POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK KOPI BUBUK DI DESA SIBORONGBORONG I KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA.
POTENSI PENGEMBANGAN PRODUK KOPI BUBUK
DI DESA SIBORONGBORONG I KECAMATAN
SIBORONGBORONG KABUPATEN
TAPANULI UTARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
SARTIKA HUTASOIT
NIM. 3123331049
JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2016
(2)
(3)
(4)
(5)
vii
ABSTRAK
Sartika Hutasoit. NIM: 3123331049. Potensi Pengembangan Produk Kopi
Bubuk di Desa Siborongborong I. Skripsi, Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Potensi fisik yang mempengaruhi pengembangan produk kopi bubuk di Desa Siborongborong I. (2)Faktor-faktor industri yang mempengaruhi produksi kopi bubuk di Desa Siborongborong 1.
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Siborongborong I Kecamatan Siborongborong Tahun 2106. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha industri rumahtangga kopi bubuk di Desa Siborongborong I yang berjumlah 36 pengusaha. Mengingat jumlah populasi yang terbatas maka populasi sekaligus dijadikan sampel penelitian (Total Sampling). Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan adalah teknik komunikasi langsung dan teknik dokumenter. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Desa Siborongborong I memiliki potensi fisik yang mempengaruhi pengembangan produk kopi bubuk yakni topografi (1.365 meter diatas permukaan laut), jenis tanah utisol dengan pH tanah 5,5 dan curah hujan dengan rata-rata 2.000-4.000 mm/tahun. (2). Faktor-faktor industri yang mempengaruhi produksi kopi bubuk (a) Sebagian besar (52,78%) pengusaha menggunakan bahan baku kategori sedang dengan sumber bahan baku dibeli dari agen yang terdapat di Kecamatan Siborongborong. (b). Modal operasional yang digunakan pengusaha rata-rata dalam satu bulan adalah Rp.4.567.611 yang bersumber dari modal pribadi dan pinjaman. Dari seluruh pengusaha, ada 41,66% pengusaha mengalami kekurangan modal. (c) Jumlah tenaga kerja di industri kopi bubuk masing-masing berjumlah 1-4 orang dan seluruh tenaga kerja yang digunakan pengusaha kopi bubuk berasal dari anggota keluarga. (d) Sebagian besar pengusaha (88,89%) melakukan pemasaran secara langsung dan 11,11% melakukan pemasaran secara tidak langsung dengan daerah tujuan pemasaran yaitu pemasaran sudah tergolong dalam pemasaran lokal dan pemasaran regional.
(6)
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan Berkat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan judul “ Potensi Pengembangan Produk Kopi Bubuk di Desa Siborongborong I
Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara”. Adapun tujuan skripsi ini dibuat
adalah sebagai kelengkapan tugas dalam memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan.
Didalam penulisan skripsi ini tidakluput dari berbagai kelemahan, namun berkat
bantuan dan motivasi dari berbagai pihak akhirnya dapat teratasi, sehubungan dengan itu
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr.Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan
beserta stafnya.
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu,M.Pd selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial beserta stafnya.
3. Bapak Drs. Ali Nurman M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi.
4. Ibu Dra. Dra.Tumiar Sidauruk, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Geografi.
5. Bapak Dr. Restu, M.S. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang selalu meluangkan
waktunya untuk membimbing, memotivasi, memberikan masukan pada penulis sejak
dari awal hingga akhir skripsi ini.
6. Bapak Drs.W.Lumbantoruan, M.Si selaku pembimbing akademik yang senantiasa
memberikan pengarahan selama penullis menempuh studi di Jurusan Pendidikan
Geografi.
7. Bapak/Ibu Dosen jurusan Pendidikan Geografi yang telah membekali penulis dengan
segudang ilmu di bangku perkuliahan.
(7)
iv
8. Bapak Hajat Siagian sebagai staff pegawai di Jurusan pendidikan Geografi yang telah
banyak membantu penulis dalam kelancaran administarsi, memberikan dorongan
yang begitu banyak kepada penulis.
9. Bapak Benget Hutasoit selaku Kepala Desa Siborongborong I Kecamatan
Siborongborong beserta responden yang telah meluangkan waktunya dalam
memberikan informasi dan ijin penelitian kepada penulis.
10.Teristimewa untuk keluargaku tercinta, terkhusus buat kedua orangtuaku ( Bapak
M.Hutasoit dan Ibu S.Sihombing) yang telah banyak memberikan dukungan baik
secara moril maupun materi. Sangat bersyukur mempunyai orangtua yang sangat luar
biasa, juga kepada abang, kakak dan adik-adikku (Benny Hutasoit S.Pd, Sarifah
Hutasoit.S.Pd, Suparman Hutasoit S.T, Debora Hutasoit, Dina Hutasoit, Berry
Hutasoit dan Imelda Hutasoit). Terimakasih buat doa dan kasih sayangnya selama ini,
Tuhan memberkati.
11.Buat rekan seperjuanagan kelas AB-Ekstensi 2012, yang sama-sama melaui studi di
Jurusan Geografi dengan berbagai cerita dan peristiwa yang memotivasi penulis.
12.Buat teman-teman yang selalu bersamaku setiap saat selama menjalani studi di
jurusan Pendidikan Geografi ( Romelin, Rosenni, Rika, Sofiati, Sonita, Sinta, Melda,
Ayu, Wahida) yang selalu memberi motivasi dan mendukung penulis selama dalam
proses studi sampai penulisan skripsi.
13.Rekan PPLT Bangun Purba 2015, terimakasih atas motivasi dan dukungannya agar
penulis dapat menyelesaikan studi tepat waktu.
14.Rekan Pa-One (alumni kelas IPA 1 SMA Negeri 1 Siborongborong) yang masih
memberi semangat dan motivasi sampai ditingkat kuliah.
(8)
v
Dalam penulisan skripsi ini , penulis yakin masih banyak terdapat kekurangan dan jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan rendah hati penulis menerima kritik dan saran
yang bersifat membangun dari para pembaca, hingga pada akhirnya penulis berharap skripsi
ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi mahasiswa Jurusan Pendidikan
Geografi.
Medan, Agustus 2016
Penulis
Sartika Hutasoit NIM 3123331049
(9)
viii DAFTAR ISI
Hal
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING i
LEMBAR PERSETUJUAN DAN PENGESAHAN... ii
KATA PENGANTAR ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi
ABSTRAK ... vii
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL... x
DAFTRAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C.Pembatasan Masalah... 4
D.Rumusan Masalah... 4
E. Tujuan Penelitian ... 4
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA A.Kerangka Teoritis ... 6
B. Penelitian Relevan ... 18
C. Kerangka Berpikir ... 20
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian ... 23
B. Populasi dan Sampel ... 23
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 23
D. Teknik Pengumpulan Data ... 26
E. Teknik Analisis Data ... 26
BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN A. Kondisi Fisik ... 27
(10)
ix
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ... 40
B. Pembahasan Penelitian ... 57
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A.Kesimpulan ... 63
B. Saran ... 64
DAFTAR PUSTAKA ... 66
(11)
x
DAFTAR TABEL
No Uraian Hal
1 Penggunaan Lahan di Desa Siborongborong I Tahun 2016... ... 31
2 Komposisi Penduduk Berdasarakan Kelompok Umur Tahun 2016 ... 34
3 Komposisi Penduduk Berdasarakan Tingkat Pendidikan Tahun 2016... 36
4 Komposisi Penduduk Berdasarakan Mata Pencaharian Tahun 2016... 37
5 Komposisi Penduduk Berdasarakan Suku Tahun 2016... 37
6 Komposisi Penduduk Berdasarakan Agama Tahun 2016... 38
8 Sarana Pendidikan di Desa Siborongborong I Tahun 2016... 39
9 Komposisi Responden Menurut Umur dan Jenis Kelamin... 42
10 Konposisi Responden Menurut Tingkat Pendidikan... ... 43
11 Jumlah Bahan Baku yang digunakan Satu Bulan Terakhir... 49
12 Jumlah Modal Operasional Responden... 52
13 Total Modal Rata-Rata Setiap Bulan 36 Industri Kopi Bubuk... 52
14 Status Kepemilikan Modal... 53
14 Jumlah Tenaga Kerja... 54
15 Daerah Pemasaran Kopi Bubuk... 55
(12)
xi
DAFTAR GAMBAR
No Uraian Hal
1 Skema Kerangka Berpikir ... 22
2 Peta Kabupaten Tapanuli Utara ... 29
3 Peta Kecamatan Siborongborong ... 30
4 Biji kopi yang sedang dijemur ... 45
5 Proses Penyanggraian Biji Kopi... 46
6 Biji Kopi Setelah Disanggarai ... 46
(13)
xii
DAFTAR LAMPIRAN
No Uraian Hal
1. Daftar Wawancara ... ... 67 2. Rincian modal, bahan baku dan bahan tambahan yang
digunakan pengusaha Kopi Bubuk di Desa Siborongborong I
Kecamatan Siborongborong dalam 1 Bulan Terakhir... 74 3. Dokumentasi... 76
(14)
1 BAB I
PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah
Pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya
dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia. Pembangunan nasional
bertujuan untuk mewujudkan suatu masyarakat adil dan makmur, merata,
material, dan spiritual. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah telah
melaksanakan pembangunan diberbagai bidang seperti bidang sosial, pertanian,
perindustrian, perdagangan, dan perhubungan.
Kebijaksanaan pembangunan industri kecil diarahkan pada pengembangan
sektor unggulan dengan menitikberatkan pada kegiatan pembangunan industri
yang berdaya saing kuat, memperluas kesempatan kerja dan mendorong
pertumbuhan ekonomi daerah. Namun keberhasilan industri kecil itu tidak hanya
dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah, akan tetapi juga oleh karena kelemahan
pemodalan dimana pada umunya pengusaha memiliki ekonomi lemah sehingga
usahanya sulit berkembang, kurangnya keterampilan pengusaha dan pekerja
sehingga kurang mendukung produksi dan pendapatan, serta kurangnya
pengetahuan keadaan pasar menyebabkan nilai hasil produksi jatuh ketangan
pedagang.
Banyak faktor yang menentukan berkembang tidaknya suatu industri
antara lain faktor modal, bahan baku, tenaga kerja, pengangkutan, dan pemasaran,
(15)
2
Keadaan ini tidak jauh berbeda di Provinsi Sumatera Utara, terdapat
banyak industri kecil seperti industri sepatu, makanan ringan, ulos, rotan, mebel,
kopi bubuk, batu bata dan sebagainya yang disesuaikan dengan potensi dan
karakteristik masing-masing daerah.
Industri ini menyebar dibeberapa kabupaten yakni Kabupaten Dairi,
Kabupaten Tapanuli Utara, Kabupaten Serdang Begadai, Kabupaten Mandailing
Natal, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, dan Toba Samosir. Di Kabupaten
Tapanuli Utara selama kurun waktu 5 tahun keadaan industri kecil kopi bubuk
mengalami peningkatan, hal ini terlihat pada tahun 2010 jumlah industri ini 356
unit ( tenaga kerjanya terdiri dari 1-4 orang) , pada tahun 2015 meningkat menjadi
420 unit ( tenaga kerjanya terdiri dari 1-4 orang). Namun mengalami kekurangan
dalam hal modal dan pemasaran (Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian, dan
Perdagangan Kabupaten Tapanuli Utara, 2016). Siborongborong merupakan salah
satu kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara yang memiliki industri kopi bubuk
yang tersebar di beberapa desa, salah satunya di Desa Siborongborong I.
Desa Siborongborong I salah satu desa yang memiliki industri kecil/rumah
tangga kopi bubuk paling banyak. Usaha pembuatan kopi bubuk ini sudah ada
sejak tahun 1980 an dan sampai sekarang masih terus diusahakan oleh masyarakat
setempat dan semakin berkembang. Dalam kurun waktu 5 tahun terakhir yaitu,
pada tahun 2010 industri kopi bubuk di Desa Siborongborong berjumlah 20 unit
(tenaga kerjanya terdiri dari 1-4 orang) dan seiring bertambahnya waktu , hingga
saat ini telah berdiri 36 unit ( tenaga kerjanya terdiri dari 1-4 orang). Peningkatan
jumlah unit yang diikuti oleh jumlah produksi, menunjukkan industri kopi bubuk
(16)
3
peningkatan jumlah serapan tenaga kerja (Dinas Perdagangan dan Koperasi
Kecamatan Siborongborong, 2015 ).
Hal ini dilatarbelakangi karena sebagian besar atau 80% penduduknya
bermata pencaharian sebagai petani kopi. Besarnya produksi kopi mendorong
masyarakat untuk mengolah biji kopi menjadi kopi bubuk. Sebagian besar
penduduk Desa Siborongborong I sudah menjadikan industri kecil kopi bubuk ini
sebagai mata pencaharian pokok, dan selebihnya hanya sebagai mata pencaharian
tambahan (Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Siborongborong, 2016).
Pengembangan produk kopi bubuk akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat di Desa Siborongborong I, serta mengurangi jumlah pengangguran.
Apabila pengolahan dan pemasaran dapat dikembangkan dengan baik mengingat
ketersediaan bahan baku dan jumlah penikmat kopi yang cukup tinggi , tentunya
produk kopi bubuk Siborongborong akan terkenal keseluruh Indonesia. Untuk itu
perlu dikaji potensi pengembangan produk kopi bubuk yang ada di Desa
Siborongborong I.
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, yang menjadi identifikasi masalah
dalam penelitian ini adalah potensi dan faktor-faktor industri yang mempengaruhi
pengembangan produk kopi bubuk yang mencakup modal, bahan baku, tenaga
kerja, produksi dan pemasaran yang akan menentukan pendapatan pengusaha dan
pekerja industri kecil kopi bubuk di Desa Siborongborong I Kecamatan
(17)
4
C.Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih spesifik dan terfokus, maka pembatasan
masalah dalam penelitian ini pada potensi pengembangan dan faktor modal, bahan
baku, tenaga kerja, produksi dan pemasaran yang mempengaruhi pengembangan
produk kopi bubuk di Desa Siborongborong I Kecamatan Siborongborong
Kabupaten Tapanuli Utara.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Potensi fisik apa saja yang mempengaruhi pengembangan produk kopi
bubuk di Desa Siborongborong I?
2. Faktor-faktor industri apa saja yang mempengaruhi produksi kopi bubuk
di Desa Siborongborong I?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah
untuk menganalisis:
1. Potensi fisik yang mempengaruhi pengembangan produk kopi bubuk di
Desa Siborongborong 1.
2. Faktor-faktor industri yang mempengaruhi produksi kopi bubuk di Desa
(18)
5
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah setempat dan
pengusaha kecil produk kopi bubuk tentang potensi pengembangan
produk kopi di Desa Siborongborong I.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui
potensi pengembangan produk kopi bubuk di Desa Siborongborong I.
3. Menambah wawasan bagi penulis terkait dengan geografi industri
khususnya tentang industri kecil kopi bubuk.
(19)
63
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai
berikut:
1. Desa Siborongborong I memiliki lahan tanaman kopi seluas 170 ha dan produksi 83
ton/bulan. Hal ini didukung oleh potensi fisik yang dimiliki Desa Siborongborong I
yakni topografi, jenis tanah dan curah hujan mendukung produksi tanaman kopi sebagai
bahan baku industri kopi bubuk.
2. Faktor-faktor industri yang mempengaruhi produksi kopi bubuk di Desa Siborongborong
I yakni (a) Tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup dan bersifat kontinue
mendukung kelancaran produksi kopi bubuk. (b) Pengusaha industri kopi bubuk memiliki
dua sumber modal yakni berasal dari modal pribadi dan berasal dari modal pinjaman dari
keluarga. Pengusaha memilih modal pinjaman keluarga karena sistem pembayaran
pinjaman keluarga tergantung kesepakatan kedua belah pihak. (c) Desa Siborongborong I
memiliki ketersediaan tenaga kerja yang cukup dan profesional karena penduduk memiliki
pengalaman dalam penanaman dan pengelolaan biji kopi hal ini didukung karena
mayoritas petani memiliki lahan kopi. (d). Pemasaran yang dilakukan pengusaha industri
rumah tangga kopi bubuk di Desa Siborongborong I yakni pemasaran secara langsung dan
sebagian kecil menggunakan cara pemasaran secara tidak langsung dimana agen datang
mengambil hasil produk kopi bubuk ke rumah-rumah pengusaha. Tujuan daerah
pemasaran kopi bubuk hasil produksi Desa Siborongborong I sudah cukup luas mencakup
di dalam dan di luar kecamatan Siborongborong seperti Kecamatan Pagaran dan
kecamatan Tarutung bahkan di luar Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Kabupaten Toba
Samosir (Balige, Kecamatan Laguboti dan Kecamatan Muara), Kabupaten Humbang
(20)
64
Hasundutan yaitu Dolok Sanggul, Kota Medan hingga ke luar provinsi yaitu Pekan Baru
( Provinsi Riau). Secara umum pemasaran produk kopi bubuk sudah terbilang baik.
c. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan beberapa saran,
antara lain:
1. Potensi fisik (topografi, curah hujan dan jenis tanah) mendukung produksi tanaman kopi
di Desa Siborongborong I namun ada masalah ketika musim kemarau terutama saat
penananman kopi oleh karena itu disarankan kepada petani kopi supaya menyiram
tanaman kopi dengan memanfaatkan sumber air yang tersedia.
2. Faktor-faktor industri yang mempengaruhi industri kopi mendukung pengembangan
produksi kopi bubuk di Desa Siborongborong namun masih ada pengusaha mengalami
kekurangan modal hendaknya pemerintah daerah mengembangkan koperasi rendah
bunga di Desa Siborongborong I sehingga pengusaha bisa mengembangkan industrinya
dimasa yang akan datang.dan meningkatkan pendapatan pengusaha.
3. Daerah pemasaran kopi bubuk di Desa Siborongborong I sudah cukup luas namun karena
belum memiliki label sehingga harga jual tidak jauh berbeda dengan harga lokal. Oleh
karena itu hendaknya Pemerintah mulai membantu pengusaha kopi bubuk dengan
(21)
DAFTAR PUSTAKA
Ahyari, Agus. 1979. Manajen produksi II: Pengendalian Produksi. Yogyakarta: BPFE.
AKK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta : Kanisius
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek
Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Tapanuli Utara dalam Angka, (Online), tuda2015, diakses tanggal 9 Februari 2015 )
Bintarto. 1997. Geografi Sosial. Jakarta: UI. P. Spring.
BPS. Indonesia, 2008. Profil Industri dan Kerajinan Rumah Tangga. Jakarta: Press.
Basu. 1988. Pengantar bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty.
Daud. 2009. Pembangunan Ekonomi. Jakarta : PT. Erlangga.
Djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Ui.
Edilius. 1992. Pengamatan Ekonomi Perusahaan. Jakarta : Rineka Cipta.
Hariyati. 2013. Pengembangan Produk Olahan Kopi Di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Jurnal Penelitian Vol. 25 No 1 . Surabaya: Fakultas Pertanian Diakses tanggal 25 Februari 2016
Kartasapoetra, G. Et. Al. 1987. Sosiologi Industri. Jakarta : Rineka Cipta.
Kasto. 1995. Konsep dan pengukuran Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Fakultas geografi UGM.
Kotler, Philip. 1986. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga.
Kotler, Philip. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : Intermedia.
Lumbantoruan, W dan Sugiharto, 2014. Geografi Industri. Medan: Unimed Press.
Lumbantoruan. 2009. Geografi Industri. Diktat. Medan: Unimed Press.
Najiyati, Sri, dkk. 2004. Kopi Budidaya dan Penanggulangan Lepas Panen Edisi
Revisi . Jakarta : Penebar Swadaya
Pemaron S, Ardyana. 2015. Jurnal: Rencana Bisnis Pengembangan Usaha Pengolahan Kopi Arabika (Coffea arabica) di Subak Abian Ulian Murni, Kintamani-Bangli.Jurnal. Bali: Fakultas Teknologi Pangan Udayana. Diakses tanggal 2 Mei 2012
(22)
66
Pratiwi, Ayunda. 2013. Analisis Daya Saing Komoditas Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara( Studi Kasus: Desa Bahal Batu III, Kecamatan Siborongborong). Jurnal. Medan : Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 1 Maret 2016
Prawiro. 1980. Ekonomi Sumber Daya. Bandung : Alumni Bandung.
Prayitno, Hadi. 1987. Pembangunan ekonomi pedesaan. Yogyakarta : PT. Bina Aksara.
Rustam. 1987. Ekonomi Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sihaloho. 2009. Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Di Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara. Jurnal. Bogor : Fakultas Pertanian IPB. Diakses tanggal 1 Maret 2016
Sitorus, Ulima. 2014. Analisis Nilai Tambah Dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea Arabica) Di Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan : Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Sofyan. 1993.Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : UI
Sumaatmadja, Nursid. 1998. Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa
Geografi. Bandung: Alumni Bandung.
Sumarni, Murti. 2004. Pengantar Ekonomi Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.
Tambunan, Tulus. 1999. Perkembangan Industri skala kecil di Indonesia. Jakarta: Mutiara Sumber Wija.
Triswanto. 2006. Merencanakan dan Mengelolah Usaha. Yogyakarta : Media Abadi.
Widowati, 2013. Potensi Agroindustri Kopi di Kawasan Agro Tecno Park (ATP) Kabupaten Temanggung. Jurnal : Badan Penelitian dan pengembangan Provinsi Jawa Tengah. Diakses tanggal 1 Maret 2016.
http//ssantroso.blogspot.com/2009/10/permasalahan industri-industrikecil-umah-2074.html) diakses tanggal 20 Maret 2016.
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-produksi. Diakses tanggal 24 Februari 2016 Jam 12.45 WIB.
(1)
C.Pembatasan Masalah
Agar masalah yang diteliti lebih spesifik dan terfokus, maka pembatasan masalah dalam penelitian ini pada potensi pengembangan dan faktor modal, bahan baku, tenaga kerja, produksi dan pemasaran yang mempengaruhi pengembangan produk kopi bubuk di Desa Siborongborong I Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.
D. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah penelitian ini adalah :
1. Potensi fisik apa saja yang mempengaruhi pengembangan produk kopi bubuk di Desa Siborongborong I?
2. Faktor-faktor industri apa saja yang mempengaruhi produksi kopi bubuk di Desa Siborongborong I?
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis:
1. Potensi fisik yang mempengaruhi pengembangan produk kopi bubuk di Desa Siborongborong 1.
2. Faktor-faktor industri yang mempengaruhi produksi kopi bubuk di Desa Siborongborong 1.
(2)
5
F. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan dan informasi bagi pemerintah setempat dan pengusaha kecil produk kopi bubuk tentang potensi pengembangan produk kopi di Desa Siborongborong I.
2. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pihak-pihak yang ingin mengetahui potensi pengembangan produk kopi bubuk di Desa Siborongborong I. 3. Menambah wawasan bagi penulis terkait dengan geografi industri
khususnya tentang industri kecil kopi bubuk. 4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian lainnya.
(3)
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
1. Desa Siborongborong I memiliki lahan tanaman kopi seluas 170 ha dan produksi 83 ton/bulan. Hal ini didukung oleh potensi fisik yang dimiliki Desa Siborongborong I yakni topografi, jenis tanah dan curah hujan mendukung produksi tanaman kopi sebagai bahan baku industri kopi bubuk.
2. Faktor-faktor industri yang mempengaruhi produksi kopi bubuk di Desa Siborongborong I yakni (a) Tersedianya bahan baku dalam jumlah yang cukup dan bersifat kontinue mendukung kelancaran produksi kopi bubuk. (b) Pengusaha industri kopi bubuk memiliki dua sumber modal yakni berasal dari modal pribadi dan berasal dari modal pinjaman dari keluarga. Pengusaha memilih modal pinjaman keluarga karena sistem pembayaran pinjaman keluarga tergantung kesepakatan kedua belah pihak. (c) Desa Siborongborong I memiliki ketersediaan tenaga kerja yang cukup dan profesional karena penduduk memiliki pengalaman dalam penanaman dan pengelolaan biji kopi hal ini didukung karena mayoritas petani memiliki lahan kopi. (d). Pemasaran yang dilakukan pengusaha industri rumah tangga kopi bubuk di Desa Siborongborong I yakni pemasaran secara langsung dan sebagian kecil menggunakan cara pemasaran secara tidak langsung dimana agen datang mengambil hasil produk kopi bubuk ke rumah-rumah pengusaha. Tujuan daerah pemasaran kopi bubuk hasil produksi Desa Siborongborong I sudah cukup luas mencakup di dalam dan di luar kecamatan Siborongborong seperti Kecamatan Pagaran dan kecamatan Tarutung bahkan di luar Kabupaten Tapanuli Utara yaitu Kabupaten Toba Samosir (Balige, Kecamatan Laguboti dan Kecamatan Muara), Kabupaten Humbang
(4)
64
Hasundutan yaitu Dolok Sanggul, Kota Medan hingga ke luar provinsi yaitu Pekan Baru ( Provinsi Riau). Secara umum pemasaran produk kopi bubuk sudah terbilang baik.
c. Saran
Berdasarkan uraian kesimpulan, maka dalam penelitian ini diperlukan beberapa saran, antara lain:
1. Potensi fisik (topografi, curah hujan dan jenis tanah) mendukung produksi tanaman kopi di Desa Siborongborong I namun ada masalah ketika musim kemarau terutama saat penananman kopi oleh karena itu disarankan kepada petani kopi supaya menyiram tanaman kopi dengan memanfaatkan sumber air yang tersedia.
2. Faktor-faktor industri yang mempengaruhi industri kopi mendukung pengembangan produksi kopi bubuk di Desa Siborongborong namun masih ada pengusaha mengalami kekurangan modal hendaknya pemerintah daerah mengembangkan koperasi rendah bunga di Desa Siborongborong I sehingga pengusaha bisa mengembangkan industrinya dimasa yang akan datang.dan meningkatkan pendapatan pengusaha.
3. Daerah pemasaran kopi bubuk di Desa Siborongborong I sudah cukup luas namun karena belum memiliki label sehingga harga jual tidak jauh berbeda dengan harga lokal. Oleh karena itu hendaknya Pemerintah mulai membantu pengusaha kopi bubuk dengan memberikan terobosan baru dengan pemberian label pada produk kopi bubuk.
(5)
Ahyari, Agus. 1979. Manajen produksi II: Pengendalian Produksi. Yogyakarta: BPFE.
AKK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Yogyakarta : Kanisius
Arikunto, Suharsini. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi Revisi 2010. Jakarta: Rineka Cipta
Badan Pusat Statistik. 2014. Kabupaten Tapanuli Utara dalam Angka, (Online), tuda2015, diakses tanggal 9 Februari 2015 )
Bintarto. 1997. Geografi Sosial. Jakarta: UI. P. Spring.
BPS. Indonesia, 2008. Profil Industri dan Kerajinan Rumah Tangga. Jakarta: Press.
Basu. 1988. Pengantar bisnis Modern. Yogyakarta: Liberty. Daud. 2009. Pembangunan Ekonomi. Jakarta : PT. Erlangga. Djojodipuro. 1992. Teori Lokasi. Jakarta : Fakultas Ekonomi Ui.
Edilius. 1992. Pengamatan Ekonomi Perusahaan. Jakarta : Rineka Cipta.
Hariyati. 2013. Pengembangan Produk Olahan Kopi Di Desa Sidomulyo Kecamatan Silo Kabupaten Jember. Jurnal Penelitian Vol. 25 No 1 . Surabaya: Fakultas Pertanian Diakses tanggal 25 Februari 2016
Kartasapoetra, G. Et. Al. 1987. Sosiologi Industri. Jakarta : Rineka Cipta.
Kasto. 1995. Konsep dan pengukuran Ketenagakerjaan. Yogyakarta: Fakultas geografi UGM.
Kotler, Philip. 1986. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Erlangga. Kotler, Philip. 2001. Dasar-Dasar Pemasaran. Jakarta : Intermedia.
Lumbantoruan, W dan Sugiharto, 2014. Geografi Industri. Medan: Unimed Press. Lumbantoruan. 2009. Geografi Industri. Diktat. Medan: Unimed Press.
Najiyati, Sri, dkk. 2004. Kopi Budidaya dan Penanggulangan Lepas Panen Edisi Revisi . Jakarta : Penebar Swadaya
Pemaron S, Ardyana. 2015. Jurnal: Rencana Bisnis Pengembangan Usaha Pengolahan Kopi Arabika (Coffea arabica) di Subak Abian Ulian Murni, Kintamani-Bangli.Jurnal. Bali: Fakultas Teknologi Pangan Udayana. Diakses tanggal 2 Mei 2012
(6)
66
Pratiwi, Ayunda. 2013. Analisis Daya Saing Komoditas Kopi Arabika di Kabupaten Tapanuli Utara( Studi Kasus: Desa Bahal Batu III, Kecamatan Siborongborong). Jurnal. Medan : Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Diakses tanggal 1 Maret 2016
Prawiro. 1980. Ekonomi Sumber Daya. Bandung : Alumni Bandung.
Prayitno, Hadi. 1987. Pembangunan ekonomi pedesaan. Yogyakarta : PT. Bina Aksara.
Rustam. 1987. Ekonomi Transportasi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
Sihaloho. 2009. Strategi Pengembangan Agribisnis Kopi Di Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera Utara. Jurnal. Bogor : Fakultas Pertanian IPB. Diakses tanggal 1 Maret 2016
Sitorus, Ulima. 2014. Analisis Nilai Tambah Dan Strategi Pengembangan Produk Olahan Kopi Bubuk Arabika (Coffea Arabica) Di Desa Sait Buttu Saribu Kabupaten Simalungun. Skripsi. Medan : Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Sofyan. 1993.Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta : UI
Sumaatmadja, Nursid. 1998. Studi Geografi: Suatu Pendekatan dan Analisa Geografi. Bandung: Alumni Bandung.
Sumarni, Murti. 2004. Pengantar Ekonomi Bisnis. Yogyakarta : Kanisius.
Tambunan, Tulus. 1999. Perkembangan Industri skala kecil di Indonesia. Jakarta: Mutiara Sumber Wija.
Triswanto. 2006. Merencanakan dan Mengelolah Usaha. Yogyakarta : Media Abadi.
Widowati, 2013. Potensi Agroindustri Kopi di Kawasan Agro Tecno Park (ATP) Kabupaten Temanggung. Jurnal : Badan Penelitian dan pengembangan Provinsi Jawa Tengah. Diakses tanggal 1 Maret 2016.
http//ssantroso.blogspot.com/2009/10/permasalahan industri-industrikecil-umah-2074.html) diakses tanggal 20 Maret 2016.
http://www.sarjanaku.com/2012/12/pengertian-produksi. Diakses tanggal 24 Februari 2016 Jam 12.45 WIB.