Tinjauan Yuridis Terhadap Perjanjian Jual Beli Rumah Melalui Proses Kredit (Studi Kasus Pada PT. Bank SUMUT Cabang Medan Tembung)

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah merupakan kebutuhan dasar dan mempunyai fungsi yang sangat penting
bagi kehidupan manusia, selain sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia, rumah
mempunyai fungsi yang sangat strategis sebagai pusat pendidikaan keluarga,
persemaian budaya, dan peningkatan kualitas generasi mendatang, termasuk perannya
sebagai perlindungan jati diri.Secara individu maupun kelompok (keluarga), manusia
berusaha memiliki rumah sebagai bentuk pemenuhan kebutuhan pokok manusia selain
kebutuhan sandang dan pangan.1
Pemenuhan kebutuhan akan perumahan mempunyai peranan penting dan
menentukan bagi kehidupan seseorang dalam membangun dan mengembangkan
pribadinya, sehingga perumahan merupakan unsur pokok bagi kesejahteraan rakyat
disamping akan kebutuhan pangan dan sandang.
Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sedangkan lahan untuk
pemukiman yang terbatas, serta masih rendahnya daya beli masyarakat secara kontan,
menjadikan masalah perumahan merupakan masalah yang mendesak dan kompleks.
Untuk mengatasi masalah tersebut serta mencapai kesejahteraan rakyat banyak,
pemerintah dituntut untuk ikut berperan aktif menangani masalah tersebut, dengan
mengusahakan agar masyarakat khususnya mereka yang berpenghasilan rendah dapat
memperolehperumahan dengan prosedur yang mudah dan harga yang relatif murah.


1

http//dir.unikom.ac.id/jbptunikompp-gdl-serlipurna-26160 ( diakses pada 13 Juni 2017 )
1
Universitas Sumatera Utara

2

Berkenaan dengan usaha untuk memiliki rumah, tidak semua golongan
dalammasyarakat dapat membeli secara tunai, terutama golongan masyarakat memiliki
penghasilan rendah dan menengah kebawah. Masyarakat yang ingin memiliki rumah
tetapi tidak mampu membeli secara tunai dapat menggunakan fasilitas kredit
pemilikan rumah yang diberikan oleh bank kepada masyarakat untuk membeli rumah
yang dibangun oleh developer (perusahaan pengembang) secara kredit.
Kredit Pemilikan Rumah pada bank, umumnya diminati oleh para konsumen yang
tidak mampu untuk membeli rumah secara tunai dan hanya mempunyai kemampuan
sampai dengan pembayaran uang muka, sehingga mereka perlu dibantu dengan Kredit
Pemilikan Rumah.2
Bank dalam hal ini mempunyai kewajiban dan tanggung jawab dalam pengembalian

dana yang telah dipercayakan oleh nasabah/debitur kepadanya, untuk itu perlu diadakan
suatu sistem dan prosedur pemberian kredit yang menunjang dunia usaha untuk lebih
dikembangkan dan disempurnakan demi tercapainya tujuan tersebut. Bank diberi tugas
untuk menyediakan fasilitas kredit pemilikan rumah bagi masyarakat dalam rangka
pelaksanaan program pemerintah khusus di bidang perumahan, sebagai sasaran yang
hendak dicapai dalam pemberian kredit kepemilikan rumah dengan pembayaran secara
angsuran.3
Peranan salah satu Bank yaitu PT. Bank Sumut ( Persero ) sebagai salah satu bank
pemberi fasilitas kredit pemilikan rumah sangat penting dalam pemerataan pemilikan
perumahan. Masyarakat semakin diberikan kemudahan terhadap layanan Kredit

2

Bambang Fitrianto, Hukum Jaminan Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah, Pustaka Bangsa
Press, Medan, 2013, hlm 2
3
Ibid,hlm 3.

Universitas Sumatera Utara


3

Pemilikan Rumah ini. Hal ini akan memberikan data yang cukup bagi penulis untuk
melakukan penelitian.
Berkenaan dengan pemberian kredit pemilikan rumah pada masyarakat, bank
harus menerapkan prosedur yang telah ditentukan oleh pemerintah agar dalam
pelaksanaan kredit pemilikan rumah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlakudan pemberian kredit pemilikan perumahan tetap memperhatikan kepentingan
rakyat banyak, bukan semata-mata berorientasi pada keuntungan pihak bank.
KUHPerdata Buku III Tentang Perikatan, di dalamnya tidak tercantum istilah kredit,
padahal dalam kehidupan sehari-hari, kata kredit selalu diidentikkan dengan utang atau
pinjaman berupa uang atau barang.
Kredit mengandung pengertian adanya suatu kepercayaan dari seseorang atau badan
yang diberikan kepada seseorang atau badan lainnya, yaitu bahwa yang bersangkutan
pada masa yang akan datang memenuhi segala sesuatu kewajiban yang telah
diperjanjikan terlebih dahulu.4 Karena sesungguhnya setiap pemberian kredit disertai
oleh berbagai perjanjian khusus dan klausul tersendiri, yang memuat larangan dan
keharusan yang harus dilakukan oleh para pihak.5
Dengan demikian dalam hal ini, KUHPerdata buku III Tentang Perikatan dapat
dikatakan menganut sifat terbuka. Terbuka maksudnya, setiap orang bebas melakukan

perjanjian, baik yang sudah diatur maupun belum diatur dalam undang-undang asal
tidak bertentangan dengan peraturan yang ada.
Salah satu usaha meningkatkan kesejahteraan masyarakat adalah dengan memenuhi
kebutuhan pokok masyarakat berupa sandang, pangan dan perumahan. Untuk kebutuhan
dibidang perumahan dan pemukiman, masih belum tercukupi secara keseluruhan, baru
4
5

Ibid, hlm 25
Ibid, hlm 26

Universitas Sumatera Utara

4

sebagian kecil rakyat Indonesia yang telah mampu memiliki rumah yang layak. Hal ini
mengingat pertambahan penduduk yang begitu cepat, terutama di kota-kota besar yang
tidak seimbang dengan pertumbuhan yang tersedia. Untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat dalam membeli rumah, terutama dari kelompok masyarakat berpenghasilan
menengah kebawah, pemerintah mengambil kebijaksanaan berupa pemberian Kredit

Pemilikan Rumah (KPR). Kehadiran sistem ini sangat dibutuhkan oleh merekayang
penghasilan ekonominya dalam level rendah dan menengah.
Tingkat ketergantungan dari para pembeli rumah sekarang ini sangat terkait dengan
tingkat kebutuhan akan rumah, meningkatnya suku bunga bank akan berpengaruh
terhadap permintaan rumah. Kredit Pemilikan Rumah pada bank, umumnya diminati
oleh para konsumen yang tidak mampu untuk membeli rumah secara tunai dan hanya
mempunyai kemampuan sampai dengan pembayaran uang muka saja. Kata kredit
sendiri diartikan : pertama, pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara
mengangsur; kedua, pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank
atau badan lain.6
Menurut O.P. Simorangkir, kredit berfungsi kooperatif antara pemberi kredit dan si
penerima kredit, atau antara kreditur dengan debitur. Mereka menarik keuntungan dan
saling menanggung risiko. Singkatnya, kredit didasarkan atas komponen-komponen
kepercayaan, dan risiko serta pertukaran ekonomi di masa-masa mendatang.7
Sedangkan dari sudut ekonomi, kredit diartikan sebagai penyediaan uang atau tagihan. 8
Seperti pengertian yang terdapat dalam Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 10

6

http://kbbi.web.id/kredit ( diakses pada tanggal 10 April 2017 )

O.P.Simorangkir,Seluk Beluk Bank Komersial, Aksara Persada Indonesia, Jakarta,
1998, hlm 91
8
Hasanuddin Rahman, Aspek-Aspek Hukum Pemberian Kredit Perbankan Di Indonesia,
Citra Aditya Bakti, Bandung, 1995, hlm 106
7

Universitas Sumatera Utara

5

Tahun 1998 jo. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan, yang
dimaksud dengan kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan
dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah
jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Pada aspek ini, momentum yuridis yang melatarbelakangi hubungan hukum antara
bank dan nasabah debitur adalah asas konsensualisme, yang tercermin dalam Pasal 1320
KUHPerdata, bahwa kata sepakat dalam suatu perjanjian merupakan salah satu syarat
subjektif untuk melahirkan perjanjian, sedangkan uang atau yang dipersamakan dengan

itu merupakan objek perjanjian yang tidak boleh bertentangan dengan undang-undang,
kesusilaan atau ketertiban umum sebagaimana yang telah ditegaskan dalam Pasal 1320
jo. Pasal 1337 KUHPerdata.9
Hubungan antara pihak bank dengan nasabah pemohon atau penerima kredit dalam
perjanjian jual beli melalui proses kredit, harus mengacu pada ketentuan Pasal 1313
KUHPerdata, yakni perjanjian sebagai suatu perbuatan dengan mana satu orang atau
lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang lain atau lebih. Rumusan yang diberikan
dalam Pasal 1313 KUHPerdata ini menegaskan bahwa perjanjian mengakibatkan
seseorang mengikatkan dirinya terhadap orang lain.
Dari pengertian-pengertian diatas, dapat dipahami bahwa kredit atau pembiayaan
dapat berupa uang atau tagihan (barang) yang nilainya diukur dengan uang. Contoh
kredit berbentuk tagihan (kredit barang), misalnya bank membiayai kredit untuk
pembelian rumah atau mobil, kredit ini berarti nasabah tidak memperoleh uang, tetapi

9

Lukman Santosa AZ, Hak dan Kewajiban Hukum Nasabah Bank, Pustaka
Yustisia, Yogyakarta, 2011, hlm 59-60

Universitas Sumatera Utara


6

rumah atau mobil, karena bank membayar langsung ke developer dan nasabah hanya
membayar cicilan rumah tersebut setiap bulan. Kemudian adanya kesepakatan antara
bank (kreditur) dengan nasabah penerima kredit (debitur), bahwa mereka sepakat sesuai
dengan perjanjian yang telah dibuat, termasuk hak dan kewajiban masing-masing pihak
serta masalah sanksi apabila salah satu pihak ingkar janji terhadap perjanjian tersebut.10
Pembuatan perjanjian kredit tersebut diperlukan dalam rangka memberikan
kepastian hukum bagi para pihak, sehingga apabila terjadi permasalahan di kemudian
hari maka para pihak yang berkepentingan dalam perjanjian kredit yang telah dibuat
sebagai dasar hukum tersebut, berhak untuk menuntut pihak yang bermasalah.
Tidak sedikit nasabah yang belum atau tidak mengetahui hukum perjanjian dan
hukum perkreditan, serta belum begitu paham dengan proses terjadinya perjanjian kredit
tersebut, sehingga pada waktu menghadapi kontrak yang demikian dan setelah
dibacakan

isinya

dan


apabila

sesuai,

nasabah

langsung

menyetujui

dan

menandatanganinya.11 Juga sering pula dijumpai masalah-masalah yang berkaitan
dengan perjanjian jual beli rumah melalui proses kredit ini. Misalnya, tidak adanya
kemampuan membayar dari nasabah atas angsuran kredit sehingga pada akhirnya
menyebabkan kredit nasabah tersebut bermasalah atau macet. Dalam keadaan seperti
ini, maka harus diambil tindakan agar masalah tersebut dapat segera diselesaikan
dengan baik oleh para pihak, sehingga perjanjian tetap terlaksana dengan baik sesuai
dengan isi perjanjian.

Berdasarkan pernyataan dan uraian diatas maka penulis tertarik untuk membahas
mengenai pemberian kredit oleh PT. Bank Sumut terhadap jual-beli perumahan rakyat

10
11

Bambang Fitrianto, Op.cit hlm 27
Ibid, hlm 6

Universitas Sumatera Utara

7

dalam bentuk skripsi dengan judul : “Tinjauan Yuridis Terhadap Jual Beli Rumah
Dalam Proses Kredit (Studi Kasus Pada PT. Bank Sumut Cabang Medan Tembung)”.
B. Permasalahan
Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan
permasalahan yang akan dibahas pada skripsi ini yakni sebagai berikut :
1. Bagaimanakah pelaksanaan proses perjanjian jual beli rumah dalam proses kredit
antara debitur dengan pihak PT. Bank Sumut cabang Medan Tembung?

2. Apakah masalah yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian jual beli rumah dalam
proses kredit di PT. Bank Sumut cabang Medan Tembung ?
3. Bagaimanakah upaya para pihak dalam menyelesaikan masalah yang timbul di PT.
Bank Sumut cabang Medan Tembung ?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan secara umum yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sesuai
dengan pokok permasalahan yang ada maka tujuan penulisan skripsi ini adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimanakah pelaksanaan proses perjanjian jual - beli rumah
dalam proses kredit antara debitur dengan pihak PT. Bank Sumut cabang Medan
Tembung.
2. Untuk mengetahui apakah masalah-masalah yang timbul dalam pelaksanaan
perjanjian jual beli rumah dalam proses kredit di PT. Bank Sumut cabang Medan
Tembung.
3. Untuk mengetahui bagaimanakah upaya para pihak dalam menyelesaikan
masalah yang timbul di PT. Bank Sumut cabang Medan Tembung.
D. Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :

Universitas Sumatera Utara

8

1. Manfaat secara teoretis, yakni berupa :
Hasil penelitian ini akan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dibidang
karya

ilmiah

serta

diharapkan

dapat

melengkapi

dan

mengembangkan

perbendaharaan ilmu hukum perdata pada umumnya, serta di bidang hukum
perjanjian dan hukum perkreditan pada khususnya.
Hasil penelitian ini dapat menjadi referensi dalam melakukan perjanjian jual beli
rumah melalui proses kredit.
2. Manfaat secara praktis, yakni berupa :
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi para
praktisi, memberikan masukan pada PT. Bank Sumut cabang Medan Tembung dan
nasabah bank, memberikan sedikit gambaran bagi berbagai pihak tentang perjanjian
jual beli rumah melalui proses kredit, serta untuk kepentingan pembangunan.
Penelitian ini merupakan latihan dan pembelajaran dalam menerapkan teori yang
diperoleh sehingga menambah pengetahuan, pengalaman dan dokumentasi ilmiah.
E. Metode Penelitian
Dalam penulisan skripsi ini penulis berusaha untuk mengumpulkan informasi dan
data-data yang diperlukan untuk menjadi bahan dalam penulisan skripsi ini. Bahanbahan yang telah dikumpulkan tersebut haruslah mempunyai hubungan satu sama
lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini. Dalam penulisan skripsi ini,
digunakan metode:
1. Jenis Penelitian
Berkenaan dengan pembahasan permasalahan yang terdapat dalam skripsi ini,
jenis penelitian yang dilakukan ialah dengan menggunakan metode yuridis empiris.
Metode yuridis empiris ialah cara atau prosedur yang dipergunakan untuk

Universitas Sumatera Utara

9

memecahkan masalah penelitian dengan meneliti data sekunder terlebih dahulu
untuk kemudian dilanjutkan dengan mengadakan penelitian terhadap data primer di
lapangan.12 Juga untuk menemukan teori-teori mengenai proses terjadinya dan
proses-proses bekerjanya hukum di dalam masyarakat. Selain menggunakan metode
yuridis empiris, juga dilakukan metode library research (penelitian kepustakaan)
yang diperoleh dari bahan-bahan pustaka atau yang dinamakan data sekunder.
2. Jenis dan Sumber Data
Pada umumnya data dibagi dalam dua jenis data yakni data primer
dan data sekunder. Data primer (primary data) adalah data yang diperoleh peneliti
langsung dari sumber pertama, yakni perilaku individu atau masyarakat. Untuk
memperoleh data primer, perlu dilakukan pengumpulan data langsung kepada
masyarakat dengan cara wawancara, kuisioner/angket, pengamatan (observasi) baik
secara partisipatif maupun non-partisipatif.13 Dimana dalam hal ini, penelitian
langsung diadakan di PT. Bank Sumut cabang Medan Tembung.
Data sekunder adalah data yang tidak diperoleh dari sumber pertama. Data
sekunder bisa diperoleh dari dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian,
hasillaporan, buku harian, surat kabar, makalah, dsb.
Data sekunder terdiri dari :
a. Bahan hukum primer :
Yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat seperti Undang-undang dan
KUHPerdata, Undang-undang yang berkaitan disini adalah Undang-Undang

12

Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji, Penelitian Hukum Normatif SuatuTinjauan
Singkat, Rajawali Pers, Jakarta, 1985, hlm 5
13
Edy Ikhsan dan Mahmul Siregar, Bahan Ajar Metode Penelitian dan Penulisan
Hukum, Medan Fakultas Hukum USU, hlm 29

Universitas Sumatera Utara

10

Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 7 Tahun
1992 Tentang Perbankan.
b.

Bahan hukum sekunder:
Yaitu bahan-bahan bacaan yang dapat memberikan penjelasan lebih
lanjut tentang bahan hukum primer, misalnya: hasil karya ilmiah, hasil
penelitian, makalah dan bahan-bahan bacaan lainnya yang berhubungan erat
dengan permasalahan dalam skripsi ini.

c. Bahan hukum tersier:
Yaitu bahan-bahan yang memberikan informasi tentang bahan hukum
primer dan bahan hukum sekunder misalnya : kamus, ensiklopedia.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pada skripsi ini digunakan 2 (dua) teknik pengumpulan data, yakni:
a. Studi kepustakaan, yakni penelitian yang dilakukan berdasarkan bahan-bahan
bacaan, dengan cara membaca buku-buku, literatur-literatur, dan peraturanperaturan yang berhubungan dengan materi yang di bahas dalam skripsi ini.
b. Studi lapangan, yakni penelitian yang dilakukan secara langsung pada
objeknya. Pada penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian secara
langsung dengan mendatangi objek penelitian untuk mendapatkan data-data,
informasi-informasi, dan juga keterangan-keterangan yang diperlukan, yang
dilakukan penulis pada PT. Bank Sumut cabang Medan Tembung.
4. Analisis Data
Analisis data yang diperoleh dalam penulisan skripsi ini dilakukan dengan cara
analisis kualitatif, yaitu analisis kualitatif yang dipergunakan untuk aspek-aspek
normatif (yuridis) melalui metode yang bersifat deskriptif analisis, yaitu

Universitas Sumatera Utara

11

menguraikan gambaran dari data yang diperoleh lalu kemudian menghubungakan
satu sama lain untuk mendapatkan suatu kesimpulan umum. Dari hasil analisis
tersebut dapat diketahui serta dapat diperoleh kesimpulan induktif, yaitu cara
berpikir dalam mengambil kesimpulan secara umum yang didasarkan atas faktafakta yang bersifat khusus.14
F. Keaslian Penulisan
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara, penulisan skripsi tentang TINJAUAN YURIDIS
TERHADAP JUAL BELI RUMAH DALAM PROSES KREDIT (Studi Kasus Pada
PT. Bank Sumut Cabang Medan Tembung), belum pernah diteliti dalam bentuk skripsi
pada Departemen Hukum Keperdataan pada Fakultas Hukum USU. Namun, ada
beberapa skripsi yang mengangkat tentang Kredit Pemilikan Rumah (KPR) tetapi dari
segi yang berbeda. Adapun skripsi yang mengangkat tentang Kredit Pemilikan Rumah
antara lain :
1) Peranan Developer dalam Perjanjian Jual Beli Rumah melalui Kredit Pemilikan
Rumah (KPR) (Studi pada Perumahan Syukur Indah) disusun oleh Devi Olisia
Butar-Butar pada tahun 2012.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi tersebut yaitu :
a) Syarat-syarat apa saja yang harus di penuhi oleh pihak pembeli agar
dapat membeli rumah secara Kredit Pemilikian Rumah (KPR) pada pihak
developer ?
b) Bagaimana pelaksanaan perjanjian pembelian Kredit Pemilikan Rumah
(KPR) oleh pihak developer kepada pihak pembeli ?
14

Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia Press,
Jakarta, 1986, hlm 112

Universitas Sumatera Utara

12

c) Apa-apa saja peran developer dalam sahnya suatu perjanjian jual-beli rumah
secara KPR baik terhadap pembeli maupun pihak Bank ?
2) Tinjauan Hukum Jual Beli Rumah dalam Proses Kredit (Studi pada PT. Bank
Tabungan Negara Cabang Pematangsiantar) disusun oleh Sartika M.
F. Purba pada tahun 2012.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi tersebut yaitu :
a) Bagaimana perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Subsidi antara Debitur
dengan pihak Bank Tabungan Negara Cabang Pematangsiantar menurut
perundang-undangan ?
b) Bagaimana akibat hukum terjadinya jual beli dibawah tangan antara debitur
dengan pihak ketiga ?
c) Bagaimana perlindungan hukum bagi pihak ketiga yang telah melakukan
jual beli di bawah tangan dengan debitur ?
3) Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun
2011 Tentang Perumahan dan Kawasan Pemukiman, disusun oleh Santa
Franesia pada tahun 2014.
Permasalahan yang dibahas dalam skripsi tersebut yaitu :
a) Bagaimana pengaturan dan penyelenggaraan kredit atau pembiayaan
pemilikan rumah dalam Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang
Perumahan dan Kawasan Pemukiman ?
b) Bagaimana hak tanggungan dapat dijadikan jaminan KPR ?
c) Bagaimana kekuatan eksekutorial sertifikat hak tanggungan ?

Universitas Sumatera Utara

13

Penulisan skripsi ini berbeda dengan yang sebelumnya. Penulisan ini didasarkan
atas ide dan pemikiran dari penulis sendiri atas masukan yang berasal dari berbagai
pihak guna membantu penulisan yang dimaksud.
Skripsi ini belum pernah dibuat oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas
Sumatera Utara sebelumnya. Kalaupun ada kesamaan, hal tersebut tidak merupakan
kesengajaan dan tentunya dilakukan dengan pendekatan yang berbeda.
Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini,
maka dapat dikatakan bahwa penulisan ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila
ternyata

di

kemudian

hari

di

temukan

judul

yang

sama,

maka

dapat

dipertanggungjawabkan sepenuhnya.
G. Sistematika Penulisan
BAB I

PENDAHULUAN
Pada Bab ini diuraikan mengenai latar belakang pemilihan judul,
permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode
penelitian, keaslian penulisan, dan sistematika penelitian.

BAB II

TINJAUAN UMUM TENTANG JUAL BELI
Dalam Bab ini akan diuraikan tentang Pengertian Jual Beli, AsasAsas dan Syarat Perjanjian Jual Beli. Bab ini juga membahas
mengenai Hak dan Kewajiban Penjual dan Pembeli dan bahasan
terakhir mengenai Peralihan Hak Milik dalam Jual Beli.

BAB III

TENTANG PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH
Dalam Bab ini diuraikan tentang Pengertian Perjanjian Kredit
Pemilikan Rumah, Proses Pengajuan Kredit Pemilikan Rumah,
serta mengenai Hak dan Kewajiban Para

Universitas Sumatera Utara

14

Pihak dalam Perjanjian Kredit Pemilikan Rumah.
BAB IV

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP JUAL BELI RUMAH
DALAM PROSES KREDIT DI PT.BANK SUMUT CABANG
MEDAN TEMBUNG
Dalam Bab ini akan diuraikan tentang Pelaksanaan Proses
Perjanjian Jual Beli Rumah dalam Proses Kredit antara Debitur
dengan Pihak PT. Bank Sumut cabang Medan Tembung,
Masalah-Masalah yang Timbul dalam Pelaksanaan Perjanjian
Jual Beli Rumah dalam Proses Kredit di PT. Bank Sumut cabang
Medan Tembung, serta Upaya Para Pihak dalam Menyelesaikan
Masalah yang Timbul di PT. Bank Sumut cabang Medan.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam Bab ini memuat uraian tentang kesimpulan dan saran
berdasarkan pembahasan dari permasalahan yang ada.

Universitas Sumatera Utara