
e. Cara pengukuran sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan menilai pernyataan sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang menyatakan sesuatu mengenai obyek sikap yang hendak diungkap. Pernyataan sikap mungkin berisi atau mengatakan hal-hal yang positif mengenai objek sikap, yaitu kalimatnya bersikap mendukung atau memihak pada objek
sikap. Pernyataan ini disebut dengan pernyataan favourable, sebaliknya
pernyataan sikap mungkin pula berisi hal-hal yang negatif mengenai objek sikap yang bersikap tidak mendukung maupun kontra terhadap
objek sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan unfavourable.
(27)
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung atau tidak langsung. Secara langsung dapat dinyatakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu obyek. Secara tidak langsung dapat dilakukan dengan melalui kuesioner (notoatmodjo, 2003)
f. Pandangan Tiga Komponen Tentang Sikap
Sikap merupakan predisposisi untuk merespon sejumlah stimulus dengan sejumlah tetentu. Ketiga respon tersebut antara lain : afektif (perasaan evaluatif dan preferensi) kognitif (opini dan belief) dan behavioral atau konasi (over action dan pernyataan tentang kecenderungan)
2. Sikap Menghadapi dismenore
Sikap menghadapi dismenore adalah kesiapan untuk menghadapi
dismenore dengan cara – cara tertentu. Kesiapan yang dimaksud adalah kecenderungan potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada stimulus yang menghendaki respon (Azwar, 2007)
Sikap dalam menghadapi dismenore dapat bewujud positif maupun
negatif, sikap positif ditunjukkan dengan keikhlasan, percaya diri, senang, tidak takut, dan tidak cemas terhadap apa yang dialaminya. Sikap negatif ditunjukan dengan kegelisahan,takut, kurang percaya diri, serta bingung dengan apa yang terjadi.
(28)
C. Pengaruh penyuluhan tentang dismenore terhadap sikap menghadapi dismenore pada remaja putri.
Penyuluhan merupakan kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan dan menanamkan kenyakinan sehingga masyarakat mau dan mampu melakukan anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Septalia,2010). Faktor yang mempengaruhi sikap yaitu pengetahuan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain, budaya , media massa, lembaga pendidikan dan genetik (Azwar, 2007).
Sikap dalam menghadapi dismenore merupakan reaksi atau tanggapan
remaja putri tentang nyeri dismenore. Penyuluhan tentang dismenore akan
membawa remaja putri untuk berfikir, mengevaluasi serta berusaha untuk
melakukan penanganan saat menghadapi dismenore. Dalam konteks ini
komponen kenyakinan melatarbelakangi pola berfikir remaja putri, sehingga
remaja putri berniat akan mengatasi dismenore yang terjadi menjelang dan
pada saat menstruasi, setiap siklus menstruasi yang dialaminya dan permasalahan yang mungkin muncul, dalam hal ini remaja putri mempunyai
sikap positif dalam mengatasi dismenore (Notoadmodjo, 2007). Hal tersebut
berupa remaja putri cenderung tenang dan tidak khawatir saat menghadapi
dismenore dengan merasa relaks, istirahat cukup, menerima keadaan tersebut sebagai suatu hal yang fisiologis, mau meningkatkan kegiatan dan gairah diluar rumah (Jacoeb, 2006).
Sebaliknya remaja yang kurang penyuluhan tentang dismenore akan
merasa cemas dengan stress yang berlebihan dalam menghadapi gejala dan
(29)
keluhan yang dialami, atau cenderung bersikap negatif (Benson,2008). Sikap
negatif dalam menghadapi dismenore yaitu mereka tidak senang dan takut
saat mengalami dismenore , tidak mampu menahan rasa sakit, merasa
terganggu, tidak konsentrasi (Benso,2007:Arifin, 2009)
D. Kerangka Konsep
Variabel Bebas Variabel Terikat
Keterangan = diteliti
Keterangan = diteliti = tidak diteliti
Gambar 2.1 Kerangka Konsep Sumber : Azwar (2009)
E. Hipotesis
Ada pengaruh penyuluhan tentang penanganan dismenore terhadap
sikap remaja putri dalam menghadapi dismenore.
Penyuluhan tentang penanganan dismenore Sikap menghadapi dismenore Tingkat pendidikan Sosial ekonomi,adat istiadat, lingkungan Pengetahuan, pengalaman pribadi, media massa, emosional 1. Mendapat informasi 2. Mengetahui materi 3. Memahami 4. Menganalis 5. Mengevaluasi
(30)
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian yang dilakukan ini merupakan penelitian jenis eksperimen
semu (quasi experiment), yaitu jenis penelitian dimana peneliti melakukan
intervensi/perlakuan pada subjek (Sulistyaningsih, 2011).
Penelitian ini menggunakan model rancangan pretest-postest Control
Group. Dalam rancangan ini, membagi subjek dalam 2 kelompok. Satu kelompok sebagai kelompok eksperimen yang diberi perlakuan yang berupa
penyuluhan tentang penanganan dismenore dan satu kelompok lagi sebagai
kelompok kontrol yang tanpa diberi perlakuan (Notoatmodjo, 2005). Model rancangan penelitian adalah sebagai berikut :
Kelompok perlakuan
Kelompok kontrol O3 O4
Keterangan :
O1: Pretest kelompok perlakuan O2: Postest kelompok perlakuan O3: Pretest kelompok kontrol O4: Postest kelompok kontrol
X : eksperimen (penyuluhan tentang penanganan dismenore)
O1 X O2
(31)
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di SMP N 1 Kedawung, Sragen pada bulan
Februari - Juni 2012
C. Populasi Penelitian
1. Populasi target : Remaja putri kelas VIII Di SMP N I Kedawung, Sragen
2. Populasi aktual : Remaja putri kelas VIII Di SMP N I Kedawung, Sragen
Tahun ajaran 2011/2012 yang mengalami dismenore, jumlah 68 siswi
D. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2007). Jumlah populasi sebanyak 68 siswa. Penentuan besar sampel bila besar subjek kurang dari 100, lebih baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi (Arikunto, 2006).
Sehingga dalam penelitian ini mengambil semua anggota populasi
menjadi sampel (total sampling). Selanjutnya sampel dibagi menjadi 2
kelompok yaitu 34 remaja putri sebagai kelompok perlakuan dan 34 remaja putri sebagai kelompok kontrol.
E. Kriteria Restriksi
1. Kriteria inklusi :
a. Remaja putri kelas VIII yang mengalami dismenore
b. Remaja Putri kelas VIII yang datang saat diadakan penelitian
(32)
c. Remaja putri kelas VIII yang sehat jasmani dan rohani 2. Kriteria Eksklusi :
a. Remaja putri kelas VIII yang tidak bersedia menjadi responden b. Remaja putri kelas VIII yang belum menstruasi
c. Remaja putri kelas VIII yang punya riwayat penyakit ginekologi
F. Pengalokasian Subyek
Cara pengelompokan subjek yang mendapatkan perlakuan dan kontrol yaitu dengan membagi dua jumlah sampel menjadi dua kelompok (sebagai kelompok perlakuan dan sebagai kontrol). (Budiarto, 2003)
G. Definisi Operasional
Tabel 3.1. Definisi Operasional Pengaruh Penyuluhan tentang Penanganan
Dismenore terhadap Sikap Menghadapi Dismenore pada Siswa Remaja Putri Kelas VIII di SMP N I Kedawung Sragen.
No Variabel Definisi Operasional Skala
1.
2.
Bebas :
Penyuluhan tentang
penanganan dismenore
Terikat :
Sikap remaja putri
dalam menghadapi
dismenore
Pemberian informasi
tentang penanganan
dismenore yang meliputi
obat-obatan, relaksasi
dan konsumsi makanan
a. Metode : ceramah
b. Media : Handout
c. Alat ukur : presensi
Evaluasi diri terhadap kesiapan remaja putri
dalam menghadapi
dismenore
a. Alat ukur : kuesioner
Nominal
Interval
(33)
H. Intervensi dan Instrumentasi
1. Intervensi
Intervensi dalam penelitian pengaruh penyuluhan tentang penanganan
dismenore terhadap sikap remaja putri dalam menghadapi dismenore
dilaksanakan dengan tahapan :
No Tahap Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan
Klien 1. 2. 3. 4. Pembukaan Isi Evaluasi Penutup 5 menit 5 menit 25 menit 10 menit 5 menit
Pembukaan dari kepala sekolah Bpk Ramelan, S.Pd, MPd
Memberi Salam Menjelaskan Maksud Penyampaian Materi Menanyakan pada remaja putri :
a. Pengertian dismenore
b. Penyebab dismenore
c. Apa saja penanganan
dismenore Mengucapkan terima kasih Mendengarkan Menjawab Mendengarkan Mendengarkan Menjawab Mendengarkan 2. Instrumentasi
a. Alat Penelitian
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner
untuk mengukur sikap dalam menghadapi dismenore. Kuesioner
sebelum digunakan akan dilakukan uji validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.
Kuesioner untuk mengetahui sikap dalam menghadapi dismenore berjumlah 20 butir yang terdiri dari 11 butir pernyataan
favourable dan 9 butir pernyataan unfavourable, dengan empat
(34)
alternatif jawaban yaitu : SS (Sangat Sesuai), S (Sesuai), TS (Tidak Sesuai), dan STS (Sangat Tidak Sesuai). Skor yang diberikan untuk
pernyataan positif (favorable) yaitu SS: 4, S: 3, TS: 2, STS: 1,
sedangkan untuk pernyataan negatif (unfavorable) yaitu SS: 1, S: 2, TS:
3, STS: 4 (Hidayat, 2007).
Tabel 3.2 : Kisi-Kisi Kuesioner Sikap Menghadapi Dismenore sesudah
validitas dan reliabilitas
No Aspek Indikator Item
Favourable Unfavourable
1 Afektif Ketenangan,
kenyamanan
1,6, 4, 7, 16 5
2 Kognitif Persepsi,
kepercayaan, penerimaan informasi, proses berfikir
8,9, 10,18 2,17,20 7
3 Konasi/
Behavioral Cara mengatasi dismenore Jumlah 3,5,11,12,13 11
14, 15,19 8
9 20
b. Cara Pengambilan Data
Cara pengambilan data pada penelitian ini adalah secara langsung dari responden (data primer) dengan cara mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti.
I. Uji Validitas dan Reliabilitas
Instrumen atau alat ukur data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang akan di uji validitas dan reliabilitas di SMP IT Kosgoro,
(35)
Sragen. Jumlah responden 30 siswi. Dan diolah menggunakan alat bantu komputer dengan program SPSS versi 17.
1. Uji Validitas
Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan. Untuk mengetahui validitas item
digunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2006).
Suatu item pernyataan dikatakan valid apabila memiliki nilai korelasi
product moment yang positif dan memiliki nilai signifikansi lebih kecil dari tingkat ketelitian 0,05. Apabila nilai p hitung < 0,05 dapat dinyatakan bahwa instrumen penelitian tersebut valid. Apabila nilai p hitung > 0.05 dinyatakan tidak valid, pernyataan yang tidak valid dihilangkan. Pernyataan yang salah satu indikator hilang maka diganti. Pada uji validitas instrumen penelitian ini dilakukan di SMP IT Kosgoro Sragen didapatkan hasil bahwa dari 28 pernyataan terdapat 20 pernyataan dinyatakan valid karena mempunyai nilai p < 0,05. Pernyataan yang tidak valid atau yang dihilangkan adalah nomor 5,10,12,14,15,17,18,23.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas kuesioner sikap menghadapi dismenore pada
penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan teknik analisa dengan
menggunakan rumus Cronbach’s Alpha (Arikunto, 2006).
Suatu item pernyataan dikatakan reliabel apabila memiliki nilai alpha > 0,7 , jika ada pernyataan yang nilai alpha < 0,7 dikatakan tidak reliabel,
(36)
pernyataan yang tidak reliabel dihilangkan. Pada uji reliabilitas yang dilakukan diperoleh hasil 0,805 (nilai alpha > 0,7) atau dinyatakan bahwa instrumen penelitian ini reliabel dengan total 20 pernyataan.
J. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Memeriksa data, memeriksa jawaban, mamperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan dan memeriksa kelengkapan dan kesalahan.
b. Coding
Memberi kode jawaban responden sesuai dengan indikator pada kuesioner. Kode pada kuesioner sikap dalam menghadapi dismenore
untuk pernyataan positif (favorable) yaitu SS: 4, S: 3, TS: 2, STS: 1,
sedangkan untuk pernyataan negatif (unfavorable) yaitu SS: 1, S: 2, TS:
3, STS: 4.
c. Tabulating
Dari data mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.
(37)
d. Entry
Data yang sudah dilakukan pengecekan dan dinyatakan benar
dimasukkan ke dalam program komputer SPSS 17.0 for windows untuk
dianalisa.
2. Analisa Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan alat bantu komputer
melalui program SPSS versi 17 dan langkah-langkah analisis data yang
akan dilakukan adalah Analisis Bivariat : Analisis yang dilakukan untuk
melihat hubungan pada kedua variabel, antara variabel bebas dengan
variabel terikat. Uji yang digunakan pada analisis bivariat ini
menggunakan t-test, dengan rumus paired t-test dan independent t -test
Syarat dilakukan uji t-test adalah data sudah berdistribusi normal. Uji
normalitas data dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk. Keluaran hasil uji
adalah dengan melihat z hitung yang dibandingkan dengan z tabel, bila z hitung < z tabel artinya z hitung masih diantara nilai – 1,96 samapi dengan 1,96 maka dapat dikatakan bahwa data berdistribusi normal. Atau cara yang paling praktis adalah dengan melihat besarnya nilai signifikasi (Asym.sig) apabila nilai signifikasi > 0,05(α : 5%) maka data dalam distribusi normal ( karena Ho dari pengujian adalah data berdistribusi normal, dan signifikasi / p > 0,05, maka Ho diterima )
Rumus paired test digunakan untuk mengetahui signifikansi nilai
pretest-postest masing-masing kelompok yaitu antara pretes-postet
(38)
digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata-rata antara satu kelompok dengan kelompok lain, dimana antara satu kelompok dengan kelompok lain tidak saling berhubungan.
Taraf signifikan yang digunakan adalah 0,05, selanjutnya hasil t hitung dibandingkan dengan t tabel, tabel t yang digunakan dengan derajat bebas yaitu (df), apabila t hitung > t tabel atau nilai p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada perbedaan secara signifikan antara kelompok penyuluhan dengan kelompok kontrol. (Riwidikdo, 2009).
(39)
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Data Hasil Penelitian
Hasil Penelitian Pengaruh Penyuluhan tentang Penanganan Dismenore
terhadap Sikap Remaja Putri dalam Menghadapi Dismenore di SMP N I
Kedawung Sragen dapat dilihat pada grafik grafik 4.1.
Grafik Garis :4.1 Rekapitulasi pretest dan posttest pada kelompok
eksperimen dan kontrol.
Grafik diatas menampilkan perbedaan sebelum dan sesudah perlakuan pada kelompok eksperimen dan kontrol berupa penyuluhan tentang
penanganan dismenore terhadap sikap remaja putri dalam menghadapi
dismenore di SMP N I Kedawung Sragen. Grafik tersebut menunjukkan
bahwa adanya perbedaan antara pretest dan posttest
(40)
B. Rerata Nilai Pretest dan Postest Kelompok Perlakukan dan Kelompok Kontrol
Tabel 4.1 Rerata Nilai Pretest dan Posttest Kelompok Perlakuan dan
Kelompok Kontrol
Pretest Postest
Kelompok Mean Standart
deviasi
Mean Standart deviasi Perlakuan Kontrol 45,82 47,65 3,270 1,574 63,91 50,41 4,129 1,925 Sumber : Data Primer, 2012
Pada tabel diatas menunjukkan bahwa nilai rerata kelompok perlakuan
pada pretest adalah 45,82 dengan standart deviasi 3,270 dan postest adalah
63,91 dengan standart deviasi 4,129. Nilai rerata kelompok kontrol pada
pretest adalah 47,65 dengan standart deviasi 1,574 dan postest adalah 50,41 dengan standart deviasi 1,925. Hal ini menunjukkan bahwa nilai rerata
kelompok perlakuan dan kelompok kontrol pada posttest lebih tinggi dari
pada nilai rerata pada pretest.
C. Rerata Perubahan Nilai Pretest dan posttest kelompok perlakuan dan
kelompok kontrol
Tabel 4.2 Rerata Perubahan Nilai Pretest dan Posttest Kelompok perlakuan
dan kelompok kontrol
Kelompok Rerata Perubahan Nilai Standart Deviasi
Perlakuan 17,68 3,674
Kontrol 2,88 1,431
Sumber : Data Primer, 2012
Pada tabel diatas didapatkan rerata nilai perubahan pretest dan posttest
pada kelompok perlakuan 17,68 dengan standart deviasi 3,674. Sedangkan
(41)
pada kelompok kontrol 2,88 dengan standart deviasi 1,431, jadi nilai rerata perubahan nilai pada kelompok perlakuan lebih tinggi dari pada kelompok kontrol.
D. Hasil Uji T-test
Uji t – test digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai rata - rata
antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol. Sebelum dilakukan uji
t-test dari seluruh data di uji normalitasnya dengan uji Shapiro-wilk. Adapun
hasil uji Shapiro-wilk dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut :
Tabel 4.3 : Hasil uji Kolmogorov smirnov test perubahan nilai kelompok perlakuan dan kontrol
Kelompok Shapiro-Wilk
Statistik Df Sign
Perlakuan 0,973 34 0,555
Kontrol 0,954 34 0,164
Sumber : Data Primer, 2012
Dari tabel 4.3 menunjukkan bahwa data berdistribusi normal dan data
homogen (Sig Perlakuan dan kontrol lebih besar dari 0,05). Hasil uji Shapiro-
wilk menunjukkan data berdistribusi normal dan homogen, selanjutnya
dilakukan uji t-test dengan hasil sebagai berikut :
(42)
Tabel 4.4 : Hasil Uji Paired T-test kelompok perlakuan
Paired T-Test
T Df
Sig
(2-tailed)
Mean Std.
deviasi Pair pre_eksperimen
1 Post_eksperimen
- 18,088 3,911 -26,969 33 ,000
Sumber : Data Primer, 2012
Dari tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari hasil out put SPSS diketahui bahwa t hitung – 26,969, menunjukkan bahwa nilai sebelum diberi penyuluhan lebih kecil dibandingkan nilai setelah pemberian penyuluhan, dimana nilai p = 0,000 dimana nilai p tersebut ( p<0,05 ) maka Ho ditolak, artinya ada beda rerata antara nilai sebelum penyuluhan dengan setelah penyuluhan.
Tabel 4.5 : Hasil Uji Paired T-test kelompok kontrol
Paired T-Test
T Df
Sig
(2-tailed)
Mean Std.
Deviasi Pair pre_kontrol
1 Post_kontrol
- 2,765 1,415 -11,389 33 ,000
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa dari hasil out put SPSS diketahui bahwa t
hitung – 11,389, menunjukkan bahwa nilai pre test lebih kecil dari nilai
postest, dimana nilai p = 0,000 dimana nilai p tersebut ( p<0,05 ) maka Ho
ditolak, artinya ada beda rerata antara nilai pretest dengan nilai postest.
(43)
Tabel 4.6 : Hasil Uji Independent t-test Levene’s test for equality of variance
t-test for equality of means
F Sig T Df Sig (to
tailed)
Sikap Equal variance
assumed
17,891 0.,000 21,880 66 ,000
Equal variances not assumed
21,880 42,781 ,000
Sumber : Data Primer, 2012
Tabel diatas menunjukkan nilai p sebesar ,000 < 0,05 atau nilai t hitung sebesar 21,880 > t tabel sebesar 1,980. Dengan demikian menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima yang artinya ada perbedaan rata-rata yang signifikan perubahan nilai sikap antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol.
(44)
BAB V PEMBAHASAN
A. Diskripsi Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Penelitian Pengaruh Penyuluhan tentang penanganan dismenore terhadap sikap dalam menghadapi dismenore pada Remaja Putri yang dilakukan di SMP N I Kedawung Sragen. SMP N I Kedawung Sragen ini berada di Desa Celep Kecamatan Kedawung Kabupaten Sragen. Sekolah ini merupakan Sekolah Menengah Pertama (SMP) mempunyai NIS : 20327481 dan NSS : 20.103.14.04.008.P. dan kode wilayah 0271. Bangunan sekolah merupakan
bangunan milik sendiri yang terdiri dari 29 ruangan yang terdiri dari ruangan
kepala sekolah, ruang tata usaha, ruang BK, ruang guru, perpustakaan , ruang kelas siswa, laboratorium, koperasi, UKS, mushola, kantin, dan tempat satpam, dan sarana olah raga.
SMP N I Kedawung Sragen kelas VIII terdapat 120 Remaja putri. Dari 120 terdapat 68 remaja putri yang mengalami dismenore. Dari 68 siswi remaja putri yang mengalami dismenore terdapat 61,76% siswi mempunyai sikap negatif saat menghadapi dismenore. Sehingga penelitian ini dilakukan di SMP N I Kedawung Sragen. SMP N I Kedawung Sragen merupakan SMP yang terletak di desa yang jarang dilakukan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi khususnya dismenore.
(45)
B. Hasil Analisa Data
Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai perubahan pretest - postest kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan perubahan nilai pretest - postest kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol, nilai rata-rata perubahan sikap dalam menghadapi dismenore adalah 2,88 , sedangkan pada kelompok eskperimen rata-rata nilai perubahan sikap dalam menghadapi dismenore adalah 17,68.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sikap pada kelompok
eksperimen setelah mendapatkan informasi kesehatan berupa penyuluhan.
Menurut walgito (2003) menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dimana salah satunya adalah pengetahuan, pengetahuan dapat diperoleh melalui penyuluhan. Penyuluhan ini dilakukan kepada remaja putri di SMP N I Kedawung Sragen, sehingga remaja putri tahu dan mampu menghadapi dismenore dengan melakukan penanganan yang
tepat. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap
dalam menghadapi dismenore.
Pada rumus paired t –test didapatkan hasil bahwa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama – sama mengalami perubahan/ beda rerata antara pretest dan post test. Hal ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen dilakukan perlakuan yang berupa pemberian penyuluhan. Sehingga dapat mempengaruhi perubahan nilai rerata pada kelompok eksperimen tersebut. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan perlakuan yang berupa penyuluhan tetapi juga mengalami perubahan nilai
(46)
rerata. Hal ini terjadi kemungkinan dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi perubahan sikap menghadapi dismenore antara lain : faktor emosional, media massa, dan informasi yang didapat oleh orang tua.
Uji statistik dengan t - test Independen mendapatkan hasil yaitu nilai p = 0,000 (nilai p < 0,05) atau t hitung > t tabel (21,880 > 1,980), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna/ signifikan antara sikap kelompok remaja putri yang diberi penyuluhan (kelompok perlakuan) dengan kelompok remaja putri yang tidak diberi penyuluhan (kelompok kontrol).
Menurut septalia (2010), penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan atau menanamkan kenyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Menurut Walgito (2005) penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada kelompok dalam memecahkan masalah dengan cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidup. Penyuluhan yang diberikan pada masa remaja bertujuan memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada usia remaja (Uripni, 2003).
Maka dalam penelitian ini penyuluhan kesehatan yang diberikan pada masa remaja dapat merubah sikap remaja putri dari belum siap menjadi siap. Pengertian dari sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri , orang lain, obyek atau issue. Selain itu juga sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, commit to user
(47)
serta disposisi untuk bertindak secara tertentu. (Wawan dan Dewi, 2011). Dan dengan adanya penyuluhan yang dilakukan pada remaja putri sikap yang awalnya bersifat negatif yaitu terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai dismenore bisa berubah menjadi sikap yang bersifat positif yaitu berupa kecenderungan untuk bertindak seperti menyenangi dan menerima dismenore dengan lebih merasa tenang dan nyaman serta dapat melakukan penanganan yang tepat saat mengalami dismenore.
Penyuluhan tentang dismenore akan membawa remaja putri untuk berfikir, mengevaluasi serta berusaha untuk melakukan penanganan saat menghadapi dismenore. Dalam konteks ini komponen kenyakinan melatarbelakangi pola berfikir remaja putri, sehingga remaja putri berniat akan mengatasi dismenore yang terjadi menjelang dan pada saat menstruasi, setiap siklus menstruasi yang dialaminya dan permasalahan yang mungkin muncul, dalam hal ini remaja putri mempunyai sikap positif dalam mengatasi dismenore (Notoadmodjo, 2007). Hal tersebut berupa remaja putri cenderung tenang dan tidak khawatir saat menghadapi dismenore dengan merasa relaks, istirahat cukup, menerima keadaan tersebut sebagai suatu hal yang fisiologis, mau meningkatkan kegiatan dan gairah diluar rumah (Jacoeb, 2006).
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa setelah diberikan penyuluhan tentang penanganan dismenore, sebagian remaja putri mengalami peningkatan nilai sikap yang memihak atau positif. Hal ini didukung oleh metode yang digunakan yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Metode
(48)
ceramah dapat digunakan untuk sasaran dengan pendidikan tinggi maupun rendah sedangkan tanya jawab digunakan untuk mengetahui seberapa dalam teori yang dimengerti oleh responden. (Notoatmodjo, 2007). Sehingga remaja putri di SMP N I Kedawung Sragen mudah untuk mempelajari dan lebih memahami tentang penanganan dismenore yang tepat dan hal ini dapat merubah sikap remaja putri dari yang negatif menjadi positif.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anita (2009) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenore dengan Cara Mengatasi Dismenore pada Remaja Putri Kelas I SMA N Ngemplak Boyolali. Dan didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang dismenore dengan cara mengatasi dismenore.
Dalam melakukan penelitian, penulis menemui hambatan yang dialami yaitu responden awalnya malas untuk menerima penyuluhan karena waktu yang mendekati jam pelajaran selesai kebanyakan dari responden belum pernah diberi penyuluhan tentang penanganan dismenore oleh sekolah yang bersangkutan dan tenaga kesehatan. Sehingga responden merasa asing dengan beberapa materi yang disampaikan. Namun pada saat penyuluhan dapat berlangsung dengan baik, dengan adanya komunikasi dua arah dan memaksimalkan media yang digunakan dalam proses penyuluhan sehingga responden menjadi antusias dan dapat mengikuti pendidikan kesehatan dengan baik hingga selesai.
(49)
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan :
1. Sikap remaja putri kelompok perlakuan sebelum diberikan penyuluhan
dapat dilihat dari nilai rerata yaitu sebesar 45,82 dengan standart deviasi
3,270.
2. Setelah dilakukan penyuluhan sikap remaja putri mengalami perbedaan /
perubahan yaitu sebesar 17,68 dengan standart deviasi 3,674.
3. Sikap dalam menghadapi dismenore pada remaja putri kelas VIII SMP N I
Kedawung Sragen terdapat pengaruh antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan hasil t = 21,880 dengan df = 66, t tabel = 1,980 dan p value = 0,000, dimana nilai p < 0,05 atau t hitung > t tabel.
4. Ada pengaruh penyuluhan tentang penanganan dismenore terhadap sikap
menghadapi dismenore pada remaja putri kelas VIII di SMP N I
Kedawung Sragen.
(50)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh yang terjadi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Remaja putri
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan tentang penanganan
dismenore diharapkan dapat menghadapi dismenore dengan tenang dan dengan sikap positif.
2. Bidan dan Tenaga kesehatan
Diharapkan dapat membantu mengatasi dismenore pada para remaja
putri dengan cara memberikan pendidikan kesehatan / penyuluhan
3. Institusi SMP N I Kedawung Sragen
Diharapkan dapat memberikan informasi secara dini tentang
kesehatan reproduksi khusunya dismenore pada remaja putri melalui
pengarahan dari guru dengan menyisipkan materi yang terkait pada mata pelajaran dan mengadakan kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan di wilayah kerja setempat).
4. Untuk Peneliti Selanjutnya
Diharapkan lebih teliti dalam melakukan penelitian dan lebih memperhatikan faktor-faktor luar yang mempengaruhi seperti media massa, pengalaman pribadi dan orang yang dipercaya.
(1)
B. Hasil Analisa Data
Dari hasil penelitian didapatkan rata-rata nilai perubahan pretest - postest kelompok kontrol lebih rendah dibandingkan perubahan nilai pretest - postest kelompok eksperimen. Pada kelompok kontrol, nilai rata-rata perubahan sikap dalam menghadapi dismenore adalah 2,88 , sedangkan pada kelompok eskperimen rata-rata nilai perubahan sikap dalam menghadapi dismenore adalah 17,68.
Hal ini menunjukkan adanya peningkatan sikap pada kelompok eksperimen setelah mendapatkan informasi kesehatan berupa penyuluhan. Menurut walgito (2003) menjelaskan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sikap seseorang dimana salah satunya adalah pengetahuan, pengetahuan dapat diperoleh melalui penyuluhan. Penyuluhan ini dilakukan kepada remaja putri di SMP N I Kedawung Sragen, sehingga remaja putri tahu dan mampu menghadapi dismenore dengan melakukan penanganan yang
tepat. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi sikap
dalam menghadapi dismenore.
Pada rumus paired t –test didapatkan hasil bahwa pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sama – sama mengalami perubahan/ beda rerata antara pretest dan post test. Hal ini disebabkan karena pada kelompok eksperimen dilakukan perlakuan yang berupa pemberian penyuluhan. Sehingga dapat mempengaruhi perubahan nilai rerata pada kelompok eksperimen tersebut. Sedangkan pada kelompok kontrol tidak dilakukan perlakuan yang berupa penyuluhan tetapi juga mengalami perubahan nilai
(2)
rerata. Hal ini terjadi kemungkinan dikarenakan adanya faktor lain yang mempengaruhi perubahan sikap menghadapi dismenore antara lain : faktor emosional, media massa, dan informasi yang didapat oleh orang tua.
Uji statistik dengan t - test Independen mendapatkan hasil yaitu nilai p = 0,000 (nilai p < 0,05) atau t hitung > t tabel (21,880 > 1,980), hal ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang bermakna/ signifikan antara sikap kelompok remaja putri yang diberi penyuluhan (kelompok perlakuan) dengan kelompok remaja putri yang tidak diberi penyuluhan (kelompok kontrol).
Menurut septalia (2010), penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan atau menanamkan kenyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan. Menurut Walgito (2005) penyuluhan adalah bantuan yang diberikan kepada kelompok dalam memecahkan masalah dengan cara yang sesuai untuk mencapai kesejahteraan hidup. Penyuluhan yang diberikan pada masa remaja bertujuan memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi yang terjadi pada usia remaja (Uripni, 2003).
Maka dalam penelitian ini penyuluhan kesehatan yang diberikan pada masa remaja dapat merubah sikap remaja putri dari belum siap menjadi siap. Pengertian dari sikap adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri , orang lain, obyek atau issue. Selain itu juga sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, commit to user
(3)
serta disposisi untuk bertindak secara tertentu. (Wawan dan Dewi, 2011). Dan dengan adanya penyuluhan yang dilakukan pada remaja putri sikap yang awalnya bersifat negatif yaitu terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, tidak menyukai dismenore bisa berubah menjadi sikap yang bersifat positif yaitu berupa kecenderungan untuk bertindak seperti menyenangi dan menerima dismenore dengan lebih merasa tenang dan nyaman serta dapat melakukan penanganan yang tepat saat mengalami dismenore.
Penyuluhan tentang dismenore akan membawa remaja putri untuk berfikir, mengevaluasi serta berusaha untuk melakukan penanganan saat menghadapi dismenore. Dalam konteks ini komponen kenyakinan melatarbelakangi pola berfikir remaja putri, sehingga remaja putri berniat akan mengatasi dismenore yang terjadi menjelang dan pada saat menstruasi, setiap siklus menstruasi yang dialaminya dan permasalahan yang mungkin muncul, dalam hal ini remaja putri mempunyai sikap positif dalam mengatasi dismenore (Notoadmodjo, 2007). Hal tersebut berupa remaja putri cenderung tenang dan tidak khawatir saat menghadapi dismenore dengan merasa relaks, istirahat cukup, menerima keadaan tersebut sebagai suatu hal yang fisiologis, mau meningkatkan kegiatan dan gairah diluar rumah (Jacoeb, 2006).
Pada penelitian ini didapatkan hasil bahwa setelah diberikan penyuluhan tentang penanganan dismenore, sebagian remaja putri mengalami peningkatan nilai sikap yang memihak atau positif. Hal ini didukung oleh metode yang digunakan yaitu metode ceramah dan tanya jawab. Metode
(4)
ceramah dapat digunakan untuk sasaran dengan pendidikan tinggi maupun rendah sedangkan tanya jawab digunakan untuk mengetahui seberapa dalam teori yang dimengerti oleh responden. (Notoatmodjo, 2007). Sehingga remaja putri di SMP N I Kedawung Sragen mudah untuk mempelajari dan lebih memahami tentang penanganan dismenore yang tepat dan hal ini dapat merubah sikap remaja putri dari yang negatif menjadi positif.
Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Anita (2009) dengan judul Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenore dengan Cara Mengatasi Dismenore pada Remaja Putri Kelas I SMA N Ngemplak Boyolali. Dan didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan tentang dismenore dengan cara mengatasi dismenore.
Dalam melakukan penelitian, penulis menemui hambatan yang dialami yaitu responden awalnya malas untuk menerima penyuluhan karena waktu yang mendekati jam pelajaran selesai kebanyakan dari responden belum pernah diberi penyuluhan tentang penanganan dismenore oleh sekolah yang bersangkutan dan tenaga kesehatan. Sehingga responden merasa asing dengan beberapa materi yang disampaikan. Namun pada saat penyuluhan dapat berlangsung dengan baik, dengan adanya komunikasi dua arah dan memaksimalkan media yang digunakan dalam proses penyuluhan sehingga responden menjadi antusias dan dapat mengikuti pendidikan kesehatan dengan baik hingga selesai.
(5)
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka penulis dapat menyimpulkan :
1. Sikap remaja putri kelompok perlakuan sebelum diberikan penyuluhan
dapat dilihat dari nilai rerata yaitu sebesar 45,82 dengan standart deviasi
3,270.
2. Setelah dilakukan penyuluhan sikap remaja putri mengalami perbedaan /
perubahan yaitu sebesar 17,68 dengan standart deviasi 3,674.
3. Sikap dalam menghadapi dismenore pada remaja putri kelas VIII SMP N I
Kedawung Sragen terdapat pengaruh antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol yang ditunjukkan dengan hasil t = 21,880 dengan df = 66, t tabel = 1,980 dan p value = 0,000, dimana nilai p < 0,05 atau t hitung > t tabel.
4. Ada pengaruh penyuluhan tentang penanganan dismenore terhadap sikap
menghadapi dismenore pada remaja putri kelas VIII di SMP N I
Kedawung Sragen.
(6)
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang menunjukkan pengaruh yang terjadi antara kelompok perlakuan dan kelompok kontrol, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :
1. Remaja putri
Diharapkan setelah mendapatkan penyuluhan tentang penanganan
dismenore diharapkan dapat menghadapi dismenore dengan tenang dan
dengan sikap positif.
2. Bidan dan Tenaga kesehatan
Diharapkan dapat membantu mengatasi dismenore pada para remaja
putri dengan cara memberikan pendidikan kesehatan / penyuluhan
3. Institusi SMP N I Kedawung Sragen
Diharapkan dapat memberikan informasi secara dini tentang
kesehatan reproduksi khusunya dismenore pada remaja putri melalui
pengarahan dari guru dengan menyisipkan materi yang terkait pada mata pelajaran dan mengadakan kerjasama dengan tenaga kesehatan (bidan di wilayah kerja setempat).
4. Untuk Peneliti Selanjutnya
Diharapkan lebih teliti dalam melakukan penelitian dan lebih memperhatikan faktor-faktor luar yang mempengaruhi seperti media massa, pengalaman pribadi dan orang yang dipercaya.