Variasi Berat Labur Perekat Phenol Formaldehida Terhadap Kualitas Papan Lamina dari Batang Kelapa Sawit dengan Pemadatan

DAFTAR PUSTAKA
Abdurachman, Hadjib N. 2005. Kekuatan dan kekakuan balok lamina dari dua
jenis kayu kurang dikenal. Jurnal Penelitian Hasil Hutan. 2 (1) : 16-24.
Bogor.
Achmadi, S. S. 1990. Kimia kayu. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. IPB.
Press. Bogor
Amin, Y dan W. Dwianto. 2006. Pengaruh suhu dan tekanan uap terhadap fiksasi
kayu kompresi dengan menggunakan Close System Compression Jurnal
Ilmu dan Kayu Tropis 4 (2).55-60. Bogor.
Anshari, B. 2006. Pengaruh variasi tekanan kempa terhadap kuat lentur kayu
laminasi dari kayu meranti dan keruing. Dimensi Teknik Sipil .2 (1): 1-11.
Semarang
[ASTM] American Standart Test Methods. 2000. D 143-94. Standart test methods
for small clear specimens of timber. annual book of ASTM Standard.
Philadelphia.
Bakar, E. S. 2003. Kayu sawit sebagai substitusi kayu dari hutan alam. Forum
Komunikasi dan Teknologi dan Industri Kayu 2: 5-6. Bogor.
Balfas, J. 1998. Sifat dasar kayu sawit. Prosiding. Diskusi Nasional Hutan Raya
dan Ekspose. Hasil Penelitian di Sumatera Utara. 18-19 September. Balai
Penelitian Kehutanan.
Blass, H. J, P. Aune, B.S. Choo, R. Gorlacher, D.R. Griffiths, B. O. Hilso, P.

Racher dan G. Steck, (Eds.) 1995. Timber Engineering Step I, First
Edition. Centrum Hout. Netherlands.

Universitas Sumatera Utara

Bodig, J and BA. Jayne. 1982. Mechanics of Wood and Wood Composites Van
Nostrand Reinhold Company. New York.
Cahyadi, D. Firmanti, A. Subiyanto, B. 2012. Sifat fisis dan mekanis bambu
laminasi bahan berbentuk pelupuh dengan penambahan metanol sebagai
pengganti pengencer perekat. Permukiman Vol. 7 No.1
[CWC] Canadian Wood Council. 2000. Wood reference handbook. a guide to the
architectural use of wood in bilding construction. ed ke-4. ottwa:
Canadian Wood Council.
Darmaji, A. 2003. Pengaruh perlakuan awal dan tingkat pemadatan terhadap
pemadatan sifat fisis dan mekanis kayu sengon (Paraserianthes
Falcataria) (L) nielsen [skripsi]. Fakultas Kehutanan,Institut Pertanian .
Bogor. Bogor.
Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian. 2012 Statistik
Perkebunan Indonesia tahun 2012-2013. Deptan RI. Jakarta. http://
pertanian.go.id/infoeksekutif/bun/bun-asem2012/Areal-kelapasawit.pdf

(20 Februari 2014).

[FAO] Food and Agriculture Organization. 1996. Plywood and other wood based
panels. Food and Agriculture Organization of the United Nation, Rome.

Fakhri, 2002. Kemampuan perekatan resin urea formaldehyde pada laminasi kayu
sengon dan keruing. Pekanbaru: Jurnal Sains dan Teknologi Universitas
Riau. Vol 6 No.4.
Febrianto, F dan E. S. Bakar. 2004. Kajian potensi, sifat-Sifat dasar dan
kemungkinan pemanfaatan kayu karet dan biomassa sawit di Kabupaten
Musi Bayuansi. Lembaga Manajemen Agribisnis dan Agroindustri. Institut
Pertanian Bogor. Bogor
Ginting, I. A. D . 2012. Balok laminasi dengan kombinasi dari batang kelapa
sawit (Elaeis guineensis Jacq.) dan kayu mahoni
Mahagoni)

(Swietenia

[skripsi]. Universitas Sumatera Utara. Medan


Universitas Sumatera Utara

Hadi, M. M. 2004. Teknik berkebun kelapa sawit. Adicita Karya
Nusa.Yogyakarta.
Hartono, R. Nadeak. G. T. Coto. Z. 2008. disampaikan pada seminar masyarakat
Peneliti Kayu Indonesia XI Palangkaraya.
Herawati, E. 2008. Karakteristik balok laminasi dari kayu mangium. Jurnal Ilmu
dan Teknologi Hasil Hutan 1 (1): 1-8 http://www.bibsonomy.org (09
Desember 2012).
Hill, C. A. S. 2006. Wood modification: Chemical, thermal dan other process.
Jhon Wiley dan Sons, England
[JAS]. 2003. Japanese Agricultura Standard for glued laminate timber. Ministry
of Agricultura, Forestry and Fisheries.
Killman, W and Koh. M. P. 1998. Oil Palm Stem Densification Using Ammonia
Treatment: A Preliminary Study. Journal Tropical Forest Science 1(1): 110.Malaysia
Kliwon, S. dan M. I. Iskandar. 2008. Teknologi kayu lapis dan produk
sekundernya. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan.
Departemen Kehutanan Jakarta.
Lam, F. Prion HGL. 2003. Engineered wood products for structual purposes.
Thelandersson S, Larsen HJ, edititor. Timber Engineering. New York:

Jhon Wiley dan Sons, Ltd.hlm 81-102.
Lubis, A.U, P. Guritno dan Darnoko. 1994. Prospek industri dengan bahan baku
limbah padat kelapa sawit di Indonesia. Berita Pusat Penelitian Kelapa
Sawit. 2(3):203-209.
Malik, J., dan Santoso, A. 2012. Keteguhan lentur statis balok lamina dari tiga
jenis kayu limbah pembalakan hutan tanaman. http://forda-mof.org (27
Januari 2013).
Manik, P. 1997. Teknologi pembuatan kapal kayu laminasi.
http://www.kapal.ft.undip.ac.id (18-19 September 2010).
Marutzky, R. 2002. Glued-Laminated Timber. wilhem-klauditz-institut
holzforsching.http://www.purbound.com/doc/literature/en/fraunhofer.pdf
(17 Maret 2006).

Universitas Sumatera Utara

Oka, G. M. 2005. Analisis arah laminasi vertikal dan horisontal terhadap perilaku
lentur balok bambu laminasi. Jurnal SMARTek Vol 6, No.2:94-103.
Pasaribu, R. J. 2011. Sifat fisis mekanis balok laminasi dari kayu (Eucalyptus
grandis) [skripsi]. Program Studi Kehutanan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara. Medan.

[PIKA] .Pendidikan Industri Kayu Atas. 1979. Mengenal sifat-sifat kayu
Indonesia dan penggunaanya. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Pizzi, A. 1983. Wood adhesive: Chemistry and technology. british polymer
Journal. New York.
Prayitno, T. A. 1995. Bentuk batang dan sifat fisika kayu kelapa sawit. buletin
Fakultas Kehutanan. UGM No 28. Yogyakarta.
Prayitno, T.A., 1996. Perekatan Kayu, Fakultas Kehutanan, Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Risnasari, I. Irawati Azhar dan Astri Novita Sitompul. 2011. Karakteristik balok
laminasi dari batang kelapa(Cocos Nucifera L) dan kayu Kemiri (Aleurites
Moluccana Wild). Foresta 1:79-87
Ruhendi, S. D. N. Koroh, F. A. Syamani, H. Yanti, Nurhaida, S. Saad dan T.
Sucipto. 2007. Analisis perekatan kayu. Fakultas Kehutanan, Institut
Pertanian Bogor, Bogor.
Ruhendi, S. dan Y. S. Hadi. 1997. Perekat dan perekatan. Jurusan Teknologi
Hasil Hutan. Fakultas Kehutanan. IPB. Bogor.
Sari, N. M. 2008. Pengaruh banyaknya lapisan pada kayu tempelan utuh dan kayu
tempelan tidak utuh terhadap pengujian kadar air, delaminasi, dan geser
horisontal kayu galam. Jurnal Hutan Tropis Borneo No.23, September
2008.

Sari, Y. 2011. Karakteristik glulam dari dua jenis kayu rakyat : pinus dan jabon
[skripsi]. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Seng, O. D. 1990. Berat jenis dari jenis-jenis kayu

Indonesia dan pengertian

kayu untuk keperluan praktek. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hasil
Hutan. Bogor.

Universitas Sumatera Utara

Serrano, E. 2003. Mechanical performance and modelling of glulam. didalam:
thelandersson S, Larsen hj, editor. timber engineering. west Sussex: Jhon
Wiley dan Sons, ltd. hlm 67-79.
Setiawan, D. B. 2011. Modulus of rupture balok laminasi kayu bangkirai. Jurnal
Teknik Sipil Negeri Semarang. Semarang.
Sinaga, M. Hadjib N. 1989. Sifat mekanis kayu lamina gabungan dari kayu Pinus
dan Eucalyptus. Duta Rimba. 15 : 113-114.
Subiyanto, B. dan Subyakto. 1995. Teknologi pembuatan bambu komposit
sebagai pengganti kayu. prosiding seminar teknik kimia “energi dan

lingkungan”. Surabaya.
Sulistyono, Nugroho N. Surjokusumo, S. 2003. Teknik rekayasa pemadatan kayu
II : sifat fisis dan mekanis kayu agathis (agathis loranthifolia salibs)
terpadatkan dalam konstruksi bangunan. Buletin Teknik Pertanian. 17 : 1.
Vick, C. B. 1999. Wood handbook: wood as engineering material. southern forest
products association, Wisconsin.
Walker, J. C. F. 1993. Primary wood proceesing and practice Chapman and Hall.
London
Wardhani. I. Y. 2005. Kajian sifat dasar dan pemadatan bagian dalam kayu kelapa
(Cocos Nucifera L). (disertasi). Program Pasca Sarjana, Institut Pertanian
Bogor. Bogor
2003. Sifat mekanis kayu kelapa bagian dalam terpadatkan
(mechanical properties of densified of inner-part Coconut Wood).Rimba
Kalimantan Fakultas Kehutanan Unmul. Kalimantan Timur. hal 62-68

Universitas Sumatera Utara