DOCRPIJM 150491654609 BAB 9 ASPEK PEMBIAYAAN
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD
Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi
dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi
peningkatan investasi bidang Cipta Karya
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 1
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Sesuai PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa
kewenangan
pembangunan
bidang
Cipta
Karya
merupakan
tanggung
jawab
Pemerintah
Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan
belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah
meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu
mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana
yang telah terbangun.
Akan
tetapi,
seringkali
pemerintah daerah
memiliki
keterbatasan
fiskal
dalam mendanai
pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan
pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen
Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu,
alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung
pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman
mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi
pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada dasarnya bertujuan untuk
a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan
bidang Cipta Karya;
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta
untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya; serta
c.
Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.
9.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan
perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah
diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan
pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah
didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
Pendapatan Lain yang Sah serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 2
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan
terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian
DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sementara
DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar
prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum,
kriteria khusus dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota:
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan
wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan,
termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat
wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan
ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama
diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan
prasarana serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman
daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan
Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung
kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan
pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD
tahun sebelumnya;
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c.
persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pemerintah;
e.
pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan
DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres
56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam
penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan
badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan
prasarana persampahan.
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 3
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011):
Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c.
Pembiayaan
Daerah
meliputi:
Pembiayaan
Penerimaan
dan
Pembiayaan
Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian
sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang
Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses
pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah
di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan
permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program
percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium
Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:
i. Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
ii. Tingkat kerawanan air minum.
b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses
pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala
kawasan
kepada
diselenggara-kan
masyarakat
melalui
berpenghasilan
proses
rendah
pemberdayaan
di
perkotaan
masyarakat.
DAK
yang
Sanitasi
diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan
memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:
i. kerawanan sanitasi;
ii. cakupan pelayanan sanitasi.
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian
Pekerjaan
Umum
yang
Merupakan
Kewenanangan
Pemerintah
dan
Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,
Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana
Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang
diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an
yang
telah
disepakati.
Gubernur
sebagai
wakil
Pemerintah
mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka
keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 4
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana
kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di
tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan
Sanitasi.
2.
Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya
yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan
skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta
(KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh
karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan
memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
9.2 Profil APBD Kabupaten Lombok Timur
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima)
tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir.
Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 adalah sebagai
berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
c.
Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 5
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Pendapatan Daerah
(1)
Pendapatan Asli
Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Lain-lain PAD
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi
Umum
Dana Alokasi
Khusus
Lain-lain
Pendapatan Daerah
yang Sah
Pendapatan Hibah
Dana Darurat
DBH Pakal dari
Pemda Lainnya
Dana
Penyesuaian &
Otonomi Khusus
Bantuan
Keuangan
Provinsi/Pemda
Lain
Pendapatan
Lainnya
Total Pendapatan
Tahun - 1
Rp
%
(2)
(3)
Tahun - 2
Rp
%
(4)
(5)
Tahun - 3
Rp
(6)
%
(7)
Tahun - 4
Rp
(8)
Tahun - 5
Rp
%
(10)
(11)
%
(9)
39762,1
90,33
39468,9
89,96
56.005,49
86,76
88.007,66
100,66
67.503,01
46,48
6732
121,41
5786,3
91,88
7.749,52
115,19
12.633,96
157,37
15.095,13
125,34
19517
92,13
19186,3
93,33
30.194,94
89,24
25.446,20
80,70
32.928,25
87,96
6335,6
123,22
7399,1
89,45
10.343,60
65,24
9.277,34
91,82
10.635,47
99,90
7176,6
724819,1
34954,1
59,09
99,91
101,24
39468,9
785.459,9
94524
89,96
89,96
70,37
7.717,44
843.273,20
76.807,07
94,87
95,70
66,96
40.650,16
1.021.767,55
89.782,36
107,64
95,83
66,64
8.844,17
1.129.526,74
90.074,44
10,39
92,72
50,37
627028,9
101,26
619206
100,00
697.126,53
100,00
830.534,46
100,00
932.462,56
100,00
62836
87,60
71729,9
100,00
69.339,30
99,98
101.450,73
100,00
106.989,74
100,00
35729,7
48,61
96195,9
78,23
228.066,24
89,34
166.291,46
68,90
192.943,87
72,39
0
0
0,00
0,00
205,9
0
17,07
0,00
2.876,65
0
0,00
0,00
21.175,00
0
87,59
0,00
637,47
0
6,16
0,00
17252,8
62,04
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
200.708,02
160,69
121.546,12
66,11
185.096,40
75,26
18476,9
40,44
0
0,00
24.481,57
73,49
0
0,00
0
0,00
0
0,00
95990
93,09
0
0,00
0
0,00
7.210,00
70,62
800310,8
94,94
921124,7
92,85
1.127.199,93
93,85
1.276.066,66
91,47
1.404.903,75
84,30
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 6
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Belanja
Daerah
(1)
Belanja Tidak
Langsung
Belanja
Pegawai
Belanja
Bunga
Belanja
Subsidi
Belanja
Hibah
Belanja
Bansos
Bantuan
Pemda
Lain
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja
Langsung
Belanja
Pegawai
Belanja
Barang &
Jasa
Belanja
Modal
Total Belanja
Tahun - 1
Rp
%
(2)
(3)
Tahun - 2
Rp
%
(4)
(5)
Tahun - 3
Rp
(6)
%
(7)
Tahun - 4
Rp
%
(8)
(9)
Tahun - 5
Rp
(10)
%
(11)
559744,3
81,09
651581,7
97,15
731.289,73
98,30
833.638,22
96,41
991.064,63
89,5
510424,2
87,33
0
0,00
693.320,50
98,66
793.094,89
98,53
865.949,38
90,99
0
0
0,00
0
0,00
77,53
81,11
110.932,47
60,36
0
18333,2
92,12
60,00
100,00
0
0,00
0
0,00
90,87
22.782,51
78,57
32.967,74
81,33
17.683,29
57,86
30.135,92
96,28
60.163,25
75,12
13332,4
23,26
13218
89,35
19.217,50
14532,4
102,03
683132,9
96,84
18.691,72
93,53
0
0,00
0
0,00
0
0,00
20480,5
67,80
0
0,00
4.445,15
98,78
3.797,15
94,93
5.251,60
58,35
975
39,00
224844,9
79,66
347.410,44
78,19
322.619,91
71,5
328.745,76
69,1
222220,7
95,07
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
23525,9
113,61
109833
88,42
178.614,80
88,60
137.485,89
78,13
865.949,38
90,99
95911,2
82,53
115011,9
72,78
168.795,64
69,56
185.134,02
67,38
217.8113,29
74,74
1563930,3
84,63
1815956
91,93%
1.118.247,89
90,75
79.841,25
104,39
49.018,61
83,83
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 7
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Pembiayaan Daerah
(1)
Penerimaan
Pembiayaan
Penggunaan SilPa
Pencairan Dana
Cadangan
Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah
Penerimaan Pinjaman
dan Obligasi Daerah
Penerimaan Kembali
Pinjaman Piutang
Daerah
Pengeluaran
Pembiayaan
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal
Pembayaran Pokok
Pinjaman
Pemberian Pinjaman
Daerah
Total Pendapatan
Tahun - 1
Rp
%
(2)
(3)
-
Tahun - 2
Rp
%
(4)
(5)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tahun - 3
Tahun - 4
Rp
(6)
%
(7)
Rp
(8)
%
(9)
5.899
12,92
14.631,98
22,71
Tahun - 5
Rp
(10)
19.855,13
%
(11)
36,72
5.701
88,12
4.823,83
100,00
8.997,63
99,64
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
4.948,26
0,10
10.846,27
102,50
37
14,97
4859,89
0,45
11,23
0,22
10.172
69,33
67.771,04
88,27
123.097,10
94,58
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
7.200
70,59
7.500,00
53,57
10.172
100,00
60.571,04
90,99
115.597,10
99,52
0
0,00
0
0,00
0
0,00
(4273)
(13,79)
(57.962,88)
337.36
(103.241,96)
135,68
Sumber: Bagian Anggaran, Perbendaharaan & Akutansi DPPKA Lombok Timur dalam Lombok Timur Dalam Angka, 2012-2014
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 8
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
9.3 Permasalahan Dan Solusi
Pendapatan Asli Daerah cukup memberikan kontribusi dalam membiayai penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pelaksanaan
pembangunan,
namun
masih
terdapat
beberapa
permasalahan yang dihadapi dibidang Pendapatan Daerah :
a)
Terbatasnya kewenangan yang dimiliki dalam pemungutan terhadap Pendapatan
Daerah
b)
Belum optimalnya supremasi dan penegakan hukum dibidang pendapatan baru sebatas
pembinaan belum sampai kepada pengenaan sanksi
c)
Kualitas aparatur pemerintah yang didukung oleh penguasaan, pemanfaatan dan
pengembangan IPTEK terutama dalam bidang pelayanan masih perlu ditingkatkan.
d)
Masih terbatasnya Sarana dan Prasarana pendukung terutama untuk memberikan
kenyamanan wajib pajak dan wajib retribusi serta dalam pengembangan pengelolaan
potensi dan sumber-sumber pendapatan.
Dalam upaya mengoptimalkan Pendapatan Daerah dan untuk mengatasi berbagai masalah
pokok yang masih dihadapi, maka Arah Kebijakan Umum Pendapatan Daerah yang ditempuh
antara lain sebagai berikut :
a)
Menggali Potensi yang ada dan mewujudkan Peraturan Perundang-Undangan serta
kebijakan Teknis dibidang Pendapatan Asli Daerah sebagai dasar hukum pemungutan
b)
Mengadakan sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyarakat melalui Pameran
Pembangunan, Media Cetak dan Media Elektronik
c)
Meningkatkan kemampuan Sumber daya aparatur dibidang pendapatan melalui Bintek
secara bertahap
d)
Menyiapkan/
membangun/
mengadakan
sarana
pendukung
serta
melakukan
penggantian terhadap Sarana dan Prasarana yang melampaui Umur Teknis dan
Ekonomis secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran
e)
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dan wajib Retribusi
serta wajib lainnya.
9.4 PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Kebijakan belanja daerah ditekankan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat
dan upaya memenuhi kebutuhan dasar sarana dan prasarana pelayanan. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan diupayakan agar pelayanan bergeser dan menjadi lebih dekat kepada
masyarakat. Untuk itu, peningkatkan alokasi anggaran pada jajaran pemerintahan tingkat Kota
madya/Kabupaten ke bawah terus menjadi perhatian seiring dengan pendelegasian kewenangan
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 9
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
pada unit-unit kerja pemerintahan dimaksud. Oleh sebab itu, langkah kebijakan pengelolaan belanja
daerah adalah:
1)
Menyelaraskan alokasi belanja seiring dengan pendelegasian wewenang.
2)
Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang menjadi pusat perhatian
masyarakat (public interest).
3)
Mengakomodir sebanyak-banyaknya aspirasi dan kepentingan masyarakat dalam skala mikro
(bottom up).
4)
Memantapkan akuntabilitas publik dan efisiensi pengelolaan belanja.
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 10
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Bab ini berisikan penjelasan mengenai Profil APBD
Kabupaten/Kota, profil investasi dan proyeksi investasi
dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi
peningkatan investasi bidang Cipta Karya
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 1
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Sesuai PP No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota, diamanatkan bahwa
kewenangan
pembangunan
bidang
Cipta
Karya
merupakan
tanggung
jawab
Pemerintah
Kabupaten/Kota. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten/Kota terus didorong untuk meningkatkan
belanja pembangunan prasarana Cipta Karya agar kualitas lingkungan permukiman di daerah
meningkat. Di samping membangun prasarana baru, pemerintah daerah perlu juga perlu
mengalokasikan anggaran belanja untuk pengoperasian, pemeliharaan dan rehabilitasi prasarana
yang telah terbangun.
Akan
tetapi,
seringkali
pemerintah daerah
memiliki
keterbatasan
fiskal
dalam mendanai
pembangunan infrastruktur permukiman. Pemerintah daerah cenderung meminta dukungan
pendanaan pemerintah pusat, namun perlu dipahami bahwa pembangunan yang dilaksanakan Ditjen
Cipta Karya dilakukan sebagai stimulan dan pemenuhan standar pelayanan minimal. Oleh karena itu,
alternatif pembiayaan dari masyarakat dan sektor swasta perlu dikembangkan untuk mendukung
pembangunan bidang Cipta Karya yang dilakukan pemerintah daerah. Dengan adanya pemahaman
mengenai keuangan daerah, diharapkan dapat disusun langkah-langkah peningkatan investasi
pembangunan bidang Cipta Karya di daerah.
Pembahasan aspek pembiayaan dalam RPI2-JM bidang Cipta Karya pada dasarnya bertujuan untuk
a. Mengidentifikasi kapasitas belanja pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan
bidang Cipta Karya;
b. Mengidentifikasi alternatif sumber pembiayaan antara lain dari masyarakat dan sektor swasta
untuk mendukung pembangunan bidang Cipta Karya; serta
c.
Merumuskan rencana tindak peningkatan investasi bidang Cipta Karya.
9.1 Arahan Kebijakan Pembiayaan Bidang Cipta Karya
Pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya perlu memperhatikan arahan dalam peraturan dan
perundangan terkait, antara lain:
1. Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah: Pemerintah daerah
diberikan hak otonomi daerah, yaitu hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk
mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat
sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Dalam hal ini, Pemerintah Daerah
menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya, kecuali urusan
pemerintahan yang menjadi urusan Pemerintah Pusat yaitu politik luar negeri, pertahanan,
keamanan, yustisi, moneter dan fiskal nasional serta agama.
2. Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah
Pusat dan Daerah: untuk mendukung penyelenggaraan otonomi daerah, pemerintah daerah
didukung sumber-sumber pendanaan meliputi Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,
Pendapatan Lain yang Sah serta Penerimaan Pembiayaan. Penerimaan daerah ini akan
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 2
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
digunakan untuk mendanai pengeluaran daerah yang dituangkan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah.
3. Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan: Dana Perimbangan
terdiri dari Dana Alokasi Umum, Dana Bagi Hasil, dan Dana Alokasi Khusus. Pembagian
DAU dan DBH ditentukan melalui rumus yang ditentukan Kementerian Keuangan. Sementara
DAK digunakan untuk mendanai kegiatan khusus yang ditentukan Pemerintah atas dasar
prioritas nasional. Penentuan lokasi dan besaran DAK dilakukan berdasarkan kriteria umum,
kriteria khusus dan kriteria teknis.
4. Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara
Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota:
Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, terdiri atas urusan
wajib dan urusan pilihan. Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah
untuk kabupaten/kota merupakan urusan yang berskala kabupaten/kota meliputi 26 urusan,
termasuk bidang pekerjaan umum. Penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat
wajib yang berpedoman pada standar pelayanan minimal dilaksanakan secara bertahap dan
ditetapkan oleh Pemerintah. Urusan wajib pemerintahan yang merupakan urusan bersama
diserahkan kepada daerah disertai dengan sumber pendanaan, pengalihan sarana dan
prasarana serta kepegawaian sesuai dengan urusan yang didesentralisasikan.
5. Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah: Sumber pinjaman
daerah meliputi Pemerintah, Pemerintah Daerah Lainnya, Lembaga Keuangan Bank dan
Non-Bank, serta Masyarakat. Pemerintah Daerah tidak dapat melakukan pinjaman langsung
kepada pihak luar negeri, tetapi diteruskan melalui pemerintah pusat. Dalam melakukan
pinjaman daerah Pemda wajib memenuhi persyaratan:
a. total jumlah pinjaman pemerintah daerah tidak lebih dari 75% penerimaan APBD
tahun sebelumnya;
b. memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan
pinjaman yang ditetapkan pemerintah paling sedikit 2,5;
c.
persyaratan lain yang ditetapkan calon pemberi pinjaman;
d. tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari
pemerintah;
e.
pinjaman jangka menengah dan jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan
DPRD.
6. Peraturan Presiden No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan
Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur (dengan perubahan Perpres 13/2010 & Perpres
56/2010): Menteri atau Kepala Daerah dapat bekerjasama dengan badan usaha dalam
penyediaan infrastruktur. Jenis infrastruktur permukiman yang dapat dikerjasamakan dengan
badan usaha adalah infrastruktur air minum, infrastruktur air limbah permukiman dan
prasarana persampahan.
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 3
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
7. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah (dengan perubahan Permendagri 59/2007 dan Permendagri 21/2011):
Struktur APBD terdiri dari:
a. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
b. Belanja Daerah meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tidak Langsung.
c.
Pembiayaan
Daerah
meliputi:
Pembiayaan
Penerimaan
dan
Pembiayaan
Pengeluaran.
8. Peraturan Menteri PU No. 15 Tahun 2010 Tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Alokasi Khusus Bidang Infrastruktur: Kementerian PU menyalurkan DAK untuk pencapaian
sasaran nasional bidang Cipta Karya, Adapun ruang lingkup dan kriteria teknis DAK bidang
Cipta Karya adalah sebagai berikut:
a. Bidang Infrastruktur Air Minum DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses
pelayanan sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah
di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan
permukiman nelayan. Adapun kriteria teknis alokasi DAK diutamakan untuk program
percepatan pengentasan kemiskinan dan memenuhi sasaran/ target Millenium
Development Goals (MDGs) yang mempertimbangkan:
i. Jumlah masyarakat berpenghasilan rendah;
ii. Tingkat kerawanan air minum.
b. Bidang Infrastruktur Sanitasi DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses
pelayanan sanitasi (air limbah, persampahan, dan drainase) yang layak skala
kawasan
kepada
diselenggara-kan
masyarakat
melalui
berpenghasilan
proses
rendah
pemberdayaan
di
perkotaan
masyarakat.
DAK
yang
Sanitasi
diutamakan untuk program peningkatan derajat kesehatan masyarakat dan
memenuhi sasaran/target MDGs yang dengan kriteria teknis:
i. kerawanan sanitasi;
ii. cakupan pelayanan sanitasi.
9. Peraturan Menteri PU No. 14 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan
Kementerian
Pekerjaan
Umum
yang
Merupakan
Kewenanangan
Pemerintah
dan
Dilaksanakan Sendiri: Dalam menyelenggarakan kegiatan yang dibiayai dana APBN,
Kementerian PU membentuk satuan kerja berupa Satker Tetap Pusat, Satker Unit Pelaksana
Teknis Pusat, dan Satuan Non Vertikal Tertentu. Rencana program dan usulan kegiatan yang
diselenggarakan Satuan Kerja harus mengacu pada RPI2-JM bidang infrastruktur ke-PU-an
yang
telah
disepakati.
Gubernur
sebagai
wakil
Pemerintah
mengkoordinasikan
penyelenggaraan urusan kementerian yang dilaksanakan di daerah dalam rangka
keterpaduan pembangunan wilayah dan pengembangan lintas sektor.
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 4
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Berdasarkan peraturan perundangan tersebut, dapat disimpulkan bahwa lingkup sumber dana
kegiatan pembangunan bidang Cipta Karya yang dibahas dalam RPI2-JM bidan Cipta Karya meliputi:
1. Dana APBN, meliputi dana yang dilimpahkan Ditjen Cipta Karya kepada Satuan Kerja di
tingkat provinsi (dana sektoral di daerah) serta Dana Alokasi Khusus bidang Air Minum dan
Sanitasi.
2.
Dana APBD Provinsi, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana lainnya
yang dibelanjakan pemerintah provinsi untuk pembangunan infrastruktur permukiman dengan
skala provinsi/regional.
3. Dana APBD Kabupaten/Kota, meliputi dana daerah untuk urusan bersama (DDUB) dan dana
lainnya yang dibelanjakan pemerintah kabupaten untuk pembangunan infrastruktur
permukiman dengan skala kabupaten/kota.
4. Dana Swasta meliputi dana yang berasal dari skema kerjasama pemerintah dan swasta
(KPS), maupun skema Corporate Social Responsibility (CSR).
5. Dana Masyarakat melalui program pemberdayaan masyarakat.
6. Dana Pinjaman, meliputi pinjaman dalam negeri dan pinjaman luar negeri.
Dana-dana tersebut digunakan untuk belanja pembangunan, pengoperasian dan pemeliharaan
prasarana yang telah terbangun, serta rehabilitasi dan peningkatan prasarana yang telah ada. Oleh
karena itu, dana-dana tersebut perlu dikelola dan direncanakan secara terpadu sehingga optimal dan
memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi peningkatan pelayanan bidang Cipta Karya.
9.2 Profil APBD Kabupaten Lombok Timur
Bagian ini menggambarkan struktur APBD Kabupaten/Kota selama 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima)
tahun terakhir dengan sumber data berasal dari dokumen Realiasasi APBD dalam 5 tahun terakhir.
Komponen yang dianalisis berdasarkan format Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 adalah sebagai
berikut:
a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung.
b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan
Pendapatan Lain yang Sah.
c.
Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan Pengeluaran.
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 5
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Tabel 9.1 Perkembangan Pendapatan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Pendapatan Daerah
(1)
Pendapatan Asli
Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil Pengelolaan
Kekayaan Daerah
yang dipisahkan
Lain-lain PAD
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil
Dana Alokasi
Umum
Dana Alokasi
Khusus
Lain-lain
Pendapatan Daerah
yang Sah
Pendapatan Hibah
Dana Darurat
DBH Pakal dari
Pemda Lainnya
Dana
Penyesuaian &
Otonomi Khusus
Bantuan
Keuangan
Provinsi/Pemda
Lain
Pendapatan
Lainnya
Total Pendapatan
Tahun - 1
Rp
%
(2)
(3)
Tahun - 2
Rp
%
(4)
(5)
Tahun - 3
Rp
(6)
%
(7)
Tahun - 4
Rp
(8)
Tahun - 5
Rp
%
(10)
(11)
%
(9)
39762,1
90,33
39468,9
89,96
56.005,49
86,76
88.007,66
100,66
67.503,01
46,48
6732
121,41
5786,3
91,88
7.749,52
115,19
12.633,96
157,37
15.095,13
125,34
19517
92,13
19186,3
93,33
30.194,94
89,24
25.446,20
80,70
32.928,25
87,96
6335,6
123,22
7399,1
89,45
10.343,60
65,24
9.277,34
91,82
10.635,47
99,90
7176,6
724819,1
34954,1
59,09
99,91
101,24
39468,9
785.459,9
94524
89,96
89,96
70,37
7.717,44
843.273,20
76.807,07
94,87
95,70
66,96
40.650,16
1.021.767,55
89.782,36
107,64
95,83
66,64
8.844,17
1.129.526,74
90.074,44
10,39
92,72
50,37
627028,9
101,26
619206
100,00
697.126,53
100,00
830.534,46
100,00
932.462,56
100,00
62836
87,60
71729,9
100,00
69.339,30
99,98
101.450,73
100,00
106.989,74
100,00
35729,7
48,61
96195,9
78,23
228.066,24
89,34
166.291,46
68,90
192.943,87
72,39
0
0
0,00
0,00
205,9
0
17,07
0,00
2.876,65
0
0,00
0,00
21.175,00
0
87,59
0,00
637,47
0
6,16
0,00
17252,8
62,04
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
200.708,02
160,69
121.546,12
66,11
185.096,40
75,26
18476,9
40,44
0
0,00
24.481,57
73,49
0
0,00
0
0,00
0
0,00
95990
93,09
0
0,00
0
0,00
7.210,00
70,62
800310,8
94,94
921124,7
92,85
1.127.199,93
93,85
1.276.066,66
91,47
1.404.903,75
84,30
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 6
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Tabel 9.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Belanja
Daerah
(1)
Belanja Tidak
Langsung
Belanja
Pegawai
Belanja
Bunga
Belanja
Subsidi
Belanja
Hibah
Belanja
Bansos
Bantuan
Pemda
Lain
Belanja
Tidak
Terduga
Belanja
Langsung
Belanja
Pegawai
Belanja
Barang &
Jasa
Belanja
Modal
Total Belanja
Tahun - 1
Rp
%
(2)
(3)
Tahun - 2
Rp
%
(4)
(5)
Tahun - 3
Rp
(6)
%
(7)
Tahun - 4
Rp
%
(8)
(9)
Tahun - 5
Rp
(10)
%
(11)
559744,3
81,09
651581,7
97,15
731.289,73
98,30
833.638,22
96,41
991.064,63
89,5
510424,2
87,33
0
0,00
693.320,50
98,66
793.094,89
98,53
865.949,38
90,99
0
0
0,00
0
0,00
77,53
81,11
110.932,47
60,36
0
18333,2
92,12
60,00
100,00
0
0,00
0
0,00
90,87
22.782,51
78,57
32.967,74
81,33
17.683,29
57,86
30.135,92
96,28
60.163,25
75,12
13332,4
23,26
13218
89,35
19.217,50
14532,4
102,03
683132,9
96,84
18.691,72
93,53
0
0,00
0
0,00
0
0,00
20480,5
67,80
0
0,00
4.445,15
98,78
3.797,15
94,93
5.251,60
58,35
975
39,00
224844,9
79,66
347.410,44
78,19
322.619,91
71,5
328.745,76
69,1
222220,7
95,07
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
23525,9
113,61
109833
88,42
178.614,80
88,60
137.485,89
78,13
865.949,38
90,99
95911,2
82,53
115011,9
72,78
168.795,64
69,56
185.134,02
67,38
217.8113,29
74,74
1563930,3
84,63
1815956
91,93%
1.118.247,89
90,75
79.841,25
104,39
49.018,61
83,83
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 7
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
Tabel 9.3 Perkembangan Pembiayaan Daerah dalam 5 Tahun Terakhir
Pembiayaan Daerah
(1)
Penerimaan
Pembiayaan
Penggunaan SilPa
Pencairan Dana
Cadangan
Hasil Penjualan
Kekayaan Daerah
Penerimaan Pinjaman
dan Obligasi Daerah
Penerimaan Kembali
Pinjaman Piutang
Daerah
Pengeluaran
Pembiayaan
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal
Pembayaran Pokok
Pinjaman
Pemberian Pinjaman
Daerah
Total Pendapatan
Tahun - 1
Rp
%
(2)
(3)
-
Tahun - 2
Rp
%
(4)
(5)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Tahun - 3
Tahun - 4
Rp
(6)
%
(7)
Rp
(8)
%
(9)
5.899
12,92
14.631,98
22,71
Tahun - 5
Rp
(10)
19.855,13
%
(11)
36,72
5.701
88,12
4.823,83
100,00
8.997,63
99,64
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
4.948,26
0,10
10.846,27
102,50
37
14,97
4859,89
0,45
11,23
0,22
10.172
69,33
67.771,04
88,27
123.097,10
94,58
0
0,00
0
0,00
0
0,00
0
0,00
7.200
70,59
7.500,00
53,57
10.172
100,00
60.571,04
90,99
115.597,10
99,52
0
0,00
0
0,00
0
0,00
(4273)
(13,79)
(57.962,88)
337.36
(103.241,96)
135,68
Sumber: Bagian Anggaran, Perbendaharaan & Akutansi DPPKA Lombok Timur dalam Lombok Timur Dalam Angka, 2012-2014
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 8
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
9.3 Permasalahan Dan Solusi
Pendapatan Asli Daerah cukup memberikan kontribusi dalam membiayai penyelenggaraan
pemerintahan
dan
pelaksanaan
pembangunan,
namun
masih
terdapat
beberapa
permasalahan yang dihadapi dibidang Pendapatan Daerah :
a)
Terbatasnya kewenangan yang dimiliki dalam pemungutan terhadap Pendapatan
Daerah
b)
Belum optimalnya supremasi dan penegakan hukum dibidang pendapatan baru sebatas
pembinaan belum sampai kepada pengenaan sanksi
c)
Kualitas aparatur pemerintah yang didukung oleh penguasaan, pemanfaatan dan
pengembangan IPTEK terutama dalam bidang pelayanan masih perlu ditingkatkan.
d)
Masih terbatasnya Sarana dan Prasarana pendukung terutama untuk memberikan
kenyamanan wajib pajak dan wajib retribusi serta dalam pengembangan pengelolaan
potensi dan sumber-sumber pendapatan.
Dalam upaya mengoptimalkan Pendapatan Daerah dan untuk mengatasi berbagai masalah
pokok yang masih dihadapi, maka Arah Kebijakan Umum Pendapatan Daerah yang ditempuh
antara lain sebagai berikut :
a)
Menggali Potensi yang ada dan mewujudkan Peraturan Perundang-Undangan serta
kebijakan Teknis dibidang Pendapatan Asli Daerah sebagai dasar hukum pemungutan
b)
Mengadakan sosialisasi dan Penyuluhan kepada masyarakat melalui Pameran
Pembangunan, Media Cetak dan Media Elektronik
c)
Meningkatkan kemampuan Sumber daya aparatur dibidang pendapatan melalui Bintek
secara bertahap
d)
Menyiapkan/
membangun/
mengadakan
sarana
pendukung
serta
melakukan
penggantian terhadap Sarana dan Prasarana yang melampaui Umur Teknis dan
Ekonomis secara bertahap sesuai dengan kemampuan anggaran
e)
Meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat wajib pajak dan wajib Retribusi
serta wajib lainnya.
9.4 PENGELOLAAN BELANJA DAERAH
Kebijakan belanja daerah ditekankan dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyarakat
dan upaya memenuhi kebutuhan dasar sarana dan prasarana pelayanan. Untuk meningkatkan
kualitas pelayanan diupayakan agar pelayanan bergeser dan menjadi lebih dekat kepada
masyarakat. Untuk itu, peningkatkan alokasi anggaran pada jajaran pemerintahan tingkat Kota
madya/Kabupaten ke bawah terus menjadi perhatian seiring dengan pendelegasian kewenangan
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 9
DOKUMEN RENCANA PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH 2015-2019
KABUPATEN LOMBOK TIMUR, NUSA TENGGARA BARAT
pada unit-unit kerja pemerintahan dimaksud. Oleh sebab itu, langkah kebijakan pengelolaan belanja
daerah adalah:
1)
Menyelaraskan alokasi belanja seiring dengan pendelegasian wewenang.
2)
Meningkatkan alokasi anggaran pada bidang-bidang yang menjadi pusat perhatian
masyarakat (public interest).
3)
Mengakomodir sebanyak-banyaknya aspirasi dan kepentingan masyarakat dalam skala mikro
(bottom up).
4)
Memantapkan akuntabilitas publik dan efisiensi pengelolaan belanja.
ASPEK PEMBIAYAAN | 10 - 10