Materi Pemrograman Linier
Linear Programming
(Pemrograman Linier)
Program Studi Statistika
Semester Ganjil 2011/2012
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Solusi
optimal masalah Dakota
sebelum perubahan:
x1 :# produksi bangku
x2 :# produksi meja
x3 :# produksi kursi
BFS : x1 2, x2 0, x3 8, s1 24, s2 s3 0, z 280
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Perubahan koefisien fungsi
obyektif peubah BV
LP Dakota x1 dan x3 adalah BV, akan
dipelajari perubahan koefisien fungsi obyektif
bagi peubah ini:
Pada
BV s1 , x3 , x1
c1 60 c1 60
Matriks
dan vektor berikut ini tidak
mengalamiBperubahan:
, B 1 , dan b
rhs : B 1b
cBV koefisien
fungsi obyektif bagi BV
mengalami perubahan, sehingga terdapat
perubahan pada: c BV B 1
z optimal akan mengalami perubahan, karena
dihitung dari
c B 1b
BV
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Koefisien
baris nol untuk BV tidak mengalami
perubahan (tetap 0)
Koefisien
baris nol untuk seluruh NBV
mengalami perubahan:
c j c BV B 1a j c j
BV
tetap optimal jika setiap koefisien baris nol
bagi setiap NBV tetap non negatif:
c j 0
BV
akan mengalami perubahan (suboptimal) jika salah
satu dari koefisien baris nol bagi NBV bernilai negatif:
cj 0
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Pada Kasus Dakota
c1 60 c1 60
c BV 0 20 60
2
8
1
B 1 0
2
4
0 0.5 1.5
c BV B 1 0 10 0.5 10 1.5
NBV x2 , s2 , s3
6 0
N 2 1
1.5 0
a2 as2
0
0
1
as3
48
b 20
8
Koefisien
baris nol untuk NBV mengalami
perubahan
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Koefisien
baris nol untuk x2:
c2 c BV B 1a 2 c2
6
c2 0 10 0.5 10 1.5 2 30
1.5
Koefisien
5 1.25
baris nol untuk s2:
cs2 c BV B 1a s2 cs2
0
c2 0 10 0.5 10 1.5 1 0 10 0.5
0
Koefisien
baris nol untuk s3:
cs3 c BV B 1a s3 cs3
0
c2 0 10 0.5 10 1.5 0 0
10 1.5
1 M.Sc
DR. Rahma Fitriani,S.Si.,
BV
tetap optimal jika setiap koefisien baris nol
bagi setiap NBV tetap non negatif:
5 1.25 0
10 0.5 0
4
20
10 1.5 0
20
3
bagi ketiga rentang daerah ∆ agar BV
tetap optimal: 4 20
Irisan
c1 60 c1 60
56 c1 80
keuntungan membuat bangku (c1) turun
sampai dengan $56 dan naik sampai dengan
$80, bangku (x1) masih tetap diproduksi
Jika
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
keuntungan membuat bangku (c1) berubah
menjadi 70 (∆=10), BV yang ada tidak
mengalami perubahan
Jika
BV s1 , x3 , x1
Karena:
B, B 1 , dan b
rhs : B 1b
Tidak
mengalami perubahan
Solusi bagi BV juga tidak berubah
Akan
24 s1
B 1b 8 x3
2 x1
tetapi koefisien baris nol bagi NBV
dan solusi optimal z mengalami perubahan
c2 5 1.25 5 1.2510 17.5
cs2 10 0.5 10 0.510 15
>0
cs3 10 1.5 10 1.510 25
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
48
b 20
8
c BV B 1 0 10 0.5 10 1.5
∆=10
0 5 25
Solusi
optimal z:
48
z c BV B 1b 0 5 25 20 0 100 200 300
8
Atau
dari koefisien fungsi obyektif yang
baru dan solusi optimal:
z 70 x1 30 x2 20 x3
70 2 30 0 20 8 300
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
c2 17.5 cs 15 cs 25
Tableau
z 300
3
2
Optimal
Tablea
u2
z
x1
x2
x3
s1
s2
s3
Baris 0
1
0
17.5
0
0
15
25
Baris 1
Baris 2
Baris 3
0
0
0
0
0
1
-2
-2
1.25
0
1
0
1
0
0
2
2
-0.5
-8
-4
1.5
Perubahan
rhs
BV
z=30
300
0
s1=2
24
4
8
x3=8
2
x1=2
keuntungan membuat bangku,
menjadi $70, dianggap tidak cukup tinggi,
sehingga produksi bangku (x1) tidak
bertambah (tetap 2 buah).
Perubahan keuntungan tersebut tetap
menaikkan keuntungan optimal
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
keuntungan membuat bangku (c1) berubah
menjadi 100 (∆=40), BV akan mengalami
perubahan
Perubahan akan terjadi pada koefisien baris
nol yang memuat ∆ (koefisien NBV)
Jika
c2 5 1.25
5 1.25 40 55
cs2 10 0.5
10 0.5 40 10
cs3 10 1.5
10 1.5 40 70
48
Dan z: z c BV B 1b 0 10 0.5 10 1.5 20
10
48
0 10 70 20 360
8 Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
DR.
Tableau
yang sub optimal:
Dari tableau optimal sebelum perubahan,
dengan perubahan koefisien baris nol bagi x1
Tablea
u2
z
x1
x2
x3
s1
s2
s3
Baris 0
Baris 2
Baris 1
Baris 2
Baris 3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
55
-2
-2
-2
1.25
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
-10
2
2
2
-0.5
70
-4
-8
-4
1.5
Ratio
BV
Test
z=36
360
0
s1=2
8
x3=8 24/2=12
24
4
8/2=4
8
x3=8 No ratio
2
x1=2
rhs
baris nol bagi s2
(Pemrograman Linier)
Program Studi Statistika
Semester Ganjil 2011/2012
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Solusi
optimal masalah Dakota
sebelum perubahan:
x1 :# produksi bangku
x2 :# produksi meja
x3 :# produksi kursi
BFS : x1 2, x2 0, x3 8, s1 24, s2 s3 0, z 280
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Perubahan koefisien fungsi
obyektif peubah BV
LP Dakota x1 dan x3 adalah BV, akan
dipelajari perubahan koefisien fungsi obyektif
bagi peubah ini:
Pada
BV s1 , x3 , x1
c1 60 c1 60
Matriks
dan vektor berikut ini tidak
mengalamiBperubahan:
, B 1 , dan b
rhs : B 1b
cBV koefisien
fungsi obyektif bagi BV
mengalami perubahan, sehingga terdapat
perubahan pada: c BV B 1
z optimal akan mengalami perubahan, karena
dihitung dari
c B 1b
BV
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Koefisien
baris nol untuk BV tidak mengalami
perubahan (tetap 0)
Koefisien
baris nol untuk seluruh NBV
mengalami perubahan:
c j c BV B 1a j c j
BV
tetap optimal jika setiap koefisien baris nol
bagi setiap NBV tetap non negatif:
c j 0
BV
akan mengalami perubahan (suboptimal) jika salah
satu dari koefisien baris nol bagi NBV bernilai negatif:
cj 0
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Pada Kasus Dakota
c1 60 c1 60
c BV 0 20 60
2
8
1
B 1 0
2
4
0 0.5 1.5
c BV B 1 0 10 0.5 10 1.5
NBV x2 , s2 , s3
6 0
N 2 1
1.5 0
a2 as2
0
0
1
as3
48
b 20
8
Koefisien
baris nol untuk NBV mengalami
perubahan
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
Koefisien
baris nol untuk x2:
c2 c BV B 1a 2 c2
6
c2 0 10 0.5 10 1.5 2 30
1.5
Koefisien
5 1.25
baris nol untuk s2:
cs2 c BV B 1a s2 cs2
0
c2 0 10 0.5 10 1.5 1 0 10 0.5
0
Koefisien
baris nol untuk s3:
cs3 c BV B 1a s3 cs3
0
c2 0 10 0.5 10 1.5 0 0
10 1.5
1 M.Sc
DR. Rahma Fitriani,S.Si.,
BV
tetap optimal jika setiap koefisien baris nol
bagi setiap NBV tetap non negatif:
5 1.25 0
10 0.5 0
4
20
10 1.5 0
20
3
bagi ketiga rentang daerah ∆ agar BV
tetap optimal: 4 20
Irisan
c1 60 c1 60
56 c1 80
keuntungan membuat bangku (c1) turun
sampai dengan $56 dan naik sampai dengan
$80, bangku (x1) masih tetap diproduksi
Jika
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
keuntungan membuat bangku (c1) berubah
menjadi 70 (∆=10), BV yang ada tidak
mengalami perubahan
Jika
BV s1 , x3 , x1
Karena:
B, B 1 , dan b
rhs : B 1b
Tidak
mengalami perubahan
Solusi bagi BV juga tidak berubah
Akan
24 s1
B 1b 8 x3
2 x1
tetapi koefisien baris nol bagi NBV
dan solusi optimal z mengalami perubahan
c2 5 1.25 5 1.2510 17.5
cs2 10 0.5 10 0.510 15
>0
cs3 10 1.5 10 1.510 25
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
48
b 20
8
c BV B 1 0 10 0.5 10 1.5
∆=10
0 5 25
Solusi
optimal z:
48
z c BV B 1b 0 5 25 20 0 100 200 300
8
Atau
dari koefisien fungsi obyektif yang
baru dan solusi optimal:
z 70 x1 30 x2 20 x3
70 2 30 0 20 8 300
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
c2 17.5 cs 15 cs 25
Tableau
z 300
3
2
Optimal
Tablea
u2
z
x1
x2
x3
s1
s2
s3
Baris 0
1
0
17.5
0
0
15
25
Baris 1
Baris 2
Baris 3
0
0
0
0
0
1
-2
-2
1.25
0
1
0
1
0
0
2
2
-0.5
-8
-4
1.5
Perubahan
rhs
BV
z=30
300
0
s1=2
24
4
8
x3=8
2
x1=2
keuntungan membuat bangku,
menjadi $70, dianggap tidak cukup tinggi,
sehingga produksi bangku (x1) tidak
bertambah (tetap 2 buah).
Perubahan keuntungan tersebut tetap
menaikkan keuntungan optimal
DR. Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
keuntungan membuat bangku (c1) berubah
menjadi 100 (∆=40), BV akan mengalami
perubahan
Perubahan akan terjadi pada koefisien baris
nol yang memuat ∆ (koefisien NBV)
Jika
c2 5 1.25
5 1.25 40 55
cs2 10 0.5
10 0.5 40 10
cs3 10 1.5
10 1.5 40 70
48
Dan z: z c BV B 1b 0 10 0.5 10 1.5 20
10
48
0 10 70 20 360
8 Rahma Fitriani, S.Si., M.Sc
DR.
Tableau
yang sub optimal:
Dari tableau optimal sebelum perubahan,
dengan perubahan koefisien baris nol bagi x1
Tablea
u2
z
x1
x2
x3
s1
s2
s3
Baris 0
Baris 2
Baris 1
Baris 2
Baris 3
1
0
0
0
0
0
0
0
0
1
55
-2
-2
-2
1.25
0
1
0
1
0
0
0
1
0
0
-10
2
2
2
-0.5
70
-4
-8
-4
1.5
Ratio
BV
Test
z=36
360
0
s1=2
8
x3=8 24/2=12
24
4
8/2=4
8
x3=8 No ratio
2
x1=2
rhs
baris nol bagi s2