KELAS, KONSER, DAN KEKELUARGAAN DALAM PEMBELAJARAN VOKAL ANAK DI PURWACARAKA MUSIC STUDIO BANGBARUNG.

(1)

KELAS, KONSER, DAN KEKELUARGAAN DALAM

PEMBELAJARAN VOKAL ANAK DI PURWACARAKA

MUSIC STUDIO BANGBARUNG

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni

Oleh:

GITHA NOFIA RUSMA

NIM.1006920

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014


(2)

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal

Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Oleh

Githa Nofia Rusma

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Fakultas

Pendidikan Bahasa dan Seni

© Githa Nofia Rusma 2014

Universitas Pendidikan Indonesia

November 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari


(3)

(4)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

This study, entitled "Class, Concert, and Kinship in Children Vocal Learning in Purwacaraka Music Studio Bangbarung". Reduced presence phenomenon of music events, songs, and the figure of a child singer in the media for children raises the author’s concerns about their condition that seemed lost of identity in terms of music. School of music can be a means to direct the child in singing properly according to age. Purwacaraka Music Studio (PCMS) is an independent music school with 80 branches throughout Indonesia, has a special program for children in vocal learning. PCMS have a mission-based Classes, Concerts, and Kinship. This study wants to reveal the organization of Class, Concert, and the Kinship in child vocal learning in PCMS Bangbarung, through the intrinsic case study with a qualitative approach. The results showed, the organization of class is a fusion concept of learning and training with innovative methods that adapted to the needs of children. The concert is the application of learning outcomes and evaluation materials to repair the implementation of the class. Kinship is the basic principle of accomplishment classes, concerts, and management.

Keywords: classes, concerts, kinship, child vocal learning

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung”. Fenomena berkurangnya penayangan acara musik anak, lagu anak, dan figur penyanyi anak di media, memunculkan kekhawatiran penulis terhadap kondisi anak-anak yang seolah kehilangan jati diri dalam hal bermusik. Sekolah musik dapat menjadi sarana untuk mengarahkan anak dalam bernyanyi dengan baik dan benar sesuai dengan usianya. Purwacaraka Music Studio (PCMS) merupakan sekolah musik independen dengan 80 cabang tersebar di seluruh Indonesia, memiliki program khusus dalam pembelajaran vokal untuk anak. PCMS memiliki misi yang berbasis Kelas, Konser, dan Kekeluargaan. Penelitian ini ingin mengungkap penyelengaraan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan tersebut dalam pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbarung, melalui studi kasus intrinsik dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan, penyelenggaraan kelas merupakan perpaduan konsep pembelajaran dan pelatihan dengan metode inovatif dari instruktur disesuaikan dengan kebutuhan anak. Konser merupakan pengaplikasian hasil pembelajaran dan bahan evaluasi untuk perbaikan penyelenggaraan kelas. Kekeluargaan merupakan prinsip dasar penyelenggaraan kelas, konser, dan manajemen.


(5)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung


(6)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

PERNYATAAN ... i

KATA PENGANTAR ... ii

ABSTRAK ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR BAGAN ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian... 7

E. Asumsi Penelitian ... 7

F. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 10

A. Teori Kelas, Konser, dan Kekeluargaan... 10

B. Pembelajaran Vokal... 38

C. Karakteristik Anak ... 51

D. Pembelajaran Vokal Anak ... 54

E. Hasil Penelitian Terdahulu ... 55

BAB III. METODE PENELITIAN... 59

A. Pendekatan dan Metode ... 59

B. Data Penelitian ... 61

C. Lokasi Penelitian ... 61


(7)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Instrumen Penelitian ... 63

F. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian ... 67

G. Teknik Pengolahan Data ... 68

H. Alur Penelitian ... 69

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 71

A. Hasil Penelitian ... 71

1. Masukan Lingkungan ... 71

a. Profil dan Sejarah PCMS ... 71

b. Struktur Organisasi Manajemen ... 72

c. Kondisi Fisik Bangunan PCMS Bangbarung ... 74

d. Kegiatan Manajerial ... 78

e. Kegiatan Promosi ... 78

2. Hasil Penelitian Terkait Kelas ... 80

a. Masukan Mentah (peserta didik/murid) ... 80

b. Masukan Sarana ... 81

c. Proses Pembelajaran Vokal ... 84

3. Hasil Penelitian Terkait Konser ... 118

a. Jenis-jenis Konser ... 119

b. Manajemen Penyelenggaraan Konser ...121

4. Hasil Penelitian Terkait Kekeluargaan... 124

a. Prinsip Kekeluargaan dalam Kelas...125

b. Prinsip Kekeluargaan dalam Konser ...126

c. Prinsip Kekeluargaan dalam Hubungan Antar Pihak Terkait ...127

B. Pembahasan ... 128

1. Kelas dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung ... 128

a. Peserta didik (murid) ... 129

b. Pendidik (instruktur) ... 130

c. Tujuan Pembelajaran ... 133

d. Materi Pembelajaran ... 134


(8)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

f. Media Pembelajaran ... 150

2. Konser dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung ... 152

a. Jenis-jenis konser ... 153

b. Manajemen penyelenggaraan konser ... 155

c. Keberhasilan konser ... 159

3. Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung ... 159

a. Fungsi Edukasi ... 160

b. Fungsi Sosialisasi Anak ... 161

c. Fungsi Perlindungan (Proteksi) ... 161

d. Fungsi Perasaan (Afeksi) ...162

e. Fungsi Religius ...162

f. Fungsi Ekonomi ...162

g. Fungsi Rekreasi ...163

4. Hubungan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung ...163

BAB V. KESIMPULAN DAN REKOMENDASI ... 165

A. Kesimpulan ... 165

B. Rekomendasi ... 167


(9)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel

1.1. Daftar Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Musik di Kota Bogor . 3

2.1. Perbandingan Antara Pendidikan dan Pelatihan (Notoatmodjo, 1998) 11

3.1. Instrumen Penelitian ... 64

4.1. Jadwal pelaksanaan konser vokal tahun2012- 2013 ... 121


(10)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR BAGAN

Bagan

2.1. Skema Interaksi Antara Pendidik dan Anak Didik ... 13

2.2. Hubungan Fungsional antara Komponen, Proses, dan Tujuan Pendidikan Nonformal ... 13

3.1. Skema Model Interaktif Analisis Data Kualitatif ... 69

3.2. Alur dan Langkah-Langkah Penelitian ... 70

4.1. Struktur Organisasi Kantor Pusat ... 72

4.2. Struktur Organisasi Kantor Cabang ... 72

4.3. Jenis-jenis Konser ... 153

4.4. Hubungan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung ... 164


(11)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar

2.1 Posisi Tubuh Saat Bernyanyi ... 41

2.2 Proses Pernafasan diafraghma ... 43

2.3 Organ yang Digunakan dalam Artikulasi ... 45

2.4. Bentuk Mulut dalam Artikulasi Huruf Hidup ... 46

2.5. Ruang Resonansi pada Tubuh Manusia... 48

2.6. Posisi Mikrofon Saat Bernyanyi ... 50

3.1. Peta Lokasi Penelitian ... 62

4.1. Foto Bangunan PCMS Bangbarung ... 75

4.2. Ruang Front Office (FO) dan Peralatan di Meja FO ... 76

4.3. Foto Sertifikat Penghargaan dan Kegiatan di PCMS Bangbarung ... 76

4.4 Foto Ruang Back Office ... 77

4.5 Foto Mushola, Toilet, dan Dapur ... 77

4.6 Foto Spanduk PCMS Bangbarung ... 79

4.7 Foto Pajangan Merchandise... 79

4.8. Foto Ruang Kelas Vokal ... 83

4.9 Foto Tempat dan Fasilitas Ruang Tunggu ... 84

4.10 Foto Metode Persuasif Instruktur 1 dengan Murid 1 pada Pertemuan ke-1 ... 87

4.11 Foto Latihan Pernafasan Murid 1 Pada Pertemuan ke-1 ... 88

4.12 Foto Vocalising Murid 1 Pada Pertemuan ke-1 ... 90

4.13 Foto Pembelajaran Lagu dengan Menggunakan Mikrofon Murid 1 Pada Pertemuan ke-1 ... 91

4.14 Foto Latihan Pernafasan Murid 2 Pada Pertemuan ke-1 ... 92

4.15 Foto Vocalising Murid 2 Pada Pertemuan ke-1 ... 93

4.16 Foto Latihan Artikulasi Murid 2 Pada Pertemuan ke-1 ... 94


(12)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.18 Foto Latihan Pernafasan dan Sikap Tubuh Murid 3 Pada

Pertemuan ke-1 ... 96

4.19 Foto Vocalising Murid 3 Pada Pertemuan ke-1 ... 97

4.20 Foto Tanya Jawab Instruktur 3 dengan Murid 3 Pada Pertemuan ke-1 ... 98

4.21 Foto Pembelajaran Lagu dengan Menggunakan Mikrofon Murid 3 Pada Pertemuan ke-1 ... 99

4.22 Foto Vocalising Murid 1 Pada Pertemuan ke-2 ... 101

4.23 Foto Pembelajaran Lagu Murid 1 Pada Pertemuan ke-2 ... 102

4.24 Foto Tanya Jawab Instruktur 2 Dengan Murid 2 Pada Pertemuan ke-2 ... 104

4.25 Foto Vocalising Murid 2 Pada Pertemuan ke-2 ... 105

4.26 Foto Pembelajaran Lagu dengan Menggunakan Mikrofon Murid 2 Pada Pertemuan ke-2 ... 106

4.27 Foto Latihan Pernafasan Murid 3 Pada Pertemuan ke-2 ... 107

4.28 Foto Vocalising Murid 1 Pada Pertemuan ke-3 ... 109

4.29 Foto Pembelajaran Lagu Dengan Menggunakan Mikrofon Murid 1 Pada Pertemuan ke-3 ... 110

4.30 Foto Latihan Pernafasan Murid 2 Pada Pertemuan ke-3 ... 111

4.31 Foto Vocalising Murid 2 Pada Pertemuan ke-3 ... 112

4.32 Foto Pembelajaran Lagu dengan Menggunakan Mikrofon Murid 2 Pada Pertemuan ke-3 ... 112

4.33 Foto Tanya Jawab Instruktur 3 Dengan Murid 3 Pada Pertemuan ke-3 ...113

4.34 Foto Vocalising Murid 3 Pada Pertemuan ke-3 ... 114

4.35 Foto Pembelajaran Lagu Murid 3 Pada Pertemuan ke-3 ... 114

4.36 Lembar Kegiatan Belajar Mengajar ... 115

4.37 Lembar Evaluasi Triwulan ... 116

4.38 Foto Sambutan Purwatjaraka Pada Konser Pcms Bangbarung ... 119

4.39 Foto Penampilan Murid Saat Konser ... 121


(13)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

4.41 Brosur Kompetisi Pcms ... 124

4.42 Foto Acara Family Gathering Seluruh Keluarga Staf Dan Instruktur Pcms Cabang Bangbarung Dan Taman Yasmin, Bogor ... 127

4.43 Foto Acara Buka Puasa Bersama Seluruh Keluarga Staf Dan Instruktur PCMS Bangbarung ... 128

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran Halaman 1. Pedoman wawancara ...176

2. Pedoman Observasi Terhadap Gambaran umum dan Kondisi Objektif PCMS Bangbarung ...177

3. Pedoman Observasi Terhadap Proses Pembelajaran, Konser, dan prinsip kekeluargaan ... 178

4. Pedoman Studi Dokumentasi Terhadap Kondisi dan Riwayat PCMS Bangbarung ... 179

5. Pedoman Studi Dokumentasi Terhadap Proses Pembelajaran di PCMS Bangbarung ... 179

6. Pedoman Pengisian Kuesioner ... 180

7. Lembar kuesioner untuk instruktur ... 181

8. Lembar kuesioner untuk murid ... 184

9. Lembar kuesioner untuk orang tua murid ... 188

10.Lembar kuesioner untuk manajemen ... 192

11.Contoh surat pemberitahuan konser untuk instruktur vokal ... 194

12.Contoh susunan kepenitiaan konser ... 195

13.Contoh susunan acara home concert vokal ... 196

14.Contoh susunan acara annual concert vokal ... 197


(14)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

P E N D A H U L U A N

A. Latar Belakang

Indonesia mengalami perkembangan musik yang cukup pesat. Gejala ini dapat diamati dari terus munculnya sajian musik baru melalui berbagai media. Selain itu, kontes pencarian bakat di bidang musik, seperti AFI, Indonesia Idol, Idola cilik, Mamamia, KDI, dan VOI (Voice of Indonesia), semakin banyak digelar dan berkembang sebagai cikal bakal dari munculnya pemusik dari berbagai daerah. Minat masyarakat untuk mempelajari musik pun semakin besar, terutama di kota-kota besar. Terlebih lagi saat ini marak muncul grup-grup vokal (boyband/girlband). Hal ini juga memotivasi anak-anak untuk belajar dan melatih kemampuan bermusik mereka agar memiliki kesempatan yang sama dengan penyanyi atau boyband/girlband yang mereka idolakan, ataupun untuk mengikuti kontes pencarian bakat yang marak diadakan.

Perkembangan ini tidak diimbangi dengan penayangan acara musik anak ataupun figur penyanyi anak yang ditampilkan di media. Industri musik anak pun mati dan anak-anak lebih banyak mendengarkan lagu-lagu dewasa yang kurang sesuai dengan usia mereka. Animo masyarakat terhadap musik anak di Indonesia berangsur berkurang. Bahkan beberapa tahun belakangan ini, keberadaan penyanyi cilik tidaklah beda dengan penyanyi remaja dan dewasa pada umumnya, terutama dalam penguasaan lagu dan tema yang digunakan.

Kondisi tersebut ironis sekali, mengingat di era1980an dan 1990an, terdapat beberapa generasi penyanyi anak yang memberikan pengaruh dan warna yang cukup besar di dunia musik Indonesia. Artis cilik tahun 1980an seperti Ira Maya Sopha, Adi Bing Slamet, atau Cica Kuswoyo sangat mendominasi dunia musik anak. Sedangkan pada 1990an, bermunculan artis cilik seperti Eno Lerian, Bondan Prakoso, Cikita Meidy, Tasya, Sherina atau Joshua. Kehadiran mereka pada masa itu membuat anak-anak begitu mencintai dunia anak yang sesungguhnya. Musik dan lirik yang mereka nyanyikan benar-benar menggambarkan dunia anak yang begitu dekat dengan kegembiraan, permainan, dan sangat edukatif untuk perkembangan mereka. Hal tersebut diimbangi dengan


(15)

2

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

terdapatnya wadah acara musik anak di sejumlah media baik TV (seperti Ci Luk Ba, Tralala-Trilili, Kring-kring Olala). Anak-anak pada masa ini banyak dimanjakan oleh lagu-lagu anak baik dalam kaset (tape), video, maupun video klip yang banyak diputar di semua stasiun televisi swasta dan TVRI. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mempertahankan eksistensi musik anak tanpa menghilangkan esensi yang sebenarnya. Sehingga musik anak dapat menjadi wadah yang terbaik untuk apresiasi anak-anak, pendidikan, pengetahuan hingga pembentukan kepribadian anak.

Mempelajari musik tidak cukup hanya dengan mempelajari teori-teorinya saja tetapi juga harus diikuti dengan prakteknya, sebab melalui prakteklah seseorang akan merasakan pengalaman musik secara langsung. Hal ini didukung

dengan pendapat Jamalus (1988, hlm. 44) yang menyatakan bahwa “mempelajari

musik adalah mempelajari unsur-unsur musik. Mempelajari unsur-unsur musik tidak mungkin hanya melalui ceramah atau penjelasan saja, tanpa bunyi atau

musik itu sendiri.” Maka dengan alasan ini, praktek pembelajaran musik akan

lebih dirasakan dengan bernyanyi atau memainkan instrumen musik. Namun tujuan untuk merasakan pengalaman musik itu akan lebih mudah tercapai melalui praktek vokal dibandingkan dengan praktek memainkan instrumen musik, sebab melalui praktek vokal seseorang akan lebih cepat merasakan pengalaman akan rasa musik yang keluar dari raganya. Hal ini sesuai dengan pendapat Pekerti

(2008, hlm. 243) bahwa “Bernyanyi merupakan aktivitas musikal yang

pengekspresiannya sangat pribadi karena menggunakan alat musik yang ada pada

tubuh manusia dan bersifat langsung.”

Kemampuan mengolah vokal atau bernyanyi dapat dipelajari baik melalui lembaga pendidikan formal ataupun nonformal, di kota-kota besar di Indonesia saat ini banyak bermunculan berbagai macam pelatihan di berbagai bidang, termasuk bidang musik, yang diselenggarakan oleh Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Lembaga ini termasuk dalam lembaga pendidikan nonformal. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26 ayat 4 dan ayat 5.

Bogor adalah kota yang terletak di sebelah selatan Jakarta. Sebagai kota yang berkembang dan sangat dekat dengan Ibu Kota, tentunya Bogor memiliki berbagai sarana pendukung yang diperlukan dalam perkembangan masyarakat


(16)

3

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dalam bidang musik. Terdapat banyak Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang memfasilitasi kebutukan pembelajaran vokal di Kota Bogor, sebagaimana disajikan dalam tabel 1.

Tabel 1.1. Daftar Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Musik yang Terdapat Kota Bogor

Sumber: http://www.farabimusic.com/, http://yamaha.co.id/index.php, http://forum.infoanda.com/viewtopic.php,

http://www.purwacarakamusicstudio.com/cabang.htm

Purwacaraka MusicStudio (PCMS) sebagai sekolah musik yang independen dengan pemilik dan pendiri orang asli Indonesia yaitu Ir. Purwatjaraka, telah membuka cabang dengan jumlah terbanyak yang tersebar di seluruh Indonesia. Hal ini merupakan prestasi bagi PCMS yang telah berhasil menjalankan misinya sehingga sekolah musik ini diminati masyakat di seluruh Indonesia dan memiliki banyak murid juga mampu mempertahankan muridnya hingga bertahun-tahun. Selain itu, dalam bidang vokal, PCMS juga mempunyai banyak prestasi baik di dalam maupun luar negeri, diantaranya choir pada tahun lalu PCMS choir berhasil mendapatkan dua Gold Diploma Awards pada ajang

festival paduan suara internasional “2012 Asia Cantate” yang dilaksanakan di

Phuket, Thailand, dan masih banyak lagi.

PCMS menempati peringkat pertama sebagai LKP Musik dengan klasifikasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) menurut Dinas Pendidikan Kota Bogor. LKP kategori SPM adalah LKP yang sudah memenuhi persyaratan minimal sebagai LKP, yaitu: 1) Isi pendidikan, meliputi: struktur kurikulum yang berbasis kompetensi dan berorientasi pada keunggulan lokal, dan bahan ajar

No Nama Lembaga Jumlah Cabang di Seluruh

Indonesia Tahun Berdiri

1 Yamaha Musik Indonesia 114 1972

2 Purwacaraka Music Studio 80 1988

3 Elfa Music School 16 1981

4 Lembaga Pendidikan Musik

Farabi 10 1978

5 Gema Suara Musik 1 1995

6 Psallo 1 2007


(17)

4

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berupa buku atau modul bahan ajar; 2) Pendidik dan Tenaga Kependidikan, meliputi: jumlah, kualifikasi, dankompetensi masing-masing pendidik dan tenaga kependidikan yang sesuai dengan bidangnya; 3) Sarana dan prasarana, meliputi ketersediaan ruang kantor, ruang belajar teori, ruang praktek, sarana belajar mengajar, dan media pembelajaran, dengan ukuran, jenis, dan jumlah yang sesuai; 4) Pembiayaan, meliputi biaya operasional dan biaya personal untuk mendukung terselenggaranya program pendidikan; 5) Manajemen meliputi struktur organisasi lembaga dan deskripsi tugas yang jelas dan terarah guna memudahkan jalannya kegiatan dalam pencapaian tujuan; dan 6) Proses pendidikan, meliputi: silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

PCMS yang menurut Dinas Pendidikan Kota Bogor termasuk dalam klasifikasi Standar Pelayanan Minimal (SPM) diharapkan terus meningkatkan kualitasnya sehingga dapat diklasifikasikan sebagai LKP dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP) bahkan sebagai LKP bertaraf Internasional.

PCMS memiliki empat lokasi cabang di Bogor, yaitu PCMS cabang Bangbrung, Taman Yasmin, Batu Tulis, dan Cibinong. PCMS Bangbarung termasuk lembaga Pendidikan musik yang telah memiliki sertifikat penghargaan yang diberikan oleh Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Non Formal (PNF) sebaikgai Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) yang telah berpartisipasi dalam pelatihan asesor akreditasi pendidikan nonformal. PCMS cabang Bangbarung juga memiliki prestasi sebagai cabang dengan murid terbanyak di Bogor dan pada tahun 2005 tercatat sebagai cabang dengan murid terbanyak di seluruh Indonesia. PCMS Bangbarung memiliki murid dengan jumlah yang stabil dan banyak murid yang mampu bertahan (mengikuti pembelajaran ) selama bertahun-tahun. Hal ini diasumsikan bahwa sistem pembelajaran di PCMS Bangbarung dapat membuat murid merasa nyaman dan senang dalam mengikuti pembelajaran sehingga mampu mempertahankan dan meminimalisir keluarnya murid.

Suatu lembaga pendidikan yang berkualitas tidak lepas dari peran tenaga kerja (staf) yang juga berkualitas. PCMS Bangbarung dipimpin oleh branch manajer yang memiliki gaya kepemimpinan bersifat open management atau terbuka, mendengarkan setiap keluhan dari pegawai, pengajar, anak murid, dan

orang tua murid. Hal ini dibuktikan dengan diperolehnya penghargaan dari


(18)

5

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

berdedikasi, dan dengan penilaian khusus. Pengelola PCMS Bangbarung yang

berhubungan langsung dengan lembaga dan konsumen yaitu customer service. Mereka sangat mengedepankan attitude dan pelayanan yang maksimal baik kepada murid maupun orang tua murid. Para pengajar yang berperan langsung dalam proses pembelajaran memiliki keahlian sesuai bidangnya karena telah bersertifikat dan melewati seleksi (audisi) langsung oleh Bapak Purwatjaraka selaku pimpinan pusat.

Berdasarkan hasil studi dokumen dan wawancara dengan branch manager,

PCMS dengan motto cerdas bersama musik, memiliki misi yang berbasis “3K

(Kelas, Konser, Kekeluargaan)”, yakni:

1. Memberikan sistem pembelajaran kepada murid dimana murid dapat belajar

seperti layaknya di rumah sendiri.

2. Penyajian kenyamanan ruang belajar dengan staf pengajar yang kompeten.

3. Aplikasi pembelajaran melalui konser-konser atau pentas seni.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang bahwa fenomena bermusik khususnya vokal di kalangan masyarakat saat ini diramaikan dengan semakin banyaknya ajang pencarian bakat terutama yang ditayangkan di televisi, terlebih lagi saat ini sedang merebaknya musik K-Pop dan sedang marak bermunculan grup vokal (Boyband/girlband). Akan tetapi, yang menjadi permasalahan saat ini adalah seiring dengan berkurangnya penayangan di media mengenai acara musik anak dan figur penyanyi anak, memunculkan kekhawatiran terhadap kondisi anak-anak yang seolah kehilangan jati diri dalam hal bermusik, khususnya bernyanyi. Mereka lebih tertarik untuk mempelajari lagu-lagu yang bertema remaja ataupun dewasa daripada lagu anak-anak, termasuk mengikuti gayanya. Oleh karena itu, diperlukan perhatian khusus dari lembaga pendidikan musik, khususnya para pengajar untuk memberikan pengarahan kepada anak dalam hal pembelajaran vokal anak yang baik dan benar sesuai karakter usianya.

Permasalahan lain yakni mengingat karakteristik anak yang menurut

Hurlock (1980) dalam Soetjiningsih (2012, hlm. 181) yaitu “masa perkembangan

sedang dalam proses pengembangan kepribadian yang unik dan menuntut kebebasan, juga seringkali bersikap bandel, keras kepala, tidak menurut, melawan,


(19)

6

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

dan marah tanpa alasan, sehingga umumnya orang tua menganggap masa ini

sebagai usia bermasalah atau usia sulit.” Hal ini juga tentunya akan menyulitkan

para pengajar juga dalam menghadapi anak-anak tersebut termasuk dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Mengetahui hal ini tentunya berbagai pihak perlu memberikan perhatian,seperti kondisi fisik (sarana dan prasarana) lembaga pendidikan yang memadai, para pengajar sebagai orang yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran, penyediaan wadah untuk pengaplikasian hasil pembelajaran berupa konser, juga hubungan yang baik antara manajemen, pengajar, siswa, dan orang tua siswa. Selain itu, diperlukan pula pendekatan psikologis pedagogis dan pendekatan sosiologis terhadap perkembangan anak, guna memperoleh data yang obyektif tentang masalah-masalahnya dan cara mengatasinya.

Sebagai salah satu lembaga pendidikan musik yang berkualitas, Purwacaraka Musik Studio (PCMS) juga secara tidak langsung berperan di lingkungan sosial masyarakat dalam meningkatkan kualitas perilaku anak. PCMS dengan sejumlah prestasinya, merupakan salah satu lembaga pendidikan musik yang berkompeten yang memiliki pengajar-pengajar yang juga berkompeten sesuai bidangnya. Dengan misi yang berbasis 3K (Kelas, Konser, dan Kekeluargaan), PCMS yakin bahwa hal tersebut akan menjadi langkah untuk mewujudkan keberhasilan dalam pembelajaran musik kepada siswanya. Akan tetapi penulis menemukan permasalahan lain yang teridentifikasi dalam uraian misi yang telah dipaparkan pada bagian latar belakang. Permasalahan tersebut yakni konsep kelas, konser, dan kekeluargaan dalam uraian di atas dirasa masih implisit yang artinya penerapan masing-masing konsep belum dinyatakan secra jelas, sehingga perlu pemaparan yang lebih rinci sebagai pembeda atau ciri dari ketiganya.

Oleh karena itu, dari identifikasi permasalahan-permasalahan yang telah

dijelaskan, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Kelas,

Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung, Bogor”.

Maka dari itu untuk menjawab semua permasalahan yang dimaksudkan di

atas, penulis menyusun rumusan pertanyaan yang berkaitan dengan “Bagaimana


(20)

7

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung?” dalam bentuk beberapa

pertanyaan penelitian,yang meliputi:

1. Bagaimana kelas dalam pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbarung?

2. Bagaimana konser dalam pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbarung?

3. Bagaimana kekeluargaan dalam pembelajaran vokal anak di PCMS

Bangbarung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan utama penelitian ini adalah diperolehnya fakta empirik tentang

“Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di

Purwacaraka Music Studio Bangbarung”. Adapun tujuan khusus penelitian ini

yaitu mendeskripsikan fakta empirik tentang:

1. Kelas dalam pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbarung.

2. Konser dalam pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbarung.

3. Kekeluargaan dalam pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbarung.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini bermanfaat khususnya bagi peneliti sendiri, umumnya bagi pihak-pihak yang berkaitan dengan pendidikan nonformal. Bagi peneliti, penelitian ini menjadi sebuah pengalaman yang berharga dalam rangka usaha memperdalam wawasan pengetahuan dan ilmu seni, setidaknya mengenai permasalahan yang diteliti, serta dapat menjadi bekal dalam mentransformasikan dan mengaplikasikan pada kegiatan belajar mengajar di lembaga pendidikan.

Bagi lembaga pendidikan, hasil penelitian ini dapat dijadikan data empirik atau literatur mengenai pembelajaran vokal di Kota Bogor, khususnya untuk golongan usia anak-anak. Manfaat lain yaitu bagi pengajar vokal, hasil penelitian bermanfaat sebagai bahan pembelajaran vokal untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan musik. Bagi Program Studi Pendidikan Seni, Sekolah Pasca Sarjana UPI, hasil penelitian ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pendidikan seni terutama dalam bidang pendidikan nonformal, khususnya pendidikan musik, juga sebagai sumbangan data karya ilmiah yang dapat dijadikan rujukan bagi penelitian-penelitian sejenis.


(21)

8

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Asumsi Penelitian

Berdasakan studi pendahuluan, baik melalui literatur, observasi serta pengalaman empirik, penulis berasumsi bahwa penyelenggaraan kelas, konser, dan kekeluargaan dalam pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbarung memiliki keunggulan yang membuat murid merasa nyaman dan senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar.

F. Sistematika Penulisan

Berdasakan buku pedoman karya tulis ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia tahun 2014, rancangan sistematika penulisan hasil penelitian yang saya lakukan adalah sebagai berikut:

Halaman Judul Halaman Pengesahan Halaman Pernyataan

Halaman Ucapan Terima Kasih Abstrak

Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Bab I: Pendahuluan

A. Latar Belakang

B. Rumusan Masalah

C. Tujuan Penelitian

D. Asumsi Penelitian

E. Sistematika Penulisan

Bab II: Kajian pustaka

A.Teori Kelas, Konser dan Kekeluargaan

B. Pembelajaran Vokal C. Karakteristik Anak


(22)

9

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu E. Hasil Penelitian Terdahulu

Bab III: Metode penelitian A. Pendekatan dan metode B. Data Penelitian

C. Lokasi Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data E. Instrumen Penelitian

F. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian G. Teknik Pengolahan Data

H. Alur Penelitian

Bab IV: Hasil dan Pembahasan A. Hasil Penelitian

1. Masukan Lingkungan

2. Hasil penelitian terkait kelas

3. Hasil penelitian terkait konser

4. Hasil penelitian terkait kekeluargaan

B. Pembahasan

1. Kelas dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung 2. Konser dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung

3. Prinsip Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung

4. Hubungan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di PCMS Bangbarung

Bab V: Kesimpulan dan Rekomendasi A. Kesimpulan

B. Rekomendasi Daftar Pustaka Lampiran-lampiran Riwayat Hidup


(23)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode

Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif terhadap konsep penyelenggaraan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam pembelajaran vokal anak di Purwacaraka Music Studio (PCMS). Menurut Sugiyono (2012, hlm. 8) pendekatan kualitatif disebut juga sebagai metode artistik karena proses penelitian lebih bersifat seni (kurang terpola), dan disebut sebagai metode interpretive karena data hasil penelitian lebih berkenaan dengan interpretasi terhadap data yang ditemukan di lapangan. Sejalan dengan itu, Suparlan (1994, hlm. 14) menegaskan bahwa pendekatan kualitatif dipandang sebagai sebuah cara melihat dan mengkaji gejala-gejala sosial dan kemanusiaan, yaitu dengan memahami gejala-gejala tersebut.

Metode yang diterapkan dalam penelitian ini yaitu studi kasus terhadap penyelenggaraan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam proses pembelajaran vokal kategori anak di PCMS cabang Bangbarung. Metode studi kasus ini merupakan sebuah studi terhadap peristiwa, yang melibatkan pelaku dalam adegan (setting) dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif dan rinci dalam pengumpulan dan analisis data. Studi kasus sendiri dapat diartikan sebagai: an intensive, holistic description and analysis of single instance, phenomenon, or social unit (Ozbarles, 2008, hlm. 60). Pernyataan tersebut memberikan pengertian bahwa pada dasarnya studi kasus merupakan strategi penelitian yang mengkaji secara rinci atas suatu latar atau satu orang subjek atau satu peristiwa tertentu. Pengertian studi kasus yang dikemukanan oleh Sukmadinanta (2005, hlm. 64) adalah sebagai berikut.

Studi kasus (case study) merupakan suatu penelitian yang dilakukan terhadap suatu “kesatuan sistem”. Kesatuan ini dapat berupa program kegiatan, peristiwa, atau sekelompok individu yang terkait oleh tempat, waktu, dan ikatan tertentu.


(24)

60

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Studi kasus adalah suatu penelitian yang diarahkan untuk menghimpun data, mengambil makna, memperoleh pemahaman dari kasus tersebut.

Sejalan dengan pernyataan di atas, Nasution (2007, hlm. 27) mengungkapkan bahwa studi kasus adalah bentuk penelitian yang mendalam tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia di dalamnya. Studi kasus dapat dilakukan terhadap individu (misalnya suatu keluarga), segolongan manusia (guru, karyawan), lingkungan hidup manusia (desa, sektor kota). Bahan studi kasus dapat diperoleh dari sumber-sumber seperti laporan pengamatan, catatan pribadi, kitab harian atau biografi orang yang diselidiki, laporan atau keterangan dari orang yang banyak tahu tentang hal itu.

Berdasarkan hal tersebut di atas dapat dipahami bahwa batasan studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas sesuai dengan latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.

Alasan dipilihnya studi kasus sebagai rancangan penelitian karena: 1) studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan antara variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan pemahaman yang lebih luas, 2) studi kasus memberikan kesempatan untuk melakukan wawancara mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia, melalui penyelidikan intensif peneliti dapat menemukan karakteristik dan hudungan-hubungan yang mungkin tidak diduga sebelumnya, 3) studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan yang sangat berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka pengembangan lmu-ilmu sosial.

Berdasarkan karakter dan fungsi kasus, penelitian ini menggunakan penelitian studi kasus mendalam (intrinsic case study) tentang penyelenggaraan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam dalam pembelajaran vokal anak. Penggunaan metode ini karena penelitian dilakukan untuk memahami situasi khusus tertentu, tanpa dikaitkan dengan teori. Menurut Stake (2005, hlm. 448) intrinsic case study adalah penelitian studi kasus yang dilakukan dengan maksud


(25)

61

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk yang pertama kali dan terakhir kali meneliti tentang suatu kasus yang khusus.

Penelitian ini ditinjau dari strategi pengungkapan dan tujuan pelaporannya (model pengkajian kasusnya) menggunakan studi kasus deskriptif karena digunakan untuk menjawab masalah penelitian yang menyangkut pertanyaan what, how dan why penyelenggaraan Kelas, Konser, Kekeluargaan dalam diterapkan dalam pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbarung. Menurut Yin (2003, hlm. 5) studi kasus tipe deskriptif dapat melacak urutan peristiwa hubungan antar pribadi, menggambarkan sub budaya dan menemukan fenomena kunci dalam suatu peristiwa.

Hasil penelitian dengan tipe deskriptif memiliki ciri-ciri, menurut Surakhmad (1998 , hlm. 140) antara lain:

1. Memusatkan pada pemecahan masalah yang aktual.

2. Data yang dikumpulkan mula-mula disusun, dijelaskan, selanjutnya dianalisa.

Definisi penelitian deskriptif yang dikemukakan Alwasilah (2007, hlm.

114) adalah gambaran verbal ihwal manusia, objek, penampilan, pemandangan,

atau kejadian. Cara penulisan ini menggambarkan sesuatu sedemikian rupa sehingga pembaca dibuat mampu (seolah merasakannya, melihat, mendengar, atau mengalami) sebagaimana dipersepsi oleh panca indera. Alasan memilih metode ini karena peneliti bermaksud untuk memahami situasi sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori.

B. Data Penelitian

Subjek dalam penelitian ini yaitu anak usia lima, delapan, dan sebelas tahun. Objek yang diteliti yaitu konsep 3K dan pembelajaran vokal. Responden yang diambil antara lain: tiga orang instruktur, tiga orang murid, dua orang tua murid, dan empat orang manajemen (1 Branch Manager, 2 customer service/Front Office, 1 Back Office) Purwacaraka Music Studio Bangbarung, Bogor.


(26)

62

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Penelitian dilakukan di Purwacaraka Music Studio (PCMS) Jl. Bangbarung Raya No.8, Bantar Jati, Bogor Utara.

Gambar 3.1. Peta Lokasi Penelitian

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara (interview), observasi (pengamatan), analisis dokumen, dan pengisian angket (kuesioner), dengan penjelasan sebagai berikut.

1. Wawancara, digunakan sebagai teknik pengumpulan data dan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, juga untuk mengetahui hal-hal dari responden secara lebih mendalam. Dalam penelitian ini


(27)

63

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

wawancara dilakukan terhadap pengajar, murid, orang tua murid, dan manajemen PCMS Bangbarung.

2. Observasi (pengamatan), merupakan suatu proses kompleks, suatu proses

yang tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis yang melibatkan dua hal yang terpenting yaitu proses-proses pengamatan dan ingatan. (Hadi, 1986:114). Sugiyono (2010:145) menyebutkan bahwa teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi dan gambaran umum serta proses kegiatan belajar mengajar di PCMS Bangbarung.

3. Analisis dokumen, dalam literatur paradigma kualitatif dibedakan istilah

document dan record (Alwasilah, 2009, hlm. 157). Guba (1981, hlm. 228) dengan singkat membedakannya bahwa record adalah segala catatan tertulis yang disiapkan seseorang atau lembaga untuk pembuktian sebuah peristiwa atau menyajikan perhitungan, sedangkan document adalah barang yang tertulis atau terfilmkan selain record yang tidak disiapkan khusus atau permintaan peneliti. Adapun dokumen-dokumen dan bukti-bukti yang diperlukan oleh peneliti antara lain: kurikulum pembelajaran vokal di PCMS Bangbarung, hasil penelitian terdahulu, jurnal, literatur atau buku pendukung.

4. Angket (kuesioner) merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010, hlm. 199). Pengisian kuesioner ini dilakukan oleh instruktur, murid, dan orang tua murid PCMS Bangbarung.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam menganalisis variabel yang diteliti diantaranya: kumpulan pertanyaan yang disusun dalam kuisioner/angket, catatan pribadi, kamera, dan alat perekam audio dan video (handycam) sebagai perlengkapan dan pedoman studi dokumentasi, wawacara dan observasi.


(28)

64

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sedangkan instrumen yang digunakan dalam studi literatur antara lain: buku, jurnal, dan makalah seminar.

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metode studi kasus. Pada tahap pengumpulan data dibagi ke dalam tiga bagian yaitu, Studi Pendahuluan, Proses, dan Evaluasi. Tahapan ini adalah untuk menemukan data berdasarkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Perolehan data tersebut dilaksanakan melalui lima cara, yaitu wawancara (interview), observasi (pengamatan), studi dokumentasi, dan pengisian angket (kuesioner). Pada pelaksanaannya digunakan instrumen penelitian diantaranya pedoman wawancara, pedoman observasi, pedoman studi dokumentasi, dan pedoman kuesioner.

Peneliti menggunakan alat bantu (instrumen penelitian) dalam mengumpulkan data-data, lima instrumen penelitian dituangkan dalam bentuk beberapa tabel sebagai berikut.

Tabel 3.1. Instrumen Penelitian

No. Jenis Instrumen Sumber data Data

1. Pedoman

wawancara

- Kepala cabang PCMS

Bangbarung - Customer service

PCMS Bangbarung

- Kondisi, sejarah dan

prestasi PCMS Bangbarung

- Jenis dan prosedur

pelaksanaan konser

- Prinsip kekeluargaan

dalam hubungan antara manajemen dengan instruktur, murid, dan orang tua murid

- Instruktur vokal PCMS

Bangbarung

- Proses pembelajaran

- Persiapan dan

pelaksanaan konser


(29)

65

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Jenis Instrumen Sumber data Data

Orang tua murid, dan manajemen

Bangbarung

dalam proses

pembelajaran dan konser

- Kesan murid saat belajar

di kelas,dan saat konser

2. Pedoman

observasi

- Gedung PCMS

Bangbarung

- Gambaran umum dan

kondisi objektif PCMS Bangbarung

- Perilaku manajemen dan

konsumen

- Kelas Vokal di PCMS

Bangbarung

- Proses pembelajaran

- Tempat Umum - Penyelenggaraan Konser

3. Studi

dokumentasi

- Undang-Undang No

20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 26

- Isi peraturan tentang

Lembaga Kursus dan Pelatihan

- Kurikulum Vokal

PCMS Bangbarung

- Kurikulum vokal anak

- Dokumentasi kegiatan

di PCMS Bangbarung

- Foto dan Video kegiatan

pembelajaran dan konser

- Foto dan video kegiatan

instruktur, murid, orang tua murid, dan

manajemen


(30)

66

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

No. Jenis Instrumen Sumber data Data

Konser

4. Angket

(kuesioner)

- Instruktur-instruktur

vokal PCMS Bangbarung

- Proses pembelajaran dan

penyelenggaraan konser

- prinsip kekeluargaan

dalam hubungan antara antara instruktur, murid, orang tua murid, dan manajemen

- Murid/orang tua murid

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini tidak hanya disusun berdasarkan tujuan penelitian, tetapi juga berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pedoman wawancara digunakan juga untuk mengingatkan pewawancara mengenai aspek-aspek yang harus dibahas. Pedoman ini mengarahkan pada proses wawancara dengan memikirkan bagaimana pertanyaan tersebut akan dijabarkan secara kongkrit dalam kalimat tanya, sekaligus menyesuaikan pertanyaan dengan konteks saat wawancara berlangsung. Pedoman wawancara dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan kebutuhan data penelitian, seperti yang berkaitan dengan pembelajaran vokal kategori anak di Purwacaraka Music Studio (PCMS) Bangbarung, Bogor berbasis Kelas, Konser, dan Kekeluargaan.

Kepala cabang (branch manager) di PCMS Bangbarung sebagai nara sumber yang diwawancarai mengenai kondisi dan prestasi PCMS Bangbarung; instruktur-instruktur vokal diwawancarai mengenai kurikulum, proses dan aplikasi pembelajaran vokal kategori anak; customer service diwawancarai mengenai hubungan antara murid, instruktur, manajemen, dan orang tua murid; sedangkan beberapa murid akan diwawancarai atau diberi beberapa pertanyaan mengenai proses, kendala dan aplikasi dalam pembelajaran vokal juga kesan setelah


(31)

67

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mengikuti proses pembelajaran di kelas dan terlibat dalam konser atau aplikasi pembelajaran. Tabel pedoman wawancara disertakan dalam lampiran 1.

2. Pedoman observasi

Pedoman observasi digunakan untuk mengamati antara lain: gambaran umum dan kondisi objektif PCMS Bangbarung; proses pembelajaran vokal di PCMS Bangbarung; hubungan antara murid, instruktur, manajemen, dan orang tua murid. Pedoman observasi digunakan agar observasi yang dilaksanakan lebih terarah dan terfokus pada permasalahan. Tabel pedoman observasi disertakan dalam lampiran 2 dan 3.

3. Pedoman studi dokumentasi

Menurut Sugiyono (2010) dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Dalam penelitian ini, dokumen yang diperlukan yaitu mengenai kondisi dan riwayat PCMS Bangbarung, juga dokumen yang terkait pembelajaran vokal. Tabel pedoman studi dokumentasi terlampir dalam lampiran 4 dan 5.

4. Pedoman pengisian kuesioner

Pedoman pengisian kuesioner digunakan sebagai acuan dalam menyusun seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab secara tertulis pula. Pedoman pengisian kuesioner terlampir dalam lampiran 6.

F. Prosedur dan Tahap-tahap Penelitian

Secara garis besar prosedur (langkah-langkah) dalam struktur pendekatan kualitatif dan kuantitatif, dibagi ke dalam tiga tahapan, yaitu: persiapan, pelaksanaan dan pelaporan.

1. Persiapan

Pada tahap ini dilaksanakan persiapan yang menyangkut keperluan penelitian. Persiapan yang dilaksanakan terdiri dari beberapa kegiatan yaitu: a. Menentukan subjek yang akan dijadikan sebagai bahan penelitian.


(32)

68

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Studi pendahuluan mengenai subjek dan objek penelitian. Studi pendahuluan ini dilaksanakan untuk menentukan segala keperluan menyangkut kepentingan penelitian.

d. Menyusun proposal penelitian dan seminar proposal.

e. Melaksanakan proses bimbingan dan konsultasi kepada Dosen pembimbing. f. Meminta perizinan penelitian kepada pihak-pihak terkait

2. Pelaksanaan

Dalam tahap ini dilaksanakan observasi, wawancara, studi dokumen, dan pengisian kuesioner berdasar pada pedoman yang telah dibuat. Data yang diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan komponen-komponen analisis seperti reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan dengan langkah-langkah sebagai berikut (Miles & Huberman, 1992, hlm. 16).

a. Reduksi data, sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis di lapangan. Tahap ini akan dilaksanakan selama penelitian berlangsung.

b. Penyajian data, sebagai sekumpulan informasi tersusun yang memberi

kemungkunan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Data yang tidak disajikan dengan baik akan memberikan dampak yang jelek dan membingungkan, yang akhirnya akan menghasilkan data yang tidak terarah dan sulit unruk merumuskan kesimpulan.

c. Verifikasi, menarik kesimpulan, yaitu untuk memulai mencari arti dan

mencatat keteraturan sesuai hasil catatan data-data yang dikumpulkan dari lapangan, pengkodeannya, penyimpanan, metode pencarian ulang, semua langkah tersebut dipergunakan sesuai dengan kecakapan peneliti.

3. Pelaporan

Setelah hasil akhir didapatkan, kemudian disusun menjadi sebuah laporan penelitian dalam bentuk tesis. Tahapan dalam pelaporan adalah sebagai berikut. a. Menganalisis data hasil penelitian.


(33)

69

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Menarik kesimpulan untuk menjawab rumusan masalah dan menyusunnya dalam bentuk tesis.

G. Teknik Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan melalui teknik observasi, wawancara, studi dokumen, dan pengisian kuesioner, kemudian dianalisis dengan model interaktif yakni terdiri dari lingkaran komponen-komponen analisis data. Ada tiga jenis kegiatan analisis dan kegiatan pengumpulan data sendiri, yang merupakan proses siklus dan interaktif. Dalam model ini peneliti siap bergerak di antara empat “sumbu” kumparan itu selama pengumpulan data, selanjutnya bolak-balik di antara kegiatan reduksi, penyajian, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama sisa waktu penelitiannya. Model analisis tersebut dapat dilihat pada skema berikut ini:

Bagan 3.1. Skema Model Interaktif Analisis Data Kualitatif berikut (Miles & Huberman, 1992, hlm. 16)

H. Alur Penelitian

Berikut adalah gambaran alur atau langkah-langkah yang dilaksanakan dalam penelitian ini:

Pengumpulan data Penyajian data

Kesimpulan-kesimpulan verifikasi Reduksi data


(34)

70

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Bagan 3.2. Alur dan langkah-langkah penelitian Persiapan

Perencanaan:

- Penentuan subjek dan objek

penelitian.

- Identifikasi kebutuhan (pedoman

wawancara, pedoman observasi, pedoman studi dokumentasi).

- Studi pendahuluan terhadap objek

dan subjek penelitian.

Proses

- Penentuan sampel penelitian

- Observasi, wawancara, dan studi

dokumentasi terhadap objek dan subjek penelitian


(35)

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan

Berangkat dari perumusan masalah, temuan, dan pembahasan yang telah dilaksanakan, maka diperoleh beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban dari pertanyaan peneliitian. Dengan berdasar pada misi yang dimiliki Purwacaraka Music Studio (PCMS) yang berbasis Kelas, Konser, dan Kekeluargaan, penulis akan menyimpulkan penyelenggaran Kelas, Konser, dan Kekeluargaan tersebut terkait dengan proses pembelajaran vokal anak di PCMS Bangbrung.

Penyelenggaraan kelas dalam pembelajaran vokal di PCMS Bangbarung merupakan perpaduan dari unsur-unsur yang terkandung dalam aspek pembelajaran dan pelatihan dengan metode inovatif dari instruktur, Unsur utama dalam konsep kelas yang terkandung dalam aspek pembelajaran dan pelatihan, yakni peserta, didik (murid) dan pendidik (instruktur). Unsur utama ini disertai dengan unsur-unsur yang mendukung terjadinya interaksi di antara keduanya yang disebut dengan unsur pendukung (tujuan, bahan atau materi, pendekatan dan metode, serta media.). Proses interaksi antara murid dan instruktur ini berlangsung dalam suasana kekeluarkaan, yaitu dengan menerapkan fungsi keluarga (edukasi, sosialisasi anak, proteksi, afeksi, religius, dan ekonomi) sebagai prinsip dasar dalam interaksi tersebut. Penerapan prinsip kekeluargaan dalam pembelajaran vokal anak disertai dengan pendekatan persuasif untuk memahami karakreristik usia anak-anak.

Murid yang diobservasi dalam penelitian ini termasuk kategori anak yaitu berusia lima, delapan, dan sebelas tahun, dimana ketiga murid tersebut memiliki karakteristik yang berbeda. Masing-masing instruktur yang mengajarnya tergolong ke dalam kategori proffesional educator (menjalankan tugasnya sebagai pendidik dengan keahlian khusus dan kompetisi yang tinggi) dan memenuhi peranan sebagai learning spsialist dan sebagai penyaji (presenter). Proses penyeleksian dan pelatihan (seminar) para instruktur langsung ditangani oleh manejemen PCMS pusat, dengan audisi langsung oleh pimpinan pusat yaitu bapak Purwacaraka.


(36)

166

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tujuan pembelajaran di PCMS identik dengan tujuan pelatihan secara umum, yaitu memberikan pengetahuan dan keterampilan untuk menjadi seseorang yang professional dalam bidangnya. Secara spesifik, tujuan PCMS adalah menciptakan musisi yang lengkap, musisi yang dapat mengekspresikan diri mereka secara terampil, kreatif dan artistik. Bahan atau materi pembelajaran vokal anak mengacu pada kurikulum pembelajaran vokal yang disusun oleh manajemen PCMS pusat dengan pendekatan dan metode pengajaran yang kreatif dan inovatif dari masing-masing instuktur disesuaikan dengan kondisi dan karakteristik setiap anak. Media pembelajaran digunakan sebagai sarana atau perantara untuk menyampaikan bahan atau materi pembelajaran dari instruktur terhadap murid.

Konser dalam pembelajaran vokal di PCMS Bangbarung meliputi berbagai penampilan murid yang merupakan bagian dari kurikulum, dengan tujuan sebagai penerapan (aplikasi) hasil pembelajaran, bahan evaluasi untuk perbaikan konsep kelas dan manajemen, juga menumbuhkan sikap tekun dalam latihan, sungguh-sungguh dalam belajar, disiplin mengikuti peraturan, percaya diri dalam penampilan dan berbesar hati dalam menghadapi kegagalan. Disamping itu, konser ini juga memberikan motivasi bagi murid untuk menambah semangat dan bertahan mengikuti pembelajaran di PCMS Bangbarung. Konser ini terdiri dari lima jenis dan terlaksana secara prosedural dengan mengacu pada teori dan fungsi manajemen secara umum. Murid jurusan vokal kategori anak membawakan lagu dan menampilkan gaya yang sesuai dengan karakteristik anak, dengan arahan dan didampingi oleh instrukturnya secara langsung. Peenampilan murid khususnya kategori anak tersebut dapat dijadikan acuan bagi anak-anak pada umumnya dalam kegiatan bermusik khususnya bernyanyi.

Kekeluargaan merupakan prinsip dasar dengan menerapkan fungsi-fungsi keluarga dalam penyelenggaraan kelas , konser, dan hubungan antar pihak yang terlibat dalam pembelajaran di PCMS Bangbarung. Fungsi-fungsi keluargan tersebut antara lain fungsi edukasi, sosialisasi anak, proteksi, afeksi, ekonomi, dan religius,. Ditinjau dari fungsinya yang memenuhi fungsi keluarga, prinsip kekeluargaan di PCMS ini dirasa sangat baik karena, khususnya di negara Indonesia ini, warga negaranya sangat menjunjung budaya ketimuran, salah


(37)

167

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

satunya yaitu memerlukan dan menerapkan prinsip kekeluargaan dalam berbagai aspek kehidupan

Hubungan antar ketiga konsep tersebut yakni prinsip kekeluargaan menjadi dasar dalam penyelenggaraankelas, dimana hasil pembelajaran dalam kelas diaplikasikan melalui berbagai jenis konser. Hasil pelaksanaan konser sebagai bahan evaluasi bagi perbaikan penyelenggaraan kelas dan manajemen.

B. Rekomendasi

Akhir dari penelitian ini adalah merekomendasikan hasil penelitian dengan tujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran terutama pada pembelajaran vokal khususnya di lembaga non formal. Berikut ini beberapa rekomendasi penulis terkait dengan:

1. Kelas

Dalam hal penyeleksian dan pelatihan instruktur, sebaiknya pada penyelenggaraan seminar (pelatihan) instruktur, pemateri tidak hanya memberikan pemaparan dan menjelaskan kurikulum, tetapi juga disertai dengan penerapan atau praktek mengajar beserta cara pendekatan terhadap terhadap murid, khususnya kategori anak. Selain itu bisa juga dengan cara manajemen tidak langsung memberikan jadwal mengajar bagi instruktur yang baru lulus audisi, akan tetapi manajemen memberikan kesempatan kepada instruktur baru untuk melakukan proses visiting (mengunjungi kelas yang sedang berlangsung proses pembelajaran) terlebih dahulu agar dapat memperhatikan instruktur senior dalam menghadapi murid dan praktek mengajar, sehingga intruktur baru tersebut memperileh gambaran dan acuan.pada saat ia menghadapi dan mengajar murid baru ataupun menggantikan instruktur yang resign dan mengambil alih peranannya. Selain itu, dalam proses mendekatkan diri terhadap murid dan menciptakan kenyamanan di ruang belajar, ada baiknya agar setiap instruktur melakukan pendekatan (persuasif) sebelum memulai menyampaikan materi pembelajaran.

Dalam kaitannya dengan teknik vokal mengenai ekspresi, ada baiknya apabila instruktur menerangkan maksud dan kandungan dari sebuah lagu yang akan dipelajari, sehingga murid dapat memahami dan mengekspresikannya secara natural. Selain itu, dalam proses menutup pembelajaran, ada baiknya pula apabila instruktur selain memberikan evajuasi juga memberikan proses pendinginan


(38)

168

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(cooling down) untuk mengembalikan ketegangan organ-organ yang digunakan saat bernyanyi.

Dalam hal sistem pembelajaran, alangkah baiknya apabila kelas vokal selain dilaksanakan dengan sistem privat, juga dilaksanakan dengan sistem kelompok/grup misalnya setiap bulan. Hal ini dilakukan agar murid tidak merasa bosan dan jenuh, dapat bersosialisasi dengan murid lainnya, melatih mental untuk tampil di depan banyak orang, dan dapat mempelajari teknik vokal grup atau paduan suara.

2. Konser

Dalam kaitannya dengan jenis-jenis konser (tampilan murid) yang diadakan oleh PCMS, sebaiknya penyelenggaraan kompetisi diadakan secara rutin dan terjadwal sehingga selain dapat agar memotivasi siswa untuk meningkatkan kualitas bernyanyinya dan semakin semangat dalam berlatih, juga dapat dijadikan bahan evaluasi bagi instruktur dalam perbaikan murid-muridnya berdasarkan penilaian dari luar

Dalam hal mengoptimalkan persiapan konser, ada baiknya apabila di lingkungan PCMS dibuat sebuah panggung atau tempat pentas mini yang dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan gladi bersih. Selain itu juga panggung ini dapat digunakan untuk kegiatan atau pementasan intern atau digunakan untuk pembelajaran materi penampilan atau aksi panggung (stage act) pada saat bernyanyi, juga digunakan murid pada saat menunggu.

Dalam kaitannya dengan evaluasi dan keberhasilan konser, sebaiknya dibuat parameter khusus untuk melihat keberhasilan konser ini, misalnya dengan membuat kuesioner kepada penonton, atau menghadirkan/ mengundang pihak luar sebagai penilai, juga dapat dilakukan yaitu dengan memberikan kesimpulan nilai dari tim juri (perwakilan instruktur dari tiap jurusan) yang bertugas untuk memilih penampil terbaik dari tiap jurusan. Sehingga seluruh panitia dan khususnya instruktur dapat mmengetahui hal-hal apa saja yang harus diperbaiki dan dipertahankan pada pembelajaran selanjutnya di kelas atau pada pelaksanaan konser yang akan datang.

3. Kekeluargaan

Dalam kaitannya dengan fungsi sosialisasi anak sebagai salah satu fungsi keluarga, alangkah lebih baiknya apabila sistem pembelajaran, khususnya vokal,


(39)

169

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

di PCMS, selain dengan sistem privat (individual), juga dilengkapi dengan sistem kelas atau kelompok (grup), minimal sebulan seklai, agar dapat mengantarkan dan membimbing anak supaya bisa berbaur dengan teman sebayanya juga beradaptasi

dengan kehidupan sosial yang lebih luas.

Terkait dengan fungsi rekreasi dalam keluarga dimana keluarga dituntut dapat menjadi lingkungan yang nyaman, menyenangkan, cerah, ceria, hangat dan penuh semangat, ada baiknya apabila memungkinkan PCMS mengadakan family gathering atau buka puasa bersama selain untuk staf dan instruktur juga untuk murid-murid dan orang tuanya. Hal ini akan mempererat hubungan kekeluargaan antara semua pihak (manajemen, instruktur, murid dan orang tua murid) yangn terlibat dalam pembelajaran.

4. Penelitian lanjutan

Dengan adanya keterbatasan dalam penelitian ini, ada baiknya peneliti yang akan datang menganalisis penyelenggaraan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan ini pada semua ketegori usia dan pada beberapa cabang PCMS yang dapat mewakili seluruh wilayah Indonesia, terlebih lagi pada semua jurusan, sehingga dapat memperoleh, menganalisis dan menyimpulkan penyelenggaraan Kelas, Konser, dan Kekeluargaan secara keseluruhan dalam pembelajaran musik di PCMS.


(40)

170

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama. ---.(2009). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancangdan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Arikunto, S. dkk. (1990). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bateman, T.S., & Zeithaml, C.P. (1990). Management: Function and strategy.

Boston, MA: Irwin.

Berry , C. ( 1994) Your voice and how to use it . London : Virgin Bower dan Hilgard. (1975). Theories of learning. New Jersey:Prentice

Budhidharma, P. (2001). Metode Vokal Profesional. Jakarta: PT.Elex Media Koputindo.

Cahyono, C H. (1985). Tahap-tahap perkembangan moral : sebuah perkenalan dengan wawasan Freud, Erikson, Wilder, Piaget, dan Kohlberg. Malang : Proyek P3T IKIP Malang

Christy, A.V. (1972). Foundation in Singing. Dubuque, Iowa: WM.C. Brown Company Publisher.

Cross. (1981). Adults Learners. Sans Fransisco: Jossey-Bass

Dilinar, A. ( 2012). Manajemen Produksi Tari Sebagai Komoditi Komoditi Pariwisata Di SMK Negeri 7 Padang. (Tesis). Universitas Negeri Medan. Direktorat Jendral pendidikan nonformal dan informal. (2010). Apa dan Bagaimana

Pembinaan Kursus dan Kelembagaan. Jakarta: Kemendiknas Encyclopedia Britannica . versi elektronik. (2006). London:

Fauzi, H. D & Yadi Mulyadi (2014). Seni Budaya untuk SMA-MA/SMK Kelas XI. Bandung: Yrama Widya

Friedman (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Gie, L. & Sutarto. (1978). Pengertian, Kedudukan, dan Perincian Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Karya Kencana


(41)

171

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Guba, E. G. & Lincoln, Yvonna S. (1981). Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers

Haditono, S. R. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Hestyono, J. L. (1997). Sekelumit tentang Pengetahuan Paduan Suara. Bandung: PT. remaja Rosda Karya.

Hibama S. R.(2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Galah Hoetomo, M. A., (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Mitra pelajar. Surabaya. Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan). Jakarta : Erlangga

http://pendidikanonline.com/info-1867-pengertian-dan-tujuan-pementasan-karya-seni.html

Heriati (2009), Studi Kelayakan Bisnis Jasa Purwacaraka Music Studio Cabang Bangbarung, Bogor. Universitas Pelita Harapan.

Iskandar, M. R. (2011). Proses Belajar Mengajar Vokal pada Anak Usia 6 Tahun di Purwacaraka Music Studio Cabang Cimahi. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud. Dikti. Proyek Pengembangan LPTK

Januarty, D. (2009). Proses Pembelajaran Vokal Pada Anak Usia Dini Di Sekolah Musik Nada Mekar Wangi Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jazuli, M. (1995). Manajemen Produksi Seni Pertunjukan. Surakarta: Yayasan Resi Tujuh Satu.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Khan, S. Ali. (2005). Filsafat Pendidikan Al-Ghazali. Bandung: Pustaka Setia. Kinsey. (1977). Evaluation of nonformal Education. Amherst: CIE-UMass


(42)

172

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Linggono, I. B. (2008). Seni Musik Non Klasik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Mahmud, A. T. (1995). Musik dan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Manullang, M. 1996. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Melanita, L. (2011). Pendidikan Vokal Anak Usia 4-5tahun di Elfa Music School Dago. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Miles, M. B & Huberman.A. M. (1992). Ananalisis Data Kualitatif. penerjemahan Rohidi, Tjetjep Rohendi. Jakarta: UI Pess.

Munandar, U. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nasution, S. (2007). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nawawi, H. (1989). Organisasi Sekolah dan pengelolaan Kelas. Jakarta: Haji Masagung. Cet.3.

Nusantara, Y. (2007). Seni Budaya untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. Novianti, D (2012). Studi Tentang Pembelajaran Aural Tes Pada Vokal Grade I Di

Elfa Music School Dago. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Ozbarles, Y. (2008). Perspectives on Multicultural Education: Case Studies of a German and An American Female Minority Teacher. Disertasi Doktor pada The Collage of Education in Georgia State University Atlanta: tidak diterbitkan.

Pekerti, W. dkk. (2008). Metode pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009

Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.


(43)

173

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Poetra, A. Esa. (2006). 1001 Jurus Mudah menyanyi. Bandung: PT. Mizan Bunaya Kreativa.

Poerwadarminta, W.J.S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pohan, R dan Swenson, A. S. (1994). Membentuk Paduan Suara. Jakarta: Makalah Seminar dan loka karya Musik Gereja.

Rachman, D. (2008). Pengajaran Vokal di Sanggar Musik Slogi. Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Sax, G. (1980). Principles of educational and psychological measurement and evaluation. California: Wadsworth Publishing Company.

Setiabudhi & Hardywinoto. (2002). Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Seefeldt, C. & Barbara A. W. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini : Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun masuk Sekolah. Jakarta: Indeks

Sadulloh, U. dkk. (2006). Pedagogik. Bandung: UPI Press

Sarwoto. (1977). Dasar-dasar organisasi dan manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Siagian, S. P. (1978). Peranan Staf dalam Managemen. Jakarta: Gunung Agung Soedarsono, S.P. (1987). Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi.

Yogyakarta: Saku Dayar Sana.

Soetjiningsih, C. H. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada

Soelaeman. (1978). Pendidikan Dasar Keluarga. Bandung: IKIP

Soewito, M. (1996). Teknik Termudah Belajar Olah Vokal. Jakarta: Titik Terang. Stake, R. E. (2005). The Art of Case Study. London: Sage Publications, Inc.

Sudirman, dkk. (1989). Ilmu Pendidikan:Kurikulum, Program pengajaran, Efek Intruksional dan pengiring, CBSA, Metode mengajar, Media pendidikan, Pengelolaan kelas dan Evaluasi hasil belajar. Bandung: Remadja karya CV


(44)

174

Githa Nofia Rusma, 2014

Kelas, Konser, dan Kekeluargaan dalam Pembelajaran Vokal Anak di Purwacaraka Music Studio Bangbarung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

---. (1991). Ilmu Pendidikan:Kurikulum, Program pengajaran, Efek Intruksional dan pengiring, CBSA, Metode mengajar, Media pendidikan, Pengelolaan kelas dan Evaluasi hasil belajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sudjana. (2010). Pendidikan Nonformal (nonformal Education). Bandung: Falah Production

---. (2010). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.

Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:grafindo persada

Sugiyono. (2010). MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.

---. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suparlan, P. (1994). Metode Penelitian Kwalitatif. Jakarta: Program Kajian

Suparno, A.S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Menmgajar. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sukmadinanta, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito

---. (1994). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Sutarto. (1979). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim PML. (2009). Menjadi Dirigen II; Membentuk Suara.Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.


(1)

DAFTAR PUSTAKA

Alwasilah, A. C. (2007). Pokoknya Menulis. Bandung: PT. Kiblat Buku Utama. ---.(2009). Pokoknya Kualitatif: Dasar-dasar Merancangdan

Melakukan Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya

Arikunto, S. dkk. (1990). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Bateman, T.S., & Zeithaml, C.P. (1990). Management: Function and strategy.

Boston, MA: Irwin.

Berry , C. ( 1994) Your voice and how to use it . London : Virgin Bower dan Hilgard. (1975). Theories of learning. New Jersey:Prentice

Budhidharma, P. (2001). Metode Vokal Profesional. Jakarta: PT.Elex Media Koputindo.

Cahyono, C H. (1985). Tahap-tahap perkembangan moral : sebuah perkenalan dengan wawasan Freud, Erikson, Wilder, Piaget, dan Kohlberg. Malang : Proyek P3T IKIP Malang

Christy, A.V. (1972). Foundation in Singing. Dubuque, Iowa: WM.C. Brown Company Publisher.

Cross. (1981). Adults Learners. Sans Fransisco: Jossey-Bass

Dilinar, A. ( 2012). Manajemen Produksi Tari Sebagai Komoditi Komoditi

Pariwisata Di SMK Negeri 7 Padang. (Tesis). Universitas Negeri Medan.

Direktorat Jendral pendidikan nonformal dan informal. (2010). Apa dan Bagaimana Pembinaan Kursus dan Kelembagaan. Jakarta: Kemendiknas

Encyclopedia Britannica . versi elektronik. (2006). London:

Fauzi, H. D & Yadi Mulyadi (2014). Seni Budaya untuk SMA-MA/SMK Kelas XI. Bandung: Yrama Widya

Friedman (1998). Keperawatan Keluarga. Jakarta : EGC

Gie, L. & Sutarto. (1978). Pengertian, Kedudukan, dan Perincian Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Karya Kencana


(2)

Guba, E. G. & Lincoln, Yvonna S. (1981). Effective Evaluation. San Fransisco: Jossey-Bass Publishers

Haditono, S. R. (2006). Psikologi Perkembangan: Pengantar dalam Berbagai

Bagiannya. Yogyakarta: Gajah Mada University Press

Hestyono, J. L. (1997). Sekelumit tentang Pengetahuan Paduan Suara. Bandung: PT. remaja Rosda Karya.

Hibama S. R.(2002). Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta: Galah Hoetomo, M. A., (2005). Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Mitra pelajar. Surabaya. Hurlock. (1980). Psikologi Perkembangan (Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang

Kehidupan). Jakarta : Erlangga

http://pendidikanonline.com/info-1867-pengertian-dan-tujuan-pementasan-karya-seni.html

Heriati (2009), Studi Kelayakan Bisnis Jasa Purwacaraka Music Studio Cabang

Bangbarung, Bogor. Universitas Pelita Harapan.

Iskandar, M. R. (2011). Proses Belajar Mengajar Vokal pada Anak Usia 6 Tahun di Purwacaraka Music Studio Cabang Cimahi. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jamalus. (1988). Pengajaran Musik Melalui Pengalaman Musik. Jakarta: Depdikbud. Dikti. Proyek Pengembangan LPTK

Januarty, D. (2009). Proses Pembelajaran Vokal Pada Anak Usia Dini Di Sekolah Musik Nada Mekar Wangi Bandung. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Jazuli, M. (1995). Manajemen Produksi Seni Pertunjukan. Surakarta: Yayasan Resi Tujuh Satu.

Kamil, M. (2010). Model Pendidikan dan Pelatihan (Konsep dan Aplikasi). Bandung: Alfabeta.

Khan, S. Ali. (2005). Filsafat Pendidikan Al-Ghazali. Bandung: Pustaka Setia. Kinsey. (1977). Evaluation of nonformal Education. Amherst: CIE-UMass


(3)

Linggono, I. B. (2008). Seni Musik Non Klasik. Jakarta : Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan, Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah, Departemen Pendidikan Nasional.

Mahmud, A. T. (1995). Musik dan Anak. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Manullang, M. 1996. Dasar-Dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia. Marzuki, S. (2010). Pendidikan Nonformal. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Melanita, L. (2011). Pendidikan Vokal Anak Usia 4-5tahun di Elfa Music School

Dago. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Miles, M. B & Huberman.A. M. (1992). Ananalisis Data Kualitatif. penerjemahan Rohidi, Tjetjep Rohendi. Jakarta: UI Pess.

Munandar, U. (1999). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

Nasution, S. (2007). Metode Research: Penelitian Ilmiah. Jakarta: PT. Bumi Aksara

Nawawi, H. (1989). Organisasi Sekolah dan pengelolaan Kelas. Jakarta: Haji Masagung. Cet.3.

Nusantara, Y. (2007). Seni Budaya untuk SMA Kelas X. Jakarta: Penerbit Erlangga. Novianti, D (2012). Studi Tentang Pembelajaran Aural Tes Pada Vokal Grade I Di

Elfa Music School Dago. (Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia,

Bandung.

Ozbarles, Y. (2008). Perspectives on Multicultural Education: Case Studies of a

German and An American Female Minority Teacher. Disertasi Doktor pada

The Collage of Education in Georgia State University Atlanta: tidak diterbitkan.

Pekerti, W. dkk. (2008). Metode pengembangan Seni. Jakarta: Universitas Terbuka. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2009

Tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.


(4)

Poetra, A. Esa. (2006). 1001 Jurus Mudah menyanyi. Bandung: PT. Mizan Bunaya Kreativa.

Poerwadarminta, W.J.S. (2002). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pohan, R dan Swenson, A. S. (1994). Membentuk Paduan Suara. Jakarta: Makalah Seminar dan loka karya Musik Gereja.

Rachman, D. (2008). Pengajaran Vokal di Sanggar Musik Slogi. Skripsi). Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Sagala, S. (2008). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: CV. Alfabeta.

Sax, G. (1980). Principles of educational and psychological measurement and

evaluation. California: Wadsworth Publishing Company.

Setiabudhi & Hardywinoto. (2002). Anak Unggul Berotak Prima. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Seefeldt, C. & Barbara A. W. (2008). Pendidikan Anak Usia Dini : Menyiapkan Anak

Usia Tiga, Empat, dan Lima Tahun masuk Sekolah. Jakarta: Indeks

Sadulloh, U. dkk. (2006). Pedagogik. Bandung: UPI Press

Sarwoto. (1977). Dasar-dasar organisasi dan manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Siagian, S. P. (1978). Peranan Staf dalam Managemen. Jakarta: Gunung Agung Soedarsono, S.P. (1987). Tinjauan Seni: Sebuah Pengantar untuk Apresiasi.

Yogyakarta: Saku Dayar Sana.

Soetjiningsih, C. H. (2012). Perkembangan Anak Sejak Pembuahan Sampai dengan

Kanak-Kanak Akhir. Jakarta: Prenada

Soelaeman. (1978). Pendidikan Dasar Keluarga. Bandung: IKIP

Soewito, M. (1996). Teknik Termudah Belajar Olah Vokal. Jakarta: Titik Terang. Stake, R. E. (2005). The Art of Case Study. London: Sage Publications, Inc.

Sudirman, dkk. (1989). Ilmu Pendidikan:Kurikulum, Program pengajaran, Efek

Intruksional dan pengiring, CBSA, Metode mengajar, Media pendidikan, Pengelolaan kelas dan Evaluasi hasil belajar. Bandung: Remadja karya CV


(5)

---. (1991). Ilmu Pendidikan:Kurikulum, Program pengajaran, Efek

Intruksional dan pengiring, CBSA, Metode mengajar, Media pendidikan, Pengelolaan kelas dan Evaluasi hasil belajar. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Sudjana. (2010). Pendidikan Nonformal (nonformal Education). Bandung: Falah Production

---. (2010). Strategi Pembelajaran. Bandung: Falah Production

Sudjana, N. (1989). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.

Sudjiono, A. (1996). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:grafindo persada

Sugiyono. (2010). MetodePenelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung : Alfabeta.

---. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suparlan, P. (1994). Metode Penelitian Kwalitatif. Jakarta: Program Kajian

Suparno, A.S. 2001. Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta: Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Departemen Pendidikan Nasional

Suprayekti. (2003). Interaksi Belajar Menmgajar. Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan, Departemen Pendidikan Nasional.

Sukmadinanta, N. S. (2005). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Surakhmad, W. (1998). Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: Tarsito

---. (1994). Pengantar Interaksi Belajar Mengajar. Bandung: Tarsito Sutarto. (1979). Dasar-Dasar Organisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University

Press.

Suyanto, S. (2005). Dasar-dasar Pendidikan Anak Usia Dini.Yogyakarta: Hikayat Publishing.

Suyono & Hariyanto. (2011). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Tim PML. (2009). Menjadi Dirigen II; Membentuk Suara.Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi.


(6)

Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.

Usman, N. (2002). Konteks Implementasi Berbasis Kurikulum. Jakarta:PT. Raja Grafindo Persada

Wijaya, (2007). Kendala-Kendala Umum Belajar Piano Klasik Pada Siswa Pemula di Purwacaraka Music Studio Cabang Bangbarung, Bogor. Universitas Pelita Harapan.

Winataputra, U. dkk. (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.

Winkel, W S. (2004). Psikologi Pengajaran. Yogyakarta : Media Abadi.

Yin, R. K. (2003). Studi Kasus Desain dan Metode. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.