T1__BAB IV Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Meningkatkan Kemandirian Belajar dengan Teknik Sosiodrama pada Siswa Kelas VII A SMP Mardi Rahayu Ungaran T1 BAB IV

BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
4.1 Deskripsi Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa kelas VII A di SMP Mardi Rahayu
Ungaran yang masuk dalam kategori rendah dan sangat rendah dalam
kemandirian belajar yang berjumlah 16 siswa.
Penulis dari awal meneliti siswa kelas VII A di SMP Mardi Rahayu
Ungaran yang berjumlah 26 siswa. Dari hasil skala diperoleh data 2 siswa
mempunyai kemandirian belajar dengan kategori sangat tinggi, terdapat 5
siswa memiliki kemandirian belajar dengan kategori tinggi, 3 siswa memiliki
kemandirian belajar dengan kategori sedang, 9 siswa memiliki kemandirian
belajar dengan kategori rendah dan 7 siswa memiliki kemandirian belajar
dengan kategori sangat rendah. Jadi dalam penelitian ini ada 16 siswa yang
termasuk dalam kategori rendah dan sangat rendah dibagi menjadi dua
kelompok secara acak yaitu kelompok eksperimen yang diberi perlakuan 8
mahasiswa dan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan 8 mahasiswa.
Tabel 4.1
Perbandingan hasil pretest kelompok kontrol dan eksperimen
Kategori
Rendah
dan sangat

rendah
Total

Pretest eksperimen
Prosentase
Frekuensi
(%)

Pretest kontrol
Prosentase
Frekuensi
(%)

8

100

8

100


8

100

8

100

28

4.2 Pelaksanaan Penelitian
4.2.1 Pretest
Pretest

dilaksanakan

pada tanggal

10


Januari 2017

dengan

membagikan skala sikap kemandirian belajar yang diadopsi dari Hiemstra
(dalam

Slameto

2002) kepada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol, kemudian kelompok eksperimen akan diberi layanan bimbingan
kelompok dengan teknik sosiodrama.
Tabel 4.2
Mean Rank dan uji Mann-Whitney Pretest
Kemandirian belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Ranks
VAR00002

kemandirian_ kontrol
belajar
eksperimen
Total

N

Mean Rank

Sum of Ranks

8

10.25

82.00

8

6.75


54.00

16
b

Test Statistics

kemandirian_belajar
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

18.000
54.000
-1.475
.140
a

.161

a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002

Pada tabel uji beda yang dilakukan dengan jumlah subjek kelompok
eksperimen 8 siswa dan kelompok kontrol 8 siswa. Mean Rank untuk
kelompok eksperimen sebesar 6,75 sedangkan Mean Rank kelompok kontrol
sebesar 10,25. Pada tabel 4.2.1 Uji Mann Whitney U=18,000, Z=-1.475, dan
Asymp.Sig (2-tailed) 0,140>0,050 maka dapat diartikan bahwa tidak ada

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
29

kontrol dan penelitian dapat dilanjutkan dengan memberikan teknik
sosiodrama untuk meningkatkan kemandirian belajar.
4.2.2 Posttest
Pengambilan data Posttest dilakukan setelah seluruh rangkaian kegiatan
eksperimen selesai. Posttest dilakukan pada tanggal 18 Januari 2017 yang
diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Skala yang

diberikan pada saat posttest sama dengan skala yang diberikan pada saat
pretest.

4.3 Deskripsi dan Hasil Observasi
4.3.1 Pertemuan Pertama pada tanggal 11 Januari 2017
Tujuan dari pertemuan pertama ini adalah anggota kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Tujuan dari Belajar”. Dalam melaksanakan teknik
sosiodrama terdapat langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu :
1. Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan materi dan serta lembar penilaian
yang akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.
2.

Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 11 Januari 2017. Penulis


melakukan

attending

mengkondisikan

suasana

kepada

semua

kelompok.

30

anggota

Penulis


kelompok

kemudian

untuk

menjelaskan

pengertian, tujuan, asas, serta mekanisme pelaksanaan teknik sosiodrama.
Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan
yaitu pemberian informasi mengenai tujuan dari belajar serta diskusi
bersama-sama. Penulis memberikan petunjuk kegiatan kepada anggota
kelompok. Kemudian anggota kelompok mulai mendengarkan penjelasan dari
penulis. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran sesuai dengan
perannya masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan perannya
anggota kelompok diminta mengisi lembar kegiatan setelah selesai
mengerjakan sesuai petunjuk, penulis mengajak untuk mendiskusikan
hasilnya. Pada proses sosiodrama masih sedikit pasif karena hanya 4 anggota
kelompok yang mau bertanya dan beberapa anggota kelompok mau
mengutarakan pendapatnya, sedangkan anggota kelompok lain masih malu,

diam dan kurang antusias. Saat bermain peran hanya sebagian anggota
kelompok yang berantusias. Kemungkinan anggota kelompok masih asing
dengan kegiatan permainan sosiodrama dan belum terlalu terbuka kepada
penulis.
3.

Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan

mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan pertama. Kemudian
penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi
anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara
keseluruhan berjalan lancar tetapi anggota kelompok masih belum terbuka
dan pasif dalam mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum ada

31

rasa terbuka terhadap penulis. Setelah semuanya selesai pertemuan ini
diakhiri dengan berdoa.
1.3.2


Pertemuan Kedua pada tanggal 13 Januari 2017
Tujuan dari pertemuan kedua ini adalah anggota kelompok mampu

mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Cara Belajar yang Efektif”. Dalam melaksanakan teknik
sosiodrama terdapat langkah - langkah yang digunakan penulis yaitu :
1. Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang
akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.
1.

Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 13 Januari 2017. Penulis

melakukan

attending

kepada

semua

anggota

kelompok

untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi
mengenai “Cara Belajar yang Efektif” serta diskusi bersama-sama. Penulis
memberikan

petunjuk

kegiatan

kepada

anggota

kelompok.

Penulis

membagikan skenario yan akan dimainkan dalam sosiodrama. Anggota
kelompok diberi kesempatan untuk membaca dan memahami isi skenario
sosiodrama. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk anggota kelompok
memahami skenario. Anggota kelompok di minta untuk memainkan peran

32

sesuai dengan perannya masing-masing. Pada proses sosiodrama, masih ada
anggota kelmpok yang masih sedikit pasif karena hanya 3 anggota kelompok
yang mau bertanya dan beberapa anggota kelompok mau mengutarakan
pendapatnya, sedangkan anggota kelompok lain masih kurang antusias. Saat
bermain peran hanya sebagian anggota kelompok yang berantusias.
Kemungkinan anggota kelompok masih malu memainkan peran dalam
permainan sosiodrama dan belum terlalu terbuka kepada penulis.
4.

Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan

mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan kedua. Kemudian penulis
mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota
kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara
keseluruhan berjalan lancar tetapi anggota kelompok masih belum terbuka
dan pasif dalam mengikuti kegiatan. Hal ini disebabkan karena belum ada
rasa terbuka terhadap penulis. Setelah semuanya selesai pertemuan ini
diakhiri dengan berdoa.
4.3.3 Pertemuan Ketiga pada tanggal 16 Januari 2017
Tujuan dari pertemuan ketiga ini adalah anggota kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Belajar yang Benar”. Dalam melaksanakan teknik
sosiodrama terdapat langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu :

33

1.

Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang

akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.
2.

Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 16 Januari 2017. Penulis

melakukan

attending

kepada

semua

anggota

kelompok

untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi
mengenai belajar yang benar. Penulis dan anggota kelompok berdiskusi
tentang sikap mendukung dalam belajar yang benar yang pernah dialami oleh
masing-masing anggota kelompok. Setelah diskusi berakhir, penulis
membagikan skenario sosiodrama yang harus anggota kelompok perankan.
Sebelum anggota kelompok memainkan peran, anggota kelompok diberi
kesempatan untuk membaca skenario tersebut terlebih dahulu. Kemudian.
Anggota kelompok diminta untuk memainkan peran sesuai dengan perannya
masing-masing, setelah semuanya selesai memainkan perannya. Saat
melakukan sosiodrama masih ada anggota yang memainkan peran kurang
serius, masih suka bercanda. Namun dengan anggota kelompok yang
bercanda dan masih bisa dikontrol itulah keantusiasannya mulai tumbuh.

34

3.

Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan

mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan ketiga. Kemudian penulis
mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi anggota
kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara
keseluruhan berjalan lancar. Setelah semuanya selesai pertemuan ini diakhiri
dengan berdoa.
4.3.4 Pertemuan Keempat pada tanggal 17 Januari 2017
Tujuan dari pertemuan keempat ini adalah anggota kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan
materi dengan topik “Tolak Ukur Keberhasilan”. Dalam melaksanakan teknik
sosiodrama terdapat langkah - langkah yang digunakan penulis yaitu :
1.

Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang

akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.
2.

Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan keempat diadakan pada tanggal 17 Januari 2017. Penulis

melakukan

attending

kepada

semua

anggota

kelompok

untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Penulis kemudian mengingatkn kembali
tentang pengertian, tujuan, asas, serta mekanisme pelaksanaan teknik
sosiodrama. Memasuki kegiatan inti, penulis menjelaskan kegiatan yang akan

35

dilakukan yaitu pemberian informasi mengenai sikap possitive dalam
komunikasi interpersonal serta diskusi bersama-sama. Penulis memberikan
petunjuk kegiatan kepada anggota kelompok. Kemudian penulis mulai
membagikan skenario sosiodrama dan menanyakan tentang pendapat anggota
kelompok tentang tolak ukur keberhasilan. Dari diskusi sebelum melakukan
sosiodrama ini, antusias anggta kelompok untuk mengerti tentang tolak ukur
keberhasilan mulai tumbuh. Anggota kelompok di minta untuk memainkan
peran sesuai dengan perannya masing-masing, setelah semuanya selesai
memainkan perannya anggota kelompok diminta mengisi lembar kegiatan
setelah selesai mengerjakan sesuai petunjuk, penulis mengajak untuk
mendiskusikan hasilnya.
3.

Tahap evaluasi kegiatan
Sebagai evaluasi penulis mengadakan evalusi proses yaitu dengan

mengobservasi proses sosiodrama pada pertemuan keempat. Kemudian
penulis mengevaluasi hasil kegiatan dengan lembar refleksi yang harus diisi
anggota kelompok setelah kegiatan sosiodrama. Proses sosiodrama ini secara
keseluruhan berjalan lancar dan anggota kelompok sudah terbuka dan tidak
pasif dalam mengikuti kegiatan. Setelah semuanya selesai pertemuan ini
diakhiri dengan berdoa.
4.3.5 Pertemuan Kelima 18 Januari 2017
Tujuan dari pertemuan kelima ini adalah anggota kelompok mampu
mengerti tentang apa yang dimaksud dengan teknik sosiodrama dan diberikan

36

materi dengan topik “Belajar itu Menyenangkan”. Dalam melaksanakan
teknik sosiodrama terdapat langkah-langkah yang digunakan penulis yaitu :
1.

Tahap awal
Pada tahap ini penulis menyiapkan RPL, serta lembar penilaian yang

akan digunakan. Pertemuan ini diawali dengan pembinaan rapport serta
attending untuk mengkondisikan suasana kelompok siap mengikuti kegiatan

ini.
2.

Tahap pelaksanaan kegiatan
Pertemuan pertama diadakan pada tanggal 18 Januari 2017. Penulis

melakukan

attending

kepada

semua

anggota

kelompok

untuk

mengkondisikan suasana kelompok. Memasuki kegiatan inti, penulis
menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan yaitu pemberian informasi
mengenai petingnya belajar itu menyenangkan serta diskusi bersama-sama.
Penulis menanyakan tentang pengalaman anggota kelompok mengenai topik
yang akan dibahas dalam sosiodrama. Saat anggota kelompok mmulai
memberikan pendapatnya, penulis membagikan skenario yang akan
digunakan dalam sosiodrama sesi terakhir ini. Kemudian anggota kelompok
mulai mendengarkan penjelasan dari penulis. Anggota kelompok di minta
untuk memainkan peran sesuai dengan perannya masing-masing. Penulis
mengajak untuk mendiskusikan hasilnya sesiodrama sesudah anggota
kelompok selesai memerankan perannya masing-masing.

37

3.

Tahap evaluasi kegiatan
Setelah selesai melakukan permainan peran, anggota kelompok

diminta untuk mengevalusi diri sendiri berdasarkan cerita tersebut dalam
kehidupan sehari-hari. Saat melakukan sosiodrama semua anggota kelompok
sangat antusias. Kemudian, setelah pertemuan berakhir semua anggota
kelompok mengisi inventori kemandirian belajar dengan inventori yang sama
saat pretest dilaksanakan. Lalu kegiatan diakhiri dengan doa bersama.
4.4 Analisis Data
Setelah seluruh data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan
data dengan menggunakan teknik analisis Mann Whitney (U-test) dengan
bantuan program SPSS for windows release 17.0. Pengujian antara kelompok
eksperimen dilakukan dengan menggunakan pretest dan postest pada
kelompok subjek untuk mengetahui apakah ada perbedaan peningkatan
kemandirian belajar untuk kelompok yang diberi treatmen dengan kelompok
yang tidak diberikan treatmen. Hasil pretest
eksperimen dapat dilihat pada kolom berikut :

38

dan postest kelompok

Tabel 4.4
Mean rank dan Mann-Whitney Posttest
Kemandirian Belajar pada kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol
Ranks

kemandirian_
belajar

Kelompok

N

Mean Rank

Sum of Ranks

kontrol

8

4.50

36.00

eksperimen

8

12.50

100.00

Total

16
b

Test Statistics

kemandirian_belajar
Mann-Whitney U
Wilcoxon W
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)]

.000
36.000
-3.361
.001
a
.000

a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: VAR00002

Pada tabel 4.2 jumlah subjek kelompok eksperimen

8 siswa dan

kelompok kontrol 8 siswa. Skor Mean rank untuk kelompok eksperimen (1)
6.75 dan skor untuk Mean rank kelompok kontrol (2) 10.25. Sedangkan
koefisien Asymp.Sig (2-tailed) 0,140 < 0,050 maka dapat diartikan bahwa ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol.
Pada tabel 4.4 kelompok eksperimen memiliki mean rank 12.50 dan
kelompok kontrol memiliki mean rank 4.50. Dari uraian di atas terlihat
peningkatan nilai mean rank pada kelompok eksperimen dan penurunan pada
kelompok kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan adanya peningkatan
kemandirian belajar pada kelompok eksperimen setelah diberi layanan
dengan teknik sosiodrama.

39

4.5 Uji Hipotesis
Hipotesis

yang

diajukan

dalam

penelitian

ini

Meningkatkan

Kemandirian Belajar Dengan Teknik Sosiodrama pada Siswa Kelas VII A
SMP Mardi Rahayu Ungaran”. Hal ini ditunjukkan dengan mean rank
kelompok eksperimen sebelum diberi 6,75 sedangkan mean rank sesudah
diberi treatment adalah 12,50 dengan nilai signifikansi 0,001