IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN.

(1)

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

KELAS VII SMP PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Tesis

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Master Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam

Oleh:

Risa Hartati

1302916

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2015


(2)

(3)

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

KELAS VII SMP PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Oleh Risa Hartati

S.Pd., Universitas Lampung, 2011

Sebuah Tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) pada Program Studi Pendidikan IPA

© Risa Hartati 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,


(4)

i Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS DAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

KELAS VII SMP PADA MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

RISA HARTATI

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experiment dengan desain penelitian

non-equivalent pretest dan postest control group design. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis peningkatan kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa melalui implementasi model PBL pada pembelajaran IPA Terpadu pada siswa kelas VII di salah satu SMPN di Kabupaten Lampung Utara. Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling sehingga diperoleh 50 orang siswa. Data diperoleh dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan model PBL, tes literasi sains, tes skala sikap, tes berpikir kritis, panduan wawancara guru, dan angket tanggapan siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hampir seluruh aktivitas pembelajaran model PBL pada pembelajaran IPA terpadu terlaksana. Peningkatan kemampuan literasi sains ditunjukkan oleh pencapaian N-gain literasi sains pada aspek pengetahuan dan kompetensi pada kelas eksperimen 0,42 (sedang) dan N-gain kelas kontrol 0,26 (rendah), sedangkan N-gain literasi aspek sikap sains pada kelas eksperimen 0,44 (sedang) dan N-gain kelas kontrol 0,31 (sedang). Peningkatan kemampuan berpikir kritis ditunjukkan oleh N-gain kelas eksperimen 0,47 (sedang) dan N-gain kelas kontrol 0,32 (sedang). Guru menunjukkan tanggapan positifnya terhadap implementasi model PBL pada pembelajaran IPA terpadu. Selain itu, hampir seluruh siswa menyatakan respon positif mereka terhadap penerapan model PBL pada pembelajaran IPA terpadu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa implementasi model PBL lebih baik dalam meningkatkan kemampuan literasi sains pada aspek pengetahuan, kompetensi, dan sikap sains dan juga dalam meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa.

Kata Kunci: Model Problem Based Learning (PBL), Literasi Sains, Kemampuan Berpikir Kritis


(5)

ii Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING (PBL) MODEL IN INTEGRATED SCIENCE LEARNING TO ENHANCE SCINTIFIC

LITERACY AND CRITICAL THINKING ABILITY OF VII GRADE MIDDLE SCHOOL STUDENT ON ENVIRONMENTAL POLLUTION

RISA HARTATI

ABSTRACT

This research is a quasi experiment with research design non-equivalent pretest and post-test control group design. This study aimed to analyze the upgrading of scientific literacy and critical thinking ability of students through the implementation of PBL model of integrated science teaching in grade VII in one of the middle school in North Lampung regency. The sampling technique used purposive sampling technique in order to obtain 50 students. Data obtained with using observation sheet of performing PBL models, scientific literacy test, scale test of attitude, critical thinking test, list of teacher interview, and students’ questionnaire responses. The results showed that almost all learning activities PBL models in integrated science teaching implemented. Increased capabilities demonstrated by the achievement of scientific literacy N-gain scientific literacy in the aspect of knowledge and competence in the experimental class 0.42 (moderate) and N-gain control class 0.26 (low), while the N-N-gain attitude aspect of science literacy in the experimental class 0.44 (moderate) and N-gain control class 0.31 (moderate). Improved critical thinking skills demonstrated by the experimental class N-gain 0.47 (moderate) and N-gain control class 0.32 (moderate). Teachers show positive responses to the implementation model of PBL in integrated science teaching. Moreover, almost all of the students expressed their positive response to the application of the model of PBL in integrated science teaching. Thus, it can be concluded that the implementation of PBL better models to improve scientific literacy abilities in aspects of knowledge, competencies, and attitudes of science and also in improving students' critical thinking skills.

Keywords: Problem Based Learning (PBL) Model, Scientific Literacy, Critical Thinking Ability


(6)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah Penelitian ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 5

D. Batasan Masalah ... 5

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Model Problem Based Learning (PBL) ... 8

B. Pembelajaran IPA Terpadu ... 11

C. Literasi Sains ... 13

D. Berpikir Kritis ... 20

E. Hubungan Model PBL dengan Literasi Sains dan Berpikir Kritis ... 24

F. Tinjauan Konsep IPA Materi Pencemaran Lingkungan ... 26

G. Penelitian yang Relevan ... 41

H. Asumsi Penelitian ... 42

I. Hipotesis Penelitian ... 43

BAB III. METODE PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 44


(7)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

C. Variabel Penelitian ... 45

D. Definisi Operasional ... 46

E. Prosedur Penelitian ... 47

F. Instrumen Penelitian ... 51

G. Teknik Pengumpulan Data ... 52

H. Uji Instrumen Penelitian ... 54

I. Analisis Data ... 61

BAB IV. TEMUAN DAN PEMBAHASAN A. Keterlaksanaan Pembelajaran IPA Terpadu dengan Model Problem Based Learning ... 68

B. Kemampuan Literasi Sains Siswa ... 79

C. Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 98

D. Tanggapan Siswa dan Guru terhadap Penerapan Model Problem Based Learning ... 107

BAB V. KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan ... 114

B. Implikasi ... 115

C. Rekomendasi ... 115


(8)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Sintaks Pelaksanaan Pembelajaran PBL (Arends, 2012) ... 9

2.2. Domain Aspek Konteks Literasi Sains PISA 2012 ... 16

2.3. Pengetahuan Sains dan Cakupan Materi ... 18

2.4. Aspek Sikap Sains dalam PISA 2006 ... 19

2.5. Indikator Keterampilan Berpikir Kritis ... 22

2.6. Keterkaitan Model PBL dengan Literasi Sains dan Berpikir Kritis ... 24

2.7. Pengaruh Kenaikan Konsentrasi CO dalam Darah ... 33

2.8. Kadar ISPU dan Dampaknya Bagi Kesehatan ... 34

2.9. Kontribusi Gas-Gas Rumah Kaca terhadap Terjadinya Efek Rumah Kaca ... 39

3.1. Desain Penelitian ... 43

3.2. Teknik Pengumpulan Data ... 52

3.3. Saran Perbaikan dari Dosen Ahli ... 53

3.4. Kategori Validitas Tes ... 54

3.5. Kategori Reliabilitas Tes ... 55

3.6. Kategori Tingkat Kesukaran ... 55

3.7. Kategori Indeks Daya Pembeda ... 56

3.8. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Pilihan Ganda ... 57

3.9. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Uraian ... 58

3.10. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Angket Sikap Sains ... 60

3.11. Interpretasi Skor Rata-Rata Gain yang Dinormalisasi ... 62

3.12. Penskoran Angket Tanggapan Siswa ... 65

3.13. Kriteria Tanggapan Responden ... 65

3.14. Kriteria Keterlaksanaan Model ... 66

4.1. Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru ... 68


(9)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

4.3. Nilai Rata-rata Pretes-Post-test, dan N-Gain Kemampuan Literasi

Sains Siswa Aspek Pengetahuan dan Kompetensi ... 81

Tabel Halaman

4.4. Hasil Uji Statistik data Pretest Kemampuan Literasi Sains Aspek

Pengetahuan dan Kompetensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 82 4.5. Hasil Uji Statistik data N-gain Kemampuan Literasi Sains Aspek

Pengetahuan dan Kompetensi Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol... 83 4.6. Nilai Rata-rata Pre-test, Post-test, dan N-gain Kemampuan Literasi

Sains Siswa Aspek Sikap Sains ... 86 4.7. Hasil Uji Statistik Data Pretest Kemampuan Literasi Sains Aspek

Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 87 4.8. Hasil Uji Statistik Data N-gain Kemampuan Literasi Sains Aspek

Sikap Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 88 4.9. Nilai Rata-rata Pre-test, Post-test, dan N-gain Kemampuan Berpikir

Kritis ... 100 4.10. Hasil Uji Statistik Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis Siswa ... 101 4.11. Hasil Uji Statistik Data N-gain Kemampuan Berpikir Kritis ... 102 4.12. Data Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran IPA Terpadu Pada Tiap

Indikator Tanggapan ... 108 4.13. Hasil Tanggapan Guru Terhadap Pembelajaran IPA Terpadu ... 109


(10)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Diagram Domain Literasi Sains (OECD, 2013) ... 16

2.2. Bagan untuk mengonstruksi dan menganalisis instrumen tes literasi sains (OECD, 2006) ... 20

2.3. Diagram Pembelajaran Terpadu Tipe Connected ... 28

2.4. Proses Terjadinya Efek Rumah Kaca ... 38

3.1. Alur Penelitian ... 49

3.2. Alur Pengujian Hipotesis ... 64

4.1. Histogram Persentase N-Gain Kemampuan Literasi Sains Untuk Setiap Aspek Pengetahuan ... 79

4.2. Histogram Persentase N-Gain Kemampuan Literasi Sains Untuk Setiap Indikator Aspek Kompetensi ... 80

4.3. Histogram Persentase N-Gain Kemampuan Literasi Sains untuk Setiap Indikator Aspek Sikap ... 85

4.4. Histogram Persentase N-Gain Kemampuan Berpikir Kritis Untuk Setiap Indikator Berpikir Kritis ... 99


(11)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

A. Perangkat Pembelajaran

1. RPP Kelas Eksperimen ... 121

2. LKS Kelas Eksperimen ... 148

3. RPP Kelas Kontrol ... 160

4. LKS Kelas Kontrol ... 178

B. Instrumen Penelitian 1. Lembar Observasi Pengelolaan Pembelajaran ... 189

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa... 191

3. Matriks Instrumen Literasi Sains Aspek Pengetahuan & Kompetensi Sains ... 195

4. Kisi-kisi Instrumen Literasi Sains Aspek Pengetahuan & Kompetensi Sains ... 197

5. Matriks Instrumen Literasi Sains Aspek Sikap Sains... 212

6. Kisi-kisi Instrumen Literasi Sains Aspek Sikap Sains ... 214

7. Matriks Instrumen Berpikir Kritis ... 216

8. Kisi-kisi Instrumen Berpikir Kritis ... 218

9. Instrumen Literasi Sains dan Berpikir Kritis (Soal Pencemaran Lingkungan) ... 226

10.Instrumen Literasi Sains Aspek Sikap Sains ... 236

11.Kisi-kisi Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran ... 237

12.Angket Tanggapan Siswa ... 238

13.Format Wawancara Guru ... 239

C. Hasil Validasi Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Isi Kepada Dosen Ahli ... 240

2. Uji Validitas Soal Literasi Sains Aspek Pengetahuan dan Kompetensi ... 243


(12)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

3. Uji Validitas Soal Literasi Sains Aspek Sikap Sains ... 250 4. Uji Validitas Soal Berpikir Kritis ... 254

Lampiran Halaman

D. Hasil Penelitian

1. Rekapitulasi Keterlaksanaan Pembelajaran ... 257 2. Rekapitulasi Aktivitas Belajar Siswa ... 258 3. Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Aspek Pengetahuan dan

Kompetensi Literasi Sains Kelas Eksperimen ... 260 4. Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Aspek Pengetahuan dan

Kompetensi Literasi Sains Kelas Kontrol ... 263 5. Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Kelas Eksperimen Aspek

Pengetahuan Pada Setiap Indikator ... 266 6. Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Kelas Kontrol Aspek Pengetahuan

Pada Setiap Indikator ... 269 7. Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Kelas Eksperimen Aspek

Kompetensi Pada Setiap Indikator ... 272 8. Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Kelas Kontrol Aspek Kompetensi

Pada Setiap Indikator ... 275 9. Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Aspek Sikap Literasi Sains Kelas

Eksperimen ... 278 10.Skor Pretest, Post-test, dan N-Gain Aspek Sikap Literasi Sains Kelas

Kontrol ... 281 11.Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Kelas Eksperimen Aspek Sikap

Pada Setiap Indikator ... 284 12.Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Kelas Kontrol Aspek Sikap Pada

Setiap Indikator ... 287 13.Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Berpikir Kritis Kelas

Eksperimen ... 290 14.Skor Pretest, Post-test, dan N-Gain Berpikir Kritis Kelas Kontrol ... 293


(13)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

15.Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Berpikir Kritis Kelas Eksperimen

Pada Setiap Indikator ... 296

16.Skor Pretest, Post-test, dan N-gain Berpikir Kritis Kelas Kontrol Pada Setiap Indikator ... 299

Lampiran Halaman 17.Uji Statistik Data Pretest Aspek Pengetahuan dan Kompetensi ... 302

18.Uji Statistik Data N-gain Aspek Pengetahuan dan Kompetensi ... 304

19.Uji Statistik Data Pretest Aspek Sikap ... 306

20.Uji Statistik Data N-gain Aspek Sikap ... 308

21.Uji Statistik Data Pretest Kemampuan Berpikir Kritis ... 310


(14)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Kehidupan manusia saat ini dipengaruhi oleh sains dan teknologi. Sains sebagai ilmu dan teknologi sebagai implementasi dari ilmu akan terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman. Sudah sepantasnya pendidikan mengimbangi keduanya sebagai suatu proses memperoleh dan mengimplementasi pengetahuan. Persoalan yang dihadapi banyak negara, termasuk Indonesia, di bidang pendidikan adalah kualitas pendidikan. Di Indonesia, berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan, namun sejauh ini belum menampakkan hasil yang memadai.

Toharudin, dkk. (2011) mengungkapkan bahwa upaya yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya memperbaiki kualitas pendidikan tampaknya baru sebatas perbaikan input, seperti memberi berbagai pelatihan untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah dan guru, meningkatkan angka standar kelulusan di setiap jenjang pendidikan, pengadaan buku dan alat pembelajaran di berbagai sekolah, serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan. Sementara perbaikan terhadap proses pembelajaran, terutama terhadap penggunaan strategi pembelajaran oleh guru, belum tersentuh dengan baik. Padahal, tidak dapat dipungkiri bahwa proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru akan sangat menentukan kualitas hasil pembelajaran yang dihasilkan.

PISA (Programme for International Student Assessment) adalah studi literasi yang bertujuan untuk meneliti secara berkala tentang kemampuan peserta didik usia 15 tahun (kelas IX SMP dan kelas X SMA) dalam membaca (reading literacy), matematika (matematis literacy), dan sains (scientific literacy). PISA mengukur kemampuan peserta didik pada akhir usia wajib belajar untuk mengetahui kesiapan peserta didik dalam rangka menghadapi tantangan yang ada di masyarakat dewasa ini. Hasil penilaian PISA menunjukkan bahwa kemampuan


(15)

2

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

literasi sains peserta didik Indonesia masih di bawah rata-rata dan berada pada tahapan terendah skala pengukuran PISA. Berdasarkan analisis para praktisi pendidikan Indonesia terhadap data PISA pada tahun 2000, 2003, dan 2006 diperoleh bahwa faktor yang secara konsisten signifikan mempengaruhi kemampuan sains adalah kemampuan membaca, kemampuan matematika, dan fasilitas pendidikan.

Literasi sains menurut OECD (2003) merupakan kemampuan menggunakan pengetahuan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Literasi sains penting untuk dikuasai oleh peserta didik dalam kaitannya dengan cara peserta didik itu dapat memahami lingkungan hidup, kesehatan, ekonomi, dan masalah-masalah lain yang dihadapi oleh masyarakat modern yang sangat bergantung pada teknologi dan kemajuan, serta perkembangan ilmu pengetahuan. Shamos dalam Toharudin (2011) mengatakan bahwa literasi sains adalah kemampuan untuk berpikir kritis tentang sains dan untuk berurusan dengan keahlian sains. Ketika seorang peserta didik memiliki kemampuan literasi sains yang baik maka secara tidak langsung ia pun memiliki kemampuan berpikir kritis yang baik.

Berpikir kritis menurut Ennis (dalam Costa, 1985) merupakan kemampuan bernalar dan berpikir reflektif yang diarahkan untuk memutuskan hal-hal yang meyakinkan untuk dilakukan. Berpikir kritis penting untuk dikuasai karena merupakan salah satu kemampuan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking) yang harus dikembangkan dan merupakan salah satu alternatif membangun karakter peserta didik dalam pendidikan sains (Rustaman, 2011). Hal ini sejalan seperti yang tercantum dalam PP No. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan yang menyebutkan bahwa kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi SMP/MTs dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta membudayakan berpikir ilmiah secara kritis,


(16)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kreatif, dan mandiri. Artinya, penguasaan kemampuan berpikir kritis siswa dibutuhkan dalam pembelajaran sains di sekolah.

Selama ini, proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru-guru di sekolah masih didominasi oleh pandangan bahwa belajar merupakan kegiatan menghafal fakta-fakta. Akibatnya, kelas masih sangat berfokus pada guru (teacher centered) sebagai sumber utama informasi atau pengetahuan. Menurut Biggs (dalam Toharudin, dkk. 2011), jika guru ingin membuat peserta didiknya memahami apa yang dipelajari, guru harus mampu mendorong dan atau membantu peserta didiknya untuk mengonstruksikan sendiri makna-makna dari apa yang telah dipelajarinya. Keberhasilan proses pembelajaran terjadi apabila peserta didik betul-betul memahami apa yang dipelajarinya (deep learning) sehingga ia mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan terhadap guru IPA di salah satu SMPN di Kabupaten Lampung Utara, didapatkan informasi bahwa siswa masih belum fokus dalam mengikuti proses pembelajaran. Meskipun guru sudah berusaha untuk mengimplementasikan kurikulum 2013 dalam proses pembelajaran, namun ternyata guru masih belum optimal dalam menerapkan pembelajaran yang bersifat student centered seperti yang diamanahkan dalam kurikulum 2013. Guru mengalami kesulitan dalam penyampaian materi pelajaran. Saat penyampaian materi pelajaran IPA terpadu, guru dengan latar belakang keilmuan biologi masih meminta bantuan kepada guru dengan latar belakang keilmuan fisika, begitu sebaliknya. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran IPA terpadu belum sepenuhnya mencapai tujuan dari pembelajaran IPA itu sendiri.

Seperti yang telah diutarakan sebelumnya, salah satu masalah dalam pendidikan Indonesia adalah penggunaan strategi pembelajaran oleh guru yang belum tersentuh dengan baik. Strategi pembelajaran yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan kurikulum dan tujuan pembelajaran yang diinginkan. Penerapan paradigma konstruktivisme dalam proses pembelajaran dipandang sebagai strategi yang efektif untuk pembelajaran sains di sekolah. Teori Konstruktivisme ini menekankan bahwa pengetahuan adalah konstruksi


(17)

4

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(bentukan) sendiri. Pengetahuan dikonstruksi dari dalam individu dan dalam hubungannya dengan dunia nyata. Siswa harus menemukan sendiri konsep pengetahuannya melalui interaksi dengan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari otak guru ke kepala siswa, tetapi siswa sendirilah yang harus mengartikan apa yang telah dipelajari atau diajarkan dengan menyesuaikan terhadap pengalaman-pengalamannya (Majid, 2014).

Model pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning/PBL) merupakan pembelajaran yang berlandaskan pada teori konstruktivisme dan berorientasi kepada siswa (student centered). Siswa berperan aktif dalam membangun pengetahuannya sendiri melalui permasalahan-permasalahan kontekstual. Siswa diberikan masalah yang berhubungan dengan konteks kehidupannya sehari-hari untuk mengaitkannya dengan konsep pengetahuan yang dipelajarinya. Guru berperan sebagai fasilitator yang membimbing siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir kritis, pemecahan masalah, dan keterampilan kelompok untuk mengidentifikasi masalah, membuat hipotesis, mencari data, melakukan percobaan, merumuskan solusi dan menentukan solusi terbaik untuk kondisi dari permasalahan. PBL memungkinkan siswa untuk menemukan keterkaitan dan menikmati pengetahuan mereka, meningkatkan kapasitas kreatif dan tanggung jawab mereka dalam menyelesaikan masalah dunia nyata.

Model PBL menyajikan masalah kontekstual yang harus dipecahkan oleh siswa. Proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa akan membangun dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa. Sehingga, pada akhirnya siswa dapat mengambil keputusan serta memberikan solusi atas masalah kontekstual yang diberikan kepadanya. Sejalan dengan hal tersebut, kemampuan literasi sains siswa pun akan terbangun dengan sendirinya dan akan berkembang selama proses pembelajaran berlangsung. Keterlibatan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa dan literasi sains mereka dengan mengaitkan materi pelajaran dengan konteks yang ada dalam kehidupan sehari-hari.


(18)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berangkat dari latar belakang masalah pendidikan dan potensi pemecahan masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pada pembelajaran IPA. Judul penelitian yang peneliti angkat pada penelitian ini adalah: Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran IPA Terpadu Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Kelas VII SMP Pada Materi Pencemaran Lingkungan.

B. Rumusan Masalah Penelitian

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana peningkatan literasi sains dan kemampuan berpikir kritis siswa melalui pembelajaran berbasis

masalah pada materi pencemaran lingkungan?”

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka pertanyaan-pertanyaan penelitian dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana keterlaksanaan model PBL yang berorientasi pada literasi sains dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pencemaran lingkungan? 2. Bagaimana peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada aspek

pengetahuan, kompetensi, dan sikap dengan menerapkan model PBL pada materi pencemaran lingkungan?

3. Bagaimana peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa dengan menerapkan model model PBL pada materi pencemaran lingkungan?

4. Bagaimana tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi model PBL pada materi pencemaran lingkungan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah:

1. Mendeskripsikan keterlaksanaan model PBL yang berorientasi pada literasi sains dan kemampuan berpikir kritis siswa pada materi pencemaran lingkungan.


(19)

6

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

2. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada aspek pengetahuan, kompetensi, dan sikap dengan menerapkan model PBL pada materi pencemaran lingkungan.

3. Mendeskripsikan peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa setelah menerapkan model PBL pada materi pencemaran lingkungan.

4. Mendeskripsikan tanggapan guru dan siswa terhadap implementasi model PBL pada materi pencemaran lingkungan.

D. Batasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini terfokus pada hal yang diharapkan maka ruang lingkup penelitian dibatasi pada beberapa hal, yaitu:

1. Model pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan tingkat kompleksitas masalah yang digunakan adalah masalah yang tercakup dalam beberapa topik dalam satu disiplin ilmu, yaitu disiplin ilmu IPA.

2. Pembelajaran IPA terpadu yang digunakan adalah pembelajaran terpadu tipe connected pada materi pencemaran lingkungan SMP Kelas VII Semester 2. Sistem keterpaduan materi pada konsep pencemaran lingkungan dengan menghubungkan sub-materi yang ada dalam cakupan materi pencemaran lingkungan, yaitu: pencemaran udara, pencemaran air, dan efek rumah kaca. 3. Aspek literasi sains yang digunakan mengacu pada PISA 2006 dan penilaian

literasi sains dilakukan pada aspek pengetahuan, kompetensi, dan sikap sains. Peningkatan kemampuan literasi sains dapat diamati dari perolehan nilai N-gain antara pretest dan post-test dari tes literasi sains untuk aspek pengetahuan dan kompetensi serta angket sikap sains siswa.

4. Penilaian kemampuan berpikir kritis yang diukur pada penelitian ini adalah kemampuan berpikir kritis menurut Ennis (1985) dengan sub indikator: (1) memutuskan suatu tindakan, (2) menganalisis argumen, (3) membuat dan mempertimbangkan keputusan, dan (4) mengidentifikasi asumsi. Peningkatan


(20)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

kemampuan berpikir kritis dapat diamati dari perolehan nilai N-gain antara pretest dan post-test dari tes berpikir kritis.

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi dunia pendidikan, diantaranya sebagai berikut:

1. Manfaat dari segi kebijakan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh desain pembelajaran yang digunakan dalam mendukung kurikulum IPA di masa depan dan program pendidikan karakter bangsa. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai masukan dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah yang lebih mengarah pada pembelajaran yang berorientasi pada pengembangan kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa.

2. Manfaat dari segi teori, sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan penelitian dengan tema penelitian yang sama pada pokok bahasan yang lain dan sebagai panduan pembelajaran dengan model PBL yang berorientasi pada kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa.

3. Manfaat dari segi praktik, hasil penelitian ini dapat memberikan alternatif pembelajaran kepada guru dengan menggunakan model PBL yang dapat digunakan untuk mengajar di kelas yang berorientasi pada kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa pada materi Pencemaran Lingkungan.


(21)

1

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen adalah penelitian yang melihat pengaruh-pengaruh dari variabel bebas terhadap satu atau lebih variabel yang lain (variabel terikat) dalam kondisi yang terkontrol (Fraenkel, 2011). Metode yang digunakan pada penelitian eksperimen ini adalah metode quasi experiment yang menggunakan satu kelas eksperimen dan satu kelas kontrol dengan desain eksperimen yang digunakan adalah non-equivalent pre-test and post-test control group design (Creswell, 2014). Dalam rancangan ini kelas eksperimen dan kelas kontrol sama-sama melakukan pre-test dan post-test, hanya kelas eksperimen saja yang diberikan treatment (perlakuan).

Kelas eksperimen adalah kelas dengan pembelajaran IPA terpadu yang menggunakan model Problem Based Learning (PBL). Implikasi penggunaan model PBL terhadap peningkatan kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa akan diuji pada akhir penelitian setelah perlakuan diberikan pada kelas eksperimen. Kemampuan literasi sains dan berpikir kritis juga diujikan pada kelas kontrol untuk dibandingkan dengan kelas eksperimen dan menganalisis peningkatan kemampuan siswa melalui implementasi model PBL. Desain penelitian ini disajikan pada Tabel 3.1. di bawah ini.

Tabel 3.1. Desain Penelitian

Kelas Pretest Perlakuan Posttest

Eksperimen O1 X1 O2

Kontrol O1 X2 O2

Keterangan:

O1 : Pretest untuk mengukur kemampuan literasi ilmiah dan berpikir kritis siswa sebelum diberi perlakuan.

O2 : Posttest untuk mengukur kemampuan literasi ilmiah dan berpikir kritis siswa setelah diberi perlakuan.


(22)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu pembelajaran model PBL.

X2 : Perlakuan yang diberikan pada kelompok kontrol yaitu pembelajaran saintifik.

Berdasarkan desain penelitian di atas, kelas eksperimen dan kelas kontrol akan diberikan tes yang sama pada awal dan akhir pembelajaran untuk mengetahui kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa. Pretest diberikan pada kelas eksperimen dan kontrol untuk mengetahui kemampuan awal literasi sains dan berpikir kritis siswa. Setelah perlakuan berupa penggunaan model PBL dilaksanakan di kelas eksperimen, kelas eksperimen dan kontrol akan diberikan post-test yang bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains dan berpikir kritis. Selanjutnya akan dianalisis apakah model PBL memberikan pengaruh yang signifikan pada kelas eksperimen dalam meningkatkan literasi sains dan berpikir kritis siswa dibandingkan dengan kelas kontrol.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII semester 2 di salah satu SMP Negeri di Kabupaten Lampung Utara, Provinsi Lampung Tahun Ajaran 2014/2015. Penentuan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yakni teknik yang digunakan berdasarkan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2013). Sampel pada penelitian ini terdiri dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang masing-masing terdiri dari 25 orang siswa. Kedua kelas ini dipilih karena mereka mendapatkan pembelajaran dari guru yang sama dan kriteria rata-rata hasil belajar siswa pada semester satu adalah hampir sama.

C. Variabel Penelitian

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran berbasis masalah (PBL), sedangkan variabel terikatnya adalah kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa, dan diketahui juga sebagai variabel kontrol pada penelitian adalah guru, waktu pembelajaran, dan materi pelajaran.


(23)

3

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu D. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan penafsiran tentang istilah-istilah dalam penelitian ini, maka dilakukan pendefinisian secara operasional sebagai berikut:

1. Pembelajaran IPA terpadu dengan model Problem Based Learning (PBL) dalam penelitian ini menggunakan model keterpaduan tipe connected. Model PBL dalam penelitian ini merupakan model pembelajaran yang berpusat pada siswa (student centered) yang memiliki karakteristik penggunaan masalah ill-structured sebagai konteks individu atau seseorang dalam mempelajari kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah serta memperoleh pengetahuan dan dapat menerapkan pengetahuan tersebut dalam permasalahan kehidupan sehari-hari, sehingga dapat menumbuhkan kemampuan literasi sains siswa. Sintaks pembelajaran yang digunakan dalam model PBL ini yaitu: memberikan orientasi tentang permasalahan pada siswa, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membimbing penyelidikan siswa secara mandiri maupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, serta menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Keterlaksanaan pembelajaran IPA terpadu dengan model PBL ini diketahui melalui lembar observasi yang diperoleh dari hasil pengamatan terhadap aktivitas guru dan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung.

2. Literasi sains merupakan kemampuan menggunakan sains, mengidentifikasi pertanyaan, dan menarik kesimpulan berdasarkan bukti-bukti, dalam rangka memahami serta membuat keputusan berkenaan dengan alam dan perubahan yang dilakukan terhadap alam melalui aktivitas manusia. Domain literasi sains yang diukur dalam penelitian ini yaitu:

a. Aspek pengetahuan (konten) sains yang diukur dalam penelitian ini mencakup konsep pencemaran udara, pencemaran air, dan efek rumah kaca. Aspek ini diukur dengan menggunakan tes pilihan ganda yang diberikan pada saat pretest dan post-test.

b. Aspek kompetensi (proses) sains yang dimaksud ialah proses mental yang terlibat dalam menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah yang terkait dengan konten (pengetahuan) sains. Aspek kompetensi (proses sains) terdiri dari mengidentifikasi isu ilmiah, menjelaskan fenomena ilmiah, dan menggunakan bukti ilmiah yang


(24)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

menggunakan tes literasi sains berupa tes pilihan ganda pada saat pretest dan post-test.

c. Aspek sikap sains yang diukur dalam penelitian ini adalah minat siswa terhadap pembelajaran yang terdiri dari: mendukung inkuiri ilmiah pada proses pembelajaran, dan tanggung jawab terhadap masalah yang berkaitan dengan materi pencemaran lingkungan. Aspek ini diukur dengan menggunakan angket sikap sains siswa.

3. Berpikir kritis yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu proses kognitif di mana siswa melakukan proses aktif untuk memikirkan berbagai masalah, menemukan informasi yang relevan untuk mencari solusi pada permasalahan tersebut, dan membuat keputusan yang tepat akan permasalahan yang dihadapi sehingga dapat meningkatkan kualitas pemikirannya. Indikator kemampuan berpikir kritis yang di ukur pada penelitian ini adalah menggunakan strategi dan taktik, memberikan penjelasan sederhana, menyimpulkan (inferensi), dan membuat penjelasan lebih lanjut. Kemampuan berpikir kritis siswa diukur dengan menggunakan tes uraian (essay) yang diberikan pada saat pretest dan post-test.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ditunjukkan pada gambar diagram alur penelitian pada Gambar 3.1. Berdasarkan diagram tersebut, pada dasarnya penelitian ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, dan tahap akhir.

1. Tahap Perencanaan

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap perencanaan antara lain:

a. Studi pendahuluan, meliputi survei lapangan dan studi literatur. Survei lapangan berupa kegiatan observasi ke sekolah dan berkonsultasi dengan guru mata pelajaran IPA kelas VII mengenai keadaan siswa, hasil belajar IPA siswa, materi pelajaran yang akan diteliti, waktu penelitian dan subjek yang akan digunakan untuk


(25)

5

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

penelitian. Studi literatur, berupa pengkajian terhadap jurnal nasional dan internasional, serta laporan penelitian mengenai model PBL, literasi sains, dan berpikir kritis, menganalisis kurikulum 2013 pelajaran IPA tahun ajaran 2014/2015, dan materi pelajaran IPA SMP kelas VII. Hasil studi pendahuluan ini yang akan membantu peneliti dalam merumuskan masalah dan membuat pertanyaan penelitian.

b. Menyusun perangkat pembelajaran. Hasil yang diperoleh dari studi pendahuluan digunakan untuk menyusun pembelajaran berbasis masalah untuk empat kali pertemuan. Perangkat pembelajaran yang disusun terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang akan digunakan selama pembelajaran berlangsung.

c. Menyusun instrumen penelitian berupa instrumen tes kemampuan literasi sains, tes kemampuan berpikir kritis, angket respons siswa terhadap pembelajaran, pedoman wawancara guru terhadap pembelajaran, dan lembar observasi aktivitas keterlaksanaan pembelajaran guru dan siswa.

d. Melakukan validasi terhadap instrumen penelitian. Validasi instrumen ini melalui dua tahap pengujian, yaitu uji validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construck validity). Uji validitas isi melibatkan tiga orang dosen ahli yang menilai isi (konsep) yang harus diukur dalam suatu instrumen. Sedangkan validitas konstruk dilakukan dengan mengujicobakan instrumen literasi sains dan berpikir kritis pada siswa kelas VIII di sekolah yang sama dengan sampel penelitian. Dari hasil uji coba butir soal yang kurang memenuhi syarat, dapat diperbaiki atau direvisi. Butir soal yang telah diperbaiki (direvisi), tidak dilakukan uji coba lagi atau langsung digunakan untuk mengambil data tes awal dan tes akhir.

e. Meminta izin kepada instansi yang terkait sehubungan dengan penelitian yang diadakan.

f. Menentukan subjek penelitian

2. Tahap Pelaksanaan


(26)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

pertemuan (2 x 45 menit) untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa. b. Pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti selama 3 kali pertemuan. c. Pelaksanaan observasi dilakukan oleh tiga orang untuk mengamati aktivitas siswa

selama kegiatan pembelajaran dan mengamati keterlaksanaan penggunaan model PBL.

d. Pelaksanaan post-test bagi kelas eksperimen dan kelas kontrol selama 1 kali pertemuan (2 x 45 menit) untuk mengetahui kemampuan akhir literasi sains dan berpikir kritis siswa.

3. Tahap Akhir

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada tahap akhir antara lain: a. Pengumpulan data hasil penelitian

b. Pengolahan dan analisis data hasil penelitian c. Pembahasan hasil temuan penelitian

d. Penarikan kesimpulan dan rekomendasi berdasarkan hasil penelitian e. Pembuatan laporan hasil penelitian

Secara garis besar, tahapan prosedur penelitian ini dapat dilihat secara lebih ringkas pada Gambar 3.1.


(27)

7

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Gambar 3.1. Alur Penelitian Studi Pendahuluan:

- Survei Lapangan (Permasalahan Pembelajaran,

Kondisi Siswa)

- Studi Literatur (Model PBL, Pembelajaran IPA

Terpadu, Literasi Sains, Berpikir Kritis) & Materi Pencemaran Lingkungan

-Perumusan Masalah & Pertanyaan Penelitian

Penyusunan perangkat pembelajar an

Penyusunan Instrumen

Tes Literasi Sains

T es Berpikir

Kritis Angket

Lembar Observasi

Judgement

Validitas test Revisi

Tes awal (pretest)

Kelas Eksperimen

Kelas Kontrol

Observasi

Tes akhir (Post test)

Analisis Data

Pembahasan

Kesimpulan

RPP LKS

Tahap Perencanaan

Tahap Pelaksanaan

Tahap Akhir

Angket Respon Siswa & Wawancara Guru


(28)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu F. Instrumen Penelitian

Untuk mendapatkan data yang mendukung penelitian, peneliti menyusun dan menyiapkan beberapa instrumen untuk menjawab pertanyaan penelitian. Instrumen penelitian terdiri dari tes literasi sains dan tes berpikir kritis siswa sebagai instrumen utama, lembar observasi keterlaksanaan model Problem Based Learning (PBL), angket tanggapan siswa dan lembar wawancara guru sebagai instrumen pelengkap. Berikut uraian secara rinci masing- masing instrumen: 1. Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Pembelajaran Berbasis Masalah.

Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengungkap keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah sesuai dengan sintaks dan skenario pembelajaran.

2. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Selama Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah.

Lembar pengamatan ini bertujuan untuk mengungkap aktivitas siswa selama diterapkannya pembelajaran berbasis masalah. Lembar pengamatan ini diisi oleh guru observer dengan mengamati aktivitas siswa secara umum selama 3 kali pertemuan.

3. Tes Literasi Sains

Tes literasi sains tidak hanya mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap pengetahuan sains, tetapi juga pemahaman terhadap berbagai aspek kompetensi sains, serta kemampuan untuk mengaplikasikan pengetahuan dan kompetensi sains dalam situasi nyata yang dihadapi peserta didik. Untuk mengukur kemampuan literasi sains sebelum mendapatkan perlakuan pembelajaran melalui model PBL dilakukan tes awal (pretest) sedangkan untuk mengukur kemampuan literasi sains setelah mendapat perlakuan dilakukan tes akhir (post-test).

Tes kemampuan literasi sains untuk aspek pengetahuan dan kompetensi sains diukur dengan menggunakan tes pilihan ganda yang terdiri dari 22 butir soal disertai dengan empat pilihan jawaban. Butir soal tes disusun dan dikembangkan berdasarkan indikator pembelajaran yang disesuaikan


(29)

9

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

dengan indikator literasi sains yang terdiri dari pengetahuan dan kompetensi sains yang dikaitkan dengan konteks aplikasi sains. Butir soal ini dikonsultasikan bersama dosen pembimbing, dinilai oleh dosen ahli, dan diujicobakan.

Kemampuan literasi sains untuk aspek sikap sains diukur dengan menggunakan angket untuk mengetahui sikap siswa sebelum dan sesudah pembelajaran. Angket ini terdiri dari 10 butir pernyataan, baik positif maupun negatif disertai dengan lima pilihan jawaban yang diadopsi menggunakan skala Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS).

4. Tes Berpikir Kritis

Tes ini digunakan untuk mengukur peningkatan kemampuan berpikir kritis siswa sebelum dan setelah perlakuan diberikan. Tes kemampuan berpikir kritis dilakukan dengan menggunakan tes uraian yang terdiri dai 4 butir soal. Butir soal disesuaikan dengan indikator pembelajaran dan indikator berpikir kritis. Pre-test diberikan untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa sebelum diberikan pembelajaran berbasis masalah dan post-test diberikan setelah diberikan pembelajaran berbasis masalah.

5. Angket Tanggapan Siswa Terhadap Pembelajaran Berbasis Masalah.

Angket tanggapan siswa terhadap pembelajaran ini memuat daftar pertanyaan tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan. Angket ini terdiri dari 9 item pertanyaan dengan lima pilihan jawaban yang diadopsi menggunakan skala Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak tahu (N), Ragu-ragu (R), dan Sangat Tidak Setuju (STS). 6. Lembar Wawancara Guru Terhadap Pembelajaran Berbasis Masalah

Wawancara digunakan sebagai teknik pengambilan data pada bagian ini dengan alasan agar peneliti bisa mendapatkan data yang lebih mendalam terkait pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah. Pertanyaan wawancara terdiri dari 5 item pertanyaan utama ini digunakan untuk mengetahui


(30)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

tanggapan guru terhadap pembelajaran yang menerapkan pembelajaran berbasis masalah.

G. Teknik Pengumpulan Data

Sebelum dilakukan proses pengumpulan data terlebih dahulu menentukan data yang dibutuhkan, kemudian instrumen yang digunakan, teknik pengumpulan data, dan sumber perolehan data. Teknik pengumpulan data secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.2. berikut ini:

Tabel 3.2. Teknik Pengumpulan Data

No. Kebutuhan Data Instrumen

Teknik Pengumpulan

Data

Sumber Data

1 Aktivitas keterlaksanaan pembelajaran berbasis masalah. Lembar Observasi Aktivitas keterlaksanaan pembelajaran.

Observasi Guru

Lembar Observasi Aktivitas Siswa selama pembelajaran.

Observasi Siswa

2 Literasi sains siswa sebelum dan setelah mendapatkan perlakuan

Tes pilihan ganda yang digunakan untuk memperoleh data

kemampuan literasi sains siswa dalam aspek pengetahuan & kompetensi sains

Pre-test dan post-test

(Aspek

Pengetahuan & Kompetensi)

Siswa

Angket sikap siswa terhadap masalah kontekstual.

Kuisioner (Aspek Sikap)

Siswa

3 Kemampuan Berpikir kritis siswa sebelum dan sesudah

mendapatkan perlakuan.

Tes uraian yang memuat kemampuan berpikir kritis siswa.

Pretest dan Post-test

Siswa

4 Tanggapan terhadap pembelajaran berbasis masalah.

Angket tentang

pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan.

Kuisioner Siswa

Daftar pertanyaan tentang pelaksanaan pembelajaran berbasis masalah yang telah dilaksanakan.


(31)

11

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hasil observasi akan dinyatakan dalam persentase untuk dideskripsikan. Pengujian kesahihan tes meliputi validitas butir soal, reliabilitas, indeks kesukaran, dan daya pembeda.

H. Uji Instrumen Penelitian

1. Analisis Tes Pilihan Ganda dan Uraian

Untuk memperoleh deskripsi tentang kemampuan literasi sains dan berpikir kritis siswa diperlukan tes yang baik. Sebelum digunakan, tes evaluasi tersebut diujicobakan terlebih dahulu untuk mengetahui validitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan reliabilitasnya.

a. Validitas butir soal

Validitas merupakan derajat ketepatan antara data yang terjadi pada obyek penelitian dengan data yang dapat dilaporkan oleh peneliti (Sugiyono, 2013). Kesahihan suatu data penelitian harus melewati pengujian validitas terlebih dahulu. Validasi instrumen ini melalui dua tahap pengujian, yaitu uji validitas isi (content validity) dan validitas konstruk (construck validity).

Uji validitas isi melibatkan tiga orang dosen ahli yang menilai isi (konsep) yang harus diukur dalam suatu instrumen. Soal yang divalidasi berjumlah 44 item, yang terdiri dari 25 soal tes literasi sains aspek pengetahuan dan kompetensi, 15 pernyataan literasi sains aspek sikap sains, dan 4 soal tes berpikir kritis. Hasil uji validitas isi dari ketiga dosen ahli yang telah diminta pertimbangan (judgement) diperoleh kesimpulan bahwa instrumen literasi sains dan berpikir kritis yang disusun sudah memenuhi validitas isi dan dapat digunakan untuk keperluan penelitian, tetapi masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki. Adapun saran perbaikan yang direkomendasikan para dosen ahli dapat dilihat pada Tabel 3.3.

Tabel 3.3. Saran Perbaikan dari Dosen Ahli

No. Validator Saran Perbaikan


(32)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

No. Validator Saran Perbaikan

kesalahan penulisan, dan perbaiki opsi jawaban pada soal pilihan ganda.

2 Validator 2 Perbaiki tata penulisan dalam soal pilihan ganda dan perbaiki redaksi bahasa yang digunakan dalam item pernyataan sikap sains siswa dan soal uraian.

3 Validator 3 Perbaiki kesesuaian indikator soal dan item soal, perhatikan kesesuaian soal dengan aspek kompetensi literasi sains, perbaiki redaksi bahasa yang digunakan, dan perbaiki opsi jawaban pada soal pilihan ganda.

Setelah melalui tahap validasi isi, instrumen penelitian kemudian diperbaiki sesuai dengan saran dari dosen ahli untuk kemudian dilakukan tahap validitas konstruk. Validitas kontruk dilakukan dengan mengujicobakan instrumen literasi sains dan berpikir kritis pada siswa kelas VIII di sekolah yang sama dengan sampel penelitian. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menganalisis butir soal dari instrumen penelitian. Uji validitas butir soal dilakukan dengan cara mengorelasikan antara skor butir soal tertentu dengan skor total dengan rumus korelasi product moment yang diungkapkan oleh Pearson, dalam hal ini rumus yang digunakan yaitu korelasi product moment dengan angka kasar sebagai berikut:

Keterangan:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Skor Item Y = Skor total N = Jumlah siswa

Interpretasi besarnya koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.4. Kategori Validitas Tes

Batasan Kategori

0,800 < rxy < 1,00 Sangat Tinggi

0,600 < rxy < 0,800 Tinggi


(33)

13

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

0,200 < rxy < 0,400 Rendah

0,000 < rxy < 0,200 Sangat Rendah

(Surapranata, 2009) b. Reliabilitas Tes

Reliabilitas adalah serangkaian pengukuran atau serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi bila pengukuran yang dilakukan dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang (Sugiyono, 2012). Reliabilitas merupakan ukuran sejauh mana suatu alat ukur dapat memberikan gambaran yang benar-benar dapat dipercaya tentang kemampuan seseorang. Uji reliabilitas butir soal dilakukan dengan cara menggunakan pendekatan Kuder-Richardson (KR20) melalui rumus sebagai berikut:

r

11

=

}

Keterangan :

r11 = Reliabilitas tes secara keseluruhan

p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar

q = Proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q = 1-p) n = Banyaknya item

S = Standar deviasi dari tes

(Arikunto, 2013) Interpretasi besarnya koefisien reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.5. Kategori Reliabilitas Tes

Batasan Kategori

0,800 < r11 < 1,00 Sangat Tinggi

0,600 < r11 < 0,800 Tinggi

0,400 < r11 < 0,600 Sedang

0,200 < r11 < 0,400 Rendah

0,000 < r11 < 0,200 Sangat Rendah

(Matlock & Hetzel, 1997) c. Tingkat kesukaran butir soal

Indeks kesukaran suatu soal menunjukkan taraf kesukaran soal. Indeks kesukaran soal (P) untuk soal bentuk pilihan ganda dapat dihitung menggunakan persamaan:


(34)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

P

Keterangan:

P = Indeks Kesukaran

B = Banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan benar JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Kategori untuk tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.6. sebagai berikut:

Tabel 3.6. Kategori Tingkat Kesukaran

Batasan Kategori

0,00 < P< 0,30 Sukar

0,31 < P< 0,70 Sedang

0,71 < P< 1,00 Mudah

(Arikunto, 2013) d. Daya Pembeda

Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Indeks diskriminasi ini menunjukkan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Besarnya indeks daya pembeda dapat dihitung menggunakan persamaan sebagai berikut:

D = =

Keterangan :

J = Jumlah peserta tes

JA = Banyaknya peserta kelompok atas

JB = Banyaknya peserta kelompok bawah

BA = Banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = Banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

Benar

PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar

PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar


(35)

15

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7. Kategori Indeks Daya Pembeda

Batasan Kategori

0,00 < D< 0,20 Jelek

0,21 < D < 0,40 Cukup

0,41 < D< 0,70 Baik

0,71 < D< 1,00 Sangat Baik

(Arikunto, 2013) Instrumen soal literasi sains aspek pengetahuan dan kompetensi sains yang diujicobakan terdiri dari 25 soal pilihan berganda. Setelah diujicobakan dan dilakukan analisis dengan menggunakan program Anates V4, diperoleh koefisien reliabilitas 0,70 dengan kriteria tinggi (Lampiran C.1.). Maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut reliabel. Sedangkan rekapitulasi nilai validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal disajikan pada Tabel 3.8. di bawah ini:

Tabel 3.8. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Pilihan Ganda No

Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Validitas Ket.

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kategori

1 0,50 Baik 0,64 Sedang 0,373 Rendah Direvisi

2 0,50 Baik 0,74 Mudah 0,409 Cukup

Tinggi Dipakai

3 0,125 Jelek 0,64 Sedang 0,228 Rendah Direvisi

4 0,50 Baik 0,58 Sedang 0,492 Cukup

Tinggi Dipakai

5 0,00 Jelek 0,16 Sukar -0,173 - Dibuang

6 0,625 Baik 0,42 Sedang 0,354 Rendah Dibuang

7 0,25 Cukup 0,93 Sangat

Mudah 0,670 Tinggi Dipakai

8 0,625 Baik 0,64 Mudah 0,624 Tinggi Dipakai

9 0,25 Cukup 0,93 Sangat

Mudah 0,670 Tinggi Dipakai

10 0,625 Baik 0,64 Sedang 0,503 Cukup

Tinggi Dipakai

11 0,50 Baik 0,74 Mudah 0,392 Rendah Dipakai

12 0,25 Cukup 0,83 Mudah 0,383 Rendah Dipakai

13 0,00 Jelek 0,80 Mudah 0,095 Sangat

rendah Dibuang

14 0,50 Baik 0,74 Mudah 0,427 Cukup


(36)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu No

Soal

Daya Pembeda Tingkat

Kesukaran Validitas Ket.

Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kategori

15 0,25 Cukup 0,90 Sangat

Mudah 0,417

Cukup

Tinggi Dipakai

16 0,375 Cukup 0,61 Sedang 0,266 Rendah Direvisi

17 0,25 Cukup 0,64 Sedang 0,244 Rendah Direvisi

18 0,50 Baik 0,64 Sedang 0,422 Cukup

Tinggi Dipakai

19 0,25 Cukup 0,77 Mudah 0,361 Rendah Direvisi

20 0,125 Jelek 0,32 Sedang 0,224 Rendah Direvisi

21 0,375 Cukup 0,87 Sangat

Mudah 0,544

Cukup

Tinggi Dipakai 22 0,75 Sangat

baik 0,32 Sedang 0,522

Cukup

Tinggi Dipakai 23 0,875 Sangat

baik 0,70

Sangat

Mudah 0,712 Tinggi Dipakai

24 0,25 Cukup 0,48 Sedang 0,206 Rendah Direvisi

25 0,625 Baik 0,70 Sangat

Mudah 0,695 Tinggi Dipakai

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka ada soal yang digunakan ada soal yang direvisi, dan ada soal yang tidak digunakan. Terdapat 15 soal yang digunakan, 7 soal yang direvisi, dan 3 soal yang tidak digunakan.

Instrumen soal berpikir kritis yang diujicobakan terdiri dari 4 soal uraian. Setelah diujicobakan dan dilakukan analisis dengan menggunakan program Anates V4, diperoleh koefisien reliabilitas 0,58 dengan kriteria sedang (Lampiran C.3.). Maka dapat dikatakan bahwa instrumen tersebut reliabel. Sedangkan rekapitulasi nilai validitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal disajikan pada Tabel 3.9. di bawah ini:

Tabel 3.9. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Uraian No

Soal

Daya Pembeda Tingkat Kesukaran Validitas

Ket. Nilai Kriteria Nilai Kriteria Nilai Kategori

1 0,22 Cukup 0,85 Sangat

Mudah 0,689 Tinggi Dipakai

2 0,17 Jelek 0,82 Mudah 0,377 Rendah Direvisi

3 0,28 Cukup 0,77 Mudah 0,655 Tinggi Dipakai


(37)

17

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka ada soal yang digunakan dan ada soal yang direvisi. Terdapat 3 soal yang digunakan dan 1 soal yang direvisi.

2. Analisis Instrumen Sikap

Instrumen sikap sains yang telah diujicobakan kepada siswa selanjutnya dianalisis dengan tahapan-tahapan yang mengikuti pedoman yang diberikan oleh Siregar (2012), sebagai berikut:

a. Uji Validitas Item Pernyataan

1) Pemberian skor pada setiap pernyataan.

2) Menjumlah skor jawaban pada untuk setiap siswa.

3) Melakukan uji validitas setiap butir pernyataan dengan cara jawaban setiap butir pernyataan diidentifikasi menjadi variabel X dan total jawaban menjadi variabel Y.

4) Menghitung nilai rtabel, dalam uji coba instrumen ini jumlah responden n =

32 dengan α = 0,05, sehingga rtabel = r(0,05; (32-2) = 0,361.

5) Menghitung nilai rhitung dengan teknik korelasi product moment dengan

menggunakan rumus:

Keterangan:

rhitung = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

X = Skor variabel (jawaban responden)

Y = Skor total dari variabel (jawaban responden) N = Jumlah siswa

6) Membuat keputusan dengan ketentuan, jika rhitung > rtabel maka item

pernyataan valid.


(38)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Teknik yang digunakan untuk melakukan uji reliabilitas instrumen sikap adalah teknik Alpha Cronbach. Tahapan perhitungan uji reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu:

1) Menentukan varian setiap butir pernyataan. 2) Menentukan nilai varian total.

3) Menentukan reliabilitas instrumen dengan menggunakan rumus

r

11

=

[ ]

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas instrumen

k = jumlah butir pernyataan = varian total

= jumlah varian butir

(Siregar, 2012) Interpretasi besarnya koefisien reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.4. tentang kategori reliablitas tes.

Instrumen literasi sains aspek sikap sains yang diujicobakan terdiri dari 15 butir pernyataan, baik positif maupun negatif disertai dengan lima pilihan jawaban yang diadopsi menggunakan skala Likert, yaitu: Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Teknik pengukuran reliabilitas yang digunakan menggunakan teknik Alpha Cronbach. Kriteria instrumen penelitian dikatakan reliabel dengan menggunakan teknik

Alpha Cronbach bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,6. Setelah diujicobakan dan

dilakukan analisis dengan menggunakan program SPSS 22., diperoleh koefisien reliabilitas untuk instrumen angket sikap sebesar 0,680 dan dapat dikatakan bahwa instrumen sikap sains ini reliabel (Lampiran C.2.). Sedangkan teknik validitas instrumen yang digunakan adalah teknik korelasi Pearson yang menguji validitas per item pernyataan sikap. Kriteria validitas item pernyataan jika memenuhi syarat rhitung > rtabel, di mana rtabel = r(0,05 ; (32-2)) = 0,361. Rekapitulasi


(39)

19

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

nilai rata-rata, standar deviasi, reliabilitas, dan validitas per item pernyataan disajikan pada Tabel 3.10 di bawah ini:

Tabel 3.10. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen Angket Sikap Sains No.

Soal

Rata-rata SD

Reliabilitas Validitas

Ket Nilai Kategori Nilai Kategori

1 2,13 0,976 0,696 Reliabel 0,090 Tidak Valid Dibuang

2 4,75 0,440 0,671 Reliabel 0,432 Valid Dipakai

3 3,31 0,931 0,648 Reliabel 0,624 Valid Dipakai

4 4,22 0,870 0,653 Reliabel 0,577 Valid Dipakai

5 4,84 0,448 0,675 Reliabel 0,320 Tidak Valid Dibuang

6 3,03 0,861 0,678 Reliabel 0,233 Tidak Valid Dibuang

7 4,00 0,718 0,657 Reliabel 0,578 Valid Dipakai

8 3,69 1,554 0,684 Reliabel 0,277 Tidak Valid Dibuang

9 4,19 1,091 0,654 Reliabel 0,525 Valid Dipakai

10 4,19 0,821 0,659 Reliabel 0,514 Valid Dipakai

11 4,00 0,672 0,658 Reliabel 0,589 Valid Dipakai

12 3,94 1,014 0,646 Reliabel 0,616 Valid Dipakai

13 3,75 0,880 0,658 Reliabel 0,509 Valid Dipakai

14 3,44 0,840 0,697 Reliabel -0,069 Tidak Valid Dibuang

15 4,69 0,592 0,668 Reliabel 0,431 Valid Dipakai

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka terdapat 10 item pernyataan yang dipakai dan 5 item pernyataan yang dibuang. Sehingga, jumlah item pernyataan instrumen literasi sains aspek sikap sains yang digunakan pada penelitian ini berjumlah 10 item pernyataan sikap sains.

I. Analisis Data

Data hasil penelitian yang diperoleh berupa data kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil pretest dan posttest baik untuk tes literasi sains dan tes kemampuan berpikir kritis yang merupakan data utama yang digunakan dalam menguji hipotesis. Sedangkan data kualitatif yaitu data yang diperoleh dari hasil observasi aktivitas keterlaksanaan pembelajaran oleh siswa dan guru serta data tanggapan pembelajaran yang diperoleh melalui angket


(1)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

1. Pada pelaksanaannya pembelajaran ini membutuhkan waktu yang cukup lama, untuk itu diperlukan kemampuan manajemen waktu yang baik dari seorang guru yang ingin menerapkan model PBL.

2. Saat kegiatan pembelajaran berlangsung, sebaiknya menggunakan lembar penilaian diri (self assessment) dan penilaian teman sejawat (peer assessment) dalam proses pengamatan sikap sains siswa. Pengadaan lembar penilaian ini diharapkan dapat membantu guru ataupun peneliti lain untuk lebih mengetahui sikap ilmiah siswa dalam perilaku yang dilakukan oleh siswa selama pembelajaran berlangsung.

3. Bagi para guru ataupun peneliti lain yang ingin menerapkan model PBL sebaiknya memastikan terlebih dahulu kesiapan siswa untuk mendapatkan perlakuan model PBL. Hal ini bertujuan untuk memastikan kemampuan bekerja ilmiah siswa yang sangat dibutuhkan pada kegiatan pembelajaran berlangsung. Kesiapan siswa untuk mendapatkan perlakuan berupa pembelajaran berbasis masalah ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan secara signifikan kemampuan literasi sains, berpikir kritis, serta kemampuan lainnya yang ingin diukur.


(2)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Y. (2014). Desain Sistem, Pembelajaran dalam Konteks Kurikulum 2013. Bandung: Refika Adiatama.

Achmad, R. (2004). Kimia Lingkungan. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Ardianto, D. (2014). Implementasi Pembelajaran IPA Terpadu Tema Fluida

dengan Model Guided Discovery & Problem Based Learning untuk meningkatkan Literasi Sains Siswa SMP. Tesis SPS UPI: Tidak

diterbitkan.

Arends, R.I. (2009) Learning to Teach: Ninth Edition. New York: Mc.Graw Hill. Arikunto, S. (2013). Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi Kedua. Jakarta:

Bumi Aksara.

Campbell, et al. (2010). Biologi: Edisi Kedelapan Jilid 3. Jakarta: Erlangga.

Coladarci, et al. (2011). Fundamentals of Statistical Reasoning in Education:

Third Edition. USA: Wiley.

Costa, A.L. (1985). Developing Mind: A Resource Book for Teaching Thinking. Virginia: ASDC Alexandria.

Creswell, J.W. (2014). Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, ban

Mixed (Terjemahan Edisi Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Ennis, R.H. (1996). Critical Thinking. New Jersey: Prentice Hall.

Fatimah, I.S. (2012). Pengaruh Praktikum Virtual pada Konsep Sistem Saraf

terhadap Perkembangan Kemampuan Berpikir Kritis, Pemahaman Konsep, dan Sikap Ilmiah Siswa Kelas IX. Tesis UPI: tidak diterbitkan.

Fisher, A. (2009). Berpikir Kritis: Sebuah Pengantar. Jakarta: Erlangga.

Fogarty, R. (1991). The Mindful School: How do Integrate The Curricula. USA: IRI/Skylight Publishing.

Fraenkel, et.al. (2011). How to Design and Evaluate Research in Education 8th

Edition. San Fransisco: Mc Graw Hill.

Furqon. (2013). Statistika Terapan untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Hake, R. (1999). Analyzing Change / Gain Score. Indiana: Indiana University.


(3)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Irwan, Z.D. (1996). Prinsip-prinsip Ekologi; Ekosistem, Lingkungan, dan

Pelestariannya. Bumi Aksara: Jakarta.

Jasin, M. (2011). Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Grafindo.

Jofili, Z. & Bezerra, R. (1997). A Case for Critical Constructivism and Critical Thinking in Science Education. Research in Science Education, 1997, 27 (2), Pp 309-322.

Johan, H. (2012). Pembelajaran Search, Solve, Create, and Share (SSCS)

Problem Solving dibandingkan Pembelajaran dengan Praktikum Vertifikasi dalam meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kritis Mahasiswa pada Konsep Listrik Dinamis. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.

Johnson, E.B. (2011). CTL: Contextual Teaching and Learning. Bandung: Kaifa Learning.

Karim, S. et al. (2009). Belajar IPA Membuka Cakrawala Alam Sekitar untuk

Kelas VII Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Kemendikbud (2013). Ilmu Pengetahuan Alam: SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Kemendikbud.

Kemendikbud. (2014). Buku Guru Ilmu Pengetahuan Alam SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Kemendikbud.

Komalasari, K. (2013). Pembelajaran Kontekstual: Konsep dan Aplikasi. Bandung: Refika Adiatama.

Kurniawan, D. (2011). Pembelajaran Terpadu: Teori, Praktik, dan Penilaian. Bandung: Pustaka Cendikia Utama.

Majid, A. (2013). Strategi Pembelajaran. Bandung: Rosda.

Majid, A. (2014). Implementasi Kurikulum 2013: Kajian Teoritis dan Praktis. Bandung: Interes.

Martini. (2014). Penerapan Pembelajaran Berbasis Praktikum Melalui Inkuiri

Terbimbing dan Verifikasi pada Konsep Fotosintesis Terhadap Penguasaan Konsep dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP. Tesis

UPI: Tidak diterbitkan.

Matlock, S. & Hetzel. (1997). Basic Concepts in Item and Test Analysis. Paper presenter St The Annual Meeting of The Southwest Educational Research Association, Austin, January 1997.


(4)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Muhidin, E. (2014). Implementasi Problem Based Learning (PBL) Pada Tema

Krisis Sumber Energi Listrik Untuk Meningkatkan Keterampilan Berpikir Kritis dan Berpikir Kreatif Siswa Kelas IX. Tesis UPI: Tidak diterbitkan.

Muslim. (2014). Pengembangan Program Perkuliahan Fisika Sekolah

Berorientasi Kemampuan Berargumentasi Calon Guru Fisika. Disertasi

UPI: Tidak diterbitkan.

Newman, M. J. (2005). Problem Based Learning: An Introduction and Overview

of the Key Feature of the Approach. Journal of Veterinary. 23:3, 12-20.

Norris, S.P. & Philips, L.M. (2002). How Literacy in Its Fundamental Sense Is

Central do Scientific Literacy. Canada: University of Alberta.

Novalina, E. (2013). Pengertian Karbohidrat,Protein,Mineral,Air,Lemak &

Vitamin. Tersedia di: https://www.academia.edu/8587079/Pengertian_ Karbohidrat_Protein_Mineral_Air_Lemak_and_Vitamin, diakses pada 12 Januari 2015.

OECD. (2003). The PISA 2003 Assessment Framework: Mathematics, Reading,

Science, and Problem Solving Knowledges and Skills. OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en.

OECD. (2013). PISA 2012 Assessment and Analytical Framework: Mathematics,

Reading, Science, Problem Solving and Financial Literacy, OECD

Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en.

OECD. (2006). PISA 2012 Assessing Scientific, Reading, and Mathematical

Literacy, OECD Publishing. http://dx.doi.org/10.1787/9789264190511-en.

Poedjiadi, A. (2005). Sains Teknologi Masyarakat: Pendekatan Pembelajaran

Kontekstual Bermuatan Nilai. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Redjeki, S. (2014). Model-model Pembelajaran yang Mendukung Kurikulum 2013. Makalah. Universitas Kuningan.

Riduwan. (2012). Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Rustaman, N.Y. (2011). Pendidikan dan Penelitian Sains dalam Mengembangkan Keterampilan Tingkat Tinggi untuk Pembangunan Karakter. Prosiding

Seminar Nasional Biologi (Vol. 8, No.1). Solo: Universitas Sebelas Maret.

Sani, R.A. (2014). Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara.


(5)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Sanjaya, W. (2014). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses

Pendidikan. Bandung: Kencana Prenadamedia Group.

Sa’ud, U.S. (2013). Inovasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Sinaga, M.S. (2011). Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Topik Pencemaran

Udara untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep dan Berpikir Kritis Siswa SMA. Tesis UPI: tidak diterbitkan.

Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif Dilengkapi dengan

Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Smith, et al. (2012). Developing Scientific Literacy in Primary School.

International Journal of Science Education. Vol 34, No 1, 1 January 2012,

Pp 127-152.

Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sunu. (2001). Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. Jakarta: Grasindo.

Surapranata, S. (2004). Analisis, Validitas, Reliabilitas, dan Interpretasi Hasil

Tes: Implementasi Kurikulum 2004. Jakarta: Rosda.

Tjasyono, B. (2004). Klimatologi. Bandung: Penerbit ITB.

Trianto. (2014). Model Pembelajaran Terpadu. Bandung: Bumi Aksara.

Tim Abdi Guru. (2013). IPA Terpadu untuk SMP/MTs Kelas VII. Jakarta: Erlangga.

Tim Pengembang Materi Kemendikbud. (2013). Pembelajaran Kontekstual dan

Terpadu: Materi Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 bagi Kepala Sekolah dan Pengawas SMP. Jakarta: Kemendikbud.

Toharudin, U., Hendrawati, S., & Rustaman, A., (2011). Membangun Literasi

Sains Peserta Didik. Bandung: Humaniora.

Tosun, C. and Taskesenligil,Y. (2011). The Effect of Problem Based Learning on

Student Motivation Towards Chemistry Classes and on Learning Strategies. Journal of Turkish Science Education. 9:1, 126-131.

Wikipedia. (2013). Indeks Standar Pencemar Udara. [Online]. Tersedia di: http://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_Standar_Pencemar_Udara


(6)

Risa Hartati, 2015

IMPLEMENTASI MOD EL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PAD A PEMBELAJARAN IPA TERPAD U UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS D AN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VII SMP PAD A MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN

Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Zuriyani, E. (2013). Literasi Sains dan Pendidikan. [Online]. Tersedia di:

http:/sumsel.kemenag.go.id/file/file/TULISAN/wagj1343099486.pdf. Diakses pada 26 Agustus 2014


Dokumen yang terkait

Perbedaan Berpikir Kreatif Siswa yang Diajar dengan Model Pembelajaran PBL dan STM Pada Konsep Perubahan Lingkungan dan Daur Ulang Limbah

1 30 322

KEEFEKTIFAN QUESTION CARD PADA MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PADA SISWA SMP

5 36 197

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Ak

0 3 16

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS Efektivitas Model Pembelajaran Problem Based Learning (Pbl) Dalam Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Pada Mata Pelajaran Pengantar Akuntans

0 2 17

PROFIL LITERASI SAINS SISWA SMP PADA PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN.

10 18 51

Implementasi Model Problem Based Learning (PBL) Pada Pembelajaran IPA Terpadu Untuk Meningkatkan Literasi Sains Dan Keterampilan Pemecahan Masalah Siswa SMP Pada Materi Kalor.

4 10 18

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA TERPADU TEMA FLUIDA DENGAN MODEL GUIDED DISCOVERY DAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP.

0 4 57

PENERAPAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBANTUAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH SISWA PADA KONSEP PENCEMARAN LINGKUNGAN.

2 4 36

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA.

0 3 36

PEMBELAJARAN IPA TERPADU DENGAN MULTIMEDIA PADA TEMA PENCEMARAN LINGKUNGAN UNTUK MENINGKATKAN LITERASI SAINS SISWA SMP.

1 3 50