PENGARUH MINI RISET TERHADAP INVESTIGATION SKILL SISWA SMA PADA PERCOBAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN.

(1)

PENGARUH MINI RISET TERHADAP INVESTIGATION SKILL SISWA SMA PADA PERCOBAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

SKRIPSI

Ditujukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Biologi

Oleh: Puti Siswandari

0907404

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI

FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


(2)

PENGARUH MINI RISET TERHADAP INVESTIGATION SKILL SISWA SMA PADA PERCOBAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

Oleh Puti Siswandari

0907404

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Matematika Ilmu Pengetahuan Alam

© Puti Siswandari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis


(3)

PUTI SISWANDARI

PENGARUH MINI RISET TERHADAP INVESTIGATION SKILL SISWA SMA PADA PERCOBAAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TUMBUHAN

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I,

Dr. Bambang Supriatno, M. Si NIP. 196305211988031002

Pembimbing II,

Drs. Andrian Rustaman, M.Ed, Sc. NIP. 195002011984011001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Biologi

Dr. Riandi M.Si NIP. 196305011988031002


(4)

ABSTRAK

Penelitian “Pengaruh Mini Riset terhadap Investigation Skill Siswa SMA pada Percobaan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan” bertujuan untuk menggambarkan kemampuan planning, conducting, processing, dan evaluating siswa berdasarkan model proses investigasi sains. Penelitian ini menggunakan metode quasi-experimental pada 64 siswa yang diukur investigation skill menggunakan lembar kinerja proses investigasi sains pada saat pretes dan postes. Perlakuan pada kelompok eksperimen (n=32) berupa pelaksanaan mini riset, sedangkan perlakuan pada kelompok kontrol (n=32) berupa pelaksanaan praktikum. Pada pengujian hipotesis menunjukkan investigation skill siswa yang menerima perlakuan mini riset maupun praktikum tidak berbeda secara signifikan. Pada produk mini riset/praktikum berupa proposal, presentasi, dan laporan akhir, kelompok siswa pada kelompok eksperimen menunjukkan perolehan skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan perolehan skor rata-rata-rata-rata kelompok siswa pada kelompok kontrol.

Kata kunci: mini riset, investigation skill, planning, conducting, processing, evaluating.


(5)

ABSTRACT

Research “Pengaruh Mini Riset terhadap Investigation Skill Siswa SMA pada Percobaan Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan” proposed for describe planning, conducting, processing, and evaluating students skill based on model of science investigation process. Quasy-experimental method is used in this research towards 64 students who are measured their investigation skill using science investigation worksheet when pretest and posttest. Mini research (mini riset) is treatment in experimental group (n=32) while practical work is treatment in control group (n=32). Test of hypothesis showed there is no different significant between students investigation skill who received mini research or practical work. Results of product of mini research/practical work are proposal, presentation, and final report. Students in experimental group showed average score result higher than students in control group average score result.

Keywords: mini research (mini riset), investigation skill, planning, conducting, processing, evaluating.


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Pertanyaan Penelitian ... 4

D. Tujuan Penelitian... 4

E. Batasan Masalah ... 4

F. Asumsi ... 5

G. Hipotesis ... 5

H. Manfaat Penelitian... 5

BAB II INVESTIGATION SKILL SISWA DALAM PELAKSANAAN MINI RISET ... 6

A. Praktikum dalam Pembelajaran Sains ... 6

B. Mini Riset ... 7

C. Inquiry dalam Mini Riset... 8

D. Investigation Skill ... 10

E. Analisis Potensi Materi Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan 12 BAB III METODE PENELITIAN ... 16

A. Lokasi dan Sampel Penelitian ... 16

B. Desain Penelitian ... 16

C. Metode Penelitian ... 17

D. Definisi Operasional ... 17

E. Instrumen Penelitian ... 18

F. Uji Coba Instrumen ... 20

G. Teknik Pengumpulan Data ... 20

H. Analisis Data ... 22

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 29

A. Hasil Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains... 29

B. Hasil Angket ... 46


(7)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 61


(8)

DAFTAR TABEL

2.1 Level Inquiry dan Informasi yang Diberikan pada Siswa ... 9

3.1 Nonrandomized Control Group, Pretest-Posttest Design ... 16

3.2 Instrumen Penelitian... 18

3.3 Komponen Proposal dan Laporan Akhir Mini Riset... 19

3.4 Kategori Gain ... 23

3.5 Rumus Uji Kolmogorov Smirnov ... 23

3.6 Rumus Uji Levene ... 24

3.7 Rumus Uji t ... 25

4.1 Rekapitulasi Hasil Pretes... 29

4.2 Rekapitulasi Hasil Uji Statistik Pretes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 30

4.3 Rekapitulasi Hasil Postes ... 31

4.4 Rekapitulasi Hasil Uji Statistik Postes Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 31

4.5 Gain Ternormalisasi Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol ... 34 4.6 Skor Rata-rata Setiap Fase pada Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains 36


(9)

DAFTAR GAMBAR

2.1 Model Proses Investiggasi Sains ... 10 3.1 Diagram Alur Pengujian Hipotesis Menggunakan SPSS ... 26 3.2 Diagram Alur Prosedur Penelitian ... 28 4.1 Gain Ternormalisasi pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol 34 4.2 Persentase Jawaban Angket Science Investigation Self-Evaluation Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol... 35 4.3 Skor Rata-rata Setiap Fase pada Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains 36 4.4 Persentase Siswa yang Mendapat Skor Maksimum pada Pertanyaan Fase Planning pada Kategori Perumusan Masalah ... 37 4.5 Persentase Siswa yang Mendapat Skor Maksimum pada Pertanyaan Fase Planning pada Kategori Penentuan Variabel ... 39 4.6 Persentase Siswa yang Mendapat Skor Maksimum pada Pertanyaan Fase Planning pada Kategori Rancangan Mini Riset ... 40 4.7 Persentase Siswa yang Mendapat Skor Maksimum pada Pertanyaan Fase Conducting ... 41 4.8 Persentase Siswa yang Mendapat Skor Maksimum pada Pertanyaan Fase Processing ... 43 4.9 Grafik Buatan Siswa dalam Postes Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains ... 44 4.10 Persentase Siswa yang Mendapat Skor Maksimum pada Pertanyaan Fase Evaluating ... 45 4.11 Skor Rata-rata Jawaban Angket Peer Assessment pada Penilaian

Diri Sendiri ... 46 4.12 Skor Rata-rata Jawaban Angket Peer Assessment pada Penilaian

Anggota Kelompok ... 47 4.13 Skor Rata-rata Produk Mini Riset/Praktikum ... 48 4.14 Skor Rata-rata Penjabaran Komponen Proposal dan Laporan Akhir... 49


(10)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN A

1. Tabel Rubrik Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains ... 61 2. Tabel Angket Science Investigation Self-Evaluation ... 65 3. Tabel Angket Peer Assessment ... 66 4. Tabel Rubrik Komponen produk Proposal dan Laporan Akhir Mini

Riset ... 67 5. Rubrik Penilaian Presentasi Mini Riset ... 69 LAMPIRAN B

1. Tabel Hasil Uji Normalitas ... 70 2. Tabel Hasil Uji Homogenitas dan Uji-t ... 70 3. Tabel Hasil Pretes Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains Siswa

Kelompok Eksperimen ... 71 4. Tabel Hasil Postes Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains Siswa

Kelompok Eksperimen ... 72 5. Tabel Hasil Pretes Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains Siswa

Kelompok Kontrol... 73 6. Tabel Hasil Postes Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains Siswa

Kelompok Kontrol... 74 7. Tabel Persentase Siswa pada Jawaban Pretes-Postes Lemmbar Kinerja

Proses Investigasi Sains ... 75 8. Rata-rata Persentase Jawaban Angket Self Assessment Science

Investigation Self-Evaluation ... 81 9. Tabel Sampel Jawaban Angket Peer Assessment terhadap Penilaian

Kinerja Anggota Kelomppok Kelompok Eksperimen ... 83 10. Tabel Sampel Jawaban Angket Peer Assessment terhadap Penilaian

Kinerja Anggota Kelomppok Kelompok Kontrol ... 84 11. Tabel Sampel Jawaban Angket Peer Assessment terhadap Penilaian


(11)

12. Tabel Sampel Jawaban Angket Peer Assessment terhadap Penilaian Kinerja Diri Sendiri pada Kelompok Kontrol ... 85 13. Tabel Skor Proposal Mini Riset Kelompok Eksperimen ... 86 14. Tabel Skor Proposal Praktikum Kelompok Kontrol ... 86 15. Tabel Skor Laporan Akhir Mini Riset Kelompok Eksperimen ... 87 16. Tabel Skor Laporan Akhir Praktikum Kelompok Kontrol ... 87 17. Skor Presentasi Mini Riset Kelompok Eksperimen ... 88 18. Skor Presentasi Praktikum Kelompok Kontrol ... 88 LAMPIRAN C

1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Pertumbuhan dan

Perkembangan Tumbuhan ... 89 2. Lembar Kerja Siswa Kelompok Eksperimen ... 98 3. Lembar Kerja Siswa Kelompok Kontrol ... 103 LAMPIRAN D

1. Tabel sampel Jawaban Postes Siswa pada Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains ... 109 2. Dokumentasi Kegiatan ... 118 3. Sampel Isian Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains ... 121 LAMPIRAN E

1. Surat Izin Penelitian ... 133 2. Surat Pelaksanaan Penelitian ... 134


(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Belajar yang dialami seseorang tidak hanya untuk mengubah perilaku, tapi belajar merupakan suatu rekonstruksi pengalaman yang diperbarui sehingga menjadikan seseorang menjadi ahli dalam hal yang dipelajarinya tersebut (Novak dan Gowin, 1984). Pengalaman dalam belajar, khususnya dalam belajar Biologi, dapat dilakukan dengan kegiatan praktikum yang dapat dilakukan baik di laboratorium maupun di lingkungan sekitar untuk mengamati fenomena yang terjadi di alam yang kemudian dapat dijelaskan secara ilmiah. Kegiatan praktikum tersebut mendukung pernyataan kurikulum pendidikan IPA di SMA yang menyatakan bahwa pembelajaran IPA dapat memberikan pengalaman dan wadah bagi siswa untuk belajar mengenali diri sendiri dan lingkungan sehingga siswa dapat memahami alam sekitar secara ilmiah (Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006).

Berdasar pada hakikat sains, kegiatan praktikum merupakan suatu langkah dalam mengaitkan proses sains dengan produk sains sehingga pembelajaran sains dapat lebih bermakna. Selain itu, nilai-nilai sains dalam praktikum dapat diterapkan dan dikembangkan. Pada pelaksanaan praktikum juga dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengembangkan keterampilan diri dan berkomunikasi serta bekerja sama dengan orang lain (Science Community Representing Education, 2009). Kemampuan berkomunikasi dalam kegiatan praktikum berupa kemampuan siswa dalam menyampaikan ide dan pendapat berdasarkan pengalaman yang telah didapatkannya sehingga dari kegiatan praktikum membuat siswa dapat menghubungkan antara apa yang telah ia lihat serta rasakan (hands on) dengan kajian ilmiah berdasarkan pengalamannya tersebut (brains on) (Woodley, 2009).

Pada pelaksanaan praktikum dalam pembelajaran sains, terdapat beberapa macam bentuk kegiatan praktikum salah satu di antaranya adalah open investigation. Open investigation yaitu aktivitas yang melibatkan siswa


(13)

2

dalam mengambil inisiatif untuk menemukan jawaban dari suatu masalah (Jones et al. (1992) dalam Hackling, 2005). Investigasi terhadap suatu masalah dibutuhkan sebagai sarana mengumpulkan informasi untuk mendapatkan jawaban dari masalah yang dihadapi (Hackling, 2005). Saat melakukan kegiatan investigasi, siswa dapat mengonstruksi pemahamannya tentang suatu masalah dengan mengajukan pertanyaan, mendesain, melaksanakan, menganalisis, dan mengomunikasikan hasil investigasi yang telah mereka lakukan terhadap masalah tersebut (Hinrichsen, 1999; Rustaman et al., 2005) sehingga pengalaman belajar sains yang didapat siswa dapat bermakna. Seperti pada kegiatan open investigation, praktikum dengan metode mini riset memiliki dasar sebagai kegiatan praktikum yang mengarah pada kegiatan investigasi yang berbasis penelitian sederhana (Amprasto et al., 2003). Pelaksanaan kegiatan mini riset tersebut dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk mengorganisasi pengetahuan dalam pelaksanaan penelitiannya sehingga pembelajaran praktikum yang dilakukan dapat bermakna.

Pada pelaksanaan mini riset khususnya, dibutuhkan investigation skill (kemampuan investigasi) untuk melaksanakan mini riset. Kemampuan tersebut terdiri dari kemampuan planning, conducting, processing, dan evaluating berdasarkan model proses investigasi sains (Hackling, 2005). Keempat kemampuan tersebut mewakili investigation skill yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proses investigasi mulai dari tahap perencanaan investigasi hingga evaluasi keterlaksanaan investigasi karena pada keempat kemampuan tersebut terdapat keterampilan dalam pengembangan teknik dan kemampuan praktik dalam bekerja ilmiah. Pengembangan teknik dan kemampuan praktik dalam bekerja ilmiah menurut Woolnough dan Allsop (1985) meliputi pengembangan kemampuan dalam mengobservasi (observation), mengukur (measurement), menaksir (estimation), dan manipulasi (manipulation) dalam hal penggunaan peralatan dengan aman dan tepat.

Pelaksanaan kegiatan praktikum di SMA umumnya menggunakan pendekatan deduktif yang berupa kegiatan verfikasi karena berdasarkan sistem resep (Feyzioğlu, 2009). Kegiatan praktikum sebaiknya tidak hanya memberikan


(14)

3

penguatan terhadap teori tetapi juga dapat memfasilitasi siswa dalam mengembangkan pengetahuan mereka dengan kemampuannya sendiri (Feyzioğlu, 2009). Berdasarkan hal tersebut, kegiatan mini riset dapat memfasilitasi pengembangan investigation skill siswa serta meningkatkan pengalaman nyata bagi siswa untuk menjawab suatu masalah yang menyediakan dasar bagi pembelajaran konseptual (Hackling, 2005). Mini riset juga dapat mengembangkan keterampilan proses sains siswa sebagai bekal dalam melaksanakan penelitian ilmiah (Feyzioğlu, 2009).

Pelaksanaan mini riset pada jenjang SMA dapat dilakukan pada pelaksanaan praktikum yang memuat materi/konsep yang memberikan peluang bagi siswa untuk mengubah variabel pengamatan. Salah satu materi yang memberikan peluang untuk mengubah variabel pengamatan yaitu pada materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dapat diberikan pengaruh faktor eksternal yang diharapkan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan sehingga faktor tersebut dapat dijadikan salah satu variabel pengamatan yang dapat dimanipulasi. Penggunaan materi pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dalam pelaksanaan mini riset juga didukung oleh kompetensi dasar dalam kurikulum yang menyatakan bahwa siswa diharapkan dapat merencanakan percobaan, melaksanakan percobaan, dan mengomunikasikan hasil percobaan pengaruh pemberian faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan (BSNP, 2006). Berdasarkan hal tersebut, pelaksanaan mini riset dengan topik pengaruh faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dilakukan untuk melihat pengaruh mini riset terhadap investigation skill siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh mini riset terhadap investigation skill siswa SMA pada percobaan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan?”


(15)

4

C. Pertanyaan Penelitian

Agar penelitian lebih terarah, rumusan penelitian yang telah dipaparkan dapat dijabarkan sebagai pertanyaan penelitian berikut ini.

1. Bagaimana pengaruh mini riset terhadap kemampuan planning siswa dalam proses investigasi sains?

2. Bagaimana pengaruh mini riset terhadap kemampuan conducting siswa dalam proses investigasi sains?

3. Bagaimana pengaruh mini riset terhadap kemampuan processing siswa dalam proses investigasi sains?

4. Bagaimana pengaruh mini riset terhadap kemampuan evaluating siswa dalam proses investigasi sains?

5. Bagaimana produk proposal, presentasi, dan laporan akhir yang dihasilkan dari pelaksanan mini riset?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh mini riset terhadap investigation skill siswa SMA pada percobaan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

E. Batasan Masalah

Batasan masalah dibuat untuk mengarahkan penelitian yang dilakukan. Batasan masalah yang dibuat peneliti sebagai berikut.

1. Mini riset adalah kegiatan penelitian sederhana yang dilakukan secara mandiri oleh siswa dalam kelompok.

2. Topik yang dibahas dalam mini riset yaitu pengaruh pemberian faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

3. Investigation skill (kemampuan investigasi) mengacu pada kemampuan dalam bekerja ilmiah yang mengacu pada model proses investigasi sains berupa kemampuan planning – conducting – processing – evaluating pada kegiatan mini riset (Hackling, 2005).


(16)

5

F. Asumsi

Dalam kegiatan mini riset, siswa mengambil inisiatif untuk menemukan jawaban dari suatu masalah dengan melakukan kerja ilmiah yang memberikan kesempatan pada siswa untuk mengembangkan investigation skill sehingga siswa mendapatkan pengalaman nyata sebagai dasar pembelajaran konseptual (Hackling, 2005). Kegiatan mini riset meningkatkan ketertarikan siswa untuk turut berpartisipasi aktif dalam merencanakan investigasi, mengukur, dan mengobservasi hasil investigasi serta kegiatan mini riset memberikan pengaruh positif pada siswa untuk lebih tertarik belajar sains (Cheng, 2005).

G. Hipotesis

H0: Tidak terdapat perbedaan investigation skill antara siswa yang melaksanakan mini riset dengan siswa yang melaksanakan praktikum

H1: Terdapat perbedaan investigation skill antara siswa yang melaksanakan mini riset dengan siswa yang melaksanakan praktikum

H. Manfaat Penelitian

1. Bagi Guru dan Praktisi Pendidikan

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi yang membantu dalam mengembangkan investigation skill siswa SMA. Manfaat lain dari penelitian ini berupa masukan bagi guru untuk melaksanakan kegiatan mini riset dan praktikum sehingga investigation skill siswa dapat dikembangkan.

2. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi terhadap investigation skill siswa pada mini riset maupun pada praktikum.


(17)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMAN 2 Cimahi pada semester genap tahun ajaran 2012/2013. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 10 April – 31 Mei 2013. 2. Subjek Penelitian

Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMAN 2 Cimahi. Sampel pada penelitian ini yaitu dua kelas XI IPA SMAN 2 Cimahi yang diberi inisial kelas A dan kelas B sebagai kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Masing-masing kelompok memiliki jumlah siswa sebanyak 32 orang siswa.

B. Desain Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini yaitu nonrandomized control group, pretest-posttest design seperti pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Nonrandomized Control Group, Pretest-Posttest Design

Kelompok Pretes Variabel Bebas Postes

E (eksperimen) Y1 X Y2

C (kontrol) Y1 - Y2

Sumber: Ary et al. (2010) Keterangan:

Y1: pengukuran yang diberikan sebelum pemberian perlakuan variabel bebas

Y2: pengukuran yang diberikan setelah pemberian perlakuan variabel bebas

X: pemberian tugas mini riset pada kelompok eksperimen -: pemberian tugas praktikum pada kelompok kontrol

Berdasarkan desain tersebut, kelompok eksperimen menerima perlakuan berupa penugasan mini riset (X) dalam materi pengaruh pemberian faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pada kelompok kontrol menerima perlakuan berupa pelaksanaan praktikum (-) dalam materi pengaruh pemberian faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.


(18)

17

Pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol diberikan pretes mengenai lembar kinerja proses investigasi sains sebelum pelaksanaan mini riset maupun praktikum. Setelah pelaksanaan mini riset maupun pelaksanaan praktikum, kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mengerjakan postes lembar kinerja proses investigasi sains. Di samping itu, baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol mengisi angket self-assessment, angket peer assessment, dan membuat produk mini riset/praktikum sebagai data sekunder penelitian. Dilakukan uji hipotesis dari hasil pretes dan postes lembar kinerja proses investigasi sains kelompok eksperimen dan kelompok kontrol untuk menjawab hipotesis yang diajukan.

C. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode quasi-experimental. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling. Teknik tersebut digunakan karena peneliti tidak dapat memilih subjek penelitian secara random (Ary et al., 2010). Subjek penelitian berupa dua kelompok yang dipilih secara purposif dengan pertimbangan saran yang diberikan oleh guru yang menyatakan bahwa siswa pada kedua kelompok tersebut adalah siswa-siswa yang aktif. Berkaitan dengan hal tersebut, teknik purposive sampling akan baik hasilnya bagi peneliti yang telah mengenal sampel sehingga dapat segera mengetahui lokasi kemunculan masalah (Sudjana, 2005).

D. Definisi Operasional

Untuk menjelaskan variabel-variabel penelitian secara operasional, berikut definisi operasional dalam penelitian ini.

1. Mini riset yaitu kegiatan praktikum yang mengarah pada kegiatan investigasi yang berbasis penelitian sederhana yang melibatkan upaya siswa dalam mengambil inisiatif untuk menemukan jawaban dari suatu masalah dengan topik percobaan mengenai pengaruh pemberian faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.

2. Investigation skill (kemampuan investigasi) mengacu pada model proses investigasi sains berupa kemampuan planning – conducting – processing –


(19)

18

evaluating pada kegiatan mini riset. Investigation skill siswa pada pelaksanaan mini riset diukur menggunakan lembar kinerja proses investigasi sains.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan untuk menjaring investigation skill siswa adalah lembar kinerja proses investigasi sains dimana pada lembar tersebut berisi pertanyaan yang mengarahkan siswa pada fase planning – conducting processing – evaluating. Untuk mendukung instrumen utama, digunakan angket untuk menjaring informasi dari siswa mengenai mini riset/praktikum yang telah dilaksanakan. Data angket menggambarkan evaluasi siswa terhadap kinerja diri sendiri dan anggota kelompok setelah melaksanakan mini riset. Data produk mini riset/praktikum menggambarkan kemampuan investigasi siswa dalam bekerja kelompok. Dari hal tersebut, data angket dan data produk mini riset/praktikum dapat dimanfaatkan sebagai data sekunder untuk memperkuat hasil penelitian yang dilakukan. Berikut daftar instrumen yang digunakan dalam penelitian ini.

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian

Instrumen Tujuan

Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains Menjaring investigation skill siswa dalam pelaksanaan mini riset

Angket Science Investigation

Self-Evaluation

Menggambarkan evaluasi siswa terhadap diri sendiri setelah melaksanakan mini riset/praktikum

Angket Peer Assessment Menilai kinerja antarsiswa dalam

kelompok serta penilaian terhadap diri sendiri selama pelaksanaan mini riset.

Product Assessment Menilai produk yang dihasilkan kelompok

siswa dalam pelaksanaan mini riset dan praktikum yaitu berupa produk proposal, presentasi, dan laporan akhir.

1. Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains

Lembar kinerja proses investigasi sains digunakan untuk menjaring investigation skill siswa dalam pelaksanaan mini riset. Lembar kinerja ini terdiri dari fase planning (sembilan pertanyaan), fase conducting (dua pertanyaan), fase processing (tiga pertanyaan), dan fase evaluating (tiga pertanyaan). Skor maksimum setiap pertanyaan adalah tiga poin. Skor maksimum yang dapat diraih


(20)

19

siswa sebesar 51 poin. Lembar kinerja ini merupakan instrumen utama dalam menjaring investigation skill siswa yang diberikan sebagai penjaring data pretes dan postes (lihat Lampiran A.1).

2. Angket Science Investigation Self-Evaluation

Angket Science Investigation Self-Evaluation berupa self-assessment yang menggambarkan evaluasi siswa terhadap diri sendiri setelah melaksanakan mini riset/praktikum. Angket ini menjaring evaluasi siswa terhadap kemampuan planning, conducting, processing, dan evaluating. Angket ini berupa persetujuan jawaban ya atau tidak berdasarkan pernyataan yang diajukan. Angket ini diberikan setelah pelaksanaan mini riset dan praktikum (lihat Lampiran A.2)..

3. Angket Peer Assessment

Angket peer assessment dijaring untuk menilai kinerja antarsiswa dalam kelompok serta penilaian diri sendiri selama pelaksanaan mini riset. Dalam peer assessment setiap siswa menilai kinerja diri sendiri dan teman kelompoknya berdasarkan skala 4-3-2-1 yang menyatakan sangat tidak setuju-sangat tidak setuju. Angket ini diberikan setelah pelaksanaan mini riset dan praktikum (lihat Lampiran A.3).

4. Product Assessment

Product assessment merupakan penilaian terhadap produk yang dihasilkan kelompok siswa dalam pelaksanaan mini riset dan praktikum. Produk tersebut berupa proposal pengajuan mini riset, presentasi hasil mini riset yang dilakukan, dan laporan akhir pelaksanaan mini riset. Tabel 3.3 memaparkan komponen penilaian pada proposal dan laporan akhir mini riset beserta total skor yang diperoleh. Aspek penilaian pada presentasi mini riset mencakup penguasaan isi, teknik penyampaian, penggunaan bahasa, dan penggunaan waktu (Diana dan Rustaman, 2010). Total skor yang pada presentasi adalah 10 poin. Masing-masing dari komponen tersebut memiliki skor maksimum tiga poin dengan skor minimum satu poin (lihat Lampiran A.4).

Tabel 3.3 Komponen Proposal dan Laporan Akhir Mini Riset/Praktikum

Proposal Skor Laporan Akhir Skor


(21)

20

Proposal Skor Laporan Akhir Skor

Tujuan 3 Tujuan 3

Rumusan Masalah 3 Rumusan Masalah 3

Batasan masalah 3 Batasan masalah 3

Hipotesis 3 Hipotesis 3

Dasar Teori 3 Dasar Teori 3

Alat dan Bahan 3 Alat dan Bahan 3

Langkah Kerja 3 Langkah Kerja 3

Daftar Pustaka 3 Hasil Pengamatan 3

- Pembahasan 3

- Kesimpulan 3

- Daftar Pustaka 3

F. Uji Coba Instrumen

Uji coba instrumen yang dilakukan adalah instrumen lembar kinerja proses investigasi sains sebagai instrumen utama penelitian. Uji coba dilakukan pada empat orang responden mahasiswa tingkat satu yang sudah mempelajari materi pertumbuhan dan perkembangan saat di SMA. Uji coba tersebut dilakukan untuk melihat keterbacaan instrumen lembar kinerja investigasi sains. Dari uji coba tersebut, terdapat lima soal yang harus direvisi kalimat pertanyaannya serta penyesuaian kriteria jawaban sesuai dengan pertanyaan. Setelah instrumen lembar kinerja proses investigasi direvisi, uji coba kedua dilakukan di kelas C SMAN 2 Cimahi yang sudah mendapatkan materi pertumbuhan dan perkembangan. Hasil dari uji coba tersebut menunjukkan bahwa pertanyaan pada lembar kinerja proses investigasi sains dapat terbaca dan operasional.

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Tahap Persiapan

Peneliti melakukan studi litelatur mengenai investigation skill pada kegiatan open investigation/mini riset. Dari litelatur tersebut, disusun instrumen penelitian untuk mengukur investigation skill siswa. Sebelum dilaksanakannya penelitian, dilakukan pertimbangan (judgement) pada instrumen yang digunakan dalam pengambilan data penelitian. Setelah uji coba instrumen dan revisi instrumen, penelitian dilakukan pada subjek penelitian yang telah ditentukan.


(22)

21

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan dengan pemberian pretes mengenai lembar kinerja proses investigasi sains baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol. Setelah dilaksanakan pretes, kegiatan mini riset dilaksanakan oleh kelompok eksperimen sedangkan kelompok kontrol melaksanakan praktikum. Siswa pada kedua kelompok penelitian tersebut melaksanakan percobaan pengaruh pemberian faktor luar terhadap pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dalam kelompok. Pembagian kelompok baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dibagi menjadi kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang siswa.

Pada kelompok eksperimen, setiap kelompok dipandu untuk menentukan tujuan dan rancangan percobaan mini risetnya sendiri berdasarkan topik pemberian faktor luar pada pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan. Pelaksanaan mini riset dimulai dari perencanaan mini riset hingga evaluasi mini riset. Siswa ditugasi melaksanakan mini riset dengan diberi pengarahan terlebih dahulu mengenai teknis pelaksanaan mini riset. Waktu yang diberikan untuk melaksanakan mini riset kurang lebih selama satu bulan. Siswa dipandu untuk melaksanakan mini riset baik di dalam maupun di luar laboratorium dengan bimbingan dari guru. Dari hal tersebut, siswa diarahkan melakukan penelitian berdasarkan metode ilmiah sehingga siswa dapat menjelaskan proses ilmiah secara sistematis dan terarah.

Pada kelompok kontrol, setiap kelompok melaksanakan praktikum sesuai dengan langkah kerja praktikum yang telah ditentukan. Praktikum yang dilakukan oleh kelompok kontrol adalah praktikum mengenai pengaruh pemberian air kelapa terhadap pertumbuhan tumbuhan. Air kelapa sebagai faktor eksternal yang diberikan pada tumbuhan dipilih karena pada air kelapa mengandung zat pengatur tumbuh (ZPT) berupa kinetin, zeatin, auksin, vitamin, mineral, dan sumber karbon (Seswita, 2010; Kristina dan Syahid, 2012). Pada pelaksanannya setiap kelompok siswa menggunakan air kelapa dengan konsentrasi yang berbeda sebagai perlakuan yang diberikan pada tumbuhan. Pelaksanaan praktikum dimulai dengan mengenalkan judul praktikum, tujuan, alat dan bahan yang digunakan serta


(23)

22

langkah kerja praktikum. Setelah pengenalan terhadap praktikum, siswa melaksanakan praktikum sesuai dengan langkah kerja yang telah ditentukan.

Setelah siswa melaksanakan mini riset baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol, siswa ditugasi untuk mengerjakan postes lembar kinerja proses investigasi sains sesuai dengan percobaan yang telah dilakukan (pada saat pengerjaan postes, kelompok kontrol tidak diperkenankan melihat LKS), mengisi angket mengenai self-assessment (evaluasi diri), dan peer assessment (evaluasi teman sebaya). Produk mini riset/praktikum dikumpulkan sesuai waktu yang telah ditentukan.

3. Tahap Akhir

Setelah data berhasil terjaring, dilakukan pengujian dan analisis data mengenai investigation skill siswa dalam pelaksanaan mini riset maupun praktikum.

H. Analisis Data

Data-data yang diperoleh dari hasil pretes dan postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dianalisis secara statistik, sedangkan data yang diperoleh dari angket dan produk mini riset/praktikum dianalisis secara deskriptif. 1. Data Hasil Lembar Kinerja Proses Investigasi Sains

Data yang didapatkan dari hasil pretes dan postes pada lembar kinerja proses investigasi sains pada kedua kelompok penelitian dihitung skor rata-ratanya. Skor pretes menggambarkan kemampuan awal investigation skill siswa, sedangkan skor postes menggambarkan kemampuan akhir investigation skill siswa setelah menerima perlakuan. Setelah dihitung skor rata-ratanya, hasil pretes dan postes dihitung gain ternormalisasi (normalized gain) untuk melihat peningkatan investigation skill yang didapatkan siswa. Berikut rumus gain ternormalisasi oleh Meltzer (2002).

N-gain =

Hasil perhitungan dari gain ternormalisasi kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan kategori menurut Hake (1999) sebagai berikut.


(24)

23

Tabel 3.4 Kategori Gain

N-gain Interpretasi

g ≥ 0.7 Tinggi

0.3 ≤ g < 0.7 Sedang

g < 0.3 Rendah

Dari hasil skor pretes dan postes dilakukan uji hipotesis sehingga dapat diketahui apakah investigation skill siswa kedua kelompok penelitian tersebut sama atau berbeda. Untuk menguji hipotesis, sebelumnya dilakukan uji pendahuluan berupa uji asumsi sebagai prasyarat penarikan kesimpulan hipotesis menggunakan statistik. Uji asumsi yang dilakukan adalah uji normalitas dan uji homogenitas dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 20 pada taraf signifikasi 5%.

a. Uji Asumsi 1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes dan postes investigation skill siswa berdistribusi normal atau tidak. Berdistribusi normal atau tidaknya hasil uji normalitas menentukan perhitungan statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis. Berikut hipotesis yang digunakan dalam uji normalitas: H0: Sampel berdistribusi normal

H1: Sampel tidak berdistribusi normal

Uji normalitas yang dilakukan menggunakan uji statistik Kolmogorov-Smirnov karena pada uji ini tidak memerlukan data yang berkelompok dan sampel yang berjumlah sedikit (Widiarso, 2001). Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai Sig. < α = 0.05 dan terima H0 jika nilai Sig. ≥α = 0.05.

Tabel 3.5 Rumus Uji Kolmogorov Smirnov

Rumus Keterangan

Dn = supx [|Fn(x)F0(x)|]

Dn: perbedaan batas paling atas pada |Fn(x)F0(x)|

supx: supremum dari himpunan

Sumber: Penn State (2013) Dari hasil perhitungan uji normalitas, jika hasil yang didapat berdistribusi normal maka statistik yang digunakan adalah statistik parametrik.


(25)

24

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data pretes dan postes investigation skill siswa memiliki variansi (persebaran data) yang homogen. Hipotesis yang diajukan sebagai berikut:

H0: Data skor pretes atau postes kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol memiliki varians yang sama (homogen)

H1: Data skor pretes atau postes kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol memiliki varians yang tidak sama (tidak homogen)

Uji homogenitas yang dilakukan menggunakan uji Homogeneity of Variance (Levene Statistic). Kriteria pengujiannya adalah tolak H0 jika nilai Sig. < α = 0.05 dan terima H0 jika nilai Sig. ≥ α = 0.05.

Tabel 3.6 Rumus Uji Levene

Rumus Keterangan

W: hasil tes

k: jumlah kelompok sampel N: jumlah total sampel

Ni: jumlah sampel di kelompok i

rata-rata dari Zij

rata-rata dari Zij dari kelompok i

b. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dilakukan pada data skor pretes dan postes kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis diuji menggunakan uji t dengan syarat data berdistribusi normal. Uji t yang digunakan yaitu t-test independent samples untuk menguji hipotesis penelitian. Uji hipotesis dilakukan dengan bantuan program IBM SPSS Statistics 20 pada taraf signifikasi 5%.

Data yang digunakan dalam pengujian hipotesis dapat berupa data skor postes jika hasil pretes menunjukkan tidak terdapat perbedaan investigation skill Sumber: Engineering Statistics Handbook (2013)


(26)

25

pada kedua kelompok penelitian. Jika hasil pretes menunjukkan terdapatnya perbedaan investigation skill siswa, maka data yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah nilai gain.

Hipotesis yang diajukan untuk data pretes kedua kelompok penelitian adalah: H0: Tidak terdapat perbedaan rata-rata skor pretes antara kelompok eksperimen

dengan kelompok kontrol

H1: Terdapat perbedaan rata-rata skor pretes antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Adapun hipotesis yang diajukan untuk data postes kedua kelompok penelitian adalah:

H0: Tidak terdapat perbedaan investigation skill antara siswa yang melaksanakan mini riset dengan siswa yang melaksanakan praktikum

H1: Terdapat perbedaan investigation skill antara siswa yang melaksanakan mini riset dengan siswa yang melaksanakan praktikum

Kriteria pengujian uji t tersebut adalah tolak H0 jika nilai Sig. (2-tailed) < α = 0.05 dan terima H0 jika nilai Sig. (2-tailed) ≥ α = 0.05.

Pembacaan hasil uji t berdasarkan perhitungan menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 yaitu jika data yang diuji bersifat homogen, maka pembacaan hasil uji t menggunakan lajur equal variances assumed. Jika data yang diuji bersifat tidak homogen, maka pembacaan hasil uji t menggunakan lajur equal variances not assumed. Koreksi terhadap pelanggaran uji t ini oleh SPSS telah diatur menggunakan penyesuaian derajat kebebasan menggunakan metode Welch-Satterthwaite (Laerd Statistics, 2013).

Tabel 3.7 Rumus Uji t

Kondisi Rumus Keterangan

Population variances are equal

T: hasil uji t

X: rata-rata kelompok X Y: rata-rata kelompok Y

μX: pengujian hipotesis rata-rata X

μY: pengujian hipotesis rata-rata Y

n: jumlah kelompok X m: jumlah kelompok Y


(27)

26

Kondisi Rumus Keterangan

Population variances are equal

dimana Sp: T: hasil uji t

X: rata-rata kelompok X Y: rata-rata kelompok Y μX: pengujian hipotesis rata-rata X

μY: pengujian hipotesis rata-rata Y

n: jumlah kelompok X m: jumlah kelompok Y S: simpangan baku

r: derajat kebebasan Population

variances are not equal

memiliki derajat kebebasan r

Sumber: Penn State (2013) Gambar 3.1 berikut ini menunjukkan diagram alur pengujian hipotesis untuk memperjelas cara pengujian hipotesis menggunakan program IBM SPSS Statistics 20 yang telah diuraikan sebelumnya (Yulianti (2011) dalam Miftah, 2012).

2. Data Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket self-assessment dan peer assessment. Angket self-assessment yang dijaring berupa angket Science Investigation Self-Evaluation pada kemampuan planning, conducting, processing,

Uji Normalitas

Uji Homogenitas

Uji t untuk sampel bebas dengan varians tidak homogen menggunakan lajur equal variances not assumed pada t-tes independent samples

Uji t untuk sampel bebas dengan variansi homogen menggunakan lajur

equal variances assumed pada t-test independent samples

Data berdistribusi normal

Data tidak homogen Data homogen

Gambar 3.1 Diagram Alur Pengujian Hipotesis Menggunakan SPSS Tabel 3.7 Rumus Uji t (lanjutan)


(28)

27

dan evaluating. Pengolahan datanya berupa perhitungan persentase jawaban ya/tidak pada setiap pertanyaan yang diajukan. Perhitungannya sebagai berikut:

x 100 %

Angket peer assessment dikelompokkan berdasarkan siswa penilai kemudian data dihitung untuk mencari nilai rata-rata sikap yang muncul. Hasil yang didapat dianalisis dan dihubungkan dengan data lain yang relevan. Perhitungan rata-ratanya sebagai berikut:

3. Product Assessment

Produk yang dihasilkan dari pelaksanaan mini riset/praktikum ini berupa proposal, presentasi, dan laporan akhir. Setiap produk memiliki skor pada setiap aspek penilaiannya sehingga data dijaring berdasarkan rata-rata skor yang diperoleh pada setiap produk. Perhitungan rata-ratanya sebagai berikut:


(29)

28

Secara umum, prosedur penelitian ini disajikan seperti pada Gambar 3.2 berikut.

Studi litelatur

Penyusunan instrumen

Uji coba instrumen

Analisis hasil uji coba instrumen

Revisi instrumen

Judgement instrumen

Pemilihan subjek penelitian:

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Pretes

Perlakuan pada kelompok eksperimen (mini riset)

Perlakuan pada kelompok kontrol (praktikum)

Postes

Analisis data

Kesimpulan


(30)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai pengaruh pelaksanaan mini riset terhadap investigation skill siswa menyatakan bahwa H0 diterima yaitu investigation skill antara siswa yang melaksanakan mini riset dengan siswa yang melaksanakan praktikum tidak berbeda signifikan. Gain ternormalisasi menunjukkan terjadi peningkatan investigation skill siswa setelah pemberian perlakuan pada kedua kelompok penelitian. Peningkatan investigation skill pada siswa kelompok eksperimen berada pada katagori sedang, sedangkan peningkatan investigation skill pada siswa kelompok kontrol berada pada katagori rendah, meskipun peningkatan tersebut tidak berpengaruh secara signifikan karena kemampuan tersebut sama baik pada siswa yang melaksanakan mini riset dengan siswa yang melaksanakan praktikum. Pada produk mini riset/praktikum berupa proposal, presentasi, dan laporan akhir, kelompok siswa pada kelompok eksperimen menunjukkan perolehan skor rata-rata lebih tinggi dibandingkan perolehan skor rata-rata kelompok siswa pada kelompok kontrol.

B. Saran

1. Bagi Guru dan Praktisi Pendidikan

a. Pelaksanaan mini riset (open investigation) penting dilaksanakan di sekolah untuk memberikan pembelajaran sains agar lebih bermakna dan dapat mengembangkan investigation skill siswa. Guru sebaiknya memberikan pembekalan pengetahuan konseptual dan pengetahuan prosedural yang lebih sering untuk mempersiapkan siswa dalam melaksanakan mini riset secara mandiri.

b. Dalam melaksanakan mini riset dari tahap persiapan hingga tahap penyelesaian dibutuhkan waktu yang relatif panjang minimal lebih dari satu bulan untuk menghindari kemungkinan yang tidak diharapkan.


(31)

55

c. Penentuan kelompok merupakan bagian penting dalam pelaksanaan mini rise/praktikum. Pemilihan kelompok dapat dipilih berdasarkan catatan nilai siswa atau penggunaan sosiometri sehingga dapat ditelusuri karakter masing-masing siswa untuk pembagian kelompok yang merata.

2. Bagi Peneliti Lain

a. Pada penelitian mengenai pengaruh mini riset terhadap investigation skill siswa direkomendasikan untuk melakukan penelitian terhadap siswa secara individual sehingga kinerja dan investigation skill siswa perorangan dapat teramati lebih jelas.

b. Pada pelaksanaan penelitian mini riset pada siswa dengan bahasan percobaan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pemberian studi pendahuluan dalam menumbuhkan tumbuhan perlu dilakukan sebelum siswa melaksanakan mini riset untuk memberikan gambaran awal pelaksanaan mini riset yang dilakukan.

c. Untuk memperkuat investigation skill siswa dapat dilakukan simulasi tes kinerja dan tes keterampilan proses sains dalam menginvestigasi suatu masalah.

d. Respon siswa setelah melaksanakan mini riset/praktikum dapat dijaring melalui angket dan wawancara yang berkaitan dengan pelaksanaan mini riset/praktikum yang telah dilaksanakan.


(32)

DAFTAR PUSTAKA

Amprasto, Supriatno, B., dan Safaria, T. (2003). Pembelajaran Praktikum Ekologi Tumbuhan dengan Metode Riset Mini dengan Memanfaatkan Tutor Sebaya. [Online]. Tersedia:

http://www.academia.edu/3321351/PEMBELAJARAN_PRAKTIKUM EKOLOGI_TUMBUHAN_DENGAN_METODE_RISET_MINI

_DENGAN_MEMANFAATKAN_TUTOR_SEBAYA [18 Agustus 2013]

Ary, D. et al. (2010). Introduction to Research in Education. Edisi Kedelapan. Belmont: Wadsworth Cengage Learning

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Banchi, H. dan Bell, R. (2008). The Many Levels of Inquiry. Dalam Science and Children [Online], Vol 46 (2), 4 halaman. Tersedia: learningcenter.nsta.org/files/sc0810_26.pdf [22 Juni 2013]

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Cheng, M. (2005). Developing a Model to Support the Design of Science Investigation Tasks at the Junior Secondary Level. [Online]. Tersedia: http://conference.nie.edu.sg/paper/Converted%20Pdf/ab00104.pdf [30 Juni 2013]

Chiappetta, E.L. dan Adams A.D. (2004). Inquiry-Based Instruction: Understanding How Content and Process Go Hand-In-Hand with School Science. Dalam The Science Teacher [Online], Vol 71 (2), 5 halaman. Tersedia: http://noviscience.wikispaces.com/file/view/journal_article.pdf [27 Juni 2013]

Chin, C. (2002). Open Investigation in Science: Posing Problems and Asking Investigate Questions. Dalam Teaching and Learning [Online], Vol 23 (2), 12 halaman. Tersedia: http://repository.nie.edu.sg/jspui/bitstream /10497/301/1/TL-23-2-155.pdf [22 Juni 2013]


(33)

57

Chin, C. (2003). Facilitating Science Investigations: Some Suggestions for the Teacher. Dalam Teaching and Learning [Online], Vol 24 (2), 11 halaman. Tersedia: http://repository.nie.edu.sg/jspui/bitstream/

10497/318/1/TL-24-2-141.pdf [30 Juni 2013]

Diana, S. dan Rustaman, N. (2010). Preliminary Profile of Tutor’s Ability in

Managing Practical Work on Plant Physiology Through Peer Assisted Learning (PAL) Program. Proceeding the 4th International Seminar of Science Education: Curriculum Development of Science Education in 21th Century, Bandung.

Djulia, E. (2012). Pengembangan Penilaian Otentik dalam Pengajaran Ekologi Tumbuhan di Perguruan Tinggi. Dalam Bioedukasi [Online], Vol 5 (2), 14 halaman. Tersedia:jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/biologi/article/ download/871/529 [18 Agustus 2013]

Engineering Statistics Handbook. (2013). Levene test for Equality of Variances. [Online]. Tersedia: http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/eda/

section3/eda35a.htm [25 Agustus 2013]

Feyzioğlu, B. (2009). An Investigation of the Relationship between Science

Process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievement in Chemistry Education. Dalam Journal of Turkish Science Education [Online], Vol 6 (3), 19 halaman. Tersedia: http://www.tused.org/ internet/tused/archive/v6/i3/text/tusedv6i3s10.pdf [30 Juni 2013]

Hackling, M.W. (2005). Working Scientifically. [Online]. Tersedia: http://www.angelfire.com/sc/staws/Working_Scientifically.pdf [16 November 2012]

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. [Online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [2 Juli 2013]

Hinrichsen, J. (1999). Science Inquiry for the Classroom. [Online]. Tersedia: http://cmase.uark.edu/teacher/workshops/Others/SEDL/Science_Inquiry_f or_the_Classroom.pdf [27 Juni 2013]


(34)

58

Kristina, N.N dan Syahid, S.F. (2012). Pengaruh Air Kelapa terhadap Multipikasi Tunas In Vitro, Produksi Rimpang dan Kandungan Xanthorrhizol Temulawak di Lapangan. Dalam Jurnal Littri [Online], Vol 18 (3), 10

halaman. Tersedia:

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/wp-content/uploads/2013/01/perkebunan_jurnal-littri_Vol18312_6_NovaN.pdf [15 April 2013]

Laerd Statistics. (2013). Independent T-Test for Two Samples. [Online]. Tersedia: https://statistics.laerd.com/statistical-guides/independent-t-test-statistical-guide.php [18 Juni 2013]

Lock, R. (1990). Open-ended, Problem-Solving Investigations: What Do We Mean and How can We Use Them? Dalam School Science Review [Online], Vol 71 (256), 10 halaman. Tersedia: http://www.rogerlock.novawebs.co.uk/files/Lock%2090A.pdf [25 Juni 2013]

Lock, R. (1990). Pupil Ability and Practical Skill Performance in Science. Dalam Educational Review [Online], vol 42 (1), 12 halaman. Tersedia: http://www.rogerlock.novawebs.co.uk/files/1990EducationalReview.pdf [25 Juni 2013]

Martin-Hansen, L. (2002). Defining Inquiry: Exploring the Many Types of Inquiry in the Science Classroom. Dalam The Science Teacher [Online], Vol 69 (2), 4 halaman. Tersedia: http://people.uncw.edu/kubaskod/

NC_Teach/Class_2_Teach_Strat/Teaching_Strategies/DefiningInquiry.pdf [27 Juni 2013]

Meltzer, D.E. (2002). Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretest Scores. Dalam American Association of Physics Teacher [Online], Vol 70 (12), 10 halaman. Tersedia:

http://www.physicseducation.net/docs/AJP-Dec-2002-Vol.70-1259-1268.pdf [2 Juli 2013]

Miftah, R. (2012). Meningkatkan Kemampuan Penahan dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Melalui Pedekatan Model Eliciting Activities (MEns). Tesis Magister pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(35)

59

Millar, R. (2004). The role of practical work in the teaching and learning of science. [Online]. Tersedia: http://www7.nationalacademies.org/bose/ millar_draftpaper_jun_04.pdf [16 November 2012]

Myers, B. dan Dyer, J. (2006). Effects of Investigate Laboratory Instruction on content Knowledge and Science Process Skill Achievement Across Learning Styles. Dalam Journal of Agricultural Education [Online], Vol 47 (4), 12 halaman. Tersedia: http://pubs.aged.tamu.edu/jae/pdf/Vol47/47-04-052.pdf [18 Agustus 2013]

Novak, J.D. dan Gowin, D.B. (1984). Learning How to Learn. New York: Cambridge University Press.

Penn State. (2013). Lesson 39: Test of Equality of Two Means. [Online]. Tersedia: https://onlinecourses.science.psu.edu/stat414/node/224 [25 Agustus 2013]

Ramdhana, P. (2009). Pengaruh Metode Penugasan Mini-Riset Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMA Kelas X Dalam Konsep Ekologi. Skripsi Sarjana pada FPMIPAUPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rustaman et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Science Community Representing Education. (2009). Getting practical: a framework for practical science in schools. [Online]. Tersedia: http://www.score-education.org/

downloads/practical_work/framework.pdf [18 November 2012]

Seswita, D. (2010). Penggunaan Air Kelapa sebagai Zat Pengatur Tumbuh pada Multipikasi Tunas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) In Vitro. Dalam Jurnal Littri [Online], Vol 16 (4), 6 halaman. Tersedia: http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/jurnal/Jurnal %202010/Jurnal-Vol16%284%292010/Jur_16%284%29_2010_DSeswita.pdf [15 April 2013]


(36)

60

Widhiarso, W. (2011). Uji Hipotesis Komparatif. [Online]. Tersedia: widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/membaca_t-tes.pdf [17 April 2013]

Woodley, E. (2009). Practical work in school science – why is it important? [Online]. Tersedia:

http://www.gettingpractical.org.uk/documents/EmmaWoodleyarticle.pdf [16 November 2012]

Woolnough, B. dan Allsop, T. (1985). Practical Work in Science. Cambridge: Cambridge University Press.


(1)

55

c. Penentuan kelompok merupakan bagian penting dalam pelaksanaan mini rise/praktikum. Pemilihan kelompok dapat dipilih berdasarkan catatan nilai siswa atau penggunaan sosiometri sehingga dapat ditelusuri karakter masing-masing siswa untuk pembagian kelompok yang merata.

2. Bagi Peneliti Lain

a. Pada penelitian mengenai pengaruh mini riset terhadap investigation skill siswa direkomendasikan untuk melakukan penelitian terhadap siswa secara individual sehingga kinerja dan investigation skill siswa perorangan dapat teramati lebih jelas.

b. Pada pelaksanaan penelitian mini riset pada siswa dengan bahasan percobaan pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan, pemberian studi pendahuluan dalam menumbuhkan tumbuhan perlu dilakukan sebelum siswa melaksanakan mini riset untuk memberikan gambaran awal pelaksanaan mini riset yang dilakukan.

c. Untuk memperkuat investigation skill siswa dapat dilakukan simulasi tes kinerja dan tes keterampilan proses sains dalam menginvestigasi suatu masalah.

d. Respon siswa setelah melaksanakan mini riset/praktikum dapat dijaring melalui angket dan wawancara yang berkaitan dengan pelaksanaan mini riset/praktikum yang telah dilaksanakan.


(2)

DAFTAR PUSTAKA

Amprasto, Supriatno, B., dan Safaria, T. (2003). Pembelajaran Praktikum Ekologi Tumbuhan dengan Metode Riset Mini dengan Memanfaatkan Tutor Sebaya. [Online]. Tersedia:

http://www.academia.edu/3321351/PEMBELAJARAN_PRAKTIKUM EKOLOGI_TUMBUHAN_DENGAN_METODE_RISET_MINI

_DENGAN_MEMANFAATKAN_TUTOR_SEBAYA [18 Agustus 2013]

Ary, D. et al. (2010). Introduction to Research in Education. Edisi Kedelapan. Belmont: Wadsworth Cengage Learning

Badan Standar Nasional Pendidikan. (2006). Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan.

Banchi, H. dan Bell, R. (2008). The Many Levels of Inquiry. Dalam Science and Children [Online], Vol 46 (2), 4 halaman. Tersedia: learningcenter.nsta.org/files/sc0810_26.pdf [22 Juni 2013]

Campbell, N.A., Reece, J.B., dan Mitchell, L.G. (2003). Biologi. Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Cheng, M. (2005). Developing a Model to Support the Design of Science Investigation Tasks at the Junior Secondary Level. [Online]. Tersedia: http://conference.nie.edu.sg/paper/Converted%20Pdf/ab00104.pdf [30 Juni 2013]

Chiappetta, E.L. dan Adams A.D. (2004). Inquiry-Based Instruction: Understanding How Content and Process Go Hand-In-Hand with School Science. Dalam The Science Teacher [Online], Vol 71 (2), 5 halaman. Tersedia: http://noviscience.wikispaces.com/file/view/journal_article.pdf [27 Juni 2013]

Chin, C. (2002). Open Investigation in Science: Posing Problems and Asking Investigate Questions. Dalam Teaching and Learning [Online], Vol 23 (2), 12 halaman. Tersedia: http://repository.nie.edu.sg/jspui/bitstream /10497/301/1/TL-23-2-155.pdf [22 Juni 2013]


(3)

57

Chin, C. (2003). Facilitating Science Investigations: Some Suggestions for the Teacher. Dalam Teaching and Learning [Online], Vol 24 (2), 11 halaman. Tersedia: http://repository.nie.edu.sg/jspui/bitstream/

10497/318/1/TL-24-2-141.pdf [30 Juni 2013]

Diana, S. dan Rustaman, N. (2010). Preliminary Profile of Tutor’s Ability in

Managing Practical Work on Plant Physiology Through Peer Assisted Learning (PAL) Program. Proceeding the 4th International Seminar of Science Education: Curriculum Development of Science Education in 21th Century, Bandung.

Djulia, E. (2012). Pengembangan Penilaian Otentik dalam Pengajaran Ekologi Tumbuhan di Perguruan Tinggi. Dalam Bioedukasi [Online], Vol 5 (2), 14 halaman. Tersedia:jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/biologi/article/ download/871/529 [18 Agustus 2013]

Engineering Statistics Handbook. (2013). Levene test for Equality of Variances. [Online]. Tersedia: http://www.itl.nist.gov/div898/handbook/eda/

section3/eda35a.htm [25 Agustus 2013]

Feyzioğlu, B. (2009). An Investigation of the Relationship between Science

Process Skills with Efficient Laboratory Use and Science Achievement in Chemistry Education. Dalam Journal of Turkish Science Education [Online], Vol 6 (3), 19 halaman. Tersedia: http://www.tused.org/ internet/tused/archive/v6/i3/text/tusedv6i3s10.pdf [30 Juni 2013]

Hackling, M.W. (2005). Working Scientifically. [Online]. Tersedia: http://www.angelfire.com/sc/staws/Working_Scientifically.pdf [16 November 2012]

Hake, R. R. (1999). Analyzing Change/Gain Score. [Online]. Tersedia:

http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf [2 Juli 2013]

Hinrichsen, J. (1999). Science Inquiry for the Classroom. [Online]. Tersedia: http://cmase.uark.edu/teacher/workshops/Others/SEDL/Science_Inquiry_f or_the_Classroom.pdf [27 Juni 2013]


(4)

Kristina, N.N dan Syahid, S.F. (2012). Pengaruh Air Kelapa terhadap Multipikasi Tunas In Vitro, Produksi Rimpang dan Kandungan Xanthorrhizol Temulawak di Lapangan. Dalam Jurnal Littri [Online], Vol 18 (3), 10

halaman. Tersedia:

http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/wp-content/uploads/2013/01/perkebunan_jurnal-littri_Vol18312_6_NovaN.pdf [15 April 2013]

Laerd Statistics. (2013). Independent T-Test for Two Samples. [Online]. Tersedia: https://statistics.laerd.com/statistical-guides/independent-t-test-statistical-guide.php [18 Juni 2013]

Lock, R. (1990). Open-ended, Problem-Solving Investigations: What Do We Mean and How can We Use Them? Dalam School Science Review [Online], Vol 71 (256), 10 halaman. Tersedia: http://www.rogerlock.novawebs.co.uk/files/Lock%2090A.pdf [25 Juni 2013]

Lock, R. (1990). Pupil Ability and Practical Skill Performance in Science. Dalam Educational Review [Online], vol 42 (1), 12 halaman. Tersedia: http://www.rogerlock.novawebs.co.uk/files/1990EducationalReview.pdf [25 Juni 2013]

Martin-Hansen, L. (2002). Defining Inquiry: Exploring the Many Types of Inquiry in the Science Classroom. Dalam The Science Teacher [Online], Vol 69 (2), 4 halaman. Tersedia: http://people.uncw.edu/kubaskod/

NC_Teach/Class_2_Teach_Strat/Teaching_Strategies/DefiningInquiry.pdf [27 Juni 2013]

Meltzer, D.E. (2002). Relationship between Mathematics Preparation and

Conceptual Learning Gains in Physics: A Possible “Hidden Variable” in

Diagnostic Pretest Scores. Dalam American Association of Physics Teacher [Online], Vol 70 (12), 10 halaman. Tersedia:

http://www.physicseducation.net/docs/AJP-Dec-2002-Vol.70-1259-1268.pdf [2 Juli 2013]

Miftah, R. (2012). Meningkatkan Kemampuan Penahan dan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Melalui Pedekatan Model Eliciting Activities (MEns). Tesis Magister pada Sekolah Pasca Sarjana UPI Bandung: tidak diterbitkan.


(5)

59

Millar, R. (2004). The role of practical work in the teaching and learning of science. [Online]. Tersedia: http://www7.nationalacademies.org/bose/ millar_draftpaper_jun_04.pdf [16 November 2012]

Myers, B. dan Dyer, J. (2006). Effects of Investigate Laboratory Instruction on content Knowledge and Science Process Skill Achievement Across Learning Styles. Dalam Journal of Agricultural Education [Online], Vol 47 (4), 12 halaman. Tersedia: http://pubs.aged.tamu.edu/jae/pdf/Vol47/47-04-052.pdf [18 Agustus 2013]

Novak, J.D. dan Gowin, D.B. (1984). Learning How to Learn. New York: Cambridge University Press.

Penn State. (2013). Lesson 39: Test of Equality of Two Means. [Online]. Tersedia: https://onlinecourses.science.psu.edu/stat414/node/224 [25 Agustus 2013]

Ramdhana, P. (2009). Pengaruh Metode Penugasan Mini-Riset Terhadap Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi Siswa SMA Kelas X Dalam Konsep Ekologi. Skripsi Sarjana pada FPMIPAUPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rustaman et al. (2005). Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

Science Community Representing Education. (2009). Getting practical: a framework for practical science in schools. [Online]. Tersedia: http://www.score-education.org/

downloads/practical_work/framework.pdf [18 November 2012]

Seswita, D. (2010). Penggunaan Air Kelapa sebagai Zat Pengatur Tumbuh pada Multipikasi Tunas Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) In Vitro. Dalam Jurnal Littri [Online], Vol 16 (4), 6 halaman. Tersedia: http://perkebunan.litbang.deptan.go.id/upload.files/File/publikasi/jurnal/Jurnal %202010/Jurnal-Vol16%284%292010/Jur_16%284%29_2010_DSeswita.pdf [15 April 2013]


(6)

Widhiarso, W. (2011). Uji Hipotesis Komparatif. [Online]. Tersedia: widhiarso.staff.ugm.ac.id/files/membaca_t-tes.pdf [17 April 2013]

Woodley, E. (2009). Practical work in school science – why is it important? [Online]. Tersedia:

http://www.gettingpractical.org.uk/documents/EmmaWoodleyarticle.pdf [16 November 2012]

Woolnough, B. dan Allsop, T. (1985). Practical Work in Science. Cambridge: Cambridge University Press.