Makalah metode pembelajaran pkn di SD

Resume Pengembangan Pembelajaran PKN
Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pengembangan Pembelajaran PKN SD
Dosen Pengampu : Chairiyah, S.Pd. M.Pd.

Disusun oleh

Muhamad Syaban Subekti
5.A
( 11 015 001 )

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SARJANAWIYATA TAMANSISWA
YOGYAKARTA

2013
A. Metode Pembelajaran Pkn di SD
Pembelajaran PKn merupakan salah satu mata pelajaran pokok di sekolah yang
bertujuan untuk mengembangkan kecerdasan warga negara dalam dimensi spiritual, rasional,
emosional dan sosial, mengembangkan tanggung jawab sebagai warga negara, serta
mengembangkan anak didik berpartisipasi sebagai warga negara supaya menjadi warga

negara yang baik.
Menurut Udin S. Winataputra, dkk (2007: 5.52) Dalam pembelajaran PKn,
kemampuan menguasai metode pembelajaran merupakan salah satu persyaratan utama yang
harus dimiliki guru. Metode yang dipilih dalam pembelajaran PKn harus disesuaikan dengan
karakteristik tujuan pembelajaran PKn, karakteristik materi pembelajaran PKn, situasi dan
lingkungan belajar siswa, tingkat perkembangan dan kemampuan belajar siswa, waktu yang
tersedia dan kebutuhan siswa itu sendiri.
Aspek-aspek di atas harus diintegrasikan dalam proses pembelajaran menjadi suatu
sinergi sehingga pesan pembelajaran dapat ditangkap oleh siswa secara benar dan optimal
serta dapat diejawantahkan dalam perilaku sehari-hari. Guru dapat mengupayakan
terwujudnya hal tersebut dengan cara melaksanakan proses pembelajaran yang tepat. Berikut
ini beberapa metode yang dapat digunakan dalam pembelajaran pkn
1. PEMBELAJARAN BERBASIS PORTOFOLIO
Portofolio adalah kumpulan karya siswa yang di susun secara sistematis dan terorganisir
sebagai hasil dari usaha pembelajaran yang telah di lakukannya dalam kurun waktu tertentu.
Portofolio dalam Pkn merupakan kumpulan informasi yang tersusun dengan baik dan
menggambarkan rencana kelas siswa berkenaan suatu isu kebijakan politik yang telah di
putuskan untuk di kaji, baik dalam kelompok kecil maupun kelas secara keseluruhan (Udin S
Winatapura, 2005)
Portofolio kelas berisi bahan bahan seperti pernyataan pernyataan tertulis, peta, grafik,

photografi dan karya seni asli. Bahan-bahan ini menggambarkan :
a. Hal-hal yang telah di pelajari siswa berkenaan dengan suatu masalah yang telah di pilih.
b. Hal-hal yang telah di pelajari siswa berkenaan dengan alternative-alternative pemecahan
terhadap masalah tersebut.
c. Kebijakan publik telah di pilih atau di buat siswa untuk mengatasi masalah tersebut.

d. Rencana tindakan yang telah di buat siswa untuk di gunakan dalam mengusahakan agar
pemerintah menerima kebijakan yang mereka usulkan.
Pembelajaran Pkn yang berbasis portofolio memperkenalkan kepada para siswa dan
mendidik mereka dengan beberapa metode dan langkah-langkah yang di pergunakan dalam
proses politik. Pembelajaran Pkn bertujuan untuk membina komitmen aktif para siswa
terhadap kewarganegaraan dan pemerintahannya dengan cara:
a. Membekali pengetahuan dan keterampilan yang di perlukan untuk berpartisipasi secara
efektif.
b. Membekali pengalaman praktis yang di rancang untuk mengembangkan kompetensi dan
efektifitas partisipasi.
c. Mengembangkan pemahaman akan pentingnya partisipasi warga negara.
2. MODELLING
Dalam pembelajaran Pkn guru merupakan modelling yang sangat berperan untuk
mengajarkan materi-materi yang berisi nilai-nilai moral. Anak akan melihat dan mengamati

apa yang di lakukan model kemudian menirukannya dalam perilaku. Selain guru model yang
di gunakan dalam pembelajaran Pkn dapat berupa :
a. Manusia, misalnya tokoh masyarakat, aparat pemerintah, pemimpin negara, pahlawan
bangsa.
b. Non manusia, misalnya mengunakan kancil dalam cerita dongeng.
3. DEMONTRASI
Metode Demonstrasi biasa digunakan untuk memperagakan atau menunjukan suatu
prosedur yang harus dilakukan peserta didik yang tidak dapat dijelaskan hanya dengan katakata saja. Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda
tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan
yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam
topik bahasa yang harus di demonstrasi.
Tujuan metode demontrasi :
a. Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau dikuasai
peserta didik.
b. Mengkongkritkan informasi atau penjelasan kepada peserta didik.

c. Mengembangkan kemampuan pengamatan dengan pendengaran dan penglihatan para
peserta didik secara bersama-sama.
4. BERMAIN PERAN

Metode bermain peran adalah berperan atau memainkan peranan dalam dramatisasi
masalah sosial atau psikologis. Bermain peran adalah salah satu bentuk permainan
pendidikan yang digunakan untuk menjelaskan perasaan, sikap, tingkah laku dan nilai,
dengan tujuan untuk menghayati perasaan, sudut pandangan dan cara berfikir orang lain
(Depdikbud, 1964:171). Melalui metode bermain peran siswa diajak untuk belajar
memecahkan masalah pribadi, dengan bantuan kelompok sosial yang anggotanya temantemannya sendiri. Dengan kata lain metode ini berupaya membantu individu melalui proses
kelompok sosial.
Melalui bermain peran, para siswa mencoba mengeksploitasi masalah-masalah hubungan
antar manusia dengan cara memperagakannya. Hasilnya didiskusikan dalam kelas. Proses
belajar dengan menggunakan metode bermain peran diharapkan siswa mampu menghayati
tokoh yang dikehendaki, keberhasilan siswa dalam menghayati peran itu akan menetukan
apakah proses pemahaman, penghargaan dan identifikasi diri terhadap nilai berkembang:
(Hasan, 1996: 266).
Tujuan dari penggunaan metode bermain peran adalah sebagai berikut :
a. Untuk motivasi siswa,
b. Untuk menarik minat dan perhatian siswa,
c. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeksplorasi situasi dimana mereka
mengalami emosi, perbedaan pendapat dan permasalahan dalam lingkungan kehidupan
sosial anak,
d. Menarik siswa untuk bertanya,

e. Mengembangkan kemampuan komusikasi siswa,
f. Melatih siswa untuk berperan aktif dalam kehidupan nyata.
5. KARYA WISATA
Metode karyawisata ialah suatu cara penyajian bahan pelajaran dengan membawa murid
langsung kepada obyek yang akan dipelajari di luar kelas. Karya= kerja, wisata= pergi.
Karyawisata = pergi bekerja. Dalam hubungannya dengan kegiatan belajar mengajar,
pengertian karyawisata berarti siswa-siswa mempelajari suatu obyek di tempat mana obyek
tersebut berada. Karyawisata dapat dilakukan dalam waktu singkat beberapa jam saja ataupun
cukup lama sampai beberapa hari.

Tujuan penggunaan metode karyawisata antara lain:
a. Untuk melengkapi pengetahuan yang diperoleh di sekolahatau kelas
b. Untuk melihat, mengamati, menghayati secara langsung dan nyata mengenai obyek
tersebut
c. Untuk menanamkan nilai moral pada siswa

B. Media Pembelajaran PKn
Pengertian media pembelajaran PKn adalah media yang terpilih dan cocok untuk
pembelajaran PKn . Mata pelajaran PKn mempunyai misi membina nilai, moral, dan norma
secara utuh bulat dan berkesinambungan.

Untuk mencapai sasaran dan target tersebut, dalam pelaksanaan pembelajaran
diperlukan penataan alat, bahan, dan sumber belajar agar dapat dilihat dan mudah digunakan
oleh siswa. Sumber belajar dapat berupa media cetak, model, gambar-gambar, laporan, dan
kliping. Media pembelajaran dalam PKn harus dapat menstimulus lahirnya proses
pembelajaran yang aktif dan kreaktif. Dalam pedoman pelaksanaan kegiatan belajar mengajar
PKn, ada beberapa syarat yang harus diperhatikan untuk media PKn, yaitu:
a. membawakan sesuatu atau sejumlah isi pesan harapan
b. memuat nilai atau moral kontras
c. diambil dari dunia kehidupan nyata
d. menarik minat dan perhatian siswa
e. terjangkau oleh kemampuan belajar siswa
 Media-media yang digunakan dalam Proses Pembelajaran PKN
Merancang media pembelajaran PKn sangat tergantung dari jenis media yang
digunakan. Di bawah ini diulas kembali jenis media yang dapat digunakan/dikembangkan
dalam pembelajaran PKn, yaitu:
a. Hal-hal yang bersifat visual, seperti bagan, matriks, gambar, data , dan lain-lain
b. Hal-hal yang bersifat materiil, seperti model-model, benda contoh
c. Gerak, sikap, dan perilaku, seperti simulasi, bermain peran, role playing
d. Cerita, kasus yang mengundang dilema moral


Berkaitan dengan hal di atas, maka pembelajaran PKn dapat menggunakan berbagai
jenis media yaitu media visual, media audio video atau media berbasis komputer. Namun dari
beberapa pilihan media diambil harus mampu memenuhi syarat dan karakterristik
pembelajaran PKn, misalnya mampu mengajak siswa berfikir kritis, dan peka. Hal lain adalah
penerapan suatu media dalam proses belajar mengajar PKn yang tentu saja harus disesuaikan
dengan pokok bahasan yang ingin kita sampaikan kepada siswa. Sebagai contoh, pokok
bahasan Sumpah Pemuda maka media yang sesuai untuk pokok bahasan tersebut adalah
media video. Media video dapat menghadirkan gambaran tentang Tanah air Indonesia yang
terdiri dari ribuan pulau, juga dapat menayangkan Peta Indonesia. Dengan demikian para
siswa diharapkan dapat memahami pentingnya makna peristiwa Sumpah Pemuda bagi
kemerdekaan Republik Indonesia.
a. Media Visual
Seperti halnya media yang lain, media visual berfungsi untuk menyalurkan pesan dari sumber
ke penerima pesan. Pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-simbol visual.
Selain itu, fungsi media visual adalah untuk menarik perhatian, memperjelas sajian ide,
menggambarkan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika tidak
divisualkan. Beberapa media yang termasuk media visual adalah:
1. Gambar atau foto
Kita sering menggunakan gambar atau foto sebagai media pembelajaran karena gambar
merupakan bahasa yang umum yang dapat dimengerti dan dinikmati dimana saja oleh

siapa saja. Manfaat atau kelebihan gambar atau foto sebagai media pembelajaran adalah:
a. Memberikan tampilan yang sifatnya konkrit
b. Gambar dapat mengatasi batasan ruang dan waktu
c. Gambar atau foto dapat mengatasi keterbatasan pengamatan kita
d. Dapat memperjelas suatu masalah, dalam bidang apa saja dan untuk tingkat usia
berapa saja
e. Murah harganya dan mudah didapat serta digunakan tanpa memerlukan peralatan
khusus
2. Sketsa
Sketsa merupakan gambar yang merupakan draft kasar yang menyajikan bagian-bagian
pokoknya saja tanpa detail. Sketsa selain dapat menarik perhatian peserta atau siswa juga
dapat menghindari verbalisme dan dapat memperjelas penyampaian pesan.

3. Diagram
Berfungsi sebagai penyederhana sesuatu yang kompleks sehingga dapat memperjelas
penyajian pesan. Isi diagram pada umumnya berupa petunjuk-petunjuk. Sebagai suatu
gambar sederhana yang menggunakan garis dan simbol, diagram menggambarkan
struktur dari objeknya secara garis besar, menunjukkan hubungan yang ada antar
komponennya atau sifat-sifat proses yang ada. Ciri-ciri dari sebuah diagram yang baik
adalah:

a. benar, digambar rapi, diberi judul, label dan penjelasanpenjelasan yang perlu
b. cukup besar dan ditempatkan strategis
c. penyusunannya disesuaikan dengan pola membaca yang umum, dari kiri ke kanan dan
dari atas ke bawah.
4. Bagan
Terdapat dua jenis bagan yaitu bagan yang menyajikan pesannya secara bertahap dan
chart yang menyajikan pesannya sekaligus. Chart yang menyajikan pesannya secara
bertahap misalnya adalah flipchart atau hidden chart, sementara bagan atau chart yang
menyajikan pesannya secara langsung misalnya bagan pohon (tree chart), bagan alir
(flow chart), atau bagan garis waktu (time line chart). Bagan atau chart Berfungsi untuk
menyajikan ide-ide atau konsep-konsep yang sulit jika hanya disampaikan secara tertulis
atau lisan secara visual. Bagan juga mampu memberikan ringkasan butir-butir penting
dari suatu presentasi. Dalam bagan biasanya kita menjumpai jenis media visual lain
seperti gambar, diagram, atau lambanglambang verbal. Ciri-ciri bagan sebagai media
yang baik adalah:
a. dapat dimengerti oleh pembaca
b. sederhana dan lugas tidak rumit atau berbelit-belit
c. dapat diganti pada waktu-waktu tertentu agar selain tetap mengikuti perkembangan
jaman juga tidak kehilangan daya Tarik
5. Poster

Poster dapat dibuat di atas kertas, kain, batang kayu, seng dan sebagainya. Poster tidak
saja penting untuk menyampaikan pesan atau kesan tertentu akan tetapi mampu pula
untuk mempengaruhi dan memotivasi tingkah laku orang yang melihatnya. Ciri-ciri
poster yang baik adalah:
a. Sederhana
b. menyajikan satu ide dan untuk mencapai satu tujuan pokok
c. Berwarna

d. slogan yang ringkas dan jitu
e. ulasannya jelas
f. motif dan desain bervariasi
b. Media Audio
Media audio adalah jenis media yang berhubungan dengan indera pendengaran. Pesan yang
akan disampaikan dituangkan ke dalam lambang-lambang uaditif. Beberapa jenis media yang
dapat digolongkan ke dalam media audio adalah sebagai berikut:
1.

Radio

Media ini dapat merangsang partisipasi aktif dari pendengar. Siaran radio sangat cocok

untuk mengajarkan musik dan bahasa. Bahkan radio juga dapat digunakan sebagai
pemberi petunjuk mengenai apa yang harus dilakukan oleh guru atau siswa dalam
pembelajaran.
2. Alat perekam magnetic
Alat perekam magnetik atau tape recorder adalah salah satu media yang memiliki
peranan yang sangat penting dalam penyampaian keakuratan sebuah informasi. Melalui
media ini kita dapat merekam audio, mengulangnya dan menghapusnya. Selain itu pita
rekaman dapat diputar berulang-ulang tanpa mempengaruhi volume, sehingga dapat
menimbulkan berbagai kegiatan diskusi atau dramatisasi.
c. Media Proyeksi Diam
Beberapa media yang termasuk kedalam media proyeksi diam diantaranya adalah:
1. Film Bingkai
Film bingkai adalah suatu film positif baik hitam putih ataupun berwarna yang berukuran
35 mm, dan umumnya dibingkai dengan ukuran 2 x 2 inchi. Untuk melihatnya perlu
ditayangkan dengan proyektor slide. Beberapa keuntungan penggunaan film bingkai
sebagai media pembelajaran adalah:
a. materi pelajaran yang sama dapat disebarkan kepada seluruh siswa secara serentak
b. perhatian siswa dapat dipusatkan pada satu persoalan, sehingga dapat menghasilkan
keseragaman pengamatan
c. Fungsi berfikir siswa dirangsang dan dikembangkan secara bebas
d. Penyimpanannya mudah dan praktis
e. Film bingkai dapat mengatasi keterbatasan ruang waktu dan indera

2. Film Rangkai
Film rangkai hampir sama dengan film bingkai, bedanya pada film rangkai frame atau
gambar tidak memerlukan bingkai dan merupakan rangkaian berurutan dari sebuah film
atau gambar tertentu. Jumlah gambar pada 1 rol film rangkai adalah sekitar 50 sampai
dengan 75 gambar dengan panjang kurang lebih 100 sampai dengan 130 cm tergantung
pada isi film itu. Film rangkai dapat mempersatukan berbagai media pembelajaran yang
berbeda dalam satu rangkai sehingga cocok untuk mengajarkan keterampilan,
penyimpanannya mudah serta dapat digunakan untuk bahan belajar kelompok atau
individu
3. OHT
Over Head Transparancy (OHT) adalah media visual proyeksi, dibuat di atas bahan
transparan, biasanya film acetate atau plastik berukuran 8,5 x 11 inchi. Media ini
memerlukan alat khusus untuk memproyeksikannya yang dikenal dengan sebutan Over
Head Projector (OHP). Beberapa keuntungan penggunaan OHT sebagai media
pembelajaran diantaranya adalah:
a. gambar yang diproyeksikan lebih jelas bila dibandingkan jika digambarkan di papan
tulis
b. ruangan tidak perlu digelapkan
c. sambil mengajar, guru dapat berhadapan dengan siswa
d. mudah dioperasikan sehingga tidak memerlukan bantuan operator
e. menghemat tenaga dan waktu karena dapat dipakai berulang-ulang
f. praktis dapat digunakan untuk semua ukuran kelas atau ruangan
d. Media Proyeksi Gerak dan Audio Visual
Beberapa jenis media yang masuk dalam kelompok ini adalah:
1. Film gerak
Film gerak merupakan sebuah media pembelajaran yang sangat meanrik karena mampu
mengungkapkan keindahan dan fakta bergerak dengan efek suara, gambar dan gerak,
film juga dapat diputar berulang-ulang sesuai dengan kebutuhan.
2. Program TV
Televisi merupakan media menarik dan modern karena merupakan bagian dari kebutuhan
hidupnya. Televisi dapat menjadi sebuah media pembelajaran yang menarik dalam
menyampaikan pesan-pesan pembelajaran secara audio visual dengan disertai unsur
gerak.

3. Video
Pesan yang disajikan dalam media video dapat berupa fakta maupun fiktif, dapat bersifat
informatif, edukatif maupun instruksional. Beberapa kelebihan penggunaan media video
dalam pembelajaran adalah:
a. dengan alat perekam video sejumlah besar penonton dapat memperoleh informasi dari
para ahli
b. demonstrasi yang sulit dapat dipersiapkan dan direkam sebelumnya, sehingga pada
waktu mengajar seorang guru dapat memusatkan perhatian pada penyajiannya
c. menghemat waktu karena rekaman dapat diputar ulang
d. dapat mengamati lebih dekat dengan objek yang berbahaya ataupun objek yang sedang
bergerak
e. ruangan tidak perlu digelapkan pada saat penyajian
4. Multimedia
Vaughan (2004) menjelaskan bahwa multimedia adalah sembarang kombinasi yang
terdiri atas teks, seni grafik, bunyi, animasi dan video yang diterima oleh pengguna
melalui komputer. Sejalan dengan hal di atas, Heinich et al (2005) multimedia
merupakan penggabungan atau pengintegrasian dua atau lebih format media yang
berpadu seperti teks, grafik, animasi, dan video untuk membentuk aturan informasi ke
dalam sistem komputer. Namun kelemahan dari media ini adalah harus didukung oleh
peralatan memadai seperti LCD projektor dan adanya aliran listrik. Keuntungan
penggunaan

multimedia

dalam

pembelajaran

diantaranya

dapat

meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami suatu konsep abstrak dengan lebih mudah, selain itu
juga penggunaan media komputer dalam bentuk multimedia dapat memberikan kesan
yang positif kepada guru karena dapat membantu guru menjelaskan isi pelajaran kepada
pelajar, menghemat waktu dan meningkatkan motivasi siswa dalam belajar.
5. Benda
Benda-benda yang ada disekitar dapat digunakan pula sebagai media pembelajaran, baik
benda asli maupun benda tiruan atau miniatur. Benda-benda ini dapat membantu proses
pembelajaran dengan baik terutama jika metode yang digunakan adalah metode
demonstrasi atau praktek lapangan.

C. Sumber Belajar
1.

Pesan (message)
Maksudnya segala informasi yang harus di salurkan oleh komponen yang lain yang
berbentuk ide, fakta, pengertian dan data. Yang di maksud komponen lain yaitu guru.
Dengan adanya guru dalam pembelajaran PKn di kelas akan dapat mempermudahkan
siswa dalam menyerap informasi. Guru akan menyampaikan ilmu-ilmu PKn di dalam
kelas

2.

Orang
Yaitu orang yang bertindak sebagai penyimpan dalam penyalur pengolah dan pengkaji
pesan. Misal guru mendatangkan para ahli untuk menyampaikan pesan seperti dokter
menceritakan cara mengobati pasien di Puskesmas.

3.

Bahan
Yaitu barang-barang yang lazim di sebut media/perangkat lunak (software) yang
biasanya berisikan pesan untuk disampaikan dengan menggunakan peralatan, bahan itu
sendiri sudah merupakan bentuk penyajian. Media pembelajaran, sebagai salah satu
sumber belajar, ikut membantu guru dalam memudahkan tercapainya pemahaman materi
ajar oleh siswa, serta dapat memperkaya wawasan siswa.

4.

Peralatan (device)
Yaitu sesuatu yang disebut media/hardware yang digunakan untuk menyampaikan pesan
yang tersimpan dalam bahan. Misal vidio pembacaan teks Proklamasi oleh bapak
Soekarno.

5. Teknik/metode
Yaitu prosedur yang disisipkan dalam mempergunakan bahan pelajaran, peralatan, situasi
dan orang yang menyampaikan pesan. Contoh guru mendemonstrasikan (memberi
contoh) mengenai bagaimana cara memegang bendera saat upacara.
6.

Lingkungan/setting
Salah satu sumber yang dapat dimanfaatkan dalam pembelajaran PKn di sekolah
dasar adalah lingkungan. Lingkungan yang dapat digunakan untuk pembelajaran PKn di
sekolah dasar adalah lingkungan alam, lingkungan social, dan lingkungan budaya
Dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar bagi proses pembelajaran
di Sekolah Dasar, maka siswa tidak hanya mendapatkan materi ajar dari buku semata, akan

tetapi mereka mampu melakukan interaksi dengan lingkungan sekitarnya,. Hal ini akan
sangat berguna bagi tercapainya tujuan pembelajaran PKn di Sekolah Dasar
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber belajar dalam pembelajaran PKn di Sekolah
Dasar dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Pemanfaatan lingkungan sosial
Pemanfaaatan lingkungan sosial dalam pembelajaran PKn di Sekolah Dasar ini
terkait dengan beberapa standar kompetensi diantaranya memahami sistem pemerintahan
desa dan pemerintah kecamatan. Dalam proses pembelajaran untuk kompetensi dasar ini
siswa diajak secara langsung mendatangi kantor kepala desa atau kantor kecamatan.
Kemudian siswa diminta untuk mengamati tentang system pemerintahan yang ada di
tingkat

desa atau kecamatan, mislnya tentang struktur organisasinya. Hal ini

dimaksudkan agar siswa tidak hanya memiliki bayangan, seperti yang didapatkan dari
buku atau guru, tetapi secara langsung siswa mendapatkan pengalaman dari lingkungan
sosial tentang apa yang mereka pelajari.
1. Pemanfaatan lingkungan budaya
Lingkungan budaya yang ada di sekitar siswa dapat dimanfaatkan dalam
pembelajaran PKn. Salah satu standar kompetensi yang ada dalam mata pelajaran PKn di
sekolah dasar adalah bangga sebagai bangsa Indonesia. Di dalam standar kompetensi ini
memuat beberapa kompetensi dasar yang akan dikembangkan pada siswa terkait dengan
kebanggaan terhadap budaya bangsa kita.
Budaya nasional terbentuk berawal dari budaya daerah. Dengan demikian siswa
dapat diberi materi pelajaran dengan memanfaatkan lingkungan budaya sekitarnya.
Misalnya dengan cara mengenalkan system keagamaan, mata pencaharian, organisasi
kemasyarakatan, bahasa, kesenian, dan usnsur-unsur budaya lainnya yang ada di
lingkungan sekitar siswa. Dengan pembelajaran materi ini dengan memanfaatkan
lingkungan budaya yang ada, siswa akan lebih mudah memahami materi yang diajarkan
guru. Selain itu sikap bangga terhadap budaya siswa juga lebih mudah tertanam manakala
siswa mengetahui langsung budaya daerahnya.
2. Pemanfaatan lingkungan alam
Lingkungan alam merupakan lingkungan yang dapat dimanfaaatkan potensinya
dalam pembelajran PKn di sekolah dasar. Cinta lingkungan merupakan salah satu
kompetensi yang ingin dicapai oleh mata pelajaran ini. Melalui lingkungan alam yang ada,
siswa dapat diajaarkan tentang bagaimana memelihara kelestarian lingkungan. Selain itu
siswa juga dapat diajarkan tentang pemeliharaan kebersihan lingkungan, dan sebagainya.

D. Model Pemelajaran PKn SD kelas rendah
A.

Model Pembelajaran Induktif
Pendekatan ini dikembangkan oleh filosoft parancis Bacon yang menghendaki penarikan

kesimpulan didasarkan atas fakta-fakta yang kongkrit sebanyak mungkin.
Langkah-langkah yang harus ditempuh daalam model pembelajaran ini:
1.

Guru memilih konsep

2.

Guru menyajikan contoh-contoh khusus, prinsif atau aturan.

3.

Guru menyajikan bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau mengangkat
perkiraan.

4.

Guru menyusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan
langkah-langkah terdahulu.

5.
B.

Menyimpulkan dan tindak lanjut.
Pendekatan Deduktif
Pendekatan deuktif merupakan pendekatan yang mengutamakan penalaran dari umum ke

Khusus. Langkah-langkah yang di tempuh dalam model pembelajaran ini:
1.

Guru memilih konsep,prinsip,aturan yang akan disajikan.

2.

Guru menyajikan aturan,prinsipyang bersifat umum, lengkap dengan definisi dan contohcontohnya.

3.

Guru menyajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan antara
keadaan khusus dengan aturan prinsip umum yang didukung oleh media yang cocok.

4.

Guru menyajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa keadaan
umum itu merupakan gambaran dari keadaan khusus.

C.

Model Ekspositori
Pendekatan Ekspositori merupakan suatu pendekatan yang menekankan pada integrasi

guru dengan siswa. Dalam pendekatan ini terjadi komunikasi satu arah yaitu dari guru ke
siswa sehingga guru jauh lebih aktif dari pada siswa.Di pendekatan ekspositori siswa sebagai
objek. Langkah-langkah pembelajaran yang didasarkan pada pendekatan ini:
1.

Guru menyiapkan materi dan perlengkapan lain yang akan di sampaikan.

2.

Apersepsi dengan mengulangi sedikit materi yang lalu.

3.

Setelah itu guru menyampaikan konsep-konsep materi.

4.

Guru yang kreatif akan menyiapkan perlengkapan yang mendukung.

5.

Guru mulai mengadakan pembelajaran.

6.

Guru menyimpulkan,menegaskan dan menyetel kaset yang sesuai dan memberikan
tindak lanjut.

E. Model Pengembangan Pembelajaran PKn di Kelas Tinggi
Model pembelajaran di kelas tinggi merupakan model pembelajaran yang gunakan
dalam proses pembelajarankelas IV sampai dengan VI .Model ini dimaksudkan agar peserta
didik dapat menyerap materi pembelajaran,baik ranah kognitif, psikomotor, dan afektif secara
optimal,sebabsiswa kelas tinggi pada dasarnya sudah pandai berkomunikasi baik melalui
membaca,menulis, maupun berdiskusi.
Model pembelajaran PKn yang demokratis pada siswa kelas tinggi menekankan
pendekatan berdiskusi menggunakan strategi cooperative learning
tipe think-pair-share.
1. Model Pembelajaran Cooperative Learning: Think-Pair-Share
Pendekatan pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Lyman (1981) dari
Universitas Maryland, Amerika Serikat.Pembelajaran Cooperative Learning:
Think-Pair-Share merupakan model pembelajaran dengan cara siswa dikelompokkan
menjadi beberapa grup diskusi dalam kelas. Pembentukan ini berujuan untuk meningkatkan
partisipasi aktip siswa dalam mengekspresikanberbagai gagasan, curahanpendapat; menerima
masukan yang imergen; dan menciptakan suasana saling menghargai.
Hasil

diskusi

kelompok

kemudian

disampaikan

dalam

diskusi

antar

kelompok(pair),sehingga siswa dapat membandingkan antara gagasan kelompok satu dan
lainnya.Dengan demikian siswa dapat merasakan situasi diskusi dan menilai pendapat
kelompok dari beberapa sudut pandang, serta dapat menemukan beberapa alternatif
pemikiran. Perbedaan pendapat dalam proses diskusi juga dapat merangsang tumbuhnya
gagasan dan pemikiran-pemikira kritis peserta.
Proses diskusi memerlukan ketrampilan mendengarkan dan mengekspresikan
gagasan, kritik dan menghormati harga diri atau martabat manusia (Shepardson 1996).
Sebagai aktifitas akhir dari pendekatan ini adalah berbagi (share) hasil diskusi dari masingmasing kelompok kelas. Berikut ini adalah langkah-langkah strategi cooperative learning:
think-pair-share :

1) Guru membagi kelas ke dalam 4-6 kelompok kecil, disesuaikan dengan rasio kelas.
2) Guru memberi tahu nama Team pada masing-masing kelompok, misalnyaTeam Mawar,
Team Melati,Team Kenanga, Team Kamboja. Masing-masing kelompok bersifat
heterogen yang akan terlibat aktip mendiskusikan suatu topik atau tema pelajaran terkait
dengan kompetensi dasar.
3) Guru memberi arahan kepada masing-masing kelompok agar memilih salah satu siswa
sebagai ketua Team sekaligus sebagai moderator dan bertanggung jawab atas
kelompoknya
4) Guru memberitahu masing-masing kelompok supaya memilih salah satu siswa
sebagainotulis yang bertanggung jawab mencatat jawaban anggota dari masing-masing
kelompok.
5)

Guru

memberitahu

bahwa

tiap-tiap

anggota

Team

setidak-tidaknya

harus

memberikontribusi satu ide berdasarkan pertanyaan yang diberikan guru.
6) Guru memberitahu siswa bahwa melalui diskusi kelompok kecil siswa akan
membandingkan pandangan atau gagasan dengan kelompok lain (pair).
7) Guru memberitahu untuk berbagi hasil diskusi keseluruh kelas (share) melalui notulis
yang sudah dipilih masing-masing kelompok.
8) Selama proses diskusi guru membimbing siswa tentang pentingnya memelihara kerja
sama, konsep pemimpin, serta pentingnya peran serta akuntabilitas individu atas
keberhasilan kelompoknya
Cooperative Learning disebut juga berlajar dari kerjasama, yaitu pembelajaran dengan
bekerjasama untuk mencapai tujuan pembelajaran dengan menggunakan seperangkat intruksi
atau perintah-perintah pada kelompok kecil, sehingga siswa dapat menjalin kerjasama untuk
memaksimalkan kerja setiap kelompok. Prinsip model pembelajaran ini untuk menciptakan
saling ketergantungan positif antar siswa untuk mencapai tujuan dengan berpedoman bahwa
tujuan akan tercapai jika keberhasilan diraih oleh setiap.
Kerja

sama

(cooperative

learning),sebagai

Strategi

Pembelajaran

yang

menekankanpada bentuk pendekatan proses kerja sama dalam suatu kelompok yang terdiri
atas 3-5 siswa untuk mempelajari suatu materi pembelajaran tertentu atau khusus hingga
tuntas. Peserta didik didorong untuk bekerja sama secara maksimal sesuai dengan keadaan
heterogenitas kelompoknya. Bagi siswa yang cepat belajarnya membantu temannya lambat
belajarnya,karena dalam pendekatan ini keberhasilan individu menjadi keberhasilan
kelompok, atau sebaliknya, kegagalan individu merupakan kegagalan kelompoknya juga.
Model kerja sama dapat berbentuk mengerjakan tugas-tugas dari guru, sekolah atau

memberikan motivasi. Menurut Slavin (dalamAbrani dan Chamber, 1996), kerja sama
meliputi tiga perspektif, sebagai berikut.
1) Perspektif motivasi, yaitu penghargaan yang diberikan kepada kelompok memungkinkan
setiap anggota kelompok akan saling membantu.
2) Perspektif sosial,artinya melalui kerja sama setiap siswa akan saling membantu dalam
belajar,karena mereka menginginkan semua anggota kelompok memperoleh keberhasilan.
Bekerjasecara tim dengan mengevaluasi kekurangan-kekurangan dan kelebihan-kelebihan
sendiri oleh kelompok merupakan iklim yang baik,karena setiap kelompok ingin
semuanya berhasil.
3) Perspektif perkembangan kognitif, artinya dengan adanya interaksi antar anggota
kelompok mendorong setiap peserta didik bersaha memahami dan mencari informasi
untuk menambah pengetahuan kognitifnya dalam kelas dan kelompoknya .Siswa yang
cerdas dan kurang cerdas dicampur secara seimbang dalam suatu kelompok, sehingga
keberhasilan individu akan ditentukan oleh kelompoknya atas dasar saling merima dan
memberi, membantu dan mengisi (elaborasi kognitif).
Pendekatan lain yang dapat diterapkan di kelas tinggi adalah Praktik Belajar PKn
Berbasis Portofolio. Portofolio Merupakan kumpulan hasil karya seorang siswa.Sejumlah
hasil karya seorang siswa yang sengaja dikumpulkan untuk digunakan sebagai bukti
prestasinya; perkembangan siswa dalam kemampuan berfikir ; pemahaman siswa atas materi
pokok; kemampuan siswa dalam mengungkapkan gagasan dan sikap siswa terhadap mata
pelajaran tertentu; danlaporan singkat yang dibuat seorang siswa setelah melaksanakan
kegiatan. Portofoliodapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
1)Portofolio kerja : berupa hasil proses kerja mandiri atau sekelompok siswa dimulai dari
draf, pekerjaan yang belum selesai, pekerjaan terbaik. Hasil karya menjadi bahan diskusi
antara peserta didik dan guru untuk mengetauikemajuandan membantusiswa merefleksi
kemajuan belajar diri sendiri atau kelompok.
2)Portofolio dokumen : berupa koleksi hasil dan proses kerja peserta didik yang khusus
dipakai dalam penilaian dan diseleksi denganmendokumentasikan hasil karya terbaik
siswa.
3)Portofolio penampilan/pertunjukan : berupa pekerjaan peserta didik yang sudah selesai
tidak mencakup proses kerja, untuk seleksi,sertifikasi, penilaian kelas dan harus harus
bersifat valid dan reliabel.

Model Pembelajaran Berbasis Portofolio
Pengembangkan model pembelajaran berbasis portofolio untuk pembelajaran
PKn.Model ini secara adaptif menerapkan konsep dan prinsip pedagogis Problem Solving
dan Project(Dewey,1920) inquiry-oriented citizenship transmission (Barr,Barth, dan
Shermis,1978), dan social involvement (Newmann,1977) yang bersifat fasilitatif, empirik,
dan simulatif.
1) Kompetensi Nilai yang dikembangkan peserta didik mampu melaksanakan nilai-nilai yang
terkandung dalam hak, kewajiban,dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat. Nilainilai yang dimaksud antara lain peka, tanggap,terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif
untuk kebaikan, empatik,argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan
bermasyarakat atas dasar keyakinan yang didukung oleh pemahaman dan pengenalannya
secara utuh, dalam praksis kehidupan sehari-hari di lingkungannya.
2) Sintaksmatik
Model ini mempunyai urutan langkah kegiatan pembelajaran sebagai berikut.
Langkah 1. Pendahuluan
Kegiatan pada langkah pertamaini guru membuka pelajaran dan memberi ilustrasi
mengenai

nilai-nilai

sebagai

hak,

kewajiban,dan

tanggung

jawab

anggotamasyarakat.Misalnya peka,tanggap, terbuka, demokratis, kooperatif, kompetetif
untuk kebaikan, empatik, argumentatif, dan prospektif dalam konteks kehidupan
bermasyarakat dengan memberi ilustrasi empirik mengenai berbagai isu dan trend dalam
kehidupan masyarakat saat ini, khsusunya dalam proses pembangunan masyarakat.
Kegiatan selanjutnya,guru mengajak siswa merenungkan sebuah pertanyaan
,Bagaimana seharusnya kita sebagai anggota masyarakat memahami dan menjalankan nilai,
konsep dan prinsip kehidupan bermasyarakat yang baik dalam konteks pembangunan
masyarakat Indonesia?
Langkah 2. Kegiatan Inti
Strategi instruksional yang digunakan dalam model ini pada prinsipnya mengacu
strategi inquiry learning, discovery learning, problem solving learning,
research- oriented learning yang dikemas dalam model Project ala John Dewey,
yaitu menggunakan langkah-langkah sebagai berikut.
1) Mengidentifikasi masalah kebijakan publik dalam masyarakat.

2)Memilih suatu masalah yang akan dikaji siswa.
3)Mengumpulkan informasi yang terkait pada masalah yang telah dipilih.
4)Mengembangkan portofolio kelas
5)Menyajikan portofolio
6)Melakukan refleksi pengalaman belajar
Kegiatan harus dilakukan dengan mengorganisasikan kelas ke dalam 2 kelompok
besar beranggotakan sekitar 20 orang, kemudian masing-masing dibagi lagi menjadi empat
sub kelompok kecil masing-masing terdiri atas 3-5 orang. Setiap kelompok ditugasi
menjawaban pertanyaan yang telah ditentukan sebelumnya dengan cara studi kepustakaan,
mengamati masyarakat sekitar, dan bertanya kepada nara sumber. Informasi yang telah
diperoleh dari berbagai sumber tersebut kemudian didiskusikan dalam kelompok kecil.
Setelah masing-masing kelompok kecil menyelesaikan tugasnya, kesimpulan hasil diskusi
kelompok kecil tersebut ditulis dalam buku kerja siswa masing-masing dan selembar kertas
manila atau karton hingga siap dipajang di depan kelas dan didiskusikan padapertemuan tatap
mukadi kelas. Melalui berbagai kegiatan belajar inilah siswa mengembangkan berbagai
keterampilan seperti: membaca, mendengar pendapat orang lain, mencatat, bertanya,
menjelaskan, memilih, merumuskan, menimbang, mengkaji, merancang perwajahan,
menyepakati, memilih pimpinan, membagi tugas, menarik perhatian, berargumentasi, dan
membuat laporan dalam bentuk portofolio Portofolio adalah tampilan visual yang disusun
secara sistimatis,cerminan proses berfikir berdasarkan data-data yang relevan, dan secara
utuh melukiskan pengalaman belajar terpadu yang dialami siswa sebagai suatu kesatuan
dalam kelas (integrated learning experiences).
Portofolio terbagidalam dua bagian,yakni Portofolio Tampilan dan Portofolio
Dokumentasi. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat yang secara
berurutan menyajikan:
1) Rangkuman permasalahan yang dikaji
2)Berbagai alternatif kebijakan pemecahan masalah
3)Usulankebijakan untuk memecahkan masalah
4)Pengembangan rencana kerja/tindakan
Sedangkan Portofolio Dokumentasi dikemas dalam Map Ordner atau sejenisnya yang disusun
secara sistematis mengikuti urutan Portofolio Tampilan.
Portofolio Tampilan dan Dokumentasi disajikan dalam suatu simulasiPublic Hearing
atau dengar pendapat yang menghadirkan pejabat setempat yang terkait dengan masalah
portofolio tersebut. Acara dengar pendapat dapat dilakukan di masing-masing kelas atau

dalam suatu acaraShow Caseatau gelar kemampuan bersama dalam suatu acara sekolah,
misalnya pada akhir semester. Bila dikehendaki arenashow case tersebut dapat pula dijadikan
arena contest atau kompetisi untuk memilih kelas portofolio terbaik selanjutnya dikirim ke
dalam Show Case and Contest” antar sekolah dalam lingkungan kabupaten/kota atau untuk
acara regional propinsi atau nasional. Semua itu antara lain bertujuan untuk saling berbagi ide
dan pengalam belajar antar young citizens yang secara psiko sosial dan sosio kultural dapat
menumbuhkembangkan ethos demokrasi dalam konteks harmony in diversity.Setelah acara
dengarpendapat, dengan difasilitasi guru diadakan kegiatanrefleksi.Tujuannya,baik secara
individual maupun bersama merenungkan dan mengendapkan dampak kegiatan proses
belajar bagi perkembangan pribadi siswa.
Langkah 3. Penutup
Kegiatan penutup dilakukan sepuluh menit sebelum pertemuan tatap muka usai. Guru
memberi penegasan dan penguatan (debriefing) terhadap nilai yang secara implisit melekat
dalam pertanyaan triger, yakni nilai-nilai yang terkandung dalam hak, kewajiban,dan
tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, seperti peka, tanggap, terbuka, demokratis,
kooperatif, kompetetif untuk kebaikan, empatik, argumentatif,dan prospektif dalam konteks
kehidupan bermasyarakat atas dasar keyakinan yang didukung olehpemahaman dan
pengenalannya secara utuhdalam praksis kehidupan sehari-hari di lingkungannya

Sumber Situs :

http://www.subri-msi.net/berita-180-jenisjenis-sumber-belajar-dan-media-pembelajaranditk.html
http://eduocy.blogspot.com/2010/06/media-pembelajaran-dalam-pembelajaran.html
http://irwanarsenal.blogspot.com/2013/01/metode-pembelajaran-pkn-di-sd.html
http://gumilarridho.blogspot.com/2012/12/model-pemelajaran-pkn-sd-kelas-rendah.html
http://sang-aktor.blogspot.com/2013/07/media-pembelajaran-pkn.html
mardiati, yayuk dkk. Pengembangan Pendidikan Kewarganegaraan SD. 2010.Direktorat
Jenderal Pendidikan TinggiKementerian Pendidikan Nasional