Dampak Obyek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat Di Kabupaten Tapanuli Tengah

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Menurut Marpaung (2002:13), “Pariwisata adalah perpindahan sementara yang

dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari
tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal ditempat yang dituju
dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan meraka”.
Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia terutama menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan
yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang0orang yang relative kaya pada
abad ke-20, kemudian dengan seiiring berjalannya waktu pariwisata menjadi
kebutuhan orang banyak untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari dan
sekarang kegiatan ini telah menjadi hak azasi manusia. Melalui berbagai kegiatan
kepariwisataan, seseorang yang melakukan dapat memperoleh kepuasan secara
jasmani maupun rohani (Berutu, 2008:1).
Ada banyak jenis wisata diantaranya wisata alam yang merupakan obyek dan
daya


tarik

wisata

alam

seperti

Danau

Toba,

wisata

bahari

merupakan

penyelenggaraan wisata dan olahraga air dengan penyediaan sarana dan prasarana

serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial diperairan laut seperti snorkling dan
diving, wisata budaya merupakan atraksi wisata yang menyajikan kebudayaan seperti
tari-tarian dan adat istiadat yang berlaku di daerah wisata, wisata sejarah merupan
obyek wisata yang terdapat peninggalan-peninggalan bersejarah, dan wisata religi

merupakan wisata ynag menyajikan kegiatan kerohanian suatu agama seperti Makam
Tua, Mesjid Raya dan lainlain.
Upaya pengembangan pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang
berimplikasi pada perencanaan dan pengembangan suatu wilayah. Dengan
mempromosikan pariwisata dan memanfaatkan keadaan alam, budaya, adat istiadat,
sejarah dan lain sebagainya yang menajdi kan pariwisata lebih berkembang dan
dikenal oleh wisatawan mancanegara (Berutu, 2008:3).
Provinsi Sumatera Utara yang beribukotakan Medan, merupakan salah satu
destinasi wisata di Indonesia. Kepariwisataan Sumatera Utara tidak hanya
mengandalkan alam sebagai daya tariknya, tetapi juga budaya, religi, sejarah, dan
lain-lain. Beberapa daerah di Sumatera Utara yang sudah mengembangkan daerahnya
sebagi obyek wisata adalah Berastagi yang berbasis wisata alam dan budayanya,
Bukit Lawang yang berbasis wisata alam dengan adanya monyet-monyet lepas yang
menjadi pusat perhatian wisatawan, Prapat ynag berbasis wisata alam dengan danau
yang besar dan luas dikenal dengan nama Danau Toba.

Kabupaten Tapanuli Tengah adalah suatu daerah di Sumatera Utara yang
terletak di Pantai Barat Sumatera Utara yang beribukota Pandan. Jarak tempuh
kedaerah ini kurang lebih 333km dari Medan. Daerah ini mulai mengembangkan
daerahnya sebagai salah satu daerah wisata di Sumatera Utara. Karena memiliki
keunikan dan keindahan alam, keanekaragaman budaya serta peninggalanpeninggalan sejarah yanjg dapat dijadikan daya tarik wisata.

Kota Barus terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kota Barus setelah dikenal
ke seluruh Indonesia bahkan keseluruh dunia, jarak tempuh ke Kota Barus kurang
lebih 64km dari Kota Pandan. Pada umumnya orang mengetahui bahwa Kota
Barusadalah Kota Tua, Bahkan tertua di Sumatera Utara.
Akan tetapi yang dimaksud dengan Kota tua itu bukan Kota Barus yang
sekarang. Kota Barus yang sekarang baru berumur kira-kira 3 abad. Sedangkan Kota
Tua yang dimaksud dalam Risalah ini adalah sumber tempat pengambilan Kapur
Barus yang telah dikenal Dunia luar lebih dari 3.000 tahun yang lalu ialah negeri
yang dahulu terletak di atas bukit-bukit yang ada disebelah Utara Kota Barus
sekarang ( Batubara, 2001 : 2).
Pada umumnya, di Kota Barus dahulu terdapat peninggalan-peninggalan
sejarah yakni berupa Makam-makam Tua. Makam-makam tua di Barus ini umumnya
disebut penduduk, terutama orang-orang tua dengan kuburan Aulia 44 ( empat puluh
empat) Negeri Barus. Makam-makam tua ini berada disekitar Kota Barus dan paling

banyak di lereng-lereng gunung atau bukit-bukit sejak dari Bukit Patupangan sampai
ke Barat. Adapun makam-makam tua tersebut yakni Makam Papan Tinggi Raja,
Makam Mahligai, dan Tuan Batu Badan (Batubara,2001:2).
Makam Papan Tinggi Raja terletak di Kota Barus, Jarak Tempuhnya sekitar
kurang lebih 5km dari Pusat Kota Barus. Makam Papan Tinggi Raja terletak di
puncak gunung yang tinginya kurang lebih 200m dari permukaan air. Namanya
“Papan Tinggi” disebabkan di gunung itu dahulunya orang mengambil papan, jadi
mengambil papan ke Gunung Tinggi yang lama kelamaan berubah menjadi Papan
Tinggi.

Makam Papan Tinggi Raja sering di kunjungi oleh masyarakat di Kota Barus,
diluar Kota Barus juga wisatawan lokal dan wisatawan asing. Biasanya wisatawan
yang berkunjung kesini untuk berziarah dan berdoa di Makam Syeh Mahmud berasal
dari Handral Maut (Jazirah Arab), maka wisata yang berada di Makam Papan Tinggi
tersebut adalah Wisata Religi (Batubara,2001:3).
Destinasi wisata ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar obyek
wisata terutama dampak ekonomi, dampak lingkungan, dan dampak sosial. Arus
wisatawan yang cukup tinggi membuat masyarakat terdorong untuk melakukan
kegiatan ekonomi seperti membuat area istirahat dan menjual keperluan makanan dan
minuman sehingga wisatawan berbelanja sebelum naik menuju obyek wisata Makam

Papan Tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, makapenulis tertarik untuk meneliti obyek wisata di
Kota Barus Kabupaten Tapanuli Tengah ini dengan judul “Dampak Obyek Wisata
Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat Di Kabupaten Tapanuli Tengah”.

1.2

Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah

penelitian ini hanya membatasi ruang lingkup permasalahan pada Makam Papan
Tinggi Raja yang terkait dengan dampak bagi masyarakat di Kota Barus.

1.3

Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka

rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


1. Pengaruh Obyek wisata Makam Papan Tinggi terhadap masyarakat di
Kabupaten Tapanuli Tengah?
2. Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap Kunjungan
Wisatawan bagi masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah?
3. Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi sebagai Objek wisata terhadap
lingkungan?

1.4

Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh obyek wisata Makam Papan Tinggi terhadap
masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap
Kunjungan Wisatawan bagi masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah.
3. Untuk mengetahui Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi sebagai
Objek wisata terhadap lingkungan.

1.5


Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat

praktis yaitu :
1.

Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan
bagi pembaca dalam bidang kepariwisataan yang khususnya wisata religi,
baik dari segi bentuk maupun strategi pengembangan.

2.

Manfaat Praktis
Penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai
pengambil kebijakan, bagi para pelaku pariwisata serta bagi masyarakat
sebagai pemilik daerah obyek wisata dalam pembangunan kepariwisataan
di daerahnya.

1.6


Metode Penelitian
Penelitian yang benar dan baik sudah selayaknya menggunakan metode

penelitian. Menurut Sugiyono (2001) “Metode Penelitian adalah cara-cara ilmiah
untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan,
dan dibuktikan. Suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”.
Penelitian tugas akhir ini menggunakan metode penelitian lapangan dan metode
penelitian kepustakaan.
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode penelitian lapangan ini dilakukan untuk memeperolah data dengan
cara meninjau langsung lokasi penelitian, mewawancarai masyarakat
setempat, pemerintahan setempat dan wisatawan. Penulis juga menggunakan
kamera untuk memperoleh foto-foto terkait dengan Makam Papan Tinggi
tersebut.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder
melalui buku, majalah, surat kabar, brosur, tugas akhir dan skripsi yang

relevan dengan topik penelitian ini.

1.7

Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membagi pokok pembahasan dalan

lima (5) bab, dan pembahasan dibagi ke dalam beberapa sub bab. Sistematika
pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Memuat Latar Belakang, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah,
Tujuan Penelitian, Manfaat Penulisan dan Metode Penelitian, serta
Sistematika Penulisan.
BAB II: URAIAN TEORETIS
Menguraikan Pengertian Umum Kepariwisataan, Obyek dan Daya
Tarik Wisata, Industri Pariwisata dan Produk Wisata, Wisata Religi,
Situs Sejarah.
BAB III: GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH
Bab ini berisikan Gambaran Umum mengenai Kabupaten Tapanuli
Tengah, Letak Geografis dan Batas Wilayah Administratif, Sejarah

Kabupaten Tapanuli Tengah, Visi Misi Kabupaten Tapanuli Tengah,
Potensi

Pariwisata

Kabupaten

Tapanuli

Tengah,

Dampak

Kepariwisata Terhadap Lingkungan, Budaya dan Masyarakat.

BAB IV : DAMPAK OBYEK WISATA MAKAM PAPAN TINGGI
TERHADAP MASYRAKAT DI KABUPATEN TAPANULI
TENGAH
Menguraikan Tentang Pengaruh Objek Wisata Makam Papan
Tinggi Terhadap Masyarakat Di Kabupaten Tapanuli Tengah,

Pengaruh Wisata Makam Terhadap Kunjungan Wisatawan Kepada
Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah, Pengaruh Objek Wisata
Makam Papan Tinggi Terhadap Lingkungan Di Kabupaten
Tapanuli Tengah.
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari Kesimpulan dan Saran dari pembahasan yang telah
dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA