Fungsi Koperasi Simpan Pinjam Terhadap Kesejahteraan Masyarakat Nelayan Danau Toba (Studi Deskriptif: Koperasi Simpan Pinjam Sada Tahi di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

(1)

FUNGSI KOPERASI SIMPAN PINJAM TERHADAP KESEJAHTERAAN MASYARAKAT NELAYAN DANAU TOBA

(Studi Deskriptif: Koperasi Simpan Pinjam Sada Tahi di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana sosial

DISUSUN OLEH RICAT RAJAGUKGUK

080901047

DEPARTEMEN SOSIOLOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(2)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul fungsi koperasi simpan pinjam terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan danau. Dalam penelitian ini kesejahteraan yang dimaksud adalah kesejahteraan sosial-ekonomi yang mana koperasi merupakan sebuah organisasi dalam bidang ekonomi yang mengandung unsur sosial dapat membantu anggota atau kelompok masyarakat dalam memerangi kemiskinan serta koperasi merupakan gambaran dari ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi koperasi simpan pinjam dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan yang tergabung dalam koperasi sada tahi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan melakukan wawancara responden sebanyak 8 orang. 5 orang diantaranya adalah anggota dari kelompok koperasi simpan pinjam sada tahi dan 3 orang lainnya adalah merupakan penduduk desa Hutalontung yang tidak tergabung kedalam kelompok koperasi simpan pinjam sada tahi. Peneliti menggali informasi mengenai peran dan fungsi koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di desa Hutalontung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan pertengahan bulan Januari 2013.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari responden yang merupakan anggota koperasi simpan pinjam sada tahi mengakui bahwa koperasi sangat tepat untuk membantu para anggota dalam mengatasi persoalan ekonomi. Yang mana melalui bantuan yang diberikan koperasi berupa modal pinjaman yang dikumpulkan para anggota melalui simpanan pokok dan simpanan wajib juga dari berbagai sumber lainnya anggota kepada koperasi. Keberhasilan koperasi terlihat dari keadaan para anggota koperasi sebelum dan sesudah menjadi anggota koperasi sada tahi. Koperasi sada tahi tidaklah hanya bertujuan untuk kepentingan ekonomi saja, melainkan juga bertujuan untuk mempererat hubungan sosial masyarakat melalui kerjasama serta solidaritas yang tinggi dan juga rasa saling membantu satu sama lain. Maka dengan hal tersebut, tujuan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tercapai jika kedua unsur yang ada pada koperasi, yaitu unsur sosial dan unsur ekonomi dapat berjalan secara bersamaan.Koperasi sada tahi juga merupakan bentuk dari ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia, yang mana koperasi adalah suatu usaha yang dikelola secara bersama oleh masyarakat yang tergabung didalamnya serta tidak adanya campur tangan oleh pemerintah terkait kegiatan yang dilakukan koperasi simpan pinjam sada tahi. juga hasilnya adalah untuk masyarakat itu sendiri yang merupakan anggota koperasi. Koperasi sebagai ekonomi kerakyatan mampu mengatasi setiap persoalan ekonomi yang dialami oleh para masyarakat.


(3)

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, sebab karena rahmat-Nyalah, penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga banyak dibantu oleh berbagi pihak yang turut mendukung penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini sebagaimana mestinya.

Dengan penuh hormat dan kasih penulis ucapkan terimakasih kepada kedua orang tua tercinta yang selalu mendukung penulis baik doa maupun dalam setiap hal yang penulis lakukan.

Melalui lembaran ini juga penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si, selaku Dekan fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Lina Sudarwati, M.Si, selaku Ketua Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara dan juga sebagai dosen Wali yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

3. Bapak Drs. Hendry Sitorus, M.Si, sebagai Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan masukan, dorongan, dan nasehat dan bimbingan kepada Penulis.


(4)

4. Bapak Drs. Muba Simanihuruk, M.Si, Sebagai Dosen Penguji yang telah memberikan penjelasan dan masukan kepada penulis.

5. Seluruh staf pengajar FISIP USU yang telah banyak memberikan ilmu dan membagi pengetahuan kepada penulis.

6. Seluruh Staf pengajar Sosiologi FISIP USU yang telah banyak membantu penulis sebagai Seorang Mahasiswa Sosiologi.

7. Buat saudaraku terkasih Romian, Renungan, Lina, Rio, Doklas, Niko dan Panca yang selalu memberi dukungan terhadap penulis selama diperkulihan. Terimaksih atas segala doa dan perhatiannya kepada penulis.

8. Bapak Martahi Rajagukguk, SH. sebagai Sekretaris Desa Hutalontung yang telah banyak membantu penulis dilapangan dan memberikan informasi.

9. Bapak Poltak Rajagukguk selaku ketua koperasi simpan pinjam sada tahi dan seluruh informan yang telah memberikan informasi dan penjelasan kepada penulis pada saat wawancara dilapangan.

10.Kak Feny, Kak Betty, dan seluruh staf Pegawai FISIP USU yang telah banyak membantu dalam penyelesaian Administrasi.

11.Teman-teman Jurusan Sosiologi angkatan 2008 “Nalar cepat, Mental Kuat” Hendra, Gio, Amos, Belman, Octa, Desi, Yola, Radja, Arman, Berlin, Fitri, Lenni, Nari, Salmen, Lia “maruppak”, Irma, Eninta, Ayu, Rudy lun, Reza, Diky, Diki eko, Vanny, Santy, Roby, Rikcy, Judika, Vera, Poibe, Riama, Sugi, dan yang lainnya. Terima kasih atas kebersamaan yang telah kita lalui bersama.


(5)

12.Buat kakak-kakak senior yang tak bisa penulis sebutkan satu-satu terkhusus angkatan 06 Bang Erbin, Bang Prabu, Tulang Jhon, Bang Chandra, Bang Diko, Bang Fadli, juga Kak Irma terimakasih atas kebersamaannya. Juga seluruh adek-adek tercinta yang ada di departemen sosiologi Fisip Usu

13.Buat seluruh Bapak /Ibu yang ada di Punguan Koor Gabungan HKBP Sektor 7 P.bulan Medan yang selalu memberi motivasi dan semangat kepada penulis. 14.Buat kawan-kawan Kost penghuni 319 terimakasih atas kebersamaannya dan

dukungan yang diberi kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

15.Kawan-kawan di warkop yang selalu setia terima kasih atas segala kebersamaan dan kepedulian terhadap penulis dan yang selalu mengingatkan penulis terhadap studi yang dijalani penulis.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan Skripsi ini. Penulis mengharapkan saran dan kritik yang berguna untuk penyempurnaan skripsi yang lebih baik lagi dihari-hari yang akan datang. Akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi setiap orang yang membacanya.

Medan , Juni 2013 penulis


(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ……….. i

KATA PENGANTAR ………... ii

DAFTAR ISI ……….. v

DAFTAR TABEL ………... viii

BAB I PENDAHULUAN ……….... ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ……….... 1

1.2. Perumusan Masalah ……… 9

1.3. Tujuan Penelitian ……… 9

1.4. Manfaat Penelitian ………. 10

1.5. Defenisi Konsep ………. 10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ………... 13

2.1. Koperasi Simpan Pinjam ……… 13

2.2. Ekonomi Kerakyatan ……….. 15

2.3. Teori Fungsionalisme Struktural Oleh Robert K. Merton ……….. 19

2.3.1.Fungsi Manifest ………..…… 21

2.3.2.Fungsi Laten …………..……….. 21

2.4. Trust (Kepercayaan) ……… 22

BAB III METODE PENELITIAN ... 25

3.1. Jenis penelitian ... 25


(7)

3.3. Unit Analisa Dan Informan ... 26

3.4.Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.4.1. Data Primer ... 27

3.4.2. Data Sekunder ... 27

3.5. Interpretasi Data ... 28

3.7. Keterbatasan Penelitian ... 29

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN ... 31

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 31

4.1.1. Lokasi Penelitian ... 31

4.1.2. Penduduk ... 32

4.1.3. Kewarganegaraan ... 37

4.2. Profil Informan ... 37

4.3. Koperasi Simpan Pinjam Sada Tahi ... 53

4.3.1. Sejarah Koperasi Simpan Pinjam Sada Tahi ... 53

4.3.2 Keanggotaan dan Modal Koperasi ... 54

4.3.3. Struktur Organisasi Koperasi ... 56

4.5. Perananan Koperasi Dalam Pembangunan Sosial Dan Ekonomi ... 57

4.5.1. Koperasi Dalam Bidang Sosial ... 58

4.5.2. Koperasi Dalam Bidang Ekonomi ... 61

4.6. Tujuan Dan Peranan Koperasi Dalam Masyarakat ... 65

4.6.1. Fungsi Koperasi Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Anggota ... 67

4.7. Peran Koperasi dalam Ekonomi Kerakyatan ... 70

4.8. Trust (Kepercayaan) Dalam Koperasi ... 72


(8)

BAB V PENUTUP ... 81

5.1. Kesimpulan ... 81

5.2. Saran... ... 83

DAFTAR PUSTAKA ……….……… 85


(9)

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

3.6. Jadwal Kegiatan ………..……... . 29 4.1.2.1.Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian …...…….. 33 4.1.2.2.Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur Tahun 2011 ……….. 34 4.1.2.3.Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Desa Hutalontung…………. 36 4.6. Matriks Penelitian …………..……….. 76


(10)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul fungsi koperasi simpan pinjam terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan danau. Dalam penelitian ini kesejahteraan yang dimaksud adalah kesejahteraan sosial-ekonomi yang mana koperasi merupakan sebuah organisasi dalam bidang ekonomi yang mengandung unsur sosial dapat membantu anggota atau kelompok masyarakat dalam memerangi kemiskinan serta koperasi merupakan gambaran dari ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana fungsi koperasi simpan pinjam dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan yang tergabung dalam koperasi sada tahi.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif yaitu dengan melakukan wawancara responden sebanyak 8 orang. 5 orang diantaranya adalah anggota dari kelompok koperasi simpan pinjam sada tahi dan 3 orang lainnya adalah merupakan penduduk desa Hutalontung yang tidak tergabung kedalam kelompok koperasi simpan pinjam sada tahi. Peneliti menggali informasi mengenai peran dan fungsi koperasi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di desa Hutalontung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan pertengahan bulan Januari 2013.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan diketahui bahwa dari responden yang merupakan anggota koperasi simpan pinjam sada tahi mengakui bahwa koperasi sangat tepat untuk membantu para anggota dalam mengatasi persoalan ekonomi. Yang mana melalui bantuan yang diberikan koperasi berupa modal pinjaman yang dikumpulkan para anggota melalui simpanan pokok dan simpanan wajib juga dari berbagai sumber lainnya anggota kepada koperasi. Keberhasilan koperasi terlihat dari keadaan para anggota koperasi sebelum dan sesudah menjadi anggota koperasi sada tahi. Koperasi sada tahi tidaklah hanya bertujuan untuk kepentingan ekonomi saja, melainkan juga bertujuan untuk mempererat hubungan sosial masyarakat melalui kerjasama serta solidaritas yang tinggi dan juga rasa saling membantu satu sama lain. Maka dengan hal tersebut, tujuan koperasi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat akan tercapai jika kedua unsur yang ada pada koperasi, yaitu unsur sosial dan unsur ekonomi dapat berjalan secara bersamaan.Koperasi sada tahi juga merupakan bentuk dari ekonomi kerakyatan yang ada di Indonesia, yang mana koperasi adalah suatu usaha yang dikelola secara bersama oleh masyarakat yang tergabung didalamnya serta tidak adanya campur tangan oleh pemerintah terkait kegiatan yang dilakukan koperasi simpan pinjam sada tahi. juga hasilnya adalah untuk masyarakat itu sendiri yang merupakan anggota koperasi. Koperasi sebagai ekonomi kerakyatan mampu mengatasi setiap persoalan ekonomi yang dialami oleh para masyarakat.


(11)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Sejak dilahirkan, manusia telah menghadapi masalah untuk bisa tetap hidup dan akan berusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan untuk bisa mempertahankan kelangsungan hidupnya manusia harus selalu berusaha. Hal ini disebabkan karena tidak sesuainya jumlah barang dan jasa yang tersedia dibandingkan dengan jumlah kebutuhan manusia. Manusia tidak pernah merasa puas dengan apa yang mereka peroleh dan dengan apa yang telah mereka capai (Hendrojogi, 1998).

Dengan berkembangnya zaman, kita melihat bahwa usaha manusia untuk mempertahankan hidupnya tidak lagi diselesaikan dengan adat istiadat atau dengan perintah, akan tetapi dengan tindakan-tindakan bebas dari orang yang mengejar keuntungan yang satu sama lain saling terikat pada pasar. Sistem ini kemudian dinamakan kapitalisme, dimana keuntungan menjadi ide dasarnya.

Dalam era kapitalisme inilah, inspirasi koperasi beserta gerakannya dilahirkan dan merupakan cara yang digunakan masyarakat golongan ekonomi lemah, khususnya kaum buruh, untuk memecahkan permasalahan ekonomi yang dihadapinya dan yang dalam perkembangannya kemudian menjadi suatu sistem sendiri dalam kehidupan ekonomi dalam masyarakat.


(12)

Koperasi baik inspirasinya maupun gerakannya yang mula-mula timbul adalah merupakan suatau defensive reflex (gerakan otomatis untuk membela diri) dari suatu kelompok masyarakat terhadap tekanan-tekanan hidup yang dilakukan oleh kelompok lain dalam masyarakat, baik yang berupa dominasi sosial maupun yang berupa eksploitasi ekonomi (Hendrojogi, 1998:17).

Koperasi bermula pada abad ke-20 yang pada umumnya merupakan hasil dari usaha yang tidak spontan dan tidak dilakukan oleh orang-orang yang sangat kaya. Koperasi tumbuh dari kalangan rakyat, ketika penderitaan dalam lapangan ekonomi dan sosial yang ditimbulkan oleh sistem kapitalisme semakin memuncak. Beberapa orang yang penghidupannya sederhana dengan kemampuan ekonomi terbatas, terdorong oleh penderitaan dan beban ekonomi yang sama, secara spontan mempersatukan diri untuk menolong dirinya sendiri dan manusia sesamanya.

Koperasi adalah asosiasi orang-orang yang bergabung dan melakukan usaha bersama atas dasar prinsip koperasi, sehingga mendapatkan manfaat yang lebih besar dengan biaya rendah melalui perusahaan yang dimiliki dan diawasi secara demokratis oleh anggotanya. Asosiasi berbeda dengan kelompok, asosiasi terdiri dari orang-orang yang memiliki kepentingan yang sama, lazimnya yang menonjol adalah kepentingan ekonomi (www.Sejarah-koperasi-perkembangan-di-indonesia.com).

Dalam undang-undang nomor 25 tahun 1992 tentang perkoperasian disebutkan bahwa, “koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang


(13)

atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan” .

Koperasi merupakan suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial. Hal ini berarti bahwa koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Sehingga jelas koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana kita ketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi mencapai suatu tujuan (Hendrojogi, 1998).

Koperasi bertujuan untuk memberi pelayanan kepada para anggota dan bukan untuk mencari keuntungan, tetapi perlu diperhatikan dan diwaspadai dalam pelaksanaannya, bahwa penjualan barang-barang atas dasar biaya (at cost basis) akan bisa mendorong anggotanya untuk membeli banyak barang dari koperasi dengan “harga koperasi” dan kemudian menjualnya diluar koperasi dengan harga pasar, disamping, bahwa koperasi itu sendiri perlu mendapat surplus dari usahanya yang dapat digunakan bagi pemupukan modalnya (Hendrojogi, 1998:24).

Dengan demikian, tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi adalah tujuan ekonomi atau dengan kata lain bahwa koperasi harus bekerja berdasrkan motif ekonomi. Tentang unsur sosial seperti yang terdapat dalam defenisi tersebut bukanlah arti kedermawanan, tetapi lebih untuk menerangkan kedudukan anggota dalam


(14)

organisasi, hubungan antara sesama anggota dan hubungan anggota dengan pengurus. Disamping itu unsur sosial tersebut dapat pula ditemukan dalam cara kerja koperasi yang demokratis, kesamaan derajat, kebebasan keluar masuk, persaudaraan dan kesatuan, pembagian sisa hasil usaha kepada anggota proporsional dengan transaksinya serta menolong diri sendiri.

Tujuan koperasi sebagai perusahaan atau badan usaha tidaklah semata-mata hanya pada orientasi laba (profit oriented), melainkan juga pada orientasi manfaat(benefit oriented). Karena itu, dalam banyak kasus koperasi, manajemen koperasi tidak mengejar keuntungan sebagi tujuan perusahaan karena mereka bekerja didasari dengan pelayanan(service at cost). Untuk koperasi di Indonesia, tujuan badan usaha koperasi adalah memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat pada umumnya (UU No. 25/1992 pasal 3).

Untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang dalam arti mensejahterakan perlu adanya sebuah modal. Akan tetapi tidak semua orang memiliki modal yang cukup untuk memulai sebuah usaha tentu harus adanya bantuan dari orang lain maupun dari sebuah perbankan yang mampu memberi pinjaman modal bagi setiap orang yang membutuhkannya, namun perbankan perlu mempertimbangkan jumlah beban bunga yang diberikan kepada peminjam guna membantu sipeminjam dalam memulai sebuah usaha yang dapat membangkitkan dirinya dari kemiskinan, yang dalam pengertian bahwa bank harus bersedia memberi pinjaman dengan bunga yang rendah. Karena dengan bunga yang tinggi justru


(15)

mempersulit peminjam untuk mengembalikan pinjaman tersebut dan sebaliknya jika dengan bunga yang rendah setiap peminjam akan selalu melunasi setiap pinjaman yang telah diterimanya kepada bank tersebut. Kemudian sebuah bank harus memberi keringanan dengan cara peminjam membayar dengan sistem angsuran, jika demikian maka ekonomi rakyat akan berjalan baik dan tingkat kesejateraan masyarakat akan lebih tinggi dari sebelumnya (Muhammat Yunus dalam bukunya Grammen bank).

Dengan demikian koperasi berperan sebagai sebuah cerminan dari sebuah perbankan yang memberi pelayanan kepada setiap orang yang berkumpul didalamnya untuk membantu tingkat ekonomi masyarakat yang lemah dan berusaha mensejahterakannya dengan bantuan modal yang diberikannya kepada anggota koperasi tersebut dalam sebuah upaya masyarakat yang akan memulai usaha serta meningkatkan usahanya.

Dari beberapa jenis koperasi yang ada di Indonesia salah satunya yaitu koperasi simpan pinjam, yang mana koperasi simpan pinjam didirikan untuk memberi kesempatan kepada anggotanya memperoleh pinjaman dengan mudah dan bunga ringan. Koperasi simpan pinjam berusaha untuk “ mencegah para anggotanya terlibat dalam jeratan kaum lintah darat pada waktu mereka memerlukan sejumlah uang dengan jalan menggiatkan tabungan dan mengatur pemberian pinjaman uang dengan bunga yang serendah-rendahnya”


(16)

Dalam undang-undang No.12/1967 tentang pokok-pokok perkoperasian pasal 32 ayat (1) ditentukan bahwa modal koperasi terdiri dari dan dipupuk dari simpanan-simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya termasuk cadangan serta sumber-sumber lain, dan kemudian bahwa modal bersumber dari anggota yaitu berupa simpanan pokok, simpanan wajib dan simpanan sukarela.

Dengan demikian seiring berkembangnya jaman dan pentingnya koperasi, maka sekelompok masyarakat desa Hutalontung membentuk sebuah koperasi simpan pinjam sebagai wahana untuk membantu dan mendorong laju pertumbuhan ekonomi disana. Desa Hutalontung adalah sebuah desa di Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara, yang letaknya strategis di pinggiran Danau Toba. Dan sumber pencaharian masyarakat disana adalah mayoritas bertani dan nelayan serta sebagian kecil berprofesi sebagai pegawai negeri sipil.

Sejak tahun 1998, krisis ekonomi yang begitu mengglobal membuat masyarakat desa Hutalontung kesulitan untuk mengembangkan perekonomiannya, hal itu dikarenakan minimnya modal ekonomi yang diperoleh untuk meningkatkan mutu pertanian yang lebih maksimal. Sejak itulah muncul permasalahan ekonomi yang begitu meresahkan masyarakat.

Berlatar belakang ekonomi yang tidak mendukung, muncullah ide-ide untuk membantu meningkatkan ekonomi masyarakat yaitu dengan membentuk sebuah kelompok koperasi simpan pinjam yang beranggotakan masyarakat petani dan


(17)

nelayan yang disebut “koperasi Dosroha’. Dengan bantuan koperasi ini maka masyarakat terbantu dengan modal yang diberikan koperasi untuk meningkatkan produksi pertanian mereka. Kemudian koperasi ini tutup tahun 2005 akibat tidak mendukungnya lagi produk pertanian yang disebabkan tidak mengijinkannya lagi alam, yang mana masyarakata mayoritas bertani bawang merah.

Perekonomian kembali mengalami kemerosotan yang semakin membuat masyarakat kesulitan dalam bidang ekonomi, akan tetapi pada tahun 2007 terbentuk kembali kelompok koperasi simpan pinjam yang khusus beranggotakan para masyarakat nelayan danau yang ada di Desa Hutalontung yang disebut dengan “koperasi sada tahi” dan beranggotakan 31 orang. Sementara, jumlah nelayan danau yang ada di Desa Hutalontung berjumlah 46 orang penangkap ikan dan 14 orang pemelihara ikan. Akan tetapi tidak semuanya menjadi anggota koperasi dan mereka memperoleh dana untuk mengembangkan usahanya dengan cara meminjam kepada sesama masyarakat atau dari bank, sehingga mereka bisa mengembankan usahanya dengan modal yang begitu cukup.

Jenis ikan yang didapat dan yang di pelihara adalah ikan mujahir, ikan nila, ikan mas, dan juga ikan pora-pora. Nelayan mampu meminjam modal baik dari koperasi maupun dari luar koperasi (yang bukan anggota koperasi) karena hasil yang mereka peroleh mampu untuk melunasi kembali pinjaman yang mereka terima dengan hasil nilai jual ikan yang meraka peroleh, ikan mujahir/nila Rp. 20.000,-/kg,


(18)

ikan mas Rp. 25.000,-/kg, dan ikan pora-pora Rp.2.500,-/kg. sehingga dengan nilai jual tersebut telah menguntungkan bagi masyarakat nelayan.

Koperasi sada tahi ini terbentuk atas kesepakatan para nelayan danau yang ada di Desa Hutalontung, sehingga dengan tujuan, koperasi ini dapat membantu dan mendorong masyarakat khususnya nelayan untuk mengembangkan usahanya dalam bidang nelayan (penangkap ikan dan pemelihara ikan di Danau Toba). Pada umumnya koperasi ini memberikan pelayanan kepada anggota berupa memberi pinjaman untuk dijadikan sebagia modal dan pendukung dalam mengembangkan usaha anggotanya. Dengan bantuan koperasi ini, anggota koperasi beranggapan akan mampu menopang kesejahteraan ekonomi mereka. Untuk menjadi anggota koperasi, setiap anggota harus membayar modal awal senilai Rp.250.000,- yang dijadikan sebagai simpanan pokok para anggota. Kemudian koperasi akan mengelolah dana tersebut dan memberi pinjaman bagi anggotanya untuk mengembangkan usaha masing-masing guna mewujudkan kesejateraan ekonomi anggota koperasi.

Koperasi simpan pinjam (sada tahi) ini adalah terbentuk atas dasar kesepakatan bersama dan kerjasama sekumpulan nelayan yang ada di Desa Hutalontung. Koperasi ini berjalan sesuai dengan peraturan yang berlaku pada koperasi yang diatur oleh undang-undang serta dikelola sesaui dengan azas-azas koperasi yang ada di Indonesia.


(19)

Tentang unsur sosial yang terdapat dalam koperasi ini bukanlah arti kedermawanan, tetapi lebih untuk menerangkan kedudukan anggota dalam organisasi, hubungan antara sesama anggota dan hubungan anggota dengan pengurus. Disamping itu menurut salah seorang tokoh sosiologi Dr.C.C Taylor mengatakan bahwa koperasi adalah konsep sosiologi. Menurutnya koperasi ada dua ide dasar yang bersifat sosiologi yang penting dalam pengertian kerjasama. (1) pada dasarnya orang lebih menyukai hubungan dengan orang lain secara langsung. (2) manusia lebih menyukai hidup bersama yang saling menguntungkan dan damai dari pada persaingan.

Sehingga dengan bantuan koperasi ini, masyarakat yang tergolong dalam koperasi simpan pinjam ini memperoleh keuntungan dan mampu mengangkat derajat ekonominya dari kemiskinan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, adapun yang menjadi perumusan masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui ” Bagaimana fungsi koperasi simpan pinjam terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan”?

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui “bagaimana peran serta dan fungsi koperasi simpan pinjam untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat nelayan di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.


(20)

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Teoritis

Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan keilmuan khususnya yang berkaitan dengan perkoperasian sebagai wujud dari ilmu sosial.

1.4.2. Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menggambarkan bagaimana nilai sosial masyarakat dalam sebuah kelompok koperasi dan hasil penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, dan juga dapat memberi sumbangan baru mengenai koperasi.

1.5. Defenisi Konsep

Dalam sebuah penelitian ilmiah, defenisi konsep sangat diperlukan untuk memfokuskan penelitian sehingga dapat memudahkan selama proses penelitian. Konsep adalah defenisi, abstraksi mengenaigejala atau realita maupun suatu pengertian yang nantinya akan menjelaskan suatu gejala. (Moleong, 2006:67). Disamping berfungsi untuk memfokuskan dan mempermudah suatu penelitian, konsep juga berfungsi sebagai panduan yang nantinya digunakan peneliti untuk menindak lanjuti sebuah kasus yang diteliti dan menghindari terjadinya kekacauan


(21)

akibat kesalahan penafsiran dalam sebuah penelitian. Adapun konsep yang digunakan sesuai dengan konteks penelitian ini, antara lain adalah:

a. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang –seorang atau badan hokum koperasi dengan melandaskan kegiatannyaberdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan (UU No. 25 tahun 1992).

b. Kesejahteraan sosial adalah sistem yang terorganisir dari pelayanan-pelayanan sosial dan lembaga-lembaga yang bertujuan untuk membantu individu dan kelompok untuk mencapai standar hidup dan kesehatan yang memuaskan dan relasi-relasi pribadi dan sosial yang memungkinkan mereka mengembangkan kemampuannya sepenuh mungkin dan meningkatkan kesejahteraannya secara selaras dengan kebutuhan keluarga dan masyarakat.

c. Badan usaha adalah kesatuan yuridis (hukum), teknis, dan ekonomis yang bertujuan mencari laba dan keuntungan.

d. Nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penengkapan ataupun budi daya (Imron, dalam Subri, 2005:7).

e. Masyarakat adalah organisasi hidup (kumpulan mahasiswa) dimana mengalami perubahan, saling mempengaruhi satu sama lain dan setiap


(22)

sistem mempunyai fungsi dan peranan yang berbeda-beda tetapi saling mendukung (Spencer, 1985).

f. Masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut, (Kusnadi, 2009:27)

g. Simpanan pokok adalah sejumlah uang yang sama banyaknya dan atau sama nilainya yang wajib dibayarkan oleh anggota kepada koperasi pada saat masuk menjadi anggota. Simpanan pokok tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.

h. Simpanan wajib adalah sejumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama, wajib dibayar oleh anggota, kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil selama yang bersangkutan menjadi anggota.

i. Ekonomi kerakyatan yaitu sebuah sistem perekonomian yang membangun ekonomi secara mandiri tanpa adanya campur tangan dari para investor asing, dimana fokusnya adalah membangun pada usaha kecil dan menengah sebagai sebuah pondasi ekonomi yang kokoh.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Koperasi Simpan Pinjam

Koperasi Simpan Pinjam (KOSIPA) adalah sebuah koperasi yang modalnya diperoleh dari simpanan pokok dan simpanan wajib para anggota koperasi. Kemudian modal yang telah terkumpul tersebut dipinjamkan kepada para anggota koperasi dan terkadang juga dipinjamkan kepada orang lain yang bukan anggota koperasi yang memerlukan pinjaman uang, baik untuk keperluan komsumtif maupun untuk modal kerja. Kepada setiap peminjam, KOSIPA menarik uang administrasi setiap bulan sejumlah sekian persen dari uang pinjaman.

Pembentukan koperasi berdasarkan asas kekeluargaan dan gotong royong khususnya untuk membantu para anggotanya yang memerlukan bantuan baik berbentuk barang ataupun pinjaman uang. koperasi simpan pinjam sebagai lembaga pembiayaan di karenakan usaha yang di jalankan oleh koperasi simpan pinjam adalah usaha pembiayaan yaitu menghimpun dana dari para anggotanya yang kemudian menyalurkan kembali dana tersebut kepada para anggotanya atau masyarakat umum.

Secara umum ruang lingkup kegiatan usaha koperasi simpan pinjam adalah penghimpunan dan penyaluran dana yang berbetuk penyaluran pinjaman terutama darai dan untuk anggota. Pada perkembanganya memang koperasi simpan pinjam melayani tidak saja anggota tetapi juga masyarakat luas.


(24)

Koperasi simpan pinjam dilihat dari aspek pasiva melakukan kegiatan penghimpunan dana baik dari anggota ataupun masyarakat umum. Bentuk penghimpunan ini bisa berupa tabungan atau simpanan sedangan dari masyarakat bisa berbentuk pinjaman modal. Kegiatan usaha dari aspek aktiva merupakan upaya dari koperasi simpan pinjam untuk memperoleh laba dengan cara mengalokasikan dari hasil dari penghimpunan yang disalurkan kepada anggota dalam bentuk pijaman. Lebih jauh jika di kerucupkan maka kegiatan koperasi simpan pinjam bisa di rinci sebagai berikut.

1). Koperasi simpan pinjam dituntut mampu melayani penyimpanan dan juga penarikan dana oleh anggota sesuai dengan ketentuan serta kesepakatan.

2). Koperasi simpan pinjam juga menyalurkan dana yang terkumpul kepada anggota yang dimasa datang akan diterima kembali secara bertahap.

Kedua kegiatan diatas harus dikelola sedemikian rupa sehingga penghimpunan dan penyaluran berjalan seimbang.

Untuk bisa menjalankan usahanya koperasi simpan pinjam harus melakukan penghimpunan dana. Dana-dana tersebut bisa uang yang masuk kategori hutang atau ekuitas atau kekayaan bersih. Menurut PP 9 Tahun 1995 simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi simpan pinjam dalam bentuk tabungan dan simpanan koperasi berjangka. Pengertian simpanan sebagaimana dinyatakan dalam PP tersebut adalah simpanan yang merupakan hutang bagi koperasi simpan pinjam, sementara itu terdapat jenis simpanan lain dari anggota yang merupakan kekayaan bersih bagi koperasi simpan


(25)

pinjam, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib. Pembahasan mengenai simpanan di bawah ini, meliputi simpanan yang merupakan kekayaan bersih, yaitu simpanan pokok dan simpanan wajib serta simpanan yang merupakan hutang, yaitu tabungan dan simpanan berjangka.

2.2. Ekonomi Kerakyatan

Ekonomi Kerakyatan adalah merupakan sebuah sistem perekonomian yang ditujukan untuk mewujudkan kedaulatan rakyat di bidang ekonomi. Ekonomi Kerakyatan memiliki prinsip bahwa perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan, selain itu ekonomi kerakyatan juga menginginkan kemakmuran rakyat.

Prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan itu seluruhnya terkandung dalam Koperasi. Dalam konteks ekonomi kerakyatakan atau demokrasi ekonomi, kegiatan produksi dan konsumsi dilakukan oleh semua warga masyarakat dan untuk warga masyarakat, sedangkan pengelolaannya di bawah pimpinan dan pengawasan anggota masyarakat sendiri (Mubyarto, 2002). Prinsip demokrasi ekonomi tersebut hanya dapat diimplementasikan dalam wadah koperasi yang berasaskan kekeluargaan. Hal ini menunjukan bahwa Koperasi memiliki peranan dalam Ekonomi Kerakyatan karena Koperasi merupakan bentuk perusahan, satu-satunya bentuk perusahaan yang sesuai dengan Ekonomi Kerakyatan.


(26)

Koperasi merupakan organisasi ekonomi rakyat yang mana koperasi sebuah lembaga sosial ekonomi yang dapat mengontrol dan menghindari eksploitasi ekonomi dari para tengkulak, rentenir dan lain sebagainya. Sehingga dalam organisasi koperasi dapat menghimpun para pelaku ekonomi rakyat dalam dua aspek. Pertama, secara kolektif menghimpun para pelaku ekonomi rakyat dalam menjual produk-produk yang mereka hasilkan langsung ke konsumen dengan posisi tawar yang menentukan.Kedua. organisasi koperasi dapat menjadi wadah yang bertanggung jawab dalam memberi barang-barang yang diperlukan oleh para pelaku ekonomi rakyat langsung dari para pemasok di sektor modern yang dengan posisi tawar yang kukuh pula. Melalui organisasi koperasi seluruh para pelaku penindas dan parasit ekonomi disapu bersih (Ekonomi kerakyatan Indonesia mengenang Bung Hatta,Sritua Arief,2002:110).

Tanpa adanya sebuah koperasi maka ekonomi rakyat akan semakin terhempit dan semakin miskin karena banyaknya para tengkulak, rentenir dan lain sebagainya yang akan mengambil produk-produk yang telah dihasilkan oleh masyarakat tani/nelayan karena dengan alasan bahwa secara realita bahwa mereka memiliki ekonomi rendah dan tak mampu memodali suatu usaha, maka timbul niat dari para rentenir memberi pinjaman kepada masyarakat dengan bunga yang tinggi dan nantinya produk-produk yang mereka hasilkan akan dikumpul kembali oleh para tengkulak maupun rentenir dengan harga yang telah dibuat mereka (bukan harga pasar), sehingga peminjam akan menjual dengan harga yang murah dan membeli


(27)

dengan harga yang mahal, dan hanya menambah untung para rentenir dan tengkulak yang telah mengeksploitasi ekonomi rakyat.

Demi menghindari eksploitasi terhadap petani/ nelayan koperasi membentuk asosiasi-asosiasi yang bertanggung jawab untuk melakukan pembelian secara kolektif untuk para anggota koperasi. Sebagai asosiasi, organisasi ini yang bertindak atas nama berbagai koperasi bertanggung jawab untuk melakukan pembelian barang-barang keperluan petani/nelayan. Asosiasi-asosiasi koperasi ini dengan posisi tawar yang kukuh dan menentukan mengatur pembelian barang-barang yang diperlukan petani dan para pemasok dalam suasana yang kompetif dan dengan biaya murah, (Pestof, dalam ekonomi kerakyatan Indonesia mengenang bung Hatta 2002).

Sistem ekonomi kerakyatan dicurahkan oleh bahwa pembangunan ekonomi Indonesia pada hakekatnya adalah pembangunan ekonomi kerakyatan. Maka yang perlu dilakukan adalah mengubah struktur ekonomi umumnya dari ekonomi kolonial atau semacamnya ke ekonomi nasional yang berkerakyatan, ia mencoba mempraktekan pemikirannya itu pada koperasi, sebagaimana yang telah ada dan terbukti hingga sekarang ini. Pengertian ekonomi kerakyatan dan ekonomi rakyat, lebih makro secara sosiologis dapat dikatakan adalah suatu paham ekonomi yang lebih menghendaki pertumbuhan ekonomi.

Salim Siagian seiring dengan Bung Hatta mengungkapkan, bahwa ekonomi rakyat adalah kegiatan ekonomi rakyat banyak disuatu negara atau daerah yang pada umumnya tertinggal bila dibandingkan dengan perekonomian negara atau daerah


(28)

bersangkutan secara rata-rata. Dengan demikian. pengertian konsep ekonomi kerakyatan adalah perekonomian atau perkembangan ekonomi kelompok masyarakat yang berkembang relatif lambat, sesuai dengan kondisi yang melekat pada kelompok masyarakat tersebut. Sedangkan sistem ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang mengikutsertakan seluruh lapisan masyarakat kedalam proses pembangunan.

Ideologi dasar konsep ekonomi kerakyatan adalah sistem ekonomi yang berbasis pada kekuatan ekonomi rakyat sesuai dengan pasal 33 ayat 1 dan sila ke-empat Pancasila. Landasan konstitusional sistem ekonomi kerakyatan adalah pasal 33 UUD 1945, terutama bagian penjelasannya yang dalam pasal tersebut tercantum dasar ekonomi dimana produksi dikerjakan oleh semua untuk semua dibawah pimpinan atau pemilikan anggota masyarakat, karena itu perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasar atas azas kekeluargaan, yang akhirnya muncul kemudian seiring dengan itu ialah koperasi.

Sebagai tujuannya adalah untuk menjamin agar kemakmuran rakyat senantiasa lebih diutamakan daripada kemakmuran individual dan agar tampuk produksi tidak jatuh ketangan individual yang memungkinkan ditindasnya rakyat banyak oleh segelintir orang yang berkuasa. Maka dengan begitu sama sekali tidak bijak bila kemudian dikatakan bahwa sistem ekonomi karakyatan dan ekonomi rakyat mengabaikan efesiensi dan bersifat anti pasar. Sebab politik ekonomi kerakyatan dan ekonomi rakyat memang tidak didasarkan atas pemerataan, pertumbuhan dan stabilitas, melainkan atas partisipasi keadilan dan kelestarian.


(29)

Sehingga dalam pelaksanaannya, koperasi simpan pinjam sada tahi adalah merupakan wujud atau bagian dari ekonomi kerakyatan yang mana dikelola secara bersama-sama oleh sekelompok masyarakat nelayan dengan mencapai suatu tujuan bersama yaitu peningkatan kesejahteraan ekonomi maupun sosial, sehingga dengan keberadaan koperasi tersebut sebagai ekonomi kerakyatan diharapkan dapat mewujudkan upaya yang diharapkan oleh para nelayan dalam mengatasi persoalan ekonomi.

2.3. Teori Fungsionalisme Struktural Oleh Robert K. Merton

Secara sosiologis terjadinya suatu pembangunan pada masyarakat memiliki kaitan yang erat dengan teori fungsionalisme struktural. Teori ini menjelaskan tentang adanya suatu struktur yang saling berkaitan dalam suatu masyarakat dan juga teori ini menekankan kepada keteraturan dan mengabaikan konflik dan perubahan di masyarakat.Masyarakat merupakan suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian yang saling berkaitan dan menyatu dalam keseimbangan. Perubahan yang terjadi pada suatu bagian masyarakat akan membawa perubahan juga terhadap bagian yang lain. Semua peristiwa dan semua stuktur adalah fungsional pada masyarakat.


(30)

Robert K.Merton mengemukakan bahwa:

1. Fungsi adalah akibat-akibat yang dapat diamati yang menuju adaptasi atau penyesuaian dalam suatu sistem.

2. Disfungsi adalah akibat-akibat negative yang muncul dalam penyesuaian suatu sistem.

3. Fungsi manifest adalah fungsi yang diharapakan. 4. Fungsi laten adalah fungsi yang tidak diharapkan.

Suatu pranata tertentu dapat fungsional terhadap suatu unit tertentu dan sebaliknya disfungsional terhadap unit sosial lain. Sehingga dalam koperasi tidak lepas dari teori Robert K.Merton, bahwa terdapat kesaling terkaitan antar sesama anggota, dan anggota dengan pengurus koperasi dengan menuju suatu tujuan yang sama.

Menurut Robert K.Merton konsekuensi-konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku itu ada yang mengarah pada integrasi dan keseimbangan atau disebut dengan fungsi manifest, tetapi ada pula konsekuensi- konsekuensi objektif dari individu dalam perilaku itu yang tidak diketahui. Oleh karena itu, menurut pendapatnya konsekuensi-konsekuensi objek dari individu dalam perilaku tersebut ada yang bersifat fungsional dan ada pula yang bersifat disfungsional. Ia juga mengemukakan tentang non fungsi, yang didefenisikan sebagai konsekuensi yang tidak relevan bagi suatu sistem. Karena masyarakat begitu kompleks dan saling


(31)

berhubungan, maka mustahil meramalkan secara tepat semua akibat dari suatu tindakan. Lembaga ini mempunyai fungsi manifest yang merupakan tujuan lembaga yang diakui dan mempunyai fungsi laten yang merupakan hasil yang tidak dikehendaki dan mungkin tidak diakui.

2.3.1.Fungsi Manifest

Secara sederhana fungsi manifest adalah suatu yang dikehendaki dan diterima oleh para partisipan dalam suatu tindakan. Sesuatu itu dikehendaki karena sesuai dengan tujuan organisasi. Misalnya suatu lembaga ekonomi harus menghasilkan dan mendistribusikan kebutuhan pokok dan mengarahkan arus modal ketempat ke tempat yang membutuhkan. Fungsi manifest adalah jelas,diakui dan biasanya di puji.

2.3.2.Fungsi Laten

Terdapat beberapa konsekuensi lembaga yang tidak dikehendaki dan tidak dapat diramalkan. Lembaga ekonomi tidak hanya mrmproduksi dan mendistribusikan kebutuhan pokok, tetepi kadang kadang juga meningatkan pengangguran dan pemberdayaan kekayaan. Dalam artian singkat fungsi laten adalah sesuatu yang tidak dikehendaki dan tidak diterima oleh para partisipan karena tidak sesuai dengan tujuan organisasi.


(32)

2.4. Trust (Kepercayaan)

Modal sosial (sosial capital) menurut James coleman (dalam Fukuyama,2002)yakni kemampuan masyarakat untuk bekerja bersama-sama demi mencapai tujuan-tujuan bersama didalam berbagai kelompok dan organisasi. Coleman menambahkan bahwa selain pengetahuan dan keterampilan, porsi lain dari human capital adalah kemampuan masyarakat untuk melakukan asosiasi (berhubungan) satu sama lain. Kemampuan berasosiasi ini menjadi modal yang sangat penting bukan hanya bagi kehidupan ekonomi, tetapi juga bagi setiap aspek ekstensi sosial yang lain. Tetapi, kemampuan ini sangat bergantung pada suatu kondisi dimana komunitas itu mau saling berbagi untuk mencari titik temu norma-norma dan nilai nilai bersama. Jika titik temu etis-norma-normatif ini ditemukan maka pada giliranya kepentingan individu akan tunduk pada kepentingan-kepentingan komunitas kelompok. Dari nilai nilai bersama ini akan bangkit apa yang disebut kepercayaan.

Lawang (dalam Damsar, 2009:186) menyimpulkan inti konsep kepercayaan sebagai berikut: (1) Hubungan sosial antara dua orang atau lebih. Temasuk dalam hubungan ini adalah institusi, yang dalam pengertian di wakili orang. (2) Harapan yang akan terkandung dalam hubungan itu, yang jika direalisasi tidak akan merugikan salah satu atau kedua belah pihak. (3) Interaksi yang memungkinkan hubungan dan harapan itu berwujud.


(33)

Kepercayaan memperbesar kemampuan manusia untuk bekerjasama, bukan didasarkan atas kalkulasi rasional kognitif tetapi melalui pertimbangan dari suatu ukuran penyangga antara keinginan yang sangat dibutuhkan dan harapan yang mungkin secara parsial akan mengecewakan. Kerjasama tidak mungkin terjalin kalau tidak didasarkan adanya saling percaya diantara sesama pihak yang terlibat (Damsar, 2009:202).

Meskipun kepercayaan melibatkan pertukaran informasi, tetapi ia tidak bias direduksi menjadi sekedar informasi. Komunitas bergantung pada kepercayaan, dan kepercayaan ditentukan secara cultural, maka komunitas spontan akan muncul dalam berbagai tingkatan yang berbeda dalam budaya yang berbeda pula. Masyarakat berkepercayaan tinggi (high trust) seperti jepang berhasil menciptakan berbagai jaringan dengan baik sebelum revolusi informasi memasuki kecepatan yang lebih tinggi, masyarakat berkepercayaan rendah (low trust) mungkin tidak akan pernah untuk meningkatkan efisiensi yang ditawarkan teknologi informasi. Trust, dengan demikian adalah pengharapan yang muncul dalam sebuah komunitas norma yang dimiliki bersama, demi kepentingan anggota yang lain dari komunitas itu.(Fukuyuma, 2002:36)

Social capital dibutuhkan untuk menciptakan jenis komunitas moral yang tidak bisa diperoleh seperti dalam kasus bentuk-bentuk human capital yang lain. Akuisisi capital social, memerlukan pembiasaan terhadap norma-norma moral dan sebuah komunitas dan dalam konteksnya, sekaligus mengadopsi kebajikan-kebajikan


(34)

seperti kesetiaan, kejujuran, dan dependability. Kelompok harus mengadopsi norma-norma bersama sebagai satu keseluruhan sebelum kepercayaan bisa di generalisasikan diantara anggota-anggotanya, dengan kata lain, social capital mustahil diperoleh oleh individu-individu yang bisa bertindak diatas kepentingan sendiri. (Fukuyuma, 2002:38)

Dalam mewujudkan tujuan koperasi dalam memerangi kemiskinan, tentu setiap individu yang ada didalam koperasi tersebut harus mampu menahan diri dan membiasakan hidup untuk patuh terhadap norma-norma moral seperti kesetiaan, kejujuran. Karena koperasi adalah merupakan organisasi yang bergerak dalam bidang sosial dan ekonomi serta dijalankan oleh sekelompok orang maka perlu adanya rasa saling percaya untuk setiap orang dalam koperasi tersebut. Selain itu dalam setiap transaksi ekonomi yang dilakukan koperasi, setiap anggota dan pengurus harus memiliki rasa saling percaya, tujuannya adalah untuk mendidik anggotanya agar lebih beranggung jawab dan jujur.


(35)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan analisa kualitatif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena-fenomena yang ada pada saat penelitian dilakukan, kemudian menggambarkan fakta-fakta tentang masalah yang diselidiki sebagaimana adanya. Dengan demikian penelitian ini menggambarkan fakta-fakta dan menjelaskan keadaan dari objek penelitian yang sesuai dengan kenyataan sebagaimana adanya dan mencoba untuk menganalisa untuk memberikan kebenarannya berdasarkan data yang diperoleh. (Danin, 2002:41)

Jadi dengan metode deskriptif ini diharapkan dapat memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana fungsi koperasi simpan pinjam terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan Danau Toba di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara dengan diupayakan dapat menerangkan fenomena yang ada berdasarkan data atau informasi yang diperoleh selama penelitian.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara. Adapun yang menjadi alasan pemilihan lokasi tersebut


(36)

adalah dikarenakan Desa ini merupakan daerah yang strategis dipinggiran Danau Toba dan terdapat sekelompok masyarakat nelayan di Danau Toba tersebut yang membentuk sebuah kelompok koperasi simpan pinjam. Lokasi penelitian juga merupakan tempat yang dapat terjangkau oleh peneliti sehingga memudahkan dalam mengakses data yang diperlukan.

3.3. Unit Analisa dan Informan

Biasanya ada sejumlah unit analisis yang lazim digunakan pada kebanyakan penelitian sosial, yakni individu, kelompok, dan sosial. Yang menjadi unit analisis dan objek kajian dalam penelitian ini adalah menggambarkan kehidupan masyarakat nelayan yang pola ekonominya dibantu oleh koperasi simpan pinjam yang bertempat tinggal di Desa Hutalontung, Kecamatan Muara, Kabupaten Tapanuli Utara.

1. Yang menjadi informan kunci adalah orang-orang yang tergabung dalam koperasi sada tahi Desa Hutalontung ( pengurus maupun anggota koperasi)

2. Yang menjadi informan biasa adalah Kepala desa dan masyarakat lainnya yang ada di Desa Hutalontung (yang bukan bagian dari koperasi)

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data primer dan sekunder.


(37)

3.4.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diambil dari sumber data pertama dilapangan. Untuk mendapatkan data primer dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan studi lapangan yaitu:

a) Wawancara mendalam, yaitu penelitian melakukan komunikasi dan interaksi untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan mengungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada responden.

b) Observasi, yaitu peneliti mengamati secara langsung terhadap hal-hal yang berhubungan dengan objek penelitian

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu, data yang diperoleh dari sumber kedua dengan menggunakan data dan mengambil informasi dari beberapa literatur diantaranya buku-buku referensi, dokumen majalah, jurnal, maupun data yang diperoleh dari internet yang dianggap relevan serta berkaitan dengan permasalahan yang diteliti. Oleh karena itu, sumber data sekunder diharapkan dapat berperan membantu pengungkapan data yang diharapkan membantu memberi keterangan sebagai pelengkap dan bahan pembanding.( Bungin,2001:129)


(38)

3.5. Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan metode penganalisaan data dengan cara menyusun data, mengelompokkannya dan menginterpretasikannya sehingga diperoleh gambaran bagaimana fungsi koperasi simpan pinjam di Desa Hutalontung terhadap kesejahteraan masyarakat nelayan Danau Toba. Selain itu, interpretasi data adalah sebuah tahap dalam upaya menyederhanankan dari data yang sudah diperoleh dari hasil penelitian dilapangan maupun dari hasil studi kepustakaan. Data-data yang diperoleh akan dipelajari kembali,ditelaah, dikelompokkan sesuai dengan permasalahan dari penelitian yang dilakukan.observasi akan diuraikan untuk memperkaya hasil wawancara sekaligus melengkapi data. Berdasarkan hasil yang diperoleh akan di interpretasikan untuk menghasilkan data secara terperinci dan sistematis yang disajikan secara deskriptif.


(39)

3.6 Jadwal Kegiatan

NO Kegiatan Bulan ke

1 2 3 4 5 6 7 8 9

1. Pra Observasi v

2. ACC Judul v 3. Penyusunan Proposal Penelitian v 4. Seminar Proposal Penelitian v 5. Revisi Proposan Penelitian v 6. Penelitian Ke Lapangan v 7. Pengumpulan Data dan Analisis Data v 8. Bimbingan v

9. Penulisan Laporan akhir v

3.7. Keterbatasan Penellitian

Dalam setiap penelitian akan selalu mengalami kendala atau hambatan, baik itu muncul dari dalam atau luar diri peneliti itu sendiri. Adapun keterbatasan yang dialami oleh penulis adalah sebagai berikut:


(40)

1. Faktor Internal

Faktor internal yang dimaksud di sini adalah berupa hambatan yang berasal dari dalam diri peneliti yang meliputi beberapa kendala yaitu tidak dapat mengikuti proses berjalannya koperasi dan para nelayan dalam aktifitas sehari-harinya serta tidak mampunya untuk menemui satu persatu anggota yang terlibat dalam koperasi. Sehingga informasi tentang keterlibatan koperasi dalam mensejahterakan masyarakat nelayan didapatkan melalui penjelasan dari sebagian anggota koperasi yang ditemui peneliti dilapangan kemudian proses kerja nelayan di danau toba, karena sebagian nelayan beraktifitas di subuh hari sehingga merupakan salah satu keterbatasan peneliti untuk mengikuti proses penangkapan ikan di danau.

2. Faktor Eksternal

Merupakan faktor yang berasal dari luar peneliti, yaitu adanya kendala pada saat wawancara dengan informan, mereka kurang paham maksud pertanyaan yang diajukan, walaupun sudah menggunakan bahasa sehari-hari. Sehingga terdapat pemahaman dan pengertian yang berbeda pada beberapa pertanyaan. Kemudian karena pengaruh kesibukan aktifitas yang dilakoni para anggota koperasi yang menyebabkan kurang akuratnya informasi yang didapatkan peneliti.


(41)

BAB IV

DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN 4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini berada diwilayah kabupaten Tapanuli Utara, Kecamatan Muara tepatnya di desa Hutalontung. Untuk menentukan keadaan letak geografis dengan pendekatan astronomi suatu daerah yang didasarkan kepada letak lintang dan bujurnya maka kabupaten tapanuli utara secara geografis terletak diantara 1° 20' - 2° 41' Lintang Utara dan 98° 05 - 99° 15' Bujur Timur, Posisinya berada di 300 1.500 m diatas permukaan laut.

Secara administratif desa Hutalontung ini berada dalam Kecamatan Muara, kabupaten Tapanuli Utara. Desa Hutalontung mempunyai luas 960 ha. Desa ini berbatasan dengan Danau toba sebelah utara, sebelah selatan dengan desa Parulokan Kecamatan Paranginan Kabupaten Humbang Hasundutan, sebelah timur dengan desa Bariba ni aek kecamatan Muara, dan sebelah barat berbatasan dengan desa Simangulampe Kecamatan Baktiraja Kabupaten Humbang Hasundutan (data desa Hutalontung Tahun 2011).


(42)

4.1.2. Penduduk

Penduduk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dalam melakukan kegiatan sosial, penduduk yang banyak belum tentu mengisyaratkan bahwa masyarakat akan banyak bertindak secara kolektif dalam mencapai tujuan. Penduduk dalam peran serta cukup mempunyai peran dalam satuan kelompok yang terjadi dalam masyarakat. Masyarakat Desa Hutalontung, yang sebagian penduduknya mengikuti peran serta dalam meningkatkan program kesejahteraan melalui kelompok koperasi Simpan pinjam Sada tahi. Berdasarkan data desa Hutalontung tahun 2011, jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin adalah 310 orang laki-laki dan 310 orang perempuan dengan jumlah KK 155. Agama atau kepercayaan penduduk desa Hutalontung adalah mayoritas menganuat agama Kristen Protestan dan hanya satu orang yang beragama Muslim.

Perkembangan dan pertumbuhan sebagian masyarakat dimulai dari berbagai macam jenis kegiatan yang memiliki nilai ekonomi yang dapat dipasarkan dan juga di ikuti oleh terbentuknya kelompok koperasi simpan pinjam yang disebut koperasi Sada tahi yang khusus beranggotakan masyarakat nelayan danau Toba yang di bentuk para nelayan danau di desa Hutalontung karana sehubungan dengan potensi desa yang wilayahnya berdekatan langsung dengan Danau Toba yang kemudian dimanfaatkan sebagian orang sebagai sumber ekonomi berupa adanya nelayan ataupun usaha pemeliharaan ikan. Dapat dikatakan desa ini merupakan desa yang orientasi kegiatan sosial ekonomi masyarakatnya bersumber dari danau dan pertanian.


(43)

Tabel 4.1.2.1. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian di Desa Hutalontung Tahun 2011

No Jenis pekerjaan Jumlah Persentase

1 Petani 120 19,35%

2 Pegawai Negeri Sipil 7 1,12%

3 Nelayan 60 9,68%

4 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 11 1,78%

5 Karyawan perusahaan pemerintah 1 0,16%

6 Pelajar/ Mahasiswa 300 48,39%

7 Belum sekolah 50 8,06%

8 Penganguran 71 11,45%

Jumlah 620 100%

Sumber: data desa Hutalontung tahun 2011

Dari data diatas dapat dilihat bahwa pekerjaan petani lebih mendominasi, akan tetapi pertanian yang dikelolah masyarakat tidak lagi efisien untuk membutuhi kehidupan sosial ekonomi, hal itu diakibatkan tidak mendukungnya lokasi pertanian karna keseluruhan daratan desa Hutalontung adalah tanah kering dan hanya mengharapkan hujan turun untuk mengairi lahan dan pada umumnya lahan lebih cocok dikategorikan sebagai tanah perkebunan sesuai dengan kondisinya.


(44)

Tabel 4.1.2.2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur Tahun 2011

No Usia(tahun) Jumlah Persentase

1 0-5 57 9,20%

2 6-10 52 8,39%

3 11-15 43 6,93%

4 16-20 29 4,67%

5 21-25 33 5,32%

6 26-30 29 4,67%

7 31-35 32 5,16%

8 36-40 31 5%

9 41-45 30 4,83%

10 46-50 32 5,16%

11 51-55 43 6,93%

12 56-60 62 10%

13 61-65 45 7,25%

14 66-70 39 6,29%

15 71-75 55 8,87%

16 >75 8 1,29%

Jumlah 620 100%


(45)

Dengan memperhatikan data yang diperoleh peneliti dari data statistik di lapangan (kantor kepala desa Hutalontung) yang terdiri dari beberapa klasifikasi menurut umur dan kelompok kerja. Berdasarkan jumlah penduduk yang sebanyak 620 jiwa, dengan jumlah laki-laki 310 orang, dan jumlah perempuan sebanyak 310 orang. Berdasarkan jumlah ini maka dapat terlihat jelas bahwa jumlah laki-laki dan perempuan sebanding.jika dilihat lagi dari pembagian usia, penduduk desa Hutalontung mayoritas berusia 56-60 tahun.

Selain berdasarkan kelompok usia dan jenis pekerjaan, penduduk desa Hutalontung juga dapat di klasifikasikan melalui agama yang di anut masyarakat yaitu bahwa penduduk desa Hutalontung mayoritas menganut agama Kristen Protestan dan hanya satu orang yang menganut agama Muslim dan juga suku masyarakat desa Hutalontung adalah mayoritas suku batak Toba. Serta bahasa sehari-harinya mereka adalah masih memamaki bahasa batak toba. Data ini diperoleh peneliti dari kantor kepala desa Hutalontung melalui sekretaris desa.

Terdapat tiga jenis bangunan rumah, yaitu bangunan rumah terbuat dari papan, setengah beton, dan beton, sebagian besar perumahan didaerah ini pun sudah memiliki kamar mandi dan WC yang didukung oleh saluran PAM dan mesin pompa air. Ketersediaan air dari Danau toba membuat penduduk terasa mudah dalam masalah akan kebutuhan air dalam kehidupan sehari-hari karena sebagian besar penduduk desa Hutalontung Hidup dengan mengkonsumsi air dari Danau Toba.


(46)

Untuk sarana dan prasarana pendidikan, kesehatan, pemerintah dan juga tempat ibadah umat Kristiani cukup memadai. Untuk sarana pendidikan, terdapat ada dua yaitu satu Sekolah Dasar (SD) dan satu sekolah PAUD. Sarana kesehatan, terdapat satu poskesdes dan satu orang bidan. Dan kantor kepala desa juga tidak jauh dari pemukiman penduduk dan jarak antara kantor kepala desa dengan kantor camat Muara berjarak sekitar 5 Km. untuk sarana ibadah terdapat 3 buah Gereja.

Table 4.1.2.3. Sarana dan Prasarana yang Tersedia di Desa Hutalontung No Sarana dan Prasarana Umum yang Tersedia Jumlah

1 Angkutan Per-Desa/Kelurahan 2

2 Becak 3

3 Pelabuhan Kapal Penumpang 1

4 Perahu Motor 5

5 Perahu Tanpa Motor 23

6 Bangunan Pengolahan Air 1

7 Rumah Dinas Poskesdes 1

8 Gedung SD 1

9 Gedung PAUD 1

10 Gereja 3

11 Posyandu 1

12 Rumah Bersalin 1


(47)

Berdasarkan data diatas dapat dilihat sarana dan prasarana yang terdapat di desa Hutalontung dapat dikatakan cukup memadai, hanya saja sarana pendidikan yang masih terbatas, karena hanya terdapat satu sekolah Sekolah Dasar dan satu sekolah PAUD. Tetapi karena jarak desa Hutalontung dengan muara atau pusat kecamatan, fasilitas pendidikan lengkap, maka penduduk desa Hutalontung yang melanjutkan pendidikan ke SMP-SMA/SMK dapat ditempuh dengan mudah karena ditambah lagi sarana transportasi yang tersedia.

4.1.3. Kewarganegaraan

Kewarganegaraan adalah merupakan suatu penentu terhadap suatu lingkungan dan raragam ekonomi masyarakat, kewarganegaraan juga menentukan proses pengambilan keputusan dalam masyarakat. Warga negara yang baik juga melandasi kebersamaan dalam pembentukan solidaritas masyarakat. Berdasarkan dari data desa Hutalontung, kewarganegaraan penduduk disini semuanya adalah warga Negara Indonesia asli. Warga Negara Indonesia menurut jenis kelamin Laki-laki adalah 310 orang, sedangkan Perempuan berjumlah 310 orang. Jumlah total adalah 620 orang.

4.2. Profil Informan

1. Poltak Rajagukguk

Poltak Rajagukguk adalah penduduk tetap di desa Hutalontung yang bekerja sebagai nelayan di Danau Toba daerah Hutalontung, dia merupakan bagian dari kelompok koperasi simpan pinjam”Sada Tahi” dia menjabat sebagai ketua kelompok


(48)

koperasi tersebut. Poltak mempunyai istri satu dan 4 orang anak. Sehari-hari disamping sebagai nelayan untuk membutuhi ekonomi keluarganya dia juga mengontrol terhadap jalannya koperasi yang dipimpinnya. Dia memimpin koperasi sudah lebih dari satu tahun setelah dia bergabung mulai dari tahun 2009. Poltak juga mengatakan bahwa” koperasi Sada tahi ini adalah sebuah kelompok koperasi yang khusus beranggotakan nelayan yang ada di desa Hutalontung karena komoditi pertanian yang ada tidak lagi menjanjikan akan hasil yang memungkinkan untuk membutuhi ekonomi sehari-hari. Maka oleh karena itu tahun 2007 dibentuk koperasi ini untuk membantu masyarakat yang mau bergabung memperbaiki kehidupan ekonominya. Pada umumnya ikan yang didapat para nelayan adalah ikan pora-pora dan ikan mujahir yang telah dipasarkan sekitar Muara dan bahkan keluar Muara.

Menurut Poltak dengan adanya koperasi simpan pinjam ini yang mana bertujuan untuk membantu masyarakat dalam bentuk modal untuk menciptakan lapangan kerja sendiri, sehingga akan membantu anggota masyarakat yang tergabung dalam koperasi untuk meningkatkan perekonomian mereka masing-masing.

Masyarakat yang tergabung dengan koperasi simpan pinjam ini pada umumnya mengalami peningkatan karena memang hasil yang didapatkan bisa membutuhi kehidupan sehari-hari serta membayar pinjaman yang telah diberikan koperasi. Dalam kehidupan masyarakat, adanya koperasi ini juga menunjukkan solidaritas sesama anggota koperasi maupun anggota dengan pengurus. Untuk bergabung dalam koperasi ini Poltak mengatakan tidak ada unsur paksaan karena


(49)

modal koperasi ini bersumber dari seluruh elemen yang ada dalam koperasi tersebut atau dengan kata lain, setiap anggota harus bersikap suka rela. Sampai saat ini angota koperasi ini masih beranggotakan 31orang dari jumlah seluruh nelayan yang ada di desa Hutalontung sejumlah 60 orang. Kemudian yang lainnya menggunakan modal sendiri atau meminjam dari Bank.

Untuk menjadi anggota koperasi setiap anggota yang masuk harus menyimpankan uangnya sebesar Rp.250.000 sebagai modal awal atau simpanan pokok pada koperasi dan setiap bulannya dia menyetorkan uang sebesar Rp.25.000/bulan sebagai sipanan wajib kepada koperasi sehingga dengan adanya modal tersebut maka anggota bisa diberikan pinjaman kembali secara bergiliran kepada anggota sebagai modal yang digunakan untuk meningkatkan pendapatan ekonomi angota koperasi.

2. Ismael Rajagukguk

Ismael Rajagukguk merupakan penduduk tetap di Desa Hutalontung, dia adalah salah seorang anggota kelompok koperasi simpan pinjam Sada tahi, dia bergabung mulai tahun 2011 dia adalah seorang nelayan yang berperan sebagai penangkap ikan, dia masuk menjadi anggota karena ingin memanfaatkan koperasi untuk membantu mengatasi masalah ekonominya dan atas modal berupa pinjaman yang telah diberikan koperasi, dia memilih untuk bergabung karena tidak memungkinkannya lagi dari hasil pertanian yang dimilikinya, kemudian dia berkarya


(50)

melalui bantuan koperasi, dia mengakui setelah bergabungnya dengan koperasi simpan pinjam Sada tahi kehidupan ekonominya lumayan bisa tetap menghidupi kebutuhan keluarganya. Dia menghasilkan ikan pora-pora setiap harinya berkisar 100kg- 150kg perharinya dengan harga jual Rp.2.500/kg yang langsung dipasarkan kepada para pembeli berupa toke maupun konsumen langsung, yang kemudian toke akan memasarkan ikan pora-pora ini keluar muara. Ismael mengakui mengerti tentang koperasi, kemudian dia pun melunasi kewajibannya sebagai anggota, dia juga mengatakan dengan hadirnya koperasi ini sangat membantu bagi masyarakat khususnya nelayan yang tergabung dalam koperasi ini, ismael juga menambahkan selain berlandaskan ekonomi, koperasi juga berpartipasi untuk meningkatkan solidaritas sesama nelayan maupun yang bukan anggota koperasi. Sehingga dengan terjalinnya solidaritas sosial bermasyarakat akan memungkinkan terciptanya kerjasama dalam menopang perekonomian serta mewujudkan sebuah tujuan yaitu kesejahteraan sosial-ekonomi sekelompok masyarakat desa Hutalontung.

Koperasi simpan pinjam ini menurut dia sangat tepat untuk membantu masyarakat yang modalnya minim seperti misalnya nelayan karena keterbatasan modal sulit untuk mendapatkan hasil yang lebih banyak, sehingga menurutnya kehidupan ekonomi akan tetap pas-pasan atau bahkan sering tidak cukup untuk melunasi kebutuhan keluarganya serta merasa sulit untuk menyekolahkan anak. Maka dengan hadirnya koperasi ini kehidupan sosial masyarakat yang khususnya nelayan yang tergabung dalam koperasi simpan pinjam ini lumayan untuk membutuhi hidup


(51)

keluarga dan bisa tetap menyekolahkan anak. Itulah salah satunya fungsi koperasi simpan pinjam sada tahi yang didirikan oleh sekelompok masyarakat nelayan yang ada di desa Hutalontung. Dalam menjalankan kegiatannya ismael dibantu oleh keluarga ataupun istrinya seperti mandekkei (mengambil ikan dari jaring) ataupun dengan berbagai kegiatan lain yang bisa dilakukan dalam melancarkan kegiatannya. Dengan hal itu, ismael mengatakan sangat terbantu karena adanya dukungan dari keluarganya dalam meningkatkan kehidupan ekonomi mereka.

3. Kasmin Lumban Raja

Kasmin adalah penduduk tetap desa Hutalontung dan dia juga merupakan anggota koperasi simpan pinjam sada tahi yang ada di desa Hutalontung dia bekerja sebagai nelayan penangkap ikan dan dia bergabung sebagi anggota koperasi mulai dari tahun 2007 Setelah dia masuk menjadi anggota koperasi simpan pinjam dia mengakui bahwa adanya perubahan ataupun peningkatan ekonomi yang dia peroleh karena setelah dia memutuskan untuk berhenti bertani bawang dia menjadi nelayan kecil-kecilan dan hanya memperoleh hasil sedikit karena keterbatasan biaya yang harus dia butuhkan kemudian dia mendapat pinjaman sebesar Rp.3.000.000 dari koperasi dan dia pergunakan untuk mengembangkan usahanya dan menambah peralatan yang dia butuhkan sebagai nelayan dan akhirnya dia pun bisa mencapai hasil yang dia harapkan 100kg-200kg setiap harinya dengan harga Rp.2.500/kg.


(52)

Kasmin menambahkan bahwa dengan adanya koperasi simpan pinjam ini dia mampu mengalokasikan dana modal yang diterimanya. Kasmin masuk manjadi anggota dikarenakan koperasi bertujuan untuk membantu sesama anggotanya berupa uang dengan bunga yang serendah-rendahnya dibandingkan dia harus meminjam kepada rentenir atau bank dengan bunga yang lumayan tinggi sehingga membebankan bagi calon peminjam, maka koperasi adalah satu-satunya menurut dia untuk membantu membangkitkan ekonomi keluarganya.

Dalam meminjam modal dari koperasi mereka tidak perlu memberikan agunan ataupun jaminan kepada koperasi cukup dengan kepercayaan saja karena anggota koperasi adalah sesama masyarakat desa Hutalontung dan tinggal di desa itu juga, dengan kata lain semuanya adalah masih diikat tali kekeluargaan jadi tidak perlu adanya kecurigaan bagi sesama mereka dalam setiap transaksi yang dilakukan dalam kopersi.

Tentang sosial koperasi, banyak yang telah mereka lakukan bahkan yang sudah diterima kasmin, karena koperasi mewajibkan anggotanya untuk berperan aktif dalam kehidupan sosial masyarakat dan tidak hanya semata-mata mengutamakan ekonomi. Kegiatan sosial yang meraka lakukan adalah berupa membantu sesama anggota yang mengalami musibah atau bahkan keluarga yang mengalami kemalangan. Sehingga solidaritas tetap dijungjung tinggi oleh sesama anggota.


(53)

Selain itu, keberedaan koperasi sada tahi yang didirikan para masyarakat nelayan tersebut, kasmin juga merasa tebantu dengan berbagai masalah ekonomi, termasuk salah satunya tentang sekolah anak, yang mana dia mengatakan untuk keperluan sekolah anak-anaknya bisa dia pinjam dari koperasi seperti untuk pembayaran uang sekolah, uang buku dan sebagainya yang berhubungan dengan sekolah anak-anaknya.

4. Donny Sianturi

Donny merupakan penduduk Desa Hutalontung, dia mempunyai seorang istri dan empat orang anak. Donny sehari-harinya bekerja sebagi nelayan untuk membutuhi hidup keluarganya, sehingga pada tahun 2009. Donny bergabung menjadi anggota koperasi simpan pinjam sada tahi dengan tujuan untuk peningkatan kehidupan ekonomi keluarganya. Donny mendapatkan modal lima juta rupiah dari koperasi simpan pinjam sada tahi, kemudian dia memanfaatkan modal ini untuk mendirikan sebuah keramba yang bertujuan memlihara ikan nila. Disamping sebagai pemelihara ikan nila, Donny juga sehari-harinya menangkap ikan pora-pora, karena ikan pora-pora yang dia peroleh dapat dipasarkan secara langsung kepada para konsumen maupun toke.

Setiap harinya Donny dibantu oleh istrinya dan juga anak-anaknya dalam melakukan kegiatannya, seperti sebelum jam sekolah anak-anaknya membantu dia dalam hal mandekkei (mengambil ikan dari jaring). Donny mengatakan dalam


(54)

mencapai kesejahteraan harus didasari dengan dukungan dan batuan keluarga juga serta harus memiliki pemikiran yang sejalan antara suami dengan istri juga dengan anak-anak.

Konsumen dan toke yang datang mengambil hasil tangkapan ini membeli ikan pora-pora seharga 2.500/kg dan Donny mengakui bisa memperoleh 50kg-100kg setiap paginya karena ikan pora-pora hanya bisa didapatkan pada malam harinya dengan cara menempatkan alat tangkapan atau keramba di suatu tempat dan mengangkatnya pada malam itu juga sampai sebelum matahari terbit dan dia melakukan itu tiga kali dalam satu malam. Dan ikan pora-pora tersebut dipasarkan oleh toke yang datang langsung dari padang dan ada juga yang memasarkannya kesekitaran Lintongnihuta Kabupaten Humbahas.

Koperasi sada tahi yang telah dibentuk mulai dari tahun 2007 ini sangat membantu masyarakat dalam masalah ekonomi. Selain berlandaskan ekonomi Donny juga mengatakan banyak nilai-nilai sosial yang telah dia dapatkan seperti semangat solidaritas yang tinggi serta sifat kerjasama yang dilakukan sesama anggota koperasi. Donny memilih bergabung karena tersedianya modal yang biasa dia pinjamkan dengan beban bunga yang serendah-rendahnya yang hanya 3% dari jumlah pinjaman dibandingkan dari para rentenir yang beban bunganya sampai berkisar 10%-20% perbulan sehingga para calon peminjam sangat terbebani dengan jumlah beban bunga yang sangat besar.


(55)

Proses peminjaman yang dilakukan oleh para anggota koperasi tidaklah rumit seperti di bank ataupun tempat lainnya. Koperasi yang memberikan pinjaman secara bertahap kepada anggota sesuai dengan kesepakatan mereka tidak perlu adanya jaminan cukup dengan rasa percaya karena mereka adalah satu dalam mencapai suatu tujuan yaitu merubah keadaan ekonomi supaya lebih baik.

Donny juga mengatakan setelah bergabung kedalam kelompok koperasi ini, dia merasakan berapa besar bantuan koperasi yang telah dia terima sehingga dapat membutuhi hidup keluarga dan menyekolahkan anaknya. Sehingga berkat bantuan koperasi simpan pinjam sada tahi masyarakat nelayan yang tergabung dalam koperasi ini sangat membantu untuk mensejahterakan hidup anggotanya karena koperasi simpan pinjam juga mengajarkan anggotanya lebih hidup hemat dan tetap memacu para anggotanya untuk tetap bekerja dalam menjamin kehidupan sosial ekonomi masing-masing anggota.

Untuk tetap bertahan dalam koperasi ini Donny tetap melunasi seluruh kewajibannya dan tetap mentaati segala aturan yang telah ditetapkan bersama oleh seluruh elemen kelompok koperasi simpan pinjam dan inilah salah satunya cara yang menurut dia agar koperasi tetap berjalan dan juga tetap menjaga hubungan solidaritas sesama anggota dan anggota dengan pengurus. Hal inilah yang bisa menjamin berjalannya koperai simpan pinjam sada tahi yang ada di desa Hutalontung.


(56)

5. Lassen Rajagukguk

Lassen adalah penduduk desa Hutalontung, dan dia adalah salah satu anggota kelompok koperasi simpan pinjam sada tahi. Dia mulai bergabung mulai tahun 2009 karena lassen awalnya bertani bawang merah akan tetapi alam tidak mengijinkan lagi untuk mempertahankan bertani bawang dan akhirnya lasen beralih profesi manjadi nelayan penangkap ikan di Danau Toba.

Menurut Lassen bahwa koperasi adalah suatu sarana sosial yang berfungsi sebagai wadah untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Sejak bergabung dalam koperasi sada tahi dia mempunnyai tujuan dan memanfaatkan koperasi sebagai motor penggerak untuk menciptakan perekonomian yang sejahtera bagi hidup keluarganya. Lassen menilai koperasi sada tahi ini sangat koefisien untuk meningkatkan sumber daya ekonomi bagi masyarakat nelayan. Keikutsertaan lassen menjadi bagian dari koperasi simpan pinjam sada tahi adalah dilatar belakangi perekonomian yang semakin tidak mendukung bagi kehidupan keluarganya ditambah lagi untuk biaya sekolah anak-anaknya kemudian biaya adat yang harus ditutupinya karena masyarakat Hutalontung atau dia sendiri tidak terlepas dari adat istiadat. Sehingga dia harus berjuang memprtahankan kehidupan keluarganya.

Setelah dia masuk menjadi anggota koperasi simpan pinjam dia mengakui bahwa adanya perubahan ataupun peningkatan ekonomi yang dia peroleh karena setelah dia memutuskan untuk berhenti bertani bawang dia menjadi nelayan


(57)

kecil-kecilan dan hanya memperoleh hasil sedikit karena keterbatasan biaya yang harus dia butuhkan kemudian dia mendapat pinjaman sebesar Rp.3.000.000 dari koperasi dan dia pergunakan untuk mengembangkan usahanya dan menambah peralatan yang dia butuhkan sebagai nelayan dan akhirnya dia pun bisa mencapai hasil yang dia harapkan 100kg-200kg setiap harinya dengan harga Rp.2.500/kg. Peran serta koperasi simpan pinjam sada tahi untuk kesejahteraan masyarakat nelayan atau anggota koperasi sangatlah membantu menurutnya karena selain dari sisi ekonomi sebuah koperasi, koperasi juga menawarkan nilai-nilai sosial yang bisa dinikmati ataupun dirasakan para anggota sebagai wujud dari suatu kebersamaan yang dibentuk oleh koperasi berupa terjalinnya solidaritas yang spontan sehingga mempermudah dalam menciptakan suatu solusi dalam stiap permasalahan baik masalah sosial maupun ekonomi, Lassen juga menambahkan adanya suatu bentuk partisipasi yang mereka lakukan dalam setiap upacara adat yang dilakukan para anggota koperasi. Itulah sebuah solidaritas sosial yang mereka lakukan.

Lassen juga menambahkan dengan adanya koperasi simpan pinjam sada tahi desa Hutalontung dia berharap bahwa sumber daya ekonomi semakin meningkat guna membutuhi kehidupan masyarakat sehari-harinya dan terjalinnya komunikasi yang baik antara sesama anggota koperasi dan masyarakat yang tidak bergabung kedalam koperasi supaya terciptanya suatu keharmonisan dalam setiap lapisan masyarakat dalam menjalankan setiap aktivitas kerja.


(58)

6. Zainal Rajagukguk

Zainal Rajagukguk adalah masyarakat desa Hutalontung dan sudah berkeluarga, mengenai koperasi dia sedikit tau apa itu koperasi akan tetapi untuk menjadi anggota koperasi dia tidak ikut bergabung karena dalam prinsip dia tentang ekonomi dia tidak mau terlibat dalam segala bentuk utang, dia beranggapan koperasi hanya menawarkan jasa berupa modal dan kemudian kita harus melunasinya kembali dan menjadi beban. Karena itu dia tidak mau terikat dan dia bekerja sehari-harinya sebagai wiraswasta.

Keberadaan koperasi simpan pinjam desa Hutalontung dia memang sepakat karena menurut dia koperasi mampu membantu masyarakat yang golongan ekonominya rendah dan kemudian koperasi menjanjikan bahwa kehidupan ekonomi masyarakat atau anggota koperasi bisa pulih berkat bantuan modal yang ditawarkan koperasi dengan beban bunga yang ringan. Sebelum adanya koperasi sada tahi bisa dikatakan ekonomi masing-masing orang yang ada didalam koperasi tersebut tergolong sangat rendah dan Zainal mengatakan banyak dari mereka sering meminjam dari para kaum rentenir bahkan dari bank dengan bunga yang sangat besar dan membuat mereka semakin terjepit oleh keadaan ekonomi. Keadaan inilah yang memotivasi para masyarakat yang ada dalam koperasi tersebut untuk bergabung.

Koperasi sada tahi desa Hutalontung yang hanya beranggotakan para nelayan danau adalah dikarenakan Sumber pencaharian yang paling cepat hanya dari danau


(59)

sehingga itulah sebabnya koperasi sada tahi terbentuk. Selain dari nilai eknominya Zainal juga mengatakan adanya keharmonisan bagi para anggota. Itu terlihat pada saat adanya upacara adat misalnya, mereka ikut berperan kalau salah satu dari mereka sedang merayakan pesta atupun pada saat berduka. Kehidupan sosial sehari-hari tidak jauh berbeda dengan yang mereka lakukan terhadap sesamanya begitu juga dengan masyarakat diluar dari koperasi tersebut. Hubungan komunikasi tetap berjalan lancar apalagi karena desa Hutalontung adalah salah satu desa yang tetap menjungjung nilai-nilai agama dan budaya yang mereka miliki.

Zainal pun mengatakan bahwa dengan adanya koperasi ini masyarakat mampu bertahan dalam kondisi ekonomi indonesia yang sedang dilanda krisis, dan kemudian hadirnya nelayan ini sangat membantu masyarakat luas karena nelayan juga berkontribusi terhadap masyarakat lainnya berupa ikan yang didapat bisa langsung dibeli konsumen tanpa berhubungan dengan para toke yang menampung hasil tangkapan para nelayan karena nelayan memberi harga normal pada masyarakat yang ada di desa Hutalontung. Zainal berpendapat bahwa koperasi ini tepat bagi mereka yang bergabung dalam koperasi simpan pinjam sada Tahi untuk mendapatkan perekonomian yang lebih baik.

7. Martahi Rajagukguk

Martahi adalah penduduk desa Hutalontung yang juga merupakan sekretaris Desa Hutalontung. Tentang koperasi simpan pinjam sada tahi yang ada di desa


(60)

Hutalontung dia mengatakan sangat mendukung dan sangat bangga terhadap masyarakatnya karena mereka mampu berusaha sendiri untuk menciptakan lapangan kerja sendiri tanpa mengharapkan bantuan dari pihak pemerintah.

Sebagai aparat pemerintahan di desa Hutalontung, Martahi juga menambahkan bahwa dia mengaharap masyarakatnya untuk tetap termotivasi walaupun tidak adanya campur tangan pemerintah terhadap roda perkoperasian simpan pinjam yang dibentuk para nelayan. Martahi juga menjelaskan sedikit tentang awal mula koperasi simpan pinjam sada tahi yang ada di desa Hutalontung, Yang mana koperasi ini di bentuk para masyarakat nelayan yang berlandaskan atas dasar kekeluargaan. Kemudian koperasi ini terbentuk di desa Hutalontung karena pengaruh krisis ekonomi yang bermula tahun 1998 yang mana banyak masyarakat desa Hutalontung yang mengalami perubahan ekonomi yang semakin mundur dan tingginya nilai ekonomi dipasaran ditambah lagi anjloknya hasil pertanian yang diakibatkan oleh alam sehingga berpengaruh terhadap roda pertumbuhan ekonomi masyarakat desa Hutalontung.

Dengan hadirnya koperasi ini, khusunya bagi para nelayan Danau Toba, mereka mampu mengelolah atau memanfaatkan koperasi sebagai motor untuk mendongkrak perekonomian yang sudah lemah yang diikuti dengan adanya sikap dan kemauan pada mereka yang bergabung dalam koperasi tersebut untuk mewujudkan perekonomian yang layak dan kesejahteraan bagi kehidupan keluarga mereka. Selain itu, Martahi juga menambahkan bahwa selain berpatokan pada nilai ekonomi,


(61)

koperasi sada tahi juga berfungsi untuk meningkatkan nilai-nilai sosial masyarakat seperti terjalinnya sifat kerjasama serta terciptanya solidaritas baik sesama anggota koperasi maupun terhadap mereka yang bukan anggota koperasi. Fenomena ini akan membantu masyarakat menciptakan kesejahteraan sosial ekonomi tanpa dibarengi campur tangan oleh pihak lain. Martahi menilai dengan adanya kegiatan semacam ini maka otomatis apa yang diharapkan akan dapat terealisasi.

Hubungan sosial para anggota koperasi dengan yang bukan bagian dari koperasi tidak akan terpisahkan karena desa Hutalontung juga merupakan salah satu desa yang menjungjung tinggi nilai-nilai keagamaan dan budaya dan tetap mempergunakan Dalihan Natolu sebagai dasar dari adanya solidaritas dan kekeluargaan yang rukun yang dimiliki oleh masyarakat desa Hutalontung.

Martahi juga menambahkan dengan hadirnya para nelayan yang menangkap ikan dari danau ini sangat membantu masyarakat desa Hutalontung karena mereka tidak lagi pergi kepasar yang jaraknya menempuh perjalan selama satu jam ke pusat pasar muara untuk mendapatkan perbekalan rumah tangga apalagi ikan yang sehari-harinya dibutuhkan masyarakat karena pusat pasar muara hanya buka sekali seminggu dan tidak mungkin ikan seperti ini dibeli untuk persiapan satu minggu sampai buka lagi pasar. Sehingga setiap paginya para ibu-ibu rumah tanggu umumnya sudah sangat mudah untuk mendapatkan ikan sebagai pelengkap makanan dan juga harga yang mereka dapatkan tidak terlalu mahal karena mereka langsung membeli dari nelayan itu sendiri tanpa adanya perantara ataupun toke. Disamping itu


(62)

sebagai aparatur desa martahi merasa bangga karena nama kampungnya bisa terdengar sampai ke daerah padang berkat adanya nelayan ini yang menghasilkan ikan dank arena pemasarannya sampai keluar dari muara contohnya ke padang dan sekitaran Humbahas dan Taput.

8. Polmer Simare-mare

Polmer adalah salah seorang penduduk desa Hutalontung dan sudah berkeluarga, polmer sehari-harinya adalah seoarang nelayan danau di desa Hutalontung, akan tetapi dia tidak bergabung kedalam kelompok koperasi simpan pinjam yang ada didesa Hutalontung. Hal itu dikarenakan dia kurang tertarik dengan program yang dibentuk oleh rekan-rekan satu profesi dia. Menurut Polmer, koperasi kurang menjamin untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi, dan juga dia mengatakan tidak mau terikat dengan sistem atau progaram dari koperasi yang ada didesa tersebut.

Dalam kesehariannya Polmer memenuhi kebutuhan pokok keluarganya hanya dari penjualan ikan yang dia dapat dari danau yaitu ikan pora-pora dan ikan mujahir, akan tetapi dia menjualkan hasil tangkapannya sama juga seperti anggota koperasi sada tahi yaitu langsung menjual ke toke yang datang ke desa Hutalontung maupun pada masyarakat sekitar yang membutuhkannnya.

Polmer juga mengatakan bahwa tidak ada kesenjangan yang dia rasakan dalam menjalin sebuah komunikasi akibat dari tidak bergabungnya dalam kelompok


(63)

koperasi. Karena bagaimanapun dia mengatakan bahwa mereka tetap satu keluarga yang diikat oleh tali persaudaraan dan oleh adat-istiadat yang telah turun temurun dari nenek moyang mereka.

4.3. Koperasi Simpan Pinjam Sada Tahi

4.3.1. Sejarah Koperasi Simpan Pinjam Sada Tahi

Koperasi sada tahi adalah merupakan koperasi simpan pinjam yang didirikan oleh sekelompok masyarakat nelayan danau yang ada di desa Hutalontung, awal didirikannya koperasi ini adalah dikarenakan faktor ekonomi yang tidak begitu memungkinkan dalam kehidupan sehari-hari di tambah lagi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang harus membuat masyarakakat peka terhadap situasi demikian, karena pada dasarnya masyarakat desa Hutalontung sangat gigih dalam mendapatkan pendidikan, hal itu dilihat dari keadaan dimana masing-masing keluarga bertekat menyekolahkan anaknya sampai jenjang perkuliahan.

Koperasi simpan pinjam sada tahi didirikan tahun 2007, dengan prinsip koperasi swadaya, setia kawan serta mendidik tujuan didirikan koperasi ini untuk membantu roda perekonomian yang melemah dan untuk menghindari masing-masing masyarakat dari para rentenir ataupun lintah darat yang meminjamkan uangnya dengan bunga yang sangat tinggi. Desa Hutalontung adalah desa pertanian degan tanah kering yang tidak bisa di aliri air, hal inilah yang membuat pertanian tidak cukup baik untuk dikelolah, sejarah desa Hutalontung yang dulunya pertanian


(64)

penghasil bawang merah tidak lagi ada dikarenakan iklim atau cuaca mempengaruhi pertumbuhan bawang kurang berproduksi atau bahkan sering gagal panen. hal inilah yang memotivasi sebagian masyarakat desa Hutalontung khusunya bagi para nelayan untuk membentuk koperasi simpan pinjam sebagai motor dalam menggerakan roda perekonomian mereka. Koperasi ini khusus beranggotakan nelayan karena sumber pendapatan ekonomi lebih mudah didapatkan. Sebagian petani banyak beralih menjadi nelayan kecil-kecilan untuk menutupi kebutuhan ekonomi, dengan melihat kejadian tersebut koperasi sada tahi hadir sebagai upaya dalam membantu masyarakat untuk bangkit dari masa keterpurukan.

4.3.2 Keanggotaan dan Modal Koperasi.

Koperasi simpan pinjam sada tahi memiliki keanggotan khusus masyarakat desa Hutalontung yang pekerjaannya sebagai nelayan dan memiliki 31 orang anggota, semuanya adalah para nelayan danau, keanggotaan koperasi sada tahi tidak dibatasi dan tersedia bagi siapa saja yang masuk atau bergabung asalkan dia juga seorang nelayan, hal ini dimkasud supaya mudah mendapatkan atau mengembangkan usaha yang dilakoni anggotanya karena menangkap atau menghasilkan ikan di danau lebih cepat ekonominya daripada hanya mengharapkan hasil pertanian.

Untuk masuk menjadi anggota koperasi simpan pinjam sada tahi, koperasi tetap menjalankan prinsip koperasi sebagaimana layaknya koperasi di Indonesia, yaitu dengan menyetorkan sejumlah uang ke koperasi berupa simpanan wajib anggota


(65)

dan simpanan pokok, serta simpanan suka rela oleh angota koperasi kepada koperasi. Kemudian dana tersebut menjadi modal koperasi yang harus di salurkan kembali kepada anggota kopaerasi sacara bertahap dan bergiliran.

Koperasi sada tahi yang mempunyai prinsip swadaya dan setia kawan sangat dimiliki oleh para masyarakat kelompok koperasi itu terlihat dari kehidupan koperasi dimana koperasi menghimpun dana dari anggota dan disalurkan kembali untuk anggota koperasi. Simpanan pokok anggota koperasi yang merupakan modal bagi koperasi yang harus dibayar anggota adalah Rp.250.000 dan simpanan wajib masing-masing anggota tidak sama rata sesuai dengan kesanggupan masing-masing-masing-masing dan dalam waktu yang telah disepakati bersama koperasi. Dana inilah yang dihimpun koperasi kemudian disalurkan kepada anggota untuk digunakan sebagai modal dalam keperluan anggota.

Pada umumnya anggota koperasi meminjam uang dari koperasi adalah untuk keperluan kebutuhan nelayan seperti membeli doton atau jaring, sampan dan sebagainya atau sarana yang harus dimiliki nelayan dalam melancarkan kegiatannya, juga nelayan meminjam dari koperasi untuk kebutuhan kehidupan keluarga seperti biaya sekolah anak, biaya kesehatan dan sebagainya. Koperasi akan memberi dana tersebut dan harus dikembalikan anggota yang meminjam dengan bunga yang serendah-rendahnya. Koperasi yang khusus bagi para masyarakat nelayan ini dan yang dibentuk para nelayan adalah beartujuan untuk meningkatkan pendapatan


(66)

ekononomi masing-masing anggotanya serta mensejahterakan kehidupan sosial ekonomi masyarakat nelayan

4.3.3. Struktur Organisasi Koperasi

Struktur organisasi koperasi sada tahi desa Hutalontung memiliki tiga perangkat organisasi yaitu: rapat anggota, pengurus dan pengawas. Rapat Anggota merupakan pemegang kekuasaan tertinggi di dalam organisasi koperasi. Pengurus dipilih dari dan oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota koperasi. Dalam hal ini Pengurus menjadi pemegang kuasa rapat anggota. Tugas pengurus adalah mengelola koperasi dalam usahanya, mengajukan rancangan rencana kerja serta rancangan rencana anggaran pendapatan dan belanja koperasi, menyelenggarakan rapat anggota, mengajukan laporan keuangan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas, menyelenggarakan pembukuan keuangan dan inventaris secara tertib, dan memelihara daftar buku anggota dan pengurus. Pengurus koperasi dapat mengangkat pengelola yang diberi wewenang dan kuasa untuk mengelola usaha. Masa jabatan pengurus di tentukan dalam rapat selama 2 tahun.

Pengawas juga dipilih oleh anggota koperasi dalam Rapat Anggota dan bertanggung jawab kepada Rapat Anggota. Pengawas bertugas melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan kebijaksanaan dan pengelolaan koperasi, dan membuat laporan tertulis tentang hasil pengawasannya.


(67)

Posisi tertinggi dalam organisasi koperasi terletak pada rapat anggota. Susunan demikian mencerminkan bahwa anggota memiliki kedudukan yang tinggi. Di dalam koperasi, susunan organisasi demikian mencerminkan demokrasi dalam menjalankan kegiatan koperasi. Rapat anggota menentukan garis-garis besar kebijakan koperasi. Pengurus memformulasikannya secara lebih rinci.

Berikut susunan pengurus koperasi simpan pinjam sada tahi desa Hutalontung:

1. Ketua : Poltak Rajagukguk

2. Sekretaris : Roi lumban Raja.

3. Bendahara : Donny Sianturi

Kantor koperasi sada tahi ini berada di warung kopi Ismael Rajagukguk.

4.5. Perananan Koperasi Dalam Pembangunan Sosial Dan Ekonomis

Koperasi adalah institusi atau lembaga atau organisasi yang tumbuh atas dasar solidaritas tradisional dan kerjasama antar individu. Koperasi sangat berperan dalam pembangunan nasional diberbagai bidang, terutama bidang ekonomi dan bidang-bidang lainnya.


(68)

4.5.1. Koperasi Dalam Bidang Sosial

Koperasi juga berperan dalam pembangunan nasional dibidang sosial karena pada dasarnya koperasi adalah organisasi atau perkumpulan yang bersifat sukarela. Peranan koperasi di bidang ini diantaranya menjadi pendorong bagi para anggotanya untuk memiliki semangat kerja sama dalam membangun tatanan sosial masyarakat yang lebih baik serta membantu terciptanyanya suatu tatanan sosial yang bersifat demokratis serta melindungi hak dan kewajiban semua orang.

Koperasi merupakan suatu sistem ekonomi yang mengandung unsur sosial. Hal ini berarti bahwa koperasi mengandung dua unsur, yaitu unsur ekonomi dan unsur sosial. Sehingga jelas koperasi merupakan suatu sistem dan sebagaimana kita ketahui sistem itu merupakan himpunan komponen-komponen atau bagian-bagian yang saling berkaitan yang bersama-sama berfungsi mencapai suatu tujuan.

Dalam kegiatannya sehari-hari koperasi simpan pinjam sada tahi merupakan organisasi ekonomi yang dibentuk sekelompok orang yang berprofesi sebagi nelayan Danau Toba yang terdapat didesa Hutalontung, selain dari pada konteks dasarnya tertuju pada perekonomian koperasi juga merupakan sebuah objek atau sarana yang dapat dimanfaatkan para anggota koperasi untuk menjalin hubungan solidaritas antara seluruh individu yang terdapat dalam himpunan koperasi tersebut, karena koperasi juga menanamkan nilai-nilai sosial yang mana terdapat di dalamnya hubungan sosial yang diperankan oleh seluruh individu yang terdapat dalam kelompok tersebut,


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)