TUGAS METODE PENELITIAN LAPORAN BACAAN K

TUGAS
METODE PENELITIAN

LAPORAN BACAAN KARYA TULIS ILMIAH
(KUALITATIF)

“Tindak Tutur Bahasa Waria di Kota Padang :
Tinjauan Pragmatik”

FEBRINA RISKA PUTRI
1103838

KONSENTRASI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG, 2011

I. Pendahuluan
Penelitian yang berupa tesis ini berjudul Tindak Tutur Bahasa Waria di
Kota Padang yang diteliti oleh Jasmienti tahun 2002. Peneliti melakukan
penelitian di bawah naungan Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang. Lokasi penelitiannya yaitu kota

Padang. Tesis ini terdiri dari 103 halaman sudah termasuk halaman lampiran. Ada
lima bab dalam tesis ini. Bab I adalah pendahuluan yang memuat alur pikir
tentang pemilihan topik dan area penelitian yang mencakup latar belakang
masalah; latar belakang pada penelitian ini berisi tentang hal

yang

melatarbelakangi peneliti menjadikan tindak tutur bahasa waria sebagai objek
penelitannya. Dalam hal ini kekhasan tutururan yang digunakan oleh para waria
inilah yang melatarbelakanginya. Pada identifikasi masalah peneliti menguraikan
mengenai yang dominan digunakan para waria dalam berkomunikasi. Bagian
rumusan masalah berisi uraian tentang masalah-masalah yang hendak dipecahkan
melalui penelitian (Mahsun, 2007: 40). Peneliti membatasi masalah penelitiannya
pada bagian batasan masalah dan merumuskan permasalahan penelitiannya dalam
bentuk pertanyaan pada bagian pertanyaan penelitian. Tujuan penelitian berisi
uraian tentang tujuan penelitian secara spesifik yang ingin dicapai dari penelitian
yang hendak dilakukan (Mahsun, 2007: 40). Pada kegunaan penelitian, peneliti
menaruh harap tentang kegunaan penelitiannya secara praktik maupun secara ilmu.
Bab II adalah kajian pustaka. Pada bagian pertama terdapat kajian pustaka,
peneliti menjelaskan secara rinci teori-teori yang mendukung dalam pemecahan

masalah.

Selanjutnya,

peneliti

menyebutkan

penelitian-penelitian

yang

berhubungan dengan penelitian yang Ia lakukan, yaitu pada bagian penelitian
yang relevan, kerangka konseptual digambarkan oleh peneliti dalam bentuk
diagram. Bab III tentang metodologi penelitian. Bab ini terdiri dari beberapa
bagian, yakni jenis penelitian yang dilakukan peneliti, teknik-teknik penelitian
yang digunakan peneliti dalam penelitiannya, serta populasi dan sampel. Peneliti
menguraikan populasi penelitiannya dan memilih objek yang kemudian dijadikan
sampel dalam data penelitian. Adapula teknik pemeriksaan keabsahan data yang
digunakan oleh peneliti sebagai sarana menguji keabsahan data yang diperoleh

peneliti dari lapangan.

Bab IV pada tesis ini adalah temuan dan pembahasan. Peneliti
mendeskripsikan data yang telah ditemukan di lapangan pada bagian deskripsi
data kemudian merangkum hasil penelitian dan menyajikannya dalam rangkuman
hasil penelitian dan selanjutnya melakukan pembahasan data tersebut. Adapun
keterbatasan penelitian yang dicantumkan penulis berisi mengenai kesulitan dan
keterbatasannya pada saat mengumpulkan data . Bab V merupakan bab terakhir
dalam penelitian ini, yaitu penutup. Penutup terdiri dari kesimpulan, implikasi,
dan saran. Data-data dalam penelitian dilampirkan oleh peneliti pada bagian
lampiran dan mengelompokkannya menjadi tiga kelompok lampiran, antara lain
Data yang Dianalisis Berdasarkan Bentuk dan Fungsi pada Lampiran I, Data yang
Belum Diklasifikasikan pada lampiran II, dan pada lampiran III tentang Sekilas
Kehidupan Waria di kota Padang.
Peneliti menggunakan banyak rujukan dalam penelitiannya, seperti
Pragmatik dan Pengajaran Bahasa (Kaswati), Prinsip-prinsip Pragmatik (Leech),
Ilmu Pragmatik (Nababan), dan masih banyak lagi yang lainnya.

II. Laporan Karya Tulis Ilmiah
Menurut peneliti, bahasa Waria ini tidak hanya digunakan dikalangan

Waria itu saja, namun bahasa itu juga diberkembang di kalangan artis, penari,
karyawan salon, dan orang-orang yang dekat dengan Waria itu sendiri. Dalam
berkomunikasi bahasa Waria ini tidak lepas dari praaggapan, implikatur
percakapan, deiksis, dan tindak tutur, tetapi yang sangat umum digunakan adalah
tindak tutur. Tindak tutur terdiri dari beberapa jenis, tindak lokusi, tindak ilokusi,
dan tindak perlokusi. Ketiga jenis tindak tutur ini dapat dijadikan objek penelitian,
menurut peneliti. Akan tetapi, karena kajian tindak tutur ini terlalu luas, peneliti
hanya membatasi pada tindak tutur ilokusi bahasa Waria di kota Padang.
Berdasarkan batasan masalah tersebut yang hanya dibatas pada tindak
tutur ilokusi saja, maka peneliti merumuskan permasalahan penelitiannya menjadi
dua pertanyaan, yakni 1) Apa sajakah bentuk tindak tutur ilokusi yang terdapat
dalam bahasa Waria di kota Padang dan 2) Fungsi-fungsi tindak tutur ilokusi apa
sajakan yang terdapat dalam bahasa Waria di kota Padang. Sesuai dengan
pertanyaan masalah tersebut, peneliti merumuskan pula tujuan penelitiannya, yaitu
1) Mendeskripsikan bentuk tindak tutur ilokusi bahasa Waria di kota Padang dan 2)
mendeskripsikan fungsi tindak tutur ilokusi bahasa Waria di kota Padang.
Peneliti menetapkan teori dan menguraikannya mulai dari yang umum
hingga yang khusus. Teori dimulai dari teori tentang pragmatik secara umum
beserta berbagai macam penjelasannya. Dari penjelasan mengenai pragmatik
tersebut, disimpulkan bahwa ada empat subbidang kajian semantik, yakni deiksis,

tindak tutur, implikatur percakapan, dan praanggapan. Namun, untuk kepentingan
penelitiannya peneliti hanya memfokuskan pada tindak tutur. Peneliti menjelaskan
teori-teori tindak tutur (berbagai pengertian tindak tutur), jenis tindak tutur (lokusi,
ilokusi, dan perlokusi). Selanjutnya dijelaskan juga mengenai peristiwa tutur,
unsur-unsur yang terdapat dalam peristiwa tutur, bentuk tindak tutur (asertif,
direktif, komisif, ekspresif, dan deklaratif), fungsi tindak tutur dari berbagai ahli
(Leech, Halliday, dan Austin). Teori tentang wacana dan konteks juga dijelaskan
oleh peneliti. Dalam menetapkan teori yang digunakan untuk menganalisis data,
peneliti memakai teori Austin pada pembagian tindak tutur kemudian dijabarkan
menurut kategori Searle. Masing-masing percakapan para Waria tersebut

dianalisis oleh peneliti sesuai dengan jenis tindak tutur yang ada, antara lain
tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak tutur
ekspresif, dan tindak tutur deklaratif. Dalam penelitian ini, sang peneliti juga
menggambarkan tentang kerangka konseptual berawal dari Tindak Tutur, tindak
tutur ilokusi yang merupakan salah satu bagian dari tindak tutur, kemudian bentuk
tindak tutur ilokusi dan fungsi tindak tutur ilokusi.
Hasil-hasil penelitian terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian
yang dilakukan dijelaskan oleh penulis pada bagian penelitian yang relevan.
Penelitian-penelitian tersebut antara lain penelitian yang berjudul “Ragam Bahasa

Khusus Kelompok Gay di Daerah Cililitan Jakarta” oleh Devi Alvera (1997),
“Analisa Bahasa Indonesia Dalam Register Waria di Kota Padang” oleh Lili
Suryani (2001), “Analis Tuturan Ironi Bahasa Minangkabau Berdasarkan
Kelompok Sosial di Kotamadya Padang” oleh Syukriadi (1998), “Tindak Tutur
Anak Usia Prasekolah (TK) dan Usia Sekolah (SD) oleh Erni (2000), dan
“Analisis Wacana Lisan di Pengadilan Agama Batusangkar’ oleh Rita Erlinda
(2001).
Metodologi penelitian menjelaskan cara penelitian yang akan dilakukan, di
dalamnya tercakup bahan atau materi penelitian, alat, jalan penelitian, variable
dan data yang hendak disediakan (Mahsun, 2007: 72). Menurut Mahsun, bahan
dan materi penelitian dapat berupa uraian tentang populasi dan sampel penelitian,
serta informan. Pada bagian metodologi penelitian yang disajikan peneliti
disebutkan mengenai jenis penelitian yakni deskriptif kualitatif dengan
pendekatan fenomenalogis untuk menggambarkan suatu keadaan berdasarkan
fakta yang ada. Teknik-teknik penelitian dalam penelitian ini terdiri dari teknik
pengumpulan data dan teknik analisis data. Pada teknik pengumpulan data,
peneliti menggunakan Teknik Simak Bebas Libat Cakap (SLBC) (Sudaryanto),
Teknik Rekam (Sudaryanto), Teknik Catat (Samarin) dan wawancara. Dalam
teknik analisis data peneliti menggunakan kisi-kisi etik sebagai analisis struktural
dengan langkah-langkah (1)


mengelompokkan seluruh data yang dapat

diperbandingkan secara sistematis, (2) menyediakan kriteria pengklasifikasian, (3)
mengorganisasikan data yang sudah diklasifikasikan ke dalam bentuk dan

fungsinya, (4) mempelajari, menemukan, dan menguraikannya (Moleong, dalam
Jasmienti, 1988: 53).
Populasi yang ditetapkan peneliti dalam penelitiannya yaitu seluruh
tuturan yang digunakan oleh Waria dalam berkomunikasi antar sesama mereka di
kota Padang, sedangkan sampelnya adalah tuturan ilokusi yang digunakan oleh
Waria dalam berkomunikasi dipilih berdasarkan bentuk dan fungsinya. Pemilihan
sampel dilakukan melalui pemilihan sampel yang purposif. Informannya adalah
beberapa orang Waria yang dipilih atas pertimbangan bahwa yang bersangkutan
berdomisili di kota Padang, berpikiran sehat, dan mempunyai pengucapan yang
baik menurut peneliti. Adapun teknik pemeriksaan keabsahan data yaitu peneliti
menggunakan teknik triangulasi 1) Triangulasi dengan sumber yaitu dengan jalan
membanding data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara, 2) Triagulasi
dengan metode dengan jalan pengecekan derajat kepercayaaan beberapa sumber
data dengan metode yang sama.

Peneliti menganalisis tindak tuturan para waria di kota Padang berdasarkan
pembagian tindak tutur ilokusi menurut Searle. Masing-masing percakapan para
waria itu dianalisis sesuai dengan jenis tindak tutur yang sesuai dengan teori,
antara lain tindak tutur asertif, tindak tutur direktif, tindak tutur komisif, tindak
tutur ekspresif, dan tindak tutur deklaratif. Selanjutnya peneliti menguraikan
fungsi yang ada dalam tindak tutur tersebut. Data ditampilkan oleh peneliti dalam
penelitian ini dalam tiga bentuk, yaitu tuturan asli, terjemahan data demi kata, dan
terjemahan

bahasa

Indonesianya.

Dalam

mendeskripsikan

data,

peneliti


mengelompokkan bentuk-bentuk tindak tutur beserta fungsinya. Bentuk dan
fungsi yang sesuai dengan data yang ditemukan peneliti, yaitu tindak tutur asertif
(fungsi: memberitahukan, melaporkan, menjelaskan, menuntut, dan mengeluh),
tindak tutur direktif (fungsi: memerintahkan, meminta, melarang, menanyakan,
memesan, dan mengancam), tindak tutur ekspresif (fungsi: mengamati,
mengucapkan terimakasih, memberi maaf, mencaci atau menghina, mengucapkan
rasa sedih, memuji, dan menyalahkan), tindak tutur komisif (fungsi: menawarkan,
menjanjikan), dan yang terakhir tindak tutur deklaratif. Berdasarkan data yang
telah diperoleh dan diklasifikasikan, bentuk tindak tutur ilokusi asertif dengan
fungsi memberitahukan dan menyatakan sangat dominan digunakan oleh waria

dalam berkomunikasi. Tindak tutur ilolusi direktif dengan fungsi menanyakan
sering muncul dalam pembicaraan dibandingkan dengan fungsi direktif lainnya.
Pada

kesimpulan

peneliti


menyimpulkan

bahwa

Waria

dalam

percakapannya menggunakan bahasa khusus ini untuk membicarakan pria
khususnya masalah seks. Hal tersebut dilakukan untuk menjaga agar semua
rahasia yang dibicarakan itu tidak diketahui oleh orang lain.

Penulis laporan membandingkan penelitian Jasmienti (2002) yang berjudul
Tindak Tutur Bahasa Waria di Kota Padang : Tinjauan Pragmatik dengan
penelitian Erni (2000) yang berjudul Tindak Tutur Anak Usia Prasekolah (TK)
dan Usia Sekolah (SD). Kedua penelitian ini menggunakan tinjauan yang sama,
yakni tinjauan pragmatik. Objek penelitian keduanya sama-sama tentang tindak
tutur, namun perbedaannya terletak pada sumber data. Penelitian yang dijadikan
laporan bacaan ini sumber datanya adalah Waria, sementara pembandingnya
menjadikan anak usia prasekolah (TK) dan anak usia sekolah (SD) sebagai

sumber datanya. Secara teknis, penelitian

yang dijadikan pembanding

menyertakan definisi operasional, sumber data dan instrumen, sedangkan yang
dipilih sebagai laporan bacaan tidak. Pada akhir analisis penelitian pembanding
mengadakan perbandingan karena, memang sumber data penelitian tersebut ada
dua, yaitu perbandingan antara tindak tutur anak usia prasekolah (TK) dengan
tindak tutur anak usia sekolah (SD).
Jasmienti melakukan penelitian dengan menemukan, mendeskripsikan,
kemudian menganalisis, menyesuaikan dengan teori yang digunakan, dan
selanjutnya menyimpulkan. Dalam menganalisis, peneliti mendeskripsikan semua
hasil analisisnya, misalnya pada bagian tindak tutur asertif yang terdiri dari fungsi
memberitahu, melaporkan, menjelaskan, menuntut, menyatakan dan mengeluh.
Peneliti menjelaskan masing-masing fungsi tersebut dalam analisis datanya.
Sementara itu, penelitian pembanding setelah menemukan, mengklasifikasikan,
peneliti menyajikan data dan jumlah data yang ditemukan dalam bentuk tabel
beserta presentasenya. Dalam menganalisis, peneliti hanya memilih data yang
mempunyai jumlah paling banyak ditemukan dan yang paling sedikit ditemukan
untuk dianalisis. Dalam perbandingan disajikan jenis-jenis ilokusi, kemudian

frekuensi jenis tindak tutur TK paling banyak dengan frekuensi jenis tindak tutur
SD paling banyak dibandingkan dengan frekuensi jenis tindak tutur TK paling
sedikit dengan frekuensi jenis tindak tutur SD paling sedikit. Peneliti
menyimpulkan jenis tindak tutur paling banyak adalah tindak tutur direktif, dan
terendah adalah tindak tutur komisif.
Kedua penelitian ini mempunyai kelebihan dan kekurangan masingmasing, tetapi secara umum penelitian Tindak Tutur Anak Usia Prasekolah (TK)
dan Usia Sekolah (SD) lebih rumit, sedangkan penelitian Tindak Tutur Bahasa
Waria di Kota Padang lebih sederhana.

III. Penutup
Penelitian berjudul Tindak Tutur Bahasa Waria di Kota Padang yang
ditulis oleh Jusmaienti ini dapat menambah wawasan dan mengetahui kekhasan
tentang tuturan yang dipergunakan oleh kaum Waria dan berkomunikasi antar
sesama mereka. Lepas dari sisi nonkebahasaan penelitian semacam ini dapat
diteliti pula hubungannya dengan konteks budaya bahkan mempelajari perilaku
para Waria tersebut.

DAFTAR KEPUSTAKAAN
Erni. 2000. “Tindak Tutur Anak Usia Prasekolah (TK) dan Usia Sekolah (SD”.
Tesis: Padang. Program Pascasarjana UNP.
Jasmienti. 2002. “Tindak Tutur Bahasa Waria di Kota Padang : Tinjauan
Pragmatik”. Tesis: Padang. Program Pascasarjana UNP.
Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Grafindo