PENGARUH KOMPETENSI DAN PERTIMBANGAN PROFESIONAL AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS BUKTI AUDIT YANG DIKUMPULKAN KASUS PADA BUMN YANG BERPUSAT DI BANDUNG.

(1)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GRAFIK ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Identifikasi Masalah...6

C. Batasan Masalah ...7

D. Rumusan Masalah Penelitian...7

E. Tujuan Penelitian... 8

F. Manfaat Penelitian... 8


(2)

A. Menulis

1. Pengertian menulis...11

2. Manfaat Menulis... 12

3. Tujuan Menulis... 12

B. Menulis Teks Berita 1. Pengertian Teks Berita...15

2. Pengertian Berita... 15

3. Jenis-Jenis Berita... 16

4. Nilai Berita...17

5. Sifat Berita... 19

6. Anatomi Berita...20

7. Teknik Menulis Berita...22

C. Problem Based Learning 1. Pengertian Problem Based Learning ... 24

2. Ciri-ciri metode Problem Based Learning ... 26


(3)

B. Lokasi Penelitian... 35

C. Subjek Penelitian... 35

D. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian... 35

E. Prosedur dan Desain Penelitian 1. Studi Pendahuluan... 35

2. Perencanaan Tindakan... 36

3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi... 37

4. Refleksi... 37

5. Instrumen Penelitian... 38

a. Wawancara... 38

b. Tes Tertulis... 41

c. Lembar Observasi... 44

d. RPP... 47

6. Teknik Pengumpulan Data... 53


(4)

B. Hasil Studi Pendahuluan... 55

C. Pelaksanaan Siklus I 1. Perencanaan Tindakan... 59

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus I... 60

3. Analisis Teks Berita Siswa... 61

4. Analisis Hasil Pengamatan Siklus I... 85

a. Lembar Observasi Aktivitas Guru... 85

b. Lembar Observasi Aktivitas Kelas... 86

c. Lembar Observasi Aktivitas Kelas... 87

d. Lembar Observasi Aktivitas Kelas... 87

5. Refleksi... 89

D. Pelaksanaan Siklus II... 91

1. Perencanaan Siklus II... 91

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus... 93

3. Analisis Teks Berita Siswa... 94

4. Hasil Pengamatan Siklus II... 108

5. Refleksi... 112

E. Pelaksanaan Siklus III... 114

1. Perencanaan Siklus III... 114

2. Pelaksanaan Tindakan Siklus III... 115


(5)

5. Refleksi... 128 F. Pembahasan Hasil Pengamatan... 130

1. Penggunaan Metode Problem Based Learning dalam Pembelajaran Menulis Teks Berita... 130 2. Kemampuan Menulis Teks Berita Siswa... 132

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan... 137 B. Saran... 140

DAFTAR PUSTAKA... 142

RIWAYAT HIDUP


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Wawancara Guru... 39

Tabel 3.2 Wawancara Siswa ... 40

Tabel 3.4 Format Penilaian Teks Berita... 42

Tabel 3.5 Lembar Observasi Aktifitas Guru... 45

Tabel 3.6 Lembar Observasi Aktifitas Guru... 46

Tabel 3.7Penilaian PAP Skala Lima... 55

Tabel 4.1 Wawancara Siswa... 56

Tabel 4.2 Wawancara Guru... 57

Tabel 4.3 Observer Aktifitas Guru siklus I... 85

Tabel 4.4 Observer Aktifitas Guru siklus I... 86

Tabel 4.5 Observer Aktifitas Siswa siklus I... 87

Tabel 4.6 Observer Aktifitas Siswa siklus I... 87

Tabel 4.7 Kategori Nilai Teks Berita Siswa Siklus I... 90

Tabel 4.8 Skor Penilaian Menulis Teks Berita Siklus 1... 90

Tabel 4.9 Observer Aktifitas Guru siklus II... 108

Tabel 4.10 Observer Aktifitas Guru siklus II... 109


(7)

Tabel 4.14 Observer Aktifitas Guru siklus III... 124

Tabel 4.15 Observer Aktifitas Guru siklus III... 125

Tabel 4.16 Observer Aktifitas Siswa siklus III... 126

Tabel 4.17 Observer Aktifitas Siswa siklus III... 127

Tabel 4.18 Kategori Nilai Teks Berita Siswa Siklus III... 129

Tabel 4.19 Skor Penilaian Menulis Teks Berita Siklus II... 129

Tabel 4.20 Skor Penilaian Menulis Teks Berita Siklus I, II, dan III... 132

Tabel 4.21 Kategori Peningkatan Kemampuan Menulis Siswa... 133

Tabel 4.22 Jumlah Perolehan Nilai (Berdasarkan Kategori Nilai Siswa) Siklus I, II, dan III... 134


(8)

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Persentase Perbandingan Nilai Kemampuan Siswa Siklus I,II, dan III... 135


(9)

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Menulis merupakan keterampilan dan aktivitas yang dapat dilakukan oleh semua orang. Asalkan mereka telah melek huruf dan memiliki kemauan untuk menulis. Definisi menulis menurut Tarigan (1994:21) menulis ialah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Jadi setiap orang pada dasarnya berpotensi untuk menjadi seorang penulis.

Menulis menuntut pengalaman, waktu, kesempatan, latihan, keterampilan-keterampilan khusus dan pengajaran langsung menjadi seorang penulis (Tarigan 1994: 8). Menulis merupakan keterampilan yang cukup diminati siswa. Sayangnya, minat tersebut tidak diimbangi dengan kemampuan siswa dalam mengorganisasi tulisannya. Hal ini terlihat dari kalimat-kalimat yang dibuat siswa dalam tulisannya. Penggunaan konjungsi yang berlebihan. siswa kurang memperhatikan ejaan dan tanda baca. Padahal, hal-hal itulah yang menjadi dasar dalam menulis.


(11)

Keterampilan menulis teks berita adalah mengungkapkan sesuatu dengan jujur, menyajikan sesuai dengan fakta yang terjadi, tanpa rasa emosional yang berlebihan, realitas dan tidak menghambur-hamburkan kata secara tidak perlu. Teks berita ialah naskah yang berisi catatan informasi kejadian atau peristiwa yang sedang hangat. Keterampilan ini merupakan salah satu bagian dari keterampilan menulis.

Menulis teks berita merupakan salah satu kompentensi dasar yang terdapat dalam kurikulum SMP kelas VIII semester 2. Menulis teks berita tidak hanya dilakukan oleh wartawan. Hal ini juga dapat dilakukan oleh siapapun termasuk siswa. Menulis berita sangatlah bermanfaat, jika kita mampu menulis berita yang bagus maka kita bisa mempublikasikannya di media massa dan akan menghasilkan uang. Akan tetapi, dalam pengajaran bahasa Indonesia tujuan utama menulis berita bukan untuk mendapatkan uang. Tujuannya adalah untuk memotivasi diri, dan menambah wawasan dalam bidang kebahasaan.

Berdasarkan hasil pengamatan awal di SMPN 12 Bandung, khususnya siswa kelas VIII, siswa lebih menyukai dan menguasai pembelajaran menyimak, berbicara, dan membaca. Terbukti saat pembelajaran menyimak dan membaca novel, siswa mampu mengungkapkan kembali isi novel. Begitu juga pada pembelajaran berbicara, siswa mampu membawakan acara dengan baik. Sedangkan pembelajaran menulis dipandang sulit dan tidak menarik. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia


(12)

dan Sastra Indonesia di SMPN 12 Bandung, Ibu Lina Malia, S.Pd, terungkap dalam pembelajarn menulis, masih dirasa sebagai hal yang sulit dan kegiatan pembelajaran yang terasa menjemukan, membuat siswa tidak berani menuangkan kata-kata yang bergaya bahasa, bermajas, dan ekspresif. Seringkali siswa tidak memahami tujuan pembelajaran menulis, sehingga pembelajaran menulis terkesan monoton.

Metode dalam pembelajaran begitu banyak, tetapi setiap metode belum tentu relevan dengan setiap materi. Dalam dunia pendidikan banyak strategi bermunculan dengan model, metode dan media yang kreatif, inovatif, variatif dan menarik. Hal tersebut dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa. Salah satu di antaranya adalah metode Problem Based Learning, yakni suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pembelajaran.

Peneliti memperoleh gambaran dari hasil wawancara dari beberapa siswa kelas VIII. Dalam hasil wawancara tersebut ditemukan kesulitan-kesulitan dalam keterampilan menulis teks berita, yakni siswa kurang kreatif dalam menuangkan ide atau gagasannya serta mencari sumber data atau informasi, dalam penulisannya masih kurang baik dan siswa mendapatkan informasi yang sedikit karena kurang membaca serta penggunaan bahasa dalam teks berita masih sederhana.


(13)

Permasalahan tersebut menjadi sebuah tantangan bagi pengajar atau guru bahasa Indonesia untuk memberikan pengajaran yang lebih baik khusunya dalam pembelajaran menulis teks berita yang mampu merangsang motivasi siswa dan dapat mengatasi kesulitan siswa dalam menulis teks berita. Dalam menulis teks berita, tentunya harus dibutuhkan kesabaran, keuletan, dan kejelian. Dalam hal ini, guru harus mencari alternatif pembelajaran dalam memilih dan menentukan metode atau model yang sesuai sebagai salah satu cara untuk mengajar sekaligus sebagai cara untuk menarik perhatian siswa dalam pembelajaran menulis teks berita.

Metode pembelajaran dengan Problem Based Learning,

menawarkan kebebasan siswa dalam proses pembelajaran. Panen (2001:85) mengatakan dalam pembelajaran dengan Problem Based

Learning, siswa diharapkan untuk terlibat dalam proses penelitian yang

mengharuskannya mengidentifikasi permasalahan, mengumpulkan data, dan menggunakan data tersebut untuk pemecahan masalah. Sama halnya dengan mencari sumber untuk menulis teks berita, dan menggunakan sumber tersebut menjadi suatu permasalahan, sehingga bisa jadi suatu teks berita yang aktual.

Sebelumnya penerapan metode Problem Based Learning sudah pernah dilakukan oleh beberapaorang, di antaranya Leny Nurdyaningsih dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan PBL (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Pembaca Siswa Kelas XI IPS SMAN 23 Kota


(14)

Bandung Tahun 2007/2008, diperoleh kesimpulan bahwa berdasarkan hasil penelitian, data menunjukkan adanya perkembangan kemampuan menulis siswa dalam menulis surat pembaca dengan menggunakan pendekatan PBL. Nilai rata-rata pada setiap siklusnya mengalami peningkatan, anatara lain kriteria nilai A pada siklus kedua 5%, pada siklus ketiga menjadi 17%. Kriteria nilai B pada siklus kedua 7%menjadi 27% pada siklus ketiga. Kriteria nilai C pada siklus kedua 42% menjadi 12% pada siklus ketiga dan kriteria nilai D dari 12% pada siklus kedua menjadi 2% pada siklus ketiga.

Hal tersebut juga diungkapkan oleh Mulyati dalam jurnal Bahasa

dan Sastra “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemecahan Masalah”, yang diungkapkan sebagai berikut.

Pembelajaran bahasa Indonesia secara komunikatif-integratif yang berwarnakan problem based-learning bukan saja dapat mendongkrak penguasaan empat aspek keterampilan berbahasa (sebagaimana diorientasikan dalam kurikulum sekolah kita dewasa ini), melainkan juga secara tidak langsung dapat dijadikan alat untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritiskreatif siswa. Ancangan pembelajaranan dimaksud paling tidak harus tercermin dalam tiga aspek pokok proses belajar mengajar, yakni perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian.

Selama ini, penelitian untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita sudah banyak dilakukan di antaranya Ade Lia Alwiah (2010) melakukan penelitian dengan judul “Strategi What? Now What? (Refleksi pengalaman) untuk meningkatkan pembelajaran menulis teks berita”.

Menurut penelitian Ade hasil pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan Strategi What? Now What? (Refleksi pengalaman) pada siswa kelas VIII E SMP Negeri 15 Bandung mengalami peningkatan. Hal ini dibuktikan dengan peningkatan rata-rata nilai siswa setiap siklusnya.


(15)

Peningkatan nilai tersebut sejalan dengan makin tingginya minat dan motivasi siswa dalam menulis teks berita dengan Strategi What? Now

What? (Refleksi pengalaman).

Wira Apri Pratiwi (2009) pun melakukan penelitian dengan judul

“Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Rekam pada siswa”. Menurut penelitian Wira, hasil pembelajaran mengalami peningkatan pada siklusnya. Motivasi dan minat siswa dalam menulis teks berita pun ikut meningkat. Pembelajaran pun berjalan dengan menyenangkan.

Oleh karena itu, untuk menumbuhkan minat siswa dalam menulis serta meningkatkan kemampuan siswa dalam menulisteks berita, maka penulis menentukan judul penelitian Peningkatan Kemampuan Menulis Teks Berita Melalui Metode Problem Based Learning (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa Kelas VIII D SMPN 12 Bandung Tahun Ajaran 2011-2012).

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang, penulis dapat mengidentifikasikan masalah dalm pembelajarn menulis, yaitu

1. siswa tidak berani menuangkan kata-kata yang bergaya bahasa, bermajas, dan ekspresif;

2. siswa tidak memahami tujuan pembelajaran menulis;


(16)

4. siswa mendapatkan informasi yang sedikit karena kurang membaca serta penggunaan bahasa dalam teks berita masih sederhana.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis membatasi masalah, yakni menulis teks berita dengan menggunakan metode Problem

Based Learning siswa kelas VIII D di SMPN 12 Bandung.

D. Rumusan Masalah Penelitian

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran menulis teks berita dengan

menggunakan metode metode Problem Based Learning siswa kelas VIII D di SMPN 12 Bandung ?

2. Bagaimana proses pembelajaran menulis menulis teks berita dengan menggunakan metode metode Problem Based Learning siswa kelas VIII D di SMPN 12 Bandung ?

3. Bagaimana hasil pembelajaran menulis menulis teks berita dengan menggunakan metode metode Problem Based Learning siswa kelas VIII D di SMPN 12 Bandung ?


(17)

E. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini penulis menetapkan tujuan yang ingin dicapai adalah sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan perencanaan pembelajaran menulis menulis teks berita dengan menggunakan metode metode Problem Based Learning siswa kelas VIII D di SMPN 12 Bandung;

2. Mendeskripsikan proses pembelajaran menulis menulis teks berita dengan menggunakan metode metode Problem Based Learning siswa kelas VIII D di SMPN 12 Bandung;

3. Mendeskripsikan hasil pembelajaran menulis menulis teks berita dengan menggunakan metode metode Problem Based Learning siswa kelas VIII D di SMPN 12 Bandung.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat teoretis berupa metode yang dapat dijadikan salah satu referensi untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Metode ini dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran. Juga bisa menjadi referensi untuk penelitian dan keterampilan berbahsa yang berbeda demi meningkatkan kualitas pembelajaran.


(18)

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini bermanfaat bagi siswa dan guru. Siswa mendapatkan metode baru yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita. Guru mendapatkan referensi metode alternatif yang dapat digunakan dalam pembelajaran menulis teks berita.

G. Anggapan Dasar

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia anggapan dasar atau postulat adalah asumsi yang menjadi pangkal dalil yang dianggap benar tanpa perlu membuktikannya (KBBI, 2005:890). Ada beberapa anggapan dasar yang penulis rumuskan.

1. Menulis teks berita merupakan suatu kompetensi yang perlu diajarkan kepada para siswa kelas VIII.

2. Metode pembelajaran merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan sebuah pembelajaran.

3. Metode Problem Based Learning yang memiliki dasar teoretis yang kuat dan dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran menulis teks berita.


(19)

H. Definisi Operasional

Definisi operasional disini merupakan istilah-istilah teknis dalam judul dan sub fokus yang perlu dijelaskan agar tidak terjadi kesalah pahaman antara peneliti dan pembaca. Istilah-istilah tersebut antara lain.

1. Menulis teks berita adalah serangkai kata dan kalimat yang disusun secermat mungkin oleh penulis yang berisi informasi mengenai sesuatu yang sifatnya aktual dan dapat menarik perhatian pembaca atau pendengar peserta didik.

2. Metode problem based learning yaitu proses pembelajaran yang titik awal pembelajaran berdasarkan masalah dalam kehidupan nyata dan lalu dari masalah ini siswa dirangsang untuk mempelajari masalah ini berdasarkan pengetahuan dan pengalaman baru.


(20)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Suatu metode penelitian yang terpadu dalam pelaksanaan pembelajaran sehari-hari sehingga tidak mengganggu pembelajaran dan tidak memerlukan waktu khusus. PTK adalah bentuk penelitian yang dilakukan secara kolaboratif dan partisipatif.

PTK merupakan prosedur penelitian di kelas yang dirancang untuk menanggulangi masalah nyata yang dialami pendidik berkaitan dengan siswa di kelas tertentu. Ini berarti, bahwa rancangan penelitian diterapkan sepenuhnya di kelas itu, termasuk pengumpulan data, analisis, penafsiran, pemaknaan, perolehan temuan, dan penerapan temuan. Semuanya dilakukan di kelas dan dirasakan oleh kelas itu. Menurut Supriyadi

(2005:1) menjelaskan bahwa “penelitian tindakan kelas adalah rangkaian „riset-tindakan-riset-tindakan‟ yang dilakukan bersiklus untuk memecahkan masalah atau memperbaiki masalah.


(21)

Dalam prosesnya Penelitian Tindakan Kelas dilalui melalui sistem yang berdaul ulang dari berbagai kegiatan pembelajaran, maka dari itu terdapat empat tahap yang saling berkesinambungan. Tahap-tahap tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,dan refleksi.

Tahap-tahap tersebut membentuk satu siklus. Siklus-siklus itu dilakukan secara berdaul ulang, berdasarkan hasil refleksi pada siklus sebelumnya, sampai suatu masalah dianggap teratasi. Jumlah siklus pada penelitian ini adalah dua siklus, akan tetapi jika pada siklus kedua masih ada permasalahan yang belum teratasi atau pembelajaran harus ditingkatkan lagi maka akan dilanjutkan pada siklus selanjutnya yaitu siklus tiga. Berikut skema alur Penelitian Tindakan.

1. Tahap pra-PTK, meliputi: a. Identifikasi masalah b. Analisis masalah c. Rumusan masalah

2. Tahap Pelaksanaan PTK meliputi: a. Perencanaan (planning)

Tahap perencanaan disusun berdasarkan hasil studi pendahuluan, pada siklus I perencanaan disusun berdasarkan hasil observasi awal, perancanaan siklus II disusun berdasarkan reflekdi siklus I, dan begitu seterusnya sampai tujuan dari penelitian tercapai dengan hasil yang memuaskan. Pada tahap perencanaan


(22)

diputuskan apa yang akan menjadi fokus pembelajaran, teknik, dan evaluasi seperti apa juga yang akan digunakan.

b. Pelaksanaan (acting)

Tahapan pelaksanaan adalah tahap berlangsungnya kebiatan pembelajaran yang dimana sebelumnya tahap ini sudah dipersiapkan pada tahap perencanaan.

c. Pengamatan (observing)

Selama proses pembelajaran berlangsung, guru dan para observer diberikan format observasasi untuk mencatat pengamatnnya mengenai prises pembelajaran. Hasil dari catatan lapangan dan observasi tersebut akan menjadi bahan diskusi balikan untuk melaksanakan siklus selanjutnya.

d. Refleksi (reflecting)

Pada tahap refleksi peneliti melakukan identifikasi untuk memperbaiki pembelajaran pada tindakan siklus selanjutnya. Hasil dari refleksi akan menjadi acuan untuk tahap perencanaan pada siklus selanjutnya dan seterusnya sampai mencapai hasil yang diharapkan.


(23)

Berikut bagan yang menggambarkan daur atau siklus dari tindakan penelitian

Gambar 3. 1

Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Hopkins, 1992)

Pelaksanaan Siklus I

Refleksi

Perencanaan

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II Pelaksanaan

Refleksi

Pengamatan

Hasil Pengamatan Perencanaan

Siklus III Pelaksanaan

Refleksi


(24)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Menengah Pertama Negeri 12 Bandung, Jl. Dr, Setyabudhi 195 Tlp. 022-2013947

C. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII-D SMPN 12 Bandung.

tahun ajaran 2011/2012 yang terdiri dari 38 orang siswa.

D. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMPN 12 Bandung dengan subjek penelitian kelas VIII-D. Penelitian ini lebih menekankan pada peningkatan kemampuan menulis teks berita siswa. Hal yang mendasari penelitian ini karena siswa kelas VIII-D SMPN 12 Bandung kesulitan dalam mengikuti pelajaran menulis khususnya menulis teks berita. Siswa cenderung kesulitan mengeluarkan ide-ide dan kurang fokus dalam mengikuti pelajaran. Oleh karena itu peneliti berusaha menerapkan metode Problem

Based Learning sebagai upaya meningkatkan kemampuan menulis teks

berita siswa.

E. Prosedur dan Desain Penelitian 1. Studi Pendahuluan

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan studi pendahuluan yang bertujuan mengetahui permasalahan yang perlu dipecahkan berkaitan dengan kemampuan menulis teks berita. Studi


(25)

pendahuluan yang dilakukan berupa wawancara dengan guru dan beberapa siswa. Wawancara dilakukan dengan guru Bahasa Indonesia yaitu Ibu Lina Malia, S.Pd, berdasarkan hasil wawancara terungkap kekurangan dalam pembelajaran menulis, masih dirasa sebagai hal yang sulit dan kegiatan pembelajaran yang terasa menjemukan, membuat siswa tidak berani menuangkan kata-kata yang bergaya bahasa, bermajas, dan ekspresif. Seringkali siswa tidak memahami tujuan pembelajaran menulis, sehingga pembelajaran menulis terkesan monoton.

2. Perencanaan Tindakan

Perencanaan (planning) tindakan melakukan kegiatan observasi untuk mengidentifikasi permasalahan yang menyangkut seperti kondisi sekolah, motode pembelajaran, sumber ajar, media, dan format penilaian dalam kegiatan pembelajaran. Pengamatan tersebut dijadikan sebuah awal untuk memperbaiki rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Tahap selanjutnya dalam perencanaan tindakan adalah sebagai berikut.

a. Menentukan waktu penelitian

b. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

c. Menyiapkan media pembelajaran yang akan digunakan selama melaksanakan kegiatan penelitian


(26)

3. Pelaksanaan Tindakan dan Observasi

Pada tahap ini peneliti melaksanakan langkah-langkah pembelajaran yang sebelumnya telah disusun dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Dalam penelitian ini, peneliti berperan sebagai perancang rencana pelaksanaan pembelajaran juga sebagai praktisi. Peneliti bertugas untuk melaksanakan rancangan pembelajaran yang telah dibuat tentang menulis teks berita dengan menggunakan metode Problem

Based Learning sebagai metode pembelajaran. Pelaksanaan ini diobservasi

menggunakan lembar observasi aktivitas kelas yang dilakukan oleh observer.

4. Refleksi

Pada tahapan ini peneliti melakukan evaluasi berdasarkan hasil lembar observasi aktivitas kelas, serta melakukan evaluasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang telah dilakukan untuk ditindaklanjuti pada siklus berikutnya. Refleksi juga dilakukan bertujuan untuk melakukan perubahan-perubahan atau penyempurnaan tindakan jika ditemukan hal-hal yang masih kurang dari setiap tindakan yang telah dilakukan. Peneliti melakukan refleksi dengan peneliti mitra pada setiap siklus, mulai dari siklus pertama, kedua, sampai siklus selanjutnya hingga hasil yang diharapkan tercapai.


(27)

5. Instrumen Penelitian

Data-data dalam penelitian ini diperoleh dengan menggunakan beberapa instrumen. Intrumen-instrumen tersebut adalah wawancara (guru dan siswa), tes tertulis, lembar kriteria penilaian menulis teks berita, lembar observasi aktivitas kelas, dan rencana pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita.

a. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan guru mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII dan pada siswa di kelas VIIId SMPN 12 Bandung. Wawancara dilakukan untuk mengetahui gambaran umum mengenai proses pembelajaran menulis teks berita yang selama ini dilaksanakan di sekolah tersebut.


(28)

Tabel 3.1 Wawancara Guru

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana kemampuan belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di SMP Negeri 12 Bandung?

2 Apakah hasil belajar siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia di atas rata-rata mata pelajaran lain?

3 Kompetensi apa yang paling menonjol dalam pembelajaran bahasa Indonesia, apakah keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis?

4 Keterampilan apa yang kurang dikuasai siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia ?

5 Mengapa keterampilan tersebut kurang dikuasai siswa?

6 Bagaimanakah cara ibu untuk menyiasati keterampilan yang kurang dikuasai siswa tersebut?

7 Saat mengajar kendala apa saja yang sering dialami bapak atau ibu?

8 Apakah dalam pembelajaran bahasa

Indonesia sering digunakan metode tertentu untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa di kelas?

9 Jika ya atau pernah metode apa saja yang pernah digunakan?


(29)

Tabel 3.2 Wawancara Siswa

No Pertanyaan Jawaban

1 Bagaimana hasil belajar kalian pada mata pelajaran bahasa Indonesia di atas rata-rata mata pelajaran lain?

2 Keterampilan apa yang kurang dikuasai dalam pembelajaran bahasa Indonesia ?

3 Mengapa keterampilan tersebut kurang dikuasai?

4 Menurut kalian pembelajaran Bahasa Indonesia selama ini seperti apa?

5 Apakah dalam pembelajaran bahasa Indonesia guru sering menggunakan metode tertentu di kelas?

6 Jika ya atau pernah metode apa saja yang pernah digunakan?

Wawancara ini dilakukan, untuk mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru dan siswa dalam mata pelajaran bahasa Indonesia, khususnya dalam kompetensi menulis teks berita.


(30)

b. Tes Tertulis

Tes tertulis untuk mengetahui kemampuan proses belajar dalam membuat menulis teks berita. Berikut ini adalah soal yang digunakan.

Petunjuk Pengerjaan:

1) Tulislah identitas (nama, nomor absen, dan kelas) pada lembar jawaban yang telah disediakan

2) Tes berbentuk uraian

3) Lembar jawaban dan soal dikumpulkan kembali kepada guru.

1. Amatilah peristiwa-peristiwa yang terjadi di sekitarmu (di sekolah atau di sekitar tempat tinggalmu). Peristiwa-peristiwa itu, misalnya, kegiatan pramuka, PMR, upacara bendera, kecelakaan lalu lintas, kerja bakti, kebakaran, dan lain-lain sesuai kejadian terkini atau teraktual yang dapat kamu amati.

2. Dari pertistiwa terkini yang paling menarik itu, catatlah inti dari peristiwa itu dengan berpedoman pada jawaban atas pertanyaan berikut ini!

a. Peristiwa apakah yang terjadi?

b. Siapa saja yang terlibat dalam peristiwa itu? c. Kapan tepatnya peristiwa itu terjadi?

d. Secara detil di mana kejadiannya?

e. Mengapa peristiwa seperti itu dapat terjadi?

f. Bagaimana duduk persoalan dan penyelesaian dari peristiwa itu?


(31)

Tes tertulis merupakan sebuah acuan dalam mengumpulkan dan menganalisis data menulis teks berita, sehingga kompetensi pembelajaran menulis dan kemampuan siswa dalam menulis teks berita dapat terlihat perkembangannya. Adapun format penilaian menulis teks berita sebagai berikut.

Tabel 3.4

Format Penilaian Teks Berita

No Aspek yang Dinilai Bobot Tingkatan Skala

1 2 3 4

1. Kelengkapan Unsur 5W+1H a. Tulisan siswa telah memenuhi

unsur 5W+1H

b. Tulisan siswa cukup memenuhi unsur 5W+1H

c. Tulisan siswa kurang memenuhi unsur 5W+1H

d. Tulisan siswa tidak memenuhi unsur 5W+1H

4

3

2

1

2. Struktur Tulisan

a. Tulisan siswa telah memenuhi struktur tulisan yang baik b. Tulisan siswa cukup memenuhi

struktur tulisan yang baik c. Tulisan siswa kurang memenuhi

struktur tulisan yang baik d. Tulisan siswa tidak memenuhi

struktur tulisan yang baik

4

3

2


(32)

3. Keefektifan Kalimat

a. Kalimat yang digunakan singkat, padat dan jelas

b. Kalimat yang digunakan panjang tetapi jelas (berputar-putar) c. Kalimat yang digunakan panjang

dan kurang jelas

d. Kalimat yang digunakan tidak jelas dan terlalu panjang

4

3

2

1

4. Ejaan dan Tanda Baca

a. Sesuai dengan ejaan dan tanda baca yang benar

b. Cukup sesuai dengan ejaan dan tanda baca yang benar

c. Kurang sesuai dengan ejaan dan tanda baca yang benar

d. Tidak sesuai dengan ejaan dan tanda baca yang benar

4

3

2

1

Jumlah Skor

Nilai = � � �


(33)

c. Lembar Observasi

Observasi dilakukan setiap pembelajaran berlangsung. Observasi dilakukan sebagai masukan dan gambaran dalam pelaksanaan refleksi. Bentuk instrumen yang digunakan adalah lembar aktivitas kelas.

Pengamatan observasi ini bekerjasama dengan beberapa observer. Penelitian tindakan kelas bersifat kolaboratif melibatkan pihak lain untuk menjaga keabsahan dan kesahihan tindakan. Observer yang membantu penelitan tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.

1) Wiwin Saraswati, mahasiswa Jurusan Pendidikan Matematika, FMIPA UPI. 2) Izaty Khainina, mahasiswa Jurusan Biologi, FMIPA UPI.


(34)

Tabel 3.5

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

Hari /tanggal :

Nama Observer :

Pokok Bahasan :

Subpokok Bahasan : Pertemuan ke- :

Petunjuk pengisian lembar observasi :

Berikan tanda ceklis (√) pada salah satu kolom, 1 (Sangat kurang), 2 (Kurang), 3 (Cukup), 4 (Baik), 5 (Baik sekali) untuk tiap pernyataan yang sesuai dengan pendapat anda.

No Aspek yang diamati Skor Penilaian

1 2 3 4 5

1. Melakukan apersepsi dengan bertanya untuk mengetahui kemampuan awal siswa.

2. Memberikan motivasi kepada siswa terhadap pembelajaran yang akan dipelajari.

3. Guru menjelaskan permasalahan yang ada pada LKS. 4.

Guru membantu siswa untuk mendefinisikan dan mengorganisasikan tugas belajar (penyelidikan) berhubungan dengan masalah yang disajikan. 5. Guru mengajak dan membimbing siswa untuk aktif

melakukan identifikasi teks berita yang disajikan 6. Membimbing siswa dan kelompok yang mengalami

kesulitan.

7. Memberikan kesempatan kepada kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusi.

8.

Guru mengajukan beberapa pertanyaan dengan tujuan untuk memberikan penguatan akan kemampuan menulis teks berita siswa.

9. Guru membimbing siswa untuk melakukan refleksi mengenai materi yang baru dipelajari

Bandung,………


(35)

Tabel 3.6

LEMBAR OBSERVASI

AKTIVITAS SISWA DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN METODE PROBLEM BASED LEARNING

Hari /tanggal :

Nama Observer :

Pokok Bahasan :

Subpokok Bahasan : Pertemuan ke- :

Petunjuk pengisian lembar observasi :

Berilah tanda ceklis (√) pada kolom sangat baik (SB), baik (B), cukup (C),

kurang (K), sangat kurang (SK) sesuai dengan hasil pengamatan anda:

NO Aspek yang diamati

Skor Penilaian SB 5 B 4 C 3 K 2 SK 1

1 Aktif menganalisis teks berita 2. Kerjasama siswa dalam kelompok. 3. Mengemukakan ide mengenai konsep

yang akan dipelajari.

4. Mendiskusikan permasalahan yang diajukan guru.

5.

Mengajukan pertanyaan yang

berkaitan dengan situasi, soal atau masalah Bahasa Indonesia yang diajukan oleh guru.

6. Berani merepresentasikan hasil diskusi kelompok di depan kelas.

7. Menjawab dan menanggapi pertanyaan guru atau siswa lain.

8.

Mampu membuat refleksi dan menyimpulkan materi yang telah dipelajari.

Bandung,………


(36)

d. RPP

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Nama Sekolah : SMPN 12 Bandung

Mata Pelajaran : Bahasa dan Sastra Indonesia Kelas/Semester : VIII/Semester 2

Standar Kompetensi : Mengungkapkan informasi dalam bentuk rangkuman, teks berita, slogan/poster

Kompetensi Dasar : Menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas Alokasi Waktu : 2 x 40 menit (1 kali pertemuan)

A. Tujuan Pembelajaran

1. Mampu menyusun data tentang pokok-pokok berita

2. Mampu merangkai data pokok-pokok berita menjadi berita yang singkat, padat, dan jelas

3. Mampu menyunting berita B. Materi Pembelajaran

Menulis berita merupakan suatu upaya menyampaikan kabar atau sebuah informasi mengenai sesuatu hal atau kejadian dalam bentuk tertulis. Seorang penulis berita yang baik dapat meuliskan sebuah berita dengan lengkap dan komunikatif, sehingga pembaca berita dapat memahami informasi yang disampaikan.

Adapun unsur-unsur tertentu yang harus diperhatikan, ketika akan menuliskan teks berita. Unsur itu yaitu 5W+1H adalah sebagai berikut:

1. what : apa peristiwa yang terjadi?


(37)

3. when : kapan peristiwa tersebut terjadi 4. where : di mana peristiwa itu berlangsung? 5. why : mengapa peristiwa tersebut terjadi

6. how : bagaimana berlansungnya peristiwa tersebut?

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam proses penulisan berita, yaitu: 1. Tentukan peristiwa atau kejadian

Dalam menentukan peristiwa, pilihlah kejadian yang aktual/hangat dan unik. 2. Mencari sumber berita

Sumber berita adalah berbagai hal atau peristiwayang dapat kita jadikan dalam penulisan berita. Pada dasarnya sumber berita itu ada dimana-mana. Berbagai hal, peristiwa yang terjadi di sekitar kita dapat dijadikan sumber berita.

3. Melakukan wawancara berita

Wawancara berita dilakukan untk mengumpulkan bahan-bahan pembuatan berita, serta menggali informasi penting, menarik, dan benar, sehingga beritanya pun benar.

4. Mencatat hal-hal yang penting

Selama proses pencarian informasi, penulis dapat dipandu dengan pertanyaan apa, siapa, di mana, kapan, mengapa, bagaimana proses terjadinya peristiwa. 5. Menyususn berita

Penyusunan berita pada hakikatnya harus menggunakan kalimat yang sederhana dan bahasa yang singkat dan jelas.

C. Indikator 1. Kognitif

a. Proses

o Mengidentifikasi unsur-unsur berita o Menyusun unsur-unsur berita

b. Produk


(38)

2. Afektif a. Karakter

o Kerja sama o Kritis o Teliti o Jujur

o Tanggung jawab o Apresiatif

b. Keterampilan sosial

o Menjadi penulis yang baik

o Menulis dengan bahasa yang baik dan benar o Bertanya dengan bahasa yang baik dan benar o Menyumbang ide

o Membantu teman yang mengalami kesulitan

D. Tujuan Pembelajaran 1. Kognitif

a. Proses

 Siswa dapat mengidentifikasi unsur-unsur berita

 Siswa dapat menyusun unsur-unsur berita b. Produk

 Siswa dapat menulis teks berita secara singkat, padat, dan jelas 2. Afektif

a. Karakter

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam berperilaku seperti kerja sama,kritis, teliti, jujur, bertanggung jawab, dan apresiatif.

b. Keterampilan sosial

Siswa terlibat aktif dalam pembelajaran dengan memperlihatkan kemajuan dalam keterampilan menjadi penulis yang baik, menulis dengan bahasa yang baik dan benar, bertanya dengan bahasa yang baik dan benar, menyumbang ide, dan membantu teman yang mengalami kesulitan.


(39)

E. Metode Pembelajaran Problem Based Learning

F. Langkah-langkah Pembelajaran

No. Kegiatan Pembelajaran Setting/Format

Pembelajaran Pertemuan ke-1

Pendahuluan (±15menit)

1. Guru memeriksa kehadiran siswa Kelas

Memberikan orientasi permasalahan kepada siswa

2. Guru memberikan sugesti positif dengan kalimat

“Saya bisa berprestasi dalam pelajaran Bahasa Indonesia”

Kelas

3. Guru menginformasikan bahwa tujuan pembelajaran hari ini adalah menulis teks berita. Pelajaran ini sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Kelas

4. Guru memotivasi siswa untuk terlibat aktif dalam pembelajaran yang mengacu pada LKS.

Kelas 5. Guru memberikan apersepsi tentang materi yang

berkaitan dengan menulis

Kelas

Kegiatan inti (±60 menit)

Mengorganisasi siswa untuk belajar

1. Siswa dikelompokkan kedalam beberapa kelompok (masing-masing kelompok beranggota 3-4 orang)

Kelas 2. Guru membagikan lembar kerja siswa (LKS) ke

masing-masing kelompok yang bertemakan peristiwa.

Kelompok

Membimbing penyelidikkan individual maupun kelompok

3. Siswa dengan kelompoknya masing-masing menjawab permasalahan dalam lembar kerja siswa (LKS) dan saling berdiskusi.

Kelompok

4. Guru memantau kegiatan diskusi siswa dan membimbingnya. Jika dipandang perlu, guru mengarahkan kelompoknya dengan mengajukan pertanyaan yang membantu.

Kelompok

Mengembangkan dan menyajikan hasil karya


(40)

siswa perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya.

8. Kelompok yang lain diperbolehkan untuk

memberikan komentar atau pertanyaan yang akan dijawab oleh perwakilan kelompok yang presentasi.

Kelas

Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

9. Guru mengevaluasi tentang proses pemecahan masalah yang dilakukan oleh siswa.

Kelas 10. Melalui diskusi kelas guru dan siswa menarik

kesimpulan tentang unsur-unsur menulis teks berita

Kelas

11. Guru memberikan tugas mandiri yang dikerjakan secara individu.

Individu

Kegiatan penutup (±10menit)

1. Guru dan siswa mengadakan refleksi untuk

mengetahui pemahaman materi yang telah dipelajri

Individu 2. Guru melakukan proses evaluasi pelaksanaan

pembelajaran dan membagikan jurnal harian.

Individu

G. Sumber, Alat, dan Bahan Belajar 1. Sumber

a. Maryati dan Sutopo. 2008. Bahasa dan Sastra Indonsia untuk SMP/Mts Kelas VIII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional. b. Asep Yudha Wirajaya dan Sudarmawati. 2008. Berbahasa dan Bersastra

Indonesia untuk SMP/Mts Kelas VIII. Jakarta: Pusat Pembukuan, Departemen Pendidikan Nasional.

2. Alat

LCD dan Laptop, Lembar Kerja Siswa

3. Bahan

Teks berita peristiwa di masyarakat


(41)

H. Penilaian

Tabel 3.6 Format Penilaian

No Nama

Aspek yang dinilai

Jumlah Kelengkapan

Unsur 5W+1H

Struktur Tulisan

Keefektifan Kalimat

Ejaan dan Tanda Baca

1. 2. 3. 4. 5.

Aspek yang dinilai Skor

maksimal

Kelengkapan Unsur 5W+1H 4

Struktur Tulisan 4

Ejaan dan Tanda Baca 4

Keefektifan Kalimat 4

Jumlah 16

Nilai = ∑ �


(42)

6. Teknik Pengumpulan Data

Data-data yang dikumpulkan, kemudian diolah dan diinterpretasikan. Secara umum, pengumpulan data dapat diuraikan sebagi berikut.

1) Wawancara dilakukan guru dan siswa untuk mencurahkan aspek-aspek yang tidak dapat terjaring oleh teknik lain. Wawancara sebagai data tambahan, serta sebagai data penguat untuk memperkuat data lain.

2) Tes tertulis, untuk mengetahui hasil proses belajar. Instrumen yang gunakan dalam teknik ini adalah tes.

3) Mengobservasi aktivitas kelas, yakni antara guru dan tanggapan siswa terhadap penggunaan media film dokumenter dalam menulis teks berita disetiap siklusnya.

7. Teknik Pengolahan Data

Penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu observasi dengan melakukan wawancara, tes tertulis, lembar observasi aktivitas kelas, aktivitas Guru dan rencana pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita. Data-data penelitian ini dikumpulkan selama proses penelitian berlangsung, kemudian diadakan reduksi data untuk mengkategorikan data. Analisis data kualitatif maupun kuantitatif terlebih dahulu dianalisis, kemudian dideskripsikan dengan menampilkan hasil data yang digambarkan dengan tabel untuk selanjutnya


(43)

dipersentasikan. Setelah data dianalisis dan dideskripsikan, maka selanjutnya direfleksikan untuk menarik kesimpulan.

Setelah data terkumpul dari hasil penelitian, selanjutnya dilakukan pengolahan data. Adapun langkah-langkah pengolahannya sebagai berikut.

1) Peneliti menginventarisasi data, yaitu menyimpulkan hasil wawancara, mengumpulkan lembar observasi dan hasil menulis teks berita siswa. 2) Peneliti menganalisis data, yaitu memeriksa dan menafsirkan hasil

observasi catatan lapangan, serta menganalisis hasil menulis teks berita siswa setiap siklusnya dengan menggunkan indikator keberhasilan produk tindakan. Namun, sebelum menginterpretasikan data yang telah dikumpulkan, ada beberapa hal yang harus lakukan, yaitu:

a) Mendeskripsikan pendahuluan,

b) Mendeskripsikan perencanaan pelaksanaan tindakan setiap siklus, c) Mendeskripsikan pelaksanaan tindakan tiap siklus, dan

d) Menganalisis data berupa hasil belajar siswa dari setiap tindakan untuk mengetahui keberhasilan penelitian yang telah dilakukan. Untuk mengukur kemampuan siswa, digunakan penilaian sistem PAP skala lima.


(44)

Tabel 3.7

Penilaian PAP Skala Lima Interval Tingkat

Penguasaan

Kategori Nilai Keterangan

85 – 100 A Baik Sekali

75 – 84 B Baik

60 – 74 C Cukup

40 – 59 D Kurang

0 – 39 E Kurang Sekali


(45)

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan rumusan dan hasil pembahasan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan hasil pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode

Problem Based Learning, penulis dapat mengemukakan beberapa simpulan sebagai berikut.

1. Aspek Perencanaan

a. Dalam kegiatan perencanaan, Guru berperan sebagai perancang kegiatan pembelajaran dalam bentuk skenario pembelajaran (RPP) yang akan diberikan kepada siswa. Observer berperan sebagai pemantau selama kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung, observer mengamati sesuai atau tidaknya kegiatan Guru dan respon siswa selama di dalam kelas dengan apa yang dipaparkan di dalam skenario pembelajaran. Hasil observasi atau pengamatan dari observer akan sangat mempengaruhi dan menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki skenario pembelajaran saat melakukan penelitian pada tindakan selajutnya.


(46)

b. Perencanaan penelitian tindakan siklus I menindaklanjuti temuan data yang diperoleh pada studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan tersebut menunjukan bahwa semua siswa di kelas VIIId SMPN 12 Bandung belum mampu menulis teks berita dengan baik dan benar. Sedangkan Perencanaan tindakan siklus II dan siklus III menindaklanjuti hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

2. Aspek Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode Problem Based Learning, dilaksanakan pada 3 siklus. Pada siklus 1, pelaksanaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Aktivitas guru dan siswa termasuk kategori baik. Aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,4 dan termasuk kategori baik. Aktivitas siswa juga mendapatkan nilai baik karena nilai persentase rata-ratanya sebesar 4,3. Walaupun demikian, aktivitas guru dan siswa itu masih banyak yang harus diperbaiki agar pelaksanaan tindakan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Pelaksanaan siklus II juga dapat dilaksanakan dengan lancar bahkan lebih baik dari pelaksanaan siklus pertama karena nilai aktivitas guru dan siswanya mengalami peningkatan. Walaupun demikian, pelaksanaan siklus ini masih memiliki beberapa kekurangan dan kendala yang harus diperbaiki. Kekurangan dan kendala itu berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru memang mengalami peningkatan dan lebih baik dari siklus sebelumnya, namun masih belum maksimal. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, namun tetap masih harus diperbaiki karena belum dapat dilaksanakan dengan maksimal. Nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus II ini


(47)

sebesar 4,1. Rata-rata aktivitas siswa sebesar 4,3. Pelaksanaan siklus III dapat dilaksanakan dengan sangat baik karena nilai aktivitas gurunya sebesar 6,2. Rata-rata aktivitas siswa pada sikus ini sebesar 4,8. Dengan demikian, pelaksanaan tindakan menunjukkan adanya peningkatan.

Kendala-kendala dan kekurangan pada siklus sebelumnya berkaitan dengan proses pelaksanaan, metode yang digunakan dan aktivitas guru dan siswa. Meskipun demikian kendala dan kekurangan-kekurangan tersebut tidak mengganggu proses pembelajaran. Hal ini terbukti dari hasil pembelajaran pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Hasil Pembelajaran

Hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus sudah baik. Pelaksanaan setiap siklus dapat dikatakan baik karena nilai rata-ata setiap siklus cukup besar dan selalu mengalami peningkatan. Nilai rata-rata keterampilan menulis teks berita siswa pada siklus I sebesar 63,32. Oleh karena itu, hasil tindakan siklus 1 sudah dapat termasuk kategori baik. Siswa sudah mulai paham dan menguasai tentang cara menulis teks berita, walaupun masih banyak kekurangan. Hasil tindakan siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu siklus pertama. Pada siklus ini keterampilan menulis teks berita siswa sudah lebih baik karena nilai rata-rata seluruh siswa mengalami peningkatan dari 63,32 menjadi 82,23. Teks berita yang ditulis siswa sudah hampir memenuhi syarat teks berita yang baik seperti mengandung unsur-unsur berita, dan memiliki nilai berita. Hasil tindakan siklus III sudah termasuk kategori sangat baik karena nilai rata-rata keterampilan menulis teks beritanya sebesar 88,52. Pada siklus ini hampir seluruh


(48)

siswa sudah mampu menulis teks berita sesuai dengan syarat teks berita yang baik, seperti mengandung unsur-unsur berita, menggunakan bahasa yang jelas, lugas, singkat, padat dan memiliki nilai berita.

Dengan demikian metode Problem Based Learning dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan keterampilan menulis teks berita siswa pada setiap siklus.

B. Saran

Penelitian ini disarankan untuk guru bidang studi bahasa Indonesia agar guru tersebut menggunakan metode Problem Based Learning pada pembelajaran menulis teks berita. Penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1. Saran untuk Perencanaan Pelaksanaan

Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia yang akan menggunakan metode

Problem Based Learning pada pembelajaran menulis teks berita harus

mempersiapkannya

terlebih dahulu. Bentuk persiapan itu diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan memilih tema yang menarik serta berhubungan dengan materi pembelajaran.

2. Saran untuk Pelaksanaan

Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia yang akan menggunakan metode

Problem Based Learning pada pembelajaran menulis teks berita, harus


(49)

berkaitan dengan aktivitas guru mulai dari proses membuka pembelajaran sampai proses menutup pembelajaran. Apabila seluruh kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka keterampilan menulis teks berita siswa pun akan maksimal. 3. Saran untuk Hasil Pelaksanaan

Bagi guru bidang studi yang akan menggunakan metode Problem Based

Learning pada pembelajaran menulis teks berita, harus mengklasifikasikan

nilai-nilainya. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, guru bidang studi harus melihat kekurangan-kekurangan teks berita siswa. Hal tersebut akan mempermudah guru dalam melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian guru bisa mengetahui letak kekurangan pada pembelajaran menulis teks berita tersebut.

Selain disarankan pada guru bidang studi bahasa Indonesia, peneliti juga menyarankan pada peneliti-peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian mengenai Problem Based Learning pada keterampilan berbahasa lainnya. Dengan demikian akan menambah khasanah ilmu pembelajaran yang sudah ada.


(50)

Bandung: Media Grafik

Astiti, Fitri Yuni. (2007). Model Pemebelajaran Berbasis Masalah Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang Sisi Datar. {Online} Fakultas

Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. {12 Mei 2012} Awaliah, Ade Lia. 2010. Strategi What? So What? Now What? (Refleksi

Pengalaman) untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Berita. Skripsi

Sarjana Pendidikan pada FPBS Bandung: tidak diterbitkan.

Chaer, Abdul. (2010). Bahasa Jurnalistik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kartono, St. Menulis Tanpa Rasa Takut, Memmbaca Realitas Kertas. Yogyakarta: Kanisius.

Komala. (2006). Impelementasi Pemebelajaran Matematika Berbasis Masalah untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Mulyati, Yeti. (2011). “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemecahan

Masalah”. Jurnal Bahasa dan Sastra. Vol. 10, No. 1 Mei 2011 Hal. 28,

Nurdyaningsih, Leny dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan PBL (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Pembaca Siswa. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Bandung: tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Nurudin. (2010). Dasar – Dasar Penulisan. Malang: Umm Press.

Panen. 2001.Strategi Pembelajaran dengan Probelem Based Learing Itu Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Permata, dkk. (2010). Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. TransMedia Pustaka: Jakarta

Pratiwi, Wira Apri. 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan

Menggunakan Media Rekaman Peristiwa pada siswa Kelas VIII SMP Negeri 12 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Sarjana


(51)

Sandjaja dan Heriyanto. (2006). Panduan Penelitian. Prestasi Pusaka: Jakarta

Sumadiria, AS Haris. (2008). Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Supardi, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Tarigan, H. G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Indonesia. 2001.

Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Wiyanto, Asrul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo


(1)

b. Perencanaan penelitian tindakan siklus I menindaklanjuti temuan data yang diperoleh pada studi pendahuluan. Hasil studi pendahuluan tersebut menunjukan bahwa semua siswa di kelas VIIId SMPN 12 Bandung belum mampu menulis teks berita dengan baik dan benar. Sedangkan Perencanaan tindakan siklus II dan siklus III menindaklanjuti hasil refleksi dari siklus sebelumnya.

2. Aspek Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran menulis teks berita dengan menggunakan metode Problem Based Learning, dilaksanakan pada 3 siklus. Pada siklus 1, pelaksanaan dapat dilaksanakan dengan lancar. Aktivitas guru dan siswa termasuk kategori baik. Aktivitas guru mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,4 dan termasuk kategori baik. Aktivitas siswa juga mendapatkan nilai baik karena nilai persentase rata-ratanya sebesar 4,3. Walaupun demikian, aktivitas guru dan siswa itu masih banyak yang harus diperbaiki agar pelaksanaan tindakan dapat dilaksanakan dengan maksimal. Pelaksanaan siklus II juga dapat dilaksanakan dengan lancar bahkan lebih baik dari pelaksanaan siklus pertama karena nilai aktivitas guru dan siswanya mengalami peningkatan. Walaupun demikian, pelaksanaan siklus ini masih memiliki beberapa kekurangan dan kendala yang harus diperbaiki. Kekurangan dan kendala itu berkaitan dengan aktivitas guru dan siswa. Aktivitas guru memang mengalami peningkatan dan lebih baik dari siklus sebelumnya, namun masih belum maksimal. Aktivitas siswa juga mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya, namun tetap masih harus diperbaiki karena belum dapat dilaksanakan dengan maksimal. Nilai rata-rata aktivitas guru pada siklus II ini


(2)

139

sebesar 4,1. Rata-rata aktivitas siswa sebesar 4,3. Pelaksanaan siklus III dapat dilaksanakan dengan sangat baik karena nilai aktivitas gurunya sebesar 6,2. Rata-rata aktivitas siswa pada sikus ini sebesar 4,8. Dengan demikian, pelaksanaan tindakan menunjukkan adanya peningkatan.

Kendala-kendala dan kekurangan pada siklus sebelumnya berkaitan dengan proses pelaksanaan, metode yang digunakan dan aktivitas guru dan siswa. Meskipun demikian kendala dan kekurangan-kekurangan tersebut tidak mengganggu proses pembelajaran. Hal ini terbukti dari hasil pembelajaran pada setiap siklus yang terus mengalami peningkatan.

3. Hasil Pembelajaran

Hasil pelaksanaan tindakan setiap siklus sudah baik. Pelaksanaan setiap siklus dapat dikatakan baik karena nilai rata-ata setiap siklus cukup besar dan selalu mengalami peningkatan. Nilai rata-rata keterampilan menulis teks berita siswa pada siklus I sebesar 63,32. Oleh karena itu, hasil tindakan siklus 1 sudah dapat termasuk kategori baik. Siswa sudah mulai paham dan menguasai tentang cara menulis teks berita, walaupun masih banyak kekurangan. Hasil tindakan siklus II mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya yaitu siklus pertama. Pada siklus ini keterampilan menulis teks berita siswa sudah lebih baik karena nilai rata-rata seluruh siswa mengalami peningkatan dari 63,32 menjadi 82,23. Teks berita yang ditulis siswa sudah hampir memenuhi syarat teks berita yang baik seperti mengandung unsur-unsur berita, dan memiliki nilai berita. Hasil tindakan siklus III sudah termasuk kategori sangat baik karena nilai rata-rata keterampilan menulis teks beritanya sebesar 88,52. Pada siklus ini hampir seluruh


(3)

siswa sudah mampu menulis teks berita sesuai dengan syarat teks berita yang baik, seperti mengandung unsur-unsur berita, menggunakan bahasa yang jelas, lugas, singkat, padat dan memiliki nilai berita.

Dengan demikian metode Problem Based Learning dapat digunakan untuk meningkatkan keterampilan menulis teks berita siswa. Hal tersebut dapat dilihat dengan adanya peningkatan keterampilan menulis teks berita siswa pada setiap siklus.

B. Saran

Penelitian ini disarankan untuk guru bidang studi bahasa Indonesia agar guru tersebut menggunakan metode Problem Based Learning pada pembelajaran menulis teks berita. Penulis mengemukakan beberapa saran sebagai berikut. 1. Saran untuk Perencanaan Pelaksanaan

Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia yang akan menggunakan metode Problem Based Learning pada pembelajaran menulis teks berita harus

mempersiapkannya

terlebih dahulu. Bentuk persiapan itu diantaranya menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan memilih tema yang menarik serta berhubungan dengan materi pembelajaran.

2. Saran untuk Pelaksanaan

Bagi guru bidang studi bahasa Indonesia yang akan menggunakan metode Problem Based Learning pada pembelajaran menulis teks berita, harus melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan baik. Kegiatan-kegiatan tersebut


(4)

141

berkaitan dengan aktivitas guru mulai dari proses membuka pembelajaran sampai proses menutup pembelajaran. Apabila seluruh kegiatan itu dapat dilaksanakan dengan baik, maka keterampilan menulis teks berita siswa pun akan maksimal. 3. Saran untuk Hasil Pelaksanaan

Bagi guru bidang studi yang akan menggunakan metode Problem Based Learning pada pembelajaran menulis teks berita, harus mengklasifikasikan nilai-nilainya. Setelah pelaksanaan pembelajaran selesai, guru bidang studi harus melihat kekurangan-kekurangan teks berita siswa. Hal tersebut akan mempermudah guru dalam melakukan kegiatan evaluasi pembelajaran. Dengan demikian guru bisa mengetahui letak kekurangan pada pembelajaran menulis teks berita tersebut.

Selain disarankan pada guru bidang studi bahasa Indonesia, peneliti juga menyarankan pada peneliti-peneliti berikutnya untuk melakukan penelitian mengenai Problem Based Learning pada keterampilan berbahasa lainnya. Dengan demikian akan menambah khasanah ilmu pembelajaran yang sudah ada.


(5)

Bandung: Media Grafik

Astiti, Fitri Yuni. (2007). Model Pemebelajaran Berbasis Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Bangun Ruang Sisi Datar. {Online} Fakultas Matematika dan Pengetahuan Alam Universitas Negeri Semarang. {12 Mei 2012} Awaliah, Ade Lia. 2010. Strategi What? So What? Now What? (Refleksi

Pengalaman) untuk Meningkatkan Pembelajaran Menulis Berita. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Bandung: tidak diterbitkan.

Chaer, Abdul. (2010). Bahasa Jurnalistik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Kartono, St. Menulis Tanpa Rasa Takut, Memmbaca Realitas Kertas. Yogyakarta: Kanisius.

Komala. (2006). Impelementasi Pemebelajaran Matematika Berbasis Masalah untuk meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP. Skripsi Sarjana FPMIPA UPI. Bandung. Tidak diterbitkan.

Mulyati, Yeti. (2011). “Pembelajaran Bahasa Indonesia Berbasis Pemecahan Masalah”. Jurnal Bahasa dan Sastra. Vol. 10, No. 1 Mei 2011 Hal. 28,

Nurdyaningsih, Leny dalam skripsinya yang berjudul Pengembangan Pembelajaran dengan Pendekatan PBL (Problem Based Learning) untuk Meningkatkan Keterampilan Menulis Surat Pembaca Siswa. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Bandung: tidak diterbitkan.

Nurgiyantoro, Burhan. (2011). Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE.

Nurudin. (2010). Dasar – Dasar Penulisan. Malang: Umm Press.

Panen. 2001.Strategi Pembelajaran dengan Probelem Based Learing Itu Perlu. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Permata, dkk. (2010). Panduan EYD dan Tata Bahasa Indonesia. TransMedia Pustaka: Jakarta

Pratiwi, Wira Apri. 2009. Peningkatan Keterampilan Menulis Teks Berita dengan Menggunakan Media Rekaman Peristiwa pada siswa Kelas VIII SMP

Negeri 12 Bandung Tahun Ajaran 2008/2009. Skripsi Sarjana Pendidikan pada FPBS Bandung: tidak diterbitkan.


(6)

Ratnaningsih. (2003). Mengembangkan Kemampuan Berpikir Matematika Siswa SMU Melalui Pembelajaran Berbasis Masalah. Tesis PPS UPI. Bandug: Tidak diterbitkan.

Rosidi, Imron. 2009. Menulis Siapa Takut?. Yogyakarta: Kanisius.

Sandjaja dan Heriyanto. (2006). Panduan Penelitian. Prestasi Pusaka: Jakarta

Sumadiria, AS Haris. (2008). Jurnalistik Indonesia: Menulis Berita dan Feature. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset

Supardi, dkk. (2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

Tarigan, H. G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung : Angkasa.

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Departemen Pendidikan Indonesia. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. Jakarta : Balai Pustaka.

Wiyanto, Asrul. 2006. Terampil Menulis Paragraf. Jakarta: Grasindo