Nila-Nilai Sejarah Cerita Makam Papan Tinggi Pada Masyarakat Barus, Tapanuli Tengah

(1)

SKRIPSI

NILAI – NILAI SEJARAH CERITA MAKAM PAPAN

TINGGI PADA MASYARAKAT BARUS, TAPANULI

TENGAH

DIKERJAKAN O

L E H

NAMA : IHSAN WAHYUDI SIMATUPANG

NIM : 030702008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

DEPARTEMEN SASTRA DAERAH

PROGRAM STUDI SASTRA DAERAH MELAYU MEDAN


(2)

SKRIPSI

NILAI – NILAI SEJARAH CERITA MAKAM PAPAN

TINGGI PADA MASYARAKAT BARUS, TAPANULI

TENGAH

DIKERJAKAN O

L E H

NAMA : IHSAN WAHYUDI SIMATUPANG

NIM : 030702008

Diketahui Oleh

Pembimbing I Pembimbing II

Drs.Syaifuddin, M.A,PhD Drs, Baharuddin M,Hum NIP. 132 098 531 NIP. 131 785 647

Disetujui Oleh

Departemen Bahasa dan Sastra Daerah Ketua,

NIP. 131 785 647 Drs. Baharuddin M,Hum


(3)

DISETUJUI OLEH,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS SASTRA

JURUSAN SASTRA DAERAH

SASTRA DAERAH KETUA

NIP. 131 785 647 Drs. Baharuddin M,Hum


(4)

PENGESAHAN

Diterima oleh

Panitia Ujian Sarjana Sastra Fakultasa Sastra Universitasa Sumatera Utara, untuk melengkapi salah satu syarat ujian Sarjana Sastra dalam ilmu Kesusasteraan Daerah pada Fakultas Sastra USU medan,

Pada : Tanggal : Hari :

Fakultas Sastra Dekan

Drs.Syaifuddin, M.A,PhD NIP 132 098 531


(5)

Ucapan Terimah Kasih

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang mana masih memberi penulis rahmat dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini, dan tidak lupa kita hanturkan salawat berangkai salam kepada Nabi besar Muhammad SAW yang telah berjuang pada jalannya dan telah membawa kita dari zaman yang penuh kenistaan sampai kezaman yang penuh ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.

Skripsi penulis ini berjudul “ Nilai – Nilai Sejarah Cerita Makam Papan Tinggi pada Masyarakat Barus, Kabupaten Tapanuli Tengah “ dan skripsi ini juga sebagai salah satu syarat kelulusan untuk memperoleh gelar kesarjaan di Universitas Sumatera Utara Fakultas Sastra Jurusan Sastra Daerah program studi Bahasa dan Sastra Daerah Melayu.

Selama dalam penulisan skripsi ini penulis juga banyak mendapat kendala, tetapi berkat bantuan informan, keluarga dan binbingan dari bapak\ ibu dosen akhirnya penulis dapat juga menyelesaikan skripsi penulis ini. Disini penulis hendak mengucapkan terima kasih yang tulus dan sedalam – dalamnya kepada :

1. Bapak Drs Syaifuddin M.A, Ph.D ( selaku dekan Fakultas Satra

Universitas Sumatera Utara)

2. Bapak Drs Baharuddin, M.Hum ( selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra

Daerah Universitas Sumatera Utara )

3. Bapak Drs Syaifuddin M.A,PhD sebagai pembimbing I yang telah sangat

banyak meberikan nasehat, arahan dan masukan untuk skripsi penulis ini

4. Bapak Drs Baharuddin M,Hum sebagai pembimbing II dalam penulisan

skripsi ini

5. Semua dosen yang ada dilingkungan Fakultas Sastra Universitas Sumatera

Utara

6. Papa dan Mama tercinta yang selalu ada untuk membantu penulis dari


(6)

dilindungi oleh Allah SWT dalam segala perkataan dan perbuataan selama didunia, Amin

7. Adek – adek penulis, Ikrar Kurniawan, Ikhwan Hidayat, Ilham Firdaus

dan Indah Maharani yang selalu memberikan dukungan moral ataupun moril kepada penulis dalam mengerjakan skripsi penulis ini

8. Semua keluarga yang ada di barus yang telah membantu penulis dalam

melaksanakan penelitiaan lapangan

9. Kepada semua informan penelitian penulis

10. Semua teman – teman penulis yang ada di Jurusan Bahasa dan Sastra

Daerah

11. Semua teman – teman penulis dilingkungan Fakultas Sastra Universitas

Sumatera Utara

12. Semua teman – teman penulis di Organisasi kemahasiswaan yang ada di

Fakultas Sastra dan Universitas Sumatera Utara

13. Best Friend GEMAPALA F S USU moga persahaban ini abadi

selamanya

Disini penulis tidak dapat membalas semua kebaikan dan bantuan yang diberikan kepada penulis sehinnga penulis dapat menyelesaikan skripsi panulis ini. Dan penulis berharap hanya Allah SWT yang akan membalas semua kebaikan yang telah diberikan kepada penulis, akhirnya, penulis sadar akan segala kekurangan yang penulis miliki dalam membuat skripsi ini, dan untuk itu penulis sangat berharap kapada bapak\ ibu dosen pembimbing dan penguji untuk dapat meberikan kritikan kepada penulis untuk perbaikan skripsi ini kedepannya.

Akhirnya sekali lagi penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan sedalam – dalamnya kepada semua pihak yang membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini, dan penulis berharap kiranya Allah SWT dapat membalas semua bantuan yang diberikan kepada penulis, Amin


(7)

Medan , Penulis

IHSAN WAHYUDI S 030702008


(8)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Karya sastra merupakan hasil pemekiran dan cerminan dari sebuah budaya kelompaok masyarakat mana saja yang memiliki kebudayaan, oleh karena itu daloam karya satra banyak menceritakan tentang interaksi manusia dengan manusia dan lingkunganya. Karya sastra juga merupakan salah satu ungkapan rasa estetis dari seorang pengarang terhadap alam sekitarnya

Karya sastra merupakan suatau karya imajinatif dari seorang yang dilandasi kesadaran dan tanggung jawab dari segi kreativitas sebagai karya seni. Karya sastra juga banyak memberikan gambaran kehidupan sebagai mana yang diingingkan oleh pengarangnya sekaligus menunjukkan sosok manusia sebagai insan seni yang berunsur estetis dominan.

Hasim (1992) sejarah secara umum diartikan sebagai suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu, lalu ditulis atau direkam dalam ingatan. Beliau juga mengatakan dalam penulisan suatu peristiwa yang berlaku didalam masyarakat selalu ditulis dalam bentuk cerita atau satra

Karya – karya yang bercorak sejarah selalu mengungkapkan asal usul terjadinya suatu tempat kebesaran ulama, cendikiawan, silsilah keturunan raja – raja dan kelebihan seseorang yang diakui oleh masyarakat setempat. Karya – karya sastra yang bercorak sejarah juga lahir dari berbagai keadaan, tempat dan waktu. Berbagai karya sastra yang bercorak sejarah juga seperti karya sastra yang lahir dalam linkungna istana seperti, sair putri hijau, hikayat raja – raja pasai, hikayat merongmahwangsa dan keramat lebai sonag.

Affandi (1992) menyatakan dilihat dari isi karya sastra yang bercorak sejarah dalam klhasanah kesusasteraan, baik pilihan kata , peristiwa latar dan tokoh – tokohnya selalu dianggap suci oleh masyarakat sebagai pendukung cerita tersebut. Lebih lanjut beliau juga mengatakan bahwa ruang lingkup karya sastra


(9)

yang bercorak sejarah pengungkapan nilai manusia, tempat dan waktu. Oleh karena itu, beliau dengan jelas mengatakan latar tempat cerita atau poeristiwa didalma cerita diuanggap sebernarnya lebih mendekati jika dibandingkan dengan laporean – laporan sejarah, apalagi laporan sejarah yang dibuat oleh sarjkana barat. Beliau juga menyatakan ini karena berkaitan dengan kosmologi dari kebudayaan pada masyarakat setempat

Sebagaimana penelitian yang pernah dilakukan oleh Thomas, Kifler, Cliffor dan Santer (1970), dan Goldier (1966) menyatak bahwa dalam penguburan islam yang ada di kabupaten tapanuli tengah lebih penekanan pada monumennya (bentuk makam) yang pada umunnya terdiri dari tiga unsur yaitu, liang lahat, jirat dan nisan pada kubur. Kubur atau makam merupakan suatu cara penguburan yang kadang kala dianggap keramat, dan makam – makam ini juga banyak tersebar di dunia islam

Tentang tata cara pengkuburan menurut pardu kipayah yang baik adalah kubur lebih baik ditinggikan dari tanah sekitarnya, agar dikeetahui bakwa disana ada kuburan beranjak dari pardu kipayak inilah masyarakat islam ditapanuli tengah pada masa lampau menempatkan kuburan seperti komplek raja – raja, makam papan tinggi, makam mahligai, makam tuan macdum, makam tuan ambar, makam ibrahimsyah terletak diatas salah satu bukit yang ada ditapanuli tengah. Menempatkan makam ditempat ketinggian adalah salah satu kelanjutam dari masa islam, yaitu berhubungan dengan pengangugan terhadap arwah para leluhur (ancstor warship) hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh hasan bahwa tradisi yang merupakan kelanjutan dari tradisi sebelum islam ialah dalam hal penghormatan kepada arwah yang telah meninggal (anbary 1987)

Dalam khasanah kesusasteran sumatera utara, khususnya di dalam masyarakat desa pananggahan, kecamatan barus kabupaten tapanuli tengah banyak terdapat cerita yang dikategorikan sebagai karya sastra bercorak sejarah, salah satu adalah cerita makam papan tinggi, cerita makam papan tinggi ini brtkaitan dengan kedatangan orang – orang timur tengah pada abab ke-7 masehi ke indonesia untuk


(10)

berdangang dan menyebarkan agama islam yang mereka anut di indonesia ini. Dan ini juga diperkuat oleh johiruddin pasaribu (informan I)

Atas landasan pemikiran singkat diatas penulis berkeinginan untuk mengetahui sejarah yang ada pada daerah tersebut serta yang berhunbungan lansung dengan cerita makan papan tinggi yang sebagaimana penulis anggakt sebagai bahan penulisan skripsi.

1.2 Masalah

Permasalahan yang akan dibicarakan dalam tulisan ini adalah pada hakekatnya mencakup nilai – nilai sejarah cerita makam papan tinggi yang ada pada masyarakat kabupaten tapanuli tengah kecamatan barus utara desa pananggahan, dan masyarakat yang dimaksud dalam cerita ini adalah masyarakat yang ada didaerah tempat kejadiannya cerita sejarah makam papan tinggi tersebut. Adapun masalah yang akan dibahas dalam cerita makam papan tinggi ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana hubungan nilai – nilai sejarah makam papan tinggi dengan

masyarakat

2. Bagaimana struktur cerita makam papan tinggi pada masyarakat kecamatan

barus

3. Bagaimana sosio budaya masyarakat dengan makam papan tinggi


(11)

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui unsur – unsur sebagai beriku

1. mengetahui hubungan nilai – nilai sejarah makam papan tinggi dengan

masyarakat

2. mengetahui srtuktur cerita makam papan tinggi pada masyarakat

3. mengetahui hubungan sosio budaya makam papan tinggi dengan

masyarakat

4. mengetahui hubungan sosial masyarakat dengan makam papan tinggi

1.4 Manfaat

Adapun manfaat yang ingin dicapai penulis dari penelitian ini adalah sabagai berikut:

1. memperkenalkan nilai – nilai sejarah sejarah dalam karya sastra

2. untuk menjadi rujukan kepada peneliti selanjutnya

3. menjadi tambahan pengetahuan tentang sejarah makam papan tinggi

4. menambah pembendaharaan kajian terhadap budaya dan sastra, khusunya

sastra lisan yang berbentuk cerita keramat dealam khasanah kesusasteraan sumatera utara

1.5 Tinjauaan pustaka

Barus adalah merupakan sejarah yang sudah dikenal sejak 3000 tahun yang lalu dimana pada zaman firaun dan juga sebagai tempat sejarah pertama masuknya islam didaerah pesisir pantai barat indonesia, dan menurut dada maurexa dalam bukunya yang berjudul “ islam dibandar barus “ menyebutkan

“ ribuan tahun lalu bandar barus sudah terkenal kemana – mana dan bdalam buku yunani yang bernama periplous tes erythras menyebutkan bahwa orang – orang yunani dan india sudah berdangan sampai kebarus “


(12)

selain bandar barus mereka juga menyebut bandar fansur dan lobu tua yang dekat dengan bandar barus, dimana yang katanya manusia ada yang memakan manusia lain, ribuan tahun yang lalu para pedangang lokal telah berdangang kapur barus sam pai keseluruh dunia dan dengan ini juga para pedangang indonesia telah membawa bangsa eropa, arab, cina dan india sampai kepedalaman barat indonesia.

Orang – oarang mesir pada zaman firaun juga telah berkunjung kebandar barus untuk membeli kapur barus, kemenyan putih dan rempah sebagai bahan baku untuk membuat pengawet dan farfum untuk orang – orang diseluruh dunia.

Barus adalah salah satu kota tertua yang ada dinusantara dan sangat banyak menyimpan nilai – nilai sejarah. Penelitian dan pembahasan tentang karya – karya sastra dalam khasanah tesk lisan yang ada disumatera utara dan khususnya kabupaten tapanuli tengah, kecamatan barus desa pananggahan kurang banyak dilirik oleh peneliti yang bergerak dalam bidang sastra dan sastra lisan. Terutama dalam bidang karya – karya sastra yang bercorak sejarah terhadap makam – makam keramat yang ada didaerah itu, padahal daerah itu sangat banyak mengandung dan menyimpan nilai – nilai sejarah baik yang sudah di pugar ataupun yang belum tersentu oleh kalangan para peneliti kita.

Diantara para peneliti yang pernah melakukan penelitian tentann cerita makam – makam keramat yang ada disumatera timur antara lain adalah : Othman (1999) beliau meneliti tentang aspek - aspek kepercayaan masyarakat melayu dalam cerita keramat lebai kadir.

Dalam penelitian beliau terdapat keramat lebai kadir masih sangat dipercayai sebagai tempat suci bagi masyarakat melayu, khususnya masyarakat melayu di kelatan.selain itu beliau dalam penelitiannya menemukan bahwa lebai kadir adalah seorang ulama yang besar dari persia dan mempunyai kekuatan supranatural semasa hidupnya

Kemudian khalid, (1990) beliau pernah meneliti cerita – cerita keramat yang ada di pulau penang malaysia, beliau menyatakan bahwa cerita – cerita mempunyai hubungan yang erat dengan seseorang dan yang menemukan serta


(13)

mengembangkan pulau penang malasyia. Selain itu beliau juga mengatakan bahwa cerita – cerita keramat juga berkaiatan dengan ketaqwaan dan kepercayaan masyarakat pulau pinang terhadap hindu, buhda dan keyakinan terhadap islam

Kemudian syafrizal (2000) beliau juga membahas tentang cerita keramat lebai sonag dalam bentuk skripsi, beliau juga mengungkapkan tentang struktur cerita keramat kubah lebai sonag yang berada di wilayah melayu batu bara. Beliau dalam menganalisis cerita kubah lebai sonag mempunyai tema, latar amanat dan serta flot yang berkaitan dengan ketaqwaan terhadap allah swt

Demekian beberapa pembahasan tentang cerita – cerita keramat yang pernah dsilakukan oleh para peneliti dalam khasanah kesusasteraan sumatera uitara. Dalam peneliotian ini penulis lebih mempokuskan terhadap cerita – cerita tentanmg nilai – nilai sejarah dalam cerita makam papan tiggi pada masyarakat desa pananggahan , kecamatan barus kabupaten tapanuli tengah

1.6 Ruang lingkup

Penelitian ini membicarakan tentang nilai – nilai sejarah cerita makam papan tinggi pada masyarakat kecamatan barus desa pananggahan. Dalam penelitian ini penulis memakai pendekatan analisis sastra sejarah, penulis juga memakai analisis struktur terhadap cerita rakyat makam papan tinggi, tapi peenulis disisni hanya memakai analisis secara umum dan yang berkaitann dengan manusia, tempat dan waktu saja.

Penulis juga memperoleh sumber data tentang cerita sejarah makam papan tinggi pada masyarakat barus dari sumber informan, buku, jurnal dan responden yang penulis buat sewaktu melaksanakan penelitian singkat di lapangan

1.7 Landasan teori

Ahmad (1991) dalam paradigma pendekatan sejarah menyatakan bahwa paradigma teori pendekatan sastra yang bercorak sejarah adalah sejarawan akan tidak dapat mengetahui tanggal secara jelas yang ada di dalam karya – karya sastra


(14)

sejarah. Hal ini juga dikarenakan banyaknya mitos, legenda, dan unsur – unsur cerita rakyat yang bersifat anonim.

Kemudian afandi (1992) menyatakan bahwa mitos, legenda, dan sebagaian dapat pula dihubungkan dengan kejadian – kejadian yang dianggap fakta sejarah pada saat menganalisis nilai – nilai sejarah dalam karya sastra yang paling dekat dengan masyarakat setempat.

Kemudian osman (1976) menyatakan fakta sejarah yang nyata dalam karya – karya sastra sejarah adalah seiring berasal dari nilai – nilai tradisi masyarakat setempat. Nilai – nilai ini bukan semata – mata dizaman silam tetaoi juga diwarisi oleh masyarakat dewasa ini. Beliau juga mengatakan bahwa di dalam semua sastra sejarah tergambar sistem feodalisme, demikian juga nilai – nilai yang di miliki oleh masyarakat tersebut tentang nilai manusia, waktu dan tempat kejadian.

Memahami pandangan diatas memberi arti bahwa tidak semua karya sastra yang bercorak sejarah itu benar atau tidak karena dapat memberi makna pada konteks masyarakat yang mempunyai adat dan kepercayaan. Dan juga bukan semata – mata di lihat dari sudut sebab, akibat peristiwa dan juga merupakan kebenaran kebudayaan

Berdasarkan seluruh konsep diatas bahwa dalam mengaplikasikan harus mengungkapakan segala hal, peristiw, legenda dan mitos yang meninggalkan kesan ketakutan, kedaulatan, dan kesucian tokoh – tokohnya. Apabila hal tersebut dapat diunggkapkan maka peristiwa – peristiwa dianggap fakta sejarah dan merupakan menifestasi bagi kedudukan tokoh tersebut di masyarakat.

Dekian konsep teori pendekatan sastra yang bercorak sejarah yang penulis gunakan dalam penganalisis cerita – cerita keramat makam papan tinggi pada masyarakat barus desa pananggahan.

1.8 Metedologi

Pada dasarnya penelitian ini bersifat deskriptif, tapi ada beberapa bagian dari objek penelitian, seperti nilai – nilai sejarah cerita makam papan tinggi pada masyarakat barus khususnya desa pananggahan, cerita nilai –nilai sejarah ini


(15)

dianalisis dengan mengunakan prinsip – prinsip terhadap karya sastra yang bercorak sejarah. Analisis iini dilakukan terhadap cerita sejarah makam papan tinggi karena sebagai objek dari penelitian.

Metode pengumpulan data yang bersifat abservasi atau data yang diperoleh dari hasil wawancara kepada informan yang berada didaerah lokasi penelitian

penulis. Khususnya terhadap nilai – nilai sejarah cerita makam papan tinggi pada masyarakat dengan mengunakan observasi lapangan dan data yang diperoleh dari informan yang akan digunakan secara maksimal dan sesuai dengan aturan – aturan yang berlaku.

1.8.1 Metode

Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian lapangan (kualitatip) yang bersifat deskriptif yaitu penulis akan menulis dan bersikap netral dalam melaksanakan pepenelitian agar tedak mengangu hasi dari penelitian penulis sewaktu dilapangan

1.8.2 Teknik pengumpulan data

Teknik pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. studi kepustakaan, yaitu teknik pengumpulan data dengan cara mempelajari

buku – buku, jurnal nilmiah dan bahan tertulis lainnya yang berhubungan dengan topik penelitian penulis

2. studi lapangan, penulis juga melakukan penelitian yang lansung turun

kelangan dengan melibatkan informan penelitian


(16)

Penulis juga memakai instrumen penelitian sebagai bahan untuk membantu penulis dalam melaksanakan penelitian lapangan, adapun alat – alat instrumen penelirtian sebagai berikut:

1. tape recorder

2. kuisener

lokasi penelitian

adapun lokasi penelitian yang penulis kunjungi untuk melaksanakan penelitian lapangan penulis adalah terletak di kabupaten tapanuli tengah, kecamatan barus utara dan desa pananggahan

1.8.4 Metode analisis data

Dalam penelitian ini penulis mencoba bersikap netral agar tidak mempengaruhi data yang penulis dapatkan saewaktu meleksanakan penelitian kepustakaan dan lapangan.

Data yang penulis dapatkan sewaktu melaksanakan penelitian kepustakaan dan lapangan, penulis kemas dalam bentuk laporan penelitian yang memakai metode penelitian kualitatif (lapangan) dan yang bersifat deskriptif yaitu penulis berusahan dengan sebaik mungkin untuk memaparkan keadaan yang sebernanya sehingga para pembaca dapat dengan mudah untuk memahami apa yang penulis maksud dalam skripsi ini.


(17)

BAB II

SEJARAH, SISTEM, SOSIOBUDAYA MASYARAKAT

2.1. Gambaran Umum Kabupaten

Kabupaten Tapanuliu Tengah terletak di wilayah Pantai Barat Sumatera Utara, dengan ciri-ciri administrasi sebagai berikut:

Keadaan topografi wilayah kabupaten Tapanuli Tengah terdiri dari pantai, lahan pertanian, perikanan, perkebunan, hutan, semak belukar dengan kondisi kesuburan, dan ketandusan daerah yang berbeda-beda. Tabel ketinggian daerah di Kabupaten Tapanuli Tengah: sedangkan kemiringan lahan kabupaten Tapanuli Tengah secara umum adalah datar dan curam yaitu:

Kemiringan 0 – 2% 79,087 ha

Kemiringan 2 – 15% 9.658 ha

Kemiringan 15 – 40% 58,100 ha

Kemiringan 40% ke atas 72,663 ha

Sedangkan potensi hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan di Kabupaten Tapanuli Tengah, baik untuk kepentingan irigasi, air minum, transportasi, maupun untuk kepentingan lainnya. Wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah dipengaruhi oleh 4 aliran sungai (DAS): adapun DAS tersebut antara lain adalah:

1. DAS Batang Toru

2. DAS Tapus

3. DAS Aek Sibundong

4. DAS Sirahar

Adapun daerah hulu sungai tersebut berasal dari Bukit Barisan dan bermuara di Pantai Barat Sumatera, secara umum sungai-sungai tersebut pendek, terjal dan sempit sehingga tidak mungkin dijadikan sebagai sarana transportasi, tetapi dijadikan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air. Untuk kondisi iklimnya sendiri Kabupaten Tapanuli Tengah tidak jauh berbeda dengan daerah-daerah lain yang ada di Sumatera Utara. Iklim terbagi atas dua kondisi, yaitu musim kemarau dan


(18)

musim penghujan sedangkan temperatur udara di daerah Tapanuli Tengah berkisar antara 22 – 33 0C.

2.2 Sejarah Tapanuli Tengah

Wilayah Tapanuli Tengah dahulu dikuasai oleh kolonial Inggris. Namun, dengan Traktat London pada tanggal 17 Maret 1824, Inggris menyerahkan Sumatera kepada Belanda dan sebagai imbalannya Belanda memberikan Semananjung Melayu. Pad saat itulah Inngris menyerahkan Barus dan Singkil kepada Belanda dan selanjutnya Teluk Tapian Nauli oleh Belanda dimasukkan ke dalam wilayah residen Sumatera Barat yang beribukota di Padang.

Ketika daerah jajahan Belanda semakin luas hingga ke Silindung pada tahun 1859 dan ke daerah Toba pad tahun 1883, maka untuk lebih memperkokoh posisi dan strategi Belanda membagi wilayah yang telah dikuasainya menjadi empat daerah afdeling. Adapun afdeling tersebut sebagai berikut:

1. Sibolga dan daerah sekitarnya

2. Distrik Batang Toru

3. Barus dan Pakkat

4. Singkil

Sejak keluarnya Staadblad No. 496 Tahun 1906 status Tapanuli yang tadinya bagian dari Sumatera Barat beralih menjadi dibawah kepemimpinan Gubernur Sumatera Utara yang berkedudukan di Medan yang membagi wilayah keresidenan Tapanuli dalam 5 afdeling yaitu:

1. Afdeling Natal dan Batang Natal

2. Afdeling Sibolga dan Batang Toru

3. Afdeling Padang Sidempuan

4. Afdeling Nias

5. Afdeling Tanah Batak

Afdeling Sibolga diperintah oleh seorang Contraleur dengan wilayah meliputi 13 Kakuriaan dan masing-masing Kakuria dipimpin oleh Kepala Kakuria.


(19)

Pada saat itu afdeling Barus menjadi termasuk afdeling Tanah Batak. Dengan keluarnya Staadblad No. 93 Tahun 1933 maka sebagian Onder afdeling Barus digabung ke afdeling Sibolga dan sebagian lagi masuk ke afdeling daratan tinggi Toba. Selanjutnya dengan Sttaadblad No. 563 Tahun 1937 Onder afdeling Barus keseluruhannya dimasukkan ke afdeling Sibolga berdasarkan Staadblad tersebut keresidenan Tapanuli dibagi atas 4 afdeling, yaitu:

1. afdeling sibolga 2.afdeling nias

3. afdeling sidempuan 4. afdeling tanak batak

yang termasuk afdelung sibolga adalah sebagai berikut 1. onder distrik sibolga

2. onder distrik lumut

3. onder distrik barus

pada kenyataan apa yang disebut daerah tinggkat II tapanuli tengah adalah pencerminan dari pembangian wilayah yang diatur dengan staadblad No. 563 tersebut diatas. Pada jaman jepang khususnya sistem pemerintahan keresidenan tapanuli lebih dititik beratkan pada strategi pertahanan misalnya heiho, gyugun, dan badan – badan lainnya.

Setelah proklamasi kemerdekaan, maka padatanggal 15 oktober 1945 oleh gubernur sumatera utara Mr. T. Mhod Hasan menyerahkan urusan pembentukan daerah otonom dibawah dan penyusunan pemerintah daerah kepada masing – masing residen. Bahkan telah dipertegas lagi dengan PP No 8 tahun 1947 yang menjadikan daerah otonom. Pada permulaan daerah otonom sobolga di pegang oleh keresidenan Dr. lumbantobing yang berkedudukan di Tarutung, dengan dasar telegram dari Gubernur Sumatera tanggal 12 Oktober 1945 tentang pembentukan kepala-kepala daerah Sibolga. Selanjutnya pada bulan Juli 1946 melali sidang Komite nasional daerah kersidenan Tapanuli dibentuk Kabupaten Tanah Batak.


(20)

Khususnya untuk Kota Sibolga, dengan surat keputusan Gubernur Sumatera pada tanggal 17 Mei 1946 Kota Sibolga dijadikan Kota Administratif yang dipimpin oleh seorang walikota. Pada saat itu dirangkap oleh Bupati Kabupaten Sibolga, pada tanggal 17 November 1997 dibentuk sebuah dewan kota.

Pada tahun 1946 di Tapanuli Tengah mulai dibentuk kecamatan-kecamatan untuk menggantikan system pemerintahan Onder Distrik afdeling pada masa pemerintahan Belanda. Kecamatan pertama sekali terbaebtuk adalah kecamatan Sibolga dan kemudian diikuti oleh kecamatan Lumut dan Barus sedangkan kecamaytan Sorkam ditetapkan kemudian berdasarkan perintah Presiden Tapanuli pada tahun 1947, kecamatan Sorkam dipisah dari Barus berdasrkan kepada ketentuan yang menyatakan setiap kabup[aten harus memiliki minimal dua Kewedanaan sedang satu kewedanaan mempunyai 4 kecamatan pada ketika itu.

Pada masa Undang-Undang Dasar 1945 konstitusi RIS dan Undang Undang Sementara 1950 sistem pemerintahan yang ada tidak mengadakn perubahan atas bentuk dan batas-batas wilayah Tapanuli Tengah yang sebelumnya. Dengan Undang Undang Darurat No. 7 tahun 1956 Sumatera Utara dibentuk daerah otonom Kabupaten kecuali Kabupaten Dairi yang dibentuk berdasarkan peraturan pemerintah.

Salah satu daerah yang terbentuk dari Undang Undang Darurat tersebut adalah Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kota Sibolga.


(21)

KECAMATAN DI KABUPATEN TAPANULI TENGAH

KECAMATAN IBUKOTA

Camat Pinang Sori Pinang Sori

Camat Badiri Lopian

Camat Sibabangun Sibabangun

Camat Pandan Pandan

Camat Tukka Tukka

Camat Tapian Nauli Tapian Nauli

Camat Sitahuis Sitahuis

Camat Kolang Kolang

Camat Sorkam Sorkam

Camat Sorkam Barat Sorkam Barat

Camat Barus Barus

Camat Sosor Gadong Sosor Gadong

Camat Andam Dewi Andam Dewi

Camat Manduamas Manduamas

Camat Sirandorung Sirandorung

LUAS DAERAH KECAMATAN TAHUN

KECAMATAN LUAS % TERHADAP

TOTAL

1. Pinang Sori 78,32 3,75

2. Lopian 129,49 5,90

3. Sibabangun 439,99 20,05

4. Pandan 62,33 2,84

5. Tukka 148,92 6,78


(22)

7. Sitahuis 50,52 2,30

8. Kolang 400,65 18,25

9. Sorkam 116,25 5,30

10. Sorkam Barat 147,94 6,74

11. Barus 84,83 3,86

12. Sosor Gadong 143,14 6,52

13. Andam Dewi 122,42 5,58

14. Manduamas 99,55 4,54

15. Sirandorung 87,72 4,00

JUMLAH/TOTAL 2.194,98 100,00

BANYAKNYA KELURAHAN DIRINCI MENURUT KECAMATAN

NO. KECAMATAN DESA KELURAHAN JUMLAH

1. Pinang Sori 5 2 7

2. Lopian 8 1 9

3. Sibabangun 11 2 13

4. Pandan 6 5 11

5. Tukka 7 1 8

6. Tapian Nauli 8 1 9

7. Sitahuis 6 0 6

8. Kolang 10 2 12

9. Sorkam 13 1 14

10. Sorkam Barat 14 1 15

11. Barus 16 2 18

12. Sosor Gadong 8 1 9

13. Andam Dewi 13 0 13


(23)

15. Sirandorung 7 0 7

JUMLAH/TOTAL 140 20 160

JARAK IBUKOTA KABUPATEN DENGAN DAERAH LAIN

NO. IBUKOTA KABUPATEN JARAK

1. PANDAN MEDAN 359

2. PANDAN SIBOLGA 10

3. PANDAN TARUTUNG 76

4. PANDAN PADANG SIDEMPUAN 78

5. PANDAN PINANG SORI 22

6. PANDAN LOPIAN 12

7. PANDAN SIBABANGUN 30

8. PANDAN TUKKA 5

9. PANDAN TAPIAN NAULI 21

10. PANDAN KOLANG 37

11. PANDAN SORKAM 45

12. PANDAN Pasaribu Tobing Jae 46

13. PANDAN SIORDANG 62

14. PANDAN RINA BOLAK 88

15. PANDAN PADANG MASIANG 76

16. PANDAN BAJAMAS 96

17. PANDAN MANDUAMAS 108

2.3 Sejarah Desa Pananggahan

Desa pananggahan dulunya adalah sebuah daerah tempat persinggahan orang – orang yang melakukan perjalanan untuk mengisi persediaan air minum dan istirahat mereka, karena didaerah itu pada dulunya salah satu daerah yang memiliki banyak pancuran air.

Pada dahulu dinegeri Barus banyak memiliki Raja – raja kecil yang diberi

daerah kkuasaan sendiri dan dinaungi oleh Raja Barus, pada suatu ketika ada kerajaan dibarus yang hidup makmur karma tanah dan hasil panennya selalu


(24)

mencukupi semua kebutuhan rakyatnya. Sehingga menimbulkan iri raja – raja yang lain dan salah satu raja yang paling ingin menguasai daerah tersebut adalah kerajaan marga Simamora yang ada diUratan.

Pada suatu ketika raja marga Simamora mengirim beberapa anak buahnya

untuk melihat dan memata – matai semua kegiatan dari pada kerajaan marga Simatupang yang ada di Aek Pinang yang hidup rakyatnya berkecukupan karena hasil panennya selalu brlimpah ruah. Tidak lama kemudian para mata – mata dari kerajaan marga Simamora kembali dengan berita yang membuat raja marga Simamora marah dan bertambah ingin menyerang kerajaan marga Simatupang yang ada di Aek Pinang.

Dalam hitungan hari raja Simamorah yang dari Uratan sudah siap dengan bala pasukanya untuk menyerang kerajaan marga Simatupang, pada waktu melakukan perjalanan dari uratan para pasukan marga Simamorah berhenti untuk beristirahat dan mengintai kegiatan kerajaan marga Simatupang dari salah satu pancuran yang ada di daerah perbatasan.

Rupanya kedatangan kerajaan Simamorah dengan bala pasukanya sudah diketahui oleh kerajaan marga Simatupang dan tampa sepengetahuan kerajaan marga Simamorah kerajaan marga Simatupang juga sudah siap sedia dengan pasukanya sendiri, dan sebelum kerajaan marga Simamorah melakukan penyerangan kepada kerajaan marga Simatupang kerajaan marga Simatupang terlebih dahulu menyerang pasukan kerajaan marga Simamorah yang lain beristirahat di pancuran tersebut.

Dengan penyerangan yang dating dating secara tiba – tiba dari kerajaan marga Simatupang membuat pasukan kerajaan Simamorah tidak dapat melakukan perlawanan karena pasukan tersebut terkejut dengan penyerangan yang tiba – tiba dilakukan oleh pasukan kerajaan marga Simatupang yang membuat pasukan marga Simamorah kalah, banyak pasukan kerajaan simamorah yang meninggal, lari dan ditangkap untuk dijadikan budak di kerajaaan marga Simatupang.


(25)

Pancuran tempat terjadinya perang tersebut dijadikan kerajaan marga Simatupang sebagai daerah kekuasaannya. Dan mereka memberi nama daerah baru tersebut ‘ PANANGGAK ‘ dikarenakan didaerah tersebut banyak terdapat pancuran yang pada waktu lalu sering dijadikan pasukan kerajaan marga Simamorah untuk beristirahat, menganbil air dan mengintai kerajaan marga Simatupang.

Pananggak ( mengintai ) lama kelamaan beruba jadi Pananggahan, perubahan ini terjadi secara alamia dikarenakan oleh bahasa sehari – hari masyarakatnya yang banyak menyerap bahasa lain.Dan dari dikuasai desa Pananggahan oleh kerajaan Simatupang sampai terwujudnya kemerdekaan Indonesia Raja – Raja diPananggahan harus berasal dari marga Simatupang.

2.4 Letak Geograpis Barus

Kecamatan Barus terletak pada koordinat :

Lintang Utara : 23 – 20 - 34 – 55

Bujur Timur : 65 – 58 - 76 – 36

Letak Kecamatan Barus dari atas permukaan laut adalah : 0 – 3 meter Luasa wilayah kecamatan Barus adalah : 84, 83 km

Kecamatan Barus berbatasan dengan :

Sebelah utara : Kabupaten Tapanuli Utara

Sebelah selatan : Samudera Indonesia

Sebelah barat : Kecamatan Andam Dewi

Sebelah timur : Kecamatan Sosor Gadong

Kecamatan Barus juga mempunyai 18 Desa \ Kampong

Masalah mata pengcarian adalah sesuatu hal yang tidak boleh bagi setiap manusia yang hidup didunia ini, kehidupannya tidak akan berjalan lancar tampa memenuhi kebutuhan kehidupan sehari – hari seperti sandang dan pangan dan segala kabutuhan yang mendukung lainnya


(26)

1. Bertani

2. Berkebun

3. Berternak

4. Berdangang

5. Nelayan

6. Industri

Kecamatan barus juga dihuni oleh berbagai suku, ras dan agama yang berbeda yang membuat Kecamatan Barus mempunyai adat kebudayaan sendiri karna ada penggabungan dari perbedaan tadi, suku – suku yang mendiami Kecamatan Barus antara lain :

1. Batak Toba

2. Minang Kabau

3. Mandailing

4. Jawa

5. Aceh

6. Melayu

7. Bugis dan

8. nias

Walaupun dibarus dihuni oleh banyak suku, ras dan agama yang berbeda tetapi tidak membuat masyarakatnya untuk saling membenci, malah mereka menjadikan perbedaan yang ada sebagai pemersatu diantara mereka dan ini dibuktikan mereka dalam kehidupan mereka sehari – hari, dam salah satu

contohnya adalah saat mereka melakukan adat perkawinan, kematian dan upacara adat lainnya mereka saling membantu satu dengan lainnya.

Sarana pendidikan yang ada di kecamatan barus terbagi atas:

1. Taman Kanak – kanak

2. Sekaolah Dasar

3. SMP


(27)

5. Madrasah

2.5 Religi Masyarakat

Kalau dikenang kembali kebelakang tentang cerita tentang besarnya

Bandar Barus pada masa itu ( horas, no, 28/tgl 1 – 15 agustus 1989: 7 ) pasti akan memberi kesan tertentu bagi kita akan besarnya peradapan pada masa itu yang telah ada di nusantara ini.

Pada masa sebelum masuknya peradaban nenek moyang kita sudah mengenal kepercayaan Animisme ( menuhankan sesuatu yang gaib/sacral ) sampai pada datangnya peradaban Hindu dan Budha dan Kristen Katolik ke Indonesia yang dibawa oleh kaum brahmana ( kaum pendeta hindu ) yang datang dari India untuk menyebarkan kepercayaan yang mereka anut di Indonesia, awal mula datangnya para kaum Brahmana ( pendeta ) Hindu ke Indonesia adalah melalui pulau Jawa dan Sumatera. Tetapi peradaban Hindu dan Budha lebih berkembang dipulau Jawa dikarenakan kaum Brahmana ( pendeta ) Hindu Budha berhasil menarik para Raja – raja yang berkuasa pada saat itu untuk masuk ke agama mereka, sedangkan di Sumatera sendiri lebih mengikut kepercayaan Kristen Katolik yang dibawa oleh Pendeta – pendeta Katolik yang berasal dari Italia ( roma ) dan ini juga dibuktikan dengan adanya bangunan gereja pertama yang dibangun pada Abab ke-4 di Sibolga yang diberi nama dengan Maria yang artinya perawan yang murni.

Awal masuknya Islam ke Indonesia berasal dari Barus dan menyebar keseluruh Indonesia, ini dikarenakan nama Bandar Barus pada masa lalu sudah cukup dikenal karena komoniti yang special yang dihasilkan oleh daerah tersebut. Dan ini juga telah disepakati oleh sejarawan Indonesia berdasarkan dari penelitin dan peniggalan yang didapati didaerah di Barus tersebut.

Agama atau kepercayaan yang ada dibarus pada masa sekarang antara lain adalah:

1 Islam


(28)

3 Kristen Protestan

Dengan jumlah perbandingan yang tidak terlalu mencolok Islam 45 persen, Kristen Katolik 15 persen dan Kristen Protetan 40 persen dan semua masyarakatnya hidup dengan saling berdampingan.

Tempat peribadatatan yang ada di kecamatan barus terbagi atas:

1. masjid

2. langgar

3. mushallah

4. gereja protestan 5. gereja katolik

dari semua tempat peribatan yang ada diatas semua terbagi kedalam masing – masing desa atau kampung sehingga membuat setiap masyarakat yang mau menjalankan ibadahnya tidak merasa tergangu.


(29)

2.7 Kosmologi masyarakat

Kosmologi masyarakat yang terdapat dikabupaten tapanuli tengah, kecamatan barus utara, desa pananggahan `dalah masyarakatnya beradat dan bersuku batak toba, masyarakat desa pananggahan juga mengaku sebagai masyarakat yang beradatdan silsilah yang mereka pakai dalam kehidupan mereka sehari – hari

Adat istiadat dan sistem silsilah yang mereka pakai dalam kehidupan sehari – hari dapat terlihat pada waktu mereka sedang melaksanakan upacara adat seperti perkawinan, kematian dan ritual adat lainnya yang dianngap perlu me,akai upacara adat


(30)

BAB III

STRUKTUR CERITA MAKAM PAPAN TINNGI

3.1. Sejarah Makam Papan Tinggi

.

Pada masa dahulu ada satu Bandar yang sangat terkenal dinusantara ini, nama Bandar itu adalah Bandar Barus yang sangat terkenal karena daerah Barus ini pada masa dahulu mempunyai satu komoniti yang sangat special yaitu kapur barus dan rempah – rempah yang sudah dikenal diDunia, karena kapur barus ini dalah salah satu bahan dasar untuk membuat minyak wangi dan para raja – raja Mesir pada masa itu sudah mengenal kapur barus sebagai bahan dasar untuk pengawetan, salah satu contoh Raja Firaun dan istrinya sampai sekarang masih awet dimuseum nasional London karena memakai pengawet dari kapur barus.

Cerita Makam Papan Tinggi yang ada pada masyarakat Sumatera Utara umumnya dan Tapanuli Tengah khususnya sudah sering kita dengar dan menjadi pembahasan yang menarik dikalangan para penelitian dan ilmuan sejarah kita, tapi sangat sayang karena kurang adanya pengkajian yang secara mendalam

Makam Papan Tinggi adalah salah satu makam yang ada dari Abab ke-7 Masehi, makam tersebut terletak diatas salah satu bukit yang ada di Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, Desa Pananggahan ini sangat menarik dibahas dari kajian sastra sejarah dikarenakan banyak menyimpang misteri tentang asal muasal masuknya Islam ke nusantara ini. Dan selain itu juga dari segi fisiknya juga sangat menarik perhatian untuk dibahas karena bentuk makam tersebut kurang lazim pada masa sekarang dikarena makam tersebut mempunyai panjang sekitar 8 meter dan tinggi nisan sekitar 2 meter dari permukaan tanah.

Manusia yang ada dimakam papan tinggi bernama syeihk al-alam

almuchtazam syeihk macmud qadasjahlahu rohanu alamatarach dari adramaut suatu daerah dari Timur Tengah, yang datang ke nusantara untuk


(31)

dinusantara tidak sedikit halang merintang yang harus beliau lewati dikarenakan sudah ada agama atau kepercayaan masyarakat yang telah dianut sebelu beliau datang membawa agama Islam ke nusantara ini.

Syeik al-alam almuchtazam syeikh macmud qadasjalahu rohanu alamatarach datang bersama rombongannya ke nusantara melewati Samudera Indoneseia dan pulau pertama yang mereka dapati adalah pulau Mursala yang dekat dengan Bandar Barus yang ada kecamatan barus, yang pada saat itu sebagai Bandar dan penghubung untuk Bandar – bandar lain yang ada didaratan nusantara ini.

Syeikh al-alam almuchtazam syeikh macmud qadasjalahu rohanu alamatarach adalah orang pertama yang mengangkat murid dari suku Batak Toba yaitu Raja Mataniari Tampubolon yang datang dari daerah yang sekarang dikenal dengan nama Lobu Tua untuk bersama – sama dalam menyebarkan agama Islam yang mereka anut kepada masyarakat banyak yang ada di Indonesia umumnya dan Tapanuli khususnya,

3.2. Sinopsis

Cerita Makam Papan Tinggi yang ada di Desa Pananggahan Kecamatan Barus Kabupaten Tapanuli Tengah sudah menjadi topik pembahasan yang hangat dalam disiplin ilmu Sastra Sejarah, ini dikarenakan bukan hanya dari makamnya yang datang dari abab ke-7 masehi tetapi juga bentuk makam dan nilai – nilai yang terkandung didalamnya.

Dalam cerita makam papan tinggi ini diterangkan bagaimana kisah perjalanan beberapa orang yang datang dari persia timur tengah ke indonesia untuk berdangan dan menyebarkan agama islam yang mereka yakini. Dalam cerita ini juga banyak memberikan pesan moral agar kita selalu berbuat baik semasa hidup agar orang lain mempercayai kita dalam segala urusan.

Cerita makam papan tinggi mengisahkan perjalanan beberapa orang yang datang ke indonesia untuk berdangan dan menyebarkan agama islam yang mereka yakini di indonesia, dalam melaksanakan menyebaran agama islam di indonesia banyak rintangan yang mereka hadapi untuk melaksanakn tujuan mereka untuk menyebarkan agama islam yang mereka anut tersebut.


(32)

Dalam cerita makam papan tinggi ini banyak mengambarkan pengamalan dari semua yang menurut agama benar dan diaplikasikan dalam kehidupan mereka sehari – hari.

Cerita makam papan tinggi juga sangat banyak mempengaruhi kebudayaan dan sistem sosial dari masyarakt kecamatan barus, ini dikarenakan cerita makam papan tinggi banyak menggambarkan kejadian yang diluar alam sadar manusia secara normal jadi ini yang membuat masyarakat percaya akan keabsahan dari cerita tersebut, sehingga menjadi banyak mempengaruhi sistem kubudayaan, kehidupan dan sosial masyarakat sekitarnya sampai sekarang .

3.3. Tema

Hendri guntur tarigan (1971) dalam bukul yang berjudul prinsip – prinsip dasar fiksi, mengatakan tentang pengertian tema sebagai berikut:

“ setiap cerita atau fiksi haruslah memepunyai tema atau dasar yanfg merupakan tujuan dari penulisan, dan penulis menuliskan watak peleku berdasarkan tema yang ada, dengan demikian tidaklah nanti penulisan dalam cerita tersebut berlebih – lebihan karena tema merupakan dasar yang penting dalam suatu penulisan, kalau penulisan tampa tema atau dasar maka itu akan sia – sia”

jadi temanya adalah merupakan tujuan. Oleh karena itu memang tidak berlebihan sebagaimana yang dikatakan oleh tarigan diatas bahwa tema merupakan hal yang penting dalam sulurug cerita, dan karena paling penting pula suluruh cerita tidak akan ada gunanya atau bahkan artinya kalau tidak mempunayai tema, sebaliknya suatu kekeliruan kalau ada seorang pengarang yang anti akan tema tau dasar suatu cerita.

Tema cerita nilai – nilai sejarah cerita makam papan tinggi ini adalah yang mengisahkan tentang datangnya salah seorang ulama yang mempunyai kelebihan dalam bidang ilmu agama islam (syehk) dari timur tengah ke indonesia untuk menyebarkan agama dan berdangan di nusantara ini.


(33)

Alur merupakan suatu rentetan peristiwa yang diurutkan. Peristiwa yang ditampilkan dipilih dengan memperhatikan kepentingan dalam cerita ini. Alur suatu cerita selalu menggambarkan bagaimana suatu cerita saling berhubungan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana seorang tokoh dalam suatu cerita terikat dalam kesatuan cerita. Semi ( 1988 : 43 ) menyatakan alur atau plot adalah suatu struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai interelasi fungsional dan sekaligus menandai urutan bagian – bagian dari fiksi.

Dalam cerita sejarah banyak kejadian peritiwa yang disajikan dengan berbagai urutan tertentu untuk membangun sebuah jalan cerita yang dapat dipahami dan dimengerti oleh pembaca, danada juga yang menyanpaikan dengan alur yang tebak berurut.

Ada beberapa pengarang yang melukiskan jalannya suatu peristiwa cerita seperti mengikutkan sorot balik kronologis peristiwa, sorot balik adalah peristiwa klimaks atau dinilai dengan penyelesaian setelah itu cerita bergerak dari akhir ke awal kembali.

Sedangkan yang secara kronologis adalah peristiwa yang diawali tokoh cerita dapat tersusun menurut nmulainyai sebuah cerita, akan tetapi semua kejadian peristiwa kehidupan tokoh harus dijelaskan secara berurutan

Dalam cerita nilai sejarah makam papan tinggi ini dibagi dalam empat alur dan diuraikan sebagai berikut :

1. situation ( mengambarkan situasi )

cerita ini dimulai pada waktu datangnya salah seorang orang timur tengah ke nusantara untuk menyebarkan agama islam dan berdangang, dan beliau juga mempunyai pengetahuan yang mendalam dalam bidang agama islam.

2. generating circumcantes ( peristiwa mulai bergerak )

cerita ini mulai bergerak sewaktu beliau menyebarkan agama islam dan berdangang di nusantara ini, banyak kesulitan yang di hadapi oleh beliau dikarenakan telah adanya agama yang dianut mansyarakat sekitar sebelum beliau datang ke nusantara.


(34)

3. rising action ( keadaan mulai memuncak )

didalam penyebaran agama islam yang dianut oleh beliau banyak mendapat masalah dan p0erlawanan dari masyarakat setempat di karwenakan telah adanya agama, dan agama islam yang beliau bawah kurang dapat diterima oleh masyarakat dikarenakan sangat bertentangan dengan adat dan kebudayaan masyarakat setempat, sampai suatu saat beliau mendapat murid salah seorang raja dari suku batak toba yang bernama raja mataniari tampubolon.

4. klimaks ( puncak )

puncak dari cerita ini dalah sewaktu masuknya raja mataniari tampubolon ke dalan agama islam maka banyaklah masyarakat yang mengangap agama islam itu sebagai agama yang baik dan dapat memberika pengajaran untuk hidup di akhirat dan dunia sehingga lambat laun peredaran agama islam di nusantara dapat berkembang dengan cepat

3.5. Latar

Latar adalah gambaran tempat, waktu ataupun segala sesuatu situasi tempat terjadinya suatu peristiwa, dimana para tokoh hidup dan bergerak.latar mempunyai ruang yang diamati seperti waktu, musim, ataupun sejarah. Sumarjono ( 1986 : 76 ) menyatakan bahwa latar memyatakan banyak tempat yaitu tempat tertentu, daerah tertentu, dengan daerah tertentu. Waktu tertentu akibat situasi ataupun zamannya, cara berpikir, dan cara hidup tertentu. Dala cerita nilai – nilai sejarah makam papan tinggi ini terdapat beberapa latar yang mendukung seperti:

3.5.1. Latar Tempat

Burhan nurgianto ( 1995 : 227 ) menyatakan latar tempat biasanya menjelaskan tentang lokasi peristiwa yang diceritakan dalam karya sastra. Dalam


(35)

hal ini tempat yang dipergunakan yaitu tempat – tempat tertentu, inisial tertentu dan lokasi tertentu.

Adapun latar tempat yang terdapat dalam cerita nilai – nilai sejarah pada cerita makam papan tinggi antara lain:

1. makam papan tinggi terdapat diatas salah satu bukit yang ada di daerah

tapanuli tengah

2. jarak makam papan tinggi dari kampong penduduk sekitar 1,5 km

3. anak tangga menuju makam papan tinggi sebayak 876 anak tangga

3.5.2. Latar Waktu

Latar waktu adalah mengungkapkan kapan sebuah peristiwa itu sedang berlansung atau terjadi. Adapun latar waktu dalam cerita nilai – nilai sejarah makam papan tinggi adalah :

1. makam papan tinggi adalah salah satu makam yang ada pada abab ke-7

masehi

2. makam papan tinngi juga salah satu aulia yang dating ke nusantara

untuk menyebarkan agama islam pada abab ke-7 masehi

3.6. Penokohan

Penokohan dalam Cerita Makam Papan Tinggi ini adalah seorang yang bernama Syek al-alam almuchtazam macmud qadasjahlahu rohanu

alamatarach yang datang dari Adramaut atau Persia pada abab ke-7 masehi ke

nusantara. Beliau juga salah satu dari beberapa Aulia yang datang ke nusantara untuk berdangang dan menyiarkan agama Islam pada masanya. Dia juga duyakini masyarakat mempunyai kelebihan pada bidang agama Islam sehingga masyarakat nusantara menyebutnya dengan sebutan Syehk.

Ditambah dengan masuknya seorang dari suku Batak Toba yang bernama Raja Mataniari Tampubolon sebagai pengikut dan pengawal setia syehk al-alam


(36)

almuchtazam macmud qadasjahlalu rohanu alamatarach dalam menyebarkan agama Islam ditapanuli khususnya dan nusantara umumnya.


(37)

BAB IV

NILAI SEJARAH CERITA MAKAM PAPAN TINGGI

Perhitungan masa dari awalnya kehidupan manusia ditinjau dari berbagai sudut, dalam peradaban timbul dan tumbuhnya sosial cultural manusia itu sendiri. Dan salah satu cabang ilmu yang menjadi jembatan kita utuk mengetahui masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang adalah ilmu sejarah.

Sejarah secara umum diartikan sebagai catatan sebuah peristiwa – yang pernah terjadi pada masa lalu dan peristiwa itu ditulis dan akan dijadikan sebuah sejarah, untuk pengertian sejarah secara komplek pada masa ini dalam penomena ini peristiwa atau catatan tentang sebuah peristiwa berkembang dan membentuk perkara dalam peristiwa yang dituliskan perkara sebagai berikut:

1. benar atau tidaknya sebuah peristiwa

2. bagaimana perkembangan peristiwa tersebut

3. tokoh atau watak yang menjadi pelaku dalam peristiwa

4. kapan peristiwa itu terjadi

dan sumber untuk mengetahui sejarah pasti akan dituliskan dalam media yang berlainan contoh media sejarah itu sebagai berikut:

1. diukir dibatu 2. diprasasti

3. dipedang

4. ditulang

5. dibambu

6. dan daun lor

dan dari semua media yang dipergunakan itu bertujuan dan bermaksud untuk menjelaskan bagaiman sejarah itu berjalan pada masa yang lalu

teori – teori dalam penulisan sejarah kelengkapan data dan faktanya yang terdapat pada sumber atau bahan yang kita pilih atau terpilih dan juga harus


(38)

disertai dengan tafsiran. Sesuatu falsafah sejarah atau apa saja yang wajib dipertanyakan kedalam penulisan dengan berpandu pada disiplin ilmu tertentu.

Hasil – hasil penulisan yang bercorak sejarah juga merupakan sebuah hasil kreatif tradisional yang mempunayi ciri – ciri, bentuk, kandungan, falsapah dan maklumat yang terkandung didalamnya dan sangat berlainan sama sekali dari hasil penulisan sejarah modren. Sejarah yang merupakan karya didaktif, agama, kemasyarakatan, bahasa dan biografi.

Sejarah Makam Papan Tinggi menpunyai nilai tertentu pada masyarakat Barus dikarenakan masyarakat telah menjadikan makam tersebut sebagai petunjuk kalau ada bencana dan sesuatu yang terjadi di desa tersebut, dan ditambah masyarakat didesa tersebut juga masih percaya dengan yang berbauh gaib atau mistik yang ada pada daerah tersebut.

Kalau kita bicara tentang Nilai Sejarah Cerita Makam Papan Tinggi pasti kita tidak akan terlepas dari yang namanya manusianya, waktu dan tempat kejadian. Ini dikarenakan bahwa cerita sejarah selalu berhubungan dengan adat kebudayaan dan kepercayaan masyarakat setempat terhadap cerita yang ada dan berkenbang pada masyarakat itu sendiri.

Manusia

Manusia yang ada di Makam Papan Tinggi adalah salah seorang Aulia yang bernama Syek al-alam almuchtazam macmud qadasjahlahu rohanu

alamatarach yang datang dari Adramaut atau Persia pada abab ke-7 masehi ke

nusantara untuk menyebarkan agama Islam dan berdangang, Dan beliau selama di nusantara berhasil memasukkan salah seorang yang bernama Raja Mataniari Tampubolon yang berasal dari suku Batak Toba dan mereka secara bersama – sama menyebarkan agama Islam dan berdangang di nusantara ini.

Cerita ini juga diperkuat dalam cerita teks sebagai berikut:

Pada masa dahulu ada satu Bandar yang sangat terkenal dinusantara ini, nama Bandar itu adalah Bandar Barus yang sangat terkenal karena daerah Barus


(39)

ini pada masa dahulu mempunyai satu komoniti yang sangat special yaitu kapur barus dan rempah – rempah yang sudah dikenal diDunia, karena kapur barus ini dalah salah satu bahan dasar untuk membuat minyak wangi dan para raja – raja Mesir pada masa itu sudah mengenal kapur barus sebagai bahan dasar untuk pengawetan, salah satu contoh Raja Firaun dan istrinya sampai sekarang masih awet dimuseum nasional London karena memakai pengawet dari kapur barus.

Cerita Makam Papan Tinggi yang ada pada masyarakat Sumatera Utara umumnya dan Tapanuli Tengah khususnya sudah sering kita dengar dan menjadi pembahasan yang menarik dikalangan para penelitian dan ilmuan sejarah kita, tapi sangat sayang karena kurang adanya pengkajian yang secara mendalam

Makam Papan Tinggi adalah salah satu makam yang ada dari Abab ke-7 Masehi, makam tersebut terletak diatas salah satu bukit yang ada di Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, Desa Pananggahan ini sangat menarik dibahas dari kajian sastra sejarah dikarenakan banyak menyimpang misteri tentang asal muasal masuknya Islam ke nusantara ini. Dan selain itu juga dari segi fisiknya juga sangat menarik perhatian untuk dibahas karena bentuk makam tersebut kurang lazim pada masa sekarang dikarena makam tersebut mempunyai panjang sekitar 8 meter dan tinggi nisan sekitar 2 meter dari permukaan tanah.

Manusia yang ada dimakam papan tinggi bernama syeihk al-alam

almuchtazam syeihk macmud qadasjahlahu rohanu alamatarach dari adramaut suatu daerah dari Timur Tengah, yang datang ke nusantara untuk

berdangan dan menyebarkan agama Islam yang beliau anut, sesampainya dinusantara tidak sedikit halang merintang yang harus beliau lewati dikarenakan sudah ada agama atau kepercayaan masyarakat yang telah dianut sebelu beliau datang membawa agama Islam ke nusantara ini.

Syeik al-alam almuchtazam syeikh macmud qadasjalahu rohanu alamatarach datang bersama rombongannya ke nusantara melewati Samudera Indoneseia dan pulau pertama yang mereka dapati adalah pulau Mursala yang dekat dengan Bandar Barus yang ada kecamatan barus, yang pada saat itu sebagai


(40)

Bandar dan penghubung untuk Bandar – bandar lain yang ada didaratan nusantara ini.

Syeikh al-alam almuchtazam syeikh macmud qadasjalahu rohanu alamatarach adalah orang pertama yang mengangkat murid dari suku Batak Toba yaitu Raja Mataniari Tampubolon yang datang dari daerah yang sekarang dikenal dengan nama Lobu Tua untuk bersama – sama dalam menyebarkan agama Islam yang mereka anut kepada masyarakat banyak yang ada di Indonesia umumnya dan Tapanuli khususnya,

Waktu

Othman (1990) menyatakan waktu adalah bisa dikatakan sebagai perubahan atau alat pemisah antar waktu yaitu zaman yang lalu, zaman sekarang dan zaman yang akan datang dimana para manusia belum mengenal apa – apa sampai mereka mengenal dan menerti semua dan hingga manusia itu mengalami perubahan yang berarti untuk dapat bertahan dan melansungkan kehidupan mereka sendiri, maka itu yang berkaitan dengan waktu

Makam Papan Tinggi datang ke Indonesia melalui samudera Indonesia pada abab ke – 7 masehi, ini juga diperkuat dengan teks cerita Makam Tapan Tinggi

Pada masa dahulu ada satu Bandar yang sangat terkenal dinusantara ini, nama Bandar itu adalah Bandar Barus yang sangat terkenal karena daerah Barus ini pada masa dahulu mempunyai satu komoniti yang sangat special yaitu kapur barus dan rempah – rempah yang sudah dikenal diDunia, karena kapur barus ini dalah salah satu bahan dasar untuk membuat minyak wangi dan para raja – raja Mesir pada masa itu sudah mengenal kapur barus sebagai bahan dasar untuk pengawetan, salah satu contoh Raja Firaun dan istrinya sampai sekarang masih awet dimuseum nasional London karena memakai pengawet dari kapur barus.


(41)

Cerita Makam Papan Tinggi yang ada pada masyarakat Sumatera Utara umumnya dan Tapanuli Tengah khususnya sudah sering kita dengar dan menjadi pembahasan yang menarik dikalangan para penelitian dan ilmuan sejarah kita, tapi sangat sayang karena kurang adanya pengkajian yang secara mendalam

Makam Papan Tinggi adalah salah satu makam yang ada dari Abab ke-7 Masehi, makam tersebut terletak diatas salah satu bukit yang ada di Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, Desa Pananggahan ini sangat menarik dibahas dari kajian sastra sejarah dikarenakan banyak menyimpang misteri tentang asal muasal masuknya Islam ke nusantara ini. Dan selain itu juga dari segi fisiknya juga sangat menarik perhatian untuk dibahas karena bentuk makam tersebut kurang lazim pada masa sekarang dikarena makam tersebut mempunyai panjang sekitar 8 meter dan tinggi nisan sekitar 2 meter dari permukaan tanah.

Manusia yang ada dimakam papan tinggi bernama syeihk al-alam

almuchtazam syeihk macmud qadasjahlahu rohanu alamatarach dari adramaut suatu daerah dari Timur Tengah, yang datang ke nusantara untuk

berdangan dan menyebarkan agama Islam yang beliau anut, sesampainya dinusantara tidak sedikit halang merintang yang harus beliau lewati dikarenakan sudah ada agama atau kepercayaan masyarakat yang telah dianut sebelu beliau datang membawa agama Islam ke nusantara ini.

Syeik al-alam almuchtazam syeikh macmud qadasjalahu rohanu alamatarach datang bersama rombongannya ke nusantara melewati Samudera Indoneseia dan pulau pertama yang mereka dapati adalah pulau Mursala yang dekat dengan Bandar Barus yang ada kecamatan barus, yang pada saat itu sebagai Bandar dan penghubung untuk Bandar – bandar lain yang ada didaratan nusantara ini.

Syeikh al-alam almuchtazam syeikh macmud qadasjalahu rohanu alamatarach adalah orang pertama yang mengangkat murid dari suku Batak Toba yaitu Raja Mataniari Tampubolon yang datang dari daerah yang sekarang dikenal dengan nama Lobu Tua untuk bersama – sama dalam menyebarkan agama Islam


(42)

yang mereka anut kepada masyarakat banyak yang ada di Indonesia umumnya dan Tapanuli khususnya,

Tempat

Taib (1990) menyatakan nilai –nilai sejarah adalah yang berkaitan dengan tempat yang mempunyai unsur sendiri dalam kekeramatannya. Cerita dan teks lebih kuat diterima sebagai bahan kategori sejarah yang berkaitan dengan tempat sejarah tersebut pasti berkaitan dengan orang yang menemukan tempat sejarah tersebut. Bila ditinjau dari sudut pokok yaitu watak, peristiwa,kejadian dan latar tempat kita boleh melihat nilai sejarah yang berhubungan dengan tempat terbagi kedalam empat unsur yaitu:

1. berunsur historiografik yaitu dengan fakta – fakta dari sejarah tempat yang

berunsur tokoh,demana tokoh itu menjadi pemberi nama tempat tersebut karena sifat tempat tersebut sama dengan sifat keramat

2. berunsur tanda – tanda alan yang dapat dilihat pada bentuk tertentu pada

awal kejadian

3. berunsur dari cerita orang tua yang dimana ciri – ciri tokoh, aksi, watak,

masa dan latar

4. tempatnya lebih miripkepada apa yang ada dalam cerita rakyat setempat

jadi dari uaraian diatas penulis menguraikan bahwa tempat kejadian cerita makam papan tinggi terletak disalah satu bukit yang ada di kabupaten tapanuli tengah, kecamatan barus utara desa pananggahan,

pada zaman dahulu katanya barus sekatang masih terendam oleh air laut jadi bukit tersebut adalah salah satu tempat yang datar dan cukup layak untuk dijadikan makam yang berbentuk seperti komplek karena mempunyai tempat yang cukup datar dan luas. Dan ini juga diperkuat oleh informan penulis yang juga menyatakan bahwa barus pada zaman dahulu adalah laut yang lama kelamaan menyesut dan meninggalkan sebagian menjadi daratan. Ini terbukti sewaktu mereka melaksanakan pembangunan anak tangga menuju makam papam tinggi


(43)

mereka banyak menemukan kerang didalam galian yang sama dengan kerang yang


(44)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada dasarnya dalam khasanah sumatera timur ada istilah yang biasa digunakan yaitu persuratan, penertiannya lebih luas yang meliputi segala tradisi baik tulisan dan lisan yang erhubungan dengan pengalaman, aktivitas sosial, keperluar kelompok, dan tentang sejarah kajian budaya yang ada di Sumatera Timur yang dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok masyarakat.

Dalam kajian budaya sumatera timur pembahasan ini tentang keramat dan karya – karya sastra yang bercorak sejarah yang lahir dari kalangan istana seperti: hikayat, syair, legenda, mitos dan dongeng sebagai bagian dari sebuah karya sastra yang mengandung unsur sejarah.

Ceita tentang sejarah Makam Paaapan Tinggi yang ada di masyarakat kecamatan Barus Desa pananggahan ini adalah sebagai sejarah awal dari masuknya islam di nusantara ini, beliau juga diyakini masyarakat sebagai seorang yang memeliki kelebihan dalam bidang agama islam yang disebut sebagai syehk.

Dalam perjalanan beliau dalam menyebarkan agama islam di nusantara ini juga banyak mengalami kendala dikarenakan sebelum beliau datang ke nisantara telah ada yang lebih dulu agama yang masuk dan berkembang di masyarakat tapanuli tengah sehingga menjadi ada semacam tarik menerik masyaraakat untuk mengikuti agama yang mereka bawah.

Banyak sedikit kendala yang mereka hadapi tidak membuat mereka takut dan malas menyebarkan agama islam yang mereka anut, tetapi malah menjadi suatu dorongan agar dapat menarik banyak orang untuk menjadi pengikut mereka.

Banyak cara yang dilakukan dalam penyebaran agama islam yang mereka anut seperti, berdakwah, berbuat baik dan melakukan penerapan ilmu di masyarakat Tapanuli Tengah itu sendiri, sehingga dengan perlahan-lahan


(45)

masyarakat sadar sendiri dan mengangap bahwa agama yang mereka bawah itu adalah ajaran agama yang benar.

Bahkan sampai sekarang salah satu makam dari aulia yang menyebarkan agama islam ke nusantara ini menjadi salah satu makam yang sangat berbaur dengan mistik yang sangat mempengaruhi kehidupan, kebudayaan, sosial dan kepercayaan masyaraakat tentang seseatu yang gaib.

5.2 Saran

Berdasarkan dari nilai – nilai sejarah cerita Makam Papan Tinggi yang ada di masyarakat kecamatan Barus maka penulis menyarankan :

1. sebuah serita sejarah juga sangat berpengaruh akan pembentukan suatu

karakter seseorang dalam kehidupan ini

2. setiap orang dapat membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan

kepercayaan yang dia anggap itu yang terbaik

3. setiap orang juga mempunyai hak untuk mempercayai apa yang dianggap

dia sebagai sesuatu yang bersipat gaib

4. semua yang bersipat cerita rakyat sangat banyak mengandung pesan moral

untuk kehidupan yang akan datang


(46)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi: (1992), Pendidikan Estetika dan Tauhid, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malasya

Ali Ahmad: (1987), Karya – karya Sastra Bercorak Sejarah, Kuala Lumpur: Dewan bahasa dan Pustaka, Kementrian Pendidikan Malasya

Ambary: (1987)

Mauraxa : (1973), Islam di Bandar Barus: Sastrawan Medan 1973

Hashim : (1992), Pensejarahan Melayu, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementrian Pendidikan Malasya

H.Otman : (1990), Tradisis Lisan Bercorak Sejarah: Kuala Lumpur: Kementrian Kebudayaan dan Pelancong

Manggunwijaya: (1992), Sastra dan Religiositas, Jakarta: Sinar Indonesia

Tengku Luckman dan Syafuddin: (2002), Kebudayaan Melayu Sumatera Timur, Medan : USU Press


(1)

Cerita Makam Papan Tinggi yang ada pada masyarakat Sumatera Utara umumnya dan Tapanuli Tengah khususnya sudah sering kita dengar dan menjadi pembahasan yang menarik dikalangan para penelitian dan ilmuan sejarah kita, tapi sangat sayang karena kurang adanya pengkajian yang secara mendalam

Makam Papan Tinggi adalah salah satu makam yang ada dari Abab ke-7 Masehi, makam tersebut terletak diatas salah satu bukit yang ada di Tapanuli Tengah khususnya Kecamatan Barus, Desa Pananggahan ini sangat menarik dibahas dari kajian sastra sejarah dikarenakan banyak menyimpang misteri tentang asal muasal masuknya Islam ke nusantara ini. Dan selain itu juga dari segi fisiknya juga sangat menarik perhatian untuk dibahas karena bentuk makam tersebut kurang lazim pada masa sekarang dikarena makam tersebut mempunyai panjang sekitar 8 meter dan tinggi nisan sekitar 2 meter dari permukaan tanah.

Manusia yang ada dimakam papan tinggi bernama syeihk al-alam almuchtazam syeihk macmud qadasjahlahu rohanu alamatarach dari adramaut suatu daerah dari Timur Tengah, yang datang ke nusantara untuk berdangan dan menyebarkan agama Islam yang beliau anut, sesampainya dinusantara tidak sedikit halang merintang yang harus beliau lewati dikarenakan sudah ada agama atau kepercayaan masyarakat yang telah dianut sebelu beliau datang membawa agama Islam ke nusantara ini.

Syeik al-alam almuchtazam syeikh macmud qadasjalahu rohanu alamatarach datang bersama rombongannya ke nusantara melewati Samudera Indoneseia dan pulau pertama yang mereka dapati adalah pulau Mursala yang dekat dengan Bandar Barus yang ada kecamatan barus, yang pada saat itu sebagai Bandar dan penghubung untuk Bandar – bandar lain yang ada didaratan nusantara ini.

Syeikh al-alam almuchtazam syeikh macmud qadasjalahu rohanu alamatarach adalah orang pertama yang mengangkat murid dari suku Batak Toba yaitu Raja Mataniari Tampubolon yang datang dari daerah yang sekarang dikenal dengan nama Lobu Tua untuk bersama – sama dalam menyebarkan agama Islam


(2)

yang mereka anut kepada masyarakat banyak yang ada di Indonesia umumnya dan Tapanuli khususnya,

Tempat

Taib (1990) menyatakan nilai –nilai sejarah adalah yang berkaitan dengan tempat yang mempunyai unsur sendiri dalam kekeramatannya. Cerita dan teks lebih kuat diterima sebagai bahan kategori sejarah yang berkaitan dengan tempat sejarah tersebut pasti berkaitan dengan orang yang menemukan tempat sejarah tersebut. Bila ditinjau dari sudut pokok yaitu watak, peristiwa,kejadian dan latar tempat kita boleh melihat nilai sejarah yang berhubungan dengan tempat terbagi kedalam empat unsur yaitu:

1. berunsur historiografik yaitu dengan fakta – fakta dari sejarah tempat yang berunsur tokoh,demana tokoh itu menjadi pemberi nama tempat tersebut karena sifat tempat tersebut sama dengan sifat keramat

2. berunsur tanda – tanda alan yang dapat dilihat pada bentuk tertentu pada awal kejadian

3. berunsur dari cerita orang tua yang dimana ciri – ciri tokoh, aksi, watak, masa dan latar

4. tempatnya lebih miripkepada apa yang ada dalam cerita rakyat setempat jadi dari uaraian diatas penulis menguraikan bahwa tempat kejadian cerita makam papan tinggi terletak disalah satu bukit yang ada di kabupaten tapanuli tengah, kecamatan barus utara desa pananggahan,

pada zaman dahulu katanya barus sekatang masih terendam oleh air laut jadi bukit tersebut adalah salah satu tempat yang datar dan cukup layak untuk


(3)

mereka banyak menemukan kerang didalam galian yang sama dengan kerang yang ada di lautan.


(4)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Pada dasarnya dalam khasanah sumatera timur ada istilah yang biasa digunakan yaitu persuratan, penertiannya lebih luas yang meliputi segala tradisi baik tulisan dan lisan yang erhubungan dengan pengalaman, aktivitas sosial, keperluar kelompok, dan tentang sejarah kajian budaya yang ada di Sumatera Timur yang dihasilkan oleh seseorang atau sekelompok masyarakat.

Dalam kajian budaya sumatera timur pembahasan ini tentang keramat dan karya – karya sastra yang bercorak sejarah yang lahir dari kalangan istana seperti: hikayat, syair, legenda, mitos dan dongeng sebagai bagian dari sebuah karya sastra yang mengandung unsur sejarah.

Ceita tentang sejarah Makam Paaapan Tinggi yang ada di masyarakat kecamatan Barus Desa pananggahan ini adalah sebagai sejarah awal dari masuknya islam di nusantara ini, beliau juga diyakini masyarakat sebagai seorang yang memeliki kelebihan dalam bidang agama islam yang disebut sebagai syehk.

Dalam perjalanan beliau dalam menyebarkan agama islam di nusantara ini juga banyak mengalami kendala dikarenakan sebelum beliau datang ke nisantara telah ada yang lebih dulu agama yang masuk dan berkembang di masyarakat tapanuli tengah sehingga menjadi ada semacam tarik menerik masyaraakat untuk mengikuti agama yang mereka bawah.

Banyak sedikit kendala yang mereka hadapi tidak membuat mereka takut dan malas menyebarkan agama islam yang mereka anut, tetapi malah menjadi


(5)

masyarakat sadar sendiri dan mengangap bahwa agama yang mereka bawah itu adalah ajaran agama yang benar.

Bahkan sampai sekarang salah satu makam dari aulia yang menyebarkan agama islam ke nusantara ini menjadi salah satu makam yang sangat berbaur dengan mistik yang sangat mempengaruhi kehidupan, kebudayaan, sosial dan kepercayaan masyaraakat tentang seseatu yang gaib.

5.2 Saran

Berdasarkan dari nilai – nilai sejarah cerita Makam Papan Tinggi yang ada di masyarakat kecamatan Barus maka penulis menyarankan :

1. sebuah serita sejarah juga sangat berpengaruh akan pembentukan suatu karakter seseorang dalam kehidupan ini

2. setiap orang dapat membuat suatu keputusan yang berhubungan dengan kepercayaan yang dia anggap itu yang terbaik

3. setiap orang juga mempunyai hak untuk mempercayai apa yang dianggap dia sebagai sesuatu yang bersipat gaib

4. semua yang bersipat cerita rakyat sangat banyak mengandung pesan moral untuk kehidupan yang akan datang


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Affandi: (1992), Pendidikan Estetika dan Tauhid, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka Kementrian Pendidikan Malasya

Ali Ahmad: (1987), Karya – karya Sastra Bercorak Sejarah, Kuala Lumpur: Dewan bahasa dan Pustaka, Kementrian Pendidikan Malasya

Ambary: (1987)

Mauraxa : (1973), Islam di Bandar Barus: Sastrawan Medan 1973

Hashim : (1992), Pensejarahan Melayu, Kuala Lumpur: Dewan Bahasa dan Pustaka, Kementrian Pendidikan Malasya

H.Otman : (1990), Tradisis Lisan Bercorak Sejarah: Kuala Lumpur: Kementrian Kebudayaan dan Pelancong

Manggunwijaya: (1992), Sastra dan Religiositas, Jakarta: Sinar Indonesia

Tengku Luckman dan Syafuddin: (2002), Kebudayaan Melayu Sumatera Timur, Medan : USU Press