Dominasi Kekuatan Ekonomi Dalam Penentuan Kepala Desa Di Desa Simare Kecamatan Borbor Kabupaten Toba Samosir

BAB II
DESKRIPSI LOKASI DAN PROFIL ELIT LOKAL YANG
BERPENGARUH DI DESA SIMARE

2.1 Gambaran Umum Desa Simare

Desa Simare merupakan salah satu desa dari 15 desa yang berada di
Kecamatan Bor Bor, Kabupaten Toba Samosir. Desa Simare merupakan salah
satu desa pemekaran dari desa induknya, yaitu desa Lintong pada tahun 2009.
Dan sebagai penjabat sementara kepala desanya adalah Naek Hutapea. Desa
Simare terletak di bagian timur Kabupaten Toba Samosir, dengan luas wilayah
adalah 1380 ha, dimana 66% berupa daratan tinggi berbukit, dan 34% merupakan
wilayah persawahan. Desa Simare terletak di ketinggian 1280 s/d 1290 m diatas
permukaan laut dengan suhu rata-rata harian adalah 250C.
Secara umum, mata pencaharian masyarakat Desa Simare adalah bertani,
berkebun dimana hasilnya berupa kopi dan kemenyan, serta bertanam tanaman
muda seperti cabai, tomat, jahe, dan ubi. Tingkat kemiringan tanah di Desa
Simare adalah 30 sampai dengan 40 derajat. Menurut bentangan wilayahnya, Desa
Simare termasuk jenis desa berbukit-bukit dan desa bantaran sungai.33
Terletak di sebelah timur wilayah Kabupaten Toba Samosir, Desa Simare
masuk ke dalam wilayah Kecamatan Bor Bor. Desa Simare berbatasan langsung

dengan 3 desa yang berbeda kecamatan di Kapubaten Toba Samosir, dan 1 desa
33

Pemerintah Kabupaten Tobasa. 2013. Profil Desa Simare. Hal. 1

37
Universitas Sumatera Utara

yang berada di Kecamatan Sipahutar, Kabupaten Tapanuli Utara. Desa Simare
mempunyai batas-batas wilayah yang dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Batas wilayah Desa Simare
Batas

Desa/ Kelurahan

Kecamatan

Sebelah Utara


Desa Pardomuan

Silaen

Sebelah Selatan

Desa Sipahutar

Sipahutar

Sebelah Timur

Desa Parsoburan Barat

Habinsaran

Sebelah Barat

Desa Sintong Marnipi


Laguboti

Sumber Data : Kantor Kepala Simare
Jarak Desa Simare ke Ibukota Kecamatan Bor Bor adalah 35 Km. Lama
jarak tempuh dari Desa Simare ke Ibukota Kecamatan Bor Bor adalah 1 jam
dengan kendaraan bermotor. Jarak Desa Simare Ibukota Kabupaten Toba Samosir
adalah 56 Km. Lama jarak tempuh dari Desa Siamre ke Ibu Kota Kabupaten Toba
Samosir adalah 1 jam dengan kendaraan bermotor. Jarak Desa Simare ke Ibukota
Provinsi Sumatera Utara adalah 250 Km. Lama jarak tempuh dari Desa Simare ke
Ibukota Provinsi Sumatera Utara adalah 6 jam dengan kendaraan bermotor.34
Desa Simare terdiri atas 5 jenis wilayah menurut penggunaannya yaitu,
pemukiman, persawahan, perkebunan, kuburan, dan pekarangan. Wilayah Desa
Simare berdasarkan luas wilayah menurut penggunaan dapat dilihat pada tabel 2.2
berikut ini.
34

Ibid. Hal. 2-3

38
Universitas Sumatera Utara


Tabel 2.2
Luas Wilayah Menurut Penggunaan
No
1
2
3
4

Jenis Wilayah
Sawah
Ladang
Permukiman
Perkantoran
a.
b.
c.
d.

Kantor Kepala Desa

Polindes
Gereja
Jalan Umum/Jalan Desa

5 Perkebunan
6 Total Luas
Sumber Data : Kantor Kepala Desa Simare

Luas
352 Ha
266 Ha
287 Ha
1 Ha
1 Ha
2 Ha
3 Ha
468 Ha
1380 ha

Data tabel luas wilayah menurut penggunaan diatas membagi – bagi

wilayah menjadi lima bagian dimana wilayah daerah perkebunan memiliki area
terluas dengan luas 468 Ha. Wilayah ladang dan perkebunan merupakan wilayah
perbukitan sehingga sangat cocok untuk tanaman keras seperti andaliman, kopi,
jahe, pohon kemenyan dan cabai.
Pada awalnya Desa Simare merupakan sebuah dusun dari desa Lintong,
yang merupakan bagian dari kecamatan Habinsaran. Setelah Toba Samosir
menjadi Kabupaten pemekaran dari Tapanuli Utara, maka kecamatan Habinsaran
dimekarkan kembali dengan membentuk kecamatan baru yaitu Kecamatan Bor
Bor. Bersamaan dengan pemekaran Kecamatan Bor Bor, pemekaran juga ada
pada desa wilayah administratif Kecamatan Bor Bor, yaitu pemekaran Desa
Simare dari Desa Lintong pada tahun 2009. Kecamatan Habinsaran merupakan
wilayah perbukitan dan juga sebagian besar wilayah tanahnya adalah lahan-lahan

39
Universitas Sumatera Utara

tidur, yang dulunya merupakan hutan lindung, serta tanah perkebunan masyarakat
sekitar.
Wilayah desa Simare yang juga merupakan wilayah perbukitan, dimana di
desa ini sangat mendukung untuk menjadi lahan perkebunan. Hal inilah yang

menjadi faktor pendukung utama bagi PT. Toba Pulp Lestari untuk menjadikan
desa Simare sebagai salah satu wilayah konsesi untuk wilayah perbukitan tersebut
menjadi hutan tanam industri.
PT Toba Pulp Lestari Tbk (Perusahaan) didirikan dalam rangka UndangUndang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 jo. Undang-Undang
No. 12 tahun 1970 berdasarkan akta No. 329 tanggal 26 April 1983 dari
Misahardi Wilamarta, SH, notaris di Jakarta. Akta pendirian tersebut telah
mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam surat
keputusannya No. C2-5130.HT01-01 TH.83 tanggal 26 Juli 1983, serta
diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember
1984, Tambahan No 117635.
Status Perusahaan selanjutnya berubah menjadi Penanaman Modal Asing
dan telah mendapat persetujuan dengan Surat Pemberitahuan Tentang Keputusan
Presiden RI No. 07/V/1990 tanggal 11 Mei 1990 dari Ketua Badan Koordinasi
Penanaman Modal.
Sehubungan dengan perubahan status tersebut diatas, Anggaran Dasar
Perusahaan telah diubah dengan akta No. 113 tanggal 12 Mei 1990 dari Rachmat

35

www.tobapulp.com/ina/profil/sejarah. diakses pada 15 Maret 2016, pukul 19.00 WIB.


40
Universitas Sumatera Utara

Santoso, SH., notaris di Jakarta. Disamping itu, nilai nominal saham Perusahaan
juga diubah dari Rp 500 ribu per lembar menjadi Rp 1 ribu per lembar. Perubahan
tersebut telah mendapat persetujuan dari Menteri Kehakiman Republik Indonesia
dalam surat keputusannya No. C2-2652.HT. 01.04.TH.90 tanggal 20 Mei 1990.
Perubahan Anggaran Dasar Perusahaan mengenai perubahan nama
perusahaan dari PT Inti Indorayon Utama Tbk menjadi PT Toba Pulp Lestari Tbk
dan penurunan modal dasar dari Rp 2.000.000.000 menjadi Rp 1.688.307.072
dicatat dalam akta No. 61 tanggal 20 Pebruari 2001 dari Linda Herawati, SH.,
notaris di Jakarta dan telah memperoleh persetujuan dari Menteri Kehakiman
Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. C-06519.HT.01.04.TH.2001
tanggal 23 Agustus 2001. Dan perubahan anggaran dasar perusahaan berdasarkan
akta No. 61 tanggal 18 Juli 2003 dari Linda Herawati, SH, notaris di Jakarta,
mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor. Perubahan tersebut
kemudian telah diterima dan dicatat oleh Kementerian Kehakiman dan Hak Asasi
Manusia Republik Indonesia dalam Laporan Penerimaan Akta Perubahan
Anggaran


Dasar

Perusahaan

No.

C-21113.HT.01.04.TH.2003

tanggal

5

September 2003.
Berdasarkan keputusan rapat umum pemegang saham luar biasa pada
tanggal 27 Juni 2008 dengan akta nomor 45 tanggal 14 Juli 2008 pada notaris
Linda Herawati SH., seluruh anggaran dasar telah mengalami perubahan guna
menyesuaikan dengan undang-undang nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas Peraturan Nomor IX.J.1 Lampiran Keputusan Bapepam LK dan


41
Universitas Sumatera Utara

Lembaga Keuangan Nomor Kep-178/BL/2008 tanggal 14 Mei 2008. Perubahan
tersebut kemudian telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia dalam surat keputusannya No. AHU50872.AH.01.02.Tahun 2009 tanggal 21 Oktober 2009.
PT Toba Pulp Lestari, Tbk atau yang dahulu dikenal dengan PT Inti
Indorayon Utama, Tbk yang merupakan salah satu perusahaan berdomisili di
Medan, Sumatera Utara, dengan pabrik yang berlokasi di Desa Sosor Ladang,
Pangombusan, Kecamatan Parmaksian, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera
Utara. Kantor terdaftar perusahaan beralamat di Uniplaza, East Tower, lantai 7, Jl.
Letjen. Haryono MT No. A-1, Medan.
Kegiatan utama perusahaan adalah mendirikan dan menjalankan industri
bubur kertas (pulp), dan serat rayon (viscouse rayon), mendirikan, menjalankan,
dan mengadakan pembangunan hutan tanaman industri dan industri lainnya untuk
mendukung bahan baku dari industri tersebut, serta mendirikan dan memproduksi
semua macam barang yang terbuat dari bahan-bahan tersebut. Perusahaan mulai
berproduksi secara komersial pada tanggal 1 April 1989. Saat ini perusahaan
hanya memproduksi bubur kertas (pulp) dan hasil produksi perusahaan dipasarkan
didalam dan diluar negeri (ekspor).

Dalam mendukung setiap pengoperasian perusahaan, maka diperlukan
pembangunan hutan tanam industri, dimana diperlukan lahan yang luas dan tidak
mengganggu pemukiman penduduk. Areal konsesi PT. Toba Pulp Lestari Tbk

42
Universitas Sumatera Utara

terdiri dari 6 sektor yang masing-masing sektor berada pada wilayah geografis
yang terpisah yaitu :
a. Sektor Tele berada pada Kabupaten Samosir yang meliputi Kecamatan H.

Boho, Sumbul, Parbuluan, Kerajaan, Sidikalang dan Salak.
b. Sektor Padang Sidempuan berada pada Kabupaten Tapanuli Selatan yang

meliputi Kecamatan Padang Bolak, Sosopan, Padang Sidempuan, dan Sipirok.
c. Sektor Aek Nauli berada pada Kabupaten Simalungun yang meliputi

Kecamatan Dolok Pangaribuan, Tanah Jawa, Sidamanik dan Jorlang.
d. Sektor Habinsaran berada di Kabupaten Toba Samosir yang meliputi

kecamatan Siborong-borong, Sipahutar, Habinsaran, Bor-Bor, Nassau, Silaen
dan Laguboti.
e. Sektor Tarutung berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi Kecamatan

Dolok Sanggul, Sipaholon, Onan Gajang, Parmonangan, Adian Koting, Gaya
Baru, Tarutung, Lintong Nihuta dan Sorkam.
f. Sektor Sarulia berada di Kabupaten Tapanuli Utara yang meliputi Kecamatan

Pahae Julu, Pahae Jae, Lumut, Batang Toru.
Hal ini sesuai dengan peta wilayah hutan tanam industri PT. Toba Pulp
Lestari dibawah ini36.

36

http://www.tobapulp.com/ina/operasi/wilayah. diakses pada 15 Maret 2016, pukul 19.00 WIB.

43
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.1
Peta areal hutan tanam PT. Toba Pulp Lestari

Berdasarkan peta diatas, dapat dijelaskan bahwa penanaman pohon
ekaliptus membutuhkan wilayah yang luas. Dimana wilayah penanaman pohon
ekaliptus yang menjadi hutan tanam industri adalah seperti yang bertanda hijau,
dan sampai pada saat ini seperti yang tercantum pada website PT. Toba Pulp
Lestari, bahwa luas wilayah yang menjadi lahan penanaman pohon ekaliptus
secara keseluruhan adalah seluas 188,055 Ha.
PT. Toba Pulp Lestari dalam menjalankan perusahaannya mendirikan
setiap kantor di setiap sektornya. Dimana kantor sektor inilah yang menjadi

44
Universitas Sumatera Utara

perpanjangan tangan dari pusat perusahaan sekaligus pabrik pembuatan kertas
yang berlokasi di Desa Sosor Ladang, Pangombusan, Kecamatan Parmaksian,
Kabupaten Toba Samosir. Setiap kantor sektor dipimpin oleh seorang manajer.
Dan salah kantor sektor dari PT. Toba Pulp Lestari berada di sektor Habinsaran,
Kabupaten Toba Samosir. Dimana Sektor Habinsaran ini meliputi wilayah
kecamatan Siborong-borong, Sipahutar, Habinsaran, Bor-Bor, Nassau, Silaen dan
Laguboti.
Desa Simare merupakan salah satu wilayah dari sektor Habinsaran.
Dimana Desa Simare berada diwilayah Kecamatan Bor - Bor. Di Desa Simare
berdiri kantor sektor dari PT. Toba Pulp Lestari. Dan untuk desa Simare luas
wilayah hutan tanam industri PT. Toba Pulp Lestari adala seluas kurang lebih
1000 Ha.
Keberadaan kantor sektor di Desa Simare, tentunya juga mendorong
masyarakat sekitar untuk bekerja sebagai karyawan, atau menjadi mitra kerja PT.
Toba Pulp Lestari. Dimana sebagai karyawan masyarakat desa Simare ada yang
menjadi karyawan tetap dari PT. Toba Pulp Lestari, ataupun sebagai buruh harian
lepas yang langsung berhubungan dengan PT. Toba Pulp Lestari. Dan yang
sebagai mitra kerja dari PT. Toba Pulp Lestari adalah yang nantinya merupakan
elit ekonomi.
PT. Toba Pulp Lestari yang bergerak di bidang pembuatan bubur kertas
tentunya membutuhkan mitra kerja yang memiliki peran untuk mengerjakan atau
mengelola hutan tanam industri yang merupakan milik PT. Toba Pulp Lestari. Di

45
Universitas Sumatera Utara

dalam proses ini PT. Toba Pulp Lestari menjalin kerja sama yang saling
menguntungakan dan dengan menjadi mitra dengan elit ekonomi PT. Toba Pulp
Lestari memperoleh pohon ekaliptus sebagai bahan dasar produksi bubur kertas
(pulp).
Sejalan dengan hal tersebut elit ekonomi sebagai mitra kerja dari PT. Toba
Pulp Lestari juga memperoleh keuntungan ekonomi yaitu dari proses pengerjaan
dari pohon ekaliptus. Dimana elit ekonomi ini mendapatkan keuntungan ekonomi
tersebut dari setiap proses yang ada, yaitu mulai dari proses penanaman,
perawatan, penebangan hingga hasil tebangan pohon ekaliptus sampai di tempat
produksi atau perusahaan yaitu di desa Sosor Ladang. Di samping sebagai mitra
kerja PT. Toba Pulp Lestari, elit ekonomi juga bisa menjalin kerjasama dengan
cara menyediakan kendaraan seperti mobil, atau escavator yang nantinya akan
kendaraan tersebut dipinjamkan untuk PT. Toba Pulp Lestari, yang tentunya dari
peminjaman kendaraan tersebut akan menghasilkan keuntungan ekonomi bagi
para mitra kerja.
PT. Toba Pulp Lestari dalam menjalankan perusahaan adalah dengan
memberikan proses pengerjaan yang dimulai dari penanaman, perawatan,
penebangan, sampai pada pengangkutan pohon ekaliptus kepada mitra kerja.
Akan tetapi untuk menjadi mitra kerja harus terlebih dahulu memiliki CV atau
(Commanditaire Venootschap). Dimana mitra kerja perusahaan merupakan
lembaga usaha yang didirikan oleh perorangan atau yang biasa disebut dengan CV
(Commanditaire Venootschap). Dalam hal ini, beberapa masyarakat desa Simare

46
Universitas Sumatera Utara

mendirikan CV dan menjadi mitra kerja perusahaan. Masyarakat desa Simare
yang mempunyai lembaga usaha (CV), dan menjadi mitra kerja PT. Toba Pulp
Lestari inilah yang merupakan elit-elit ekonomi yang ada di desa Simare.

2.2 Masyarakat Desa Simare

Desa Simare terdiri dari 4 dusun, dengan jumlah penduduk 716 orang dan
179 kepala keluarga dengan uraian laki-laki berjumlah 354 orang dan perempuan
362 orang. Dengan rincian populasinya dapat diuraikan seperti tabel 2.3 berikut
ini.
Tabel 2.3
Rincian Populasi
No

Nama Dusun

Jumlah Penduduk
Laki-laki

Perempuan

Total

1

Dusun Simare

103

107

210

2

Dusun Pardomuan Nauli

108

115

223

3

Dusun Huta Nagodang

83

92

175

4

Dusun Natinggir

60

48

108

354

362

716

Jumlah

Sumber Data : Kantor Kepala Desa Simare
Desa Simare merupakan desa yang hasil ekonomi warga dan mata
pencaharian warga sebagian besar dari hasil bertani. Dari jumlah 179 kepala

47
Universitas Sumatera Utara

keluarga, 167 kepala keluarga merupakan petani/buruh, 5 kepala keluarga adalah
PNS Guru, dan 7 kepala keluarga wiraswasta. Dilihat dari tingkat penghasilan
rata-rata masyarakat desa Simare masih tergolong miskin. Hal ini sesuai dengan
kondisi masyarakat desa Simare menurut mata pencaharian penduduk seperti tabel
2.4 berikut ini.
Tabel 2.4
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
No

Jenis Mata Pencaharian

Jumlah

1

Petani Pemilik Sawah

96

2

Petani Penggarap Sawah

51

3

Buruh

81

4

Karyawan Perusahaan

25

5

Pedagang/penjual makanan

8

6

Pegawai Negeri Sipil/Pensiunan

5

7

TNI/POLRI/Purnawiran

-

8

Pengemudi (Mobil)

4

9

Tukang/buruh bangunan

4

10

Wiraswasta/wirausaha

7

11

Lain-lain

Sumber : Kantor Kepala Desa Simare

48
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel diatas yang menunjukan populasi penduduk di Desa
Simare yang terbagi menjadi sepuluh bahagian berdasarkan jenis mata
pencahariannya harus diikuti dengan pembahsan mengenai data tentang tingkat
pendidikan terakhir masyarakat Desa Simare. Berikut adalah tabel tingkat
pendidikan terakhir desa Simare.
Tabel 2.5
Tingkat Pendidikan Penduduk
No

Lulusan Sekolah

Jumlah

1

Tidak Sekolah

93

2

SDN atau yang sederajat

107

3

Madrasah Ibtidaiyah

4

SLTP atau yang sederajat

5

Madrasah Tsanawiyah

6

SMA/SMK

7

Madrasah Aliyah

8

Akademi/Diploma

36

9

Sarjana Perguruan Tinggi

27

128

153

Sumber : Kantor Kepala Desa Simare
Berdasarkan tabel diatas, penduduk di Desa Simare pada umumnya
memiliki tingkat pendidikan Tamat SMA/SMK. Hal ini terlihat dari jumlah
penduduk yang terbanyak terdapat pada Tamat SMA/SMK yaitu 153 jiwa.

49
Universitas Sumatera Utara

Sementara jumlah penduduk yang tidak bersekolah adalah 93 jiwa. Dalam hal ini,
jumlah penduduk yang mengenyam pendidikan lebih banyak dari pada yang tidak
mengenyam pendidikan.

2.3 Pemerintahan Desa Simare

Masyarakat

Desa

Simare

juga

memiliki

pemerintah

desa

yang

menyelenggarakan dan menjalankan urusan pemerintahan desa. Pemerintah Desa
Simare juga memiliki mitra yang membantu membuat dan menjalankan peraturan
desa yang disebut dengan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Simare.
Masyarakat Desa Simare memiliki pemerintahan desa yang mengatur
tatanan hidup bermasyarakat di desa tersebut. Pemerintahan Desa, didalam
Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 tentang Desa, pasal 1 ayat (6)
menyebutkan, bahwa Pemerintahan Desa adalah penyelenggaraan urusan
pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan
dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.37
Dengan demikian, dalam penyelenggaraan pemerintahan desa ada 2 institusi yang
mengendalikannya, yaitu Pemerintah Desa dan Badan Permusyawaratan Desa
(BPD).
Dijelaskan juga dalam Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005, bahwa
yang dimaksud dengan Pemerintah Desa atau yang disebut dengan nama lain
37

Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005 pasal 1 ayat 6

50
Universitas Sumatera Utara

adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara
pemerintahan desa. Badan Permusyawaratan Desa (BPD) atau yang disebut
dengan nama lain adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam
penyelenggaraan pemerintahan desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan
desa.
Sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa, pemerintah desa
mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan, pembangunan, dan
kemasyarakatan. Maka fungsi pemerintah desa adalah sebagai berikut:38
1.

Menyelenggarakan urusan rumah tangga desa

2.

Melaksanakan pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan

3.

Melaksanakan pembinaan perekonomian desa

4.

Melaksanakan pembinaan partisipasi dan swadaya gotong royong desa
masyarakat

5.

Melaksanakan pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat

6.

Melaksanakan musyawarah penyelesaian perselisihan
Susunan Pemerintahan Desa Simare Kecamatan Bor Bor terdiri dari

Kepala Desa, Sekretaris Desa, Kepala Urusan (Kaur), Dan Kepala Dusun.
Pemerintahan Desa Simare dapat diuraikan seperti tabel 2.6 berikut.

38

Solekhan, Moch. Op. Cit

51
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.6
Pemerintahan Desa Simare
Perangkat Desa
Kepala Desa

Naek Hutapaea

Sekretaris Desa

Malanton Pulungan

Kepala urusan

Demas Simangunsong

Pemerintahan
Kepala urusan

Seimen Hutapea

Pembangunan
Kepala urusan Keuangan

Firman Pasaribu

Jumlah Dusun di Desa

4

Simare
Kepala Dusun I Simare

Wilson Hutapea

Kepala Dusun II

Nasib Hutapea

Pardomuan Nauli
Kepala Dusun III Huta

Edison Hutapea

Nagodang
Kepala Dusun IV Natinggir

Sumurung Pasaribu

Sumber Data : Kantor Kepala Desa Simare
Berdasarkan uraian pada tabel 2.5 diatas dijelaskan bahwa bentuk susunan
struktur Pemerintah Desa Simare sesuai dengan susunan pemerintah desa secara
umum. Kepala desa merupakan pemimpin pemerintahan desa yang dipilih oleh

52
Universitas Sumatera Utara

masyarakat desa. Dalam sistem pemerintahan desa, kepala desa dilantik dan
disahkan melalui surat keputusan (SK) bupati Nomor 234 tahun 2010 tentang
pengesahan dan pengangkatan kepala desa terpilih periode 2010 – 2016 di
Kecamatan Bor – bor Kabupaten Toba Samosir tanggal 14 Desember 2010.
Dalam sistem pemerintahan desa terdapat juga perangkat desa lainnya
yang merupakan penyelenggara pemerintahan desa untuk membantu kepala desa,
perangkat desa ini dipilih dan diangkat oleh kepala desa sebagai pemimpin
pemerintahan desa dimana hal ini diatur dalam keputusan kepala desa Nomor 4
tahun 2010 tentang pengangkatan dan penetapan perangkat Desa Simare, masa
bakti tahun 2010 – 2016.
Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra pemerintah desa,
dalam menjalankan tugas dan fungsinya, berdasarkan Undang-undang No. 32
tahun 2004 pasal 209 disebutkan bahwa Badan Permusyawaratan Desa berfungsi
menetapkan peraturan desa bersama dengan kepala desa, menampung dan
menyalurkan aspirasi masyarakat. Atas peran dan fungsinya tersebut, dijelaskan
dalam Peraturan Pemerintah No. 72 tahun 2005, bahwa Badan Permusyawaratan
Desa mempunyai wewenang sebagai berikut:39
1. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa
2. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa dan
peraturan kepala desa
3. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa

39

Ibid. Hal 63

53
Universitas Sumatera Utara

4. Membentuk panitia pemilihan kepala desa
5. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan
aspirasi masyarakat, dan
6. Menyusun tata tertib Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaran Desa (BPD) merupakan mitra sejajar Pemerintahan
Desa dalam menyelenggarakan Pemerintahan dan Pembangunan Desa, kedua
lembaga tersebut harus terjalin kerjasama dan koordinasi yang seimbang agar
masing-masing lembaga dapat menjalankan tugas dan fungsi secara proporsional.
Berdasarkan

jumlah

penduduk

di

Desa

Simare

maka

Badan

Permusyawaratan Desa ( BPD ) diangkat sebanyak 7 orang. Uraian nama
pengurus

Badan

Permusyawaratan

Desa

Belang

Malum

serta

tingkat

pendidikannya seperti tertera dalam Tabel 2.7 berikut.
Tabel 2.7
Badan Permusyawaratan Desa
Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
Ketua

Toga S Hutapea

Wakil Ketua

Ramlan Hutapea

Sekretaris

Ruspi Hutahaean

Anggota

Mawanto Sinurat

Anggota

Hermina Sitorus

Sumber : Kantor Kepala Desa Simare

54
Universitas Sumatera Utara

Anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Simare dipilih dengan cara
musyawarah untuk mufakat. Calon anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
dipilih dari setiap dusun yang ada di Desa Simare. Masyarakat desa mengusulkan
siapa saja yang akan menjadi calon anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD)
melalui kepala dusun masing-masing, dan pengangkatan dan penetapan Badan
Permusyawaratan Desa ( BPD ) dilaksanakan oleh kepala desa sesuai dengan
keputusan kepala desa No 3 tahun 2010 tentang penetapan calon terpilih dan
anggota Badan Permusyawaratan Desa ( BPD ) Desa Simare periode 2010 – 2016.
Kemudian

calon

anggota

Badan

Permusyawaratan

Desa

(BPD)

akan

melaksanakan musyawarah bersama dengan Pemerintah Desa Simare di balai desa
untuk menentukan anggota Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Simare yang
terpilih.

2.4 Profil Elit Lokal di Desa Simare

Desa merupakan wilayah yang sangat strategis sebagai sumber kekuasaan
secara politis. Pertarungan politik dalam perebutan kekuasaan ditingkat desa dapat
dilihat dari menguatnya posisi sebuah desa yang mengatur pemerintahannya
secara mandiri. Perebutan kekuasaan ditingkat desa dapat juga dilihat dari sisi
ekonomi. Dimana para pemilik modal atau elit ekonomi lokal ikut berpartisipasi
dalam Pemilihan Kepala Desa.
Para elit ekonomi lokal juga terlihat mendominasi sistem pemerintahan
desa, yang awalnya para elit ekonomi berpartisipasi pada pemilihan kepala desa.

55
Universitas Sumatera Utara

Elit ekonomi tersebut juga merupakan tokoh-tokoh masyarakat di Desa tersebut.
Sehingga tidak menutup kemungkinan terjadinya penetrasi kebudayaan terjadi
bersamaan dengan nilai-nilai yang melekat padanya. Hal inilah yang terjadi
disalah satu desa di Kabupaten Toba Samosir yang elit-elit ekonomi lokalnya
mendominasi sistem kemasyarakatan setempat yang nantinya juga akan
mendominasi dalam pemilihan kepala desa, desa tersebut adalah Desa Simare
yang berada di Kecamatan Bor Bor
Desa Simare merupakan salah satu desa yang menjadi wilayah konsesi dari
PT. Toba Pulp Lestari. Dimana desa Simare merupakan berada diwilayah sektor
Habinsaran. Sebagai salah satu desa yang mempunyai lahan yang luas, dimana
hampir mencapai 1400 Ha, yang sebagian besar wilayahnya masih merupakan
lahan kosong menjadi lahan yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan untuk
menanam pohon sebagai kebutuhan dari PT. Toba Pulp Lestari dalam
memproduksi bubur kertas. Dimana pusat pengoperasian dari perusahaan ini
adalah berada di desa Sosor Ladang Kecamatan Porsea Kabupaten Toba Samosir.
PT.

Toba Pulp

Lestari merupakan salah satu perusahaan yang

memproduksi bubur kertas yang sudah memasarkan hasil dari produksi
perusahaan di dalam dan juga di luar negeri. PT. Toba Pulp Lestari juga
memberikan kesempatan kerja terhadap masyarakat, khususnya masyarakat yang
ada di daerah tempat perusahaan melakukan produksi, dan juga di wilayah konsesi
dari perusahaan.

56
Universitas Sumatera Utara

Di wilayah konsesi PT. Toba Pulp Lestari merupakan tempat untuk
membuat bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi kertas. Dimana
bahannya adalah pohon dengan jenis ekaliptus. Dan pohon ekaliptus tersebut
ditanam di wilayah yang merupakan lahan tidur di setiap wilayah konsesi PT.
Toba Pulp Lestari, yang salah satu wilayah konsesinya berada di Desa Simare.
Lapangan pekerjaan dari PT. Toba Pulp Lestari merupakan sebagai
karyawan dan sebagai mitra kerja perusahaan. Dimana sebagai karyawan tentunya
merupakan bekerja langsung diperusahaan, dan sebagai mitra kerja adalah bekerja
untuk perusahaan dalam hal sebagai suatu rekanan dari perusahaan dalam
mengerjakan berbagai hal yang berkaitan dengan perusahaan. Seperti pada
penanaman, perawatan, penebangan, dan juga pengangkatan kayu ekaliptus.
Dimana kayu ekaliptus ditanam diwilayah hutan tanam industri.
Keberadaan PT. Toba Pulp Lestari di Kabupaten Toba Samosir, dan juga
Desa Simare yang merupakan salah satu wilayah konsesi dari PT. Toba Pulp
Lestari tentunya memberikan kesempatan bagi masyarakat, terutama masyarakat
yang mempunyai modal. Dimana masyarakat yang mempunyai modal akan lebih
mudah bekerja sama dengan perusahaan sebagai mitra kerja perusahaan.
Di Desa Simare yang menjadi mitra kerja perusahaan hanya beberapa
orang dari penduduk Desa Simare. Dimana masyarakat yang menjadi mitra kerja
perusahaan tersebut sebagai elit ekonomi yang ada di Desa Simare. Dimana
sebagai mitra kerja atau rekanan perusahaan tentunya meningkatkan taraf
kehidupan dari masyarakat tersebut. Hal ini menyebabkan adanya ketimpangan

57
Universitas Sumatera Utara

antara masyarakat yang menjadi mitra kerja atau rekanan perusahaan dengan
masyarakat sekitar.
Desa Simare yang berpenduduk 716 orang, hanya 7 orang diantaranya
wiraswasta yang merupakan mitra kerja PT. Toba Pulp Lestari. Ketujuh orang
mitra kerja dengan PT. Toba Pulp Lestari ini berperan penting dalam setiap proses
yang terjadi di Pemerintahan Desa Simare, dalam hal ini adalah dari proses
pemekaran Desa Simare sampai pada pemilihan Kepala Desa. Ketujuh orang
tersebut adalah seperti pada tabel 2.8 berikut ini:
Tabel 2.8
Elit Ekonomi Lokal
No

Nama Elit Ekonomi

Nama CV

Lokal
1

Naek Hutapea

Bintang Kasih

2

Firman Pasaribu

HIFFU

3

Hiras Hutapea

Simpaga

4

Demas Simangunsong

Irma

5

Lenny Hutapea

Maharani

6

Seimen Hutapea

Panca Karya

7

Januari Pangaribuan

IAN

58
Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan pada tabel diatas, dimana elit ekonomi yang ada di Desa
Simare adalah berjumlah 7 jiwa. dan penjelasan elit ekonomi di Desa Simare
adalah sebagai berikut
1. Naek Hutapea yang merupakan salah satu mitra kerja dari PT. Toba Pulp
Lestari, yang juga merupakan Kepala Desa Terpilih tahun 2010. Naek
Hutapea merupakan penduduk asli dari desa tersebut. Dan CV bintang kasih
didirikan pada tanggal 25 Mei 2004. Sebagai mitra kerja, Naek Hutapea
sebagai pemilik CV Bintang Kasih bergerak dibidang penanaman, perawatan,
sampai pada penebangan kayu ekaliptus. Juga meminjamkan kendaraanya
kepada PT. Toba Pulp Lestari berupa kendaraan yaitu, tiga mobil, dan satu
escavator.
2. Firman Pasaribu merupakan mitra kerja dari PT. Toba Pulp Lestari, dimana
Firman Pasaribu adalah penduduk asli dari desa tersebut, dan mendirikan CV
HIFFU pada tanggal 26 Februari 2004. Sebagai mitra kerja dari PT. Toba
Pulp Lestari, Firman Pasaribu lebih bergerak pada bidang penebangan sampai
pada pengangkatan kayu ekaliptus. Juga meminjamkan kendaraanya kepada
PT. Toba Pulp Lestari berupa kendaraan yaitu, satu mobil, dan satu escavator.
3. Hiras Hutapea merupakan penduduk asli di Desa Simare, dan juga sebagai
salah tokoh masyarakat yang ada di Desa Simare. Dan CV Simpaga didirikan
pada tanggal 07 November 2002. CV Simpaga sendiri merupakan awal mula
dari berkembangnya mitra kerja yang baru di Desa Simare, yang bekerja
dengan PT. Toba Pulp Lestari. Sebagai mitra kerja, Hiras Hutapea sebagai

59
Universitas Sumatera Utara

pemilik CV Simpaga bergerak dibidang penanaman, perawatan, sampai pada
penebangan kayu ekaliptus.
4. Demas Simangunsong merupakan mitra kerja dari PT. Toba Pulp Lestari.
Dan CV Irma didirikan pada tanggal 20 Oktober 2004. Sebagai mitra kerja
dengan PT. Toba Pulp Lestari, CV Irma bergerak dalam bidang penebangan
kayu ekaliptus.
5. Lenny Hutapea merupakan mitra kerja dari PT. Toba Pulp Lestari. Dan
mendirikan CV Maharani pada tanggal 15 Maret 2006. Sebagai mitra kerja
dengan PT. Toba Pulp Lestari, CV Maharani bergerak dalam bidang
penebangan kayu ekaliptus.
6. Seimen Hutapea merupakan mitra kerja dari PT. Toba Pulp Lestari. Dan
mendirikan CV Panca Karya pada tanggal 26 Juni 2004. Sebagai mitra kerja
dengan PT. Toba Pulp Lestari, CV Panca Karya bergerak dalam bidang
penanaman dan juga perawatan pertumbuhan kayu ekaliptus.
7. Januari Pangaribuan merupakan mitra Kerja dari PT. Toba Pulp Lestari. Dan
mendirikan CV IAN pada tanggal 11 Agustus 2008. Sebagai mitra kerja
dengan PT. Toba Pulp Lestari, CV IAN bergerak dalam bidang penanaman,
perawatan, dan juga penebangan kayu ekaliptus.
Pada umumnya semua elit ekonomi yang ada di Desa Simare merupakan
mitra kerja dengan PT. Toba Pulp Lestari, dan juga sebagai mitra kerja bidang
pekerjaan yang dilakukan adalah pada penanaman, perawatan, penebangan serta
pengangkatan kayu ekaliptus. Meskipun hanya bergerak pada bidang yang sama

60
Universitas Sumatera Utara

para elit ekonomi yang ada di Desa Simare mengalami dampak yang berbeda
dengan masyarakat yang lain terutama pada kehidupan ekonomi. Dimana para elit
ekonomi selalu mengalami perkembangan yang siginifikan dalam kehidupan
ekonomi.

2.5 Proses Pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa Simare Tahun 2010

Pemilihan kepala desa merupakan pesta rakyat, dimana pemilihan kepala
desa dapat diartikan sebagai suatu kesempatan untuk menampilkan orang-orang
yang dapat melindungi kepentingan masyarakat desa40. Pemilihan kepala desa
sepenuhnya menjadi domain masyarakat desa. Kepala Desa dipilih oleh rakyat
desa yang telah memiliki hak memilih dan dipilih secara langsung. Dalam
undang-undang no. 32 tahun 2004 dijelaskan bahwa Kepala Desa walaupun
dilantik oleh Bupati atau pejabat lain yang ditunjuk, merupakan pejabat publik
yang harus bertanggungjawab atas jabatannya kepada masyarakat desa melalui
Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Maka kewenangan pemilihan kepala desa
diserahkan sepenuhnya kepada pemerintahan desa dan masyarakat untuk
mengaturnya.
Dalam Undang-undang No. 32 tahun 2004 pasal 202 ayat 1 dijelaskan
bahwa, Kepala Desa dipilih langsung oleh dan dari penduduk desa warga negara
Republik Indonesia yang syarat selanjutnya dan tata cara pemilihannya diatur
dengan Peraturan Daerah yang berpedoman kepada Peraturan Pemerintah. Syarat
40

Duta Sosialismanto. 2001. Hegemoni Negara. Yogyakarta: Lapera Pustaka Utama. Hal. 191

61
Universitas Sumatera Utara

dan tata cara pemilihan kepala desa diatur dalam peraturan daerah yang
berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 pasal 51 ayat 1
Kepala Desa Terpilih dilantik oleh Bupati/Walikota paling lama 15 (lima belas)
hari terhitung tanggal penerbitan keputusan Bupati/Walikota.
Pelaksanaan pemilihan kepala desa telah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Daerah kabupaten masing-masing, begitu juga dengan pemilihan
Kepala Desa Simare yang tercantum dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 12 tahun 2007 tentang pedoman penyusunan dan pendayagunaan desa atau
kelurahan sekaligus Surat Menteri Dalam Negeri Nomor : 414/1408/PMD tanggal
31 Maret 2010 tentang petunjuk teknik perencanaan pembangunan desa. Tahapantahapan pemilihan kepala desa di Kabupaten Toba Samosir meliputi :41
1. Tahapan pembentukan panitia pemilihan.
2. Tahapan pendaftaran daftar pemilih.
3. Tahapan penjaringan bakal calon dan penyeleksian calon kepala desa.
4. Tahapan kampanye calon kepala desa.
5. Tahapan pemungutan suara.
6. Tahapan penetapan calon terpilih.
Pemilihan kepala desa yang berlangsung di desa Simare, Kecamatan
Borbor, Kabupaten Toba Samosir dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober 2010
dengan beberapa tahapan pemilihan kepala desa yang dilaksanakan oleh panitia
pemilihan sesuai dengan peraturan dan tata cara pemilihan yang diatur. Panitia

41

Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, Kecamatan Borbor, Desa Simare, 2010-2014.

62
Universitas Sumatera Utara

pemilihan kepala desa Simare mulai dibentuk anggota pemilihan pada tanggal 20
Agustus 2010. Panitia pemilihan ini tidak terkait dengan pemerintahan
administrasi negara seperti pemerintahan kabupaten dan kecamatan ataupun yang
bersifat independen. Anggota pemilihan kepala desa ini diambil dari orang yang
bersifat netral dan tidak ada rasa memihak pada calon kepala desa yang ikut
bersaing dalam pemilihan kepala desa tersebut.
Panitia pemilihan kepala desa dibentuk melalui Badan Permusyarawatan
Desa (BPD) serta adanya pertimbangan kehendak masyarakat desa untuk
melaksanakan proses pemilihan kepala desa Simare. Panitia pemilihan kepala
desa ini terdiri dari 7 (tujuh) orang yang terdiri dari komponen masyarakat desa,
yaitu dari Badan Permusyawaratan Desa dan Tokoh masyarakat desa. Panitia
pemilihan kepala desa yang sudah terpilih akan dilaporkan pada kepala daerah
untuk dilantik dan disahkan sebagai anggota pemilihan supaya mendapatkan
pelatihan-pelatihan dan pengarahan yang dilakukan Pemerintahan Kabupaten
melalui Biro Pemerintahan Kabupaten.42
Nama-nama panitia pemilihan dipilih melalui Badan Permusyawaratan
Desa (BPD). Nama-nama yang disahkan sebagai anggota Panitia Pemilihan
Kepala Desa Simare adalah sebagai berikut.

42

Berita Acara Pemilihan Kepala Desa Simare tahun 2010

63
Universitas Sumatera Utara

Tabel 2.9
Panitia Pemilihan Kepala Desa
Jabatan

Nama

Ketua

Marihot Hutapea

Sekertaris

Pasal Manalu

Bendahara

Aser Hutagalung

Anggota

Malanton Pulungan
Manarsar Hutapea
Sadarmin Tambunan
Derita Pasaribu

Sumber Data: Panitia Pemilihan Kepala Desa
Dari nama-nama panitia pemilihan Kepala Desa Simare tersebut,
Malanton Pulungan yang menjadi anggota dari Panitia Pemilihan Kepala Desa
diangkat menjadi Sekretaris Desa Simare. Sementara anggota panitia lainnya
berasal dari masyarakat Desa Simare dan tidak memiliki hubungan terhadap calon
kepala desa Simare.
Dalam melaksanakan pemilihan kepala Desa Simare, semua anggota
panitia mempunyai jabatan dan tugas masing-masing. Ketua panitia pemilihan
Kepala Desa Simare memiliki tugas untuk bertanggung jawab terhadap proses
pelaksanaan pemilihan kepala desa. Ketua panitia juga ikut dalam menyelesaikan
tahapan dalam pelaksanaan pada pemilihan kepala desa, mulai dari pencalonan
kepala desa sampai terpilihnya kepala desa. Ketua panitia ini juga bertindak
sebagai

penampung

aspirasi-aspirasi

dari

masyarakat

tentang

adanya

64
Universitas Sumatera Utara

permasalahan-permasalahan yang ada dalam proses pemilihan kepala desa dan di
selesaikan secara musyawarah.43
Sekretaris panitia pemilihan kepala desa fungsinya untuk mempersiapkan
tentang administrasi dalam proses pelaksanaan pemilihan kepala desa, seperti
pemeriksaan berkas para calon kepala desa. Sekretaris panitia pemilihan ini juga
berfungsi untuk mendata jumlah masyarakat yang ikut memilih yang sudah
ditetapkan dan akan diserahkan pada Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir
untuk proses pencetakan surat suara dan berita acara pada waktu pemilihan kepala
desa Simare.44
Bendahara panitia pemilihan kepala desa fungsinya untuk membuat
proposal tentang rumusan pendanaan yang akan dibutuhkan dalam pelaksanaan
pemilihan kepala desa untuk diajukan pada Pemerintahan Kabupaten Toba
Samosir. Dalam proposal pendanaan untuk pelaksanaan proses pemilihan kepala
desa di desa Toba Samosir, Pemerintah daerah Kabupaten Toba Samosir tidak ada
memberikan sumbangan dana dalam proses pemilihan tersebut. Sumbangan
Pemerintah Daerah Kabupaten Toba Samosir adalah kertas suara dan kotak suara.
Dana yang dibutuhkan pada proses pemilihan kepala desa Simare adalah Rp.
1.500.000,-. Dana tersebut diambil dari kandidat calon kepala desa tersebut
sebanyak Rp.750.000,- per-orang. Dana tersebut dipergunakan untuk persiapan

43
44

Tugas dan Fungsi Panitia Pemilihan Kepala Desa. Hal. 1
Ibid. Hal. 2

65
Universitas Sumatera Utara

tempat pemungutan suara (TPS), honor panitia pemilihan kepala desa, sosialisasi
pemilihan kepala desa, biaya makan dan minum anggota panitia pemilihan.45
Anggota panitia pemilihan kepala desa berfungsi untuk membantu
berjalannya tahapan proses pemilihan kepala desa, seperti membantu proses
pendataan seluruh masyarakat desa Simare yang berhak ikut memilih, dan
menyebarkan undangan pemilihan pada masyarakat yang sudah terdaftar dalam
daftar pemilih tetap (DPT). Fungsi lain dari anggota pemilihan kepala desa adalah
untuk mempersiapkan tempat pemungutan suara (TPS) dan proses pemungutan
suara hingga selesainya rekapitulasi hasil pemungutan suara.46
Sebelum dilakukan pemilihan kepala desa, panitia pemilihan kepala desa
terlebih dahulu mendata masyarakat yang terdaftar sebagai pemilih. Tahapan
pendataan pemilih kepala desa yang dilakukan oleh panitia pemilihan kepala desa
yaitu melakukan pendataan daftar pemilih kerumah masyarakat. Masyarakat yang
sudah terdaftar sebagai pemilih akan diberikan tanda bukti pendaftaran, dan daftar
pemilih diumumkan pada masyarakat dengan menempelkan daftar pemilih di
balai desa atau di setiap kedai-kedai masyarakat. Setelah pemungutan klarifikasi
selesai maka masyarakat yang sudah terdaftar akan ditetapkan sebagaii daftar
pemilih tetap (DPT) yang disahkan oleh ketua panitia pemilihan. Daftar pemilih
tetap ini dilaporkan kepada Pemerintah Kabupaten Toba Samosir, Camat,
Pemerintah Desa, dan Badan Permusyarawatan Desa (BPD).

45
46

Ibid. Hal. 3
Lockcit.

66
Universitas Sumatera Utara

Setelah masa klarifikasi selesai oleh panitia pemilihan kepala desa, maka
jumlah pemilih tetap dalam pemilihan Kepala Desa Simare tahun 2010
berdasarkan jenis kelamin adalah seperti pada tabel 2.10 berikut.
Tabel 2.10
Daftar Pemilih Tetap Pemilihan Kepala Desa Simare Tahun 2010
Jenis Kelamin

Jumlah

Laki-laki

258

Perempuan

249

Total

507

Sumber data : Kantor Camat Borbor
Setelah mendapat jumlah daftar pemilih tetap yang sudah ditetapkan
panitia pemilihan kepala desa, maka akan dilakukan proses pencetakan surat suara
dan surat undangan keikutsertaan mereka dalam proses pemilihan kepala desa
sekaligus pemberian surat panggilan pemilihan kepada masyarakat yang di
tugaskan kepada panitia pemilihan.
Untuk mendapat calon kepala desa, panitia pemilihan kepala desa
memberikan kesempatan pada masyarakat untuk mencalonkan diri sebagai calon
kepala desa, kesempatan yang diberikan panitia pemilihan kepada masyarakat
selama 14 (empat belas) hari atau selama 2 (dua) minggu. Syarat-syarat yang

67
Universitas Sumatera Utara

diberikan panitia pemilihan kepada calon kepala desa yang sesuai dengan
peraturan pemerintah adalah :47
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
b. Setia dan taat kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
c. Berpendidikan sekurang-kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP)
dan atau berpengetahuan yang sederajat.
d. Berumur sekurang-kurangnya 25 tahun.
e. Tidak pernah di hukum penjara melakukan tindakan pidana.
f. Tidak di cabut hak pilihnya berdasarkan Keputusan Pengadilan yang
mempunyai kekuatan hukum tetap.
g. Mengenal daerahnya dan dikenal oleh masyarakat di Desa setempat.
h. Bersedia dicalonkan menjadi Kepala Desa.
i. Memenuhi syarat-syarat lain yang sesuai dengan adat istiadat setempat.
j. Belum pernah menjabat kapala desa paling lama 10 tahun atau dua kali masa
jabatan.
Syarat-syarat pendaftaran pencalonan Kepala Desa yang diserahkan
panitia dalam proses penjaringan bakal calon kepala desa, ialah :48
a. Surat lamaran pencalonan Kepala Desa.
b. Surat Pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

47
48

Syarat calon kepala desa Simare. Hal. 1
Ibid. Hal. 2

68
Universitas Sumatera Utara

c. Surat pernyataan setia kepada Pancasila sebagai dasar Negara, Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia 1945, Negara dan Pemerintahan Republik
Indonesia.
d. Surat pernyataan bersedia menjadi Calon Kepala Desa.
e. Surat pernyataan mengenal desa dan dikenal oleh masyarakat Desa.
f. Surat pernyataan belum pernah menjabat kepala desa paling lama 10 tahun atau
dua kali masa jabatan.
Panitia pemilihan Kepala Desa Simare menerima 2 (dua) orang yang
mendaftar sebagai bakal calon kepala desa dalam masa pendaftaran yang
disediakan panitia. Kedua calon yang mendaftar tersebut adalah:
1. Naek Hutapea dengan tanda Padi.
2. Firman Pasaribu dengan tanda Jagung
Dalam proses penjaringan dan seleksi bakal calon kepala desa Simare
yang dilakukan panitia pemilihan kepala desa bahwa calon yang mendaftar
tersebut tidak ada permasalahan terhadap persyaratan bakal calon kepala desa.
Kedua bakal calon memenuhi persyaratan yang dibuat panitia. Panitia pemilihan
kepala desa Simare dapat menentukan peserta calon kepala desa dan disahkan
dalam sidang Badan Permusyawaratan Desa (BPD) kemudian disampaikan
kepada Bupati melalui Camat. Setelah adanya pengesahan dari Bupati maka
panitia pemilihan melakukan penentuan gambar sekaligus memberitahukan pada
masyarakat nama-nama calon dalam pemlihan Kepala Desa Simare ditempat
umum dan di Balai Desa.

69
Universitas Sumatera Utara

Panitia pemilihan Kepala Desa Simare kemudian menetapkan calon kepala
desa Belang Malum setelah tahapan penjaringan dan seleksi bakal calon kepala
desa selesai dilakukan. Kedua bakal calon yang mendaftar dinyatakan lolos
seleksi dan memenuhi semua persyaratan. Kedua bakal calon ditetapkan sebagai
calon kepala desa periode 2010-2016 di Desa Simare. Setelah proses penjaringan
dan seleksi bakal calon kepala desa, tahapan selanjutnya adalah tahapan
kampanye calon kepala desa.
Kampanye merupakan salah satu metode komunikasi (persuasi), karena di
sini juga membahas tentang upaya memengaruhi massa, baik dalam tingkah laku
maupun dalam bentuk opini. Kampanye seringkali menyangkut soal pengarahan,
pemerkuatan, dan penggerakan kecendeungan kearah tujuan yang diperkenankan
secara sosial. Kegiatan kampanye secara umum merupakan kegiatan persuasif
(komunikasi Persuasif) yang bertujuan mempengaruhi pola berpikir, bersikap, dan
berperilaku orang lain seperti yang diharapkan.49
Berdasarkan tipologi partisipasi politik, kampanye termasuk kedalam jenis
partisipasi politik dalam bentuk kegiatan pemilihan. Kegiatan pemilihan dalam hal
ini mencakup suara, juga sumbangan untuk kampanye, bekerja dalam suatu
pemilihan, mencari dukungan bagi seorang calon, atau setiap tindakan yang
bertujuan memengaruhi hasil proses pemilihan50.
Dalam tahapan kampanye pemilihan kepala desa di Desa Simare, panitia
memberikan waktu yang digunakan oleh calon kepala desa selama 10 (sepuluh)
49
50

Prof. Dr. Damsar. 2010. Pengantar Sosiologi Politik. Jakarta: Kencana. Hal. 188-189
Ibid. Hal. 189

70
Universitas Sumatera Utara

sejak tanggal 21 - 30 September 2010. Kampanye calon kepala desa dilakukan
kepada Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dan kepada masyarakat desa. Dalam
tahapan kampanye, calon kepala desa menyampaikan visi dan misinya jika
terpilih menjadi Kepala Desa Simare periode 2010-2016. Berbagai kegiatan
dilakukan untuk menarik simpati dari masyarakat seperti, acara hiburan, acara
makan minum, acara gotong royong dan lain sebagainya. Setiap calon kepala desa
berkampanye bersama dengan tim suksesnya masing-masing.
Pemilihan Kepala Desa Simare dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober
2010 dan bertempat di halaman Gereja Huria Kristen Batak Protestan (HKBP)
desa Simare. Sesuai dengan pernyataan sekertaris panitia pemilihan kepala desa,
Bapak Marihot Hutapea yang mengatakan bahwa:
“ Pemilihan Kepala Desa Simare periode 2010-2016, yang
dilaksanakan pada tanggal 05 Oktober 2010. Itu
dilaksanakan di halaman Gereja Huria Kristen Batak
Protestan (HKBP) desa Simare. Kami menyediakan 2 bilik
suara untuk pencoblosan. Pemilihan dimulai dengan kata
pembukaan pada pukul 07.00 WIB. Pencoblosan selesai
pada pukul 13.00 WIB dan dilanjut dengan penghitungan
suara ”. 51

Pemilihan kepala desa tahun 2010 di Desa Simare, dimulai pada pukul
07.00 WIB. Panitia pemilihan kepala desa menyediakan 2 bilik suara di tempat
pemungutan suara (TPS) yang menjadi tempat masyarakat desa memilih calon
kepala desa. Kertas suara yang disediakan panitia berisi gambar dari simbol

51
Wawancara dengan Bapak Marihot Hutapea, Ketua Pemilihan Kepala Desa Simare tahun 2010 tanggal 19
Juni 2015 di Desa Simare.

71
Universitas Sumatera Utara

masing-masing calon kepala desa. Naek Hutapea dengan simbol padi dan Firman
Pasaribu dengan simbol jagung. Pemilihan kepala desa diawali dengan
pengarahan dari ketua panitia pemilihan. Pemilihan kepala desa Simare dihadiri
oleh unsur Muspida Kabupaten Toba Samosir, Pemerintah Kecamatan Borbor
yang langsung dihadiri oleh Camat Borbor beserta jajarannya, Badan
Permusyawaratan Desa Simare.
Daftar pemilih tetap (DPT) dalam Pemilihan Kepala Desa adalah 507 jiwa,
dan masyarakat yang datang pada Pemilihan Kepala Desa sebanyak 460 jiwa.
Pemilihan Kepala Desa diikuti masyarakat Desa Simare yang terdiri dari 258
orang laki-laki dan 202 orang perempuan. Pemilihan berlangsung hingga pukul
13.00 WIB dan dilanjut dengan penghitungan suara pada pukul 13.30 WIB.52
Penghitungan suara selesai pada pukul 16.00 WIB dengan hasil sebagai berikut.

Tabel 2.11
Hasil Pemilihan Kepala Desa
Hasil Pemilihan

Jumlah Suara

Suara Sah

457

Suara Tidak Sah

3

Naek Hutapea

322

Firman Pasaribu

125

Sumber Data: Panitia Pemilihan Kepala Desa

52

Berita Acara Pemilihan Kepala Desa Simare

72
Universitas Sumatera Utara

Pemilihan Kepala Desa Simare dimenangkan oleh Naek Hutapea dengan
selisih suara 197 suara. Pemilihan ditutup dengan kata penutupan dari ketua
panitia pemilihan. Surat suara pemilihan kepala desa kemudian diserahkan kepada
pemerintah kecamatan dan dibawa ke kantor Camat Borbor.

73
Universitas Sumatera Utara