Pengaruh Pemberian Dosis Kompos Ternak Babi dan Interval Pemotongan Terhadap Kualitas Hijauan Ruzi (Brachiaria Ruziziensis)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Skema Pembuatan Fermentasi Feses:
Dimasukkan stater EM4 (efective microorganism 4) sebanyak 1 liter dengan
campuran gula 1 kg kedalam 10 liter air dan difermentasikan selama 5 jam

Siapkan semua limbah kotoran babi
dalam keadaan segar

Hamparkan semua limbah kotoran babi dengan ketebalan penumpukan 40 cm
dan sirami dengan dedak dan larutan fermentasi

Semua feses babi tersebut di balik-balikkan, ditutup dengan plastik dan
tancapkan paralon sebagai lubang udara

Feses babi yang difermentasikan terhindar dari sinar matahari langsung dan air
hujan dan tempat sebagai wadah fermentasi memiliki kemiringan

Setiap seminggu sekali dibalik dan diperhatikan, bila kering perlu ditambah
air, caranya dengan memercikan air dari ember


Kompos akan panas dan semakin lama suhu panas akan turun, kemudian
kompos mendingin. Pada hari ke-40, kompos sudahselesai, namun jangan
dipergunakan terlebih dahulu. Tanda kompos sudah bias dipakai adalah bila
sudah tampak cacing atau mahkluk lain dalam kompos.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 2. Skema Proses Pelaksanaan Penelitian

Prosedur Kerja:

Pembuatan fermentasi Feses

Persiapan lahan

Pemilihan bibit, penanaman dan sistem tanam

Pemupukan

Pemeliharaan, penyiraman, penyiangan dan penyisipan


Trimming

Pengambilan data pengamatan (Pemanenan)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 3. Skema Analisis Bahan Kering
Prosedur Kerja:

Cawan porselin di ovenkan 1050 C selama 1 jam.

Masukkan kedalam desikator/pendingin setelah 1 jam, setelah itu
ditimbang cawan kering kosong dan catat.

Timbang sampel sebanyak 2,00/ gram, Setelah selesai ditimbang
cawan dan sampel masukkan ke oven 1050 C selama 8 jam

Setelah selesai, didinginkan dalam desikator, lakukan penimbangan
selama 3 kali yaitu selama 1 jam sekali


Rumus Perhitungan % BK yaitu:

KA

= (BC+S)-(BC+S.Oven) x 100%
B. sampel

% BK

= 100% - %KA

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 4. Skema Analisis Protein Kasar
Prosedur Kerja:
DESTRUKSI:

Ditimbang sampel 0,05 gram kemudian dimasukkan kedalam tabung


Ditambahkan 1 gram indikator selenium dan H2SO4pekat 2,4 ml dan 3
tetesperhidrol (H202).

Dilakukan destruksi dengan alat dekstruksi dengan ketentuan kipas angin
dihidupkan, pemanas dihidupkan mulai dari pemanas yang terendah dan
sedikit demi sedikit dibesarkan sampai skala 10. Setelah larutan rata
menghitam, tabung reaksi diputar-putar hingga didapat larutan jernih dan
destruksi dapat dihentikan. Pemanas dapat dimatikan, dan setelah asap
hilang kipas angin boleh dimatikan.

DESTILASI

Larutan diencerkan dengan aquadest sampai volume 50 ml dikocok
hingga homogen.

Disiapkan Erlenmeyer 300 ml yang berisi 5 ml H3B03 3% 0,1 N sebanyak
5 ml ditambah aquadest 25 ml dan dua tetes indicator mix.

Larutan diencerkan dengan aquadest sampai volume 50 ml dikocok
hingga homogen.


Universitas Sumatera Utara

Pada tabung reaksi penampung diisi sampel 10 ml ditambah indicator PP
3 tetes NaOH 50% sampai terbentuk warna merah nila.

Dilakukan destilasi dengan menaikkan suhu sampai skala optimal dan
dilabu Erlenmeyer sampai batas 150 ml.

Tabung reaksi penampung diturunkan dan ujung alat destilasi dicuci
dengan aquadest.

Hasil destilasi yang berada pada labu Erlenmeyer dititrasi dengan HCl 0,1
N sampai berwarna merah dan dicatat volume titrasinya. Penetapan
blanko 0,05.

Rumus Perhitungan % PK yaitu:
Titrasi - blanko x 4.37812
Sampel


Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5. Skema Analisis Serat Kasar
Prosedur Kerja:

Sampel dimasukkan kedalam beaker glass + 1 gram dan ditambahkan 150
ml H2SO4 1,25%. Kemudian dipasang alat pemanas serta pendingin
dialirkan. Didihkan selama 30 menit dihitung mulai mendidih.

Disaring melalui kertas saring linen dengan menggunakan penyaring
Buchner atau gooch cruble dengan bantuan pompa vakum. Hasil saringan
dibilas dengan 100 ml air panas.

Hasil saringan beserta kertas saring linen dimasukkan kembali ke beaker
glass, kemudian ditambahkan 150 ml NaOH 1,25 ml didihkan kembali 30
menit dihitung mulai mendidih.

Disaring kembali dengan kertas saring linen dengan menggunakan
penyaring Buchner atau goocruible dengan bantuan pompa vakum.


Hasil saringan dibilas dengan 100 ml air panas.

Dibilas dengan ethanol 100 ml dan dilanjutkan dengan diethyl eter 15 ml.

Hasil saringan dipindahkan kecawan porselin, dimasukkan oven 1050 C
selama 12-24 jam, setelah didinginkan selama 1 jam desikator, dilakukan
penimbangan 2x.

Setelahditimbang, dimasukkankembalikedalamtanur 6000 C 8jam.

Universitas Sumatera Utara

Dimasukkan kedalam desikator selama 1 jam, lakukan penimbangan
sebanyak 3x.

Perhitungan % SK yaitu:

C + S.Oven – C+ S.Tanur x 100%
Sampel


Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6. Skema Analisis Lemak Kasar
Prosedur kerja:

Timbang kertas saring dan sampel sebanyak 1 gram, kemudian
dibungkus dengan menggunakan kertas saring.

Masukkan sampel kedalam alat ektraksi soxhlet, labu penampung
diisi dengan menggunakan petroleum benzin (dapat juga diethyl
ether, hexan) sebanyak setengah garis labu takar.

Hidupkan alat, rebus hingga penyulingan 8x atau 14x pengulangan,
sampai lemak tak nampak kembali atau sampai menjadi jernih.

Diambil sampel kembali, masukkan kedalam oven suhu 1050 C
selama 12 jam, kemudian timbang sampai dalam keadaan panas.

Rumus untuk mencari % LK :


(KS+S) – (KS+S.Oven) x 100
(KS+S) - (KS)

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara