ANALISIS TES BERBASIS RANKING TASK DAN P

ANALISIS TES BERBASIS RANKING TASK DAN PILIHAN GANDA
DALAM MENGUKUR PRESTASI BELAJAR SISWA

Oleh
Suci Nurmatin

Abstrak
Telah dilakukan penelitian yang dilatarbelakangi oleh hasil survey terhadap 43
siswa SMA kelas XII IPA serta wawancara terhadap salah seorang guru mengenai
tes. Tes formatif dengan bentuk soal pilihan ganda maupun pilihan ganda
beralasan jawaban dari 74% siswa berdasarkan pemahaman dan bekerjasama
dengan teman, 21 % siswa melihat pekerjaan teman dan 5% siswa santai-santai
saja dengan demikian guru sulit untuk mengukur prestasi belajar siswa. Padahal
pelaksanaan tes bertujuan untuk mengukur prestasi belajar siswa. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kesetaraan antara Ranking Task dan pilihan ganda
sebagai instrumen tes dalam mengukur prestasi belajar siswa. Penelitian ini
merupakan penelitian deskriptif dengan desain penelitian Single Group Desain
dan rancangan penyetaraan yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Tunggal
(RKT). Populasi penelitian adalah siswa SMA kelas X di salah satu SMA di
Bandung dengan sampel yang digunakan adalah 30 siswa. digunakan dalam
penelitian, tes Ranking Task dan pilihan ganda diuji coba terhadap 96 siswa SMA

kelas X, dari hasil uji coba diperoleh realibilitas kedua tes 0,72 dengan kriteria
baik. Dalam pelaksanaan penelitian, tes pilihan ganda dan Ranking Task dalam
waktu yang bersaman sebagai tes formatif. Hasil penelitian menunjukan nilai
varians kedua tes 0,34 nilai tersebut lebih kecil dari nilai varians dalam tabel, hal
tersebut menandakan bahwa tes Ranking Task setara dengan pilihan ganda dalam
mengukur prestasi belajar siswa dan penggunaan Ranking Task sebagai tes
mendapatkan respon yang positif dari siswa. Dengan demikian Ranking Task
dapat digunakan sebagai tes yang dapat mengukur prestasi belajar siswa.
Kata kunci: pilihan ganda, Ranking Task, prestasi belajar siswa.
1. Latar Belakang
ditetapkan sebelumnya. ‘Melalui
Penilaian atau assessment adalah
penilaian,
pelaku
pendidikan
kegiatan menentukan nilai suatu
mendapatkan gambaran sejauh mana,
objek, seperti baik-buruk, efektif dalam hal apa, dan bagaimana tujuan
tidak efektif, berhasil-tidak berhasil,
pendidikan sudah tercapai’ (Tyler

dan semacamnya sesuai dengan
dalam Arikunto, 2009: 3). Definisi
kriteria atau tolak ukur yang telah
tersebut mendapatkan tambahan

1

bahwa ‘penilaian bukan sekedar
mengukur sejauh mana tujuan
tercapai, tetapi digunakan untuk
membuat keputusan’ (Cronbach &
Stufflebeam dalam Arikunto, 2009:
3). “Salah satu ciri-ciri dari sebuah
penilaian dalam pendidikan, yaitu
bahwa penilaian dilakukan secara
tidak langsung. Sebagai contoh,
mengukur kepandaian melalui ukuran
kemampuan dalam menyelesaikan
soal-soal tes” (Arikunto, 2009: 11).
Dengan

demikian,
penulis
berpendapat bahwa salah satu cara
untuk mengukur kemampuan siswa
adalah melalui tes.
Prinsip penilaian hasil belajar
yang dijelaskan pada Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional No 20
Tahun 2007 adalah bahwa suatu
penilaian itu harus sahih, objektif,
adil, terpadu, terbuka, menyeluruh,
sistematis, beracuan kriteria dan
akuntabel.
Dalam
teknik
dan
instrumen penilaian point satu sampai
empat dijelaskan mengenai teknik
penilaian. Teknik yang digunakan
dapat

berupa
tes,
observasi,
penugasan
perseorangan
atau
kelompok, dan bentuk lain yang
sesuai dengan karakteristik dan
tingkat kompetensi peserta didik.
Teknik penilaian dengan tes dapat
berupa tes tertulis, tes lisan, dan tes
praktek atau tes kerja. “Tes adalah alat
ukur yang digunakan oleh setiap guru
untuk menilai atau mengevaluasi hasil
pembelajaran siswa sesuai dengan
mata pelajaran yang diampunya”
(Aries, 2011: 17). “Ketika membuat

tes guru dapat memilih tipe item
seperti true false, short answer,

multiple choice, dan essay” (Aries,
2011: 19). Penilaian hasil belajar oleh
pendidik
dilakukan
secara
berkesinambungan, bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas kegiatan
pembelajaran.
Berdasarkan aturan yang telah
ditentukan
oleh
pemerintah
mengenai instrumen tes. Penulis
melakukan survey terhadap 42 siswa
SMA jurusan IPA. Survey yang
dilakukan
sehubungan
dengan

instrumen
tes
yang
biasa
dilaksanakan oleh 42 siswa. Dari 42
siswa jurusan IPA, 83,3% siswa
mengungkapkan bahwa, bentuk soal
tes formatif yang biasa mereka
laksanakan berupa pilihan ganda
beralasan.
Sedangkan
12%
mengungkapkan bahwa, soal tes
formatif
yang
biasa
mereka
laksanakan adalah pilihan ganda dan
4,8% mengungkapkan bahwa, soal
tes formatif yang biasa mereka

terima adalah dalam bentuk uraian.
Dengan soal seperti itu, 21,4% siswa
menjawab
pertanyaan
bukan
berdasarkan pemahaman mereka,
tetapi dengan melihat pekerjaan
temannya. Persiapan yang biasa
dilakukan oleh 42,2% siswa sebelum
melaksanakan
ujian
adalah
memahami konsep fisika, 42,2%
siswa
menghapal
rumus-rumus
fisika, dan 14,2% siswa memahami
konsep dan menghapal rumus-rumus.

2


Hasil dari tes dengan menggunakan
pilihan
ganda
beralasan
dan
menghapal rumus sebelum ujian,
dirasa masih kurang memuaskan
oleh 66,7% siswa. Sedangkan siswa
yang mendapatkan nilai memuaskan
hanya 11,9%.
Selain dari hasil
kuisioner, informasi data diperoleh
dari salah seorang guru pelajaran
fisika. Berdasarkan hasil wawancara
dengan guru tersebut diperoleh
informasi mengenai soal yang biasa
digunakan sebagai tes yakni soal
dalam bentuk pilihan ganda. Dengan
soal seperti itu masih terdapat

jawaban siswa yang sama persis
dengan siswa lainnya dan nilai yang
diperoleh sekitar 80% dibawah
kriteria ketuntasan minimal (KKM).
Dari hasil tersebut penyusun
berpendapat bahwa dengan soal
pilihan ganda, prestasi belajar dari
seorang siswa kurang terukur selain
itu siswa dapat menjawab pertanyaan
berdasarkan hapalan mereka. Selain
hasil dari studi pendahuluan,
Arikunto (2009: 165) menyatakan
bahwa “Pertanyaan dalam bentuk
pilihan ganda memiliki kelebihan
dapat lebih representatif mewakili isi
dan luas bahan, tetapi kelemahan
dari pertanyaan dalam bentuk pilihan
ganda sukar untuk mengukur proses
mental yang tinggi dan kerja sama
antar siswa saat mengerjakan soal tes

lebih
terbuka”.
Berdasarkan
penjelasan-penjelasan tersebut, maka
diperlukan suatu instrumen tes yang
dapat
mengidentifikasi
atau
mendiagnosa sejauh mana prestasi

belajar yang sudah dicapai siswa
mengenai
suatu
topik
dalam
pembelajaran fisika sehingga guru
dapat memberikan umpan balik
untuk
siswa
dan

tujuan
pembelajarannya
tercapai.
Sebagaimana
yang
telah
dikemukakan
oleh
Maloney
(O’Kuma et al., 2000: xii) mengenai
sebuah bentuk soal dengan sebutan
Ranking Task bahwa:
RTs sebagai sebuah instrumen tes
yang memiliki empat komponen
dasar yakni deskripsi sebuah situasi
termasuk cara untuk merangkingnya
(mengurutkan);
menunjukan
beberapa gambar yang hampir sama
dengan keadaan yang berbeda untuk
dibandingkan;
tempat
untuk
merangking gambar pada setiap
keadaan atau menyatakan sama
untuk setiap keadaan; dan tempat
untuk menjelaskan alasan mengapa
menjawab seperti itu.
“Dengan merangking kemudian
memberikan
alasannya,
siswa
diminta lebih dari sekedar respon
hapalan” (Hudgins :2005, 26).
“Selain itu alasan menggunakan
Ranking Task adalah Ranking Task
dapat mengembangkan ide alamiah
siswa terutama dalam konsep-konsep
fisika” (O’Kuma et al. 2004: viii).
Untuk lebih meyakinkan maka
O’Kuma et al. (2000: xii)
“menambahkan satu komponen pada
bagian bawahnya yakni identifikasi
keyakinan siswa terhadap jawaban
mereka”. Sebuah kutipan dari

3

O’Kuma et al. (2004: ix) bahwa,
“Ranking task are useful in a variety
of ways. They make good homework
assignments
and
good
test
question”. Oleh karenanya, Ranking
Task sebagai latihan konseptual dapat
digunakan sebagai sebuah instrumen
tes dalam mengukur prestasi belajar
siswa.
Dengan demikian, penulis akan
melakukan
sebuah
penelitian
mengenai sebuah instrumen tes
dalam mengukur prestasi belajar
siswa dalam pembelajaran fisika.
Penelitian ini berjudul “Analisis
Instrument Tes Berbasis Ranking
Task dan Pilihan Ganda dalam
Mengukur Prestasi Belajar Siswa”.
2. Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan latar belakang maka
dapat
dijabarkan
pertanyaan
penelitian sebagai berikut:
1) Bagaimana profil prestasi belajar
siswa ketika diukur dengan
menggunakan Ranking Task dan
pilihan ganda?
2) Apakah instrumen tes Ranking
Task setara dengan tes pilihan
ganda dalam mengukur prestasi
belajar siswa?
3) Bagaimana
respon
siswa
terhadap instrumen tes Ranking
Task dalam mengukur prestasi
belajar?
3. Ranking Task
Ide Ranking Task muncul dari
sebuah
penelitian
terhadap
‘konseptual siswa menggunakan
sebuah teknik yang dinamakan
aturan penilaian’ (Robert Sigeler,

1976 dalam O’Kuma et al. 2000: xiii
). Ranking Task telah digunakan di
dalam kelas fisika, dimana Ranking
Task digunakan untuk mendiagnosis
pada saat pretest dan post untuk
menilai dampak pemberian treatmen
dan pekerjaan rumah. ‘Ranking Task
adalah sebuah bentuk konseptual
yang pertama kali dikembangkan
dalam pelajaran fisika’ (David
Maloney, 1987 dalam Hudgins,
2005: 25). ‘Ranking Task telah
dijelaskan sebagai bagian yang
berguna dalam latihan kolaboratif di
dalam kelas’ (Maloney dan Friedel,
1996 dalam Hudgins, 2005: 26).
Ranking Task meminta lebih dari
sekedar respon hapalan siswa.
Ranking Task merupakan latihan
menggunakan kertas dan pensil yang
menyediakan siswa satu set variasi
gambar atau diagram pada situasi
fisika tertentu. Siswa diharuskan
untuk memberikan peringkat pada
variasi dasar tertentu. Setelah secara
eksplisit menuliskan peringkat pada
variasi dasar tertentu atau memilih
opsi bahwa semua variasi dasar
sama, kemudian siswa diminta untuk
menuliskan alasan mengapa mereka
menjawab seperti itu. Terakhir, siswa
diberi
kesempatan
untuk
mengidentifikasi
bagaimana
memastikan bahwa hasil penalaran
mereka dapat digunakan dalam
tugas. Pada sebuah buku O’Kuma et
al. (2000: viii) menyatakan bahwa
“The ranking
order and the
explanation provide a window into
the student’s mind and helps a

4

teacher or
professor identify
different models for what students
are
thinking”.
Berdasarkan
pernyataan
tersebut
penulis
berpendapat bahwa Ranking Task
dapat digunakan untuk mengukur
prestasi
belajar
siswa
tanpa
memperhatikan model pembelajaran
yang digunakan. Bentuk pertanyaan
Ranking Task belum familiar bagi
siswa sehingga menantang mereka
untuk
menyelesaikan
teka-teki
intelektual.
4. Metode Penelitian
Metode
penelitian
yang
digunakan dalam penelitian ini
adalah jenis penelitian deskriptif.
Dengan desain penelitian Single
Group Desain dan rancangan
penyetaraan tes dalam bentuk
Rancangan
Kelompok
Tunggal
(RKT). Dua instrumen yakni
Ranking Task dan pilihan ganda
diberikan pada sekelompok siswa
SMA kelas X yang sama dan pada
waktu yang bersamaan.
5. Hasil Penelitian
5.1 Profil Prestasi Belajar Siswa

100
90
80
70

Nilai

60
50
40
30
20
10
YS

TT

5

SH

Dari hasil penelitian, profil prestasi
belajar siswa berdasarkan nilai tes
formatif menggunakan Ranking Task
dan pilihan ganda dapat dilihat pada
Gambar 5.1. Profil prestasi belajar
siswa dibedakan kedalam dua
kelompok yakni kelompok atas dan
kelompok
bawah.
Pembagian
kelompok atas dan kelompok bawah
untuk
tes
formatif
dengan
menggunakan Ranking Task dan
pilihan ganda adalah berdasarkan
nilai siswa setelah diurutkan mulai
dari nilai terbesar sampai nilai
terkecil.
Gambar 5.1 Diagram Profil Prestasi
Belajar Siswa Kelas Sampel
Berdasarkan Nilai Tes
Menggunakan Ranking Task dan
Pilihan Ganda
Dalam Gambar 5.1 terdapat
lingkaran yang menandai beberapa
siswa. Lingkaran dengan garis penuh
( ) menandai siswa yang berada di
kelompok atas pada saat diukur
dengan menggunakan tes pilihan
ganda tetapi berada di kelompok

RS

SiswaPG
Nilai RT NamaNilai

RN

NZ

NF

MR

MF

KM

FR

IF

DH

ANN

AD

0

bawah pada tes menggunakan
Ranking Task, sementara tanda
lingkaran dengan garis putus-putus (
) menandai siswa yang berada di
kelompok bawah pada saat diukur
menggunakan tes pilihan ganda
tetapi berada di kelompok atas pada
saat diukur menggunakan tes
Ranking Task.

diukur menggunakan soal tes
Ranking Task. Sebanyak 6.5% siswa
berpindah dari kelompok bawah saat
diukur menggunakan soal tes pilihan
ganda tetapi menjadi kelompok atas
saat diukur menggunakan soal tes
Ranking Task.

100
90
80
70

Nilai

60
50
40
30
20
10
0
A

D

A

N

N

D

H

FR

IF

K

M

F
M

G
M

N

Z

N

F

R

R

R

S

Nama Siswa

Nilai sehari-hari

Nilai RT

Berdasarkan Gambar 5.1 terdapat
87% siswa berada pada posisi yang
sama pada saat diukur menggunakan
tes
pilihan
ganda
maupun
menggunakan tes Ranking Task.
Posisi yang sama tersebut ditunjukan
dengan keberadaan siswa yang sama
di kelompok atas dan kelompok
bawah pada saat diukur dengan
menggunakan nilai tes pilihan ganda
maupun
diukur
dengan
menggunakan nilai tes Ranking Task.
Namun terdapat 13% siswa yang
mengalami
perubahan
posisi.
Sebanyak 6.5% siswa berpindah dari
kelompok
atas
saat
diukur
menggunakan soal tes pilihan ganda
tetapi menjadi kelompok bawah saat
6

SM

Selain profil prestasi belajar
siswa yang membandingkan nilai
tes menggunakan pilihan ganda
dan Ranking Task pada Gambar
5.1, sebagai data pendukung
peneliti menampilkan profil
prestasi belajar siswa yang
diukur dari nilai tes sehari-hari
dengan nilai tes menggunakan
Ranking Task yang diberikan saat
penelitian. Profil prestasi tersebut
TT YT ditampilkan dalam Gambar 5.2
Gambar 5.2 Diagram Profil Prestasi
Belajar Siswa di Kelas Sampel
Berdasarkan Nilai Tes Menggunakan
Ranking Task dan Nilai Tes SehariHari
Berdasarkan Gambar 5.2 terdapat
67% siswa berada pada posisi yang
sama saat dilihat dari nilai tes seharihari maupun nilai tes menggunakan
soal Ranking Task. Posisi yang sama
tersebut ditandai dengan keberadaan
67% siswa dalam kelompok atas saat
diukur dengan nilai tes sehari-hari
dan berada dalam kelompok atas saat
diukur dengan nilai tes menggunakan
soal Ranking Task, serta siswa yang
berada pada kelompok bawah saat
diukur dengan nilai tes sehari-hari
dan berada dalam kelompok bawah
pula saat diukur dengan nilai tes

menggunakan Ranking Task. Selain
itu, terdapat 33.3% siswa yang
mengalami perubahan posisi. 16.6%
siswa mengalami perubahan posisi
dari kelompok atas pada saat diukur
dari nilai tes sehari-hari tetapi
menjadi kelompok bawah pada saat
tes menggunakan soal Ranking Task.
Dan 16.6% siswa mengalami
perbedaan posisi dari kelompok
bawah pada saat diukur dari nilai tes
sehari-hari tetapi menjadi kelompok
atas
pada
saat
diukur
tes
menggunakan soal Ranking Task.
Profil prestasi belajar siswa dari
Ranking Task tidak hanya mengukur
prestasi siswa dari nilai meranking
dan alasannya. Secara khusus
Hudgins memberikan lima level
untuk mengukur prestasi siswa
berdasarkan alasan dalam jawaban
Ranking Task. Profil prestasi belajar
siswa berdasarkan lima level tersebut
diungkapkan dalam Gambar 5.3

Task Berdasarkan Tingkat
Penalaran Hudgins
Berdasarkan Gambar 5.3
prestasi belajar siswa dibagi
ke dalam lima level. Siswa
yang
menempati
level
pertama sebanyak 60% siswa,
level kedua sebanyak 30%
siswa, level ketiga 10%
siswa, sementara 0% siswa di
level empat dan lima.
5.2 Kesetaraan Instrumen Tes
Ranking Task dan Pilihan
Ganda
Instrument tes berbasis Ranking
Task
dan
pilihan
ganda
disetarakan
dengan
menggunakan ANAVA. Sebelum
nilai tes diolah menggunakan
ANAVA
terlebih
dahulu
dilakukan uji Bartlet untuk
menguji
kesamaan
varians
2
2
σ PG=σ RT . Hasil uji Bartlet
diperoleh bahwa χ2 hitung 0.49
sementara χ2 tabel dengan
α =0,05 dan dk = 1 didapat
2
χ 0,95(1) = 3,81. Dengan demikian,
χ2 = 0.49 < 3.81, sehingga
σ 2PG=σ 2RT terpenuhi. Dengan

60

skor alasan RT

50
40
30
20
10
0

Gambar 5.3 Profil Prestasi
Belajar Siswa Dari Skor
Alasan Pada Soal Ranking

uji Bartlet syarat σ 2PG=σ 2RT
terpenuhi, dengan demikian
pengolahan nilai tes dilanjutkan
menghitung nilai F dari dua
Nama Siswa
kelompok instrumen tes. Hasil
dariRT perhitungan
ANAVA
skor alasan
didapatkan bahwa nilai F hitung
0.34. Nilai F tabel dengan
α =0,05 dan dk pembilang 1
dan dk penyebut 58 diperoleh
7

nilai F berdasarkan tabel adalah
1.00. Dengan demikian, F hitung
0.34 < F tabel 1.00 sehingga
instrumen tes berbasis Ranking
Task dan pilihan ganda setara
sebagai instrumen tes.

dalam suatu materi dapat
terukur. Namun hanya 50%
siswa yang memberikan
respon positif jika Ranking
Task digunakan sebagai soal
tes.

5.3 Respon
Siswa
Terhadap
Ranking Task
Siswa yang telah mengerjakan
tes dalam bentuk Ranking Task
mengisi kuisioner yang berisi
lima
pernyataan
mengenai
Ranking Task. Hasil respon siswa
terhadap Ranking Task sebagai
sebuah
instrumen
tes
diungkapkan dalam Gambar 5.4
dengan jumlah responden 30
siswa.
Gambar 5.4 Diagram
Respon Siswa Terhadap
Soal Tes Dalam Bentuk
Ranking Task
Berdasarkan Gambar 5.4
terdapat 72% memberikan
respon positif terhadap soal
dalam bentuk Ranking Task,
17% memberikan respon
ragu-ragu
terhadap
soal
dalam bentuk Ranking Task
dan 11% memberikan respon
negatif terhadap soal Ranking
Task. Terlebih, 76% siswa
merasa
bahwa
untuk
menjawab soal dalam bentuk
Ranking Task tidak hanya
mengandalkan hapalan saja.
Serta 77% siswa merasa
bahwa dengan soal Rangking
Task prestasi belajar mereka

6. Kesimpulan dan Saran
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang
telah dilakukan terhadap 30
siswa kelas X di salah satu SMA
Negeri di Kota Bandung
mengenai instrumen tes dalam
bentuk Ranking Task yang
disetarakan dengan instrumen tes
pilihan ganda dalam mengukur
prestasi belajar siswa dapat
disimpulkan bahwa:
1. Profil prestasi belajar siswa
saat diukur menggunakan
instrumen tes dalam bentuk
Ranking Task, menempatkan
siswa pada posisi yang sama
dengan posisi saat prestasi
belajar
siswa
diukur
menggunakan instrumen tes
pilihan ganda.
2. Ranking Task setara dengan
pilihan
ganda
sebagai
instrumen
tes
dalam
mengukur prestasi belajar
siswa.
3. Ranking
Task
sebagai
instrumen tes yang dapat
mengukur prestasi belajar
siswa mendapatkan respon
positif dari siswa.
Secara umum setelah dilakukan
penelitian dapat disimpulkan

8

bahwa Ranking Task dapat
digunakan sebagai instrumen tes
yang dapat mengukur prestasi
belajar siswa setara dengan
instrumen tes pilihan ganda.

karakteristik dan tingkat
kompetensi siswa.
2. Dalam menyusun pertanyaan
Ranking Task, gambar atau
diagram
yang
akan
dirangking
hanya
membedakan satu variabel
antara gambar atau diagram
yang satu dengan gambar
atau diagram lainnya.
3. Supaya siswa terbiasa dengan
soal dalam bentuk Rangking
Task, sebelum penelitian
Ranking
Task
diberikan
kepada siswa sebagai latihan
dan tes formatif.

6.2 Saran
Setelah
melakukan
semua
kegiatan
penelitian,
berikut
adalah saran untuk penelitian
lebih lanjut:
1. Dalam pembuatan Ranking
Task sebagai instrumen tes
yang akan digunakan dalam
mengukur prestasi siswa
perlu
memperhatikan

9

Anshory,

Nunung

Isa.

(2011).

Daftar Pustaka
Pengertian Prestasi

Belajar.

[online].

tersedia:
http://makalah.blogspot.com/2011/10/pengertian-prestasi-belajar.html [2Februari
2012]

Aries, Erna Febru. (2011). Assessment dan Evaluasi. Malang: Aditya Media Publishing.

Arikunto, Suharsimi. (2009). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Edisi revisi, Cetakan 9. Jakarta:
Bumi Aksara.

Afian, Ruli. (2011). Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Sekolah Menengah Pertama
(Smp) Dalam Pembelajaran Pendidikan Teknologi Dasar (PTD). Skripsi Sarjana pada
FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

DS, Sukirno. (2007). Penyetaraan Tes UAN: Mengapa dan Bagaiman?. Cakrawala Pendidikan
(XXVI)

No. 3. 305-321. [online]. tersedia: https://docs.google.com/viewer?

a=v&q=cache:I60h1pDNoYgJ:isjd.pdii.lipi.go.id/admin/jurnal/26307305321.pdf+
penyetaraan+tes&hl=id&gl=id&pid=bl&srcid=ADGEESi_NB3SsWQktX7BcZ6eyP
vt0caaiQqX5kp85HW5kKjIRyhYnLRu03S556QAunBxTfuwnsPPbSrhQaok5iCEEN5s
i3IxvMxDoTapsmXa2zRH1ZAQEJFdtk3pwhBaUviW5yi0PckB&sig=AHIEtbRN5Ieb6
BIyDuADE6pcALupzqFu9w. [30 Maret 2012]

Hudgins, David W. (2005). Investigation of The Effect of Rangking Task On Students
Understanding of key Astronomi Topic. University of South Africa. Thesis [online]. tersedia:
uir.unisa.ac.za/bitstream/10500/1231/1/thesis.pdf.

Hudgins, et al. (2007). Effectiveness of Collaborative Ranking Tasks on Student Understanding
of Key Astronomy Concepts. Dalam The Astronomy Education Review. Volume 5, April
2006



Nov

2007,

Isu

1.

[online].

http://scitation.aip.org/journals/doc/AERSCZ-ft/vol_5/iss_1/1_1.html

tersedia:

O’Kuma, et al. (2000). Rangking Task Exercise in Physics. USA: Upper Saddle River.
O’Kuma, et al. (2004). Rangking Task Exercise in Physics:Student Edition Instructor’s Guide.
USA: Upper Saddle River.
Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 Tanggal 11 Juni 2007
Standar Penilaian Pendidikan.
Ranah Penilaian Kognitif, Afektif dan Psikomotor. Dalam Blog Biologi. [online]. tersedia:
http://zaifbio.wordpress.com/2009/11/15/ranah-penilaian-kognitif-afektif-danpsikomotorik/ [2 Februari 2012]

Sudjana. (2005). Metoda Statistika. Bandung: Tarsito.
Sugiyono. (2011) . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung :Alfabeta.
Taksonomi

Bloom.

Dalam

Wikipedia

Bahasa

Indonesia.

[online].

tersedia:

http://id.wikipedia.org/wiki/Taksonomi_Bloom [2 Februari 2012].

Wijaya, Agus Fanny Chandra. Ranking Task Exercises (RTE) Sebagai Alternatif Latihan
Konseptual Dan Assessmen Dalam Pembelajaran Fisika. Jurusan Pendidikan Fisika
Universitas Pendidikan Indonesia. [online]. tersedia: https://file.upi.edu/