Pola Kromatografi serta Pemeriksaan Kadar Logam Kadmium (Cd) dan Timbal (Pb) pada Ekstrak Etanol Kubis Ungu (Brassica Oleracea L.) secara Spektrofotometri Serapan Atom
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak, yang lazim
ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis
rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea
var. sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris,
Denmark, dan sebelah Utara Perancis Barat. Kubis liar tersebut ada yang tumbuh
sebagai tanaman biennial dan ada juga yang perenial. Kubis yang telah
dibudidayakan dibuat menjadi tanaman annual. Kubis segar mengandung air,
protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin
(A, C, E, tiamin, riboflavin, nicotinamide), kalsium, dan beta karoten. Selain itu,
juga mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin
yang merangsang pembentukan glutation, suatu enzim yang bekerja dengan cara
menguraikan dan membuang zat-zat beracun yang beredar di dalam tubuh (LIPI,
2009).
Kubis ungu atau nama ilmiahnya Brassica Oleraceae merupakan tanaman
yang sejenis dengan kol. Kubis ungu merupakan sejenis tanaman sayuran yang
biasa digunakan untuk pelengkap salad. Meskipun harganya relatif mahal tetapi
kubis ungu mempunyai warna khas yaitu berwarna ungu. Kubis ini mengandung
suatu senyawa golongan flavonoid yaitu antosianin. Adanya antosianin inilah
yang menyebabkan kubis ungu ini dapat menghasilkan warna ungu pada
ekstraknya (Salirawati dan Padmaningrum, 2007).
1
Universitas Sumatera Utara
Dilaporkan bahwa kubis berkhasiat untuk mengobati pirai (gout,
pembengkakan sendi), diare, tuli, dan sakit kepala, lumatan kubis adalah ramuan
yang biasa digunakan untuk mengobati keracunan jamur. Selain itu tanaman kubis
secara tradisional juga sering digunakan sebagai obat gatal akibat jamur Candida
(candidiasis) (Rusmiati, dkk., 2007), jamur di kulit kepala, tangan dan kaki, kadar
kolesterol darah tinggi, radang sendi (artritis), antidotum pada mabuk alcohol
(hangover), racun dihati, sulit buang air besar, mencegah tumor membesar, dan
meningkatkan produksi ASI (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Berdasarkan banyaknya khasiat tanaman kubis ungu yang mengandung
berbagai macam senyawa kimia yang berguna bagi kesehatan. Maka perlu
dilakukan analisis senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalamnya dengan
metode kromatografi. Pemisahan kandungan kimia tumbuhan dapat dilakukan
secara kromatografi, baik dengan kromatografi lapis tipis (KLT) maupun
kromtografi kertas (KKt) (Harbone, 1987).
Berbagai jenis sayuran yang beredar di masyarakat tidak terjamin
keamanannya karena diduga telah terkontaminasi dengan logam-logam berat
seperti timbal (Pb) , kadmium (Cd) atau merkuri (Hg). Timbal dapat berasal dari
pencemaran lewat udara terutama dari asap buangan kendaraan bermotor
Cemaran kadmium dapat berasal dari asap kendaraan bermotor dan pupuk fosfat
yang terakumulasi di dalam tanah. Sayuran mengandung kadmium lebih banyak
dibandingkan tanaman pangan yang lain. Cemaran logam-logam berat pada
sayuran menjadi hal yang penting diperhatikan. Apalagi telah banyak sayuran
ditanam di pinggir jalan agar lebih mudah diangkut ke pasar sehingga polusi dari
kendaraan bermotor dapat mencemari sayuran tersebut (Widaningrum, dkk.,
2007).
2
Universitas Sumatera Utara
Logam-logam ini bila terakumulasi dalam sayuran dalam jumlah yang
banyak akan sangat membahayakan bagi tubuh. Timbal bisa menghambat
aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) selain itu
timbal akan terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak dan rambut.
Hanya sebagian kecil Pb dieksresikan lewat urine atau feses dan sebagian terikat
oleh protein (Widowati, dkk., 2008).
Efek keracunan kadmium yang umum adalah iritasi pada saluran
pencernaan dan paru-paru, tenggorokan terasa kering, mual, muntah, salivasi dan
diare serta kejang perut dan sakit pada otot. Bahkan efek kronisnya ditandai
kehilangan indera perasa, penciuman, batuk, berkurangnya berat badan, gigi
menjadi kuning, kerusakan hati dan ginjal serta gangguan kardiovaskular dan
hipertensi (Palar, 2008).
Maka beberapa logam berat perlu diteliti untuk mengetahui kadarnya
dalam ekstrak etanol kubis ungu (EEKU). Analisis kuantitatif kandungan logam
timbal dan kadmium dalam sampel dapat dilakukan dengan menggunakan
metode spektrofotometri serapan atom (Khopkar, 2007).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap
oleh spesi atom atau molekul analit. Spektrofotometri serapan atom (AAS),
merupakan metode analisis unsur berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas. Berdasarkan uraian di
atas, maka peneliti melakukan pengujian terhadap cemaran logam untuk
mengetahui kadar logam timbal dan kadmium dalam kubis ungu menggunakan
metode spektrofotometri serapan atom (Skoog, dkk., 1988).
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Apa saja senyawa yang terkandung pada EEKU?
b. Berapa jumlah senyawa yang terkandung dalam EEKU?
c. Berapa kandungan kadar kadmium dan timbal pada EEKU?
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Terdapat bebagai macam kandungan kimia pada kubis ungu.
b. Banyak senyawa yang terkandung dalam EEKU yang di ketahui dengan
menggunakan KKt dan KLT.
c. Pada kubis ungu terdapat kandungan kadmium dan timbal pada kadar
tertentu.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui senyawa apa saja yang terdapat pada EEKU.
b. Mengetahui berapa jumlah senyawa dalam EEKU dengan menggunakan KKt
dan KLT.
c.
Mengetahui kandungan kadar kadmium dan timbal pada kubis ungu apakah
masih dalam batas cemaran.
4
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
bermanfaat
untuk
memberikan
masyarakat kandungan senyawa fitokimia dan
timbal (Pb)
informasi kepada
logam kadmium (Cd )
dan
yang terkandung di dalam kubis ungu (Brassica oleracea L.)
sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan dan mengetahui keamanan kubis
ungu bila dikonsumsi.
5
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keluarga kubis-kubisan memiliki jenis yang cukup banyak, yang lazim
ditanam di Indonesia, antara lain kubis, kubis bunga, brokoli, kubis tunas, kubis
rabi, dan kale. Jenis kubis-kubisan ini diduga dari kubis liar Brassica oleracea
var. sylvestris, yang tumbuh di sepanjang pantai Laut Tengah, pantai Inggris,
Denmark, dan sebelah Utara Perancis Barat. Kubis liar tersebut ada yang tumbuh
sebagai tanaman biennial dan ada juga yang perenial. Kubis yang telah
dibudidayakan dibuat menjadi tanaman annual. Kubis segar mengandung air,
protein, lemak, karbohidrat, serat, kalsium, fosfor, besi, natrium, kalium, vitamin
(A, C, E, tiamin, riboflavin, nicotinamide), kalsium, dan beta karoten. Selain itu,
juga mengandung senyawa sianohidroksibutena (CHB), sulforafan, dan iberin
yang merangsang pembentukan glutation, suatu enzim yang bekerja dengan cara
menguraikan dan membuang zat-zat beracun yang beredar di dalam tubuh (LIPI,
2009).
Kubis ungu atau nama ilmiahnya Brassica Oleraceae merupakan tanaman
yang sejenis dengan kol. Kubis ungu merupakan sejenis tanaman sayuran yang
biasa digunakan untuk pelengkap salad. Meskipun harganya relatif mahal tetapi
kubis ungu mempunyai warna khas yaitu berwarna ungu. Kubis ini mengandung
suatu senyawa golongan flavonoid yaitu antosianin. Adanya antosianin inilah
yang menyebabkan kubis ungu ini dapat menghasilkan warna ungu pada
ekstraknya (Salirawati dan Padmaningrum, 2007).
1
Universitas Sumatera Utara
Dilaporkan bahwa kubis berkhasiat untuk mengobati pirai (gout,
pembengkakan sendi), diare, tuli, dan sakit kepala, lumatan kubis adalah ramuan
yang biasa digunakan untuk mengobati keracunan jamur. Selain itu tanaman kubis
secara tradisional juga sering digunakan sebagai obat gatal akibat jamur Candida
(candidiasis) (Rusmiati, dkk., 2007), jamur di kulit kepala, tangan dan kaki, kadar
kolesterol darah tinggi, radang sendi (artritis), antidotum pada mabuk alcohol
(hangover), racun dihati, sulit buang air besar, mencegah tumor membesar, dan
meningkatkan produksi ASI (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Berdasarkan banyaknya khasiat tanaman kubis ungu yang mengandung
berbagai macam senyawa kimia yang berguna bagi kesehatan. Maka perlu
dilakukan analisis senyawa metabolit sekunder yang terdapat didalamnya dengan
metode kromatografi. Pemisahan kandungan kimia tumbuhan dapat dilakukan
secara kromatografi, baik dengan kromatografi lapis tipis (KLT) maupun
kromtografi kertas (KKt) (Harbone, 1987).
Berbagai jenis sayuran yang beredar di masyarakat tidak terjamin
keamanannya karena diduga telah terkontaminasi dengan logam-logam berat
seperti timbal (Pb) , kadmium (Cd) atau merkuri (Hg). Timbal dapat berasal dari
pencemaran lewat udara terutama dari asap buangan kendaraan bermotor
Cemaran kadmium dapat berasal dari asap kendaraan bermotor dan pupuk fosfat
yang terakumulasi di dalam tanah. Sayuran mengandung kadmium lebih banyak
dibandingkan tanaman pangan yang lain. Cemaran logam-logam berat pada
sayuran menjadi hal yang penting diperhatikan. Apalagi telah banyak sayuran
ditanam di pinggir jalan agar lebih mudah diangkut ke pasar sehingga polusi dari
kendaraan bermotor dapat mencemari sayuran tersebut (Widaningrum, dkk.,
2007).
2
Universitas Sumatera Utara
Logam-logam ini bila terakumulasi dalam sayuran dalam jumlah yang
banyak akan sangat membahayakan bagi tubuh. Timbal bisa menghambat
aktivitas enzim yang terlibat dalam pembentukan hemoglobin (Hb) selain itu
timbal akan terakumulasi dalam ginjal, hati, kuku, jaringan lemak dan rambut.
Hanya sebagian kecil Pb dieksresikan lewat urine atau feses dan sebagian terikat
oleh protein (Widowati, dkk., 2008).
Efek keracunan kadmium yang umum adalah iritasi pada saluran
pencernaan dan paru-paru, tenggorokan terasa kering, mual, muntah, salivasi dan
diare serta kejang perut dan sakit pada otot. Bahkan efek kronisnya ditandai
kehilangan indera perasa, penciuman, batuk, berkurangnya berat badan, gigi
menjadi kuning, kerusakan hati dan ginjal serta gangguan kardiovaskular dan
hipertensi (Palar, 2008).
Maka beberapa logam berat perlu diteliti untuk mengetahui kadarnya
dalam ekstrak etanol kubis ungu (EEKU). Analisis kuantitatif kandungan logam
timbal dan kadmium dalam sampel dapat dilakukan dengan menggunakan
metode spektrofotometri serapan atom (Khopkar, 2007).
Spektrofotometri merupakan suatu metode analisis kuantitatif yang
pengukurannya berdasarkan banyaknya radiasi yang dihasilkan atau yang diserap
oleh spesi atom atau molekul analit. Spektrofotometri serapan atom (AAS),
merupakan metode analisis unsur berdasarkan penyerapan cahaya dengan panjang
gelombang tertentu oleh atom logam dalam keadaan bebas. Berdasarkan uraian di
atas, maka peneliti melakukan pengujian terhadap cemaran logam untuk
mengetahui kadar logam timbal dan kadmium dalam kubis ungu menggunakan
metode spektrofotometri serapan atom (Skoog, dkk., 1988).
3
Universitas Sumatera Utara
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut:
a. Apa saja senyawa yang terkandung pada EEKU?
b. Berapa jumlah senyawa yang terkandung dalam EEKU?
c. Berapa kandungan kadar kadmium dan timbal pada EEKU?
1.3 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Terdapat bebagai macam kandungan kimia pada kubis ungu.
b. Banyak senyawa yang terkandung dalam EEKU yang di ketahui dengan
menggunakan KKt dan KLT.
c. Pada kubis ungu terdapat kandungan kadmium dan timbal pada kadar
tertentu.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
a. Mengetahui senyawa apa saja yang terdapat pada EEKU.
b. Mengetahui berapa jumlah senyawa dalam EEKU dengan menggunakan KKt
dan KLT.
c.
Mengetahui kandungan kadar kadmium dan timbal pada kubis ungu apakah
masih dalam batas cemaran.
4
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian
ini
bermanfaat
untuk
memberikan
masyarakat kandungan senyawa fitokimia dan
timbal (Pb)
informasi kepada
logam kadmium (Cd )
dan
yang terkandung di dalam kubis ungu (Brassica oleracea L.)
sehingga dapat memaksimalkan pemanfaatan dan mengetahui keamanan kubis
ungu bila dikonsumsi.
5
Universitas Sumatera Utara