PENGARUH TENTANG PENGGUNAAN METODE KOLAB

PENGARUH TENTANG PENGGUNAAN METODE KOLABORASI DAN
GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN
ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SISWA KELAS V SD NEGERI 3 LANGKAI
PALANGKA RAYA
Yuliana Tiasi Lambung
Program Studi Ilmu Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas PGRI Palangka Raya
Email : [email protected]
Abstrak
Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan
masa depan bangsa, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi
penerus dibentuk. Dengan demikian perlu disiapkan dan diberikan sarana maupun
prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini
Indonesia masih berkutat pada problematika (permasalahan) klasik dalam hal ini
yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar
permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu
darimana mesti harus diawali. Untuk mencapai harapan tersebut perlu diawali dari
pemecahan permasalahan yang dihadapi pada lembaga pendidikan itu sendiri.
Permasalahan yang terjadi di SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya khususnya adalah
rendahnya prestasi belajar IPS Kelas V yang sementara ini belum mencapai harapan

yang ditetapkan oleh sekolah.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Apakah ada pengaruh yang
signifikan penggunaan metode kolaborasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya Tahun
Ajaran 2014/2015?; (2) Apakah ada pengaruh yang signifikan penggunaan gaya
belajar terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial siswa Kelas
V SD Negeri 3 Langkai Palangka RayaTahun Ajaran 2014/2015?; (3) Apakah ada
pengaruh yang signifikan penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar secara
bersama – sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka RayaTahun Ajaran 2014/2015?.
Rancangan penelitian merupakan salah satu upaya untuk mengatur konsep
penelitian agar penelitian dapat memperoleh data yang tepat sesuai dengan
karakteristik variable dan tujuan penelitian. Di dalam rancangan penelitian ini akan
dibahas mengenai jenis penelitian, variabel- variabel penelitian dan pengaruh antar
variabel tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan,
bahwa penggunaan metode kolaborasi siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka

Raya berada pada kategori sedang. Tingkat gaya belajar siswa Kelas V SD Negeri 3
Langkai Palangka Raya berada pada kategori sedang. Tingkat prestasi belajar mata

pelajaran IPS siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya berada pada
kategori tinggi. Penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar secara bersama –
sama tidak ada pengaruh yang signifikan dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS.
Jadi apabila tingkat penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar ditingkatkan,
maka prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa dapat meningkat. Penggunaan metode
kolaborasi siswa tidak berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar siswa SD
Negeri 3 Langkai Palangka Raya yang berarti semakin baik penggunaan metode
kolaborasi maka semakin tinggi pula prestasi belajar IPS. Gaya belajar tidak
berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 3 Palangka Raya
yang berarti bahwa gaya belajar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.
EFFECT ON THE USE OF METHOD OF COLLABORATION AND
LEARNING STYLES TO THE STUDENT ACHIEVEMENT OF IPS SUBJECT
OF THE V GRADE STUDENTS OF SD NEGERI 3 LANGKAI PALANGKA
RAYA
Abstrak
Indonesia have great hopes for the future of education in the development of
the nation, because of the hope of the nation where the young shoots as the next
generation is formed. Thus need to be prepared and be given the means and
infrastructure in terms of material large enough capital, but to date Indonesia is still
struggling to problems (problems) in this case is a classic educational quality

problems after trying to look for the root of the problem is like a chain that circular
and does not necessarily have to know where to begin. To achieve these expectations
need to be initiated from solving the problems faced by the institution itself. The
problems that occur in particular SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya is the low
academic achievement of fifth grade IPS subject that while it has not reached the
expectations set by the school.
The problems of this research are: (1) Is there a significant effect on the use of
collaborative methods subject to the learning achievement of students of social
sciences subject of fifth grade students of SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya
academic year 2014/2015?; (2) Is there a significant influence learning styles subject
to the learning achievement of students of social sciences subject of fifth grade
students of SD Negeri 3 Langkai Palangka Rayaacademic year 2014/2015?; (3) Is
there a significant effect on the use of collaborative methods and learning styles
subjects together towards the learning achievement of students of social sciences
subjects of fifth grade students of SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya academic year
2014/2015?
The study design is an effort to set the research concept that research can
obtain precise data in accordance with the characteristics of the variables and research

purposes. In the design of this study will be discussed on the types of research,

research variables and influence between these variables.
Based on the results of research and discussion, it can be concluded, that the
level of use of collaborative methods SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya is in the
middle category. Levels of student learning styles SD Negeri 3 Langkai Palangka
Raya is in the middle category. Achievement level social studies of fifth grade student
of SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya at the high category. The use of collaborative
methods and learning styles have no significant effect of the learning achievement of
social studies. So if the level of the use of enhanced collaborative methods and
learning styles, the social studies achievement of student can be increased. The use of
collaborative methods has no significant effect to the student achievement of SD
Negeri 3 Langkai Palangka Raya which means that if the use of collaborative
methods increased, so the social studies achievement will be increased too. Learning
style has no significant effect to the student achievement of SD Negeri 3 Langkai
Palangka Raya which means that learning styles can improve learning achievement of
IPS subject.
Keyword: method of collaboration, learning style, achievement on learning
subject
PENDAHULUAN
Indonesia menaruh harapan besar terhadap pendidikan dalam perkembangan
masa depan bangsa, karena dari sanalah tunas muda harapan bangsa sebagai generasi

penerus dibentuk. Dengan demikian perlu disiapkan dan diberikan sarana maupun
prasarananya dalam arti modal material yang cukup besar, tetapi sampai saat ini
Indonesia masih berkutat pada problematika (permasalahan) klasik dalam hal ini
yaitu kualitas pendidikan. Problematika ini setelah dicoba untuk dicari akar
permasalahannya adalah bagaikan sebuah mata rantai yang melingkar dan tidak tahu
dari mana mesti harus diawali. Untuk mencapai harapan tersebut perlu diawali dari
pemecahan permasalahan yang dihadapi pada lembaga pendidikan itu sendiri.
Permasalahan yang terjadi di SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya khususnya
adalah rendahnya prestasi belajar IPS Kelas V yang sementara ini belum mencapai
harapan yang ditetapkan oleh sekolah yakni nilai 65 atau 85% siswa mencapai
ketuntasan belajar, berdasarkan hasil ulangan IPS dinyatakan dari 85 siswa masih
terdapat 65 siswa yang mendapatkan nilai diatas 65 dan 20 siswa mendapatkan nilai

kurang dari 65 dengan demikian terdapat ketuntasan 75 %, sehingga masih jauh dari
harapan yakni ketuntasan mencapai 85 %. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran salah satunya adalah dengan
memilih strategi atau cara dalam menyampaikan materi pelajaran agar diperoleh
peningkatan prestasi belajar siswa khususnya Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS).
Misalnya membimbing siswa dengan menerapkan metode kolaborasi sehingga siswa
untuk bersama-sama terlibat aktif dalam proses pembelajaran dan mampu membantu

siswa berkembang sesuai dengan taraf intelektualnya akan lebih menguatkan
pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan.
Berikut adalah data yang diperoleh dari nilai rata – rata ketuntasan belajar
mata pelajaran IPS Kelas V di SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya pada tahun yang
lalu. Permasalahan rendahnya prestasi belajar yang terjadi di Kelas V SD Negeri 3
Langkai Palangka Raya ini perlu dipecahkan, apabila prestasi belajar IPS selalu
menurun terjadi berlarut - larut akan mempengaruhi pada kenaikan kelas dan
persiapan ujian sekolah tahun yang akan datang. Yang pada gilirannya kepercayaan
orang tua terhadap lembaga sekolah semakin menurun, maka perlu adanya pemilihan
metode mengajar yang tepat yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan
bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Untuk itu, guru harus
memberikan bimbingan dalam bentuk motivasi sehingga dengan bantuan tersebut
anak didik dapat keluar dari kesulitan belajar.
Berdasarkan pengalaman penulis di lapangan, kegagalan dalam belajar ratarata dihadapi oleh sejumlah siswa yang belum memiliki dorongan belajar dan
penggunaan metode yang kurang tepat. Untuk itu dibutuhkan suatu kegiatan yang
dilakukan oleh guru dengan upaya membangkitkan gaya belajar siswa, misalnya
dengan membimbing siswa untuk terlibat langsung dalam kegiatan yang melibatkan
siswa serta guru yang berperan sebagai pembimbing untuk menemukan konsep Ilmu
Pengetahuan Sosial.


Gaya belajar berperan penting dalam menentukan seberapa jauh siswa akan
belajar dari suatu kegiatan pembelajaran atau seberapa jauh menyerap informasi yang
disajikan kepada mereka. Siswa yang termotivasi untuk belajar akan menggunakan
proses kognitif yang lebih tinggi dalam mempelajari materi itu, sehingga siswa akan
menyerap materi dengan lebih baik. Tugas penting guru adalah merencanakan
bagaimana guru mendukung motivasi siswa (Nur, 2001: 3). Untuk itu sebagai seorang
guru disamping menguasai materi, juga diharapkan dapat menetapkan dan
melaksanakan penyajian materi yang sesuai dengan metode dan kemampuan serta
kesiapan peserta didik, sehingga menghasilkan penguasaan materi yang optimal pada
peserta didik.
Berdasarkan uraian di atas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah siswa
itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat diketahui
dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan untuk mengetahui
sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang diberikan oleh guru. Di
samping itu guru dapat mengetahui sejauh mana keberhasilan guru dalam proses
belajar mengajar di sekolah.
Untuk mengatasi permasalahan di atas dan guna mencapai tujuan pendidikan
secara maksimal, peran guru sangat penting dan diharapkan guru mampu

menyampaikan semua mata pelajaran yang tercantum dalam proses pembelajaran
menerapkan model pembelajaran secara tepat dan sesuai dengan konsep-konsep mata
pelajaran yang akan disampaikan.
Dengan menyadari kenyataan tersebut di atas, maka dalam penelitian ini
penulis mengambil judul ”Pengaruh Tentang Penggunaan Metode Kolaborasi Dan
Gaya Belajar Terhadap Prestasi Belajar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial
Siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya”.

Tinjauan Teoritis
a. Model Kolaborasi
Pembelajaran kolaboratif dapat menyediakan peluang untuk menuju pada
kesuksesan praktek - praktek pembelajaran. Sebagai teknologi untuk
pembelajaran

(technology

for

instruction),


pembelajaran

kolaboratif

melibatkan partisipasi aktif para siswa dan meminimisasi perbedaanperbedaan antar individu. Pembelajaran kolaboratif telah menambah
momentum pendidikan formal dan informal dari dua kekuatan yang bertemu,
yaitu : a).Realisasi praktek, bahwa hidup di luar kelas memerlukan aktivitas
kolaboratif dalam kehidupan di dunia nyata. (b).Menumbuhkan kesadaran
berinteraksi sosial dalam upaya mewujudkan pembelajaran bermakna.
Ide pembelajaran kolaboratif bermula dari perpsektif filosofis terhadap konsep
belajar. Untuk dapat belajar, seseorang harus memiliki pasangan. Pada tahun
1916, John Dewey, menulis sebuah buku “Democracy and Education” yang
isinya bahwa kelas merupakan cermin masyarakat dan berfungsi sebagai
laboratorium untuk belajar tentang kehidupan nyata. Pemikiran Dewey yang
utama tentang pendidikan (Jacob et al., 1996), adalah:(a).Siswa hendaknya
aktif, learning by doing. (b).Belajar hendaknya didasari motivasi intrinsik.
(c).Pengetahuan adalah berkembang, tidak bersifat tetap. (d).Kegiatan belajar
hendaknya sesuai dengan kebutuhan dan minat siswa. (e).Pendidikan harus
mencakup kegiatan belajar dengan prinsip saling memahami dan saling
menghormati satu sama lain, artinya prosedur demokratis sangat penting. (f).

Kegiatan belajar hendaknya berhubungan dengan dunia nyata dan bertujuan
mengembangkan dunia tersebut.
Metode kolaboratif didasarkan pada asumsi-asumsi mengenai siswa proses
belajar sebagai berikut (Smith & Mac Gregor, 1992) : (a). Belajar itu aktif dan
konstruktif (b). Belajar itu bergantung konteks. (c). Siswa itu beraneka latar
belakang, (d). Belajar itu bersifat sosial.

Menurut Piaget dan Vigotsky, Strategi Pembelajaran Kolaboratif didukung
oleh adanya tiga teori, yaitu : a. Teori Kognitif, b. Teori Konstruktivisme
Sosial, c. Teori Motivasi. Piaget dengan konsepnya “active learning”
berpendapat bahwa para siswa belajar lebih baik jika mereka berpikir secara
kelompok. Menurut pikiran mereka maka oleh sebab itu menjelaskan sebuah
pekerjaan lebih baik menampilkan di depan kelas. Piaget juga berpendapat
bila suatu kelompok aktif kelompok tersebut akan melibatkan yang lain untuk
berpikir bersama, sehingga dalam belajar lebih menarik (Smith, B.L. and Mac
Gregor, 2004). Pembelajaran kolaborasi (Colaboration Learning) merupakan
model pembelajaran yang menerapkan paradigma baru dalam teori-teori
belajar (Yufiarti 2003). Pendekatan ini dapat digambarkan sebagai suatu
model pembelajaran dengan menumbuhkan para siswa untuk bekerja sama
dalam kelompok-kelompok kecil untuk mencapai tujuan yang sama.

b. Gaya Belajar
Drummond (1998:186) mendefinisikan gaya belajar sebagai, ”an individual’s
preferred more and desired conditions of learning.” maksudnya gaya belajar
dianggap sebagai cara belajar atau kondisi belajar yang disukai oleh
pembelajar. Gaya Belajar atau learning style adalah suatu karakteristik
kognitif, afektif dan perilaku psikomotoris, sebagai indikator yang bertindak
yang relatif stabil untuk pembelajar merasa saling berhubungan dan bereaksi
terhadap lingkungan belajar (NASSP dalam Ardhana dan Willis, 1989 : 4).
Definisi yang lebih menjurus kepada gaya belajar bahasa dan yang dijadikan
panduan pada penelitian ini dikemukakan oleh Oxford (2001:359) dimana
gaya belajar didefinisikan sebagai pendekatan yang digunakan peserta didik
dalam belajar bahasa baru atau mempelajari berbagai mata pelajaran.
c.

Prestasi Belajar
Pada umumnya prestasi diartikan sebagai apa yang dicapai secara maksimal
dalam mengerjakan sesuatu . Ada yang berpendapat bahwa prestasi berasal
dari bahasa Belanda “Pristatiej” yang kemudian diturunkan ke dalam bahasa

Indonesia “Prestasi” yang berarti hasil usaha. Pendapat yang berbeda
menyatakan bahwa Prestasi adalah segala pekerjaan yang dicapai oleh
manusia secara maksimal sehingga dapat menunjukkan kecakapan dari
manusia. Prestasi belajar berasal dari kata ”Prestasi” dan ”Belajar” Prestasi
berarti hasil yang telah dicapai (Depdikbud,1975:787) sedangkan pengertian
belajar

adalah

berusahan

memperoleh

kepandaian

atau

ilmu

(Depdikbud,1995 : 14). Jadi prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan
atau keterampilan yang dikembangkan

oleh mata pelajaran, lazimnya

ditunjukkan dengan nilai atau angka yang diberikan oleh guru. Prestasi dalam
penelitian yang dimaksudkan adalah nilai yang diperoleh oleh siswa pada
mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan dalam bentuk nilai berupa angka
yang diberikan oleh guru kelasnya setelah melaksanakan tugas yang diberikan
padanya.“Pengertian prestasi menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah
hasil yang telah dicapai, dikerjakan atau dilakukan.” (Poerwadarminto
1988:143). Prestasi belajar sama artinya dengan hasil belajar. Pretasi belajar
wujudnya bermacam-macam yakni berupa pengetahuan, pengembangan
sikap-sikap positif dan kemampuan di bidang psikomotor. Secara singkat
dikatakan bahwa prestasi belajar meliputi seluruh aspek kepribadian.
2. Model
Penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar siswa terhadap prestasi siswa
jika digambarkan, maka hubungan dari ketiga faktor tersebut adalah sebagai berikut:
Metode Kolaborasi (X1)
Prestasi belajar (Y)
Gaya Belajar (X2)

Pengaruh Penggunaan Metode Kolaborasi dan Gaya Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar
Siswa

Metode Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang pada dasarnya adalah untuk menjelaskan
pengaruh sejumlah variabel bebas yakni siswa tentang penggunaan metode kolaborasi
dan gaya belajar siswa, terhadap variabel tergantung dalam konsep prestasi belajar
siswa, maka penelitian yang digunakan

termasuk penelitian kuantitatif dengan

metode survey, tingkat eksplanation asosiatif dengan hubungan variabel causal, dan
jenis data kuantitatif. Variabel – variabel tersebut adalah Penggunaan Metode
Kolaborasi (x1), Gaya Belajar (x2) terhadap Prestasi Siswa SD Negeri 3 Langkai
Palangka Raya (Y).

1. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
a. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa Kelas V SD Negeri 3
Langkai Palangka Raya.
b. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel, menurut Arikunto (2004) mengemukakan bahwa
apabila populasinya kurang dari 100, maka lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Sebaliknya subyeknya
besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-25% atau lebih. Untuk itu
sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul mewakili representatif.
Memperhatikan pernyataan diatas maka sampel dalam penelitian ini adalah 66
siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya.
2. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian mengunakan angket dan data sekunder yang diperoleh dari lembaga
pendidikan dimana subyek penelitian ini diambil. Angket yang digunakan berisi skala
penggunaan metode kolaborasi, skala gaya belajar yang dijabarkan dan disusun
berdasarkan model Likert. Sedangkan data sekunder berupa prestasi siswa dapat
diperoleh dari nilai raport, dan ujian siswa.

3. Skala dalam Penelitian
(1). Penggunaan metode kolaborasi (x1), (2) Gaya belajar (x2). Penyebaran
angket berskala pengukuran ordinal mengingat angket yang disebarkan menggunakan
skala Likert dengan kisaran 1-5 dengan alternative jawaban sebagai berikut : 5 =
sangat sering, 4 = sering, 3 = jarang , 2= pernah, 1= tidak pernah.
Tabel 1 Indikator Penggunaan Metode Kolaborasi dari Aspek Kegiatan Siswa dan Kegiatan
Guru
Aspek
Kegiatan
Siswa

Variabel
1.
Penggunaan
Metode
Kolaborasi

Indikator
1.

Mendengarkan
/ memperhatikan penjelasan guru.

2.

Bekerja
dengan sesama anggota kelompok
Diskusi antar
siswa/antar siswa dengan guru.
Presentasi
kelompok
Penyediaan
hasil pembelajaran
Mengajukan /
menampilkan pertanyaan atau ide.
Motivasi
anggota kelompok.
Indikator

3.
4.
5.
6.
7.
Aspek
Kegiatan
guru

Variabel
2.
Penggunaan
Metode
Kolaborasi

Butir

8.

Melaksanakan
aktifitas mengajar.

9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.

Menyampaika
n materi yang akan dibahas.
Melaksanakan
langkah – langkah pembelajaran.
Memusatkan
perhatian siswa
Menyajikan
pelajaran
Memberikan
tugas kelompok
Memberikan
kesempatan
siswa
untuk
berdiskusi/bertanya
Memotivasi
siswa untuk menjawab pertanyaan

7

Butir

Tabel 2 Indikator Instrumen Gaya Belajar
Aspek

Variabel
1.
Gaya Belajar

Indikator
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Butir

Ketertarikan pada guru,
artinya tidak bersikap acuh tak acuh.
Ketertarikan pada mata
pelajaran yang diajarkan.
Memiliki
antusiasme
tinggi terhadap materi pelajaran.
Ingin selalu tergabung
dalam satu kelompok kelas.
Ingin identitas diakui
oleh orang lain.
Tindakan
dan
kebiasaannya, serta moralnya selalu dalam
kontrol diri.
Selalu
mengingat
pelajaran dan selalu mempelajarinya kembali di
rumah.
Selalu terkontrol oleh
lingkungan.

4. Teknik Analisis Data
1. Uji Validitas dan Uji Reliabilitas
Instrumen penelitian yang dapat diterima sesuai standar adalah alat ukur
yang telah melalui uji validitas dan reliabilitas data. Uji validitas dapat
menggunakan rumus Kler Pearson, yaitu Pearson Product Moment, lalu baru
dilihat penafsiran dari indeks korelasinya.
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur ini benar –
benar mengukur apa yang diukur. Reliabilitas adalah indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan dapat
diandalkan untuk menguji validitas dan reliabilitas alat, peneliti melakukan uji
coba kuesioner (angket). Uji kuesioner dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner pada orang yang mempunyai karakteristik yang sama dengan
responden. Uji coba dilakukan untuk mengetahui sejauhmana pemahaman
responden terhadap pertanyaan - pertanyaan dan validitas pertanyaan dari
kuesioner yang telah dibuat.

Setelah data dikumpulkan dan agar data tersebut bermakna maka, harus
dianalisis agar sesuai dan mudah dipahami. Metode analisis yang digunakan
dalam penelitian adalah analisis diskriptif dan inferensial (Faisal ,1985 :
201).
a. Analisis diskriptif tidak bertujuan untuk mengeneralisasikan

fenomena

yang terjadi akan tetapi merupakan analisa yang menitik beratkan pada
diskriptif data yang diperoleh.
b. Analisa inferensial merupakan analisa yang bertujuan untuk menguji
hipotesis yang diajukan dengan menggunakan analisis multivariate statistic
(Arikunto,1998 : 253).
c. Regresi berganda digunakan untuk mengetahui hubungan keseluruhan
variabel bebas bersama-sama dengan variable terikat, (Arikunto, 1998 :
293) dengan menggunakan persamaan :
Y= a + b1 X 1 + b2 X 2
Sedangkan analisis secara bersama-sama digunakan Linier berganda dengan
tujuan untuk mengetahui pengaruh keseluruhan variabel bebas terhadap variabel
terikat, dengan melihat pengaruh variabel yang dominan dilihat dari

r

2

terbesar

dan p terkecil dengan bantuan komputer program SPSS (Santoso 2000: 203).
Penggunaan model regresi linier ganda menggunakan asumsi klasik bebas
dari multikolinier, autokorelasi, heteroskedastisitas dan distribusi normal dapat
digunakan dengan ANOVA atau diskriminan melalui program SPSS (Santoso,2000 :
203-219).
Hasil Penelitian
Deskripsi data hasil penelitian, dimaksudkan untuk memberikan gambaran
umum mengenai penyebaran/distribusi data, baik berupa ukuran penyebaran, ukuran
pemusatan maupun distribusi frekuensi. Nilai-nilai yang akan disajikan setelah diolah
dari data mentah dengan menggunakan metode statistik deskriptif, yaitu nilai ratarata, simpangan baku, modus, median, varians dan distribusi frekuensi.

Berdasarkan banyaknya variabel dan merujuk kepada masalah penelitian,
maka deskripsi data dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu; (1) penggunaan
metode kolaborasi, (2) gaya belajar, dan (3) prestasi belajar siswa mata pelajaran IPS
SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya. Hasil analisis statistik deskriptif dikemukakan
sebagai berikut:
1. Deskripsi Tentang Tingkat Penggunaan Metode Kolaborasi.
Dari hasil analisis statistik deskriptif menunjukkan bahwa 4 siswa atau 12,5 %
siswa memiliki skor tentang penggunaan metode kolaborasi kurang dari 35, 8 siswa
atau 25,0 % siswa memiliki skor tentang penggunaan metode kolaborasi 35-40, dan
9 siswa atau 28,1 % siswa memiliki skor tentang penggunaan metode kolaborasi 41 –
45, dan 5 siswa atau 15,6 % siswa memiliki skor tentang penggunaan metode
kolaborasi 46 - 50.

Dan 6 siswa atau 18,8 % siswa memiliki skor tentang

penggunaan metode kolaborasi > 51. Data tersebut diambil melalui penyebaran
angket yang terdiri dari 15 items pertanyaan dengan alternative jawaban Sangat
Sering (SS); Sering (S); Jarang (JR) ; Pernah (PH); Tidak Pernah (TPH) dengan
skor 1,2,3,4, dan 5. Data tersebut dapat disajikan dalam distribusi frekuensi pada tabel
di bawah ini.
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Data Penggunaan Metode Kolaborasi Siswa Kelas V SD Negeri 3
Langkai Palangka Raya
Score

Frequency

Percent

Valid Percent

46. Tabel frekuensi skor gaya belajar siswa SD Negeri 3 Langkai
Palangka Raya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Data Gaya Belajar Siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka
Raya
Score

Frequency

Percent

Valid Percent

86

5

15.6

15.6

100.0

Jumlah

32

100.0

100.0

Pembahasan
Berdasarkan hasil uji hipotesis pertama dengan analisis korelasi product
moment Pearson mendapatkan hasil berupa thitung = - 0.749, sedangkan ttabel = 2,04
yaitu – 0,749 < 2,04, sehingga tidak ada hubungan yang positif penggunaan metode
kolaborasi terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3
Langkai Palangka Raya. Ini menunjukkan bahwa semakin tinggi penggunaan metode
kolaborasi, maka semakin baik prestasi belajar siswa. Sebaliknya jika semakin rendah
penggunaan metode kolaborasi, maka rendah pula prestasi belajar siswa.
Berdasarkan hasil uji hipotesis kedua dengan analisis korelasi product
moment Pearson mendapatkan hasil berupa thitung = - 0,127, sedangkan ttabel = 2,04
yaitu – 0,127 < 2,04, sehingga tidak ada hubungan yang positif gaya belajar terhadap
prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka
RayaTahun Ajaran 2013/2014. Ini menunjukkan bahwa semakin baik gaya belajar
siswa maka akan meningkatkan prestasi belajarnya. Sebaliknya apabila gaya belajar
mereka buruk, maka akan menurunkan prestasi belajarnya.
Hasil pengujian hipotesis ketiga dengan analisis regresi dua predictor
memperoleh Fhitung = lebih besar dari Ftabel ,yaitu Fhitung (0,551) > Ftabel (0,582). Hal ini
menunjukkan tidak ada pengaruh yang signifikan penggunaan metode kolaborasi dan
gaya belajar secara bersama – sama terhadap prestasi belajar mata pelajaran IPS
siswa kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka RayaTahun Ajaran 2013/2014. Dari
hasil analisis di atas dapat dikatakan bahwa semakin tinggi penggunaan metode
kolaborasi dan didukung gaya belajarnya yang baik, maka akan semakin
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Berdasarkan dari hasil R Square atau koefisien determinasinya diperoleh dari
kedua variabel belum terlalu besar yaitu 3,7 %, hal ini menunjukkan bahwa masih
banyak faktor lain yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Faktor – faktor
lain tersebut diantaranya adalah: (1). Tingkat kecerdasan. (2) Kemampuan
beradaptasi. (3) Kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan. (4) Kondisi
lingkungan belajar. (5) Kekurangan pada angket (bahasa yang digunakan pada
angket, sulit dipahami oleh siswa).

Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut. (1) Penggunaan metode kolaborasi SD Negeri 3 Langkai Palangka
Raya berada pada kategori sedang. (2) Tingkat gaya belajar siswa SD Negeri 3
Langkai Palangka Rayaberada pada kategori sedang. (3) Tingkat prestasi belajar mata
pelajaran IPS siswa Kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya berada pada
kategori tinggi. (4) Penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar mempunyai
pengaruh positif dan tidak signifikan dengan prestasi belajar mata pelajaran IPS. Jadi
apabila tingkat penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar ditingkatkan, maka
prestasi belajar mata pelajaran IPS siswa dapat meningkat. (4) Penggunaan metode
kolaborasi tidak berpengaruh signifikan dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 3
Langkai Palangka Raya yang berarti semakin baik penggunaan metode kolaborasi
maka semakin tinggi pula prestasi belajar IPS. (5) Gaya belajar tidak berpengaruh
signifikan dengan prestasi belajar siswa SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya yang
berarti bahwa gaya belajar dapat meningkatkan prestasi belajar IPS.
Berdasarkan batasan masalah dari penelitian ini, populasi penelitian ini adalah
siswa kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya. Dalam pengambilan sampel,
penulis menggunakan teknik total sampling. Sehingga kesimpulan hasil dari
penelitian ini tidak bisa dijadikan perwakilan bagi seluruh populasi, melainkan hanya
dikatakan valid bagi siswa di kelas V SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya sebagai
sampel penelitian.
Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan, maka
berikut ini diajukan saran yang diharapkan dapat menjadi pertimbangan sehubungan
dengan upaya peningkatan prestasi belajar siswa SD Negeri 3 Langkai Palangka
Raya. (1). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode kolaborasi dan gaya
belajar baik secara sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak berpengaruh signifikan
dengan prestasi belajar sehingga disarankan agar variabel-variabel tersebut mendapat
perhatian serius dari guru sehingga keberhasilan dalam penyelenggaraan pendidikan dapat
tercapai. (2)

Penyelenggara pendidikan pada SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya

diharapkan dapat mempertahankan dan meningkatkan gaya belajar siswa. (3) Bagi pihak
pemerintah sebagai penentu kebijakan pendidikan, agar senantiasa berusaha meningkatkan
gaya belajar. (4) Bagi setiap guru, khususnya guru SD Negeri 3 Langkai Palangka Raya
hendaknya berusaha memahami segala hal yang berkaitan dengan profesinya, terutama dalam
hal peningkatan penggunaan metode kolaborasi dan gaya belajar. (5) Komite sekolah,
masyarakat, dan orang tua siswa diharapkan dapat meningkatkan tanggung jawabnya dalam
penyelenggaraan pendidikan di sekolah baik berupa moril maupun materil dari sumber yang
produktif, karena terbukti berpengaruh atau berhubungan dengan prestasi belajar.

Daftar Referensi
Arikunto, Suharsimi,1998, Prosedur Penelitian Sustu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Bina Aksara.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2002. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineksa Cipta.
Departemen Pendidikan Nasional, 2007. Pedoman Belajar Mengajar di Sekolah
Dasar , Jakarta: Balai Pustaka.
Dian Sri Noor Hana, 2011. Pengaruh Gaya Belajar Dan Partisipasi Belajar Warga
Belajar Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Sosiologi (Studi
Kasus Warga Belajar Kejar Paket C Di PKBM Ngudi Kawruh
Kecamatan Banyumanik). Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Djahiri A. Kosasih .1998, CBSA dalam IPS ,Jakarta : Proyek P3G Depdikbud.
Faisal, Sanapiah. 1990. Penelitan Kuantitatif Dasar – Dasar dan Aplikasinya.
Malang: YA3 (1985).

Gagne Robert .M. 1977. The Condition of Learning .New York Holt: Rinchart and
Winston.
Hadi, Sutrisno. 1986. Metodologi Penellitian. Yogjakarta: Universitas Gadjah Mada.
Hamalik, Oemar,1991. Pendekatan Baru Strategi Belajar Mengajar Berdasarkan
CBSA.Bandung : Sinar Baru.
Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Victoria: Dearcin University
Press.
Moedjiono. 1997. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S.1998. Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif: Bandung: Penerbit
Tarsito.
Nur, Moh. 2001. Pemotivasian Siswa Untuk Belajar. Surabaya: University
Press.Universitas Negeri Surabaya.
Ningsih Budi. 2005. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara.
Puerwodarminto, 1991. Strategi Belajar Mengajar . Jakarta : Bina Aksara.
Santoso, Singgih. 2000. Buku Latihan SPSS Statistik Parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Sapriya. 2009. Pendidikan IPS. Bandung :PT Remaja Rosdakarya.
Soemantri, Nu'man. 2001. Menggagas Pembaharuan Pendidikan IPS. PPS- FPIPS
UPI PT. Remadja Rosda Karya: Bandung. Penerbit Tarsito.
Sugiono. 1999. Statistika Penelitian. Bandung. CV. Alfabeta.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

PENGARUH GLOBAL WAR ON TERRORISM TERHADAP KEBIJAKAN INDONESIA DALAM MEMBERANTAS TERORISME

57 269 37

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

PEMAKNAAN MAHASISWA TENTANG DAKWAH USTADZ FELIX SIAUW MELALUI TWITTER ( Studi Resepsi Pada Mahasiswa Jurusan Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Malang Angkatan 2011)

59 326 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PENGARUH DIMENSI KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN DI CAFE MADAM WANG SECRET GARDEN MALANG

18 115 26

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG DESAIN KEMASAN PRODUK DENGAN INTENSI MEMBELI

9 123 22