Eco Business Park Kwala Bekala

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Terminologi Judul
Judul proyek ini adalah Eco Business Park Kwala Bekala. Adapun pengertian dari
tiap kata adalah sebagai berikut :
a. Eco
Ekologi adalah ilmu yang mempelajari distribusi dan keanekaragaman
organisme hidup, dan bagaimana hal-hal tersebut dipengaruhi oleh interaksi antara
organisme hidup lingkungannya (cahaya matahari, iklim, geologi, termasuk
organisme hidup lain di habitatnya).
Arsitektur Ekologi adalah salah satu konsep arsitektur dengan pendekatan
desain yang secara holistic (menyeluruh, terintegrasi) menekankan konteks
terhadap makhluk hidup dan lingkungan (environment), serta mencegah dan
memperbaiki kerusakan ekosistem.
b. Business
Dalam ilmu ekonomi, bisnis adalah suatu organisasi yang menjual barang
atau jasa kepada konsumen atau bisnis lainnya, untuk mendapatkan laba. Secara
historis kata bisnis dari bahasa Inggris business, dari kata dasar busy yang berarti
"sibuk" dalam konteks individu, komunitas, ataupun masyarakat. Dalam artian,
sibuk mengerjakan aktivitas dan pekerjaan yang mendatangkan keuntungan.

Dalam ekonomi kapitalis, di mana kebanyakan bisnis dimiliki oleh pihak swasta,
bisnis dibentuk untuk mendapatkan profit dan meningkatkan kemakmuran para
pemiliknya. Pemilik dan operator dari sebuah bisnis mendapatkan imbalan sesuai
dengan waktu, usaha, atau kapital yang mereka berikan. Namun tidak semua
bisnis mengejar keuntungan seperti ini, misalnya bisnis koperatif yang bertujuan
meningkatkan kesejahteraan semua anggotanya atau institusi pemerintah yang
bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Model bisnis seperti ini kontras
25
Universitas Sumatera Utara

dengan sistem sosialistik, di mana bisnis besar kebanyakan dimiliki oleh
pemerintah, masyarakat umum, atau serikat pekerja.
Secara etimologi, bisnis berarti keadaan di mana seseorang atau
sekelompok orang sibuk melakukan pekerjaan yang menghasilkan keuntungan.
Kata "bisnis" sendiri memiliki tiga penggunaan, tergantung skupnya —
penggunaan singular kata bisnis dapat merujuk pada badan usaha, yaitu kesatuan
yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba atau
keuntungan. Penggunaan yang lebih luas dapat merujuk pada sektor pasar
tertentu, misalnya "bisnis pertelevisian." Penggunaan yang paling luas merujuk
pada seluruh aktivitas yang dilakukan oleh komunitas penyedia barang dan jasa.

Dalam hal ini bisnis yang ditujukan adalah penyediaan kantor sewa dan area
komersil.

c. Park
Dapat diartikan sebagai taman yang merupakan area untuk berekreasi dan
berjalan-jalan serta sebagai penyegar ruang dalam dan luar.

d. Kwala Bekala
Kwala Bekala adalah kelurahan di kecamatan Medan Johor, Medan,
Sumatera Utara, Indonesia.

Berdasarkan penjelasan diatas maka defenisi dari Eco Business Park
merupakan bangunan mixed-use yang didalamnya terdapat kantor sewa, retail,
fasilitas penunjang lainnya serta taman. Dengan kata lain Eco Business Park
merupakan perpaduan kegiatan berbisnis dan juga rekreasi.

26
Universitas Sumatera Utara

2.2. Lokasi

Lokasi terletak di Kecamatan Medan Tuntungan, Medan, Sumatera Utara
dengan luas wilayah 21,58 Km2.
Kecamatan Medan Tuntungan sendiri berbatasan dengan :
Sebelah Barat
Sebelah Timur
Sebelah Selatan
Sebelah Utara

: Kabupaten Deli Serdang
: Kabupaten Deli Serdang
: Kabupaten Deli Serdang
: Kecamatan Medan Selayang dan Kecamatan Medan Johor

2.2.1 Deskripsi Kondisi Eksisting Lokasi Proyek

a. Kasus Proyek

: Eco Business Park

b. Status Proyek


: Fiktif

c. Pemilik Proyek

: Swasta dan Pemerintah

d. Lokasi Tapak

: Jl. Bunga Turi

e. Letak Geografis

: 02°53′23.6″ Lin tang Utara dan 98°31
′18.8″
BujurTimur

f. Batas-batas Tapak
-


Batas Utara

:Hotel dan Pusat Perbelanjaan

-

Batas Timur

: Lahan Kosong

-

Batas Selatan

: Youth Centre

-

Batas Barat


: Hotel Bisnis Dan Pusat Kuliner

g. Luas Lahan

: ± 1.5 Ha (± 15.000 �2 )

h. Peruntukan Lahan

: Komersil, Perkantoran, Permukiman

i. Kontur

: Relatif Datar

j. Pemilik Lahan

: Swasta

k. Eksisting Lahan


: Lahan Kosong

l. KLB

: 1-8 Lantai

m. KDB

: 60% / 1-5

n. GSB

: 5m
27
Universitas Sumatera Utara

2.3. Studi Literatur

2.3.1 Mebidangro


Medan-Binjai-Deli Serdang & Karo visi yang jauh ke depan (visi 2027)
yaitu kota yang nyaman dihuni, memiliki fasilitas kota yang terjangkau,
mendorong gairah berakitivitas sosial, ekonomi maupun kebudayaan, banyak
ruang publik yang mudah dicapai dengan bersepeda atau jalan kaki dan
transportasi umum yang andal. Selain itu, sebagai PKN dan KSN Ekonomi,
Rencana Pengembangan Metropolitan Mebidangro telah disiapkan sampai tahun
2030. Tujuannya agar Mebidangro mampu menjadi pusat pelayanan ekonomi
skala nasional yang mampu bersaing dengan pusat pelayanan ekonomi Regional
IMT-GT, di samping melayani penduduknya dengan prima. Luas wilayah
Metropolitan Mebidangro adalah 301.697 ha, meliputi Kota Medan, Kota Binjai,
Kabupaten Deli Serdang dan sebagian Kabupaten Karo. Pada tahun 2009 total
jumlah penduduk metropolitan ini mencapai 4.2 juta Jiwa.

Kebijakan dalam Penataan Ruang Kawasan Perkotaan Mebidangro meliputi:
1. Pengembangan dan pemantapan fungsi Kawasan Perkotaan Mebidangro
sebagai pusat perekonomian nasional yang produktif dan efisien serta
mampu bersaing secara internasional terutama dalam kerja sama ekonomi
subregional Segitiga Pertumbuhan Indonesia-MalaysiaThailand;
2. Peningkatan akses pelayanan pusat-pusat kegiatan perkotaan Mebidangro
sebagai pembentuk struktur ruang perkotaan dan penggerak utama

pengembangan wilayah Sumatera bagian utara;
3. Peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana
transportasi, energi, telekomunikasi, sumber daya air, serta prasarana
perkotaan Kawasan Perkotaan Mebidangro yang merata dan terpadu
secara internasional, nasional, dan regional;

28
Universitas Sumatera Utara

4. Peningkatan keterpaduan antarkegiatan budi daya serta keseimbangan
antara perkotaan dan perdesaan sesuai dengan daya dukung dan daya
tampung lingkungan;
5. Peningkatan fungsi, kuantitas, dan kualitas RTH dan kawasan lindung
lainnya di Kawasan Perkotaan Mebidangro.

Untuk mendukung kebijakan diatas, maka diambil lima langkah strategis
pengembangan Kawasan Metropolitan Mebidangro, yaitu pengembangan koridor
ekonomi internasional Belawan – Kuala Namu, pembangunan pusat-pusat
pelayanan kota baru, revitalisasi pusat kota lama Medan dan Kawasan Tembakau
Deli,


pembangunan

dan

pemantapan

Koridor

Hijau

Mebidangro,

dan

pengembangan Akses Strategis Mebidangro.

2.3.2 TOD(Transit Oriented Development)
Transit Oriented Development muncul pertama kali pada tahun 1990-an
yangdi pelopori oleh Peter Calthorpe. TOD muncul dikarenakan fenomena

urbansprawl yang mengakibatan tingginya penggunaan kendaraan pribadi
danmengakibatkan kemacetan (Yuniasih, 2007).Menurut Taolin (2008)
Gerakan pengembangan kawasan berbasis transit didasari oleh kualitas
kehidupan kota yang semakin memburuk yang ditandai dengan kemacetan,
sprawl, dan tata guna lahan yang tidak terintegrasi. TOD memiliki tujuan
menciptakan tujuan yang nyaman, aman, menyenangkan dan mecukupi bagi
pejalan kaki (walkable environment). Dengan mencampurkan berbagai fungsi
kegiatan perjalanan yang perlu dilakukan dapat digabungkan menjadi lebih
singkat dan cepat. Fungsi-fungsi tersebut adalah pusat area komersil,
perkantoran, retail, servis, pemukiman dengan kepadatan sedang hingga
kepadatan tinggi dan juga ruangterbuka publik.

29
Universitas Sumatera Utara

Gambar. 2.1 Konsep TOD
(Sumber : Calthrope dalam Wijaya (2009))

Konsep Transit Oriented Development (TOD) ini menawarkan alternative
menuju pola pengembangan dengan menyediakan fungsi-fungsi working,
living,leisure dalam populasi yang beraneka ragam, dalam kepadatan yang
rendahsampai dengan tinggi, dengan konfigurasi fasilitas pedestrian dan akses
transit. Karakteristik bentuk kota ini bercirikan keragaman dan densitas tinggi
dalam skala lokal/kawasan, dan terhubungkan dengan bagian kota lain oleh sistem
transit. Konsep Transit Oriented Development (TOD) di awali dengan konsep
aktivitas pergerakan manusia, baik dengan moda maupun berjalan. Pergerakan
sebagai salah satu aktivitas yang paling banyak dilakukan oleh manusia, diwadahi
dengan penempatan-penempatan pusat-pusat aktivitas yang terintegrasi dengan
titik-titik transit, sehingga diharapkan dapat mendorong penggunaan transportasi
publik. Pusat-pusat aktivitas dihubungkan antara satu dengan yang lain dalam
jarak tempuh berjalan yang nyaman dan aman sebagai upaya untuk mengurangi
pergantian antar moda (Wijaya, 2009).

30
Universitas Sumatera Utara

2.3.2.1

Studi

Literatur

penerapan

konsep

TOD(Transit

Oriented

Development)
1. Atlanta, Georgia, Amerika.
Kota ini memiliki sistem lalulintas berbasis transit dibawah MARTA
(Metropolitan Atlanta Rapid Transit Authority) yang juga mengontrol
pengembangan kota berbasis TOD dan mixed-use development dalam sistem tata
kotanya. Sistem transit yang ada disana menjangkau baik area residensial (hunian
warga) hingga area destinasi (kantor, pertokoan, sekolah, dan lain-lain). Sistem
transit juga melayani para commuter pada jam-jam sibuk untuk mengakses ke
berbagai tujuan dalam kereta yang sama. Konsep mixed-use development
diaplikasikan dalam bentuk vertical mixed-use, yaitu pengembangan produkproduk properti secara vertikal, bukan secara horizontal. Dengan begitu fungsifungsi dapat disatukan ke dalam ruang-ruang vertikal yang lebih efektif dan
memungkinkan ruang-ruang terbuka dalam kota.
Strategi sistem transit di Atlanta

Gambar. 2.2 Sistem TOD Atlanta
(Sumber : Google Images)
Dalam menjalankan sistem transitnya, MARTA mengkategorisasikan tujuh
tipologi stasiun yang menjelaskan bermacam kombinasi yang berbeda terkait
31
Universitas Sumatera Utara

kepadatan, lokasi, tataguna lahan, dan fungsi transit. Tipologi stasiun tersebut
dibagi kedalam urban core, town center, commuter town center, neighborhood,
arterial corridor, special regional destination, dan collector.
Tujuan pengkategorisasian ini adalah untuk memahami bagaimana stasiun
berkembang kedalam lokasi-lokasi yang mendukung sistem TOD.

Gambar. 2.3Urban Core
(Sumber : Google Images)

Di area urban core atau pusat kota, tataguna lahan di area ini diatur untuk
pengembangan perkantoran, institusi, hotel, fasilitas publik, dan area residensial
multi-family. Indikator sukses pada area ini adalah operasional penuh 24 jam
dalam seminggu terhadap produk properti didalamnya (residensial, retail, restoran,
ataupun cultural) sehingga lingkungan di area ini tidak pernah mati alias selalu
ramai.

Contohnya

dapat

terlihat

di

Peachtree

Center

Station

yang

mengintegrasikan berbagai properti yang kompleks dengan skywalk. Ataupun
contoh lain di South Boston Waterfront yang menyediakan akses yang terjangkau
antara stasiun dengan lokasi-lokasi destinasi.
Standar yang mengatur kepadatan dan penggunaan lahan TOD dapat berjalan
lancar apabila pembangunan properti disekitarnya juga sesuai dengan masterplan
dan standar-standar tertentu yang telah ditetapkan. Tujuan utamanya adalah
kepadatan dan penggunaan lahan dapat terkontrol dengan benar. Standar yang
mengatur tentang density misalnya, lebih menitikberatkan pada unsur floor
arearatio (FAR), di Indonesia lebih dikenal dengan koefisien luas bangunan.
32
Universitas Sumatera Utara

Standarisasi FAR sangat berguna karena dapat digunakan untuk membandingkan
kepadatan terhadap berbagai fungsi yang berbeda. Bangunan tinggi dengan ruang
terbuka luas di lantai dasar, dan bangunan pendek dengan ruang terbuka sempit,
dapat memiliki FAR yang sama.

2.3.2.2

Konsep

TOD(Transit

Oriented

Development)pada

kawasan

perancangan

Gambar 2.4 Konsep TOD Kawasan Perancangan
(Sumber : Data Pribadi)
Terdapat dua titik transit yaitu Terminal bus dan Stasiun kereta api yang
dihubungkan oleh jalur pedestrian (jalur TOD), dimana jalur ini memiliki jarak
700 m dengan lebar jalur berkisar 12-20 m yang menghubungkan tiap-tiap
fasilitas komersil yang ada di kawasan ini. Jalur pedestrian menyediakan 7 titik
utama yang menjadi pusat kegiatan transit dengan adanya sarana – sarana
pendukung seperti furnitur lansekap (bangku taman, lampu jalan, dan area
rekreasi) yang berfungsi untuk memberikan kenyamanan bagi pejalan kaki
melalui jalur ini. Jalur Backbone ini juga menghubungkan kawasan dengan
jembatan penyebranganyang berukuran 12 muntuk memudahkan pejalan kaki
menyebrang menuju pusat perbelanjaan dan Terminal Kwala Bekala.

33
Universitas Sumatera Utara

2.3.3Masterplan

Gambar 2.5
Peta Masterplan Kwala Bekala yang Telah di desain ulang
(Sumber : Hasil olah gambar perancangan)

Pengembangan masterplan Kwala Bekala yang telah didesain ulang terdiri
atas dua titik transit utama yaitu terminal dan stasiun kereta api yang didukung
dengan adanya fasilitas – fasilitas komersil seperti perkantoran, hotel, pusat
perbelanjaan dan pusat kreatifitas.

34
Universitas Sumatera Utara

2.3.4 Definisi Mixed-use
Beberapa definisi mengenai mix use building menurut beberapa sumber
sebagai berikut :
a. Dalam konteks urban, bangunan tinggi multi fungsi, dikenal dengan istilah
"mixed-use building" adalah suatu bangunan yang mengakomodasi
beberapa fungsisekaligus.
b. Mixed Use Merupakan penggunaan campuran berbagai tata guna lahan
atau fungsi dalam bangunan. (Dimitri Procos.1976)
c. Mixed Use Center adalah suatu kompleks dimana terdapat berbagai fungsi
kegiatan termasuk
perumahan,

hotel,

perkantoran,

pusat

konveksi,

apartemen

dan

pusatperbelanjaan dan pusat kebudayaan

lainnya. (Dudley H. William, Encyclopedia of American Architecture)

Jadi dapat disimpulkan Mix Use Building adalah bangunan yang memiliki
fungsi dasar yang berbeda jenisnya sehingga memerlukan organisasi ruang
yang baik.

2.3.4.1Ciri Mix Use Building
Ciri-ciri bangunan Mix Use adalah sebagai berikut :
1. Mewadahi 3 fungsi urban atau lebih, misalnya terdiri dari retail, perkantoran,
hunianhotel dan entertaintment.
2. Terjadinya integrasi dan sinergi fungsional
3. Terdapat ketergantungan kebutuhan masing-masing fungsi di dalamnya.
4. Kelengkapan

fasilitas

yang tinggi, memberikan kemudahan bagi

pengunjungnya
5. Peningkatan kualitas fisik lingkungan
6. Efisiensi pergerakan karena adanya pengelompokan berbagai fungsi.

Tujuan utama dari mixed use building ini adalah menuju bangunan tinggi
sebagai sinergi antar multi fungsi, dimana semua fasilitas yang dirancang sebagai
sumber pendapatan harus saling mendukung dan melengkapi dengan menghindari
35
Universitas Sumatera Utara

kompetisi antar fasilitas sehingga secara kolaboratif dapat memberikan kontribusi
pendapatan yang baik.
Penerapan bangunan tinggi ini diutamakan pada area strategis yang hanya
menempati lahan yang relatif kecil, umumnya di pusat kota atau di CBD/kota2
mandiri yang banyak bermunculan. Pada beberapa kota, implementasi konsep
mixed-use dapat merupakan strategi yang tepat untuk menggerakkan momentum
revitalisasi kota, terutama pada beberapa bagian kota yang cenderung tertinggal.

Melihat sebuah pembangunan mixed-use juga memiliki kekurangan,diperlukan
beberapa hal yang perlu diperhatikan. Hal ini diperlukan untuk meminimalisasi
kekurangan yang ada dan memaksimalkan kelebihannya. Berikut ini hal-hal yang
perlu diperhatikan dalam sebuah pembangunan mixed-use: (sumber: Commercial
and Mixed-Use Development Code Handbook)
a. Compact Development, memiliki arti dimana bangunan, area parkir, jalan,
jalan kendaraan, dan ruang publik dibangun dengan jarak pencapaian yang
pendek, pengurangan tingkat konsumsi kendaraan, meminimalisasi energi
yang ada, dan mengurangi polusi udara. Compact Development
mempromosikan pemanfaatan penuh pelayanan kota dengan menggunakan
fasilitas publik dan meminimalisasi kebutuhan fasilitas yang baru.
b. Mixed Land Use, mengembangkan beberapa tipe dari tata guna lahan yang
dipergunakan secara bersamaan di suatu lokasi, untukmemperpendek jarak
pencapaian, memfasilitasi transportasi alternatif, seperti berjalan kaki,
bersepeda, dan transportasi umum.
c. Pedestrian Access, Safety, and Comfort, membangun on-site vehicledan
sistem sirkulais pejalan kaki yang aman, nyaman, dan menarik untuk
pejalan kaki.
d. Street Connection, menghubungkan perkembangan, lingkungan, daerah
dengan jalan publik untuk melayani masyarakat secara efisien dengan
penggunaan semua alat transportasi.

36
Universitas Sumatera Utara

e. Crime Prevention and Security, Menerapkan perencanaan dan solusi
desain yang dapat meminimalisasi peluang terjadinya kejahatan dan
penurunan keamanan publik.
f. Creating and Protecting Public Spaces, menciptakan dan merawat public
space seperti sidewalks, plaza, taman, bangunan umum, dan tempat
pertemuan untuk mengakomodasi kebutuhan akan pertemuan informal dan
interaksi sosial.
g. Parking and Efficient Land Use, mendesain dan mengatur area parker
menjadi lebih efisien dengan meminimalisasi area parkir yang tidak
diperlukan.
h. Human Scaled Building Design, mendesain bangunan dengan skala
manusia,

kenyamanan

pedestrian,

dan

mampu

menyatu

dengan

penggunaan lahan lainnya.
Menurut Suprenant ( Surprenant, 2006 ), ada tiga jenis fungsi utama yang ada
dalam sebuah kawasan mixed-use, yaitu residensial atau hunian, kantor, dan
retail. Selain tiga fungsi utama tersebut ada fungsi-fungsi lain seperti hotel,
bangunan kebudayaan, administrasi kota, sarana rekreasi, sarana kesehatan, dan
sebagainya. Penggabungan fungsi-fungsi tersebut dapat menghasilkan sinergi atau
tingkat kekuatan tertentu. Berikut ini akan ditunjukkan tingkat sinergi dalam
penggabungan fungsi-fungsi tersebut.
Tabel 2.1Estimating On-Site Support And Synergy In A Mixed-Use Project
Use

Degree of Support for and Synergy
with Other Uses

Office
Residental
Hotel
Retail / Entertainment
Cultural/ Civic/ Recreation
Residental
Office
Hotel
37
Universitas Sumatera Utara

Retail / Entertainment
Cultural/ Civic/ Recreation
Hotel
Office
Residental
Retail / Entertainment
Cultural/ Civic/ Recreation
Retail / Entertainment
Office
Residental
Hotel
Cultural/ Civic/ Recreation
Cultural/ Civic/ Recreation
Office
Residental
Hotel
Retail / Entertainment
KETERANGAN
1 = Very weak or no synergy
2 = Weak synergy
3 = Moderate synergy
4 = Strong synergy
5 = Very strong synergy

Dari tabel diatas, terlihat jelas tingkat sinergi terkuat antara penggabungan
fungsi-fungsi tertentu. Penggabungan fungsi kantor, retail dan entertainment
memiliki tingkat sinergi yang kuat.Dalam proyek ini Mixed-use yang akan
dibangun mewadahi fungsi komersial seperti kantor sewa, retail, dan
entertainment.

38
Universitas Sumatera Utara

Kesuksesan dari kawasan-kawasan mixed-use tidak terlepas dari kesuksesan
tata letak bangunannya dalam kawasannya. Berikut ini akan dijabarkan
kemungkinan konfigurasi tata letak bangunan dalam sebuah kawasan mixed-use
yakni sebagai berikut : ( Sumargo, 2003; 58)
1. Mixed-use Tower, berstruktur tunggal dari segi massa ataupun ketinggian
dengan peletakkan fungsi-fungsi dalam lapisan-lapisan tersebut. Biasanya berupa
high rise tower dengan fungsi tumpuk atau dengan struktur bawah yang
diperbesar.
2. Multitowerered Megastructure, memiliki podium dengan tower-tower yang
menyatu secara arsitektural dengan atrium atau kompleks perbelanjaan. Struktrual
ini mengintegrasikan semua komponen pada podium sebagai common base. Pada
konfigurasi ini akses tercampur 21 menjadi satu. Dengan demikian, pengguna
bangunan bercampur tujuan dan aktivitas.
3. Freesatnding Structure with Pedestrian Connection, kumpulan bangunan
tunggal yang disatukan oleh jalur pedestrian. Dengan demikian fungsi masingmasing bangunan tidak akan bersinggungan secara langsung karena akses dari
setiap fungsi terpisah. Bersinggungan hanya terjadi pada area pedestrian.
4. Combination, merupakan penggabungan dari ketiga bentuk tersebut dalam
sebuah kawasan.

Gambar 2.6 Konfigurasi Tata Letak Bangunan Dalam Kawasan Mixed-Use
(Sumber: Skripsi Pembentukkan Ruang Transisis Publik-Privat pada Apartemen
di dalam Kawasan Mixed-Use , 2008.)

39
Universitas Sumatera Utara

2.3.4.2 Tinjauan Kantor
A. Klasifikasi Gedung Perkantoran Menurut KADIN (Kamar Dagang dan
Industri), gedung perkantoran dibagi atas beberapa kategori, yaitu berdasarkan:
1. Tujuan usaha dan lingkungan bersama
a. Kantor administrasi pemerintah
b. Kantor administrasi perusahaan
c. Kantor administrasi sosial
2. Kepemilikan
a. Milik pemerintah
b. Milik swasta
3. Sifat dari bangunan kantor
a. Kantor bersifat komersil
b. Bangunan kantor ini adalah bangunan kantor yang disewakan untuk
memperoleh keuntungan materi.
c. Klasifikasi kantor sewa dibedakan atas:
d. Faktor jumlah lantai
e. Faktor fasilitas perkantoran
Sistem pemanfaatan kantor sewa dilakukan antara lain dengan:
a. Strata title (sistem hak milik untuk tiap lantai bangunan)
b. Leasing (sistem sewa)
4. Kantor bersifat non komersil
Sistem dan tujuan administrasi
a. Kantor profit
b. Kantor non profit
Pemakaian bangunan kantor
a. Kantor untuk badan usaha sejenis
b. Kantor untuk berbagai bidang usaha
Hirarki
a. Kantor induk / pusar
b. Kantor cabang
c. Kantor pewakilan
40
Universitas Sumatera Utara

Sedangkan menurut L.Manaseh dan R.Cunliffe, kantor dapat dibagi menjadi 4
jenis, yaitu :
1. Commercial Office
Jenis perkantoran yang termasuk golongan ini adalah perkantoran untuk umum
(yang disewakan), perusahaan dagang (trading company), asuransi dan
transportasi.
2. Industrial Office
Jenis perkantoran ini terikat harus mempunyai hubungan fisik dengan pabriknya.
3. Professional Office
Jenis perkantoran ini tidak dipakai dalam waktu yang panjang dan merupakan
perkantoran dengan jumlah modal yang digunakan relatif kecil.
4. Institutional / Governmental Office Jenis perkantoran ini bersifat usaha
yang teratur dalam bentuk lembaga yang berpedoman pokok untuk hidup
lama dan kokoh. Biasanya digunakan waktu yang lama atau panjang.

Dari jenis-jenis kantor di atas dipilih jenis Commercial Office sebagai fungsi
kantor sewa proyek ini.

B. Klasifikasi Sistem Sewa
Sistem sewa perkantoran pada umumnya terbagi menjadi 2 jenis berdasar
perhitungan luasan yang disewa, yaitu :
1. Net System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar
luasan lantai bersih (tidak termasuk koridor ataupun common space
biasanya harga sewa per meter persegi lebih tinggi.
2. Gross System artinya sewa per meter persegi diperhitungkan atas dasar
luas lantai kotor sehingga luasan lantai yang digunakan untuk kantor lebih
kecil dari jumlah luasan yang disewa pada awalnya karena penyewa
dikenakan beban biaya untuk koridor ataupun common space. Hal ini

41
Universitas Sumatera Utara

menyebabkan penyewa lebih baik menyewa per lantai supaya tidak rugi.
Harga sewa per meter persegi lebih rendah.

Melihat kedua sistem sewa tersebut maka dipilih suatu kombinasi kedua sistem di
atas sebagai acuan sistem sewa dalam proyek ini, yaitu semi-gross system yang
relatif cukup lazim dipakai di Indonesia. Semi-gross system artinya penyewa
dikenakan biaya sewa akumulasi luasan lantai yang dipakai ditambah luasan
common space seperti lobby, area parkir, dan sebagainya yang telah dibagi sama
rata dengan penyewa lainnya. Untuk hal ini fleksibilitas dapat dicapai dengan
negosiasi antara pengelola gedung dengan penyewa melihat varietas usaha,
varietas penyewa dan varietas luasan yang dipakai oleh penyewa.

C. Wadah Perkantoran
1. Kompleks perkantoran
Kompleks perkantoran merupakan bangunan perkantoran yang terpadu; seperti
kantor pemerintah, perkantoran umum, pusat perbelanjaan, klub eksekutif, hotel,
hunian, pusat rekreasi, dll. Wadah tersebut terbentuk seiring dengan
perkembangan

kota yang mencakup perkembangan kebutuhan manusia yang

terus bertumbuh, yang dinilai dari perkembangan ekonomi dan lahan yang
semakin sempit. Pertimbangan akan lahan yang,semakin sempit dipengaruhi
pertumbuhan

penduduk,

aktivitas

bekerja,

tempat

tinggal

isirahat

dan

berekreasi/bermain.
2. Gedung perkantoran
Gedung perkantoran merupakan bangunan perkantoran tunggal yang direncanakan
dan dirancang sesuai dengan fungsi dan dilengkapi dengan fasilitas pendukung.
Bangunan tersebut dibedakan berdasarkan jumlah lantai, yang saat ini dapat dapat
dibagi tiga yaitu; bangunan tingkat rendah (memiliki 1-5 lantai), bangunan tingkat
menengah (memiliki 6-19), bangunan tingkat tinggi (20 tingkat lebih).

42
Universitas Sumatera Utara

2.3.4.3 Tinjauan Retail
Fungsi retail biasa kita kenal dengan fungsi perdagangan. Bangunan
perdagangan adalah bangunan toko atau bangunan lain yang dipergunakan untuk
tempat penjualan barang-barang secara eceran. Namun dibeberapa kasus,
bangunan perdagangan ini dapat melayani kebutuhan masyarakat secara langsung
yakni dalam bentuk: Ruang makan, kafe, dan restoran ; Ruang makan malam, bar,
toko, atau kios sebagai bagian dari suatu hotel atau motel ; Tempat potong rambut
/ salon dan tempat cuci umum; Pasar, ruang penjualan, ruang pamer, atau bengkel.
Selain yang telah dijabarkan diatas, perbelanjaan merupakan bagian dari
perdagangan. Tempat perbelanjaan adalah sebuah area tertentu yang terdadapt
kegiatan perdagangan barang-barang. Perbelanjaan dapat diklasifikasikan dalam
beberapa kriteria. Sebagai contohnya klasifikasi berdasarkan bentuk. Klasifikasi
menurut bentuknya dapat dibagi menjadi 6 yakni sebagai berikut: (Sumber: Pusat
pengembangan bahan ajar UMB oleh Ir. Budi Susetyo MT)
1. Shopping Street , toko yang ada di sepanjang sisi jalan. Contoh Shopping
Street Bugis di Singapura.
2. Shopping Center, komplek pertokoan yang terdiri dari ruang-ruang yang
disewakan atau dijual Contoh Villach Atrio Shopping Center.
3. Shopping Precint , komplek pertokoan yang bagian depannya menghadap
ruang terbuka Contoh Norfolk Shopping Precint.
4. Departement store, kumpulan dari toko-toko yang terdiri dari beberapa
lantai yang menjual bermacam-macam barang Contoh Seibu Departemen
Store.
5. Supermarket, toko yang menjual barang-barang kebutuhan sandang
dengan sistem swalayan Contoh Sogo Supermarket.
6. Shopping Mall, shopping precint yang ruang terbukanya merupajan pusat
orientasi dari pusat kompleks pertokoan. Contoh Shopping Mall di
Amerika.

43
Universitas Sumatera Utara

2.3.5 Deskripsi Pengguna dan Kegiatan
Adapun pengguna dari Eco Business Park dibagi menjadi :
A. Pengguna
Pengguna dalam Eco Business Park terdiri atas pengunjung, penyewa,
pengelola, dan servis.

1. Pengunjung
Pengunjung adalah pihak yang melakukan kunjungan ke Eco Business
Park , yang dibagi berdasarkan pertimbangan tertentu seperti:
1. Golongan :
a. Masyarakat
b. Mahasiswa
c. Pelaku Bisnis
2. Asal-usul :
a. Pengunjung yang datang dari Kelurahan Kwala Bekala
b. Pengunjung yang datang dari Kota Medan dan sekitarnya
c. Pengunjung yang datang dari luar daerah
3. Kuantitas pengunjung yang datang
a. Pengunjung yang datang secara individu (dengan menggunakan
kendaraan umum,kendaraan pribadi, berjalan kaki)
b. Pengunjung yang datang dengan kapasitas sedang, berkisar antara 2-50
orang (dengan menggunakan bus wisata, kendaraan umum atau
kendaraan pribadi)
4. Motivasi atau tujuan :
a. Pengunjung dengan motivasi untuk mendaftar pekerjaan
b. Pengunjung dengan motivasi berjalan-jalan dan berbelanja
c. Pengunjung dengan motivasi pekerjaan seperti seminar dan rapat

44
Universitas Sumatera Utara

2. Penyewa
Pihak individu atau badan usaha yang menggunakan ruang dan fasilitas
komersial untuk usaha maupun pameran yang disediakan dengan sistem sewa.
Penyewa terbagi atas 3 jenis, yaitu :
a. Penyewa kecil (Small tenant)
b. Penyewa sedang (Medium tenant)
c. Penyewa besar (Large tenant), yang sekaligus dapat berfungsi sebagai anchor.
Penyewa ini menempati ruang untuk kegiatan antara lain perdagangan, kegiatan
promosi bisnis dan kegiatan penunjang lain seperti food court, café,bank (ATM),
dan lain-lain.

3. Pengelola
Pengelola adalah pihak yang melakukan pengelolaan kegiatan administrasi
dan operasional yang dibedakan dalam 2 tingkatan, yaitu:
1. Pimpinan, terdiri dari Direktur dan Wakil Direktur. Direktur ini dibantu
oleh sekretaris yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur.
2. Kepala Bagian terdiri dari kabag operasional, keuangan, pemasaran,
keamanan, pemeliharaan dan perawatan gedung.

B. Kegiatan
Berdasarkan pelaku kegiatan, maka kegiatan yang dilakukan adalah :
1. Kegiatan pengunjung Business Park :
a. Mengunjungi event yang diadakan oleh pihak pengelola
b. Jalan-jalan
c. Makan/minum
d. Menggunakan fasilitas penunjang yang ada di Business Park

2. Kegiatan penyewa (tenant) Business Park :
a. Bekerja
b. Melakukan promo bisnis
c. Mengadakan seminar/workshop
45
Universitas Sumatera Utara

d. Mengadakan pameran produk dagangan

3. Kegiatan pengelola Business Park :
a. Mengelola dan mengatur jalannya operasional Business Park
b. Persiapan peralatan dan tempat sebelum adanya kegiatan
c. Memberikan informasi singkat
d. Melakukan kegiatan administrasi
e. Penyelenggaraan kegiatan penunjang (bisa saja bekerjasama dengan badan
lain yang bersangkutan)
f. Mengadakan publikasi
g. Membersihkan setiap ruangan di Business Park
h. Melakukan perawatan dan perbaikan terhadap bangunan dan peralatan
yang ada di dalamnya
i. Mengurus loading dock
j. Mengurus utilitas bangunan
k. Menjaga keamanan

2.3.6 Deskripsi Kebutuhan Ruang dan Besaran Ruang
Tabel 2.2 Deskripsi Kebutuhan Ruang
FUNGSI

FASILITAS

PEMAKAI

KEGIATAN

KEBUTUHAN
RUANG

Fasilitas

Ruang

Umum

Seminar

Karyawan

-Menyiapkan
kebutuhan
seminar
- Seminar

-Lobby/
Receptionist
-R.Presentasi

Pelaku Bisnis

/stage

Pendatang

-R. Audiensi
-R. Persiapan

46
Universitas Sumatera Utara

Retail

Tenants/peny

-Mengatur

ewa

pengeluaran dan

-Retail

pemasukan
barang
-Melayani
pendatang
-Ishoma
Cafe

Karyawan

-Melayani
pendatang
-ishoma

Pengunjung

-Retail
-R. Pengelola
-Dapur

-Makan
dan
minum
-Mengobrol

Gym

Karyawan

-Melayani

-R.Karyawan

pengunjung

-Kasir
-Toilet

Pengunjung

-Olahraga

-Area
fitness dan
Spa
-Toilet
-Kasir

47
Universitas Sumatera Utara

Bookstore

Karyawan

-Mengatur

-R.Karyawan

pengeluaran dan -Kasir
pemasukan

-Toilet

barang
-Melayani
pendatang

Pengunjung

-Membeli
produk
-Melihat-lihat
-Membaca

Fasilitas

Supermarket

Karyawan

-Mengatur

-R.Karyawan

Pendukung

pengeluaran dan -Kasir

dan

pemasukan

Pelayanan

barang

-Toilet

-Melayani
pendatang

Pengelola

-Memonitor

- R. Penitipan

kegiatan
administrasi
-Melayani
pengunjung

48
Universitas Sumatera Utara

Pengunjung

-Membeli
produk
-Melihat-lihat

Foodcourt

Karyawan

Melayani

-R.Karyawan

pengunjung

-Kasir
-Area makan
-Toilet

Pengunjung

Toilet umum

Duduk,

-Area makan

makan/minum,

-Toilet

ngobrol

-Kasir

Tenants/peny

Buang air, cuci -Toilet umum

ewa,

tangan, berbenah

karyawan,

diri

pengunjung

Musholla

Tenants/peny

Wudhu, sholat

ewa,

-R. Sholat
-R. Wudhu

karyawan,
pengunjung
Keamanan

Petugas

Menjaga

-Pos keamanan

keamanan,

R.Istirahat/ jaga

49
Universitas Sumatera Utara

menindak
kriminal, ishoma
Maintanance

Karyawan

Mengawasi alat, -R.Pompa
bekerja
,

-R.AHU

menjalankan -R.Genset

dan

-R.Trafo

merawat

alat, -R.Lift

ishoma

-R.Sampah
-R. Karyawan

Pergudangan

Karyawan

Mengontrol,

-R. Bongkar

servis,

muat barang

administrasi

-Gudang
Keamanan

Pergudangan

Parkir

Tenants/peny

Menyimpan

-R. Bongkar

ewa

barang

muat barang

dagangan,

-Gudang

administrasi

Keamanan

Memarkirkan

-Parking lot

Pengelola

kendaraan (roda (pengunjung/
dua/empat)

karyawan dan
pengelola)

Karyawan

Memarkirkan

-Parking lot

kendaraan (roda (pengunjung/
Pengunjung

dua/empat)

karyawan dan
pengelola)

50
Universitas Sumatera Utara

2.3.7 Deskripsi Persyaratan dan Kebutuhan Ruang
Tabel 2.3 Deskripsi Persyaratan Ruang
Fungsi

Kelompok

Kebutuhan Ruang Persyaratan

Fungsi
Business

Utama

Kantor pengelola

Mudah dalam pencapaian

Hall

Cukup luas

Food court

Memerlukan

Park

view

yang

bagus, suasana tenang
Retail

Disesuaikan dengan modul
struktur

Kantor Sewa

Disesuaikan dengan modul
struktur

Mushalla

Nyaman, tenang

R. ME

Tertutup bagi umum

Area parkir

Kemudahan pencapaian

Ruang Seminar

Bebas kolom

2.3.8 Studi Banding dengan fungsi sejenis

A. Spaze Business Park
Spaze Business Park merupakan

ikon baru dari dunia bisnis yang

merupakan pusat bisnis terpadu mengambil konsep “life behind wall” . Terdiri
dari dua menara independen enam dan delapan lantai masing-masing menara.

51
Universitas Sumatera Utara

Level 1 dan seterusnya dimaksudkan untuk perusahaan, sementara Level 0
dirancang untuk toko retail , Restoran , Health Club , Bank , ATM dan lain-lain.

Kelebihan Spaze Business Park :
a. Kantor premium dan ruang ritel terletak di Golf Course Ekstensi Jalan
b. Visibilitas tinggi dari tiga sisi
c. Parkir multi-level
d. Solusi lengkap untuk retail & korporasi

Gambar 2.7 Tampak bangunanSpaze Business Park
(Sumber : Google Images)

Gambar 2.8 Tampak bangunanSpaze Business Park
(Sumber : Google Images)

B. Filwood Green Business Park
Filwood

Green

Business

Park

dirancang

untuk

meningkatkan

kesejahteraan ekonomi dan menciptakan ratusan pekerjaan di South Bristol dibuka
secara resmi oleh Walikota Bristol , George Ferguson (28 Mei ) . Filwood Green
Business Park adalah proyek unggulan dari tahun Bristol sebagai Eropa Hijau

52
Universitas Sumatera Utara

2015 dan merupakan rumah baru yang berkelanjutan untuk usaha kecil dan
menengah , memberikan 40.000 kaki persegi lokakarya dan ruang kantor .

Gambar 2.9 Ruang KantorFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)

Terdapat 28 unit industri lokakarya ringan tersedia mulai dari ukuran 46m² ( 500
kaki persegi ) ke 146m² ( 1575 sq ft ) . Unit yang lebih besar memiliki lantai
mezzanine dan mandiri .Tanpa furnitur untuk memungkinkan penggunaan yang
lebih fleksibel , tingkat atas difungsikan untuk administratif , dengan operasional
di lantai dasar . Semakin kecil unit lantai pertama memiliki tingkat yang baik
untuk mendapatkan cahaya alami dan akan sesuai untuk yang memerlukan ruang
studio atau kegiatan penelitian dan pengembangan.
Filwood Green Business Park adalah tempat yang tepat untuk pertemuan ,
seminar dan konferensi . Bangunan ini emiliki ruang pertemuan untuk 12 kursi
dan ruang rapat untuk 20 kursi. Kedua ruang dilengkapi dengan layar LED dengan
HDMI dan input VGA . Terdapat ruang tambahan yang tersedia untuk penyewa
untuk memesan tempat duduk yang maksimal 10 kursi , dan ruang hub kerja
terbuka untuk bertemu dengan jaringan . Semua tempat umum bangunan dapat
diakses untuk pengguna cacat .

53
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.10 Suasana Ruang Rapat dan Ruang PertemuanFilwood Green
Business Park
(Sumber : Google Images)

Gambar 2.11 Suasana Ruang WorkhubFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)

Gambar 2.12 Tampak bangunanFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)

54
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.13 Denah KantorFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)

Gambar 2.14 Denah Workshop lantai 1Filwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)

55
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.15 Denah Workshop lantai GroundFilwood Green Business Park
(Sumber : Google Images)

56
Universitas Sumatera Utara

C.Forum Nine Building, Medan.

Gambar 2.16Bangunan Forum Nine
(Sumber : Google Images)
Forum Nine Bisnis Centre adalah salah satu gedung perkantoran eksklusif yang
berlokasi di pusat kota Medan. Letaknya sangat dekat dengan pusat bisnis dan
pusat pemerintahan Medan. Tidak hanya itu, tiga pusat perbelanjaan terbesar di
Medan, Lippo Mall, Sun Plaza Mall, dan Paladium Mall juga berlokasi tidak jauh
dari Forum Nine. Gedung ini memadukan konsep bisnis dan lifestyle yang
diwujudkan melalui adanya gedung perkantoran yang mudah diakses dari area
F&B gallery. Forum Nine memiliki berbagai fasilitas, seperti tempat belanja dan
sejumlah restoran lokal dan internasional.

57
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.17Ruang kantor sewa Forum Nine
(Sumber : Google Images)

Untuk menuju bandara internasional Medan memerlukan waktu 40 menit dari
bisnis centre ini. Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia dan pusat
pemerintahan serta kegiatan komersil untuk Indonesia bagian barat. Forum Nine
Bisnis Centre merupakan solusi ideal bagi perusahaan lokal dan mancanegara
yang sedang mencari ruangan kantor yang fleksibel dan dilengkapi pelayanan
profesional dengan harga yang terjangkau.

2.4 Elaborasi Tema

Tema yang diterapkan pada proyek Eco Business Park Kwala Bekala adalah
Sustainable Design. Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, akan dijelaskan
secara rinci mengenai pengertian, interpretasi, dan keterkaitan tema dengan judul.

58
Universitas Sumatera Utara

2.4.1 Pengertian Sustainable Desain

Sustainable design adalah reaksi umum untuk krisis lingkungan global,
pertumbuhan pesat kegiatan ekonomi dan populasi manusia, deplesi sumber daya
alam, kerusakan ekosistem dan hilangnya keanekaragaman hayati. Sustainable
Architecture memiliki arti Arsitektur Berkelanjutan. Sustainable Architecture
yaitu bangunan ataupun sebuah karya Arsitek bukan semata-mata membuat
bangunan yang sekedar indah, sesuai keinginan sang pemilik ataupun nyaman
bagi pengguna saja tetapi seharusnya memberikan dampak dan manfaat bagi
lingkungan sekitarnya. Sustainable Architecture juga dapat diartikan sebuah
konsep dalam terapan dalam bidang Arsitektur untuk mendukung konsep
berkelanjutan, yaitu konsep untuk mempertahankan sumber daya alam agar
bertahan lebih lama yang dapat juga dikaitkan dengan lingkungan ekologis
manusianya, seperti sistem pertanian, industri, kehutanan. Memprioritaskan
kenyamanan
meningkatkan

pengguna,
kinerja

seperti
dan

memberikan

aktivitas

yang

bukaan

yangcukup

berlangsung.Untuk

untuk

mencapai

kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal
(temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan
menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi
dari sumber yang tidak dapat diperbarui.
Strategi dan teknologi yang memiliki dampak rendah terhadap lingkungan
dan memperbaiki kenyamanan serta kualitas secara keseluruhan menurut
pendekatan sustainable design antara lain adalah:
a. Penerangan alami (daylighting)
b. Kualitas udara dalam ruang
c. Efisiensi Energy
d. Konservasi Air
e. Renewable Energy
f. Lansekap Alamiah
g. Preservasi Lahan

59
Universitas Sumatera Utara

Kebutuhan akan Sustainable Architecture
Industri bangunan merupakan salah satu yang terbesar di dunia, desain,
kontruksi maupun perawatannya memiliki pengaruh besar bagi masyarakat dan
juga lingkungannya. Industri tersebut juga mempengaruhi akan segala aspek
seperti sumber air, kualitas udara, limbah juga pola tranportasinya.
Menurut Integrated Waste Management Board CA, konsumsi sebuah
bangunan itu biasanya menghabiskan:
1. 40% dari energi terpakai diseluruh dunia
2. 25% dari pemotongan kayu
3. 16% dari pemakaian air bersih
4. 50% dari pengrusakan ozon berhubung CFC masih dipakai
5. 30% dari konsumsi bahan mentah
6. 35% dari buangan co2 dunia
7. 40% dari sampah padat yang ditujukan untuk menguruk lahan

Melihat data yang diatas pertimbangan untuk menggunakan bahan-bahan
daur ulang sebagai bahan bangunan menjadi pertimbangan yang sangat wajar
untuk dipikirkan, namun ada suatu masalah baru yang timbul yaitu meningkatnya
pemakaian energi untuk mengumpulkan dan memproses bahan-bahan daur ulang
tersebut. Juga menjadi bahan pertimbangan dimana belum adanya teknologi yang
ramah akan lingkungan yang dapat mengolah bahan-bahan daur ulang tersebut
atau malah bahan-bahan yang diperoleh dari alam malah lebih membutuhkan
energi dan biaya yang lebih sedikit dari pada harus mengolah bahan daur ulang
yang ada. Proses keberlanjutan arsitektur meliputi keseluruhan siklus masa suatu
bangunan, mulai dari proses pembangunan, pemanfaatan, pelestarian dan
pembongkaran bangunan. Visi arsitektur berkelanjutan tidak saja dipacu untuk
mengurangi emisi gas rumah kaca (glass houses effect), juga mengandung maksud
untuk lebih menekankan pentingnya sisi kualitas dibanding kuantitas ditinjau dari
aspek fungsional, lingkungan, kesehatan, kenyamanan, estetika dan nilai tambah.

60
Universitas Sumatera Utara

Di bawah ini terdapat penjelasan tentang beberapa fitur yang digunakan
dalam bangunan sustainable menurut ahli :

1. Penerapan photovoltaic

Penerapan photovoltaic cell berguna untuk mengkonversi energi surya
menjadi energi listrik. Jadi kalau dari arti katanya “photovoltaic cell” berarti ‘sel
yang menghasilkan tegangan listrik dari cahaya”, walaupun sebenarnya yang
dihasilkan langsung bukanlah tegangan tetapi arus. Jadi prosesnya seperti ini :

Gambar 2.18 Sistem Kerja Photovoltaic
(Sumber : Google Images)

Satu buah photovoltaic cell terbuat dari bahan dasar silikon yang dilapis
kaca. Silikon mudah sekali didapat di bumi ini dalam bentuk pasir silika sehingga
cahaya bisa menembus masuk. Ketika cahaya matahari menembus masuk ke
dalam sel, partikel cahaya matahari yang disebut ‘photon’ juga ikut masuk.
Partikel photon ini kemudian menumbuk elektron bermuatan negative di atom
silikon penyusun photovoltaic cell. Pada saat tumbukan, energinya photon
ditransfer ke elektron sehingga elektron terlepas dari atom silikonnya. Karena
setiap detiknya ada tak terhingga photon yang menumbuk, maka akan dihasilkan
banyak sekali elektron-elektron bebas. Elektron bebas ini akan didorong keluar
photovoltaic cell karena adanya medan listrik di dalam cell. Apabila photovoltaic

61
Universitas Sumatera Utara

cell ini kita hubungkan ke beban listrik, maka arus akan dapat mengalir ke beban
(Energi matahari telah diubah secara langsung menjadi energi listrik). Selama
masih ada cahaya matahari yang masuk maka akan terus ada electron bebas yang
mengalir ke beban.

Gambar 2.19 Contoh pemasangan PV Panel
(Sumber : Google Images)

Satu buah photovoltaic cell sebenarnya terlalu kecil untuk menghasilkan
energi listrik. Satu buah photovoltaic cell hanya menghasilkan sekitar 0.5V, jadi
untuk menghasilkan tegangan 18V biasanya panel photovoltaic tersusun dari 36
buah photovoltaic cell yang disusun seri. Selain itu biasanya juga 36 buah cell
tersebut juga disusun paralel dengan 36 buah cell yang lain supaya arus total yang
dikeluarkan oleh satu buah panel photovoltaic cukup besar. Untuk menghasilkan
daya yang lebih besar lagi, sejumlah banyak panel photovoltaic disusun menjadi
array sehingga bisa melayani keperluan listrik yang cukup besar.

Untuk instalasi pembangkit listrik tenaga surya, diperlukan komponen
sebagai berikut:
1. Solar panel, mengkonversikan tenaga matahari menjadi listrik.
2. Charge controller, mengatur pengisian baterai dari solar panel.
3. Inverter, perangkat elektrik yang mengkonversikan tegangan searah (DC –
direct current) menjadi tegangan bolak balik (AC – alternating current).

62
Universitas Sumatera Utara

4. Battery, perangkat kimia untuk menyimpan tenaga listrik dari tenaga
surya.

Gambar 2.20 Contoh aplikasi penggunaan solar panel pada sebuah rumah
(Sumber : Google Images)
Alat solar aktif seperti photovoltaic cell dan solar panel membantu untuk
memperoleh kesustainable-an listrik. Elektrikal yang dihasilkan dari solar panel
bergantung dari orientasi, efisiensi, latitude dan iklim. Efisiensi untuk bangunan
komersial berkisar dari 4% - 28%. Efisiensi rendah untuk panel photovoltaic dapat
secara signifikan mempengaruhi biaya instalasinya. Atap sering kali memiliki
sudut yang menantang matahari langsung bertujuan untuk mengumpulkan sinar
matahari dengan maksimal untuk panel photovoltaic. Untuk kebanyakan solar
panel, orientasi menghadap selatan. Jika tidak memungkinkan, solar panel juga
dapat memproduksi energy dengan sudut 300 menghadap selatan.

2. Roof Garden
Roof garden atau taman di atas atap merupakan bentuk nyata dari konsep
sustainable dimana kita sedikitnya telah menyumbangkan apa yang telah kita
pakai dari alam ke dalam bangunan.Keuntungan pemakaian green roof bangunan
kita dan di manfaatkan seefektif mungkin sebagai penghijauan, perputaran udara,
peminimalan emisi, penanggulangan air hujan yang berlebih tak terserap dan
sebagai penghalang panas berlebih kepada bangunan.

63
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.21 Lapisan Roof Garden
(Sumber : Google Images)

Keuntungan pemakaian green roof :
a. Memperbaiki kualitas udara dan mengikat karbon dioksida.
b. Memperbaiki kondisi iklim mikro yang dapat membantu kehidupan alam.
c. Membantu dalam menjaga kestabilan suhu pada bangunan sehingga
mengurangi penggunaan AC dengan kata lain mengurangi pemakaian
energi pada bangunan.
d. Dapat digunakan sebagai pengganti ruang publik yang hilang akibat
sempitnya lahan.
e. Dapat memperlambat jalannya penyebaran api saat kebakaran karena
terdapat tanah yang dapat membantu memadamkan api.

4. Material
Material merupakan hal yang paling penting dalam mendesain bagaimana
kita dapat berekspresi terhadap bangunan, namun saat ini kita telah mulai
kehabisan sumber daya alam. Material yang terbagi kedalam sumber daya
alam yang dapat diperbaharui dan yang tidak dapat, menjadi perdebatan
pemakaian material yang sustainable dimana material tersebut dapat
membantu bangunan tersebut dalam efisiensi energi seperti mengurangi
panas, tahan terhadap perubahan cuaca, ramah lingkungan dan proses
pembuatan yang mudah, murah dan cepat. Efisiensi penggunaan material
seperti :

64
Universitas Sumatera Utara

1. Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan
2. Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih
bisa digunakan
3. Menggunakan material yang masih berlimpah
4. Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari
dan air
5. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
Beberapa contoh penggunaan material yang mendukung sustainable desain :
1. Kusen jendela dan pintu menggunakan bahan aluminium sebagai generasi
bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat
didaur ulang (digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas
perawatan dan praktis (sesuai gaya hidup modern), dengan desain insulasi
khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat energi, hemat
biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali,
tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik,
kayu).
2. Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik.
Batu bata alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur,
semen, dan bahan lain) memiliki karakteristik tahan api, kuat terhadap
tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan menyerap panas
matahari secara signifikan.

5. Penempatan Bangunan
Satu aspek penting yang sering dilupakan dalam arsitektur berkelanjutan
adalah penempatan bangunan. Walaupun banyak bangunan yang dibangun di
tengah hutan, penempatan seperti ini sering kali malah merugikan kondisi
lingkungan sekitarnya. Pertama, struktur yang digunakan akan merusak keadaan
tanah. Kedua, biasanya keberadaannya akan meningkatkan konsumsi energi yang
dibutuhkan untuk transportasi dan emisi lainnya. Idealnya, bangunan harus
dibangun dan dikembangkan didaerah perkotaan saja tanpa mengganggu daerah
suburban dan bahkan hutan. Penzoningan yang hati-hati dan terhitung dapat
membuat daerah komersil, permukiman, dan industri dapat dijangkau dengan
65
Universitas Sumatera Utara

berjalan, bersepeda atau kendaraan umum. Beberapa faktor yang mempengaruhi
penempatan bangunan yaitu :
a. Iklim
b. Bentuk kavling
c. Internal lahan
Menggunakan lahan dengan efisien dan memanfaatkan potensi hijau
tumbuhan dalam lahan

6. Raindrop Collector
Fitur ini merupakan fitur baru dimana kita memanfaatkan curah hujan,
menampungnya, dan mengalirkannya kedalam penampungan yang akan
memompanya keluar ada yang terhubung langsung dengan fungsi air bersih
dimana air tersebut harus di filter kembali dan ada yang terhubung dengan
springkler taman, dimana pemakaiannya sebagai penyiram tanaman di taman dan
beberapa fungsi yang tidak memerlukan air bersih.
Atap bangunan terdiri dari sistem talang yang ditujukan untuk menangkap
curah hujan sebanyak mungkin untuk memenuhi kebutuhan air pada bangunan. Di
bawah permukaan atap, ada penyimpan air dalam bentuk corong yang besar dan
bidang buluh, yang berfungsi sebagai unit pengolahan hydro raya. Setelah
diproses selanjutnya dikirim ke bangunan. Jaringan selokan di permukaan luar
bangunan dirancang untuk menangkap curah hujan yang mengalir dari gedung.
Curah hujan yang mengalir tersebut dikirimkan ke lantai dan surplus disimpan
dalam reservoir di bawah gedung. Air ditangkap dan diproses oleh gedung dapat
digunakan

untuk

pembilasan

toilet,

mesin

cuci,

menyiram

tanaman,

membersihkan lantai dan aplikasi domestik lainnya.

66
Universitas Sumatera Utara

Gambar 2.22 Penerapan sistem Rain Collector
(Sumber : Google Images)

Gambar 2.23 Potongan Bangunan
yang Mengaplikasikan Raindrop
Collector

(Sumber : Google Images)

Gambar 2.24 Sistem Kerja Raindrop
Collector

(Sumber : Google Images)

2.4.2 Interpretasi Tema
Sustainable

Designadalah

sebuah

pendekatan

dalam

perancangan

arsitektur yang bersifat filosofis yang bertujuan untuk menghasilkan rancangan
yang lebih bertanggungjawab terhadap lingkungan dan manusia penggunanya,
bukan sekedar estetika ataupun sebuah
style dalam arsitektur.
Sustainable design merupakan dasar filosofis tumbuhnya gerakan pribadi
dan organisasi yang mencari literatur untuk mendefinisikan kembali bagaimana
67
Universitas Sumatera Utara

bangunan dirancang, dibangun dan dioperasikan lebih bertanggungjawab terhadap
lingkungan. Selanjutnya Jason mendefinisikan sustainable design sebagai sebuah
filosofis untuk rancangan yang menghasilkan kualitas lingkungan buatan secara
maksimal, pada saat bersamaan miminimalkan atau mengeliminasi dampak
negatifnya terhadap lingkungan alam.
Dalam kasus proyek ini sustainable design diinterpretasikan sebagai
penerapantema arsitektur.

2.4.3 Keterkaitan Tema dengan Judul

Dalam perancangan Eco Business Park Kwala Bekala ini diterapkan
konsep Sustainable Architecture (Arsitektur berkelanjutan) yaitu konsep
mempertahankan sumber daya alam agar bertahan lebih lama. Eco Business Park
Kwala Bekala adalah sebuah fasilitas publik yang menampung berbagai jenis
kegiatan, seperti kegiatan perkantoran, ent