Kehidupan Masyarakat Penambang Kayu Arang Di Desa Nagasaribu Kecamatan Lintongnihuta 1992-2002

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat adalah sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi
tertutup atau semi terbuka dimana masyarakat yang berinteraksi adalah untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, sebagian besar interaksi adalah antara Individuindividu dalam kelompok tersebut yaitu sekolompok manusia yang bekerja sama dan
hidup tercapainya keinginan mereka, seperti dalam kehidupan sehari - hari
masyarakat harus bisa bertahan hidup dan untuk memenuhi kebutuhannya baik dalam
kebutuhan primer ataupun kebutuhan sekunder. Dengan demikian masyarakat
dituntut dalam melaksanakan aktivitasnya.
Kehidupan yang diciptakan manusia tidak terlepas dari tujuan utama hidupnya.
Manusia yang bertujuan hidup untuk kesejahteraan dirinya, akan terus berusaha
mencari dan menemukan hal yang membuat dirinya sejahtera. Kebutuhan akan
makan, kebutuhan materil lainnya, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan
kebebasan berekspresi, apapun akan dilakukan demi tujuan itu. 1
Masyarakat yang beraktivitas adalah masyarakat yang ingin memenuhi kebutuhan
hidupnya, dan juga mampu membangun perekonomian terhadap keluarganya, sistem
perekonomian dimana pelaksanaan kegiatan pengawasannya, dan hasil dari kegiatan

1


Mucdarsyah Sinungan, Produktivitas, Jakarta : Bumi Aksara, 1995, hal. 48.

Universitas Sumatera Utara

ekonomi dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat, atau disebut juga ekonomi
kerakyatan,yang dibangun pada kekuatan ekonomi rakyat dapat memberikan
kesempatan luas untuk masyarakat dalam berpartisipasi sehingga perekonomian dapat
terlaksana dengan baik.

2

Bekerja sebagai penambang adalah salah satu ide yang dilakukan untuk
mendapatkan pekerjaan, selain bekerja untuk makan, masyarakat juga perlu
memenuhi kebutuhan lainnya yaitu menyekolahkan anak demi

meningkatkan

pendidikan dalam keluarga. Semakin kecilnya masyarakat untuk mendapat lapangan
pekerjaan dan kepemilikan tanah di pedesaan, mendorong masyarakat menciptakan
lapangan pekerjaan baru untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini lah yang

dilakukan masyarakat desa Nagasaribu1
Kehidupan masyarakat pada umumnya mengalami perubahan baik secara lambat
maupun secara cepat, perubahan tersebut terjadi disebabkan oleh adanya faktor yang
menunjang dan mempengaruhi setiap individu dalam masyarakat 3.
Pemberdayaan ekonomi masyarakat secara keseluruhan yang dimaksudkan adalah
dengan lebih memfokuskan kepada masyarakat golongan ekonomi lemah diharapkan
dapat mempertajam analisis sehingga hasil yang diharapkan lebih optimal, sehingga

2

Zulkarnain, Membangun Ekonomi Rakyat, Yogyakarta: Adicitia, 2003, hal. 18.

3

Soerjono Soekanto, tentang Perubahan Teori Sosiologi Social, Jakarta: Ghalia Indonesia 1980,
hal. 15.

Universitas Sumatera Utara

masyarakat harus bekerja keras dalam mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan

hidup sehari hari. 4
Nagasaribu merupakan salah satu desa yang ada dikecamatan Lintong Nihuta
kabupaten Humbang Hasundutan provinsi Sumatera Utara. Nagasaribu yang diambil
dari kata batak Toba yaitu Naga dan Saribu. Dimana cerita orangtua jaman
dahulunya, desa ini dihuni oleh satu Naga yang memiliki kaki seribu untuk menjaga
desa dari musuh yang datang oleh sebab itu desa ini dinamakan Nagasaribu.
Kecamatan Lintong Nihuta merupakan salah satu kecamatan dari 22 desa dengan
keadaan tanah umumnya berbukit dan bergelombang, berada pada ketinggian 1.2001.552 m dpl terletak didataran tinggi pinggiran danau toba dengan jumlah penduduk
32.056 jiwa, masyarakatnya bermata pencaharian bertani. 5
Sedangkan pengertian arang adalah sisa abu-abu gelap yang terdiri dari
karbon, arang ini biasanya dihasilkan oleh lambat pirolisis, pemanasan kayu atau
bahan lainnya tanpa adanya oksigen. Biasanya bentuk tidak murni dari karbon karena
mengandung abu. Arang tersebut dihasilkan dari kayu yang diambil dari gambut dan
diolah masyarakat menjadi sedemikian rupa, arang ini adalah hasil dari pembakaran
kayu. 6
Dalam pengertian teknis dan praktis lahan gambut dapat diartikan sebagai
lahan pertanian, lahan pengembalaan hutan alam, hutan rawa dan bahan kebutuhan
4

H.Abdul Bashith, Ekonomi Kemasyarakatan, Malang: Uin Maliki Press 2012, hal. 9.


5

Wawancara, Parade Nababan, Jumat 18 Desember 2015.

6

Wawancara , Haposan Lumban Toruan, ,Selasa 22 Desember 2015.

Universitas Sumatera Utara

hidup lainnya Lahan gambut bagi masyarakat adalah sumber mata pencarian,
sehingga masyarakat menggunakan lahan gambut ini dengan alasan untuk mencari
nafkah dalam keluarga. 7
Lahan gambut merupakan salah satu lahan yang bisa menghasilkan sumber
pendapatan bagi masyarakat, dulu tanahnya yang digumpulkan masyarakat dan dijual
untuk dijadikan bahan bakar minyak, namun melihat keadaan dan kondisi lahan
gambut ini semakin habis dan sudah berlobang karena digali, maka pemerintah
Humbang Hasundutan melarang untuk tidak menggali tanah gambut ini dan hanya
diperbolehkan untuk menambang kayu, dengan menambang kayu dari lahan gambut

ini tidak akan pernah habis, dimana kayu yang sudah diambil akan berakar lagi dan
tidak membuat tanah gambut menjadi berkurang sehingga masyarakat beralih
menjadi penambang kayu dan dijadikan arang.

8

Pengelolaan lahan gambut bagi masyarakat tentunya salah satu proses yang
dapat membuat perekonomian masyarakat dapat memenuhi kebutuhan hidupnya,
mengelola lahan ini bukanlah hal yang mudah bagi masyarakat, banyak tantangan
yang dihadapi setiap harinya, terutama tantangan cuaca dan iklim, jika musim hujan
maka masyarakat mengeluh dan tidak bisa melakukan penambangan .

7

Muhammad Noor, Lahan Gambut, Yogyakarta : Gadjah Mada Universiti Press 2010,

hal. 1.
8

Wawancara, Tiur Hutasoit , Sabtu 19 Desember 2015.


Universitas Sumatera Utara

Lahan gambut dapat dijadikan masyarakat sebagai lahan untuk pertanian baik
pertanian kopi, kelapa sawit dan lainnya, namun dalam hal ini lahan gambut sangat
dimanfaatkan masyarakat guna untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. 9
Siapa yang tidak kenal dengan ladang gambut atau lahan gambut yang berada
di desa Nagasaribu kecamatan Lintong Nihuta kabupaten Humbang Hasundutan,
tempat ini adalah penghasil tambang salah satunya tambang arang, arang yang
dihasilkan dari tempat ini adalah jenis arang terbaik yang memiliki panas merata jika
digunakan. Arang ini diambil dari kayu yang telah betumpuk ribuan tahun di dalam
tanah gambut atau kayu yang berasal dari dalam gambut dan ditambang menjadi
arang dengan menggunakan proses pembakaran.
Banyak penambang arang yang menghabiskan waktu untuk mencari nafkah dari
hasil tambang arang yang di kerjakan. Penambang adalah orang orang yang
melakukan kegiatan ekstraksi mineral dan bahan tambang dari dalam bumi, dimana
masyarakat desa Nagasaribu melakukan penambangan kayu arang di dalam lahan
gambut. Gambut adalah material atau bahan organik yang tertimbun secara alami
dalam keadaan basah berlebihan dan sifatnya sangat dipengaruhi oleh kadar bahan
organik yang dikandungnya. Penambangan gambut yaitu digunakan untuk sumber

energi tambang. Di negara negara maju seperti filandia gambut banyak di tambang
untuk dijadikan sumber energi atau listrik.

9

Najiati,Sri dkk, Pemberdayaan masyarakat di lahan gambut, Bogor: Wetlands
Internasional, 2005, hal. 34.

Universitas Sumatera Utara

Gambut di Nagasaribu adalah gambut kayuan yang didalamnya tertimbun kayu
yang ribuan tahun lamanya dan tidak membusuk, kayu yang di dalam gambut tersebut
ditambang oleh masyarakat desa Nagasaribu dan dijadikan arang. Selain pekerjaan
sebagai penambang masyarakat juga telah menghabiskan kesehariannya bekerja
untuk mendapatkan kayu arang .
Arang ini akan digunakan untuk keperluan masyarakat yaitu untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan yang paling terpenting guna arang yang ditambang di desa
Nagasaribu ini adalah untuk menempa besi yang ada di desa Sitampurung kecamatan
Siborong-borong, Tapanuli Utara. Tidak ada arang maka besi yang ingin ditempa
tidak akan bisa sehingga pemasukan arang sangat dibutuhkan oleh masyarakat

sekitar. 10
Dari uraian diatas, Penelitian ini diberi judul Kehidupan Masyarakat Penambang
Kayu Arang di Desa Nagasaribu Kecamatan Lintong Nihuta.

Adapun alasan

peneliti membuat judul ini adalah karena petani mampu membagi waktunya untuk
melakukan penambangan demi meningkatkan ekonomi keluarga. Periode waktu yang
dipilih dalam penelitian ini adalah 1992 hingga 2002. Karena periode pada masa itu
merupakan tahap awal dari penambangan arang yang dilakukan oleh masyarakat desa
Nagasaribu dan disebabkan faktor ekonomi pada masyarakat tersebut sangat lemah
waktu itu sehingga mendorong masyarakat melakukan penambangan ini. Tahun 2002
sebagai batas akhir penulis karena peneliti ingin mengetahui perubahan yang terjadi
dalam kehidupan masyarakat penambang kayu arang di desa Nagasaribu setelah
10

Wawancara, Siar Lumban Toruan, Minggu 27 desember 2015.

Universitas Sumatera Utara


dulunya mengalami perekonomian lemah. Peneliti memilih tempat penelitian di desa
Nagasaribu kecamatan Lintong Nihuta karena desa ini adalah desa peneliti yang
mudah di jangkau sehingga memudahkan peneliti baik dalam bentuk transportasi
dana dan bantuan masyarakat setempat. Dalam penelitian ini peneliti membatasi dari
segi sosial dan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap lingkungan keluarga dan
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam sebuah penelitian rumusan masalah menjadi landasan yang sangat penting
dari sebuah penelitian karena akan memudahkan peneliti didalam proses
pengumpulan data. Adapun Permasalahan pokok dari penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Apa latar belakang masyarakat desa Nagasaribu menjadi penambang kayu arang ?
2. Bagaimana kehidupan sosial ekonomi masyarakat penambang kayu arang di desa
Nagasaribu 1992-2002 ?
3. Kemana sajakah pemasaran kayu arang desa Nagasaribu kecamatan Lintongnihuta
1992-2002?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Untuk


mengetahui hal yang melatarbelakangi masyarakat desa Nagasaribu

menjadi penambang.

Universitas Sumatera Utara

2. Untuk mengetahui kehidupan sosial ekonomi masyarakat penambang kayu arang
di desa Nagasaribu.
3. Untuk mengetahui pemasaran kayu arang di desa Nagasaribu Kecamatan Lintongnihuta.

Manfaat penelitian
1. Sebagai informasi bagi pembaca untuk mengetahui bagaimana kehidupan
masyarakat penambang kayu arang di desa Nagasaribu.
2. Untuk menambah wawasan pengetahuan tentang pemasaran kayu arang desa
Nagasaribu.

1.4 Tinjauan Pustaka
Sebuah penelitian ilmiah tentu tidak lepas dari tinjauan pustaka yang berguna
sebagai inforrmasi yang digunakan sebagai sumber sumber yang relevan dengan

obyek penelitian sumber ini bisa berupa buku buku ataupun dokumen terkait. Adapun
referensi yang digunakan dalam penelitian proposal ini adalah
Yang

pertama

penulis

menggunakan

buku

Mucdarsyah

Sinungan,

Produktivitas, Jakarta: Bumi Aksara,1995. Dimana dalam buku ini menjelaskan
segala aktivitas masyarakat dalam sehari hari guna untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya, masyarakat desa Nagasaribu melakukan aktivitasnya sebagai salah satu
tujuan pokok dalam memenuhi perekonomian dalam keluarganya.

Universitas Sumatera Utara

Yang kedua adalah penulis menggunakan buku Zulkarnain, Membangun ekonomi
rakyat, Yogyakarta: Adicitia, 2003. Dimana buku ini menjelaskan perekonomian
tentang rakyat sehingga dapat tergambarkan bahwa masyarakat desa Nagasaribu
adalah salah satu desa yang mampu membangun perekonomiannya sebagai
penambang kayu arang, selain sebagai penambang masyarakat desa ini juga dapat
memenuhi kebutuhan keluarga.
Dan referensi berikutya adalah buku H.Abdul Bashith, Ekonomi Kemasyarakatan,
Malang: Uin Maliki Press, 2012. Buku ini menjelaskan tentang perekonomian
masyarakat yang dapat dijadikan sebagai proses awal dalam menimbagi ekonomi
masyarakat desa Nagasaribu pada masa itu, dimana dalam buku ini membahas sector
ekonomi yang lemah sehingga memotivasi masyarakat desa Nagasaribu menjadi
penambang dalam memperjuangkan aspek perekonomiannya. Buku berikutnya yang
penulis gunakan adalah Muhammad Noor.

Lahan Gambut, Yogyakarta: Gadjah

Mada Universiti Press 2010. Dimana buku ini menjelaskan bahwa lahan gambut
adalah salah satu tempat yang dapat dijadikan masyarakat dalam melaksanakan
aktivitasnya sehari hari, lahan gambut adalah tempat masyarakat desa nagasaribu
dalam proses penambangan kayu arang dimana di dalamnya terdapat kayu yang
sudah lama tertimbun oleh tanah dan tidak membusuk sehingga masyarakat dapat
menambangnya sebagai kegiatan keseharian masyarakat.
Buku yang berikutnya adalah Najiati,sri dkk Pemberdayaan masyarakat
dilahan gambut, Bogor: Wetlands internasional, 2005. Dimana masyarakat sangat

Universitas Sumatera Utara

memanfaatkan lahan gambut sebagai lahan yang dijadikan untuk mendapatkan
keuntungan baik dibidang pertanian maupun pertambangan, salah satu nya adalah
masyarakat desa nagasaribu yang kesehariannya menambang kayu arang di lahan
gambut guna untuk memenuhi kebutuhan sehari hari.

1.5 Metode Penelitian
Dalam penulisan sejarah ilmiah pemakaian metode sejarah sangat lah penting,
Oleh karena itu penelitian ini akan menggunakan metode penelitian sejarah. Yang
dimaksud dengan metode penelitian sejarah adalah proses menguji dan menganalisis
secara kritis rekaman dan peninggalan masa lampau. 11 Ada beberapa tahap yang
digunakan dalam metode penelitian ini tahap tahap tersebut adalah heuristik, kritik
sumber , interpretasi, dan historiografi.
Heuristik berarti proses pengumpulan sumber sumber historis yang berkaitan
dengan topik penelitian atau pengumpulan data atau bahan bahan sebanyak mungkin.
Sumber sejarah merupakan segala sesuatu yang langsung dan tidak langsung
menceritakan kepada kita suatu kegiatan manusia pada masa lalu, secara umum
sumber sumber sejarah dapat diklarifikasi menjadi dua yaitu benda benda
peninggalan atau sumber sumber sejarah berupa catatan. 12

11

Louis Gottschalk, Mengerti sejarah, terj. dari Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press,

1985, hal. 39.
12

Muhammad Arif, Pengantar kajian Sejarah, Bandung : Yrama widya.2011,hlm. 33.

Universitas Sumatera Utara

Mengenai kehidupan masyarakat penambang kayu arang di desa Nagasaribu.
Pengumpulan data ini dilakukan dengan pengumpulan dua cara yaitu melalui Studi
pustaka dan melalui Studi lapangan, dalam studi pustaka peneliti akan mengunjungi
beberapa perpustakaan yakni, perpustakaan Universitas Sumatera Utara, perpustakaan
Daerah Sumatera Utara, perpustakaan Universitas Negeri Medan, dan beberapa
sumber tertulis seperti skripsi dan hasil laporan penelitian. Dalam studi lapangan
peneliti akan mewawancarai informan seperti masyarakat penambang kayu arang
yaitu di lahan gambut desa Nagasaribu .
Langkah berikutnya kritik sumber. Pada tahap ini sumber sumber relevan
yang telah diperoleh diverifikasi kembali untuk mengetahui keabsahannya 13 . Oleh
karena itu perlu dilakukan kritik, baik kritik eksteren maupun kritik interen dengan
cara menganalisis isi ataupun penjelasan dalam sumber tertulis. Sesudah melakukan
sumber pertama dan sumber kedua langkah berikutnya adalah Interpretasi.
Interpretasi merupakan penafsiran penafsiran terhadap sumber sumber yang telah
dikritik, untuk menafsirkan fakta fakta yang sudah valid, dalam tahap ini peneliti
akan melakukan analisa dimana analisa berarti menguraikan. Dari proses analisa akan
diperoleh fakta fakta.kemudian data data yang diperoleh disentesakan sehingga
mendapat sebuah kesimpulan. 14

13

Kuntowijoyo, Pengantar ilmu sejarah, Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya, 1995,

Hlm. 99.
14

Ibid, hal. 100.

Universitas Sumatera Utara

Dan tahap terakhir dari penelitian sejarah adalah historiografi, historiografi
merupakan proses penulisan fakta fakta yang telah diperoleh secara kronologis dan
kritis analisis. Penulisan tersebut akan dituangkan dalam bentuk skripsi yang
berpedoman pada outline yang telah dirancang sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara