PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN AUDITOR INTERNAL : Pada BUMN Yang Berpusat Di Kota Bandung.

(1)

HALAMAN

KATA PENGANTAR ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR...v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian... 8

1.4 Kegunaan Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS ... 10

2.1 Audit Internal ... 10

2.1.1 Pengertian Audit ... 10

2.1.2 Pengertian Audit Internal ... 11

2.1.3 Tujuan Audit Internal ... 12

2.1.4 Ruang Lingkup dan Kriteria Auditor Internal ... 14

2.1.5 Kegiatan Audit Internal... 15

2.1.6 Profesionalisme Auditor Internal ... 17

2.1.6.1 Definisi Profesionalisme...17


(2)

2.1.9 Isi Laporan Hasil Pemeriksaan...24

2.1.10 Bentuk Laporan Hasil Pemeriksaan...28

2.1.11 Standar Kualitas Laporan hasil Pemeriksaan...31

2.1.12 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal...34

2.2 Penelitian Terdahulu ... 36

2.3 Kerangka Pemikiran... 39

2.4 Hipotesis ... 44

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN ... 45

3.1 Obyek Penelitian ... 45

3.2 Metode Penelitian ... 45

3.2.1 Desain Penelitian ... 45

3.2.2 Definisi dan Operasionalisasi Variabel ... 46

3.2.2.1 Definisi Variabel ... 46

3.2.3 Populasi dan Sample Penelitian ... 49

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 50

3.2.5 Teknik Analisis Data... 51

3.2.5.1 Konversi Data Ordinal Menjadi Data Interval...53

3.2.5.2 Uji Validitas...54

3.2.5.3 Uji Reliabilitas...55

3.2.5.4 Uji Asumsi Klasik...56

3.2.5.5 Penetapan Hipotesis Penelitian...58


(3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 65

4.1 Hasil Penelitian ... 65

4.1.1 Tinjauan Umum Tentang Subjek Penelitian ... 65

4.1.2 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 67

4.1.2.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 67

4.1.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 70

4.1.2.3 Deskripsi Data Variabel Penelitian ... 72

4.1.2.4 Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal...74

4.1.2.4.1Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal Per Indikator ... 74

4.1.2.4.2Deskripsi Data Variabel Profesionalisme Auditor Internal Secara Keseluruhan ... 78

4.1.2.4.3Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 79

4.1.2.4.4Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Per Indikator ... 79

4.1.2.4.5Deskripsi Data Variabel Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Secara keseluruhan ... 85

4.1.2.5 Analisis Statistik ... 86

4.1.2.5.1 Uji Asumsi Klasik ... 86

4.1.2.5.2 Analisis Regresi Linear Sederhana ... 89

4.1.2.5.3 Pengujian Hipotesis (Uji t) ... 91


(4)

4.2.2 Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 95

4.2.3 Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal ... 97

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 100

5.1 Kesimpulan ... 100

5.2 Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(5)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan yang pesat pada dunia usaha sangat berpengaruh terhadap lingkup aktivitas perusahaan-perusahaan yang merupakan tulang punggung perekonomian bagi perkembangan dunia usaha. Semakin besarnya suatu perusahaan, maka semakin besar pula kesempatan untuk melakukan penyelewengan sehingga mengakibatkan terjadinya inefisiensi, kebocoran, dan ketidaktaatan terhadap prosedur yang telah ditetapkan perusahaan. Kebutuhan akan adanya suatu auditor internal dirasakan oleh perusahaan karena adanya perkembangan perusahaan yang bersangkutan, dimana pimpinan tidak lagi bisa mengendalikan perusahaannya dengan langsung melainkan harus dibantu orang lain. Oleh karena itu, diperlukan suatu auditor internal yang merupakan salah satu unsur dari pengelolaan yang memadai. (Akmal, 2009)

Kontribusi auditor internal menjadi semakin penting seiring dengan makin berkembang dan makin kompleksnya sistem usaha dan pemerintahan. Tidak mungkin bagi eksekutif mengawasi semua kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya. Tetap saja ada hal hal yang luput dari perhatiannya. Kegiatan yang tidak diawasi akan kehilangan efisiensi dan efektivitasnya. (Sawyer, 2005)

Auditor internal memberikan informasi yang diperlukan manajer dalam menjalankan tanggung jawab mereka secara efektif. Auditor internal bertindak sebagai penilai independen untuk menelaah operasional peursahaan dengan


(6)

mengukur dan mengevaluasi kecukupan kontrol serta efisiensi dan efektivitas kinerja perusahaan. Auditor internal memiliki peranan yang penting dalam semua hal yang berkaitan dengan pengelolaan perusahaan dan risiko risiko terkait dalam menjalankan usaha. (Sawyer, 2005)

Profesi auditor internal sangat dituntut akan kemampuannya memberikan jasa yang terbaik dan sesuai dengan yang dibutuhkan dan diperintahkan oleh manajemen tertinggi organisasi. Untuk meningkatkan kualitas peran auditor dalam mengungkapkan laporan hasil pemeriksaan, auditor internal memerlukan kemampuan profesional yaitu kemampuan individu dalam melaksanakan tugas, yang berarti kualifikasi personalia yang sesuai dengan bidang tugas internal audit dan berkaitan dengan kemampuan profesionalnya dalam bidang audit serta penguasaan atas bidang operasional terkait dengan perusahaan. (Bachtiar Asikin, 2006)

Profesionalisme merupakan suatu kredibilitas dan profesionalisme pada auditor internal merupakan salah satu kunci sukses dalam menjalankan perusahaan. Sikap profesionalisme akan meningkat dengan sendirinya seiring dengan perkembangan sikap mental dari auditor internal itu sendiri dalam melakukan pekerjaannya. Dengan adanya sikap profesionalisme auditor internal yang handal diharapkan dapat mengambil langkah untuk mengantisipasi setiap tindakan penyimpangan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang dan mengungkapkannya dalam temuan audit. Saran dan sikap korektif dari auditor internal akan sangat membantu untuk mencegah kejadian penyimpangan terulang


(7)

lagi dalam perusahaan dan menjadi bahan penindakan bagi karyawan yang melakukan penyimpangan. (Bachtiar Asikin, 2006)

Laporan hasil pemeriksaan auditor internal merupakan media untuk menyampaikan permasalahan serta temuan berikut dengan rekomendasi yang terdapat dalam suatu unit kepada manajemen unit tersebut. Laporan hasil pemeriksaan dapat menjadi sebuah instrumen yang kuat jika dibuat dan dipergunakan dengan baik. Laporan hasil pemeriksaan dapat menciptakan kesan keprofesionalan audit. Laporan tersebut dapat memberitahukan kepada klien, manajemen senior, mengenai kejadian kejadian penting yang tidak akan mereka ketahui jika diberitahukan. Laporan yang diterbitkan oleh auditor internal tentunya yang berkualitas sehingga dapat memberikan manfaat untuk perusahaan. (Sawyer, 2006)

Laporan hasil pemeriksaan auditor internal memiliki tiga fungsi yaitu untuk mengkomunikasikan, menjelaskan, dan meminta dilakukannya suatu tindakan. Dan untuk meningkatkan kemungkinan dilakukannya perbaikan, laporan hasil pemeriksaan hendaknya memberikan beberapa rekomendasi. Laporan harus memberikan arah pengambilan keputusan manajemen dengan memberikan rekomendasi perbaikan. (Sawyer, 2007)

Pada umumnya, suatu pemeriksaan dinilai berdasarkan mutu laporannya. Demi menjaga standar keahlian yang tinggi dan guna memenuhi tujuan-tujuan pelaporan yang efektif, maka pelaporan hasil pemeriksaan haruslah yang berkualitas sehingga dapat memberikan manfaat untuk perusahaan. Kualitas


(8)

laporan hasil pemeriksaan auditor internal dapat dinilai dari objektif, jelas, singkat, lengkap, konstruktif, akurat, dan tepat waktu. Ketujuh nilai tersebut sesuai dengan International Standards for the Professional Practice of Internal Auditing.

DiIndonesia, pembentukan fungsi audit internal merupakan keharusan bagi Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Bank, dan Lembaga Pemerintah. Perusahaan Publik (Tbk) wajib membentuk Komite Audit agar dapat menjalankan tugasnya secara efektif, komite audit juga memerlukan fungsi audit internal. Pembentukkan Bagian Satuan Pengawas Internal (SPI) didasarkan pada Undang-Undang Nomor 19 tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara pasal 67 ayat 1 & 2 . Hal ini diperkuat dengan SK Menteri BUMN Nomor : KEP-117/M-MBU/2002 pada pasal 22 ayat 1 & 2.

Badan Usaha Milik Negara atau BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Seperti yang diketahui bahwasanya BUMN merupakan salah satu pilar pokok perekonomian Indonesia. BUMN bergerak di hampir seluruh sektor perekonomian Indonesia dan di beberapa sektor BUMN merupakan perusahaan-perusahaan yang memegang posisi dominan. BUMN merupakan salah satu pelaku ekonomi dengan misi dan peran yang dimilikinya saat ini menghadapi tantangan kompetisi global. Dengan begitu BUMN memiliki tanggung jawab yang besar pula. Terutama dalam menjaga pengelolaan perusahaan agar tetap sehat. Untuk mencegah penyimpangan-penyimpangan dan


(9)

kecurangan dalam laporan hasil pemeriksaan, maka dibutuhkan sikap profesionalisme yang tinggi pada auditor internal.

Telkom saat ini merupakan BUMN yang terbesar di Indonesia. PT. Telkom terus mengembangkan diri untuk mencapai keunggulan di tingkat regional, dan unit audit internalnya secara terus menerus melakukan adaptasi mengikuti arah perkembangan yang terjadi. Sebagai mitra strategis bagi manajemen, SPI PT. Telkom tetap mempertahankan independensi dan objektivitasnya, agar dapat membantu manajemen dalam upaya penerapan prinsip tata kelola perusahaan yang baik. Direksi PT. Telkom memiliki komitmen untuk menjadikan unit audit internal sebagai posisi yang menarik bagi karyawan.

Menurut Laporan Tahunan 2011 PT. Telkom

(http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0101_keuangan.html) selama tahun 2011 Auditor Internal PT. Telkom telah melakukan upaya-upaya penting untuk memelihara dan meningkatkan profesionalisme auditor internal dan kompetensi yang memadai untuk dapat berperan sesuai dengan lingkup kegiatan auditor internal dalam mengawal perkembangan bisnis perusahaan, diantaranya : melibatkan tenaga auditor secara intens dalam penerapan adopsi secara penuh IFRS di Telkom melalui pelatihan, pemagangan, seminar, dan workshop, mengikutsertakan auditor dalam pembelajaran berkelanjutan yang bersertifikasi, baik lokal maupun internasional, dan mengikutsertakan pelatihan dan atau seminar yang bersifat teknis operasional Telkom. Pengembangan kompetensi SDM di lingkungan audit internal pada saat ini dan ke depan dimaksudkan juga


(10)

untuk menjaga dan meningkatkan citra auditor internal di mata auditee dan menghasilkan laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang berkualitas. Peningkatan peran serta auditor internal dilakukan dengan cara meningkatkan kualitas assurance atas operasional Perusahaan melalui aktivitas audit maupun non audit. Audit dilakukan untuk memastikan bahwa risiko-risiko bisnis yang mungkin terjadi dapat segera diatasi melalui pengendalian internal yang efektif. Jika ditemukan ketidakefektifan pada pengendalian suatu proses bisnis dan atau risiko yang di luar kendali, maka dilakukan substantive test, yaitu pengujian lanjut objek audit guna mendalami akar permasalahannya. Dengan alasan itu, pada tahun 2011, audit yang dilakukan mencakup area-area bisnis yang berisiko tinggi seperti proses penerbitan laporan keuangan Telkom Group per triwulan dan periode akhir tahun, proses keterbukaan (disclosure) informasi Perusahaan yang dipersyaratkan otoritas pasar modal per triwulan maupun akhir tahun (Annual Report), penjaminan pendapatan, proses pengelolaan atas kesiapan dan kualitas infrastruktur, proses pengawalan pelayanan dan proses pengawalan terhadap sinergi audit di Telkom Group.

Penulis dalam melakukan penelitian mengambil rujukan dari beberapa penelitian terdahulu diantaranya : penelitian yang dilakukan oleh Ade Wicakshana (2008). Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sikap profesionalisme yang dimiliki oleh satuan pengawas internal memiliki peran yang cukup penting dalam pengungkapan kecurangan, sehingga sikap profesionalisme harus dipertahankan dan harus semakin ditingkatkan. Dan masih ada faktor lain yang mungkin lebih dominan dalam penemuan kecurangan. Faktor lain tersebut misalnya pengalaman,


(11)

lingkungan kerja. Rujukan penelitian kedua dilakukan oleh Albadra Lahdi Nisfusa (2010). Hasil penelitian membuktikan bahwa profesionalisme auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal. Hal ini terlihat dari adanya kegiatan memastikan, mengevaluasi, dan memberi rekomendasi kepada manajemen perusahaan tersebut. Prinsip-prinsip dan standar profesi audit internal pun telah dilaksanakan dengan baik.

Penelitian ini memiliki perbedaan dengan penelitian sebelumnya, yaitu penelitian ini dilakukan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung, dan memiliki variabel independen yang berbeda yaitu profesionalisme auditor internal, dengan dimensi tujuan, wewenang, dan tanggung jawab, independensi dan objektivitas, keahlian dan kecermatan profesional, dan program quality assurance dan perbaikan.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengaruh profesionalisme auditor internal dengan kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang dihasilkan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung dengan judul “Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal “ (Pada BUMN yang Berpusat di Kota Bandung).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dari latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini adalah :


(12)

1. Bagaimana profesionalisme auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung?

2. Bagaimana kualitas laporan hasil pemeriksaan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung?

3. Bagaimana pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui sejauh mana profesionalisme auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui sejauh mana kualitas laporan hasil pemeriksaan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:


(13)

1. Kegunaan Praktis

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi lingkungan auditor internal khususnya BUMN yang berpusat di Kota Bandung untuk meningkatkan pengetahuan mengenai peranan auditor internal yang telah ada dalam perusahaan, sehingga dapat dilakukan upaya agar pelaksanaan audit internal lebih profesional terutama dalam menghasilkan laporan hasil pemeriksaan auditor internal yang berkualitas.

Bagi penulis, seluruh rangkaian kegiatan dan hasil penelitian diharapkan dapat lebih memantapkan penguasaan fungsi keilmuan yang dipelajari selama mengikuti program perkuliahan Akuntansi pada FPEB Universitas Pendidikan Indonesia.

2. Kegunaan Akademis

Bagi perguruan tinggi, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi dokumen akademik yang berguna untuk dijadikan acuan bagi sivitas akademika.


(14)

BAB III

OBJEK & METODE PENELITIAN

3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan hal yang mendasari pemilihan, pengolahan, dan penafsiran suatu data dan keterangan yang berkaitan dengan apa yang menjadi tujuan dalam penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan pada BUMN yang berpusat di kota Bandung.

Pemilihan objek tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa profesionalisme auditor internal sangat dibutuhkan oleh perusahaan di masa sekarang. Hal ini diperlukan untuk menunjang kegiatan-kegiatan operasional perusahaan agar berjalan lebih efektif. Dan laporan hasil pemeriksaan merupakan satu-satunya produk yang dihasilkan oleh auditor internal sehingga sering diasosiasikan dengan kinerja, kompetensi, dan profesionalisme auditor internal.

Berdasarkan keterangan di atas maka objek penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

3.2 Metode Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah metode deskriptif. Penelitian deskriptif meliputi pengumpulan data untuk diuji hipotesis atau


(15)

menjawab pertanyaan mengenai status terakhir dari subjek penelitian (Mudrajad Kuncoro,2003). Dalam penelitian ini, penulis melakukan penelitian dengan menggunakan metode survey.

Penelitian ini akan menguji pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal. Dilihat dari tujuannya, maka penelitian ini tergolong ke dalam penelitian verifikatif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan. Data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner pada sampel responden untuk memperoleh fakta yang relevan dan terbaru.

Sedangkan dalam pendekatan studi survei, penulis akan mengamati secara seksama aspek-aspek tertentu yang berkaitan erat dengan masalah yang diteliti sehingga diperoleh data yang menunjang penyusunan laporan penelitian.

3.2.2 Definisi dan Operasional Variabel 3.2.2.1 Definisi Variabel

Menurut Sugiyono (2010:59) bahwa : “variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang atau objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya”. Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto (2006:10) variabel adalah hal-hal yang menjadi objek penelitian dalam suatu kegiatan penelitian yang menunjukkan variasi baik secara kuantitatif maupun kualitatif.


(16)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala pengukuran ordinal. Skala pengukuran ordinal memberikan informasi tentang jumlah relatif karakteristik berbeda yang dimiliki oleh obyek atau individu tertentu. Tingkat pengukuran ini mempunyai informasi skala nominal ditambah dengan sarana peringkat relatif tertentu yang memberikan informasi apakah suatu obyek memiliki karakteristik yang lebih atau kurang tetapi bukan berapa banyak kekurangan dan kelebihannya.

Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasional variabel. Untuk lebih jelasnya, operasional variabel dituangkan dalam tabel di bawah ini:

Tabel 3.1 Operasional Variabel

Variabel Dimensi Indikator Skala

Variabel

Independen: Sikap Profesionalisme Auditor

Sumber: The

Institute of Internal Auditor,

International Professional Practices

Framework (IPPF) :2011

1.Tujuan, wewenang, dan tanggung jawab

1. Tujuan dan wewenang auditor internal (1,2) 2. Tanggung jawab

auditor internal (3,4)

Ordinal

2. Independensi dan objektivitas

1. Status Organisasi (5,6) 2. Objektivitas (7,8,9)

Ordinal

3. Keahlian dan

kecermatan profesional

1. Ketaatan dengan standar profesi (10) 2. Pengetahuan dan

kecakapan (11) 3. Hubungan antar

manusia dan komunikatif (12) 4. Pendidikan

berkelanjutan (13) 5. Ketelitian Profesional

(14)

6. Kecermatan auditor internal (15)


(17)

4. Program Quality Assurance dan perbaikan

1. Pemastian kualitas kegiatan audit internal(16,17) 2. Penilaian internal

(18,19)

3. Penilaian eksternal (20)

Ordinal

Variabel Dependen: Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Sumber : Akmal, Pemeriksaan Manajemen Internal Audit : 2009

1. Objektif 1. Tidak memihak kepada

kepentingan tertentu (1,2)

2. Sesuai keadaan dengan mengungkapkan fakta (3)

Ordinal

2. Jelas 1. Struktur laporan yang

baik (4) 2. Istilah laporan

keuangan yang mudah dipahami (5)

Ordinal

3. Singkat 1. Penyajian laporan

keuangan secara ringkas dengan menghilangkan pemikiran dan temuan yang tidak memberikan kontribusi untuk topik utama (6)

2. Penggunaan kata-kata secara efektif aporan hasil pemeriksaan auditor internal (7,8)

Ordinal

4. Akurat 1. Bersumber dari fakta

yang didukung oleh bukti audit yang cukup (9)

2. Untuk meyakinkan pengguna atau pembaca bahwa laporan hasil pemeriksaan internal telah disampaikan dengan layak dan dapat dipercaya (10)

Ordinal

5. Konstruktif 1. Memberikan kritikan

atas kejadian dimasa lalu (11,12)

2. Memberikan saran

perbaikan (13)

Ordinal

6. Lengkap 1. Laporan berisikan

informasi yang perlu disampaikan secara lengkap (14)


(18)

2. Terdiri dari otorisasi, sasaran, aktivitas yang

diaudit, temuan,

rekomendasi, dan

tindakan lanjut (15,16)

7. Tepat waktu 1. Laporan harus selesai

pada waktu yang

ditentukan (17,18)

Ordinal

3.2.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:130) “Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Sedangkan menurut Sugiono (2010:115): “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

ditarik kesimpulan.” Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada obyek atau

subyek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subyek atau obyek itu.

Populasi dalam penelitian ini adalah BUMN yang berpusat di Kota Bandung, dengan asumsi responden adalah pihak-pihak yang secara langsung ikut melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit, mulai dari staff auditor internal, pengawas auditor internal, dan komite audit yang bekerja di BUMN yang bepusat di Kota Bandung yang menurut peneliti dapat mewakili dalam penelitian ini, sementara alasan penelitian dilakukan kepada pihak- pihak yang secara langsung melakukan perencanaan dan pelaksanaan audit adalah untuk melihat sejauh mana pihak-pihak tersebut secara langsung berpengaruh dalam menghasilkan laporan hasil pemeriksaan auditor internal.


(19)

Menurut Sugiyono (2010:80), “Sampel adalah sebagian dari jumlah

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” . Teknik sampel yang digunakan oleh peneliti adalah Nonprobability/Nonrandom Sampling atau Sampel Tidak Acak, jenis sampel ini tidak dipilih secara acak. Tidak semua unsur atau elemen populasi mempunyai kesempatan sama untuk bisa dipilih menjadi sampel. Dimana yang digunakan adalah sampling jenuh, yaitu teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Sampel dalam penelitian ini adalah tim SPI dan komite audit pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara atau jalan yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data dalam penelitian. Data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer. Dalam mengumpulkan data digunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

1. Angket atau Kuesioner

Angket/kuesioner adalah daftar pertanyaan yang disiapkan oleh peneliti dimana tiap pertanyaannya berkaitan dengan masalah penelitian.Angket tersebut pada akhirnya diberikan kepada responden untuk dimintakan jawaban. Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberikan tersebut bersedia memberikan respon sesuai dengan permintaan pengguna. Dalam


(20)

penelitian ini peneliti menggunakan angket tertutup yaitu angket yang disajikan dalam bentuk sedemikian rupa sehingga responden tinggal memberikan tanda centang (V) pada kolom atau tempat yang sesuai.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Merupakan data yang diperoleh dengan cara membaca, mempelajari, meneliti mengkaji serta menelaah literatur-literatur yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti. Adapun studi kepustakaan ini diperlukan sebagai landasan teori yang dapat menunjang data yang dikumpulkan dalam penelitian ini.

3.2.5 Teknik Analisis Data

Setelah adanya analisis data hasil lapangan, maka diadakan perhitungan dari hasil kuesioner agar hasil dapat teruji dan dapat diandalkan. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yang diteliti, data yang terkumpul melalui kuesioner dan telah diberi bobot dengan menggunakan skala Likert dan dihitung skor masing-masing responden berdasarkan total jumlah dari total jawaban akan dilakukan perangkingan berdasarkan jumlah skor tersebut, dan kemudian diolah menjadi uji stastistik dengan alat ukur analisis regresi linear sederhana yang akan menghasilkan koefisien korelasi. Ukuran yang digunakan


(21)

untuk menilai jawaban-jawaban yang diberikan adalah lima tingkatan yang bergerak dari 1-5. Untuk pertanyaan positif alternatif jawaban adalah sebagai berikut :

 Selalu (S) 5

 Sering (SR) 4

 Kadang-kadang (K) 3

 Jarang (JR) 2

 Tidak Pernah (TP) 1

Selanjutnya adalah menentukan kriteria pengklasifikasian untuk variabel X dan Y yang mengacu pada ketentuan yang dikemukakan oleh Husein Umar (2003:201) dimana rentang skor dicari dengan rumus sebagai berikut:

Keterangan:

RS : Rentang Skor m : Skor tertingi item n : Skor terendah item b : Jumlah kelas

Husein Umar (2003:201) Skor tertinggi didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 5 = (21 x 5 = 105), dan skor terendah didapat dari banyaknya responden dikalikan skor tertinggi yaitu 1 = (21 x 1 = 21)


(22)

Rentang pengklasifikasian setiap kategori untuk variabel X dan Y dilihat dari tabel 3.2 berikut ini:

Tabel 3.2

Kriteria Rentang Pengklasifikasian

Variabel Kategori Rentang Pengklasifikasian

Profesionalisme Auditor Internal

Tidak Baik 21-37

Kurang Baik 38-54

Cukup Baik 55-71

Baik 72-88

Sangat Baik 89-105

Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal

Tidak Baik 21-37

Kurang Baik 38-54

Cukup Baik 55-71

Baik 72-88

Sangat Baik 89-105

3.2.5.1Konversi Data Ordinal Menjadi Data Interval

Karenakedua variabel pada penelitian ini diukur menggunakan skala likert yang merupakan skala ordinal, maka penulis akan merubahnya menjadi skala interval terlebih dahulu dengan menggunakan Method Of Successive Interval (MSI) agar dapat diolah dalam pengujian statistik dengan menggunakan metode regresi linear sederhana. Menurut Husein Umar (2008:167) mengatakan bahwa langkah-langkah perhitungan MSI adalah :

1. tentukan frekuensi tiap skor pertanyaan. Untuk semua item pertanyaan dihitung frekuensi jawabannya, berapa responden yang menjawab


(23)

untuk mendapatkan masing-masing skor 1,2,3,4 atau 5. Asumsikan alternative jawaban hanya 5

2. tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban dengan cara membagi frekuensi dengan jumlah responden

3. tentukan proporsi (p) tiap skor jawaban secara kumulatif

4. hitung nilai Z untuk setiap proporsi kumulatif dari tiap skor dengan menggunakan tabel distribusi normal

5. tentukan nilai densitas yang diambil dari nilai Z untuk setiap skor dengan menggunakan tabel Densitas

6. tentukan nilai skala (NS) untuk setiap nilai Z dengan rumus: NS= (A-B)/ (C-D)

Keterangan:

A = nilai densitas pada skor sebelum skor yang diamati B = nilai densitas pada skor yang diamati

C = nilai probabilitas kumulatif pada skor yang diamati

D = nilai probabilitas kumulatif pada skor sebelum skor yang diamati 7. tentukan nilai transformasi dengan menggunakan rumus:

NT = NS + (1 + ǀ Nsmin ǀ )

Dimana ǀ Nsmin ǀ adalah harga mutlak NS yang paling kecil dari skor

yang tersedia. 3.2.5.2Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Imam Ghozali, 2011: 52).

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan koefisien korelasi Product Moment, yaitu dengan rumus :


(24)

Sumber : Suharsimi Arikunto, 2012:314

Dimana:

rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = Jumlah responden

Σ XY = Jumlah hasil kali skor X dan Y Σ X = Jumlah skor X

Σ Y = Jumlah skor Y (Σ X)2

= Kuadrat jumlah skor X (Σ Y)2 = Kuadrat jumlah skor Y

Pengujian dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item setiap butir pernyataan dengan skor total, selanjutnya interpretasi dari koefisien korelasi yang dihasilkan, Koefisien korelasi yang dihasilkan kemudian dibandingkan dengan rtabel- bila korelasi antara skor item dengan total skor kurang dari 0,30

(didapat dari perhitungan antara perhitungan interpolasi dari tabel nilai r Product Moment) maka item pertanyaan dalam instrumen tersebut dinyatakan tidak valid. Item instrumen dianggap valid jika lebih besar dari 0,3 dengan membandingkannya dengan r tabel. Jika r hitung > r tabelmaka valid.

3.2.5.3Uji Reliabilitas

Selain memiliki tingkat kesahihan (validitas) alat ukur juga harus memiliki kekonsistenan. Reliabilitas adalah seberapa jauh konsistensi alat ukur untuk dapat memberikan hasil yang sama dalam mengukur hal dan subyek yang sama (Iqbal Hasan, 2008:15). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah alat


(25)

pengumpul data pada dasarnya menunjukkan tingkat ketepatan, keakuratan, kestabilan, atau konsistensi dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok individu, walaupun dilakukan pada waktu yang berbeda. Perhitungan reliabilitas pada variabel yang berskala ukur ordinal digunakan rumus Cronbach Alpha.

Rumus yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

             

2

2 1 1 x i S S k k

Sumber: Ghozali, 2011 Keterangan :

k : Jumlah Instrumen pertanyaan

2

i

S : Jumlah varians dari tiap instrumen

2

X

S : Varians dari keseluruhan instrumen

Menurut Imam Ghozali (2011), Nilai koefisien reliabilitas yang baik adalah diatas 0,7. Pengukuran validitas dan reliabilitas mutlak dilakukan, karena jika instrumen yang digunakan sudah tidak valid dan reliable maka dipastikan hasil penelitiannya pun tidak akan valid dan reliable (Sugiyono,2012).

3.2.5.4Uji Asumsi Klasik

Asumsi klasik dalam penelitian ini adalah: Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heteroskedastisitas, dan Uji Linearitas.


(26)

Menurut Imam Ghozali (2011:160), uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal, bila asumsi ini dilanggar maka uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil. Uji normalitas data dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. “Suatu data dinyatakan berdistribusi normal jika nilai Asymp Sig (2-tailed) hasil perhitungan Kolmogorov-Smirnov

lebih besar dari 1/2α” .

b. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Imam Ghozali (2011, 139), uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas.

Uji heteroskedastisitas dalam regresi ini menggunakan scatter plot dengan menggunakan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows. Scatter plot sendiri merupakan sebuah grafik yang diplot poin atau titik yang menunjukan hubungan antara dua pasang data. Heteroskedastisitas berarti variasi (varians) variabel tidak sama untuk semua pengamatan. “Pada heteroskedastisitas, kesalahan yang terjadi tidak random (acak) tetapi menunjukkan hubungan yang


(27)

sistematis sesuai dengan besarnya satu atau lebih variabel bebas” (Iqbal Hasan, 2008:281).

c. Uji Linieralitas

Uji linieritas digunakan untuk menguji linier tidaknya suatu data yang dianalisis yaitu variabel independen terhadap variabel dependen. Pada penelitian ini, uji linieritasnya dilakukan dengan uji F. Untuk mempermudah dalam melakukan penghitungan secara statistik, maka analisis yang dilakukan dalam penelitian ini akan diolah dengan bantuan software statistik SPSS 16.0 for Windows.

3.2.5.5 Penetapan Hipotesis Penelitian

Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini berkaitan dengan ada tidaknya hubungan antara variabel X dan variabel Y. Dimana hipotesis nol atau hipotesis kerja (Ho) yaitu suatu hipotesis tentang ada tidaknya hubungan, umumnya diformulasikan untuk ditolak, sedangkan hipotesis alternative (Ha) yang merupakan hipotesis yang diajukan oleh penulis. Adapun hipotesis statistik yang akan diuji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

H0 : β < 0, Profesionalisme Auditor Intrenal tidak berpengaruh positif

terhadap Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.


(28)

Ha : β ≥ 0, Profesionalisme Auditor Intrenal berpengaruh positif terhadap

Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

3.2.5.6Pemilihan Uji Hipotesis

Untuk menguji pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal menggunakan analisis regresi linear sederhana. Analisis regresi linear sederhana digunakan untuk mengetahui bagaimana pengaruh profesionalisme auditor (variabel independen) terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan (variabel dependen).

Dimana dalam penelitian ini, penulis menggunakan 2 (dua) variabel yang akan diteliti, yaitu variabel profesionalisme auditor internal (X) dan kualitas laporan hasil pemeriksaan (Y). Untuk mengetahui hubungan antara kedua variabel yang diteliti, data yang terkumpul melalui kuesioner dan telah diberi bobot dengan menggunakan skala likert dan dihitung skor dari masing-masing responden. Kemudian, dengan menggunakan Metode Succesive Interval, skala likert diubah ke dalam skala interval.

Setelah dirubah menjadi skala interval maka akan diolah uji statistik dengan alat ukur analisis regresi linier sederhana yang akan menghasilkan koefisien korelasi dan determinasi. Hubungan kedua variabel tersebut dinyatakan dalam bentuk persamaan matematika yang mempunyai hubungan fungsional antara variabel tersebut yang dirumuskan sebagai berikut:


(29)

Y = a + bX

Dengan:

Y = Variabel dependen (kualitas laporan hasil pemeriksaan) X = Variabel independen ( profesionalisme auditor internal) A = titik potong (intercept)

b = koefisien regresi (slope)

Guna menghitung nilai koefisien a dan b dari persamaan regresi di atas digunakan metode kuadrat terkecil (least square method) dan perhitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:

Untuk pengolahan data regresi sederhana penulis menggunakan program SPSS for windows versi 16.0.

Selanjutnya untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan dilakukan uji hipotesis (uji t). Adapun langkah-langkahnya:

a. Penentuan nilai kritis pengujian yang memperhatikan kebebasan dan tingkat signifikansi, nilai kritis pengujian dapat ditentukan dengan menggunakan tabel distribusi t.


(30)

b. Untuk menentukan nilai penerimaan atau penolakan hipotesis maka dilakukan dengan menggunakan uji t dengan membandingkan nilai antara nilai hitung dan t tabel.

 Tolak Ho atau terima Ha, jika t hitung ≥ t tabel  Terima Ho atau tolak Ha, jika t hitung < t tabel

b = koefisien regresi

= Standar deviasi dari koefisien regresi

(Iqbal Hasan, 2008:267) Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah adanya pengaruh yang signifikan antara variabel independen (profesionalisme auditor internal) terhadap variabel dependen (kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal), atau dengan kata lain untuk menguji kebenaran model regresi yang didapat. Dalam pengujian hipotesis menggunakan uji t ini, tingkat kesalahan yang digunakan penulis adalah 5% atau 0,05 pada taraf signifikan 95%.

3.2.5.6Koefisien Determinasi

Untuk mengetahui kesesuaian atau ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Jika semua data observasi terletak pada garis regresi akan diperoleh garis regresi yang sesuai atau sempurna, namun apabila data observasi tersebar jauh dari nilai dugaan atau garis regresinya, maka nilai


(31)

dugaannya menjadi kurang sesuai. Koefisien determinasi didefinisikan sebagai berikut:

“Koefisien Determinasi adalah bagian dari keragaman total varibel terikat Y (variabel yang dipengaruhi atau dependent) yang dapat diterangkan atau diperhitungkan oleh keragaman variabel bebas X (variabel yang memengaruhi atau independent).”

Jadi koefisien determinasi adalah kemampuan variabel X (variabel independen) memengaruhi variabel variabel Y (variabel terikat). Semakin besar koefisien determinasi menunjukkan semakin baik kemampuan X menerangkan Y. Besarnya koefisien determinasi adalah kuadrat dari koefisien korelasi dan dirumuskan sebagai berikut:

Koesifien korelasi =

Di mana:

r : Nilai koefisien korelasi

∑x : Jumlah pengamatan variabel X ∑y : Jumlah pengamatan variabel Y

∑xy : Jumlah hasil perkalian variabel X dan Y

(∑x²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel X

(∑x)² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel X

(∑y²) : Jumlah kuadrat dari pengamatan variabel Y

(∑y)² : Jumlah kuadrat dari jumlah pengamatan variabel Y


(32)

Tabel 3.3

Derajat hubungan antara kedua variabel

Interval Koefisien Tingkat Hubungan Keeratan

0,00 – 0,199 Korelasi lemah atau tidak ada korelasi

0,20 – 0,399 Korelasi Rendah

0,40 – 0,599 Korelasi Sedang

0,60 – 0,799 Korelasi Kuat

0,80 – 1,000 Korelasi Sangat Kuat

(Sugiyono, 2010:184)

Apabila nilai koefisien korelasi sudah diketahui, maka untuk mendapatkan koefisien determinasi dapat diperoleh dengan mengkuadratkannya.

Koefisien Determinasi :

Di mana :

KD : Koefisien Determinasi

r² : Nilai koefisien korelasi kuadrat

Nilai penentu berada pada antara 0 sampai 1 (0 ≤ KD ≤ 1). Jika hasil perhitungan koefisien determinasi = 0, berarti tidak adanya pengaruh antara variabel independent (X) terhadap variabel dependent (Y). Ketika nilai koefisien determinasi = 1, berarti variabel variasi (naik/turunnya) variabel dependen (Y)


(33)

adalah 100% dipengaruhi oleh variabel independen (X). Sedangkan nilai koefisien determinasi berada diantara 0 dan 1 (0 ≤ KD ≤ 1) maka besarnya pengaruh variabel dependen terhadap variasi (naik/turunnya) variabel dependen adalah sesuai dengan nilai koefisien determinasi tersebut dan selebihnya dari faktor-faktor lainnya (Iqbal Hasan, 2006:44).

3.2.5.7 Penarikan Kesimpulan

Berdasarkan pengujian hipotesis yang telah dilakukan akan memperoleh dasar untuk menarik kesimpulan atas hasil penelitian yang dilakukan. Berdasarkan kesimpulan tersebut, penulis selanjutnya akan mencoba memberikan pandangan dan saran-saran yang diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia audit internal.


(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung, maka penulis dapat mengambil kesimpulan :

1. Profesionalisme auditor internal yang dilaksanakan oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung dinilai sudah sangat baik. Dimensi tujuan, wewenang, dan tanggung jawab mendapat rata-rata skor tertinggi dan dimensi yang mendapatkan rata-rata skor terendah yakni program quality assurance dan perbaikan. Hal ini terjadi karena pemahaman auditor internal terhadap standar profesi auditor internal dan sudah menerapkan standar profesi dan berpedoman pada Standar Profesi Auditor Internal yang berlaku.

2. Kualitas laporan hasil pemeriksaan yang dihasilkan oleh auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung telah disajikan atau dihasilkan dengan baik. Dimensi lengkap memperoleh skor rata-rata tertinggi dan dimensi dengan skor terendah yaitu dimensi tepat waktu. Dari hasil data yang diperoleh bahwa kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal termasuk pada kategori baik.


(35)

3. Profesionalisme auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung. Hal ini memberi arti bahwa apabila profesionalisme auditor internal mengalami kenaikan, maka kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal akan ikut naik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan dengan pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung beserta hal lainnya yang terkait, yaitu:

1. Profesionalisme Auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung dinilai sudah sangat baik dan diharapkan tetap melaksanakan pemantauan kinerja aktivitas audit internal secara berkelanjutan. Pemantauan tersebut harus dirancang untuk membantu aktivitas audit internal memberi nilai tambah dan memperbaiki organisasi serta untuk memberikan assurance bahwa aktivitas audit internal sesuai dengan Standar dan Kode Etik.

2. Untuk mencegah adanya penundaan dalam penerbitan laporan hasil pemeriksaan sebaiknya auditor internal lebih memperhatikan ketepatan waktu dalam pelaksanaan penugasan. Dan penempatan job desk yang


(36)

disesuaikan dengan keahliannya, agar tidak terjadi kesulitan dalam pelaksanaan penugasan.

3. Penelitian ini hanya menggunakan profesionalisme auditor internal sebagai

variabel independen yang mempengaruhi kualitas laporan hasil pemeriksaan. Oleh karena itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk menggunakan variabel independen lainnya yang tidak digunakan dalam penelitian ini, seperti kinerja auditor internal, atau sistem pengawasan auditor internal.


(37)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sukrisno. (2004). Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

Akmal. (2009). Pemeriksaan Manajemen Internal Audit, Jakarta : PT. Indeks.

Arens, Alvin A.and Loebbecke, James K. (2008). Auditing dan Jasa Assurance (Edisi Keduabelas). USA, Prentice Hall International Editions Inc.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asikin, Bachtiar. (2006). “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap

Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit”. Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Ekonomi. Vol 7 no 3.

Azwar, Saifuddin, MA. (2003). Reliabilitas dan Validitas, Edisi ke-3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cohen, Aaron, and Gabriel Sayag. (2010). “The Effectiveness of Internal Auditing : An

Empirical Examination of its Determinants in Israeli Organisations”.

Gubuk blogspot (2012). Analisis Kasus Audit Umum PT. KAI Tahun 2005 (online).

Tersedia : http://gubugreyotbgt.blogspot.com/2012/06/analisis-kasus-audit-umum-pt-kai-tahun.html ( 1 Juli 2012)

Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen. Jakarta: Erlangga.

F. Al Materneh, Ghassan. (2011). “Factors Determining the Internal Control Audit


(38)

Hasan, M Iqbal.(2006). Pokok-pokok Materi Statistik (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, M Iqbal (2008). Pokok-opkok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi Aksara.

Hery. (2010). Potret Profesi Audit Internal, Bandung: Alfabeta.

Husein, Umar.( 2003). Metode Riset Prilaku Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Husein, Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesi Akuntan Publik, Yogyakarta, Batlan, Penerbit STIE YPKN.

Imam Ghozali ,(2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang : BP UNDIP

J. Supranto. (2008). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

J.P Russel. (2000). The Quality Audit Handbook. USA : American Society for Quality.

Kotler, Philip, and Kevin Keller. (2001) Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks.

Konrath, Larry F. (2004) Auditing A Risk Analysis Approach. Canada : South Western.

Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Lahdi Nisfusa, Albadra. 2010. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Pada BUMN. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI. Bandung.


(39)

Mowen, Hansen. (2006). Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat.

Nur Indah S, Meilia. (2010). Statistika Deskriptif & Induktif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2005. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 1 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2007. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 2 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2007. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 3 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, IKAPI.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Bandung : Alfabeta, IKAPI.

The Institute of Internal Auditor. (2011). International Professional Practices Framework (IPPF), USA : Altamonte Springs.

Tugiman, Hiro. (2003). Standar Professional Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius.

Wichaksana, Ade. 2008. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peran Internal Auditor Dalam Pengungkapan Kecurangan. Fakultas Ekonomi Unpad. Bandung.

Yadyana, I Ketut. (2008). “Perkembangan Audit Internal dan Profesi Auditor Internal”.

Jurnal Nasional, Forum Manajemen. Vol 6 no 1.


(40)

Yosuamargom’s Blog (2012). Pengertian Etika, Profesi, dan Profesionalisme (Online).

Tersedia : http://yosuamargom.wordpress.com/2011/02/27/pengertian-etika- profesi-dan-profesionalisme/.(20 Mei 2012)

PT. Telkom,tbk (2011). Laporan Tata kelola 2011 PT. Telkom (Online).

Tersedia:(http://www.telkom.co.id/UHI/assets/pdf/ID/07_Tata%20Kelola %20Perusahaan.pdf) (20 Oktober 2012)

PT. Telkom,tbk (2011). Laporan Tahunan 2011 PT. Telkom (Online)

Tersedia: (http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0911_GCG.html) (20 Oktober 2012)


(1)

101

3.

Profesionalisme auditor internal berpengaruh positif terhadap kualitas

laporan hasil pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di

Kota Bandung. Hal ini memberi arti bahwa apabila profesionalisme auditor

internal mengalami kenaikan, maka kualitas laporan hasil pemeriksaan

auditor internal akan ikut naik.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan dan kesimpulan yang

diperoleh, maka terdapat beberapa saran yang penulis sampaikan sehubungan

dengan pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas laporan hasil

pemeriksaan auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota Bandung beserta

hal lainnya yang terkait, yaitu:

1.

Profesionalisme Auditor internal pada BUMN yang berpusat di Kota

Bandung dinilai sudah sangat baik dan diharapkan tetap melaksanakan

pemantauan kinerja aktivitas audit internal secara berkelanjutan.

Pemantauan tersebut harus dirancang untuk membantu aktivitas audit

internal memberi nilai tambah dan memperbaiki organisasi serta untuk

memberikan

assurance

bahwa aktivitas audit internal sesuai dengan Standar

dan Kode Etik.

2.

Untuk mencegah adanya penundaan dalam penerbitan laporan hasil

pemeriksaan sebaiknya auditor internal lebih memperhatikan ketepatan

waktu dalam pelaksanaan penugasan. Dan penempatan

job desk

yang


(2)

102

disesuaikan dengan keahliannya, agar tidak terjadi kesulitan dalam

pelaksanaan penugasan.

3.

Penelitian ini hanya menggunakan profesionalisme auditor internal sebagai

variabel

independen

yang

mempengaruhi

kualitas

laporan

hasil

pemeriksaan. Oleh karena itu disarankan pada penelitian selanjutnya untuk

menggunakan variabel independen lainnya yang tidak digunakan dalam

penelitian ini, seperti kinerja auditor internal, atau sistem pengawasan

auditor internal.


(3)

DAFTAR PUSTAKA

Agus, Sukrisno. (2004). Auditing. Jakarta : Salemba Empat.

Akmal. (2009). Pemeriksaan Manajemen Internal Audit, Jakarta : PT. Indeks.

Arens, Alvin A.and Loebbecke, James K. (2008). Auditing dan Jasa Assurance (Edisi Keduabelas). USA, Prentice Hall International Editions Inc.

Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Asikin, Bachtiar. (2006). “Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap

Peranan Internal Auditor Dalam Pengungkapan Temuan Audit”. Jurnal Bisnis, Manajemen, dan Ekonomi. Vol 7 no 3.

Azwar, Saifuddin, MA. (2003). Reliabilitas dan Validitas, Edisi ke-3. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Cohen, Aaron, and Gabriel Sayag. (2010). “The Effectiveness of Internal Auditing : An

Empirical Examination of its Determinants in Israeli Organisations”.

Gubuk blogspot (2012). Analisis Kasus Audit Umum PT. KAI Tahun 2005 (online).

Tersedia : http://gubugreyotbgt.blogspot.com/2012/06/analisis-kasus-audit-umum-pt-kai-tahun.html ( 1 Juli 2012)

Griffin, Ricky W. (2004). Manajemen. Jakarta: Erlangga.

F. Al Materneh, Ghassan. (2011). “Factors Determining the Internal Control Audit


(4)

Hasan, M Iqbal.(2006). Pokok-pokok Materi Statistik (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi Aksara.

Hasan, M Iqbal (2008). Pokok-opkok Materi Statistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta: Bumi Aksara.

Hery. (2010). Potret Profesi Audit Internal, Bandung: Alfabeta.

Husein, Umar.( 2003). Metode Riset Prilaku Organisasi. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

Husein, Umar. (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2001, Standar Profesi Akuntan Publik, Yogyakarta, Batlan, Penerbit STIE YPKN.

Imam Ghozali ,(2011). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS, Semarang : BP UNDIP

J. Supranto. (2008). Statistik Teori dan Aplikasi. Jakarta : Erlangga.

J.P Russel. (2000). The Quality Audit Handbook. USA : American Society for Quality.

Kotler, Philip, and Kevin Keller. (2001) Manajemen Pemasaran. Jakarta : Indeks.

Konrath, Larry F. (2004) Auditing A Risk Analysis Approach. Canada : South Western.

Kuncoro, Mudrajad. (2003). Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Erlangga.

Lahdi Nisfusa, Albadra. 2010. Pengaruh Profesionalisme Auditor Internal Terhadap Laporan Hasil Pemeriksaan Auditor Internal Pada BUMN. Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis UPI. Bandung.


(5)

Mowen, Hansen. (2006). Management Accounting. Jakarta : Salemba Empat.

Nur Indah S, Meilia. (2010). Statistika Deskriptif & Induktif. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2005. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 1 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2007. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 2 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sawyer, Lawrence B, Mortimer A, Dittenhofer, James H, Scheiner. 2007. Sawyer’s

Internal Audititng, Buku 3 Edisi 5. Jakarta : Salemba Empat.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta, IKAPI.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D).

Bandung : Alfabeta, IKAPI.

The Institute of Internal Auditor. (2011). International Professional Practices Framework (IPPF), USA : Altamonte Springs.

Tugiman, Hiro. (2003). Standar Professional Audit Internal, Yogyakarta: Kanisius.

Wichaksana, Ade. 2008. Pengaruh Sikap Profesionalisme Internal Auditor Terhadap Peran Internal Auditor Dalam Pengungkapan Kecurangan. Fakultas Ekonomi Unpad. Bandung.

Yadyana, I Ketut. (2008). “Perkembangan Audit Internal dan Profesi Auditor Internal”. Jurnal Nasional, Forum Manajemen. Vol 6 no 1.


(6)

Yosuamargom’s Blog (2012). Pengertian Etika, Profesi, dan Profesionalisme (Online).

Tersedia : http://yosuamargom.wordpress.com/2011/02/27/pengertian-etika- profesi-dan-profesionalisme/.(20 Mei 2012)

PT. Telkom,tbk (2011). Laporan Tata kelola 2011 PT. Telkom (Online).

Tersedia:(http://www.telkom.co.id/UHI/assets/pdf/ID/07_Tata%20Kelola

%20Perusahaan.pdf) (20 Oktober 2012)

PT. Telkom,tbk (2011). Laporan Tahunan 2011 PT. Telkom (Online)

Tersedia:

(http://www.telkom.co.id/UHI/UHI2011/ID/0911_GCG.html)

(20 Oktober 2012)


Dokumen yang terkait

Pengaruh Indepedensi Dan Kompetensi Auditor Internal Terhadap Kualitas Pelaksanaan Audit Internal Pada BUMN di Bandung

1 8 12

Pengaruh profesionalisme auditor internal dan objektivitas auditor internal terhadap lapoiran audit internal pada BUMN di Kota Bandung

0 2 1

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENCEGAHAN DAN PENDETEKSIAN KECURANGAN (FRAUD): Survey pada BUMN yang Berkantor Pusat di Kota Bandung.

0 5 9

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP EFEKTIVITAS PENGELOLAAN ENTERPRISE RISK MANAGEMENT: Survey pada Auditor Internal BUMN yang berkantor pusat di Kota Bandun.

0 9 12

PENGARUH PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP PENDETEKSIAN FRAUD ASSETS MISAPPROPRIATION : Survey pada Auditor Internal BUMN yang berpusat di Kota Bandung.

2 8 46

PENGARUH KOMPETENSI DAN PERTIMBANGAN PROFESIONAL AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS BUKTI AUDIT YANG DIKUMPULKAN KASUS PADA BUMN YANG BERPUSAT DI BANDUNG.

0 1 51

Pengaruh Independensi dan Profesionalisme Auditor Internal terhadap Pendeteksian Fraud (Studi Kasus pada Perusahaan BUMN di Kota Bandung).

6 9 62

Pengaruh Profesionalisme Internal Auditor terhadap Kualitas Pelaksanaan Pemeriksaan Intern (Studi Kasus Pada PT. MEPROFARM Soekarno Hatta Kota Bandung).

2 9 28

Hubungan antara Profesionalisme Auditor Internal dengan Kualitas Laporan Hasil Pemeriksaan Internal.

0 0 25

PENGARUH KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME AUDITOR INTERNAL TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada BUMN dan BUMD di Kota Yogyakarta).

0 0 172