Gambaran Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja di Area Produksi PT Sinar Sosro Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara Tahun 2017 Chapter III VI

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1

Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Pada penelitian
deskriptif ini, para peneliti berusaha menggambarkan kegiatan penelitian yang
dilakukan pada objek tertentu secara jelas dan sistematis. Penelitian deskriptif
ini hanya berusaha menggambarkan secara jelas dan sekuensial terhadap
pertanyaan penelitian yang telah ditentukan sebelum peneliti terjun
kelapangan dan mereka tidak menggunakan hipotesis sebagai petunjuk arah
atau guide dalam penelitian. (Sukardi, 2013)

3.2

Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2.1

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di Area Produksi PT. Sinar Sosro


Tanjung Morawa dengan alasan potensi bahaya yang berada di lingkungan
kerja produksi dan belum adanya ahli K3 yang dimilki perusahaan.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember 2016 – Mei 2017

49

Universitas Sumatera Utara

50

3.3

Populasi
Populasi penelitian pada penelitian ini adalah Manager HRD dan

Tim P2K3 PT Sinar Sosro
3.4


Sampel
Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total
populasi.

3.5

Metode Pengumpulan Data
3.5.1

Data Primer
Data primer yang diperlukan dalam penelitian ini berupa gambaran

program pelaksanaan pengendalian risiko kecelakaan kerja meliputi Program K3,
Pelatihan K3, dan Rambu Informasi dan Komunikasi (sign board safety).
3.5.2 Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan yaitu struktur organisasi tim P2K3,
program-program pelatihan K3 di PT Sinar Sosro dan gambaran umum
PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Deli Serdang.
3.6 Metode Analisis Data
Teknik analisis data secara deskriptif merupakan teknik analisis yang

dipakai untuk menganalisis data dengan mendeskripsikan atau menggambarkan
data-data yang sudah dikumpulkan seadanya tanpa ada maksud membuat
generalisasi dari hasil penelitian. beberapa teknik analisis data statistik deskriptif

Universitas Sumatera Utara

51

diantaranya seperti penyajian data kedalam bentuk grafik, tabel, presentase,
frekuensi, diagram, mean, modus.

Universitas Sumatera Utara

BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan
4.1.1 Sejarah Singkat PT Sinar Sosro
Merek Sosro yang sudah dikenal masyarakat sebenarnya merupakan
singkatan dari nama keluarga Sosrodjojo. Pendiri awal bisnis ini adalah Bapak

Sosrodjojo dan disebut dengan Generasi I. Beliau mengawali usaha teh wangi
pada tahun 1940 di kota Slawi, Jawa Tengah. Teh wangi yang diperkenalkan
pertama kali itu diberi merek Cap Botol. Produk teh wangi ini dikemas dengan
kertas dan ada gambar botol yang sederhana.
Pada tahun 1965, tanpa sengaja keluarga Sosrodjojo membaca artikel
ilmiah mengenai manfaat teh. Dikarenakan banyaknya manfaat teh yang
diungkapkan dalam artikel tersebut, keluarga Sosrodjojo bertekad untuk
membiasakan budaya minum teh di Indonesia. Namun pada saat itu masyarakat
cenderung lebih menyukai minuman import, dengan alasan bahwa teh harus
diseduh dulu sehingga tidak praktis dan kesegarannya hanya bertahan 2-3 jam
saja.
Alasan tersebut membuat keluarga Sosrodjojo bertekad

membuat

minuman teh asli siap minum yang segar setiap saat. Tekad tersebut diwujudkan
dengan dibangunnya pabrik teh botol pertama di dunia dengan nama PT Sinar
Sosro di Jakarta. Merek yang dipakai adalah Teh Botol sosro (TBS). Nama TBS
ini menggeser ketenaran Teh Cap Botol yang waktu itu sangat terkenal.


52
Universitas Sumatera Utara

53

Generasi II Sosro dimulai dengan inovasi teh siap minum dengan
pendistribusian secara nasional dan mempunyai kantor di daerah Cakung, suatu
daerah perbatasan antara Jakarta Timur dan Bekasi. Generasi III (1990) dimulai
pengembangan usaha minuman ke berbagai variasi cita rasa, target, segmen,
benefit dan kemasan. Cakupan distribusi produk telah menambah kawasan
internasional dan tetap menempati kantor usaha di wilayah Cakung.
Salah satu dari beberapa pabrik Teh Botol Sosro yang berada di bawah
Sosro Group adalah PT. Sinar Sosro Tanjung Morawa Medan. Perusahaan ini
merupakan perusahaan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) yang bergerak
di bidang minuman ringan yang tidak menggunakan bahan pengawet dan zat
pewarna. Perusahaan ini diresmikan pengoperasiannya oleh Gubernur Sumatera
Utara pada waktu itu yaitu Bapak Kaharuddin Nasution pada tanggal 28 Juli 1984
dengan nama PT Toba Sosro Kencono.
Pada tanggal 2 Januari 1995, perusahaan ini berganti nama dari PT.
Toba Sosro Kencono menjadi PT. Reksobudi Adijaya. Hal ini terjadi karena

adanya penggantian mesin produksi, dimana mesin milik PT. Sinar Sosro
Kencono dibawa ke Ungaran (Jawa Tengah) sedangkan mesin penggantinya
dibawa dari Jakarta, sehingga PT. Sinar Sosro Kencono berpindah alamat ke
Ungaran. Perpindahan mesin ini didasarkan pada kapasitas produksi dan
permintaan konsumen.
PT. Reksobudi Adijaya hanya 5 tahun beroperasi, karena pada tanggal
1 Januari 2000 terjadi penggabungan (merger) dari seluruh pabrik/perusahaan
yang berada di bawah Sosro Group. Penggabungan ini bertujuan untuk

Universitas Sumatera Utara

54

memperkuat aset dan bisnis di bidang minuman ringan dalam rangka menghadapi
era globalisasi perdagangan pasar bebas, sehingga PT. Reksobudi Adijaya
berganti nama menjadi PT Sinar Sosro dengan status cabang di setiap unit
pabrikan, sedangkan kantor pusat tetap berada di Cakung Jakarta Timur.
Pabrik Teh Botol Sosro yang berada di bawah Sosro Group, yaitu:
1. PT. Sinar Sosro Cakung (kantor Pusat), Cakung – Jakarta Timur
2. PT. Sinar Sosro Pabrik Tambun, Bekasi – Jawa Barat

3. PT. Sinar Sosro Pabrik Cibitung, Jawa Barat
4. PT. Sinar Sosro Pabrik Ungaran, Semarang – Jawa Tengah
5. PT. Sinar Sosro Pabrik Gresik, Surabaya – Jawa Timur
6. PT. Sinar Sosro Pabrik Pandeglang, Banten
7. PT. Sinar Sosro Pabrik Gianyar, Gianyar – Bali
8. PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang, Tanjung Morawa – Sumatera Utara
9. PT. Sinar Sosro Palembang.

Universitas Sumatera Utara

55

Gambar 4.1 Siteplan PT Sinar Sosro
4.1.2

Visi, Misi dan Filosofi PT. Sinar Sosro

Visi dan misi PT. Sinar Sosro adalah sebagai berikut:
4.1.2.1 Visi
Visi PT. Sinar Sosro adalah :

Perusahaan minuman yang dapat melepaskan rasa dahaga konsumen kapan saja,
dimana saja serta memberikan nilai tambah kepada semua pihak terkait.
4.1.2.2 Misi
Misi PT. Sinar Sosro adalah :
1. Membangun merek sosro sebagai merek teh yang alami, berkualitas, dan
unggul;

Universitas Sumatera Utara

56

2. Melahirkan merek dan produk baru, baik yang berbasis teh, dan
menjadikannya pemimpin pasar dalam kategorinya masing-masing;
3. Membangun dan memimpin jaringan distribusi;
4. Menciptakan dan memelihara komitmen terhadap pertumbuhan jangka
panjang, baik dalam volume penjualan maupun penciptaan pelanggan;
5. Membangun sumber daya manusia dan melahirkan pemimpin yang sesuai
dengan nilai-nilai utama perusahaan;
6. Memberikan kepuasan kepada para pelanggan;
7. Menyumbang devisa ke negara

4.1.2.3 Filosofi PT. Sinar Sosro
Dasar atau Filosofi PT. Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang adalah Niat Baik yakni:
1. Peduli terhadap Kualitas
2. Peduli terhadap Keamanan
3. Peduli terhadap Kesehatan
4. Ramah Lingkungan

Universitas Sumatera Utara

57

4.1.3 Struktur Organisasi PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang
DIREKSI
OPERASI

GENERAL
MANAGER
SEKRETAR
IS


MANAGER
QC.

SUPERVIS
OR QC

MANAGER
PRODUKSI &
PM

SUPERVIS
OR
LOGISTIK

MANAGER
WORKSHOP &
CIVILWORK

SPV. PROD.
TB A


SPV. PROD.
TB B

SPV. PROD.
TB C

SPV. ACC &
FINANCIAL

AMDK

SPV.
GUDANG PB
/ PI

MANAGER
ACC
FINANCIAL

SPV.
PEMBELIAN

Ka. Gd.
PB

Ka. Gd. PI

MANAGER
PERSONALIA &
UMUM

SPV.
PERSONALIA &
UMUM
ADM. PERS.
& UMUM

MEKANIK
BENGKEL
Gambar 4.2 Struktur Organisasi PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang
PRASARANA
OPERATOR

STAFF ACC
FINANCIAL

ADM.
PEMBELIAN
OPERATOR

SATPAM
SUPIR

SELEKTOR

OFFICE BOY
/ OFFICE
GIRL

HELPER

Universitas Sumatera Utara

58

4.1.4 Struktur Organisasi Tim P2K3 PT Sinar Sosro
Tabel 4.1 Struktur Organisasi Tim P2K3 PT Sinar Sosro
No
1

Nama
Debora Tamba

Status
Ketua

Jabatan
Vice General Manager

2

Indra Siregar

Wakil Ketua

Manager personalia &
GA

3

Jusra T.

Wakil Ketua

4

Hendra Syahputra

Wakil Ketua

5

Eva Siagian

Wakil Ketua

6
7

Abd. Hamid
Rinaldi

Anggota
Anggota

8

Muhazir Tarigan

Anggota

9

Zulfiddin

Anggota

10

Ahmad Erwin

Anggota

11
12

M. Kosasih
Riza Ansari

Anggota
Anggota

13

Rosenta Purba

Anggota

14
15

Dwi Sari Anggraini
M. Tri Setia Budi

Anggota
Anggota

16

M. E. Azwan Lubis

Anggota

17

Budiono

Anggota

18

Andi Triono

Anggota

19
20

Zulham
Sutrisno

Anggota
Anggota

Manager produksi &
Maintenance
Asst. Manager Quality
Control
Asst. Manager
Accounting & Finance
SPV. PM
Asst. Spv. Personalia &
GA
Asst. Spv. Produksi &
Maintenance
Spv. Produksi &
Maintenance
Asst. Workshop &
Utility
Asst. Spv. PBPI
Asst. Spv. Produksi &
Maintenance
Asst. Spv. Logistik &
Spare Part
Asst. Spv. Purchasing
Asst. Spv. Accounting
& Finance
SPV. Produksi &
Maintenance
Asst. Spv. Produksi &
Maintenance
Asst. Spv. Produksi &
Maintenance
Karu PM
Operator Produksi

Universitas Sumatera Utara

59

21
22
23
24
25

Wagianto
Diana Vianari
Joko Sutrisno
Ibnu Wardhana
Tobus Situmorang

Anggota
Anggota
Anggota
Anggota
Anggota

Operator Mekanik
Administrasi Personalia
Karu Satpam
Asst. Spv. QC
Operator Forklift

4.1.5 Uraian Proses Produksi
PT Sinar Sosro yang berada di wilayah Deli Serdang menghasilkan 3
jenis produk minuman, diantaranya Teh Botol, Fruit Tea, dan Prim-A. Proses
produksi ketiga jenis produk yang dihasilkan oleh PT. Sinar Sosro Pabrik Deli
Serdang adalah:
a. Teh Botol
1. Proses Pemasakan Teh Manis Cair Air tanah
Sebagai bahan baku utama, diambil dari kedalaman ± 200 m di bawah
tanah kemudian disterilkan melalui proses water treatment. Air yang
mengalami proses water treatment mengalami tiga perlakuan yaitu air
disaring dengan pasir kuarsa di tanki 1, kemudian dialirkan ke tanki 2
yang berisi karbon, setelah itu dimasukkan ke tanki 3 yang berisi softener.
Setelah melalui proses water treatment, air dimasak hingga 100oC. Air
panas tersebut dialirkan ke tanki teh untuk menyeduh teh wangi yang telah
dimasukkan ke dalam tanki teh. Air panas juga dialirkan ke tanki yang
berisi gula untuk melarutkan gula menjadi sirup gula. Setelah diseduh, teh
dialirkan ke tanki filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas teh.
Dari tanki filtrox ekstrak teh dialirkan ke tanki pencampuran. Pada saat
yang sama, sirup gula juga dialirkan ke tanki pencampuran. Hasil

Universitas Sumatera Utara

60

campuran antara ekstrak teh dan sirup gula menjadi teh manis cair yang
siap diisi ke dalam botol melalui mesin filler.
2. Proses Pencucian Botol
Botol-botol kosong yang telah kembali dari pasar harus dicuci terlebih dahulu.
Krat-krat botol kosong dilewatkan melalui roller yang terhubung dengan
conveyor untuk diangkat oleh mesin crater ke lintasan conveyor menuju bottle
washer. Botol-botol yang telah melewati mesin crater menuju bottle washer
harus disortir oleh operator pos I untuk mengambil botol-botol yang pecah
atau gumpil, botol-botol yang terlalu kotor dan sampah seperti sedotan yang
ikut terangkat. Kemudian botol-botol dicuci pada mesin bottle washer dimana
botol-botol tersebut direndam pada air caustic dengan suhu hingga 90oC untuk
membunuh bakteri sekaligus membersihkan botol. Pada saat akan dikeluarkan
dari mesin bottle washer, botol-botol disemprot dengan hot water untuk
membilas botol dari sisa-sisa air caustic.Setelah itu, botol-botol bergerak
melalui conveyor menuju mesin EBI optiscan. Mesin E.B.I scan berfungsi
untuk mendeteksi benda asing yang masih menempel di bagian dalam dinding
botol. Kemudian botol-botol melewati pos II, dimana operator pos II bertugas
untuk mengambil botol-botol gumpil dan kusam yang terlewat dari pos I dan
mesin bottle washer. Botol-botol yang telah melalui pos II akan menuju ke
filler, sementara itu teh manis cair dialirkan melalui pipa menuju pasteurizer.
Pasteurizer berfungsi untuk memanaskan kembali teh manis cair untuk
membunuh bakteri yang terikut pada saat dialirkan melalui pipa. Kemudian,
botol-botol diisi dengan teh manis cair oleh mesin filler dan ditutup dengan

Universitas Sumatera Utara

61

crown. Kemudian botol-botol yang telah terisi teh dan ditutup crown akan
melewati mesin video jet untuk diberikan barcode tanggal dan jam produksi.
Setelah itu, produk jadi tersebut melalui pos III untuk disortir apakah tutup
crown telah rapat dan baik, produk yang tidak terkena barcode. Seteleh
melewati pso III, produk kemudian diangkat melalui mesin decrater ke crate.
Produk yang telah jadi harus diinkubasi selama tiga hari sebelum dipasarkan.
b. Fruit Tea
1. Proses Pemasakan Fruit Tea
Air tanah, sebagai bahan baku utama, diambil dari kedalaman ± 200 m di
bawah tanah kemudian disterilkan melalui proses water treatment. Air yang
mengalami proses water treatment mengalami tiga perlakuan yaitu air disaring
dengan pasir kuarsa di tanki 1, kemudian dialirkan ke tanki 2 yang berisi
karbon, setelah itu dimasukkan ke tanki 3 yang berisi softener. Setelah melalui
proses water treatment, air dimasak hingga 100oC. Air panas tersebut
dialirkan ke tanki teh untuk menyeduh teh hitam yang telah dimasukkan ke
dalam tanki teh. Air panas juga dialirkan ke tanki yang berisi gula untuk
melarutkan gula menjadi sirup gula. Setelah diseduh, teh dialirkan ke tanki
filtrox untuk memisahkan ekstrak teh dari ampas teh. Dari tanki filtrox ekstrak
teh dialirkan ke tanki pencampuran. Pada saat yang sama, sirup gula juga
dialirkan ke tanki pencampuran. Hasil campuran antara ekstrak teh dan sirup
gula menjadi fruit tea cair yang siap diisi ke dalam botol melalui mesin filler.

Universitas Sumatera Utara

62

2. Proses Pencucian Botol
Botol-botol kosong yang telah kembali dari pasar harus dicuci terlebih dahulu.
Krat-krat botol kosong dilewatkan melalui roller yang terhubung dengan
conveyor untuk diangkat oleh mesin crater ke lintasan conveyor menuju bottle
washer. Botol-botol yang telah melewati mesin crater menuju bottle washer
harus disortir oleh operator pos I untuk mengambil botol-botol yang pecah
atau gumpil, botol-botol yang terlalu kotor dan sampah seperti sedotan yang
ikut terangkat. Kemudian botol-botol dicuci pada mesin bottle washer dimana
botol-botol tersebut direndam pada air caustic dengan suhu hingga 90oC untuk
membunuh bakteri sekaligus membersihkan botol. Pada saat akan dikeluarkan
dari mesin bottle washer, botol-botol disemprot dengan hot water untuk
membilas botol dari sisa-sisa air caustic.Setelah itu, botol-botol bergerak
melalui conveyor menuju mesin EBI optiscan. Mesin E.B.I scan berfungsi
untuk mendeteksi benda asing yang masih menempel di bagian dalam dinding
botol. Kemudian botol-botol melewati pos II, dimana operator pos II bertugas
untuk mengambil botol-botol gumpil dan kusam yang terlewat dari pos I dan
mesin bottle washer. Botol-botol yang telah melalui pos II akan menuju ke
filler, sementara itu fruit tea cair dialirkan melalui pipa menuju pasteurizer.
Pasteurizer berfungsi untuk memanaskan kembali fruit tea cair untuk
membunuh bakteri yang terikut pada saat dialirkan melalui pipa. Kemudian,
botol-botol diisi dengan fruit tea cair oleh mesin filler dan ditutup dengan
crown. Kemudian botol-botol yang telah terisi teh dan ditutup crown akan
melewati mesin video jet untuk diberikan barcode tanggal dan jam produksi.

Universitas Sumatera Utara

63

Setelah itu, produk jadi tersebut melalui pos III untuk disortir apakah tutup
crown telah rapat dan baik, produk yang tidak terkena barcode. Seteleh
melewati pos III, produk kemudian diangkat melalui mesin decrater ke crate.
Produk yang telah jadi harus diinkubasi selama tiga hari sebelum dipasarkan.
c. Prim-A
1. Proses Pemurnian Air
Pada tahap awal, air dialirkan ke dalam 6 tanki secara bertahap. Air disaring
melalui tanki 1 berisi pasir kuarsa, kemudian melalui tanki 2 dan 3 yang berisi
karbon dan softener. Tanki 4 merupakan tanki buffer 1 yang berisi air karbon.
Tanki 5 merupakan tanki buffer 2, dimana air mengalami demineralisasi.
Tanki 6 merupakan tanki buffer 3 yang berisi karbon dan softener. Air yang
telah melalui 6 perlakuan tersebut kemudian dialirkan ke mesin ozonator.
Pada mesin ini, air mengalami proses ozonifikasi dimana kandungan oksigen
dalam air menjadi meningkat. Air kemudian dialirkan ke filler tank dan siap
dialirkan ke gallon yang telah dicuci.
2. Proses Pencucian Gallon
Proses pembersihan botol bagian luar dilakukan secara manual dengan
menggunakan sabun. Gallon yang telah dibersihkan bagian luarnya kemudian
dimasukkan ke dalam ruang pencucian gallon bagian dalam. Setelah bersih,
maka gallon siap untuk diisi air dari filler tank. Setelah diisi air, gallon di
tutup dan disegel tutupnya sebagai penanda tanggal produksi.

Universitas Sumatera Utara

64

4.1.6 Risiko Kecelakaan Kerja di Area Produksi PT Sinar Sosro
Area produksi adalah area dengan tingkat risiko kecelakaan kerja
paling besar diantara area lain yang ada di perusahaan seperti area administrasi
dan area workshop. Untuk tingkat risiko yang tinggi maka diperlukan perhatian
dan

pengendalian

kecelakaan

untuk

menekan

bahkan

menghilangkan

kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja di area produksi. Ada 3 produk
minuman PT Sinar Sosro yang diproses dengan tingkat risiko kecelakaan kerja
yang tinggi diantaranya produk Teh Botol, Friut Tea dan Prim-A. Ketiganya
memiliki pengendalian kecelakaan kerja yang cenderung setara, seperti Teh Botol
dan Fruit Tea yang merupakan produk dengan hasil produk teh. Pengolahan yang
hampir serupa yaitu sumber air dari keduanya diambil dari kedalaman ± 200 m
dan air kemudian dimasak dengan suhu 90 oC – 100oC. Beberapa sub area
produksi PT Sinar Sosro adalah
Tabel 4.2 Identifikasi Potensi Bahaya Area Produksi

No

Area

1 AMDK

Potensi
Sumber
Bahaya
Bahaya
Bahaya
- Air (saat
Benda
proses
Diam
pencucian
galon)

Resiko
- Terpeleset
- Mengganggu
kesehatan
pekerja,
contohnya dapat
menyebabkan
masuk angin
karna terlalu lama bekerja dengan
menggunakan air
-

Pengendalian
Resiko
Mengeringkan
lantai yang basah
Menggunakan
safety shoes
sebagai
pengaman dari
resiko terpeleset
Membatasi waktu
bekerja yang
menggunakan air
Menggunakan
pelindung, seperti
mantel agar tubuh
pekerja
terlindungi dari
percikan air saat

Universitas Sumatera Utara

65

No

Area

Potensi
Bahaya

Bahaya
listrik

Sumber
Bahaya

- Ketidakhati- hatian dalam
penggunaan
listrik
- Tersentuh
arus listrik
langsung
- Kegagalan
alat pengaman
- Isolasi tidak
sempurna
- Korsleting
listrik

Resiko

Cedera karena
listrik seperti
terbakar, kejutan,
kehilangan
kesadaran,dan
kebakaran

-

-

-

Bahaya
- Posisi saat
- Cedera seperti
Ergonomis mengangkat
terkilir,
galon
ketegangan otot
dll
-

-

-

Pengendalian
Resiko
proses pencucian
gallon
Memasang
sekering atau
pemutus arus
Seluruh
perlengkapan
listrik harus
diperiksa secara
teratur
Berhati-hati
ketika
menggunakan air,
agar tidak terjadi
kontak langsung
dengan listrik
Seluruh
karyawan agar
berati-hati dalam
penggunaan
listrik
Menyediakan alat
pemadam
kebakaran
(APAR)
Manual pallet
sebaiknya diganti
dengan palletizer
Pekerja yang
bertugas untuk
manual pallet
harus dipastikan
mampu untuk
mengangkat
beban tersebut
secara kontinu
Membatasi waktu
kerja dalam
mengangkat
beban
Memberikan
pengarahan
kepada pekerja
mengenai teknik

Universitas Sumatera Utara

66

No

Area

Potensi
Bahaya

Sumber
Bahaya

Resiko

Bahaya
- Terlalu
- Stress
Psikologis banyak
- Tidak ada
tekanan saat
semangat bekerja
bekerja
- Tidak nyaman
- Hubungan
dalam bekerja
tidak
harmonis
antar pekerja
- Masalah
keluarga atau
masalah
pribadi
2. PET

Bahaya
benda
bergerak

- Pengangkutan - Tertabrak forklift produk
yang berlalumenggunakan lalang
forklift

-

-

Bahaya
benda
diam

- Pemasangan/ - Cedera akibat
penggantian
terjatuh dari
label PET
ketinggian
- Uap panas
- Cedera, seperti
melepuh atau
luka

Pengendalian
Resiko
mengangkat
beban yang benar
termasuk
penanganan
kinetik (gerakan)
Mengadakan
acara-acara yang
dapat
meningkatkan
keakraban
sesama karyawan
Perusahaan
mengadakan
kegiatan liburan
bersama seluruh
karyawan untuk
menghilangkan
stres akibat kerja
Pemberlakuan
larangan bagi
orang yang tidak
berkepentingan
untuk tidak
berjalan kaki di
area forklift
beroperasi
Pengemudi harus
mempunyai
penglihatan yang
baik
Pengemudi
forklift harus
mempunyai
sertifikat keahlian
mengemudi
forklift

- Memastikan
tangga yang
digunakan dalam
keadaan baik
- Petugas yang
melaksanakan
pekerjaan

Universitas Sumatera Utara

67

No

Area

Potensi
Bahaya

Sumber
Bahaya

Resiko

-

Bahaya
- Kebisingan - Gangguan
benda fisik yang berasal
pendengaran
dari alat
produksi

-

-

Bahaya
listrik

- Ketidakhati- hatian dalam
penggunaan
listrik
- Tersentuh
arus listrik
langsung
- Kegagalan
alat pengaman
- Isolasi tidak
sempurna
- Korsleting
listrik

Cedera karena
listrik seperti
terbakar, kejutan,
kehilangan
kesadaran,dan
kebakaran

-

-

Bahaya - Konstruksi - Cedera seperti
ergonomis kursi pekerja
sakit punggung,
yang kurang
gangguan syaraf

Pengendalian
Resiko
tersebut haruslah
orang yang sudah
terlatih/terbiasa
Menggunakan
alat pelindung
diri, seperti safety
helmet dan safety
shoes serta
menggunakan
sarung tangan
sebagai
pelindung dari
uap panas
Memasang
peredam bising
pada alat
produksi yang
menjadi sumber
bising
Menggunakan
pelindung diri,
seperti ear plug
untuk melindungi
telinga
Memasang
sekering atau
pemutus arus
Seluruh
perlengkapan
listrik harus
diperiksa secara
teratur
Seluruh
karyawan agar
berati-hati dalam
penggunaan
listrik
Menyediakan alat
pemadam
kebakaran
(APAR)
Konstruksi kursi
sebaiknya
diperbaiki agar

Universitas Sumatera Utara

68

No

Area

Potensi
Bahaya
Bahaya Psikologis

-

-

3. Kitchen

Bahaya
benda
diam

-

-

-

Bahaya
listrik

-

-

-

Sumber
Pengendalian
Resiko
Bahaya
Resiko
nyaman
dan otot
lebih ergonomis
Terlalu
- Stress
- Mengadakan
banyak
- Tidak ada
acara-acara yang
tekanan saat
semangat bekerja dapat
bekerja
- Tidak nyaman
meningkatkan
Hubungan
dalam bekerja
keakraban
tidak
sesama karyawan
harmonis
- Perusahaan
antar pekerja
mengadakan
Masalah
kegiatan liburan
keluarga atau
bersama seluruh
masalah
karyawan untuk
pribadi
menghilangkan
stres akibat kerja
Tangga untuk - Cedera akibat
- Melakukan
memasukkan
terjatuh atau
pengecekan
bahan-bahan
terpeleset dari
tangga secara
tambahan ke
tangga
berkala untuk
dalam tangki - Cedera akibat
memastikan
mixing
terkena air panas
tangga masih
Air panas
dalam keadaan
yang berasal
baik
dari tangki
- Menggunakan
Tangki
safety shoes agar
bertemperatur
tidak terpeleset
tinggi
dari tangga
- Menggunakan
alat pelindung
diri seperti sarung
tangan tahan
panas
Ketidakhati- - Cedera karena
- Memasang
hatian dalam
listrik seperti
sekering atau
penggunaan
terbakar, kejutan, pemutus arus
listrik
kehilangan
- Pastikan alat-alat
Tersentuh
kesadaran,dan
dalam kondisi
arus listrik
kebakaran
baik sebelum
langsung
menghubungkan
Kegagalan
dengan arus
alat pengaman
listrik
Isolasi tidak
- Seluruh
sempurna
perlengkapan
Korsleting
listrik harus
listrik
diperiksa secara

Universitas Sumatera Utara

69

No

Area

Potensi
Bahaya

Sumber
Bahaya

Resiko
-

-

Bahaya
- Kebisingan - Gangguan
benda fisik yang berasal
pendengaran
dari bagian
bottling

-

-

Bahaya - Posisi
ergonomis bekerja, yaitu
harus menaiki
tangga ketika
akan
memasukkan
bahan
tambahan ke
dalam tangki

Cedera akibat
terjatuh atau
terpeleset dari
tangga

-

-

Bahaya
- Terlalu
- Stress
Psikologis banyak
- Tidak ada
tekanan saat
semangat bekerja
bekerja
- Tidak nyaman
- Hubungan
dalam bekerja
tidak
harmonis
antar pekerja
- Masalah
keluarga atau
masalah

Pengendalian
Resiko
teratur
Seluruh
karyawan agar
berati-hati dalam
penggunaan
listrik
Menyediakan alat
pemadam
kebakaran
(APAR)
Memasang
peredam bising
pada alat yang
menimbulkan
kebisingan
Menggunakan
alat pelindung
diri yaitu ear
plug untuk
melindungi
telinga
Melakukan
pengecek-an
tangga secara
berkala untuk
memastikan
tangga masih
dalam keadaan
baik
Menggunakan
safety shoes agar
tidak terpeleset
dari tangga
Mengadakan
acara-acara yang
dapat
meningkatkan
keakraban
sesama karyawan
Perusahaan
mengadakan
kegiatan liburan
bersama seluruh
karyawan untuk

Universitas Sumatera Utara

70

No

Area

Potensi
Bahaya

4. Bottling Bahaya
benda
diam

Sumber
Bahaya
pribadi

Pengendalian
Resiko
menghilangkan
stres akibat kerja
- Perbedaan
- Cedera akibat
- Jalur tangga
elevasi pada
terjatuh atau
sebaiknya tidak
jalur jalan
terpeleset
dihalangi dengan
dari lini 2
- Cedera akibat
conveyor bottling
menuju ke lini terkena air panas
sehingga tangga
3
seperti luka bakar dapat digunakan
- Tangga untuk
oleh pejalan kaki
jalur pejalan
- Pekerja harus
kaki ditutup,
menggunakan
sehingga
alat pelindung
pejalan kaki
diri seperti sarung
terpaksa
tangan dan safety
meggunakan
shoes agar
jalur troli
terhindar dari
- Air panas
resiko terkena air
pada proses
panas
pencucian
awal botol

Bahaya
- Kebisingan
benda fisik yang berasal
dari alat
produksi
maupun dari
botol-botol
yang
bersentuhan
- Suhu pada
bagian
bottling
terlalu panas
dikarenakan
sirkulasi
udaranya
belum
memadai
Bahaya
- Kuman atau
Biologis
bakteri dari
botol kosong
yang belum
dicuci

Resiko

- Gangguan
pendengaran
- Ketidaknyamanan
dalam bekerja
karena suhu
ruangan terlalu panas
- Gangguan
kesehatan seperti
dehidrasi
- Kurang
konsentrasi
-

Memasang
peredam bising
pada alat yang
menimbulkan
kebisingan
Menggunakan
alat pelindung
diri yaitu ear
plug untuk
melindungi
telinga
Memperbaiki
atau menambah
sirkulasi udara
agar lebih
memadai

- Gangguan
- Menggunakan
kesehatan akibat
alat pelindung
kuman atau
diri seperti
bakteri
masker, sehingga
dapat
menghambat

Universitas Sumatera Utara

71

No

Area

Potensi
Bahaya

Bahaya
listrik

Sumber
Bahaya

Resiko

- Ketidakhati- hatian dalam
penggunaan
listrik
- Tersentuh
arus listrik
langsung
- Kegagalan
alat pengaman
- Isolasi tidak
sempurna
- Korsleting
listrik

Cedera karena
listrik seperti
terbakar, kejutan,
kehilangan
kesadaran,dan
kebakaran

-

-

-

Bahaya
- Konstruksi
ergonomis kursi pekerja
yang kurang
nyaman
Bahaya
- Terlalu
Psikologis banyak
tekanan saat
bekerja
- Hubungan
tidak
harmonis
antar pekerja
- Masalah
keluarga atau
masalah
pribadi

Pengendalian
Resiko
jalur masuknya
bakteri ke tubuh
pekerja
Memasang
sekering atau
pemutus arus
Pastikan alat-alat
dalam kondisi
baik sebelum
menghubungkan
dengan arus
listrik
Seluruh
perlengkapan
listrik harus
diperiksa secara
teratur
Seluruh
karyawan agar
berati-hati dalam
penggunaan
listrik
Menyediakan alat
pemadam
kebakaran
(APAR)

- Cedera seperti
- Konstruksi kursi
sakit punggung,
sebaiknya
gangguan syaraf
diperbaiki agar
dan otot
lebih ergonomis
- Stress
- Mengadakan
- Tidak ada
acara-acara yang
semangat bekerja dapat
- Tidak nyaman
meningkatkan
dalam bekerja
keakraban
sesama karyawan
- Perusahaan
mengadakan
kegiatan liburan
bersama seluruh
karyawan untuk
menghilangkan
stres akibat kerja

Universitas Sumatera Utara

72

Potensi
Sumber
Resiko
Bahaya
Bahaya
5. Water
Bahaya
- Berasal dari - Gangguan
Treatment Kimia
penggunaan
kesehatan akibat
Plant
bahan kimia
terhirup atau
untuk
berkontak dengan
pengolahan
bahan kimia
air
seperti ozon, dll

No

Pengendalian
Resiko
Menggunakan
alat pelindung
diri seperti
masker, agar
tidak terjadi
kontak langsung
dengan bahan
kimia yang
digunakan
- Membatasi waktu
kerja di ruangan
WTP agar resiko
akibat terhirup
bahan kimia tidak
terlalu besar

Area

Bahaya
listrik

6 Kantor Bahaya
Produksi listrik

- Ketidakhati- hatian dalam
penggunaan
listrik
- Tersentuh
arus listrik
langsung
- Kegagalan
alat pengaman
- Isolasi tidak
sempurna
- Korsleting
listrik

Cedera karena
- Memasang
listrik seperti
sekering atau
terbakar, kejutan, pemutus arus
kehilangan
- Pastikan alat-alat
kesadaran,dan
dalam kondisi
kebakaran
baik sebelum
menghubungkan
dengan arus
listrik
- Seluruh
perlengkapan
listrik harus
diperiksa secara
teratur
- Seluruh
karyawan agar
berati-hati dalam
penggunaan
listrik
- Menyediakan alat
pemadam
kebakaran
(APAR)

- Ketidakhati- - Cedera karena
- Memasang
hatian dalam
listrik seperti
sekering atau
penggunaan
terbakar, kejutan, pemutus arus
listrik
kehilangan
- Pastikan alat-alat
- Tersentuh
kesadaran,dan
dalam kondisi

Universitas Sumatera Utara

73

No

Area

Potensi
Bahaya

Bahaya
Fisika

Sumber
Bahaya
arus listrik
langsung
- Kegagalan
alat pengaman
- Isolasi tidak
sempurna
- Korsleting
listrik

Resiko
kebakaran

Pengendalian
Resiko
baik sebelum
menghubungkan
dengan arus
listrik
- Seluruh
perlengkapan
listrik harus
diperiksa secara
teratur
- Seluruh
karyawan agar
berati-hati dalam
penggunaan
listrik
- Menyediakan alat
pemadam
kebakaran
(APAR)

- Radiasi layar - Gangguan pada - Menggunakan
komputer
mata
pelindung layar
- Sakit kepala
untuk mencegah
- Disfungsi sistem
radiasi langsung
saraf
ke penerima
- Pengguna
komputer
menggunakan
kacamata antiradiasi
- Batasi waktu
bekerja
penggunaan
komputer

Bahaya
- Sikap tubuh Ergonomis saat bekerja
- Ukuran ruang
bebas
-

Gangguan
kesehatan fisik
karyawan
Tersandung
Tertumbuk

- Menggunakan
kursi yang
mempunyai
sandaran dan
dapat disetel
untuk
kenyamanan
karyawan
- Memperbaiki tata
letak agar ukuran
ruang bebas

Universitas Sumatera Utara

74

No

Area

7 Power
Station

Potensi
Bahaya

Sumber
Bahaya

Resiko

Pengendalian
Resiko
menjadi lebih
besar

Bahaya
- Terlalu
- Stress
- Mengadakan
Psikologis banyak
- Tidak ada
acara-acara yang
tekanan saat
semangat bekerja dapat
bekerja
- Tidak nyaman
meningkatkan
- Bekerja
dalam bekerja
keakraban
dibawah
sesama karyawan
deadline
- Perusahaan
- Hubungan
mengadakan
tidak
kegiatan liburan
harmonis
bersama seluruh
antar pekerja
karyawan untuk
menghilangkan
stres akibat kerja
Bahaya - Proses
- Cedera akibat
- Memastikan
benda
pemeriksaan
terjatuh dari
tangga pada
diam
boiler dengan ketinggian
konstruksi boiler
menaiki
- Cedera akibat
aman untuk
konstruksi
terkena uap panas dinaiki
boiler
seperti melepuh - Memasang rambu
- Ketika terjadi dan luka bakar
keselamatan di
permasalahan - Kehancuran
dalam power
pada boiler,
Pabrik
station
misalnya pada - Menyebabkan
- Melengkapi
saat air
korban jiwa
setiap alat dengan
didalam boiler
SOP penggunaan
habis dan
alat
menyebabkan
- Melakukan
ledakan pada
pengecekan rutin
boiler
agar air di dalam
- Ketika terjadi
boiler tidak habis
kerusakan
- Melakukan
sambungan
pengecekan pipa
pipa uap
secara rutin untuk
panas
menghindari
- Potensi
adanya
kebocoran
kebocoran
pada pipa gas
untuk bahan
bakar boiler
Bahaya - Kebisingan - Gangguan
- Memasang
fisika
yang berasal
pendengaran
peredam bising

Universitas Sumatera Utara

75

No

Area

Potensi
Bahaya

Bahaya
listrik

Sumber
Bahaya
dari boiler, genset, dan
alat lain di
dalam power
station
- Suhu di dalampower station
cukup panas
karena
sirkulasi
udara kurang
memadai

- Ketidakhati- hatian dalam
penggunaan
listrik
- Tersentuh
arus listrik
langsung
- Kegagalan
alat pengaman
- Isolasi tidak
sempurna
- Korsleting
listrik

Resiko
Ketidaknyamanan
dalam bekerja
karena suhu
ruangan terlalu panas
Gangguan
kesehatan seperti
dehidrasi
Kurang
konsentrasi
-

Cedera karena
listrik seperti
terbakar, kejutan,
kehilangan
kesadaran,dan
kebakaran

-

-

Bahaya
Kimia

- Berasal dari - Gangguan
penggunaan
kesehatan akibat
bahan kimia
terhirup atau
untuk
berkontak dengan
menjaga
bahan kimia
boiler tidak
berkerak
akibat
kesadahan
yang tinggi
dalam air
baku

Pengendalian
Resiko
pada alat yang
menimbulkan
kebisingan
Menggunakan
alat pelindung
diri yaitu ear
plug untuk
melindungi
telinga
Memperbaiki
atau menambah
sirkulasi udara
agar lebih
memadai
Memasang
sekering atau
pemutus arus
Pastikan alat-alat
dalam kondisi
baik sebelum
menghubungkan
dengan arus
listrik
Seluruh
perlengkapan
listrik harus
diperiksa secara
teratur
Menyediakan alat
pemadam
kebakaran
(APAR)
Menggunakan
alat pelindung
diri seperti
masker, agar
tidak terjadi
kontak langsung
dengan bahan
kimia yang
digunakan

Universitas Sumatera Utara

76

Potensi
Sumber
Pengendalian
Resiko
Bahaya
Bahaya
Resiko
Bahaya
- Terlalu
- Stress
- Mengadakan
Psikologis banyak
- Tidak ada
acara-acara yang
tekanan saat
semangat bekerja dapat
bekerja
- Tidak nyaman
meningkatkan
- Hubungan
dalam bekerja
keakraban
tidak
sesama karyawan
harmonis
- Perusahaan
antar pekerja
mengadakan
- Masalah
kegiatan liburan
keluarga atau
bersama seluruh
masalah
karyawan untuk
pribadi
menghilangkan
stres akibat kerja
8 Workshop Bahaya
- Peralatan
- Cedera akibat
- Peralatan kerja
benda
kerja yang
tersandung dan
sebaiknya
diam
tata letaknya
tertumbuk
diletakkan
dapat
peralatan kerja
sedemikian rupa
menimbulkan
sehingga tidak
bahaya,
menimbulkan
seperti
bahaya bagi
gerinda
pekerja
diletakkan di
tengah
ruangan kerja
Bahaya
- Kebisingan - Gangguan
- Menggunakan
fisika
yang berasal
pendengaran pada alat pelindung
dari peralatan pekerja
diri yaitu ear
kerja
- Cedera akibat
plug untuk
- Percikan
luka bakar pada
melindungi
bunga api dari pekerja akibat
telinga, sarung
proses
terkena percikan
tangan dan
pengelasan
bunga api
pelindung wajah
untuk
menghindari
percikan bunga
api
- Memasang rambu
keselamatan di
dalam ruang kerja
- Memastikan
pekerja
memahami cara
penggunaan alat
Bahaya
- Ketidakhati- - Cedera karena
- Memasang

No

Area

Universitas Sumatera Utara

77

No

Area

Potensi
Bahaya
listrik

Sumber
Bahaya
hatian dalam
penggunaan
listrik
- Tersentuh
arus listrik
langsung
- Kegagalan
alat pengaman
- Isolasi tidak
sempurna
- Korsleting
listrik

Resiko
listrik seperti
terbakar, kejutan,
kehilangan
kesadaran,dan
kebakaran

-

-

Bahaya
- Sikap tubuh Ergonomis saat bekerja
- Ukuran ruang
bebas yang kurang
memadai

Gangguan
kesehatan fisik
karyawan
Tersandung
Tertumbuk

-

-

-

Bahaya
- Terlalu
- Stress
Psikologis banyak
- Tidak ada
tekanan saat
semangat bekerja
bekerja
- Tidak nyaman
- Hubungan
dalam bekerja
tidak
harmonis
antar pekerja
- Masalah
keluarga atau

Pengendalian
Resiko
sekering atau
pemutus arus
Pastikan alat-alat
dalam kondisi
baik sebelum
menghubungkan
dengan arus
listrik
Seluruh
perlengkapan
listrik harus
diperiksa secara
teratur
Menyediakan alat
pemadam
kebakaran
(APAR)
Menyediakan
kursi yang
nyaman untuk
istirahat pekerja
Pembatasan
waktu bekerja
dengan adanya
jadwal istirahat di
sela-sela waktu
bekerja
Memperbaiki tata
letak agar ukuran
ruang bebas
menjadi lebih
besar atau
menambah
ukuran ruangan
Mengadakan
acara-acara yang
dapat
meningkatkan
keakraban
sesama karyawan
Perusahaan
mengadakan
kegiatan liburan
bersama seluruh

Universitas Sumatera Utara

78

No

Area

Potensi
Bahaya

Sumber
Bahaya
masalah
pribadi

Pengendalian
Resiko
karyawan untuk
menghilangkan
stres akibat kerja

Resiko

Sumber : PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang
Keterangan Tabel :
AMDK

: Air Minum Dalam Kemasan

PET

: Plastik Segel Produk

PET

: Polyethylene terephthalate

Kitchen

: Dapur produk

Bottling

: Area pengemasan botol minuman

Water Treatment Plant

: Instalasi Pengolahan Air

APAR

: Alat Pemadam Api Ringan

Power Station

: Pembangkit Listrik

Workshop

: Area bengkel produksi

4.2 Gambaran Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja PT Sinar Sosro
Tempat kerja merupakan lingkungan yang sangat rentan terhadap
pelbagai risiko kecelakaan kerja. Pengendalian risiko kecelakaan kerja merupakan
langkah dalam manajemen K3 untuk dapat menghilangkan atau mengurangi risiko
dari kecelakaan kerja. Tingkat pengendalian yang diterapkan oleh perusahaan
berbeda-beda, perusahaan dengan tingkat risiko kecelakaan kerja yang besar
maka harus memiliki pengendalian yang sangat maksimal.
PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang yang bergerak dibidang produk
minuman dinilai memiliki risiko kecelakaan kerja yang tergolong rendah, maka
pengendalian yang diterapkan perusahaan pun juga tergolong minimal. Sebelum

Universitas Sumatera Utara

79

terbentuknya Tim P2K3 PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang, perusahaan hanya
menggunakan Standar ISO 9001 sebagai pedoman dalam penerapan K3. Terbukti
dengan perusahaan meraih penghargaan zero accident pada tahun 2006 – 2008.
Pada tahun 2008 telah dibentuk tim P2K3 perusahaan agar aspek K3 di
perusahaan lebih diperhatikan dengan tujuan angka kecelakaan kerja dapat
diminimalisir. Pada tahun 2012 – 2014 adalah hasil dari program tim P2K3
dengan kembalinya perusahaan mendapatkan prestasi zero accident. Beberapa
program dari tim P2K3 antara lain :
1.Program K3
a) Pembentukan tim P2K3
Perusahaan mendirikan P2K3 pada tahun 2008 yang berjumlah
25 orang untuk menanggulangi risiko kecelakaan kerja di
perusahaan. Namun dikarenakan perusahaan belum menerapkan
SMK3 maka peraturan yang dibuat oleh Tim P2K3 secara tertulis
dan secara lisan belum tegas tentang prosedur kerja dan SOP
dalam bekerja untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja.
Apabila pekerja melanggar SOP perusahaan pada saat bekerja
maka perusahaan akan memberikan teguran tegas namun hanya
teguran secara lisan dan apabila pekerja kembali melakukan
pelnggaran yang sama maka perusahaan akan memberikan
peringatan secara tertulis berupa Surat Peringatan 1 (SP1), dan
Surat Peringatan 2 (SP2). Apabila pekerja masih melakukan
pelanggaran yang sama makan dengan tegas perusahaan

Universitas Sumatera Utara

80

mngeluarkan Surat Peringatan 3 (SP3) dan pekerja dengan
terpaksa dikeluarkan dari perusahaan.
b) Selalu bekerja tepat waktu.
Memulai pekerjaan dengan tepat waktu dan selesai tepat waktu.
Tujuan dari pengaturan waktu ini karena ada beberapa area kerja
terutama area produksi yang diharuskan membatasi jam kerja
maksimal karena terdapat beberapa risiko kecelakaan kerja yang
akan meningkat apabila jam kerja melebihi batas maksimal.
Seperti pekerja pada bagian proses produksi dengan jumlah jam
kerja yang pada umumnya 8 jam per hari atau 40 jam per minggu
dikurangi menjadi 7 jam per hari atau 35 jam per minggu. Hal ini
dilakukan karena wilayah kerja pekerja area produksi memiliki
kebisingan yang ada di atas Nilai Ambang Batas (NAB) yaitu
sebesar 85 dB. Kebisingan yang dihasilkan berasal dari mesin
produksi pada saat memproduksi botol produk.
Pengurangan jam kerja yang diterapkan merupakan langkah dari
perusahaan untuk mengurangi paparan akibat dari kebisingan
yang dihasilkan mesin. Menurut Manager PGA dan assisten
Quality Control bahwa untuk perusahaan produk minuman yang
memiliki risiko kecelakaan rendah, maka untuk kasus seperti
kebisingan yang melebihi NAB hanya diperlukan langkah
admininstratif sederhana dengan mengurangi jumlah jam kerja
dan penggunaan APD secara tepat dan disiplin.

Universitas Sumatera Utara

81

c) Pembatasan Jumlah Jam Kerja dan Pemberlakuan Sistem Shift
Jumlah jam kerja pada area produksi dan adminstrasi dibedakan
jumlahnya karena pada area produksi risiko kecelakaan kerja
lebih besar seperti Kebisingan, tertimpa produk hingga lantai
licin. Pengurangan jam kerja dan pergantian shift adalah langkah
dari perusahaan untuk mengurangi risiko kecelakaan kerja dan
ketulian akibat paparan dari kebisingan mesin yang bekerja
selama 5 hari dalam seminggu.
d) Pemberian APD
Selalu menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) selama berada
di lingkungan kerja. Lingkungan kerja terutama area produksi
adalah tempat yang selalu terdapat berbagai risiko kecelakaan
yang sewaktu-waktu menimpa pekerja. Penggunaan APD yang
semestinya bukan langkah utama dalam menghindari pekerja dari
risiko kecelakaan, namun dikarenakan risiko kecelakaan kerja
yang kecil di PT Sinar Sosro maka APD adalah langkah yang
tepat bagi perusahaan dalam mengatasi risiko kecelakaan kerja.
Alat Pelindung Diri digunakan bukan untuk menghilangkan
risiko kecelakaan kerja terhadap pekerja, namun dengan
penggunaan APD maka akibat dari kecelakaan kerja dapat
diminimalisir. Setiap pekerja yang bekerja di daerah yang
memiliki potensi bahaya diwajibkan menggunakan APD yang
disediakan oleh PT Sinar Sosro Pabrik Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara

82

Berdasarkan identifikasi potensi bahaya yang telah dilakukan,
keseluruhan area pabrik memiliki potensi bahaya yang berbedabeda, sehingga hampir keseluruhan pekerja diwajibkan untuk
menggunakan APD tertentu sesuai dengan jenis potensi bahaya
yang dihadapi. Namun penggunaan APD di PT Sinar Sosro
Pabrik Deli Serdang ini lebih difokuskan kepada pekerja yang
bertugas di bagian produksi, hal ini disebabkan karena potensi
bahaya yang lebih besar serta pekerjaan tersebut berhubungan
langsung dengan temperatur tinggi, kebisingan, dan ketinggian.
Beberapa jenis APD yang disediakan perusahaan bagi perkerja terkait
masing-masing potensi bahaya berupa:
1. Safety shoes;
APD ini merupakan APD standar yang wajib dipakai oleh semua
pekerja yang berada di area pabrik karena perusahaan bergerak
dibidang minuman dan lantai menjadi salah satu sumber risiko
kecelakaan kerja apabila produk minuman tumpah kelantai dan
menjadi awal dari pemicu terjadinya terjatuh.
2. Sarung tangan;
Sarung tangan yang digunakan dalam area ini yaitu berupa sarung
tangan kain, maka dari itu walaupun pekerja tidak bersentuhan secara
langsung dengan produk perusahaan tetapi pekerja tetap diberi APD
berupa sarung tangan kain untuk menghindari tangan pekerja dari
panasnya tanki pemasak apabila menyentuhnya. Sarung tangan ini

Universitas Sumatera Utara

83

juga digunakan oleh pekerja yang bertugas pada area produksi, seperti
area bottling, kitchen, AMDK, PET, Bengkel dan Workshop.
3. Ear muff dan ear plug;
Ear muff dan ear plug ini digunakan sebagai pelindung telinga karena
mampu mereduksi kebisingan yang ada di lingkungan yang akan
terdengar oleh para pekerja. Jenis APD ini wajib digunakan pada area
bottling, kitchen, power station, dan workshop.
4. Masker;
Penggunaan masker pada unit ini berbeda-beda tergantung pada jenis
peruntukannya. Masker yang digunakan yaitu half mask yang wajib
digunakan pada area bottling agar para pekerja tidak terkontaminasi
bakteri yang terdapat pada botol-botol yang belum dicuci. Half mask
juga wajib digunakan bagi para pekerja yang bertugas di area gudang
PB/PI dan gudang below standard untuk melindungi dari debu yang
terdapat pada area tersebut. Selanjutnya full mask wajib digunakan
pada area workshop untuk melindungi wajah dari percikan api saat
melakukan pekerjaan las. Selain itu penggunaan masker karbon
diwajibkan untuk pekerja yang berhubungan langsung dengan bahan
kimia berbahaya seperti pada area laboratorium quality control.
5. Goggle;
Goggle berguna untuk melindungi mata para pekerja dari pecikan dari
percikan api saat melakukan pekerjaan las. APD ini wajib digunakan
untuk pekerja yang bertugas di area workshop.

Universitas Sumatera Utara

84

2. Pelatihan K3
Berdasarkan hasil wawancana dengan Manager PGA dan Assisten
Supervisor Quality Control dilaksanakannya pelatihan rutin oleh
Manager PGA yang berkaitan dengan K3 kepada seluruh pekerja PT
Sinar Sosro seperti pelatihan tentang tanggap darurat, pelatihan K3
untuk situasi kebakaran, pelatihan K3 untuk keadaan gempa, briefing
tentang keselamatan dalam bekerja, safety talk mingguan, safety
induction secara lisan bagi karyawan baru. Pelatihan yang diberikan
perusahaan hanya bersifat inhouse training dikarenakan perusahaan
belum memiliki tenaga kerja dengan Sertifikat Ahli K3 dan tidak
menggunakan jasa Ahli K3 dari suatu instansi bidang K3 dikarenakan
biaya yang dikeluarkan akan lebih besar. Pelatihan diberikan oleh
Manager PGA dengan berbagai metode seperti metode presentasi oleh
presentator, metode 2 arah dengan tanya jawab dan pertanyaan yang
diberikan presentator kepada peserta pelatihan. Pelatihan yang
diberikan juga tidak hanya sebatas kepada karyawan perusahaan
khusus area produksi yang merupakan area dengan risiko kecelakaan
kerja terbesar, namun karyawan di bagian administrasi dan satpam
juga diikutsertakan dengan alasan apabila sewaktu-waktu terdapat
risiko kecelakaan kerja yang timbul maka siapapun yang berada di
lokasi kejadian tersebut dapat melakukan tindakan untuk mencegah
terjadinya kecelakaan kerja.

Universitas Sumatera Utara

85

3. Informasi dan Komunikasi
Pemasangan rambu-rambu peringatan dan informasi yang tersebar di
lingkungan perusahaan baik diluar maupun didalam area produksi
berupa rambu peringatan bahaya, rambu lalu lintas dan bahan kimia
berbahaya . Rambu dipasang tepat disamping area dan alat yang
mempunyai risiko kecelakaan kerja baik risiko kecil maupun risiko
besar. Rambu yang dipasang dengan sangat sederhana agar siapapun
yang melihat dapat dengan mudah memahami maksud rambu tersebut
termasuk dengan meminimalisir tulisan pada rambu dikarenakan
perusahaan yang bergerak dibidang minuman tentunya banyak terdapat
supir mobil penyuplai kebutuhan perusahaan yang tentu apabila berada
dilingkungan perusahaan maka supir tersebut berada pada area dengan
risiko kecelakaan kerja karena beberaa supir ada yang tidak bias
membaca tulisan. Rambu rambu yang dipasang juga semaksimal
mungkin untuk dapat terlihat dengan jelas simbol, warna dan ukuran
agar siapapun dapat memahami maksud dari rambu dengan mudah.
Namun demikian, menurut 2 informan yaitu Manager PGA
dan Assisten Supervisor QC ada beberapa rambu yang sudah mulai
tidak jelas dikarenakan rambu yang ada sudah sangat lama dan belum
diperbaharui, serta ada beberapa rambu yang ukurannya masih
tergolong kecil sehingga rambu hanya bisa dilihat dari jarak dekat.

Universitas Sumatera Utara

BAB V
PEMBAHASAN

5.1 Gambaran Pengendalian Risiko Kecelakaan Kerja di PT Sinar Sosro Pabrik
Deli Serdang
Menurut PP No 50 Tahun 2012 bahwa setiap perusahaan wajib
menerapakan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
diperusahaannya, kewajiban sebagaimana dimaksud berlaku bagi perusahaan adalah
mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau mempunyai tingkat
potensi bahaya tinggi.
5.1.1 Program K3
PT Sinar Sosro yang sudah berdiri sejak 1984 belum pernah menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan belum memiliki
ahli K3 yang dapat merencanakan program-program SMK3 di perusahaan. Menurut
Adzim (2013) beberapa program K3 adalah Merekrut Ahli K3 dalam merencanakan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan penerapannya serta
melakukan identifikasi bahaya dan rencana pengendalian terhadapnya.
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa PT Sinar Sosro Pabrik Deli
Serdang sejak awal berdiri tidak menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3) dan belum pernah memiliki Ahli K3. Namun demikian,

86
Universitas Sumatera Utara

87

perusahaan sudah menerapkan Standard ISO 9001 : 2008 yang terintegrasi dengan
Sistem Hazard Analysis and Critical Control Points (HACCP).
Pengendalian risiko yang dilakukan oleh perusahaan terhadap pekerja di
area produksi untuk mencegah terjadinya kecelakaan hanya berdasarkan Standard
ISO 9001:2008 dikarenakan perusahan belum pernah menerapkan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) sejak perusahaan berdiri. Menurut
Soekidjo (2010) dalam Andani (2014) Usaha pencegahan kecelakaan kerja hanya
berhasil apabila dimulai dari memperbaiki manajemen tentang keselamatan dan
kesehatan kerja. Kemudian, praktek dan kondisi di bawah standar merupakan
penyebab terjadinya suatu kecelakaan dan merupakan gejala penyebab utama akibat
kesalahan manajemen (Soekidjo, 2010).

Pembentukan Tim P2K3 perusahaan PT Sinar Sosro sudah terbentuk
sejak tahun 2008 yang hingga saat ini masih tetap berjalan dan rutin melakukan
pertemuan untuk membahas berbagai permasalahan K3 yang ada diperusahaan baik
temuan berupa pelanggaran pekerja dalam hal K3 (unsafe act) dan risiko kecelakaan
yang diakibatkan lingkungan (unsafe condition).
Ikut serta dalam program BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan
Pemerintah, melaksanakan kerjasama dengan rumah sakit terdekat sebagai
rujuakan penanganan kecelakaan kerja ataupun keadaan darurat di tempat kerja
serta menyediakan kantin tenaga kerja dan bekerja sama dengan jasa catering

Universitas Sumatera Utara

88

penyedia makanan sehat dengan harga yang terjangku untuk meningkatkan derajat
kesehatan tenaga kerja (Adzim, 2013)
Berdasarkan hasil

penelitian, dalam melindungi

pekerja

dari

kecelakaan kerja maka perusahaan memberikan APD selama berada di lingkungan
kerja seperti kewajiban menggunakan Safety Shoes, Ear Plug/Ear Muff, dan
Sarung tangan. Kondisi ini di dukung penelitian pendapat Santoso (2004) dalam
Saragih (2014) bahwa alat pelindung diri dapat meminimalisir kejadian
kecelakaan kerja pada karyawan yang berada di area yang membahayakan dan
dapat membuat karyawan lebih nyaman dan tenang dalam bekerja.

5.1.2 Pelatihan K3
Dalam menjaga agar angka kecelakaan kerja di perusahaan dapat
diminimalisir sekecil mungkin, maka perusahaan menerapkan program pelatihan K3
di perusahaan (inhouse training) berupa pelatihan tanggap darurat K3, tanggap
darurat kebakaran, gempa, diskusi mengenai temuan risiko kecelakaan kerja di
lingkungan perusahaan terutama area produksi yang menjadi tempat dengan risiko
kecelakaan kerja paling besar. Pelatihan K3yang rutin diberikan oleh Manager PGA
dilaksanakan sekali dalam 3 bulan dan materi yang diberikan menyesuaikan dari
kondisi lingkungan kerja perusahaan pada periode 3 bulan tersebut. Jika terdapat
temuan berupa sikap kerja dan lingkungan kerja yang tidak aman maka topik
pelatihan berupa pelatihan mengenai sikap kerja dan lingkungan yang tidak aman.

Universitas Sumatera Utara

89

Pelatihan yang diberikan perusahaan belum terpenuhi secara dalam
mengenai K3 dikarenakan pelatihan yang diselenggarakan bersifat fleksibel
tergantung pada apa masalah yang ditemukan pada periode tertentu. Menurut Adzim
(2013) menyatakan dasar pelatihan yang diberikan berupa pengertian K3, dasar
hukum K3, tujuan penerapan K3, pengertian bahaya dan faktor bahaya di tempat
kerja, pengertian risiko dan pengendalian risiko K3, pengertian dan sebab-sebab
kecelakaan, kerugian kecelakaan kerja, piramida kecelakaan kerja, upaya pencegahan
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, tanggap darurat K3, tata cara penggunaan
tabung APAR dan penggunaan APD, izin kerja hingga rambu-rambu K3.
Pelatihan yang diberikan harus sepenuhnya mencakup tentang K3 di
perusahaan, sehingga apabila pelatihan sudah dijalankan maka masalah mengenai K3
yang ada bisa dihilangkan atau diminimalisir.
Menurut Tarwaka (2004) bahwa faktor manusia berupa kurangnya
pengetahuan dan keterampilan merupakan salah satu sebab terjadinya kecelakaan
kerja.Maka dari itu penting bagi pekerja PT Sinar Sosro melakukan pelatih