Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong )

(1)

MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM

RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)

SKRIPSI

Diajukan guna melengkapi salah satu syarat ujian sarjana sosial dalam bidang Antropologi

Oleh

RICARDO PARLINDUNGAN SIAHAAN 060905006

Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Medan

2013


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ANTROPOLOGI

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui dipertahankan oleh :

Nama : Ricardo Parlindungan Siahaan

Nim : 060905006

Departemen : Antropologi

Judul : Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong )

Medan, Maret 2013

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

( Drs. Lister Berutu, MA )

Nip. 19680525 1998203 1 002

(Dr. Fikarwin Zuska) Nip. 19660071 7198703 1 005 Nip. 1962122 0198903 1 005

Dekan


(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

PERNYATAAN ORIGINALITAS

MODAL SOSIAL SEBAGAI SUATU ASPEK DALAM

RANGKA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

(Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam daftar pustaka.

Apabila kemudian hari terbukti lain atau tidak seperti yang saya nyatakan disini, saya bersedia diproses secara hukum dan siap menanggalkan gelar kesarjanaan saya.

Medan, Maret 2013


(4)

ABSTRAKSI

Ricardo Parlindungan Siahaan, 2013. Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Credit Union sebagai usaha pemberdayaan masyarakat. Untuk menggambarkan kajian ini, penulis memilih Credit Union Satolop yang berada di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Credit Union memberdayakan masyarakat dalam mencapai taraf hidup yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemberdayaan masyarakat yang diusahakan oleh Credit Union Satolop serta hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam usaha pemberdayaan ini, peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi.

Dalam usahanya mengurangi angka kemiskinan, Credit Union Satolop mengambil langkah dengan memberdayakan anggotanya, pemberdayaan dilakukan melalui pembinaan dan pendidikan. Tujuan pembinaan dan pendidikan ini adalah untuk memberikan anggotanya pengetahuan dalam mengidentifikasi diri anggota itu sendiri untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bantuan modal yang diperoleh anggota dari Credit Union Satolop ini membawa angin segar bagi pemenuhan kebutuhan anggota untuk dapat memperoleh modal usaha. Bantuan yang diperoleh oleh anggota ini juga dimanfaatkan untuk modal pertanian, membiayai pendidikan anak, membangun rumah, modal untuk upacara pertanian, membayar hutang, dan membeli tanah dan alat transportasi.Hasil temuan dilapangan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hidup masyarakat setelah menjadi anggota dibandingkan dengan sebelum bergabung di Credit Union Satolop ini.

Dalam usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CU. Satolop ini tidak jarang ditemui adanya berbagai hambatan-hambatan yang dapat mengganggu proses pelaksanaan kegiatan yang diusahakan oleh Credit Union Satolop, seperti kurangnya kesadaran anggota dalam mengikuti program pembinaan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh CU. Satolop Siborongborong , pemanfaatan pinjaman yang tidak sesuai dengan tujuan yang dimohonkan, sehingga oleh CU. Satolop Siborongborong diperlukan adanya monitoring untuk pemanfaatan pinjaman oleh anggota agar dapat bermanfaat dengan baik guna kesejahteraan seluruh anggota CU. Satolop Siborongborong.


(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yesus Kristus sebagai yang Maha Kudus, karena atas rahmat-Nya yang senantiasa menyertai dan menaungi penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan juga penyusunan skripsi ini, yang berjudul “Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)”.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sayarat guna memperoleh gelar sarjana dari departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah diraih tidak terlepas dari dukungan moriil dan materiil berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini saya hendak menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Ibunda saya yang tercinta G. Siregar dan Ayahku T. Siahaan (OP. Mutiara Siahaan), Uda Appudan Pahala Siahaan, geng SP (Sude Parengge-rengge) Mega Silaban, Tigor Marbun, Opung OP Nababan atas doa dan segala perhatian yang diberikan kepada saya selama penulisan skripsi ini. Kepada saudara-saudaraku Eflin Novalita, James Frengki dan Dedi Friady yang sibuk di hanggar keep consentration !!, Irene dan Putri Mentari mari kita berlomba menjadi yang terbaik. Tidak lupa juga istri tercinta Erni Roniah maminya si kecil Mutiara Siahaan yang selalu setia mendampingi dan menemani penulis selama penulisan skripsi ini dan juga ibu mertua R. Simanjutak dan semua lae-lae yang tetap memberi semangat dan


(6)

Mengingat keterbatasan kemampuan, waktu, dan pengetahuan, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak mungkin dapat selesai dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Dengan segala kerendahan hati penulis juga mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada bapak : Prof.Dr. Badarudin, M.Si selaku Dekan FISIP Universitas Sumatera Utara, Bapak Dr. Fikarwin Zuska selaku ketua departemen Antropologi, Bapak Drs. Agustrisno selaku sekretaris departemen Antropologi, Bapak Drs. Lister Berutu, MA selaku dosen pembimbing penulis selama mengerjakan skripsi ini hingga selesasi. Bapak Drs. Edi Saputra selaku dosen wali penulis, serta seluruh dosen di FISIP USU khususnya dosen dari departemen Antropologi Universitas Sumatera Utara yang pernah membimbing penulis dalam setiap mata kuliah, dan semua staf administrasi di FISIP USU.

Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman satu angkatan ‘06 Looksun, Firman, Riki, Charles, Hemalea, Alfian, Umar Abdillah, Maria Silalahi, Santa, Hardy Simaremare, Nelson Siahaan, Edy, Mardi Atjeh dan seluruh teman-teman di FISIP USU yang telah memberi warna baru selama kuliah dan penulisan skripsi ini. Teman-teman satu profesi CFP di PRUDENTIAL - PRU Aini Merbau Mas, dr. Linda, dr. Arifin, dr. Ai Yet, Kaisar Angga Sinulingga, thanks for your motivation and support. Who are we? We Are PRU Aini.

Tidak lupa pula penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Hosman Hutabalian selaku Ketua CU. Satolop Siborongborong yang telah memberi ijin kepada penulis untuk dapat melakukan penelitian sehingga penelitian ini dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada kendala yang berarti, Windray


(7)

Simanjutak selaku staf di CU. Satolop Siborongborong dan teman satu angkatan di SMA Negeri 1 Siborongborong terima kasih telah bersedia menjadi guide dan teman selama pelaksanaan penelitian ini.

Penulis telah mencurahkan segala kemampuan, tenaga, pikiran serta waktu dalam menyelesaikan skripsi ini, namun demikian skripsi ini masih memilki banyak kekurangan, untuk itu dengan segala kerendahan hati sebagai manusia biasa, penulis mengharapkan saran, dan kritik yang sifatnya membangun demi menuju kesempurnaan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan menjadi khazanah kepustakaan.

Medan, Maret 2013 Penulis


(8)

RIWAYAT HIDUP

Ricardo Parlindungan Siahaan, anak pertama dari enam bersaudara, dari pasangan T. Siahaan dan G. Siregar. Lahir pada tanggal 23 April 1986 di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Pendidikan ditempuh di SD Negeri 5 Siborongborong dan menyelesaikannya pada tahun 1998, SLTP Katolik Santo Yoseph Lintong Ni Huta menjadi sekolah lanjutan pertama setelah menyelesaikan tingkat pendidikan dasar, setelah menyelesaikan pendidikan lanjutan pertama pada tahun 2001 penulis melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA N 1 Siborongborong sampai dengan tahun 2004. Penulis mulai mengikuti pendidikan perguruan tinggi di departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara setelah berhasil lolos seleksi SNMPTN pada tahun 2006.

Saat ini penulis aktif sebagai bagian dari organisasi mahasiswa PPPS (Perhimpunan Pemuda Pemudi Siborongborong), KISUT (Kicaumania SUMUT) sebuah komunitas pecinta burung kicauan di Medan, komunitas online KASKUS. Penulis saat ini juga aktif menggeluti dunia bisnis asuransi dengan menjadi bagian dari PT. Prudential, agency PRU Aini Merbau Mas, sebuah lembaga keuangan yang bergerak dalam bidang asuransi, perencanaan keuangan dan investasi, sebagai agent berlisensi dari AAJI.


(9)

(10)

KATA PENGANTAR

Skripsi ini merupakan salah satu syarat dalam menyelesaikan studi di departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara, Medan. Untuk memenuhi persyaratan tersebut saya telah menyusun sebuah skripsi dengan judul : “ Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)”.

Dalam skripsi ini saya menulis tentang sejarah berdirinya Credit Union Satolop di Kecamatan Siborongborong pada tanggal 28 Januari 1975 sebagai akibat dari adanya kesulitan ekonomi yang dialami masyarakat Siborongborong yang dominan berprofesi sebagai petani dalam mengakses sumber modal sebagai akibat dari tidak adanya jaminan yang cukup pinjaman tersebut. Sehingga mengakibatkan para petani terpaksa harus rela meminjam dari renteiner lewat sistem ijon yang masih marak pada masa itu. Hal ini akhirnya mengakibatkan masyarakat tetap berada dalam masalah keuangan tanpa adanya solusi yang jelas atas permasalahan keuangan yang dialami oleh masyarakat tersebut.

Keberadaan Credit Union Satolop Siborongborong pada awalnya hanya terdiri dari beberpa orang saja yang bersedia untuk mengumpulkan sebagaian dari uang mereka untuk dapat digunakan oleh anggota bilamana salah satu dari mereka membutuhkan dana tersebut. Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan Credit Union Satolop Siborongborong pada saat ini bertumbuh semakin besar dan kuat dengan kepemilikan aset yang mencapai miliaran Rupiah. Hal ini merupakan


(11)

hasil yang diperoleh Credit Union Satolop dari adanya saling percaya dan kerjasama antar anggota di dalam Credit Union Satolop ini, sehingga mampu memberikan manfaat yang sangat besar dalam bidang keuangan bagi semua anggota didalamnya.

Akhirnya, saya berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Maret 2013 Penulis

Ricardo Parlindungan Siahaan


(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN ORIGINALITAS

ABSTRAKSI ... i

UCAPAN TERIMA KASIH ... ii

RIWAYAT HIDUP ... v

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Tinjauan Pustaka ... 6

1.3 Rumusan Masalah ... 13

1.4 Maksud dan Tujuan Penulisan ... 14

1.4.1 Tujuan Penulisan ... 14

1.4.2 Manfaat Penulisan ... 14

1.5 Kerangka penulisan ... 15

1.6 Metode Penelitian ... 15

1.6.1 Tipe dan pendekatan Penelitian ... 16

1.6.2 Alokasi Waktu di lapangan ... 18

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ... 21

2.1 Letak Geografis Lokasi Penelitian ... 21

2.2 Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong ... 21

2.3 Sarana dan Prasarana ... 23

2.4 Gambaran Umum Credit Union Satolop Siborongborong ... 25

2.4.1 Visi, Misi, dan Sasaran Credit Union Satolop ... 26

2.4.2 Keorganisasian CU Satolop Siborongborong ... 26

2.4.3 Bidang Usaha Credit Union Satolop ... 40

2.4.4 Mitra Usaha Credit Union Satolop ... 59

BAB III MODAL SOSIAL DALAM CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG ... 62

3.1 Sosialisasi Dalam Credit Union Satolop Siborongborong ... 62

3.2 Tiga Pilar Credit Union Sebagai Modal Pembangunan ... 64

3.2.1 Membangun Melalui Pendidikan ... 65

3.2.2 Pembangunan Manusia Melalui Credit Union ... 67

3.3 Modal Kepercayaan Dalam CU Satolop Siborongborong ... 69


(13)

3.4 Pemberdayaan Masyarakat oleh Credit Union Satolop ... 71

3.4.1 Parameter pemberdayaan masyarakat ... 74

3.4.2 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Ekonomi ... 75

3.4.3 Pemberdayaan Masyarakat Dalam Bidang Sosial ... 77

3.4.4 Kendala Dalam Usaha Pemberdayaan Masyarakat ... 82

BAB IV MANFAAT DAN KASUS YANG DIALAMI OLEH ANGGOTA DI CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG ... 85

4.1 Credit Union Satolop Sebagai Sumber Modal Usaha ... 85

4.2 CU. Satolop Siborongborong Sebagai Sumber Modal Pemberdayaan 88 4.3 Kendala dan Tantangan yang Ada ... 90 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... xcvi 5.1 Kesimpulan ... xcvi 5.2 Saran ... xcviii DAFTAR PUSTAKA ... ci LAMPIRAN ... ciii DAFTAR GAMBAR ... cxix


(14)

DAFTAR TABEL

TABEL II-1 SKEMA ORGANISASI CU. SATOLOP SIBORONGBORONG ... 28 TABEL II-2 DATA PERKEMBANGAN CREDIT UNION SATOLOP SIBORONGBORONG SEJAK TAHUN 2004 S/D 2011 ... 44 TABEL II-3 DATA PINJAMAN DI CREDIT UNION SATOLOP TAHUN 2012 ... 53 TABEL IV-1 MATRIKS PEMBERDAYAAN CREDIT UNION SATOLOP ... 94 TABEL 0-1 KOMPOSISI PENDUDUK KECAMATAN SIBORONGBORONG BERDASARKAN JENIS KELAMIN PER DESA/ KELURAHAN ... CXVIII


(15)

ABSTRAKSI

Ricardo Parlindungan Siahaan, 2013. Modal Sosial Sebagai Suatu Aspek Dalam Rangka Pemberdayaan Masyarakat (Studi Kasus Credit Union Satolop Siborongborong)

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Credit Union sebagai usaha pemberdayaan masyarakat. Untuk menggambarkan kajian ini, penulis memilih Credit Union Satolop yang berada di Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. Fokus permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana Credit Union memberdayakan masyarakat dalam mencapai taraf hidup yang lebih baik. Metode penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang pemberdayaan masyarakat yang diusahakan oleh Credit Union Satolop serta hal-hal yang dapat menjadi penghambat dalam usaha pemberdayaan ini, peneliti menggunakan metode wawancara dan observasi.

Dalam usahanya mengurangi angka kemiskinan, Credit Union Satolop mengambil langkah dengan memberdayakan anggotanya, pemberdayaan dilakukan melalui pembinaan dan pendidikan. Tujuan pembinaan dan pendidikan ini adalah untuk memberikan anggotanya pengetahuan dalam mengidentifikasi diri anggota itu sendiri untuk dapat meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Bantuan modal yang diperoleh anggota dari Credit Union Satolop ini membawa angin segar bagi pemenuhan kebutuhan anggota untuk dapat memperoleh modal usaha. Bantuan yang diperoleh oleh anggota ini juga dimanfaatkan untuk modal pertanian, membiayai pendidikan anak, membangun rumah, modal untuk upacara pertanian, membayar hutang, dan membeli tanah dan alat transportasi.Hasil temuan dilapangan menunjukkan bahwa terdapat peningkatan hidup masyarakat setelah menjadi anggota dibandingkan dengan sebelum bergabung di Credit Union Satolop ini.

Dalam usaha pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh CU. Satolop ini tidak jarang ditemui adanya berbagai hambatan-hambatan yang dapat mengganggu proses pelaksanaan kegiatan yang diusahakan oleh Credit Union Satolop, seperti kurangnya kesadaran anggota dalam mengikuti program pembinaan dan pendidikan yang dilaksanakan oleh CU. Satolop Siborongborong , pemanfaatan pinjaman yang tidak sesuai dengan tujuan yang dimohonkan, sehingga oleh CU. Satolop Siborongborong diperlukan adanya monitoring untuk pemanfaatan pinjaman oleh anggota agar dapat bermanfaat dengan baik guna kesejahteraan seluruh anggota CU. Satolop Siborongborong.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Permasalahan yang sering dihadapi masyarakat dengan ekonomi lemah adalah sempitnya akses terhadap sumber keuangan yang melayani pemberian kredit usaha. Bank yang seyogianya menjadi harapan terakhir guna memperoleh sokongan dana usaha tidak serta-merta dapat mengabulkan pengajuan pinjaman yang dilakukan oleh masyarakat sebagai akibat dari kebijakan bank yang mengharuskan beberapa persyaratan dalam prosesnya. Salah satu kebijakan ini diantaranya adalah keharusan adanya jaminan berupa materi yang memiliki nilai sesuai dengan besar pinjaman yang mereka ajukan, ditambah lagi dengan adanya perjanjian-perjanjian yang dalam prosedurnya tidak seluruhnya dapat dipahami oleh masyarakat awam. Minimnya modal usaha yang mereka miliki maka, kesempatan untuk melakukan diversifikasi usaha yang diharapkan mampu meningkatkan taraf hidup mereka semakin jauh dari harapan.

Banyaknya pilihan terhadap lembaga keuangan yang melayani transaksi simpan-pinjam pada saat ini, turut mempengaruhi pola pikir masyarakat dalam menentukan pilihan terhadap lembaga keuangan yang menurut mereka dapat memberi kemudahan dan keringanan serta rasa aman dalam proses simpan-pinjam yang mana lembaga keuangan ini salah satunya adalah KOPDIT.

Credit Union atau KOPDIT merupakan salah satu bentuk kegiatan KOPDIT yang dalam usahanya bergerak dalam melayani simpan-pinjam dimana KOPDIT ini berawal dari keinginan masyarakat untuk bersatu dan mengumpulkan dana


(17)

milik mereka. Kepengurusan Credit Union ini seluruhnya dikelola oleh masyarakat yang menjadi anggota, dana diperoleh dari masyarakat yang menjadi anggota dan dimanfaatkan terutama untuk kepentingan anggotanya. Dana yang dikumpulkan dari masyarakat ini selanjutnya dikelola oleh pengurus yang dipilih dari anggota melalui serangkaian proses pemilihan yang dilakukan secara berkala dan memperoleh kepercayaan dari seluruh anggota.

Salah satu fungsi dari KOPDIT ini adalah mengakomodasi kebutuhan anggotanya dalam hal pemberian modal usaha untuk anggota-anggotanya sesuai dengan prinsip-prinsip KOPDIT. Hal ini menjadi salah satu ciri yang membedakan lembaga keuangan Bank dengan KOPDIT (KOPDIT ), dimana dana yang ada di KOPDIT ini pada dasarnya diperoleh dari anggota dan diperuntukkan hanya untuk anggota.

Dengan adanya fungsi-fungsi yang hampir memiliki kesamaan dengan bank yang sama-sama bergerak dalam usaha simpan -pinjam, sehingga oleh masyarakat banyak KOPDIT ini tidak jarang disamakan dengan Bank. Hal ini turut menjadi faktor yang mempengaruhi pola pikir mereka dalam memutuskan pilihan mereka untuk menjadi anggota KOPDIT.

Dengan prinsip-prinsip KOPDIT yang menjadi pedoman dalam menjalankan kegiatan usaha mereka maka keberadaan dan manfaat yang ada di dalam KOPDIT ini dominan berpihak kepada masyarakat yang menjadi anggota dibanding dengan lembaga keuangan lainnya. Dalam hal ini masyarakat yang menjadi anggota tidak hanya menjadi kelompok/ pihak yang sekedar menyetorkan sisa dari modal yang


(18)

berlangsungnya kegiatan usaha KOPDIT ini. Adanya keuntungan dan kerugian yang terjadi dalam usaha KOPDIT merupakan konsekuensi yang akan ditanggung bersama oleh seluruh anggota di dalamnya.

Dalam Credit Union anggota merupakan komponen utama dimana mereka menjadi sumber modal, pengelola dan menjadi pengguna modal yang ada dalam KOPDIT ini. Demikian juga halnya dengan Credit Union Satolop, anggota merupakan komponen utama yang sekaligus pemilik dan sumber modal dimana mereka menginginkan lembaga ini menjadi pihak yang mampu meningkatkan usaha dan taraf hidup para individunya melalui partisipasi mereka dalam berbagai wujud kegiatan-kegiatan yang ada dalam KOPDIT Satolop ini.

Credit Union Satolop di Siborongborong yang terbentuk pada tanggal 28 Januari 1975 pada awalnya adalah KOPDIT yang menghimpun dana dari masyarakat dengan golongan ekonomi lemah yakni para petani dan pedagang kecil. Kelompok masyarakat ini mengalami berbagai kesulitan dalam hal mengakses sumber keuangan seperti bank. Dalam aktifitasnya KOPDIT ini menghimpun dana dari masyarakat di Kecamatan Siborongborong dan sekitarnya.

Anggota di KOPDIT ini pada umumnya bekerja pada sektor pertanian dan perdagangan. Selanjutnya dana yang dikumpulkan oleh masyarakat ini dikelola untuk digunakan dalam membantu anggotanya yang membutuhkan bantuan dana melalui pemberian pinjaman dengan besaran bunga serta denda keterlambatan pengembalian pinjaman yang telah ditentukan sebelumnya.

Credit Union Satolop bergerak dalam usaha simpan pinjam sehingga oleh masyarakat fungsinya dianggap sama dengan Bank, merupakan salah satu


(19)

lembaga simpan pinjam yang dari segi ukuran jumlah kepemilikan aset berupa gedung permanen berlantai tiga di Jl. Sisingamangaraja No. 194-196 Siborongborong yang difungsikan sebagai pusat pelaksanaan kegiatan usaha, dibentuknya wirausaha koperasi (WIRAKOP), dan jumlah anggota yang tiap tahunnya bertambah dapat dikatakan berhasil dalam menjalankan fungsinya dalam kegiatan usahanya. Keberhasilan dari KOPDIT ini merupakan hasil dari adanya partisipasi serta rasa percaya anggota yang tinggi terhadap proses dan kinerja yang berlangsung secara berkelanjutan dalam kegiatan usaha yang dilakukan.

Rasa percaya, tanggung jawab serta peran serta dari seluruh anggota terhadap berlangsungnya usaha KOPDIT merupakan salah satu wujud modal sosial yang dimiliki oleh KOPDIT yang dapat didayakan guna memberdayakan anggotanya untuk mencapai masyarakat yang mandiri serta terbebas dari kemiskinan.

Modal sosial mampu menjadi suatu faktor yang memiliki kekuatan dalam menentukan arah dan keberhasilan dari suatu program maupun kegiatan yang dilakukan oleh anggota masyarakat yang terkait di dalamnya. Hal ini disebabkan karena modal sosial merupakan suatu komplemen yang terbentuk dari hubungan antar individu-individu yang memungkinkan terciptanya nilai-nilai baru, serta suatu rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan norma, kepercayaan sosial, sehingga kerjasama dan kebijakan bersama dapat terjalin secara efektif dan efisien.

Di berbagai daerah perkembangan KOPDIT ini cukup pesat, salah satu Credit Union yang dalam kinerjanya mampu memberdayakan anggotanya adalah Credit


(20)

pemberian modal usaha kepada para pedagang untuk percepatan pengembangan usaha para anggotanya yang menekuni usaha dagang, dimana sebelum dana ini diberikan kepada anggotanya proses pertama yang harus dilalui adalah menjalani pendidikan profesi khusus pedagang.

Sehingga dengan demikian diharapkan anggotanya akan mampu menggunakan modal yang diterimanya sesuai dengan tujuan awalnya. Selain dalam pemberdayaan ekonomi Credit Union ini juga memberdayakan anggotanya khususnya kaum wanita dengan melibatkan mereka dalam kegiatan usaha seperti menjadi kepala unit dalam kegiatan yang dijalankan oleh Credit Union ini sehingga mampu menciptakan kesetaraan gender.

Kekuatan modal sosial selain dalam Credit Union sebagai sesuatu yang mengikat dan memperarat serta memperkuat daya yang dimiliki oleh masyarakat juga dapat dilihat dalam pengelolaan lubuk larangan di daerah Kabupaten Mandailing Natal.

Dalam pengelolaan Lubuk Larangan di daerah Kabupaten Mandailing Natal (Lubis Z. , 1999) mereka mampu melakukan pengelolaan aliran anak sungai Batang Gadis menjadi milik komunal, sebagian aliran sungai yang melintasi wilayah suatu desa oleh penduduk desa tersebut berdasarkan kesepakatan bersama ditetapkan sebagai wilayah yang terlarang untuk diambil hasil ikannya selama jangka waktu tertentu (berkisar 6-12 bulan), setelah lewat masa ini maka ikan dapat diambil dan hasil pengelolaan lubuk larangan tersebut akan digunakan untuk berbagai keperluan pembangunan desa dan fasilitas lainnya.


(21)

Sistem pengelolaan lubuk larangan ini mampu bertahan hingga puluhan tahun didasari oleh kuatnya modal sosial yang tumbuh di dalam masyarakat dimana mereka mampu menanam dan mengembangkan modal sosial dalam sistem pengelolaan lubuk larangan.

1.2Tinjauan Pustaka

Kegiatan tolong menolong sudah lama dikenal oleh masyarakat Indonesia, yang secara nyata dapat dilihat dari salah satu suku bangsa yang ada di Indonesia yang hidup dari bercocok tanam di lading yakni suku bangsa Sumbawa. Interaksi ini terjadi berdasarkan pola tindakan tertentu yang disebut sistem sosial. Sistem-sistem sosial itu terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang berinteraksi, berhubungan serta bergaul satu dengan lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan tata kelakuan (Koentjaraningrat, 1991).

Kebudayaan sebagai sebuah konsep yang menyatu dalam kehidupan manusia selalu berhubungan dengan kebutuhan hidupnya. Kebudayaan yang merupakan seperangkat sistem pengetahuan atau sistem gagasan yang berfungsi menjadi pedoman bagi sikap dan perilaku manusia sebagai anggota atau warga dari kesatuan sosial, tumbuh, berkembang dan berubah sesuai dengan kebutuhan hidup manusia (Sairin & Hudayana, 2001).

Brownislaw Malinowski dalam Sairin, 2001, mengatakan bahwa kebutuhan hidup manusia itu dapat dibagi pada tiga kategori besar yaitu kebutuhan yang berkaitan dengan biologis, sosial dan psikologis. Walaupun ketiga kebutuhan itu tampak terpisah namun sebenarnya ketiganya adalah tiga serangkai yang tidak


(22)

Jousari Hasbullah dalam bukunya “Social Capital (Menuju Keunggulan Budaya Manusia Indonesia : 2006)” mensistesiskan beberapa teori dari ahli mengenai Modal Sosial diantaranya :

James Coleman mengartikan modal sosial (social capital) sebagai struktur hubungan antar individu-individu yang memungkinkan mereka menciptakan nilai-nilai baru

Eva Cox memaknai modal sosial sebagai sebuah proses. Sebuah rangkaian proses hubungan antar manusia yang ditopang oleh jaringan norma, kepercayaan sosial, sehingga kerjasama dan kebijakan bersama dapat terjalin secara efektif dan efisien

Robert D. Putnam menyatakan komponen modal sosial terdiri dari kepercayaan ('trust’), aturan-aturan ('norms') dan jaringan-jaringan kerja ('networks’) yang dapat memperbaiki efisiensi dalam suatu masyarakat melalui fasilitas tindakan-tindakan yang terkordinasi. Lebih lanjut dikatakan Putman bahwa kerjasama lebih mudah terjadi di dalam suatu komunitas yang telah mewarisi sejumlah modal sosial dalam bentuk aturan-aturan, pertukaran timbal balik dan jaringan-jaringan kesepakatan antar warga

Menurut Bordieau, modal sosial adalah keseluruhan sumberdaya aktual dan potensial sekaligus, terkait dengan hubungan kelembagaan yang berpangkal pada saling kenal dan mengakui.

Burt mendefinsikan, modal sosial adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain dan selanjutnya menjadi


(23)

kekuatan yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi akan tetapi juga setiap aspek eksistensi sosial yang lain

Cohen dan Prusak L. (2001), modal sosial adalah sebagai setiap hubungan yang terjadi dan diikat oleh suatu kepercayaan (trust), kesaling pengertian (mutual understanding), dan nilai-nilai bersama (shared value) yang mengikat anggota kelompok untuk membuat kemungkinan aksi bersama dapat dilakukan secara efisien dan efektif. Senada dengan Cohen dan Prusak L., Hasbullah (2006) menjelaskan, modal sosial sebagai segala sesuatu hal yang berkaitan dengan kerja sama dalam masyarakat atau bangsa untuk mencapai kapasitas hidup yang lebih baik, ditopang oleh nilai-nilai dan norma yang menjadi unsur-unsur utamanya seprti trust (rasa saling mempercayai), keimbal-balikan, aturan-aturan kolektif dalam suatu masyarakat atau bangsa dan sejenisnya

Adapun dimensi dari modal sosial adalah memberikan penekanan pada kebersamaan masyarakat untuk mencapai tujuan memperbaiki kualitas hidupnya, dan senantiasa melakukan perubahan dan penyesuaian secara terus menerus. Di dalam proses perubahan dan upaya mencapai tujuan tersebut, masyarakat senantiasa terikat pada nilai-nilai dan norma-norma yang dipedomani sebagai acuan bersikap, bertindak, dan bertingkah-laku, serta berhubungan atau membangun jaringan dengan pihak lain.

Modal sosial menurut Fukuyama adalah merupakan hubungan-hubungan yang tercipta dan norma-norma yang membentuk kualitas dan kuantitas hubungan sosial dalam masyarakat dalam spektrum yang luas, yaitu sebagai perekat sosial


(24)

bersama-sama. Modal sosial ditransmisikan melalui mekanisme-mekanisme kultural, seperti agama, tradisi, atau kebiasaan sejarah (Fukuyama, 2005).

Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam proses perencanaan dan pembuatan keputusan tentang apa yang dilakukan, dalam pelaksanaan program dan pengambilan keputusan untuk berkontribusi sumberdaya atau bekerjasama dalam organisasi atau kegiatan khusus, berbagi manfaat dari program pembangunan dan evaluasi program pembangunan (Setiana, 2005).

Credit Union berasal dari bahasa latin yakni Credere yang berarti percaya dan Union yang berarti kumpulan/kesatuan (mengikat diri dalam suatu kesatuan). Credit Union adalah badan usaha yang dimiliki oleh sekumpulan orang yang saling percaya dalam ikatan pemersatu, yang bersepakat untuk menabungkan uang mereka sehingga menciptakan modal bersama guna dipinjamkan di antara sesama mereka dengan bunga yang layak untuk tujuan produktif dan kesejahteraan (WIKIPEDIA Ensiklopedia Bebas, 2012).

Dalam Credit Union tidak dikenal dengan istilah pemilik modal utama atau pemegang saham mayoritas, karena di Credit Union setiap anggota adalah sebagai pemilik sekaligus pengguna dari produk-produk Credit Union.

Sejak awal kata kepercayaan (credere=credit) dan kumpulan (union) menjadi jiwa atas laju lalu lintas setiap anggota di Credit Union, dan jiwa inilah yang dimaksud dengan modal sosial. Pada bingkai kesejahteraan, Credit Union menjadi media atas pencapaian cita-cita setiap anggotanya. Sehingga aspek hasil dari mata pencaharian menjadi aset penting dalam menjamin keberlanjutan keuangan keluarga setiap anggota di Credit Union. Kekuatan modal sosial secara umum


(25)

akan membawa dampak positif jika pengelolaan jaringan dan komunikasi terawat; perlindungan antara sesama, bertetangga yang tidak saling menciderai dan kekeluargaan. Hubungan yang saling mendukung dengan makna saling percaya.

Seiring kekuatan yang terus dibangun akan muncul modal lain seperti modal manusia itu sendiri; pengetahuan dan keahlian, modal keuangan; tabungan, pensiun, penghasilan dan modal fisik; adanya kendaraan, rumah, komunikasi (CUAK, 2010).

Credit Union atau biasa disingkat CU adalah sebuah lembaga keuangan yang bergerak di bidang simpan pinjam yang dimiliki dan dikelola oleh anggotanya, dan bertujuan untuk menyejahterakan anggotanya sendiri. KOPDIT memiliki tiga prinsip utama yaitu:

1. Asas swadaya (tabungan hanya diperoleh dari anggotanya) 2. Asas setia kawan (pinjaman hanya diberikan kepada anggota)

3. Asas pendidikan dan penyadaran/ membangun watak adalah yang utama; hanya yang berwatak baik yang dapat diberi pinjaman (WIKIPEDIA Ensiklopedia Bebas, 2012).

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan KOPDIT atau Credit Union antara lain adalah :

1. KOPDIT akan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki ekonomi secara mandiri.

2. KOPDIT akan berkembang jika terdapat kebebasan (independensi) dan otonomi untuk berorganisasi.


(26)

3. Keberadaan KOPDIT akan ditentukan oleh proses pengembangan pemahaman nilai-nilai KOPDIT.

4. KOPDIT akan semakin dirasakan peran dan manfaatnya bagi anggota dan masyarakat pada umumnya jika terdapat kesadaran dan kejelasan dalam hal keanggotaan KOPDIT.

5. KOPDIT akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha yang : a. Luwes atau sesuai dengan kepentingan anggota,

b. Berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota, c. Berkembang sejalan dengan perkembangan usaha anggota,

d. Biaya transaksi antara KOPDIT dan anggota mampu ditekan lebih kecil dari biaya transaksi non-KOPDIT, dan

e. Mampu mengembangkan modal yang ada di dalam kegiatan KOPDIT dan anggota sendiri.

6. Keberadaan KOPDIT akan sangat ditentukan oleh kesesuaian faktor-faktor tersebut dengan karakteristik masyarakat atau anggotanya (WIKIPEDIA Ensiklopedia Bebas, 2012).

Edi Suharto dalam bukunya yang berjudul “Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat (Kajian Strategi Pembangunan Kesejahteraan Sosial dan Pekerjaan Sosial)” menjelaskan bahwasanya konsep pemberdayaan memiliki tujuan dan fungsi guna memberdayakan masyarakat untuk mencapai taraf hidup yang lebih baik, selain itu terdapat beberapa tujuan dari diadakannya pemberdayaan masyarakat serta faktor yang mempengaruhi keberhasilannya antara lain :


(27)

Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam : (a). Memenuhi kebutuhan dasarnya sehingga mereka memiliki kebebasan (freedom), dalam arti bukan saja bebas mengemukakan pendapat, melainkan bebas dari kelaparan, kebodohan: (b). Menjangkau sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan: (c) Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang mempengaruhi mereka.

Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan sebagai proses adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan. Sebagai tujuan, pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial; yaitu masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

Kategori masyarakat yang dapat dikelompokkan sebagai kelompok lemah atau tidak berdaya meliputi :


(28)

1. Kelompok lemah secara struktural, baik secara kelas, gender, maupun etnis.

2. Kelompok lemah khusus, seperti manula, anak-anak, remaja dan penyandang cacat.

3. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah pribadi atau keluarga

Sennett dan Cabb (1972) dan Conway (1979) menyatakan bahwa ketidakberdayaan disebabkan oleh beberapa faktor seperti : ketiadaan jaminan ekonomi, ketiadaan pengalaman dalam arena politik, ketiadaan akses terhadap informasi, ketiadaan dukungan finansial, ketiadaan pelatihan-pelatihan, dan adanya ketegangan fisik maupun emosional

Dalam pemberdayaan masyarakat yang terpenting adalah dimulai dengan bagaimana cara menciptakan kondisi, suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. Dalam mencapai tujuan pemberdayaan, berbagai upaya dapat dilakukan melalui berbagai macam strategi, diantara strategi tersebut adalah modernisasi yang mengarah pada struktur sosial, ekonomi dan budaya yang bersumber pada peran serta masyarakat setempat (Setiana, 2005, p. 6).

1.3Rumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini mengenai modal sosial dan pemberdayaan masyarakat oleh Credit Union satolop di Siborongborong yang mana juga dianggap memiliki fungsi sebagai bank. Sehingga yang menjadi pertanyaan dalam penelitian ini adalah :


(29)

1. Apa saja bentuk partisipasi anggota dalam kegiatan usaha Credit Union Satolop ?

2. Apa saja nilai-nilai sosial dalam Credit Union yang dapat berfungsi dalam pemberdayaan ekonomi dan sosial anggotanya?

3. Apa saja usaha pemberdayaan yang dilakukan oleh Credit Union Satolop Siborongborong?

1.4Maksud dan Tujuan Penulisan

1.4.1Tujuan Penulisan

Dari pemaparan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, menggambarkan dan menjelaskan bentuk dan jenis modal sosial yang terdapat di KOPDIT Credit Union Satolop . Serta bagaimana modal sosial ini dapat berperan di dalam memberdayakan masyarakat yang menjadi anggotanya agar mampu menjadi masayarakat yang mandiri.

1.4.2Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapakan akan diperoleh dari peneltian ini memiliki 2 manfaat penting yakni :

1. Akademis

Menambah bahan bacaan dan studi kepustakaan sebagai informasi dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan modal sosial serta pemberdayaan masyarakat dari sudut pandang ilmu Antropologi yang merupakan fokus kajian peneliti.


(30)

Memberi masukkan kepada praktisi-praktisi yang berhubungan dengan pemberdayaan masyarakat mengenai modal sosial dalam Credit Union yang mana mampu berperan dalam mendorong usaha-usaha pemberdayaaan anggotanya dan diharapkan mampu menjadi model dan masukan bagi usaha permberdayaan masyarakat yang bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang mandiri.

1.5Kerangka penulisan

Dalam tulisan ini terdapat 5 bab penulisan, dalam bab II akan dijelaskan mengenai gambaran lokasi penelitian di Kecamatan Siborongborong, komposisi dan mata pencaharian masayarakat Siborongborong. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai lembaga keuangan Credit Union Satolop dan bidang usahanya. Bab III berisikan modal sosial yang ada di dalam Credit Union Satolop serta manfaatnya dalam kehidupan dan kelangsungan dari lembaga keuangan Credit Union Satolop ini. Dalam bab IV dijelaskan tentang manfaat yang diperoleh oleh masyarakat setelah bergabung menjadi anggota dibandingkan sebelum menjadi anggota. Bab V berisikan kesimpulan dan saran dari penulis atas hasil penelitian yang dilakukan di Credit Union Satolop di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

1.6Metode Penelitian

Adapun daerah yang menjadi lokasi penelitian yang akan saya kaji adalah Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli utara. Karena di Kecamatan inilah keberadaan Credit Union Satolop yang menjadi subjek penelitian melakukan aktifitas usahanya setiap hari yakni transaksi simpan pinjaman


(31)

keuangan oleh masyarakat yang menjadi anggota Credit Union Satolop Siborongborong.

Berkenaan dengan penelitian ini sebagai studi deskriptif maka penelitian ini menjelaskan mengenai nilai-nilai di dalam Credit Union dan bagaimana Credit Union itu mampu memberdayakan masyarakat khususnya para anggotanya, serta mengambarkan tingkat kesejahteraan hidup masyarakat yang menjadi anggota Credit Union Satolop .

Hal ini senada dengan pengertian penelitian etnografi menurut James Spradley dalam bukunya Metode Etnografi bahwa etnografi merupakan pekerjaan mendeskripsikan suatu kebudayaan yang bertujuan untuk memahami suatu pandangan hidup dari sudut pandang penduduk asli.

1.6.1Tipe dan pendekatan Penelitian

Pada prinsipnya teknik pengumpulan data yang banyak digunakan adalah metode yang dapat mengakomodasi aspirasi dan keinginan dari informan yang ditemui, yaitu terutama dengan pendekatan kwalitatif seperti wawancara mendalam dan pengamatan.

Wawancara mendalam yakni tanya jawab yang langsung dilakukan dengan para informan terpilih yakni para pengurus aktif dan mantan pengurus, kelompok masyarakat yang ada di dalam Credit Union ini seperti kelompok petani, peternak dan pedagang yang memiliki pengetahuan yang dalam mengenai proses yang berlangsung di Credit Union Satolop.


(32)

dalam hal ini KOPDIT simpan-pinjam (Credit Union) Satolop serta hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan pemberdayaan yang dijalankan. Dengan demikian yang menjadi informan kunci dalam penelitian ini terdiri dari pengurus aktif dan mantan pengurus dari KOPDIT, serta anggota yang dianggap respek terhadap masalah yang diteliti. Jumlah informan yang dibutuhkan dalam penelitian direncanakan sekitar 5 (lima) orang dari anggota CU. Satolop Siborongborong dan 5 (lima) orang dari pengurus, namun tidak menutup kemungkinan jumlah informan yang dibutuhkan guna memperoleh informasi dapat lebih ataupun kurang dari perencanaan ini.

Wawancara dalam hal ini sifatnya semi terstruktur dimana pertanyaan- pertanyaan yang diajukan sifatnya tidak mengikat hanya pada interview guide yang telah dibuat tetapi dikondisikan dengan situasi yang ditemui pada saat wawancara dilakukan sehingga informan bebas memberikan jawaban tanpa batasan, sehingga dari informasi yang diberikan peneliti akan mendapatkan fakta-fakta serta opini dari informan mengenai hal yang dikaji. Wawancara bersifat santai dan tidak tidak terlalu memaksa informan guna memberikan jawaban sehingga menimbulkan kesan intimidasi terhadap informan yang mengakibatkan interview tidak berjalan dengan lancar. Hal ini dibutuhkan agar informan dapat memberikan jawaban dengan jujur sesuai dengan pertanyaan yang diajukan.

Observasi digunakan untuk melihat kondisi fisik yang menyangkut sarana dan prasarana dan lembaga-lembaga sosial yang ada di Kecamatan Siborongborong khususnya yang memiliki keterkaitan dengan aktifitas Credit Union Satolop. Adapun tujuan dari dilakukannya observasi ini adalah untuk memperkaya


(33)

data-data dari teknik penelitian lain dan membuktikan kesahihan data-data/ informasi dari hasil wawancara. Serta untuk mengetahui apa saja yang menjadi bentuk dari peran serta anggota dalam proses yang berlangsung di Credit Union ini.

Adapun dalam hal ini yang menjadi poin-poin yang observasi pada dasarnya diawali dengan argumen yang diberikan oleh informan pada saat wawancara, namun dalam hal ini sebagai gambaran beberapa poin yang diobservasi antara lain adalah : bangunan fisik dari kantor Credit Union Satolop, fasilitas penunjang yang ada di dalamnya, kantor-kantor dan fasilitas sosial yang ada, transportasi yang dapat digunakan untuk menjangkau kantor Credit Union ini serta apa saja serta bagaimana proses dan kegiatan yang berlangsung di Credit Union ini seperti proses simpan-pinjam, proses transaksi anggota yang belanaja di WIRAKOP Satolop.

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari studi kepustakaan dengan menggali referensi-referensi penelitian terdahulu, buku, jurnal, majalah, surat kabar, internet maupun media cetak dan elektronik lainnya yang relevan dengan permasalahan yang diteliti.

1.6.2Alokasi Waktu di lapangan

Dalam menjalankan suatu kegiatan, efesiensi waktu yang secara langsung berhubungan dengan efektifitas kerja dan pengalokasian dana dibutuhkan adanya suatu rancangan kegiatan yang menggambarkan hal dan kegiatan apa saja yang akan dijalankan pada pra penelitian dan masa penelitian. Adapun rancangan kegiatan yang akan menggambarkan kegiatan penelitian sebelum dan memasuki


(34)

Tahapan pra penelitian, pada tahapan ini merupakan tahapan dimana pengajuan draf proposal ke departemen Antropologi USU pada tangggal 10 April 2012 yang bertujuan untuk memperoleh persetujuan dari ketua departemen mengenai judul proposal yang diajukan oleh mahasiswa, dengan adanya draf penelitian yang diajukan ini maka departemen dapat menentukan dosen pembimbing yang memiliki relevansi dengan judul proposal yang diajukan oleh mahasiswa.

Adapun dalam hal ini yang oleh departemen, bapak Drs. Lister Berutu, MA ditunjuk sebagai dosen pembimbing proposal penelitian skripsi memberikan bimbingan proposal sejak tanggal 26 April 2012 sampai dengan ACC proposal untuk seminar pada tanggal 18 Juni 2012. Pada hari kamis tanggal 12 Juli 2012 seminar proposal diadakan di gedung Dharma Wanita dengan hasil seminar lulus dengan syarat revisi poroposal penelitian skripsi.

Tahapan Pekerjaan lapangan, pada tahapan ini merupakan tahapan di mana penelitian lapangan diadakan berdasarkan hal-hal yang hendak dikaji melalui interview guide yang telah disusun pada proposal skripsi. Adapun kegiatan penelitian lapangan direncanakan diadakan mulai tanggal 20 Agustus 2012 sampai dengan tanggal 10 Oktober 2012, sehingga penelitian lapangan ini diperkirakan akan membutuhkan waktu sekitar 5 (lima) minggu masa penelitian lapangan.

Adapun aspek-aspek yang hendak dikaji adalah hal-hal yang berkenaan dengan topik yang dikaji, yakni modal sosial dan pemberdayaan masyarakat oleh Credit Union Satolop Siborongborong. Sementara teknik maupun metode penelitian yang digunakan pada masa penelitian lapangan disesuaikan dengan


(35)

jenis data yang hendak dikumpulkan serta tingkat kelompok sasaran yang ditemui atau diwawacarai untuk memperoleh data yang dibutuhkan dan memiliki relevansi dengan topik yang diteliti.


(36)

BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

2.1Letak Geografis Lokasi Penelitian

Kecamatan Siborongborong merupakan Kecamatan yang berada dibawah sistem administrasi Kabupaten Tapanuli Utara dengan kota Tarutung sebagai ibu kota Kabupaten. Letak Kecamatan Siborongborong berdasarkan luas wilayah adalah seluas 279,91 Km2 dimana Kecamatan ini secara administrasi ke sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Lintong Nihuta, Paranginan dan Kabupaten Humbang Hasundutan, Sebelah Selatan Kecamatan Sipoholon, Sebelah Barat Kecamatan Pagaran, Sebelah Timur Kecamatan Sipahutar dan kabupaten Toba Samosir, sedangkan berdasarkan letak titik koordinat, Kecamatan Siborongborong berada pada titik 02⁰ 12' 53,75''BU dan 98⁰ 58' 28,85''LU.

Adapun kelurahan atau desa yang menjadi bagian administrasi Kecamatan Siborongborong ini antara lain adalah desa Lumban Tonga-tonga, Paniaran, Bahal Batu I, II dan III, Sitabo-tabo, Siborongborong I, Siaro, Sitampurung, Pasar Siborongborong, Pohan Tonga, Lobu Siregar I dan II, Hutabulu, Pohan Jae, Pohan Julu, Parik Sabungan, Siborongborong II, Sigumbang, Sitabotabo Toruan, Silait-lait.

2.2Komposisi Penduduk Kecamatan Siborongborong

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2012, p. 17) jumlah penduduk Kecamatan Siborongborong pada tahun 2011 adalah sebanyak 44.771 jiwa dimana jumlah penduduk ini bersarkan jenis kelamin 22.436 jiwa untuk laki-laki


(37)

dan 22.335 jiwa untuk perempuan dengan sebaran penduduk per Km2 adalah sebanyak 159,95 jiwa.

Mengingat masyarakat Kecamatan Siborongborong yang pada dasarnya dominan berprofesi sebagai petani maka dalam hal ini adalah penting untuk mengetahui lahan pertanian dan jenis tanaman yang diusahakan oleh sebagian besar penduduk di Kecamatan ini, adapun dalam hal ini luas lahan pertanian yang menjadi persawahan di wilayah Kecamatan Siborongborong adalah seluas 2.701 Ha, dimana sawah ini terdiri atas sawah yang pengelolaannya terdiri atas sawah irigasi setengah teknis1, irigasi sederhana2, dan irigasi tadah hujan3

1

Irigasi setengah tekhnis adalah Sawah berpengairan teknis akan tetapi pemerintah hanya menguasai bangunan penyadap untuk dapat mengatur dan mengukur pemasukan air, sedangkan jaringan selanjutnya tidak diukur dan dikuasai pemerintah. (Direktorat Jendral Prasarana dan Sarana Pertanian).

2

Irigasi sederhana adalah irigasi yang keadaan airnya tidak dapat diukur disetiap jenis penyaluran

, dengan rata-rata hasil produksi adalah 55,42 kwintal/Ha dalam setiap tahunnya.

Untuk jenis tanaman non padi (palawija) yang diusahakan oleh petani dalam satuan hektar adalah jagung (927), ubi kayu (295), ubi jalar (444) dan kacang tanah (331), dimana hasil produksi untuk tiap jenis tanaman jagung (2.259,92), ubi kayu (1.887,60), ubi jalar (4.910,06), dan kacang tanah (885,32). Untuk tanaman jenis sayuran yang diusahan oleh para petani adalah Cabe, Wortel, Bawang Daun, Buncis, Kentang, Kubis, Sawi, Kacang Panjang, Tomat dan Terong dimana sebagaian besar penanaman tanaman ini adalah dengan sistem tumpang sari dalam artian ditanam dalam satu lahan dengan tanaman kopi dan kulit manis.


(38)

Untuk peternakan, pada umumnya masyarakat mengusahakan ternak babi, kerbau, kambing, kuda, sapi serta ternak unggas ayam dan itik dimana kotoran yang dihasilkan oleh ternak ini dimanfaatkan kembali sebagai kompos untuk lahan pertanian mereka.

Sebagai wilayah pemasaran untuk hasil pertanian yang mereka usahakan selama ini pada umumnya mereka pasarkan ke pasar Siborongborong, Tarutung, Balige, dan sebagian lainnya dijemput langsung oleh tauke ke desa-desa penghasil. Hasil pertanian berupa cabai, sereh, andaliman4

2.3Sarana dan Prasarana

, lengkuas, kunyit, para petani yang mengusahakan tanaman ini sebagian besar telah memiliki langganan sendiri yang menerima barang mereka yang diantar langsung ke dimana kebanyakan adalah penjual bumbu jadi/ giling yang ada disekitar pasar Siborongborong, untuk saat ini pedagang bumbu giling di pasar Siborongborong antara lain adalah Siahaan, Marbun, Hutasoit, Nababan yang mana adalah penduduk asli di Siborongborong.

Adapun Credit Union Satolop yang menjadi lokasi penelitian ini berada di jalan Sisingamangaraja No.194 - 196 Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli Utara. Dari terminal bus Siborongborong, kantor Credit Union ini dapat kita jangkau dengan menggunakan sepeda motor ataupun berjalan kaki. Lama perjalanan apabila kita berjalan kaki dari terminal bus sekitar 8 menit perjalanan mengingat jalan menuju kekantor ini merupakan jalan lintas sehingga jalanan dapat dikatakan mulus dan teraspal dengan baik, adapun hari kerja di CU ini

4

Tanaman dengan rasa pedas dan getir berbentuk biji dengan warna hijau kehitaman, batang dipenuhi duri dan sering digunakan sebagai bumbu pelengkap pada masakan khas Batak.


(39)

adalah setiap hari Senin sampai Sabtu dengan jam kerja dari jam 08:00 - 16:00 WIB. Khusus hari Selasa dan Sabtu dikarenakan kedua hari ini merupakan pekan di Siborongborong maka jumlah anggota yang datang menabung lebih banyak dari hari-hari biasanya sehingga jam kerja kadang sampai dengan jam 18:00 WIB. Untuk pendatang dari luar kota dalam hal ini terutama Medan dapat menjangkau lokasi penelitian ini dengan menggunakan bus KBT (KOPDIT Bintang Tapanuli) dan TTI (Tao Toba Indah) jurusan Medan- Tarutung dimana loket kedua bus ini berada di jalan Sisingamangaraja, Medan. Adapun tarif ongkos yang dikenakan adalah Rp. 45.000/ orang dengan lama perjalanan untuk menuju ke Siborongborong sekitar 7 jam perjalanan dimana daerah yang akan dilintasi antara lain Tanjung Morawa, Lubuk Pakam, Perbaungan, Tebing Tinggi, P. Siantar, Parapat, Porsea, Laguboti, Balige dan Siborongborong.

Sesampainya di Siborongborong kita dapat meminta kepada sopir untuk berhenti di depan kantor Credit Union Satolop yang bersebelahan dengan sekolah swasta SMA Dharma Bhakti Siborongborong, atau apabila kita turun di loket bus KBT/ TTI yang berada di jalan Makmur kita dapat meminta kepada tukang beca untuk mengantarkan kita kelokasi penelitian ini dengan hanya menyebutkan nama kantor CU. Satolop Siborongborong, pada umumnya hampir semua masyarakat yang bertempat tinggal mengenal kantor ini. Untuk tarif ongkos beca yang harus dibayarkan sebesar Rp. 5000.

Satu hal yang perlu diperhatikan apabila kita berniat untuk menuju lokasi penelitian ini adalah sebaiknya kita berangkat dari Medan pada hari Selasa dan


(40)

kita akan tiba dilokasi pada hari Selasa pagi dan dikhawatirkan waktu tempuh kita kelokasi akan sedikit lebih lama.

Hal ini dikarenakan pada hari Selasa merupakan pekan besar di Kecamatan Siborongborong dimana terminal bus yang berada disisi kiri jalan raya juga difungsikan oleh masyarakat sebagai lokasi berdagang, sehingga kondisi jalan menjadi macet dan semrawut dikarenakan barang dagangan masyarakat yang berdagang disana tumpah ke jalan raya.

2.4Gambaran Umum Credit Union Satolop Siborongborong

Credit Union Satolop Siborongborong berdiri pada tanggal 28 Januari 1975 dimana pendirian CU ini diprakasrsai oleh Pastor Yosua Steiner. OFM CAP. Adapun pada masa itu anggota mula-mula CU. Satolop Siborongborong ini adalah sebanyak 21 orang dengan simpanan wajib Rp. 200- per bulan. Kata “Satolop” sendiri dalam bahasa Indonesia memiliki makna “seia- sekata” dimana hal ini bermaksud bahwasanya kemiskinan, kesengsaraan dan kebodohan di dalam masyarakat dapat dihilangkan bilamana jalan pikiran mereka dapat dipersatukan untuk mencari jalan keluar menuju kemandirian.

Berdirinya Credit Union Satolop ini tidak lepas dari partisipasi petani di Kecamatan Siborongborong dimana pada masa itu sistem ijon5

5

Kredit yg diberikan kepada petani, nelayan, atau pengusaha kecil, yang pembayarannya

dilakukan dengan hasil panen atau produksi berdasarkan harga jual yg rendah (KBBI Elektronik Versi 1.3)

marak terjadi sebagai akibat sulitnya akses untuk memperoleh modal. Sehingga menyebabkan para petani itu harus meminjam uang dari para renteiner dengan bungan tinggi. Dengan kondisi yang banyak dialami oleh petani ini mereka membuat suatu


(41)

kesepakatan untuk bersatu mengumpulkan dana yang mereka miliki yang kemudian mereka pergunakan untuk keperluan mereka secara bergantian antara anggota secara bergiliran dan dana ini harus mereka setorkan kembali agar memiliki dana cadangan bilamana suata saat ada yang membutuhkan.

2.4.1Visi, Misi, dan Sasaran Credit Union Satolop

Credit Union Satolop memperoleh Badan Hukum Pemerintah dalam hal ini Dinas KOPDIT Pengusaha Kecil dan Menengah Kabupaten Tapanuli Utara pada tanggal 28 Juli 1999 dengan nomor 162/BH/KDK 2-8/VII/1999 dan melakukan perubahan badan hukum menjadi 518.503/05/BH/II/PAD/KUK/2008 pada tanggal 13 Nopember 2008. Credit Union Satolop dalam kegiatan usahanya memiliki :

•Visi

Terwujudnya KOPDIT yang mandiri, profesional dan berbasis masyarakat dengan berpedoman pada prinsip-prinsip KOPDIT.

•Misi

Pendidikan anggota yang berkesinambungan, meningkatkan pendidikan pengurus, pengelolaan manajemen secara profesional.

2.4.2Keorganisasian CU Satolop Siborongborong

Credit Union Satolop sebagai sebuah organisasi merupakan sekumpulan individu yang dalam langkah dan pikirannya memiliki berbagai perbedaan dan latar belakang antar masing-masing individu. Namun dalam organisasi yang memiliki tujuan yang harus dicapai bersama perbedaan-perbedaan yang melekat


(42)

organisasi tersebut, sehingga dengan demikian dibutuhkan adanya suatu sistem yang dapat memandu arah guna mencapai tujuan oraganisasi tersebut.

Demikian juga halnya dengan CU. Satolop Siborongborong yang dalam kegiatan usahanya memiliki tujuan untuk meningkatkan kesejathteraan masyarakat khususnya anggota di dalamnya juga memiliki pedoman yang menjadi penentu dalam melaksanakan kegiatannya sehingga dapat menciptakan profesionalismenya sebagai KOPDIT yang dapat mempermudah pencapaian dari tujuan-tujuan yang direncanakan.

2.4.2.1Identitas Credit Union Satolop

Nama : KOPDIT CU. SATOLOP

Berdiri : 28 Januari 1975

Alamat : Jl.Sisingamangaraja No.194-196 Siborongborong

Telepon : (0633) 42585

Fax : (0633) 42182

Email : cu_satolop@yahoo.co.id

Badan Hukum : 518.503/05/BH/II/PAD/KUK/2008 No. Anggota DAPERMA : 040

Wilayah Kerja : 25 wilayah kerja di tiga daerah tingkat II, Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Tobasa dan Kabupaten Humbang Hasundutan

Jumlah Unit : Kantor cabang Kompleks Gereja HKBP Sitabo-tabo dan Sipahutar Kota


(43)

2.4.2.1Struktur organisasi Credit Union Satolop

Adapun struktur organisasi di dalam Credit Union Satolop ini tidaklah jauh berbeda dengan struktur organisasi di CU yang terdapat didaerah lainnya, dalam hal ini khususnya Sumatera Utara. Dimana di dalamnya juga terdiri dari Rapat Anggota Tahunan (RAT), Penasehat, Pengurus, Manajer, Pengawas dan Tim Manajemen dengan tugas dan tanggung jawab yang berbeda-beda.


(44)

RAPAT ANGGOTA TAHUNAN (RAT) PENASEHAT PENJAGA & PELAKSANA R. TANGGA BAGIAN PEMBUKUAN ADMINISTRASI & UMUM BAGIAN KASIR KASIR/ TELLER BAGIAN PENDIDIKAN/ PROMBANG SUPERVISI PINJAMAN BAGIAN PINJAMAN ANALISA PINJAMAN ADMINISTRASI PINJAMAN T I M M A N A J E M E N LINGKUNGAN

(46 KELOMPOK LINGKUNGAN)

PENGAWAS PENGURUS

MANAJER


(45)

2.4.2.2Deskripsi Bagan Organisasi Credit Union Satolop 1. Rapat Anggota

Rapat anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi dalam Credit Union Satolop. Dalam pelaksanaan RAT (Rapat Anggota Tahunan) akan membahas mengenai laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas CU kepada para anggota. Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan peserta rapat adalah seluruh anggota KOPDIT dan undangan dari instansi terkait yang hadir pada RAT. Rapat anggota dibagi terdiri atas rapat anggota tahunan dan rapat anggota khusus, rapat anggota tahunan merupakan rapat anggota yang diselenggarakan sekali setahun dalam rangka mempertanggung jawabkan pengelolaan oraganisasi dan usaha KOPDIT kepada anggota. Rapat anggota khusus merupakan rapat anggota yang diadakan apabila keadaan mengharuskan adanya keputusan segera yang wewenangnya ada pada rapat anggota, rapat anggota khusus diadakan atas permintaan tertulis dari sekurang-kurangnya 10% jumlah anggota, atas kehendak pengurus. Adapun beberapa hal yang dibahas di dalam rapat anggota ini antara lain adalah mengenai perubahan anggaran dasar KOPDIT dan pembubaran KOPDIT .

2. Pengurus

Pengurus merupakan pemegang kekuasaan Rapat Anggota KOPDIT yang dipilih dari anggota dan oleh anggota dalam rapat anggota. Adapun syarat untuk menjadi pengurus adalah :


(46)

• Mempunyai pengetahuan tentang perkoperasian khususnyan KOPDIT

• Tidak terkait dalam usaha yang menyaingi usaha KOPDIT beserta jajarannya

• Pengurus dilarang merangkap sebagai pengelola KOPDIT

• Pengurus dipilih untuk masa jabatan 5 tahun

Adapun tugas dari pengurus yang terpilih di KOPDIT antara lain adalah :

• Memimpin organisasi dan usaha KOPDIT

• Melakukan segala perbuatan hukum untuk dan atas nama KOPDIT

• Melalui persetujuan rapat anggota mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha KOPDIT sehari-hari

• Mempertanggung jawabkan segala kegiatan KOPDIT dan usahanya kepada rapat anggota.

• Melakukan pencatatan mengenai data anggota yang masuk dan keluar/ berhenti

• Melakukan pengawasan atas penerapan prinsip-prinsip KOPDIT oleh anggota sesuai ketentuan undang-undang KOPDIT.

2. Manager

Dalam kegiatan KOPDIT seorang manager memiliki tugas dan tanggung jawab :

• Berfungsi sebagai pemimpin pelaksana harian KOPDIT

• Memilih dan menetapkan karyawan yang akan diterima bekerja di KOPDIT

• Menjaga dan mengusahakan kelanjutan dan perkembangan KOPDIT


(47)

• Menyusun uraian tugas staf

• Membina hubungan baik dengan anggota 3. Pengawas

Badan pengawas adalah anggota KOPDIT yang memiliki pengetahuan atau pengalaman dalam pemeriksaan keuangan serta memiliki jiwa KOPDIT. Pengawas dipilih dari anggota oleh anggota dalam rapat anggota terdiri atas 3 orang dengan unsur Ketua, Sekretaris, dan Anggota dengan masa jabatan lima tahun dan dapat dipilih kemabali apabila masa jabatannya telah berakhir. Pengawas dalam KOPDIT memiliki tugas dalam :

• Menyusun rencana dan melaksanakan pengawasan/ audit secara teratur

• Melaksanakan pengawasan/ audit sesuai sesuai standart audit yang sudah ditetapkan oleh BK3D Sumut

• Mengkoordinir dan mengarahkan program kerja secara efektif dan efesien 4. Staf pendidikan

Staf pendidikan di KOPDIT memiliki fungsi dalam :

• Melaksanakan pendidikan dan pelatihan bagi pengurus, pengawas, staf, calon anggota dan anggota

• Melaksanakan pemasaran produk dan pelayanan KOPDIT . Adapun yang menjadi tugas dari staf pendidikan di KOPDIT adalah :

• Mengorganisir penyelenggaraan pendidikan motivasi

• Melakukan pengorganisasian untuk pendirian TPK (Tempat Pelayanan Khusus)


(48)

• Membuat penilaian dan mendiskusikan apakah seorang peserta pendidikan dasar layak diterima menjadi anggota

• Memilih pengurus, pengawas atau staf yang akan diikutkan sebagai peserta pelatihan ke BK3D Sumut, Dinas KOPDIT INKOPDIT , dll.

• Mempromosikan produk-produk simpanan KOPDIT 5. Staf Perkreditan, berfungsi :

• Memberikan pelayanan kredit secara berkualitas sesuai dengan pola kbijakan dan program kerja yang sudah disahkan di RAT

• Memberikan nasehat keuangan bagi calon peminjam, memberikan masukan bagi pengurus dalam rangka pola kebijakan

• Mengusahakan uang milik KOPDIT sebagai komoditi yang harus dijual, aman, menghasilkan dan memenuhi kebutuhan anggota

• Mempertimbangkan permohonan kredit secara cermat untuk menjamin kelayakannya berdasarkan TUKKEPAR

Tugas Staf Perkreditan :

• Menerima dan memeriksa surat permohonan pinjaman yang diajukan anggotaa

• Mengadakan analisa kredit, wawancara dan penyelidikan lapangan

• Menilai kelayakan penjamin dan barang-barang jaminannya

• Melakukan kerjasama dengan pihak notaris

• Membuat rapat-rapat bagian kredit untuk memutuskan apakah suatu permohonan kredit disetujui/ ditolak


(49)

6. Adm Keuangan, fungsi :

• Menyediakan kelengkapan administrasi baik administrasi keuangan maupun administrsi non keuangan

• Melayani transaksi-transaksi keuangan secara berkualitas

• Membukukan transaksi-transaksi keuangan susuai pembukuan

• Mengamankan uang di brankas

Masing-masing bagian organisasi yang terdapat dalam struktur organisasi pada dasarnya memiliki fungsi, tugas dan tanggung jawab masing-masing yang harus dijalani. Hal ini menunjukkan bagaimana KOPDIT berupaya untuk dapat meningkatkan kualitas kepada anggotanya secara maksimal.

2.4.2.3Kepengurusan, Pengawas dan Manajemen CU. Satolop Siborongborong

periode 2009 – 2014 a. PENGURUS • Pengurus inti:

Ketua : Hosman Hutabalian Wakil ketua : Martahan Pasaribu Sekretaris : Krisman Sitohang Sekretaris II : Thamrin Marpaung, Spd Bendahara : Alfisben Nababan

• Pengurus Lingkungan/ ketua kelompok/ ketua sub kelompok Dengan tujuan mempercepat penyampaian informasi dan kelengkapan


(50)

berbagai daerah/ pedesaan maka setiap anggota yang berdomisili di suatu daerah yang berdekatan disatukan menjadi sebuah kelompok. Setiap kelompok mempunyai pengurus kelompok/ pengurus lingkungan.

Oleh Credit Union Satolop pengurus kelompok diharuskan memiliki kriteria sebagai berikut :

1. Pengurus kelompok harus bisa mengenal semua anggotanya

2. Pengurus kelompok harus mengetahui di mana tempat tinggal anggota-anggotanya

3. Wajib membantu ahli waris untuk pengurusan surat keterangan meninggal/ berita kematian anggota kelompoknya sehubungan degan Daperma dan dakesma

4. Wajib mengadakan rapat kelompok 1x1 bulan

5. Pengurus kelompok datang kekantor setiap bulan sebelum rapat kelompok, untuk mengambil data-data yang diperlukan untuk rapat

b. PENGAWAS

Ketua : Drs. Pangibulan Sinaga Sekretaris : Drs. Makmur Napitupulu Anggota : Jahiras Sianturi

c. TIM MANAJEMEN/ STAFF

Pengelola usaha dan pelayanan sehari-hari di kantor KOPDIT CU. Satolop Siborongborong adalah manajemen yaitu manajer berserta karyawan-karyawan. Sementara pengurus sesuai dengan amanah RAT adalah pembuat pola-pola


(51)

kebijakan yang selanjutnya diserahkan kepada manajemen untuk melaksanakannya. Pada tahun 2011 jumlah tim manajemen berjumlah 23 orang.

2.4.2.4Keanggotaan di dalam Credit Union Satolop

Data anggota di CU. Satolop Siborongborong yang bertambah pada tahun 2011 adalah : Laki-laki: 278 orang dan Wanita : 395 orang, sedangkan jumlah anggota yang tarik diri/ meninggal adalah sebanyak 595 orang. Sehingga jumlah anggota sampai dengan akhir tahun 2011 adalah 6.336 orang dengan jumlah laki-laki 2.871 dan perempuan 3.841.

Di Credit Union Satolop saat ini jenis keanggotaan dibedakan menjadi tiga kategori dengan hak dan kewajiban yang berbeda, adapun kategori kelompok tersebut adalah :

a. Anggota Biasa, adapun syarat untuk menjadi anggota yakni :

• Warga negara Republik Indonesia

• Berdomisili di wilayah kerja CU. Satolop

• Calon anggota adalah manusia yang produktif, rajin, terpercaya, tidak penjudi atau pemabuk serta mau belajar.

• Mempunyai pekerjaan dan penghasilan menetap

• Usia maksimal saat pendaftaran adalah 45 tahun

• Mengisi dengan lengkap dan menandatangani formulir pendaftaran

• Dijamin/ didukung oleh lima orang anggota lama yang aktif dalam satu lingkungan/ kelompok


(52)

wajib Rp. 25.000/bulan premi Dakesma Rp.30.000,- uang pangkal Rp. 40.000,-

Adapun hak yang diperoleh anggota biasa setelah menjadi anggota di Credit Union Satolop adalah:

• Menghadiri dan menyatakan pendapat dalam rapat anggota

• Mengemukakan pendapat atau saran-saran kepada pengurus di dalam maupun di luar rapat anggota, baik diminta maupun tidak diminta

• Mendapatkan jasa-jasa pelayanan dari KOPDIT

• Melakukan pengawasan atas jalannya organisasi dan usaha KOPDIT menurut ketentuan yang berlaku

• Menarik simpanan sukarela jika dalam keadaan terpaksa pada jam kerja kantor

• Menerima Deviden setelah tutup buku, berdasarkan laporan pertanggung jawaban pengurus dan pengawas tahun buku 2011 jasa modal dan sisa hasil usaha adalah 2.258.258.000.

• Menerima jasa pinjaman setelah tutup buku bila pinjaman tersebut lunas lebih awal atau sesuai dengan kontrak perjanjian.

• Mengemukakan pendapatnya tentang segala seuatu yang dapat dirundingkan dalam rapat anggota

Selain menerima haknya sebagai anggota di Credit Union Satolop, anggota juga memiliki kewajiban yang harus dipenuhi. Antara lain :

• Menghadiri dan ikut serta secara aktif memberikan suarany dalam rapat anggota


(53)

• Menabung secara rutin setiap bulan dan mengembalikan pinjaman serta bunga tepat pada waktunya

• Membayar denda jika terjadi keterlambatan pengembalian pinjaman

• Menjaga nama baik CU

• Mengikuti pendidikan yang diselenggarakan oleh CU

b. Anggota Luar Biasa, merupakan anggota dengan kriteria sebagai berikut :

• Status pelajar (SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi atau sederajat)

• Belum mempunyai pekerjaan dan penghasilan tetap

• Anggota merupakan anggota keluarga dari anggota biasa

• Berdomisili di wilayah kerja Credit Union Satolop

• Membayar uang pendaftaran Rp. 105.000, yang terdiri atas biaya administrasi Rp. 40.000,- simpanan pokok Rp. 10.000,- simpanan wajib Rp. 25.000/bulan premi Dakesma Rp.30.000,-

• Dijamini dan ditanggung jawabi oleh anggota biasa yang mencalonkan Seperti halnya aggota biasa, anggota luar biasa juga memiliki hak untuk menerima deviden pada akhir tahun seuai dengan persyaratan yang berlaku, namun dalam hal ini anggota luar biasa tidak memiliki hak untuk mengikuti rapat seperti halnya anggota biasa.

c. Anggota Perkumpulan/ Kelompok

• Anggota perkumpulan/ badan bukan perorangan

• Dijamini/ ditanggung jawabi pengurus kelompok atau yang diberi wewenang untuk itu


(54)

• Tidak berhak mengajukan permohonan pinjaman

• Tidak berhak mengikuti rapat

• Memperoleh jasa simpanan pada akhir tahun.

Credit Union Satolop Siborongborong dalam kegiatan usahanya tidak hanya sekedar memberi hak dan kewajiban terhadap setiap anggotanya dalam bentuk simpanan dan pinjaman tetapi juga memberikan pelayanan bagi anggotanya dalam bentuk :

• DAPERMA (Dana Perlindungan Bersama)

Bagi anggota yang aktif dan menuruti peraturan yang berlaku berhak memperoleh santunan dari daparma, yaitu :

• Sumbangan duka anggota (SDA) sampai dengan Rp. 30.000

• Proteksi pinjaman anggota (PPA) sampai dengan Rp.100.000

Untuk dapat memperoleh DAPERMA dari KOPDIT CU. Satolop Siborongborong harus memenuhi syarat yang harus dipenuhi oleh anggota keluarga dari anggota yang bersangkuta antara lain :

a. Ahli waris harus mengurus surat keterangan yang dibutuhkan antara lain : surat keterangan kependudukan dan surat keteranga meninggal dunia dari kepala desa atau lurah

b. Ahli waris yang telah terdaftar di kantor KOPDIT CU. Satolop Siborongborong tidak dapat diwakilkan kepada orang lain, kecuali telah meninggal dunia


(55)

c. Tiga orang kerabat/ anggota keluarga dari anggota yang meninggal harus hadir di kantor CU. Satolop Siborongborong sebagai saksi dan menandatangani berita acara serah terima klaim DAPERMA

d. Bagi anggota penunggak simpanan dan pinjaman tidak lagi mendapat santunan dari DAPERMA

• DAKESMA (Dana Kesejahteraan Sosial Bersama)

DAKESMA adalah satu bentuk pelayanan kesejahteraan sosial yang dibangun dari kekuatan sawadaya seluruh anggota KOPDIT CU. Satolop Siborongborong, maka sesuai dengan peraturan PUSKOPDIT dan INKOPDIT ,

a. Anggota KOPDIT CU. Satolop Siborongborong wajib mengikuti/ menjadi bagian anggota DAKESMA

b. Iuran dakesma adalah sebesar Rp.30.000,-/ tahun yang dipotong dari jasa simpanan akhir tahun

c. Anggota dakesma akan memperoleh penggantian sebesar Rp. 3.500.000,- pada saat anggota yang bersangkutan meninggal dunia. Dakesma akan diserahkan kepada ahli waris

d. Dakesma akan diserahkan bersamaan dengan penyerahan daperma dari INKOPDIT jakarta

e. Bagi anggota penunggak simpanan dan pinjaman tidak lagi mendapat santunan dari dakesma

f. Daperma dan dakesma akan diberikan kepada ahli waris secepatnya, walaupun belum direalisasi dari INKOPDIT dan PUSKOPDIT , apabila


(56)

2.4.3Bidang Usaha Credit Union Satolop

2.4.3.1Simpanan

Credit Union Satolop memiliki beberapa jenis simpanan yang dapat dipilih oleh anggotanya, yakni :

1. Simpanan Modal

a. Simpanan modal terdiri atas empat bagian yakni :

- Simpanan pokok, adalah simpanan yang disetor setelah resmi menjadi anggota untuk pertama kalinya sebesar Rp. 10000. Simpanan ini disetor satu kali, selama jadi anggota

- Simpanan wajib, adalah simpanan yang harus disetor setiap bulan. Jumlah simpanan wajib adalah sebesar Rp. 25000,-

- Simpanan sukarela, adalah simpanan yang disetor secara sukarela. Apabila keuangan anggota mampu, dapat menyimpan simpanan sukarela.

- Simpanan kapitalisasi, adalah simpanan yang disetor pada saat pencairan pinjaman/ simpanan. Besar simpanan kapitalisasi ini adalah 2% dari besar pokok pinjaman.

b. Hasil simpanan modal ini disebut jasa simpanan yang dibagikan kepada anggota setiap akhir tahun buku. Jasa simpanan ini akan dimasukkan ke simpanan Sibuha pada bulan Januari tahun berikutnya. Selanjutnya anggota bebas menggunakan simpanan tersebut ditarik sebagian atau seluruhnya. c. Simpanan anggota biasa dan anggota lansia tidak boleh ditarik oleh anggota


(57)

anggota hendak mengundurkan diri dan apabila anggota meninggal. Penarikan sebagia hanya diperbolehkan bagi anggota istimewa dan anggota kelompok/badan

d. Simpanan yang tidak ditabung/ simpanan yang kosong pada bulan tertentu dalam satu tahun buku tidak dapat diisi kembali pada bulan berikutnya e. Simpanan yang kosong sampai dengan 2 bulan berturut-turut, maka bulan

ketiga simpanannya akan diperhitungkan apakah masih dilanjutkan atau keluar dari keanggotaan.

2. Simpanan Bebas dan Berjangka

Simpanan ini terdiri atas tiga bagian/ macam yaitu : a. SIBUHAR (Simpanan bungan harian)

• Perhitungan bunga

- Besar tingkat suku bunga sibuhar ditentukan oleh KOPDIT CU. Satolop, dan dapat berubah setiap saat tanpa pemberitahuan terlebih dahulu

- Bunga dihitung berdasarkan rata-rata harian secara bertingkat, diperhitungkan setiap akhir bulan dan akan ditambahkan ke rekening sibuhar pada akhir bulan yang sama

- Posisi saldo pada buku sibuhar, akan terkoreksi secara otomatis pada saat penabung melakukan transaksi dengan buku sibuhar pada KOPDIT CU. Satolop.


(58)

- Penyetoran dan penarikan dapat dilakukan pada saat kas buka - Setoran awal minimal Rp. 50.000,-

- Saldo yang tersisa minimal Rp. 50.000

- Penarikan diatas Rp. 1.000.000,- harus diinformasikan satu minggu sebelumnya

• Lain-lain

- Sibuhar dapat digunakan sebagai jaminan atas pinjaman anggota

- Sibuhar dapat digunakan untuk menutupi tagihan-tagihan yang terkait kepada KOPDIT CU.

b. Simpanan Sukarela Berjangka (SISUKA)

- KOPDIT CU. Satolop Siborongborong dapat menerima simpanan berupa simpanan suka rela berjangka (SISUKA) dengan bunga dan jangka waktu tertentu

- Bunga dibayarkan setiap bulan atau sekaligus pada waktu jatuh tempo dan tanggal pembayarannya disesuaikan dengan tanggal penyetoran simpanan - Tingkat bunga sisuka untuk tahun 2012 adalah :

o Untuk jangka waktu 3 bulan tingkat bunga sebesar 0.8% perbulan o Untuk jangka waktu 6 bulan tingkat bunga sebesar 0.85% perbulan o Untuk jangka waktu 12 bulan tingkat bunga sebesar 0.9% perbulan - Simpanan yang ditarik sebelum jatuh tempo, bunga yang telah dibayarkan

akan diperhitungkan kembali, dan harus membayar biaya administrasi sebesar bunga simpanan 1 bulan


(59)

- Pengambilan bunga dan pencairan simpanan sukarela berjangka (SISUKA) dapat dilayani hanya dengan menunujukkan surat bukti tabungan sukarela berjangka

c. Simpanan Masa Depan (SIMAPAN)

Simpanan masa depan adalah investasi jangka panjang anggota CU. Satolop Siborongborong berupa tabungan, jenis simpanan ini adalah non simpanan modal. Adapun ketentuan yang berlaku di dalam simpanan ini adalah :

- Simpanan dikhususkan bagi seluruh anggota KOPDIT CU. Satolop

- Adapun bunga simapan ditetapkan seusai dengan ketentuan KOPDIT CU. Satolop, dengan maksimum sebesar setengah dari suku bunga pinjaman yang berlaku

- Bunga simapan akan diakumulasikan selama satu tahun terhitung mulai sejak tanggal disetor dan akan disaldokan menjadi pokok simpanan pada tahun berikutnya, dan seterusnya diberlakukan sama selama jangka waktu kontrak.


(60)

Adapun data mengenai perkembangan simpanan dari anggota Credit Union Satolop dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel II-2

Data Perkembangan Credit Union Satolop Siborongborong Sejak tahun 2004 s/d 2011

Tahun Jumlah Anggota Aset Simpanan Pinjaman

2004 3.475 10.007.163.350 8.344.644.780 7.388.289.800 2005 3.961 12.913.114.393 10.071.677.344 8.950.114.300 2006 4.641 16.485.980.226 12.367.467.769 11.042.593.300 2007 4.641 19.794.057.260 15.126.338.277 12.111.397.300 2008 6.057 25.233.499.479 14.953.478.700 15.054.968.300 2009 6.346 29.913.354.050 17.280.081.700 18.992.289.300 2010 6.305 30.590.896.927 18.721.507.000 19.563.038.600 2011 6.336 35.236.797.921 20.389.144.00 20.151.120.600 2.4.3.2Pinjaman

Pinjaman di CU. Satolop Siborongborong merupakan salah satu bagian dari bidang usaha yang ditawarkan kepada anggota yang memerlukan bantuan keuangan, anggota yang dapat melakukan pinjaman adalah apabila anggota tersebut dianggap telah memenuhi syarat yang berlaku di Credit Union Satolop.

2.4.3.1Prosedur pengajuan pinjaman

Credit Union Satolop dalam kegiatan usahanya melayani setiap anggotanya dalam hal pinjaman keuangan baik pinjaman yang sifatnya produktif, pinjaman yang ditujukan untuk kesejahteraan dan pinjaman darurat.

Pinjaman yang sifatnya produktif dalam hal ini misalnya adalah membeli barang dagangan, peralatan pertanian, pupuk, pestisida dan sebagainya. Sedangkan untuk pinjaman yang sifatnya untuk kesejahteraan dalam hal ini adalah peruntukan biaya sekolah, perbaikan rumah, perlengkapan rumah tangga, pesta/


(61)

adat pernikahan, dsb. Dalam hal ini Credit Union Satolop lebih mengutamakan untuk memberikan pinjaman yang sifatnya produktif dikarenakan pada dasarnya kesejahteraan seseorang akan meningkat sejalan dengan membaiknya tingkat produktifitas anggota.

Bagi setiap anggota Credit Union Satolop yang masa keanggotaannya sudah lebih dari enam bulan dan rajin menabung setiap bulannya serta mengikuti pendidikan yang diadakan oleh Credit Union Satolop dapat mengajukan permohonan pinjaman dengan besar pinjaman maksimal 3 kali besar jumlah saham yang dimiliki oleh anggota.

2.4.3.2Pelulusan pinjaman

Salah satu syarat yang merupakan wujud dari modal sosial di dalam Credit Union Satolop untuk dapat meluluskan pinjaman yang diajukan oleh anggota adalah keharusan adanya tiga orang anggota yang bersedia menjadi penjamin bagi anggota yang mengajukan pinjaman.

Penjamin ini berkewajiban untuk melakukan pembayaran pinjaman kepada Credit Union Satolop bilamana anggota yang meminjam tersebut dengan atau tidak sengaja tidak membayar pinjaman tersebut. Sehingga dalam hal ini dibutuhkan adanya sikap saling percaya antar sesama anggota, karena tidaklah mungkin seorang anggota akan bersedia menjadi penjamin terhadap anggota lainnya apabila anggota yang mengajukan pinjaman tersebut memiliki reputasi yang tidak baik dilingkungan masyarakat dan tidak dapat dipercaya. Setelah anggota yang berniat melakukan pinjaman di Credit Union Satolop telah


(62)

mendapatkan kepercayaan dari CU dan memiliki anggota yang bersedia menjadi penjamin maka anggota dapat melakukan pinjaman.

Adapun syarat yang diajukan oleh CU. Satolop Siborongborong untuk dipenuhi oleh anggota diantaranya adalah :

a. Anggota pemohon telah resmi menjadi anggota di CU. Satolop Siborongborong

b. Pinjaman awal harus dilalui terlebih dahulu, ada dua macam yakni

-Pinjaman kapitalisasi (pinjam-tabung) dengan jangka waktu pelunasan selama enam bulan

-Simpan selama enam bulan baru dapat mengajukan pinjaman kembali c. Tidak ada lagi saldo pinjaman terdahulu, bagi anggota yang pernah

melakukan pinjaman

d. Simpanan ditabung secara teratur dengan arti, simpanan setiap bulan dalam tahun buku tidak pernah kosong

e. Tujuan dari pinjaman adalah untuk tujuan Prokes (Produktif dan Kesejahteraan)

f. Bagi ahli waris anggota lansia yang meminjam, maka harus membuat perjanjian tersendiri/ tambahan yang menyatakan bahwa ahli waris akan membayar lunas pinjaman bilamana anggota yang meminjam meninggal dunia.

Selain persyaratan administrasi diatas, anggota juga diwajibkan untuk mengikuti wawancara oleh bidang perkreditan dengan acuan TUKKEPAR, yaitu :


(63)

Anggota diharapkan dapat menggunakan pinjaman yang diterimanya dengan bijak dan baik serta dapat memanfaatkannya untuk kegiatan produktif yang sifatnya tidak bertentangan dengan hukum, moral, budaya masyarakat serta kegiatan Credit Union Satolop. Dalam hal ini anggota menyalahgunakan pinjaman yang diterimanya untuk dipinjamkan kembali kepada anggota lainnya dengan bunga pinjaman yang lebih besar sehingga dia memperoleh keuntungan dari bunga pinjaman tersebut.

• Kerajinan Menabung

• Kemampuan Mengembalikan Pinjaman

Bilamana oleh Credit Union Satolop pinjaman yang diajukan anggota dikabulkan apakah nantinya anggota dapat mengembalikan pinjaman tersebut. Apabila tujuan dari pinjaman tersebut adalah untuk kegiatan usaha, apakah penghasilan dari kegiatan usaha tersebut dapat digunakan untuk membayar pinjaman anggota. Dengan mengetahui kemampuan anggota dalam membayar pinjaman ini maka diharapkan pinjaman yang diterima tersebut dapat bermanfaat dengan maksimal bagi kesejahteraan anggotanya.

• Prestasi Masa Lalu

Prestasi anggota pada masa lalu dijadikan sebagai acuan untuk meluluskan pinjaman, dalam hal ini apakah yang bersangkutan pernah melakukan pinjaman dan terjadi pembayaran angsuran yang tidak teratur serta alasan yang menjadi penyebabnya. Pembayaran yang teratur dan tepat waktu merupakan hal yang sangat penting karena modal yang ada dalam kas CU adalah untuk kepentingan


(64)

• Partisipasi

Partisipasi anggota dalam kegiatan yang dilakukan oleh CU merupakan roda penggerak bagi keberlangsungan kegitan usaha dalam Credit Union Satolop. Partisipasi anggota antara lain adalah : apakah anggota mengikuti pendidikan di CU secara teratur, anggota memasukkan keluarganya menjadi anggota di Credit Union Satolop, anggota memberikan sumbangan pikiran, informasi yang berguna bagi perkembangan Credit Union Satolop dan kesejahteraan bersama anggota-anggota di dalamnya.

Tingkat suku bunga pinjaman anggota di CU. Satolop Siborongborong ditentukan berdasar jenis pinjaman dan tingkat pinjaman, sebagai berikut :

a. Pinjaman yang nilainya sama dengan besar simpanan tingkat bunganya adalah sebesar 2,0% per bulan

b. Pinjaman yang nilainya lebih besar dari simpanan tingkat suku bunganya adalah 2,5% per bulan

c. Pinjaman yang hanya bayar bunga terdiri atas dua jenis, yakni :

- Pinjaman palawija dengan tenggang waktu 7 bulan maka pada bulan ke- 8 harus lunas, tingkat suku bunganya adalah 3% per bulan

- Pinjaman ternak, tenggang waktu pinjaman 12 bulan. Dengan tingkat suku bunga sebesar 3% per bulan

d. Saldo pinjaman yang angsurannya telah menyamai saldo simpanan maka tingkat suku bunganya menjadi 2.0% per bulan.


(1)

terbaik di Indonesia dan telah menerima penghargaan dari bapak Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Begitupun dengan perkembangan aset dan pertambahan anggota-anggotanya yang terus mengalami kenaikan setiap tahunnya.

Dalam hal pemberdayaan ini ada beberapa hal yang patut untuk dijadikan sebagai suatu kesimpulan berdasarkan hasil yang diperoleh dari diadakannya penelitian ini, yakni mengenai program pemberdayaan masyarakat oleh Credit Union Satolop. Dimana dari kondisi yang ditemui dilapangan pada kenyataannya program tersebut bersifat top down dimana hal ini berarti bahwa program pemberdayaan yang dilakukan Credit Union Satolop merupakan program-program yang telah disusun oleh pengurus dan anggota-anggotanya. Sehingga dalam hal ini masyarakat yang seharusnya sebagai subyek/ pelaku, perannya hanya menjadi mengikuti apa yang disarankan oleh pengurus dari KOPDIT.

Beberapa poin yang patut menjadi kesimpulan dari hasil penelitian ini antara lain adalah :

1. Kehadiran Credit Union Satolop yang memiliki kegiatan usaha berupa simpan pinjam mampu menjadi salah satu solusi bagi masyarakat yang membutuhkan bantua modal usaha karena proses dan bunga pinjaman yang diberikan bagi anggota tidaklah memberatkan. Sehingga hal ini mampu menjadi suatu jembatan dalam usaha memberdayakan masyarakat yang mengalami kesulitan dalam memperoleh modal usaha agar mampu mencapai hidup yang lebih baik lewat perbaikan tingkat produktifitas mereka,

2. Strategi pemberdayaan yang dilakukan oleh Credit Union Satolop adalah melalui program-program yang disusun oleh pengurus bersama dengan


(2)

anggota yang disampaikan pada saat pembinaan dan pendidikan anggota baik di kantor pusat maupun di lingkungan/ kelompok,

3. Pinjaman yang diperoleh anggota dimanfaatkan sebagai modal usaha, modal pertanian, menyekolahkan anak, kesehatan, membayar utang dan bahkan untuk membeli tanah dan kendaraan,

4. Ada beberapa kasus yang ditemui di Credit Union Satolop seperti kelalaian anggota dalam melakukan kewajibannya dalam penyimpanan saham yang akhirnya menyebabkan anggota harus keluar dari Credit Union Satolop ini, penyalahagunaan pinjaman yang dilakukan oleh anggota dimana informasi yang disampaikan tidak sesuai dengan kenyataan yang ditemui dilapangan. 5. Adanya anggota yang lalai dalam memenuhi kewajibannya, seperti

pembayaran pinjaman yang tidak tepat waktu menyebabkan hak anggota dalam memperoleh pinjaman terpaksa harus mengalami : penurunan jumlah pinjaman, pinjaman tidak dikabulkan.

5.2Saran

Pada dasarnya kehadiran Credit Union Satolop ditengah masyarakat sangat membantu masyarakat dalam memperoleh pinjaman modal yang sangat dibutuhkan dalam meningkatkan produktifitas anggotanya. Dengan prosedur dan bunga pinjaman yang diberikan kepada anggota tidak melebihi kesanggupan anggota sehingga pada akhirnya tidak menciptakan permasalahan yang baru di kemudian hari bagi anggota yang meminjam, keluarga, anggota lainnya dan Credit Union Satolop khususnya. Adapun saran peneliti dalam penelitian ini adalah :


(3)

a. Kepada Credit Union Satolop Siborongborong

Credit Union Satolop sebagai salah satu lembaga keuangan yang mampu menyentuh lapisan masyarakat bawah, memiliki peran yang sangat signifikan dalam meningkatkan kesejahteraan anggota secara khususnya dan masyarakat pada umumnya. Lewat program-program yang dibuat oleh pengurus, masyarakat dapat termotivasi untuk lebih berkarya demi kebaikan diri dan keluarganya.

Regenerasi dalam organisasi dan kegiatan usaha dapat membawa angin segar lewat ide-ide yang lebih baru dan segar yang dapat dihasilkan oleh generasi muda yang terdapat di dalam KOPDIT CU. Satolop Siborongborong. Sehingga diharapkan KOPDIT ini mampu melibatkan kaum muda yang memiliki kemampuan dalam melakukan perubahan kearah yang lebih baik sebagai bagian dari pengurus yang dapat berasal dari anggota sendiri.

b. Kepada pemerintah

Kopdit merupakan salah satu lembaga keuangan yang terbukti mampu menyentuh lapisan masyarakat bawah sehingga keberadaan KOPDIT ini mampu memberikan sumbangsih bagi pemerintah dalam hal menekan angka kemiskinan lewat berbagai pendidikan, pelatihan serta program pembedayaan yang direncanakan oleh KOPDIT.

Pemerintah yang walaupun secara tidak langsung memiliki hak dan kewenangan terhadap KOPDIT diharapkan dapat membuat kebijakan yang dapat memperbaiki kinerja dari KOPDIT agar lebih berpihak bagi kesejahteraan anggota di dalamnya. Sehingga tidak menimbulkan bias yang memperkaya sekelompok orang di dalam organisasi baik pengurus maupun anggota di dalamnya.


(4)

c. Kepada anggota

Anggota merupakan sumber kekuatan di dalam KOPDIT karena anggotalah yang menentukan keberlanjutan dari usaha KOPDIT ini. Anggota merupakan sumber modal dan sekaligus sebagai pemilik modal, dengan kata lain semua aset yang terdapat di dalam CU. Satolop Siborongborong adalah milik anggota bukan perorangan baik ketua maupun pengurus secara perorangan sehingga setiap anggota harus bekerja sama.

Lewat pendidikan dan pembinaan yang diadakan di Credit Union Satolop diharapkan anggota dapat lebih menyadari hak dan memenuhi tanggung jawabnya sebagai anggota. Serta diharapkan pula anggota mampu lebih kritis dalam setiap program-program yang berlangsung di dalam KOPDIT sehingga kesejahteraan yang diharapkan anggota dapat benar-benar dapat dicapai.

Kiranya dalam pendidikan juga anggota tidak hanya pihak yang

hanya duduk dan mendengarkan saja tetapi juga dapat menjadi

pihak pemberi ide dan masukan yang dapat berguna bagi

kebaikan Credit Union Satolop dan semua anggota di da


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, I. R. (2008). Intervensi Komunitas Pengembangan Masyarakat Sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

BPS. (2012). Badan Pusat Statistik Tapanuli Utara. Retrieved September 29, 2012, from Kecamatan Dalam Angka 2012: http://tapanuliutarakab.bps.go.id/?q=webfm_send/232

Credit Union In Indonesia. (n.d.). Retrieved Oktober 02, 2012, from Nilai, Prinsip dan Pilar CU: http://infocreditunion.wordpress.com/nilai-prinsip-dan-pilar-cu

Fukuyama, F. (2002). Trust (Kebajikan Sosial dan Penciptaan Kemakmuran). (D. Nurdin, Ed., & Ruslani, Trans.) Yogyakarta: Qalam.

Kaban, M. S. (2009). PEMANFAATAN MODAL SOSIAL DALAM CREDIT UNION (Studi Deskriptif Mengenai Koperasi Kredit/CU Cinta Kasih di Pulo Brayan, Medan). Medan, Sumatera Utara, Indonesia: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-USU.

Kartasasmita, G. (1996). Pembangunan Untuk Rakyat : Memadukan Pertumbuhan dan Pemerataan. Jakarta: PT. Pustaka Cidesindo.

Ketaren, N. (n.d.). Faktor-faktor yang Mempengaruhi Koperasi Credit Union dalam Pemberdayaan Masyarakat (Studi kasus: Koperasi Credit Union Partisipasi Sukamakmur Kecamatan Sibolangit Kabupaten Deliserdang). Jurnal Analisis Administrasi dan Kebijakan.

Koentjaraningrat. (1991). Beberapa Pokok Antropologi Sosial Budaya. Jakarta: Dian Rakyat.

Parwitaningsih, T. D. (n.d.). Universitas Terbuka. Retrieved September 29, 2012,

fromhttp://www.lppm.ut.ac.id/pdffiles/03-

PTJJ%20Parwitaningsih%20_26-34_Parwitaningsih,%20Modal%20Sosial%20dan%20Modal%20Manusia %20pada%20Pendidikan%20Jarak%20Jauh%20di%20Universitas%20Ter buka.pdf

Sairin, S. P., & Hudayana, B. (2001). Pengantar Antropologi Ekonomi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Setiana, L. (2005). Teknik Penyuluhan dan Pemberdayaan Masyarakat (Vol. I). (R. F. Sikumbank, Ed.) Ciawi-Bogor: Ghalia Indonesia.


(6)

Sijabat, Y. S. (2009). FUNGSI CREDIT UNION DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI DAN SOSIAL MASYARAKAT (Studi Deskriptif: Credit Union Harapan Kita, Kelurahan; Belawan-Bahari, Kecamatan: Medan-Belawan). MEDAN, SUMATERA UTARA, INDONESIA: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-USU.

Suharto, E. (2005). Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung: PT. Refika Aditama.

Tumanggor, R. H. (2011). CREDIT UNION SEBAGAI USAHA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (Sebuah Pendekatan Kritis Usaha Pemberdayaan Masyarakat di Desa Tukka Kecamatan Pakkat Kabupaten Humbahas). Medan, Sumatera Utara, Indonesia: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik-USU.