skripsi pendidikan

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT TUNGKAI DAN KELENTUKAN
PERGELANGAN KAKI DENGAN KETERAMPILAN MENGGIRING
BOLA PADA PERMAINAN SEPAKBOLA BAGI PEMAIN
KLUB INVESTINDO PURBALINGGA TAHUN 2004

SKRIPSI
Diajukan dalam rangka penyelesaian studi Strata 1
Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

Nama

: AJI DWI PRASETYO

NIM

: 6314000026

Program Studi : S 1
Jurusan


: Pendidikan Kepelatihan Olahraga

Fakultas

: Ilmu Keolahragaan

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2005

SARI
Aji Dwi Prasetyo, 2005. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dan
Kelentukan Pergelangan Kakai dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada
Permainan Sepakbola Bagi Pemain Klub Investindo Purbalingga Tahun 2004.
Tujuan penelitian ini adalah : 1) mengetahui hubungan antara kekuatan
otot tungkai dengan keterampilan menggiring bola, 2) mengetahui hubungan
antara kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan menggiring bola, dan 3)
mengetahui hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan
kakai dengan keterampilan menggiring bola.
Populasi dalam penelitian ini adalah pemain Klub Investindo Purbalingga

sebanyak 30 orang. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total
sampling, sehingga semua pemain Klub Investindo Purbalingga dijadikan sebagai
sampel penelitian. Variabel terikat dalam penelitian ini yaitu keterampilan
menggiring bola dan variabel bebasnya adalah kekuatan otot tungkai dan
kelentukan pergelangna kaki. Data diambil melalui teknik tes dan pengukuran.
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis regresi dan korelasi
sederhana maupun ganda.
Hasil analisis korelasi diperoleh hasil: (1) ada hubungan kekuatan otot
tungkai terhadap hasil keterampilan menggiring bola, diperoleh koefisien korelasi
0,724 dengan probabilitas 0,000 < 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa
kekuatan otot tungkai berhubungan secara signifikan dengan keterampilan
menggiring bola, (2) ada hubungan antara kelentukan pergelangna kaki dengan
keterampilan menggiring bola, diperoleh koefisien korelasi 0,668 dengan
probabilitas 0,000 < 0,05. Dengan demikian menunjukkan bahwa kelentukan
pergelangan kaki berhubungan secara signifikan dengan keterampilan menggiring
bola, (3) ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan
kaki terhadap hasil keterampilan menggiring bola adalah 0,761 dengan
probabilitas 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan otot tungkai dan
kelentukan pergelangan kaki berhubungan secara signifikan terhadap hasil
keterampilan menggiring bola.

Saran yang dapat penulis ajukan berdasarkan temuan yang diperoleh dari
penelitian ini adalah para pelatih hendaknya menekankan program-program
latihan dalam rangka meningkatkan kekuatan dan kelentukan pergelangan kaki
sehingga dapat menggiring bola dengan baik, melalui latihan penguluran dan
peregangan otot untuk kelentukan peregangan kaki serta latihan weight training
untuk kekuatan otot tungkai secara sistematis dan teratur dengan peningkatan
beban latihan sedikit demi sedikit.

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi.
Keberhasilan penulis dalam menyusun skripsi ini atas bantuan dan
dorongan dari berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan
penulis menjadi mahasiswa UNNES.
2. Dekan FIK Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin dan
kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

3. Ketua Jurusan Pendidikan Kepelatihan Olahraga FIK UNNES yang telah
memberikan dorongan dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Kriswantoro, Dosen Pembimbing utama dan DR. Khomsin M. Pd. Dosen
Pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan, petunjuk dan
pengarahan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Semarang yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.
6. Pelatih Klub Investindo Purbalingga yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan kepada penulis untuk melakukan penelitian pada anak-anak Klub
Investindo Purbalingga.

7. Pemain Klub Investindo Purbalingga yang telah banyak membantu dalam
pelaksanaan penelitian dan kesediaannya sebagai sampel.
8. Ayah dan Ibunda tercinta yang dengan tulus ikhlas berdo’a dan memberikan
dorongan materiil serta semangat yang begitu besar.
9. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu atas bantuan
yang telah diberikan dalam penelitian untuk penulisan skripsi ini.
Semoga Allah S.W.T. memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan
yang telah mereka berikan selama ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembaca semua.

Semarang,

Penulis

2004

MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto :

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu
telah selesai dari urusan kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan lain, dan
hanya kepada Tuhan-mulah hendaknya kamu berharap”.
(QS. –Al Insyirah : 6-8).

Persembahan :
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Ayah dan Ibunda tercinta.

2. Istriku tercinta.
3. Kakak dan adikku tersayang.
4. Rekan-rekan PKLO angkatan 2000.
5. Almamater FIK UNNES.

DAFTAR ISI
Halaman

Halaman Judul..................................................................................................

i

Halaman Persetujuan........................................................................................

ii

Sari ...................................................................................................................

iii


Kata Pengantar .................................................................................................

iv

Motto dan Persembahan...................................................................................

vi

Daftar Isi ..........................................................................................................

vii

Daftar Tabel .....................................................................................................

ix

Daftar Gambar..................................................................................................

x


Daftar Lampiran ...............................................................................................

xi

BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

1

1.1 Alasan Pemilihan Judul..................................................................

1

1.2 Permasalahan .................................................................................

5

1.3 Penegasan Istilah............................................................................

6


1.4 Tujuan Penelitian ...........................................................................

7

1.5 Manfaat Penelitian .........................................................................

7

BAB II LANDASAN TEORI .........................................................................

8

2.1.Landasan Teori...............................................................................

8

2.1.1...................................................................................... Keter
ampilan Menggiring Bola ........................................................

8


2.1.2...................................................................................... Keku
atan Otot Tungkai.....................................................................

13

2.1.3...................................................................................... Kele
ntukan Pergelangan Kaki .........................................................

18

2.2.Kerangka Berfikir ..........................................................................

24

2.2.1. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dengan
Keterampilan Menggiring Bola..........................................

24


2.2.2. Hubungan Antara Kelentukan Pergelangan Kaki dengan
Keterampilan Menggiring Bola..........................................

25

2.2.3. Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai dengan
Kelentukan Pergelangan Kaki Terhadap Keterampilan
Menggiring Bola ................................................................

25

2.3.Hipotesis.........................................................................................

26

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.........................................................

28

3.1 Populasi .......................................................................................

28

3.2 Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ...................................

28

3.3 Variabel Penelitan........................................................................

29

3.4 Instrumen Penelitian ....................................................................

29

3.5 Tempat dan Waktu Penelitian......................................................

32

3.6 Metode Penelitian ........................................................................

33

3.7 Desain Penelitian .........................................................................

33

3.8 Metode Pengumpulan Data .........................................................

34

3.9 Analisis Data................................................................................

34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................

36

4.1 Hasil Penelitian............................................................................

36

4.2 Pembahasan .................................................................................

44

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................

47

5.1 Simpulan .....................................................................................

47

5.2 Saran ...........................................................................................

47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

1. Uji Normalitas Data ...................................................................................

36

2. Uji Homogenitas Data................................................................................

37

3. Uji Linieritas Model Regresi......................................................................

38

4. Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Menggiring Bola
....................................................................................................................

39

5. Koefisien Regresi Kekuatan Otot Tungkai dengan Keterampilan Menggiring
Bola ............................................................................................................

40

6. Hubungan Kelentukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring
Bola ............................................................................................................

40

7. Koefisien Regresi Kelentukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan
Menggiring Bola ........................................................................................

41

8. Koefisien Korelasi Antara Kekuatan Otot Tungkai dan Kelentukan
Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola .......................

42

9. Analisis Varian untuk Korelasi antara Kekuatan Otot Tungkai dengan
Kelentukan Pergelangan Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola
....................................................................................................................

42

10. Perhitungan Koefisien Regresi Antara Kekuatan Otot Tungkai dengan
Kelentukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola ....

43

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

1. Perkenaan Bola pada Teknik Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian
Dalam .........................................................................................................

10

2. Perkenaan Bola pada Teknik Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki Bagian
Luar ............................................................................................................

12

3. Otot-otot Tungkai Manusia ........................................................................

17

4. Pergelangan Kaki Manusia ........................................................................

20

5. Streatching untuk Sepakbola......................................................................

23

6. Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kekuatan Otot Tungkai........................

30

7. Pelaksanaan Tes dan Pengukuran Kelentukan Pergelangan Kaki .............

31

8. Diagram Lapangan Tes Menggiring Bola..................................................

32

9. Desain Penelitian........................................................................................

33

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Usulan Tema Skripsi ..................................................................................

50

2. Usulan Penetapan Pembimbing..................................................................

51

3. Usulan Penetapan Pembimbing..................................................................

52

4. Permohonan Ijin Penelitian Pendidikan .....................................................

53

5. Langkah-langkah Analisis Data .................................................................

56

6. Data Hasil Tes Kekuatan Otot tungkai (X1) Kelentika Pergelangan Kaki (X2)
dan Keterampilan Menggiring Bola (Y) ....................................................

61

7. Hasil Uji Normalitas Data, Hasil Uji Homogenitas Data, Hasil Uji Linieritas
Data ............................................................................................................

62

8. Analisis Regresi Antara X1 dengan Y .......................................................

63

9. Analisis Regresi Antara X2 dengan Y .......................................................

64

10. Analisis Regresi Antara X1 dan X2 dengan Y ..........................................

65

11. Dokumentasi Penelitian .............................................................................

66

BAB I

PENDAHULUAN 

1.1 Alasan Pemilihan Judul
Sepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan digemari oleh orang
tua, orang muda, bahkan anak-anak. Banyak diantara anak-anak yang ingin
menjadi seorang pemain sepakbola yang baik, bahkan kalau mungkin menjadi
bintang sepakbola. Dalam memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan
masyarakat, permainan sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang
diprioritaskan untuk dibina. Untuk meningkatkan dan mencapai prestasi alangkah
baiknya jika semenjak anak-anak telah mendapatkan pelatihan olahraga
khususnya olahraga sepakbola secara benar, teratur dan terarah. Dalam pelatihan
olahraga, untuk dapat mencapai prestasi yang tinggi harus memperhatikan
beberapa faktor. Salah satunya adalah teknik dasar dari olahraga tersebut. Begitu
juga dalam olahraga sepakbola, apabila kita menguasai teknik dasar dengan baik,
maka kita dapat bermain dengan baik.
Permainan sepakbola adalah cabang olahraga permainan beregu atau
permainan tim, maka suatu kesebelasan yang baik, kuat, tangguh adalah
kesebelasan yang terdiri atas pemain-pemain yang mampu menyelenggarakan
permainan yang kompak, artinya mempunyai kerjasama tim yang baik. Menurut
Sukatamsi (1988 : 12) mengatakan bahwa untuk dapat mencapai kerjasama tim

yang baik diperlukan pemain-pemain yang dapat menguasai semua bagian-bagian
dan macam-macam teknik dasar dan keterampilan bermain sepakbola. Semua
pemain sepakbola harus menguasai teknik dasar bermain sepakbola karena orang
akan menilai sampai di mana teknik dan skill pemain dalam menendang bola,
mengumpan bola, menyundul bola, menggiring bola dan menembakan bola ke
gawang lawan untuk menciptakan gol. Oleh karena itu tanpa memperhatikan
teknik-teknik dasar bermain sepakbola dengan baik untuk selanjutnya pemain
akan dalam bermain sepakbola.
Adapun teknik dasar permainan sepakbola yang perlu dikuasai oleh para
pemain pada umumnya adalah: menendang bola, menggiring bola, menehan dan
menghentikan bola, menyundul bola, melempar bola, merampas atau merebut
bola.
Suatu kesebelasan agar dapat menguasai jalannya pertandingan salah satu
cara yaitu setiap pemainnya harus dapat menguasai teknik-teknik dasar bermain
sepakbola. Salah satu teknik dasar yang penting adalah menggiring bola, karena
apabila pemain sudah menguasai atau terampil dalam menggiring bola diharapkan
pemain akan dapat melewati lawan, mencari kesempatan memberikan bola umpan
kepada

teman

dengan

tepat,

menahan

bola

tetap

dalam

penguasaan,

menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk
dengan segera memberikan operan kepada teman.

Menggiring bola merupakan teknik menendang terputus-putus atau pelanpelan oleh karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama
dengan bagian kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola
hanya dilakukan pada saat-saat yang menguntungkan saja yaitu bebas dari lawan.
Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu latihan yang terus
menerus dengan memperhatikan hal-hal antara lain:
a. Bola harus dikuasai sepenuhnya.
b. Jarak bola tetap dalam penguasaan pemain: bola bergulir harus selalu dekat
dengan kaki, dengan demikian bola tetap dikuasai.
c. Posisi badan antara bola dan lawan: pandangan melihat bola pada saat kaki
menyentuh, kemudian lihat situasi dan kedua lengan menjaga keseimbangan
di samping badan.
d. Bola didorong dengan kaki.
Untuk dapat menggiring bola dengan baik diperlukan latihan secara
intensif secara terus menerus. Bentuk latihan menggiring bola menurut Sukatamsi
(1988 : 164) yaitu: (a) lari menggiring bola kemudian berputar membalik. (b) lari
menggiring bola kemudian berputar (membelok) ke kanan. (c) lari menggiring
bola kemudian berputar (membelok) ke kiri. (d) gabungan dari latihan (a), (b),
dan (c).
Dalam menggiring bola dapat dibedakan beberapa cara menggiring bola
yaitu:
a. Mengiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam

b. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar
c. Menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian atas atau kaki penuh
d. Mengiring bola dengan kaki bagian dalam
e. Mengiring bola dengan kaki bagian luar
Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan.
Setiap pemain atau tim berusaha untu dapat menguasai bola, karena hanya dengan
menguasai bola gol dapat terjadi. Setelah bola dapat dikuasai, pemain atau tim
akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang atau direbut lawan. Oleh karena itu
pemain harus dituntut untuk memiliki penguasaan bola. Penguasaan bola dapat
ditunjukan dengan kemampuan seorang pemain dalam menggiring bola.
Sedangkan untuk memiliki kesempatan memasuki daerah lawan dan kesempatan
memasukkan bola dibutuhkan keterampilan menggiring bola.
Dalam menggiring bola seorang pemain harus dapat merubah arah dan
melewati lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan seluruh bagian
kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat melakukan semua itu
sangat dibutuhkan unsur fisik karena dukungan fisik yang baik diharapkan
seorang pemain atau atlet akan dapat bermain dengan baik pula. Selain itu apabila
pemain memiliki kondisi fisik yang baik akan memiliki beberapa keuntungan
yang akan menjadikan pemain dapat: meningkatan kemampuan sistem sirkulasi
dan kerja jantung, peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan
dan lain-lain dari komponen kondisi fisik, pemulihan yang cepat dalam organorgan tubuh setelah latihan, respon atau tanggapan yang cepat dari organisme

tubuh kita, apabila sewaktu-waktu respon atau tanggapan sedemikian diperlukan.
Selain itu apabila kondisi fisik atlet baik, maka ia akan lebih cepat pula menguasai
teknik-teknik gerakan yang dilatihkan. Secara psikologi ada keuntungannya,
karena atlet yang memiliki kondisi fisik yang baik akan merasa lebih percaya diri
dan lebih siap dalam menghadapi tantangan–tantangan latihan dan pertandingan.
Komponen kondisi fisik tersebut tentunya mempunyai peranan yang
berbeda-beda dalam mendukung kemampuan seorang pesepakbola dalam
menggiring bola. Diantara komponen fisik yang akan diteliti dalam penelitian ini
adalah kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki.
Kekuatan otot adalah komponen yang sangat penting guna meningkatkan
kondisi fisik secara keseluruhan. Oleh karena itu kekuatan mutlak harus dimiliki
seorang atlet sebelum ia berlatih mengembangkan unsur-unsur yang lain.
Kekuatan merupakan basis dari semua komponen kondisi fisik. Disamping
membutuhkan kekuatan otot tungkai untuk mencapai keterampilan menggiring
bola diperlukan juga unsur fisik yang berupa kelentukan, kelentukan merupakan
kemampuan untuk bergerak dalam ruang gerak sendi.
Kelentukan juga dibutuhkan dalam pergelangan kaki, karena dalam
menggiring bola akan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar, kura
-kura kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian luar dan kura-kura kaki bagian
atas atau kaki penuh. Dalam menggiring bola ini, kelentukan pergelangan kaki
tidak berperan penuh, dalam arti tidak harus menggunakan kelentukan maksimal.
Setiap pemain dalam menggerakkan pergelangan kakinya pada saat menggiring
bola, kelentukan yang dibutuhkan atau sudut yang dibutuhkan pergelangan kaki

sesuai dengan kekinginan pemain (pemain merasa rileks atau sesuai dengan
gayanya).
Keuntungan bagi seorang pemain sepakbola apabila memiliki kelentuka
yang baik yaitu: (1) cepat menguasai gerakan-gerakan untuk melakukan teknik
atau taktik, (2) tidak mudah mendapatkan kecelakaan atau cedera pada otot, (3)
membantu daya tahan, kecepatan dan kelincahan.
Dari pendapat tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa, kekuatan otot
tungkai yang baik dari seorang pemain diharapkan akan menunjukan keterampilan
menggiring bolanya, sedangkan kelentukan yang baik dari seorang atlet
diharapkan dapat mengembangkan gerakan-gerakan dan dapat mendukung
keterampilannya. Apabila kedua unsur tersebut diterapkan dalam teknik
menggiring bola maka akan menghasilkan teknik menggiring bola dengan
keterampilan yang tinggi.
Bertitik tolak dari pendapat di atas, maka penulis sangat tertarik untuk
mengadakan penelitian dengan judul : “Hubungan Kekuatan Otot Tungkai dan
Kelentukan Pergelangan Kaki dengan Keterampilan Menggiring Bola Pada
Permainan Sepakbola Bagi Pemain Klub Investindo Purbalingga Tahun 2004”.
Adapun alasan lain pemilihan judul dalam penelitian ini adalah:
Penguasaan teknik dasar bermain sepakbola merupakan modal utama untuk dapat
bermain sepakbola dengan baik.
Teknik menggiring bola merupakan teknik dasar yang sangat diperlukan dalam
permainan sepakbola.

Komponen-komponen kondisi fisik sangat mendukung dan menentukan dalam
pencapaian keterampilan menggiring bola diantaranya adalah unsur kekuatan
otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki.
1.2 Permasalahan
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring
bola pada permainan sepakbola?
Apakah ada hubungan kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan
menggiring bola pada permainan sepakbola?
Apakah ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki
terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola?

1.3 Penegasan Istilah
Agar tidak terjadi perbedaan penafsiran dari istilah-istilah yang digunakan
dalam skripsi ini, maka penulis memberikan penegasan istilah sebagai berikut:
1. Hubungan, menurut Poerwadarminta (2002 : 362) adalah sesuatu yang dipakai
untuk menghubungkan atau berhubungan. Dalam penelitian ini yang
dimaksud dengan hubungan adalah hubungan kekuatan otot tungkai dengan
kelentukan pergelangan kaki terhadap keterampilan menggiring bola.
2. Kekuatan, menurut KONI (2000 : 12) adalah kekuatan otot yang
membangkitkan tenaga/kekuatan/force terhadap suatu tahanan. Kekuatan
disebut juga strength, strength adalah kemampuan otot untuk dapat mengatasi
tahanan/beban dalam menjalankan aktivitas. Dalam penelitian ini yang

dimaksud dengan kekuatan otot tungkai adalah kemampuan otot-otot tungkai
untuk mengatasi suatu beban dalam menjalankan aktivitas menggiring bola,
yang mana otot-otot tersebut bekerja secara terkoordinasi dimulai dari otot
pangkal paha sampai dengan otot betis. Dan dalam penelitian ini
menggunakan kekuatan maksimum.
3. Kelentukan, menurut Pate yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto
(1993 : 301) diartikan batas rentang gerak maksimal yang mungkin pada sendi
atau rangkaian sendi.
4. Keterampilan, berasal dari kata “terampil”, menurut Poerwadarminta (2002 :
935) artinya yaitu cakap dalam menyelesaikan tugas; mampu dan cekatan.

1.4 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
Mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring
bola pada permainan sepakbola.
Mengetahui hubungan kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan
menggiring bola pada permainan sepakbola.
Mengetahui hubungan kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki
terhadap keterampilan menggiring bola pada permainan sepakbola.

1.5 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat:

Bermanfaat bagi pemain Klub Investindo Purbalingga sebagai sumber informasi
tentang kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki yang
dimilikinya saat ini dalam kaitannya dengan keterampilan menggiring bola.
Memberikan gambaran bagi para pelatih sebagai sumber informasi tentang
kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki dalam kaitannya
dengan keterampilan menggiring bola, sehingga dapat dijadikan sebagai
pertimbangan untuk pembinaan dan program latihan selanjutnya.
Berguna bagi perkembangan ilmu, khususnya pada disiplin ilmu yang disaji
dalam penelitian ini.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS

 

2.1 Landasan Teori 
2.1.1 Keterampilan Menggiring Bola
Pengertian

keterampilan

sesuai

dengan

perkataan Poerwadarminta (2002 : 935)
yaitu cakap dalam menyelesaikan tugas;
mampu dan cekatan.
Menurut Sukatamsi (1988 : 158) menggiring bola diartikan dengan
gerakan lari menggunakan kaki mendorong bola agar bergulir terus menerus di
atas tanah.
Adapun pendapat Engkos Kosasih (1994 : 95) menggiring bola yaitu
berlari membawa bola atau membawa bola dengan kaki.
Dari pendapat-pedapat di atas, keterampilan menggiring bola dapat
diartikan kemampuan seseorang untuk meggunakan kakinya, mendorong bola
agar bergulir terus menerus di atas tanah dengan waktu yang sesingkatsingkatnya. Luxbacher (1998 : 47) mengatakan bahwa menggiring bola dalam
sepak bola memiliki fungsi yang sama dengan bolabasket yaitu memungkinkan
pemain untuk mempertahankan bola saat berlari melintasi lawan atau maju ke
ruang yang terbuka. Pemain dapat menggunakan berbagai bagian kaki (inside,

outside, instep, telapak kaki) untuk mengontrol bola sambil terus menggiring bola.
Beberapa orang menanggap penggiringan bola lebih sebagai seni daripada
keterampilan. Pemain dapat mengembangkan gayanya sendiri atau berimprovisasi
dalam menggiringbola selama tetap mencapai sasaran utama yaitu mengalahkan
lawan sambil tetap menguasai bola. Sehingga dapat diambil suatu pengertian
bahwa menggiring bola adalah suatu kemampuan menguasai bola dengan kaki
oleh pemain sambil lari untuk melewati lawan atau membuka daerah pertahanan
lawan.
Adapun tujuan menggiring bola menurut Sukatamsi (1988 : 158) adalah:
(1) melewati lawan, (2) mencari kesempatan memberikan bola umpan kepada
teman dengan tepat dan (3) menahan bola tetap dalam penguasaan,
menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau kesempatan untuk
dengan segera memberikan operan kepada teman.
Untuk dapat menggiring bola dengan baik perlu dilakukan latihan-latihan
yang terus menerus sehingga akhirnya akan menjadi gerakan yang otomatis.
Selain itu juga harus memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola. Menurut
Sukatamsi (1988 : 158) beberapa prinsip-prinsip menggiring bola yaitu: (1) bola
di dalam penguasaan pemain, tidak mudah direbut lawan dan bola selalu
terkontrol. (2) di depan pemain terdapat daerah kosong artinya bebas dari lawan.
(3) bola digiring dengna kaki kanan atau kaki kiri, tiap langkah kaki kanan atau
kaki kiri mendorong bola ke depan, jadi bola didorong bukan ditendang. Irama
sentuhan pada bola tidak mengubah irama langkah kaki. (4) pada waktu

menggiring bola pandangan mata tidak boleh selalu pada bola saja, akan tetapi
harus pula memperhatikan atau mengamati situasi sekitar dan lapangan atau posisi
lawan maupun posisi kawan. (5) badan agak condong kedepan, gerakan tangan
bebas seperti pada waktu lari biasa.
Adapun kesalahan di dalam menggiring bola adalah sebagai berikut:
a

Bukan mendorong tetapi memukul bola sehingga jalannya bola terlalu cepat
dan tidak terkontrol.

b

Jarak antara pemain dengan bola terlalu jauh, sehingga direbut lawan.

c

Irama langkah lari rusak akibat dari irama kaki menyentuh bola tidak teratur.

d

Mata hanya selalu tertuju pada bola saja sehingga dalam permainan
sesungguhnya pemain tidak dapat melihat situasi lapangan seluruhnya.
Cara menggiring bola menurut pendapat Sukatamsi (1988 : 161-162) yaitu

untuk melakukan teknik menggiring bola berputar kearah kiri digunakan kurakura kaki sebelah dalam kaki kanan, sedangkan untuk melakukan teknik
menggiring bola ke arah kanan digunakan kura-kura kaki sebelah luar kaki kanan.
Adapun cara menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian dalam
menurut Sukatamsi (1988 : 159) adalah sebagai berikut: (1) Posisi kaki
menggiring bola sama dengan posisi kaki dalam menendang bola dengan kurakura kaki sebelah dalam, (2) Kaki yang digunakan untuk menggiring bola tidak
diayunkan seperti teknik menendang, akan tetapi tiap langkah secara teratur
menyentuh atau mendorong bola bergulir kedepan dan bola harus selalu dekat
dengan kaki. Dengan demikian bola mudah dikuasai dan tidak mudah direbut oleh
lawan, (3) Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus sedikit ditekuk dan

pada waktu kaki menyentuh bola mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi
lapangan.
Menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam akan
mempermudah melindungi bola dari lawan atau bola tetap berada dalam
penguasaan pemain, hal ini menyebabkan lawan menemui kesulitan untuk
merampas bola. Hal ini sesuai dengan pendapat A. Sarumpaet (1992 : 25) yaitu
jika pemain yang menggiring bola selalu diikuti atau dibayangi oleh lawan maka
cara menggiring bola seperti inilah yang lebih baik dilakukan karena bola selalu
berada di antara kedua kaki dengan lain perkataan bola selalu dapat dilindungi.
Disamping itu kalau menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian dalam
pemain dapat mudah merubah arah bila dihadang oleh lawannya.

Gambar 1
Perkenaan bola pada teknik menggiring bola
dengan kura-kura kaki bagian dalam
(Sukatamsi, 1988 : 159)
Sedangkan menggiring bola menggunakan kura-kura kaki bagian luar
menurut Sukatamsi (1988 : 161) adalah : (1) Posisi kaki menggiring bola sama
dengan posisi kaki menendang bola dengan kura-kura kaki sebelah luar, (2) Setiap
langkah secara teratur dengan kura-kura kaki bagian luar kaki kanan atau kaki kiri
mendorong bola bergulir ke depan dan bola harus selalu dekat dengan kaki, (3)
Pada saat menggiring bola lutut kedua kaki harus sedikit ditekuk dan pada waktu
kaki menyentuh bola mata melihat bola, selanjutnya melihat situasi lapangan.

A. Sarumpaet (1992 : 25) mengatakan bahwa mengiring bola dengan
menggunakan kura-kura bagian luar memberi kesempatan bagi pemain untuk
merubah-ubah arah serta dapat menghindari lawan yang berusaha merampas bola.
Merubah arah atau membelok ke kiri maupun ke kanan berarti menghindarkan
bola dari lawan karena dengan cara demikian tubuh pemain yang sedang
menggiring bola dapat menutup atau membatasi antara lawan dengan bola.

Gambar 2
Perkenaan bola pada teknik menggiring bola
dengan kura-kura kaki bagian luar
(Sukatamsi, 1988 : 162)
Dalam pelaksanaan menggiring bola zig-zag melewati pancang atau lawan
dapat dilakukan dengan menggunakan kedua kaki bergantian, kaki kanan saja atau
kaki kiri saja, adapun cara pelaksanaannya menurut Sukatamsi (1988 : 169)
adalah sebagai berikut: (1) Menggiring bola zig-zag melampaui pancang atau
lawan dengan menggunakan kaki kanan dan kaki kiri bergantian, bola didorong
menggunakan kura-kura kaki bagian dalam. Waktu melampaui di sebelah kanan
tiang pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam kaki kanan
sedangkan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang pancang/lawan digunakan
kura-kura kaki bagian dalam kaki kiri, (2) Menggiring bola zig-zag melampaui
pancang atau lawan dengan menggunakan kaki sebelah kanan saja, yaitu dengan

cara: waktu melampaui di sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan kurakura kaki bagian dalam dan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang
pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian luar, (3) Menggiring bola zig-zag
melampaui pancang atau lawan dengan menggunakan kaki sebelah kiri saja, yaitu
dengan cara: waktu melampaui di sebelah kanan tiang pancang/lawan digunakan
kura-kura kaki bagian luar dan pada waktu melampaui di sebelah kiri tiang
pancang/lawan digunakan kura-kura kaki bagian dalam.
Beberapa prinsip yang perlu diketahui untuk dapat menggiring bola
dengan baik menurut A. Sarumpaet (1992 : 24) antara lain: (1) Bola harus
dikuasai sepenuhnya, berarti tidak mungkin dirampas lawan, (2) Dapat
menggunakan seluruh bagian kaki sesuai dengan tujuan apa yang ingin dicapai,
(3) Dapat menguasai situasi pemain pada waktu menggiring bola.
Penguasaan bola merupakan bagian yang penting dalam setiap permainan.
Setiap pemain atau tim berusaha untuk dapat menguasai bola, karena dengan
menguasai bola menciptakan gol akan lebih mudah. Setelah bola dapat dikuasai,
pemain atau tim akan berusaha supaya bola tidak mudah hilang atau direbut
lawan. Oleh karena itu pemain harus dituntut untuk memiliki penguasaan bola.
Penguasaan bola dapat ditunjukkan salah satunya dengan kemampuan seorang
pemain dalam menggiring bola.
2.1.2 Kekuatan Otot Tungkai
Kekuatan otot tungkai dalam penelitian ini menggunakan kekuatan
maksimum. Menurut KONI (2000: 12) kekuatan adalah kekuatan otot yang
membangkitkan tenaga/kekuatan/force terhadap suatu tahanan.
M. Sajoto (1988 : 58) mengatakan bahwa kekuatan atau strenght adalah
komponen kondisi fisik, yang menyangkut masalah kemampuan seseorang atlet

pada saat mempergunakan otot-ototnya, menerima beban dalam waktu kerja
tertentu.
Kekuatan otot tungkai yang dimaksud di sini adalah kemampuan otot
untuk menerima beban dalam waktu bekerja di mana kemampuan itu dihasilkan
oleh adanya kontraksi otot yang terdapat pada tungkai, kontraksi ini timbul untuk
melakukan gerakan yang mendukung. A. Hamidsyah Noer (1995 : 135)
mengatakan salah satu unsur kondisi fisik yang perlu dilatih terlebih dahulu
adalah unsur kondisi fisik kekuatan, karena kekuatan memiliki peranan yang
penting dalam melindungi atlet dari cedera serta membantu stabilitas sendi-sendi.
Menurut Harsono (1988 : 179) kontraksi otot dapat digolongkan dalam
tiga kategori yaitu: (1) kontraksi isometris, dalam kontraksi isometris otot-otot
tidak memanjang atau memendek sehingga tidak nampak suatu gerakan yang
nyata, atau dengan perkataan lain tidak ada jarak yang ditempuh. Kontraksi ini
disebut juga kontraksi statis. (2) kontraksi isotenis,dalam kontraksi akan nampak
bahwaterjadi suatu gerakan dari anggota-anggota tubuh yang disebabkan
memanjang dan memendeknya otot-otot sehingga terdapat perubahan dalam
panjang otot. Kontraksi ini disebut juga kontraksi dinamis. (3) kontraksi isokinetis
yaitu kontraksi dari kedua kontraksi tersebut.
Dari pengertian kekuatan di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian
kekuatan adalah kemampuan otot-otot atau sekelompok otot untuk mengatasi
suatu beban atau tahanan dalam menjalankan aktivitas latihan. Kekuatan harus
mutlak diperlukan pada setiap atlet untuk semua cabang olahraga.
Kekuatan otot merupakan komponen penting dari kesegaran jasmani,
karena tingkat penyesuaian kemampuan terjadi sesuai dengan proporsi dari

kualitas dan jumlah serabut otot. Ateng (1992 : 66) berpendapat bahwa kesegaran
jasmani dalam kaitan dengan kekuatan otot memerlukan: (1) kualitas dan jumlah
serabut otot yang memadai (2) kemampuan menginervasi (mengerahkan)
sejumlah serabut otot yang diperlukan (3) irama gerak sesuai dengan beban kerja
otot (4) tahanan internal yang rendah (5) pola koordinasi yang efisien, dan (6)
efektivitas pengungkit.
Harsono (1988 : 77) mengatakan bahwa kekuatan otot adalah komponen
yang sangat penting guna meningkatkan kondisi fisik secara keseluruhan. Karena,
pertama kekuatan merupakan daya penggerak setiap aktivitas fisik, kedua
kekuatan memegang peranan penting dalam melindungi atlet atau orang dari
cedera, ketiga dengan kekuatan atlet akan dapat lari lebih cepat, melempar atau
menendang lebih jauh dan efisien, memukul lebih keras, demikian juga dapat
membantu memperkuat sendi-sendi.
Dari beberapa pengertian tersebut, kekuatan dapat diartikan sebagai
kualitas tenaga otot atau sekelompok otot dalam membangun kontraksi secara
maksimal untuk mengatasi beban yang datang baik dari dalam maupun dari luar.
Jadi gerakan yang dilakukan oleh otot-otot tungkai akan menghasilkan gerakan
aktivitas seperti menendang, berjalan, melompat dan lain sebagainya. Dimana
garakan tersebut dibutuhkan dalam melakukan gerakan olahraga, terutama cabang
olahraga yang dominan menggunakan kaki separti: sepakbola, pencaksilat,
bersepada dan masih banyak lainnya.

Otot merupakan suatu organ atau alat yang memungkinkan tubuh dapat
bergerak. Sebagian otot tubuh ini melekat pada kerangka otot yang dapat bergerak
secara aktif sehingga dapat menggerakan bagian-bagian kerangka dalam suatu
letak tertentu. Otot dapat mengadakan kontraksi dengan cepat, apabila ia
mendapatkan rangsangan dari luar berupa rangsangan arus listrik, rangsangan
mekanis, dingin dan lain-lain. Syaifuddin (1997 : 41) mengatakan bahwa dalam
keadaan sehari-hari otot ini bekerja atau berkontraksi menurut pengaruh atau
perintah yang datang dari susunan saraf motoris.

Gambar 3
Otot-otot tungkai manusia
(Evelyn C. Pearce, 1987 : 115)
Di dalam peningkatan latihan kekuatan, kita harus selalu ingat akan prinsip
peningkatan/penambahan beban. Hamidsyah Noer (1995 : 136) mengatakan
bahwa disamping faktor latihan masih ada faktor lain yang turut menentukan baik
tidaknya kekuatan seorang atlet, diantaranya yaitu: (1) tergantung dari besarnya

fibril otot dan tergantung pula atas banyaknya yang ikut serta dalam melawan
beban, serta tonus otot, (2) tergantung dari bentuk kerangka tubuh, makin besar
kerangka tubuh makin baik, (3) faktor umur juga sangat menentukan, bagi atlet
yang berusia tua tentu saja faktor kekuatannya akan berubah dan (4) pengaruh
psikis dari dalam maupun dari luar.
Dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka kita dapat menjaga
bahkan meningkatkan unsur kekuatan, sehingga dapat menunjang dalam
meningkatkan prestasi. Jadi dapat disimpulkan bahwa kekuatan/strength adalah
kemampuan otot membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Oleh karena
itu latihan-latihan yang cocok untuk dapat membantu mengembangkan kekuatan
adalah latihan-latihan tahanan (resistance exercise) dimana kita harus
mengangkat, mendorong atau menarik suatu beban, beban itu bisa beban anggota
tubuh kita sendiri ataupun beban bobot dari luar (extance resistance). Beban
tersebut harus sedikit demi sedikit bertambah berat agar perkembangan otot
terjamin.
Oleh karena itu, pada latihan tahanan haruslah selalu merupakan latihanlatihan tahanan yang progresif dan tidak berhenti pada satu berat, beban atau
bobot tertentu. Sehingga otot memiliki kemampuan menerima beban maksimal.
Apabila diterapkan pada pelaksanaan aktivitas menggiring bola adanya kekuatan
yang baik diharapkan keterampilan menggiring bolanya lebih memadai.
2.1.3 Kelentukan Pergelangan Kaki
M. sajoto (1988 : 58) menyatakan bahwa kelentukan adalah efektifitas
seseorang dalam penyesuaian dirinya, untuk melakukan segala aktivitas tubuh

dengan penguluran seluas-luasnya, terutama otot-otot, ligamen-ligamen di sekitar
persendian.
Kelentukan merupakan hal yang sangat penting dalam kegiatan gerak
olahraga, apabila seseorang mengalami gerak yang kurang luas pada
persendiannya dapat mengganggu gerakan atau menimbulkan cedera pada otot.
Macam-macam kelentukan menurut Suharno (1986 : 50) antara lain: (1)
Kelentukan umum, ialah kemampuan seseorang dalam gerak dengan amplitudo
yang luas dimana sangat berguna dalam gerakan olahraga pada umumnya dan
menghadapi

hidup

sehari-hari.

Kelentukan

sendi-sendi

tidak

mengganggu/menghambat gerakan dalam olahraga apa saja dan pekerjaan umum
sesuai dengan situasi, (2) Kelentukan khusus, ialah kemampuan seseorang dalam
gerak dengan amplitudo yang luas dan berseni dalam satu cabang olahraga.
Tuntutan masing-masing cabang olahraga terhadap kelentukan sangat berbedabeda. Perbedaan tersebut biasanya atas dasar perbedaan teknik masing-masing
cabang olahraga dan teknik bertanding yang digunakan.
Menurut Pate yang diterjemahkan oleh Kasiyo Dwijowinoto (1993 : 173)
Pergelangan kaki dan telapak kaki adalah komponen penting dari sistem
pengantar kekuatan yang memungkinkan olahragawan untuk menampilkan
gerakan berlari. Tulang persendian tibia, fibula dan talus membentuk sendi engsel
pergelangan kaki.
Luxbacher (1998 : 49) berpendapat bahwa dalam beberapa situasi pemain
tidak perlu melakukan dribble dengan kontrol yang rapat, misalkan dalam situasi
yang menguntungkan di pertahanan lawan. Dalam situasi tersebut pemain harus
mampu menggiring bola dengan kecepatan penuh, jangan biarkan bola rapat
dengan kaki, tapi sebaliknya dorong bola beberapa kaki ke depan ke arah ruang

yang terbuka, berlari dengan cepat dan kemudian mendorongnya kembali
menggunakan seluruh permukaan instep atau outside-of-the-foot. Sebelum impac
dengan bola. Kaki dalam menggerakkan instep atau outside-of-the-foot
memerlukan kelentukan pergelangan kaki.
Tidak semua orang memiliki pergelangan kaki yang lentuk, sehingga
dalam melakukan gerakan tungkaipun kurang sempurna. Dengan seorang pemain
memiliki kelentukan pergelangan kaki diharapkan akan menambah
keterampilannya dalm menggiring bola.

Gambar 4
Pergelangan Kaki Manusia
(Pate, 1993 : 174)
Menurut Harsono (1988 : 164) kelentukan dapat dikembangkan melalui
latihan-latihan peregangan otot dan latihan-latihan memperluas ruang gerak sendisendi.

Adapun

beberapa

metode

latihan

yang

dapat

dipakai

untuk

mengembangkan kelentukan: (1) Peregangan dinamis biasanya dilakukan dengan
menggerak-gerakkan tubuh atau anggota-anggota tubuh secara ritmis (berirama)

sehingga otot-otot terasa teregangkan, (2) Peregangan statis, dalam peregangan ini
perlu mengambil sikap sedemikian sehingga meregangkan suatu kelompok otot
tertentu dan sikap ini dipertahankan secara statis untuk beberapa detik. (3)
Peregangan pasif, dalam metode ini, pelaku merelax-kan kelompok tertentu,
kemudian temannya membantu meregangkan otot tersebut secara berlahan-lahan
sampai titik fleksibilitas maksimum tercapai, tanpa keikut sertaan secara aktif dari
pelaku. (4) peregangan kontraksi-rileksasi, otot diregangkan dulu secara isometrik
6 sampai 10 detik, lalu otot diregangkan dengan metode pasif selama 20 sampai
30 detik.
Pendapat lain dari Suharno (1986 : 51) masalah-masalah yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya melatih kelentukan adalah: (1) Pemanasan sebelum
inti latihan harus cukup panas, (2) Gerakan-gerakan jangan dipaksakan, sehingga
mengakibatkan robek/putusnya jaringan-jaringan, (3) Latihan harus sistematis,
teratur dan peningkatan latihan sedikit demi sedikit, (4) mulailah latihan sejak
anak-anak. (5) Latihan harus diulang-ulang, jika merasa sakit segera latihan
dihentikan, (6) Selesai latihan kelentukan perlu diimbangi dengan latihan
penguatan, (7) Jangan memaksa atlet yang sedang muram, takut, susah untuk
berlatih kelentukan, (8) Latihan kelentukan sebaiknya dimulai dari kanak-kanak
dan pada siang hari.
Kegunaan kelentukan menurut Suharno (1986 : 49) di dalam olahraga
adalah untuk: (1) Mempermudah atlet dalam penguasaan-penguasaan teknikteknik tinggi, (2) Mengurangi terjadinya cedera atlet, (3) Seni gerak tercermin
dalam kelentukan yang tinggi, (4)Meningkatkan kecepatan dan kelincahan gerak.
Keuntungan bagi seorang pemain sepakbola apabila memiliki kelentuka
yang baik yaitu: (1) Cepat menguasai gerakan-gerakan untuk melakukan teknik
atau taktik, (2) Tidak mudah mendapatkan kecelakaan atau cedera pada otot, (3)

Gerakan-gerakan akan dilaksanakan dengan mudah sehingga tidak lekas lelah, (4)
Membantu daya tahan, kecepatan dan kelincahan.
Dari pendapat di atas, kita dapat menarik kesimpulan bahwa dalam
melakukan drible/menggiring bola seorang pemain harus dapat merubah arah dan
menghindari lawan dengan cepat serta harus dapat menggunakan seluruh bagian
kakinya sesuai dengan yang ingin dicapai. Untuk dapat melakukan semuanya itu
sangat dibutuhkan unsur fisik diamtaranya berupa kekuatan otot tungkai dan
kelentukan pergelangan kaki.

2.2 Kerangka Berfikir
2.2.1 Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Keterampilan
Menggiring Bola
Keterampilan menggiring bola adalah kemampuan seseorang untuk
menggerakan kakinya, mendorong bola agar bergulir terus menerus di atas tanah
dengan waktu yang sesingkat-singkatnya.
Melihat dari pernyataan tersebut di atas diasumsikan bahwa untuk
mendapatkan keterampilan menggiring bola diperlukan latihan yang terus
menerus selain itu juga dibutuhkan unsur fisik berupa kekuatan otot tungkai,
karena dalam menggiring bola otot tungkai berperan utama yaitu sebagai tumpuan
dan stabilisator. Dengan seorang pesepakbola memiliki kekuatan otot tungkai
yang baik diharapkan keterampilan menggiring bolanya lebih memadai.
2.2.2 Hubungan Antara Kelentukan Pergelangan Kaki Dengan Keterampilan
Menggiring Bola
Untuk mencapai keterampilan menggiring bola dibutuhkan latihan yang
intensif dan untuk dapat menggiring bola yang lebih memadai diperlukan juga

unsur fisik yang berupa kekuatan otot tungkai dan kelentukan pergelangan kaki,
karena dalam menggiring bola akan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian
luar, kura-kura kaki bagian dalam, kura-kura kaki bagian luar dan kura-kura kaki
bagian atas atau kaki penuh. Karena kelentukan yang dibutuhkan oleh masingmasing pemain berbeda dan kelentukan maksimalnya juga berbeda-beda, maka
dimungkinkan ada hubungan antara kelentukan pergelangan kaki dengan
keterampilan menggiring bola.
2.2.3 Hubungan Antara Kekuatan Otot Tungkai Dengan Kelentukan
Pergelangan Kaki Terhadap Keterampilan Menggiring Bola
Pada cabang olahraga sepakbola, khususnya teknik dasar menggiring bola
anggota tubuh yang berperan utama adalah tungkai, karena tungkai berfungsi
sebagai tumpuan dan stabilisator. Dengan seorang pesepakbola memiliki kekuatan
otot tungkai yang baik diharapkan keterampilan menggiring bolanyapun akan
menjadi lebih baik.
Selain kekuatan otot tungkai, kondisi fisik lain yang penting adalah
kelentukan. Pada saat menggiring bola kelentukan pergelangan kaki dibutuhkan
untuk melakukan gerakan-gerakan lari sehingga dalam menggiring bola bisa lebih
cepat. Oleh karena itu timbul dugaan bahwa kelentukan pergelangan kaki
mempunyai hubungan dengan keterampilan menggiring bola, artinya seorang
pemain yang memiliki kelentukan baik diharapkan dapat menambah keterampilan
menggiring bola dengan lebih baik. Oleh karena itu apabila dari kedua variabel di
atas dihubungkan secara bersama-sama, diduga juga mempunyai hubungan yang
positif dengan keterampilan menggiring bola. Artinya apabila seseorang pemain
sepak bola berlatih menggiring bola secara terus menerus akan dapat menambah
keterampilan menggiring bolanya, dan dengan didukung kekuatan otot tungkai
dan kelentukan pergelangan kaki yang baik, diharapkan keterampilan menggiring
bolanya akan lebih memadai.

2.3  Hipotesis  
Dalam suatu penelitian ilmiah, hipotesis dimaksudkan untuk menjawab
suatu pertanyaan. Jawaban dari pertanyaan itu masih lemah dan bersifat
sementara, maka perlu dibuktikan kebenarannya. Sutrisno Hadi (2000 : 257)
menyatakan bahwa hipotesis adalah pernyataan yang masih lemah kebenarannya
dan masih perlu dipikirkan kenyataannya.
Dalam menyusun hipotesis perlu adanya sumber yang kuat serta dapat
dipercaya. Sumber hipotesis ini dapat diperoleh dari buku literatur, survai
lapangan, pengalaman kuliah, hasil diskusi dan sumber lain.
Suatu hipotesis akan diterima apabila hasil-hasil dari penelitian
membenarkan pernyataan-pernyataan dari hipotesis tersebut. Hipotesis juga dapat
ditolak apabila hasil dari penelitian yang diperoleh tidak sama dengan hipotesis
yang diajukan atau dengan kata lain suatu hipotesis tidak diterima apabila
kenyataan menolaknya.
Sedangkan hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ada hubungan kekuatan otot tungkai dengan keterampilan menggiring bola.
Ada hubungan kelentukan pergelangan kaki dengan keterampilan menggiring
bola.
Ada hubungan antara kekuatan otot tungkai dengan kelentukan pergelangan kaki
terhadap keterampilan menggiring bola.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian adalah kegiatan untuk mengembangkan dan menguji
suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah untuk
mencapai tujuan melalui proses yang sistematis dan analisis yang logis.
Penggunaan metode penelitian yang tepat akan memperoleh hasil yang dapat
dipertanggung jawabkan secara ilmiah sesuai dengan aturan yang berlaku.
Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
survai.

3.1 Populasi Penelitian 
Populasi adalah seluruh penduduk yang dimaksudkan untuk diteliti.
Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 102) populasi diartikan sebagai keseluruhan
subyek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah pemain Klub Investindo
Purbalingga Tahun 2004. Dalam penelitian ini semua pemain Klub Investindo
Purbalingga Tahun 2004 akan diteliti sehingga penelitian ini disebut penelitian
populasi.

3.2 Variabel Penelitian 
Menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 99) variabel penelitian adalah gejala
yang bervariasi, yang menjadi objek penelitian. Dalam penelitian ini terdapat dua
variabel bebas dan satu variabel terikat, yaitu:
1. Variabel be