Pengaruh Ozon dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka Insisi pada Mukosa Rongga Mulut (Studi Eksperimental pada Tikus Wistar).

(1)

v ABSTRAK

Luka sering terjadi di bidang kedokteran gigi khususnya pada saat pembedahan, menimbulkan ketidaknyamanan pasien. Tenaga kesehatan memanfaatkan metode perawatan alternatif mempercepat waktu penyembuhan luka. Tujuan penelitian ini mengetahui pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

Penelitian ini ekperimental laboratorik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Subjek penelitian ini menggunakan 30 ekor tikus Wistar dibagi 5 kelompok yaitu kelompok akuades sebagai kontrol negatif, kelompok akuades diozonisasi diberikan 1 menit, 3 menit, 5 menit, dan kelompok povidone iodine 1% sebagai kontrol positif. Mukosa rongga mulut tikus dibuat luka insisi sepanjang 5 mm kedalaman 2 mm pada mukosa labial mandibula kemudian diberi berbagai perlakuan dan parameter yang diukur waktu menutupnya luka sampai sempurna dalam satuan hari. Data dianalisis menggunakan uji one way ANOVA α=0,05 dilanjutkan dengan Tukey HSD.

Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan sangat signifikan (p=0,00) antara rerata waktu penyembuhan luka kelompok yang diberi akuades diozonisasi 3 menit (4,6 hari), akuades diozonisasi 1 menit (4,8 hari), akuades diozonisasi 5 menit (5 hari) dibandingkan kelompok akuades (10 hari) dan povidone iodine 1% (9,2 hari).

Simpulan penelitian ini ozon mempercepat waktu proses penyembuhan luka pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.


(2)

vi ABSTRACT

Wound often occurs in dentistry especially in surgery, induce patient inconvenient. Health providers take advantage of alternative treatment methods accelerate wound healing time. The purpose of this research to know the effect of ozone in accelerating healing time of oral mucosa incision wound of Wistar rats.

This research was laboratory experimental used Completely Randomized Design (CRD). Subjects of research used 30 Wistar rats that were divided into 5 groups, aquadest group as negative control, ozonated aquadest for 1 minutes, 3 minutes, 5 minutes groups, and 1% povidone iodine group as positive control. Incision was made on oral mucosa of the rats along 5 mm and 2 mm in depth on the mandibular labial mucosa, and then was given a variety of treatments and measured parameter was the time when the wound is cured until complete closure in days. Data were analyzed using one way ANOVA test α=0.05 followed by Tukey HSD.

The results of this research showed highly significant differences (p=0.00) among the mean of wound healing time groups which were given 3 minutes ozonated aquadest (4.6 days), 1 minutes ozonated aquadest (4.8 days), 5 minutes ozonated aquadest (5 days) compared to the aquadest group (10 days) and 1% povidone iodine (9.2 days).

The conclusion of this research was that ozone could accelerate time of wound healing process in oral mucosa of Wistar rats.


(3)

vii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PERSETUJUAN ... ii

SURAT PERNYATAAN ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN PERBAIKAN (REVISI) ...iv

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vi

PRAKATA ... vii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...xv

DAFTAR DIAGRAM ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1Latar Belakang ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 3

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Manfaat Akademis ... 3

1.4.2 Manfaat Praktis ... 3


(4)

viii

1.6Hipotesis ... 6

1.7Metode Penelitian... 6

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1 Mukosa Rongga Mulut ... 7

2.1.1 Anatomi Mukosa Rongga Mulut ... 7

2.1.1.1Suplai Darah ... 8

2.1.1.2Persarafan ... 9

2.1.2 Histologi Mukosa Rongga Mulut ... 10

2.1.2.1 Epitel Mukosa Rongga Mulut ... 11

2.1.2.2 Lamina Propia ... 13

2.1.3 Fisiologi Mukosa Rongga Mullut ... 15

2.2 Luka... 16

2.2.1 Definisi ... 16

2.2.2 klasifikasi Luka ... 16

2.2.3 Penyembuhan Luka ... 18

2.2.4 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ... 25

2.2.5 Komplikasi Penyembuhan Luka ... 27

2.3 Ozon ... 28

2.3.1 Definisi ... 28

2.3.2 Karakteristik Ozon ... 28


(5)

ix

2.3.4 Mekanisme Kerja Antimikroba dari Ozon ... 30

2.3.5 Manfaat Ozon ... 31

2.3.6 Penggunaan Ozon di Dunia Medis ... 31

2.3.7 Produksi Ozon Medis ... 33

2.3.8 Metode Pemberian Terapi Ozon ... 34

2.4 Povidone Iodine ... 36

2.4.1 Mekanisme Aksi ... 36

2.4.2 Manfaat Povidone Iodine ... 36

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN ... 38

3.1 Bahan dan Alat Penelitian ... 38

3.1.1 Bahan Penelitian ... 38

3.1.2 Alat penelitian ... 40

3.2 Metode Penelitian ... 41

3.2.1 Desain Penelitian ... 41

3.2.2 Variabel Penelitian ... 41

3.2.3 Definisi Operasional... 42

3.2.4 Besar Sampel Penelitian ... 43

3.3 Kriteria Penelitian ... 43

3.3.1 Kriteria Inklusi ... 43

3.3.2 Kriteria Eksklusi... 44

3.4 Prosedur Kerja ... 44


(6)

x

3.4.2 Persiapan Hewan Coba ... 44

3.4.3 Prosedur Penelitian... 45

3.5 Cara Pemeriksaan ... 47

3.6 Metode Analisis Data ... 47

3.7 Hipotesis Statistik ... 47

3.8 Kriteria Uji ... 47

3.9 Aspek Etik Penelitian ... 47

BAB IV PEMBAHASAN ... 48

4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Hasil Penelitian Waktu Penyembuhan Luka ... 48

4.1.2 Hasil Analisis Statistik ... 50

4.2 Pembahasan ... 52

4.3 Uji Hipotesis ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA ... 58

LAMPIRAN ... 61


(7)

xi

DAFTAR TABEL

No. Teks Hal

Tabel 2.1 Gambaran Utama Epitel Mukosa Berkeratin dan Tidak Berkeratin ... 12 Tabel 4.1 Rerata Waktu (hari) Menutupnya Luka dengan Sempurna ... 48 Tabel 4.2 Hasil Uji Statistik One way ANOVA ... 50 Tabel 4.3 Hasil Uji Statistik Tukey HSD ... 51


(8)

xii

DAFTAR GAMBAR

No. Teks Hal

Gambar 2.1 Lokasi Anatomi Mukosa yang Melapisi Rongga Mulut ... 8

Gambar 2.2 Komponen Jaringan Mukosa Rongga Mulut ... 10

Gambar 2.3 Mukosa Berkeratin dan Tidak Berkeratin ... 11

Gambar 2.4 Proses yang Terjadi Segera Setelah Terjadi Luka ... 21

Gambar 2.5 Sitokin dan Growth Factor Menstimulasi Fase Proliferasi ... 23

Gambar 2.6 Mekanisme Kerja Ozon terhadap Bakteri ... 30

Gambar 3.1 Generator Ozon dan Povidone Iodine 1% ... 38

Gambar 3.2 Akuades, Akuades yang Diozonisasi dan Ketamine 0,4cc ... 39

Gambar 3.3 Pinset Anatomis, Scapel, dan Pisau Bedah no.15 ... 39

Gambar 3.4 Sarung tangan, Cotton bud, dan Cotton roll... 40

Gambar 3.5 Jangka Sorong ... 40


(9)

xiii

DAFTAR DIAGRAM

No. Teks Hal


(10)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

No. Teks Hal

Lampiran 1 Perhitungan Dosis ... 61

Lampiran 2 Dokumentasi Penelitian ... 62

Lampiran 3 Hasil Data Penelitian ... 65

Lampiran 4 Hasil Analisis Statistik ... 68


(11)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Tindakan perawatan dalam bidang kedokteran gigi dapat berisiko menimbulkan luka, sehingga pasien tidak nyaman. Luka merupakan rusaknya sebagian dari jaringan tubuh. Berdasarkan penyebabnya, luka dapat dibagi atas luka karena zat kimia, luka termis, dan luka mekanis. Luka yang terjadi bervariasi bentuk dan dalamnya sesuai dengan benda yang mengenainya. Terdapat lima tipe luka yaitu abrasi, laserasi, insisi, puncture, dan contusion.1,2

Luka yang paling umum di rongga mulut, biasanya disebabkan oleh trauma atau tindakan operasi/proses pembedahan. Proses penyembuhan luka pada jaringan lunak di rongga mulut, mempunyai prinsip yang sama dengan daerah lain di tubuh seperti kulit.3

Penyembuhan luka merupakan proses seluler yang kompleks dan bertujuan untuk mengembalikan keutuhan jaringan beserta fungsinya. Metode perawatan luka berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan ilmu dan teknologi, sebaiknya tenaga kesehatan dan pasien memanfaatkan terapi canggih yang sesuai dengan perkembangan pengetahuan terhadap pentingnya perawatan luka. Tujuan penyembuhan luka sempurna adalah mengembalikan integritas jaringan dengan perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat.3,4

Masyarakat umumnya mengobati luka menggunakan povidone iodine 10%. Povidone iodine mengandung ±9% iodine bertindak sebagai antiseptik.1,5


(12)

2

Ozon memiliki kemampuan biologi yang khas sehingga banyak diteliti untuk digunakan dalam dunia medis. Efek medis ozon ditemukan pada abad 19 dan digunakan pertama kali oleh A. Wolff di Jerman pada tahun 1915 (selama Perang Dunia I) sebagai antiseptik. Ozon memiliki efek antibakterial, antivirus, antijamur, dan antiprotozoa.6

Penggunaan ozon telah lama dikenal sebagai terapi alternatif yang potensial untuk melengkapi terapi konvensional dalam penyembuhan luka pada kulit. Penggunaan ozon baik secara sistemik maupun topikal telah diaplikasikan untuk membantu penyembuhan luka seperti luka bakar, luka tembak, luka terinfeksi, ulkus-gangren diabetikum, ulkus dekubitus, luka bekas operasi, dan lain-lain.6

Alvina Dewiyanti (2009) pada penelitiannya mengemukakan bahwa pemaparan ozon 5 menit lebih baik dalam mempercepat proses penyembuhan luka pada jaringan kulit mencit dibandingkan getah cina dan povidone iodine 10%.1 Chendry Febrito (2010) menyatakan pemaparan ozon selama 4 menit/hari mempercepat penutupan luka di kulit secara signifikan pada mencit yang diinduksi aloksan.7

Penelitian-penelitian tersebut di atas, pemaparan ozon dilakukan terhadap jaringan kulit, tetapi belum diketahui efek pemaparan ozon terhadap jaringan mukosa rongga mulut. Secara histologis, jaringan kulit adalah epitel berlapis gepeng berkeratin, sedangkan mukosa rongga mulut adalah epitel berlapis gepeng tidak berkeratin. Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut.


(13)

3

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi masalah dari penelitian ini adalah apakah pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mencari alternatif terapi dalam mempercepat proses penyembuhan luka menggunakan ozon.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat akademik

Manfaat akademik dalam penelitian ini ditujukan agar dapat menambah pengetahuan tentang pengaruh ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka pada mukosa rongga mulut dan memberikan informasi ilmiah mengenai pemberian terapi ozon sebagai alternatif dalam penyembuhan luka pada mukosa rongga mulut.

1.4.2 Manfaat praktis

Manfaat praktis dalam penelitian ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat maupun dalam dunia medis tentang penggunaan ozon dalam mempercepat waktu penyembuhan luka.


(14)

4

1.5 Kerangka pemikiran

Mukosa mulut merupakan jaringan yang melapisi rongga mulut yang dapat mengalami perlukaan baik secara tidak sengaja maupun disengaja. Beberapa tindakan seperti perawatan gigi sering menimbulkan perlukaan sekitar mukosa rongga mulut.3,8

Rongga mulut terdiri dari lapisan epitel berlapis gepeng berkeratin atau tidak berkeratin tergantung regionya. Keratin berfungsi untuk melindungi mukosa rongga mulut pada saat fungsi mastikasi. Daerah yang memiliki banyak keratin yaitu pada bagian gingiva dan palatum keras, sedangkan yang tidak berkeratin terdapat pada palatum lunak, mukosa labial, mukosa bukal, dan dasar mulut.9

Lapisan epitel mukosa rongga mulut dibawahnya dibentuk oleh lamina propia (jaringan ikat fibrosa) terdiri dari substansi dasar interseluler, sel, pembuluh darah, saraf, dan serabut kolagen. Sel-sel yang dominan ikut menyusun lamina propia adalah plasma sel, fibroblast, sel mast, dan limfosit yang berperan sebagai pembentuk struktur baru ketika adanya luka pada jaringan. Luka merupakan perubahan kontinuitas jaringan secara seluler dan anatomi, yang dapat terjadi pada kulit ataupun mukosa dan berespon pada proses penyembuhan luka. 9,10

Proses penyembuhan luka merupakan sebuah proses transisi yang merupakan salah satu proses paling kompleks dalam fisiologi manusia yang melibatkan serangkaian reaksi dan interaksi kompleks antara sel dan mediator. Tujuan penyembuhan luka adalah untuk mengembalikan struktur jaringan beserta fungsinya. Proses penyembuhan luka melalui tiga fase, yaitu fase inflamasi, fase proliferasi, dan fase remodeling untuk mencapai keadaan penyembuhan yang


(15)

5

optimal. Proses ini dapat dipengaruhi banyak faktor nutirisi, vaskularisasi dan tidak adanya infeksi. Bakteri dapat menyebabkan infeksi dan menghambat dalam waktu penyembuhan luka. 11,12

Ozon merupakan molekul yang memiliki energi yang sangat besar, ozon dapat menginaktivasi bakteri, virus, jamur, dan beberapa protozoa, sehingga pilihan terapi ozon sangat berperan dalam berbagai pengobatan pada beberapa penyakit sebagai terapi tambahan.Ozon yang berada dalam tekanan rendah pada sungkup hampa udara (suction cup) diletakkan di tempat terjadinya luka. Ozon dalam tekanan subatmosfir menyebabkan hiperemisasi dan pelonggaran jaringan, sehingga meningkatkan difusi campuran ozon dan oksigen yang dapat mempercepat dalam proses penyembuhan luka.6

Efek ozon terhadap bakteri dengan cara mengganggu integritas kapsul sel bakteri melalui oksidasi fosfolipid dan lipoprotein, kemudian berpenetrasi ke dalam membran sel, bereaksi dengan substansi sitoplasma dan merubah circular DNA tertutup menjadi circular DNA terbuka, yang dapat mengurangi efisiensi proliferasi bakteri.1

Ozon dapat berpenetrasi ke kapsul sel bakteri, mempengaruhi secara langsung integritas cytoplasmic, dan mengganggu beberapa tingkat kompleksitas metabolik. Ozon memperbaiki distribusi oksigen dan pelepasan faktor tumbuh dalam membantu proses perbaikan jaringan. Ozon dapat bermanfaat dalam mengurangi iskemia dan mempercepat penyembuhan luka.1


(16)

6

Ozon setelah masuk ke dalam tubuh melalui darah akan terpecah menjadi O2 dan O atau atom tunggal. Oksigen bermanfaat bagi kelangsungan hidup sel, sedangkan satu atom tunggal oksigen adalah oxydizer berenergi tinggi yang dapat membakar sampah, toksin, polusi, dan mikroorganisme dalam tubuh. Proses oksidasi tidak terjadi pada sel-sel tubuh normal dan sehat, karena sel sehat mempunyai antioksidan yang melindungi dari efek oksidasi tersebut. Oksigen dapat berperan dalam mengoptimalkan fungsi organ-organ tubuh.1

1.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang dinilai waktu penyembuhan luka sampai luka menutup sempurna dalam satuan hari dan dianalisis dengan analisis statistik menggunakan metode ANOVA pada tingkat kepercayaan sebesar 95% atau dengan α = 0,05. Tingkat kemaknaan dinilai berdasarkan nilai p-value < 0,05.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi FK Universitas Padjajaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Waktu penelitian dimulai bulan Desember 2014 sampai dengan Juni 2015.


(17)

57 BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutan adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian mengenai konsentrasi dosis yang berbeda dari ozon dalam kegunaannya untuk proses penyembuhan luka.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai cara pemberian ozon yang berbeda untuk proses penyembuhan luka

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai terapi ozon untuk penyembuhan luka berbagai jenis luka.


(18)

58

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewiyanti A, Ratnawati H, Puradisastra S. Perbandingan Ozon, Getah Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) dan Povidone iodine 10% Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2009: 8(2): 132-138.

2. Miloro M, Ghali GE, Larsen PE, Waite PD. Peterson’s Principle of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. London: BC Decker; 2004.p. 1-360.

3. Larjava H. Oral Wound Healing Cell Biology and Clinical Management. Oxford: Wiley Blackwell; 2012.p. 1-74.

4. Sinaga S, Tarigan R. Penggunaan Bahan Pada Perawatan Luka di RSUD DR. Djasamen Saragih Pematangsiatar. Jurnal Keperawatan Klinis 2012; 2(1): 1-5.

5. Jayaraja KK et al. Application of Broad Spectrum Antiseptic Povidone Iodine as Powerful Action: A Review. Journal of Pharmaceutical Science and Technology; 2009: 1(2): 48-58.

6. Sastroasmoro S. Terapi Ozon. HTA Indonesia. 2004.p. 1-29.

7. Febrito C. Pengaruh Ozon dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka pada Mencit Galur Swiss Webster yang Diinduksi Aloksan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha-Bandung.

8. Berkovitz B, Moxham BJ, Linchen R, Sloan AJ. Oral Biology. vol 3. London: Churchill Livingstone Elsevier. 2011.p. 233.

9. Anthony LM. Junqueira’s Basic Histology. 12 th ed. London: Mc Graw Hill. 2010.p. 251.


(19)

59

10.Sugiaman VK. Peningkatan Luka di Mukosa Oral Melalui Pemberian Aloe Vera (Linn.) Secara Topikal. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2011: 11(1): 70–79.

11.Prasetyono TOH. General Concept of Wound Healing, revisited. Med J Indones; 2009: 18(3): 208-216.

12. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis Of Disease. 8th ed. Philadelphia: Elsevier; 2005.p. 88-118.

13.Nanci A. Ten Cate’s Oral Histology. 8thed. Philadelphia: Elsevier; 2012.p. 278-310.

14.Squier C, Brogden KA. Human Oral Mucosa Development, Structure, & Function. Oxford: Wiley-Blackwell. 2012.p. 3-52.

15.Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral Anatomy Embryology and Histology. Elsevier; 2002.p. 223-252.

16.Sjamsuhidajat R, Win de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nded. Jakarta: EGC. 2010.p. 95-120.

17.Sushma A, Satish S. Medical Plants with Wound Healing and Antioxidant Activity: An Update. Internasional Journal of Pharmaceutical Innovations; 2013: 3(4): 30-40.

18.Sharma Y, Jeyabalan G, Singh R, Semwal A. Current Aspects of Wound healing Agents From Medical Plant: A Riview. Journal of Medicinal Plants Studies; 2013: 3(4): 1-11.

19.Rawat S, Singh R, Thakur P, Kaur S, Semwal A. Wound Healing Agents from medicinal Plants: A Review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine; 2012: S1910-S1917.

20.Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock RE. Schwartz’s Principles of surgery. New york. Mc Graw Hill Medical. 2004.p. 223-229.


(20)

60

21.Guo S, Dipeitro LA. Factor Affecting Wound Healing. Journal Dent Res; 2010: 89(3): 219-229.

22.Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJE. Textbook of General and Oral Surgery. Philadelphia: Churchill Livingstone; 2003.p. 7-11.

23.Ozon applications. Effect of Ozon on Bacteria.[serial online] July 2014 [cited 28 Mei 2015]. Available from: URL:http://www.ozoneapplications. com/info/bacteria_destruction.htm

24.Hampson, Brian. Use of Ozone for Winery and Environmental Sanitation. Practical Winery & Vineyard Journal; 2000 January/February:1-4.


(1)

5

optimal. Proses ini dapat dipengaruhi banyak faktor nutirisi, vaskularisasi dan tidak adanya infeksi. Bakteri dapat menyebabkan infeksi dan menghambat dalam waktu penyembuhan luka. 11,12

Ozon merupakan molekul yang memiliki energi yang sangat besar, ozon dapat menginaktivasi bakteri, virus, jamur, dan beberapa protozoa, sehingga pilihan terapi ozon sangat berperan dalam berbagai pengobatan pada beberapa penyakit sebagai terapi tambahan.Ozon yang berada dalam tekanan rendah pada sungkup hampa udara (suction cup) diletakkan di tempat terjadinya luka. Ozon dalam tekanan subatmosfir menyebabkan hiperemisasi dan pelonggaran jaringan, sehingga meningkatkan difusi campuran ozon dan oksigen yang dapat mempercepat dalam proses penyembuhan luka.6

Efek ozon terhadap bakteri dengan cara mengganggu integritas kapsul sel bakteri melalui oksidasi fosfolipid dan lipoprotein, kemudian berpenetrasi ke dalam membran sel, bereaksi dengan substansi sitoplasma dan merubah circular DNA tertutup menjadi circular DNA terbuka, yang dapat mengurangi efisiensi proliferasi bakteri.1

Ozon dapat berpenetrasi ke kapsul sel bakteri, mempengaruhi secara langsung integritas cytoplasmic, dan mengganggu beberapa tingkat kompleksitas metabolik. Ozon memperbaiki distribusi oksigen dan pelepasan faktor tumbuh dalam membantu proses perbaikan jaringan. Ozon dapat bermanfaat dalam mengurangi iskemia dan mempercepat penyembuhan luka.1


(2)

6

Ozon setelah masuk ke dalam tubuh melalui darah akan terpecah menjadi O2 dan O atau atom tunggal. Oksigen bermanfaat bagi kelangsungan hidup sel, sedangkan satu atom tunggal oksigen adalah oxydizer berenergi tinggi yang dapat membakar sampah, toksin, polusi, dan mikroorganisme dalam tubuh. Proses oksidasi tidak terjadi pada sel-sel tubuh normal dan sehat, karena sel sehat mempunyai antioksidan yang melindungi dari efek oksidasi tersebut. Oksigen dapat berperan dalam mengoptimalkan fungsi organ-organ tubuh.1

1.6 Hipotesis

Hipotesis penelitian ini adalah pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

1.7 Metode Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorik menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Data yang dinilai waktu penyembuhan luka sampai luka menutup sempurna dalam satuan hari dan dianalisis dengan analisis statistik menggunakan metode ANOVA pada tingkat kepercayaan sebesar 95% atau dengan α = 0,05. Tingkat kemaknaan dinilai berdasarkan nilai p-value < 0,05.

1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di laboratorium Farmakologi FK Universitas Padjajaran Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Waktu penelitian dimulai bulan Desember 2014 sampai dengan Juni 2015.


(3)

57

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Pemberian terapi ozon dapat mempercepat waktu penyembuhan luka insisi pada mukosa rongga mulut tikus Wistar.

5.2 Saran

Penelitian ini merupakan tahap awal yang perlu dilanjutkan dengan berbagai penelitian lain. Saran untuk penelitian lanjutan adalah :

1. Perlu dilakukan penelitian mengenai konsentrasi dosis yang berbeda dari ozon dalam kegunaannya untuk proses penyembuhan luka.

2. Perlu dilakukan penelitian mengenai cara pemberian ozon yang berbeda untuk proses penyembuhan luka

3. Perlu dilakukan penelitian mengenai terapi ozon untuk penyembuhan luka berbagai jenis luka.


(4)

58

DAFTAR PUSTAKA

1. Dewiyanti A, Ratnawati H, Puradisastra S. Perbandingan Ozon, Getah Jarak Cina (Jatropha Multifida L.) dan Povidone iodine 10% Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Pada Mencit Betina Galur Swiss Webster. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2009: 8(2): 132-138.

2. Miloro M, Ghali GE, Larsen PE, Waite PD. Peterson’s Principle of Oral and Maxillofacial Surgery. 2nd ed. London: BC Decker; 2004.p. 1-360.

3. Larjava H. Oral Wound Healing Cell Biology and Clinical Management. Oxford: Wiley Blackwell; 2012.p. 1-74.

4. Sinaga S, Tarigan R. Penggunaan Bahan Pada Perawatan Luka di RSUD DR. Djasamen Saragih Pematangsiatar. Jurnal Keperawatan Klinis 2012; 2(1): 1-5.

5. Jayaraja KK et al. Application of Broad Spectrum Antiseptic Povidone Iodine as Powerful Action: A Review. Journal of Pharmaceutical Science and Technology; 2009: 1(2): 48-58.

6. Sastroasmoro S. Terapi Ozon. HTA Indonesia. 2004.p. 1-29.

7. Febrito C. Pengaruh Ozon dalam Mempercepat Waktu Penyembuhan Luka pada Mencit Galur Swiss Webster yang Diinduksi Aloksan. Karya Tulis Ilmiah. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha-Bandung.

8. Berkovitz B, Moxham BJ, Linchen R, Sloan AJ. Oral Biology. vol 3. London: Churchill Livingstone Elsevier. 2011.p. 233.

9. Anthony LM. Junqueira’s Basic Histology. 12 th ed. London: Mc Graw Hill. 2010.p. 251.


(5)

59

10.Sugiaman VK. Peningkatan Luka di Mukosa Oral Melalui Pemberian Aloe Vera (Linn.) Secara Topikal. Jurnal Kedokteran Maranatha; 2011: 11(1): 70–79.

11.Prasetyono TOH. General Concept of Wound Healing, revisited. Med J Indones; 2009: 18(3): 208-216.

12. Kumar V, Abbas AK, Fausto N. Robbins and Cotran Pathologic Basis Of Disease. 8th ed. Philadelphia: Elsevier; 2005.p. 88-118.

13.Nanci A. Ten Cate’s Oral Histology. 8thed. Philadelphia: Elsevier; 2012.p. 278-310.

14.Squier C, Brogden KA. Human Oral Mucosa Development, Structure, & Function. Oxford: Wiley-Blackwell. 2012.p. 3-52.

15.Berkovitz BKB, Holland GR, Moxham BJ. Oral Anatomy Embryology and Histology. Elsevier; 2002.p. 223-252.

16.Sjamsuhidajat R, Win de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. 2nded. Jakarta: EGC. 2010.p. 95-120.

17.Sushma A, Satish S. Medical Plants with Wound Healing and Antioxidant Activity: An Update. Internasional Journal of Pharmaceutical Innovations; 2013: 3(4): 30-40.

18.Sharma Y, Jeyabalan G, Singh R, Semwal A. Current Aspects of Wound healing Agents From Medical Plant: A Riview. Journal of Medicinal Plants Studies; 2013: 3(4): 1-11.

19.Rawat S, Singh R, Thakur P, Kaur S, Semwal A. Wound Healing Agents from medicinal Plants: A Review. Asian Pacific Journal of Tropical Biomedicine; 2012: S1910-S1917.

20.Brunicardi FC, Andersen DK, Billiar TR, Dunn DL, Hunter JG, Pollock

RE. Schwartz’s Principles of surgery. New york. Mc Graw Hill Medical.


(6)

60

21.Guo S, Dipeitro LA. Factor Affecting Wound Healing. Journal Dent Res; 2010: 89(3): 219-229.

22.Wray D, Stenhouse D, Lee D, Clark AJE. Textbook of General and Oral Surgery. Philadelphia: Churchill Livingstone; 2003.p. 7-11.

23.Ozon applications. Effect of Ozon on Bacteria.[serial online] July 2014 [cited 28 Mei 2015]. Available from: URL:http://www.ozoneapplications. com/info/bacteria_destruction.htm

24.Hampson, Brian. Use of Ozone for Winery and Environmental Sanitation. Practical Winery & Vineyard Journal; 2000 January/February:1-4.