Jilid-06 Depernas 24-Bab-79

R A N T J A N G A N
Dasar Undang­Undang Pembangunan Nasional­
Semesta­Berentjana delapan tahun 1961­1969
Disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia
­­­­­­­­­­­­

BUKU  KE – TIGA
Bidang Mental/Ruhani
Dan Penelitian

­­­­­­­­­­

DJILID VI :
Pola Pendjelasan
Bidang Pendidikan
Paragrap :  909 – 989
Halaman :  1143 – 1380
­­­­­­­­­­

RANTJANGAN

DASAR UNDANG-UNDANG PEMBANGUNAN
NASIONAL - SEMESTA - BERENTJANA
DELAPAN TAHUN : 1961-1969
DJILID VI
PARAGRAP : 909 – 989

1143

RANTJANGAN
Dasar Undang-Undang Pembangunan Nasional Semesta-Berentjana delapan tahun : 1961 -1969
disusun oleh Dewan Perantjang Nasional
Republik Indonesia

TERDIRI ATAS:

BUKU KE — SATU

: Pokok-pokok
Pembangunan
Semesta-Berentjana.


Nasional

BUKU KE — DUA

: Rantjangan Bidang Pokok Projek Pembangunan Nasional-Semesta-Berentjana.

BUKU KE — TIGA

: Bidang Mental/Ruhani dan Penelitian.

BUKU KE — EMPAT

: Bidang Kesedjahteraan, Pemerintahan dan
Keamanan/Pertahanan.

BUKU KE — LIMA

: Bidang Produksi.


BUKU KE — ENAM

: Bidang Distribusi.

BUKU KE — TUDJUH : Bidang Keuangan.
BUKU KE — DELAPAN: Uraian Menteri-menteri.

1145

BUKU K E - T I G A
BIDANG MENTAL/RUHANI DAN PENELITIAN
DJILID VI: POLA PENDJELASAN BIDANG PENDIDIKAN

ISINJA:
B A B
79.

PARAGRAP

HALAMAN


PENDIDIKAN KEDJURUAN

909- 923

1149

79A. PENDIDIKAN MASJARAKAT

924- 933

1189

79B. PENDIDIKAN AGAMA

934- 939

1248

79C. PENDIDIKAN DJASMANI


940- 942

1260

943- 947

1274

79D. PENDIDIKAN DILAPANGAN
KEBUDAJAAN/KESENIAN
80.

PERGURUAN TINGGI

948- 959

1302

81.


USUL - USUL

960- 978

1333

82.

KEWADJIBAN BELADJAR

979- 987

1362

83.

PERGURUAN SWASTA

988- 989


1376

147

BAB 79. PENDIDIKAN KEDJURUAN
§ 909. Pendahuluan
Tjara berfikir dan sikap masjarakat.
Untuk memberi pendjelasan bagaimana hubungan antara pendidik an umum dengan pendidikan kedjuruan perlu kita mendjelaskan ke adaan tjara berfikir rakjat Indonesia sekarang:
Tjara berfikir.
Keadaan tjara berfikir rakjat Indonesia sekarang pada dasarnja
disebabkan oleh adanja 2 faktor jaitu pertama faktor-faktor jang ter dapat didalam masjarakat Indonesia sendiri seperti misalnja adat istiadat, kebiasaan dalam kehidupan sosialnja serta kedua faktor 2 dari
luar seperti misalnja perkembangan/kemadjuan ilmu ekonomi/teknik
modern dan terutama akibat pendidikan dari zaman pendjadjahan jang
sifatnja sangat intelektualistis dan mononolitis.
Sebagai tjontoh jang sekarang masih segar hidup didalam alam
fikiran rakjat Indonesia dapat dikemukakan bahwa penilaian terhadap
sesuatu kerdja dan djabatan tidak hanja meliputi segi efesiensi ekonomis dan hasilnja, tetapi djuga segi prestige sosial, dsb.
Dalam hal ini dapatlah disini diberikan beberapa tjontoh-tjontoh
jang lebih kongkrit lagi jaitu :

1.

Pandangan jang merendahkan pendidikan kedjuruan pada umum nja dan sekolah-sekolah kedjuruan pada chususnja terhadap pada
pendidikan/sekolah-sekolah umum.
Banjak kaum buruh dan tani jang mengingini/memasukkan anak anaknja kesekolah-sekolah umum, agar supaja anak-anak mereka
kaiak dapat mendjadi pegawai negeri, terutama pegawai negeri
jang bekerdja dikantor (dibelakang media). Dalam pandangan me reka pegawai negeri dalam kedudukannja sosial maupun ekonomis
adalah lebih tinggi daripada buruh atau tani.
Begitupun pandangan terhadap idjazah sebagai kuntji untuk dapat
mendjadi pegawai negeri.
Walaupun dikota-kota besar pandangan terhadap pegawai negeri
sudah banjak mulai merosot, namun penghargaan terhadap sese orang berdasarkan idjazah masih djuga sangat besar.

Sikap.
Setjara singkat dapat didjelaskan disini adanja gedjala 2 jang dirasakan sedang tumbuh didalam masjarakat Indonesia jaitu diantaranja
mengenai sikap terhadap semangat gotong-rojong. Dirasakan sudah
mulai adanja perobahan sifat gotong-rojong sebagai salah satu tjiri jang
chas dari rakjat Indonesia jaitu dari gotong-rojong jang tadinja sifatnja
tradisionilstatis mendjadi gotong-rojong jang sifatnja rasionil-dinamis.
Salah satu sebab utama dapat ditundjukkan seperti djuga sebagai

salah satu sebab keadaan tjara berfikir rakjat Indonesia sekarang
jaitu : adanja pengaruh kemadjuan/perkembangan ilmu ekonomi/teknik
modern jang membawa akibat pula timbulnja pertimbangan penilaian

1149

terhadap sesuatu kerdja atau djabatan dari segi efisiensi-ekonomis dan
hasilnja.
Tjatatan: Dikota-kota besar (mis. Djakarta dsb.) pada umumnja
semangat berkorban, dsb. sudah sangat berkurang.
Semangat individualisme mulai meradjalela.
Disini pendidikan seharusnja melakukan peranan jang
menentukan.
§ 910. Persiapan untuk idee-idee baru
Lembaga Pendidikan Guru.
Adanja Lembaga Pendidikan Guru sebagai tempat perseniaian idee 2
baru harus dianggap sebagai urgensi, agar dapat ditjiptakan curriculum
jang tegas ditudjukan kepada pembangunan.
Pembaharuan dengan idee-idee jang kabur tidak banjak artinja.
Oleh sebab itu suatu Lembaga Pendidikan Guru jang tetap, jang

memberikan bimbingan bagi tenaga-tenaga pelaksana, tenaga jang dapat
dengan penuh kejakinan mengadjak anak-anak kepada tudjuan pendidikan jang djelas, sangat diperlukan.
Berhasilnja realisasi pendidikan jang berdasarkan azas-azas dan
komposisi curriculum Pendidikan Kedjuruan banjak tergantung pada
Pendidikan Guru Kedjuruan.
Dan haruslah diakui bahwa Lembaga Pendidikan Guru Kedjuruan,
oleh berbagai-bagai faktor, belum dapat memenuhi tugasnja se- baik 2nja.
Lembaga Pendidikan Guru Kedjuruan haruslah termasuk dalam
sistim dan organisasi Pendidikan Kedjuruan, untuk memelihara hubungan erat dengan sekolah-sekolah kedjuruan dimana para guru-guru
keluaran Lembaga tersebut akan bergerak untuk merealisasi azas-azas
Pendidikan Kedjuruan pada umumnja dan tudjuan tiap-tiap sekolah
pada chususnja.
§ 911. Keadaan Sekarang
Organisasi Sekolah Kedjuruan.
DJAWATAN PENDIDIKAN KEDJURUAN MELIPUTI:
a. Pendidikan Kedjuruan Kewanitaan.
b. Pendidikan Teknik.
c. Pendidikan Ekonomi.
d. Pendidikan Kedjuruan-kedjuruan lain.
e. Pendidikan Guru.

Tiap-tiap matjam pendidikan itu, masing-masing mengasuh Sekolah/
Kursus-kursus sebagai berikut:
a. Pendidikan Kedjuruan Kewanitaan :
1. S.K.P. — 2 tahun
2. S.K.P. — 4 tahun
3. S.G.K.P.
4. Kursus Membatik.
1150

b. Pendidikan Teknik :
1. S.K.
2. S.T.
3. S.T.M.
4. S.G.P.T.
5. K.G.S.T.
6. K.A.T. A/B
c. Pendidikan Ekonomi:
1. S.M.E.P.
2. S.M.E.A.
3. K.D.P.
d. Pendidikan Kedjuruan-kedjuruan lain :
1. S.P.K.
2. S.M.K.A.
3. S.K.Ph.
4. S.G. Gambar & Pekerdjaan Tangan.
5. K.P.A.
6. K.P.A.A.
7. K.K.K.
e. Pendidikan Guru :
B . I / B . II.
§ 912. Azas komposisi curriculum pendidikan kedjuruan pada
umumnja
a. Azas-azas pendidikan kedjuruan.
Menurut undang-undang pokok pendidikan (Undang-undang No.
12 tahun 1954) Bab III pasal 4, tentang dasar-dasar pendidikan
dan pengadjaran disebut demikian: Pendidikan dan Pengadjaran
berdasarkan atas azas-azas jang termaktub dalam „Pantja Sila ”
Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia dan atas kebu dajaan kebangsaan Indonesia.
„Pantja Sila ” ialah 5 dasar pokok :
(1) Ketuhanan Jang Maha Esa.
(2) Kebangsaan.
(3) Perikemanusiaan.
(4) Demokrasi.
(5) Keadilan Sosial.
Kebudajaan kebangsaan Indonesia ialah segala kekajaan budaja
bangsa Indonesia, rochani dan djasmani.
b.

Tentang tudjuan pendidikan dan pengadjaran disebut pada Bab
II pasal 3 U.U. pokok.
Tudjuan pendidikan dan pengadjaran ialah membentuk manusia
susila jang tjakap dan warganegara jang demokratis serta bertanggung-djawab tentang kesedjahteraan masjarakat dan tanah air.

1151

Tentang maksud pendidikan dan pengadjaran disebut pada Bab V
pasal 7 ajat 3 mengenai sekolah landjutan :
Pendidikan dan pengadjaran menengah (umum dan vak) bermaksud melandjutkan dan meluaskan pendidikan dan pengadjaran
jang diberikan disekolah rendah untuk mengembangkan tjita 2
hidup serta membimbing kesanggupan murid sebagai anggota ma sjarakat, mendidik tenaga 2 ahli dalam pelbagai lapangan chusus
sesuai dengan bakat masing 2 dan kebutuhan masjarakat dan/atau
mempersiapkannja dan bagi pendidikan pengadjaran tinggi.
c. Komposisi curriculum.
Dalam rentjana peladjaran sekolah kedjuruan terdapat 3 djenis
mata peladjaran :
1. Mata peladjaran pokok (professional subjects) jang meliputi
rata2 50% daripada isi rentjana peladjaran.
2. Mata peladjaran penting (related subjects) jang bersifat penerangan/pengetahuan theoretis kepada mata peladjaran pokok
(25%).
3. Mata peladjaran umum, jang harus memberikan didikan kearah manusia susila jang tjakap dan warganegara jang bertanggung-djawab (civics = 25%).
Mata peladjaran pokok sekolah kedjuruan pada hakekatnja dapat
digolongkan berhubungan dengan:
1. Produksi :
Pendidikan Teknik.
2. Distribusi :
Pendidikan Ekonomi.
3. Service/konsumsi/Social work.
Pendidikan Wanita.
Pendidikan kedjuruan lain.
Sesuai dengan itu diselenggarakan djuga Pendidikan Guru.
§ 913. Azas dan Komposisi curriculum tiap 2 djenis pendidikan kedjuruan jang chusus
a. Pendidikan Teknik.
Tudjuan pendidikan teknik pada chususnja ialah menjiapkan tenaga-tenaga ahli teknik dalam ber-matjam- tingkatan (rendah,
menengah, atas) untuk menempati tempat 2 diperusahaan pertukangan/teknik jang merupakan unsur 2 penting dalam perkembangan negara dan masjarakat kearah industrialisasi.
1. Sekolah Keradjinan (1 atau 2 tahun sesudah S.R.).
Ada ± 20 matjam, bergantung pada djenis keradjinan, kekajaan alam dan kebutuhan akan tukang 2 setempat.
Keradjinan kaju, batu, besi, mobil, listrik, sepeda, perabot
rumah, kulit sepatu, tenun, keramik, anjam, perahu, kaleng,
1152

tjat, las, tanduk, mendjahit, ukir, dsb. + 80% rentjana peladjaran untuk latihan kerdja praktis.
2. Sekolah Teknik (3 tahun sesudah SR.).
— Menjiapkan „skilled people ” jang akan bekerdja sebagai
„craftsmen ” dalam sesuatu perusahaan teknik.
— Djurusan bangunan gedung 2 bangunan air, mesin, mobil,
listrik, tambang, perabot rumah, ukir, ukur tanah, tenun,
kramik, radio, bangunan kapal, pertjetakan, motor diesel
dsb.
— Mata peladjaran praktek ± 50%.
3. Sekolah Teknik Menengah (3 tahun sesudah S.M.P.).
— Mempersiapkan „technician ” untuk dapat memimpin sebagian pabrik atau tempat kerdja (werkplaats).
— Djurusan bangunan gedung/air, mesin, listrik, mobil, tambang, pesawat terbang, radio, bangunan/mesin kapal, kimia,
gula.
4. Kursus Ahli Teknik A (K.A.T.-A 1 tahun sesudah S.T.M.).
— Untuk memperdalam pengetahuan jang didapat di S.T.M.
— Bersifat Teoritis
5. Kursus Ahli Teknik B. (2 tahun sesudah K.A.T.-A)
Mendidik tenaga ahli teknik jang akan mendampingi insinjur 2
dalam pekerdjaan research.
b. Pendidikan Ekonomi.
Maksudnja ialah mendidik tenaga 2 untuk melaksanakan usaha 2
perdagangan pertengahan, maupun tingkat perdagangan jang
lebih tinggi dan perdagangan luar negeri.
1. Sekolah Menengah Ekonomi tk. Pertama.
(S.M.E.P. = 3 tahun sesudah S.R.).
Tudjuan: Menjiapkan tenaga 2 jang tjukup mempunjai inisiatif
dan bakal keachlian untuk berusaha sendiri dalam lapisan pelbagai tjabang usaha pertengahan.
2.

Sekolah Menengah Ekonomi tk. Atas.
(S.M.E.A. — 3 tahun sesudah S.L.T.P.):
Tudjuan : Menjiapkan tenaga 2 ahli administrasi menengah jang
diperlukan bagi usaha pembangunan baik dikantor-kantor
pemerintah maupun perusahaan 2 partikelir.

3.

Kursus Dagang Pertama (K.D.P.)
Tudjuan: Memberikan kesempatan bagi jang beridjazah S.R.
(umur 18 — 25 th.) untuk memperoleh pendidikan praktis agar
dapat melaksanakan usaha 2 perdagangan Pertengahan Tingkat
Pertama (Tidak untuk melandjutkan sekolah).
1153

c. Pendidikan Wanita.
Tudjuan: Mendidik gadis 2 mendjadi wanita susila dan berguna dengan djalan pendidikan kedjuruan kewanitaan di:
S.K.P.
2 tahun
(Home - making)
S.K.P.
4 tahun
(Vocational Education)
S.G.K.P.
4 tahun
(Teacher-Training Education)
B.I.P.K.P.

(Home - Economis College).

Pendidikan Kedjuruan Kewanitaan diarahkan kepada:
A. Pendidikan Kepribadian (watak)
B. Pendidikan Kedjuruan
C. Pengetahuan Penting
D. Pengetahuan Pelengkap.
S.K.P. 2 tahun dan 4 tahun.
Tudjuan :
— Mendidik anak 2 gadis mengembangkan bakatnja dalam sesuatu kedjuruan sesuai dengan ketjakapannja, supaja dapat
berdiri sendiri.
— Mendidik anak2 gadis kelak mendjadi ibu jang tjerdas dan
tjekatan bagi kesedjahteraan keluarga dalam arti jang luas.
(a). S.K.P. 2 tahun.
— Untuk mendidik dan memberikan ketjakapan kepada
gadis2 (umur 15 - 1 7 tahun) jang berguna untuk dapat mempertinggi tarap rumahtangga keluarga jang
berarti pula mempertinggi tarap rumahtangga sekitarnja.
— Pendidikan kedjuruan praktis untuk mentjukupi keperluan pokok sehari-hari ialah :
makanan, pakaian, pemeliharaan, keradjinan, pengetahuan.
(b). S.K.P. 4 tahun.
— Dalam 2 tahun kelas persiapan diberikan matapeladjaran kerumahtanggaan dan pengetahuan umum.
— Sesudah itu 2 tahun pendidikan kedjuruan chusus.
(1). Kedjuruan Makanan. (Bagian A)
— Memberi pendidikan untuk dapat memimpin/
membantu dapur
umum, restoran, rumah
piatu, rumah penginapan, rumah sakit, tempat
peristirahatan, asrama bagian dapur.
— Membantu Lembaga Makanan Rakjat dalam
hal memberi penerangan kepada rakjat.
— Memberi peladjaran masak pada kursus 2 sederhana.
1154

(2). Kedjuruan Pakaian. (Bagian B)
— Memberi pendidikan untuk dapat membuka
sendiri atau membantu/pengawas perusahaan
pakaian.
— Mendjadi pegawai asrama, hotel, rumah sakit
dsb.
— Membuka kursus mendjahit.
(3). Kedjuruan Keradjinan. (Bagian E)
— Memberikan pendidikan untuk dapat membuka/membantu/mengawasi perusahaan batik,
atau keradjinan indah.
— Memberi peladjaran pada kursus 2 kelas kedjuruan dan untuk sementara pada S.R.
d. Pendidikan Kedjuruan Lain-lain.
Tudjuan: Memberikan pendidikan dalam djenis 2 kedjuruan jang
belum tertjantum dalam no. a, b dan c tersebut diatas.
1. Kursus Pegawai Administrasi (K.P.A.)
Tudjuan :
Memberikan pendidikan tambahan kepada pegawai 2 Negeri
tambahan S.R. Negeri 6 th. atau S.R. bersubsidi 6 tahun, guna
mentjapai idjazah jang untuk bekerdja dipandang sederadjat
dengan idjazah S.L.T.P.
2. Kursus Pegawai Administrasi tk. Atas. (K.P.A.A.).
Tudjuan :
Mendidik Pegawai Negeri tamatan K.P.A. dan/atau tamatan
sekolah landjutan tingkat pertama dengan susunan peladjaran
jang berpedoman kepada keahlian jang harus dimiliki seorang
pegawai menengah untuk melakukan tugasnja dengan sebaikbaiknja.
3. Sekolah Menengah Kehakiman tk. Atas. (S.M.K.A.).
Tudjuan :
Memberi pendidikan chusus tingkat atas kepada (tjalon) Pegawai Kementerian Kehakiman jang beridjazah S.M.P.
4.

Sekolah Pendidikan Kemasjarakatan (S.P.K.).
Tudjuan:
Mendidik dan memberi peladjaran beserta latihan pemuda 2
jang berhasrat mendjadi pekerdja sosial tingkat menengah
untuk Pembangunan Negara, teristimewa dalam lapangan penjuluhan dan bimbingan masjarakat.
Memberi kemungkinan dan kesempatan untuk mentjapai
idjazah pekerdja sosial tingkat menengah, jang memberi wewenang kepada pemegang idjazah untuk mendjalankan sesuatu
kedjuruan dalam lapangan jang telah dipeladjarinja. Memberi
kemungkinan untuk mengikuti peladjaran landjutan, jang bersifat spesialisasi, baik jang diselenggarakan oleh badan 2 pen-

1155

5.

6.

didikan jang bertingkat semi-akademis maupun akademis,
dalam djurusan jang sesuai dengan disiplin dalam lapangan
ilmu „Social Sciences ”.
Kursus Kader Koperasi. (K.K.K.).
Tudjuan :
Mendidik tenaga 2 kader koperasi jang dapat membimbing
koperasi didaerah-daerah, bank didalam maupun diluar sekolah.
Sekolah Kedjuruan Perhotelan (S.K.Ph.).
Tudjuan :
Memberi pendidikan kedjuruan Perhotelan.

e. Pendidikan Guru Kedjuruan.
Tudjuan lembaga 2 Pendidikan Guru Djawatan Pendidikan Kedjuruan pada pokoknja jaitu mempersiapkan tenaga 2 pendidik jang
akan tjita2 pendidikan kedjuruan dan tjukup terlatih dan berpengetahuan untuk dapat melakukan tugasnja sebaik-baiknja.
1. Pendidikan Guru Pendidikan setingkat S.L.T.P.
(a). Sekolah Guru Pendidikan Teknik.
(b). Kursus Guru Pendidikan Teknik.
(c). Sekolah Guru Kepandaian Putri.
(d). T.P.G.K.P. (Kursus Tertulis Persamaan Guru Kepandaian
Putri).
(e). Sekolah Guru Gambar dan Pekerdjaan Tangan.
ad. a. Sekolah Guru Pendidikan Teknik (S.G.P.T. 3 tahun
sesudah S.T.).
— Mendidik guru 2 untuk sekolah Teknik 3 tahun.
Terutama guru2 praktek (workshop) dan guru 2
„related subjects ” (Pelengkap).
— Djurusan mesin, listrik, mobil, diesel, kerdja kaju
dengan mesin, perkapalan, pertjetakan.
ad. b. Kursus Guru Pendidikan Teknik (K.G.P.T.).
— Memberikan „upgrading” kepada guru 2 Sekolah
Teknik jang belum mempunjai wewenang penuh.
ad. c. Sekolah Guru Kepandaian Putri (4 tahun sesudah
S.L.T.P.).
a. Tudjuan :
1. Mendidik dan memberi peladjaran beserta latihan
kepada gadis2 jang berhasrat mendjadi guru dalam
mata2 peladjaran kedjuruan.
2. Memberi kemungkinan dan kesempatan untuk
mentjapai idjazah guru keahlian jang memberi
wewenang kepada pemilik idjazah tersebut diatas
untuk mengadjar dalam mata 2 peladjaran kedjuruan pada Sekolah Landjutan tingkat Pertama.
1156

3. Mendidik gadis 2 mendjadi tenaga menengah untuk
turut serta dalam pembangunan dan perbaikan
rumah tangga rakjat melalui kursus 2.
4. Menjiapkan gadis 2 mendjadi tenaga kedjuruan
di-perusahaan 2 Pemerintah/Partikelir.
5. Menjempurnakan pendidikan menengah dengan
pendidikan chusus laksana wanita.
b. Kedjuruan 2 jang ada di S.G.K.P.
1. Kedjuruan A : Memasak dan Pemeliharaan Rumah-tangga, ditambah dengan Pengetahuan Umum.
2. Kedjuruan B : Djahit-mendjahit, ditambah dengan Pengetahuan Umum.
ad. d. Kursus Tertulis Persamaan Guru Kepandaian Putri.
Memberikan kesempatan bagi guru 2 S.K.P. jang belum
berwenang untuk menerima pendidikan jang setaraf
dengan S.G.K.P.
ad. e. Sekolah Guru Gambar dan Pekerdjaan Tangan.
Pendidikan bagi guru 2 untuk matapeladjaran Menggambar dan Pek. Tangan bagi sekolah 2 kedjuruan.
(Dahulu dibawah Djawatan Pendidikan Umum).
2. Pendidikan Guru B. — I dan B. — II.
Pendidikan Guru B.-I dan B.-II merupakan kursus untuk
memenuhi kebutuhan akan guru 2 sekolah 2 kedjuruan untuk
tingkat S.L.T.P. dan S.L.T.A., jang diadakan menunggu lembaga
Pendidikan Guru Kedjuruan jang lebih tetap (ump. Akademi
Pendidikan Guru Kedjuruan jang diidam-idamkan) :
(a). Pendidikan Guru untuk djurusan Pendidikan Ekonomi:
1. B. — I Ekonomi
4. B. — II Ekonomi
2. B. — I Perniagaan
5. B. — II Perniagaan
3. B. — I Administrasi.
(b). Pendidikan Guru Kedjuruan djurusan Pendidikan Teknik.
1. B. — I Teknik
2. B. — I Teknik Teori
3. B. — I Teknik Praktek.
3. B. — I Pendidikan Kepandaian Putri (P.K.P.)
(a). Tudjuan:
Mendidik guru 2 Vak A dan B untuk mendjadi pengadjar
Vak A, B pada S.G.K.P.
(b). Kedjuruan 2 pada B. — I — P.K.P.
1 . Kedjuruan A. — I memasak (Food and looking)
2 . Kedjuruan A. — II — Pemeliharaan Rumah Tangga
3 . Kedjuruan B. — Djahit-mendjahit (clothing)
4 . Kedjuruan C. — M e n g g a m b a r .
1157

(c). Abiturien B. — I — P.K.P.:
Mendjadi guru pada S.G.K.P.
(d). Pendidikan Guru Kedjuruan djurusan 2:
1. B. — I Ilmu Pasti
7. B. — I Bah. Indonesia
2. B. — I Ilmu Alam
8. B. — I Bah. Inggeris
3. B. — I Ilmu Pesawat
9. B .— II Teknik
4. B. — I Ilmu Kimia
10. B. — II Pasti
5. B. — I Ilmu Hajat
11. B. — II Kimia
6. B. — I Menggambar
Tjatatan :
Keterangan lebih landjut dapat dilihat pada Almanak 1960 Djawatan Pendidikan Kedjuruan.
§ 914. Sekedar tindjauan mengenai azas 2 dan komposisi curriculum
pendidikan kedjuruan
a.

b.

c.

d.

Walaupun azas 2 dan komposisi diatas adalah berdasarkan U.U.
no. 4 tahun 1950 jo. 12 tahun 1954, namun kita berpendapat tak
ada pertentangan prinsipiil antara azas itu dengan seruan kembali
ke U.U.D. 1945, karena seperti tertjantum diatas U.U. tentang
dasar-dasar Pendidikan no. 4 tahun 1950 adalah berdasarkan Pan tjasila.
Untuk menempatkan sistim Pendidikan Kedjuruan dalam rangka
sistim Pendidikan di Indonesia jang berdasarkan Pantjasila, perlu
diadakan penindjauan jang integral, agar tiap 2 djenis sekolah mendapat tempat jang djelas dalam sistim keseluruhan tersebut.
Pemikiran jang mendalam masih dibutuhkan untuk merealisir lebih
landjut usaha-usaha jang telah dilakukan disekolah selama ini,
dalam memupuk semangat Pantjasila, musjawarah Demokrasi
Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, U.U.D. 1945, Sosialisme a la
Indonesia, Gotong-rojong, kekeluargaan, kebudajaan dsb. dengan
mengingat norma-norma paedagogis.
Berhubung dengan no. b dan c tersebut diatas perlu diadakan
lagi penindjauan curriculum setjara integral.

§ 915. Peranan Swasta dilapangan pendidikan
Dilapangan pendidikan kedjuruan dalam arti : pendidikan disekolah-sekolah kedjuruan jang diselenggarakan oleh Djawatan Pendidikan
Kedjuruan Departemen P.P. dan K. hingga kini perguruan Swasta
belum banjak dapat memberikan sumbangannja, karena:
a. pembiajaan mahal
b. guru 2 ahli untuk sekolah 2 itu masih sangat kurang (djuga
pada sekolah pemerintah).
Djumlah S.M.E.P., S.M.E.A., S.K.P., apalagi S.T. dan S.T.M. dst.
partikelir, bantuan, bersubsidi sedikit sekali sebab :
a. S.M.E.P., S.M.E.A., memerlukan a.l. mesin 2 tik.
b. S.K.P., S.G.K.P., misalnja harus mempunjai mesin djahit,
alat 2 dapur.
c. S.T., S.T.M. perlu diperlangkapi dengan mesin 2 alat 2 Teknik.
1158

Disamping jang tersebut diatas pihak Swasta banjak menjelenggarakan kursus 2 kemasjarakatan untuk orang dewasa : tata-buku, steno,
mengetik, montir mobil, radio dll.
Dalam lapangan ini besar sekali djasa 2 perguruan swasta.
§ 916. Pembiajaan Pendidikan
a. Untuk pembiajaan pendidikan ini, disamping biaja jang dikeluarkan Pemerintah, orang 2 tuapun turut serta dalam pembiajaan
tersebut.
Misalnja : (1) Gedung sekolah
(2) Buku/alat 2
(3) Uang sekolah
(4) Belandja praktek.
1. Gedung 2:
Dimana dirasakan perlu untuk mendirikan sesuatu gedung sekolah adakalanja P.O.M.G. aktif dalam usaha
pembangunan tsb.
Disamping itu pula tak kurang bantuan jang diterima
dari Jajasan Pendidikan atau lainnja.
2.

Buku 2/Alat :
Oleh karena sekolah tak dapat menjediakan buku 2 jang
dibutuhkan anak 2, maka hampir semua buku 2 peladjaran
harus diadakan oleh anak 2 sendiri. Begitu pula halnja
dengan alat 2 sekolah lainnja.

3.

Uang sekolah :
Murid 2 membajar uang sekolah jang untuk tiap 2 murid,
banjaknja disesuaikan/diperhitungkan dengan djumlah
pendapatan orang tuanja dalam setahun.

4.

Belandja praktek :
Untuk peladjaran praktek, belandja jang dikeluarkan
disamping bahan 2 jang telah tersedia disekolah, murid 2
masih harus mengeluarkan uang untuk keperluan tsb.
Dengan adanja pengeluaran 2 diatas ini dapatlah dikirakan, bahwa untuk biaja seorang anak dalam 1 bulan,
orang tua mengeluarkan ± Rp. 60,- (Angka ini diperoleh dari S.K.P.N. Bogor, jang pada dewasa ini
mendjadi objek penjelidikan Urs. Penjelidikan Djapk).

5.

Perlu ditambahkan pula, bahwa oleh karena sekolah Kedjuruan:
baik tingkat menengah maupun Menengah Atas belum ter-dapat
diseluruh daerah Indonesia.
Maka orang 2 tua harus pula mengeluarkan biaja lebih besar
lagi biaja penginapan/makan (kostgeld) untuk anak 2nja jang
harus beladjar didaerah jang mempunjai sekolah jang mendjadi
tudjuan anak tersebut.
(Lih. b. Pembiajaan Pend. Kedjuruan th. 1960, sebagai terlampir hal. 160).

1159

P E M B I A J A A N P E N D I D I KA N K E D J U R UA N
TA H U N - 1 9 6 0 .
B E L A N D J A- B E L A N D J A
NAMA
Sekolah/Kursus

1.

S.K.P.-2 th.

2. S.K.P.-4 th.
3. S.G.K.P.
4. K. Membatik
5. S K.
6. S.T.
7. S.T.M.
8. S.G.P.T.
9. K.G.S.T./
K.A.T.A./B.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

S.M.E.P.
S.M.E.A.
K.D.P./K.K.K.
S.P.K.
S.M.K.A.
S.KPh.
S.G.P.K.
S.G.Gb./P.T.
K.P.A. &
BI/BII

Pegawai

Barang

Penjelenggaraan
pengadjaran

Praktek/
Latihan

BIAJA TIAP SISWA

Pemeliharaan
Mesin

Rp.
Rp
300.000,
Rp.Rp —
Rp —
.
6.256.100—
— 1.200.000,—.
„ 25.185.800 „ 455.000,
„„




,— ,,




5.491.000, „ 375.000,
, 351.500,—
6.000,— 3.000.000,—
15.000,— „


„ 42.553.300 „ 1.300.000
„ ,,

„ 554.000
,— „ 3.425.000
,—
,—
,, 69.533.000
„ ,, 250.000 „ 600.000
,— „ 1.240.000
,—
,— „ 600.000
,—
,, 11.465.900
„ „ 250.000
,— „ 535.000,
,— „
,—
,—
„ 6.361.500,
620.000, „ 250.000
,,
„ 4.594.200,

„ 33.526.500
,—
„ 16.634.700
,—
„ 5.092.600,
„ 1.043.700,

„ 1.102.900,

„ 439.900,—
„ 188.000,

„ 13.241.000
„ 7.992.800,


,,
,,


,,



,,


410.000,,,
—330.000,—
780.000,

—,,
510.000,
—600.000,—
115.000,,,
60.000,— „
70.000,

60.000,—,,
129.000,50.000,—

34.000,
22.000,— „
15.000,

495.000,,,
505.000,
















50.000,,,
—„
10.000,

30,000,„
120.000,,
,—„
15.000,

40.000,„
15.000,„

„ —

„ 10.000,„












Djumlah :

Rp. 270.076.000, —
,, 96.587.600,—
,,
1.759.000,—
+
Rp. 368.423.400,—

1160

Djumlah

7.836.100,— Rp
.



,,

,,
,, —
,,


,,






,,

,,



Anggaran Belandja untuk Djawatan Pendidikan
Kedjuruan.
Belandja Pegawai :
Belandja Barang :
Belandja Lain 2
:

Perpustakaan



,,




,,


Djumlah
Sekolah/
Kursus

Djumlah
siswa

Sebulan

7.836.100 Rp. 72,— Rp. 1.071
28.680.80
2
6.716.000
372.500
48.812.30
0
80.356.00
0
15.755.90
0
8.166.500

,, 103, ,,
,,
— ,,
„ 1,11 —
„ 233, „
— „
„ 247,
— ,,
„ 23,—
„ 9,— ,,



,,

5.334.200



8,—








10.000,


,,
,,
,,
,,


,,

36.356.50
0
17.754.70
0
5.402.600
1.293.700
1.227.900
652.900
240.000

,; 177,

„ 40,—
121,
„ 2,—
3,—
1,—
„ 1,—






10.000, „


Setahun

14.096.00
9.127.800

„ 56,—
„ 48'—
1



,,





Rp. Rp. 609,—
7.300,—
10.05 ,,
2.852, ,,
238,—
8 —,, 6.709, „
559,
986 Tak ada laporan
—I

27.41
2.
24.12
4
6.663
1.264



,,
,,

120 „

1.780,
,,

1.907, ,,

2.364,

6.460,

44.451

,—
16.54 „
2.197,
8 ., 3.414,
5.082

1.042 ,
5.184,
262 „
4.937,
640 „
1.918,
26 „
25.112
134

Belum ada
4.485 ,,
3.143,
2.194 „
4.151,


14,

15,—
,,
,,

,,
„3.704,—
185,

,,
285,
,,
432,
,,
411,
,,
159,
,, 2.092,


sekolah
,,
270,

346,

§ 917. Hal-hal-lain
Kesulitan2.
Dalam usaha 2 pembaharuan pendidikan, Djawatan Pendidikan Kedjuruan (Djapk.) menemui banjak kesulitan 2 dalam pelaksanaan teknis
administratip, maupun politik pendidikan Pemerintah/Departemen
P. P. K.
Kesulitan2 itu dapat dimasukkan dalam dua golongan :
a. Dari dalam
b. Dari luar.
a. Dari dalam.
1. Guru2 jang berwenang tidak tjukup djumlahnja untuk mengikuti perkembangan sekolah 2, sehingga banjak jang dipimpin,
ataupun diadjar oleh guru 2 jang kurang sesuai.
Jang paling tidak beruntung dalam hal ini ialah Pendidikan
Teknik.
2. Pergantian guru 2 jang disebabkan karena usaha 2 mempertinggi
mutu guru 2 tidak menguntungkan bagi kelantjaran peladjaran.
3. Hanja sedikit sekolah 2 Kedjuruan jang mempunjai/mewarisi
gedung sendiri. Biasanja dipondokkan disekolah lain, atau di sewakan rumah biasa, ada djuga jang oleh P.O.M.G. sekolah
tersebut dibuatkan rumah sekolah, tetapi jang djauh dapat
memenuhi kebutuhan sekolah.
Kerapkali terdjadi mesin 2 ataupun alat-alat lain jang mahal 2,
ditempatkan dalam rumah jang tidak diperbuat untuk keperluan itu.
4. Buku 2 pegangan guru, maupun untuk murid 2 belum mentjukupi atau belum ada, dan kalau ada, buku 2jang seharusnja
sudah lama diapkir atau tiada memenuhi sjarat 2 (metode)
pendidikan.
5. Banjak sekolah 2 tidak tjukup mempunjai alat-alat peladjaran
njata (praktek).
Lagi pula kerapkali terdjadi pengiriman alat-alat jang tidak
sesuai dengan keperluan sekolah.
Sebagai tjontoh dapat dikemukakan, bahwa sekolah Keradjinan
Keramik di Wonosari menerima berpeti-peti pukul besi.
6. Tiada tjukup kesempatan bekerdja njata (praktek).
7. Anggaran Belandja Pendidikan belum pernah melampaui angka
6.4% dari A.B. Negara. Angka tertinggi itu ialah dalam th. 1958.
b Dari luar.
1. Tidak djarang Djapk. dihadapkan kepada keputusan Pemerin-tah,
jang disebabkan karena tuntutan daerah, sehingga dengan tjara
istimewa pos-pos A.B. harus digeser untuk keperluan jang belum
pernah direntjanakan.
2. Peraturan Pegawai jang berbelit-belit menjulitkan penempatan
guru 2 maupun tenaga administrasi, sehingga pengelolaan peralatan tak dapat diselenggarakan dengan baik.

1161

Kursus B.-I Kimia dan Ilmu Alam di Djakarta misalnja bertahun-tahun bekerdja dengan djumlah pegawai jang begitu
ketjilnja, sehingga alat 2 jang serba lengkap dan mahal 2 dari
bantuan luar negeri tidak dapat dirawat semestinja.
Djuga karena kekurangan tempat masih banjak peti alat 2 jang
belum dibuka.
c. Duplikasi.
Belum adanja penegasan tentang djenis sekolah apa jang dapat
diselenggarakan oleh Kementerian 2 lain, pula karena belum adanja
koordinasi jang baik antar — Kementerian, maka kerap kali terdjadi duplikasi jang tidak menguntungkan.
Misalnja : Djawatan Penempatan Tenaga dan Djawatan Perindustrian Rakjat membuka sekolah 2/kursus 2 jang sudah diselenggarakan
oleh Djapk., atau sebaliknja, jang berarti penggunaan Keuangan
Negara maupun tenaga ahli jang tidak effisien.
d. Bantuan luar negeri.
Melalui badan 2 internasional : Colombo-plan, I.C.A., Unesco, Fordfoundation dll. Djapk. maupun sekolah 2 menerima bantuan dalam
bentuk : tenaga 2 ahli, alat 2 modern dan buku 2.
Biarpun alat 2 dan buku 2 itu diberikan dengan tjuma 2, tetapi untuk
menebusnja dari pelabuhan harus dibajar T.P.I. Oleh karena
untuk itu tidak tersedia mata anggaran tersendiri, harus dimintakan
dahulu dari Pemerintah, dan oleh karena harus melalui prosedur
jang begitu sulit, dan berbelit-belit maka biasanja baru setelah
menunggu ber-bulan 2 lamanja alat 2 dan sebagai itu baru dapat diterimanja. Selain menambah biaja (ongkos gudang), hal itu djuga
mengakibatkan kerusakan 2.
Urusan Penjelidikan (Research) Djapk. dalam bulan Djuni 1959
diberitahu akan kedatangan hadiah I.C.A. berupa alat 2 maupun
buku 2, sampai sekarang (Maret 1960) barang 2 itu belum djuga
dapat ditebus. Hal ini tidak hanja menimbulkan keketjewaan dalam
kalangan sendiri, tetapi djuga pada orang jang mengusahakan ban tuan itu.
Bantuan 2 tersebut terutama dipergunakan dalam usaha 2 mempertinggi mutu guru 2 dalam bentuk kursus 2 B. -I dan II, seminar 2,
training centre, dengan maksud supaja dengan demikian mutu
peladjaranpun meningkat.
Dengan tidak mengurangi keuntungan jang telah tersebut tadi,
sebaliknja ada tampak keburukannja.
Di S. G. P. T. misalnja, tjalon 2 guru S. T. dididik mempergunakan
alat 2 serba lengkap, modern dan otomatis, tetapi bila mereka itu
kemudian ditempatkan disekolah jang perlengkapan alat 2nja serba
kurang dan kuna (malahan kadang 2 tidak tersedia alat-alat sama
sekali), maka timbullah rasa ketjewa, jang menjebabkan pelarian
dari kenjataan. Akibat lain jang sudah dirasakan baik oleh pimpinan sekolah maupun anak 2 didik ialah: beberapa guru, setelah
mendapat kesempatan melandjutkan peladjarannja, tidak mau/
segan kembali ketempatnja semula disekolah, sehingga kemadjuan
1162

peladjaran sangat terganggu dan seakan-akan sekolah hanja dipakai
tempat latihan dan batu lontjatan belaka.
e. Usaha2 jang sedang didjalankan.
1. Curriculum lama bersifat intelektualistis, kurang bersifat
praktis. Metode 2 sedang ditjari dan ditjobakan untuk menghubungkan anak2 dengan kenjataan hidup dalam masjarakat jang
sebenarnja dan mempersiapkan mereka untuk kenjataan hidup
sehari-hari.
Ditjari djalan untuk membangkitkan pada anak 2: inisiatip,
keteguhan hati, pendapat sendiri, rasa tanggung-djawab, dan
rasa kemasjarakatan.
Seluruh pengadjaran dan pendidikan harus dapat dipergunakan
untuk pembangunan nasional, pembangunan semesta baik
mental maupun materiil.
2. Agar tamatan Sek. Kedjuruan dapat memenuhi harapan masjarakat telah diandjurkan supaja pimpinan sekolah mengadakan
hubungan baik dengan: Djawatan 2 Pemerintah, Bank; perusahaan-perusahaan, agar murid 2 mendapat kesempatan berlatih di-kantor 2, di-bengkel 2 dsb. baik milik Pemerintah, maupun
swasta. Dibeberapa tempat usaha ini telah mendapat sambutan
baik.
2
f. Tjita Djawatan Pendidikan Kedjuruan.
1. Agar daerah 2 ikut serta dalam pemikiran penjebaran, perluasan
pengelolaan sekolah 2 jang efisien dikandung maksud untuk
mengusulkan pembagian pembiajaan sekolah setjara sama (fiftyfifty) antara Kem. P.P.K. dengan daerah.
2.
3.

Perlu diadakan koordinasi antar — Kementerian.
Akan diusahakan sebuah Jajasan Pendidikan Kedjuruan dengan mengikut-sertakan perusahaan 2, bank 2, jajasan-jajasan
pendidikan swasta dan badan 2 lain.
g. Kesimpulan.
1. Tjara berfikir rakjat Indonesia, semangat dan sikap pribadi
dan berkelompok rakjat Indonesia sekarang masih perlu diselidiki lebih mendalam oleh para anthropoloog dan sosioloog
Indonesia.
Tjara itu masih harus ditentukan.
2. Kita masih terus-menerus mentjari sistim pendidikan kedjuruan jang tepat untuk Indonesia dalam rangka sistim pendidikan seluruhnja.
Perkembangan masjarakat dalam segala bidang tidaklah memudahkan penemuan sistim ini.
Maka perlu sekali diadakan kerdjasama dalam penjusunan sistim
ini antara djawatan 2 dan bagian 2-nja dari Departemen P. P. & K.
chususnja dan Departemen 2 lainnja, dan semua golongan masjarakat, jang
ikut serta dalam pembangunan pada umumnja.
1163

§ 918. Keadaan jang mendjadi tudjuan
Pendjelasan tentang perentjanaan usaha 2 pembangunan mental.
Mengenai pendjelasan perentjanaan usaha 2 pembangunan mental
pada dasarnja/umumnja dapat diterangkan dengan menundjuk pada :
a. Instruksi Menteri Muda P.P. dan K., No. 1 tahun 1959 jang merupakan inti pokok Sapta Usaha Tama, jang didjadikan pendorong
kerdja bagi seluruh pegawai/petugas Departemen P. P. dan K.
Usaha itu telah ditegaskan pula berupa garis 2 pelaksanaan pada
setiap bidang usaha Departemen P.P. dan K.
b. Pendjelasan tentang azas dan komposisi curriculum Pendidikan
Kedjuruan jang bersumber pada filsafat Pendidikan Kedjuruan
jang berbunji sebagai berikut:
Undang 2 pokok Pendidikan (Undang 2 No. 12 th. 1954) Bab III
pasal 4, tentang dasar 2 pendidikan dan pengadjaran menjebutkan
antara lain :
Pendidikan dan Pengadjaran berdasarkan azas 2 jang termaktub
dalam „Pantja Sila ”, Undang 2 Dasar Negara Republik Indonesia
dan kebudajaan kebangsaan Indonesia.
„Pantja Sila ” ialah dasar pokok:
Ke-Tuhanan Jang Maha Esa
Kebangsaan
Perikemanusiaan
Demokrasi
Keadilan Sosial.
Kebudajaan kebangsaan Indonesia ialah segala kekajaan budaja
bangsa Indonesia, rochani dan djasmani.
c. Dasar2 pokok penjusunan rentjana Pendidikan Teknik jang efektip
di Indonesia jang telah dirumuskan oleh Panitya Kursus Penjelidikan Pendidikan Teknik (Lihat Laporan Teknik nomor C-1)
lampiran.
Tjontoh : Lihat pasal 12 tentang : Beladjar dengan djalan berbuat.
pasal 14 tentang : Mengalami pemetjahan soal jang
praktis.
pasal 15 tentang : Membina warganegara jang
sempurna.
d. Seminar Plano ke-II antara Kepala U.P.T. dan Staf, Kepala 2
I.P.T.D. dan Wakil, Kepala 2 S.T.M., K.G.S.T./S.G.P.T, seluruh
Indonesia jang diselenggarakan pada tanggal 8, 9 dan 10 Desember
1958 di Bandung jang antara lain mengupas tentang masalah 2 :
Employment
Competence
Hubungan2 manusia
Kebutuhan-kebutuhan
Inisiatip
Kerdjasama (Collaboration/team work)
Sikap (attitude)
Kepemimpinan (leadership).
1164

§ 919. Usaha mengubah sistim pendidikan
a. Usaha mengubah sistim pendidikan kearah sistima Indonesia sampai
saat ini belum dapat dirumuskan setjara tepat.
Tindakan2 kearah itu, a.l. ialah :
1.
pendidikan kearah djiwa Nasional.
2.
memasukkan unsur 2 Pantjasila sebagai dasar pendidikan misalnja :
(a). Adanja usaha pengintegrasian pendidikan agama dan
pengadjaran di Atjeh.
(b). Upatjara2 penaikan bendera dsb. di-sekolah 2 pada permulaan dan achir pekan dll.
Tetapi semua usaha 2 kearah ini masih merupakan usaha 2 jang
terpetjah 2 dan belum merupakan usaha jang bulat.
Dengan kembali ke U.U.D. 45, perlu ditjari djalan untuk menjesuaikan undang 2 Pendidikan No. 4 th. '50, dengan isi
Manifesto Politik Presiden.
b. Perentjanaan curriculum pendidikan.
Mengenai perentjanaan curriculum pendidikan, kita batasi dalam
bidang2 pendidikan kedjuruan. Telah dibuat suatu rentjana perbandingan prosentasi pemberian mata 2 peladjaran disekolah-sekolah
kedjuruan jaitu : 50% mata peladjaran pokok,
25% mats peladjaran penting,
25% mata peladjaran pelengkap.
Perentjanaan curriculum ini disesuaikan dengan usaha 2 pembangunan mental.
Dalam hal ini dapat disebutkan usaha 2 jang telah didjalankan kearah perbaikan/penjempurnaan curriculum itu.
a. l.: Oleh pemerintah telah dibentuk Panitia Negara Pendidikan
Teknik.
Dep. P.P. & K. telah membentuk Panitia Chusus Penjelidikan (research).
c. Perentjanaan pendidikan kedjuruan.
Dalam perentjanaan pendidikan kedjuruan sebagai pedoman dapat
digunakan plan pemerintah tentang rentjana pembangunan 5 th.
tentang pendidikan th. '55/'60.
Usaha selandjutnja tentang perentjanaan pendidikan kedjuruan ini
masih dalam persiapan.
Dapat ditambahkan bahwa ada dikandung maksud untuk mengadakan school-guidance dan vocational guidance.
d. Perentjanaan tugas dan usaha Pemerintah dan Swasta dalam lapangan pendidikan/pengadjaran.
Lihat keterangan/pendjelasan mengenai komposisi curriculum.
1165

e. Tjara2 baru untuk menambah dan meninggikan ketjerdasan rakjat.
Pembukaan sebanjak mungkin kursus 2 dan sekolah 2 kedjuruan jang
meliputi segala bidang.
f. Tjara 2 untuk menambah djumlah perbaikan mutu para tenaga
kedjuruan.
Terkandung maksud dan tjita 2 untuk membuka kursus 2 dan sekolah
kedjuruan jang meliputi segala bidang. Djuga mengadakan „Jajasan
Pendidikan Kedjuruan ” jang didalamnja duduk tenaga 2 dari Djawatan Pendidikan Kedjuruan dan partikelir untuk menghimpun
sekolah dan kursus partikelir didalamnja, mengusahakan kesera gaman pada sekolah dan kursus partikelir jang sedjenis.
Dengan demikian tinggi mutu peladjaran dikursus-kursus itu dapat
terdjamin.
g. Ta r g e t .
Target untuk : 1. Pelaksanaan sistim pendidikan.
Pendidikan kedjuruan harus benar 2 merupakan
Vocational Education, bukan Vocational Training.
(a) Ketjuali memberikan skill (keachlian)
pendidikan kedjuruan harus menanamkan.
djiwa nasional, disiplin, pengabdian pada
negara dan kepentingan umum, kedjudjuran dan ketabahan hati.
(b) Sekolah 2 Kedjuruan, walaupun sekolah 2
achir (jang menamatkan tenaga 2 untuk
langsung dapat bekerdja) harus memberi
kemungkinan bagi peladjar 2-nja untuk
melandjutkan sekolah hingga di Perguruan
Tinggi.
Perguruan Tinggi hendaknja membuka
kesempatan bagi anak 2 tamatan Sekolah
Kedjuruan tingkat Atas dengan/tanpa
Udjian masuk.
2. Usaha 2 penjelenggaraan pendidikan dan pembiajaannja :
Untuk Pendidikan Kedjuruan diharapkan:
(a) Pelaksanaan pembagan Anggaran Belandja: Pend. Kedjuruan: Pend. Umum =
7 : 3.
(b) Kenaikan Anggaran Belanda Departemen
P.P. & K. hingga 25% dari Anggaran Belandja Negara.
2
h. S a r a n .
Hendaklah diadakan koordinasi antara semua pendidikan kedjuruan
jang diselenggarakan oleh semua Departemen dan Swasta.
1166

§ 920. Ketinggalan (achterstand) dalam Pendidikan Kedjuruan dan
usaha perluasan
a. Daftar achterstand seperti terlampir menggambarkan dengan djelas
betapa kekurangan jang dialami oleh tiap 2 djenis sekolah kedjuruan
ditiap-tiap propinsi dalam hal :
1. gedung sekolah,
2. perumahan guru,
3. alat2 perlengkapan berupa mebiler,
4. alat2 kantor,
5. buku2 peladjaran, dan
6. alat2 praktek.
Dasar jang dipergunakan untuk menjusun daftar achterstand itu
terdapat dalam „Unit biaja penjelenggaraan sekolah kedjuruan ”.
Menurut daftar achterstand tersebut ketinggalan jang dialami oleh
sekolah 2 kedjuruan seluruh Indonesia sampai achir 1959 berdjumlah
Rp. 5.170.735.550,—. Mustahil bahwa biaja ini dapat diberatkan
pada Anggaran Belandja biasa Departemen P.P. dan K. Djuga
apabila achterstand ini direntjanakan untuk dikedjar dalam waktu
10 — 15 tahun, maka beban ini masih merupakan beban berat bagi
Dep. P.P.K.
Oleh karena itu alangkah baiknja apabila biaja ini diusahakan
dari luar Anggaran Belandja Departemen P.P. dan K.
b. Mengenai usaha baru dan pembaharuan dibidang sekolah 2 kedjuruan, dapat dikemukakan bahwa Djawatan Pendidikan Kedjuruan
merentjanakan :
1. 5 buah Kursus Dagang tingkat Atas (K.D.A.) di Djakarta
Raya, Semarang atau Tegal, Malang, Palembang dan Bandjarmasin.
2. Sebuah Sekolah Kepandaian Putri tingkat Atas (S.K.A.) jang
untuk sementara ditempatkan pada salah satu S.G.K.P.
3. Pilot Comprehensive School: S.K., S.T., S.T.M., dan S.G.P.T.
di Djakarta.
Rentjana biaja usaha baru dan pembaharuan sekolah 2 kedjuruan
ini berdjumlah Rp. 5.018.300,—.
§ 921. Pendidikan Teknik
a. Mempersiapkan untuk bekerdja dan hidup.
Istilah pendidikan teknik, sebagai jang digunakan didalam laporan ini,
ialah perumusan djenis pendidikan kedjuruan formil dan tak formil,
jang tingkatnja umumnja lebih rendah dari pada perguruan tinggi dan
jang tudjuannja agak luas djuga, seperti tertera dibawah ini:
1. Mempersiapkan pemuda 2 kita dan orang 2 dewasa, baik laki 2
maupun perempuan, untuk dapat memasuki lapangan 2 kerdja
biasa dan lapangan kerdja teknik.

1167

Mempersiapkan pemuda 2, supaja mereka itu dengan hasil karyanja dapat memberikan sesuatu sumbangan pada pekerdjaan
dan kehidupan masjarakat.
3. Menambah pengetahuan dan keahlian orang 2 jang sudah mempunjai sesuatu pekerdjaan.
4. Mengadakan latihan baru bagi mereka jang akan memasuki
lapangan kerdja itu.
b. Mentjukupi keperluan nusa dan bangsa.
Program pendidikan teknik jang efektif hendaknja merupakan
bagian penting dari masjarakat jang dilajani pendidikan itu. Program itu haruslah dapat melihat djenis latihan teknik jang diper-lukan
masjarakat dan dapat menjusun rentjana latihan jang praktis untuk
mentjukupi keperluan itu.
1. Suatu djalan baik untuk mengetahui keperluan tersebut dan
untuk menjusun suatu rentjana kerdja njata ialah penggunaan
panitia2 penasehat jang terdiri dari orang 2 jang akan menerima
hasil pendidikan itu (madjikan, pekerdja, pedjabat pemerintah
dan sebagainja).
2. Untuk mendjamin terlaksananja suatu rentjana pendidikan
teknik jang efektif dan teratur hendaknjalah panitia (atau
dewan) jang sama susunannja diadakan, baik pada tingkat
daerah, maupun pada tingkat nasional. Panitia-panitia inilah
jang akan bertanggung-djawab tentang: (i) penindjauan berkala terhadap perkembangan dilingkungan tehnologi dan la pangan kerdja ; (ii) penghubungan perkembangan ini dengan
keperluan dilapangan pendidikan ; (iii) andjuran mengenai
politik pendidikan dan prosedur administrasi, baik untuk pen didikan jang diselenggarakan oleh Pemerintah maupun jang
diselenggarakan oleh pihak Swasta ; (iv) penetapan penilaian
dan ukuran dan (v) pemeliharaan kesedjahteraan umum segenap segi pendidikan teknik.
3. Pengusaha tiap 2 sekolah teknik hendaknja berusaha setjermatnja untuk menjusun suatu rentjana jang efektif, jang bermaksud mentjiptakan koordinasi antara pekerdjaan disekolah dan
keperluan akan pendidikan teknik jang terdapat didalam ma sjarakat. Penjelidikan berbagai pekerdjaan merupakan salah
satu alat untuk menentukan djenis pendidikan teknik jang
diperlukan. Keperluan akan pendidikan didaerah, jang ada
hubungannja dengan pertumbuhan dan perkembangan trans migrasi, hendaknja mendapat perhatian.
4. Rentjana pendidikan jang efektif menghendaki kerdjasama jang
seeratnja : (i) antara sekolah 2 jang memberikan pelbagai djenis
pendidikan teknik ; (ii) antara badan 2 pemerintah jang menjelenggarakan rentjana pendidikan teknik; (iii) antara pedjabat-pedjabat pemerintah jang bertanggung-djawab tentang
pendidikan dan mereka jang bertanggung-djawab dilapangan
perburuhan dan tehnology; (iv) antara pendjabat 2 pendidikan
teknik dan industri, termasuk tenaga pimpinan dan tenaga 2
2.

1168

penjelenggara. Hal itu perlu sekali untuk menghindarkan
kekurangan dan/atau kedjadian berulang didalam pendidikan
jang disuguhkan.
c. Membanggakan nilai segenap kerdja jang bermutu.
Didalam suatu negara jang hendak inendjalankan industrialisasi
hendaknja diadakan suatu rentjana jang tjermat mengenai „public
relation” jang akan membantu warga 2 negara itu memandang
pekerdjaan tangan sebagai pekerdjaan terhemat dan sebagai se suatu jang lajak dikerdjakan. Hal itu akan membantu negara memberikan hasil jang lebih besar lagi dan dengan demikian tingkat
hidup dapat ditinggikan.
1. Pertumbuhan sikap jang baik terhadap pekerdjaan merupakan
tanggung-djawab seluruh pendidikan beserta pedjabat 2 resmi
dan pedjabat 2 perusahaan.
2. Mulai dari kelas satu pengadjaran rendah pengadjaran dan
alat 2 pendidikan hendaknja direntjanakan setjermatnja untuk
membantu anak2 dalam mengembangkan suatu sikap jang baik
terhadap pekerdjaan jang menghasilkan.
3. Haruslah ada rentjana jang disusun dengan teliti untuk mem bangun kepertjajaan nasional tentang kemampuan bangsa kita
untuk menghasilkan barang dan djasa, seperti negara 2 lain
jang telah merupakan negara industri.
d. Menghasilkan sebagai bahagian beladjar.
Oleh karena pendidikan teknik jang baik adalah pendidikan jang
mahal dan oleh sebab suatu negeri jang sedang bertumbuh seperti
negeri kita terbatas pula sumbernja untuk membiajai seluruh pendidikannja, rentjana pertjobaan jang bermaksud merendahkan biaja
pendidikan teknik itu hendaknja kita setudjui dan kita bantu per kembangannja.
1. Bantuan uang untuk pendidikan teknik hendaknja disediakan
oleh badan 2 resmi, tapi bantuan tambahan seharusnja datang
dari orang 2, perusahaan dan perkumpulan 2 jang langsung
berkepentingan dan jang djelas akan memperoleh keuntungan
dari hasil 2 pendidikan itu.
2. Sedapat mungkin peladjaran untuk memperoleh keahlian dilapangan teknik itu hendaknja didasarkan pada penghasilan
sesuatu dan/atau pekerdjaan pemeliharaan jang dapat didjual
didalam masjarakat atau kepada sekolah 2 lain.
3. Pertjobaan mengenai konsep tersebut diatas amat kita perlukan. Sementara itu hendaknja diingat bahwa tudjuan pertama pendidikan teknik ialah memberikan kepada peladjar
latihan 2 sehat dalam mengembangkan ketjakapannja, pengetahuannja dan sikapnja, agar supaja ia berhasil didalam pe kerdjaannja. Djenis kesibukan jang menghasilkan sesuatu akan
tetapi tidak membantu kita dalam mentjapai tudjuan tersebut
hendaknja djangan diadakan.
1169

4.

Untuk memadjukan pendidikan teknik didalam masjarakat
daerah hendaknja kita pertimbangkan konsep „modal bertandingan” („matching funds "). Artinja: Pemerintah akan menjediakan djumlah uang jang besarnja sebanding dengan djumlah jang disediakan daerah atau masjarakat setempat sesuai
dengan ketentuan jang diatur dalam suatu Undang 2.

e. Bekerdjasama : sekolah dan industri.
Program pendidikan teknik jang efektif hendaknja didasarkan
pada pengakuan, bahwa latihan teratur haruslah diselenggarakan
bukan sadja disekolah, melainkan djuga didalam perusahaan. Dua
djenis latihan itu haruslah saling melengkapi. Untuk itu diperlukan kerdjasama jang erat dalam menjusun politik dan tata-tjara
pendidikan.
1. Manakala industri menggunakan rentjana latihan ditempat
kerdja dengan mengikuti sistim „magang ”, maka sekolah teknik didalam masjarakat hendaknja sedia untuk memberikan
latihan pendidikan teknik jang berhubungan dengan itu selama
sebahagian waktu kerdja.
2. Didalam suatu masjarakat seperti jang kita miliki, jang me nudju
kearah industrialisasi, hendaknjalah kita memadjukan dan
menerima pelbagai „pilot program ” untuk mendjamin adanja
hubungan antara sekolah dan industri jang paling tjo-tjok bagi
keperluan kita.
3. Keperluan perusahaan 2 ketjil akan latihan teknik hendaknja
diperhatikan dengan tjermat. Pendidikan itu hendaknja djuga
memuat pengadjaran jang berhubungan dengan tjara mengorganisasi dan mengadministrasi sebuah perusahaan ketjil.
f. Berubah keadaan, berubah pula rentjana kerdja.
Rentjana Pendidikan Teknik jang efektif lebih banjak menghendaki djenis administrasi jang agak longgar dan elastis dari pada
administrasi jang kaku dan terlampau terikat pada norma 2 tertentu,
ataupun administrasi chusus sesuai dengan udjudnja pendidikan
teknik.
1. Hasil pendidikan teknik didalam suatu masjarakat akan seimbang dengan kemampuan pendidikan itu untuk menjesuaikan
diri perubahan 2 jang terdjadi dilingkungan pasaran kerdja dan
ekonomi masjarakat itu.
2. Setiap usaha hendaknja didjalankan untuk mentjegah pembo rosan. Tetapi dibawah suatu djumlah biaja minimum „per
capita ” tak mungkinlah menjelenggarakan pendidikan teknik.
Apabila keadaan keuangan tidak mengizinkan pengeluaran
diatas minimum itu hendaknjalah pendidikan teknik itu djangan diselenggarakan.
3. Pendidikan teknik disekolah hendaknja hanja meliputi latihan 2
jang meminta tjalon pekerdja jang tjukup besar djumlahnja
untuk membuat usaha kita, dipandang dari sudut ekonomi,
dapat dipertanggung-djawabkan.

1170

4. Pendidikan teknik disekolah hendaknja dibatasi pada mata
peladjaran jang dapat diadjarkan diruang kelas, dibengkel dan
dilaboratorium.
g. Membina pendidikan teknik jang berwenang.
Didalam rentjana pendidikan teknik jang efektif sistim pendidikan
guru jang bersifat „pre-service ” hendaknja mendapat tempat jang
lajak.
1. Pemilihan, persiapan dan pemeliharaan suatu staf pendidik
jang berwenang merupakan satu 2-nja faktor utama dalam
mendjamin hasil baik sesuatu rentjana pendidikan teknik.
2. Dalam masa pertumbuhan pendidikan teknik itu boleh djadi
kita terpaksa mempekerdjakan guru 2 jang pendidikan formilnja dan pengalaman kerdjanja belum memenuhi sjarat 2 jang
kita inginkan.
Guru-guru ini hendaknja diharuskan mengikuti latihan penambah pengetahuan dan ketjakapan jang direntjanakan lebih
dahulu untuk meniadakan kekurangan 2 jang terdapat pada
mereka itu.
3. Tingkat dan rentjana formil pendidikan guru teknik hendaknja
mengikuti susunan jang pada garis besarnja sama dengan jang
diadakan bagi djenis 2 pendidikan guru lainnja.
4. Dalam menjusun program pendidikan guru 2 teknik hendaknja
keharusan untuk memperoleh pengalaman kerdja kita perhatikan terus-menerus.
h. Memperkerdjakan guru jang telah membuktikan keahliannja di dalam pekerdjaannja.
Pendidikan teknik jang efektif menghendaki pendidikan jang telah
memperoleh pengalaman baik dalam menggunakan ketangkasan
dan pengetahuan jang berhubungan dengan pekerdjaan dan kesi bukan-kesibukan jang hendak diadjarkan. Ketjuali itu ia harus
mempunjai pengertian tentang proses mengadjar dan beladjar dan
mengenal waktu peladjar