Jilid-06 Depernas 24-Bab-82

BAB 82. KEWADJIBAN BELADJAR
§ 979. Tindjauan keadaan sekarang
Usaha Persiapan Kewadjiban Beladjar.
a.

Usaha kewadjiban beladjar telah dimulai oleh Kementerian P.P.
dan K. pada tahun 1950 dengan penjusunan sebuah „Rentjana
Sepuluh Tahun ”.
Meskipun tidak dapat tepat dilaksanakan, akan tetapi rentjana ini
merupakan antjer 2 jang penting, sehingga diperoleh gambaran apa
jang hendak dikerdjakan berturut-turut.
Kementerian P.P. dan K. mulai dengan penjelenggaraan suatu
pendidikan darurat untuk guru 2 Sekolah Rakjat pada tahun 1951
guna memenuhi kekurangan tenaga pengadjar di S.R., disamping
pendidikan guru jang telah ada (S.G.B. dan S.G.A.). Pendidikan
guru darurat ini disebut K.P.K.P.K.B., singkatan dari Kursus
Pengadjar Kursus Pengantar Ke-Kewadjiban Beladjar dan dibuka
diseluruh Indonesia, se-dikit 2nja 2 di-tiap 2 kabupaten atau kotabesar.
Hasil usaha ini ialah pada tahun 1952 di S.R. dapat ditampung ±
500.000 orang anak lebih dari pada tahun jang lalu.
Pada tahun 1954 K.P.K.P.K.B. ini diubah sekaligus mendjadi S.G.B.

biasa, sehingga diseluruh Indonesia terdapat tidak kurang dari 438
buah S.G.B. Negeri. Menurut perhitungan, dengan djalan ini
kekurangan guru untuk memulai kewadjiban beladjar akan
dapat diatasi dengan mudah.
Djumlah guru S.R. jang pada tahun peladjaran 1950/1951 hanja
83.850 orang banjaknja itu tiap 2 tahun bertambah sebagai berikut :
1950/1951
=
83.850 orang
1951/1952
=
87.030 „
1952/1953
=
104.330 „
1953/1954
=
111.522 „
1954/1955
=

113.616 „
1955/1956
=
131.451 „
1956/1957
=
155.034 ,,
1957/1958
=
176.653 „
1958/1959
=
181.592 „
(dari 26 kabupaten tidak masuk laporan, berhubung dengan
keadaan keamanan).
Sesudah kesulitan mengenai guru dapat dipetjahkan, maka Kementerian P.P. dan K. madju lagi selangkah dalam usaha melaksanakan Rentjana Sepuluh Tahunnja. Dalam bulan September 1954
pada Djawatan Pengadjaran Kementerian P.P. dan K. dibentuk
bagian baru jang diberi nama Balai Persiapan Kewadjiban Beladjar. Bagian ini disahkan dengan surat putusan Menteri P.P. dan
K. tertanggal 19 Djuli 1955 No. 41076/Kab, dengan tugas meng adakan persiapan kearah pelaksanaan kewadjiban beladjar jang
meliputi seluruh Indonesia.


1362

b. Balai Persiapan Kewadjiban Beladjar mulai bekerdja dengan:
1. Mengeluarkan:
(a) Booklet tentang kewadjiban beladjar pada tahun 1955.
(b) Buku tentang kewadjiban beladjar jang
lebih lengkap lagi pada tahun 1956.
(c) Petundjuk 2 kearah pelaksanaan kewadjiban beladjar untuk para Penilik S.R.,
Pamong Pradja dan Pamong Desa diseluruh Indonesia.
2. Menjelenggarakan penerangan 2 tingkat Propinsi mengenai kewadjiban beladjar diseluruh Indonesia jang dihadiri oleh para
Gubernur beserta stafnja, DPD/DPRD, Residen, Bupati, Inspektur S.R., Kepala Dinas P.P. dan K., Kepala Inspeksi S.R.
Kabupaten, Kepala Dinas P.P. dan K. tjabang di Kabupaten,
Penilik S.R., Kepala Djawatan tingkatan Propinsi, wakil
Partai 2, wakil-organisasi Pendidikan dan orang 2 jang menaruh
perhatian terhadap pendidikan dan pengadjaran.
3. Menjusun daftar 2 jang diperlukan untuk kewadjiban beladjar,
antara lain daftar kelahiran, kematian dan mutasi penduduk
dari satu tempat ketempat jang lain.
4. Menjusun statistik penduduk, statistik S.R. dan statistik Se kolah Guru jang meliputi seluruh Indonesia.

5. Menjusun peta Kabupaten 2/kota-besar seluruh Indonesia jang
berisikan semua :
— kewedanaan
— ketjamatan
— desa
— djumlah penduduk ditiap-tiap desa
— djumlah S.R. ditiap-tiap desa dan
— djumlah murid S.R. ditiap-tiap desa.
6. Mengadakan hubungan dengan Kementerian 2 lain dan Djawatandjawatan diluar Kementerian P.P. dan K. untuk memperoleh bantuan dalam persiapan kewadjiban beladjar.
7. Mengadakan daerah-daerah pertjobaan kewadjiban beladjar.
Karena pekerdjaan persiapan ini dipandang telah selesai oleh pim pinan Kementerian P.P. dan K., maka Balai Persiapan Kewadjiban
Beladjar dihapuskan dengan surat putusan Menteri P.P. dan K.
tertanggal 13 Maret 1957 no. 27788/S.
§ 980. Undang 2 Kewadjiban Beladjar
Kewadjiban beladjar tidak mungkin dilaksanakan, apabila tidak
dilindungi oleh Undang 2. Berhubung dengan itu, maka oleh Balai
Persiapan Kewadjiban Beladjar telah disusun sebuah Rentjana Undang 2
Kewadjibah. Beladjar jang ditjantumkan dalam buku Kewadjiban

1363


Beladjar tahun 1956 halaman 74 lampiran III untuk dikemukakan
kepada Pemerintah kelak apabila telah diperlukan. Akan tetapi ber dasarkan pengalaman 2 jang diperoleh dengan pertjobaan kewadjiban
beladjar dibeberapa daerah rentjana ini perlu diubah dan ditambah
dengan bab 2 mengenai pembiajaan dan lain sebagainja (lihat lampiran).
Berdasarkan pendapat, bahwa kewadjiban beladjar, jang dilaksana kan atas keinginan dan keinsjafan masjarakat akan memberi hasil jang
lebih memuaskan dari pada apabila dipaksakan atas dasar undang 2,
maka sambil menunggu adanja Undang 2, di-daerah 2 Pertjobaan, kewadjiban beladjar dilakukan atas peraturan 2 jang dibuat oleh penduduk
sendiri pada Rapat-Rapat. Desa dengan petundjuk dari Tjamat dan
Penilik S.R.
Peraturan ini baru berlaku, apabila sudah disahkan oleh Dewan
Perwakilan Rakjat di Kabupaten. Sanksi 2, kebanjakan terdiri atas
hukuman 2 jang bersifat sosial, seperti membersihkan halaman sekolah
selama satu minggu, mendjaga keamanan desa, memperbaiki djalan 2
desa, membersihkan kuburan dan lain sebagainja. Pada umumnja
peraturan 2 jang dibuat oleh Rakjat sendiri ini ditaati, tetapi ada djuga
desa 2 jang tidak sanggup untuk mendjalankan sanksi 2nja.
Jang mendjadi penghambat dari pelaksanaan kewadjiban beladjar
ini ialah dibeberapa tempat disamping kewadjiban beladjar jang diselenggarakan oleh Kem. P.P. & K. terdapat djuga kewadjiban beladjar
jang diselenggarakan oleh Kem. Agama, dengan pembukaan Madrasah

Wadjib Beladjar. Karena aparat Kementerian P.P. dan K. tidak berhak
untuk masuk di Madrasah 2, maka tidak pula dapat diketahui berapa
% anak 2 jang telah mentjapai usia wadjib beladjar itu betul 2 mengikuti peladjaran. Adanja dua instansi jang melaksanakan kewadjiban
beladjar ini kadang 2 disalah-gunakan oleh orang 2 jang tidak bersedia
menjekolahkan anaknja.
§ 981. Tenaga Pengadjar
Menurut statistik tahun peladjaran 1958/1.959 djumlah murid S.R.
ada 7.380.734 orang dengan tenaga pengadjar 181.592 orang. Dengan
demikian rata 2 seorang guru mengadjar 41 orang murid. Djumlah
guru sudah mentjukupi.
§ 982. Tempat ruangan pendidikan dan perlengkapan
Menurut perhitungan kasar biaja jang diperlukan untuk melaksanakan kewadjiban beladjar diseluruh Indonesia selama 10 tahun rata 2
Rp. 9 miljar setahunnja.
Terang, bahwa kewadjiban beladjar tidak mungkin dilaksanakan
dinegara kita, apabila semua biaja harus ditanggung oleh Pemerintah.
Berhubung dengan itu, maka sedjak tahun 1956 s/d 1959 pembiajaan kewadjiban beladjar didaerah-daerah Pertjobaan diatur sebagai
berikut :
a. Pemerintah memberi bantuan berupa :
— guru 2 jang diperlukan, termasuk gadjinja
— alat 2 peladjaran

— uang sebesar Rp. 5.000,— rata n tiap 2 desa untuk perlengkapan dan bangunan.
1364

b. Rakjat menjediakan:
 bangunan sekolah beserta halamannja
 rumah sewa/pondokan guru.
Tetapi berdasarkan putusan Konperensi Kewadjiban Beladjar seluruh Indonesia jang diadakan pada bulan Mei.1959 di Purworedjo
dan dihadiri djuga antara lain oleh wakil 2 D.P.D. Swatantra tingkat II
dari pelbagai daerah, maka sedjak tahun 1960 tjara pembiajaan ini
diubah sebagai berikut:
1. Pemerintah bertanggung-djawab atas adanja:
— guru2 jang diperlukan, termasuk gadjinja
— alat2 peladjaran.
2. Rakjat menjediakan:
 bangunan sekolah beserta halamannja
 alat2 perlengkapan
 rumah sewa/pondokan bagi guru.
Tjatatan:

Melihat keadaan dewasa ini, apabila ada uang baik

sekali sebagai pendorong djika Pemerintah bisa memberikan sumbangan sebesar Rp. 5.000,— untuk tiap 2
ruangan beserta perlengkapannja jang dibuat dengan
biaja Rakjat.

Bahwa Rakjat bersedia untuk memberikan bantuannja sebesarbesarnja dapat dilihat dari angka 2 mengenai bilik S.R. jang ada diseluruh Indonesia. Menurut statistik tahun peladjaran 1958/1959 dari
115.862 buah bilik S.R. Milik Pemerintah hanjalah 41.183 sadja, se dangkan jang 74.679 buah adalah kepunjaan rakjat.
§ 983. Alat 2 peladjaran
Alat 2 peladjaran didaerah pertjobaan kewadjiban beladjar diberikan oleh Pemerintah a Rp. 30,— tiap 2 murid baru setahunnja. Uang
ini ketjuali dipergunakan untuk membeli kitab dan buku-tulis dipakai
djuga untuk membeli bibit tanam 2an, kambing, ajam, itik, lembu, alat 2
untuk mentjukur, tjangkul dan lain sebagainja, sehingga didaerah
pertjobaan kewadjiban beladjar sedikit demi sedikit sudah dapat di mulai dengan pemberian pendidikan jang bersifat kerdja.
§ 984. Pelaksanaan kewadjiban beladjar
a. 1. Dengan pelaksanaan kewadjiban beladjar dimaksudkan untuk
mengusahakan :
 Perluasan S.R., sehingga semua anak jang telah mentjapai
usia wadjib beladjar (8 — 14 tahun) dapat ditampung disekolah rakjat.
 Pembaharuan isi pendidikan dan pengadjaran S.R. disesuaikan dengan kebutuhan sang anak dan kebutuhan masjarakat.
1365


Prinsip kearah pembaharuan ini adalah :
 swadaja dan daja tjipta murid
 sekolah adalah suatu bagian dari masjarakat
 meskipun menjiapkan djuga sekolah Landjutan, pendidikan/pengadjaran S.R. terutama bersifat bulat (afgerond) dan praktis, sehingga murid jang tamat siap
menggunakan tenaga/fikirannja dalam masjarakat bagi
kehidupan dan penghidupannja.
 dengan melalui S.R. dapat tertjapai perbaikan masjasjarakat dalam lapangan ekonomi dan sosial.
2. Untuk melaksanakan prinsip-prinsip tersebut diatas, disekolah
diadakan usaha-usaha mengenai:
pertanian,
peternakan,
perkebunan,
perikanan,
perbengkelan,
pembuatan alat 2 peraga untuk peladjaran,
kooperasi,
perindustrian rumah,
kebersihan/kesehatan,
kesenian dan lain sebagainja.
3.

Usaha jang dimaksud dalam a dilaksanakan bersama-sama
dengan semua djawatan jang ada didaerah dan dengan bantuan
penuh dari Rakjat.
b. Tugas dari urusan Kewadjiban Beladjar pada dewasa ini, adalah
terutama memberi pendidikan kepada masjarakat kearah pengertian, bahwa mengusahakan pendidikan/pengadjaran bagi sang anak
adalah tugas kewadjiban orang tua dan masjarakat. Pemerintah
memberi pimpinan dan djika mungkin memberi djuga bantuan
sekedarnja.
1. Pemerintah akan memberikan bantuan berupa :
— tenaga pengadjar, termasuk gadjinja
— sekedar alat 2 peladjaran.
2. Masjarakat diharap menjediakan :
— bangunan sekolah beserta halamannja
— tanah untuk berkebun
— rumah sewa/pondokan bagi guru 2 baru
— perlengkapan.
c. Dengan djalan bimbingan dan bombongan Urusan Kewadjiban
Beladjar sedjak beberapa tahun sedang berusaha membawa rakjat
dan masjarakat Indonesia kearah rasa:


tanggung-djawab

pertjaja pada diri sendiri, sehingga tidak menjandarkan
segala
usaha perbaikan bagi masjarakat dan dirinja kepada bantuan
orang lain, termasuk bantuan Pemerintah.
1366

1. Daerah2 Kewadjiban Beladjar.
Pada waktu ini ada 3 matjam daerah kewadjiban beladjar:
(a) Daerah2 jang melakukan kewadjiban beladjar atas penundjukan

Kementerian P.P. dan K.

Tahun
dimulainja K.B.
1965

1957

1958

Nama daerah
Swatantra II
Kewed.
1. Djepara
2. Pasuruan
3. Bolaangmangandow

-

Djawa Tengah
Djawa Timur

-

Sulawesi

4. Lampung Tengah
5. Limapuluh Kota

-

Sumatra Selatan
Sumatra Barat

6. Sumedang
7. Banjuwangi
8. Atjeh Selatan
9. Labuan Batu

-

Djawa Barat
Djawa Timur
Atjeh
Sumatra Utara

10. Barabai
11. 1959

Nama daerah
Swatantra I

12. Purworedjo
13. Bandung
14. Madjalengka
15. Klaten

Kramatdjati
-

Kalimantan Sel.
Djakarta Raja
Djawa Tengah
Bali
Djawa Barat
Djawa Tengah

Keterangan
terhenti
karena
Permesta
terhenti karena P.R.R.I.
tidak begitu
lantjar karena P.P.R.I.
-

(b) Daerah-daerah jang melaksanakan kewadjiban beladjar atas penundjukan Biro Pembangunan Masjarakat Desa:

pembiajaan dilakukan oleh Biro Pusat P.M.D.; guru-guru
dan
alat2 peladjaran jang diperlukan didjamin oleh Dinas P.P. dan
K. jang bersangkutan.

Pimpinan teknis dilakukan oleh Departemen P.P. dan K:
Tahun dimulainja
K.B.

1958

Daerah
Kewedanaan
(Daerah kerdja)

1. Sukabumi
2. Batang
3. Wurjantoro
4. Kepandjen

Daerah
Swatantra II

Sukabumi
Pekalongan
Wonogiri
Malang

Daerah
Swatantra I

Djawa Barat
Djawa Tengah
Djawa Tengah
Djawa Timur

1367

(c) Daerah 2 jang melaksanakan persiapan kewadjiban beladjar atas
usaha masjarakat sendiri:
Nama Daerah
Swatantra II
Kewedanan/
Kota Pradja
1. Tasikmalaja
2. G a r u t
3. Purwakarta
4. Tjiamis
5. Purwokerto
6.

7.

8. Kulon Progo
9.

10. Bodjonegoro
11: Bangkalan
12. Soppeng
13. Hulu Sungai Sel.
14, Musi Ilir/Banjuasin
15. Timor

Magelang
Grobogan
Wlingi
-

Daerah
Swatantra I

Keterangan

Djawa Barat
,,

,,
,,
Djawa Tengah
,,
,,
D. I. Jogjakarta
Djawa Timur
,,
,,
Sulawesi Selatan
Kalimantan Sel,
Sumatera Sel.
Nusatenggara




Biaja seluruhnja dipikul oleh masjarakat.
Pimpinan diberikan oleh Inspeksi S.R./Dinas P.P. dan K.
setempat.

Guru – guru dan sekedar alat 2 diperoleh dari dinas P.P.
dan K.
Daerah.
2. Daerah 2 Tjalon untuk tahun 1960
No. Urut
1.
2.
3.

4.
5.
6.
7.

8.
9.
10.

1368

Daerah Swatantra II
Pandeglang
Semarang/Purwokerto
Kulon Progo
Lombok
Maumere
Makasar (kota)
Kotawaringin
Pontianak
Musi Ilir/Banjuasin
Batanghari

Daerah Swatantra I
Djawa Barat
Djawa Tengah
D.I. Jogjakarta
Nusatenggara Barat
Nusatenggara Timur
Sulawesi Selatan
Kalimantan Tengah
Kalimantan Barat
Sumatera Selatan
Dj a m b i

d. Keadaan di-daerah2 Kewadjiban Beladjar:

1369

1) Djumlah anak jang berusia wadjib beladjar dalam
tahun 1959 adalah …………………………...………… 15.000 orang
Dapat ditampung ................................................................13.000 orang
Djumlah anak jang berusia beladjar dalam tahun
1960 ada…………………………………………………...... 6.000 orang
sisa tahun 1959.................................................................... 2.000 orang
Harus ditampung
8.000 orang
Jang dapat dilakukan dengan mudah.
Dalam tahun 1960 semua anak jang berusia wadjib beladjar dapat
ditampung.
2) Angka 2 pada tahun 1957/1958, sedangkan angka tahun 1958/1959
belum diterima.
3) Dipetjah mendjadi 2 wilajah.
1370

e. Kegiatan² dibeberapa Daerah Kewadjiban Beladjar.

39

282

329



25

6

69

247

24

6

121

15

256

218

63

88



92

54

4

4



18

107

1

13

2

8

37

5

16



147





5



25

27



1

Kelas masjarakat

Keputrian

dll./ Membuat ketjap

Bengkel

Tk. tjukur

Ker. tangan

157

Perikanan

Banjuwangi

Memelihara lebah

55

Peternakan

112

Djepara

Kehutanan

Sumedang

Perkebunan

106

Pertanian

308

Toko

Pasuruan

Koperasi

Menabung

Djumlah tiap² matjam pertjobaan
Nama
Kabupaten

3

10
8

3

1

1

60







6

2



3



§ 985. Keuntungan 2
Dengan pelaksanaan kewadjiban beladjar telah dapat tertjapai beberapa keuntungan:
a. Terbentuknja suatu team jang terdiri dari wakil 2 semua djawatan
Pemerintahan jang ada di Kabupaten/Ketjamatan jang merasa
bertanggung-djawab atas pelaksanaan kewadjiban beladjar didaerahnja masing2.
b. Diterimanja usaha kewadjiban beladjar oleh sebagian terbesar
masjarakat dianggap sebagai dasar untuk segala pembangunan didaerah2.
c. Pendaftaran kelahiran, kematian dan mutasi penduduk setjara teratur, sehingga statistik mengenai penduduk dapat diketahui dengan
mudah.
d. Pengaruh dari sekolah terhadap pada masjarakat, sehingga penduduk bersedia datang kesekolah untuk mendapat petundjuk 2/bantuan dalam lapangan pertanian, perikanan, kebersihan, kesehatan
dan lain sebagainja.
e. Timbulnja kegiatan2 disementara daerah untuk meninggikan penghasilan jang memungkinkan pembiajaan kewadjiban beladjar oleh
daerah sendiri, antara lain dengan:
+ pembuatan saluran air untuk pertanian,
+ dikeringkannja tempat 2 jang melulu tergenang air, sehingga
dapat dipergunakan untuk pertanian,
+ penanaman pohon 2 kopi, tjengkeh, turi atau karet setjara
besar2an,
+ dan lain sebagainja.
1371

Terdapatnja kegiatan 2 jang menghasilkan disementara S.R. sehingga
dapat membiajai sebagian dari keperluannja dengan hasil itu.
g. Tumbuhnja Kelas 2 Masjarakat dibeberapa daerah dengan tudjuan
untuk menampung anak 2 tamatan S.R. jang tidak dapat atau tidak
bersedia melandjutkan peladjarannja di Sekolah Landjutan. Kelas 2
Masjarakat ini seluruhnja dibiajai oleh penduduk sendiri (dengan
bantuan berupa seorang guru dari Pemerintah) dan memberikan
peladjaran2 praktis dalam lapangan, pertanian, pertukangan dan
lain sebagainja selama 1 a 2 tahun,
h. Tabungan jang dipelopori oleh para guru.
Sebagai tjontoh dapat dilaporkan, bahwa di Pasuruan tabungan guru
ini sudah dapat merupakan modal sebesar ± Rp. 2.800.000,—.
Dari beberapa wilajah dilaporkan, bahwa dalam waktu 1 tahun 128
buah S.R. mempunjai tabungan sebesar Rp. 777.035 dengan keterangan bahwa:
f.

S.R. Sumare
S.R. Kaliredjo
S.R. Erlangga
S.R. Redjosari

mempunjai tabungan


,,
,,
,,
,,

Rp.

,,
,,

56.731,25
73.686,45
27.510,—
25,586,05

§ 986. Rentjana dasar kewadjiban beladjar seluruh Indonesia
a. 1. Instruksi Presiden kepada Menteri Muda P.P. dan K. supaja
buta-huruf telah dapat terberantas dalam tahun 1964 memaksa
urusan Kewadjiban Beladjar menjesuaikan rentjana perluasan
Sekolah2 Rakjat dengan instruksi tersebut.
Buta-huruf tidak akan terberantas, bahkan akan tambah besar
djumlahnja, apabila djumlah S.R. dan djumlah murid jang
ditampung tiap2 tahunnja tetap seperti tahun jang sudah2.
2. Tjara jang didjalankan oleh urusan Kewadjiban Beladjar kini
ialah menambah daerah kewadjiban beladjar dengan 10 daerah
baru tiap2 tahun, sesuai dengan biaja jang dapat diperoleh dari
Departemen Dalam Negeri.
Karena Indonesia terbagi atas ± 200 Daerah Swatantra tingkat
II/Kota Pradja dan pada tahun 1960 akan terdapat 25 daerah
jang melaksanakan kewadjiban beladjar setjara resmi, maka
selandjutnja harus dipikirkan pelaksanaan kewadjiban beladjar
di 175 daerah jang lain.
Apabila tiap 2 tahun ditambah djumlah daerah kewadjiban beladjar itu dengan 10 buah jang baru, maka masih diperlukan
18 tahun atau baru dalam tahun 1978 kewadjiban beladjar
dapat merata diseluruh negara. Ini tidak sesuai lagi dengan
perintah Presiden, agar supaja buta-huruf telah terberantas
dalam tahun 1964.
3. Bertambahnja djumlah penganggur setiap tahunnja, lebih 2
tamatan S.R., hanja dapat ditampung, apabila segera dimulai
dengan perluasan pembaharuan pendidikan dan pengadjaran
di S.R. setjara merata, sehingga setiap murid jang tamat dan
4.
1372

tidak melandjutkan peladjarannja dapat menggunakan tenaga
dan fikirannja dalam masjarakat, terutama dalam bidang pen tjaharian hidup.
4. Berhubung dengan hal 2 tersebut diatas perlu pelaksanaan kewadjiban beladjar dipertjepat untuk seluruh Indonesia, sehingga
dapat selesai selambat-lambatnja pada tahun 1970 dengan
djalan :
(a). Memusatkan tanggung-djawab mengenai kewadjiban beladjar dalam satu pimpinan, ialah Departemen P.P. dan K.
(b). Mengikut-sertakan semua Departemen dalam melaksanakan kewadjiban beladjar.
(c). Memberikan penerangan dan bimbingan kepada semua
daerah setjara teratur dan terus-menerus, sehingga Rakjat
dan masjarakat bersedia memberikan bantuan sebesarbesarnja dalam melaksanakan kewadjiban beladjar.
(d). Mendjadikan kewadjiban beladjar usaha Departemen
P.P. dan K. untuk waktu 10 tahun dan memerintahkan
kepada semua Inspeksi Pengadjaran Rendah Daerah Swatantra tingkat I/II dan para Penilik Sekolah Rakjat untuk
melaksanakan kewadjiban beladjar dalam batas waktu
selama-lamanja 10 tahun dengan mengusahakan bantuan
dari masjarakat jang sebesar-besarnja.
(e). Memerintahkan untuk melaksanakan pembaharuan isi
pendidikan dan pengadjaran S.R. setjara merata diseluruh
Indonesia dengan memperhatikan kepentingan sang anak
dan masjarakat dengan mengambil sebagai dasar pengalaman-pengalaman jang diperoleh Science Teaching
Centre dan urusan Kewadjiban Beladjar.
(f).
Menindjau kembali penggunaan keuangan jang tersedia
untuk penjelenggaraan S.R., sehingga dengan biaja jang
sama dapat tertjapai hasil jang djauh lebih banjak.
Tjontoh :
(1). Untuk 1 gedung S.R. umpamanja tersedia biaja
sebesar rata 2 Rp. 200.000,—. Apabila uang ini di berikan sebagai subsidi kepada masjarakat a sebanjak-banjaknja Rp. 25.000,— dapat didirikan 8 buah
gedung S.R. a 6 bilik jang dapat dipergunakan se dikitnja 20 tahun. Gedung sekolah ini mendjadi
milik desa dan desa bertanggung-djawab atas pemeliharaannja djuga.
(2). Karena masjarakat sudah bersedia untuk mengusahakan sendiri perlengkapannja, maka uang untuk
perlengkapan dapat dipergunakan untuk :
membantu daerah 2 jang tidak mampu,
menambah subsidi untuk pembuatan gedung 2,
pembelian alat 2 peladjaran termasuk alat 2 untuk
pekerdjaan tangan seperti tjangkul, sabit dsb.
1373

(3). Kegiatan disekolah dalam lapangan pertanian, perikanan, pertukangan dan lain sebagainja memberikan penghasilan djuga kepada sekolah dapat dipergunakan untuk ber-matjam 2 keperluan seperti :
membeli buku 2 peladjaran
membeli buku 2 perpustakaan
membeli bangku
membiajai perbaikan ketjil dan sebagainja.
Tjontoh lain :
Di Badung (Bali) sebuah sekolah dapat menghasilkan Rp. 1.750,— dalam beberapa bulan sadja. Uang
ini dipergunakan untuk memperlengkapi sekolah
dengan bangku 2 jang diperlukan.
Di Purworedjo sebuah S.R. menjewa sebidang tanah
Rp. 500,— setahun, untuk bersawah. Sesudah 4
bulan tanah ini dapat menghasilkan Rp. 2.000,—
bersih dan dipergunakan untuk:
membajar sewa tanah
membeli alat 2 peladjaran.
(g). Mulai sekarang anak-anak jang berusia 1 s/d 14 tahun
disemua kabupaten didaftarkan, sehingga dapat diketahui
dengan pasti berapa anak jang harus ditampung setiap
tahunnja dimasing-masing daerah. Untuk memimpin pekerdjaan ini, jang dilakukan oleh tiap 2 desa, dapat ditiaptiap Daerah Swatantra II diangkat seorang Pemeriksa
Kewadjiban Beladjar, jang diambil dari siswa tamatan
Sekolah Pendidikan Kemasjarakatan.
(h). Membentuk ditiap-tiap Daerah Swatantra tingkat 1 panitia Kewadjiban Beladjar jang terdiri dari wakil 2 Djawatan setempat dan mempunjai tjabang 2nja ditiap-tiap
ketjamatan dengan masing-masing diketuai oleh Kepala
Daerah jang bersangkutan Panitia-panitia ini merupakan
Team Kerdja untuk menggerakkan daerah.
Pelaksanaan langsung dilakukan oleh Panitia Kewadjiban
Beladjar Desa jang dipimpin oleh Kepala Desa, sedangkan
anggauta 2nja dipilih oleh rapat Desa.
b. Untuk mentjapai hasil jang diharapkan, pemberian sebuah jeep/
perahu bermotor kepada Inspeksi S.R. di Daerah Swatantra tingkat I dan II merupakan suatu sjarat mutlak. Pemberian alat
pengangkutan ini dapat dilakukan setjara berangsur-angsur dalam
waktu 5 tahun, sehingga setahunnja diperlukan ± 45 buah jeep/
perahu bermotor.
c. Guna memberikan penerangan jang menarik kepada desa 2 mengenai
pendidikan dan pengadjaran, tiap 2 Inspeksi Pengadjaran Rendah
Daerah Swatantra tingkat I hendaknja diperlengkapi dengan sebuah projektor, sehingga untuk seluruh Indonesia diperlukan lebih
kurang 30 buah projektor.

1374

d.

Biaja.
Berdasarkan pengalaman bagian tiap 2 kabupaten rata 2 diperlukan biaja tambahan
sebesar Rp. 3 djuta untuk melaksanakan kewadjiban beladjar dengan bantuan
masjarakat jang terdiri atas:
— gedung sekolah beserta halaman
— rumah sewa/pondokan bagi guru
— alat 2 perlengkapan
Djika
setahunnja
dapat
disediakan
biaja
tambahan
sebesar
Rp. 150 djuta, maka dalam waktu 8 tahun kewadjiban beladjar dapat dilaksanakan
diseluruh Indonesia (Dalam biaja tambahan ini sudah termasuk biaja untuk membeli
alat 2 pengangkutan bagi Inspeksi S.R., biaja kantor baru, gadji guru baru).

§ 987. Usul-usul
a. Pelaksanaan kewadjiban beladjar pada dewasa ini berada dibawah dua Departemen
ialah :
1. Tentang keuangannja diselenggarakan oleh Departemen Dalam Negeri.
2. Tentang alas, organisasi, tudjuan, curriculum diselenggarakan oleh Departemen
P.P. dan K.
Untuk lantjarnja maka tanggung-djawab pelaksanaan kewadjiban beladjar sebaiknja
dipusatkan pada Departemen P.P. dan K. sadja.
b.

Sampai kini usaha pelaksanaan kewadjiban beladjar belum memperoleh dukungan
sepenuhnja dari Pemerintah dan Masjarakat. Untuk memperbaiki keadaan ini
sebaiknja kewadjiban beladjar didjadikan suatu „nationale zaak” dengan
mengadakan propaganda seluasnja dikalangan rakjat jang harus diselenggarakan
bersama-sama oleh Departemen P.P. dan K., Departemen Penerangan dan
Departemen Dalam Negeri.
Disamping itu dapat dikemukakan, bahwa apabila hal itu terlak-sana maka dengan
sendirinja usaha Pemberantasan buta-huruf sekaligus akan terlaksana sebaik-baiknja.

1375