Saling Ketergantungan antar makhluk hidu

KETERGANTUNGAN ANTAR MAKHLUK HIDUP
MAKALAH
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS KELOMPOK MATA KULIAH
KONSEP DASAR IPA 2

Oleh
Kelompok 6 :
1.
2.
3.
4.
5.

Nur Pitri Rahma
Eling Sutriani
Citra Cintiya
Mistiawati
Eka Fauziah

:
:

:
:
:

1405119866
1405113259
1405119266
1405
1405

Dosen Mata Kuliah : Mahmud Alpusari, M.Pd
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS RIAU
2014/2015

1

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua makhluk hidup dipengaruhi oleh makhluk hidup lainnya. Tidak ada satu
pun makhluk hidup yang hidup tanpa makhluk hidup lain. Makhluk hidup akan
berinteraksi satu sama lain. Beberapa hubungan atau interaksi antar mahkluk hidup
dapat terjadi secara simbiosis. Simbiosis adalah hubungan antara dua mahkluk hidup
yang berbeda jenis. Pada dasarnya terdapat tiga jenis simbiosis, yaitu mutualisme,
komensalisme, dan parasitisme.
Antara komponen-komponen ekosistem terjadi saling ketergantungan, yang
berupa makan dimakan, atau dalam bentuk persekutuan hidup. Makhluk tergantung
pada lingkungannya, baik lingkungan abiotik atau biotik. Keadaan komponen abiotik
yang sesuai bagi satu jenis makhluk berbeda untuk jenis makhluk yang lainnya.
Dalam ekosistem lingkungan abiotik sangat menentukan jenis-jenis makhluk yang
dapat sesuai dengan lingkungan tertentu.
Di daerah yang banyak pohon terasa lebih sejuk dibandingkan dengan yang jarang
ada pohonnya. Pohon-pohon yang besar dapat mempengaruhi suhu suatu tempat. Dari
hal-hal di atas tampak bahwa komponen biotik dan abiotik itu saling mempengaruhi.
Ada saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik.
Di daerah yang banyak pohon terasa lebih sejuk dibandingkan dengan yang jarang
ada pohonnya. Pohon-pohon yang besar dapat mempengaruhi suhu suatu tempat. Dari

hal-hal di atas tampak bahwa komponen biotik dan abiotik itu saling mempengaruhi.
Ada saling ketergantungan antara komponen biotik dan abiotik.

2

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komponen biotik dan abiotik?
2. Apa contoh saling ketergantungan antara komponen abiotik dengan biotik?
3. Apa contoh saling ketergantungan antar komponen biotik?
4. Apa yang dimaksud dengan intraspesies dan antarspesies?
5. Apa yang dimaksud dengan konsumen, produsen, dan dekomposer dan
bagaimana ketergantungannya?
6. Apa yang dimaksud daur Biogeokimia dan contohnya?
7. Apa yang dimaksud dengan piramida ekologi dan contoknya?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Memenuhi tugas mata kuliah Konsep Dasar IPA 2 tentang ketergantungan
makhluk hidup.
2. Untuk mengetahui pengertian komponen biotik dan abiotik, komponen
penyusunnya, dan ketergantungan antar komponen penyusunnya.
3. Untuk mengetahui bagaimana ketergantungan antara konsumen, produsen dan

dekomposer.
4. Untuk mengetahui bagaimana proses daur biogeokimia beserta contohnya.
5. Untuk mengetahui pengertian piramida ekologi beserta contohnya.

3

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Saling Ketergantungan antara Komponen Abiotik dan Biotik
1. Komponen Biotik
Komponen

biotik adalah semua lingkungan yang terdiri dari komponen-

komponen mahluk hidup di permukaan bumi. Komponen lingkungan biotik, misalnya
tumbuhan, hewan dan manusia.Komponen lingkungan biotik menurut fungsinya
dapat dibedakan dalam tiga kategori, yaitu :


Konsumen

Konsumen didalam ekosistem adalah semua makhluk hidup yang tidak dapat

membuat makananya sendiri yang biasanya sering disebut dengan heterotof, sehingga
makhluk hidup tersebut hanya dapat menerima, mencerna serta menelan sebagian,
bahkan keseluruhan mahluk hidup lain sebagai bahan

makanan organik. Ada

beberapa tingkat mahluk hidup heterotof yaitu :
1. Konsumen tingkat pertama ( primer ) organisme ini yang akan memakan
organisme produsen ( tumbuhan–tumbuhan ) sebagai makanannya yang
disebut herbivora. Herbivora ekosistem darat seperti insekta, aves, reptil dan
mamalia. Herbivora yang termasuk dalam golongan mamalia meliputi
ungulata ( hewan berkuku ganjil atau genap seperti sapi, kerbau, rusa, dan
lain-lain.) dan redontia ( hewan pengerat seperti tikus ulat penggerek daun
pisang dan lain-lain.). Sedangkan herbivora air meliputi udang-udang kecil
dan moluska, hewan jenis ini ada yang memakan fitoplanton, pemakan bubuk
sampah dan penyaring renik air seperti heppoda, remis larva kepiting dan
kutu air.


4

2. Konsumen tingkat kedua yaitu karnivora ( sekunder ) yang memeakan
organisme produsen dan pemakan konsumen. Contohnya kucing makan nasi
kemudian makan tikus.
3. Kosumen tingkat ketiga disebut karnivora atau sebagai predator karena
organisme itu memakan mangsanya dengan cara memburu, menangkap,
membunuh dan memakanya seperti harimaau memburu dan menangkap rusa,
kemudian menerkam dan membunuh dan memakannya. Jika predator itu lebih
kecil dari mangsanya disebut parasit. Contoh kutu yang menempel pada
kerbau, dan apabila sebagai pemakan hewan yang telah mati disebut hewan
pemakan bangkai. Contohnya heina

dan burung nazar yang memakan

bangkai rusa.



Produsen


Didalam ekosistem ada mahluk hidup yang dapat memebuat atau mencukupi
kebutuhanaya sendiri yang disebut produsen primer (autrotof ). Jenis makhluk hidup
autrotof ada dua macam yaitu makhluk hidup mensintesis makanannya dari molekul
anorganik dengan bantuan energi sinar matahari yang disebut fototrofik. Contonya
semua tumbuhan hijau, alga dan bakteri balerang. Ada pada makhluk hidup yang
minsintesis makananya dari melekul anorganik dengan energi kimia yang disebut
komotrofik, contohnya bakteri pendaur nitrogen (nitrosomonas). Produsen ekosistem
darat terdapat pada golongan tumbuhan tingkat tinggi yaitu dari golongan
angiospermae gymnosperma yang membentuk hutan atau padang rumput, sedangkan
pada ekosistem air terdapt tingkat golonggan rendah yaitu alga.
Dari mana semua energi yang dimiliki beruang berasal? Beruang mendapatkan
energi dari makanan mereka. Beruang coklat makan makanan yang bervariasi, dari
kacang-kacangan dan biji-bijian sampai ikan dan hewan lainnya. Ketika beruang
5

makan berry, mereka memperoleh energi yang awalnya ditangkap oleh tanaman dari
matahari. Bahkan ketika beruang makan hewan lain, energi pada hewan yang pada
akhirnya berasal dari makan produsen yang menangkap energi matahari.



Dekomposer (pengurai)

Merupakan komponen biotik yang berfungsi mengurai kan bahan organik yang
berasal dari organisme yang telah mati ataupun hasil dari pembuangan sisa
pencernaan.. pada suatu ketika semua makhluk hidup akan mati, bagian tumbuhan
seperti daun, daun dan ranting akan jatuh berguguran menjadi sampah,hewan dan
manusia akan mati menjadi bangkai.
Kotoran sisa pencernaan akan menumpuk dan mengotori lingkungan. Apabila
tidak ada organisme pengurai mungkin tidak akan mendapatkan lingkungan yang
sehat untuk hidup. Seluruh p ermukaan bumi sudah penih oleh sampah dan bangkai.
Berkat jasa organisme pengurai sebagian besar sampah kotoran, dan bangkai telah
menjadi hara tanah.Dengan adanya organisme pengurai hara tanah yang terus di hisap
oleh tannah lama kelamaan akan diganti kembali. Yaitu berasal dari hasil penguraian
organisme pengurai. Penguraian bahan organik tersebut mengalami beberapa tahap .
 Tahap pertama :Hewan- hewan kecil pemakan sampah atau Detritivor
mencerai beraikan sampah sisa organisme melalui kegiatan itu, akan
menghasilkan sampah-sampah yang ukuranya lebih halus.
 Tahap kedua: setelah sampah halus lembab bercampur air bakteri dan jamur
akan menguraikan sampah bakteri tersebut melalui proses. Fermentasi.

Hasilnya adalah sisa-sisa organisme tersebut akan terurai kembali menjadi
unsur-unsur penyesuaian. Dengan demikian jelaskan bahwa peranan
komponen penguraian atau dekomposer adalah mengembalikan hara ke dalam
tanah.

6

2. Komponen Abiotik
Lingkungan abiotik adalah semua benda mati di permukaan bumi yang
bermanfaat dan berpengaruh dalam kehidupan manusia serta mahluk hidup lainnya.
contoh lingkungan abiotik, misalnya tanah, air, udara, dan sinar matahari.


Air

Air merupakan sumber kehidupan. Air sangat dibutuhkan mahluk hidup untuk
melangsungkan kehidupan, air digunakan manusia dan mahluk hidup lainnya untuk
berbagai keperluan. Air digunakan manusia untuk minum, mandi, dan mencuci. Bagi
hewan, air juga digunaka untuk memenuhi kebutuhan air minum. Bagi tumbuhan air,
berperan untuk melarutkan unsur-unsur hara yang diserap oleh akar.



Tanah

Tanah merupakan bagian dari lapisan atas permukaan bumi. Tanah terbentuk dari
proses pelapukan batuan. Tanah dalam kehidupan berfungsi sebagai tempat tinggal
mahluk hidup dan menyediakan beragam bahan tambang yang dibutuhkan manusia.
Tanah juga menyediakan beragam mineral atau unsur hara yang dibutuhkan oleh
tumbuhan untuk proses fotosintesis.


Udara

Kehidupan dipermukaan bumi dapat berjalan dengan baik, salah satunya karena
adanya udara. Udara menyelimuti permukaan bumi. Lapisan udara yang menyelimuti
permukaan bumi disebut atmosfer.

7




Sinar matahari

Matahari merupakan pusat dari tata surya. Matahari termasuk bintang terdekat
dengan bumi. Oleh karena itu, pancaran sinar matahari dapat sampai ke permukaan
bumi. Sinar matahari berperan bagi kehidupan di permukaan bumi. Bagi tumbuhan,
sinar matahari berperan untuk membantu proses fotosintesis. Bagi manusia, sinar
matahari dalam kehidupan sehari-hari dimanfaatkan untuk mengeringkan jemuran
dan membantu proses pembuatan garam. Saat ini sinar matahari telah digunakan
sebagai sumber energi untuk bahan bakar mobil.
3. Contoh Saling Ketergantungan antara Komponen Abiotik dengan Biotik
Sebagai contoh adalah aktivitas cacing tanah yang dapat menyuburkan tanah
karena pada saat berada dalam tanah, cacing meninggalkan bekas berupa rongga
udara. Rongga udara tersebut dapat membantu tumbuhan dalam memperoleh oksigen
untuk bernapas.
Selain contoh di atas, ada beberapa contoh yang lain, misalnya, bintil akar
kacang tanah yang mengandung bakteri Rhizobium yang dapat membantu
menyuburkan tanah karena dapat menangkap nitrogen, oksigen yang dihasilkan pada
fotosintesis yang menyejukkan udara, dan air yang sangat diperlukan oleh tumbuhan
dalam proses fotosintesis. Selain itu, keberadaan air banyak dipengaruhi oleh
tumbuhan karena tumbuhan dapat menahan keberadaan air tanah.
2.2 Saling Ketergantungan Antarkomponen Biotik
Saling ketergantungan antarkomponen biotik ini terjadi antara makhluk hidup
yang satu dengan makhluk hidup yang lain dalam suatu ekosistem. Saling
ketergantungan antarkomponen biotik ini dibagi menjadi :

8

1. Saling ketergantungan intraspesies (makhluk hidup sejenis). Contohnya
sekumpulan lebah saling bekerja sama mengumpulkan madu sebagai cadangan
makanan di sarangnya, ketergantungan orang utan kepada induknya, bayi kepada
ibunya. Selain itu, saling ketergantungan antarmakhluk hidup sejenis ini terjadi
pada saat akan melakukan perkawinan, hewan jantan memerlukan hewan betina,
demikian juga hewan betina memerlukan hewan jantan.
2. Saling ketergantungan antarspesies (makhluk hidup tidak sejenis). Contohnya
tanaman kacang-kacangan memerlukan bakteri Rhizobium untuk membantu
menambat nitrogen bebas dari udara, sedangkan bakteri Rhizobium memerlukan
media atau substrat dan makanan untuk hidup. Saling ketergantungan
antarspesies yang berbeda jenis juga terjadi dalam peristiwa makan dan dimakan.
Peristiwa makan dan dimakan menimbulkan perpindahan materi dan energi.
Semua organisme ememerlukan energi atau tenaga untuk hidupnya. Ada
organisme yang memperoleh makanan dengan jalan membuat sendiri seperti
organisme autotrof yang dapat berfotosintesis karena memperoleh klorofil atau
zat hijau daun. Tetapi ada pula organisme yang memperoleh makanannya dengan
jalan memakan organisme lain yang disebut organisme heterotrof.

2.3 Saling Ketergantungan antara Produsen, Konsumen, dan Dekomposer
Saling ketergantungan antara produsen, konsumen, dan dekomposer terjadi
dalam suatu ekosistem. Peristiwa ini erat kaitannya dengan pengalihan energi dari
produsen ke konsumen. Energi adalah kemampuan untuk melakukan pekerjaan.
Energi matahari merupakan sumber energi bagi segala kehidupan. Hanya organisme
autotrof yang dapat menangkap dan memanfaatkan energi matahari melalui proses
fotosintesis. Organisme autotrof mengubah energi matahari menjadi gula dan oksigen

9

Gejala ini terjadi pada peristiwa makan dan dimakan. Peristiwa ini akan
membentuk :
1. Rantai Makanan
Untuk kelangsungan hidupnya, makhluk hidup memerlukan makanan. Dalam satu
ekosistem terdapat hubungan makan dan dimakan sehingga terbentuklah rantai
makanan. Rantai makanan dapat diartikan pula sebagai pengalihan energi dari
tumbuhan melalui beberapa makhluk hidup yang makan dan dimakan.

Gambar 1. 1 Rantai Makanan
KETERANGAN :


Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering
disebut produsen. Terlihat pada gambar bahwa rumput dimakan belalang.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa rumput bertindak sebagai produsen.



Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat

10

pada gambar bahwa belalang dimakan katak. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa belalang sebagai konsumen I (Herbivora).


Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder
(Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat
pada gambar bahwa katak dimakan ular. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
katak sebagai konsumen II (karnivora).



Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak. Terlihat pada gambar bahwa ular sebagai konsumen III/konsumen
puncak (karnivora).



Jika ular mati, maka akan diuraikan oleh jamur yang berperan sebagai
dekomposer yang mengubah ular yang mati itu menjadi zat hara yang akan
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk tumbuh dan berkembang. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa jamur berperan sebagai decomposer

2. Jaring-jaring Makanan
Jika dalam rantai makanan dapat ditarik satu garis lurus, pada jaring-jaring
makanan ini, peristiwa makan dan dimakan tidak sesederhana yang kalian bayangkan
karena satu makhluk hidup dapat memakan lebih dari satu jenis makanan dan satu
makhluk hidup dapat dimakan oleh lebih dari satu makhluk hidup sehingga garis
yang terjadi saling bersilangan. Dalam kehidupan ini, rantai makanan dapat saling
berhubungan satu dengan yang lain sehingga dapat membentuk suatu jaring-jaring
yang sangat kompleks. Keadaan inilah yang disebut dengan jaring-jaring makanan.

11

Gambar 1. 2 Jaring-jaring Makanan
KETERANGAN :
Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan.


Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau yang sering disebut produsen. Terlihat



pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi.
Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer
(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat
pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah



ulat, belalang, dan tikus.
Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder
(Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat
pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah



burung pipit dan katak.
Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen
puncak. Terlihat pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai
konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
12

3. Piramida Makanan
Piramida makanan adalah piramida yang menggambarkan jumlah berat dan energi
mulai dari produsen sampai konsumen puncak. Piramida ini dibuat dengan satu
asumsi bahwa pada saat terjadi peristiwa makan dan dimakan telah terjadi
perpindahan energi dari makhluk hidup yang dimakan ke makhluk hidup
pemakannya. Misalnya, dari produsen ke konsumen I, dari konsumen I ke konsumen
II, dari konsumen II ke konsumen III, dan seterusnya.

Gambar 1. 3 Piramida Makanan
2.4 Daur Biogeokimia
Tidak semua energi dari makhluk hidup yang dimakan akan berpindah ke
makhluk hidup pemakan sehingga terbentuk piramida makanan yang semakin ke atas
semakin mengecil. Selain energi dalam bentuk makanan, tubuh organisme juga
memerlukan air, oksigen, dan mineral. Jaring-jaring makanan muncul dengan diawali
terjadinya proses perputaran zat dari tubuh organisme menuju tanah dan reaksi kimia.
Proses ini sering disebut dengan daur biogeokimia.

13

Unsur-unsur seperti karbon, nitrogen, fosfor, belerang, hidrogen, dan oksigen
adalah beberapa di antara unsur yang penting bagi kehidupan. Unsur-unsur tersebut
diperlukan oleh makhluk hidup dalam jumlah yang banyak, sedangkan unsur yang
lain hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit. Meskipun setiap saat unsur-unsur
yang ada tersebut dimanfaatkan oleh organisme, keberadaan unsur-unsur tersebut
tetap ada. Hal tersebut dikarenakan, unsur yang digunakan oleh organisme untuk
menyusun senyawa organik dalam tubuh organisme, ketika organisme-organisme
tersebut mati, unsur-unsur penyusun senyawa organik tadi oleh pengurai akan
dikembalikan ke alam, baik dalam tanah ataupun dikembalikan lagi ke udara. Jadi,
dalam proses tersebut melibatkan makhluk hidup, tanah, dan reaksi-reaksi kimia di
dalamnya. Itulah yang dimaksud sebagai daur biogeokimia. Berikut ini akan dibahas
macam-macam daur biogeokimia yang ada di alam ini, antara lain:
1. Daur Nitrogen

Gambar 1.4 Daur Nitrogen
14

Gas nitrogen ikatannya stabil dan sulit bereaksi, sehingga tidak bisa dimanfaatkan
secara langsung oleh makhluk hidup. Nitrogen dalam tubuh makhluk hidup
merupakan komponen penyusun asam amino yang akan membentuk protein.
Nitrogen bebas juga dapat bereaksi dengan hidrogen atau oksigen dengan bantuan
kilat atau petir membentuk nitrat (NO). Tumbuhan menyerap nitrogen dalam bentuk
nitrit ataupun nitrat dari dalam tanah untuk menyusun protein dalam tubuhnya. Ketika
tumbuhan dimakan oleh herbivora, nitrogen yang ada akan berpindah ke tubuh hewan
tersebut bersama makanan.Ketika tumbuhan dan hewan mati ataupun sisa hasil
ekskresi hewan (urine) akan diuraikan oleh dekomposer menjadi amonium dan
amonia.
Oleh bakteri nitrit (contohnya Nitrosomonas), amonia akan diubah menjadi nitrit,
proses ini disebut sebagai nitritasi. Kemudian, nitrit dengan bantuan bakteri nitrat
(contohnya Nitrobacter) akan diubah menjadi nitrat, proses ini disebut sebagai proses
nitratasi. Peristiwa proses perubahan amonia menjadi nitrit dan nitrat dengan
bantuan bakteri disebut sebagai proses nitrifikasi. Adapula bakteri yang mampu
mengubah nitrit atau nitrat menjadi nitrogen bebas di udara, proses ini disebut sebagai
denitrifikasi. Di negara-negara maju, nitrogen bebas dikumpulkan untuk keperluan
industri. Selain karena proses secara alami melalui proses osfat nitrifikasi,
penambahan unsur nitrogen di alam dapat juga melalui proses buatan melalui
pemupukan.
2. Daur Fosfor

15

Gambar 1.5 Daur Fosfor
Di alam, fosfor terdapat dalam dua bentuk, yaitu senyawa fosfat organik ( pada
tumbuhan dan hewan) dan senyawa fosfat anorganik (pada air dan tanah). Fosfat
organik dari tumbuhan dan hewan yang mati diuraikan oleh dekomposer (pengurai)
menjadi fosfat organik. Fosfat anorganik yang terkandung di air tanah atau air laut
akan mengendap di sedimen laut. Oleh karena itu, fosfat banyak terdapat di batu
karang dan fosil. Fosfat dari batu dan fosil akan terkikis dan kembali membentuk
fosfat anorganik terlarut di air laut dan air tanah. Fosfat anorganik ini kemudian akan
diserap oleh akar tumbuhan. Daur ini berulang secara terus menerus.
3. Daur Karbon

16

Gambar 1.6 Daur Karbon
Sumber-sumber CO2 di udara berasal dari respirasi manusia dan hewan, erupsi
vulkanik, pembakaran batu bara, dan asap pabrik. Karbon dioksida di udara
dimanfaatkan oleh tumbuhan untuk berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Hewan
dan tumbuhan yang mati, dalam waktu yang lama akan membentuk batu bara di
dalam tanah. Batu bara akan dimanfaatkan lagi sebagai bahan bakar yang juga
menambah kadar CO2 di udara. Di ekosistem air, pertukaran CO2 dengan atmosfer
berjalan secara tidak langsung. Karbon dioksida berikatan dengan air membentuk
asam karbonat yang akan terurai menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat adalah sumber
karbon bagi alga yang memproduksi makanan untuk diri mereka sendiri dan
organisme heterotrof lain. Sebaliknya, saat organisme air berespirasi, CO2 yang
mereka keluarkan menjadi bikarbonat. Jumlah bikarbonat dalam air adalah seimbang
dengan jumlah CO2 di air. Lintasan arus utama siklus karbon adalah dari atmosfer

17

atau hidrosfer ke dalam jasad hidup, kemudian kembali lagi ke atmosfer atau
hidrosfer.
4. Daur Air

Gambar 1.7 Daur Air
Pemanasan air samudra oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus
hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi kemudian jatuh
sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan es, hujan gerimis, atau kabut.
Pada perjalanan menuju bumi, beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke
atas, atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai
tanah. Setelah mencapai tanah siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam
tiga cara yang berbeda:


Evaporasi (transpirasi)

18

Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dan sebagainya, kemudian
akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh,
uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun
(precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es, dan kabut.


Infiltrasi (perkolasi)

Ke dalam tanah air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori
tanah dan batuan menuju permukaan air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler,
atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal di bawah permukaan tanah
hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.


Air permukaan

Air bergerak di atas permukaan tanah, dekat dengan aliran utama dan danau,
makin landai lahan maka makin sedikit pori-pori tanah, maka aliran permukaan
semakin besar. Aliran permukaan tanah dapat dilihat biasanya pada daerah urban.
Sungai-sungai bergabung satu sama lain dan membentuk sungai utama yang
membawa seluruh air permukaan di sekitar daerah aliran sungai menuju laut.

5. Daur Oksigen

19

Gambar 1.8 Daur Oksigen
Oksigen (O2) dalam keadaan bebas terdapat di atmosfer dan di dalam air.
Oksigen tersebut diambil atau digunakan oleh makhluk hidup seperti tumbuhan,
hewa, dan manusia untuk pernapasan (respirasi). Oksigen yang diambil itu kemudian
diganti oleh tumbuhan hijau yang melepas oksigen ke atmosfer pada saat
berlangsungnya proses fotosintesis.
2.5 Pola Interaksi Organisme
Interaksi adalah hubungan antar organisme yang satu dengan yang lainnya,
sedangkan didalam suatu ekosistem interaksi tidak hanya berupa hubungan makan
dan dimakan. Namun, didalam ekosistem ada juga interaksi yang bukan merupakan
hubungan makan dimakan. Hubungan makan dimakan dikenal sebagai hubungan
predasi. Pembagian hubungan lain yang bukan merupakan makan dimakan dikenal
dengan nama simbiosis dan kompetisi.
1. Predasi

20

Predasi adalah bentuk interaksi antarorganisme yang salah satu berperan sebagai
predator (pemangsa) dan yang lainnya sebagai prei (mangsa). Predasi dapat dilihat
dengan jelas pada rantai makanan dan jaring-jaring makanan, yaitu peristiwa makan
dan dimakan antara konsumen I dan konsumen II, konsumen II dan konsumen III,
dan seterusnya. Predasi mutlak ada dalam kehidupan ini. Predator tidak dapat
bertahan hidup tanpa adanya mangsa. Dengan demikian, predator juga berfungsi
untuk mengendalikan populasi mangsa, karena seandainya predator tidak ada dalam
suatu ekosistem, maka populasi mangsa akan meledak.

Gambar 1.9 Harimau dan mangsanya
2. Kompetisi
Kompetisi adalah bentuk interaksi antara dua organisme yang dapat merugikan
kedua belah pihak. Kompetisi terjadi pada individu-individu yang berada dalam satu
komunitas. Kompetisi terutama terjadi dalam hal perebutan sumber makanan, habitat,
atau pasangan. Ketika sumber makanan tidak sebanding dengan jumlah individu yang
menempati wilayah tersebut, maka kompetisi akan semakin besar. Begitu pula dengan
wilayah yang sempit juga akan memperbesar tingkat kompetisi antarindividu dalam
mempertahankan habitatnya. Tidak imbangnya perbandingan antara individu jantan
dan betina juga dapat memicu terjadinya kompetisi, mengingat kepentingan biologis
setiap organisme dan pentingnya mempertahankan jenisnya.
Kompetisi terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu :
21



Kompetisi intraspesifik : terjadi pada individu-individu yang termasuk dalam
satu spesies yang sama. Misalnya kompetisi yang terjadi antara kambingkambing dalam suatu populasi untuk mendapatkan makanan berupa rumput.



Kompetisi interspesifik : adalah kompetisi yang terjadi pada individu-individu
yang berlainan spesies. Kompetisi ini terjadi jika dua atau lebih populasi
menempati niche yang sama dalam suatu wilayah yang sama dan memiliki
kebutuhan hidup sama. Misalnya kompetisi antara kambing dan kerbau dalam
mendapatkan rumput.

3. Simbiosis
Simbiosis berasal dari bahasa Yunani sym yang berarti “dengan” dan biosis yang
berarti “kehidupan”. Jadi, simbiosis diartikan “hidup bersama”. Simbiosis merupakan
istilah untuk menunjukkan adanya interaksi antara dua organisme yang hidup
berdampingan. Ada beberapa bentuk simbiosis, yakni ;


Simbiosis Mutualisme

Simbiosis mutualisme adalah interaksi antara dua organisme yang bersifat saling
menguntungkan. Simbiosis ini disebut juga simbiosis obligat. Contohnya interaksi
antara serangga dengan tanaman berbunga. Serangga membantu tanaman dalam
penyerbukan. Adapun tanaman menyediakan nektar yang terkandung dalam bunga
bagi serangga sebagai sumber makanannya.

22

Gambar 2.1 Kerbau dengan burung jalak


Simbiosis Komensalisme

Simbiosis

komensalisme

adalah

interaksi

antara

dua

organisme

yang

menguntungkan salah satu pihak, tetapi tidak merugikan pihak lainnya. Contoh
simbiosis komensalisme adalah hubungan antara ikan hiu dengan ikan remora. Ikan
remora yang melekatkan tubuhnya pada tubuh ikan hiu menggunakan sucker (alat
pelekat) menjadi aman dan terhindar dari ancaman pemangsanya. Ia juga
mendapatkan sisa-sisa makanan yang tercecer dari mulut ikan hiu. Adapun ikan hiu
tidak terpengaruh dengan adanya ikan remora. Ikan hiu tidak dirugikan ataupun
diuntungkan.

Gambar 2.2 Hiu dengan ikan remora

23



Simbiosis amensalisme dan antagonisme

Simbiosis amensalisme dan antagonisme adalah interaksi antara dua organisme
yang merugikan salah satu pihak, sedangkan pihak lain tidak terpengaruh atau bisa
juga diuntungkan. Simbiosis ini merupakan cara untuk melindungi diri dari ancaman
organisme atau populasi lain. Misalnya dengan menghasilkan senyawa asam, racun,
atau antibiotik. Contohnya adalah bakteri amonifikasi yang menghasilkan amonia
untuk menghambat pertumbuhan bakteri Nitrobacter sp.. Dalam interaksi ini, bakteri
Nitrobacter sp. dirugikan, sedangkan bakteri amonifikasi diuntungkan karena
pertumbuhan populasinya menjadi maksimal.


Simbiosis Parasitisme

Simbiosis parasitisme adalah interaksi antara dua organisme yang memberikan
keuntungan salah satu pihak dan merugikan pihak lainnya. Pihak yang diuntungkan
disebut parasit, sedangkan pihak yang dirugikan disebut inang (hospes). Contohnya
adalah interaksi antara pohon dengan benalu. Benalu mendapatkan makanan dari
pohon, sedangkan pohon dirugikan karena makanannya diambil oleh benalu.
Ada 2 macam parasitis, yaitu :


Endoparasit : adalah parasit yang hidup di dalam jaringan tubuh inangnya.
Contohnya adalah cacing perut, cacing hati, dan Plasmodium.



Ektoparasit : adalah parasit yang hidup di permukaan tubuh inangnya.
Contohnya kutu daun, wereng, benalu, dan caplak anjing.

Gambar 2.3 pohon mangga dengan benalu

24

2.6 Piramida Ekologi
Piramida ekologi yaitu suatu diagram piramida yang dapat menggambarkan
hubungan antara tingkat trofik satu dengan tingkat trofik lain, secara kuantitatif pada
suatu ekosistem. Pada piramida ini organisme yang menempati tingkat trofik bawah
relatif banyak jumlahnya. Makin tinggi tingkat trofiknya jumlah individunya semakin
sedikit . Tingkat trofik tersebut terdiri dari produsen, konsumen primer, konsumen
sekunder, konsumen tertier. Produsen selalu menempati tingkat trofik pertama atau
paling bawah. Sedangkan herbivora atau konsumen primer menempati tingkat trofik
kedua, konsumen sekunder menempati tingkat trofik ketiga, konsumen tertier
menempati tingkat trofik ke empat atau puncak piramida.

Gambar 2.4 Piramida ekologi
Piramida ekologi terdiri dari piramida energi, piramida biomassa, piramida jumlah.


Piramida Energi

Piramida energi adalah piramida yang menggambarkan hilangnya energi pada
saat perpindahan energi makanan di setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem.

25

Gambar 2.5 Piramida energi
Pada piramida energi tidak hanya jumlah total energi yang digunakan organisme
pada setiap taraf trofik rantai makanan tetapi juga menyangkut peranan berbagai
organisme di dalam transfer energi . Dalam penggunaan energi, makin tinggi tingkat
trofiknya maka makin efisien penggunaannya. Namun panas yang dilepaskan pada
proses tranfer energi menjadi lebih besar. Hilangnya panas pada proses respirasi juga
makin meningkat dari organisme yang taraf trofiknya rendah ke organisme yang taraf
trofiknya lebih tinggi.

26

Sedangkan untuk produktivitasnya, makin ke puncak tingkat trofik makin sedikit,
sehingga energi yang tersimpan semakin sedikit juga. Energi dalam piramida energi
dinyatakan dalam kalori per satuan luas per satuan waktu.


Piramida Biomassa
Piramida biomassa yaitu suatu piramida yang menggambarkan berkurangnya

transfer energi pada setiap tingkat trofik dalam suatu ekosistem. Pada piramida
biomassa setiap tingkat trofik menunjukkan berat kering dari seluruh organisme di
tingkat trofik yang dinyatakan dalam gram/m2. Umumnya bentuk piramida biomassa
akan mengecil ke arah puncak, karena perpindahan energi antara tingkat trofik tidak
efisien. Tetapi piramida biomassa dapat berbentuk terbalik.

Gambar 2.6 Piramida Biomassa
Misalnya di lautan terbuka produsennya adalah fitoplankton mikroskopik,
sedangkan konsumennya adalah makhluk mikroskopik sampai makhluk besar seperti
paus biru dimana biomassa paus biru melebihi produsennya. Puncak piramida

27

biomassa memiliki biomassa terendah yang berarti jumlah individunya sedikit, dan
umumnya individu karnivora pada puncak piramida bertubuh besar.


Piramida Jumlah

Yaitu suatu piramida yang menggambarkan jumlah individu pada setiap tingkat
trofik dalam suatu ekosistem.

Gambar 2.7 Piramida jumlah

28

Piramida jumlah umumnya berbentuk menyempit ke atas. Organisme piramida
jumlah mulai tingkat trofik terendah sampai puncak adalah sama seperti piramida
yang lain yaitu produsen, konsumen primer dan konsumen sekunder, dan konsumen
tertier. Artinya jumlah tumbuhan dalam taraf trofik pertama lebih banyak dari pada
hewan (konsumen primer) di taraf trofik kedua, jumlah organisme kosumen sekunder
lebih sedikit dari konsumen primer, serta jumlah organisme konsumen tertier lebih
sedikit dari organisme konsumen sekunder.

29

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Hubungan antar makhluk hidup dan lingkungannya sangat erat dan saling
ketergantungan, karena makhluk satu membutuhkan makhluk yang lainnya. Makhluk
hidup membutuhkan lingkungan untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya lingkungan juga membutuhkan makhluk hidup untuk kelestariannya.
Saling ketergantungan di antara makhluk hidup dapat berupa rantai makanan,
jaring makanan, piramida makanan, dan arus energi.
a.
Rantai makanan merupakan peristiwa ma kan dan dimakan dalam suatu
ekosistem dengan urutan tertentu.
b.
Jaring makanan adalah hubungan jalim menjalin dari beberapa rantai
makanan.
c.
Piramida makanan adalah suatu keadaan yang menggambarkan setiap
d.

tingkatan trofik pada peristiwa makan dan dimakan dalam ekosistem.
Arus energi adalah perpindahan energi dari suatu tempat ke tempat lain.

3.2 Saran
Setiap makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat
tinggal. Oleh karena itu, kita harus menjaga kebersihan lingkungan terutama di
sekitar tempat tinggal kita.
Jagalah kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk
hidup yang satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup
sendiri.

30