Pendidikan Ibu dan faktor lainnya sebagai determinan kejadian stunting pada balita usia 24 – 59 bulan di Provinsi Sumatera Utara (Analisis Data Riskesdas 2013)
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
(ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)
TESIS
Oleh
FITRI HANDAYANI
147032219/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING
PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
(ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
FITRI HANDAYANI
147032219/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis
: DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA
BALITA USIA 24-59 BULAN DI PROVINSI
SUMATERA
UTARA
(ANALISIS
DATA
RISKESDAS 2013)
Nama Mahasiswa
: Fitri Handayani
Nomor Induk Mahasiswa : 147032219
Program Studi
: S2 Kesehatan Masyarakat
Peminatan
: Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si) (Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si)
Ketua
Anggota
Ketua Program Studi S2
Dekan
(Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D)
Tanggal Lulus : 10 Februari 2017
Universitas Sumatera Utara
Telah Diuji
Pada Tanggal : 10 Februari 2017
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
Anggota
: Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si
: 1. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang M.Si
2. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D
3. Ernawati Nasution, S.K.M., M.Kes
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
(ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 10 Februari 2017
Penulis,
Fitri Handayani
147032219/ IKM
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan
kondisi stunting. Stunting tidak hanya masalah tinggi badan, namun berdampak pada
rendahnya kemampuan kognitif dan nilai IQ anak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara berat lahir dan panjang lahir dengan kejadian stunting
pada balita (24-59 bulan) di Sumatera Utara tahun 2013.
Penelitian ini menganalisis data Riskesdas 2013 dengan sampel sebanyak 573
balita. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan diolah menggunakan uji Chisquare (α=0,05). Variabel yang digunakan diantaranya karakteristik balita (usia, jenis
kelamin, berat lahir, panjang lahir, riwayat imunisasi, riwayat diare, dan riwayat
ISPA), karakteristik rumah tangga (usia ibu, tinggi ibu, jumlah anggota keluarga,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, wilayah tempat tinggal, sumber air
dan fasilitas sanitasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting di Sumatera
Utara adalah 40,3%. Variabel karakteristik balita, prevalensi terbesar pada usia balita
24-36 bulan yaitu 34,7%. Prevalensi balita dengan jenis kelamin perempuan lebih
banyak yaitu 50,1%. Berat lahir normal (≥3000) gram lebih banyak dibandingkan
kelompok lainnya yakni 76,4%. Untuk panjang badan lahir, lebih banyak lahir
dengan panjang badan pendek (4 orang (60,9%), dan tempat tinggal lebih
dari setengah tinggal di daerah pedesaan 62,8%). Sebagian besar keluarga merokok
(80,1%). Hampir seluruhnya rumah tangga telah memiliki sumber air minum yang
terlindungi (92,8%) dan fasilitas sanitasi yang baik (71%). Hasil uji Chi square
menunjukkan ada hubungan antara usia balita (p=0,044;RP=1,24); tinggi badan
ibu(p=0,010;RP=1,35), pendidikan ibu(p=0,013;RP=1,41), pekerjaan ibu(p=0,044;
RP=1,34), dan wilayah tempat tinggal (p=0,001;RP=1,48). Hasil analisis multivariat
menunjukkan bahwa variabel yang merupakan faktor yang paling besar berpengaruh
sebagai determinan kejadian stunting adalah pendidikan ibu (OR=1,9).
Peneliti menyarankan kepada keluarga agar memperhatikan pendidikan
khususnya kepada anak perempuan.
Kata Kunci : Stunting, balita 24-59 bulan, pendidikan ibu, tinggi ibu
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Indonesia has the fifth-highest level of stunting in the world. Stunting is not
just a matter of height, but adversely affects the cognitive abilities and their IQ
scores. This study aims to determine the relationship between birth weight and birth
length with the incidence of stunting in under-five children (24-59 months) in North
Sumatra in 2013.
This study analyzed data Riskesdas 2013 with sample of 573 children. Data
were collected using a questionnaire and processed using Chi-square test (α = 0.05).
Variables used among children characteristic (age, sex, birth weight, length of birth,
immunization, diarrhea, and ISPA), household characteristics (maternal age,
maternal height, number of family members, mother's education, mother's
occupation, father’s occupation, place of residence, source of water, and sanitation
facility. Chi square analysis and regression logistic were used to assess the
association between risk factors with stunting in children and dominant factor for
stunting in children.
The result reveals that prevalence of stunting among children is 40.3%. For
children characteristic, the prevalence at age 24-36 months is 37.4%. The prevalence
of female children is 50.1%. Children with normal birth weight (≥3000gr) is 76.43%
and born with a short body length (
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
(ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)
TESIS
Oleh
FITRI HANDAYANI
147032219/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING
PADA BALITA USIA 24-59 BULAN DI PROVINSI SUMATERA UTARA
(ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat
untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes)
dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Peminatan Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat
pada Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Sumatera Utara
Oleh
FITRI HANDAYANI
147032219/IKM
PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Universitas Sumatera Utara
Judul Tesis
: DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA
BALITA USIA 24-59 BULAN DI PROVINSI
SUMATERA
UTARA
(ANALISIS
DATA
RISKESDAS 2013)
Nama Mahasiswa
: Fitri Handayani
Nomor Induk Mahasiswa : 147032219
Program Studi
: S2 Kesehatan Masyarakat
Peminatan
: Administrasi dan Kebijakan Gizi Masyarakat
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si) (Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang, M.Si)
Ketua
Anggota
Ketua Program Studi S2
Dekan
(Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D)
Tanggal Lulus : 10 Februari 2017
Universitas Sumatera Utara
Telah Diuji
Pada Tanggal : 10 Februari 2017
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua
Anggota
: Prof. Dr. Ir. Albiner Siagian, M.Si
: 1. Prof. Dr. Ir. Evawany Y. Aritonang M.Si
2. Ir. Etti Sudaryati, M.K.M., Ph.D
3. Ernawati Nasution, S.K.M., M.Kes
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN
DETERMINAN KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN
DI PROVINSI SUMATERA UTARA
(ANALISIS DATA RISKESDAS 2013)
TESIS
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini
dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Medan, 10 Februari 2017
Penulis,
Fitri Handayani
147032219/ IKM
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
Indonesia menduduki peringkat ke lima dunia untuk jumlah anak dengan
kondisi stunting. Stunting tidak hanya masalah tinggi badan, namun berdampak pada
rendahnya kemampuan kognitif dan nilai IQ anak. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hubungan antara berat lahir dan panjang lahir dengan kejadian stunting
pada balita (24-59 bulan) di Sumatera Utara tahun 2013.
Penelitian ini menganalisis data Riskesdas 2013 dengan sampel sebanyak 573
balita. Data dikumpulkan menggunakan kuesioner dan diolah menggunakan uji Chisquare (α=0,05). Variabel yang digunakan diantaranya karakteristik balita (usia, jenis
kelamin, berat lahir, panjang lahir, riwayat imunisasi, riwayat diare, dan riwayat
ISPA), karakteristik rumah tangga (usia ibu, tinggi ibu, jumlah anggota keluarga,
pendidikan ibu, pekerjaan ibu, pekerjaan ayah, wilayah tempat tinggal, sumber air
dan fasilitas sanitasi.
Hasil analisis menunjukkan bahwa prevalensi balita stunting di Sumatera
Utara adalah 40,3%. Variabel karakteristik balita, prevalensi terbesar pada usia balita
24-36 bulan yaitu 34,7%. Prevalensi balita dengan jenis kelamin perempuan lebih
banyak yaitu 50,1%. Berat lahir normal (≥3000) gram lebih banyak dibandingkan
kelompok lainnya yakni 76,4%. Untuk panjang badan lahir, lebih banyak lahir
dengan panjang badan pendek (4 orang (60,9%), dan tempat tinggal lebih
dari setengah tinggal di daerah pedesaan 62,8%). Sebagian besar keluarga merokok
(80,1%). Hampir seluruhnya rumah tangga telah memiliki sumber air minum yang
terlindungi (92,8%) dan fasilitas sanitasi yang baik (71%). Hasil uji Chi square
menunjukkan ada hubungan antara usia balita (p=0,044;RP=1,24); tinggi badan
ibu(p=0,010;RP=1,35), pendidikan ibu(p=0,013;RP=1,41), pekerjaan ibu(p=0,044;
RP=1,34), dan wilayah tempat tinggal (p=0,001;RP=1,48). Hasil analisis multivariat
menunjukkan bahwa variabel yang merupakan faktor yang paling besar berpengaruh
sebagai determinan kejadian stunting adalah pendidikan ibu (OR=1,9).
Peneliti menyarankan kepada keluarga agar memperhatikan pendidikan
khususnya kepada anak perempuan.
Kata Kunci : Stunting, balita 24-59 bulan, pendidikan ibu, tinggi ibu
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
Indonesia has the fifth-highest level of stunting in the world. Stunting is not
just a matter of height, but adversely affects the cognitive abilities and their IQ
scores. This study aims to determine the relationship between birth weight and birth
length with the incidence of stunting in under-five children (24-59 months) in North
Sumatra in 2013.
This study analyzed data Riskesdas 2013 with sample of 573 children. Data
were collected using a questionnaire and processed using Chi-square test (α = 0.05).
Variables used among children characteristic (age, sex, birth weight, length of birth,
immunization, diarrhea, and ISPA), household characteristics (maternal age,
maternal height, number of family members, mother's education, mother's
occupation, father’s occupation, place of residence, source of water, and sanitation
facility. Chi square analysis and regression logistic were used to assess the
association between risk factors with stunting in children and dominant factor for
stunting in children.
The result reveals that prevalence of stunting among children is 40.3%. For
children characteristic, the prevalence at age 24-36 months is 37.4%. The prevalence
of female children is 50.1%. Children with normal birth weight (≥3000gr) is 76.43%
and born with a short body length (