PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN P

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN PEMROGRAMAN
PROSEDURAL TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA RPL KELAS X
SMK NEGERI 3 MANADO
Oleh:
Jance Randa Patasik
09 313 606
Dosen Pembimbing:
1. Dr.Ir.V.R.Palilingan, M.Eng
2. Vivi Rantung, ST, MISD
ABSTRAK
Penelitian ini menggunakan model Posttest-Only Kontrol yg terdapat dua kelompok yang dipilih
secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan dengan belajar menggunakan media pembelajaran
pemrograman prosedural, sedangkan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan
disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan rancangan tes akhir (posttest) dua kelompok yang bertujuan untuk
mengetahui perbandingan pemanfaatan media pembelajaran pemrograman prosedural terhadap hasil
belajar pada mata pelajaran algoritman dan pemrograman tingkat dasar siswa jurusan RPL SMK
Negeri 3 Manado. Data yang terkumpul, dianalisis dengan menguji perbedaan dua rata-rata (uji-t).
Data hasil penelitian di SMK Negeri 3 Manado menunjukan bahwa pada taraf nyata 5% terdapat
perbedaan hasil belajar siswa. Hasil belajar algoritma dan pemrograman tingkat dasar dari siswa yang
belajar dengan menggunakan situs pembelajaran lebih tinggi dari hasil belajar siswa yang

menggunakan media pembelajaran konvensional. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat pengaruh
pemanfaatan media pembelajaran pemrograman prosedural terhadap hasil belajar pada mata pelajaran
algoritma dan pemrograman tingkat dasar siswa jurusan RPL SMK Negeri 3 Manado.
Kata kunci: Penelitian, Media Pembelajaran Pemrograman Prosedural, Eksperimen, Hasil Belajar.
.

BAB I

menyajikan

bahan

dan mencernanya sendiri sesuai kemauan,

Latar Belakang Masalah

kemampuan,

Kegiatan pembelajaran dalam pendidikan,


belakangnya.

khususnya

Praktik

pendidikan

menyediakan

pelajaran, tapi siswalah yang mengolah

PENDAHULUAN
A.

dan

formal

yang


bakat,

dan

pembelajaran

di

latar
sekolah

merupakan

umumnya masih terfokus pada guru,

interaksi aktif antara guru dan siswa.

sedangkan siswa belum terlibat secara


Tugas dan tanggung-jawab utama seorang

aktif dalam pembelajaran. Secara umum,

guru

minat

berlangsung

adalah

disekolah,

mengelola

pembelajaran

siswa


dalam

pembelajaran

dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan

tergolong rendah, hal ini terlihat dari :

positif, yang ditandai dengan adanya

siswa tidak banyak bertanya, aktivitas

kesadaran dan keterlibatan aktif di antara

siswa

dua subjek pembelajaran. Guru sebagai

mencatat, dan menjawab pertanyaan bila


penginisiatif awal dan pengarah serta

guru memberi pertanyaan, siswa hadir di

pembimbing, sedangkan siswa sebagai

kelas dengan persiapan belajar yang tidak

yang mengalami dan terlibat aktif untuk

memadai, ribut jika diberi latihan, dan

memperoleh

siswa hanya diam ketika ditanya sudah

perubahan

diri


dalam

terbatas

pada

mendengarkan,

pembelajaran (Rohani, 2004:1).

mengerti atau belum.

Peran guru dalam proses pembelajaran,

Menurut Lie (2008:6), strategi yang

bukanlah

paling


mendominasi,

tetapi

sering

digunakan

untuk

membimbing dan mengarahkan siswa

mengaktifkan siswa adalah melibatkan

untuk aktif memperoleh pemahamannya

siswa dalam diskusi dengan seluruh kelas.

berdasarkan segala informasi yang siswa


Tetapi strategi ini tidak terlalu efektif

temukan dari lingkungannya. Siswa harus

walaupun guru sudah

mengkonstruksikan sendiri pengetahuan

mendorong siswa untuk berpartisipasi.

yang diperolehnya, sebab pengetahuan

Kebanyakan

selalu

penonton sementara arena kelas dikuasai

merupakan


konstruksi

dari

siswa

berusaha dan

terpaku

menjadi

seseorang yang mengetahui, akibatnya

oleh hanya segelintir orang.

tidak dapat ditransfer kepada penerima

Berdasarkan


yang pasif.

dilakukan peneliti di SMK Negeri 3

Minat siswa merupakan salah satu prinsip

Manado, diketahui bahwa dalam proses

utama

pembelajaran

dalam

proses

pembelajaran.

studi

pendahuluan

pada

mata

yang

pelajaran

Pengalaman belajar hanya dapat diperoleh

kompetensi kejuruan, khususnya di kelas

jika siswa aktif berinteraksi dengan

X, guru mata pelajaran algoritma dan

lingkungannya.

pemrograman

Seorang

guru

dapat

dasar

lebih

banyak

menggunakan metode ceramah dengan

1.

Media pembelajaran yang digunakan

sedikit tanya jawab dan diskusi. Metode

masih

ceramah ditandai oleh guru yang lebih

konvensional

banyak

mendominasi

media

2.

Minat belajar siswa kurang

lebih

3.

Hasil belajar siswa kurang

banyak pasif mendengarkan dan mencatat,

4.

Siswa malas masuk kelas

sedangkan

5.

Proses

pembelajaran

kegiatan

merupakan

sedangkan
jika

guru

siswa

menggunakan

metode diskusi sering terjadi sistem
pembelajaran yang tidak tuntas karena

belajar

mengajar

kurang

terarah
C. Pembatasan Masalah

tidak semua siswa berpartisipasi dalam

Masalah dalam penelitian ini, dibatasi

kegiatan tersebut.

pada

Untuk menyelesaikan masalah-masalah

pemrograman prosedural berbasis web untuk

tersebut diatas, yaitu tentang bagaimana

pelajaran algoritma dan pemrograman dasar

meningkatkan minat belajar siswa, guru

siswa kelas X RPL SMK Negeri 3 Manado.

dapat

D. Rumusan Masalah

memilih

media

pembelajaran

alternatif

model

sesuai.

Model

Berdasarkan pembatasan masalah di

menggunakan

atas, maka rumusan masalah dalam penelitian

pemrograman

ini adalah sebagai berikut: Apakah terdapat

pembelajaran

yang

pembelajaran

dengan

media

pemanfaatan

pembelajran

prosedural

merupakan

model

pengaruh pemanfaatan media pembelajaran

pembelajaran

yang

untuk

pemrograman prosedural terhadap hasil belajar

efektif

meningkatkan hasil belajar siswa.

siswa pada mata pelajaran algoritma dan

Berdasarkan latar belakang tersebut,

pemrograman dasar ?

peneliti tertarik untuk melakukan

E. Tujuan Penelitian

penelitian dengan Judul “Pengaruh

Tujuan penelitian ini adalah untuk

Penggunaan Media Pembelajaran

mengetahui apakah ada pengaruh pemanfaatan

Pemrograman Prosedural Terhadap Hasil

media pembelajaran pemrograman prosedural

Belajar Siswa RPL Kelas X SMK Negeri

berbasis web terhadap hasil belajar mata

3 Di Manado”.

pelajaran kompetensi kejuruan untuk lebih
memahami materi algoritma dan pemrograman
dasar pada siswa RPL kelas X SMK Negeri 3
Manado.

B.

Identifikasi masalah
Berdasarkan

latar

F.
belakang

Manfaat Penelitian

dan

Adapun manfaat yang diharapkan

beberapa catatan di atas, maka dapat di
diidentifikasi

beberapa

permasalahan sebagai berikut :

permasalahan-

dari penelitian ini, yaitu:
1.

Bagi siswa

Penelitian

ini

diharapkan

dapat

“belajar, kerena ditugasi” dan “belajar, karena

membantu siswa untuk meningkatkan

motivasi diri” penting bagi guru dan calon

minat, motivasi dan hasil dalam

guru.
Siswa belajar karena didorong oleh

belajar.
2.

kekuatan mentalnya. Kekuatan mental itu

Bagi guru
Penelitian

ini

diharapkan

dapat

menjadi sumbangan pemikiran bagi
guru

dalam

belajar

meningkatkan

siswa

dalam

hasil
proses

pembelajaran serta guru terlatih untuk
selalu

menggunakan

pembelajaran

yang

inovatif

media
dan

interaktif dalam meningkatkan minat

tergolong rendah atau tinggi. Ada ahli
psikologi

pendidikan

yang

menyebutkan

kekuatan mental yang mendorong terjadinya
belajar tersebut sebagai motivasi belajar.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental
yang

menggerakkan

dan

mengarahkan

Dalam motivasi terkandung adanya keingina

Bagi peneliti
Penelitian

cita-cita. Kekuatan mental tersebut dapat

perilaku manusia, termasuk perilaku belajar.

belajar siswa.
3.

berupa keinginan, perhatian, kemauan, atau

ini

diharapkan

dapat

menjadi bekal untuk menjadi guru
yang professional.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
1. Hasil Belajar
Belajar merupakan kegiatan seharihari bagi siswa sekolah. Kegiatan belajar
tersebut ada yang dilakukan di sekolah, di
rumah, dan di tempat lain seperti di museum,
perpustakaan, kebun binatang, sawah, sungai,
atau hutan. Ditinjau dari segi guru, kegiatan
belajar siswa tergolong dirancang dalam
desain intruksional. Kegiatan belajar yang
termasuk rancangan guru, bila siswa belajar di
tempat-tempat tersebut untuk mengerjakan
tugas-tugas belajar sekolah. Disamping itu ada
juga kegiatan belajar yang tidak termasuk
rancangan guru. Artinya, siswa belajar karena
keinginannya sendiri. Pengetahuan tentang

yang

mengaktifkan,

menggerakkan,

menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan
perilaku individu belajar (Koeswara, 1989;
Siagian, 1989; Schein, 1991; Biggs & Telfer,
1987 dalam Dimyati dan Mujiono, 2002:80)
Ada tiga komponen utama dalam
motivasi yaitu kebutuhan, dorongan, dan
tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa
ada ketidakseimbangan antara apa yang ia
miliki dan yang ia harapkan. Sebagai ilustrasi,
siswa merasa bahwa hasil belajarnya rendah,
padahal ia memiliki buku pelajaran yang
lengkap. Ia merasa memiliki cukup waktu,
tetapi ia kurang baik mengatur waktu belajar.
Waktu belajar yang digunakannnya tidak
memadai untuk memperoleh hasil belajar yang
baik. Ia membutuhkan hasil belajar yang baik.
Oleh karena itu siswa mengubah cara-cara
belajarnya. Dorongan merupakan kekuatan
mental untuk melakukan kegiatan dalam
rangka

memenuhi

harapan.

Dorongan

merupakan kekuatan mental yang berorientasi

mamadai, maka ia berusaha setekun

pada pemenuhan harapan atau pencapaian
tujuan. Dorongan yang berorientasi pada

3.

ilustrasi, setelah ia ketahui bahwa dirinya

tujuan tersebut merupakan inti motivasi.

belum belajar secara serius, terbukti

Sebagai ilustrasi siswa kelas tiga SMA

banyak bersenda gurau misalnya, maka ia

memiliki harapan untuk dapata diterima
sebagai mahasiswa fakultas teknik. Siswa

4.

tersebut memperoleh hasil belajar rendah pada

belajar dan masih ada adik yang dibiayai

dalam ulangan bulan kesatu. Menyadari hal

orang tua, maka ia berusaha agar cepat

ini, maka siswa tersebut mengambil kursus
kedua

hasil

Menyadari
tersebut,

belajarnya
hasil

maka

bertambah

akan mengubah perilaku belajarnya.
Membesarkan semangat belajar; sebagai
ilustrasi, jika ia telah menghabiskan dana

mata pelajaran matematika, fisika, dan kimia

tambahan dan belajar lebih giat. Pada ulangan

temannya yang belajar dan berhasil.
Mengarahkan keinginan belajar; sebagai

5.

lulus.
Menyadarkan tentang adanya perjalanan

baik.

belajar dan kemudian bekerja (di sela-

belajar bertambah baik

selanya adalah istirahat dan bermain)

semangat

belajar

siswa

yang bersinambungan; individu dilatih

semakin tinggi. Tujuan adalah hal yang ingin

untuk

dicapai oleh seorang individu. Tujuan tersebut

sedemikian rupa sehingga dapat berhasil.

mengarahkan perilaku dalam hal ini perilaku

Sebagai

belajar. Pada kasus siswa mengambil kursus

diharapkan

dan

tersebut

membantu pekerjaan orang tua, dan

menunjukkan bahwa siswa bertujuan lulus

bermain dengan teman sebaya; apa yang

UMPTN dan diterima di fakultas teknik

dilakukan

(Dimyati dan Mujiono, 2002:81).
Motivasi belajar penting bagi siwa

memuaskan.

bersemangat

belajar

tinggi

dan guru. Bagi siswa pentingnya motivasi
belajar adalah sebagai berikut:
1. Menyadarkan kedudukan

pada

awal

belajar, proses, dan hasil akhir, contohnya,
setelah siswa membaca suatu bab buku
bacaan,

dibandingkan

dengan

teman

sekelasnya yang juga membaca bab
tersebut; ia kurang berhasil menangkap
2.

isi, maka ia terdorong membaca lagi.
Menginformasikan tentang kekuatan
usaha belajar, yang dibandingkan dengan
teman sebaya; sebagai ilustrasi, jika
terbukti

usaha

belajar

siswa

belum

menggunakan
ilustrasi,
untuk

kekuatannya

setiap

hari

siswa

belajar

di

rumah,

diharapkan
Kelima

dapat

berhasil

hal

tersebut

menunjukkan betapa pentingnya motivasi
tersebut disadari oleh pelakunya sendiri.
Bila motivasi disadari oleh pelaku, maka
sesuatu pekerjaan, dalam hal ini tugas
belajar akan terselesaikan dengan baik.
Motivasi belajar juga penting
diketahui

oleh

guru.

Pengetahuan

dan

pemahaman tentang motivasi belajar pada
siswa bermanfaat bagi guru, manfaat itu
sebagai berikut:
1. Membangkitkan,

meningkatkan,

dan

memelihara semangat siswa untuk belajar
sampai berhasil; membangkitkan, bila

2.

siswa tak bersemangat; meningkatkan,

pembelajaran, guru sebagai pengajar sekaligus

bila

timbul

pendidik memegang peranan dan tanggung

tenggelam; memelihara, bila semangatnya

jawab yang besar dalam rangka membantu

telah kuat untuk mencapai tujuan belajar.

meningkatkan

Dalam hal ini, hadiah, pujian, dorongan,

dipengaruhi oleh kualitas pengajaran dan

atau pemicu semangat dapat digunakan

faktor intern dari siswa itu sendiri.
Dalam setiap mengikuti

semangat

belajarnya

untuk mengobarkan semangat belajar.
Mengetahui dan memahami motivasi

didik

proses

pembelajaran di sekolah sudah pasti setiap
peserta didik mengharapkan mendapatkan

ada yang acuh tak acuh, ada yang tak

hasil belajar yang baik, sebab hasil belajar

memusatkan perhatian, ada yang bermain,

yang baik dapat membantu peserta didik

disamping yang bersemangat belajar. Di

dalam mencapai tujuannya. Hasil belajar yang

antara yang bersemangat belajar, ada yang

baik hanya dicapai melalui proses belajar yang

tidak berhasil dan berhasil. Dengan

baik pula. Jika proses belajar tidak optimal

bermacamragamnya

belajar

sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar

tersebut, maka guru dapat menggunakan

yang baik.
Menurut Hamalik (2001:159) bahwa

motivasi
strategi

mengajar

belajar.
Meningkatkan dan menyadarkan guru

hasil belajar menunjukkan kepada prestasi
belajar,

sedangkan

prestasi

belajar

itu

untuk memilih satu diantara bermacam-

merupakan indikator adanya derajat perubahan

macam peran seperti sebagai penasihat,

tingkah laku siswa.
Menurut Nasution (2006:36) hasil

fasilitator,

instruktur,

penyemangat,

teman

pemberi

diskusi,

hadiah,

atau

pendidik. Peran pedagogis tersebut sudah
4.

peserta

balajar siswa di kelas bermacam-ragam;

bermacam-macam
3.

keberhasilan

barang tentu sesuai dengan perilaku siswa.
Memberi peluang guru untuk “unjuk
kerja” rekayasa pedagogis. Tugas guru
adalah membuat semua siswa belajar
sampai

berhasil.

profesionalnya

justru

Tantangan
terletak

pada

“mengubah” siswa yang tak berminat
menjadi

bersemangat

belajar.

“Mengubah” siswa cerdas yang acuh tak
acuh menjadi bersemangat belajar.
Setiap
proses
belajar
dilaksanakan

oleh

peserta

didik

yang
akan

menghasilkan hasil belajar. Di dalam proses

belajar adalah hasil dari suatu interaksi tindak
belajar mengajar dan biasanya ditunjukkan
dengan nilai tes yang diberikan guru.
Sedangkan menurut Dimyati dan
Mudjiono (2002:36) hasil belajar adalah hasil
yang ditunjukkan dari suatu interaksi tindak
belajar dan biasanya ditunjukkan dengan nilai
tes yang diberikan guru.
Berdasarkan uraian di atas maka
dapat

disimpulkan

bahwa

hasil

belajar

merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
terjadinya

proses

pembelajaran

yang

ditunjukkan dengan nilai tes yang diberikan
oleh guru setiap selesai memberikan materi
pelajaran pada satu pokok bahasan.
2. Media Pembelajaran.

mulai

Pembelajaran di sekolah pada saat ini

pembelajaran untuk berjalan dengan baik di

disesuaikan

kelas.

teknologi

dengan

informasi,

perkembangan
terjadi

Media pembelajaran secara umum

paradigma

adalah alat bantu proses belajar mengajar.

pendidikan. Perkembangan pesat dibidang

Segala sesuatu yang dapat dipergunakan untuk

teknologi

internet,

merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

mempercepat aliran ilmu pengetahuan yang

kemampuan atau keterampilan peserta didik,

menembus

ruang,

sehingga dapat mendorong terjadinya proses

birokrasi, kemapanan, dan waktu. Program-

belajar. Batasan ini cukup luas dan mendalam

program di internet bukan hanya menampilkan

mencakup pengertian sumber, lingkungan,

data dan informasi yang dapat ditransmisikan

manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk

dengan kecepatan tinggi, tetapi juga ilmu

tujuan pembelajaran pelatihan.

perubahan

dan

sehingga

pergeseran

informasi

khususnya

batas-batas

dimensi

pengetahuan yang dapat diakses secara cepat

Menurut Briggs (1977:348), media

oleh penggunanya. Dan tentu saja kondisi ini

pembelajaran

berpengaruh pada kebiasaan dan budaya

menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti

pendidikan yang dikelola selama ini.

: buku, film, video dan sebagainya. Kemudian

Kemajuan

dan

perkembangan

teknologi sudah demikian menonjol, sehingga
penggunaan alat-alat bantu mengajar seperti
alat-alat

audio,visual

serta

perlengkapan

sekolah disesuaikan dengan perkembangan
zaman tersebut. Dan juga harus disesuaikan
dengan tuntutan kurikulum sesuai dengan
materi, metode, dan tingkat kemampuan
belajar siswa agar dapat mencapai tujuan
pembelajaran dengan baik di sekolah.
Untuk itu, para
berusaha

membiasakan

pengajar

mulai

diri

untuk

menggunakan peralatan-peralatan seperti OHP,
LCD, CD, VCD, video, komputer dan internet
dalam pembelajaran di kelas. dengan program
pembelajaran yang dikembangkan ini patut
dipelajari pengajar harus mempelajarinya agar
mempermudah

proses

pendidikan,

sehingga

pembelajaran

dan

memudahkan

menurut
(1969)

adalah

National

sarana

Education

mengungkapkan

fisik

untuk

Associaton

bahwa

media

pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam
bentuk

cetak

maupun

pandang-dengar,

termasuk teknologi perangkat keras.
Oleh karena proses pembelajaran
merupakan

proses

komunikasi

dan

berlangsung dalam suatu sistem, maka media
pembelajaran menempati posisi yang cukup
penting sebagai salah satu komponen sistem
pembelajaran. Tanpa media, komunikasi tidak
akan terjadi dan proses pembelajaran sebagai
proses komunikasi juga tidak akan bisa
berlangsung

secara

optimal.

Media

pembelajaran adalah komponen integral dari
sistem pembelajaran
Dari pendapat di atas disimpulkan
bahwa media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat menyalurkan pesan, dapat
merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan

peserta didik sehingga dapat mendorong

b.

terciptanya proses belajar pada diri peserta
c.
Ada beberapa jenis media pembelajaran,
d.

Media Visual : grafik, diagram, chart,

2.

Membantu konsentrasi pembelajar

sebagai berikut :
a.

sejenisnya

Pengajaran lebih menarik perhatian
pembelajar

motion media

:

film,

sehingga

dapat

menumbuhkan motivasi belajar.

televisi, video (VCD, DVD, VTR),

b.

komputer dan sejenisnya.
hakikatnya

materi

Manfaat media pembelajaran sebagai

head projektor (OHP), in focus dan
Projected

antara

alat bantu dalam proses pembelajaran adalah

Projected still media : slide; over

Pada

relevansi

2. Manfaat Media Pembelajaran

laboratorium bahasa, dan sejenisnya

4.

Menjaga

dalam proses pembelajaran.

Media Audial : radio, tape recorder,

3.

proses

pelajaran dengan tujuan belajar.

diantaranya :
bagan, poster, kartun, komik

efisiensi

pembelajaran.

didik.

1.

Meningkatkan

Bahan pengajaran akan lebih jelas
maknanya, sehingga dapat lebih di

bukan

media

pahami

pembelajar,

serta

pembelajaran itu sendiri yang menentukan

memungkinkan

hasil

menguasai tujuan pengajaran dengan

belajar.

Ternyata

keberhasilan

menggunakan media pembelajaran dalam

pembelajar

baik.

proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil

Metode

pembelajaran

belajar tergantung pada: isi pesan, cara

tidak

semata-semata

menjelaskan pesan, dan karakteristik penerima

komunikasi verbal melalui penuturan

pesan. Dengan demikian dalam memilih dan

kata-kata lisan pengajar, peserta didik

menggunakan

tidak bosan, dan pengajar tidak

media,

perlu

c.

diperhatikan

ketiga faktor tersebut. Apabila ketiga faktor

bervariasi,
hanya

kehabisan tenaga.

tersebut mampu disampaikan dalam media

d.

Peserta didik lebih banyak melakukan

pembelajaran tentunya akan memberikan hasil

kegiatan belajar, sebab tidak hanya

yang maksimal.

mendengarkan

a.

Tujuan

dan

Manfaat

Media

penjelasan

dari

pengajar saja, tetapi juga aktivitas

Pembelajaran

lain

1. Tujuan Media Pembelajaran

yang

mengamati,

Tujuan media pembelajaran sebagai

dilakukan

seperti

melakukan,

mendemonstrasikan dan lain-lainya.

alat bantu pembelajaran, adalah sebagai
berikut :
a.

3.
Mempermudah proses pembelajaran
di kelas.

Manfaat

Media

pengajar, yaitu:

pembelajaran

bagi

a.
b.

Memberikan pedoman, arah untuk

1.

Tujuan pengajaran.

mencapai tujuan.

2.

Bahan pelajaran.

3.

Metode mengajar.

4.

Alat yang dibutuhkan.

5.

Pribadi mengajar.

6.

Minat dan kemampuan mengajar.

7.

Situasi

Menjelaskan

struktur

dan

urutan

pengajarn dengan baik.
c.

Memberikan

kerangka

sistematis

secara baik.
d.
e.
f.
g.

Memudahkan

kembali

pengajar

pengajaran

terhadap materi pembelajaran.

berlangsung.

Membantu

Keterkaitan

kecermatan,

ketelitian

yang

antara

sedang
media

dalam penyajian dalam pembelajaran.

pembelajaran dengan tujuan, materi, metode,

Membangkitkan rasa percaya diri

dan kondisi peserta didik, harus menjadi

seorang pengajar.

perhatian dan pertimbangan pengajar untuk

Meningkatkan kualitas pembelajaran.

memilih dan menggunakan media dalam
proses pembelajaran di kelas, sehingga media

4.

Manfaat media pembelajaran bagi peserta

yang digunakan lebih efektif dan efisien untuk

didik, yaitu:

mencapai tujuan pembelajaran. Sebab media

a.

Meningkatkan

motivasi

belajar

peserta didik.
b.

terkait dan memiliki hubungan secara timbal

Memberikan

dan

meningkatkan

variasi belajar peserta didik.
c.

pembelajaran tidak dapat berdiri sendiri, tetapi

Memberikan

balik dengan empat aspek tersebut. Dengan
demikian,

struktur

materi

alat-alat,

pembelajaran

yang

sarana,

atau

digunakan

media
harus

pelajaran.

disesuaikan dengan empat aspek tersebut,

d.

Memberikan inti informasi pelajaran.

untuk mencapai tujuan pembelajaran secara

e.

Merangsang

efektif dan efisien.

peserta

didik

untuk

dan

situasi

berpikir dan beranalisis.
f.

Menciptakan

kondisi

c.

belajar tanpa tekanan.
g.

Media Pembelajaran berfungsi untuk

Peserta didik dapat memahami materi
pelajaran dengan sistematis yang

merangsang pembelajaran dengan:
1.

disajikan pengajar .
Pertimbangan Pemilihan Media
Pertimbangan
digunakan

dalam

media

yang

pembelajaran

akan

Membuat duplikasi dari objek yang
sebenarnya.

3.

menjadi

pertimbangan utama, karena media yang
dipilih harus sesuai dengan:

Menghadirkan objek sebenarnya dan
objek yang langkah.

2.
b.

Fungsi Media Pembelajaran

Membuat konsep abstrak ke konsep
konkret.

4.

Memberi kesamaan persepsi.

5.
6.
7.

Mengatasi hambatan waktu, tempat,

(misalnya: “ambil air, masukkan ke bak

jumlah, dan jarak.

mandi, ulangi ambil air, dan seterusnya”)

Menyajikan ulang informasi secara

maka serangkaian langkah itu tidak disebut

konsisten.

sebagai algoritma (jika: “ambil air, masukkan

Memberi suasana yang belajar yang

ke bak mandi, ulangi ambil air sampai bak

tidak tertekan, santai, dan menarik.

mandi penuh”, maka bisa disebut algoritma,

3.

Pemrograman Prosedural.
Pemrograman

dalam

namun langkah ambil air, masukkan ke bak

paradigma

prosedural dilakukan dengan memberikan
serangkaian perintah yang berurutan. Pada
kesempatan kali ini, penulis akan membahas
hal-hal

yang

menjadi

dasar

dalam

pemrograman prosedural, meliputi definisi
algoritma

dan

konstruktor

pemrograman

prosedural, serta konsep input, proses, dan
output yang sangat lazim dalam dunia
pemrograman prosedural.
a.

Algoritma
Algoritma

adalah

serangkaian

langkah-langkah yang tepat, terperinci, dan
terbatas untuk menyelesaikan suatu masalah.
Langkah yang tepat artinya serangkaian
langkah

tersebut

menyelesaikan

selalu

masalah

benar
yang

untuk

diberikan.

Langkah yang tidak memberikan hasil yang
benar untuk domain masalah yang diberikan
bukanlah sebuah algoritma. Langkah yang
terperinci artinya setiap langkah diberikan
secara detail dan dapat dieksekusi oleh
komputer, instruksi seperti “angkat sedikit ke
kiri” merupakan contoh instruksi yang tidak
tepat, karena “sedikit” tidak menyatakan
sesuatu yang tepat. Langkah yang diberikan
harus terbatas, artinya suatu saat langkah harus
berhenti, jika langkah tidak pernah berhenti

mandi, harus diperinci).
b. Konstruktor (elemen) Pemrograman
Prosedural
Elemen

bahasa

pemrograman

prosedural yang penting adalah:
1.

Program utama.

2.

Tipe.

3.

Konstanta.

4.

Variabel.

5.

Ekspresi, operator, dan operand.

6.

Struktur data.

7.

Instruksi dasar.

8.

Program Moduler.

9.

File eksternal.

10. Rekurens.
Konstruktor ini tidak untuk dipelajari
secara

berurutan,

dipelajari

dan

namun

semua

perlu

dimengerti

untuk

dapat

membuat program dengan baik.
c.

Input, Proses, dan Output
Sekumpulan

aksi

dalam

pemrograman prosedural bisa dibagi menjadi
tiga bagian penting yaitu: input, proses, dan
output. Bagian input, proses, dan output
dikerjakan secara sekuensial, dan dalam setiap
bagian mungkin akan ada input, proses, dan
output.

4.

Media

Pembelajaran

Pemrograman

Prosedural.

media pembelajaran pemrograman prosedural
yang

telah

dibuat

peneliti

maka

siswa

Media pembelajaran pemrograman

mendapatkan keuntungan-keuntungan lebih

prosedural dalam penelitian ini berisikan

seperti, pembelajaran tanpa batas ruang dan

materi-materi belajar mata pelajaran algoritma

waktu khususnya praktikum dalam belajar

dan pemrograman dasar dengan menggunakan

sehingga diharapkan dapat meningkatkan hasil

bahasa pemrograman Pascal.

belajar siswa tersebut.

Pemanfaatan

media

pembelajaran

pemrograman prosedural berbasis web dapat

C. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka

digunakan dengan cara membuka aplikasi

kerangka berpikir dapat disimpulkan hipotesis

tersebut menggunakan server lokal atau local

penelitian yaitu sebagai berikut : Terdapat

host yang ada pada wamp server atau XAMP.

pengaruh penggunaan media pembelajaran

Setelah itu akan muncul tampilan awal dari

pemrograman prosedural terhadap hasil belajar

media tersebut:

mata pelajaran kompetensi kejuruan siswa

B. Kerangka Berpikir
Media pembelajaran Pemrograman
prosedural merupakan salah satu aplikasi
berbasis web untuk membantu siswa dalam

teori

dan

RPL SMK Negeri 3 di Manado.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A.

Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK

belajar algoritma dan pemrograman tingkat

Negeri 3 Manado yaitu pada siswa jurusan

dasar maupun lanjut pada kurikulum SMK

RPL kelas X, dan penelitian ini direncanakan

rumpun mata pelajaran kompetensi kejuruan.

pada semester genap 2013 dimulai dari bulan

Media pembelajaran yang telah peneliti buat

Januari sampai bulan juni 2013.
B. Metode Penelitian

ini adalah versi yang telah diimplementasikan
ke dalam web browser. Aplikasi ini diberikan
secara

gratis

kepada

semua

siswa

yg

mengikuti mata pelajaran tersebut.
Berdasarkan paparan di atas dapat

Metode

penelitian

atau

jenis

penelitian menggunakan penelitian eksperimen
dengan menggunakan model “Posttest-Only

diduga bahwa dengan menggunakan media

Control

pembelajaran pemrograman prosedural, hasil

mengenai rancangan penelitian ini dapat dilihat

belajar siswa akan meningkat dibandingkan

dari tabel berikut ini :

dengan pembelajaran yang konvesional. Itu
dapat

dilihat

dari

flesibilitas

cara

penggunaannya. Dimana metode konvensional
masih bergantung kepada buku dan modulmodul untuk belajar. Tapi dengan adanya

Design”.

Untuk

lebih

jelasnya

Tabel 3.1. Posttest-Only Control Design

Kelompok

Treatment

Post-test

Eksperimen

T

X2

Kontrol

-

dan 29 orang merupakan kelompok

Y2
D.

(Sugiyono, 2007)

kontrol.
Instrumen Penelitian
Intrumen penelitian ini adalah tes

hasil akhir belajar yang diperoleh siswa.

Keterangan :

Sebelum instrumen hasil belajar digunakan

X2

:

Post-test pada kelas eksperimen

terlebih dahulu dilakukan uji validasi. Uji

T

:

Perlakuan

validasi yang digunakan adalah uji validasi isi.

dengan

media

pembelajaran prosedural
Y2

:

E.

Post-test pada kelas kontrol
Perbedaan

antara

X2

dan

Y2

diasumsikan sebagai efek dari perlakuan T

Teknik Pengumpulan Data
Pada penelitian ini menggunakan

teknik pengumpulan data dengan Observasi,
karena pada penelitian ini berkenaan dengan
perilaku manusia dan proses kerja. Observasi

yang terjadi pada kelas eksperimen.

merupakan suatu proses yang kompleks, suatu
C.

Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam

2.

proses yang tersusun dari pelbagai proses
ini

biologis dan psikologis. Dua diantara yang

seluruh siswa jurusan RPL kelas X

terpenting adalah proses –proses pengamatan

SMK Negeri 3 Manado yang

dan ingatan (Sutrisno Hadi 1986:75).

berjumlah 68 orang.
Sampel
Teknik
pengambilan

F.

penelitian

sampel

menggunakan rumus dari Taro
Yamane

yang

dikutip

oleh

Rakhmad (1998:82) yaitu:

N . d2 +1
¿
N
n= ¿

ditetapkan
Dari jumlah populasi 68 siswa dan
tingkat

58

siswa

dengan rumus sebagai berikut:

X́ 1− X́ 2

t=



1 1
+
n1 n2

Dengan :
2

Sp =

2
2
( n1−1 ) S1 + ( n2−1 ) S2

n1 +n2 −2

v =n1 +n2−2

kesalahan

5% maka sampel yang diambil
sebanyak

ini adalah uji-t (uji perbedaan dua rata-rata),

SP ❑

Dimana: n= Jumlah sampel
N= Jumlah populasi
2
d = Presisi yang

menggunakan

Teknik Analisis Data
Pengujian hipotesis pada penelitian

(Walpole, 1990)

(Riduwan

2012:65). Sampel yang diambil

Analisis data dengan uji-t digunakan

secara random, dimana 29 orang

hipotesis statistik Walpole (1990) yang di uji :

merupakan kelompok eksperimen

H0 : µ1 ≤ µ2atau µ1 - µ2 = 0

H1 : µ1> µ2atau µ1 - µ2> 0

yang dimulai pada bulan Januari sampai
Mei. Kelas X-RPL1 merupakan kelas

Keterangan :

x́ 1

kontrol

= Selisih nilai rata-rata hasil belajar

= Selisih nilai rata-rata hasil belajar

2

s

= Varians kelas eksperimen

2
2

merupakan kelas eskperimen. Data yang
dari hasil skor pretest dan posttest
pemrograman

= Varians gabungan

s1

X-RPL2

mengenai materi menerapkan algoritma

kelas kontrol (T2-T1)
Sp2

kelas

diambil dalam penelitian ini adalah data

kelas eksperimen (T2-T1)

x́ 2

sedangkan

tingkat

dasar.

Hasil

penelitian secara lengkap dapat dilihat
pada lampiran 1 dan 2. Rentang nilai yang

= Varians kelas kontrol

didapat dari hasil pretest dan posttest yaitu

n1

= Jumlah sampel kelas eksperimen

0 - 100.

n2

= Jumlah sampel kelas kontrol

µ1

= Rata-rata hasil belajar siswa yang
belajar menggunakan media
pembelajaran

pemrograman

prosedural
µ2

= Rata-rata hasil belajar siswa yang

2.

Hasil Pengujian Analisis Data
a.

Uji Normalitas Data
Pada penelitian ini, data yang

telah

ada

akan

dilakukan

uji

normalitas dengan rumus Anderson
Darling yaitu:

belajar menggunakan media
pembelajaran dengan metode
konvensional.
Dimana:
Pengelolahan data dilakukan dengan bantuan
program Excel dan Minitab 16.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN

A = statistik uji untuk metode
Anderson-Darling.
n = ukuran sampel.

PEMBAHASAN

xi
A. Hasil Penelitian
1.

Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada

=

data ke-i

diurutkan.

Zi

=

data

distandarisasi.

siswa kelas X-RPL1 dengan jumlah siswa
34 orang dan kelas X-RPL2 dengan
jumlah siswa 34 orang pada tahun ajaran
2012/2013 di SMK Negeri 3 Manado

yang telah



= rata-rata data.

S = standar deviasi data.

xi

yang

F( Z i ) = nilai fungsi distribusi

r h itung

Zi .

kumulatif normal baku di

=

n ( ΣXY )−( ΣX ) .( ΣY )

√{ n . Σ X −( ΣX ) } .{n . Σ Y −(ΣY ) }
2

b.

2

2

2

Uji Validitas Data Instrumen
Dimana:

Penelitian
Pengujian
dimaksudkan

validitas

untuk

r h itung

menunjukkan

alat

ukur.

Jika

koefisien

korelasi.

tingkat kehandalan atau kesahihan
suatu

=

instrumen

ΣXi = jumlah skor item.

dinyatakan valid berarti menunjukkan
alat ukur yang digunakan untuk

ΣYi = jumlah skor total (seluruh

mendapatkan data itu valid sehingga

item).

valid berarti instrumen tersebut dapat

n

digunakan untuk mengukur apa yang
seharusnya

diukur

2013:137).

Dengan

(Sugiyono,
menggunakan

hasil

penelitian

2.

penelian

ini,

t hitung

setelah
3.

aspek yang akan diukur dengan
teori

tertentu,

didapat

Mencari nilai

t tabel

apabila

n-2.
4.

sampel dari mana populasi diambil.
data

r √ n−2
√ 1−r 2

=

diketahui untuk α=0,05 dan dk=

maka

selanjutnya akan diuji cobakan pada
Setelah

t hitung

harga

akan

instrumen dikonstruksi tentang aspekberdasarkan

Menghitung

dengan rumus :

menjadi valid (saheh).
Pada

jumlah

responden.

instrumen yang valid dan reliabel
diharapkan

=

Membuat

keputusan

t hitung

membandingkan

dan

dengan

dengan

t tabel

keputusan

jika

t hitung

>

t tabel

berarti

valid

dan

pengujian validitas instrumen pada

t hitung

<

penelitian ini adalah sebagai berikut:

tidak valid.

ditabulasikan,
validitas

maka

konstruksi

pengujian
dialakukan

dengan analisi faktor.
Adapun

1.

langkah-langkah

.

kaidah

t tabel

berarti

Reliabilitas

Data

Menghitung harga korelasi setiap
butir

dengan

rumus

pearson

product moment sebagai berikut:

c.

Uji

Instrumen Penelitian

Reliabilitas dalam penelitian

Hipotesis statistik yang hendak

ini menggunakan rumus Spearman

di uji pada kedua perlakuan adalah :

Brown, yaitu:

r 11 =

2

(kedua varians /

2

2

(kedua varians /

ragam sama)

2. r b
1+r b

H1: σ1 ≠ σ2
ragam tidak sama)

Dimana:

r 11

2

H0: σ1 ≥ σ 2

Taraf nyata : 5% = 0.05
=

koefisien

Kriteria penerimaan atau penolakan

reliabilitas

H0

seluruh item

Jika nilai FhitungFtabel =

penelitian adalah sebagai berikut:
1. Menghitung nilai koefisien product

∝(v 1,v 2)

F1
2

∝(v 1,v 2)

maka tolak H0

e. Uji Hipotesis Penelitian

penelitian.

Pengujian

2. Menghitung

nilai

reliabilitas

penelitian

ini

hipotesis
adalah

pada

uji-t

(uji

perbedaan dua rata-rata). Adapun

r
(¿¿ 11) masing-masing item
¿
pertanyaan.

r tabel

3. Mencari nilai

apabila

diketahui α = 0.05 dan dk=n-2.

r 11

dan

dengan

kaidah

4. Membandingkan

r tabel
keputusan:

r tabel

r 11

Jika

r 11

langkah-langkah pengujian hipotesis
adalah sebagai berikut:
1.
2.

r tabel

Taraf nyata :

4.

Wilayah Kritik : tolak

Dengan derajat bebas:

v =(n 1+ n2−2)
5.

reliabel.
d.Uji Homogenitas

H0

jika thitung ¿ t α

>

berati tidak

α =0.05

3.

berarti reliabel dan
<

H 0: μ1≤ μ2
H a :μ 1> μ 2

Menghitung nilai thitung dengan
rumus hipotesis statistik Walpole.

6.

Mencari nilai ttabel

7.

Dengan jumlah sampel (n)

86,45 sedangkan jumlah skor total tes akhir

sebanyak 58 orang dan taraf

(post test) adalah 2466 dengan rata-rata

nyata 5%, maka akan didapat

(mean) 85,03; standar deviasi 4.81 dengan

nilai ttabel = 0,671.

tingkat penyebaran data (Variance) 23,18.

Membandingkan antara thitung dan
ttabel

disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
Berdasarkan

pada

hasil

perhitungan, maka diperoleh nilai

t hitung

= 6,18 > ttabel = 1,671. Hal

ini berarti “Rata-rata skor Post-Test
siswa

yang

belajar

dengan

menggunakan media pembelajaran
pemrograman prosedural lebih tinggi
dari rata-rata skor Post-Test siswa
yang

Dari hasil tersebut, maka dapat

belajar

dengan

hasil belajar kelompok eksperimen yang
diajar

dengan

media

pembelajaran

pemrograman prosedural berbasis web hal ini
dapat dilihat dari nilai rata-rata tes awal (pre
test) yakni 56,90 dengan standar deviasi 9,30
sedangkan nilai tes akhirnya meningkat yakni
menjadi rata-rata 85,03 dengan standar
deviasi 4,81.
Berdasarkan

metode

analisis

pengujian

hipotesis penelitian diperoleh thitung senilai

konvensional”.

6,18. Berdasarkan tabel distribusi t pada
B.

Pembahasan Hasil Penelitian
Secara

umum

dapat

0,05 dengan derajat kebebasan n1 + n2 – 2 =

dikatakan

bahwa hasil penelitian eksperimen yang

29 + 29 – 2 = 56 maka diperoleh ttabel senilai
1,671. Jadi thitung lebih besar dari ttabel, yaitu

dilaksanakan di SMK Negeri 3 Manado
dengan memberikan perlakuan menggunakan

thitung = 6,18

media pembelajaran pemrograman prosedural

kriteria pengujian jika thitung lebih besar dari

dan tidak menggunakan media pembelajaran

ttabel (thitung

pemrograman

berarti

prosedural

memberikan

ttabel = 1,671. Berdasarkan

¿t

HA

tabel

) maka Ho ditolak yang

diterima.

Dengan

demikian

pengaruh terhadap peningkatan hasil belajar

kesimpulan pengujian adalah rata-rata hasil

siswa.

belajar siswa kelompok eksperimen yang
Berdasarkan penyajian data hasil

belajar kelompok eksperimen yang diajar
dengan menggunakan media pembelajaran
pemrograman

prosedural

berbasis

web

diperoleh hasil bahwa jumlah skor total data
tes awal (pre test) adalah 1650 dengan rata-

diajar

pembelajaran

menggunakan
pemrograman

media
prosedural

berbasis web lebih baik dari pada rata-rata
hasil belajar siswa kelompok kontrol yang
tidak diajar dengan menggunakan metode
konvensional.

rata (mean) 56,90; standar deviasi 9,30
dengan tingkat penyebaran data (variance)

dengan

Hasil
penelitian

ini

yang

diperoleh

menunjukkan

dalam
bahwa

pemanfaatan

media

pemrograman

prosedural

pembelajaran
berbasis

siswa dan akhirnya media pembelajaran

web

tersebut bisa mempengaruhi hasil belajar

memberikan pengaruh terhadap hasil belajar

siswa, karena selain siswa bisa belajar

pada mata pelajaran menerapkan algoritma

disekolah melalui situs pembelajaran, siswa

dan pemrograman tingkat dasar dan siswa

juga dapat belajar dirumah. Dalam mendukung

jurusan Rekayasa Perangkat Lunak SMK

hasil temuan pada penelitian, maka bagi para

Negeri 3 di manado.

peneliti yang lain dapat melakukan penelitian
lanjutan.

KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB V
KESIMPULAN

Anonim. 2012 . Pengertian Hasil Belajar.
http://www.hasiltesguru.com/2012/0

A.

Kesimpulan
Berdasarkan

pembahasan

yang

4/
hasil

penelitian

dan

pengertian-hasil-

telah

dipaparkan

dan

belajar.html.Diakses 23 Maret 2014.

diuraikan pada bab IV dapat kita lihat dan
perhatikan bahwa taraf nyata

5% terdapat

Anonim. 2012. Pengertian, Tujuan, Manfaat,

pengaruh penggunaan media pembelajaran

dan Fungsi Media Pembelajaran

pemrograman

http://der-

prosedural

berbasis

web

terhadap hasil belajar pada mata pelajaran

traumer.blogspot.com/2012/09/peng

algoritma dan pemrograman tingkat dasar

ertian-tujuan-manfaat-dan-

lebih tinggi dibanding dengan hasil belajar

fungsi.html. Diakses 24 Maret

siswa yang diajarkan menggunakan media

2014.

konvensional. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat pengaruh penggunaan media
pembelajaran

pemrograman

prosedural

Anonim. 2012. Pengertian Media
Pembelajaran.

berbasis web terhadap hasil belajar siswa

http://belajarpsikologi.com/

jurusan Rekayasa Perangkat lunak SMK

pengertian-media-pembelajaran.

Negeri 3 Manado.

Diakses 24 Maret 2014

B.

Saran
Penulis menyarankan kepada guru mata

pelajaran pemrograman tingkat dasar agar
dapat

menggunakan

pemrograman

media

prosedural

pembelajaran

berbasis

web,

sehingga dapat meningkatkan motivasi belajar

Biggs, Jhon B. & Telfer, Roos. 1987. The
Process Of Learning. Sidney:
Prentice Hall of Australia Pty Ltd.
Briggs, Lesli. (1977). Instructional Design.
New Jersey: Education Publisher.

Dimyati dan Mujiono. 2002. Belajar dan
Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Bumi aksara.
Koeswara,

E..1989.

Motivasi.

Bandung:

Angkasa.

Schein, Edgar H.. 1991. Psikologi Organisasi.
Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.
Siagian, S.P.. 1989. Teori Motivasi dan
Aplikasinya. Jakarta: Bina Aksara.
Sugiyono.

2007.

Metode

Penelitian

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Lie, Anita. 2008. Kooperatif Learning. Jakarta:
PT. Grasindo

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.

Nasution. S. 2006. Metode Research,
Penelitian Ilmiah, Thesis. Bandung: Jemmars
National Education Associaton (1969). Leads
An Effort To Establish The Bilingual
Education Act.
Nugroho, Yohanes. 2004. Konsep Dasar
Pemrograman Prosedural. Jakarta:
Bagian Proyek Pengembangan
Wawasan Keilmuan Direktorat
Pendidikan Menengah Umum,
Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, Departemen
Pendidikan Nasional RI.
Rachmad, Jalaluddin. 1998. Metode Penelitian
Komunikasi. Bandung: Rosda
Karya.
Riduwan. 2012. Belajar Mudah Penelitian.
Bandung: CV. Alfabeta.
Rohani Ahmad. 2004. Pengelolan Pengajaran.
Jakarta: Rineka Cipta

Bandung: CV.Alfabeta.
Sutrisno Hadi. 1986. Metodologi Pendidikan.
Yogyakarta: UGM.
Wapole, Ronald. 1990. Pengantar Statistika.
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama