PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONGROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA KELAS IV: Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Curug Kota Serang Tahun Ajaran 2013/2014.

(1)

Anggi Vebriana, 2014

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONGROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI

SISWA KELAS IV

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas IV SD Negeri Neglasari Kecamatan Curug Kota Serang Tahun Ajaran 2013/2014)

SKRIPSI

diajukan untuk memenuhi sebagaian syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

oleh

ANGGI VEBRIANA 1004238

PROGRAM STUDI

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

(3)

Anggi Vebriana, 2014

Penggunaan Teknik Mengarang

Gotongroyong Untuk Meningkatkan

Keterampilan Menulis Karangan Narasi

Siswa Kelas IV

Oleh Anggi Vebriana

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Anggi Vebriana 2014 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(4)

ABSTRAK

Anggi Vebriana (1004238). Penggunaan Teknik Mengarang Gotongroyong Untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi di Kelas IV.

Judul di atas merupakan konsep penelitian yang dilatar belakangi atas pengamatan peneliti mengenai kemampuan dasar siswa dalam menulis karangan narasi di Sekolah Dasar Negeri Neglasari yang masih relatif rendah, hal ini dikarenakan kurangnya kemampuan dasar menulis siswa, kurangnya pemahaman siswa terhadap prinsip-prinsip sebuah karangan, serta pemahaman siswa tentang keterpaduan anatra paragraf satu dan paragraf yang lain yang harus saling berkaitan sehingga membentuk karangan yang utuh. Rumusan masalah penelitian ini adalah (1) Bagaimana proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri Neglasari?, (2) Bagaimana hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong di kelas IV SD Negeri Neglasari?. Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah Memperoleh gambararan tentang proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong di kelas IV SD Negeri Neglasari; Menganalisis hasil belajar siswa dalam menulis karangan melalui teknik mengarang gotongroyong. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari tiga siklus dengan penerapan yang disesuaikan oleh temuan-temuan masalah yang ada.Pada masing-masing siklus terdiri dari 4 tahap yaitu : rencana, tindakan, observasi dan refleksi. Hasil pengamatan peneliti selama penelitian ini berlangsung adalah sebagai berikut : dengan teknik mengarang gotogroyong maka aktifitas siswa dalam menulis karangan narasi menngkat. Pada siklus I siswa memperoleh nilai rata-rata adalah (1.70), dengan aspek dari masing-masing penilaian karangan yang mencapai nilai rata-rata yaitu tema mencapai nilai (2.12), nilai rata-rata alur cerita (1.64), penokohan (2), nilai latar (1.84), sudut pandang( 1.76 ),susunan kalimat (1.32), ejaan (1.6). Pada siklus II hampir semua aspek penilaian mengalami perubahan peningkatan terhadap hasil belajar siswa. menunjukan gambaran nilai rata-rata kelas yakni nilai tema (2.6), jalan alur cerita (2.2), perwatakan (2.8), nilai latar (2.6), nilai sudut pandang (1.8), penyusunan kalimat (1.6), dan nilai penempatan ejaan (2). dan pada siklus III mencapai nilai rata-rata siswa (2.50) yang menunjukan peningkatan pada tingkat pemahaman (baik). siklus III ini pada umumnya sudah adanya peningkatan yang lebih baik lagi menuju nilai yang diharapkan oleh peneliti. Hal ini ditunjukan dengan peningkatan nilai hasil belajar siswa dari setiap aspek penilaian yakni aspek penilaian tema (2.8), nilai alur cerita (2.4), penokohan (3), nila latar dalam cerita mencapai (2.6), sudut pandang (2), nilai susunan kalimat (2.36), nilai ejaan (2.2). Berdasarkan pengamatan dapat ditarik kesimpulaan bahwa dengan menggunakan teknik mengarang gotongroyong dapat meningkatkan kemampuan menulis dan mengembangkan tingkat pemahaman siswa dalam menulis karangan narasi yang baik dan benar. Rekomendasi untuk guru, kepala sekolah dan peneliti selanjutnya maupun lembaga terkait adalah dalam menulis karangan metode, teknik, pendekatan ataupun strategi harus dapat melibatkan siswa secara langsung dan memperbanyak praktek menulis karangan daripada hanya memperbanyak teori menulis. Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah teknik mengarang gotongroyong dalam pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar.


(5)

iv

DAFTAR ISI LEMBAR PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR BAGAN DAN GRAFIK ... vii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 3

C. Rumusan Masalah ... 4

D. Tujuan Penelitian ... 4

E. Manfaat Penelitian ... 4

F. Definisi Oprasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ... 7

B. Pembelajaran Menulis Karangan Narasi Dengan Teknik Mengarang Gotongroyong ... 25

C. Kerangka Berpikir ... 28

D. Kajian Hasil Penelitian Terdahulu... 29

E. Hipotesis Tindakan ... 30

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian ... 32


(6)

v

C. Prosedur Penelitian ... 34 D. Teknik Penelitian ... 36 E. Analisis Data ... 43

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengumpulan dan Analisis Data ... 45 B. Jawaban Hipotesis Tindakan ... 61

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ... 65 B. Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... vii LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Alat Pengumpul Data ... 67 B. Data Penelitian... 78

SURAT REKOMENDASI PENELITIAN RIWAYAT HIDUP PENULIS


(7)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan suatu kegiatan yang tidak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia, karena manusia melakukan kegiatan berbahasa dalam kehidupannya melalui bahasa lisan dan bahasa tulis. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan bahasa yang semakin penting untuk dikuasai. Menulis bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.Akan tetapi, berdasarkan aspek keterampilan berbahasa Indonesia, keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi berbahasa yang harus dimiliki oleh setiap siswa selain keterampilan menyimak, berbicara dan membaca.

Berkaitan dengan pentingnya peranan keterampilan menulis dalam menentukan kemampuan berbahasa, Rofi’uddin (1999:37) mengemukakan bahwa kemampuan berbahasa sejak usia dini merupakan salah satu upaya yang bersifat strategis. Kemampuan tersebut terfokus kepada kemampuan baca-tulis yang merupakan kunci pembuka untuk memasuki dunia yang lebih luas.Artinya bahwa melalui pengajaran baca-tulis yang baik. Maka dapat dipacu penguasaan kemampuan berpikir kritis-kreatif terhadap permasalahan yang dihadapi, sehingga perkembangan afektif anak dapat dioptimalkan.

Kenyataannya dalam pembelajaran menulis khususnya menulis karangan narasi, faktanya para siswa di sekolah dasar masih banyak menghadapi kendala serta kesulitan pada saat melaksanakan pembelajaran mengarang. Kendala maupun kesulitan yang sering muncul dalam pembelajaran mengarang terletak pada kesalahan struktur kalimat, ketidak sesuaian antara judul dengan tema, ketidak jelasan alur cerita dan perwatakan tokoh yang tidak sesuai, ketidak koherensian paragraf, penggunaan tanda baca, serta memerlukan waktu penulisan yang sangat lama dalam pembuatan karangan. mampu membuat sebuah karangan, siswa harus terlebih dahulu memiliki kemampuan dasar menulis yang baik. Demikian jika siswa telah memiliki kemampuan dasar-dasar tersebut. Maka, keterampilan dan pemahaman siswa dengan sendirinya akan terlatih secara bertahap dan terarah.


(8)

Kesalahan maupun kesulitan yang dialami siswa tersebut merupakan contoh kurangnya pembinaan guru dalam menerapkan metode menulis karangan dan cara-cara membuat karangan yang baik dan benar. Seorang guru masih banyak yang mengajarkan mengarang menggunakan teknik tradisional, setelah proses pembelajaran mengarang selesai, guru tidak melakukan proses evaluasi terhadap hasil tulisan siswa. Hal ini mungkin menjadi salah satu penyebab kurangnya motivasi siswa untuk dapat mengetahui dan memperbaiki kekurangan dan kesalahan pada hasil tulisannya. Disamping itu, siswa SD Negeri Neglasari Juga dalam praktik pembuatan karangan narasi ini, masih banyak terdapat permasalahan yang mendasar dari pembuatan sebuah karangan narasi, yaitu siswa SD Negeri Neglasari belum mampu memahami isi dari sebuah karangan yang utuh dan maksud dari sebuah pembuatan karangan narasi.

Untuk dapat membenahi keterampilan tersebut agar menulis siswa lebih meningkat tentu saja banyak hal yang perlu dilatihkan kembali pada siswa diantaranya yaitu penggunaan teknik permainan bahasa “mengarang gotongroyong” kepada siswa, agar kemampuan serta minat untuk menulis karangan narasi siswa SD Negeri Neglasari dapat meningkat. Teknik mengarang gotongroyong ini diharapkan dalam proses pembelajaran pembuatan karangan narasi akan lebih menarik perhatian siswa dalam menumbuhkan minat mengarangnya.

Untuk mengatasi kesulitan belajar pada siswa peneliti mencoba menggunakan teknik permainan bahasa “mengarang gotongroyong”.

(Seto, 2004) mengungkapkan bahwa bermain dapat dikembangkan menjadi sebagai alat untuk mengaktualisasikan potensi-potensi kritis pada diri anak, mempersiapkan fungsi intelektual, dan aspek emosi dan sosialnya. Dengan demikian, bermain berkembang bukan hanya menjadi sarana yang dapat dinikmati dan menyenangkan saja tetapi juga bersifat mendidik.

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, peneliti beranggapan bahwa keterampilan siswa dalam menulis dasar karangan perlu ditingkatkan lagi serta dilatih terus-menerus dengan intensif. Oleh karena itu, untuk mengatasi segala permasalahan tersebut, peneliti akan melakukan penelitian dengan mencoba menerapkan sebuah konsep pembelajaran dasar menulis karangan narasimelalui judul penelitian :


(9)

Penggunaan Teknik Mengarang Gotongroyong untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV.

Realisasi dari penerapan judul ini ialah peneliti mencoba untuk memperkenalkan contoh menulis karangan dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong agar pembelajaran mengarang lebih menarik dan mengasikkan bagi anak dan tidak menimbulkan rasa kejenuhan maupun untuk mengurangi kesulitan dalam menemukan kata-kata atau kalimat dalam membuat karangan.

B. Identifikasi Masalah Penelitian

Berasarkan latar belakang penelitian tersebut, dapat diidentifikasi permasalahan yang berkaitan dengan kemampuan menulis karangan narasi siswa, yaitu: Siswa merasa sulit dalam menentukan tema karangan, siswa kesulitan dalam pemilihan kata-kata karena kurangnya perbendaharaan kata yang dimiliki anak, siswa merasa sulit dalam menulis karangan narasi karena belum memahami isi atau tujuan dari karangan narasi itu sendiri, penggunaan kata sambung yang diulang-ulang, kurangnya keselarasan dan keterpaduan antara kalimat, penggunaan tanda baca yang masih tidak beraturan atau ketepatan penggunaan tanda baca dalam sebuah karangan sehingga kerapihan karangan yang mereka buat tergolong rendah, siswa sulit menentukan alur cerita sehingga cerita tidak beraturan atau tidak nyambung.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas IV SD Negeri Neglasari?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong di kelas IV SD Negeri Neglasari?


(10)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

1. Memperoleh gambararan tentang proses pembelajaran menulis karangan narasi dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong di kelas IV SD Negeri Neglasari;

2. Menganalisis hasil belajar siswa dalam menulis karangan melalui teknik mengarang gotongroyong

D. Manfaat Penelitian Bagi siswa

1. Memberikan inovasi pembelajaran dalam menulis karangan narasi dengan teknik permainan bahasa “mengarang gotongroyong” sehingga memudahkan siswa menyelesaikan tugas mengarang dengan baik.

2. Memberikan keterampilan menulis untuk dapat mengurangi kesalahan maupun kendala dalam menulis karangan narasi.

3. Memberikan pembelajaran yang menarik dan melatih kekompakan kerjasama tim yang baik.

Bagi guru

1. Dapat dijadikan sebagai solusi dalam pembelajaran menulis karangan narasi untuk meningkatkan kepropesionalannya dalam merencanakan pembelajaran menulis.

2. Menemukan cara membuat karangan narasi yang baik dan benar dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong, agar keterampilan siswa dalam menulis karangan narasi dapat meningkat.

Bagi peneliti

1. Menambah pengetahuan dan pengalaman pembelajaran baru dalam menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong.


(11)

2. Memperoleh masukan dari hasil penelitian tindakan kelas (PTK) sebagai acuan dan dapat diterapkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas.

E. Definisi Operasional

Judul yang peneliti ajukan dari penelitian ini ialah Penggunaan Teknik Mengarang Gotongroyong untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Karangan Narasi Siswa Kelas IV SDN Neglasari Dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Berikut definisi oprasional masing-masing variable ialah sebagai berikut:

1. Teknik adalah kegiatan nyata yang dilakukan guru di dalam kelas

2. Mengarang gotongroyong merupakan salah satu permainan bahasa untuk melatih keterampilan menulis (menyusun gagasan) dan membuat kalimat yang dilakukan secara gotongroyong.Permainan gotongroyong ini dituntut kerjasama tim yang baik dalam membuat karangan yang utuh.

3. Meningkatkan adalah menaikan (derajat,taraf) mempertinggi, memperhebat (produksi dan sebagainya), (kamus besar Bahasa Indonesia)

4. Keterampilan menulis adalah proses mengutarakan pikiran, perasaan, pengindraan dan pengalaman yang disusun dengan lambang-lambang grafik atau bentuk tulisan untuk tujuan komunikasi

5. Karangan narasi (Istilah narasi atau sering juga disebut naratif berasal dari bahasa inggris narration (cerita) dan narrative (yang menceritakan). Karangan yang disebut narasi menyajikan serangkaian peristiwa. Karangan ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian menurut urutan terjadinya (kronologis), dengan maksud member arti kepada sebuah atau serentetan kejadian, sehingga pembaca dapat memetik hikmah dari cerita itu. Menurut Suparno (2006 : 4.31) 6. PTK adalah bentuk penelitian reflektif yang dilakukan oleh guru sendiri yang hasilnya dapat dimanfaatkan sebagai alat untuk mengembangkan kurikulum, pengembangan keahlian mengajar dan sebagainya. (suharsimi dkk,2008)


(12)

BAB III

METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Neglasari Kecamatan Curug Kota Serang Provinsi Banten. Adapun alasan Sekolah ini dijadikan lokasi penelitian karena lokasi dekat dengan kampus peneliti.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV dengan sempel penelitian. Pada umumnya bahasa sehari-hari yang dipergunakan adalah bahasa Sunda.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini ialah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan Kelas merupakan kajian tentang situasi social dan pandangan untuk meningkatkan mutu tindakan yang ada di dalamnya ( Elliot dan Wahyudi, 1997 : 46 ). Metode Penelitian Tindakan Kelas ialah suatu bentuk kajian yang bersifat refleksi oleh pelaku tindakan, untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan mereka dalam melaksanakan tugas, memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang selain itu, PTK itu juga merupakan salah satu metode penelitian yang digunakan untuk memecahkan masalah yang terjadi pada anak didik. Penelitian ini dimulai dengan adanya masalah yang dirasakan guru dalam pembelajaran. Masalah tersebut dapat berupa persoalan yang berhubungan dengan proses dan hasil belajar siswa yang tidak sesuai dengan harapan atau hal lain yang berkenaan dengan prilaku siswa.

Model penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah model kemmis dan Mc. Taggart (Arikunto,2007:16 ). Model ini di desain terdiri dari siklus-siklus yang terdiri dari empat komponen yaitu:1) Perencanaan, 2) Pelaksanaan tindakan, 3) Observasi, dan 4) Refleksi. Adapun langkah-langkah penelitian sebagai berikut:

a. Perencanaan

Perencanaan adalah langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan tindakan. Adapun langkah yang dilakukan dalam komponen ini ialah: melakukan perijinan ke Sekolah yang akan diteliti, Melakukan


(13)

pendekatan kepada kepala sekolah dan guru (guru kelas ) terlebih dahulu sebelum melaksanakan penelitian tindakan, mengidentifikasi masalah yang ada mengenai keterampilan menulis karangan di kelas. Lalu menyiapkan alat pengumpulan data dan perencanaan pengelolaan data.

b. Tindakan

Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan-tindakan tentang konsep penerapan sesuai dengan masalah yang ada. Konsep penerapan yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut: masalah yang berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa, menetapkan tentang penggunaan teknik mengarang gotongroyong untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi, malaksanakan bimbingan pada siswa saat menulis karangan narasi berlangsung, serta melakukan tindakan lanjut terhadap setiap hasil kerja siswa setelah kegiatan menulis karangan narasi berlangsung.

c. Observasi

Pada tahap ini peneliti mengamati kegiatan pembelajaran dalam kelas, penggunaan teknik mengarang gotongroyong untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi. Serta mengamati tindakan yang dilakukan guru dengan menggunakan lembar penelitian proses.

d. Refleksi

Kegiatan membuat refleksi dalam kegiatan penelitian kelas bertujuan mengkaji, mempertimbangkan, mengumpulkan data, menganalisis dan membuat kesimpulan dari hasil proses sebelumnya. Model Kemmis dan Taggart dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas dapat dilihat pada bagan dibawah ini:


(14)

Bagan 3.1: Desain PTK Model Kemmis dan Mc Taggart

C. Prosedur Penelitian 1. Pra Siklus

a. Observasi

Tahap pra siklus dalam observasi ini, kegiatan tindakan yang dlakukan oleh peneliti pada tahap ini yaitu menentukan kelas dan subjek penelitian sesuai dengan subjek dan masalah penelitian tindakan kelas. Serta melakukan pendekata kepada kepala sekolah dan guru (wali kelas) yang akan menjadi subjek penelitian. Kemudian peneliti melakukan kegiatan pemberian tugas kepada siswa untuk menulis sebuah karangan narasi bebas berdasarkan pengalaman pribadi siswa, untuk mengetahui kemampuan awal yang dimiliki siswa.

b. Refleksi

Siklus I Rencana

Tindakan

Observasi

Refleksi

Sikulus II Pra Siklus :

Observasi dan Refleksi

Rencana

Tindakan

Observasi

Refleksi

Dst….? …..


(15)

Setelah tahap observasi berlangsung selesai dan kelas penelitian telah ditentukan, serta peneliti telah mengetahui pengetahuan awal siswa tentang menulis karangan narasi. Kegiatan selanjutnya adalah merencanakan tindakan yang akan dilakukan pada tahap pelaksanaan penelitian yang terancang pada siklus-siklus.

2. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Untuk dapat melaksanakan tahap ini peneliti membutuhkan rancangan atau persiapan. Perencanaan tersebut diantaranya :

1) Menyusun RPP ( Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ), 2) Mempersiapkan alat dan bahan pembelajaran,

3) Menyusun lembar evaluasi dan observasi, dan

4) Mengembangkan aktifitas pembelajaran (pemecahan masalah). b.Tahap tindakan

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap tindakan ini yaitu guru melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan RPP, yaitu tentang penggunaan teknik mengarang gotongroyong dalam menulis karangan narasi. Membimbing siswa yang mengalami kesulitan dalam proses pembelajaran, melakukan evaluasi dan tindak lanjut.

a.Observasi

Pada tahap ini peneliti mengadakan pengamatan dan mengkaji hasil belajar siswa saat di kelas. Hal yang menjadi pengamatan peneliti antara lain : kegiatan siswa saat pembelajaran berlangsung, membantu kesulitan siswa pada saat membuat karangan dengan teknik mengarang gotongroyong. Serta menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan menyenangkan.

b.Refleksi

Setelah proses pembelajaran berlangsung peneliti dan guru mengkaji ulang secara keseluruhan baik dari penggunaan teknik mengarang gotongroyong, hasil karangan siswa dalam proses pembelajaran, serta menganalisis kesulitan dan masalah yang menjadi kendala siswa dalam


(16)

menulis sebuah karangan, dengan mempertimbangkan hasil evaluasi diatas, maka peneliti akan menlanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.

3. Tahap Observasi

Tahap observasi ini dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi merupakan kegiatan untuk mengetahui dan mendokumentasikan hasil yang telah dicapai pada proses tindakan yang telah dilaksanakan.

4. Tahap Refleksi

Refleksi merupakan tahap analisis sintesis dan interprestasi dari pengumpulan data informasi yang telah diperoleh. Maka data yang telah diperoleh dari alat pengumpulan data kemudian diolah oleh peneliti dan guru, dianalisis dan dievaluasi agar dapat diketahui siklus tersebut telah mencapai apa yang di rencanakan sebelumnya.

Kegiatan refleksi ini dilakukan secara berkelanjutan sehingga pembelajaran dapat di tingkatkan.Jika hasil refleksi kurang memuaskan maka peneliti dan guru perlu mengadakan tindak lanjut untuk memperbaiki atau memodifikasi tindakan yang telah dilaksanakan dengan berpatokan pada analisis masalah dan kesulitan yang dialami oleh siswa.

D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode penelitian untuk melaksanakan pengamatan langsung kelapangan, identifikasi masalah serta kesulitan yang dialami baik oleh guru maupun siswa. Pada kegiatan observasi ini peneliti akan menggunakan dua lembar penelitian yaitu lembar observasi guru dan lembar observasi siswa. Berikut contoh lembar observasi yang peneliti gunakan dan tunjukan kepada guru dan siswa.

Tabel 3.2

Lembar Observasi Proses Pembelajaran Menulis Karangan Narasi dengan Penggunaan Teknik Mengarang Gotongroyong

NO Indikator Aplikasi

Ya Tidak 1. Melakukan apersepsi tentang menulis karangan


(17)

narasi

2. Memberi penjelasan tentang menulis karangan narasi dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong

3. Menggunakan media benda dalam mencontohkan menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong

4. Pengelolaan waktu pembelajaran menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong 5. Membagi kelompok siswa dalam menulis karangan

narasi dengan teknik mengarang gotongroyong 6. Penataan posisi tempat duduk (melingkar) di dalam

kelas pada proses pembelajaran menulis karang narasi dengan teknik mengarang gotongroyong 7. Memberikan materi tentang langkah-langkah

menulis karangan narasi

8. Mengembangkan kemampuan siswa untuk dapat memahami teknik mengarang gotongroyong

9. Memberikan bimbingan pada siswa yang menemui kesulitan pada saat pembelajaran

10. Peka terhadap kesalahan dalam teknik penulisan (tanda baca, struktur kalimat, ejaan, kerapihan ) 11. Melaksanakan penilaian saat proses pembelajaran

berlangsung

12. Melaksanakan evaluasi dan tindak lanjut terhadap hasil tulisan siswa

Jumlah Presentase

Kreteria Penilaian :Jumlah jawaban Ya atau Tidak x 100%=………%


(18)

Tabel 3.3

Lembar Observasi Siswa Tentang Keterampilan Menulis Karangan Narasi

NO Indikator Observasi Indeks

siswa

Jumlah siswa Ya

1. Siswa termotivasi dengan apersepsi peneliti tentang menulis karangan narasi

2. Siswa memahami langkah-langkah awal menulis karangan narasi

3. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran mengarang dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong

4. Siswa menyelesaikan tugas mengarangnya dengan baik

5. Siswa dapat mengikuti teknik mengarang gotongroyong dengan baik

6. Siswa paham tentang menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong

7. Kemampuan siswa berkembang dalam menulis karangan narasi

8. Siswa memiliki keberanian untuk bertanya dan memperbaiki kesalahan pada saat pembelajaran berlangsung

9. Menunjukan kemampuan menulis ejaan, struktur kalimat, tanda baca

10. Siswa menanggapi penjelasan peneliti mengenai menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong

11. Antusisme siswa terhadap hasil kerja yang dinilai peneliti


(19)

12. Antusisme siswa terhadap hasil kerja ketika tindak lanjut dilakukan bersama antara peneliti dengan murid

Jumlah presentase % Presentase %

Kreteria Penilaian :

Nilai = Jumlah presentase = ……… % 12

2. Tes

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes, yang bertujuan untuk mengukur kemampuan memahami dan menulis karangan narasi bagi siswa kelas empat Sekolah Dasar. Tes yang dapat digunakan sesuai dengan tujuan penelitian ini adalah lembar tes tertulis di sertai lembar jawaban, karena data yang di butuhkan merupakan hasil kegiatan memahami, dan menulis karangan narasi.Untuk lebih mengetahui bentuk instrument ini bisa dilihat pada daftar lampiran.

Tes adalah alat atau instrument yang digunakan untuk memperoleh informasi tentang objek penelitian. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan awal subjek dalam menulis karangan yang utuh. Tes juga salah satu cara untuk menelusuri kemampuan-kemampuan yang telah dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar selama penelitian berlangsung.

Table 3.4

Skala Penilaian Karangan

No Nama Siswa Skala Penilaian Skor Nilai 1 2 3 4 5 6 7

1 2 3 4 5 6


(20)

7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

Keterangan :

1 = Tema

 Orisinil dan baru = 3  Orisinil dan tidak baru = 2  Tidak orisenil dan tidak baru = 1 2 = Alur Cerita

 Jelas = 3

 Kurang jelas = 2  Tidak jelas = 1 3 = Perwatakan Tokoh


(21)

 Sesuai = 3

 Kurang sesuai = 2  Tidak sesuai = 1 4 = Latar Cerita  Sesuai = 3

 Kurang sesuai = 2  Tidak sesuai = 1 5 = Sudut Pandang  Sesuai = 3

 Kurang sesuai =2  Tidak sesuai = 1

6 = Ketepatan Susunan Kalimat  Tepat dan benar = 3

 Kurang tepat tapi benar = 2  Tidak tepat dan tidak benar = 1 7 = Penggunaan Ejaan

 Sesuai dan benar = 3

 Kurang sesuai dan kurang benar = 2  Tidak sesuai dan tidak benar = 1

Penilaian = Jumlah skor X 100 = nilai Jumlah aspek penilaian

3.Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dan nilai yang dilakukan oleh peneliti.Pada tahap ini peneliti mengumpulkan hasil karangan siswa dalam portopolio, bertanya maupun melihat nilai siswa kepada guru guna mendapatkan data akurat. Serta memfoto siswa pada saat pembelajaran mengarang berlangsung dengan tujuan memperkuat data (terlampir).


(22)

E. Analisis Data 1. Analisis Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut : Alat tes berupa media (benda) yang dipergunakan dalam mengarang gotongroyong untuk membuat karangan yang utuh. Dari benda tersebut siswa membuat satu kalimat secara bergantian sehingga menjadi sebuah karangan narasi.

a. Tahap Pelaksanaan

Tes ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV, adapun sebelum kegiatan tes dilaksanakan seperti biasa guru memberikan penjelasan dan contoh terlebih dahulu kepada testi. Setelah guru memberikan penjelasan, soal tes diberikan kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan sesuai tujuan yang diharapkan. Perlu diketahui bahwa setiap pelaksanaannya guru akanmenggunakan penyampaiannya berbeda.Ini dilakukan karena setiap siklus memungkinkan penerapan yang berbeda pula.

b. Tahap Pengumpulan

Setelah testi menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, kemudian hasil tersebut dikumpulkan kepada peneliti untuk dikaji dan dianalisis untuk kemudian diolah.

2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari pengumpulan data, kemudian data diolah. Menurut Engkoswara (1995 : 91) ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan yaitu: vertifikasi data, tabulasi data dan penerapan teknik sintetik. Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian ini, peneliti hanya mengungkapkan tabulasi dan vertifikasi data, hal ini karena penelitian ini tidak menggunakan statistic nilai melainkan nilai rata-rata siswa dan nilai rata-rata kelas saja.

a. Verifikasi Data

1) Mengecek nama dan kelengkapan identitas

2) Mengecek kelengkapan instrument pengumpulan data b. Tabulasi Data


(23)

2) menyajikan data dalam bentuk table sesuai dengan kebutuhan penganalisis data.

3. Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian ini, data yang terkumpul dari hasil pelaksanaan setiap tes, peneliti melakukan analisis data. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas antara hubungan variable pemahaman mengarang gotonngroyong dengan keterampilan menulis karangan narasi.

Kemudian setelah data terkumpul, peneliti memberikan skor atau penilaian kepada setiap aspek yang dinilai, jumlah keseluruhan semua aspek penilaian dibagi 5. Sehingga dengan cara demikian untuk melihat sejauh mana keterampilan siswa baik dalam kemampuan mengarang gotongroyong maupun keterampilan menulis karangan.

Demikian penjabaran secara umum mengenai teknik penelitian yang akan dilaksanakan dan diterapkan oleh peneliti dan guru bersangkutan pada penelitian ini, serta untuk mengetahui proses pemecahan masalah baik yang dihadapi peneliti, siswa maupun guru.


(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil rumusan masalah serta hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tentang peningkatan penggunaan teknik mengarang gotongroyong untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Dalam menerapkan konsep penelitian ini, peneliti bersama guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada langkah-langkah hasil analisis data nilai siswa dan lembar pendukung lainnya (lembar observasi guru, lembar observasi siswa) dari setiap siklusnya. Berikut langkah-langkah pelaksanaan:

a. Langkah-langkah menulis karangan narasi dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong, dapat memudahkan peserta didik dalam membuat karangan narasi yang utuh, memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang pada setiap siklusnya mengalami peningkatan hasil belajar siswa.

b. Pada awal pelaksanaan siklus pertama banyak temuan-temuan yang menjadi refleksi dan bahan diskusi. Masalah yang ditemukan yaitu pada umumnya siswa kebingungan tentang karangan narasi, dikarenakan siswa sendiri masih merasa asing terhadap konsep menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong. Berbeda dengan hasil temuan pada siklus II dan III, siswa sudah mulai paham dengan apa yang dimaksud dengan karangan narasi dan teknik mengarang gotongroyong, kekakuan dan keraguan sudah mulai tidak nampak. Hasil tulisan siswa pun sudah mulai berkembang dengan baik.

c. Hasil peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong diantaranya pada siklus I mencapai nilai rata-rata kelas (1.70) yang menunjukan pada tingkat pemahaman yang masih kurang, kemudian pada siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas (2.22) telah menujukan tingkat pemahaman cukup dan


(25)

pada siklus III memperoleh nilai rata-rata kelas (2.50) yaitu pada tingkat pemahaman yang baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di SD Negeri Neglasari.Peneliti menyarankan tentang temuan-temuan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia kepada pihak yang ikut berperan dalam penelitian ini. Peneliti memberi saran yang di tunjukan untuk : 1. Guru

a. Upaya maksimal guru memperkenalkan dasar menulis karangan dan aspek tatabahasa pada saat di kelas rendah.

b. Perlu adanya metode baru atau pun teknik pembelajaran yang bervariasi dalam mengajarkan aspek kebahasaan

2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemimpin tertinggi di sekolah yang memiliki pengalaman dan bertugas untuk saling memberi masukan dalam memperkaya wawasan serta menerapkan strategi pembelajaran yang lebih luas, khususnya dalam penerapan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Peneliti selanjutnya

a. Semoga peneliti selanjutnya dapat lebih mengembangkan penelitian ini dengan teknik pembelajaran bahasa yang lebih inovatif dan kreatif sehingga membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran mengarang.


(26)

Daftar Pustaka

Andi. 2002. Terampil Mengarang. Jogyakarta: Andi Offset.

Djuanda Dadan. 2009. Jurnal Pendidikan: Mimbar Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.

Djuanda Dadan. 2010. Jurnal Pendidikan: Penilaian Dalam Pembelajaran BahasA Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS

Eggleston,J.F., et.al (1975). A Science Teaching Observation Scheule. London: Macmilian Education Ltd.

Hopkins, D. (1993). A teacher’s Guide to Classrom Research. Philadelphia: Open

University Press.

Mulyati, Yeti. 2004. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka

Resmini Novi, Juanda Dadan. 2007. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

Rifa Iva. 2012. Koleksi Games Edukatif Di Dalam Dan Di Luar Sekolah. Jogyakarta: Wardi.

Santosa Puji, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Suparno, Yunus Mohamad. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.


(1)

Anggi Vebriana, 2014

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONG ROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARAI SISWA KELAS IV KECAMATAN CURUG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Sesuai = 3

 Kurang sesuai = 2  Tidak sesuai = 1 4 = Latar Cerita  Sesuai = 3

 Kurang sesuai = 2  Tidak sesuai = 1 5 = Sudut Pandang  Sesuai = 3

 Kurang sesuai =2

 Tidak sesuai = 1

6 = Ketepatan Susunan Kalimat  Tepat dan benar = 3

 Kurang tepat tapi benar = 2  Tidak tepat dan tidak benar = 1 7 = Penggunaan Ejaan

 Sesuai dan benar = 3

 Kurang sesuai dan kurang benar = 2  Tidak sesuai dan tidak benar = 1

Penilaian = Jumlah skor X 100 = nilai

Jumlah aspek penilaian

3.Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data dan nilai yang dilakukan

oleh peneliti.Pada tahap ini peneliti mengumpulkan hasil karangan siswa dalam portopolio, bertanya maupun melihat nilai siswa kepada guru guna mendapatkan data akurat. Serta memfoto siswa pada saat pembelajaran mengarang berlangsung dengan tujuan memperkuat data (terlampir).


(2)

Anggi Vebriana, 2014

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONG ROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARAI SISWA KELAS IV KECAMATAN CURUG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

E. Analisis Data 1. Analisis Data

Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan tahap sebagai berikut : Alat tes berupa media (benda) yang dipergunakan dalam mengarang gotongroyong untuk membuat karangan yang utuh. Dari benda tersebut siswa membuat satu kalimat secara bergantian sehingga menjadi sebuah karangan narasi.

a. Tahap Pelaksanaan

Tes ini dilaksanakan sesuai dengan jadwal mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas IV, adapun sebelum kegiatan tes dilaksanakan seperti biasa guru memberikan penjelasan dan contoh terlebih dahulu kepada testi. Setelah guru memberikan penjelasan, soal tes diberikan kepada masing-masing kelompok untuk dikerjakan sesuai tujuan yang diharapkan. Perlu diketahui bahwa setiap pelaksanaannya guru akanmenggunakan penyampaiannya berbeda.Ini dilakukan karena setiap siklus memungkinkan penerapan yang berbeda pula.

b. Tahap Pengumpulan

Setelah testi menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru, kemudian hasil tersebut dikumpulkan kepada peneliti untuk dikaji dan dianalisis untuk kemudian diolah.

2. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul dari pengumpulan data, kemudian data diolah. Menurut Engkoswara (1995 : 91) ada beberapa langkah yang harus dilaksanakan yaitu: vertifikasi data, tabulasi data dan penerapan teknik sintetik. Langkah-langkah yang digunakan pada penelitian ini, peneliti hanya mengungkapkan tabulasi dan vertifikasi data, hal ini karena penelitian ini tidak menggunakan statistic nilai melainkan nilai rata-rata siswa dan nilai rata-rata kelas saja.

a. Verifikasi Data

1) Mengecek nama dan kelengkapan identitas

2) Mengecek kelengkapan instrument pengumpulan data

b. Tabulasi Data


(3)

Anggi Vebriana, 2014

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONG ROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARAI SISWA KELAS IV KECAMATAN CURUG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) menyajikan data dalam bentuk table sesuai dengan kebutuhan

penganalisis data. 3. Analisis Data

Untuk menguji hipotesis penelitian ini, data yang terkumpul dari hasil pelaksanaan setiap tes, peneliti melakukan analisis data. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas antara hubungan variable pemahaman mengarang gotonngroyong dengan keterampilan menulis karangan narasi.

Kemudian setelah data terkumpul, peneliti memberikan skor atau penilaian kepada setiap aspek yang dinilai, jumlah keseluruhan semua aspek penilaian dibagi 5. Sehingga dengan cara demikian untuk melihat sejauh mana keterampilan siswa baik dalam kemampuan mengarang gotongroyong maupun keterampilan menulis karangan.

Demikian penjabaran secara umum mengenai teknik penelitian yang akan dilaksanakan dan diterapkan oleh peneliti dan guru bersangkutan pada penelitian ini, serta untuk mengetahui proses pemecahan masalah baik yang dihadapi peneliti, siswa maupun guru.


(4)

Anggi Vebriana, 2014

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONG ROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARAI SISWA KELAS IV KECAMATAN CURUG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari hasil rumusan masalah serta hasil analisis data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian tentang peningkatan penggunaan teknik mengarang gotongroyong untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi di kelas IV dapat ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Dalam menerapkan konsep penelitian ini, peneliti bersama guru merancang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan mengacu pada langkah-langkah hasil analisis data nilai siswa dan lembar pendukung lainnya (lembar observasi guru, lembar observasi siswa) dari setiap siklusnya. Berikut langkah-langkah pelaksanaan:

a. Langkah-langkah menulis karangan narasi dengan penggunaan teknik mengarang gotongroyong, dapat memudahkan peserta didik dalam membuat karangan narasi yang utuh, memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, hal ini terbukti dari hasil penelitian yang pada setiap siklusnya mengalami peningkatan hasil belajar siswa.

b. Pada awal pelaksanaan siklus pertama banyak temuan-temuan yang

menjadi refleksi dan bahan diskusi. Masalah yang ditemukan yaitu pada umumnya siswa kebingungan tentang karangan narasi, dikarenakan siswa sendiri masih merasa asing terhadap konsep menulis karangan narasi dengan teknik mengarang gotongroyong. Berbeda dengan hasil temuan pada siklus II dan III, siswa sudah mulai paham dengan apa yang dimaksud dengan karangan narasi dan teknik mengarang gotongroyong, kekakuan dan keraguan sudah mulai tidak nampak. Hasil tulisan siswa pun sudah mulai berkembang dengan baik.

c. Hasil peningkatan keterampilan menulis karangan narasi dengan

penggunaan teknik mengarang gotongroyong diantaranya pada siklus I mencapai nilai rata-rata kelas (1.70) yang menunjukan pada tingkat pemahaman yang masih kurang, kemudian pada siklus II memperoleh nilai rata-rata kelas (2.22) telah menujukan tingkat pemahaman cukup dan


(5)

Anggi Vebriana, 2014

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONG ROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARAI SISWA KELAS IV KECAMATAN CURUG

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada siklus III memperoleh nilai rata-rata kelas (2.50) yaitu pada tingkat pemahaman yang baik.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan oleh peneliti di SD Negeri Neglasari.Peneliti menyarankan tentang temuan-temuan masalah yang berkaitan dengan pembelajaran Bahasa Indonesia kepada pihak yang ikut berperan dalam penelitian ini. Peneliti memberi saran yang di tunjukan untuk :

1. Guru

a. Upaya maksimal guru memperkenalkan dasar menulis karangan dan

aspek tatabahasa pada saat di kelas rendah.

b. Perlu adanya metode baru atau pun teknik pembelajaran yang bervariasi dalam mengajarkan aspek kebahasaan

2. Kepala Sekolah

Kepala sekolah selaku pemimpin tertinggi di sekolah yang memiliki pengalaman dan bertugas untuk saling memberi masukan dalam memperkaya wawasan serta menerapkan strategi pembelajaran yang lebih luas, khususnya dalam penerapan mata pelajaran Bahasa Indonesia.

3. Peneliti selanjutnya

a. Semoga peneliti selanjutnya dapat lebih mengembangkan penelitian ini dengan teknik pembelajaran bahasa yang lebih inovatif dan kreatif sehingga membuat siswa lebih tertarik dalam pembelajaran mengarang.


(6)

Anggi Vebriana, 2014

PENGGUNAAN TEKNIK MENGARANG GOTONG ROYONG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARAI SISWA KELAS IV KECAMATAN CURUG Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Daftar Pustaka

Andi. 2002. Terampil Mengarang. Jogyakarta: Andi Offset.

Djuanda Dadan. 2009. Jurnal Pendidikan: Mimbar Pendidikan. Bandung: UPI PRESS.

Djuanda Dadan. 2010. Jurnal Pendidikan: Penilaian Dalam Pembelajaran BahasA Indonesia di Sekolah Dasar. Bandung: UPI PRESS

Eggleston,J.F., et.al (1975). A Science Teaching Observation Scheule. London: Macmilian Education Ltd.

Hopkins, D. (1993). A teacher’s Guide to Classrom Research. Philadelphia: Open University Press.

Mulyati, Yeti. 2004. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Indonesia Di Kelas Tinggi. Jakarta: Universitas Terbuka

Resmini Novi, Juanda Dadan. 2007. Pendidikan Bahasa Dan Sastra Di Kelas Tinggi. Bandung: UPI PRESS.

Rifa Iva. 2012. Koleksi Games Edukatif Di Dalam Dan Di Luar Sekolah. Jogyakarta: Wardi.

Santosa Puji, dkk. 2007. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Suparno, Yunus Mohamad. 2006. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Universitas Terbuka.

Tarigan, Henry Guntur. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa.