Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lembaga Sosial
Secara umum, pengertian lembaga sosial adalah suatu sistem norma untuk
mencapai tujuan tertentu yang oleh masyarakat dianggap penting. Sistem norma itu
mencakup gagasan, aturan, tata cara, kegiatan dan ketentuan sanksi (reward and
punishment system). Keberadaan lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat
akan keteraturan dalam kehidupan bersama yang terbentuk dari nilai, norma, adat
istiadat,tata kelakuan, dan unsur budaya lainnya yang hidup di masyarakat.
Nilai dan norma yang baru setelah dikenal, diakui dan dihargai oleh masyarakat
akan ditaati dalam kehidupan sehari-hari. Proses tersebut akan berlanjut kenilai dan
norma social yang diserap oleh masyarakat dan mendarah daging. Proses penyerapan
tersebut dinamakan dengan internalisasi (internalization). Setelah itu, lama kelamaan
akan berkembang menjadi bagian dari suatu lembaga.
Namun tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan
lembaga sosial, karena untukmenjadi lembaga sosial sekumpulan norma mengalami
proses yang panjang. Proses yang dilewati nilai dan norma social baru untuk menjadi
bagian dari salah satu lembaga social yang dalam masyarakat disebut dengan proses
pelembagaan (institusionalized). Menurut Soerjono Soekanto, lembaga soial memiliki
fungsi yang dapat dilihat pada bagan berikut :


Universitas Sumatera Utara

a.Memberikan pedoman pada anggota-anggota masyarakat, bagaimana
mereka harus bersikap atau bertingkah laku dalam menghadapi masalahmasalah yang muncul atau berkembang dilingkungan masyarakat,
termasuk yang menyangkut hubungan pemenuhan kebutuhan.

b. Menjaga keutuhan masyarakat
yang bersangkutan

c. Memberikan pengarahan kepada masyarakat
untuk mengadakan sistem pengendalian sosial,
yaitu sistem pengawasan terhadap anggotanya
(Soekanto, 2012)

Bagan 2.1 Fungsi Lembaga Sosial oleh Soerjono Soekanto
Lembaga sosial atau dikenal juga sebagi lembaga kemasyarakatan salah satu
jenis lembaga yang mengatur rangkaian tata cara dan prosedur dalam melakukan
hubungan antar manusia saat mereka menjalani kehidupan bermasyarakat dengan
tujuan mendapatkan keteraturan hidup. Lembaga social memiliki ciri-ciri sebagai
berikut :


Universitas Sumatera Utara

1)

Suatu organisasi pola-pola pemikiran dan pola perilaku yang terwujud melalui

aktivitas-aktivitas kemasyarakatan dan hasil-hasilnya
2)

Memiliki suatu tingkat kekekalan khusus, maksudnya suatu nilai atau norma

akan menjadi lembaga yang setelah mengalami proses percobaan dalam waktu yang
relative lama
3)

Memiliki satu atau beberapa tujuan tertentu

4)


Memiliki alat kelengkapan yang digunakan untuk mencapai tujuan lembaga

tersebut. Umumnya alat ini antara satu masyarakat dan masyarakaat lainnya berbeda
5)

Mempunyai lambang sebagai simbol dalam menggambarkan tujuan dan fungsi

lembaga tersebut.
6)

Merumuskan tujuan dan tata tertibnya, lembaga memiliki tradisi yang tertulis

dan yang tidak tertulis (Koentjaraningrat, 2009).
Lembaga sosial juga memiliki sifat-sifat umum antara lain berfungsi sebagai
unit dalam sistem kebudayaan sebagai satu kesatuan bulat, memiliki tujuan yang
jelas, relatif kokoh, sering menggunakan hasil kebudayaan material dalam
menggunakan fungsinya, dan sifat karakteristik merupakan sebuah lambing serta
umumnya sebagai tradisi tertulis ataupun lisan. Terdapat beberapa lembaga social
yang sangat erat dengan orientasinya antara lain lembaga keluarga, lembaga politik,
lembaga pendidikan, lembaga ekonomi, lembaga agama dan lembaga budaya

(Koentjaraningrat, 2009).
2.2 Koperasi

Universitas Sumatera Utara

Istilah koperasi berasal dari bahasa asing coperation, co yang artinya bersama,
operation artinya usaha.Jadi koperasi berarti badan atau wadah usaha yang
beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan prinsip
koperasi dan sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas
kekeluargaan.Koperasi

merupakan

kumpulan

orang

dan

bukan


kumpulan

modal.Koperasi harus betul-betul mengabdi kepada kepentingan perikemanusiaan
semata-mata dan bukan kepada kebendaan.Kerjasama dalam koperasi didasarkan pada
rasa persamaan derajat, dan kesadaran para anggotanya.Koperasi merupakan wadah
demokrasi ekonomi dan sosial.Koperasi adalah milik bersama para anggota, pengurus
maupun pengelola.Usaha tersebut diatur sesuai dengan keinginan para anggota
melalui musyawarah rapat anggota (Edilius dan Sudarsono, 2010).
Dasar penjenisan koperasi sesuai kebutuhan dari dan untuk maksud efisiensi
karena kesamaan aktivitas atau keperluan ekonominya.Koperasi mendasarkan
perkembangan pada potensi ekonomi daerah kerjanya.Tidak dapat dipastikan secara
umum

dan

seragam

jenis


koperasi

yang

mana

diperlukan

bagi

setiap

bidang.Penjenisan koperasi seharusnya diadakan berdasarkan kebutuhan dan
mengingat tujuan efisiensinya.Ada dua jenis koperasi yang cukup dikenal luas oleh
masyarakat, yakni KUD (Koperasi Unit Desa) yaitu tumbuh dan berkembang subur
pada masa pemerintah orde baru.KSP (Koperasi Simpan Pinjam) yaitu tumbuh dan
berkembang dalam era globalisasi saat ini.Sebagai gerakan ekonomi rakyat yang
berdasar atas asa kekeluargaan, koperasi memiliki tujuan untuk kepentingan
anggotanya antara lain, meningkatkan kesejahteraan, menyediakan kebutuhan,
membantu modal, dan mengembangkan usaha (Hendrojogi, 2004).


Universitas Sumatera Utara

Dalam praktiknya, usaha koperasi disesuaikan dengan kondisi organisasi dan
kepentingan anggotanya. Berdasarkan kondisi dan kepentingan inilah muncul jenisjenis koperasi berdasarkan fungsinya yaitu:
1. Koperasi Konsumsi, fungsinya untuk memmenuhi kebutuhan umum sehari-hari
para anggotanya. Yang pasti barang kebutuhan yang dijual di koperasi harus lebih
murah dibandingkan tempat lain.

2. Koperasi Berdasarkan Jasa, fungsinya untuk memberikan jasa keuangan dalam
bentuk pinjaman kepada para anggotanya.

3. Koperasi Berdasarkan Produksi, untuk membantu penyediaan bahan baku,
penyediaan peralatan produksi, membantu memproduksi jenis barang tertentu serta
membantu menjual dan memasarkannya hasil produksi tersebut.

Tipe ataupun jenis koperasi diatas jika dimasukkan dalam satu pengertian maka akan
terbentuk dalam Koperasi Serba Usaha, dengan kata lain Koperasi yang memiliki
beberapa fungsi-fungsi yang dijalankannya dapat disebut sebagai Koperasi
multipurpose (Ropke, 2012)


Di dalam Bab III, bagian pertama pasal 4 UURI No. 25/1992 diuraikan fungsi
dan peran koperasi, yaitu :
1. Membangun dan mengembangkan potensi dan kemampuan ekonomi anggota pada
khususnya dan masyarakat pada umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan
ekonomi dan sosialnya.

Universitas Sumatera Utara

2. Berperan serta secara aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat.
3. Memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional dengan koperasi sebagai sokogurunya.
4. Berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan perekonomian nasional yang
merupakan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan dan demokrasi ekonomi
(Firdaus dan Susanto, 2013).

2.3 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan masyarakat merupakan usaha untuk membuat masyarakat
menjadi berdaya melalui upaya pembelajaran sehingga mereka mampu untuk

mengelola dan bertanggung jawab atas program pembangunan dalam komunitasnya.
Pembelajaran tersebut diimplementasikan dalam rangkaian pengembangan kapasitas
masyarakat, dimana pelaksanaannya harus disesuaikan dengan karakteristik dan
kemampuan masyarakat setempat karena pada dasarnya setiap komunitas bersifat unik.
Terdapat lima prinsip dasar dari konsep pemberdayaan masyarakat sebagai
berikut:
1. Pemberdayaan masyarakat memerlukan break-even dalam setiap kegiatan yang
dikelolanya, meskipun orientasinya berbeda dari organisasi bisnis, dimana dalam
pemberdayaan masyarakat keuntungan yang diperoleh didistribusikan kembali dalam
bentuk program atau kegiatan pembangunan lainnya.

Universitas Sumatera Utara

2. Pemberdayaan masyarakat selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik dalam
perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan.
3. Dalam melaksanakan program pemberdayaan masyarakat, kegiatan pelatihan
merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik.
4. Dalam implementasinya, usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber
daya, khususnya dalam hal pembiayaan baik yang berasal dari pemerintah, swasta
maupun sumber-sumber lainnya.

5. Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung
antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan kepentingan masyarakat
yang bersifat mikro (Adi, 2008).
Pemahaman mengenai konsep pemberdayaan tidak bisa dilepaskan dari
pemahaman mengenai siklus pemberdayaan itu sendiri, karena pada hakikatnya
pemberdayaan adalah sebuah usaha berkesinambungan untuk menempatkan
masyarakat menjadi lebih proaktif dalam menentukan arah kemajuan dalam
komunitasnya sendiri. Artinya program pemberdayaan tidak bisa hanya dilakukan
dalam satu siklus saja dan berhenti pada suatu tahapan tertentu, akan tetapi harus terus
berkesinambungan dan kualitasnya terus meningkat dari satu tahapan ke tahapan
berikutnya.
Partisipasi masyarakat adalah keikutsertaan masyarakat dalam proses
pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada dimasyarakat, pemilihan dan
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevaluasi perubahan yang terjadi. Partisipasi digunakan untuk menggambarkan

Universitas Sumatera Utara

proses pemberdayaan (empowering process). Dalam hal ini, partisipasi dimaknai

sebagai suatu proses yang memampukan (enable) masyarakat lokal untuk melakukan
analisis masalah mereka, memikirkan bagaimana cara mengatasinya, mendapatkan
rasa percaya diri untuk mengatasi masalah, mengambil keputusan sendiri tentang
alternatif pemecahan masalah apa yang ingin mereka pilih (Adi, 2008).
Berdasarkan uraian diatas, maka hasil dari sebuah upaya pemberdayaan akan
sangat tergantung dari kondisi masyarakat dan peran serta semua stakeholder yang
terlibat dalam program pemberdayaan tersebut. Partisipasi masyarakat yang masuk
dalam keanggotaan koperasi juga sangat diperlukan dalam kelancaran kegiatan
perkoperasian. Saat suatu program di selenggarakan maka yang menjadi sasaran
utamanya adalah anggota khususnya dan masyarakat pada umumnya. Hal ini
dikarenakan prinsip koperasi “dari,oleh dan untuk anggota” maka diperlukan
keikutsertaan ataupun peran aktif dari anggota koperasi untuk kelancaran kegiatan
koperas (Ropke, 2012).

2.4 Struktural Fungsional
Secara sosiologis terjadinya suatu pembangunan pada masyarakat memiliki
kaitan yang erat dengan teori fungsionalisme struktural.Teori ini menjelaskan tentang
adanya suatu struktur yang saling berkaitan dalam suatu masyarakat dan juga teori ini
menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan di
masyarakat.Masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian
yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada

Universitas Sumatera Utara

suatu bagian masyarakat akan membawa perubahan juga terhadap bagian yang lain.
Semua peristiwa dan semua stuktur adalah fungsional pada masyarakat.
Robert K.Merton mengemukakan bahwa:
1. Fungsi adalah akibat-akibat yang dapat diamati yang menuju adaptasi atau
penyesuaian dalam suatu sistem.
2. Disfungsi adalah akibat-akibat negative yang muncul dalam penyesuaian suatu
sistem.
3. Fungsi manifest adalah fungsi yang diharapakan.
4. Fungsi laten adalah fungsi yang tidak diharapkan (Ritzer, 2010)
Suatu pranata tertentu dapat fungsional terhadap suatu unit tertentu dan
sebaliknya disfungsional terhadap unit sosial lain. Sehingga dalam koperasi tidak
lepas dari teori Robert K.Merton, bahwa terdapat kesaling terkaitan antar sesama
anggota, dan anggota dengan pengurus koperasi dengan menuju suatu tujuan yang
sama.
Menurut Robert K.Merton konsekuensi-konsekuensi objektif dari individu
dalam perilaku itu ada yang mengarah pada integrasi dan keseimbangan atau disebut
dengan fungsi manifest, tetapi ada pula konsekuensi- konsekuensi objektif dari
individu dalam perilaku itu yang tidak diketahui. Oleh karena itu, menurut
pendapatnya konsekuensi-konsekuensi objek dari individu dalam perilaku tersebut ada
yang bersifat fungsional dan ada pula yang bersifat disfungsional. Ia juga
mengemukakan tentang non fungsi, yang didefenisikan sebagai konsekuensi yang

Universitas Sumatera Utara

tidak relevan bagi suatu sistem. Karena masyarakat begitu kompleks dan saling
berhubungan, maka mustahil meramalkan secara tepat semua akibat dari suatu
tindakan. Lembaga ini mempunyai fungsi manifest yang merupakan tujuan lembaga
yang diakui dan mempunyai fungsi laten yang merupakan hasil yang tidak
dikehendaki dan mungkin tidak diakui (Ritzer, 2010)
Menurut Robert K. Merton, secara sederhana fungsi manifest adalah suatu
yang dikehendaki dan diterima oleh para partisipan dalam suatu tindakan. Sesuatu itu
dikehendaki karena sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya suatu lembaga ekonomi
harus menghasilkan dan mendistribusikan kebutuhan pokok dan mengarahkan arus
modal ketempat yang membutuhkan. Fungsi manifest adalah jelas,diakui dan biasanya
di puji. Terdapat beberapa konsekuensi lembaga yang tidak dikehendaki dan tidak
dapat diramalkan. Lembaga ekonomi tidak hanya memproduksi dan mendistribusikan
kebutuhan pokok, tetepi kadang kadang juga meningkatkan pengangguran dan
pemberdayaan kekayaan.Dalam artian singkat fungsi laten adalah sesuatu yang tidak
dikehendaki dan tidak diterima oleh para partisipan karena tidak sesuai dengan tujuan
organisasi (Ritzer, 2010).

2.5 Penelitian Terdahulu
Berdasarkan temuan peneliti, ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan
penelitian ini diantaranya :

Universitas Sumatera Utara

1. Fungsi Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Nelayan
Danau (Studi Deskriptif Pada Nelayan di Desa Hutalontung, Kecamatan
Muara, Kabupaten Tapanuli Utara).
Penelitian ini dilakukan oleh Ricat Rajagukguk. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk mengetahui bagaimana fungsi koperasi simpan pinjam dalam
meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan yang tergabung dalam
koperasi sada tahi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif dengan melakukan
teknik pengumpulan data melalui observasi dan wawancara mendalam.
Kemudian data yang diperoleh dianalisis untuk mencari hubungan atas
jawaban dari informan sehingga mencapai tujuan penelitian.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari
responden yang merupakan anggota koperasi simpan pinjam sada tahi
mengakui bahwa koperasi sangat tepat untuk membantu para anggota dalam
mengatasi persoalan ekonomi. Peranan koperasi yang dijalankan berupa
pemberian modal pinjaman yang dikumpulkan para anggota melalui
simpanan pokok dan simpanan wajib juga dari berbagai sumber lainnya.
Keberhasilan koperasi terlihat dari keaadaan para anggota koperasi sebelum
dan sesudah menjadi anggota koperasi sada tahi.
2. KREDIT MIKRO DAN PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT
PEDESAAN (Study Komparatif Program Kredit Mikro Bank BRI dan Credit
Union di Kelurahan Pasar Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara)

Universitas Sumatera Utara

Penelitian ini dilakukan oleh Ignatius R.E. Sitohang. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui kredit mikro yang dilakukan oleh BRI Unit dan Credit
Union di Kelurahan Pasar Siborongborong. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan
komparatif, dengan teknik pengumpulan data studi kepustakaan, observasi,
dan wawancara.
Dari

hasil

penelitian

diketahui

strategi

pemberdayaan

dan

implementasi program yang dilakukan oleh BRI Unit adalah bisnis usaha
mikro, kecil dan menengah dan masyarakat yang membutuhkan modal dan
investasi

dengan

pendekatan

komersil

sebagaimana

prinsip-prinsip

perbankkan yang sehat pada umumnya. Peminjam harus mempunyai usaha
yang akan dikembangkan melalui pinjaman tersebut. Sedangkan pendekatan
Credit Union Satolop Siborongborong adalah masyarakat yang menjadi
anggota lebih mengkhususkan pada masyarakat kecil dan menengah yang
memerlukan modal kerja atau berusaha dengan pendekatan prinsip-prinsip
operasi koperasi kredit.

Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong )

0 112 118

Fungsi Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Toba (Studi Deskriptif: Koperasi Simpan Pinjam Sada Tahi di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

2 89 106

Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)

2 45 104

POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK KOPI BUBUK DI DESA SIBORONGBORONG I KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA.

1 12 22

PERAN PEMERINTAHAN DESA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI DESA SIBORONGBORONG KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA.

0 2 12

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT PADA PEMBANGUNAN PERDESAAN DI KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA.

0 5 18

Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)

0 0 12

Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)

0 0 2

Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)

0 0 10

Fungsi Lembaga Koperasi Dalam Pemberdayaan Petani Kopi (Study Deskriptif Pada Koperasi Satolop di Kelurahan Pasar Siborongborong, Tapanuli Utara)

0 0 3