HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR KEJURUAN SISWA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Studi Kasus Kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta

  HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PRESTASI BELAJAR KEJURUAN SISWA DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA Studi Kasus Kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

  Disusun oleh :

  Angela Nucifera Haidityasari NIM : 041334006 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2009

HALAMAN PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan untuk : Bapa di Surga, Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Ayah A. Bambang Utoyo dan Mama A. Eny Waljiyati Adikku Agatha dan Ancilla

  Bramaku tersayang Almamaterku Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

  MOTTO Saat Hidup Tak Terangkai Sempurna Banyak Berkat Terselubung di Balik

  Kepedihan dan Pencobaan Ya... Kita Tidak Dapat Melihat Apa yang Allah Rencanakan Namun, Lewat Penderitaan

  Kita Menjumpai Kasih Allah, Serta Dapat Merasakan Damai Yang Dilaimpahkan-Nya Dari Surga (Kathy C. Miller)

  Roh Kudus Datang Menolong Dalam Kelemahan Kita Dan Menjadi Pengantara Kita (bdk Rm 8:26)

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkah dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Status Sosial Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Belajar Kejuruan Siswa dengan Minat Berwirausaha”.

  Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh banyak bimbingan, kritik, saran, masukan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin menghaturkan rasa hormat dan terima kasih kepada:

  1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. Selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  3. Bapak L. Saptono. S.Pd., M.Si. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  4. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan waktu dan dengan sabar membimbing penulis menyusun skripsi, memberikan saran, masukan, semangat, serta motivasi, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Saya menghaturkan terimakasih banyak ya Pak tanpa bimbingan dari Bapak penulis tidak bisa apa-apa.

  5. Ibu B. Indah Nugraheni, S.Pd.,SIP.,M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini

  6. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd, selaku Dosen Penguji yang telah bersedia meluangkan waktu memberikan bimbingan, dukungan, kritik, dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini

  7. Para Dosen Program Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

  8. Semua karyawan di Sekretariat Pendidikan Akuntansi (Mbak Aris dan Pak Wawik) terimakasih atas segala pelayanan dan bantuannya selama penulis kuliah di USD.

  9. Bapak Y. Supriyadi, Bc. Hk, S.Pd, selaku Kepala SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  10. Bapak dan Ibu Guru beserta Staf Karyawan di SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta yang telah memberikan bantuan dan arahan kepada penulis.

  11. Siswa-siswi kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan yang telah membantu penulis dalam melengkapi data. Terimakasih atas kerjasamanya.

  12. Ayah Agustinus Bambang Utoyo dan Mama Agnes Eny Waljiyati tercinta, terimakasih untuk segala kasih sayang, kesabaran, dan doa-doanya serta pengorbanannya baik moral maupun materiil sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

  13. Adiku Agatha Previan Chrisditya dan Ancilla Thertia Milleena atas segala doa dan dukungannya ( Ta, belajar yang rajin biar bisa masuk TEKIM UGM yach!!! La, jangan maen kasti terus, belajar dong biar rangking 1 lagi OK??!!).

  14. CintaQyu, SweetyQyu, Honey-BoneyQyu “Brama Eka Prasetya” makasih ya atas doa, motivasi dan kasih sayangnya, Say, ternyata bener yang kamu bilang “Kamu pasti bisa!!” he9.. terbukti juga aku bisa lulus nich… Aku selalu dukung kamu biar cepet nyusul aku ok?! I Love You…..

  15. Evi Lastriani Sitorus (my best friend… thank’s ya bukunya, thank’s bawelnya..

  kangen nech jadi anak SMA lagi ha9… Sukses buat km!!! .)

  16. Bu Yanti Kriting, Deyas, Sigit makasih atas doa dan bantuannya. (Buat Deyas

  n Sigit kapan married? )

  17. Mbah Gabel, Budhe Is, Om Dwix, Om Tyas, Om Joko, Tante Ema, Michael, n Adiknya terimakasih atas doa dan dukungannya.

  18. Bapak Rujito, Ibu Gumi, Ari, dan Tika Terimakasih atas doa dan dukungannya.

  19. Astri (tri… Kamu memang diutus oleh Tuhan buat bantu aku he9… Thank’s

  atas semuanya )

  20. Mba Yohana ’03 (thank’s for all… aku ga bs ngungkapin perasaanku, yg jelas

  aku seneng bs kenal km jd byk hal yg aku dapat he9… )

  21. Pungki (Hai…Teman seperjuanganku ayo kita cari kerja!!!), Bunda Fenti n P Ady (Kangen nech ma Dex Ndi…, Uda bs apa? Bs minta adex yach?!

  Makasih ya bunda uda kasih support, jadi temen curhat yang OK bgtz. Sukses

  buat kamu!! ), Siska (Cis,mkch t4 kostnya, makanan, minuman, dll. Chayo Cis Km pasti bisa!!! ), Mba Esti PBI ’04 (Mksh bantuannya)

  22. Tantri (Jenx, met berjuang yach. Yucks.. kpn Qta Tour bareng lagi?!), Evi (Chep, kangen nech!!! Mksh buat kerjasamanya, buat curhat2annya, cariin

  kerjaan donx buat aku .), Mbokde Gareth (Jaga De2’x Oni baex2, jgn diajari yg aneh2 he9… )

  23. Ika, Nia, Yanita, Cece, Rani, Pasca, Shela, Yani, Dikha, Shinta, Ember, Lasme’x, Indra, Heru, Yoga, Ucup, Blakcy, Agung, Beni, Te.Pe, Moko, pakde Acon’x, Agus ’03, Gambul (terimakasih atas bantuan kalian selama

  kuliah dan dukungannya dalam penyelesaian skripsi ini kapan kita bisa kumpul lagi aku kangen ni ma kalian smua……… )

  24. Sulis, Kriyas, Danang, Maz Eko, Maz Aris, n anak2 Mudika GabrieL (Makasih atas dukungan, semangat, n canda tawa kalian yg buat aku ga BT

  lagi )

  25. Mas Moko n familly ( Terimakasih buat pinjeman komputer n scan virus

  he9… flashdisk ku skrg uda bersih low mas ha9… )

  26. Temen2 PS. Jubilate, Komunitaz Pemazmur, Komunitas Lektor (Terimakasih

  buat kebersamaan kita… GBU )

  27. Buat teman-teman seperjuangan di PAK 2004 kelas A dan B, sukses untuk semuanya ya………

  28. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terimakasih atas segala bantuan dalam penyusunan skripsi ini.

  Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik, dan masukan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang berhubungan dengan pendidikan.

  Yogyakarta,

  12 Januari 2009 Penulis

  Angela Nucifera Haidityasari

  

ABSTRAK

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN

PRESTASI BELAJAR KEJURUAN SISWA DENGAN

MINAT BERWIRAUSAHA

Studi kasus : Siswa-siswi kelas 2 dan 3 Jurusan Penjualan

SMK Sanjaya, Pakem, Sleman, Yogyakarta

  

Angela Nucifera Haidityasari

Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

2009

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : (1) ada hubungan yang positif signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha, (2) ada hubungan yang positif signifikan antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha pada siswa-siswi kelas 2 dan 3jurusan penjualan SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta.

  Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan September 2008. Populasi penelitian berjumlah 52 siswa. Pengumpulan data menggunakan metode kuesioner dan wawancara. Untuk menguji hipotesis penelitian menggunakan metode analisis korelasi product moment dari Pearson.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan yang positif dan signifikan antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,349, sedangkan hasil pengujian = 2,751 lebih besar dari = 1,676. hitung tabel

  t t

  (2) ada hubungan yang positif dan signifikan antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha, hal ini berdasarkan hasil perhitungan nilai koefisien korelasi bernilai positif dan nilai r = 0,254, sedangkan = 2,029 hitung

  t lebih besar dari = 1,676. tabel t

  

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ECONOMIC AND SOSIAL

STATUS OF THE PARENTS AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT

TOWARD THE INTEREST OF ENTREPRENEURSHIP

  

A Case Study on : The second and third year students of Marketing

Department Sanjaya Vocational Senior High School

in Pakem, Sleman, Yogyakarta

Angela Nucifera Haidityasari

  

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2009

  This research aims to know whether : (1) there is any positive and significant relationship between the economical and social status of the parents towards entrepreneurship ; (2) there is any positive and significant relationship between students’ achievement towards entrepreneurship of the students of the second and the third of students Marketing Department of Sanjaya Vocational Senior High School.

  Data collecting was done in September 2008. The population of the research was 52 students. The data were collected by using questionnaire and interviews methods. To analyse the hypotheses, product moment from Pearson correlation analysis was applied.

  The result of the research shows that : (1) there is a positive and significant correlation between the economical and social status of the parents towards entreprenerurship; the value of r = 0,349, while the examination result is = count

  t

  2,751 it is bigger than = 1,676. (2) there is a positive and sigificant table

  t

  correlation between students’ achievement towards entrepreneurship, this positive calculation coefficient value and value of r = 0,254, while the examination result is = 2,029 is bigger than = 1,676. count table

  t t

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv

HALAMAN MOTTO .................................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ...................................................... vi

KATA PENGANTAR .................................................................................. vii

ABSTRAK ..................................................................................................... xii

ABSTRACT .................................................................................................. xiii

DAFTAR ISI ................................................................................................. xiv

DAFTAR TABEL ........................................................................................ xvii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xix

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................

  1 B. Batasan masalah ....................................................................................

  6 C. Rumusan Masalah .................................................................................

  6 D. Tujuan Penelitian ..................................................................................

  7 E. Manfaat Penelitian ................................................................................

  7 F. Sistematiaka Isi Skripsi .........................................................................

  8

  BAB II TINJAUAN TEORITIK A. Status Sosial Ekonomi ........................................................................... 10 B. Prestasi Belajar ....................................................................................... 16 C. Minat Berwirausaha ............................................................................... 21 D. Hakekat Prestasi Kejuruan ..................................................................... 29 E. Kerangka Berpikir .................................................................................. 31 F. Paradigma Penelitian .............................................................................. 34 G. Hipotesis ................................................................................................. 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ....................................................................................... 36 B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 36 C. Subyek dan Obyek Penelitian ................................................................ 37 D. Populasi .................................................................................................. 37 E. Operasionalisasi Variabel ...................................................................... 38 F. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 42 G. Teknik Pengujian Instrumen .................................................................. 43 H. Teknik Analisis Data .............................................................................. 48 BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah SMK Sanjaya Pakem ............................................................... 53 B. Latar Belakang Pendirian Sekolah ........................................................ 54 C. Visi dan Misi SMK Sanjaya Pakem ...................................................... 54

  D. Sistem Satuan Pendidikan SMK Sanjaya Pakem .................................. 55

  E. Kurikulum Satuan Pendidikan SMK Sanjaya Pakem ........................... 58

  F. Sumber Daya Manusia di SMK Sanjaya Pakem ................................... 60

  G. Data Siswa SMK Sanjaya Pakem ......................................................... 64

  BAB V DESKRIPSI DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data........................................................................................ 66 B. Analisis Data .......................................................................................... 69

  1. Pengujian Prasyarat Analisis Data .................................................. 69

  2. Pengujian Hipotesis.......................................................................... 70

  C. Pembahasan............................................................................................ 73

  BAB VI KESIMPULAN, KETERBATASAN, SARAN A. Kesimpulan ............................................................................................ 78 B. Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 78 C. Saran....................................................................................................... 79 DAFTAR PUSTAKA Lampiran-lampiran

  DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-kisi Operasionalisasi Variabel Status Sosial Ekonomi ......... 38Tabel 3.2. Kisi-kisi Operasionalisasi Variabel Minat Berwirausaha ............. 42Tabel 3.3. Rangkuman Uji Validitas Status Sosial Ekonomi ........................ 44Tabel 3.4. Rangkuman Uji Validitas Minat Berwirausaha ............................ 46Tabel 3.5 Rangkuman Uji Reliabilitas ........................................................... 48Tabel 5.1. Responden Penelitian .................................................................... 66Tabel 5.2. Sebaran Klasifikasi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ................ 66Tabel 5.3. Sebaran Klasifikasi Prestasi Belajar Kejuruan Siswa ................... 67Tabel 5.4. Sebaran Klasifikasi Minat Berwirausaha ...................................... 68Tabel 5.5. Rangkuman Uji Normalitas .......................................................... 70

  DAFTAR GAMBAR

Gambar 5.1. Sebaran Klasifikasi Status Sosial Ekonomi Orang Tua ............67Gambar 5.2. Sebaran Klasifikasi Prestasi Belajar Kejuruan Siswa ...............68Gambar 5.3. Sebaran Klasifikasi Minat Berwirausaha ..................................69

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran Ijin Penelitian ................................................................................. 81 Lampiran Kuisioner ....................................................................................... 84 Lampiran Data Prapenelitian .......................................................................... 90 Lampiran Output Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................ 93 Lampiran Data Penelitian ............................................................................... 96 Lampiran Output Uji Normalitas ...................................................................102 Lampiran Output Uji Hipotesis ......................................................................103 Lampiran Deskripsi Data ...............................................................................105 Lampiran Daftar Tabel ...................................................................................107

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Saat ini banyak di jumpai Sekolah Menengah kejuruan (SMK)

  yang didirikan oleh pemerintah maupun swasta untuk dapat memenuhi tuntutan masyarakat terlebih dalam dunia industri. Dengan adanya pertumbuhan Sekolah Menengah Kejuruan yang semakin banyak diharapkan akan menghasilkan calon tenaga kerja yang semakin terampil, namun hal ini akan menimbulkan permasalahan yang baru yaitu penempatan tenaga kerjanya.

  Dari sejumlah calon tenaga kerja yang dihasilkan oleh SMK ternyata masih banyak yang belum mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut dikarenakan keterampilan para lulusan SMK masih banyak yang belum memenuhi harapan dari pihak industri. Situasi ini lebih diperburuk lagi dengan semakin banyaknya lulusan SMU yang tidak dapat melanjutkan pendidikan ke Perguruan Tinggi, sehingga hal ini akan menambah jumlah pencari kerja (Ida Bagus Mantra, 1980:59)

  Untuk mengatasi permasalahan di atas ada beberapa alternatif pemecahannya antara lain dengan memperluas lapangan kerja atau bisa juga dengan berwirausaha. Pemerintah dalam hal ini juga sudah berusaha keras, namun dengan adanya keterbatasan modal untuk menyeimbangkan antara jumlah angkatan kerja dengan jumlah lapangan pekerjaan akan membutuhkan waktu yang sangat lama. Sedang jumlah lulusan sekolah sebagai calon tenaga kerja terus meningkat setiap tahunnya.

  Menghadapi kenyataan tersebut, SMK sebagai penyelenggara pendidikan kejuruan yang siap kerja perlu untuk meningkatkan kualitas lulusan agar mampu bekerja maupun menciptakan usaha sendiri. Salah satu caranya adalah memberikan pendidikan yang sesuai dengan bidang keahliannya serta menanamkan sikap berwirausaha kepada siswa.

  Beberapa jurusan yang ditawarkan oleh SMK sangat membantu siswa khususnya dalam menggeluti bidang keahlian yang dimilikinya.

  Misalnya di SMK yang menawarkan jurusan penjualan, jurusan boga, jurusan busana, jurusan otomotif, mereka dipersiapkan sesuai bidang keahliannya agar setelah lulus nanti mereka bisa menerapkan kompetensi yang dimilikinya dengan membuka lapangan kerja baru baik itu bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain, tentunya dengan bekal yang telah diperoleh sesuai bidang keahliannya masing-masing. Namun ada juga SMK yang menawarkan jurusan Akuntansi yang tentunya mereka juga sama-sama dipersiapkan untuk bisa terjun ke dunia kerja atau industri namun mereka cenderung untuk mencari kerja karena keahlian dalam bidang akuntansi yang mereka miliki hanya bisa diterapkan ketika mereka bekerja di suatu perusahaan atau industri seperti misalnya kemampuan dalam membuat laporan keuangan.

  SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta khususnya program studi Penjualan sebagai tempat pendidikan formal bagi calon tenaga kerja diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang benar-benar memiliki keterampilan yang memadai dengan demikian mampu mandiri dan mampu menciptakan lapangan pekerjaan bagi dirinya sendiri maupun bagi orang lain yaitu dengan berwirausaha.

  Berdasarkan pengalaman dan pengamatan peneliti, minat berwirausaha masing-masing siswa jurusan Penjualan SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta berbeda-beda, bahkan sebagian besar mempunyai kecenderungan ingin mencari pekerjaan setelah lulus.

  Perbedaan latar belakang siswa tidak terlepas dari status sosial ekonomi orang tua siswa itu sendiri.

  Status sosial ekonomi orang tua merupakan faktor ekstern yang mencakup tingkat pendidikan orang tua, jabatan dalam masyarakat, dan kekayaan yang dimiliki orang tuanya. Pengamatan peneliti menyatakan siswa-siswi yang bersekolah di SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta sebagian besar berasal dari keluarga yang status sosial ekonomi orang tuanya sedang bahkan rendah. Hal ini dapat dilihat dari penampilan siswa yang sangat sederhana terlihat dari sepatu dan tas yang dipakai tidak bermerek bahkan sudah usang, transportasi yang mereka gunakan untuk bersekolah yaitu bus dan ada juga yang berjalan kaki, dan di tempat parkir siswa tidak banyak yang menggunakan sepeda motor. Pada saat jam istirahat berlangsung terlihat ada beberapa siswa yang tidak pergi ke kantin, hal ini dimungkinkan karena uang saku yang mereka terima dari orang tua hanya cukup untuk keperluan transportasi atau dengan kata lain uang saku mereka hanya pas-pas an saja.

  Orang tua yang mempunyai pendidikan lebih tinggi diduga akan lebih aktif dalam mendorong perkembangan anak. Pengalaman mengenyam dunia pendidikan yang lebih baik memudahkan mereka untuk membantu menyelesaikan kesulitan belajar anak karena pengalaman yang mereka miliki dan cara mengatasi permasalahan dengan berbekal pengetahuan yang luas. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih tinggi menunjukkan nilai lebih baik dalam kemampuan akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah. Selain itu, diduga derajat hubungan kekayaan yang dimiliki orang tua dengan minat berwirausaha akan lebih tinggi dibadingkan dengan siswa yang orang tuanya tidak memiliki kekayaan. Hal ini disebabkan orang tua memiliki ketersediaan modal material yang berupa fasilitas sarana dan biaya untuk membuka usaha.

  Faktor intern yang dapat mempengaruhi minat seseorang untuk berwirausaha, salah satunya adalah keterampilan yang dimiliki siswa. Pada kenyataannya keterampilan yang dimiliki oleh para siswa SMK Sanjaya Pakem Sleman Yogyakarta berbeda-beda. Hal tersebut dapat dilihat dari hasil prestasi belajar kejuruan yang berbeda-beda, sehingga minat berwirausaha juga berbeda-beda. Pada umumnya seseorang yang senang dengan pelajaran tertentu akan menghasilkan prestasi belajar yang baik, karena itu ia akan lebih cenderung memilih pekerjaan yang berkaitan erat dengan pelajaran yang disenangi, diduga dengan prestasi yang tinggi dapat menimbulkan minat berwirausaha siswa yang tinggi pada sekolah kejuruan. Sebab dengan prestasi yang tinggi dapat membawa siswa dalam berkreativitas dan berusaha sehingga menimbulkan minat berwirausaha.

  Adanya Praktek Kerja Lapangan (PKL) di dunia industri dapat menjadi sarana bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan yang dimilikinya. Dari sinilah mereka dilatih baik itu keterampilan yang berhubungan dengan kompetensinya juga kepribadiannya seperti percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, cepat tanggap, tekun dan ulet ( www.yasmin-barbeku.org/content/view/154/34/ ). Selain itu keterampilan mengelola usaha kecil misalnya koperasi siswa dan mata pelajaran kewirausahaan juga menjadi sarana bagi siswa untuk dapat mengembangkan bakat terutama yang berhubungan dengan minatnya dalam dunia wirausaha. Di sana mereka dilatih untuk mengelola koperasi siswa serta dalam mata pelajaran kewirausahaan mereka dilatih untuk membuat dan menawarkan barang dagangan, dengan adanya rasa ketertarikan, perasaan senang dan keinginan untuk terlibat di dalamnya maka diharapkan hal tersebut dapat menimbulkan minat berwirausaha siswa.

  Berdasarkan uraian dan fakta tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai “Hubungan Status Sosial

  

Ekonomi Orang Tua dan Prestasi Belajar Kejuruan Siswa Dengan

  Minat Berwirausaha”. Penelitian ini merupakan studi kasus pada siswa-

  siswi kelas 2 dan 3 jurusan Penjualan pada SMK Sanjaya Pakem, Sleman, Yogyakarta.

  B. Batasan Masalah

  Agar dapat diperoleh gambaran yang jelas dan menghindari penafsiran yang menyimpang, maka perlu diberi batasan mengenai permasalahan. Oleh karena banyak faktor yang mempengaruhi minat berwirausaha siswa, maka dalam penelitian ini dibatasi pada faktor intern yang meliputi prestasi belajar kejuruan siswa dan faktor ekstern yaitu status sosial ekonomi orang tua yang dibatasi oleh tingkat pendidikan orang tua, jabatan orang tua dalam masyarakat, dan kekayaan yang dimiliki oleh orang tua

  C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut :

  1. Apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha?

  2. Apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha?

D. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan permasalahan yang akan dibahas, penelitian ini bertujuan :

  1. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara status sosial ekonomi orang tua dengan minat berwirausaha.

2. Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif antara prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha.

E. Manfaat Penelitian

  Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat bagi : 1. Sekolah

  Penelitian diharapkan dapat dipergunakan sebagai langkah untuk mengembangkan minat siswa dalam berwirausaha.

  2. Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mengembangkan kemampuan berpikir serta untuk menambah pengetahuan.

3. Orang Tua

  Penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada orang tua siswa agar lebih intensif mendorong dan mendampingi siswa dalam belajar.

G. Sistematika Isi Skripsi

  Gambaran mengenai isi skripsi disajikan dalam sistematika sebagai berikut:

  BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan tentang latar belakang penelitian, batasan penelitian, rumusan penelitian, manfaat penelitian, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi, dimana semuanya merupakan landasan dalam penulisan skripsi ini.

  BAB II KAJIAN PUSTAKA Dalam bab ini mengemukakan tentang teori-teori yang berasal dari pendapat para ahli yang telah diakui kebenarannya, yang merupakan landasan sebagai syarat penunjang untuk memecahkan masalah tentang hubungan status sosial ekonomi orang tua dan prestasi belajar kejuruan siswa dengan minat berwirausaha.

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini mengemukakan beberapa metode atau cara yang digunakan dalam penelitian baik dari awal penyusunan kuesioner sampai pengambalian data menggunakan kuesioner tersebut serta beberapa metode untuk menghasilkan perolehan data yang terkumpul.

  BAB IV GAMBARAN UMUM SEKOLAH Bab ini mengemukakan tentang sejarah dan berbagai sarana dan prasarana penunjang pendidikan serta sumber daya manusianya di mana penelitian ini dilaksanakan.

  BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini mengemukakan tentang penerapan metode yang digunakan hingga ditemukan suatu hasil yang dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian dari hasil tersebut kita dapat suatu pembahasan.

  BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Dalam bab ini mengemukakan tentang kesimpulan dan saran yang telah kita tarik dari pembahasan. Kesimpulan tersebut dapat memberikan pengertian kepada pihak yang berkepentingan sehingga hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebaik- baiknya. Disini juga tertulis saran yang membangun dan bermanfaat untuk beberapa pihak yang berkepentingan.

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Status Sosial Ekonomi Menurut Sukamto (1990:264) status adalah tempat atau posisi

  seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang lebih besar lagi.

  Sukanto kembali menyatakan bahwa status sosial berarti tempat seseorang secara umum dalam masyarakat sehubungan dengan orang lain dalam arti lingkungan pergaulannya, prestisnya dan hak-hak serta kewajibannya. Sehubungan dengan status sosial tersebut Sukamto menggolongkan menjadi tiga (3) yaitu :

  1. Ascribed status yang berarti bahwa kedudukan yang diperoleh karena kelahiran, misalnya keturunan ningrat secara otomatis dalam masyarakat akan mempunyai kedudukan yang tinggi.

  2. Achieved status merupakan kedudukan yang dicapai oleh seseorang dengan usaha-usaha yang disengaja, misalnya orang dapat menjadi hakim karena memiliki syarat-syarat tertentu.

  3. Assigned status adalah kedudukan yang diberikan, misalnya kedudukan yang diberikan masyarakat kepada seseorang menjadi lurah atau kepala desa.

  Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat yang disampaikan oleh E. Roucek dan Warren (1984:80) yang menyatakan bahwa status sosial selalu mengacu kepada kedudukan khusus seseorang dalam masyarakat berhubungan dengan orang lain dalam lingkungan yang disertainya, martabat yang diperolehnya dan hak serta tugas yang dimilikinya.

  Status sosial ekonomi merupakan kedudukan seseorang dalam masyarakat berdasarkan pekerjaan, pendapatan, tingkat pendidikan dan pemilikan barang-barang berharga dari orang tersebut.

  Sukamto (1990:266) mengemukakan beberapa kriteria penggolongan status sosial ekonomi yaitu :

  1. Ukuran kekayaan Barangsiapa mempunyai kekayaan paling banyak termasuk lapisan atau golongan teratas.

  2. Ukuran Kekuasaan Barangsiapa yang mempinyai kekuasaan atau wewenang terbesar menempati golongan teratas.

  3. Ukuran kehormatan Orang yang paling disegani dan dihormati mendapat tempat teratas.

  4. Ukuran ilmu pengetahuan Ilmu pengetahuan dipakai sebagai ukuran masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan.

  Hal tersebut di atas sesuai dengan pendapat Keeves yang dikutip oleh Budi Indarta (1996:8) bahwa status sosial ekonomi mencakup unsur pendidikan, jabatan, penghasilan, pemilikan barang berharga yang dimiliki seseorang di dalam suatu masyarakat atau kelompoknya.

  Keadaan keluarga mempunyai hubungan terhadap perkembangan pendidikan anak. Dapat diartikan bahwa sikap, cita-cita, minat, motivasi anak terhadap suatu obyek ada hubungannya dengan keadaan ekonomi orang tuanya. Menurut Gerungan (1989;57), dalam kondisi ekonomi keluarga yang cukup, seseorang akan mendapat kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan bermacam-macam kecakapan yang tidak dapat ia kembangkan apabila tidak ada alat-alat. Dari pendapat tersebut diartikan bahwa anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya cukup, mempunyai kesempatan yang lebih luas untuk mengembangkan kemampuannya daripada anak yang berasal dari keluarga yang ekonominya rendah. Dari berbagai pendapat yang telah dikemukakan diatas dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi status sosial ekonomi menjadi tiga unsur saja, yaitu : 1.

  Tingkat Pendidikan Orang Tua Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang mengembangkan kepribadian dan kemampuan di dalam sekolah dan berlangsung seumur hidup. Mendidik atau pendidikan adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya menjadi manusia dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang disadari dan dilaksanakan dengan sengaja. Pendidikan hanya terdapat dalam suatu pergaulan yang disengaja antara orang dewasa dengan anak (manusia muda).

  Yang dimaksud orang dewasa adalah orang yang memiliki kemampuan-kemampuan intelektual dasar dan mempunyai keterampilan yang cukup berguna untuk berperan aktif dalam hidup bermasyarakat serta juga berwawasan sama dengan sesama dan bersedia bekerja bagi kesejahteraan bersama (Mardiatmojo, 1986: 53).

  Menurut Muri Yusuf (1982:61), pendidikan dapat diklasifikasikan dalam : a. Pendidikan Formal merupakan pendidikan sekolah b.

  Pendidikan Informal merupakan pendidikan yang diperoleh dari pengalaman sehari-hari dengan atau tidak disengaja sejak lahir sampai mati dalam keluarga, dalam pekerjaan atau pengalaman sehari-hari.

  c. Pendidikan Nonformal merupakan pendidikan yang teratur dengan sadar dilakukan tetapi tidak selalu mengikuti peraturan yang ketat dan tetap. Yang dimaksud dengan orang tua adalah setiap orang tua yang bertanggungjawab dalam satu keluarga atau rumah tangga yang dalam penghidupan sehari-hari lazim disebut ibu bapak (Nasution, 1985: 1). Sedangkan tingkat pendidikan orang tua maksudnya adalah tingkat pendidikan yang berhasil dicapai orang tua dalam hal ini jenjang pendidikan formal yang berhasil diselesaikan yaitu SD, SLTP, SMU / SMK, dan Perguruan Tinggi. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa hubungan yang luas pada kehidupan seseorang yaitu bukan hanya berhubungan terhadap tingkat penguasaan pengetahuan, tetapi juga berhubungan pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan, kekayaan dan status sosial dalam masyarakat. Seseorang yang lulusan SD cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan mereka yang tidak sekolah sama sekali, seorang tamatan SLTP lebih berpengalaman daripada tamatan SD dan akhirnya tamatan Perguruan Tinggi lebih berpengalaman dari tamatan SMU / SMK. Bagaimanapun seorang yang berpendidikan tinggi lebih berpengalaman atau berpengetahuan (Nasution,1985:2).

  Orang tua yang tingkat pendidikannya rendah akan sulit untuk membantu anak mereka dalam menghadapi kesulitan belajarnya, karena pengetahuan yang terbatas akibat dari tingkat pendidikannya rendah menyebabkan orang tua mengalami kesulitan untuk membantu kesulitan belajar. Kemampuan orang tua menyelesaikan jenjang pendidikan yang tinggi menjadi pemicu dan semangat bagi anak untuk mencapai hal yang serupa. Hal ini dikarenakan pendidikan yang tinggi akan membuat orang tua akan semakin positif sikapnya pada dunia pendidikan, sehingga akan selalu menyadarkan dan mendorong anak untuk rajin belajar. Disisi lain, anak juga akan meniru orang tuanya, seperti yang dikatakan Herbert N.Cusson, (Nasution, 1985:1) meniru adalah sifat manusia, maka perlulah setiap orang menjadikan dirinya contoh yang baik untuk ditiru.

  Orang tua yang berpendidikan tinggi akan lebih aktif dalam mendorong perkembangan anak. Pengalaman mengenyam dunia pendidikan yang lebih baik memudahkan untuk membantu menyelesaikan kesulitan belajar anak, karena mereka memiliki pengalaman dan cara mengatasi permasalahan dengan berbekal pengetahuan yang luas. Anak dari keluarga yang tingkat pendidikan orang tuanya lebih tinggi menunjukkan nilai lebih baik dalam kemampuan akademik dan dalam lamanya bersekolah dibanding dengan anak-anak yang tingkat pendidikan orang tuanya rendah.

2. Jabatan Dalam Masyarakat

  Yang dimaksud dengan jabatan adalah kedudukan yang dimiliki oleh seseorang yang dipercayakan masyarakat kepada dirinya, misalnya menjadi Ketua RT, Ketua RW, Lurah, dan lain sebagainya. Jabatan yang dimiliki seseorang dapat menunjukkan kedudukannya di dalam masyarakat sehingga dia lebih dihormati dan mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada rakyat jelata.

3. Kekayaan Yang Dimiliki

  Uang dan harta benda lainnya merupakan hal yang dapat digunakan untuk mengukur kekayaan seseorang. Semakin banyak hartanya, semakin menjadikan orang tersebut lebih terpandang baik di dalam masyarakat maupun dalam lingkungan pergaulan.

  Kekayaan tersebut misalnya : rumah mewah, mobil, motor, dan lain sebagainya.

B. Prestasi Belajar

  1. Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar merupakan suatu kecakapan nyata yang dimiliki seseorang yang merupakan hasil dari proses yang dilakukan dalam rangka menyiapkan diri untuk menambah pengetahuan, yang hasilnya dapat dilihat secara nyata dan dapat diukur menggunakan alat ukur yaitu test. Hasil yang diperoleh itu merupakan bentuk aktualisasi diri (Winkel, 1985: 16). Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi baik disadari maupun tidak disadari dalam proses pembelajaran.

  Pengertian belajar menurut Hilgard dan Bower seperti yang dikutip oleh Ngalim Purwanto (1990:84) Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya).

  Ngalim Purwanto (1990:85) mengemukakan adanya ciri-ciri belajar yang meliputi empat hal yang hampir sama dengan pendapat di atas, yaitu:

  1. Belajar merupakan perubahan tingkah laku

  2. Belajar merupakan perubahan melalui latihan atau pengalaman 3.

  Untuk disebut belajar maka perbuatan itu harus relatif menetap 4. Tingkah laku yang mengalami perubahan oleh karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maupun psikis

  Keberhasilan seseorang siswa dalam kegiatan belajar salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai yang dilaporkan dalam raport secara periodik. Hal ini sesuai dengan pendapat Sumadi (1984:234) yang mengemukakan bahwa nilai yang tercantum dalam raport merupakan perumusan terakhir yang diberikan guru mengenai kemampuan belajar siswa selama masa tertentu.

  Sumadi juga menegaskan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya yang dinyatakan dengan nilai-nilai raportnya.

  Menurut pendapat Bloom yang dikutip oleh Suharsimi (1987:205) prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang meliputi tiga aspek yaitu aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  Poerwadarminto (1995:787) merumuskan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang oleh mata pelajaran lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor, menurut Entang (1987:7) faktor-faktor tersebut adalah :

  1. Faktor internal yang meliputi :

  a. Intelegensi, kecerdasan, kecakapan, dan bakat

  b. Panca Indra c.

  Sikap dan kebiaasaan belajar

  2. Faktor eksternal yang meliputi : a.

  Situasi belajar

  b. Kurikulum

  c. Keadaan lingkungan Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang belajar baik faktor psikis maupun fisik dan faktor yang berasal dari luar individu misalnya faktor lingkungan, sosial ekonomi, guru, metode mengajar dan lain-lain. Sesuai dengan pendapat diatas, Usman (1993:10) mengungkapkan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah :

  1. Faktor yang berasal dari diri sendiri, misalnya sikap, motivasi, minat, kecakapan nyata, kecerdasan, dan bakat.

  2. Faktor yang berasal dari luar diri sendiri, misalnya lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat.

  Senada dengan pendapat diatas Suharsimi (1987:21) mengemukakan ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar :

  1. Faktor internal

  a. Biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan b.

  Psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati

  2. Faktor eksternal a.

  Manusia : di keluarga, di sekolah, di masyarakat

  b. Non manusia : udara, suasana, bau-bauan Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang berasal dari dalam dan luar individu.

  2. Pengertian Praktek Kerja Industri Praktek Kerja Industri (prakerin) yang dahulu adalah Program

  Sistem Ganda atau Praktek Kerja Lapangan merupakan kurikulum wajib bagi siswa SMK untuk melakukan praktek kerja di Dunia Usaha dan Dunia Industri (Du/Di) yang sesuai dengan program keahlian yang bersangkutan. Tujuan Prakerin salah satunya adalah untuk membelajarkan siswa untuk mempraktekan ilmu dan keterampilan yang sudah diperoleh di sekolah serta membelajarkan siswa terhadap suasana dunia kerja. Sedangkan feed back bagi sekolah adalah memperoleh masukan tentang kesesuaian antara ‘kurikulum’ dunia kerja dengan kurikulum sekolah. http://www.yasmin-barbeku.org/content/view/154/34/

  Pendidikan sistem ganda adalah suatu bentuk penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan yang memadukan secara sistematik dan sinkron program pendidikan di sekolah dan program penguasaan keahlian yang diperoleh melalui bekerja langsung di dunia kerja, dan terarah untuk mencapai suatu tingkat keahlian profesional tertentu. Dalam PSG, lembaga pendidikan atau lembaga pelatihan lain dan industri secara bersama-sama menyelenggarakan suatu program pendidikan atau program pelatihan mulai perencanaan, penyelenggaraan, dan penilaian, sampai dengan upaya penempatan lulusan. PSG adalah salah satu modal pendidikan yang paling efektif dalam mendekatkan kesesuaian antara dunia kerja itu sendiri dan penyelenggara pendidikan. Kesediaannya untuk tempat magang itu berarti dunia kerja ikut membentuk peserta didik menjadi manusia yang produktif dan berpenghasilan selama tidak mengganggu proses produksi. http://smkn1purwakarta.blogspot.com/2008/05/pengertian- pendidikan-sistem-ganda-p-s.html

  Dari uraian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa Praktek Kerja Industri yang dilaksanakan di SMK sangat membantu para siswa dalam mempraktekkan apa yang di dapat di sekolah pada dunia industri. Dengan adanya Prakerin ini para siswa dilatih jiwa berwirausaha yaitu percaya diri, tanggung jawab, disiplin, kerjasama, cepat tanggap, tekun dan ulet.

C. Minat Berwirausaha

  1. Pengertian Kewirausahaan Kata wirausahawan merupakan terjemahan dari kata

  entrepreneur . Kata tersebut berasal dari bahasa Perancis ”entrependre

  yang berarti ”bertanggungjawab”. Wirausahawan adalah orang yang bertanggungjawab dalam menyusun, mengelola dan mengatur resiko suatu usaha bisnis (Machfoedz dan Machfoedz, 2004:1). Menurut Drucker, kewirausahaan adalah suatu kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda (ability to create the new and different).

  Menurut Zimmere (Suryana, 2003:4), kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari.

  Kreativitas sebagai kemampuan untuk mengembangkan ide-ide baru dan untuk menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang, sedangkan inovasi diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan-persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan Zimmere dalam (Suryana, 2003:2). Jadi kewirausahaan adalah suatu kemampuan dalam berpikir kreatif dan berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak, tujuan siasat, kiat dan proses dalam menghadapi tantangan hidup.

  Lampiran Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 4 tahun 1995 tanggal 30 Juni 1995 (Priyono dan Soerata, 2004:16), tentang “Gerakan Nasional Memasyarakatkan dan Membudayakan Kewirausahaan” pada poin 1 menyatakan bahwa kewirausahaan adalah semangat, sikap, perilaku dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan yang lebih besar.

  Dalam modul pelatihan CEFE (Creation of Enterpreses Formation of

  

Entrepreneurs ) yang diadakan oleh proyek PIKM Provinsi DIY

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PEMANFAATAN MEDIA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS XI SMA BATIK 2 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2010 2011

4 29 130

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH MINAT BELAJAR DAN SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS I SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG TAHUN AJARAN 2006/2007.

0 0 15

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 SUKOHAR

0 1 18

MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG MINAT MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI DITINJAU DARI PRESTASI BELAJAR DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA PADA SISWA KELAS XII SMA N 2 SUKOHAR

0 1 14

PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT ORANG TUA UNTUK MENYEKOLAHKAN ANAKNYA KE PERGURUAN TINGGI

0 2 156

HUBUNGAN ANTARA JIWA KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SMK DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 0 116

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, PRESTASI BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN MINAT SISWA MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 150

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DENGAN MINAT SISWA UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI

0 0 158

HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA, FAKTOR LINGKUNGAN BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA PADA MAHASISWA

0 0 186

HUBUNGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMK DALAM MATA PELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN MINAT BERWIRASWASTA DITINJAU DARI STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA

0 1 137