Upaya pengembangan pemahaman dan penghayatan karisma Bunda Elisabeth pada suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus, agar mereka mampu melakukan penanaman nilai dalam pendampingan remaja asrama SMA Stella Duce 1 Supadi, Yogyakarta - USD Repository

UPAY KARISM ST. CAR PENAN

ILAI DALA TELLA DU

  Progr

  24007

  k

  OLIK DIKAN N ASIH KAN MA

  ama Katolik

  IKAN U PENDID ARMA GHAYATAN CINTAKA MELAKUK AJA ASRAM TA.

  atu Syarat idikan didikan Aga

  LMU PEN KAN AGA U PENDIDI DAN ILMU NATA DHA ARTA DAN PENG R-SUSTER MAMPU M AN REMA GYAKART

  PSI uhi Salah Sa arjana Pendi ususan Pend h atmini

  YA PENGE MA BUNDA ROLUS BOR NAMAN NI SMA S

  M STUDI IL PENDIDIK SAN ILMU GURUAN D SITAS SAN YOGYAKA HAMAN D A SUSTER MEREKA DAMPINGA PADI, YOG

  NIM: 0711

  Oleh Maria Nga

  SKRIP uk Memenu eh Gelar Sa dikan Kekhu

  PROGRAM HUSUSAN JURUS LTAS KEG UNIVERS Y AN PEMAH ETH PADA US, AGAR M AM PEND UCE I SUP

  iajukan untu Memperole lmu Pendid

  P KEKH FAKUL EMBANGA A ELISABE RROMEU

  Di ram Studi I

DIDIKAN AMA KATO

  P E R S E M B A H A N

  Dengan penuh syukur dan pujian skripsi ini kupersembahkan kepada Para Suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus (CB) Provinsi Indonesia

  M O T T O

  “Hatiku bernyala-nyala karena cinta buatlah aku cakab dalam pengabdian-Mu tetapi tidaklah bermanfaat bagiku saja, pun juga bagi keselamatan sesama manusia”

  (EG. 39)

  

ABSTRAK

  Skripsi ini berjudul UPAYA PENGEMBANGAN PEMAHAMAN DAN PENGHAYATAN KARISMA BUNDA ELISABETH PADA SUSTER-SUSTER CINTA KASIH ST. CAROLUS BORROMEUS AGAR MEREKA MAMPU MELAKUKAN PENANAMAN NILAI DALAM PENDAMPINGAN REMAJA ASRAMA SMA STELLA DUCE 1 SUPADI, YOGYAKARTA.

  Penulisan skripsi ini berlatar belakang karya pelayanan para Suster CB yang terlibat dalam pendampingan remaja asrama di SMA Stella Duce 1 Supadi, Yogyakarta dan perkembangan jaman yang semakin berpengaruh dalam setiap aspek kehidupan warga masyarakat, termasuk juga remaja asrama yang sedang dalam proses pencarian jati diri.

  Untuk menanggapi situasi tersebut di atas, penulis melihat pentingnya pendampingan bagi remaja ini. Pendampingan yang mau diangkat dalam skripsi ini ialah pendampingan penanaman nilai yang berinspirasikan pada karisma Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi CB.

  Untuk itu penulis mengadakan studi pustaka tentang karisma Bunda Elisabeth dan pendampingan dengan penanaman nilai. Penulis juga melakukan wawancara untuk mengetahui sejauh mana para suster CB yang terlibat dalam karya pelayanan pendampingan remaja asrama ini disemangati oleh karisma Bunda Elisabeth. Selain itu wawancara ini juga untuk mengetahui sejauh mana pendampingan penanaman nilai terhadap remaja sudah berjalan.

  Hasil wawancara menunjukkan bahwa mereka sudah disemangati oleh karisma Bunda Elisabeth, namun masih perlu ditingkatkan. Mereka juga berharap, pendampingan penanaman nilai dapat membantu remaja bertumbuh dan berkembang dalam kualitas hidup khususnya dalam menghadapi tantangan jaman ini.

  Untuk menindaklanjuti hasil wawancara tersebut, penulis mengusulkan evaluasi kritis atas kegiatan yang dilaksanakan. Dari evaluasi ini diketahui hal-hal yang belum berkembang serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi selama proses pendampingan. Selanjutnya penulis mengadakan program bina lanjut pendampingan guna mengembangkan pemahaman dan penghayatan karisma Bunda Elisabeth pada Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus agar mereka semakin mampu melakukan penanaman nilai dalam pendampingan remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta.

  Penulis menyarankan, hendaknya para suster di dalam mendampingi remaja asrama SMA Stella Duce I menggunakan penanaman nilai, peka, berani hadir untuk memberi kesaksian hidup yang sejujur-jujurnya melalui sikap, kata dan perbuatan. Para suster hendaknya setia menggali semangat karisma Bunda Elisabeth dalam bina lanjut yang dilaksanakan oleh kongregasi secara terprogram dan terencana serta membaca secara pribadi buku-buku pendalaman spiritualitas Bunda Elisabeth, pendiri Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus.

  ABSTRACT This thesis has the title THE EFFORT ON DEVELOPING

  APPROPRIATION AND COMPREHENSION OF MOTHER ELISABETH’S CHARISMA ON COMPASSIONATE NUNS OF CAROLUS BOROMEUS CONGREGATION IN ORDER FOR THEM TO BE ABLE TO CONDUCT

  VALUE CULTIVATION IN THE GUIDANCE OF DORMITORY ADOLESCENTS OF STELLA DUCE 1 HIGH SCHOOL SUPADI, YOGYAKARTA.

  The writing of this thesis has the backgrounds on the service work of Carolus Boromeus Nuns who are involved in adolescents guidance in Stella Duce

  1 High School and on the growth of this era which gives much more influence on the every community’s aspects of life, including the dormitory adolescents who are in the process of searching for their true self. To respond on the situation above, the writer of this thesis sees the importance of a guidance for those adolescents. The guidance going to be discussed in this thesis is the value cultivation which is inspired by the charisma of Mother Elisabeth, the founding of Carolus Boromeus Congregation.

  It is for that purpose that the writer of this thesis conduct a literature research on Mother Elisabeth’s charisma and on value cultivation. The writer also conduct interviews to find out how far the Carolus Boromeus Nuns who are involved in this working service of dormitory adolescents guidance are inspirited by the charisma of Mother Elisabeth. On the other hard, the interviews are made to find out how far the value cultivation on the adolescents has taken place.

  The result of the interviews shows that they have been inspirited by Mother Elisabeth’s charisma, but still need improvement. They also hope that value cultivation can help the adolescents to grow and develop in their quality of life especially in dealing with the challenges of this era.

  Following up the result of the interviews, the writer suggests to conduct critical evaluation on the programme that has been carried out. The evaluation has discovered things that has not improved, also the difficulties that have been faced during the guidance process. Then the writer conducts advance construction program to improve the understanding and comprehension on Mother Elisabeth’s Charisma on Compassionate Nuns of Carolus Boromeus so that they are more able to apply value cultivation on dormitory adolescents of Stella Duce 1 High School, Supadi, Yogyakarta.

  As the suggestion, in guiding the dormitory adolescents of Stella Duce 1 High School, the nuns are supposed to apply value cultivation, be sensitive, be courageous to present to give honest life witness through their attitudes, speeches, and conducts, be faithful to discover the spirits of Mother Elisabeth’s charisma in a programmed and planned advance development which is carried out by the congregation, and personally read books on the spirituality of Mother Elisabeth, the founding of Compassionate Nuns of Saint Carolus Boromeus.

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur ke hadirat Allah yang Mahakuasa atas berkat dan rahmat- Nya yang berlimpah kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul UPAYA PENGEMBANGAN PEMAHAMAN DAN

PENGHAYATAN KARISMA BUNDA ELISABETH PADA SUSTER- SUSTER CINTAKASIH ST. CAROLUS BORROMEUS, AGAR MEREKA

  

MAMPU MELAKUKAN PENANAMAN NILAI DALAM

PENDAMPINGAN REMAJA ASRAMA SMA STELLA DUCE I SUPADI, YOGYAKARTA.

  Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi oleh keprihatinan dan upaya penulis sebagai seorang anggota Kongregasi Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus terhadap kemampuan memberi pendampingan dengan penanaman nilai bagi remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk membantu para suster pendamping asrama dalam upaya pengembangan pemahaman dan penghayatan karisma Bunda Elisabeth pada Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus, agar mereka mampu melakukan penanaman nilai dalam pendampingan remaja asrama

  Penulisan skripsi ini dibantu dan didukung oleh banyak pihak. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat:

  1. Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J., selaku dosen pembimbing utama, yang telah meluangkan waktu, penuh kesabaran dan keterbukaan hati mendampingi dan penulisan serta kritikan yang membangun sehingga memotivasi penulis menuangkan ide dalam penulisan skripsi ini.

  2. Dra. Y. Supriyati, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik atau dosen wali, yang dengan penuh kesetiaan mendampingi penulis dari awal studi sampai penyelesaian penulisan skripsi ini.

  3. Y. Kristianto, SFK., M. Pd., selaku dosen pembimbing kedua, yang telah mendampingi dan memberikan motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  4. Segenap Staf Dosen dan karyawan Prodi IPPAK yang telah membimbing serta membekali pengetahuan dan keterampilan bagi penulis selama studi hingga penulisan skripsi ini diselesaikan.

  5. Sr. Carolina Nuryati, CB., selaku Pimpinan Provinsi Kongregasi CB, yang telah memberikan kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk menimba ilmu di prodi IPPAK, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  6. Sr. Krispiani Sukarwanti, CB., selaku pendamping suster studi, yang setia mendukung serta memberi motivasi dan usul saran kepada penulis hingga penulisan ini diselesaikan.

  7. Sr. Elsa Maryudah, CB., selaku Ketua Yayasan Tarakanita Pusat, yang telah memberikan kesempatan dan memberi fasilitas kepada penulis selama masa studi.

  8. Dra. Sr. Surani, CB., selaku Kepala Kantor Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta, yang telah mendampingi dan memberi fasilitas kepada

  DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................. i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... iv MOTTO ..................................................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................... vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI .................................... vii ABSTRAK ................................................................................................. viii ABSTRACT ............................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................... x DAFTAR ISI .............................................................................................. xiii DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xix

  BAB I. PENDAHULUAN ......................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ........................................................................ 7 C. Tujuan Penulisan .......................................................................... 8 D. Manfaat Penulisan ........................................................................ 8 E. Metode Penulisan ......................................................................... 9 F. Sistematika Penulisan .................................................................. 9 BAB II. KARISMA BUNDA ELISABETH PENDIRI KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH

ST. CAROLUS BORROMEUS DAN PENANAMAN

NILAI DALAM PENDAMPINGAN REMAJA ...................... 12

A. Karisma Bunda Elisabeth Pendiri Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus .............................................. 12

  1. Sejarah Pendiri Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus ............................................................. 12

  2. Identitas Kongregasi ................................................................. 15

  3. Karisma Kongregasi CB .......................................................... 17

  a. Arti Karisma ........................................................................ 17

  b. Karisma CB ......................................................................... 18

  c. Memahami Karisma Bunda Elisabeth ................................. 22

  d. Butir-Butir Karisma Bunda Elisabeth, Pendiri Kongregasi CB .................................................................... 22 1) Hidup rohani Bunda Elisabeth Gruyters ......................... 22 2) Keterbukaan hati Bunda Elisabeth Gruyters ................... 24 3) Bunda Elisabeth Gruyters memiliki iman yang dalam ... 25 4) Kesetiaan Bunda Elisabeth Gruyters dalam doa ............. 26 5) Pengharapan Bunda Elisabeth Gruyters tak kunjung henti ................................................................................ 28 6) Cinta yang bernyala dalam diri Bunda Elisabeth .......... 29 7) Pengalaman Bunda Elisabeth Gruyters akan Salib ......... 31 8) Salib Kristus menyentuh hati Bunda Elisabeth untuk berbelarasa ...................................................................... 31 9) Panggilan Bunda Elisabeth Gruyters kepada mereka yang lemah miskin dan menderita .................................. 33

  10) Memuliakan Tuhan ......................................................... 35

  B. Penanaman Nilai dalam Pendampingan Remaja .......................... 37

  1. Gambaran Remaja .................................................................... 37

  a. Remaja pada umumnya ....................................................... 37

  b. Perkembangan remaja ......................................................... 38

  c. Permasalahan remaja .......................................................... 39

  d. Minat remaja ........................................................................ 40

  e. Potensi remaja ..................................................................... 43

  2. Pendampingan Remaja .............................................................. 45

  a. Pengertian pendampingan secara umum ............................. 45

  b. Pendampingan remaja ......................................................... 46

  c. Prinsip-prinsip pendampingan ............................................. 46

  3. Penanaman Nilai ...................................................................... 47

  a. Pengertian penanaman nilai ................................................. 47

  b. Pengertian tentang nilai ....................................................... 48

  c. Pokok-pokok yang harus dimiliki oleh pendamping dalam penanaman nilai ........................................................ 50 d. Proses penanaman nilai ....................................................... 52

  e. Pendekatan-pendekatan dalam penanaman nilai ................. 53

  4. Butir-Butir Karisma Bunda Elisabeth, Inspirasi dalam Penanaman Nilai ...................................................................... 63

  a. Penanaman nilai melalui keteladanan hidup Bunda Elisabeth ......................................................... 63 1) Iman yang dalam .......................................................... 63 2) Keterbukaan hatinya pada Allah .................................. 64 3) Cinta kasih tanpa syarat dan berbelarasa ...................... 65 4) Relaberkorban dan melayani sesama dengan tulus ...... 66 5) Membangun keharmonisan .......................................... 66 6) Memiliki kemauan untuk maju berkembang ................ 67 7) Memiliki daya juang ..................................................... 67 8) Kepemimpinan Bunda Elisabeth .................................. 68 9) Melayani dengan hati ................................................... 68

  b. Penanaman Nilai oleh Bunda Elisabeth melalui Pembiasaan Hidup .............................................................. 69

  C. Visi dan Misi Kongregasi CB dan Implikasinya .......................... 70

  1. Visi Kongregasi CB .................................................................... 70

  2. Misi Kongregasi CB .................................................................... 72

  D. Pembentukan Kualitas Hidup di Asrama ...................................... 75

  1. Akar .......................................................................................... 75

  2. Sayap ........................................................................................ 76

  BAB III. PENELITIAN DAN EVALUSAI KRITIS PERAN PENDAMPING DALAM PENDAMPINGAN PENANAMAN NILAI BAGI REMAJA ASRAMA SMA STELLA DUCE I SUPADI, YOGYAKARTA ...................... 78 A. Asrama SMA Stella Duce I Supadi Yogyakarta ................. 78 B. Penelitian Pendampingan Penanaman Nilai pada Pendamping Remaja Asrama SMA Stella Duce I Supadi Yogyakarta .............................................................. 80

  1. Pendahuluan ........................................................................ 80

  a. Latar belakang ................................................................ 80

  b. Permasalahan penelitian ................................................. 81

  c. Tujuan penelitian ............................................................ 82

  d. Manfaat penelitian .......................................................... 83

  2. Metodologi penelitian .......................................................... 83

  a. Pendekatan penelitian ..................................................... 83

  b. Tempat penelitian ........................................................... 83

  c. Responden penelitian ...................................................... 84

  d. Tekhnik pengumpulan data dan instrumen penelitian .... 84

  e. Teknik analisa data ........................................................ 85

  f. Keabsahan data ............................................................... 86

  3. Laporan Hasil Penelitian ..................................................... 86

  4. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 102

  a. Proses pelaksanaan pendampingan penanaman nilai oleh para suster CB bagi remaja di asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta ........................ 102

  b. Kesulitan yang dihadapi dalam pendampingan penanaman nilai remaja di asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta .................................. 104

  c. Manfaat yang di peroleh dalam pendampingan penanaman nilai bagi remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta ................................... 105

  d. Penanaman nilai dalam pendampingan bagi remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta ...................................................................... 106

  5. Kesimpulan .......................................................................... 107

  C. Evaluasi Kritis Terhadap Pendampingan Penanaman Nilai pada Pendamping Remaja Asrama SMA Stella Duce I Supadi Yogyakarta ............................................................. 108

  1. Pelaksanaan Pendampingan Penanaman Nilai .................... 108

  a. Hal-hal yang sudah baik ................................................. 108

  b. Hal-hal yang masih kurang dan perlu ditingkatkan ........ 110

  2. Peran Pendampingan dalam Pendampingan Penanaman Nilai ..................................................................................... 112

  3. Pelayanan Para Suster dalam Pendampingan Penanaman Nilai Disemangati oleh Karisma Bunda Elisabeth .............. 117

  BAB IV. USULAN PROGRAM BINA LANJUT SEBAGAI SALAH SATU UPAYA PENGEMBANGAN PEMAHAMAN DAN PENGHAYATAN KARISMA BUNDA ELISABETH PADA SUSTER-SUSTER CINTAKASIH ST.CAROLUS BORROMEUS, AGAR MEREKA SEMAKIN TERINSPIRASI PENANAMAN NILAI SEHINGGA MAMPU LEBIH EFEKTIF MENJADI PENDAMPING REMAJA ASRAMA SMA STELLA DUCE I SUPADI, YOGYAKARTA ...................................................................... 119 A. Latar Belakang Pemilihan Program Bina Lanjut ...................... 120 B. Alasan Pemilihan Tema Program Bina Lanjut .......................... 122 C. Rumusan Tema dan Tujuan Tema Program Bina Lanjut .......... 123 D. Penjabaran Tema Program Bina Lanjut .................................... 130 E. Contoh Satuan Pertemuan Bina Lanjut ...................................... 131 F.. Evaluasi Program Bina Lanjut Pendamping Asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta .............................................. 174

  BAB V. PENUTUP .................................................................................... 176 A. Kesimpulan ................................................................................. 176 B. Saran ............................................................................................ 178 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 181 LAMPIRAN Lampiran 1: Pedoman observasi ........................................................ (1) Lampiran 2: Pedoman wawancara ..................................................... (4) Lampiran 3: Deskripsi Hasil Wawancara Para Suster CB

  pendamping asrama SMA Stella Duce I Supadi Yogyakarta ............ (6)

  a. Hasil wawancara dengan Sr. Wilhelmi, CB .................................. (6)

  b. Hasil wawancara dengan Sr. Trisiani, CB .................................... (10)

  c. Hasil wawancara dengan Ibu Emi ................................................. (14)

  d. Hasil wawancara dengan Sr. Anunsita, CB .................................. (18) Lampiran 4: Lagu Bunda Elisabeth.................................................... (22) Lampiran 5: Evaluasi program bina lanjut pendamping asrama SMA Stella Duce 1 Supadi, Yogyakarta ............................................ (23) Lampiran 6: Gambar Pendiri Kongregasi dan karya kerasulan Yang pertama di Belanda ................................................................... (25)

  DAFTAR SINGKATAN ARDAS KAS : Arah Dasar Keuskupan Agung Semarang.

  ART : Artikel ASPI : Asrama Putri CB : Carolus Borromeus DIR : Direktorium Kateketik Umum Dr : Doktor EG : Elisabeth Gruyters, Pendiri Kongregasi Suster-Suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus Hal : Halaman

  IPTEK : Ilmu Pengetahuan dan Teknologi KS : Kitab Suci Konst : Konstitusi Dokumen Kongregasi Suster-suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus KV II : Konsili Vatikan II LCD : Liquid Crystal Display LG : Lumen Gentium, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Gereja, 21 November 1964.

  Luk : Lukas Mzm : Mazmur PC : Perfecte Carietatif , Ensklik Paus Yohanes Paulus II tentang tugas perutusan penebus, 1992.

  Rom : Roma SJ : Serikat Jesus SMA : Sekolah Menengah Atas Sr : Suster St : Santo Yes : Yesaya Yoh : Yohanes

  1 Kor : 1 Korentus

  2 Kor : 2 Korentus

  1 Yoh : 1 Yohanes

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Era globalisasi merambah kehidupan manusia dengan begitu cepat. Perubahan yang berdampak pada semua sisi kehidupan manusia nyaris tak

  terkendali, tidak terkecuali pada semua orang dari usia muda sampai tua pada sikap dan perbuatannya. Sementara dunia berubah dengan cepatnya, banyak orang yang kurang siap untuk menghadapi dan mengambil sikap terhadap arus tersebut. Mereka semakin mabuk dengan kenikmatan-kenikmatan yang ditawarkan oleh dunia sehingga semakin kuatlah sikap individualis dan semakin kurang memperhatikan sesamanya. Lebih parah lagi, tidak sedikit orang semakin acuh tak acuh dengan sesamanya dan tidak peduli pada nilai-nilai persaudaraan, cintakasih, kedisiplinan, kejujuran, kerjasama, tanggung jawab. Dunia yang carut marut seperti ini membuat banyak orang tua kawatir akan perkembangan hidup anak- anaknya yang mulai menginjak masa remaja. Anak-anak masih memiliki masa depan yang harus dikejar. Maka dari itu demi perkembangan hidup dan masa depan anak, orang tua mengupayakan pendidikan anak dengan menyekolahkan di sekolah yang berkualitas. Selain sekolah yang berkualitas, orang tua juga memikirkan tempat tinggal bagi anak mereka yaitu sekolah yang memiliki asrama. Asrama putri “Stella Duce” adalah asrama pelajar SMA Stella Duce Yogyakarta yang didirikan oleh suster-suster cinta kasih St. Carolus Borromeus (CB) dengan dasar pendidikan agama Katolik.

  Adapun tujuan asrama adalah mendampingi para warga untuk mencapai kepribadian yang utuh, mampu menghayati iman Kristiani, cinta dan menghargai martabat pribadi manusia, mandiri serta tanggap terhadap kebutuhan sesama dan lingkungan sekitarnya (Asrama Putri “Stella Duce”. 1999: 1).

  Ada begitu banyak alasan mengapa orang tua memilih asrama sebagai tempat tinggal akhir bagi anak-anaknya yang memasuki usia remaja. Alasan itu bersifat pribadi dan umum. Alasan pribadi antara lain karena situasi ekonomi keluarga yang menuntut kedua orang tua harus bekerja mencari uang dari pagi hingga malam. Mereka kurang memiliki waktu untuk memperhatikan dan membimbing anaknya secara lebih intensif dalam hal belajar. Dengan tinggal di asrama, orang tua berharap bahwa anak mereka lebih aman dan terhindar dari pergaulan bebas. Pergaulan bebas disebabkan antara lain oleh pengaruh dari perkembangan iptek dan media massa, sehingga sebagai akibatnya anak ingin selalu mencoba-coba, misalnya masuk ke dalam pergaulan seks bebas, menggunakan obat terlarang, menghisap sabu-sabu, pergi ketempat-tempat hiburan yang memberi kenikmatan sesaat, mengikuti gaya hidup dengan penampilan yang “wah”. Dengan mengikuti pergaulan bebas mereka tidak ada waktu lagi untuk belajar secara lebih serius sehingga berdampak tidak baik untuk anak. Pergaulan bebas inilah yang menjadi kekuatiran dan permasalahan bagi banyak orang tua pada umumnya.

  Dari kenyataan hidup dan tinggal di asrama bersama dengan teman yang berasal dari daerah dan budaya yang berbeda, anak remaja kerap dihadapkan dengan berbagai macam kesulitan. Kesulitan yang muncul dari dalam diri mereka sendiri antara lain mereka kurang mampu untuk menata diri yang mengakibatkan anak menjadi egois dan cepat emosi, sulit terbuka, sulit rendah hati, sulit memahami teman lain, tingkat kesadaran akan tanggungjawabnya masih rendah, dan sering kali membesar-besarkan masalah.

  Dalam pendampingan pada kenyataannya anak remaja membutuhkan figur pendamping yang mampu memberi keteladanan dan memiliki hati. Hati yang berkobar untuk memberi pelayanan dengan tetap memperhatikan pokok-pokok pendampingan penanaman nilai yaitu memiliki pengetahuan yang memadai, mengetahui setiap perubahan irama anak, memiliki kesabaran, ketulusan hati, kerendahan hati, keberanian, kepercayaan, tanggung jawab, mampu memberi pengharapan dan mempersatukan anak.

  Mengingat latar belakang keluarga, perbedaan suku, budaya dan agama, maka sangat pentinglah mereka mendapatkan figur pendamping yang memiliki kualitas nilai yang dapat membawa mereka pada suatu sikap dan kesadaran untuk tidak hanya mendengar dan memahami tentang penanaman nilai dalam ranah kognitif saja tetapi benar-benar mengalaminya dalam berbagai tingkatan dan menjadikan nilai-nilai tersebut bagian dari hidup mereka serta mampu mengamalkannya dalam hidup sehari-hari. Anak remaja zaman sekarang perlu melihat efek-efek perilaku dan pilihan-pilihan mereka serta mampu mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang sadar akan lingkungan. Dengan demikian nantinya mereka akan membawa serta nilai-nilai tersebut, tidak hanya dalam kehidupan pribadi mereka sebagai anak remaja saja melainkan juga ke dalam masyarakat yang lebih luas, sehingga sangat pentinglah mereka untuk memiliki figur yang dapat memberikan inspirasi penanaman nilai sekaligus contoh sikap teladan hidup dan pembiasaan yang memiliki keutamaan nilai hidup. Dengan pendampingan pendekatan penanaman nilai yang benar disertai sikap hidup yang berkualitas dari para pendamping, diharapkan dari hari ke hari anak remaja yang tinggal di asrama semakin dapat memaknai dan menjunjung nilai-nilai kehidupan.

  Fenomena anak asrama menjadi perhatian tersendiri bagi para Suster- suster Cintakasih Santo Carolus Borromeus, khususnya pada mereka yang tinggal di asrama. Dilandasi semangat pendiri, Bunda Elisabeth Gruyters yang selalu ingin membantu sesama yang menderita dan miskin, maka para suster Carolus Borromeus (CB) Provinsi Jawa bergerak mendampingi remaja asrama. Hal ini dipertegas lagi dalam Kapitel umum dan kapitel provinsi 1999 “ Perutusan kita sebagai religius dalam Gereja dan masyarakat pada abad ke – 21”, bahwa tujuan Kongregasi adalah berdaya upaya dengan segenap hati, agar Tuhan dimuliakan dengan menguduskan diri serta melaksanakan berbagai karya bakti untuk membantu sesama yang mengalami kesesakan hidup dan yang berkekurangan (Konst. Hal.7).

  Kerasulan yang dilaksanakan oleh Kongregasi merupakan upaya Kongregasi untuk terlibat secara langsung dengan dunia yang saat ini sedang terluka akibat kemiskinan, ketidakadilan, penindasan, dan ingin memperjuangkan kehidupan sesuai dengan martabat manusia. Maka diharapkan para suster CB semakin tanggap dengan kebutuhan akan pelayanan dan mampu bekerjasama dengan mitra kerasulan supaya dapat merefleksikan dan mendalami Kharisma, Visi, Misi Kongregasi. Hal ini juga ditegaskan oleh Konsili Vatikan II, bahwa pada dasarnya hidup religius merupakan panggilan terhadap pelayanan kerasulan, karena itu Konsili meminta agar setiap religius dalam hidupnya diresapi oleh semangat merasul (PC. Art. 8).

  Bersemangatkan karisma Bunda Elisabeth, yaitu cinta tanpa syarat dan berbelarasa dari Yesus Kristus yang Tersalib, para suster CB yang berkarya dalam pendampingan remaja asrama berupaya melakukan pendampingan dengan penanaman nilai, mencintai tanpa syarat dan total melalui keteladanan dan pembiasaan kepada remaja yang didampingi.

  Kerinduan Bunda Elisabeth akan sebuah biara, di mana Tuhan diabdi tulus sempurna mewujudkan berdirinya Kongregasi. Kerinduan itu juga disertai dengan kerinduan dan usaha untuk berkarya dan melayani mereka yang miskin, menderita dan terlantar. Kesediaan melayani kaum miskin, adalah salah satu karisma yang ada pada Bunda Elisabeth. Karisma merupakan anugerah Roh yang menjadi daya penggerak untuk mengabdi, tetapi juga menjadi daya kekuatan hidup (Pendalaman konstitusi. 2006: 12).

  Kongregasi menyadari panggilan sebagai pengikut Bunda Elisabeth yaitu panggilan untuk melayani mereka yang miskin, lemah, dan menderita. Inilah jiwa merasul dari Bunda Elisabeth yang diwariskan pada pengikutnya. Dengan pernyataan dan kesadaran itu Kongregasi telah memilih untuk setia pada panggilan dan tujuan semula berdirinya Kongregasi ini. Demikianlah hal itu semakin ditegaskan dengan apa yang tertulis dalam konstitusi“ dalam menjawab tantangan Zaman, dengan kegembiraan dan kesederhanaan kita mengabdi sesama terutama mereka yang mengalami kesesakan hidup. Dengan keyakinan teguh bahwa Kristus Sang Tersalib memanggil kita melalui mereka, kita rela berbagi harta rohani dan jasmani dengan mereka” (Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus, 1856, art. 3).

  Kaum miskin, lemah dan menderita dijaman ini tidak terbatas pada mereka yang secara fisik mengalami kemiskinan dan penderitaan, namun juga kemiskinan dan penderitaan mental dan rohani. Dalam hal ini termasuk diantaranya adalah remaja asrama yang membutuhkan figur pendamping yang mampu memberi pendekatan dalam penanaman nilai dengan teladan dan pembiasaan hidup yang memiliki nilai.

  Pelayanan penanaman nilai dalam pendampingan terhadap remaja asrama membutuhkan kepekaan, keteladanan, dan pembiasaan. Sebagai putri-putri bunda Elisabeth, para suster ditantang untuk menjadi saksi hidup yang berkualitas dengan keutamaan-keutamaan nilai di jaman ini. Dalam tantangan jaman ini kadang api semangat pelayanan para suster mulai redup. Banyak faktor yang menyebabkan meredupnya api semangat tersebut antara lain para suster yang terjun dalam pendampingan asrama banyak merangkap tugas baik di komunitas atau tempat karya sehingga kurang konsentrasi pada karya yang digeluti, kurangnya tenaga terlatih untuk bidang pelayanan tersebut. Hal ini perlu ditinjau kembali sejauh mana Karisma Bunda Elisabeth Kongregasi Suster-suster Cinta kasih St. Carolus Borromeus menjadi inspirasi yang mampu menyemangati para suster dalam tugas pelayanan pendampingan penanaman nilai terhadap remaja asrama. Untuk tetap mampu menjaga nyala api semangat bunda Elisabeth tersebut maka setiap saat perlu upaya pengembangan dan penghayatan kembali Karisma Bunda Elisabeth yang termuat dalam Konstitusi Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus.

  Dengan melihat kenyataan dan pemikiran di atas, maka penulis memilih judul skripsi:

  

UPAYA PENGEMBANGAN PEMAHAMAN DAN PENGHAYATAN

KARISMA BUNDA ELISABETH PADA SUSTER-SUSTER CINTAKASIH

ST. CAROLUS BORROMEUS, AGAR MEREKA MAMPU MELAKUKAN

PENANAMAN NILAI DALAM PENDAMPINGAN REMAJA ASRAMA

SMA STELLA DUCE I SUPADI, YOGYAKARTA.

  Penulis berharap, skripsi ini dapat bermanfaat untuk membantu para suster CB dan tim pendamping asrama untuk semakin bersemangat dan berkualitas dalam pelayanan mereka mendampingi remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang di atas maka permasalahan yang muncul dapat dirumuskan sebagai berikut:

  1. Apa yang dimaksud dengan karisma Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus?

  2. Apa yang dimaksud dengan penanaman nilai?

  3. Butir-butir manakah dari karisma Bunda Elisabeth yang cocok sebagai inspirasi pelayanan pendampingan remaja yang memakai penanaman nilai?

  4. Pokok-pokok penanaman nilai untuk mendampingi remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta?

  5. Bagaimana proses penanaman nilai ?

  C. Tujuan Penulisan

  1. Mendeskripsikan tentang karisma Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi Suster- suster Cinta kasih St. Carolus Borromeus.

  2. Mendeskripsikan tentang penanaman nilai.

  3. Mendeskripsikan butir-butir karisma Bunda Elisabeth yang cocok sebagai inspirasi pelayanan pendampingan remaja yang memakai penanaman nilai.

  4. Mendeskripsikan pokok-pokok penanaman nilai untuk mendampingi remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta.

  5. Mendeskripsikan proses penanaman nilai.

  D. Manfaat Penulisan

  1. Tersedianya sumbangan inspirasi bagi para suster CB serta tim pendamping asrama dalam pendampingan remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi Yogyakarta melalui pendekatan penanaman nilai.

  2. Penulis bertambah wawasan dan pengetahuan dalam pelayanan pendampingan remaja, khususnya dalam pemakaian penanaman nilai kepada remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta.

  3. Tersedianya bahan yang bisa memotivasi para suster CB untuk semakin bersemangat dalam pelayanan pendampingan remaja yang memakai penanaman nilai yang berakar pada karisma Elisabeth pendiri Kongregasi Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus.

  E. Metode Penulisan

  Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini adalah deskriptif analitis. Maksud dari metode ini adalah penulisan yang dilakukan berdasar kajian teori yang ada, disertai dengan analisis-analisis atas permasalahan yang sedang dibahas. Penulisan ini juga disertai penelitian melalui wawancara untuk mendapatkan sejauh mana melakukan pelayanan pendampingan penanaman nilai pada remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta.

  F. Sistematika Penulisan

  Judul skripsi yang dipilih penulis adalah “Upaya pengembangan pemahaman dan penghayatan karisma Bunda Elisabeth pada Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus, agar mereka mampu melakukan penanaman nilai dalam pendampingan remaja asrama SMA Stella Duce I Supadi, Yogyakarta.” Judul ini penulis bahas dalam lima bab, yang akan diuraikan sebagai berikut:

BAB I : Berisi pendahuluan yang meliputi: Latar belakang, rumusan

  masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan, dan sistematika penulisan.

  

BAB II : Berisi karisma Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi Suster-suster

Cintakasih St. Carolus Borromeus, penanaman nilai dalam pendampingan remaja

  dan visi misi Kongregasi CB serta implikasinya. Karisma Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi Suster-suster Cinta kasih St. Carolus Borromeus meliputi: sejarah kehidupan pendiri Kongregasi CB, identitas Kongregasi CB, karisma Kongregasi CB, butir-butir karisma Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi CB. Sedangkan penanaman nilai dalam pendampingan remaja meliputi: pertama gambaran remaja, remaja pada umumnya, perkembangan remaja, permasalahan remaja, minat remaja dan potensi remaja, kedua, pengertian pendampingan secara umum, pendampingan remaja, dan prinsip-prinsip pendampingan remaja, ketiga, penanaman nilai meliputi pengertian penanaman nilai, pengertian tentang nilai, pokok-pokok yang harus ada dalam penanaman nilai dan penanaman nilai dalam pendampingan remaja asrama, keempat, butir-butir karisma Bunda Elisabeth, inspirasi dalam penanaman nilai. Visi dan misi Kongregasi dan implikasinya meliputi visi Kongregasi, misi Kongregasi, implikasi visi serta misi Kongregasi CB.

  

BAB III : Berisi penelitian atas pendekatan penanaman nilai dalam

  pendampingan remaja asrama SMA Stella Duce I, Supadi, Yogyakarta serta evaluasi kritis terhadapnya.

  

BAB IV: Berisi program bina lanjut dan contoh satuan-satuan pendampingan bagi

  suster-suster cintakasih St. Carolus Borromeus, agar mereka mampu melakukan penanaman nilai dalam pendampingan remaja asrama SMA Stella Duce I, Supadi, Yogyakarta, yang meliputi program pendampingan dan beberapa contoh satuan persiapan pendampingannya.

BAB V: Adalah penutup yang meliputi kesimpulan dan beberapa saran agar

  pendampingan remaja asrama SMA Stella Duce I, Supadi, Yogyakarta dengan penanaman nilai dapat maksimal sesuai dengan Visi dan Misi Kongregasi CB.

BAB II KARISMA BUNDA ELISABETH PENDIRI KONGREGASI SUSTER-SUSTER CINTA KASIH ST. CAROLUS BORROMEUS DAN PENANAMAN NILAI DALAM PENDAMPINGAN REMAJA. Bab II ini berupa kajian pustaka yang akan penulis uraikan dalam dua

  bagian. Pertama, tentang Kongregasi CB yang meliputi: Sejarah pendiri Kongregasi Suster-suster Cinta kasih St. Carolus Borromeus, identitas Kongregasi, karisma Kongregasi CB, butir-butir karisma Bunda Elisabeth pendiri Kongregasi CB. Kedua, penanaman nilai dalam pendampingan remaja yang meliputi: gambaran remaja, pendampingan remaja, penanaman nilai, visi dan misi Kongregasi CB, implikasinya dan pembentukan kualitas hidup remaja di asrama.

A. Karisma Bunda Elisabeth Pendiri Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus 1. Sejarah Pendiri Kongregasi Suster-Suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus

  Elisabeth Gruyters lahir di desa Leut, terletak di pinggir sungai Maas, Provinsi Limburg, Belgia, pada tanggal 1 November 1789. Sebagai anak bendaharawan di puri milik Putri van Mewende Felz, ia tinggal di rumah di samping puri itu. Pada tahun itu pula pecahlah Revolusi Perancis yang menimbulkan gejolak di seluruh Eropa termasuk di Belanda dan Belgia. Revolusi politik, ekonomi maupun kehidupan beragama. Selama tiga tahun lebih, Belgia dijadikan tempat jarahan orang-orang Perancis. Pajak yang harus dibayarkan juga sangat tinggi dan dirasa mencekik. Belgiapun jatuh miskin. Banyak orang kelaparan dan mati entah karena kelaparan, penyakit ataupun dibunuh. Rakyat diwajibkan untuk ikut berperang, memperbaiki jalan-jalan yang rusak karena perang. Rakyat pun mulai mengadakan perlawanan bawah tanah, namun kekuatan mereka lemah sehingga tidak sanggup memberi perlawanan yang berarti. Keadaan menjadi semakin kacau. Kejahatan semakin merajalela. Perampokan tidak hanya di rumah-rumah, tetapi juga di jalan. Pembunuhan dan pemerkosaan menjadi hal yang biasa. Bisa dibayangkan betapa buruk kondisi iman mereka. Keputusasaan mulai melanda sebagian rakyat yang tidak berdaya mengatasi situasi penuh penderitaan itu.

  Dalam situasi penuh kemelut seperti itulah Elisabeth Gruyters lahir, tumbuh dan berkembang. Di saat orang mulai goyah dan tidak ada harapan, disposisi batinnya justru tumbuh subur. Suasana kacau, penuh penderitaan, suara tangis dan jeritan memilukan yang dilihat dan didengarkan setiap saat membawanya kepada pengalaman Yesus Tersalib yang menderita dan kesepian. Situasi tidak menentu itu menimbulkan ketergantungannya pada Tuhan yang dia yakini tidak pernah meninggalkannya. Demikianlah situasi politik, sosial ekonomi yang buruk telah membentuk pribadinya menjadi seorang perempuan yang tangguh, berani, penuh percaya, berpengharapan, tekun dan setia.

  Pada usia 32 tahun (1821), Elisabeth Gruyters meninggalkan Leut, menuju Maastricht, Belanda dengan tujuan mencari pekerjaan. Tindakan serupa juga dilakukan orang-orang muda lainnya. Setiba di Masstricht, Elisabeth bekerja pada keluarga Nijpels sebagai pengurus rumah tangga. Tuan Nijpels adalah seorang kaya raya dengan empat orang anak yang semuanya tinggal di luar negri. Keluarga tersebut sudah lama meninggalkan kehidupan rohani mereka dan hidup dengan amat sangat duniawi. Nyonya Nijpels sudah lama menderita sakit, sementara Bpk. Nijpels seringkali hanya menghabiskan hartanya untuk berfoya- foya di Paris. Di rumah keluarga Nijpels itulah panggilan Tuhan dalam dirinya semakin kuat. Selain menghabiskan waktunya untuk mengurus rumah beserta merawat Ny. Nijpels yang sakit, pada hari minggu ia sering meluangkan waktunya juga untuk mengunjungi orang-orang sakit di Calvarieberg yang tidak jauh letaknya dari rumah. Di rumah sakit itupun banyak penderitaan orang-orang yang dilihatnya baik penderitaan lahir maupun batin. Elisabeth merasa sungguh prihatin bahwa para penderita di Calvarieberg mengalami bahaya kematian tanpa ada pendampingan rohani dan tidak terurus keselamatan jiwa mereka.

  Keprihatinan dijumpai dalam diri orang-orang, baik dalam masyarakat akibat perang dan di rumah keluarga Nijpels yang hidup sangat duniawi serta meninggalkan Tuhan. Para penderita di Calvarieberg yang terancam keselamatan jiwanya membuat ia semakin kuat merasakan panggilan Tuhan untuk ikut serta dalam karya penyelamatan-Nya.

  Demi mewujudkan kerinduan hatinya untuk mengabdi dan melayani Tuhan dalam diri orang-orang miskin dan menderita, Tuhan memberikan lebih daripada apa yang dia rindukan. Setelah melalui pergumulan sulit dan perjuangan yang panjang serta melelahkan, ternyata Tuhan justru memilihnya menjadi pendiri sebuah biara baru pada 29 April 1837 dengan bantuan pastor komisaris Antonius van Baer, seorang deken Gereja St. Servaas, Maastricht. Ia menulis demikian, “Meskipun orang telah membicarakan kami bahwa kami miskin, kota Maastricht telah menjadi kota tertutup sejak enam tahun berselang dan tidak dapat diharapkan adanya perubahan, namun Tuhan memberi kami keberanian untuk mengawali karya ini” (EG. 46).

  Dalam proses pengajuan pengakuan dari Roma dan pembuatan konstitusi, Roma meminta Bunda Elisabeth memilih antara menggabungkan diri dengan tarekat yang sudah didirikan oleh St. Vincentius a Paulo atau menerima St.

  Carolus Borromeus sebagai santo pelindung. Elisabeth memilih yang kedua. Oleh karena itu, nama Kongregasi menjadi Kongregasi Suster-suster Cintakasih St.

  Carolus Borromeus.

  Elisabeth meninggal pada 26 Juni 1864, dalam usia 75 tahun, setelah seluruh hidupnya diabdikan kepada Tuhan. Semangatnya menjadi inspirasi bagi para pengikutnya untuk mencoba mengikuti jejaknya dan meneruskan semangatnya hingga hari ini yang berinspirasikan, “Mengabdi Tuhan dengan tulus ikhlas dan menyadari bahwa keinginannya itu hanya dapat diwujudkan dengan mengabdi sesama” (EG. 5).

2. Identitas Kongregasi

  Gereja dipanggil untuk mewartakan kabar gembira keselamatan dengan membawa seluruh kekayaan cinta penyelamatan dari Tuhan kepada semua umat keselamatan Tuhan dengan mendirikan Kongregasi Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus. Kongregasi Suster-suster Cintakasih St. Carolus Borromeus didirikan pada tanggal 29 April 1837 di Maastricht Belanda. Kongregasi ini biasa di singkat CB kependekan dari Santo pelindung yaitu Carolus Borromeus.