Analisis Pemilihan Supplier Bahan Baku pada Rantai Pasok Minyak Sawit di PTPN IV dengan Menggunakan Integrasi Metode Fuzzy ANP dan VIKOR

BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1.

Sejarah PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
Kebun dolok ilir dibuka oleh Maskapai bangsa Belanda yang diberi nama

Namlodse Venotshap Hendls Vereeniging Amsterdam (NV. HVA) pada tahun
1915 dengan ditanami komoditi Serat Nenas (Agape Sisalana) & Serat Pisang
(Manila Henep). Semasa pengembalian Irian Barat ke Indonesia tahun 1958 Unit
Usaha Dolok Ilir di Nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dan mulai
dikelola oleh bangsa Indonesia. Adapun periodesasi pengelolaannya dapat dilihat
pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Periodesasi Pengelolaan PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
No
Periode
1 1915 s/d 1957

Kesatuan
NV. HVA


2

1958 s/d 1967

PPN. Aneka Tanaman

3

1968 s/d 1971

PNP-VII

4

1971 s/d 1994

PTP-VII

5


1994 s/d 1996

6

1996 s/d Okt 2014

7

2014 s/d sekarang

PTP SUMUT III
PT Perkebunan
Nusantara IV (Persero)
PT Perkebunan
Nusantara IV

Keterangan
Peraturan Pemerintah No. 19
Tahun 1959

Keppres No. 144 Tahun 1968
Peraturan Pemerintah No. 29
Tahun 1971
Peraturan Pemerintah No. 9/1996
Peraturan Pemerintah No. 7/2014

Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir

Sejak tahun 1958 tanaman serat dialihkan menjadi tanaman Kelapa Sawit.
Konversi ini dilakukan secara bertahap dan selesai tahun 1974. Unit Usaha Dolok
Ilir berada di Kabupaten Simalungun Kecamatan Dolok Batu Nanggar &
II-1
Universitas Sumatera Utara

II-2

Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Dolok Merawan. Sesuai Izin HGU No.
13/HGU/BPN/2006 yang berlaku terhitung mulai tanggal 31 Desember 2005 s/d
31 Desember 2030, luas Konsensai Unit Kebun Dolok Ilir 7.348,81 Ha.


2.2.

Ruang Lingkup Perusahaan
PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir adalah perusahaan yang bergerak dalam

bidang pengolahan kelapa sawit yang menghasilkan CPO ( Crued Palm Oil).
Kemudian CPO tersebut akan dijual kepada perusahaan yang membutuhkan untuk
diolah lebih lanjut.

2.3.

Lokasi Perusahaan
PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir berada di Kecamatan Dolok Ilir,

Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara dan berjarak ± 120 km dari kota
Medan. Secara geografis kebun Dolok Ilir berada di sebelah Timur kebun Laras
dan kebun Bandar Betsy, sebelah Barat Dolok Merawan, sebelah Selatan Sinaksak
Pematang Siantar, sebelah Utara kebun Sibulan, Pabatu & laut Tador.

2.4.


Organisasi dan Manajemen

2.4.1. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan

Universitas Sumatera Utara

II-3

dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan
bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi .
Struktur organisasi pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir adalah struktur
organisasi lini dan fungsional. Alasan dikatakan lini dan fungsional karena
wewenang dari pimpinan tertinggi dilimpahkan kepada kepala bagian yang
mempunyai jabatan fungsional untuk dikerjakan kepada para pelaksana yang
mempunyai keahlian khusus. Struktur organisasi fungsional ini akan membuat
spesialisai yang maksimal dalam organisasi sehingga penyampaian informasi dan

ide menjadi lebih kompleks. Gambar struktur organisasi pada PTPN IV Unit
Usaha Dolok Ilir dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Universitas Sumatera Utara

II-4

MANAJER UNIT

KADIS TANAMAN RAYON
UTARA

KADIS TANAMAN RAYON
SELATAN

KEPALA DINAS TEKNIK/
PENGOLAHAN

KEPALA DINAS TATA
USAHA


ASISTEN AFD I

ASISTEN AFD V

ASISTEN PENGOLAHAN

ASISTEN TEKNIK PABRIK

ASISTEN S. GUDANG

ASISTEN SDM & UMUM

ASISTEN AFD II

ASISTEN AFD VI

ASISTEN PENGOLAHAN

ASISTEN TEKNIK SIPIL


ASISTEN TRANSPORT POOL

KEPALA SMP DOLOK ILIR

ASISTEN AFD III

ASISTEN AFD VII

ASISTEN AFD IV

ASISTEN AFD VIII

ASISTEN TRANSP PRODUKSI

ASISTEN S. EMPLASMEN

PERWIRA PENGAMAN

Keterangan

Hubungan Lini
Hubungan Fungsional

Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir

Universitas Sumatera Utara

II-5

2.4.2. Tugas dan Tanggung Jawab
Menurut data bagian SDM PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir, pembagian
tugas dan tanggung jawab berdasarkan jabatan pada struktur organisasi di PTPN
IV Unit Usaha Dolok Ilir adalah sebagai berikut.
1. Manajer Unit
a. Menyusun dan melaksanakan policy umum sesuai dengan pedoman dan
instruksi kerja dari Direksi.
b. Mengkoordinir penyusunan anggaran belanja tahunan.
c. Memimpin rapat kerja Asisten Kebun yang dilaksanakan secara periodik.

d. Bertanggung jawab kepada Kepala Manajer Grup & Direksi.
e. Mengatur hubungan bidang kemasyarakatan.
2. Kepala Dinas Tanaman
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin operasi di bidang tanaman.
b. Mengkoordinir pelaksanaan tugas asisten afdeling masing-masing.
c. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
d. Dalam keadaan tertentu dapat menjabat sebagai Manajer Unit.
3. Kepala Dinas Teknik
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang
teknik.
b. Mengkoordinir tugas-tugas Asisten di bagian teknik.
c. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.

Universitas Sumatera Utara

II-6

4. Kepala Dinas Pengolahan
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang
pengolahan.

b. Mengkoordinir tugas-tugas harian Asisten Harian Pengolahan & Asisten
Jaga Pabrik.
c. Mengawasi jalannya kegiatan pabrik.
d. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
5. Kepala Dinas Tata Usaha
a. Merupakan wakil Manajer Unit memimpin pelaksanaan tugas-tugas di
bidang administrasi, pembukuan termasuk keuangan, upah, pergudangan
dan laporan-laporan bulanan sesuai dengan pedoman kerja.
b. Mengkoordinir tugas-tugas administrasi di Sentral Gudang.
c. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
6. Asisten SDM & Umum
a. Administrasi pekerja/penduduk di lingkungan kebun.
b. Administrasi penerimaan karyawan baru & pemberhentian karyawan.
c. Perumahan karyawan di emplasmen.
d. Mengelola pendidikan sekolah taman kanak-kanak, sekolah madrasah dan
pramuka dolok ilir dengan gudep 015-016.
e. Mengawasi kegiatan pos yandu (KB, penimbangan balita).
f. Melayani kegiatan masyarakat untuk beragama dan berolah raga.
g. Membuat Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) bulanan ke Kantor
Direksi PTPN-IV di Medan.

Universitas Sumatera Utara

II-7

h. Mengajukan usulan jatah pakaian dinas karyawan dan mengusulkan
karyawan yang berdinas 25, 30 & 35 tahun untuk menerima
penghargaan/jubilaris.
i. Surat menyurat kepada Instansi Pemerintah, Sipil, TNI/Polri, dan melayani
pihak-pihak yang berurusan dengan perusahaan.
j. Mengelola administrasi BPJS.
k. Mengelola administrasi DAPENBUN.
l. Urusan social dan lain-lain.
m. Mengawasi agraria tingkat kebun.
n. Bertanggung jawab langsung kepada Manajer Unit.
7. Perwira Pengamanan (Pa.Pam)
a. Memimpin tugas pengamanan dalam lingkungan kebun terutama objekobjek vital yang rawan terhadap gangguan.
b. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
8. Asisten Transport
a. Mengkoordinir kegiatan di bidang tugas pengangkutan yang meliputi
sepeda motor, kendaraan truk terutama untuk pengangkutan produksi TBS,
kelapa sawit dari Afdeling tanaman ke tempat pengolahan secara tepat
waktu.
b. Bertanggung jawab kepada Manajer Unit.
9. Asisten
a. Mengkoordinir pelaksanaan tuas-tuas mandor dan kerani bawahannya
masing-masing.

Universitas Sumatera Utara

II-8

b. Mengawasi kelancaran tugas-tugas pembaharuan sesuai dengan bidang
tugasnya masing-masing yang terdiri dari:
1) Asisten Afdeling Tanaman
2) Asisten Hama
3) Asisten Bangunan
4) Asisten Gudang
5) Asisten Bengkel Umum
6) Asisten Bengkel Motor
7) Asisten Listrik/PLTA

2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam kerja
2.4.3.1.Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir adalah 220
orang. Rincian tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2. Rincian Tenaga Kerja PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jabatan
Manager
Maskep
Asisten Tata Usaha
Asisten Teknik
Asisten Pengolahan
Asisten Laboratorium
Karyawan Pengolahan Shift I
Karyawan Pengolahan Shift II
Karyawan Laboratorium/Sortasi
Karyawan Bengkel
Karyawan Dinas Sipil
Karyawan Administrasi

Jumlah (orang)
1
1
1
2
2
1
40
40
33
35
15
17

Universitas Sumatera Utara

II-9

Tabel 2.2. Rincian Tenaga Kerja PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir (Lanjutan)
No
13
14

Jabatan
Karyawan Bagian Produksi
Karyawan Bagian Keamanan/Hansip
Jumlah

Jumlah (orang)
8
13
220

Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir

2.4.3.2.Jam Kerja
Jam kerja karyawan pada bagian produksi PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
dibagi atas dua shift, dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3. Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi PTPN IV Unit Usaha
Dolok Ilir
Hari Kerja
Shift I
Senin s/d Sabtu
Shift II
Senin s/d Sabtu

Keterangan
Jam Kerja
Jam Istirahat
Jam Kerja
Jam Istirahat

Jam Kerja
07.00 – 19.00 WIB
10.00 – 11.00 WIB
15.00 – 16.00 WIB
19.00 – 07.00 WIB
21.00 – 22.00 WIB
02.00 – 03.00 WIB

Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir

Jam kerja untuk bagian karyawan administrasi dapat dilihat pada Tabel
2.4.
Tabel 2.4. Jam Kerja Karyawan Bagian Administrasi PTPN IV Unit Usaha
Dolok Ilir
Hari Kerja
Senin s/d Jumat
Sabtu

Keterangan
Jam Kerja
Jam Istirahat
Jam Kerja
Jam Istirahat

Jam Kerja
07.00 – 15.00 WIB
09.30 – 10.30 WIB
07.00 – 13.00 WIB
09.30 – 10.30 WIB

Sumber: PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir

Universitas Sumatera Utara

II-10

2.4.3.3.Sistem Pengupahan
Pembayaran upah kepada karyawan pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
dilakukan sekali setiap bulan. Besarnya upah atau gaji yang dibayarkan perusahaan
sesuai dengan ketentuan yang dikeluarkan oleh Surat Keputusan Menteri Pertanian.
Bagi karyawan yang bekerja diluar jam kerja normal akan diberikan upah lembur.

Fasilitas yang disediakan oleh PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
diantaranya:
1. Perumahan untuk karyawan
2. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan hari raya
3. Sarana pendidikan
4. Fasilitas untuk beribadah
5. Rumah sakit
6. Listrik dan air
7. Sarana olah raga

2.5.

Bahan

2.5.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses pengolahan
baik dalam keadaan masih tergolong dalam bahan mentah atau bahan setengah
jadi dan bahan ini akan terdapat pada produk akhir dengan proporsi terbesar. PKS
PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir menggunakan bahan baku utama yaitu TBS yang
diperoleh dari beberapa kebun petani sekitar dan dari kebun milik PTPN IV Unit

Universitas Sumatera Utara

II-11

Usaha Dolok Ilir sendiri. Kapasitas olah pada PKS PTPN IV Unit Usaha Dolok
Ilir adalah sebesar 60 ton/jam.
2.5.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pada proses produksi
dimana keberadaannya dapat meningkatkan mutu produk menjadi bernilai dan
merupakan bagian dalam produk akhir. Pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir
hanya menghasilkan produk setengah jadi (CPO) maka PTPN IV Unit Usaha
Dolok Ilir ini tidak menggunakan bahan tambahan.

2.5.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu
memperlancar proses produksi (ikut dalam proses) tapi tidak menjadi bagian
produk jadi. Adapun bahan penolong pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir yaitu
cation: H2SO4, anion: NaOH, ketel: BWT, air, dan tawas.

2.6.

Uraian Proses Produksi
Proses produksi yang terjadi pada PTPN IV Unit Usaha Dolok Ilir

memakai bahan baku utama adalah TBS (Tandan Buah Segar). Proses produksi
CPO adalah sebagai berikut:
1. Stasiun Penerimaan Buah (Fruit Reception Station )
Stasiun ini berfungsi untuk menerima Tandan Buah Segar yang berasal dari
supplier dan kebun milik sendiri.

2. Penimbangan Buah (Fruit Weighting )

Universitas Sumatera Utara

II-12

Tandan Buah Segar yang baru dipanen dari supplier dan kebun milik sendiri
diangkut dengan menggunakan truk ke pabrik. Setelah sampai lalu ditimbang
pada jembatan timbang (Weighting Bridge ). Penimbangan dilakukan dua kali.
Pertama, untuk mengetahui berat kendaraan pada saat berisi muatan tandan
buah segar (bruto). Kedua, untuk mengetahui berat kendaraan pada keadaan
kosong atau tanpa muatan (tarra ).
3. Penumpukan dan Pemindahan Buah (Transfer and Loading Ramp )
Setelah melalui jembatan timbang kemudian truk langsung ke loading ramp
guna melakukan bongkar muatan TBS. Buah sawit yang sudah disortasi
kemudian dituang ke penampungan buah (fruit hoppers) yang dibuat
kemiringan 13o – 50o terhadap dasar alas kisi-kisi. Fruit hoppers dilengkapi
dengan pintu-pintu yang dapat digerakkan secara vertikal (turun naik) oleh
tenaga elektris. Fungsi loading ramp adalah sebagai berikut:
a. Tempat penampungan dan penumpukan TBS sementara sebelum diolah.
b. Tempat melakukan sortasi terhadap TBS yang masuk ke pabrik.
c. Memudahkan pengisian TBS ke dalam lory.
d. Menjamin penyediaan bahan baku untuk kontinitas proses.
4. Stasiun Perebusan
Tandan buah segar yang berada dalam lory rebusan diangkut dari Stasiun
Penerimaan Buah dengan bantuan transfer carrier yang bergerak pada
jaringan rel. Lory rebusan ini selain sebagai alat angkut juga sebagai wadah
untuk merebus buah. Badan lory tersebut terbuat dari plat baja berlubang kecil
dengan diameter 2 cm dan jarak antar lubang 5 cm. Dengan adanya lubang

Universitas Sumatera Utara

II-13

pada lory, uap (steam) lebih mudah masuk dan dapat memasak secara merata.
Lory rebusan ini berisi penuh dan merata dengan kapasitas rata-rata 2,5

ton/lory.
5. Stasiun Penebah
Pada stasiun penebah, buah dituang dari lori ke rebusan ke automatic feeder
dengan menggunakan hosting crane , automatic feeder ini berfungsi untuk
menampung serta mengatur pemasakan buah ke dalam alat penebah
(threser/stripper drum) dalam threser , buah yang masih melekat pada tandan
akan lepas dan dipisahkan dengan menggunakan prinsip bantingan. Alat
penebah ini berupa drum yang terpasang secara horizontal dan berputar
dengan kecepatan ± 23 rpm. Akibat perputaran drum, tandan bergerak ke atas
searah dengan perputarannya. Kemudian tandan akan jatuh terbanting
sehingga buah atau brondolan terlepas dari tandannya. Keberhasilan
perebusan jika tidak didukung pemipilan yang baik maka kehilangan minyak
akan tinggi. Oleh sebab itu perlu dilakukan pemipilan yang lebih sempurna
dan keberhasilan pemipilan juga tergantung pada proses perebusan.
6. Stasiun Pengempaan (Screw Press)
Stasiun pengempaan adalah stasiun pertama dimulainya pengambilan minyak
dari buah dengan jalan melumat dan mengempal. Pada stasiun ini dilakukan 2
tahap pengolahan yaitu:
a. Pengadukan (digesting)
Brondolan yang dihasilkan pada proses penebah, dialirkan ke dalam
digester peralatan ini digunakan untuk melumatkan brondolan sehingga

Universitas Sumatera Utara

II-14

daging buah (pericrape) terpisah dari biji (noten) dan menghancurkan selsel yang mengandung minyak. Kegiatan in dilakukan dalam waktu cepat
agar minyak dapat diperas sebanyak-banyaknya pada saat pegempaan.
Pengadukan dilakukan dengan kondisi proses sebagai berikut:
1) Ketel adukan selalu dalam keadaan penuh minimal 3/4 dari
volumenya.
2) Temperatur pemanasan (uap) 90-95 0C.
3) Waktu pengadukan 15-20 menit.
4) Tekanan uap (steam) 2-3 kg/cm2.
5) Jika kondisi ini tidak terpenuhi, masa adukan akan sulit diproses pada
saat pengempaan, akibatnya kehilangan minyak dalam ampas akan
meningkat.
Alat pengaduk ini sering disebut ketel aduk yag terdiri dari bejana yang
dilengkapi dengan alat perajang, dan pemanas untuk mempersiapkan
bahan agar lebih mudah dikempa dalam screw press. Digester dilengkapi
dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah sehingga
terjadi pelepasan daging buah dan biji sambil pemecahan kantong-kantong
minyak. Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan minyak.
Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan

tekanan lawan yang kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian
buah dalam digester akan menimbulkan tekanan di dasar digester semakin
tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau semakin tinggi, dan pemecahan
kantong minyak dan pemisahan serat dengan serat lain semakin sempurna.

Universitas Sumatera Utara

II-15

b. Pengempaan (pressing)
Masa adukan yang berasal dari alat pengaduk (digester ) dialirkan ke dalam
alat pengempa (screw press) yang berfungsi untuk mengempa massa
adukan sehingga terjadi pemisahan antara massa padat (biji, serat dan
kotoran) dengan cairan minyak kasar. Tujuan dari proses pengempaan ini
adalah untuk mengambil minyak yang ada dalam massa adukan
semaksimal mungkin dengan cara memompa pada tekanan tertentu,
tekanan kempa yang dibutuhkan 50-60 kg/cm2. Alat pengempa yang
digunakan adalah jenis kempa ulir ganda (doublescrew press) alat ini
terdiri dari sebuah silinder (press cylinder ) yang berlubang-lubang yang
didalamnya terdapat 2 buah ulir (feet screw dan main screw) yang berputar
yang berlawan arah dengan kecepatan yang sama. Mekanisme
pengempaan adalah masukya adonan ke dalam cylinder press dan mengisi
worm, volume setiap space worm berbeda. Semakin mengarah ke ujung
asscrew volume semakin kecil, sehingga pepindahan massa akan

menyebabkan minyak terperas. Hal ini disebabkan beberapa faktor antara
lain:
1) Kapasitas olah alat yang tinggi, dan dapat menghemat tempat jika
dibandigkan dengan hidroulic press.
2) Kapasitas yang tinggi maka biaya operasi per ton TBS sangat rendah.
3) Kebutuhan operator untuk mengoperasikan lebih sedikit dibandingkan
dengan hidroulic press.
4) Kebutuhan tenaga (power ) yang rendah untuk memeras buah.

Universitas Sumatera Utara

II-16

7. Stasiun Pemurnian Minyak
Stasiun ini berfungsi untuk mendapatkan minyak sawit mentah (CPO) yang
sudah dimurnikan dari impurities atau kotoran lainnya. Stasiun pemurnian
minyak adalah stasiun terakhir untuk pengolahan minyak sawit mentah (CPO).
Pemurnian minyak bertujuan agar tidak terjadi penurunan mutu akibat adanya
reaksi hidrolisis dan oksidasi.
8. Pemisahan Pasir
Pemisahan pasir dilakukan melalui 2 tahap yaitu:
a. Sand cyclone , alat ini ditempatkan pada pipa aliran antara setling tank
dengan sludge separator yang berperan untuk mengurangi jumlah pasir
dan peralatan kasar. Alat ini terbuat dari logam atau porselin yang dapat
memisahkan lumpur atau pasir secara gravitasi dengan bantuan pompa.
b. Strainer , alat ini ditempatkan sebelum cairan diolah dalam sludge
operator. Alat ini memisahkan pasir dengan sistem saring. Alat penyaring
terdiri dari fibre yang jarang-jarang sehingga pasir dan lumpur akan
tersaring.
9. Sludge Tank
Sludge yang berasal dari Oil Setling tank dipompakan pada Sludge Tank

dengan melalui desander untuk membuang pasir-pasir halus yang terdapat
pada sludge. Keberhasilan cairan minyak dalam Sludge Tank dipengaruhi
pengoperasian desander , karena alat ini dapat berfungsi apabila pembuangan
pasir dilaksanakan secara kontinu. Sludge yang berasal dalam Sludge Tank
mendapatkan pemanasan dengan mengguanakan pipa uap tertutup agar

Universitas Sumatera Utara

II-17

minyak tidak goncang. Untuk mempercepat pemecahan gumpalan minyak
dengan sludge dapat dilengkapi dengan alat stirrer dengan catatan tidak boleh
terjadi pembentukan emulsi kembali.
10. Sludge Separator
Sludge yang masuk ke dalam sludge centifuge terdiri dari bahan mudah

menguap. Tujuan dari proses ini adalah memisahkan minyak dari air dan
kotoran, dengan kata lain memisahkan minyak dari fraksi yang berat jenis nya
1. Air dan kotoran yang dipisahkan disebut dengan air drab dengan kadar
minyak 7 - 10%. Fraksi ringan dikembalikan ke Oil Setling tank. Suhu minyak
dalam sludge separator dipertahankan diatas 900C yang dapat dibantu dengan
pemberian uap gas. Cairan yang telah dibebaskan dari pasir-pasir halus
dipompakan lagi ke Oil Setling tank.
11. Oil Tank
Cairan yang berada di permukaan tangki CST dialirkan ke dalam oil tank.
Minyak ini masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Alat COT
dilengkapi dengan pipa coil pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu
minyak hingga 900C. Tujuan pemanasan minyak adalah untuk mempermudah
pemisahan minyak dengan air dan kotoran ringan dengan cara pengendapan,
yaitu zat yang memiliki berat jenis lebih berat dari minyak akan mengendap
pada dasar tangki. Suhu minyak dalam oil tank sangat berpengaruh pada
perlakuan selanjutnya karena tidak terjadi lagi pemanasan, sehingga dianggap
suhu pada oil tank adalah sumber panas untuk pengolahan lanjutan seperti
pada oil purifier dan vacum dryer .

Universitas Sumatera Utara

II-18

12. Oil Purifier
Alat purifier ini sering disebut oil centrifuge yang berfungsi memurnikan
minyak dari kotoran-kotoran. Prinsip kerja dari alat ini memisahkan fraksi
yang BJ ≥ 1 artinya FM dan minyak berada dalam 1 fraksi sedangkan kotoran
tergolong dalam fraksi berat. Semakin besar dibuat ukuran kapasitas olah alat
itu sendiri, maka semakin menurun kemampuan untuk memurnikan minyak.
13. Sludge Separator
Kesulitan yang dialami dalam pengolahan sludge terutama dalam mekanisme
peroperasian sludge separator dan pengantian nozzle maka dipikirkan cara
pemisahan lumpur. Keberhasilan dalam pengoperasian sludge separator
dipengaruhi oleh:
a. Komposisi umpan yang akan diolah, karena ratio antara minyak antara air
dan lumpur mempengaruhi terhadap daya pisah terhadap alat tersebut.
b. Fungsi alat sludge separator tersebut.
c. Penimbangan kapasitas alat dengan jumlah sudut gaya yang diolah.
14. Pengeringan Minyak
Minyak yang masih mengandung air 0,6 - 1,0% perlu dikeringkan agar air
tersebut tidak lagi berfungsi sebagai bahan pereaksi dalam reaksi hidrolisis.
Maka untuk menghilangkan air tersebut perlu dilakukan pengeringan khusus.
Pengeringan ini dapat dilakukan dengan panas dalam udara terbuka,
pemanasan dalam ruangan tertutup dan dalam ruangan hampa. Mekanisme
pemanasan minyak dapat mempengaruhi mutu minyak dan dapat diketahui
dari hasil pengeringan.

Universitas Sumatera Utara