Dampak Obyek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat Di Kabupaten Tapanuli Tengah
DAFTAR PUSTAKA
Pasaribu, Sjawal. 2014. Budaya dan Pariwisata Pesisir Tapanuli Tengah Sibolga Ismayanti. 2010. Pengantar Pariwisata. Jakarta : Grasindo
Marpaung, Happy. 2002. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta
Penggabean, Hamid. 1995 Bunga Rampai Tapian Nauli. Jakarta : Tapian Nauli Tujuh Sekawan
Soekadijo. 2002. Anatomi Pariwisata (Memahami Pariwisata Sebagai Systemic Linkage).Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Umum
Karyono, Hari. 1997. Kepariwisataan. Jakarta : PT. Gramedia
Suwantoro, Gamal. 1997. Dasar – Dasar Pariwisata. Yogyakarta : Andi Yoeti, Oka. 2002.Tours and Travel Marketing,Jakarta : PT. Pradnya Paramita Undang – Undang Nomor 10 Tahun 2009
Brosur Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Tapanuli Tengah
(2)
BAB III
GAMBARAN UMUM MENGENAI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
3.1. Letak Geografis Dan Batas Wilayah Administratif
Kabupaten Tapanuli Tengah terletak di pesisir Pantai Barat Pulau Sumatera Utara, dan ibukota Pandan. Beberapa daerah yang dataran tinggi dimana pengunjung dapat menikmati perpaduan unik antara atsmosfer pesisir dengan pegunungan. Kabupaten Tapanuli Tengah terletak diantara Kabupaten Tapanuli Utara dengan Tapanuli Selatan.
Letak wilayah yang strategis, keanekaragaman potensi sumber daya alam yang besar menyebabkan Tapanuli Tengah sebagai permata yang tersembunyi yang akan berkilau dan sangat berharga dengan sentuhan percepatan pembangunan dan peningkatkan investasi.
Daerah Tapanuli Tengah adalah bagian dari wilayah pengembangan pembangunan I (Pantai Barat) memiliki daerah yang memanjang pada kaki pegunungan Bukit Barisan, dengan luas seluruhnya 2.187 km2, pada posisi 1 25’-2 20’ LU dan 90 10’-99 0,5’ BB.
Batas-batas Kabupaten Tapanuli Tengah: Sebelah Timur: Kabupaten Tapanuli Utara Sebelah Barat: Samudera Hindia
Sebelah Utara: Kabupaten Singkil Provinsi NAD Sebelah selatan : Kabupaten Tapanuli Selatan
(3)
Dan Secara administratif Kabupaten Tapanuli Tengah terdiri atas 20 kecamatan, 30 kelurahan 147 desa, yaitu meliputi Kecamatan Manduamas, Sirandorung, Andam Dewi, Barus, Barus Utara, Sosorgadong, Sorkam Barat, Sorkam, Pasaribu Tobing, Kolang, Tapian Nauli, Sitahuis, Pandan, Tukka, Badiri, Pinangsori, Lumut, Sibabangun, dan Suka Bangun. Pada bulan Desember 2007 jumlah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah bertambah satu lagi yaitu Kecamatan Sarudik sehingga jumlah kecamatan seluruhnya 20 kecamatan.
3.2. Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten tertua di Sumatera Utara. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, wilayah Tapanuli Tengah masuk Keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang residen berkendudukan di Sibolga. Salah satu putera daerah Tapanuli Tengah yang permulaan Orde Baru, beliau dianugerahi gelar pahlawan nasional dan dimakamkan di Kecamatan Kolang, Kabupaten Tapanuli Tengah.
Jauh sebelumnya kawasan Tapanuli Tengah sekarang tepatnya di Barus sudah dikenal sebagai pelabuhan laut yang masyhur di Pulau Sumatera berabad-abad silam, juga sebagai salah satu pusat perdagangan dan peradaban dunia. Ahli geografi Yunani, Claudios Ptolemaios pada tahun 165 Masehi menguraikan Barus sebagai penghasil kapur barus (Camphor), suatu produk alamiah berbentuk kristal yang dihasilkan dari getah pohon keras (Aguilaria Malaccansis atau Cinnamomum Camphora). Kapur barus merupakan lambang kemewahan para raja dan bangsawan
(4)
Yunani, Romawi, Mesir, Persia, dan lainnya pada saat itu. Kedudukan Barus kurang lebih seperti Paris saat ini, yang terkenal inovasi parfum mewahnya.
Selain Barus, dua daerah lainnya di Tapanuli Tengah, yaitu Sorkam dan Mungkur sejak 3.000 tahun lalu juga dikenal karena ekspor kemenyan dunia yang sangat digemari di Timur Tengah dan Mesir Kuno. Keresidenan Tapanuli beberapa kali mengalami berubahan pembagian wilayah seiring proses pendudukan kolonia Belanda di kawasan Tapanuli. Kawasan Tapanuli Tengah sebagai Daerah Tingkat II baru tercermin melalui Staadblad No.563 tahun 1937. Berdasarkan Staadblad tersebut kawasan Tapanuli Tengah masuk dalam afdeling Sibolga yang terdiri dari Onder Distrik Sibolga, Lumut dan Barus. Adapun afdeling lainnya selain Sibolga di Keresidenan Tapanuli adalah afdeling Nias, Sidempuan, dan Tanah Batak. Setelah kemerdekaan, Kabupaten Tapanuli Tengah sebagai daerah otonom dipertegas oleh pemerintah dengan Undang-Undang Darurat Nomor 7 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten-kabupaten dalam lingkungan daerah Provinsi Sumatera Utara. Berdasarkan peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Tengah Nomor 19 Tahun 2007 maka ditetapkan Hari Jadi Kabupaten Tapanuli Tengah adalah 24 Agustus 1945.
3.3. Visi Misi Kabupaten Tapanuli Tengah
1. Visi:
a. Mewujudkan Masyarakat Tapanuli Tengah yang Maju, Sejahtera, dan Bermatabat.
(5)
2. Misi:
a. Percepatan pembangunanmelaluipeningkatan pembangunan infrastruktur. b. Membenahi birokrasi untuk meningkatkan pelayanan publik, serta
menjamin terwujudnya pemerintah yang baik dan bersih (good governance and clean governance) serta berwibawa.
c. Meningkatkan kualitas hidup masyarakat melalui kesehatan, pendidikan dan pengembangan SDM.
d. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor-sektor unggulan serta menggali dan mengembangkan potensi Sumber Daya Alam (SDA) dan Pariwisata dengan kebijak\an pembangunan yang pro rakyat.
e. Menegakkan hukum dan HAM serta penguatan proses demokrasi untuk terciptanya rasa aman dan damai, serta menata iklim kondusif bagi tumbuhnya investasi.
Adapun Visi dan Misi Kabupaten Tapanuli Tengah tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Tapanuli Tengah Tahun 2012-2016, yang saat ini tinggal menunggu proses legalitas Peraturan Daerah Kabupaten Tapanuli Daerah.
3.4. Keadaan Alam dan Iklim.
3.4.1 Kondisi Topografi
Topografi Kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berbukit – bukit dengan ketinggian 0 – 1.266 meter di atas permukaan laut.Sebagian daerahnya adalah dataran dan rawa serta banyak aliran sungai.Dari seluruh wilayah Tapanuli Tengah, 43, 90 %
(6)
berbukit dan bergelombang.Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan lautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong teriklim tropis. Dalam periode Januari – Desember 2009, suhu udara maksimum dapat mencapai 31,07oC dan suhu minimum mencapai 21, 51oC. Rata – rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2009 adalah 23,80oC. pada tahun 2009, curah hujan rata – rata 4.227,7 mm, hari hujan 229,00 hari, kecepatan angina rata – rata 7,40 knot dan penguapan rata – rata 4,90 mm, kelembapan udara rata – rata 95,00 %.
3.4.2 Kondisi Hidrologi
Potensi hidrologi cukup penting dalam menunjang pembangunan baik untuk kepentingan irigasi, air minum (sanitasi) transportasi maupun untuk kepentingan lainnya. Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dipengaruhi oleh 5 (lima) Daerah Aliran Sungai (DAS) yaitu DAS Tapus, DAS Aek Sirahar, DAS Aek Sibundong, DAS Aek Kolang, dan DAS Batang Toru. Daerah hulu sungai berasal dari pegunungan Bukit Barisan dan bermuara ke Pantai Barat Sumatera Utara.Sebagian sungai telah dimanfaatkan untuk pembangkit tenaga listrik seperti aliran Sungai Sibuluan untuk PLTA Sipan Sihaporas danuntuk air minum, steiger perhubungan laut, tempat sandar kapalperikanan maupun irigasi.
(7)
3.4.3 Kondisi Iklim
Sebagian besar wilayah kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah berbatasan dengan lautan sehingga berpengaruh pada suhu udara yang tergolong teriklim tropis.Dalam periode Januari – Desember 2009, suhu udara maksimum dapat mencapai 31,07oC dan suhu minimum mencapai 21, 51oC.Rata – rata suhu udara di Kabupaten Tapanuli Tengah tahun 2009 adalah 23,80oC. pada tahun 2009, curah hujan rata – rata 4.227,7 mm, hari hujan 229,00 hari, kecepatan angina rata – rata 7,40 knot dan penguapan rata – rata 4,90 mm, kelembapan udara rata – rata 95,00 %.
3.5 Demografi Penduduk
Penduduk Tapanuli Tengah tahun 2006 berjumlah 297.846 jiwa dengan kepadatan penduduk 136 jiwa per km². Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 2000-2005 sebesar 1,86% per tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,20% laki-laki dan 49,80% perempuan.Pada tahun 2009, berjumlah 323.563 jiwa dengan kepadatan penduduk 147 jiwa per km2. Laju pertumbuhan penduduk periode tahun 200 – 2008 sebesar 2,79 % per tahun. Komposisi penduduk di Tapanuli Tengah yaitu 50,30% laki – laki dan 49, 70% perempuan, penduduk kabupaten Tapanuli Tengah sebagian besar berada di daratan Pulau Sumatera, sebagain kecil di pulau – pulau kecil dan sebagian masih dalam kategori daerah tertinggal. Pembangunan yang saat ini dilaksanakan mendorong peningkatanan taraf hidup masyarakat yuntuk maju, sejahtera dan bermartabat sehingga dapat keluar dari kondisi daerah tertinggal.
Penduduk Tapanuli Tengah terdiri atas multi etnik yaitu suku Batak, Minang, Jawa - Madura, Bugis, Cina, Aceh, Melayu, Sunda, dan lain-lain, dengan mayoritas suku Batak. Kerukunan, keamanan, ketertiban dan toleransi dalam semangat
(8)
gotong-royong yang terjalin dan terbina selama ini membuat Tapanuli Tengah semakin kondusif dan tangguh secara sosial kemasyarakatan dalam menyikapi globalisasi dengan berbagai perubahan yang begitu cepat.
Adapun keterbatasan yang melingkupi persoalan tersebut adalah Topografi wilayah Tapanuli Tengah yang berbukit (Bukit Barisan), keterbatasan sumberdaya manusia, keterbatasan pengelolaan sumberdaya alam, keterbatasan infrastruktur, keterbatasan akses informasi dan keterbatasan arus modal.Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah berupaya untuk mengatasi persoalan tersebut dengan percepatan pembangunan dan menaikkan pertumbuhan ekonomi daerah terutama melalui investasi baik investasi pemerintah maupun swasta untuk menaikkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dengan konsep pembangunan TAPANULI GROWTH.
Pelaksanaan percepatan pembangunan yang diselenggarakan sejak tahun 2001 hingga saat ini telah mulai menunjukkan hasil nyata dengan peningkatan serapan tenaga kerja melalui investasi yang masuk dan pembangunan infrastruktur yang akan mendorong peningkatan tersebut.Secara umum lapangan usaha yang dominan di Kabupaten Tapanuli Tengah adalah Pertanian, Jasa dan Industri Pengolahan.Masyarakat petani terdiri atas nelayan, petani yang menanam padi, hortikultura dan ternak serta perkebunan rakyat.Lapangan usaha jasa yang dominan merupakan aktifitas perdagangan komoditi unggulan hasil pertanian dan produk kerajinan / industri rumah tangga, disamping jasa lainnya seperti pengangkutan, komunikasi dan perbankan / lembaga keuangan.Industri pengolahan meliputi industri yang berbasis hasil perikanan tangkap dan perkebunan.
(9)
3.6. Potensi Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah
Secara umum potensi pariwisata di Kabupaten Tapanuli Tengah sangat besar. Dengan panjang garis pantai di pesisir barat Pulau Sumatera + 200 km memiliki pantai-pantai yang indah, pulau-pulau kecil yang tersebar di Samudera Hindia lebih dari 25 pulau dengan keindahan pantai dan pesona ekosistem bawah lautnya seperti terumbu karang dan ikan hias di gugus Pulau Mursala dan Pulau Unggas. Selain itu, objek wisata sejarah atau cagar budaya di sekitar daerah Barus dan sekitarnya kaya dengan bahan-bahan arkeologi dan makam-makam yang menjadi bukti sejarah kebesaran masa lampau dimana Barus menjadi salah satu pelabuhan besar di Pantai Barat Pulau Sumatera. Alam pegunungan bukit barisan, air terjun dan sungai yang banyak terdapat di Kabupaten Tapanuli Tengah serta Danau Pandan menambah daya saing wisata Kabupaten Tapanuli Tengah. Kabupaten Tapanuli Tengah terus dengan giat mempromosikan kekayaan yang tersembunyi di wilayah Tapanuli Tengah dengan “ Tapanuli Tengah, Negeri Wisata Sejuta Pesona”. Selain pesona obyek wisata, Tapanuli Tengah juga kaya dengan beragam budaya karena wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dihuni oleh multi etnis yang berbaur dalam harmoni. Beberapa potensi di Kabupaten Tapanuli Tengah, Wisata Sejarah dan Budaya: Sumur Nomensen, Makam Mahligai, Makam Papan Tinggi Raja, Batu Ping, Tugu Perjuangan Tapanuli, Batu Lubang. Wisata Alam: Bukit Bonan Dolok, Puncak Pondok Batu. Wisata Pulau: Pulau Bakar, Pulau Ungge, Pulau Situngkus, Pulau Raja Janggi, Pulau Puti, Pulau Batu Layar, Pulau Mursala. Wisata Bahari: Pantai Pantai Bumi Asih, Pantai Binasi, Pantai Bottot, Pantai Hajoran, Pantai Kade Tigo, Pantai Kalangan, Pantai Kahona, Pantai Kute, Pantai Monyet, Pantai Muara Kolang, Pantai
(10)
Muara Tapus, Pantai Bosur, Pantai Sitiris-tiris, Pantai Sipahubat.(Sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah).
3.7 Dampak kepariwisataan terhadap lingkungan, budaya, masyarakat dan
ekonomi.
Menurut buku Ismayanti ada dampak lingkungan secara fisik, dan ada dampak sosial budaya, serta masyarakat yang di pengaruhi oleh kepariwisataan, antara lain sebagai berikut:
3.7.1 Dampak kepariwisataan terhadap lingkungan fisik.
Industri pariwisata memilki hubungan erat dan kuat dengan lingkungan fisik. Lingkungan alam merupakan aset pariwisata dan mendapatkan dampak karena sifat lingkungan fisik tersebut yang rapuh (fragile) dan tak terpisahkan (inseparability). Bersifat rapuh karena alam merupakan ciptaan Tuhan yang jika dirusak belum tentu akan tumbuh atau kembali sediakala. Bersifat tidak terpiusahkan karena manusia harus mendatangi lingkungan alam untuk dapat menikmatinya.
Lingkungan fisik adalah daya tarik utama kegiatan wisata. Lingkungan fisik meliputi lingkungan alam ( flora dan fauna, bentangan alam, dan gejala alam ) dan lingkungan buatan ( situs kebudayaan, wilayah perkotaan, wilaya perdesaan, dan peninggalan sejarah).Secara teori, hubungan linkungan alam dengan pariwisata harus mutual dan bermamfaat. Wisatawan menikmati keindahan alam dan pendapatan yang dibayarkan wisatawan digunakan untuk melindungi dan melihara alam guna keberlangsungan pariwisata.
(11)
Hubungan lingkungan dan pariwisata tidak selamanya simbiosa yang mendukung dan menguntungkan sehingga upaya konservasi, apresiasi, dan pendidikan dilakukan agar hubungan keduanya berkelanjutan, tetapi kenyataan yang ada hubungan keduanya justru memunculkan konflik. Pariwisata lebih sering mengeksploitasi lingkungan alam ( Ismayati, 2010 : 203).
3.7.2 Dampak kepariwisataan terhadap Kebudayaan
Dampak yang ditimbulkan oleh pariwisata terhadap kebudayaan tidak terlepas dari pola interaksi di antaranya yang cenderung bersifat dinamika dan positif. Dinamika tersebut berkembang, karena kebudayaan memegang peranan yang penting bagi pembangunan berkelanjutan pariwisata dan sebaliknya pariwisata memberikan peranan dalam merevitalisasi kebudayaan. Ciri positif dinamika tersebut diperlihatkan dengan pola kebudayaan mampu meningkatkan pariwisata dan pariwisata juga mampu memajukan kebudayaan. (Geriya, 1996: 49).
Paparan di atas menandakan perkembangan pariwisata dapat memberikan dampak yang positif terhadap kebudayaan. Di sini akan terjadi akulturasi kebudayaan, karena adanya interaksi masyarakat lokal dengan wisatawan. Di samping itu, kebudayaan-kebudayaan daerah yang merupakan bagian dari kebudayaan nasional Indonesia akan terus berkembang.
Hal ini disebabkan oleh adanya wisatawan (orang asing) yang datang berkunjung untuk melihat dan mengenal lebih dekat kebudayaan asli tersebut. Hal ini tentunya juga menyebabkan terjadinya penggalian nilai-nilai budaya asli untuk dikembangkan dan dilestarikan. Dengan demikian pola kebudayaan tradisional seperti
(12)
tempat-tempat bersejarah, monumen-monumen, kesenian, dan adat istiadat akan tetap terpelihara dan lestari (sustainable).
3.7.3 Dampak kepariwisataan terhadap sosial masyarakat.
Pada sejumlah Negara yang sedang membangunan, pengenalan yang terlalu dini pada pemikiran dan teknologi Barat dapat menciptakan beragam masalah sosial. Pengenalan di sector pariwisata misalnya, bagi sebuah kawan baru pada akhirnya mengubah gaya hidup sehari-hari penduduknya.
Perkembangan pariwisata yang terlalu cepat dapat meningkatakan angka kejahatan dan sekaligus memperkanalkan perjudian, materialism, serta keserakahan (Denis L. Foster, 2000). Lebih lanjut dikatakan bahwa pemerintah Negara yang sedang berkembang seringkali mengkhawatirkan akibat pariwisata pada karakter bangsa. Dengan secara menyolok menempatkan wisatawan yang makmur di tengan-tengan penduduk local yang miskin, pariwisata seringkali menimbulkan kegelisahan.
Kegiatan pariwisata cenderung mengarah kepada kegiatan dari aksi sosial, dalam artian bahwa kegiatan pariwisata erat kaitannya dengan tingkah laku tiap individu, kelompok dalam melakukan perjalanan wisata serta pengaruh kegiatan pariwisata dalam masyarakat. Dengan berkembangnya pariwisata orang-orang bebas bergerak dari satu tempat ke tempat lain, dari lingkungan yang satu ke lingkungan lain yang sama sekali berbeda bangsa dan agama.
Orang-orang yang sedang melakukan perjalanan wisata tersebut akan saling berhubungan langsung dengan orang-orang yang berkebangsaan dan lingkungan lain ditempat tujuannya, dan memperkenalkan adat kebiasaan, tingkah laku dan keinginan
(13)
yang kebiasaan, tingkah laku dan keinginan yang berbeda-beda bahkan bertolak belakang dengan tata cara hidup (the way of life) masyarakat yang dikunjungi. Gejala ini dapat membuat sektor pariwisata menjadi suatu yang dianggap peka yang dapat mempengaruhi hubungan antar bangsa.
(14)
BAB IV
DAMPAK OBYEK WISATA MAKAM PAPAN TINGGI TERHADAP MASYARAKAT DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
4.1 Pengaruh Obyek Wisata Makam Papan Tinggi terhadap Masyarakat di
Kabupaten Tapanuli Tengah
Barus pintu masuknya Islam pertama di Indonesia Menjejakan kaki di Tapanuli Tengah, Sumatera Utara terasa tak sempurna jika tak mendatangi
Kecamatan Barus. Kecamatan ini menyimpan misteri kerajaan yang namanya tercatat hingga ke Eropa dan Timur Tengah sebagai penghasil kapur barus dan rempah-rempah.Barus terletak di pinggir Pantai Barat Pulau Sumatera.
Barus sebagai kota Emporium dan pusat peradaban pada abad 1-17 M, dan disebut juga dengan nama lain, yaitu Fansur.Barus kota tua, menjadi salah satu tujuan wisata serta bagi para peniliti arkeologi Islam, baik dari dalam dan luar negeri, khususnya di Lobu Tua dimana peneliti Perancis dan Indonesia melakukan eksplorasi arkeologi. Saat ini kita dapat melihat peninggalan sejarah Islam di Barus, yaitu dengan adanya makam Papan Tinggi dan makam Mahligai.
Kompleks makam ini menempati areal seluas 40 meter X 15 meter, dengan pagar pembatas di sekeliling setinggi 160 cm. Orang yang dimakamkan di situs ini bernama Syekh Mahmud berasal dari Hadral maut ( Jazirah Arab), sebagaimana tertulis pada batu nisannya. Disamping nama beliau ada juga tulisan ayat-ayat Al-Quran dan Hadis Nabi Muhammad SAW, Syekh Mahmud wafat pada tahun 44 Hijriah (H).
(15)
Destinasi wisata ini adalah destinasi tujuan wisata religi bagi umat Islam di Kabupaten Tapanuli Tengah, maupun sumatera utara. Ini dikarenakan yang di makamkan disini ialah pemuka agama islam yang menyaiarkan agama islam pertama di nusantara. Sehingga pemerintah menjadikan salah satu objek destinasi wisata.
Potensi Makam Papan Tinggi bias dikatakan menjanjikan, karena jika hari-hari besar Islam ataupun Akhir pekan arus kunjungan wisatawanpun meningkat. Data menunjukan setiap akhir pekan 50-100 wisatawan lokal maupun manca negara. Jika hari besar Islam 100-300 wisatawan mengunjungi tempat ini. Wisatawan yang datang biasanya berkelompok untuk berziarah di makam ini, mulai dari sekitar Tapanuli Tengah sampai Aceh Singkil.
Pemerintah sebagai fasilitator dalam ini Dinas Pariwisata Tapanuli Tengah melihat potensi akan objek wisata ini, sehingga pemerintah akan membangun proyek jangka menengah yaitu pembesaran wilayah objek wisata Makam Papan Tinggi. Pemerintah akan membangun mesjid, parker yang luas, tangga yang rapih, shelter untuk area peristirahatan, serta pemugaran Makam Papan Tinggi. Namun rencana ini masih belum terlaksana karena masyarakat belum mengibahkan tanahnya di sekitar objek wisata.
Masyarakat sekitar objek wisata merasakan ini sebagai berkah karena banyak para pejiarah atau wisatawan yang datang ke objek ini. Pengelolah dari objek wisata ini ialah masyarakat sekitar objek, sehingga bisa meningkatkan pendapatan masyarakat dan pemasukan bagi daerah kabupaten tapanuli tengah.
Namun adanya objek ini pasti mempengaruhi masyarakat sekitar objek, banyaknya wisatawan yang datang dengan budaya dan sifat masing masing, sehingga
(16)
dapat mempengaruhi masyarakat lokal. Dampak yang terjadi ialah dampak ekonomi, dampak sosial dan dampak lingkungan.
Karena kunjungan yang selalu meningkat, masyarakat yang berada di sekitar objek ini merasakan dampak yang baik. Dampak tersebut yang sangat terasa ialah dampak ekonomi, masyrakat sekitar mulai membuat kedai atau toko untuk menyediakan kebutuhan makanan ataupun minuman.
Kebutuhan ini sangat dibutuhkan wisatawan karena wisatawan akan bergerak naik memanjat bukit menuju makam. Apabila berziarah pada saat siang hari sangat menguras energi sehingga butuh persedian minuman untuk dibawa keatas. Disini lah terjalin dampak ekonomi terhadap masyarakat.
Dampak sosial juga mempengaruhi karena Masyarakat di sekitar obyek yang dulunya tidak acuh sekarang lebih ramah terhadap wisatawan yang datang, contoh perilaku ini mereka tunjukan saat wisatawan yang hadir mereka tersenyum ramah sambil menyapa, dan juga pakaian mereka selalu sopan karena kawasan ini adalah kawasan yang mereka anggap sakral.
4.2 Pengaruh Wisata Makam Terhadap Kunjungan Wisatawan Kepada
Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah.
Wisata makam papan tinggi merupakan obyek wisata religi yang berada di Kabupaten Tapanuli Tengah. Obyek ini adalah wisata favorit bagi pejiarah yang akan berziarah ke makam yang disakralkan oleh umat muslim. Setiap akhir pekan maupun hari-hari besar muslim adalah puncak kunjungan bagi wistawan religi. Data menunjukan setiap akhir pekan 50-100 wisatawan lokal maupun manca negara. Jika hari besar Islam 100-300 wisatawan mengunjungi tempat ini. Wisatawan yang datang
(17)
biasanya berkelompok untuk berziarah di makam ini, mulai dari sekitar Tapanuli Tengah sampai Aceh Singkil.
Wisatawan yang datang akan melapor menuju kantor pelayanan objek wisata Makam papan tinggi. Bagi umat muslim , akan mengambil air wuduk dari pos pendaftaran untuk sholat dan berziarah di makam Syek Mahmud. Setelah itu wisatawan akan naik menaiki tangga menuju atas bukit untuk melihat kompleks makam.
Wisatawan yang datang bukan saja umat muslim tapi, terbuka untuk umum. Jika wisatawan muslim datang untuk memanjatkan doa, sholat dan berziarah. Wisatawan yang lain datang untuk melihat, dan meneliti wisata sejarah yang berada di makam ini sambil menikamati alam yang cantik dengan pemandangan indah lautan lepas yang terlihat di puncak bukit di kompleks makam ini.
4.3 Pengaruh Objek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Lingkungan
diKabupaten Tapanauli Tengah
Wisatawan yang berkunjung di obyek wisata ini pasti membawa dampak positif maupun negatif. Dampak negatif yang terjadi ialah permasalahan sampah yang mempengaruhi lingkungan. ini terjadi karena kurang nya kesadaraan akan sadar wisata yaitu menjaga kebersihan.
Pengaruh lingkungan yang terjadi karena kurangnya fasilitas tempat sampah sepanjang jalan menuju obyek wisata ini. Sehingga banyak sampah bertebaran seperti botol bekas minuman, sampah bungkus makanan, dan kotak rokok disekitar jalan menuju obyek wisata ini yang mengganggu kebersihan lingkungan obyek wisata ini. Ini sangat mengganggu pemandangan serta lingkungan. karena
(18)
pemandangan dsini cukup indah dengan pemandangan laut lepas dan alam yang masih asri.
Dampak positif yang terlihat mempengaruhi lingkungan ialah wisatawan yang datang berkunjung untuk berziarah tidak segan untuk membersihkan areal makam. Wisatawan akan mengutip sampah, daun kering ,serta sampah lainnya untuk menjaga kebersihaan karena wisatawan menyadari tempat ini sakral.
Dengan adanya sadar wisata di objek ini Diharapkan pemerintah maupun pengelolah menyediakan tempat sampah supaya dampak lingkungan tidak merusak situs makam, tapi membuat tempat ini lebih rapi sehingga pemandangan laut dan alam yang asri tetap terjaga yang menjadi ciri khas objek wisata ini.
(19)
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Melalui uraian diatas maka penulis menyimpulkan :
Pengaruh objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap Masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah ini dapat membuat peningkatan ekonomi atau pemasukan pendapatan masyarakat di daerah objek. Wisatawan yang datang dapat mempengaruhi masyarakat lokal dengan budaya dan sifat masing-masing. Dampak sosial juga mempengaruhi masyarakat lokal yang dulunya tidak peduli menjadi peduli terhadap wisatawan yang maupun sesama masyarakat.
Pengaruh objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap kunjungan wisata kepada masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah ini dapat di liat dengan data kunjungan wisatawan yang makin hari makin meningkat. Objek wisata Makam Papan Tinggi ini adalah wisata religi, oleh karena itu objek ini adalah objek favorit bagi pejiarah yang akan berziarah ke Makam yang disakralkan oleh umat muslim. Wisatawan biasanya datang setiap hari besar seperti hari Raya Idul Fitri, hari libur, Taun Baru dan lain sebagainya. Data menunjukan setiap hari libur tanggal merah sekitar 50-100 wisatawan lokal maupun mancanegara, hari Raya Idul Fitri sekitar 100-300 wisatawan berkunjung ke tempat ini. Wisatawan yang datang bukan saja umat muslim, tapi terbuka juga untuk umum.
Pengaruh objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap lingkungan pasti akan membawa dampak yang positif maupun negatif. Dampak negatif yang terjadi ialah permasalahan sampah yang mempengaruhi lingkungan karena kurangnya kesadaran
(20)
wisata yaitu menjaga kebersihan. Pengaruh yang terjadi karena kurangnya fasilitas tempat sampah sepanjang jalan menuju objek ini. Dampak positif yang terlihat mempengaruhi lingkungan ialah wisatawan yang datang berkunjung untuk berziarah tidak segan membersihkan area makam. Dengan adanya sadar wisata di objek ini diharapkan pemerintah maupun pengelola tempat sampah supaya dampak lingkungan tidak merusak situs makam.
5.2 Saran
Menurut uraian diatas, maka penulis menyarankan :
1. Pemerintah sebagai fasilitator harus lebih meningkatkan pembangunan sarana infrastruktur, fasilitas-fasilitas yang ada di objek wisata khususnya fasilitas peristirahataan dan tempat sampah di sepanjang obyek ini.
2. Pengelola obyek wisata yaitu masyarakat sekitar harus memiliki tarif resmi yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah, sehingga tidak terjadi pengutipan liar di sekitar obyek wisata.
3. Pengelola dalam hal ini harus menjaga kelestarian Makam Papan Tinggi dengan menjaga sampah organik maupun sampah sintetis yang dibawa oleh wisatawan karena obyek ini sakral.
4. Pemerintah harus lebih mempromosikan Makam Papan Tinggi karena obyek ini memiliki potensi yang baik, dan juga membantu memperkenalkan Kota Barus dengan keanekaragaman alam dan budaya yang ada di Barus sebagai salah destinasi tujuan wisata di Kabupaten Tapanuli Tengah dan juga salah satu kota tertua di Indonesia.
(21)
BAB II
TINJAUAN TEORETIS
2.1 Pengertian Umum dalam Sistem Kepariwisataan
Pariwisata bila ditinjau secara harfiah berasal dari asal kata wisata dengan kata kerjanya berwisata artinya bepergian atau melancong untuk bersenang-senang.Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka waktu sementara(UU RI No. 10 Tahun 2009).
Istilah pariwisata berasal dari dua suku kata, yaitu pari dan wisata.Pari berarti banyak, berkali-kali atau berputar-putar, sedangkan wisata berarti perjalanan atau bepergian. Jadi pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan berkali-kali atau berputar-putar dari suatu tempat ke tempat yang lain. Pengertian pariwisata secara luas dapat dilihat dari beberapa definisi sebagai berikut :
1. Menurut Burkart, dkk pariwisata berarti perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan di luar tempat dimana mereka biasanya hidup dan bekerja, dan kegiatan – kegiatanmereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan tersebut(Soekadijo,2000:3).
2. Menurut Hunzieker,dkk, pariwisata dapat didefinisikan sebagai keseluruhan jaringan dan gejala – gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing di suatu tempat, dengan syarat bahwa mereka tidak tinggal di situ untuk
(22)
melakukan suatu pekerjaan yang penting yang memberikan keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara (Soekadijo,2000:12).
3. Menurut Kuntowijoyo, pariwisata memiliki dua aspek, aspek kelembagaan dan aspek substansial, yaitu sebuah aktivitas manusia. Dilihat dari sisi kelembagaannya, pariwisata merupakan lembaga yang dibentuk sebagai upaya manusia memenuhi kebutuhan rekreatifnya. Sebagai sebuah lembaga, pariwisata dapat dilihat dari sisi manajemennya, yakni bagaimana perkembangannya, mulai dari direncanakan, dikelola, sampai dipasarkan pada pembeli yakni wisatawan(Wardiyanta, 2006 : 49).
4. Kepariwisataan adalah segala usaha, kegiatan dan macam lalu lintas wisata antar negara, atau dengan kata lain yang dilakukan dan diselenggarakan oleh wisatawan – wisatawandi luar negara asalnya (Darmadji, 2001 : 73).
2.2 Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)
Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) adalah suatu bentukan dan fasilitas yang berhubungan, yang dapat menarik minat wisatawan atau pengunjung untuk dating ke suatu daerah atau tempat tertentu.Obyek dan daya tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata di sebuah destinasi. Dalam arti, obyek dan daya tarik wisata sebagai penggerak utama yang memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Contoh wisatawan akan mendatangi pesisir pantai yang memiliki ombak tinggi, pasir putih dan air biru sebagai daya tarik. Daya tarik wisata juga menjadi fokus orientasi bagi pembangunan wisata terpadu. Misalnya dengan ditemukannya situs sejarah purbakala, wisatawan yang tertarik akan datang
(23)
mengunjungi dan masyarakat setempat menyediakan berbagai fasilitas untuk kebutuhan wisatawan selama berlibur, seperti akomodasi, fasilitas makan minum, dan transportasi (Ismayanti , 2010 : 147).
Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut destinasi pariwisata adalah kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan (Ismayanti, 2010).
2.3 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Wisata
Industri pariwisata memberikan kontibusi langsung terhadap devisa negara. Dalam perkembangannya pariwisata telah menjadi industri terbesar dan memperlihatkan pertumbuhan yang konsisten dari tahun ke tahun, diketahui dari banyaknya produk wisata yang tercipta dan terhubung dalam industri ini.Dalam industri pariwisata keseluruhan rangkaian kegiatan tercipta dalam usaha menjual barang dan jasa yang diperlukan wisatawan.
2.3.1. Pengertian Industri Pariwisata
Pengertian kata industri disini bukanlah suatu tempat untuk mengubah bahan mentah menjadi bahan jadi. Namun pengertian kata industri disini lebih cenderung memberikan pengertian industri pariwisata yang artinya kumpulan dari berbagai macam perusahaan yang secara bersama – sama menghasilkan barang dan jasa (good and service) yang dibutuhkan wisatawan pada khususnya dan biro perjalanan wisata pada umumnya.Industri pariwisata adalah industri yang menyediakan jasa, daya tarik
(24)
dan sarana wisata. Industri yang merupakan unit – unit usaha atau bisnis di dalam kepariwisataan dan tersebar di ketiga area geografi, diantaranya adalah Daerah Asal Wisatawan (DAW), Daerah Transit (DT), Daerah Tujuan Wisata (DTW), sebagai contoh biro perjalanan wisata bisa ditemukan baik itu daerah asal wisatawan maupun daerah transit, dan akomodasi bisa ditemukan di daerah tujuan wisata (Ismayanti, 2010, 3).
Menurut Damardjati, industri pariwisata adalah rangkuman dari berbagai bidang usaha yang secara bersama – sama menghasilkan produk – produk dan pelayanan (service) yang nantinya secara langsung akan dibutuhkan oleh wisatawan dalam perjalanan. Bila orang mendengar kata industri, gambaran dari kebanyakan orang adalah suatu bangunan pabrik dengan segala perlengkapannya yang mempunyai cerobong asap dengan menggunakan mesin dalam proses produksinya (Karyono 1997 : 24).
2.3.2. Pengertian Produk Wisata
Dalam hal pariwisata, produk yang dipasarkan itu adalah dalam arti jasa atau pelayanan (service). Produk pariwisata adalah sejumlah fasilitas dan pelayanan yang disediakan dan diperuntukkan bagi wisatawan yang terdiri dari tiga komponen, yaitu sumber daya yang terdapat pada suatu daerah tujuan wisata, fasilitas, dan transportasi (Yoeti, 2002 : 128).
(25)
Menurut Burkart dan Medlik“The tourist product may be seen as a composite product, as an amalgam of attractions, transport, accommodation and of entertainment”. Dikatakan bahwa produk industri pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, yang terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi (angkutan), akomodasi dan hiburan, di mana tiap unsur dipersiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah. (Karyono, 1997 : 25).
Menurut batasan ini produk wisata adalah semua bentuk pelayanan yang dinikmati wisatawan dari mulai berangkat meninggalkan tempat tinggalnya hingga kembali pulang.
Adapun unsur – unsur dari produk wisata yang merupakan suatu paket yang tidak terpisah, yaitu :
1. Tourist Objects yang terdapat pada daerah daerah tujuan wisata yang menjadi daya tarik orang – orang untuk datang berkunjung ke daerah tersebut.
2. Fasilitas yang diperlukan ditempat tujuan tersebut, seperti akomodasi, restoran, bar, entertainment, dan rekreasi.
3. Transportsi yang menghubungkan negara asal wisatawan dengan daerah tujuan wisata seperti transportasi ditempat tujuan ke objek – objek wisata. Ciri – ciri produk pariwisata adalah sebagai berikut :
1. Hasil atau produk pariwisata tidak dapat dipisahkan
2. Calon konsumen tidak dapat mencicipi produk yang akan dibeli 3. Hasil atau produk wisata tidak dapat ditimbun
(26)
5. Hasil atau produk wisata tidak mempunyai standar atau ukuran yang objektif’
6. Peranan perantara tidak diperlukan kecuali biro perjalanan (travel agent) atau operator perjalanan (tour operator)
7. Dari segi kepemilikan usaha penyediaan produk wisata memerlukan biaya yang besar, resiko tinggi dan permintaan sangat peka
Produk pariwisata merupakan suatu susunan produk yang terpadu, terdiri dari objek wisata, atraksi wisata, transportasi, akomodasi dan hiburan dimana setiap unsure persiapkan oleh setiap perusahaan dan ditawarkan secara terpisah.Berdasarkan batasan – batasan industri pariwisata itu maka secara umum dapat disimpulkan bahwa industri pariwisata adalah kumpulan dari macam – macam perusahaan yang secara bersama – sama menghasilkan barang – barang dan jasa jasa (good and servis) yang dibutuhkan para wisatawan pada khususnya dan traveler pada umumnya, selama dalam perjalanan”.
Menurut Damardjati (Karyono, 1997 : 24), industri pariwisata merupakan rangkuman dari berbagai macam bidang usaha yang secara bersama – sama menghasilkan produk – produk maupun jasa – jasa, yang nantinya baik secara langsung maupun secara tidak langsung akan dibutuhkan oleh para wisatawan selama perlawatannya. Usaha – usaha pariwisata, dapat dikelompokkan menjadi empat golongan, sebagai berikut :
(27)
1. Transportasi i. Dengan kapal ii. Dengan kereta api iii. Dengan mobil dan hus iv. Pesawat terbang
2. Akomodasi dan perusahaan pangan
1. Jenis akomodasi yaitu Hotel, Apartemen, Sanatorium, Bungalow, Pondok, Perkemahan, Pusat peristirahatan dan sebagainya
2. Jenis perusahaan pangan yaitu Restoran, Rumah Makan, Cafe, Warung, Kantin, Bar, Pub dan sebaginya
3. Perusahaan jasa khusus
Dapat berupa birp perjalanan, agen perjalanan, pelayanan wisata, pramuwisata, pelayanan angkutan barang atau (porter), perusahaan hiburan, penukaran uang, asuransi wisata dan lain sebagainya
4. Penyediaan barang
Barang disini adalah sesuatu benda ataupun hasil bumi yang dapat ditawarkan yang mempunyai keterkaitan dengan lokasi daerah tujuan wisata.Barang tersebut berupa souvenir, kerajinan tangan, patung seni dari kayu dan batu, soseki, papan selancar, buah – buahan dan sebagainya.
Jadi produk yang dihasilkan oleh beberapa perusahaan dalam bentuk jasa yang diperlukan oleh wisatawan dapat merupakan paket wisata yang perjalanannya dapat
(28)
dilaksanakan oleh Biro Perjalan Wisata (BPW).Dalam uraian diatas, maka jelas bahwa komitmen (pemakai) adalah wisatawan, sedangkan produsennya adalah Kantor Pariwisata untuk daerah dan Direktorat Jenderal Pariwisata untuk seluruh Indonesia.
2.4 Wisata Religi
Menurut Sidi Gazalba dalam (Toib dan Sugianto 2002 : 4) menjelaskan pengertian wisata religi yaitu:
“Religi adalah kepercayaan kepada hubungan manusia dengan yang kudus, dihayati sebagai hakikat yang gaib, hubungan yang menyatakan diri dalam bentuk serta sistem kultus dan sikap hidup berdasarkan doktrin tertentu. Wisata religi adalah kegiatan yang di lakukan oleh orang-orang yang percaya adanya roh-roh nenek moyang atau pendahulu- pendahulunya. Dalam membahas mengenai religi perlu membicarakan keterkaitan antara keberagamaan tradisi, kemajemukan dan perbedaan budaya”.
Happy Marpaung (2002 : 93), menyebutkan bahwa, …’’ wisata keagamaan etnis dan nostalgia adalah jenis wisata yang erat kaitannya dengan wisatawan atau pengunjung yang memiliki latar budaya, agama, etnis dan sejarah yang sama atau hal-hal pernah berhubungan dengan masalalunya”.
Menurut Nyoman S.Pendit (2002:42), menyatakan, …”wisata ziarah adalah jenis wisata yang sedikit banyak dikaitkan dengan agama, sejarah, adat istiadat dan kepercayaan umat atau kelompok dalam masyarakat. Wisata ziarah dapat dilakukan perorangan atau rombongan ketempat suci, kemakam-makam orang besar, pemimpin yang di agungkan, kebukit atau gunung yang dianggap keramat, pemakaman tokoh atau pemimpin sebagai manusia ajaib penuh legenda”.
(29)
2.4.1. Fungsi Wisata Religi
Wisata religi dilakukan dalam rangka mengambil ibrahatau pelajaran dan ciptaan Allah atau sejarah peradaban manusia untuk membuka hati sehingga menumbuhkan kesadaran bahwa hidup di dunia ini tidak kekal.Wisata pada hakikatnya adalah perjalanan untuk menyaksikan tanda-tanda kekuasaan Allah, implementasinya dalam wisata kaitannya dengan proses dakwah dengan menanamkan kepercayaan akan adanya
tanda-tanda kebesaran Allah sebagai bukti ditunjukkan berupa ayat-ayat dalam Al qur’an.
2.4.2. Bentuk-bentuk Wisata Religi
Wisata religi dimaknai sebagai kegiatanwisata ke tempat yang memiliki makna khusus, biasanya berupa tempat yang memiliki makna khusus.
1. Masjid sebagai tempat pusat keagamaan dimana masjid digunakan untuk beribadah sholat, i‟tikaf, adzan dan iqomah.
2. Makam dalam tradisi Jawa, tempat yang mengandung kesakralan. Makam dalam bahasa Jawa merupakan penyebutan yang lebih tinggi (hormat) pesarean, sebuah kata benda yang berasal dan sare (tidur) (Suryono Agus, 2004: 7).
3. Candi sebagai unsur pada jaman purba yang kemudian kedudukannya digantikan oleh makam.
(30)
Situs memiliki berbagai pengertian yang berbeda karena selain dalam duniacomputer dan internet, didalam dunia sejarah juga terdapat istilah situs. Bila dalam duniacomputer dan internet situs merupakan website, sebuah alamat yang bisa kita kunjungidan berisi informasi tertentu tentang pemilik website, maka kata situs dalam dunia sejarahberhubungan dengan tempat atau area atau wilayah.
Menurut William Haviland (dalam Warsito 2012 : 25) mengatakan bahwa “tempat-tempat dimana ditemukan peninggalan-peninggalan arkeologi dikediaman makhluk manusia pada zaman dahulu dikenal dengan nama situs. Situs biasanya ditentukan berdasarkan survey suatu daerah”.
(31)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Menurut Marpaung (2002:13), “Pariwisata adalah perpindahan sementara yang dilakukan manusia dengan tujuan keluar dari pekerjaan-pekerjaan rutin, keluar dari tempat kediamannya. Aktivitas dilakukan selama mereka tinggal ditempat yang dituju dan fasilitas dibuat untuk memenuhi kebutuhan meraka”.
Pariwisata merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia terutama menyangkut kehidupan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang0orang yang relative kaya pada abad ke-20, kemudian dengan seiiring berjalannya waktu pariwisata menjadi kebutuhan orang banyak untuk melepaskan kepenatan dari rutinitas sehari-hari dan sekarang kegiatan ini telah menjadi hak azasi manusia. Melalui berbagai kegiatan kepariwisataan, seseorang yang melakukan dapat memperoleh kepuasan secara jasmani maupun rohani (Berutu, 2008:1).
Ada banyak jenis wisata diantaranya wisata alam yang merupakan obyek dan daya tarik wisata alam seperti Danau Toba, wisata bahari merupakan penyelenggaraan wisata dan olahraga air dengan penyediaan sarana dan prasarana serta jasa lainnya yang dikelola secara komersial diperairan laut seperti snorkling dan diving, wisata budaya merupakan atraksi wisata yang menyajikan kebudayaan seperti tari-tarian dan adat istiadat yang berlaku di daerah wisata, wisata sejarah merupan obyek wisata yang terdapat peninggalan-peninggalan bersejarah, dan wisata religi
(32)
merupakan wisata ynag menyajikan kegiatan kerohanian suatu agama seperti Makam Tua, Mesjid Raya dan lainlain.
Upaya pengembangan pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang berimplikasi pada perencanaan dan pengembangan suatu wilayah. Dengan mempromosikan pariwisata dan memanfaatkan keadaan alam, budaya, adat istiadat, sejarah dan lain sebagainya yang menajdi kan pariwisata lebih berkembang dan dikenal oleh wisatawan mancanegara (Berutu, 2008:3).
Provinsi Sumatera Utara yang beribukotakan Medan, merupakan salah satu destinasi wisata di Indonesia. Kepariwisataan Sumatera Utara tidak hanya mengandalkan alam sebagai daya tariknya, tetapi juga budaya, religi, sejarah, dan lain-lain. Beberapa daerah di Sumatera Utara yang sudah mengembangkan daerahnya sebagi obyek wisata adalah Berastagi yang berbasis wisata alam dan budayanya, Bukit Lawang yang berbasis wisata alam dengan adanya monyet-monyet lepas yang menjadi pusat perhatian wisatawan, Prapat ynag berbasis wisata alam dengan danau yang besar dan luas dikenal dengan nama Danau Toba.
Kabupaten Tapanuli Tengah adalah suatu daerah di Sumatera Utara yang terletak di Pantai Barat Sumatera Utara yang beribukota Pandan. Jarak tempuh kedaerah ini kurang lebih 333km dari Medan. Daerah ini mulai mengembangkan daerahnya sebagai salah satu daerah wisata di Sumatera Utara. Karena memiliki keunikan dan keindahan alam, keanekaragaman budaya serta peninggalan-peninggalan sejarah yanjg dapat dijadikan daya tarik wisata.
(33)
Kota Barus terletak di Kabupaten Tapanuli Tengah. Kota Barus setelah dikenal ke seluruh Indonesia bahkan keseluruh dunia, jarak tempuh ke Kota Barus kurang lebih 64km dari Kota Pandan. Pada umumnya orang mengetahui bahwa Kota Barusadalah Kota Tua, Bahkan tertua di Sumatera Utara.
Akan tetapi yang dimaksud dengan Kota tua itu bukan Kota Barus yang sekarang. Kota Barus yang sekarang baru berumur kira-kira 3 abad. Sedangkan Kota Tua yang dimaksud dalam Risalah ini adalah sumber tempat pengambilan Kapur Barus yang telah dikenal Dunia luar lebih dari 3.000 tahun yang lalu ialah negeri yang dahulu terletak di atas bukit-bukit yang ada disebelah Utara Kota Barus sekarang ( Batubara, 2001 : 2).
Pada umumnya, di Kota Barus dahulu terdapat peninggalan-peninggalan sejarah yakni berupa Makam-makam Tua. Makam-makam tua di Barus ini umumnya disebut penduduk, terutama orang-orang tua dengan kuburan Aulia 44 ( empat puluh empat) Negeri Barus. Makam-makam tua ini berada disekitar Kota Barus dan paling banyak di lereng-lereng gunung atau bukit-bukit sejak dari Bukit Patupangan sampai ke Barat. Adapun makam-makam tua tersebut yakni Makam Papan Tinggi Raja, Makam Mahligai, dan Tuan Batu Badan (Batubara,2001:2).
Makam Papan Tinggi Raja terletak di Kota Barus, Jarak Tempuhnya sekitar kurang lebih 5km dari Pusat Kota Barus. Makam Papan Tinggi Raja terletak di puncak gunung yang tinginya kurang lebih 200m dari permukaan air. Namanya “Papan Tinggi” disebabkan di gunung itu dahulunya orang mengambil papan, jadi mengambil papan ke Gunung Tinggi yang lama kelamaan berubah menjadi Papan Tinggi.
(34)
Makam Papan Tinggi Raja sering di kunjungi oleh masyarakat di Kota Barus, diluar Kota Barus juga wisatawan lokal dan wisatawan asing. Biasanya wisatawan yang berkunjung kesini untuk berziarah dan berdoa di Makam Syeh Mahmud berasal dari Handral Maut (Jazirah Arab), maka wisata yang berada di Makam Papan Tinggi tersebut adalah Wisata Religi (Batubara,2001:3).
Destinasi wisata ini sangat mempengaruhi kehidupan masyarakat sekitar obyek wisata terutama dampak ekonomi, dampak lingkungan, dan dampak sosial. Arus wisatawan yang cukup tinggi membuat masyarakat terdorong untuk melakukan kegiatan ekonomi seperti membuat area istirahat dan menjual keperluan makanan dan minuman sehingga wisatawan berbelanja sebelum naik menuju obyek wisata Makam Papan Tinggi.
Berdasarkan uraian diatas, makapenulis tertarik untuk meneliti obyek wisata di Kota Barus Kabupaten Tapanuli Tengah ini dengan judul “Dampak Obyek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat Di Kabupaten Tapanuli Tengah”.
1.2 Pembatasan Masalah
Agar penelitian ini tidak terlalu luas maka penulis membatasi masalah penelitian ini hanya membatasi ruang lingkup permasalahan pada Makam Papan Tinggi Raja yang terkait dengan dampak bagi masyarakat di Kota Barus.
1.3 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan di atas, maka rumusan masalah di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
(35)
1. Pengaruh Obyek wisata Makam Papan Tinggi terhadap masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah?
2. Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap Kunjungan Wisatawan bagi masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah?
3. Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi sebagai Objek wisata terhadap lingkungan?
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh obyek wisata Makam Papan Tinggi terhadap masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah.
2. Untuk mengetahui Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap Kunjungan Wisatawan bagi masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah. 3. Untuk mengetahui Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi sebagai
Objek wisata terhadap lingkungan.
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat dalam penelitian ini dapat dibagi menjadi manfaat teoritis dan manfaat praktis yaitu :
1. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan bagi pembaca dalam bidang kepariwisataan yang khususnya wisata religi, baik dari segi bentuk maupun strategi pengembangan.
(36)
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini di harapkan bermanfaat bagi pemerintah daerah sebagai pengambil kebijakan, bagi para pelaku pariwisata serta bagi masyarakat sebagai pemilik daerah obyek wisata dalam pembangunan kepariwisataan di daerahnya.
1.6 Metode Penelitian
Penelitian yang benar dan baik sudah selayaknya menggunakan metode penelitian. Menurut Sugiyono (2001) “Metode Penelitian adalah cara-cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan. Suatu pengetahuan tertentu sehingga pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah”.
Penelitian tugas akhir ini menggunakan metode penelitian lapangan dan metode penelitian kepustakaan.
1. Penelitian Lapangan (Field Research)
Metode penelitian lapangan ini dilakukan untuk memeperolah data dengan cara meninjau langsung lokasi penelitian, mewawancarai masyarakat setempat, pemerintahan setempat dan wisatawan. Penulis juga menggunakan kamera untuk memperoleh foto-foto terkait dengan Makam Papan Tinggi tersebut.
(37)
2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan dilakukan untuk mendapatkan data sekunder melalui buku, majalah, surat kabar, brosur, tugas akhir dan skripsi yang relevan dengan topik penelitian ini.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penulisan kertas karya ini, penulis membagi pokok pembahasan dalan lima (5) bab, dan pembahasan dibagi ke dalam beberapa sub bab. Sistematika pembahasan tersebut adalah sebagai berikut :
BAB I: PENDAHULUAN
Memuat Latar Belakang, Pembatasan Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penulisan dan Metode Penelitian, serta Sistematika Penulisan.
BAB II: URAIAN TEORETIS
Menguraikan Pengertian Umum Kepariwisataan, Obyek dan Daya Tarik Wisata, Industri Pariwisata dan Produk Wisata, Wisata Religi, Situs Sejarah.
BAB III: GAMBARAN UMUM KABUPATEN TAPANULI TENGAH Bab ini berisikan Gambaran Umum mengenai Kabupaten Tapanuli Tengah, Letak Geografis dan Batas Wilayah Administratif, Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah, Visi Misi Kabupaten Tapanuli Tengah, Potensi Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah, Dampak Kepariwisata Terhadap Lingkungan, Budaya dan Masyarakat.
(38)
BAB IV : DAMPAK OBYEK WISATA MAKAM PAPAN TINGGI TERHADAP MASYRAKAT DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
Menguraikan Tentang Pengaruh Objek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat Di Kabupaten Tapanuli Tengah, Pengaruh Wisata Makam Terhadap Kunjungan Wisatawan Kepada Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah, Pengaruh Objek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Lingkungan Di Kabupaten Tapanuli Tengah.
BAB V : PENUTUP
Terdiri dari Kesimpulan dan Saran dari pembahasan yang telah dilakukan.
(39)
DAMPAK OBYEK WISATA MAKAM PAPAN TINGGI
TERHADAP MASYARAKAT DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
KERTAS KARYA
OLEH
MAULIZATUL UMMI 122204058
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2016
(40)
LEMBAR PERSETUJUAN
DAMPAK OBYEK WISATA MAKAM PAPAN TINGGI TERHADAP
MASYARAKAT DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
OLEH
MAULIZATUL UMMI
122204058
Dosen Pembimbing
Dosen Pembaca
Mukhtar, S.Sos.,S.Par., M.A
NIP. 19580615 198703 1 001 NIP. 19640821 199802 2 001
(41)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Kertas Karya : DAMPAK MAKAM PAPAN TINGGI
TERHADAP MASYARAKAT DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
Nama : MAULIZATUL UMMI
NIM : 122204058
FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dekan,
NIP. 19511013 197603 1 001 Dr. Syahron Lubis, M.A
PROGRAM STUDI D-III PARIWISATA Ketua,
NIP. 19640821 199802 2 001 Arwina Sufika, S.E., M.Si
(42)
ABSTRAK
Kabupaten Tapanuli Tengah merupakan salah satu kabupaten di kawasan pantai barat Pulau Sumatera, sebagian besar wilayahnya berada di pulau Sumatera dan sebagian kecil merupakan pulau – pulau kecil. Tapanuli Tengah juga memiliki potensi, yaitu beberapa daya tarik wisata, sejarah, budaya dan memiliki adat istiadat. Selain itu di Tapanui Tengah terdapat Kota Barus yang sering di kenal kota tua, Barus memiliki obyek wisata religi dan sejarah salah satunya Obyek wisata Makam Papan Tinggi Raja yang memiliki dampak. Kertas karya ini berjudul “Dampak Obyek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah”. Penelitian ini menggunakan penelitian Deskriptif kualitatif, dengan rumusan masalah bagaimana bagaimana dampak obyek wisata ini terhadap masyarakat Tapanuli Tengah yang harus ditangani dan dikelola secara professional serta kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait (stakeholder), seperti pemerintah, pihak swasta dan masyarakat guna mendapatkan hasil yang optimal. Tujuan untuk mengetahui dampak yang terdapat di objek wisata ini, baik dampak yang positif maupun yang negative. Agar pemerintah dan masyarakat setempat lebih teliti terhadap dampak yang terjadi di obyek wisata ini. Karna dengan kepedulian masyarakat dan pemerintah dapat meningkatkan kunjungan wisatawan.
(43)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas karya yang berjudul “Dampak Obyek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah.”.Kertas karya yang merupakan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam rangka memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III, Bidang Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan kertas karya ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak kertas karya ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Arwina Sufika, S.E, M.Si selaku ketua Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Mukhtar, S.Sos.,S.Par., M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan kertas karya ini.
4. Dosen pembaca Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si selaku dosen pembaca yang telah memberikan pengarahan dan saran dalam menyelesaikan tugas karya ini. 5. Seluruh staf pengajar Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya
(44)
6. Kepada kak Sarah dan Abang Oey selaku pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan kertas karya ini.
7. Kepada kedua orang tua yang saya sayangi ayah dan mama, serta kakak saya Sayati dan adik-adik saya Putrid an Fahri yang telah banyak memberikan doa, dukungan, dan perhatian. Sehingga saya berhasil menyelesaikan kertas karya ini. 8. Teman-teman saya yang telah membantu saya dalam mengumpulkan
data-data dalam penyusunan kertas karya ini dan memberikan motivasi. Budi, Angga, Fitri, Yaser, Cika, Fauzi, , Jahotben dan Habibi.
9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa pariwisata stambuk 2012.
10.Kepada seseorang yang spesial Ryan Y.S yang selama ini membantu saya dalam menjalankan penyusunan kertas karya dan menemani kemanapun. Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menyadari masih ada kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran, kritik dari semua pihak yang dapat menambah kesempurnaan kertas karya. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih serta besar harapan penulis kertas karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan berguna bagi mahasiswa Pariwisata Program Studi Usaha Wisata.
Medan, 04 Januari 2016 Penulis,
NIM: 122204058 MAULIZATUL UMMI
(45)
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK... i
KATAPENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI……….. iv
DAFTAR LAMPIRAN...vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….1
1.2Pembatasan Masalah………....4
1.3Rumusan masalah………4
1.4Tujuan Penulisan………...5
1.5Manfaat Penelitian………...5
1.6Metode Penelitian………...6
1.7Sistematika Penulisan………...7
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Umum dan Sistem Kepariwisata……….………..9
2.2 Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata……….10
2.3 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Wisata………11
2.3.1 Pengertian Industri Pariwisata……….………11
2.3.2 Pengertian Produk wisata………12
2.4 Wisata Religi……….16
2.4.1 Fungsi Wisata Religi...17
(46)
BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
3.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Administratif…….………….. 19
3.2 Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah……… 20
3.3 Visi Misi Kabupaten Tapanuli Tengah………. 21
3.4 Keadaan Alam dan Iklim………...22
3.4.1 Kondisi Topografi……….22
3.4.2 Kondisi Hidrologi……….23
3.4.3 Kondisi Iklim………24
3.5 Demografi Penduduk……….24
3.6 Potensi Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah………..………… 26
3.7 Dampak Kepariwisata Terhadap Lingkungan, Budaya, Masyarakat dan Ekonomi……….…………..………...27
BAB IV DAMPAK OBYEK WISATA MAKAM PAPAN TINGGI TERHADAP MASYARAKAT DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH 4.1Pengaruh Objek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah………..31
4.2Pengaruh Wisata Makam Terhadap Kunjungan Wisatawan Kepada Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah...33
4.3Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap Lingkungan di Kabupaten Tapanuli Tengah...34
(47)
BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan……….…………...35 5.2Saran………..…………... 37 DAFTAR PUSTAKA
(48)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN
(1)
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan kertas karya yang berjudul “Dampak Obyek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah.”.Kertas karya yang merupakan tugas akhir ini dibuat untuk memenuhi persyaratan dalam rangka memperoleh gelar Ahli Madya Pariwisata Program Diploma III, Bidang Usaha Wisata, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
Dalam penulisan kertas karya ini penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak kertas karya ini tidak akan dapat terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A, selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Arwina Sufika, S.E, M.Si selaku ketua Program Studi D3 Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Mukhtar, S.Sos.,S.Par., M.A selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan pengarahan selama penyusunan kertas karya ini.
4. Dosen pembaca Ibu Arwina Sufika, S.E., M.Si selaku dosen pembaca yang telah memberikan pengarahan dan saran dalam menyelesaikan tugas karya ini. 5. Seluruh staf pengajar Program Studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya
(2)
6. Kepada kak Sarah dan Abang Oey selaku pegawai Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Tapanuli Tengah yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan kertas karya ini.
7. Kepada kedua orang tua yang saya sayangi ayah dan mama, serta kakak saya Sayati dan adik-adik saya Putrid an Fahri yang telah banyak memberikan doa, dukungan, dan perhatian. Sehingga saya berhasil menyelesaikan kertas karya ini. 8. Teman-teman saya yang telah membantu saya dalam mengumpulkan
data-data dalam penyusunan kertas karya ini dan memberikan motivasi. Budi, Angga, Fitri, Yaser, Cika, Fauzi, , Jahotben dan Habibi.
9. Teman-teman seperjuangan mahasiswa pariwisata stambuk 2012.
10.Kepada seseorang yang spesial Ryan Y.S yang selama ini membantu saya dalam menjalankan penyusunan kertas karya dan menemani kemanapun. Dalam penyusunan kertas karya ini penulis menyadari masih ada kekurangan-kekurangan dalam penyusunannya. Oleh karena itu penulis senantiasa bersedia dan terbuka dalam menerima saran, kritik dari semua pihak yang dapat menambah kesempurnaan kertas karya. Akhirnya penulis mengucapkan terimakasih serta besar harapan penulis kertas karya ini dapat bermanfaat bagi semua pihak dan berguna bagi mahasiswa Pariwisata Program Studi Usaha Wisata.
Medan, 04 Januari 2016 Penulis,
NIM: 122204058 MAULIZATUL UMMI
(3)
DAFTAR ISI
HALAMAN
ABSTRAK... i
KATAPENGANTAR………... ii
DAFTAR ISI……….. iv
DAFTAR LAMPIRAN...vii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang……….1
1.2Pembatasan Masalah………....4
1.3Rumusan masalah………4
1.4Tujuan Penulisan………...5
1.5Manfaat Penelitian………...5
1.6Metode Penelitian………...6
1.7Sistematika Penulisan………...7
BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN 2.1 Pengertian Umum dan Sistem Kepariwisata……….………..9
2.2 Pengertian Obyek dan Daya Tarik Wisata……….10
2.3 Pengertian Industri Pariwisata dan Produk Wisata………11
2.3.1 Pengertian Industri Pariwisata……….………11
2.3.2 Pengertian Produk wisata………12
2.4 Wisata Religi……….16
2.4.1 Fungsi Wisata Religi...17
(4)
BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KABUPATEN TAPANULI TENGAH
3.1 Letak Geografis dan Batas Wilayah Administratif…….………….. 19
3.2 Sejarah Kabupaten Tapanuli Tengah……… 20
3.3 Visi Misi Kabupaten Tapanuli Tengah………. 21
3.4 Keadaan Alam dan Iklim………...22
3.4.1 Kondisi Topografi……….22
3.4.2 Kondisi Hidrologi……….23
3.4.3 Kondisi Iklim………24
3.5 Demografi Penduduk……….24
3.6 Potensi Pariwisata Kabupaten Tapanuli Tengah………..………… 26
3.7 Dampak Kepariwisata Terhadap Lingkungan, Budaya, Masyarakat dan Ekonomi……….…………..………...27
BAB IV DAMPAK OBYEK WISATA MAKAM PAPAN TINGGI TERHADAP MASYARAKAT DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH 4.1Pengaruh Objek Wisata Makam Papan Tinggi Terhadap Masyarakat di Kabupaten Tapanuli Tengah………..31
4.2Pengaruh Wisata Makam Terhadap Kunjungan Wisatawan Kepada Masyarakat Kabupaten Tapanuli Tengah...33
4.3Pengaruh Objek wisata Makam Papan Tinggi terhadap Lingkungan di Kabupaten Tapanuli Tengah...34
(5)
BAB V PENUTUP
5.1Kesimpulan……….…………...35 5.2Saran………..…………... 37 DAFTAR PUSTAKA
(6)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman LAMPIRAN